pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak

45
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Tugas Akhir Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasyarat Kelulusan pada Progran Diploma II Oleh: Nuraeni 1403204044 PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2 0 0 6

Upload: syehrudi

Post on 05-Aug-2015

510 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Tugas Akhir

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasyarat Kelulusan

pada Progran Diploma II

Oleh:

Nuraeni

1403204044

PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 0 0 6

Page 2: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap

Pembentukan kepribadian Anak Usia Taman Kanak-kanak” setelah mendapat

koreksi dan perbaikan seperlunya dinyatakan sah sebagai prasyarat kelulusan pada

program Diploma II Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Disahkan di semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Dosen pembimbing Dosen penguji

Drs. Sukardi, M.Pd Amirul Mukminin, S.Pd NIP. 131676923 NIP. 132307557

Ketua Program Studi D2 PGTK

Dra. Hj. Sri S. Dewanti, H., M.Pd NIP. 131413200

Page 3: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

SARI

Nuraeni. 2006. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Usia Taman Kanak-kanak. Tugas Akhir, Program studi D-2 Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sukardi, M.Pd

Kata kunci: Pola asuh, orang tua, kepribadian, anak

Pembelajaran tentang sikap, perilaku, dan bahasa yang baik sehingga terbentuklah kepribadian anak yang baik pula, perlu diterapkan sejak dini. Kenyataan yang terjadi di masyarakat, bahwa tanpa disadari semua perilaku serta kepribadian orang tua yang baik ataupun tidak ditiru oleh anak.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak usia taman kanak-kanak.

Model atau gaya pengasuhan orang tua terdapat empat macam yaitu: (1) pola asuh demokratis, (2) pola asuh otoriter, (3) pola asuh permisif, (4) pola asuh penelantar.

Pola asuh orang tua yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi orang tua juga nengawasi dan mengendalikan anak. Sehingga akan terbentuklah karakteristik anak yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi sters dan mempunyai minat terhadap hal-hal baru.

Sikap orang tua yang mendukung pembentukan kepribadian anak yang baik (1) penanaman pekerti sejak dini, (2) mendisiplinkan anak, (3) menyayangi anak secara wajar, (4) menghindari pemberian label “malas”, (5) hati-hati dalam menghukum anak.

Strategi dalam pembentukan kepribadian anak (1) tekankan segi positif, (2) jaga agar peraturan tetap sederhana, (3) bersikap proaktif, (4) mengarahkan kembali perilaku yang salah, (5) mengatasi transisi, (6) negosiasi dan kompromi, (7) jangan membuat alasan, (8) hindari kontrol lewat rasa bersalah.

Anak prasekolah belajar cara berinteraksi melalui mencontoh, berbagi, dan menjadi teman baik. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama bagi anak yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian anak.

Kondisi dan latar belakang keluarga yang berbeda menyebabkan berbeda pula pola asuh yang diberikan sehingga kepribadian yang terbentuk tiap individu akan berbeda.

Cara pengasuhan orang tua yang bekerja dan tidak bekerja berbeda. Begitu pula dengan gaya pengasuhan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan yang rendah. Dan juga pola asuh orang tua yang tingkat perekonomian menengah keatas dan manangah kebawah. Masing-masing

Page 4: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

pola asuh yang diberikan orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak.

Berdasarkan pemaparan dalam penulisan ini, beberapa saran yang sekiranya dapat dilaksanakan adalah (1) dalam pengasuhan anak orang tua harus memperhatikan tingkat perkembangan anak, (2) semua perilaku orang tua yang baik dan buruk akan ditiru oleh anak, oleh karena itu orang tua harus menjaga setiap perilakunya sehingga anak akan meniru sikap positif dari orang tua. (3) pola asuh orang tua harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak pada saat itu, ada kalanya orang tua bersikap demokratis, adakalanya juga harus bersikap otoriter, ataupun bersikap permisif.

Page 5: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

• Jadikanlah kerjamu adalah ibadahmu dan jadikanlah jabatanmu adalah

amanah-Nya

• Manfaatkanlah waktu luangmu, karena ia tidak akan pernah kembali dan

jangan biarkan waktu itu terbuang sia-sia

• Hargailah anak-anakmu dan perhaluslah budi pekertinya (H.R. Muslim)

• Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi

pekerti yang mulia. (H.R. Tirmidzi dan Hakim)

PERSEMBAHAN:

1. Bapak Darto dan Ibu Carnesih tercinta yang selalu

berdo’a dan memberi motivasi dalam pelaksanaan studi

2. Adikku Tri Kurnia Wati tersayang yang selalu

membuatku tersenyum

3. Drs. Sukardi M.Pd Dosen pembimbing Tugas Akhir

4. Amirul Mukminin S.Pd Dosen penguji Tugas Akhir

5. Teman-temanku seperjuangan dan “Nabila Kos” yang

selalu membantu dalam setiap hal

6. Pembaca yang budiman

Page 6: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rakhmat-Nya,

dan dengan petunjuk-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

sebagai syarat dalam kelulusan Program D2 PGTK dengan lancar.

Tugas Akhir yang disusun penulis dengan judul “Pengaruh Pola Asuh

Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Usia Taman Kanak-kanak”

sangat bermanfaat sekali bagi orang tua dan guru TK, khususnya bagi penulis

sebagai calon pengasuh dalam keluarga dan pendidik di Taman Kanak-kanak.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan sukses tanpa bantuan

orang lain. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dra. S. S. Dewanti H., M.Pd ketua program D2 PGTK

2. Drs. Sukardi M.Pd Dosen pembimbing Tugas Akhir

3. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberi dukungan dalam

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini

Tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di dunia ini yang sempurna.

Demikian pula Tugas Akhir ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangatlah

penulis harapkan agar dalam penulisan berikutnya lebih baik.

Semarang, Juli 2006

Penulis

Page 7: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii

SARI .......................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................. 2

D. Pembatasan Masalah ............................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua dan Kepribadian ............. 3

B. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua ................................. 4

C. Pola Kepribadian .................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Penerapan Pola Asuh yang Baik Bagi Pembentukan

Kerpribadian Anak ............................................................... 10

B. Pola Asuh Orang Tua yang Menyimpang ............................ 16

Page 8: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

C. Sikap Orang Tua yang Mendukung Pembentukan

Kepribadian Anak yang Baik ............................................... 19

D. Strategi Dalam Pembentukan Kepribadian Anak ................ 22

E. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap pembentukan

Kepribadian Anak ................................................................ 27

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 34

B. Saran ..................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia Prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak

mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya.

Orang-orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orang tua.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang

mempunyai pengaruh sangat besar. Haryoko (1997: 2) berpendapat bahwa

lingkungan sangat besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam perkembangan

anak. Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan

kepribadian anak.

Kenyataan yang terjadi di masyarakat, bahwa tanpa disadari semua

perilaku serta kepribadian orang tua yang baik ataupun tidak ditiru oleh anak.

Anak tidak mengetahui apakah yang telah dilakukanya baik atau tidak. Karena

anak usia prasekolah belajar dari apa yang telah dia lihat.

Pembelajaran tentang sikap, perilaku dan bahasa yang baik sehingga

akan terbentuknya kepribadian anak yang baik pula, perlu diterapkan sejak

dini. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama, guru serta teman

sebaya yang merupakan lingkungan kedua bagi anak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hurlock (1978) yang mengungkapkan bahwa orang yang paling

penting bagi anak adalah orang tua, guru dan teman sebaya dari merekalah

anak mengenal sesuatu yang baik dan tidak baik.

Page 10: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Pendidikan dalam keluarga yang baik dan benar, akan sangat

berpengaruh pada perkembangan pribadi dan sosial anak. Kebutuhan yang

diberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada anak untuk

menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian dari orang-orang yang berada di

sekitarnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang

tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan

kepribadian anak. Oleh karena itu, penulis akan membahas suatu

permasalahan yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap

Pembentukan Kepribadian Anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disusun suatu

permasalahan yaitu bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap

pembentukan kepribadian anak.

C. Tujuan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mendeskripsikan

pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak usia

TK.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, penulis membatasai usia

prasekolah yaitu 4 tahun. Sedangkan kajiannya terbatas pada pengaruh pola

asuh orang tua terhadap kepribadian anak.

Page 11: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua dan Kepribadian

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak

dan bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat

dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif.

2. Pengertian Kepribadian

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris

“personality”. Secara etimologis, kata personality berasal dari bahasa latin

“persona” yang berarti topeng. Menurut Gordon W All Port “personality

is the dynamic organization within the individual of those psychophysical

system, that determines his unique adjustment to his environment”.

Menurut bangsa Roma, persona berarti “bagaimana seseorang

tampak pada orang lain”, bukan dari sebenarnya. Aktor menciptakan

dalam pikiran penonton, suatu impresi dari tokoh yang diperankan di atas

pentas, bukan impresi dari tokoh itu sendiri. Dari konotasi kata persona

inilah, gagasan umum mengenai kepribadian sebagai kesan yang diberikan

seseorang pada orang lain diperoleh. Apa yang dipikir, dirasakan dan siapa

dia sesungguhnya termasuk dalam keseluruhan “make up” psikologis

seseorang dan sebagian besar terungkapkan melalui perilaku. karena itu,

Page 12: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

kepribadian bukanlah suatu atribut yang pasti dan spesifik, melainkan

merupakan kualitas perilaku total seseorang.

Berdasarkan definisi Allport, kepribadian ialah susunan sistem-

sistem psikofisik yang dinamai dalam diri suatu individu yang unik

terhadap lingkungan.

B. Macam-macam Pola Asuh Orang tua

Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:

1. Pola asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.

Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari

tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga

bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang

berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga

memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu

tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2. Pola asuh Otoriter

Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus

dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini

cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau

melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini

tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal

kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua

Page 13: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti

mengenai anaknya.

3. Pola asuh Permisif

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar.

Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa

pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat

sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini

biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

4. Pola asuh Penelantar

Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang

sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk

keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun

dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah

perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang

depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun

psikis pada anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh

orang tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. Pola asuh Demokratis

Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan

adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat

semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang

Page 14: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan

anak secara langsung.

2. Pola asuh Otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya

dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola

asuh otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

3. Pola asuh Permisif

Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas

kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak.

Moesono (1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaan pola asuh permisif

atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua

yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara

berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak

secara berlebihan.

C. Pola Kepribadian

Istilah “pola” berarti desain atau konfigurasi. Dalam hal pola

kepribadian, sistem-sistem psikofisik yang beragam yang membentuk

kepribadian individu saling berkaitan, dan yang satu mempengaruhi yang lain.

Dua komponen utama pola kepribadian adalah inti “konsep diri” dan jari-jari

roda “sifat-sifat” yang dipersatukan dan dipengaruhi inti.

1. Komponen Pola Kepribadian

a) Konsep Diri

Page 15: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Konsep diri sebenarnya ialah konsep seseorang dari siapa dan

apa dia tau. Konsep ini merupakan bayangan cermin ditentukan

sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang lain

terhadapnya. Konsep diri ideal ialah gambaran seseorang mengenai

penampilan dan kepribadian yang didambakannya.

Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikologis.

Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang

penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya

dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan

tubuhnya dimata orang lain. Aspek psikologis terdiri dari konsep

individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya

dan hubungannya dengan orang lain. Mula-mula kedua aspek ini

terpisah, tetapi selama kanak-kanak secara bertahap aspek-aspek ini

menyatu.

b) Sifat

Sifat-sifat adalah kualitas perilaku atau pola penyesuaian

spesifik, misalnya reaksi terhadap frustasi, cara menghadapi masalah,

perilaku agresif dan defensif, dan perilaku terbuka atau tertutup di

hadapan orang lain. Ciri tersebut terintegrasi dengan dan dipengaruhi

oleh konsep diri. Beberapa di antaranya terpisah dan berdiri sendiri,

sementara yang lain bergabung dalam sindroma atau pola perilaku

yang berhubungan.

Sifat-sifat mempunyai dua ciri yang menonjol:

Page 16: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

1) Individualitas, yang diperlihatkan dalam variasi kuantitas ciri

tertentu, dan bukan dalam kekhasan ciri bagi orang itu

2) Konsisten, yang berarti bahwa orang itu bersikap dengan cara yang

hampir sama dalam situasi dan kondisi serupa

2. Perkembangan Pola Kepribadian

Pola kepribadian merupakan hasil pengaruh hereditas dan

lingkungan. Thomas dan kawan-kawan mengatakan, “kepribadian

dibentuk oleh temperamen dan lingkungan yang terus menerus saling

mempengaruhi”. Mereka selanjutnya menerangkan bahwa “jika kedua

pengaruh itu harmonis, orang dapat mengharap perkembangan anak yang

sehat, jika tidak harmonis, masalah perilaku hampir pasti akan muncul”

(93).

Terdapat tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian;

faktor bawaan, pengalaman awal, dan pengalaman-pengalaman dalam

kehidupan selanjutnya. Pola tersebut sangat erat hubunganya dengan

kematangan ciri fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan individu.

Ciri-ciri ini menjadi landasan bagi struktur pola kepribadian yang

dibangun melalui pengalaman belajar.

Melalui belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk

menanggapi orang dan situasi, sifat-sifat kepribadian didapatkan melalui

pengulangan dan kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar yang

awal terutama didapat dirumah dan pengalaman kemudian diperoleh dari

berbagai lingkungan diluar rumah.

Page 17: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Tekanan sosial dirumah, sekolah dan kelompok teman sebaya juga

mempengaruhi corak sifat-sifat kemudian hari. Bila agresivitas diperkuat

karena dianggap ciri yang sesuai dengan jenis kelamin untuk anak laki-

laki, anak akan berusaha belajar bersikap agresif.

Page 18: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Pola Asuh yang Baik bagi Pembentukan Kepribadian Anak

Anak adalah buah hati orang tua yang merupakan harapan masa depan.

Oleh karena itu, anak harus dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berkepribadian yang baik

berguna bagi masyarakat. Untuk itu, perlu dipersiapkan sejak dini. Anak

sangat sensitif terhadap sikap lingkungannya dan orang-orang terdekatnya.

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat mempengaruhi kepribadian

anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana

cara mengasuh anak dengan baik sehingga terbentuklah kepribadian yang baik

pula.

Kepribadian anak terbentuk dengan melihat dan belajar dari orang-

orang disekitar anak. Keluarga adalah orang yang terdekat bagi anak dan

mempunyai pengaruh yang sangat besar. Segala perilaku orang tua yang baik

dan buruk akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan

sikap dan perilaku yang baik demi pembentukan kepribadian anak yang baik.

Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak yang baik

adalah pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan

tetapi orang tua juga mengendalikan anak. Sehingga anak yang juga hidup

dalam mansyarakat, bergaul dengan lingkungan dan tentunya anak

mendapatkan pengaruh-pengaruh dari luar yang mungkin dapat merusak

Page 19: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

kepribadian anak, akan dapat dikendalikan oleh orang tua dengan menerapkan

sikap-sikap yang baik dalam keluarga serta contoh atau tauladan dari orang

tua.

Orang tua yang bisa dianggap teman oleh anak akan menjadikan

kehidupan yang hangat dalam keluarga. Sehingga antara orang tua dan anak

mempunyai keterbukaan dan saling memberi. Anak diberi kebebasan untuk

mengemukakan pendapat, gagasan, keinginan, perasaan, serta kebebasan

untuk menanggapi pendapat orang lain.

Anak-anak yang hidup dengan pola asuh yang demikian akan

menghasilkan karakteristik anak yang dapat mengontrol diri, anak yang

mandiri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres

dan mempunyai minat terhadap hal-hal baru.

Pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan

anak. Perkembangan anak dipengaruhi faktor bawaan dan pengaruh

lingkungan.

1. Faktor bawaan

Sifat yang dibawa anak sejak lahir seperti penyabar, pemarah, pendiam,

banyak bicara, cerdas atau tidak cerdas. Keadaan fisik seperti warna kulit,

bentuk hidung sampai rambut. Faktor bawaan merupakan warisan dari

sifat ibu dan bapak atau pengaruh sewaktu anak berada dalam kandungan,

misalnya pengaruh gizi, penyakit dan lain-lain. Faktor bawaan dapat

mempercepat, menghambat atau melemahkan pengaruh dari lingkungan.

Page 20: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Tidak dapat dibandingkan anak yang satu dengan anak yang lain tanpa

memperhitungkan faktor ini.

2. Faktor lingkungan

Faktor dari luar diri anak yang mempengaruhi proses perkembangan anak.

Meliputi suasana dan cara pendidikan lingkungan tertentu, lingkungan

rumah atau keluarganya dan hal lain seperti sarana dan prasarana yang

tersedia misalnya alat bermain atau lapangan bermain. Faktor lingkungan

dapat merangsang berkembangya fungsi tertentu dari anak yang dapat

menghambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan anak.

Pengaruh yang sangat besar dan sangat menentukan dirinya nanti sebagai

orang dewasa adalah ketika anak berusia dibawah 6 tahun, sehingga

lingkungan keluarga sangat perlu diperhatikan.

Hakikat mengasuh anak adalah proses mendidik agar kepribadian anak

dapat berkembang dengan baik, ketika dewasa menjadi bertanggung jawab.

Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian yang kuat, tidak mudah

putus asa dan tangguh menghadapi tekanan hidup. Sebaliknya pola asuh yang

salah menjadikan anak rentan terhadap stres, mudah terjerumus pada hal-hal

yang negatif.

Mengasuh anak melibatkan seluruh aspek kepribadian anak baik

jasmani, intelektual, emosional, keterampilan, norma dan nilai-nilai. Hakikat

mengasuh anak meliputi pemberian kasih sayang dan rasa aman, sekaligus

disiplin dan contoh yang baik. Karenanya diperlukan suasana kehidupan

keluarga yang stabil dan bahagia.

Page 21: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Cara mengasuh anak harus sesuai dengan tahap perkembangan.

Perkembangan anak, sejak dalam kandungan sampai umur 6 tahun, merupakan

pondasi dalam membentuk kepribadian anak. Perkembangan ini dibagi 4

tahap, tiap tahapan mempunyai ciri dan tuntutan perkembangan tersendiri.

Kebutuhan perkembangan anak meliputi kebutuhan mental, emosional dan

sosial.

Cara mengasuh anak yang sesuai dengan perkembangan anak, dibagi

dalam 4 tahap sebagai berikut:

1. Sejak dalam kandungan

Kesehatan anak di dalam kandungan dipengaruhi oleh keadaan

kesehatan ibunya. Bila ibu sakit fisik (misalnya infeksi), maka anak dalam

kandungan dapat tertular. Bila ibu stres, anak dalam kandungan juga dapat

terpengaruh. Karena itu, ibu perlu mempersiapkan diri dengan baik agar

anak dalam kandungan sehat fisik dan mental. Ibu perlu menjaga pikiran

dan perasaan supaya anaknya nanti tidak rewel dan mudah menyesuaikan

diri.

Suara ibu adalah suara yang sering di dengar anak. Suara keras

atau lembut ibu akan diikuti anak setiap waktu. Bapak dan ibu perlu

menjaga percakapannya supaya anak terbiasa mendengarkan dan mudah

meniru yang baik-baik nantinya. Ibupun harus tenang. Jika ibu sering

cemas, sedih, ketakutan dan marah, maka setelah lahir anak bisa menjadi

rewel, selalu gelisah dan sukar menyesuaikan diri.

Page 22: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

2. Sejak lahir sampai 1,5 tahun

Sejak lahir anak sepenuhnya bergantung pada orang lain terutama

ibu atau pengasuhnya. Anak perlu dibantu untuk mempertahankan

hidupnya. Tahap ini untuk mengembangkan rasa percaya diri pada

lingkungannya. Bila rasa percaya tidak dapat, maka timbul rasa tidak

aman, rasa ketakutan dan kecemasan. Bayi belum bisa bercakap-cakap

untuk menyampaikan keinginannya. Tangisan pada bayi menunjukkan

bahwa ia membutuhkan bantuan. Ibu harus belajar mengerti maksud

tangisan bayi.

ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. Dengan

pemberian asi, bayi akan di dekap ke dada sehingga merasakan kehangatan

tubuh ibu dan terjalinlah hubungan kasih sayang antara bayi dan ibunya.

Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam hubungan ibu

dan anak pada tahap ini akan menyebabkan tergangunya pembentukan rasa

aman dan rasa percaya diri. Ganguan yang dapat timbul pada tahap ini

adalah kesulitan makan, mudah marah, menolak sesuatu yang baru, sikap

dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan menolak

lingkungan.

3. Usia 1,5 sampai 5 tahun

Tahap ini merupakan tahap pembentukan kebiasaan diri. Aspek

psikososialnya, anak bergerak dan berbuat sesuai kemauan sendiri, meraih

apa yang bisa dijangkau, dapat menuntut apa yang dikehendaki atau

menolak apa yang tidak dikehendaki. Pada tahap ini, akan tertanam dalam

Page 23: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

diri anak perasaan otonomi diri seperti makan sendiri, pakai baju sendiri

dan lain-lain. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada diri dan

harga diri dikemudian hari.

Orang tua hendaknya mendorong agar anak dapat bergerak bebas,

menghargai dan meyakini kemampuannya. Jika terdapat gangguan dalam

mencapai rasa otonomi diri, anak akan dikuasai rasa malu, ragu-ragu serta

pengekangan diri yang berlebihan.

Sebaliknya dapat juga terjadi melawan dan berontak. Gangguan

yang timbul pada tahap ini, anak sulit makan, suka ngadat dan ngambek,

menentang dan keras kepala, suka menyerang atau agresif.

Konsep ruang dan sebab akibat mulai berkembang. Mulai

mengenal nama-nama di sekitarnya dan mulai menggolongkan serta

membedakan benda berdasarkan kegunaannya. Bahasa mulai berkembang

dan mulai menirukan kata-kata dan perilaku orang disekitarnya walaupun

anak belum mengerti.

4. Usia 3 sampai 6 tahun (prasekolah)

Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa dan kemampuan

untuk melakukan kegiatan yang bertujuan, anak mulai memperhatikan dan

berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Anak bersifat ingin tahu, banyak

bertanya dan meniru kegiatan sekitarnya, libatkan diri dalam kegiatan

bersama dan menunjukan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu tetapi tidak

mementingkan hasilnya, mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin.

Page 24: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Pada tahap ini seorang ayah mempunyai peran yang penting bagi

anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang pada ibunya dan anak

perempuan lebih sayang pada ayahnya. Melalui peristiwa ini anak dapat

mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, bersaing, memiliki dan lain-

lain. Ia dapat pula mengalami perasaan takut dan cemas. Dalam hal ini,

kerjasama ayah dan ibu sangat penting artinya.

Yang diperlukan anak seusia ini adalah melatih kemampuan fisik,

kemampuan berfikir, mendorong anak bergaul dan mengembangkan

angan-angan. Pada tahap ini aspek intelektualnya mulai berkembang lebih

nyata tentang konsep ruang dan waktu, mulai mengenal betuk-bentuk dua

dan tiga dimensi, warna-warna dasar, simbol-simbol angka, matematika

dan huruf. Ganguan yang dapat timbul pada tahap ini adalah masalah

pergaulan dengan teman, pasif dan takut berbuat sesuatu, takut

mengemukakan sesuatu serta kurang kemauan, masalah belajar dan merasa

bersalah.

B. Pola Asuh Orang Tua yang Menyimpang

Pola asuh orang tua yang menyimpang berarti suatu pola yang berbeda

dari pola yang umum diantara anak dengan siapa mereka bergaul. Dan karena

perbedaan ini, anak merasa bahwa mereka menarik perhatian. Sebagai contoh,

anak yang orang tuanya jauh lebih tua dari orang tua teman sebaya atau anak

yang mempunyai orang tua tiri sementara teman bermainnya mempunyai

orang tua kandung, menginterpretasikan hal ini sebagai tanda mereka berbeda.

Page 25: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Pola asuh orang tua yang menyimpang berbahaya untuk penyesuaian

pribadi dan sosial yang baik. Anak cenderung menilai “perbedaan” itu searti

dengan “inferioritas”. Siapa saja yang berbeda dari mereka, dengan standar ini

dianggap “inferior”.

Bila anak dinilai inferior oleh kelompok teman sabaya, penilaian ini

mempunyai pengaruh merugikan pada konsep diri mereka. Mereka

menganggap dirinya inferior dari teman sebaya. Penilaian sosial yang tidak

menguntungkan juga mempengaruhi tingkat penerimaan sosial yang mampu

dicapai anak dalam kelompok teman sebaya.

Seberapa besar bahaya pola asuh orang tua yang menyimpang terhadap

penyesuaian pribadi dan sosial anak akan bergantung pada tiga kondisi yaitu:

1. Sikap sosial yang umum berlaku terhadap pola kehidupan keluarga yang

menyimpang akan mempunyai pengaruh kuat pada sikap teman sebaya.

Sikap sosial ini dipelajari anak dari orang tua dan orang dewasa lain dan

kemudian dijadikannya sikapnya sendiri.

2. Terdapat keragaman menurut kelompok sosial yang memberikan

penilaian.

3. Mencoloknya pola asuh orang tua yang menyimpang mempengaruhi si

anak dalam penyesuaian sosialnya.

Orang tua yang tidak mengerti dengan pribadi anaknya bisa disebut

juga dengan kesalahan pola asuh orang tua. Ada tiga kesalahan pola asuh,

yakni kesalahan pola asuh orang tua, kesalahan pada gen saraf yang dalam

pengobatannya membutuhkan waktu lama dengan cara terapi, dan kelambatan

Page 26: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

daya tangkap. Banyak orang tua yang tidak memberikan anaknya bermain

keluar, padahal anak itu perlu bermain. Dalam hal ini kecerdasan emosi anak

sudah diredam oleh orang tuanya. Agar anak mau tinggal di rumah, orang tua

lalu memberikan play station. Dengan demikian anak bermain dengan benda

mati. Akibatnya ketika nanti keluar, dia tidak akan bisa berteman dan

individunya menjadi egois. Ciri-ciri anak seperti itu misalnya, tidak bisa

duduk tenang dan tidak bisa mendengarkan perintah. Lebih baik anak tersebut

bermain bola dengan banyak teman. Dengan begitu akan muncul kerjasama

yang baik, muncul sikap demokratisnya, tahu disiplin, dan mampu merasakan

kalah-menang.

Orang tua perlu meminimalkan gaya pola asuh yang negatif. Menurut

Gagne ada tiga gaya asuh orang tua: pertama, orang tua eksesif yang bisa

disederhanakan dengan ungkapan, “Awas! Ayah/Ibu bisa jadi marah”. Kedua,

orang tua otoriter bisa dicontohkan dengan ungkapan, “Lakukan yang Ibu

katakan!” ketiga, orang tua cuek. Orang tua seperti ini dalam pola asuhnya

mengisyaratkan, “Lakukan apa yang kau inginkan!” keempat, orang tua absen,

adalah orang tua yang bertindak seolah mereka tidak ada, hal ini biasanya

karena orang tua yang sibuk bekerja. Seolah mereka mengatakan, “Tolong

jangan ganggu saya!” kelima, orang tua pelatih (coach) yang menghadapi

anaknya dengan gaya, “ungkapkan keinginan dan pandanganmu!”.

Page 27: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

C. Sikap Orang Tua yang Mendukung Pembentukan Kepribadian Anak

yang Baik

Sikap orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi kepribadian anak.

Sikap yang baik yang dapat mendukung pembentukan kepribadian anak antara

lain:

1. Penanaman Pekerti Sejak Dini

Orang tua dan keluarga adalah penanggung jawab pertama dan

utama penanaman sopan santun dan budi pekerti bagi anak. Baru

kemudian, proses penanaman akan dilanjutkan oleh guru dan mansyarakat.

Ketiga unsur ini, menurut Yaumil C. Agoes Achir (2000: 43), hendaknya

bekerja sama secara harmonis.

Sopan santun harus ditanamkan pada anak sedini mungkin. Sebab

sopan santun dan tata karma adalah perwujudan dari jiwa yang berisi nilai

moral. “untuk selanjutnya moral akan turut berkembang dengan yang lain

dan akan dijadikan nilai sebagai pedoman dalam perilaku keseharian”, ujar

Yaumil Achir.

Penanaman nilai baik dan buruk sebaiknya dilakukan perlahan-

lahan, sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, daya tangkap dan serap

mentalnya. Ajarkan anak bersyukur setelah memperoleh sesuatu, ajarkan

kejujuran, sopan santun, mencintai sesama, memelihara, memperbaiki, dan

lain-lain.

2. Mendisiplinkan Anak

Page 28: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Dengan penerapan disiplin pada anak sejak dini, akan

menumbuhkan pribadi anak yang mandiri. Seorang anak akan belajar

berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat, dan sebagai hasilnya

anak dapat diterima oleh anggota kelompok sosial mereka.

Banyak orang tua yang tidak tahu apa yang harus dilakukannya

ketika anak mulai melanggar aturan yang telah diterapkan bersama dalam

keluarga. Yang terjadi kemudian adalah reaksi emosional yang akhirnya

menimbulkan rasa bersalah orang tua.

Pendekatan yang bisa digunakan orang tua adalah

mengkombinasikan cinta dengan batasan-batasan yang telah disepakati

bersama dalam keluarga. Dr. Carolyn Webster-Stratton menekankan

prinsip disiplin harus dibuat sangat individual, sesuai kebutuhan masing-

masing anak dan keluarga.

3. Menyayangi anak secara wajar

Bagi ayah dan ibu yang bekerja sepanjang hari, atau mempunyai

aktivitas sosial/organasasi yang berlebihan, kebanyakan menitipkan

anaknya kepada ibu pengganti. Itu bisa berarti nenek atau saudara orang

tua sendiri atau menggaji perawat/pengasuh anak. Walaupun tidak

menemaninya sepanjang hari, sikap dan perilaku orang tua dalam

memberikan kasih sayang sebaiknya dilakukan secara wajar. “jangan

memanjakan anak sebagai imbalan atas hilangnya waktu bersama anak

akibat kesibukan orang tua. Apalagi memanjakan anak karena merasa

Page 29: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

berdosa, karena meninggalkan anak seharian”, ujar Fawzia Asmin Hadis

(2005: 54).

4. Menghindari pemberian label “malas” pada anak

Banyak orang tua yang acapkali memberi cap atau label “malas”

kepada anaknya. Sebutan ini dapat merugikan anak sebab membuat anak

kurang berusaha karena merasa upaya yang dilakukannya tidak akan

diperhatikan. Bahkan anak akan berlaku sebagaimana diharapkan melalui

label yang disandangnya itu. Label tersebut akan merusak pembangunan

konsep diri anak yang dibentuk sejak masa kecil. Oleh karenanya, para

orang tua hendaknya menghindari pemberian label “malas” kepada

anaknya. Dengan label itu, anak akan merasa diperlakukan tidak adil

menerima cap yang tidak pernah dikehendakinya, ujar Henny Sitepu M.A

(2005: 56).

Hal penting yang harus dilakukan orang tua justru membangun

semangat anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kepercayaan yang

diberikan pada anak melalui kegiatan yang unik serta mengandung

tantangan atau dorongan lainnya. Sehingga anak menjadi individu yang

mandiri.

5. Hati-hati dalam menghukum anak

Hukuman yang diberikan orang tua kepada anak adalah hukuman

yang dapat mendidik anak, bukan hukuman yang dapat membuat anak

menjadi trauma. Asumsi bahwa tiap perilaku salah itu disengaja adalah

Page 30: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

tidak benar. Anak terkadang tidak mengerti apa yang telah dilakukannya

itu perilaku yang benar atau salah.

Hukuman juga perlu diberikan kepada anak, sehingga anak akan

mengetahui perilaku yang telah dilakukannya itu benar atau salah.

Fungsi hukuman:

a. Menghalangi

Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan

oleh masyarakat. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu akan

dihukum, mereka biasanya urung melakukan tindakan tersebut.

b. Mendidik

Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa

tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman

karena melakukan tindakan yang diperbolehkan.

c. Motivasi

Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu sebagai

motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut.

D. Stategi dalam Pembentukan Kepribadian Anak

1. Tekankan Segi Positif

Disiplin yang berhasil mencakup strategi untuk menumbuhkan dan

menekankan perilaku serta kepribadian anak yang baik. Perilaku yang

positif muncul secara alamiah sebagai bagian dari perkembangan yang

normal seorang anak prasekolah. Akan tetapi, perilaku lain ada yang

merupakan bukan bagian normal dari perkembangan anak prasekolah dan

Page 31: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

perlu diajarkan. Misalnya, anak prasekolah secara alamiah bersifat

progresif terhadap milik mereka dan harus belajar untuk berbagi. Anak

biasanya mementingkan dirinya sendiri dan harus diajarkan bagaimana

bermain dan bersosialisasi dengan orang lain. Anak prasekolah juga tidak

sabar, sehingga orang tua harus menunjukkan kepada mereka bagaimana

menunggu giliran. Anak tidak secara otomatis akan bersikap sopan, jadi

orang tua mendidik anak-anak mereka dalam hal tata krama. Anak

prasekolah akan belajar dari contoh orang tua, oleh karena itu orang tua

harus dapat menghargai perilaku yang baik ketika anak melakukannya.

Memperhatikan anak ketika anak melakukan hal tersebut. Mengajarkan

anak untuk mengetahuinya pada saat ia melakukan hal yang tepat. Dan

mengajarkan anak untuk mengaitkan perilaku yang tepat dengan perasaan

bangga terhadap dirinya sendiri.

2. Jaga Agar Peraturan Tetap Sederhana

Peraturan yang dibuat sebaiknya peraturan yang di buat bersama.

Jika anak membantu dalam membuat peraturan, lebih besar

kemungkinanya anak akan menuruti peraturan tersebut. Orang tua harus

memilih waktu yang tepat, yaitu ketika anak berperilaku baik kalau tidak

anak akan berpikir peraturan itu akibat dari perilakunya yang salah. Orang

tua mendekati anak dan menjalaskan mengapa peraturan itu ada dan

penting.

3. Bersikap Proaktif

Page 32: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Bersikap proaktif juga berarti memberikan pilihan kepada anak,

menjaga keterlibatan mereka, dan mengizinkan mereka untuk

berpartisipasi. Orang tua memberikan pilihan berarti memperlengkap anak

dengan kayakinan diri dan dapat meminimumkan penolakan. Pada

awalnya bersikap proaktif berarti mengantisipasi masalah yang akan

terjadi. Misalnya seorang anak yang akan pergi dengan ibunya ke tempat

ibadah. Jika orang tua menyangka akan terjadi suatu masalah, maka

bicarakan dengan anak sebelum berangkat. Orang tua memberitahu apa

yang diharapkan dari anak. Orang tua mengatakan, “ibu perlu kerja sama

denganmu sewaktu sholat. kemarin kamu baik sekali. Ibu tahu kamu bisa

seperti itu lagi”.

4. Mengarahkan Kembali Perilaku yang Salah

Mengarahkan kembali terdiri dari dua bagian: mengoreksi perilaku

yang tidak sesuai lalu mengajarkan perilaku yang tepat. Jelaskan kepada

anak mengapa tindakannya itu tidak dapat diterima; lalu jelaskan apa yang

harus dilakukannya, sambil orang tua memberikan contoh yang tepat pada

anak.

Mengarahkan kembali merupakan teknik yang sangat bermanfaat

selama orang tua tidak menyerah. Orang tua jangan memberikan imbalan

untuk perilaku yang tidak dapat diterima. Kalau tidak anak akan sulit

untuk diarahkan kembali, karena anak tahu bahwa dia akan mendapatkan

apa yang diinginkannya dengan caranya sendiri.

5. Mengatasi Transisi

Page 33: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Transisi adalah perubahan. Misalnya anak telah melakukan suatu

kegiatan dan akan pindah ke kegiatan yang lain. Anak perlu mengubah

dari satu suasana ke suasana yang lain. Transisi sering terjadi dalam sehari

kehidupan anak. Para orang tua yang berhasil selalu mengantisipasi

transisi dan merencanakannya untuk membuatnya selancar mungkin.

Kembangkan strategi transisi yang dimulai dengan peringatan tentang

waktu. Lalu ingatkan anak tentang urutan-urutan kejadian selama tansisi.

6. Negosiasi dan Kompromi

Keterampilan negosiasi dan kompromi mengajar anak untuk

memecahkan masalah melalui komunikasi dan kesepakatan, bukan dengan

memukul atau mengata-ngatai. Negosiasi memberikan suatu cara yang

produktif bagi anak untuk mengungkapkan perasaan mereka. Hal ini

mengurangi perilaku negatif dengan memberikan cara positif untuk

mendapatkan apa yang mereka perlukan dan inginkan. Memecahkan

ketidaksepakatan dimulai dengan mendorong anak untuk melihat hal-hal

dari sudut pandang orang lain.

Kompromi dan negosiasi memberikan lebih banyak kontrol pada

anak atas dunia mereka dan mendorong kerja sama. Mengajarkan

keterampilan ini tidak hanya bermanfaat selama tahun-tahun prasekolah,

ini sangat penting sementara anak bertambah besar dan mencapai usia

remaja dan terbentuknya kepribadian.

7. Jangan Membuat Alasan

Page 34: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Terkadang orang tua memberikan alasan ketika anak mereka

berperilaku salah. Tetapi dengan membuat alasan, secara tidak langsung

orang tua mengajarkan anak untuk berperilaku salah. Kebiasaan

memberikan alasan akan terus menghantui orang tua, orang tua memberi

anak alasan untuk berperilaku salah dimasa mendatang. Anak akan

menggunakan alasan tersebut untuk berdebat dan menghindari tanggung

jawab.

Orang tua biasanya menginginkan cara yang cepat yaitu dengan

menyuap anak agar berperilaku baik. Penyuapan mengajar anak untuk

bersikap argumentatif dan menentang. Penyuapan mendorong perilaku

yang salah. Orang tua jangan memberikan imbalan untuk perilaku yang

tidak dapat diterima. Jangan menyerah pada tuntutan, rengekan, atau

sindiran. Hentikanlah imbalan untuk seterusnya. Bersikaplah konsisten

dan sabar. Ketika anak berperilaku salah, tangani dengan cara yang baik

bukan dengan alasan. Alasan hanya memberikan alasan kepada anak untuk

berperilaku salah.

8. Hindari Kontrol Lewat Rasa Bersalah

Mengendalikan perilaku yang salah dengan rasa bersalah, ejekan,

atau hinaan tidaklah efektif karena merusak harga diri seorang anak. Setiap

ejekan mengikis harga diri dan keyakinan diri seorang anak, serta

menciptakan rasa malu yang kuat. Ketika seorang anak dihina, itu akan

mengakibatkan kerusakan permanen terhadap karakter moralnya. Seorang

Page 35: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

anak yang sering dipermalukan atau dihina dapat mulai berpikir ia lebih

rendah dan tidak mampu mengendalikan diri.

Harga diri anak prasekolah masih terlalu rentan pada usia ini.

Orang tua tentu tidak menginginkan anaknya berperilaku baik hanya untuk

menghindari ejekan, akan tetapi orang tua tentu menginginkan anaknya

berperilaku baik karena hal itu memang tepat untuk dilakukan.

E. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pembentukan Kepribadian

Anak

Anak prasekolah belajar cara berinteraksi dengan orang lain dengan

mencontoh, berbagi dan menjadi teman baik. Mereka juga mempelajari sikap,

nilai, prefensi pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh,

termasuk cara mengenali dan menangani emosi mereka. Anak prasekolah

belajar banyak dari perilaku mereka dengan mengamati dan meniru perilaku

orang-orang disekitar mereka.

Keluarga adalah kelompok sosial pertama dengan siapa anak

diidentifikasikan, anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan

kelompok keluarga daripada dengan kelompok sosial lainnya. Anggota

keluarga merupakan orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama

tahun-tahun saat desas-desus kepribadian diletakkan, dan pengaruh keluarga

jauh lebih luas dibandingkan pengaruh kepribadian lainnya, bahkan

sekolahpun. Betapa besar pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian

anak telah dinyatakan oleh seorang penulis tak bernama dengan cara berikut:

1. Bila seorang anak hidup dengan kecaman, dia belajar mengutuk

Page 36: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

2. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahi

3. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut

4. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihi dirinya

5. Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabar

6. Bila dia hidup dalam kecemburuan, dia belajar merasa bersalah

7. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu

8. Bila dia hidup dipermalukan, dia belajar yakin akan dirinya

9. Bila dia hidup dengan pujian, dia belajar menghargai

10. Bila dia hidup dengan penerimaan, dia belajar menyukai dirinya

11. Bila dia memperoleh pengakuan, dia belajar mempunyai tujuan

12. Bila dia hidup dalam kebijakan, dia belajar menghargai keadilan

13. Bila dia hidup dalam kejujuran, dia belajar menghargai kebenaran

14. Bila dia hidup dalam suasana aman, dia belajar percaya akan dirinya dan

orang lain

Pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian bergantung sampai

batas tertentu pada tipe anak. Misalnya, seorang anak yang sehat akan sangat

berbeda reaksinya terhadap perlindungan orang tua yang berlebihan

dibandingkan dengan seorang anak yang sakit dan lemah.

1. Pengaruh Pola Asuh Oarang Tua yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja

terhadap Pembentukan Kepribadian Anak

Sikap, kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-

tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu-individu

berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah tua.

Page 37: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Kenyataan tersebut menyiratkan betapa pentingnya dasar-dasar yang

diberikan orang tua pada anaknya pada masa kanak-kanak. Karena dasar-

dasar inilah yang akan membentuk kepribadian yang dibawa sampai masa

tua.

Tidak dapat dipungkiri kesempatan pertama bagi anak untuk

mengenal dunia sosialnya adalah dalam keluarga. Didalam keluarga untuk

pertama kalinya anak mengenal aturan tentang apa yang baik dan tidak

baik. Oleh karena itu, orang tua harus bisa memberikan pendidikan dasar

yang baik kepada anak-anaknya agar nantinya bisa berkembang dengan

baik.

Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah berkurangnya

perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama

bekerja. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya interaksi orang tua

dengan anaknya. Keadaan ini biasanya terjadi pada keluarga-keluarga

muda yang semuanya bekerja.

Anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari

orang tua karena keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-

masing. Sedangkan anak pada usia ini sangat mambutuhkan perhatian

lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan kepribadian. Anak yang

ditinggal orang tuanya dan hanya tinggal dengan seorang pengasuh yang

dibayar orang tua untuk menjaga dan mengasuh, belum tentu anak

mendapatkan pengasuhan yang baik sesuai perkembangannya dari seorang

pengasuh.

Page 38: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja cenderung bersifat

manja. Biasanya orang tua akan merasa bersalah terhadap anak karena

telah meninggalkan anak seharian. Sehingga orang tua akan menuruti

semua permintaan anak untuk menebus kesalahanya tersebut tanpa berfikir

lebih lanjut permintaan anak baik atau tidak untuk perkembangan

kepribadiaan anak selanjutnya. Kurangnya perhatiaan dari orang tua akan

mengakibatkan anak mencari perhatian dari luar, baik dilingkungan

sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua pada saat mereka

di rumah. Anak suka mengganggu temannya ketika bermain, membuat

keributan di rumah dan melakukan hal-hal yang terkadang membuat kesal

orang lain. Semua perlakuan anak tersebut dilakukan hanya untuk menarik

perhatian orang lain karena kurangnya perhatian dari orangtua.

Sedangkan orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih

fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak

sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Akan

tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena

terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan

pangawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak bekerja

sebaiknya juga tidak terlalu over protektif. Sehingga anak mampu untuk

bersikap mandiri.

2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Berpendidikan Tinggi dan

Berpendidikan Rendah terhadap Pembentukan Kepribadian Anak

Page 39: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang

besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang

mempunyai latar belakang pendidikan yang tingi akan lebih

memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi

pada anaknya. Orang tua yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui

bagaimana tingkat perkembangan anak dan bagaimana pengasuhan orang

tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak khususnya untuk

pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Orang tua yang

berpendidikan tinggi umumnya dapat mengajarkan sopan santun kepada

orang lain, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain.

Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang

pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak umumnya orang tua

kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan

orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan

anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada

saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka

sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola

asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang

kurang baik.

3. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Ekonomi Menengah

Keatas dan Menengah Kebawah

Permasalahan ekonomi dalam keluarga merupakan masalah yang

sering dihadapi. Tanpa disadari bahwa permasalahan ekonomi dalam

Page 40: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

keluarga akan berdampak pada anak. Orang tua terkadang melampiaskan

kekesalan dalam menghadapi permasalahan pada anak. Anak usia

prasekolah yang belum mengerti tentang masalah perekonomian dalam

keluarga hanya akan menjadi korban dari orang tua.

Dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang tingkat

perekonomiannya menengah keatas dan orang tua yang tingkat

perekonomiannya menengah kebawah berbeda.

Orang tua yang tingkat perekonominnya menengah keatas dalam

pengasuhannya biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun yang

diinginkan oleh anak akan dipenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak

dapat terpenuhi dengan kekayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuhan

anak sebagian besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih

sayang orang tua diwujudkan dalam materi atau pemenuhan kebutuhan

anak.

Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, maka akan

membentuk suatu kepribadian yang manja, serba menilai sesuatu dengan

materi dan tidak menutup kemungkinan anak akan sombong dengan

kekayaan yang dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang

lebih rendah darinya.

Sedangkan pada orang tua yang tingkat perekonomiannya

menengah kebawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat

memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat

Page 41: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

memenuhi kebutuhan anak yang benar-benar penting bagi anak. Perhatian

dan kasih sayang orang tualah yang dapat diberikan.

Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah terbiasa

hidup dengan segala kekurangan yang dialami keluarga. Sehingga akan

terbentuk kepribadian anak yang mandiri, mampu menyelesaikan

permasalahan dan tidak mudah stres dalam menghadapi suatu

permasalahan.dan anak dapat menghargai usaha orang lain.

Pada kenyataannya terdapat juga anak yang minder dengan

keadaan ekonomi orang tua yang kurang. Oleh karena itu, peran orang tua

dalam hal ini sangat penting. Orang tua harus menyeimbangkan dengan

pendidikan agama pada anak. Sehingga anak mampu mensyukuri segala

yang telah diberikan oleh sang Pencipta.

Page 42: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi setiap kepribadian yang

telah terbentuk. Segala gaya atau model pengasuhan orang tua akan

membentuk suatu kepribadian yang berbeda-beda sesuai apa yang telah

diajarkan oleh orang tua. Orang tua merupakan lingkungan pertama bagi anak

yang sangat berperan penting dalam setiap perkembangan anak khususnya

perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, diperlukan cara yang tepat

untuk mengasuh anak sehingga terbentuklah suatu kepribadian anak yang

diharapkan oleh orang tua sebagai harapan masa depan.

Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola

asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi dengan

pengawasan dan pengendalian orang tua. Sehingga terbentuklah karakteristik

anak yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan

yang baik dengan teman, mampu menghadapi stres dan mempunyai minat

terhadap hal-hal baru.

Page 43: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

Sikap orang tua yang dapat mendukung dalam pembentukan

kepribadian anak antara lain:

1. Penanaman pekerti sejak dini

2. Mendisiplinkan anak

3. Menyayangi anak secara wajar

4. Menghindari pemberian label “malas” pada anak

5. Hati-hati dalam menghukum anak

Strategi dalam pembentukan kepribadian anak:

1. Tekankan segi positif

2. Jaga agar peraturan tetap sederhana

3. Bersikap proaktif

4. Mengarahkan kembali perilaku yang salah

5. Mengatasi transisi

6. Negosiasi dan kompromi

7. Jangan membuat alasan

8. Hindari kontrol lewat rasa bersalah

Dalam cara pengasuhan orang tua yang bekerja dan orang tua yang

tidak bekerja berbeda. Begitu pula dengan gaya pengasuhan orang tua yang

mempunyai pendidikan yang tinggi dan orang tua yang mempunyai

pendidikan yang rendah. Dan juga pola asuh orang tua yang tingkat

perekonomian menengah keatas dan orang tua yang perekonomiannya

menengah kebawah. Masing-masing pola asuh yang telah diberikan orang tua

mempunyai pengaruh yang besar tehadap pembentukan kepribadian anak.

Page 44: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

B. Saran

1. Dalam pengasuhan anak orang tua harus mamperhatikan tingkat

perkembangan anak

2. Semua perilaku orang tua yang baik atau buruk akan ditiru oleh anak, oleh

karena itu perlunya orang tua untuk menjaga setiap perilakunya sehingga

anak akan meniru sikap positif dari orang tua

3. Pola asuh orang tua harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak

pada saat itu, ada kalanya orang tua bersikap demokratis, ada kalanya juga

harus bersikap otoriter, ataupun bersikap permisif

Page 45: Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak

DAFTAR PUSTAKA

Copyright @ 2006, www.google.com

Freeman, Juan, dan Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Hurlock, Elizabeth. B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Ratnawati, Sintha. 2000. Keluarga, Kunci Sukses Anak. Jakarta: Kompas

Severe, Bambang, dan Nurani yuliani Sujiono. 2005. Mencerdaskan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Sujiono, Sal. 2003. Bagaimana Bersikap pada Anak agar Anak Prasekolah Anda Bersikap Baik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama