tugas akhir kepribadian

82
ANALISIS KEPRIBADIAN MUHAMMAD SAW Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Psikologi Kepribadian II yang dibina oleh Ibu Dra. Endang Prastuti, M. Si. Oleh: ASRI RAHAYU 308112416047 0

Upload: deaiu

Post on 16-Jun-2015

633 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas yang kusukai

TRANSCRIPT

Page 1: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN

MUHAMMAD SAW

Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester

mata kuliah Psikologi Kepribadian II

yang dibina oleh Ibu Dra. Endang Prastuti, M. Si.

Oleh:

ASRI RAHAYU

308112416047

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FALKUTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

DESEMBER 2009

0

Page 2: tugas akhir kepribadian

BIOGRAFI SINGKAT

a. Biografi Singkat Muhammad SAW

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Manaf dilahirkan di kota Makkah. Ab-

dullah, ayahnya meninggal dunia sebelum ia dilahirkan. Ketika beliau berusia

enam tahun, ibunya tercinta juga harus meninggalkan dunia fana ini. Akhirnya be-

liau dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib hingga berusia dela-

pan tahun.

Setelah Abdul Muthalib meninggal dunia, beliau tinggal bersama pamannya,

Abu Thalib. Selama tinggal bersama Abu Thalib, perilakunya mendapat perhatian

penduduk sekitar, dan tidak lama berselang beliau telah mendapat tempat di hati

mereka. Berbeda dengan anak-anak sebayanya yang selalu mengurai rambut dan

tidak menatanya dengan rapi, beliau selalu menata rambutnya dengan rapi dan

membersihkan wajahnya layaknya orang dewasa. Beliau tidak pernah rakus ter-

hadap makanan. Teman-teman sebayanya –sebagaimana layaknya kebiasaan

anak-anak kecil– selalu makan dengan tergesa-gesa, dan kadang-kadang mereka

berebutan makanan. Beliau selalu mencukupkan diri dengan sedikit makanan dan

menahan diri dari sifat tamak.

Dalam setiap situasi dan kondisi, beliau selalu menunjukkan sikap

berwibawa. Setelah bangun dari tidur, kadang-kadang beliau pergi ke sumur Za-

mzam dan minum darinya beberapa teguk. Ketika matahari sudah menginjak

tinggi dan beliau dipanggil untuk sarapan, beliau hanya berkata: “Aku tidak

merasa lapar”. beliau tidak pernah mengucapkan lapar atau haus, baik ketika ia

masih kecil mau pun sesudah dewasa.

Pamannya, Abu Thalib selalu menidurkannya di sampingnya. Ia pernah

berkata: “Aku tidak pernah mendengar kata-kata bohong keluar dari mulutnya dan

tidak pernah melihat kelakuan tak layak dan tertawa tidak senonoh darinya”. Ia

tidak menyukai alat-alat mainan, selalu menyendiri dan rendah hati.

Pada usia tiga belas tahun, beliau menemani Abu Thalib berdagang ke Syam

(Syiria sekarang). Dalam perjalanan inilah keagungan jiwa dan sifat amanahnya

teruji. Pada usia dua puluh lima tahun beliau menikah dengan Khadijah binti

Khuwailid.

1

Page 3: tugas akhir kepribadian

Di kalangan masyarakat Makkah, Muhammad SAW dikenal sebagai orang

yang amanah dan jujur. Oleh karena itu, mereka memanggilnya Muhammad Al-

Amin (yang terpercaya). Pada usia tiga puluh lima tahun ini dengan menempatkan

Hajarul Aswad di tempatnya semula dan mencegah terjadinya perang antar kabi-

lah Makkah,  beliau telah membuktikan keahliannya dalam manajemen, dan den-

gan ikut serta dalam perjanjian Hilful Fudhul beliau telah membuktikan kecin-

taannya terhadap persatuan insani.

Kesucian, kejujuran, menjauhkan diri dari segala bentuk syirik dan menyem-

bah berhala, tidak peduli dengan gemerlapnya dunia dan selalu merenungkan cip-

taan yang maha agung ini adalah poin yang telah membedakannya dari yang lain-

nya.

Pada usia empat puluh tahun, ia diangkat menjadi nabi dan selama tiga tahun

ia berdakwah secara diam-diam di kota Makkah. Setelah masa tiga tahun ini

berlalu dan ayat yang berbunyi: “Berilah peringatan kepada keluarga dekatmu”

turun, ia mulai melakukan dakwah dengan terang-terangan dan memulai hal itu

dari keluarga dekatnya sendiri. Setelah itu, ia menggo-internasionalkan dakwah

untuk bertauhid, meninggalkan syirik dan menyembah berhala.

Semenjak itulah para pembesar Quraisy mendeklarasikan penentangan ter-

hadap Muhammad SAW dan mulai mengganggu setiap aktivitas dakwahnya. Se-

lama tiga belas tahun, Muhammad SAW menghadapi segala gangguan dan ejekan

para pembesar Quraisy dengan tegar dan tidak mundur selangkah pun dari

missinya.

Setelah tiga belas tahun berdakwah di Makkah, ia terpaksa harus berhijrah

ke Madinah. Pasca hijrah, lahan untuk dakwah Islam tersedia dengan baik

meskipun pada periode sepuluh tahun ini musyrikin, munafikin dan kabilah-kabi-

lah Yahudi masih selalu mengganggunya.

Setelah melakukan haji Wada’ dan memproklamasikan keimamahan Ali bin

Abi Thalib a.s. di Ghadir Khum pada tahun 10 H, ia meninggalkan dunia fana ini

pada 28 Shafar 11 H.

2

Page 4: tugas akhir kepribadian

b. Akhlak Muhammad SAW

Muhammad SAW adalah manusia paling sempurna dan penghulu para nabi-

nabi terdahulu. Untuk membuktikan keagungannya, kita cukup mengetahui bahwa

Allah SWT memanggilnya dalam Al Quran dengan sebutan “wahai Rasul” dan

“wahai Nabi”. Dan di samping itu, Allah telah menjadikannya panutan bagi selu-

ruh alam semesta. Allah berfirman: “Sungguh telah terdapat budi yang luhur bagi

kalian dalam diri Muhammad”. Sungguh beliau memiliki akhlak yang luhur dan

sempurna. Allah berfirman: “Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada

di atas puncak budi pekerti yang agung”, “Seandainya engkau berperangai kasar

dan keras hati, niscaya mereka akan berpaling darimu”.

Dengan ini dapat diketahui bahwa salah satu faktor berkembangnya Islam

dengan pesat adalah akhlak Muhammad SAW yang terpuji. Beliau tidak pernah

menyia-siakan waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Ketika berdoa ia selalu

merintih: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala bentuk penganggu-

ran dan rasa malas”. Beliau berprinsip untuk selalu menegakkan keadilan. Dalam

menjalankan perdagangan ia tidak pernah berbohong dan melaksanakan praktek

penipuan, serta mempersulit pembeli. Ia tidak pernah berdebat dengan siapa pun,

dan tidak pernah melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain.

Beliau memiliki pendirian bahwa kejujuran dan menjaga amanat adalah pon-

dasi utama kehidupan. Ia pernah bersabda: “Dua hal itu (kejujuran dan menjaga

amanat) sangat ditekankan oleh para nabi terdahulu”.

Beliau memiliki statemen bahwa semua anggota masyarakat harus berdiri

tegak melawan para lalim dan jangan hanya menjadi penonton. Beliau pernah

berpesan: “Bantulah saudaramu, baik ia sebagai zalim atau mazlum”. Para saha-

bat bertanya dengan penuh keheranan: “Kita telah mengetahui bagaimana cara

membantu saudara yang dimazlumi. Bagaimana cara membantu saudara yang za-

lim?” Ia menjawab: “Cegahlah ia jangan sampai berbuat lalim kepada orang

lain”.

Muhammad Muhammad menghadapi orang-orang yang menentangnya,

hanya dengan membaca ayat-ayat Al Quran, atau menerangkan keyakinannya

dengan metode yang sederhana dan enggan berdebat. Kehidupan beliau mengin-

gatkan kita kepada orang agung dan zahid. Beliau sangat mencintai kelaparan dan

3

Page 5: tugas akhir kepribadian

menguji kesabarannya dengan menahan lapar. Kadang-kadang beliau sangat

merasa lapar dan dengan hanya mengganjalkan batu di perutnya ia berusaha untuk

mencegah rasa sakit karenanya.

Menghadapi orang-orang yang selalu menyakitinya, beliau selalu

memaafkannya dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga mereka malu

sendiri. Suatu hari ketika beliau melalui sebuah lorong Madinah, seorang Yahudi

menuangkan air di atas kepalanya dari atap rumahnya. Akan tetapi, ia berlalu be-

gitu saja tanpa marah sedikit pun setelah membersihkan diri dan bajunya di se-

buah pojok lorong. Di hari yang lain, padahal beliau tahu bahwa perlakuan itu

akan terulang lagi, beliau tetap berjalan di lorong tersebut.

Pada hari berikutnya ketika beliau sedang berlalu di lorong tersebut, orang

Yahudi itu tidak lagi menuangkan air di atas kepalanya. Beliau heran. Dengan

tersenyum beliau berkata: “Mengapa hari ini ia tidak menyiramkan air lagi?” Pen-

duduk yang bermukim di sekitar lorong itu berkata: “Ia sakit”. “Kita harus men-

jenguknya”, tegasnya.

Ketika melihat keakraban dan kecintaan luhur di wajah Muhammad SAW,

orang Yahudi merasa bahwa dirinya adalah sahabat lamanya. Dihadapkan kepada

pandangan mata Muhammad SAW yang penuh cinta dan kasih sayang, beliau

merasa jiwanya telah tercuci bersih dan kehendak untuk menyakitinya lagi hilang

musnah.

Beliau sangat rendah hati sehingga bangsa Arab yang congkak dan fanatis

tunduk di hadapannya. Kehidupan, perilaku dan akhlaknya mengilhamkan kecin-

taan, kekuatan, kerelaan, ketegaran, cara berpikir yang tinggi dan keindahan jiwa.

Kesederhanaan perilakunya dan kerendahan hatinya tidak mengurangi keteguhan

jiwa dan daya tarik spiritualnya. Setiap kalbu akan tunduk di hadapannya. Setiap

kali duduk bersama orang lain dalam sebuah pertemuan, beliau tampil sebagai

sosok yang teragung.

c. Karakter dan Keutamaan Muhammad SAW

4

Page 6: tugas akhir kepribadian

Salah satu karakter Muhammad SAW yang paling menonjol adalah keme-

nangan tidak menjadikannya bangga –hal ini dapat kita lihat pada peristiwa

perang Badar dan pembebasan kota Makkah– dan kekalahan tidak membuatnya

putus asa –hal ini dapat kita lihat pada peristiwa perang Uhud yang tidak membu-

atnya menggigit jari, bahkan dengan cekatan ia mempersiapkan pasukan baru un-

tuk menghadapi perang Hamra`ul Asad, dan peristiwa pengingkaran perjanjian

perdamaian yang dilakukan oleh kaum Yahudi Bani Quraizhah serta

bergabungnya mereka dengan pasukan Ahzab.

Karakter lainnya adalah kewaspadaan. Beliau selalu mengecek kekuatan

musuh dengan seksama dan untuk menghadapinya beliau selalu mempersiapkan

segalanya.

Karakter lainnya adalah elastisitas yang dibarengi oleh keteguhan pendirian.

Pada situasi perang yang tidak menentu, Muhammad SAW membuktikan karakter

di atas, dan disebabkan oleh perubahan situasi yang sangat cepat tersebut ia selalu

mengeluarkan instruksi baru (yang dianggap perlu). Kecekatan dalam mengelu-

arkan sebuah instruksi –dalam pandangannya– adalah syarat utama dalam meng-

hadapi problema-problema serius. Beliau sangat menekankan menunggalnya sum-

ber instruksi.

Beliau memperlakukan kaum dan para pengikutnya dengan tujuan untuk

mempererat hubungan dan memperbaiki mereka, dan selalu menanamkan rasa

percaya diri dalam diri mereka. Beliau selalu mengasihani anak-anak kecil dan

menghormati orang-orang dewasa. Beliau selalu menggembirakan anak-anak ya-

tim dan mengayomi mereka. Beliau selalu berbuat baik terhadap para fakir dan

miskin. Terhadap hewan pun beliau selalu kasihan dan melarang orang lain meng-

ganggunya.

Salah satu contoh dari rasa berperikemanusiaan Muhammad SAW adalah

ketika mengutus pasukan untuk memerangi dengan musuh, beliau selalu berpesan

untuk tidak menyerang masyarakat sipil.

Beliau lebih menyukai untuk berdamai dengan musuh dari pada berperang.

(Ketika harus berperang) Beliau berpesan untuk tidak membunuh para lansia dan

anak-anak kecil serta tidak menganiaya badan musuh yang telah tak berdaya.

5

Page 7: tugas akhir kepribadian

Ketika bangsa Quraisy meminta suaka politik kepadanya, ia tidak member-

lakukan boikot ekonomi terhadap mereka, bahkan ia menyepakati import gandum

dari Yaman.

Beliau menyerukan terealisasikannya sebuah perdamaian dunia dan

melarang peperangan kecuali untuk situasi darurat. Surat-surat yang dikirimnya

kepada para raja (yang hidup di masa itu) dihiasi dengan kata-kata salam sejahtera

dan ajakan untuk berdamai.

Dalam setiap peperangan Muhammad SAW selalu menunjuk lebih dari satu

komandan pasukan. Beliau menetapkan peraturan-peraturan yang sangat teliti

demi mengomando dan memperkuat semangat sebuah pasukan. Beliau meng-

gabungkan antara teori politik dan teori militer dan menganggap kepatuhan ter-

hadap komandan pasukan adalah sebuah rahasia bagi kedisiplinan dan ketaatan

sebuah pasukan terhadap komandannya. Beliau telah berhasil membangun sebuah

manajemen dan sistem kemiliteran yang patut ditiru, serta memilih seorang ko-

mandan pasukan berdasarkan kelayakan dan wawasannya. Beliau menyatukan se-

mua pasukan di bawah kepemimpinannya dan memberikan tugas kepada setiap

orang sesuai dengan kemampuannya.

Muhammad SAW selalu memperlakukan para tawanan perang dengan

penuh toleransi. Ia telah membebaskan sejumlah besar dari mereka dan berpesan

kepada pasukannya untuk tidak menyakitinya. Sebagai contoh, pada sebuah

peperangan, ia melepaskan tali yang mengikat tangan seorang tawanan perang

dengan tangannya sendiri ketika ia mendengarnya mengeluh kesakitan.

d. Muhammad SAW Sebagai Seorang Panglima Militer

Akhlak di atas telah membentuknya menjadi seorang panglima militer yang

berhasil dalam merealisasikan segala tujuannya dan memenangkannya dalam se-

tiap peperangan.

Beliau selalu bertindak asih terhadap semua manusia. Di segala situasi dan

kondisi beliau selalu bertoleransi terhadap seluruh masyarakat dan para anggota

pasukannya. Beliau jujur, tepercaya dan selalu memegang teguh janjinya. Ketika

marah, beliau selalu berusaha untuk menahan kemarahannya dan ketika menang

perang, beliau selalu memaafkan para musuhnya.

6

Page 8: tugas akhir kepribadian

Beliau selalu berusaha untuk merealisasikan perdamaian dan hidup bersaha-

bat di antara anggota masyarakat, membersihkan mereka dari segala rasa dengki

dan permusuhan, dan memberikan tugas kepada setiap orang sesuai dengan ke-

mampuannya.

Karakter rasional yang telah terpatri dalam dirinya adalah merenung dan me-

mandang jauh ke depan. Dengan melihat kondisi kaumnya kita dapat memahami

beliau adalah seorang penduduk dunia yang paling berakal. Hal itu dikarenakan

dengan kekerasan watak, rasa berbangga diri dan fanatisme suku yang mereka mi-

liki, beliau dapat merubah mereka menjadi pembelanya yang setia sehingga

mereka berhasil mengibarkan bendera Islam di seantero dunia.

Muhammad SAW berhasil menciptakan sebuah metode baru dalam teori

peperangan, pemerintahan, manajemen, politik, ekonomi dan sosial. Di perang

Ahzab beliau ikut menggali parit besar (yang dapat melindungi Madinah dari ser-

buan musuh) atas saran dari Salman Α Farisi , di perang Hudaibiyah beliau men-

gadakan perjanjian perdamaian dengannya yang hasilnya dapat dibuktikan pada

masa-masa berikutnya. Begitulah seterusnya di setiap peperangan, beliau selalu

menggunakan taktik-taktik baru sehingga ia dapat memenangkan peperangan dan

musuh menyaksikan kemenangan tersebut dengan penuh keheranan.

Muhammad SAW berhasil membentuk sebuah pemerintahan yang hebat se-

hingga masyarakat dapat menikmati kepemimpinannya dengan melaksanakan

segala instruksi dan perintahnya.

Ajakan Muhammad SAW kepada Islam berdasarkan kepada perealisasian

perdamaian, dan instruksi perang hanya dilakukannya ketika musuh sudah tidak

bisa ditoleransi lagi. Pada hakikatnya, ia hanya ingin menangkal sebuah kekerasan

dengan kekerasan yang sama.

Atas dasar ini, seluruh peperangannya –dari awal hingga akhir– bersan-

darkan pada satu pondasi yang permanen yang tidak pernah dilupakan oleh pa-

sukannya. Pondasi itu adalah mengajak seluruh umat manusia kepada agama baru,

mengadakan perjanjian perdamaian dengan musuh dan mereka harus membayar

jizyah atau negara mereka dikuasai oleh tentara Islam, dan mengadakan peperan-

gan dengan orang-orang yang memusuhinya.

e. Tata Krama Bergaul

7

Page 9: tugas akhir kepribadian

Ketika berada di tengah-tengah masyarakat, beliau selalu tersenyum, dan

ketika menyendiri, ibeliau selalu bertafakur. Beliau tidak pernah memandang

seseorang secara terus-menerus. Beliau sering melihat ke bawah. Beliau sering

duduk bersimpuh dan tidak pernah menelonjorkan kakinya di hadapan siapa pun.

Beliau selalu mengucapkan salam terlebih dahulu, baik kepada para budak

maupun anak-anak kecil. Setiap kali beliau memasuki sebuah pertemuan, beliau

memilih duduk di barisan akhir. Beliau tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk

berdiri menyambut kedatangannya, atau menyerahkan tempat duduknya

kepadanya. Beliau tidak pernah memotong pembicaraan lawan bicaranya dan be-

liau memperlakukannya sebagai orang yang paling mulia dalam pandangannya.

Beliau tidak pernah berbicara melebihi kadar yang perlu, beliau berbicara dengan

tenang dan tidak pernah mengotori lidahnya dengan umpatan dan ejekan.

Beliau sangat pemalu dan tidak ada orang yang lebih pemalu darinya. Ketika

sedang marah terhadap seseorang, yang tampak hanyalah kekesalan di wajahnya,

dan beliau tidak pernah untuk memprotesnya. Beliau selalu menjenguk orang-

orang yang sakit dan menghadiri tasyyi’ jenazah orang-orang yang meninggal

dunia. Beliau tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk mencerca atau men-

jelekkan orang lain kecuali dalam pengadilan.

f. Sifat Pemaaf

Beliau tidak pernah menghiraukan kekurangajaran seseorang terhadap

dirinya dan menyimpan rasa dengki –apalagi rasa ingin balas dendam terhadap

seseorang– dalam hatinya. Jiwanya yang agung lebih mengutamakan untuk

memaafkan dari pada membalas dendam. Pada peristiwa perang Uhud ketika

melihat perlakuan buas dan tidak senonoh terhadap jenazah Hamzah bin Abdul

Muthalib, beliau hanya merasa sedih dan tidak melakukan hal serupa terhadap je-

nazah-jenazah kaum Quraisy. Setelah berhasil menangkap para pelaku tersebut,

beliau pun tidak bermaksud untuk membalas dendam. Bahkan beliau melarang

Abu Qatadah Al-Anshari yang ingin mencaci-maki mereka.

Setelah pembebasan benteng Khaibar, sekelompok orang-orang Yahudi

yang telah menyerahkan diri mengirimkan makanan beracun untuknya. Beliau

mengetahui maksud jahat mereka. Akan tetapi, beliau tetap membiarkan mereka

8

Page 10: tugas akhir kepribadian

hidup sebagaimana layaknya manusia hidup. Pada kesempatan yang lain seorang

wanita Yahudi juga bermaksud untuk meracuninya. Akan tetapi, beliau

memaafkannya.

Abdullah bin Ubay, salah seorang tokoh munafikin yang berhasil menyela-

matkan diri dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, masih menyimpan rasa

permusuhan di dalam hatinya dengannya ketika Muhammad SAW berhijrah ke

Madinah, dan lewat kerja sama dengan para pemeluk Yahudi penentang Islam, ia

masih melakukan tindakan-tindakan oposisi. Muhammad SAW tidak hanya tidak

mengizinkan para pengikutnya untuk menghabisinya, bahkan beliau masih mem-

perlakukannya dengan penuh toleransi dan ketika sakit, beliau masih menjen-

guknya.

Di saat pulang dari perang Tabuk sekelompok munafikin mengadakan ren-

cana untuk meneror Muhammad SAW. Mereka ingin melemparkannya dari atas

sebuah tebing –-ketika beliau melewati sebuah tebing yang terjal– dengan cara

meliarkan kudanya sehingga beliau terpental dari pelananya. Meskipun mereka

semua mengenakan topeng, Muhammad SAWW masih mengenal mereka. Para

sahabat memaksa untuk mananyakan nama-nama mereka, akan tetapi beliau eng-

gan untuk mengekspos nama-nama tersebut dan membalas kelakuan mereka.

g. Tunduk Kepada Undang-undang

Muhammad SAW selalu memaafkan setiap orang yang menyakiti dirinya.

Akan tetapi, beliau tidak pernah memaafkan orang-orang yang melanggar undang-

undang. Beliau tidak pernah menoleransi siapa pun yang melakukan hal itu. Hal

itu dikarenakan undang-undang yang adil dan bijaksana adalah penjamin kea-

manan kehidupan bermasyarakat dan penegak berdirinya sebuah masyarakat yang

kokoh. Tidak mungkin undang-undang dijadikan alat permainan oleh sebagian

orang dan kepentingan masyarakat dijadikan korban bagi kepentingan individu.

Pada peristiwa pembebasan kota Makkah, salah seorang wanita dari kabilah

Bani Makhzum mencuri dan pencurian yang dilakukannya sudah terbukti. Dengan

ini harus dijalankan hukum atas dirinya. Keluarganya yang masih terjangkiti cara

berpikir fanatisme kabilah menganggap bahwa dijalankannya hukum atas wanita

itu adalah aib besar bagi kabilahnya. Dengan ini mereka sepakat untuk mencegah

9

Page 11: tugas akhir kepribadian

hukum itu dijalankan. Muhammad SAWW dengan lantang berkata: “Kaum-kaum

sebelum kalian binasa karena mereka pilih kasih dalam menjalankan hukum.

Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, dalam menjalankan

keadilan aku tidak akan pernah mundur selangkah pun meskipun pelaku kriminal-

itas itu adalah keluarga dekatku sendiri”. Beliau tidak pernah mengistimewakan

dirinya sendiri dan tidak menganggap dirinya kebal hukum.

Suatu hari beliau pergi ke masjid. Di sela-sela pesan yang disampaikan di

mimbar beliau bersabda: “Allah bersumpah bahwa pada hari pembalasan Ia tidak

akan memaafkan orang yang pernah berbuat zalim. Jika aku pernah menzalimi

salah seorang dari kalian, aku siap untuk menerima qishash”. Seorang sahabat

yang bernama Sawadah bin Qais berdiri seraya berkata: “Wahai Muhammad, pada

suatu hari saat anda pulang dari Tha`if, ketika anda menggerakkan tongkat,

tongkat itu mengenai perutku dan perutku merasa sakit karenanya”.

“Tidak mungkin aku melakukan itu dengan sengaja. Meskipun demikian, aku siap

untuk diqishash“, lanjutnya. Lalu beliau memerintahkan salah seorang sahabat un-

tuk mengambil tongkat tersebut. Kemudian beliau menyerahkan tongkat tersebut

kepada Sawadah seraya berkata: “Engkau bisa memukul perutku seperti tongkatku

dulu menyentuh perutmu dan ambillah hakmu di dunia ini”.

Sahabat itu akhirnya berkata: “Tidak, aku telah memaafkan anda”.

“Semoga Allah memaafkanmu”, Muhammad SAW menimpali.

Begitulah perlakuan seorang pemimpin agama dan pemerintahan dalam rangka

menegakkan keadilan sosial dan supremasi hukum.

h. Menghormati Pendapat Umum

Berkenaan dengan masalah yang telah ditentukan hukumnya oleh Al Quran,

baik berupa ibadah maupun mu’amalah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

kepentingan umum, Muhammad SAW selalu mengerjakannya dengan tanpa

syarat dan tidak pernah memperbolehkan dirinya untuk ikut campur tangan dalam

hal itu. Hal itu dikarenakan mengingkari hukum tersebut sama artinya dengan ku-

fur terhadap Allah SWT. “Dan barang siapa tidak menjalankan hukum sesuai

dengan ketentuan hukum Allah, maka ia termasuk golongan orang-orang yang

kafir”. Akan tetapi, jika masalah tersebut berhubungan dengan pekerjaan dan ke-

10

Page 12: tugas akhir kepribadian

hidupan dunia yang hanya bersangkutan dengan kepentingan pribadi seseorang,

beliau dapat menentukan nasib sendiri dengan pendapat yang beliau anggap baik

asalkan hal itu masih mubah. Tidak seorang pun berhak mencampuri urusan prib-

adi orang lain.

Sebaliknya, jika masalah tersebut berhubungan dengan kepentingan sosial

masyarakat, ia memberikan hak kepada mereka untuk mengeluarkan pendapat.

Meskipun Muhammad SAW memiliki kejeniusan yang luar biasa dalam menen-

tukan kemaslahatan melebihi orang lain, akan tetapi beliau tidak pernah memak-

sakan pendapat kepada orang lain dan beliau selalu menghormati pendapatnya.

Beliau merenungkan pendapat orang lain yang telah dihasilkan lewat musyawarah

bersama dan meminta seluruh muslimin untuk memelihara sunnah yang terpuji

ini.

Pada peristiwa perang Badar, beliau meminta pendapat para sahabat se-

banyak tiga kali dalam tiga permasalahan: pertama, apakah mereka harus

berperang melawan Quraisy atau kembali ke Madinah dan tidak jadi berperang.

Seluruh sahabat memilih untuk berperang dan Muhammad SAWW setuju dengan

itu. Kedua, dalam menentukan pusat pertahanan muslimin. Dalam hal ini penda-

pat Hubab bin Mundzir mendapat persetujuannya. Ketiga, dalam menentukan

perlakuan yang layak bagi para tawanan perang. Sebagian sahabat berpendapat

agar mereka dibunuh saja, dan sebagian yang lain berpendapat agar mereka

dibebaskan dengan syarat membayar fidyah. Muhammad SAW menyetujui penda-

pat kedua ini.

Pada peristiwa perang Uhud, Muhammad SAW meminta pendapat para sa-

habat berkenaan dengan taktik perang melawan musuh apakah mereka bertahan di

dalam kota dan memperkuat benteng pertahanan atau keluar kota menyongsong

musuh dengan tujuan untuk melawan serangan musuh supaya mereka tidak masuk

ke dalam kota. Beliau memilih pendapat yang kedua.

Pada peristiwa perang Ahzab, Muhammad SAW membentuk sebuah badan

musyawarah yang membahas apakah pasukan harus ke luar kota atau bertahan di

dalam kota. Setelah berlangsung tukar pendapat yang agak lama, akhirnya dipu-

tuskan bahwa gunung Sala’ dijadikan benteng pertahanan dari arah belakang dan

11

Page 13: tugas akhir kepribadian

untuk menghambat gerakan musuh dari depan akan digali sebuah parit (khandaq)

yang agak lebar.

Pada peristiwa perang Tabuk, dengan mendekatnya pasukan besar Islam ke

perbatasan Syiria, Imperatur Romawi merasa ketakutan dan kehilangan keper-

cayaan diri, dan karena tidak percaya penuh kepada kekuatan pasukannya,

akhirnya ia membatalkan perang. Menghadapi realita ini Muhammad SAWW

mengadakan musyawarah dengan para sahabat apakah mereka terus mengejar

musuh yang sudah ketakutan atau kembali ke Madinah. Mereka lebih memilih un-

tuk kembali ke Madinah.

Muhammad SAW tetap menerima segala kritikan para sahabat dengan la-

pang dada meskipun kritikan tersebut tidak pada tempatnya. Beliau tidak pernah

mengikat mereka (dengan menolak kritikan-kritikan mereka), bahkan dengan

segala kelembutan beliau menjawab kritikan tersebut sehingga mereka terpuaskan

dan menyadari akan kekeliruannya. Beliau meyakini bahwa Pencipta alam

semesta ini telah menganugerakan sarana berpikir, menimbang baik dan buruk

dan kemampuan mengkritik kepada semua manusia. Beliau menganggap hal itu

adalah suatu yang alami dan tidak dikhususkan untuk para pemimpin saja. Beliau

telah menekankan bahwa jika orang-orang atasan melakukan sebuah perbuatan

yang bertentangan dengan keadilan, masyarakat harus memprotesnya.

Pada peristiwa perang Hunain, Muhammad SAWW membagi sebagian sa-

ham pampasan perang kepada orang yang baru memeluk Islam. Sa’d bin Ubadah

dan sekelompok sahabat Anshar yang nota bene telah lama masuk Islam protes

terhadap kebijakan itu dan dalam benak mereka bertanya-tanya mengapa Muham-

mad lebih mengutamakan mereka daripada para sahabat terdahulu? Akhirnya be-

liau memerintahkan orang-orang yang protes tersebut berkumpul di suatu tempat.

Setelah mereka berkumpul, Muhammad SAWW menjelaskan dengan lemah-lem-

but segala faktor yang menyebabkan pampasan perang itu harus dibagi kepada

mereka. Setelah mendengar penjelasannya itu mereka semua menangis dan

akhirnya mereka minta maaf atas perbuatan yang telah mereka perbuat.

Pada peristiwa yang sama, salah seorang sahabat yang berasal dari kabilah

Bani Tamim dan bernama Hurqush memprotes kebijakan tersebut seraya berkata

dengan nada bicara yang pedas: “(Wahai Muhammad), berbuatlah dengan adil”.

12

Page 14: tugas akhir kepribadian

Ketika melihat kelancangannya, Umar bin Khattab berkata dengan marah:

“Izinkanlah kupenggal lehernya”. “Tidak, biarkanlah dia”, jawab Muhammad

SAW singkat. Beliau menatap wajahnya seraya berkata dengan penuh kelembu-

tan: “Jika aku tidak bertindak secara adil, siapa yang dapat bertindak dengan

adil?”

Pada peristiwa perdamaian Hudaibiyah, Umar bin Khattab memprotes per-

janjian yang telah dilakukan oleh Muhammad SAW tersebut. Alasannya mengapa

beliau menerima perjanjian dengan persyaratan yang tidak adil? Dengan logika

dan argumentasi yang jitu, Muhammad SAW berhasil memuaskannya.

Dengan metode dan perlakuan di atas Muhammad SAW telah mengajarkan

cara dan manajemen menjalankan sebuah pemerintahan kepada seluruh penguasa

dengan tujuan supaya mereka mengetahui bahwa kedudukan yang mereka miliki

adalah kedudukan seorang ayah yang penuh asih, bukan kedudukan seorang pemi-

lik hamba sahaya. Dalam setiap kondisi, mereka hendaknya memikirkan kemasla-

hatan rakyatnya, bukan memaksakan kehendaknya.

13

Page 15: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI MURRAY

1. Prosiding dan Serial

Serial Karir Muhammad SAW

Serial Prosiding

Kar

ir P

erda

gang

an

Usia 8 tahun, menggembalakan kambing dengan naik turun bukit di

sekitar Makkah

Usia 12 tahun, mulai menyertai pamannya dalam perjalanan dagang

pertama kali ke Syria

Usia 16 tahun, ia ikut pamannya, Zubair, adik Abu Thalib dalam

perjalanan kafilah dagang ke Yaman

Usia 17 tahun, mulai menjalankan usaha dagang sendiri

Kerjasama mudharabah dengan Khadijah binti Khuwailid, ). Khadijah

bertindak sebagai pemilik modalsementara Muhammad SAW pengelola

Usia 25 tahun, menikah dengan Khadijah dan terus mengelola

perdagangannya, menjadi business owner.

Usia 30 tahun, menjadi seorang investor dan mulai memiliki banyak

waktu untuk memikirkan kondisi masyarakat Saat ini beliau sudah

mencapai apa yang disitilahkan sebagai kebebasan finansial (financial

freedom) oleh Robert T. Kiyosaki.

Serial Prosiding

Kar

ir M

ilit

er

memimpin Perang Badar

beliau memimpin Perang Uhud, saat perang ini beliau terluka parah

terjadinya Perang Khandaq

terjadi Pejanjian Hudaibiyah , yaitu perjanjian antara kaum muslimin

dengan kafir Quraisy di desa Hudaibiyah yang berisi gencatan senjata

selam 10 tahun antara kedua belah pihak

Terjadi Bai’atur Ridwan, yaitu sumpah setia kaum muslimin akan

membela agama Islam sampai titik darah penghabisan.  

Terjadi perang Khaibar , yaitu perang antara kaum muslimin dengan

kaum kafir yang pernah menyerang Madinah saat perang Khandaq.

14

Page 16: tugas akhir kepribadian

Terjadi perang Mu’tah, yaitu perang antara kaum muslimin dengan

bangsa Romawi yang menjajah wilayah utara Jazirah Arab. Pada

perang ini 3000 pasukan muslimin melawan 200000 prajurit.

Fathul Mekkah (penaklukan kota Mekkah), yaitu peristiwa jatuhnya

kota Mekkah kepada kaum muslimin dan pengampunan Rasulullah

SAW terhadap kaum Quraisy. Saat masuk Masjidil Haram Rasulullah

menghancurkan 360 buah berhala.

Serial Rumah Tangga

Serial Prosiding

Rum

ah T

angg

a

menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Selama menikah dengan

Khadijah, beliau tidak menikah dengan wanita lain.

beberapa hari setelah Khadijah meninggal dunia, menikah dengan

Saudah binti Zam’ah,

menikah dengan ‘Aisyah binti Abu Bakar, saat itu ‘Aisyah berusia 6

tahun, beliau hidup dengan ‘Aisyah ketika ‘Aisyah sudah baligh,

sekitar usia 9 tahun

menikah dengan Hafshah binti ‘Umar,

menikah dengan Zainab binti Khuzaimah,

menikah dengan Ummu Salamah,

menikah dengan Zainab binti Jahsy,

menikah dengan Juwairiyah binti Αl Harits (dari Khuza’ah)

menikah dengan Ummu Habibah

menikah dengan Shafiyah binti Huyai

menikah dengan Mainumah binti Αl Harits

menikah dengan Mariyah Α Qibthiyah, ia dinikahi Muhammad SAW

bukan sebagai wanita yang merdeka

15

Page 17: tugas akhir kepribadian

2. Needs

Need Brief Definition

n Abasement Menerima dorongan dari luar dengan pasif. Mengalami

luka fisik, tuduhan orang lain, kritik, dan hukuman. Untuk

menyerahkan diri. Untun menjadi pasrah pada takdir.

Mengakui ketidakmampuan, kesalahan, dan kekeliruan.

Berani mengaku dan bertobat. Menyalahkan dan menyakiti

diri sendiri. Mencari dan menikmati kesakitan, hukuman,

atau ketidakberuntungan.

n Achievement Muhammad bisa mencapai sesuatu yang sulit. Beliau dapat

melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri. Bisa

meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan

kemampuan. Muhammad kecil sudah ikut bersusah-susah

dan bekerja menggembala ternak dan berdagang. Kegiatan

sebagai importir/eksportir terus berlanjut hingga di usia

remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah

perdagangan (misi perdagangan antar negara). Mahar

pernikahannya berupa 25 ekor unta betina muda. Nilai

sejumlah itu adalah cukup besar. Jika saja nilai setiap ekor

unta berharga Rp. 25 juta, maka mas kawin Muhammad

senilai 0,5 milyar. Dan itu adalah hasil keringat beliau

sendiri.

n Affiliation Menikmati kerjasama dan hubungan timbal balik serta

persekutuan dengan orang lain (yang mempunyai

kemiripan). Untuk membuat orang lain senang dan

memenangkan perhatian dari orang lain. Menjadi teman

yang setia dan loyal. Muhammad tercatat sebagai

negosiator ulung, atau sekarang mungkin dikenal sebagai

diplomat.

n Autonomy Sejak kecil Muhammad sudah memiliki kemandirian. Ia

16

Page 18: tugas akhir kepribadian

juga menolak kelaziman orang-orang di sekitarnya yang

menyembah berhala

n

Counteraction

Muhammad berusaha menyampaikan risalahnya, ketika

orang Quraisy tak menerimanya, beliau mencobanya pada

penduduknTha’if.

n Defendence Muhammad selalu bertahan melawan penyerangan,

kritikan, dan penyalahan. Namun tidak dikarenakan karena

beliau menyembunyikan kesalahan yang beliau perbuat,

hanya berupaya bertahan dan sabar agar dapat

menyampaikan risalah yang beliau bawa

n Dominance Muhammad dapat mempengaruhi orang lain dengan tutur

kata lembutnya, sekalipun begitu, beliau tidak pernah

berkata dusta. Beliau adalah sosok yang digambarkan

sebagai tokoh yang memiliki manajer handal dan

leadership yang kuat  dalam arti untuk kemaslahatan

kehidupan umat. Muhammad SAW telah mengajarkan cara

dan manajemen menjalankan sebuah pemerintahan kepada

seluruh penguasa dengan tujuan supaya mereka mengetahui

bahwa kedudukan yang mereka miliki adalah kedudukan

seorang ayah yang penuh asih, bukan kedudukan seorang

pemilik hamba sahaya. Dalam setiap kondisi, mereka

hendaknya memikirkan kemaslahatan rakyatnya, bukan

memaksakan kehendaknya.

n Exhibition Pribadi Muhammad SAW memang sangt mengesankan.

Beliau membuat orang lain kagum karena keutamaannya.

Khadijah binti Khuwailid yang menjadi istri pertamanya

tertarik pada beliau karena kemuliaan akhlaknya.

n

Harmavoidance

Menghindari rasa sakit, luka secara fisik, sakit, dan kema-

tian. Hijrahnya beliau di malam hari saat hendak dibunuh

oleh kaum kafir Quraisy. Selain itu, beliau adalah orang

17

Page 19: tugas akhir kepribadian

yang sangat waspada. Beliau selalu mengecek kekuatan

musuh dengan seksama dan untuk menghadapinya beliau

selalu mempersiapkan segalanya.

n Nurturance Beliau bertutur kata lembut  dan suka mencium anak-anak,

misalnya : Hasan ibnu Ali. Beliau tidak pernah berkata

kasar kepada isteri dan anaknya. Bahkan pembantunya

bernama Anas ra. telah mengabdi kepada beliau selama 10

tahun, mengaku tidak pernah Rasulullah berkata kasar

apalagi menghardik.

n Order Mengatur hal-hal agar menjadi tersusun dengan baik. Dapat

membersihkan, menyusun, mengatur, menyeimbangkan,

merapikan, dan melakukan segala hal dengan cermat dan

teliti.

Beliau tidak pernah menoleransi siapa pun yang melanggar

undang-undang. Hal itu dikarenakan undang-undang yang

adil dan bijaksana adalah penjamin keamanan kehidupan

bermasyarakat dan penegak berdirinya sebuah masyarakat

yang kokoh.

n Play Beliau sering mengajak ‘Aisyah lomba lari

n Rejection Memisahkan diri sendiri dari objek yang dinilai negatif. Ini

terlihat saat beliau sering menyendiri di Gua Hiro.

n Sentience Mencari dan menikmati kesan yang menyenangkan.

n

Understanding

Menanyakan atau menjawab pertanyaan umum.

Berspekulasi, berpendapat, menganalisa, dan

menyimpulkan suatu hal.

3. Tema : Interaksi antara Kebutuhan dan Tekanan

Contoh salah satu tema dalam perjalanan hidup Muhammad SAW

18

Page 20: tugas akhir kepribadian

Ketika Muhammad mengumpulkan kerabat-kerabat dekatnya dan menyerunya

agar tidak menyembah berhala

Prosiding : Beliau ingin kerabat-kerabatnya percaya bahwa beliau adalah seorang

rasul, dan agar kerabat-kerabatnya tidak menyembah berhala lagi.

Tekanan alfa : respon kerabt-kerabatnya yang malah mencacinya

Tekanan beta : pendapat yang menentang

Kebutuhan : defendence

4. Nilai dan Vektor

Nilai atau muatan tujuan akhir yang ada pada tingkah laku. Nilai Muhammad

SAW dalam hal ini adalah idiologi (agama), ilmu pengetahuan yang telah terdapat

pada Αl Quran dan keindahan (keindahan karena keteraturan umat beliau yang

menjalankan syariat dari risalah yang beliau bawa)

Vektor kecenderunagn bertindak Muhammad SAW adalah konstruksi

(membangun) masyarakat yang madani, konservasi (memelihara), transmisi

(menyampaikan).

5. Determinan Perkembangan

a) Determinan Kemasakan Genetik

Pada era psikomotorik yang terjadi pada rentang usia bayi sampai dewasa

awal menunjukkan proses perkembangan yang bercirikan kemajuan, pembentukan

dan kreativitas. Contohnya waktu Muhammad berusia delapan tahun, beliau sudah

mulai bekerja sebagai penggembala kambing, dan pada usia 17tahun beliau sudah

mempunyai usaha dagang sendiri, hal ini menunjukkan kekreativan beliau saat

dari kecil hingga masa dewasa awal.

Pada era anabolik yang terjadi pada rentang usia dewasa hingga usia

pertengahan yang menunjukkan adanya proses kuat dan memantapkan struktur-

struktur yang ada di otak. Pada usia tiga puluh lima tahun, beliau mencegah ter-

jadinya perang antar kabilah Makkah dengan menempatkan Hajarul Aswad di

tempatnya semula bersama-sama, beliau telah membuktikan keahliannya dalam

manajemen, dan dengan ikut serta dalam perjanjian Hilful Fudhul beliau telah

membuktikan kecintaannya terhadap persatuan insani. Pada usia empat puluh

19

Page 21: tugas akhir kepribadian

tahun, ia diangkat menjadi nabi dan selama tiga tahun ia berdakwah secara diam-

diam di kota Makkah. Setelah masa tiga tahun ini berlalu dan ayat yang berbunyi:

“Berilah peringatan kepada keluarga dekatmu” turun, ia mulai melakukan dak-

wah dengan terang-terangan dan memulai hal itu dari keluarga dekatnya sendiri.

Setelah itu, ia menggo-internasionalkan dakwah untuk bertauhid, meninggalkan

syirik dan menyembah berhala.

Pada era katabolik yang terjadi pada rentang usia tua yang menunjukkan

adanya proses yang dominan yakni keseimbangan, memelihara dan memperkuat

apa yang sudah dipelajari. Setelah tiga belas tahun berdakwah di Makkah, ia ter-

paksa harus berhijrah ke Madinah. Pasca hijrah, lahan untuk dakwah Islam terse-

dia dengan baik meskipun pada periode sepuluh tahun ini musyrikin, munafikin

dan kabilah-kabilah Yahudi masih selalu mengganggunya.

b) Determinan Anggota Kelompok

Muhammad hidup di Jazirah Arab yang kebanyakan orang di sana adalah

seorang pedagang. Orang-orang di Jazirah Arab sangt menjunjung tinggi

kedermawanan sehingga Muhammad pun juga tumbuh menjadi manusia yang

sangat dermawan, akhlak baik lain dari orang Arab adalah memenuhi janji,

pantang mundur, kelemahlembutan dan suka menolong orang lain, kesederhanaan

(orang Arab Badui).

c) Determinan Peran

Contoh peran di sini adalah pedagang, sebab bangsa Arab waktu itu hampir

tidak mengenal industri dan kerajinan.

d) Determinan Situasi

Determinan situasi yang terjadi pada beliau adalah meninggalnya istri beliau

Khadijah binti Khuwailid yang sebelumnya sangat mendukung beliau dangan

segala sesuatu yang dimilikinya.

 

20

Page 22: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI ALLPORT

1. Trait Individual

a. Disposisi Kardinal

Merupakan sifat yang luar biasa khas yang dimiliki sedikit orang. Dalam

hal ini, Muhammad adalah seorang yang dijuluki Αl-Amin (jujur).

b. Dispossisi Sentral

Merupakan kecenderungan sifat yang menjadi cirri seseorang. Muhammad

adalah orang yang lembut hati, pemaaf, rendah hati, sabar, pemberani.

c. Disposisi Sekunder

Trait yang tidak umum pada diri Muhammad adalah marah. Muhammad

SAW marah saat ada orang yang berkata kepada beliau, “Terserah kehendak

Allah dan kehendakmu”, maka beliau berkata, “Celakalah kamu, apakah kamu

ingin menjadikan aku dan Allah sama? Tapi katakanlah: “Terserah kehendak

Allah semata.”

2. Trait, Habbit, Attitude, Konsistensi Pribadi

Trait yang ada pada Muhammad SAW adalah pemaaf, rendah hati.

Habit. Contoh habit dari trait pemaaf yang ada pada diri Muhammad adalah

beliau tak pernah membalas orang yang berbuat buruk kepadanya contohnya :

Suatu hari ketika beliau melalui sebuah lorong Madinah, seorang

Yahudi menuangkan air di atas kepalanya dari atap rumahnya. Akan tetapi,

ia berlalu begitu saja tanpa marah sedikit pun setelah membersihkan diri dan

bajunya di sebuah pojok lorong. Suatu ketika beliau sedang berlalu di lorong

tersebut setelah beberapa kali terkena siram, orang Yahudi itu tidak lagi

menuangkan air di atas kepalanya. Beliau heran. Dengan tersenyum beliau

berkata: “Mengapa hari ini ia tidak menyiramkan air lagi?” Penduduk yang

bermukim di sekitar lorong itu berkata: “Ia sakit”. “Kita harus menjen-

guknya”, tegasnya.

Salah seorang sahabat yang berasal dari kabilah Bani Tamim dan

bernama Hurqush memprotes kebijakan tersebut seraya berkata dengan nada

bicara yang pedas: “(Wahai Muhammad), berbuatlah dengan adil”. Ketika

melihat kelancangannya, Umar bin Khattab berkata dengan marah: “Izinkan-

21

Page 23: tugas akhir kepribadian

lah kupenggal lehernya”. “Tidak, biarkanlah dia”, jawab Muhammad SAW

singkat. Beliau menatap wajahnya seraya berkata dengan penuh kelembutan:

“Jika aku tidak bertindak secara adil, siapa yang dapat bertindak dengan

adil?”

Setelah pembebasan benteng Khaibar, sekelompok orang-orang

Yahudi yang telah menyerahkan diri mengirimkan makanan beracun un-

tuknya. Beliau mengetahui maksud jahat mereka. Akan tetapi, beliau tetap

membiarkan mereka hidup sebagaimana layaknya manusia hidup. Pada ke-

sempatan yang lain seorang wanita Yahudi juga bermaksud untuk mera-

cuninya. Akan tetapi, beliau memaafkannya.

Abdullah bin Ubay, salah seorang tokoh munafikin yang berhasil

menyelamatkan diri dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, masih

menyimpan rasa permusuhan di dalam hatinya dengannya ketika Muham-

mad SAW berhijrah ke Madinah, dan lewat kerja sama dengan para pemeluk

Yahudi penentang Islam, ia masih melakukan tindakan-tindakan oposisi.

Muhammad SAW tidak hanya tidak mengizinkan para pengikutnya untuk

menghabisinya, bahkan beliau masih memperlakukannya dengan penuh tol-

eransi dan ketika sakit, beliau masih menjenguknya.

Beliau tidak pernah menghiraukan kekurangajaran seseorang terhadap

dirinya dan menyimpan rasa dengki –apalagi rasa ingin balas dendam ter-

hadap seseorang– dalam hatinya. Jiwanya yang agung lebih mengutamakan

untuk memaafkan dari pada membalas dendam.

Contoh habit dari trait rendah hati adalah kemenangan tidak menjadikannya

berbangga diri, hal ini dapat kita lihat pada peristiwa perang Badar dan

pembebasan kota Makkah. Beliau tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk

berdiri menyambut kedatangannya, atau menyerahkan tempat duduknya

kepadanya.

Attitude. Contoh attitude (sikap) dari habit pemaaf di atas misalnya sikap

beliau dalam sebuah perseteruan, beliau mengajak berdamai, memaafkan sebelum

membalas, dan mempermudah (seseorang) sebelum membalas perbuatannya.

22

Page 24: tugas akhir kepribadian

Konsistensi tingkah laku

3. Propium

Ada delapan aspek propium dalam perkembangan manusia dari bayi hingga

dewasa yakni, aspek diri fisik, aspek identitas diri, aspek bangga diri, aspek

perluasan diri, aspek gambaran diri, aspek penguasaan rasional, aspek berusaha

memiliki, aspek sebagai si tahu. Pada diri Muhammad SAW, propium beliau

sudah mencapai sebagai diri si tahu, dan mempunyai totalitas dari tujuh aspek

yang mendahului aspek diri si tahu.

4. Otonomi Fungsional

Otonomi fungsional terbiasa merupakan adiksi, perbuatan yang dilakukan

berulang-ulang dan rutin.

23

TraitRendah hati

Sebagai pemimpin

Sebagai Nabi

Sbg orang kaya

Sbg suami

STIMULUS

Tidak mau diistimewakan

Tidak ingin dilayani

Menjahit baju sendiri

Tidur beralas tikar

RESPON

Page 25: tugas akhir kepribadian

Otonomi fungsional propriate adalah minat yang dipelajari, nilai-nilai,

tujuan, gambaran pokok, gambaran diri, dan gaya hidup. Contohnya Muhammad

SAW tetap melaksanakan sholat meski beliau sudah dijamin masuk surga, suatu

hari ‘Aisyah bertanya“Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Syurga?

Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”

Jawab baginda dengan lunak,

“Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku

ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”

Hal itu menunjukkan bahwa beliau melaksanakan sholat karena menginginkan

surga.

5. Perkembangan kepribadian

Kualitas kepribadian yang masak

a. Perluasan perasaan diri

Kemampuan berpartisipasi dan menyenangi rentang aktivitas yang luas.

Pada usia tiga puluh lima tahun ini dengan menempatkan Hajarul Aswad di

tempatnya semula dan mencegah terjadinya perang antar kabilah Makkah,  beliau

telah membuktikan keahliannya dalam manajemen. Saat itu beliau juga menjadi

seorang investor dan mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi

masyarakat Saat ini beliau sudah mencapai apa yang disitilahkan sebagai

kebebasan finansial (financial freedom).

Kemampuan mengidentifikasi diri dan interesnya terhadap orang lain

misalnya Muhammad mempunyai hati yang lembut, beliau pun mengetahui para

sahabat yang mempunyai hati yang lembut, seperti Abu bakar.

b. Mengakrabkan diri dengan orang lain

Kemampuan bersahabat dan berkasih sayang, keintiman yang melibatkan

hubungan cinta keluarga dan teman, kasih sayang yang diekspresikan dalam

menghormati dan menghargai hubungannya dengan orang lain. Muhammad

sangat dekat dengan keluarganya. Beliau juga sangat dekat dengan para

sahabatnya, sehingga beliau menikahi anak sahabatnya ataupun menikahkan anak

beliau dengan sahabatnya untuk mempererat tali kekerabatan. Beliau juga

menghormati Fatimah istri Abi Thalib yang telah merawat beliau, serta tetap

24

Page 26: tugas akhir kepribadian

menghormati Ummu Aiman dan Halimah yang pernah menjadi ibu susuan bagi

beliau.

c. Keamanan emosional, peneriamaan diri

Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung

dorongan khusus dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

Muhammad selalu sabar dalam menghadapi masalah dan selalu bisa mentoleransi

frustasi dengan kesabarannya. Beliau memiliki perasaan yang seimbang, tidak

pernah berbanga-bangga diri maupun frustasi.

d. Persepi, keterampilan, dan tugas yang relistik

Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan

minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas

yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau

tingkah laku lain yang merusak.

Muhammad selalu menerima orang lain apa adanya. Pembantu

Muhammad, Anas bin Malik berkata, “ Saya melayani Rasulullah saw. selama

sepuluh tahun, dimana beliau tidak pernah sekalipun berkata dari apa yang aku

lakukan, “Kenapa kamu melakukan ini?”, dan juga sesuatu yang tidak aku

lakukan, “Kenapa kamu tidak melakukan ini?””.

e. Objektifitas diri : insight dan humor

Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang

lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu

menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan

absurditas diri dan orang lain. Muhammad selalu memandang orang lain apa

adanya, tidak pernah ada nilai subjektif dari beliau. Beliau selalu berlaku adil.

f. Menyatukan filsafat hidup

Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang

memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama. Muhammad melakukan

segala perbuatannya hanya untuk mencari keridhaan Allah.

Dari berbagai kualitas kepribadian di atas Muhammad SAW sudah

memenuhi seluruhnya, kepribadian beliau sudah mencapai maturitas(kemasakan)

sepenuhnya.

25

Page 27: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI CATTEL

1. Trait

a. Kategori kepemilikan terdiri atas trait umum dan trait khusus.

Trait umum merupakan trait yang dimiliki semua orang dalam tingkatan

tertentu. Sifat universal dari trait umum ini biasanya dilatarbelakangi oleh

hereditas manusia yang kurang lebih sama, mereka yang berada dalam kelompok

budaya yang sama menghadapi pola tekanan sosial yang hampir sama pula.

Muhammad SAW adalah orang yang dermawan dan suka menolong, hal ini

dilatarbelakangi dari pengaruh budaya di Arab sana yang sangat menjunjung

tinggi rasa kedermawanan. Orang-orang Arab adalah orang yang memenuhi janji,

di sana, janji adalah hutang yang harus dibayar, bahkan mereka lebih baik

membunuh anaknya sendiri atau membakar rumahnya sendiri daripada harus

meremehkan janji. Oleh sebab itu pula Muhammad memiliki sifat suka menepati

janji.

Trait khusus merupakan trait yang dimiliki satu orang saja (bisa dimiliki

beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda. Muhammad SAW

adlah orang yang sanga jujur sampai dijuluki Αl-Amin (hanya beliau yang

memiliki julukan ini).

b. Kategori kedalaman terdiri dari trait permukaan dan trait sumber.

Trait permukaan adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari

beberapa tingkah laku. Trait Permukaan Muhammad SAW adalah dermawan,

beliau pernah memberi setiap kepala suku Arab seratus unta, katika ada peminta-

minta meminta baju yang dikenakannya, dengan segera beliau melepas dan

memberikannya, beliau tidak pernah menolakpermintaan mereka yang

membutuhkan, beliau tidak pernah menolak seorang tamu dan tak pernah

mrngusir peminta-minta dengan menyempitkan kebutuhannya.

Trait sumber adalah emen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku.

Sifat ini tidak dapat diidentifikasi langsung dari amatan tingkah laku, dan hanya

dapat diidentifikasi memakai analisis faktor.

c. Kategori modalitas Ekspresi terdiri dari trait kemampuan, trait

tempramen, dan trait dinamik.

26

Page 28: tugas akhir kepribadian

Trait kemampuan menentukan keefektifan seseorang dalam usaha

mencapai tujuan. Muhammad SAW memiliki elastisitas yang dibarengi oleh

keteguhan pendirian. Pada situasi perang yang tidak menentu, Muhammad SAW

membuktikan karakter di atas, dan disebabkan oleh perubahan situasi yang sangat

cepat tersebut ia selalu mengeluarkan instruksi baru (yang dianggap perlu).

Kecekatan dalam mengeluarkan sebuah instruksi –dalam pandangannya– adalah

syarat utama dalam menghadapi problema-problema serius.

Trait temprament merupakan gaya atau irama tingkah laku. Muhammad

adalah orang yang pemberani, beliau tidak pernah gentar terhadap ancaman dan

tekanan, tidak pernah berlari dari berbagai macam kejadian dan himpitan bahkan

medan perang. Saat Perang Badar, beliau mengomandoi sendiri pasukannya, di

malamn perang tersebut, saat orang-orang tertidur pulas, beliau masih tetap

terjaga.

Trait dinamik adalah motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku.

Dorongan Muhammad berperilaku adalah mencari keridhaan Allah.

2. Faktor Primer

27

Page 29: tugas akhir kepribadian

a. Faktor A

Muhammad memiliki skor tinggi pada faktor ini, beliau orang yang ramah

pada setiap orang (beliau tidak pernah mengatai orang), lembut hati (beliau orang

yang membalas keburukan dengan kebaikan), tidak suka berepot-repot (jika ada

dua kebaikan, maka beliau akan memilih melakukan yang lebih mudah),

berpartisipasi (beliau orang yang tak ingin dilayani, ikut membantu pekerjaan

umum yang dilakukan para sahabatnya).

b. Faktor B

Muhammad memiliki skor tinggi pada bagian ini, sebab beliau adalah orang

yang cerdas dan memiliki kapasitas mental skolastik yang tinggi.

c. Fakor C

Muhammad adalah sosok yang paling dapat mengendalikan emosi dan tenang

dlaaaam menghadapi berbagai situasi (tidak pernah mengeluh), oleh sebab itu

beliau juga memiliki skor yang tinggi pada faktor ini.

d. Faktor E

Pada faktor ini, Muhammad memiliki skor yang rendah. Beliau adalah orang

yang rendah hati, berwatak halus, dan suka menolong orang lain.

e. Faktor F

Pada faktor ini, Muhammad memiliki skor yang rendah sebab beliau adalah

orang yang sederhana, seadanya, pendiam dan serius (meskipun dalam beberapa

kondisi tertentu beliau adalah orang yang suka bercanda).

f. Faktor G

Muhammad SAW adalah orang yang cermat, teliti tekun dan serius. Jadi

memiliki skor yang tinggi pada faktor ini.

g. Faktor H

Pada faktor ini beliau memiliki skor di tengah-tengah, sebab selain beliau

pemberani beliau juga orang yang sangat pemalu.

h. Faktor I

Beliau memiliki skor tinggi pada faktor ini, sebab beliau adlah orang yang

lembut hati.

28

Page 30: tugas akhir kepribadian

i. Faktor L

Beliau orang yang dapat menaruh kepercayaan kepada para sahabatnya dan

tak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain.

j. Faktor M

Pada faktor ini beliau memiliki skor yang sedang. Beliau adalah orang yang

berkenaan dengan hal yang praktis dan sederhana namun juga intelektual.

k. Faktor N

Muhammad SAW juga memiliki skor yang sedang pada faktor ini. Beliau

memiliki sifat rendah hati dan bersahaja, namun juga berpandangan luas dan

pintar.

l. Faktor O

Beliau memiliki skor yang rendah pada faktor ini. Beliau orang yang percaya

diri, ulet, tabah, dan tenang.

m.Faktor Q1

Beliau memiliki skor yang sedang pada faktor ini sebab beliau bukan orang

yang kuno dan tradisional, namun bukan pula orang yang liberal.

n. Faktor Q2

Beliau memiliki banyak akal dan kecukupan diri serta dapat mengambil

keputusan sendiri, namun dalam beberapa hal yang menyangkut kepentinagn

orang banyak beliau juga tidak egois mengambil keputusan serta menerima

pendapat-pendapat dari para sahabatnya. Skor sedang.

o. Faktor Q3

Beliau orang yang suka menaati aturan dan dapat mengendalinkan diri,

sehingga skor faktor ini cukup tinggi, namun beliau tidak kompulsif, jadi sko

beliau pada faktor ini sedang cenderung ke tinggi.

p. Faktor Q4

Beliau orang yang santai dan penyabar. Skor pada faktor ini sedang cenderung

ke rendah sebab beliau tidak lamban.

29

Page 31: tugas akhir kepribadian

3. Perkembangan Kepribadian

a. Tahap bayi (0-6 tahun)

Pada tahap ini, individu sering dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-

saudaranya. Ayah Muhammad kecil sudah meninggal dunia saat beliau masih

berada dalam kandungan, pada masa ini yang mempengaruhi beliau adalah ibu

beliau, selain itu beliau juga diasuh oleh ibu susuan beliau yang merasa sangat

takjub terhadap beliau.

b. Tahap anak (6-14 tahun)

Pada usia ini adalah awal menuju kemandirian orang tua. Beliau sudah

ditinggal kedua orang tuanya, sehingga beliau mandiri. Beliau juga mulai bekerja

dengan menggembala kambing. Ketika usia 12 tahun beliau juga sudah mulai

berdagang dengan kafilah yang dtang ke negerinya.

c. Tahap Adolesen (14-23 tahun)

Periode ini adalah periode yang sangat menyulitkan, namun bagi Muhammad

SAW periode ini merupakan periode yang menakjubkan, beliau sudah merintis

usaha dagang sebagai eksportir dan impotir.

d. Tahap kemasakan (23-50 tahun)

Secara umum, periode ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan

produktivitas. Pada masa ini, Muhammad SAW juga sudah mengalami kebebasan

finansial.

e. Tahap usia pertengahan (50-60/70 tahun)

Pada usia pertengahannya ini, Muhammad semakin dapat menjadi sosok

pemimpin yang diharapkan kaumnya, tidak seperti usia pertengahan pada

umumnya.

f. Tahap tua (60/70- meninggal)

Beliau tidak mengikuti perasaan dan kesendirian seperti pada teori Cattel ini,

nemun beliau semakin dicintai para sahabat-sahabatnya. Beliau meninggal pada

usia 63 tahun.

30

Page 32: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI EYSENK

1. Hirarki Faktor-faktor Kepribadian

a. hirarki tertinggi : tipe

Muhammad merupakan orang yang bertipe introver stabilita. Tipe P

(Psikotisisme) beliau rendah.

b. hirarki kedua : trait

Beliau adalah orang yang sosiabel, dominan, bersemangat, berani. Beliau

memiliki trait merawat/baik hati, hangat, penuh perhaitan, akrab, tenang, sangat

sosial,empatik, kooperatif, dan sabar.

c. hirarki ketiga : habit

Setiap kali beliau disakiti oleh orang, beliau tidak pernah membalasnya

dengan keburukan, beliau malah membalasnya dengan kebaikan. Beliau adalah

pemimpin negara, yang saat mengimami sholat atau memimpin perjalanan jauh

beliau sempat bertanya, “Dimana si Fulan (seseorang) ? Mengapa ia tak tampak?”

d. hirarki terendah : respon spesifik

Contoh respon spesifik dari kebiasaan beliau yang memaafkan orang.

Suatu hari ketika beliau melalui sebuah lorong Madinah, seorang Yahudi

menuangkan air di atas kepalanya dari atap rumahnya. Akan tetapi, ia berlalu be-

gitu saja tanpa marah sedikit pun setelah membersihkan diri dan bajunya di se-

buah pojok lorong. Di hari yang lain, padahal beliau tahu bahwa perlakuan itu

akan terulang lagi, beliau tetap berjalan di lorong tersebut. Pada hari berikutnya

ketika beliau sedang berlalu di lorong tersebut, orang Yahudi itu tidak lagi men-

uangkan air di atas kepalanya. Beliau heran. Dengan tersenyum beliau berkata:

“Mengapa hari ini ia tidak menyiramkan air lagi?” Penduduk yang bermukim di

sekitar lorong itu berkata: “Ia sakit”. “Kita harus menjenguknya”, tegasnya.

Dalam peristiwa pembebasan kota Makkah. Dengan segala kemenangan

yang telah digapainya saat itu, beliau tetap berbuat baik terhadap para musuhnya

dan enggan untuk bertindak balas dendam padahal beliau dapat melaksanakannya.

Ia memaafkan mereka dengan sabdanya: “Pergilah kalian, karena kalian

sekarang telah bebas”.

2. Tipe

31

Page 33: tugas akhir kepribadian

Pada tipe ekstraversi, beliau memiliki trait yang berkombinasi antara

ekstraversi dan intraversi. Trait-trait dari tipe ekstraversi yang beliau miliki antara

lain sosiabel (beliau tidak pernah membeda-bedakan orang dalam bergaul, beliau

dapat bergaul dengan semua golongan), dominan (beliau adalah orang yang paling

disegani di kaumnya, bahkan untusan Quraisy yang menemui beliau bersaksi

“Demi Allah, aku pernah menjadi utusan untuk menemui para raja, Caesar, dan

Kisra. Demi Allah, tidak pernah kulihat seorang raja yang diagung-agungkan

rekan-rekannya, seperti yang dilakukan rekan-rekan Muhammad terhadapnya…),

bersemangat (beliau tidak pernah mengenal kata putus asa), berani (beliau tidak

pernah lari dari apa yang beliau hadapi). Trait dari tipe introversi yang beliau

miliki antara lain tenang (beliau tidak pernah merasa gelisah dan ragu dalam

menghadapi masalah), berfikir mendalam(beliau selalu berpikir masak-masak

terhadap apa yang hendak dilakukan, terutama ketika itu menyangkut orang

banyak, beliau selalu meminta pendapat para sahabatnya), pendiam.

Beliau hampir tidak memiliki trait-trait pada tipe neurotisme, seperti

tertekan, harga diri rendah, tegang, murung, dan emosional. Jadi tipe beliau lebih

cenderung pada tipe stabilita. Pada kombinasi tipe beliau memiliki tipe introversi-

stabilita yaitu orang normal yang introvers, Trait dari tipe introversi yang beliau

miliki antara lain tenang (beliau tidak pernah merasa gelisah dan ragu dalam

menghadapi masalah), berfikir mendalam(beliau selalu berpikir masak-masak

terhadap apa yang hendak dilakukan, terutama ketika itu menyangkut orang

banyak, beliau selalu meminta pendapat para sahabatnya), dapat dipercaya (beliau

adalah orang yang mendapat julukan Αl-Amin atau orang yang dapat dipercaya).

Beliau adalah orang yang skor psikotisismenya rendah yang memiliki trait

merawat/baik hati (beliau tidak membedakan orang dalam berbuat baik bahkan

apabila ada orang yang berbuat buruk kepada beliau, beliau membalasnya dengan

kebaikan), hangat dan penuh perhaitan (beliau selalu memperhatikan keluarga

dan para sahabatnya, beliau sering menanyakan apabila salah seorang diantaranya

tak tampak), akrab (beliau akrab dengan setiap orang), tenang (tidak pernah

tampak gelisah dan tidak tenang), sangat sosial (keakrabab beliau pada setiap

orang menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang sangt sosial),empatik (beliau

selalu memperhatikan masalah yang ada di sekitarnya, tidak pernah bertanya

32

Page 34: tugas akhir kepribadian

“mengapa begini?” dan “mengapa tidak begini?”, kooperatif (beliau selalu

berunding dengan para sahabatnya apabila hendak memutuskan sesuatu yang

menyangkut kepentingan orang banyak), dan sabar (tidak pernah menyerah dan

bersabar atas apa yang menimpa beliau).

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beliau adalah tipe

orang introversi-stabilita dengan skor psikotisisme yang rendah. Beliau adalah

orang tipe C, CAL (Cortical Arausal Level) tinggi, ANS (Automatic Nervous

Reactivity) rendah.

33

Page 35: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI MASLOW

1. Hirarki Kebutuhan

a. Kebutuhan Fisiologi

Sebagian kebutuhan fisiologis adalah homeostatik dalam alami (mencoba

untuk memelihara yang seimbang antara elemen yang berbeda). Sebagai contoh,

melalui asupan makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai

macam keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh seperti isi dari garam, gula,

protein, dan substansi yang lain. Pada masa ini, kebutuhan lain tidak sama sekali

menjadi tumpuan selagi kehendak asas ini dipenuhi.

Kebutuhan Fisiologis Muhammad SAW sudah terpenuhi, terbukti bahwa

beliau mempunyai pekerjaan sebagi pedagang yang sangat terkenal, apalagi

dengan kejujuran beliau, beliau memperoleh banyak keuntungan, bahkan pada

usia 35 tahun beliau sudah mengalami kebebasan finansial.

b. Kebutuhan Keamanan

Setelah kebutuhan fisiologis dicapai, manusia akan mencari keselamatan

hidup, kestabilan kerja, jagaan masyarakat, undang – undang serta membebaskan

diri daripada ancaman luaran mahupun dalaman. Tahap keselamatan ini amat

diperlukan bagi menjamin kesejahteraan hidup.

Kebutuhan berikut adalah kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan untuk

keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, order, hukum, batas-batas, bebas dari

ketakutan dan kecemasan, dan seterusnya. Ekspresi manusia pada kebutuhan ini

adalah nampak lebih jelas dalam respon-respon : menangis, menjerit, dan

hentakan yang sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh

suara gaduh atau lampu yang terang, atau hanya dengan kekurangan yang

didukung oleh orangtua. Seperti kelaparan, kesakitan dari penyakit, dari

kemarahan orangtua dan perselisihan, atau dari kelalaian atau yang

disalahgunakan, mungkin merubah pandangan anak-anak secara keseluruhan pada

dunia. Dunia mungkin menjadi tempat teror dan kegelapan.

Kebutuhan keamanan beliau juga tercapai, beliau adalah orang yang taat

dengan undang-undang. Pada waktu menyampaikan risalah dan ditentang oleh

kafir Quraisy, beliau dilindungi oleh paman beliau Abi Thalib, setelah itu pun

34

Page 36: tugas akhir kepribadian

beliau dilindungi oleh para sahabatnya meskipun banyak orang yang membuat

makar terhadap beliau, dan yang pasti Allah selalu melindungi beliau.

Pada masa dewasa kebutuhan rasa aman terwujud dalam tiga bentuk yaitu,

kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap (pada usia 35 tahun Muhammad SAW

sudah mengalami kebebasan finansial), praktek agama (beliau lah pembawa

risalah islam), perang (meskipun terlibat perang tapi karena agama beliau, beliau

selalu merasa dilindungi oleh Allah). Karena semua aspek kebutuhan ini

terpenuhi, beliau sudah memenuhi kebutuhan ini.

c.   Kebutuhan Kasih Sayang dan Kepunyaan

Dalam memenuhkan  kebutuhan kasih sayang, manusia membutuhkan

hubungan dengan manusia lain. Kita semua pada asasnya ialah makhluk sosial,

yakni memerlukan bantuan orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Ketika

kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada manusia cukup baik, mereka akan

bekerja keras dengan intensitas yang tinggi untuk meningkatkan hubungan secara

afeksi dengan orang lain, yaitu keluarga, teman, pasangan jiwa, kekasih, anak-

anak.

Beliau disayangi oleh kelurga dan para sahabatnya, karena beliau juga

menyayangi mereka. Beliau menghormati, menghargai, dan mempercayai para

sahabatnya. Beliau adalah orang yang sanagt perhatian kepada sahabat-

sahabatnya. Bahkan beliau juga mencintai umatnya. Dapat dilihat dalam kisah idi

bawah ini.

Ketika Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun

menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril

yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih

Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Al-

lah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit

telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar

menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya

masih penuh kecemasan dan tanda tanya. “Engkau tidak senang mendengar

kabar ini?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku ke-

lak, sepeninggalanku?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah

35

Page 37: tugas akhir kepribadian

mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja,

kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.

Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan

ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,

urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Per-

lahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh. Fatimah hanya mampu

memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya me-

nundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?”

tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sang-

gup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.

Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tidak terta-

hankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini

kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak

lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera

mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,

peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling

berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali

mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang Muhammad juga sudah

terpenuhi.

d.   Kebutuhan Penghargaan Diri

Tahap seterusnya adalah kehendak untuk penghargaan sendiri. Kebutuhan

rasa harga diri ada dua set. Set pertama meliputi kebutuhan untuk kuat,

penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan mandiri. Set yang kedua meliputi

kebutuhan untuk gengsi, dalam merasakan hormat dari orang lain; status;

ketenaran; dominan; orang penting; bermartabat; dan penghargaan.

Muhammad SAW sejak kecil sudah mendapat penghargaan dari orang-

orang di sekitar beliau. Ketika pamannya, Abu Thalib selalu menidurkannya di

36

Page 38: tugas akhir kepribadian

sampingnya. Ia pernah berkata: “Aku tidak pernah mendengar kata-kata bohong

keluar dari mulutnya dan tidak pernah melihat kelakuan tak layak dan tertawa

tidak senonoh darinya”. Ia tidak menyukai alat-alat mainan, selalu menyendiri dan

rendah hati.

Ketika remaja, beliau sudah mendapat gelar Αl-Amin dari kaum beliau.

Ketika dewasa, beliau diangkat menjadi Rasulullah. Keutamaan dan akhlak-

akhlak beliau selalu dihargai sepanjang masa. Kebutuhan penghargaan diri beliau

juga sudah terpenuhi.

e.   Kebutuhan Aktualisasi Diri : Kebutuhan Meta

Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah merupakan payung dari segala

kebutuhan, ada 17 metaneeds atau nilai-nilai. Metaneeds tersebut sangat fokus

terhadap pengetahuan dan pemahaman. Beberapa metaneeds ini sangat penting,

yang menjadi kebutuhan dasar; sebagai contoh, kebutuhan akan kebenaran,

keadilan dan kebermaknaan atau kebutuhan akan estetika, sebagai contoh;

keindahan, kesederhanaan, kesempurnaan.

No Metaneed Karakter Muhammad SAW yang sama atau berhubungan

1 Keanggunan

(beauty)

Keindahan, menarik perhatian. Beliau sangat bersih,

wajahnya berseri-seri, bagus dan sedang perawakannya,

elok dan tampan, bulu matanya panjang, tidak mengobral

bicara, selalu rapi.wajah beliau seperti rembulan.

2 Bersemangat

(aliveness)

Berfungsi penuh dan bergerak spontan dalam aturan,

beliau tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat.

3 Keunikan

(uniqueness)

Keistimewaan dan kekhasan. Saat beliau masih sangat

muda (12 tahun) beliau sudah ikut dalam kafilah dagangn.

Bergelar Αl-Amin, hanya beliau yang digelari seperti ini

oelh orang Quraisy.

4 Bermain-main

(playfulness)

Gembira, senang dan humoris. Muhammad suka bercanda

dengan para istrinya, dan para sahabatnya, namun beliau

tak pernah sekalipun berdusta dalam candaannya.

5 Kesederhanaan

(simplicity)

Jujur, terbuka, tidak berlebihan. Beliau tidak pernah

berdusta dan tidak pernah berlebihan dalam memakai

37

Page 39: tugas akhir kepribadian

sesuatu.

6 Kebaikan

(goodness)

Positif bernilai dan sesuai dengan yang diharapkan. Beliau

selalu dapat memuaskan para sahabat yang bertanya

kepada beliau.

7 Teratur (order) Rapi, terencana dan mengikuti aturan. Beliau adalah orang

yang sangat patuh terhadap undang-undang.

8 Kemandirian

(self

sufficiency)

Otonom dan menentukan sendiri, beliau selalu mandiri

dlam melakukan sesuatu, tidak bergantung pada orang

lain, bahkan beliau sering menambal pakaiannya sendiri.

9 Kemudahan

(effortlessness)

Ringan. Beliau selalu melakukan sesuatu yang mudah tapi

bukan tanpa usaha. Bila ada 2 kebaikan maka beliau akan

mengerjakan yang lebih mudah terlebih dulu.

10 Kesempurnaan

(perfection)

Optimal, mutlak tidak berlebih dan tidak kurang. Akhlak

Muhammad SAW beliau sangat terpuji. Beliau tidak

pernah menyia-siakan waktu dan kesempatan yang

dimilikinya. Menghadapi orang-orang yang selalu

menyakitinya, beliau selalu memaafkannya dan

memperlakukan mereka dengan baik.

11 Kelengkapan

(completion)

Selesai, tamat, sampai akhir. Beliau selalu mengerjakan

sesuatu sampai pada akhirnya

12 Berisi

(richness)

Kompleks, penuh, berat, semua sama penting. Bagi beliau

semua urusan sekecil apa pun apa penting tapi tetap ada

prioritas mana yang harus dikerjakan terlebih dulu.

13 Hukum

(justice)

Tidak berat sebelah, menurut hukum yang seharusnya.

Kisah Muhammad SAW bahwa beliau adil dan patuh

hukum meski yang melanggar adalah beliau sendiri.

Suatu ketika beliau mengumpulkan para sahabat.

Kemudian, beliau menyampaikan pidatonya:

“Sahabat-sahabatku sekalian! Ajalku mungkin sudah

dekat, dan aku ingin menghadap Allah dalam keadaan

suci bersih. Mungkin selama bergaul dengan Anda

sekalian, ada yang pernah aku pinjam uangnya atau

38

Page 40: tugas akhir kepribadian

barangnya dan belum aku kembalikan atau belum aku

bayar, sekarang ini juga aku minta ditagih. Mungkin

ada di antara kalian yang pernah aku sakiti, sekarang

ini juga aku minta dihukum qishos (hukuman balasan).

Mungkin ada yang pernah aku singgung perasaannya,

sekarang ini juga aku minta maaf.”

“Ya Rasulullah! Saya pernah terkena tongkat

komando Rasulullah S.A.W. pada saat Perang Badar.

Ketika Rasulullah S.A.W. mengayunkan tongkat

komandonya, kudaku menerjang ke depan dan aku

terkena tongkat Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa

Sallam. Aku merasa sakit sekali, apakah hal ini ada

qishos-nya!”

Nabi Muhammad S.A.W. menjawab, “Ya, ini ada

qishos-nya jika kamu merasa sakit.” Ali bin Abi

Tholib tampil ke depan:

“Ya Rasulullah! Biar kami saja yang dipukul oleh

orang ini. Abu Bakar dan Umar bin Khattab juga ikut

maju. Tetapi, Rasulullah memerintahkan, Ali, Abu

Bakar, dan Umar agar mundur, sambil berkata, “Saya

yang berbuat, saya yang dihukum, demi keadilan”.

Beliau tidak pernah mengistimewakan dirinya sendiri dan

tidak menganggap dirinya kebal hukum.

14 Penyatuan

(dichotomy/

transcendence)

Menerima perbedaan, perubahan dan penggabungan.

Beliau menerima perbedaan yang terjadi antara kaum

Muhajirin dan Anshar kemudian beliau pun

mempersaudarakan kedua kaum tersebut agar keakraban

mereka bertambah kuat.

15 Keharusan

(Necessity)

Tak dapat ditolak. Seperti diceritakan kisah di atas bahwa

qishas (pembalasan atas suatu kesalahan) adalah sama

seperti yang seseorang lakukan kepada orang lain. Bila

39

Page 41: tugas akhir kepribadian

beliau bersalah maka beliau pun harus di qishas.

16 Kebulatan

(wholeness)

Kesatuan, integrasi, saling berhubungan, kecenderungan

menyatu. Beliau senang berhubungan dengan orang lain

dan sosiabel, beliau pun suka bermusyawarah untuk

mencapai suatu kebulatan pendapat yang menyangkut

orang banyak.

17 Kebenaran

(truth)

Kenyataan, apa adanya, faktual, tidak berbohong. Seperti

penjelasan di atas bahwa Muhammad SAW tidak pernah

sekalipun berbohong dan selalu menerima apa adanya.

 Dari berbagai macam penjelasan kebutuhan meta kognitif di atas

Muhammad sudah memenuhinya.

2. Aktualisasi Diri

Ciri-ciri orang yang sudah mencapai aktualisasi diri

a. orientasinya realistik, memandang realitas secara efisien

Beliau selalu memandang realitas secara efisien, tidak berlebihan.

b. menerima diri, orang lain dan alam sekitar apa adanya

beliau selalu menerima orang lain apa adanya. Tidak pernah mengeluhakn

apa yang dilakukan orang lain dan apa yang tidak dilakukan oleh orang lain.

Pembantu Muhammad, Anas bin Malik berkata, “ Saya melayani Rasulullah

saw. selama sepuluh tahun, dimana beliau tidak pernah sekalipun berkata dari

apa yang aku lakukan, “Kenapa kamu melakukan ini?”, dan juga sesuatu yang

tidak aku lakukan, “Kenapa kamu tidak melakukan ini?””.

c. spontan, sederhana, alami

Beliau orang yang sangat sederhana, tidak pernah hidup berlebihan dan

sangat dermawan, meskipun beliau seorang pemimpin, beliau bahkan tidur di

atas tikar.

d. lebih memperhatikan masalah alih-alih memperhatikan diri

sendiri

40

Page 42: tugas akhir kepribadian

Beliau sangat cermat dalam memperhatikan masalah seperti ketika ada

perang, beliau tidak pernah berpikir bagaimana beliau selamat dari ini, tetapi

beliau selalu berpikir bagaimana cara mengatasinya.

e. berpendirian kuat dan membutuhkan privasi

Beliau adalah orang yang berpendirian kuat. Contohnya ketika beliau ketika

ditawari berbagai bentuk usaha untuk mempertemukan iklan dengan jahiliyah,

beliau tetap teguh untuk mempertahankan islam.

f. otonom dan bebas dari kultur lingkungan

Beliau tidak terpengaruh oleh kultur lingkungan beliau yang saat itu

menyembah berhala.

g. memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip

Beliau tidak stereotip dalam memandang sesuatu. Terlihat saat beliau

berdakwah di Tha’if yang awalnya tidak menerima islam di sana.

h. memiliki pengalaman spiritual

Beberapa pengalaman spiritual beliau adalah saat beliau menerima wahyu

pertama di Gua Hiro, malam isra’ mi’raj.

i. mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat sosial

beliau memiliki minat sosial yang tinggi terbukti bahwa beliau akrab dengan

bayak orang dari berbagia golongan.

j. cenderung memiliki hubungan akrab dengan orang tercinta

daripada hubungan renggang dengan banyak orang

beliau tidak hanya berhubungan akrab dengan sedikit orang, tapi beliau

akrab dengan semua orang bahkan hampir semua golongan.

k. memiliki nilai dan sikap demokratis

Sikap demokratis beliau terlihat saat pengambilan keputusan yang

menyangkut sosial masyarakat, beliau memberikan hak kepada mereka untuk

mengeluarkan pendapat. Meskipun Muhammad SAW memiliki kejeniusan yang

luar biasa dalam menentukan kemaslahatan melebihi orang lain, akan tetapi

beliau tidak pernah memaksakan pendapat kepada orang lain dan ia selalu

menghormati pendapatnya. Beliau merenungkan pendapat orang lain yang telah

dihasilkan lewat musyawarah bersama.

41

Page 43: tugas akhir kepribadian

Pada peristiwa perang Badar, beliau meminta pendapat para sahabat

sebanyak tiga kali dalam tiga permasalahan: pertama, apakah mereka harus

berperang melawan Quraisy atau kembali ke Madinah dan tidak jadi berperang.

Seluruh sahabat memilih untuk berperang dan Muhammad SAW setuju dengan

itu. Kedua, dalam menentukan pusat pertahanan muslimin. Dalam hal ini

pendapat Hubab bin Mundzir mendapat persetujuannya. Ketiga, dalam

menentukan perlakuan yang layak bagi para tawanan perang. Sebagian sahabat

berpendapat agar mereka dibunuh saja, dan sebagian yang lain berpendapat agar

mereka dibebaskan dengan syarat membayar fidyah. Muhammad SAW

menyetujui pendapat kedua ini.

Pada peristiwa perang Uhud, Muhammad SAW meminta pendapat para sa-

habat berkenaan dengan taktik perang melawan musuh apakah mereka bertahan

di dalam kota dan memperkuat benteng pertahanan atau keluar kota menyong-

song musuh dengan tujuan untuk melawan serangan musuh supaya mereka tidak

masuk ke dalam kota. Beliau memilih pendapat yang kedua.

Pada peristiwa perang Tabuk, dengan mendekatnya pasukan besar Islam ke

perbatasan Syiria, Imperatur Romawi merasa ketakutan dan kehilangan keper-

cayaan diri, dan karena tidak percaya penuh kepada kekuatan pasukannya,

akhirnya ia membatalkan perang. Menghadapi realita ini Muhammad SAW

mengadakan musyawarah dengan para sahabat apakah mereka terus mengejar

musuh yang sudah ketakutan atau kembali ke Madinah. Mereka lebih memilih

untuk kembali ke Madinah.

l. tidak mengacaukan sarana dengan tujuan

Beliau tidak pernah mengacaukan sarana dengan tujuan yang ingin dicapai.

Beliau lebih menekankan kepada proses.

m. rasa humornya filosofik, tidak berlebihan

Muhammad juga seorang yang humoris berikut beberapa contoh ketika

beliau bercanda.

Diriwayatkan juga bahwa punggung beliau pernah ditunggangi oleh kedua

cucunya Hasan dan Husain ketika masih kecil. Beliau dan kedua cucunya

menikmati tanpa rasa berat. Ketika itu ada salah seorang sahabat yang masuk

dan melihat pemandangan itu, maka sahabat itu berkata, “Sebaik-baik yang

42

Page 44: tugas akhir kepribadian

kamu naiki adalah yang kamu naiki berdua. Beliau berkata, “Sebaik-baik yang

naik adalah keduanya.”

Dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam menjulurkan lidahnya kepada Hasan bin Ali maka anak itu

melihat merahnya lidah beliau sehingga ta’ajub dan menarik minatnya lalu ia

segera menghampiri beliau”.

Muhammad SAW juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang

datang dan berkata, "Doakan aku kepada Allah agar Allah memasukkan aku ke

surga."

Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya

surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua”. Maka wanita tua itu pun

menangis, karena ia memahami apa adanya. Kemudian beliau memahamkannya,

bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang

sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.

Ada seorang laki-laki datang ingin dinaikkan unta, maka beliau bersabda,

“Saya tidak akan membawamu kecuali di atas anak unta”. Maka orang itu

berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang dapat saya perbuat dengan anak unta?”

Ingatannya langsung ke anak unta yang masih kecil. Maka Muhammad SAW

bersabda, “Apakah ada unta yang melahirkan kecuali unta juga?”

. Rasulullah tidak pernah berlebihan dalam hal itu. Beliau tidak tertawa

berlebihan hingga berguncang tubuhnya atau hingga terlihat langit-langit

mulutnya. Dalam bersenda gurau, tetap harus dijauhi hal-hal yang dilarang,

seperti berbohong. Apabila Rasulullah saw. bercanda, maka tidak ada muatan

kedustaan dalam candaannya itu. dalam canda-tawa Rasulullah terkandung

pelajaran. Sama sekali bukan hal yang sia-sia, bukan sekadar main-main.

n. sangat kreatif

Muhammad SAW berhasil menciptakan sebuah metode baru dalam teori

peperangan, pemerintahan, manajemen, politik, ekonomi dan sosial. Di perang

Ahzab beliau ikut menggali parit besar (yang dapat melindungi Madinah dari

serbuan musuh) atas saran dari Salman Α Farisi , di perang Hudaibiyah beliau

mengadakan perjanjian perdamaian dengannya yang hasilnya dapat dibuktikan

pada masa-masa berikutnya. Begitulah seterusnya di setiap peperangan, beliau

43

Page 45: tugas akhir kepribadian

selalu menggunakan taktik-taktik baru sehingga ia dapat memenangkan

peperangan dan musuh menyaksikan kemenangan tersebut dengan penuh

keheranan.

o. menolak bersetuju dengan kultur

Beliau tidak terpengaruh oleh kultur lingkungan beliau yang saat itu

menyembah berhala. Meskipun beliau ditawaru berbagai macam tawaran yang

menggiurkan dari kaumnya, beliau mmenolaknya.

p. luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya

Beliau selalu terlibat ikut menangani dan luluh terhadap masalah yang

terjadi di lingkungannya. Beliau orang yang sangat memuliakan tetangganya.

Dari berbagai macam cirri-ciri orang yang mencapai aktualisasi diri di atas,

beliau memenuhinya. Muhammad adalah orang yang mencapai aktualisasi diri.

Beliau sudah tidak lagi memikirkan kebutuhan fisiologis, bahkan beliau kadang

merasa lapar dengan mengganjal perutnya dengan dua buah batu. Beliau juga tak

lagi memikirkan kebutuhan keamanan d, karena beliau sudah yakin akan

dilindungi Allah selalu. Kebutuhan kasih sayang beliau semasa hidup juga sudah

terpenuhi, bahkan ketika meninggal beliau tetap dikagumi banyak orang.

Kebutuhan penghargaan beliau sudah dapat dilihat dari kesil mendapat gelar yang

bagus (Αl-Amin, gelar yang tak hanya sekedar gelar). Beliau juga tidak peduli

ketika orang kafir Quraisy menghina beliau. Beliau sudah mencapai aktualisasi

diri.

3. Organisasi Kepribadian

Deficiency Cognition- Being Cognition)

Menurut Maslow seorang individu berhubungan dengan dunia melalui 2

metode yaitu D dan B realms. D adalah defisiensi, individu yang hanya puas

dengan memenuhi kebutuhan dasarnya saja. Dan B adalah being, ketika

kebutuhan dasar dan motif-motifnya sudah terpenuhi, individu akan mulai fokus

pada motivasi, aktualisasi diri dan memperkuat eksistensi dirinya.

Beliau memandang segala sesuatu secara utuh dan lengkap tidak hanya satu

sisi saja.Beliau selalu memandang sesuatu apa adanya. Tidak pernah protes

44

Page 46: tugas akhir kepribadian

mengapa begini, mengapa tidak begitu.Pengalaman bagi beliau adalah guru. Dan

beliau selalu belajar dari pengalaman.Beliau tidak memiliki cirri-ciri D-kognisi.

Beliau memang orang yang telah mencapai aktualisasi diri.

45

Page 47: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI ROGERS

1. Struktur Kepribadian

Organisme adalah secara fisik makhluk dengan semua fisik dan fungsi

psikologi. Hal tersebut termasuk medan fenomenal dan self. Organisme ini juga

lokus pada semua pengalaman dan pengalaman adalah segala potensi yang

tersedia untuk kesadaran bahwa itu sedang berlangsung di dalam organisme pada

momen apapun yang diberikan. Medan fenomenal “tidak pernah dapat dikenal ke

yang lain kecuali melalui hasil empatik dan kemudian tidak pernah menjadi

sempurna dikenal” (Rogers, 1959). Muhammad SAW adalah makhluk hidup

lengkap denagn fungsi fisik dan psikologisnya. Di dalam diri beliau tedapat

berbagai pengalaman. Beliau menanggapi dunia seperti yang diamatinya behwa

dunia adalah tempat sementara untuk kehidupan yang selanjutnya, hal ini

mempengaruhi dan menentukan bentuk tingkah lak beliau. Holisme :merupakan

kesatuan sistem sehingga perubahan pada salah satunya akan mempengaruhi

bagian yang lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan

mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri. Ketika Muhammad

menerima wahyu pertama di Gua Hiro hidup beliau semakin berkembang pada

bebagai sisi.

Medan fenomena merupakan keseluruhan pengalaman baik internal maupun

eksternal, disadari ataupuntidak disadari. Medan fenomena berlangsung selama

manusia tersebut hidup. Medan fenomena Muhammad SAW menyangkut semuaa

peristiwa yang beliau alami, beberapa di antaranya, semasa kecil sudah ditinggal

ibu, kemudian kakek beliau, pengalaman menggembala kambing, pengalaman

berdagang.

Self pada konsep self adalah “diorganisir, konsisten konseptual gestalt yang

terdiri dari persepsi pada karakteristik ‘aku’ atau ‘saya’ dan persepsi pada

hubungan ‘aku’ atau ‘saya’ pada yang lain dan berbagai aspek kehidupan,

bersama-sama dengan nilai-nilai yang ada untuk persepsi ini” (Rogers, 1959). Self

merupakan cairan, perubahan Gestalt, dan mungkin menjadi di dalam atau keluar

dari kesadaran. Self merupakan pusat konstruksi dalam teori Rogers. Self beliau

terbentuk dari medan fenomena beliau. Contohnya, ketika menggembala kambing,

itulah awal dan pengalaman beliau menjadi seorang pemimpin.

46

Page 48: tugas akhir kepribadian

2. Dinamika Kepribadian

a. Penerimaan Positif

Beliau memiliki Unconditional positif regard dari ibu beliau, bahkan dari

ibu susuan belia Haliamah, orang Bani Sa’d. Halimah mengatakan bahwa

beliaubadalah anak yang diberkahi, beliau hidup bersama Halimah sampai

berumur lima tahun.

b. Konsistensi dan Salingsuai Self

Individu mengembangkan sistem nilai yang pusatnya adalah nilai dirinya.

Individu mengorganisir nilai-nilai dan fungsi-fungsi dirinya untuk memelihara

sistem selfnya. Individu hanya benar menurut dirinya sendiri, bertingkah laku

konsisten terhadap sistem selfnya.. dalam dunia subjektifnya orang

membedakan kenyataan dengan fiksi dan melalui pengecekan ke sumber-

sumber informasi.

Pada diri Muhammad SAW beliau sudah salingsuai antara pa yang beliau

rasakan dengan apa yang ada pada kenyataannya. Contohnya beliau

menyatakan bahwa tidak pernah sekalipun berdusta. Pada kenyataan di

lingkungannya, beliau memang dijjuluki Αl-Amin yakni orang yang dapat

dipercaya.

c. Aktualisasi Diri

Menurut rogers, ada banyak kebutuhan pada diri manusia, tetapi semuanya

tunduk melayani kecenderungan dasar organisme untuk aktualisasi yakni

kebutuhan pemeliharaan (maintainance) dan peningkatan diri (enhancement).

Dua kebutuhan lain yang penting adalah penerimaan positif dari orang lain

dan penerimaan positif dari diri sendiri.

Pemeliharaan yang meliputi kebutuhan dasar seperti makanan, udara,

keamanan pada diri Muhammad sudah terpenuhi.

Peningkatan diri. Muhammad SAW tetap menerima segala kritikan para

sahabat dengan lapang dada meskipun kritikan tersebut tidak pada tempatnya.

Beliau tidak pernah mengikat mereka (dengan menolak kritikan-kritikan

mereka), bahkan dengan segala kelembutan beliau menjawab kritikan tersebut

sehingga mereka terpuaskan dan menyadari akan kekeliruannya. Beliau

meyakini bahwa Pencipta alam semesta ini telah menganugerakan sarana

47

Page 49: tugas akhir kepribadian

berpikir, menimbang baik dan buruk dan kemampuan mengkritik kepada

semua manusia.

Penerimaan positif dari orang lain. Beliau sudah diterima positif oleh

orang lain sedari kecil, oleh ibu beliau, kakek, dan paman beliau. Ketika

dewasa pun ia sangt disegani oleh para kawan maupun lawan beliau.

Penerimaan positif dari diri sendiri. Beliau menyadari bahwa beliau

memiliki kelebihan saperti sifat jujur beliau.

3. Perkembangan Kepribadian

Pribadi yang Berfungsi Utuh

a. terbuka untuk mengalami

Beliau orang yang terbuka untuk mengalami, merasakan pengalaman

secara mendalam pengalaman visceral, sensori, emosional, dan kognitif dalam

dirinya tanpa merasa terancam. Beliau selalu menerima kritik yang

disampaikan kepada beliau. Beliau juga terbuka apabila ditanyai tentang ilmu

yang tidak diketahui oleh para sahabatnya. Beliau tidak pernah menghindar

dari sesuatu yang sedang dialaminya.

b. hidup menjadi

Kecenderungan untuk hidup sepenuhnyadan berisi mungkin pada setiap

eksistensi. Beliau selalu ingin berpartisipasi pada setiap kegiatan yang

dilakukan oleh para sahabatnya. Setipa penglaman yang beliau alami

dipandang baru dan unik, berbeda dengan pengalaman sebelumnya.

c. keyakinan organismik

Beliau mampu menghasilkan keputusan berdasarkan pengalaman

organismiknya sendiri. Jika suatu masalah berhubungan dengan pekerjaan dan

kehidupan dunia yang hanya bersangkutan dengan kepentingan pribadi

seseorang, beliau dapat menentukan nasib sendiri dengan pendapat yang

beliau anggap baik.

d. pengalaman kebebasan

Pengalaman hidup bebas dengan cara yang dipilih beliau sendiri, tanpa

perasaan tertekan. Berkenaan dengan masalah yang telah ditentukan

hukumnya oleh Al Quran, baik berupa ibadah maupun mu’amalah, baik untuk

48

Page 50: tugas akhir kepribadian

dirinya sendiri maupun untuk kepentingan umum, Muhammad SAW selalu

mengerjakannya dengan tanpa syarat

e. kreativitas

Beliau adalah orang yang kreatif. Muhammad SAW berhasil menciptakan

sebuah metode baru dalam teori peperangan, pemerintahan, manajemen,

politik, ekonomi dan sosial. Di perang Ahzab beliau ikut menggali parit besar

(yang dapat melindungi Madinah dari serbuan musuh) atas saran dari Salman

Α Farisi , di perang Hudaibiyah beliau mengadakan perjanjian perdamaian

dengannya yang hasilnya dapat dibuktikan pada masa-masa berikutnya.

Begitulah seterusnya di setiap peperangan, beliau selalu menggunakan taktik-

taktik baru sehingga ia dapat memenangkan peperangan dan musuh

menyaksikan kemenangan tersebut dengan penuh keheranan.

Beliau adalah sosok dari kepribadian yang utuh. Beliau terbuka untuk

mengalami atau open minded, hidup menjadi, keyakinan organismik, pengalaman

kebebasan, dan kreatif.

49

Page 51: tugas akhir kepribadian

ANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT TEORI BANDURA

1. Struktur Kepribadian

a. Sistem self

Sistem Self merupakan struktur kognitif yang memberi pedoman

mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan

tingkah laku.

b. Regulasi diri

Kemampuan berpikir dan memanipulasi lingkungan sehingga terjadi

perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia. Faktor eksternal

mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara yakni dengan memberi standar

untuk mengevaluasi tingkah laku dan memberi penguatan. Ketika Muhammad

SAW menyampaikan risalahnya ada dua tanggapan dari lingkungannya yang

pertama mempercayai beliau dan yang kedua mendustakan beliau. Keduanya

memberi pengaruh pada Muhammad SAW.

Faktor internal dalam regulasi diri yang meliputi observasi diri, proses

penilaian, dan reaksi diri afektif. Observasi diri Muhammad SAW contohnya

beliau lebih memilih memaafkan orang dan mengabaikan orang yang

menyakiti beliau. Proses penilaian beliau didasarkan pada mana yang lebih

bermanfaat dilakukan.

c. Efikasi diri

Efikasi diri atau efikasi ekspektasi yang merupakan persepsi diri sendiri

mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situai tertentu. Ekspektasi

hasil merupakan perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang

dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu. Dalam menyampaikan risalah,

beliau mempunyai ekspektasi efikasi yang tinggi, bahwa apa yang akan

disampaikannya akan diterima oleh banyak orang. Ekspektasi hasilnya pun

awalnya rendah, namun lama-kelamaan, karena kesabaran dan usaha beliau

ekspektasi hasilnya menjadi semakin tinggi.

Sumber efikasi diri meliputi pengalaman performansi, contohnya beliau

telah berprestasi selam masa mudanya beliau menjadi pedagang yang sangat

jujur sehingga mempunyai keuntungan yang besar, beliau dijuluki gelar Al-

Amin. Pengalaman vikarius beliau adalah melihat model kakeknya dulu yang

50

Page 52: tugas akhir kepribadian

sangat menyayangi beliau. Persuasi sosial, ketika menerima wahu, beliau

awalnya takut, namun karna ditenangkan oleh Khadijah beliaupun menjadi

tenang, inilah contoh persuasi sosial. Keadaan emosi beliau cenderung stabil

dan tenang oleh sebab itu efikasi diri beliau pun cenderung tinggi dan stabil.

d. Efikasi kolektif

Merupakan keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka bersama-sama

dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu. Contohnya keyakinan

Muhammad dan para sahabatnya dapat menyebarkan ajaran islam yang

kemudian mereka memang dapat menyebarkan ajaran islam ke seluruh

penduduk di dunia.

2. Perkembangan Kepribadian

Menurut Bandura orang bertingkah laku karena ada proses belajar,

biasanya melalui observasi peniruan, modeling tingkah laku baru, modeling

mengubah tingkah laku lama, modeling simbolik, dan modeling kondisioning.

Ada beberapa faktor enting dalam belajar melalui observasi yang

mrupakan proses kognitif yaitu perhatian, representasi, penilaian tingkah laku

model, motivasi dan penguatan.

51

Page 53: tugas akhir kepribadian

KESIMPULAN

Begitulah keluhuran budi Muhammad SAW dan perilakunya sehari-hari.-

Muhammad SAW seoranglah yang telah mampu mewujudkan segala sesuatu dari

nol dan menebarkan akhlak insani di dalam lubuk hati muslimin dalam waktu

yang singkat. Dengan perilakunya yang terpuji ia telah berhasil menjadikan kaum

Arab yang sombong itu rendah hati, menjadikan para pemaksa menjadi iba hati,

menjadikan para pemecah belah para pencetus persatuan, menjadikan orang-orang

kafir beriman, menjadikan penyembah berhala bertauhid, menjadikan orang-orang

bejat berharga diri, menjadikan para pendengki pemaaf, menjadikan para pen-

ganggur cinta pekerjaan, menjadikan orang-orang yang memiliki watak keras

pelembut, menjadikan orang-orang kikir pemurah, menjadikan orang-orang bodoh

berakal dan membebaskan mereka dari kebodohan dan kesesatan menuju petunjuk

dan makrifat.

52