pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan...

140
PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) IKHA RATNA NOFITA NIM: 1104045 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: dangkiet

Post on 08-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN ROHANI

ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

IKHA RATNA NOFITA

NIM: 1104045

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

NOTA PEMBIMBING

Lamp: 5 Eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan korelasi, dan perbaikan sebagaimana

mestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi:

Nama : Ikha Ratna Nofita

Nim : 1104045

Fak/jur : Dakwah / BPI

Judul : PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN

ROHANI ISLAM TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan, demikian

atas persetujuannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 06 Januari 2010

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan Tata Tulis

Drs. H. Sholihan, M. Ag Safrodin, M. Ag

NIP: 19600601 199403 1002 NIP: 19751203 200312 1002

PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH PERHATIAN KELUARGA DAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

TERHADAP KESEHATAN MENTAL PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Oleh:

Ikha Ratna Nofita

1104045

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 29 Desember 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji Ketua Sidang Penguji/ Anggota Penguji

Dewan/ Pembantu dekan Penguji I

Hj. Yuyun Affandi, LC., MA Baidi Bukhori, S. Ag, M. Si NIP. 19600603 199203 2002 NIP. 19730427 199603 1001 Sekretaris Dewan Sidang Penguji II Safrodin, M. Ag Drs. Komarudin, M. Ag NIP. 19751203 200312 1002 NIP. 19680413 200003 1001 Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sholihan, M. Ag Safrodin, M. Ag NIP: 19600601 199403 1002 NIP: 19751203 200312 1002

MOTTO

Νä3 ¯Ρ uθ è=ö7 oΨ s9 uρ &™ ó©y´ Î/ z⎯ ÏiΒ Å∃öθ sƒø:$# Æíθ àf ø9 $# uρ <È ø) tΡ uρ z⎯ ÏiΒ ÉΑ≡ uθ øΒF{ $# ħàΡ F{ $#uρ ÏN≡ t yϑ̈W9 $# uρ 3

ÌÏe± o0 uρ š⎥⎪ ÎÉ9≈ ¢Á9 $# ∩⊇∈∈∪ t⎦⎪ Ï%©! $# !#sŒ Î) Ν ßγ÷Fu;≈ |¹ r& ×π t7Š ÅÁ•Β (#þθ ä9$s% $̄ΡÎ) ¬! !$̄Ρ Î)uρ ϵ ø‹s9 Î) tβθ ãè Å_≡ u‘ ∩⊇∈∉∪ Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira

kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,

mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (sesungguhnya kami ini

milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). (Q.S. Al Baqarah, 2: 155-156).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Almamater-ku Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

2. Ayahanda dan ibunda tercinta (Purnomo dan Siti Rokhanah) yang telah memberikan

pendidikan sampai ke perguruan tinggi, mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada

saya, selalu mendoakan saya dan memberikan motivasi kepada saya dalam segala hal.

3. Adik-adikku (Ani Setyana Dewi dan Tia Meilana Uswatun Khasanah) yang selalu

memotivasi saya

4. Nofian yang selalu memberikan motivasi dalam segala hal, baik dalam keadaan suka maupun

duka

5. Mbak Ema Hidayanti dan Mbak Hasyim Hasanah yang selalu memberikan pengarahan

kepada saya

6. Semua temen-temen saya, temen-temen BPI angkatan 2004 yang selalu mendukung dan

memberikan semangat kepada saya.

7. Sahabat-sahabatku, adik-adikku dan kakak-kakakku yang ada di kos yang selalu

memberikan semangat kepada saya dan memberikan pengalaman yang berharga buat saya.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sumbernya

dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang,

Ikha Ratna Nofita NIM: 1104045

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang

diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan, sumbernya

dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang,

Ikha Ratna Nofita NIM: 1104045

ABSTRAKSI

Ikha Ratna Nofita (1104045) Pengaruh Perhatian Keluarga Dan Bimbingan Rohani Islam Terhadap Kesehatan Mental Pasien Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara empiris tentang pengaruh perhatian keluarga (X1), dan bimbingan rohani Islam (X2), terhadap kesehatan mental pasien (Y) di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

Subjek penelitian ini adalah pasien di RSI Sultan Agung Semarang sebanyak 75 responden dari 750 populasi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling. Teknik pengumpulan data, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu: Pertama, menggunakan metode angket, metode ini digunakan untuk memperoleh data perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental, dengan memberikan pernyataan untuk dijawab dan dikerjakan oleh responden secara tertulis sebelum digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Kedua, menggunakan metode observasi, metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Ketiga, menggunakan metode wawancara, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sulatan Agung Semarang. Keempat, dokumentasi, metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa gambaran umum tentang RSI Sultan Agung Semarang.

Data penelitian yang terkumpul, dianalisa dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dua prediktor dengan skor mentah. Penelitian menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien, ditunjukkan oleh hasil regF =10,492. Berdasarkan hasil perhitungan adalah r hitung lebih besar dari r tabel (10,492 > 0,227), untuk taraf signifikan 5 %, sedangkan taraf signifikan 1 % adalah 0,296. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan tersebut adalah signifikan. Berdasarkan perhitungan tersebut maka hipotesis yang berbunyi “adanya pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien (diterima), sedangkan tidak adanya pengaruh positif antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien (ditolak), yaitu semakin tinggi perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin baik kesehatan mental pasien. Sebaliknya, semakin rendah perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin buruk kesehatan mental pasien.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pembimbing, keluarga, kerohanian dan konselor.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, yang maha pengasih dan

penyayang, karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Perhatian Keluarga dan Bimbingan Rohani Islam

Terhadap Kesehatan mental Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang”.

Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Rasulullah

SAW, yang telah membawa kita ke jalan yang lurus yaitu agama Islam, agama yang

sangat dicintai Allah SWT.

Penulis menyadari, tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Dan melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Drs. H. Zain Yusuf, M.M, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Ibu Mahmudah, S. Ag, M. Pd, selaku Dosen Wali yang telah memberikan

pengarahan, motivasi, serta bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Drs. H. Sholihan, M. Ag, selaku pembimbing I dan Bapak Safrodin, M.

Ag, selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran serta

pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

5. Bapak Komarudin, M. Ag, selaku Kajur BPI dan Bapak Safrodin, M. Ag, selaku

Sekjur BPI Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

6. Segenap Bapak atau Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama belajar di

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

7. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

Kepada mereka semua, tiada yang pantas untuk dihaturkan kecuali ucapan

terimakasih, semoga amal baiknya mendapat balasan dari Allah SWT.

Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan yang

harus dikritisi demi perkembangan wacana dan kebaikan bersama.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga buah karya ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi siapa saja yang membacanya, terutama

Civitas Akademi IAIN Walisongo Semarang.

Semarang,

Penulis,

Ikha Ratna Nofita

NIM: 1104045

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING.................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTO............................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................ vi

ABSTRAKSI.......................................................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................... viii

DAFTAR ISI........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 8

1.4. Tinjauan Pustaka...................................................................... 9

1.5. Sistematika Penulisan skripsi................................................... 12

BAB II KERANGKA TEORITIK

2.1. Perhatian Keluarga................................................................... 15

2.1.1. Definisi Perhatian Keluarga........................................... 15

2.1.2. Sumber-Sumber Perhatian Keluarga.............................. 17

2.1.3. Aspek-Aspek Perhatian Keluarga................................... 18

2.2. Bimbingan Rohani Islam......................................................... 20

2.2.1. Definisi Bimbingan Rohani Islam................................. 20

2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam................ 21

2.2.3. Metode dan Teknik Bimbingan Rohani Islam............... 25

2.3. Kesehatan Mental.................................................................... 29

2.3.1. Devinisi Kesehatan Mental............................................. 29

2.3.2. Macam-Macam Gangguan Mental................................ 34

2.3.3. Ciri-Ciri Mental Yang Sehat........................................... 41

2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Mental............................................................................ 45

2.4. Hubungan Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam dan

Kesehatan Mental..................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian.................................................... 49

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional...................................... 49

3.2.1. Definisi Konseptual........................................................ 50

3.2.2. Definisi Operasional....................................................... 52

3.3. Sumber dan Jenis Data............................................................. 54

3.3.1. Data Primer..................................................................... 54

3.3.2. Data Sekunder................................................................. 54

3.4. Populasi dan Sampel................................................................ 54

3.5. Metode Pengumpulan Data..................................................... 55

3.5.1. Metode Angket............................................................... 55

3.5.2. Metode Observasi........................................................... 59

3.5.3. Metode Wawancara........................................................ 59

3.5.4. Metode Dokumentasi...................................................... 59

3.6. Tehnik Analisis Data............................................................... 60

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif............................................ 60

3.6.2. Analisis Uji Hipotesis..................................................... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang................................................................................. 63

4.1.1. Tinjauan Sejarah............................................................. 63

4.1.2. Letak Geografis.............................................................. 64

4.1.3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan...................................... 64

4.1.4. Falsafah........................................................................... 68

4.1.5. Visi-Misi......................................................................... 68

4.1.6. Tujuan............................................................................. 69

4.1.7. Struktur Organisasi......................................................... 69

4.2. Gambaran Umum Bimbingan Rohani Islam........................... 71

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian........................................................ 74

5.2. Pengujian Hipotesis................................................................. 89

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 107

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ............................................................................. 110

6.2. Saran........................................................................................ 110

6.3. Penutup.................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Spesifikasi Angket Perhatian Keluarga............................................. 56

Tabel 2 Spesifikasi Angket Bimbingan Rohani Islam.................................... 57

Tabel 3 Spesifikasi Angket Kesehatan Mental............................................... 58

Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Validitas........................................................... 76

Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas....................................................... 76

Tabel 6 Rekapitulasi jawaban angket Perhatian Keluarga............................. 77

Tabel 7 Rekapitulasi jawaban angket Bimbingan Rohani Islam.................... 81

Tabel 8 Rekapitulasi jawaban angket Kesehatan Mental............................... 85

Tabel 9 Koefisien Korelasi Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam

Dan Kesehatan Mental...................................................................... 89

Tabel 10 Kualitas Variabel Perhatian Keluarga............................................... 92

Tabel 11 Kualitas Variabel Bimbingan Rohani Islam...................................... 93

Tabel 12 Kualitas Variabel Kesehatan Mental................................................. 94

Tabel 13 Nilai-Nilai Angket Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam

Dan Kesehatan Mental...................................................................... 97

Tabel 14 Ringkasan Hasil Akhir Analisis Regresi........................................... 106

Tabel 15 Taraf Signifikan Hasil Kefisien regF ................................................ 107

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dan modernisasi yang cepat telah menyebabkan

masyarakat menjadi semakin ruwet dan kompleks, kontak sosial jadi semakin

longgar, bahkan banyak terjadi disintegrasi masyarakat dan disintegrasi perorangan.

Semua kejadian ini mendorong semakin banyak timbulnya gangguan-gangguan

psikis. Diperkirakan masyarakat di negara-negara yang maju nanti akan ditandai

oleh hilangnya penyakit oraganis dan somatic, dan akan lebih banyak muncul

penyakit mental. Maka kebudayaan modern yang serba matrealis dan individualistis

penuh realitas serta persaingan hidup itu dapat disebut sebagai kebudayaan

eksplosif atau kebudayaan bertegangan tinggi (Kartono, 1987: 7).

Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri.

Dari itu banyak didapati orang-orang yang mengalami persoalan kejiwaan yang

disebabkan oleh pertentangan yang ada pada dirinya. Pertentangan itu terjadi karena

tidak sanggup menyesuaikan dirinya dengan hidupnya. Pertentangan itu akan

terungkap dengan mengambil bentuk berupa perasaan cemas yang tidak menentu,

menjauh dari masyarakat ramai, tenggelam dalam khayalan untuk memenuhi apa

yang tidak tercapai dalam kenyataan, menderita gangguan jiwa, dan lain-lain

(Darajat, 1973: 17).

Sehubungan dengan hal tersebut, manusia mengalami gangguan mental dan

sebagainya bisa dikarenakan kebutuhan-kebutuhan jiwa pada manusia ini kurang

terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan jiwa yang dimaksud adalah:

1.1.1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang, karena kebutuhan rasa kasih sayang ini

adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Setiap

orang pasti ingin merasa disayangi oleh orang tua, keluarga, dan kalau bisa

oleh orang yang dikenalnya.

1.1.2. Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa aman inilah yang

mendorong orang untuk selalu berusaha mencari perlindungan. Untuk itulah

perlu adanya kepercayaan Tuhan yang akan memberikan ketenangan jiwa.

1.1.3. Kebutuhan akan rasa harga diri, setiap orang pasti membutuhkan rasa harga

diri, ingin dihargai, dan diperhatikan. Rasa kurang mendapat penghargaan

itu sangat sakit.

1.1.4. Kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa bebas tidak terikat atau

terhalang oleh lingkungan, ikatan-ikatan tertentu juga salah satu kebutuhan

jiwa dalam hidup manusia.

1.1.5. Kebutuhan akan rasa sukses, setiap orang ingin merasa bahwa apa yang

diharapkan dapat dilakukannya dan ia ingin sukses atau mampu mencapai

suatu yang diinginkan. Karena rasa sukses yang dicapai ini akan

mempengaruhi hidupnya dikemudian hari.

1.1.6. Kebutuhan akan rasa tahu (mengenal) (Darajat, 1982: 35).

Hubungan kemanusiaan yang awalnya persahabatan berubah menjadi sebuah

kepentingan, antara satu dengan yang lain saling bersaing untuk memenuhi

kebutuhan yang semakin meningkat. Hidup manusia akhirnya membawa manusia

dalam keresahan, gelisah, dan renggang satu sama lain (Daradjat, 2001: 4).

Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang dapat

mengakibatkan gangguan fungsi atau faal organ tubuh. Oleh karena itu dalam diri

manusia itu antara fisik dan psikis itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya (saling mempengaruhi) (Hawari, 1999: 44).

Seseorang dapat dikatakan stabil atau sehat jiwa, emosi dan pikirannya,

apabila:

1.1.1. Mampu menguasai faktor-faktor yang menyebabkan frustasi atau keputus-

asaan,

1.1.2. Sanggup menguasai faktor-faktor yang secara temporer menekan, tanpa lari

kepada hal-hal yang dapat mengimbangi kelemahan atau

kekurangmatangan,

1.1.3. Dapat bertahan menghadapi konflik hebat dan kesukaran hidup sehari-hari,

1.1.4. Tidak menderita kecuali sedikit kelemahan dan kegagalan,

1.1.5. Dapat menolong dirinya sendiri dengan pandangan jauh dan kemampuan

untuk menguasai diri (Fahmi, 1977: 21).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang stabil atau sehat

jiwa, emosi dan pikirannya adalah apabila seseorang tersebut dapat menguasai hal-

hal yang membuat seseorang itu tidak stabil atau tidak sehat jiwanya dan mampu

menolong dan menguasai diri.

Kesehatan mental adalah keadaan penyesuaian diri yang baik disertai satu

keadaan subyektif dari kesehatan dan kesejahteraan, penuh semangat hidup dan

disertai perasaan bahwa seseorang mampu menggunakan bakat dan kemampuannya

(Chaplin, 2002: 8). Sedangkan menurut Zakiyah Darajat (1975) memberikan

definisi bahwa kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-

sungguh antara semua fungsi jiwa, serta memiliki kesanggupan menghadapi

problem biasa yang terjadi, dan secara positif merasakan akan kebahagiaan dan

kemampuan dirinya (El-Hammad, 2008: 8).

Kesehatan mental sangatlah penting bagi setiap periode kehidupan manusia. Ia

terentang dari yang baik sampai dengan yang buruk. Dalam menjalani kehidupan

ini setiap mungkin sekali mengalami kedua sisi rentangan tersebut. Kadang keadaan

mentalnya sangat prima, tetapi dilain waktu keadaan mentalnya sangat menurun.

Apabila seorang individu yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya, menampakkan sikap atau perilaku yang tidak wajar, pada umumnya

sikap dan perilaku yang tidak wajar itu akan menimbulkan berbagai macam

kesukaran. Karena kesehatan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Baik dilingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat dan lain-lain (El-Hammad,

2008:1).

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, hanya dapat merupakan satu

kesatuan dengan dasar yang kuat bila antara mereka terdapat hubungan yang baik,

yakni pada jalur antar ayah-ibu, ayah-anak dan ibu-anak (Gunarsa, 2007: 39).

Hubungan baik ini berarti adanya perhatian dan keserasian dalam hubungan timbal

balik antara semua pihak, bukan bertepuk sebelah tangan.

Memberikan perhatian terhadap suatu keadaan atau sesuatu apapun

merupakan suatu aktifitas mental. Perhatian dapat ditujukan pada sesuatu diluar diri

kita, melalui panca indra maupun terhadap sesuatu didalam diri kita, misalnya:

perasaan, keadaan, emosi, pikiran atau apa saja yang dapat menarik perhatian.

Perhatian adalah suatu persiapan untuk setiap aktifitas mental. Suatu hal yang

diperhatikan, tentunya lebih dipikirkan dari hal-hal lain karena berada dipusat

pengamatan (Gunarsa, 2003: 74). Sedangkan keluarga adalah suatu kelompok yang

terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan atau

adopsi serta tinggal bersama (Suhendi, 2001: 41). Jadi perhatian keluarga adalah

pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu kelompok yang terdiri dari dua

orang atau lebih direkat oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi, serta tinggal

bersama.

Perhatian keluarga memang selalu didambakan oleh seseorang yang merasa

tidak mendapatkannya. Hubungan dalam keluarga yang baik, merupakan unsur

mutlak terciptanya kebahagiaan hidup. Hubungan yang baik akan tercapai manakala

dalam keluarga dikembangkan, dibina, sikap saling menghormati, saling perhatian,

dalam arti satu sama lain memberikan penghargaan (respek) sesuai dengan status

dan kedudukan masing-masing (Faqih, 2001: 80).

Proses bimbingan rohani Islam ini merupakan suatu proses pemberian bantuan

secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan

untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam

mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun

masyarakat (Umar& Sartono, 2001: 12).

Dalam konteks bimbingan rohani Islam, maka proses bimbingan rohani Islam

harus lebih banyak menyentuh aspek perasaan, mental, dan jiwa klien. Oleh karena

itu, bimbingan rohani Islam merupakan suatu aktifitas memberikan bimbingan,

pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) yang

mengalami penyimpangan fitrah beragama, keimanan, dan keyakinan yang

dimilikinya, sehingga klien dapat menanggulangi probematika hidup secara mandiri

yang berpandangan pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, demi tercapainya

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Jiwa atau mental seseorang yang fisiknya sehat juga bisa terkena problem,

apalagi jiwa seseorang yang sakit fisik tentu akan mempengaruhi jiwa psikis

seseorang tersebut. Hal ini berkesinambungan antara sakit psikis dan fisik yang

akan mempengaruhi tekanan jiwa pada seseorang. Apabila persoalan tersebut tidak

diselesaikan, maka akan berdampak negatif pada orang tersebut yang akan

berkepanjangan. Dalam hal ini tugas utama petugas rohani disamping memberikan

bimbingan, juga bisa sebagai teman curhat yang mana akan terjamin

kerahasiaannya. Serta dukungan dari pihak keluarga, juga sangat mempengaruhi

jiwa orang tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam sangat

diperlukan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Karena

kenyataan akan adanya problem yang berkaitan dengan kehidupan keluarga,

masyarakat, maupun sekolah, kerap kali tidak bisa diatasi sendiri oleh yang terlibat

dengan masalah yang dihadapi (Faqih, 2001: 85).

Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang merupakan salah satu

yang membutuhkan perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam untuk

memenuhi kebutuhan psikologisnya agar mampu mengatasi problem yang ada pada

dirinya, mampu menyesuaikan diri dengan keluarganya dan mampu selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun

akhirat, dan terhindar dari gangguan kejiwaan atau gangguan mental. Karena pasien

di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang pada dasarnya jiwa, emosi, dan

pikirannya tidak stabil. Hal ini disebabkan pasien di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang ini kurang mampu untuk menyelesaikan suatu problem yang

sedang dihadapi. Pada kenyataannya, di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang terdapat pasien yang kurang mendapatkan perhatian keluarga maupun

dukungan sosial dari keluarganya terhadap masalah-masalah yang dihadapinya,

sakit yang dideritanya, sehingga pasien tersebut mengalami tekanan jiwa atau

mental yang tidak stabil.

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

sejauh mana pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap

kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang menjadi

fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Adakah pengaruh perhatian keluarga terhadap kesehatan mental pasien di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang?

1.2.2. Adakah pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien

di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.3.1.1. Untuk mengetahui pengaruh perhatian keluarga terhadap kesehatan

mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

1.3.1.2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap

kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan

ilmu dakwah umumnya, terutama bimbingan rohani Islam dan perhatian

keluarga bagi kesehatan mental pasien dan apat dijadikan dasar serta

salah satu studi banding bagi peneliti lainnya untuk melakukan

penelitian selanjutnya.

1.3.2.2. Secara Praktis

1.3.2.2.1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan, khususnya mengenai kesehatan mental.

1.3.2.2.2. Bagi pasien, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengalaman tentang pentingnya pengaruh perhatian keluarga

dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental

pasien sehingga dapat diterapkan dalam keluarga dan

masyarakat.

1.3.2.2.3. Bagi keluarga, perhatian ini diharapkan dapat menambah

pengalaman untuk memberi perhatian kepada keluarganya

yang merasa kurang mendapatkannya.

1.4. Tinjauan Pustaka

Kajian dan penelitian tentang bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental

pada dasarnya sudah banyak dilakukan. Sedangkan tentang perhatian keluarga bagi

pasien belum terlalu banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Penelitian-penelitian sebelumnya lebih memfokuskan tentang pengaruh bimbingan

rohani Islam terhadap bantuan penyembuhan pasien, pengaruh bimbingan

keagamaan orang tua terhadap sikap keagamaan remaja dan keagamaan bagi

penyandang cacat.

Penelitian Nurul Islam (2002) yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Rohani

Islam Terhadap Bantuan Penyembuhan Pasien Rawat Inap di RSI Klaten”. Di

dalamnya dinyatakan bahwa sikap dari para jajaran kesehatan baik yang sektoral

maupun lintas sektoral untuk menghasilkan tingkat kesembuhan yang maksimal dan

efektif adalah peran serta dari berbagai pihak. Ketergantungan hanya terhadap salah

satu unsur saja ternyata tidak efektif dan tingkat kesehatan juga ditentukan dari

sikap terhadap pemeliharaan kesehatan. Lebih mengkaji hubungan timbal balik

antara pemberian layanan bimbingan rohani Islam terhadap proses penyembuhan

pasien, terutama yang mengalami rawat inap.

Sedangkan kajian yang berikutnya adalah “Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Terhadap Kesehatn Jiwa Penderita Penyakit Kanker di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta” oleh Masfiah (2007). Di dalamnya memaparkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta terhadap kesehatan jiwa penderita penyakit

Kanker. Karena semakin baik bimbingan keagamaan di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta.

Berikutnya adalah “Pengaruh Hasil Pembinaan Rohani Islam Terhadap

Kesehatan Mental Prajurit di Makodam IV Diponegoro” oleh Achmad Nurulyadi

(2006). Dalam hal ini lebih menjelaskan tentang pembinaan rohani Islam yang

ditujukan kepada anggota TNI-AD yang ada di Makodam IV Diponegoro,

pelaksanaan pembinaan rohani Islam yang dilaksanakan TNI-AD di Makodam dan

apakah ada pengaruhnya dengan kesehatan mental anggota TNI yang ada di

Makodam, dan mengaitkan pembinaan rohani yang ada dalam TNI yang

dilaksanakan di Makodam sebagai bagian dari aplikasi Sapta Marga TNI dengan

kesehatan mental anggota TNI yang ada di Makodam.

Penelitian selanjutnya adalah “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan

Stress Remaja Penghuni Panti Pamardi Putra Mandiri (Analisis Fungsi Bimbingan

dan Konseling Islami)” oleh Ahmad Abdul Hamid (2008). Dalam hal ini penulis

lebih memaparkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup

sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan),

kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis

termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas tidak mungkin terpenuhi

tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah,

baik ringan maupun berat. Pada saat-saat seperti itu seseorang akan mencari

dukungan sosial dari orang-orang disekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai,

diperhatikan dan dicintai. Salah satu sumber dukungan sosial adalah keluarga.

Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan seseorang,

kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikis yang mula-mula terpenuhi dari lingkungan

keluarga. Sehingga keluarga termasuk kelompok yang terdekat dengan individu.

Penelitian yang terakhir adalah “Peran Rohaniawan Islam Di Rumah Sakit

Islam Sultan Agung Semarang Dalam Memotivasi Kesembuhan Pasien”, oleh

Taufik (2005). Dalam hal ini penulis memaparkan bahwa rohaniawan memiliki

peran yang sangat besar dalam memotivasi kesembuhan pasien. Hal ini dikarenakan

kehadirannya bisa memberikan sugesti kepada pasien.

Perbedaan dari peneliti-peneliti di atas dengan yang penulis teliti adalah

penulis lebih memaparkan pada pengaruh perhatian keluarganya terhadap pasien

yang dapat memotivasi pasien untuk mencapai kesembuhannya, sehingga pasien

terhindar dari gangguan mental atau tekanan jiwa dalam menghadapi masalah yang

sedang dihadapi. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama memberikan

bimbingan rohani Islam terhadap pasien.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan dan pengertian tentang skripsi ini, maka

peneliti berusaha menulis skripsi ini dengan menyusun kerangka penelitian terlebih

dahulu secara sistematis, agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami.

Sebelum masuk pada bab pertama dan bab berikutnya maka penulisan skripsi ini di

awali dengan halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan,

halaman motto, halaman persembahan, halaman pernyataan, halaman kata

pengantar dan daftar isi.

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua adalah kerangka teoritik yang menjelaskan tentang perhatian

keluarga, bimbingan rohani Islam, kesehatan mental. Pada bab kedua ini dibagi

menjadi tiga sub bab, sub bab pertama menjelaskan tentang perhatian keluarga yang

didalamnya akan dikaji tentang definisi perhatian keluarga, sumber-sumber

perhatian keluarga dan aspek-aspek perhatian keluarga. Sub bab kedua menjelaskan

tentang bimbingan rohani Islam yang didalamnya akan dikaji tentang definisi

bimbingan rohani Islam, fungsi dan tujuan bimbingan rohani Islam dan metode

bimbingan rohani Islam. Sub bab ketiga menjelaskan tentang kesehatan mental

yang didalamnya akan dikaji tentang definisi kesehatan mental, macam-macam

gangguan mental, ciri-ciri mental yang sehat, faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatan mental.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada bab ketiga ini dibagi menjadi enam

sub bab. Sub bab pertama berisi tentang jenis dan metode penelitian, sub bab kedua

berisi tentang definisi konseptual dan operasional. Sub bab ketiga berisi tentang

sumber dan jenis data. Sub bab keempat berisi tentang populasi dan sampel. Sub

bab kelima berisi tentang tehnik pengumpulan data. Dan sub bab keenam berisi

tentang tehnik analisis data.

Bab keempat adalah gambaran umum tentang RSI Sultan Agung Semarang

dan bimbingan rohani Islam . Pada bab ketiga ini dibagi menjadi dua sub bab, sub

bab yang pertama menjelaskan tentang gambaran umum RSI Sultan Agung

Semarang, yang didalamnya akan dikaji tentang tinjauan sejarah, letak geografis,

sarana dan fasilitas pelayanan, falsafah, visi dan misi, tujuan dan struktur

organisasi. Sub bab kedua menjelaskan tentang gambaran umum bimbingan rohani

Islam di RSI Sultan Agung Semarang.

Bab kelima adalah hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab keempat ini

dibagi menjadi tiga sub bab, sub bab pertama menjelaskan tentang deskripsi data

penelitian, sub bab kedua menjelaskan tentang pengujian hipotesis. Sub bab ketiga

menjelaskan tentang pembahasan.

Bab keenam merupakan penutup yaitu bab terakhir yang berisi kesimpulan,

saran-saran, dan penutup.

BAB II

KERANGKA TEORITIK BIMBINGAN ROHANI ISLAM,

PERHATIAN KELUARGA DAN KESEHATAN MENTAL

2.1. Perhatian Keluarga

2.1.1. Definisi Perhatian Keluarga

Perhatian keluarga adalah suatu proses pemberian bantuan atau menaruh

hati terhadap kejadian atau peristiwa pada keluarga dalam bentuk mengarahkan

atau memberikan perhatian agar dapat menyesuaikan dan menetapkan dirinya

sesuai dengan keadaan dirinya (Gunarso, 2007: 42).

Menurut ahli psikologi, istilah perhatian dirumuskan sebagai pemusatan

energi tertuju pada suatu objek, juga diartikan sebagai kesadaran yang

menyertai suatu aktifitas yang sedang dilakukan (http://www.scribd.com). Pada

kamus besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat bahasa Depdiknas,

perhatian adalah memperhatikan apa yang diperhatikan. Sedangkan menurut

Walgito menjelaskan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan

obyek.

Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang menaruh hati

pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik

diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di

dalam keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh

perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga

lainnya harus mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam

sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga (Gunarso, 2007:

42). Akan tetapi dalam kehidupan suatu keluarga secara umum tidak akan

pernah lepas dari masalah, baik besar maupun kecil. Dimana goncangan atau

masalah dalam keluarga sangat beragam sekali bentuknya. Adapun bentuk dari

perhatian keluarga adalah selalu atau sering ditengok, dido’akan, dinasehati,

dihibur dan dibesarkan hatinya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang

diriwayatkan oleh Bukhori Muslim:

ÍóÞøõ ÇáúãõÓúáöãú Úóáóì ÇúáãõõÓúáöãú ÎóãúÓñ : ÑóÏøõ

ÇáÓøóáÇóãö æóÚöíóÇÏóÉõ ÇáúãóÑöíúÖö æóÇÊøöÈóÇÚõ

ÇáúÌóäóÇÆöÒö

æóÇöÌóÇÈóÉõ ÇáÏøóÚúæóÉö æóÊóÓúãöíúÊõ ÇáúÚóÇØöÓö

Artinya:

Hak orang lain yang wajib dipenuhi oleh orang lain itu ada lima:

menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi

undangan, dan mendo’akan yang bersin. (HR. Bukhori Muslim).

Secara umum keluarga dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu

keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari

suami, istri dan anak. Sedangkan keluarga besar adalah keluarga yang terdiri

dari keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakak,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya

(http://masdanang.co.cc). Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan keluarga

adalah keluarga besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan sanak

saudara, misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan

sebagainya.

2.1.2. Sumber-sumber Perhatian Keluarga

Sumber-sumber perhatian keluarga banyak diperoleh individu dari

lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber

perhatian keluarga ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber perhatian

keluarga merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami.

Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, seseorang akan tahu kepada siapa ia

akan mendapatkan perhatian sesuai dengan situasi dan keinginannya yang

spesifik, sehingga perhatian keluarga memiliki makna yang berarti bagi kedua

belah pihak (http://www.e-psikologi.com).

Adapun sumber perhatian keluarga yaitu sumber artifisial dan sumber

natural. Perhatian keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi

sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di

sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak,istri, suami dan kerabat), teman

dekat atau relasi. Perhatian keluarga ini bersifat non-formal. Sementara itu yang

dimaksud dengan perhatian keluarga artifisial adalah perhatian keluarga yang

dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya perhatian keluarga

akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial (http://www.e-

psikologi.com).

Sumber perhatian keluarga yang bersifat natural berbeda dengan sumber

perhatian keluarga yang bersifat artifisial dalam sejumlah hal. Perbedaan

tersebut terletak dalam hal sebagai berikut:

2.1.2.1. Keberadaan sumber perhatian keluarga natural bersifat apa adanya

tanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan.

2.1.2.2. Sumber perhatian keluarga yang natural memiliki kesesuaian dengan

norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.

2.1.2.3. Sumber perhatian keluarga yang natural berakar dari hubungan yang

telah berakar lama.

2.1.2.4. Sumber perhatian keluarga yang natural memiliki keragaman dalam

penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang-barang

nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam.

2.1.2.5. Sumber perhatian keluarga yang natural terbebas dari beban dan label

psikologis (http://www.e-psikologi.com).

2.1.3. Aspek-aspek Perhatian Keluarga

2.1.3.1. Perhatian emosional

Perhatian emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya umpan balik atau

penegasan (Smet, 1994: 136). Jenis perhatian semacam ini memungkinkan

seseorang memperoleh kerekatan (kedekatan) emosional sehingga

menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Orang yang menerima

perhatian semacam ini merasa tenteram, aman dan damai yang

ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber perhatian semacam

ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup,

atau anggota keluarga/ teman dekat/ sanak keluarga yang akrab dan

memiliki hubungan yang harmonis (http://www.e-psikologi.com).

Bentuk perhatian ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,

yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber perhatian sehingga individu

dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Perhatian ini sangat penting

dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol

(http://library.usu.ac.id).

2.1.3.2. Bantuan instrumental

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung seperti kalau

orang-orang memberikan pinjaman uang kepada orang lain atau menolong

dengan pekerjaan pada waktu mengalami tekanan jiwa (Smet, 1994, 136).

Bentuk dukungan ini dapat mengurangi tekanan jiwa karena individu

dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan

materi. Bantuan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi

masalah yang dianggap dapat dikontrol (http://library.usu.ac.id).

2.1.3.3. Pemberian informasi

Dukungan informatif mencakup memberikan nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran atau umpan balik kepada yang membutuhkan (Smet,

1994: 136). Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk

mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah

(http://library.usu.ac.id).

2.1.3.4. Adanya penilaian atau dukungan pada harga diri

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat

(penghargaan) positif untuk orang yang bersangkutan, dorongan maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan

positif yang terdiri dari anak, ayah dan ibu dengan orang-orang lain,

seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu lebih buruk keadaannya

(Smet, 1994: 136). Bentuk dukungan ini membantu individu dalam

membangun harga diri dan kompetensi (http://library.usu.ac.id).

2.1.3.5. Dukungan dari kelompok sosial

Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa menjadi

anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas

sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman

senasib (http://library.usu.ac.id).

2.2. Bimbingan Rohani Islam

2.2.1. Definisi Bimbingan Rohani Islam

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata inggris

yaitu “guiden” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti

menunjukkan, membimbing, ataupun membentuk, dengan kata lain pengertian

bimbingan adalah menunjukkan, memberikan jalan, atau menuntun orang lain

kearah tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan di masa

yang akan datang (Walgito, 1995: 3).

Sedangkan bimbingan secara terminologis menurut Prayitno dan Amti

(1999: 99) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang

ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,

maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan

sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

Bimbingan rohani Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap

individu agar mampu menyadari akan eksistensinya sebagai makhluk Allah

yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Faqih, 2001: 85).

2.2.2. Fungsi Dan Tujuan Bimbingan Rohani Islam

Adapun fungsi bimbingan rohani Islam:

2.2.2.1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu

konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan

lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan

pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi

dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

secara dinamis dan konstruktif (http://polres.multiply.com).

2.2.2.2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor

untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi

dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli

tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah

pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa

masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka

mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan

(http://polres.multiply.com).

2.2.2.3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Teknik bimbingan

yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial,

diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan

karyawisata (http://polres.multiply.com).

2.2.2.4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian

bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik

menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang

dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching

(http://polres.multiply.com).

2.2.2.5. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan

lingkungannya secara dinamis dan konstruktif

(http://polres.multiply.com).

2.2.2.6. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam

berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan

intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki

pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat

sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak

yang produktif dan normatif (http://polres.multiply.com).

2.2.2.7. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam

mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras

dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli

(http://polres.multiply.com).

2.2.2.8. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan

situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini

memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan

menyebabkan penurunan produktivitas diri (http://polres.multiply.com).

Sedangkan menurut Faqih fungsi bimbingan rohani Islam adalah:

2.2.2.1. Fungsi preventif, yaitu membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya (Faqih, 2001: 37).

2.2.2.2. Fungsi kuratif atau korektif, yaitu membantu individu memecahkan

masalah yang sedang digadapi atau dialaminya (Faqih, 2001: 37).

2.2.2.3. Fungsi perservatif, yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan

kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik

(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good) (Faqih,

2001: 37).

2.2.2.4. Fungsi developmental atau pengembangan, yaitu membantu individu

memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik

agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak

memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya (Faqih,

2001: 37).

Di dalam suatu kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan ada

tujuannya. Begitu juga dengan bimbingan rohani Islam.

Tujuan dari bimbingan rohani Islam yaitu:

2.2.2.1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan

kebersihan jiwa dan mental (Adz-Dzaky, 2002: 221).

2.2.2.2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan

tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,

lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan

alam sekitarnya (Adz-Dzaky, 2002: 221).

2.2.2.3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga

muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-

menolong dan rasa kasih saying (Adz-Dzaky, 2002: 221).

2.2.2.4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga

muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada

Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan

menerima ujian-Nya (Adz-Dzaky, 2002: 221).

2.2.2.5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu

individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan

benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,

dan memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada

berbagai aspek kehidupan (Adz-Dzaky, 2002: 221).

Sedangkan Musnawar (1992: 34) mengatakan tujuan bimbingan rohani

Islam adalah sebagai berikut:

2.2.2.1. Secara umum membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat

(Musnawar, 1992: 34).

2.2.2.2. Secara khusus membantu individu yang sedang dihadapinya, dan

membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi kondisi

yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,

sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain

(Musnawar, 1992: 34).

2.2.3. Metode Dan Teknik Bimbingan Rohani Islam

Metode lazim diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga

diperoleh hasil yang memuaskan, sementara teknik merupakan penerapan

metode tersebut dalam praktek (Faqih, 2001: 53).

Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan

mengambil dua metode, yaitu metode komunikasi langsung (metode langsung) dan

metode komunikasi tidak langsung (metode tidak langsung) (Faqih, 2001: 53).

2.2.3.1. Metode komunikasi langsung (Metode langsung)

Metode komunikasi langsung (metode langsung) adalah metode dimana

pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang

yang dibimbingnya (Faqih, 2001: 54). Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:

2.2.3.1.1. Metode individual

Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara

individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan

dengan mempergunakan teknik:

2.2.3.1.1.1. Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog

langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing (Faqih,

2001: 54),

2.2.3.1.1.2. Kunjungan ke rumah, yakni pembimbing mengadakan

dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan dirumah klien

sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan

lingkungannya (Faqih, 2001: 54),

2.2.3.1.1.3. Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing atau

konseling jabatan, melakukan percakapan individual

sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya(Faqih,

2001: 54).

2.2.3.1.2. Metode kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam

kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:

2.2.3.1.2.1. Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan

bimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan atau

bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang

sama (Faqih, 2001: 54).

2.2.3.1.2.2. Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan

secara langsung dengan mempergunakan ajang karyawisata

sebagai forumnya (Faqih, 2001: 54).

2.2.3.1.2.3. Sosiodrama, yakni bimbingan atau konseling yang

dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan

atau mencegah timbulnya masalah (psikologis) (Faqih,

2001: 54).

2.2.3.1.2.4. Group teaching, yakni pemberian bimbingan atau konseling

dengan memberikan materi bimbingan atau konseling

tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan

(Faqih, 2001: 55).

2.2.3.2. Metoda komunikasi tidak langsung (Metode tidak langsung)

Metode komunikasi tidak langsung (metode tidak langsung)

adalah metode bimbingan atau konseling yang dilakukan melalui

media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok bahkan massal (Faqih, 2001: 55).

2.2.3.2.1. Metode individual

2.2.3.2.1.1. Melalui surat menyurat,

2.2.3.2.1.2. Melalui telepon,

2.2.3.2.2. Metode kelompok atau massal

2.2.3.2.2.1. Melalui papan bimbingan,

2.2.3.2.2.2. Melalui surat kabar atau majalah,

2.2.3.2.2.3. Melalui brosur,

2.2.3.2.2.4. Melalui radio (media audio),

2.2.3.2.2.5. Melalui televisi.

Metode dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan bimbingan

rohani Islam tergantung pada:

2.2.3.2.2.1. Masalah atau problem yang sedang dihadapi atau digarap,

2.2.3.2.2.2. Tujuan penggarapan masalah,

2.2.3.2.2.3. Keadaan yang dibimbing atau klien,

2.2.3.2.2.4. Kemapuan pembimbing atau konselor mempergunakan

metode atau teknik,

2.2.3.2.2.5. Sarana dan prasarana yang tersedia,

2.2.3.2.2.6. Kondisi atau situasi lingkungan sekitar,

2.2.3.2.2.7. Organisasi dan administrasi layanan bimbingan rohani

Islam (Faqih, 2001: 55).

2.3. Kesehatan Mental

2.3.1. Definisi Kesehatan Mental

Ilmu kesehatan mental merupakan salah satu cabang termuda dari ilmu jiwa

yang tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman sejak tahun 1875

M. pada abad kedua puluh, ilmu ini berkembang dengan pesat, sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan modern (Notoatmojo, 2007: 3).

Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan

bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam

kesehatan itu mencakup 4 aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan

ekonomi (Notoatmojo, 2007: 3).

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,

mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum

memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja

(pensiun) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara sosial, yakni

mempunyai kegiatan, misalanya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan

kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling

mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok,

atau masyarakat (Notoatmojo, 2007: 3).

Wujud dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan individu antara

lain sebagai berikut:

2.3.1.1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan

memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan

berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh (Notoatmojo,

2007: 4).

2.3.1.2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen yakni pikiran,

emosional, dan spiritual (Notoatmojo, 2007: 4).

2.3.1.2.1. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir seseorang, yakni

mampu berpikir logis (masuk akal) atau bepikir secara runtut

(Notoatmojo, 2007: 4).

2.3.1.2.2. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseoranguntuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir,

sedih, dan sebagainya (Notoatmojo, 2007: 4).

2.3.1.2.3. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam

mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap

sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang Maha Kuasa). Secara

mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik kegamaan

atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang sesuai dengan

norma-norma masyarakat (Notoatmojo, 2007: 4).

2.3.1.3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan

dengan orang lain secara baik, dan mampu berinteraksi dengan orang

atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau

kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling

menghargai dan toleransi (Notoatmojo, 2007: 4).

2.3.1.4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktifitas seseorang

(dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu

yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Bagi

anak, remaja, dan usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi

mereka, produktif disini diartikan mempunyai kegiatan yang berguna

bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah atau kuliah bagi siswa

atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi para usila

(Notoatmojo, 2007: 4).

Definisi kesehatan mental menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya

kesehatan mental (1982: 11):

2.3.1.5. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan

jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).

Definisi yang pertama ini, banyak mendapat sambutan dari

kalangan Psikiatri (kedokteran jiwa). Menurut definisi ini, orang yang

sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari segala gangguan dan

penyakit jiwa. Orang yang menderita gangguan jiwa apabila sering

cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, tidak ada kegairahan untuk

bekerja, rasa badan lesu dan sebagainya. Sedangkan sakit jiwa adalah

orang yang pandangannya jauh berbeda dari pandangan orang pada

umumnya, jauh dari realitas, yang dalam istilah sehari-hari kita kenal

miring, gila dan sebagainya (Darajat, 1982: 11).

2.3.1.6. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana

ia hidup.

Definisi kedua ini lebih luas dan bersifat umum, karena

dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan. Kesanggupan untuk

menyesuaikan diri itu, akan membawa orang kepada kenikmatan hidup

dan terhindar dari kecemasan, kegalisahan dan ketidakpuasan.

Disamping itu, ia penuh dengan semangat dan kebahagiaan dalam hidup.

Menurut definisi ini orang yang sehat mentalnya adalah orang yang

dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga ia dapat

menghindarkan tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang membawa

frustasi (Darajat, 1982: 12).

2.3.1.7. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan

untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan

pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada

kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan

dan penyakit jiwa (Darajat, 1982: 12).

Definisi ini mendorong orang memperkembangkan dan

memanfaatkan segala potensi yang ada. Bakat yang tidak tumbuh dan

berkembang dengan baik, akan membawa pada kegelisahan dan

pertentangan batin (Darajat, 1982: 12).

2.3.1.8. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-

sungguh antara fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk

menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara

positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Darajat, 1982: 13).

Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan

dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama

satu sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang

menjauhkan orang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari

kegelisahan dan pertentangan batin (konflik) (Darajat, 1982: 13).

Sedangkan kesehatan mental menurut Kartini Kartono adalah ilmu tentang

jiwa atau mental yang mempermasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat,

yang memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psikofisis yang komplek.

Menurutnya orang yang berpenyakit mental, ditandai dengan fenomena ketakutan,

pahit hati, apatis, cemburu, iri hati, dengki, eksplosif, ketegangan batin, dan

sebagainya. Sementara orang yang sehat jiwanya adalah mempunyai kemampuan

untuk bertindak secara efisien, memiliki tujuan hidup yang jelas, ada koordinasi

segenap potensi, memiliki integrasi kepribadian, dan selalu tenang batinnya

(Sholeh, 2005: 22).

2.3.2. Macam-Macam Gangguan Mental

2.3.2.1. Neurosa

Neurosa adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam

keadaan sadar. Adapun ciri-ciri neurosa antara lain:

2.3.2.1.1. Wawasan tidak lengkap mengenai sifat-sifat dan

kesukarannya,

2.3.2.1.2. Adanya konflik,

2.3.2.1.3. Reaksi kecemasan,

2.3.2.1.4. Kerusakan parsial atau sebagian aspek-aspek kepribadian,

2.3.2.1.5. Kadang-kadang disertai phobia, gangguan pencernaan,

tingkah laku obsesif-kompulsif, histeria, dan neurestania.

Berdasarkan pada ciri-ciri tersebut, seseorang yang terkena

neurosis biasanya mengetahui bahwa jiwanya terganggu, baik

disebabkan oleh gangguan jasmani yang mempengaruhi jiwanya

maupun disebabkan oleh aspek-aspek jiwanya sendiri, akan tetapi

gangguan yang dialaminya itu tidak dapat diatasi sendiri, melainkan

membutuhkan bantuan orang lain (Sururin, 2004: 153).

Sedangkan penyebab terjadinya neurosa antara lain:

2.3.2.1.1. Tekanan sosial yang berat dan tekanan kultural yang

menyebabkan ketakutan-ketakutan, kecemasan, ketegangan

dalam batin sendiri sehingga mengakibatkan kepatahan

mental.

2.3.2.1.2. Sering frustasi, konflik emosional dan konflik internal.

2.3.2.1.3. Pribadi sangat labil, tidak imbang dan kemauan sangat

lemah (Kartono, 2000: 120).

Adapun macam-macam neurosis di antaranya adalah:

2.3.2.1.1. Neurasthenia,

2.3.2.1.2. Histeria,

2.3.2.1.3. Psychastenia (Darajat, 2001: 27).

Secara singkat macam-macam neurose tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

2.3.2.1.1. Neurasthenia

Penyakit Neurasthenia adalah penyakit payah. Orang yang

diserang akan merasa antara lain: Seluruh badan letih, tidak

bersemangat, lekas merasa payah, walupun sedikit tenaga yang

dikeluarkan. Para ahli menyebutkan penyebab penyakit ini antara

lain: karena terlalu sering melakukan onani (masturbasi), terlalu

lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan, terlalu

banyak mengalami kegagalan hidup (Darajat, 1982: 34).

2.3.2.1.2. Histeria

Histeria terjadi akibat ketidakmampuan seseorang

menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan,

kecemasan dan pertentangan batin (Darajat, 1982: 36).

Macam-macam Histeria:

2.3.2.1.2.1. Lumpuh Histeria: kelumpuhan salah satu anggota

fisik. Penyebab hysteria ini adalah adanya tekanan

pertentangan batin yang tidak dapat diatasi (Sururin,

2004: 155).

2.3.2.1.2.2. Cramp Histeria: Cramp yang terjadi pada sebagian

anggota fisik. Penyebab dari hysteria ini adanya

tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan yang

dirasakan akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-

pekerjaannya (Sururin, 2004: 155).

2.3.2.1.2.3. Kejang Histeria: yaitu badan seluruhnya menjadi

kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat

keras disertai dengan teriakan teriakan dan keluhan-

keluhan tetapi air mata tidak keluar. Penyebabnya

adalah emosi sangat tertekan, seperti tersinggung,

sedih, dan rasa penyesalan (Sururin, 2004: 155).

2.3.2.1.3. Psychasthenia

Gangguan jiwa ini bersifat paksaan yang berarti kurangnya

kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal

(Sururin, 2004: 156). Gangguan ini mempunyai bentuk sebagai

berikut:

2.3.2.1.3.1. Phobia

Yaitu rasa takut yang tidak masuk akal, atau yang

ditakuti tidak seimbang dengan ketakutannya. Penderita

tidak mengetahui mengapa ia takut, seperti takut ditempat

yang tinggi, takut ditengah-tengah keramaian, takut melihat

darah, takut binatang kecil dan sebagainya (Sururin, 2004:

156).

2.3.2.1.3.2. Obsesi

Yaitu gangguan jiwa dimana penderita dikuasai

oleh pikiran yang tidak dapat dihindari. Misalnya, takut

kedalaman ketika menimba air di sumur, seakan-akan ia

akan jatuh di dalamnya (Sururin, 2004: 157).

2.3.2.1.3.3. Kompulsi

Yaitu gangguan jiwa yang disebabkan seseorang

melakukan sesuatu, baik perbuatan tersebut masuk akal

atau tidak masuk akal. Apabila perbuatan tersebut belum

dilakukan, maka orang tersebut akan menderita (Sururin,

2004: 157).

2.3.2.2. Psikosa

Psikosa adalah bentuk kekalutan mental yang ditandai adanya

disintegrasi kepribadian (kepecahan pribadi) dan terputusnya hubungan

dirinya dengan realitas (Kartono,1986: 213). Sedangkan macam-macam

Psychose antara lain:

2.3.2.1. Schizophrenia,

2.3.2.2. Paranoia,

2.3.2.3. Manicdepressive (Darajat, 2001: 49).

Secara singkat macam-macam psychose tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

2.3.2.1. Schizophrenia

adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi

dibandingkan dengan penyakit jiwa lainnya, penyakit ini

menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang

biasanya mulai tampak pada masa puber (Darajat, 1982: 56).

Gejala-gejala Skizoprenia yang penting antara lain:

2.3.2.1.1. Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang

terjadi disekitarnya.

2.3.2.1.2. Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari

kenyataan.

2.3.2.1.3. Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan

tidak beralasan.

2.3.2.1.4. Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran

atau juga pembicaraannya tidak jelas ujung pangkalnya,

2.3.2.1.5. Halusinasi pendengaran, penglihatan atau penciuman,

di mana si penderita seolah-olah mendengar, mencium

atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

2.3.2.2. Si sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah

korban kejahatan orang banyak atau masyarakat.

2.3.2.2.1. Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat, tidak mau

bertemu orang lain (Darajat, 1982: 57).

2.3.2.2. Paranoia

adalah penyakit gila kebesaran atau gila menuduh orang.

Penyakit ini tidak banyak terjadi, kadang-kadang hanya satu atau

dua orang saja yang terdapat menjadi penghuni dari salah satu

rumah sakit jiwa. Biasanya penyakit ini mulai menyerang orang

sekitar umur 40 tahun. Di antara ciri-ciri khas penyakit ini adalah

delusi, yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang

diserangnya (Sururin, 2004: 166).

2.3.2.3. Manicdepressive

Penyakit ini dinamakan juga gila kumat-kumatan. di mana

penderita mengalami rasa besar atau gembira yang kemudian

berubah menjadi sedih atau tertekan (Darajat, 1982: 60).

Adapun ciri-ciri dari psikosa adalah sebagai berikut:

2.3.2.1. Adanya perpecahan atau disintegrasi terhadap lingkungan,

sehingga reaksinya terhadap stimuli ekstern dan konflik batin

sendiri selalu salah (Kartono, 2000: 129).

2.3.2.2. Hubungan dengan dunia realitas menjadi terputus, tidak ada

wawasan, respon terhadap sekitar selalu tidak tepat, keliru,

kegila-gilaan, penderita suka tertawa terus-menerus (Kartono,

2000: 129).

2.3.2.3. Ada maladjasment disertai disorganisasi pada fungsi-fungsi

pengenalan, kewajiban, intelegensi perasaan dan kemauan

(Kartono, 2000: 129).

2.3.2.4. Sering dibayangi oleh bermacam-macam halusinasi dan

delusi, selalu takut dan bingung ((Kartono, 2000: 129).

2.3.2.5. Sering mengalami stupor. Jika pasien menjadi agresif

sifatnya menjadi kasar, keras kepala dan kurang ajar. Ia

mungkin menyerang, membunuh orang lain atau berusaha

membunuh diri sendiri (Kartono, 2000: 129).

Sedangkan penyebab terjadinya psikosa adalah sebagai berikut:

2.3.2.1. Konstitusi pembawaan mental dan jasmaniah yang herediter,

yaitu diwarisi dari orang tua atau generasi sebelumnya yang

mengalami psikotis.

2.3.2.2. Kebiasaan-kebiasaan mental yang buruk dan pengembangan

pola kebiasaan yang salah sejak masa kanak-kanak ditambah

dengan maladjusment parah dan menggunakan pembelaan

diri dan pertahanan diri yang keliru sehingga banyak timbul

ketegangan dan konflik internal yang serius dan lambat laun

terjadi disintegrasi kepribadian (Kartono, 2000: 130).

2.3.3. Ciri-Ciri Mental Yang Sehat

Adapun ciri-ciri mental yang sehat adalah sebagai berikut:

2.3.3.1. Terhindar dari gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa

Syamsu Yusuf (2004) mengemukakan pendapat Zakiyah Darajat

bahwa ada perbedaan antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa. Adapun

perbedaan antara gangguan jiwa dan penyakit jiwa adalah sebagai

berikut:

2.3.3.1.1. Orang yang terganggu jiwanya masih bisa mengetahui dan

merasakan kesukaran-kesukarannya, sedangkan orang yang

terkena penyakit jiwa, tidak bisa mengetahui dan merasakan

hal itu (El-Hammad, 2008: 20).

2.3.3.1.2. Orang yang terkena gangguan jiwa, kepribadiannya tidak

jauh dari realitas serta masih hidup dalam alam kenyataan,

sebaliknya yang mengalami penyakit jiwa kepribadiannya

dari segala segi (tanggapan, perasaan dan dorongan-

dorongannya) sangat terganggu, tidak ada keterpaduan, dan

dia hidup jauh dari kenyataan (El-Hammad, 2008: 20).

2.3.3.2. Mampu menyesuaikan diri

Seseorang bisa dikatakan mampu melakukan penyesuaian diri

dengan normal menurut Winarno Surachmad (Siti Sundari: 2005)

adalah, manakala dia mampu secara sempurna memenuhi kebutuhannya,

tanpa melebihkan yang satu dan mengurangi yang lain, dengan tidak

merugikan diri sendiri dan orang lain, serta bertanggung jawab terhadap

masyarakat tempat dia hidup (El-Hammad, 2008: 20).

2.3.3.3. Mampu memanfaatkan seluruh potensi seoptimal mungkin

Seseorang yang sehat mentalnya adalah yang mampu

memanfaatkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya dalam berbagai

kegiatan positif dan konstruktif untuk mengembangkan kualitas dirinya

(El-Hammad, 2008: 21).

2.3.3.4. Dapat tercapainya kebahagiaan dirinya dan orang lain

Kriteria lain dari orang yang sehat mentalnya adalah menampilkan

perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam upaya memenuhi

berbagai kebutuhannya, memberikan manfaat baik bagi dirinya maupun

orang lain (El-Hammad, 2008: 21).

Sedangkan menurut Maslow dan Mittelman yang dikutip Kartono

(1986: 8-10), ciri-ciri dari pribadi yang sehat mentalnya adalah:

2.3.3.1. Memiliki rasa aman (sense of security) yang tepat.

2.3.3.2. Memiliki penilaian diri (senf evaluation) dan wawasan diri secara

rasional.

2.3.3.3. Punya spontalitas dan emosionalitas yang tepat.

2.3.3.4. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien, tanpa ada fantasi

dengan angan-angan yang berlebihan.

2.3.3.5. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmani yang sehat, dan mampu

memuaskannya dengan cara yang sehat.

2.3.3.6. Memiliki pengetahuan diri yang cukup, dengan motif-motif hidup

yang sehat dan kesadaran yang tinggi.

2.3.3.7. Memiliki tujuan hidup yang tepat yang bila dicapai dengan

kemampuan sendiri.

2.3.3.8. Memiliki kemampuan belajar dengan pengalaman hidupnya, yaitu

mengelola dan menerima pengalamannya dengan sikap luwes.

2.3.3.9. Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntunan –tuntunan dan

kebutuhan-kebutuhan dari kelompok.

2.3.3.10. Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompok dan

kebudayaan.

2.3.3.11. Ada integritas dalam kepribadiannya, yaitu kebutuhan unsur jasmani

dan rohaniahnya.

Sedangkan di dalam bukunya Dadang Hawari, kriteria jiwa atau

mental yang sehat adalah:

2.3.3.1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,

meskipun kenyataan itu buruk baginya.

2.3.3.2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

2.3.3.3. Merasa lebih puas memberi daripada menerima.

2.3.3.4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.

2.3.3.5. Berhubungan dengan orang secara tolong-menolong dan saling

memuaskan.

2.3.3.6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sehingga sebagai pelajaran

untuk dikemudian hari.

2.3.3.7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan

konstruktif.

2.3.3.8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

Saparinah Sadli dalam bukunya “Pengantar Dalam Kesehatan

Jiwa” (1982) mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa atau

mental:

2.3.3.1. Orientasi klasik

Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempumyai keluhan tertentu,

seperti: ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tak

berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak

sehat serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari (Bastaman,

1995: 132).

2.3.3.2. Orientasi penyesuaian diri

Seseorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang lain serta

lingkungan sekitarnya (Bastaman, 1995: 132).

2.3.3.3. Orientasi pengembangan potensi

Seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa atau mental, bila

ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya

menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan

dirinya sendiri (Bastaman, 1995: 132).

2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Menurut Zakiyah Darajat (1982: 24-27) faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan mental adalah sebagai berikut:

2.3.4.1. Frustasi (tekanan perasaan)

Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan

adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya,

atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi

keinginannya (Darajat, 1982: 24).

2.3.4.2. Konflik (pertentangan batin)

Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam

dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama

lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama (Darajat,

1982: 26).

2.3.4.3. Kecemasan (anxiety)

Kecemasan adalah menifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami

tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik) (Darajat,

1982: 27).

Sedangkan menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky (2002: 391) faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan mental adalah:

2.3.4.1. Secara internal

Proses pembuahan, kondisi psikologis kedua orang tuanya saat

dalam kandungan serta pendidikan spiritual dalam kandungan yang

menyimpang dari tuntunan dan bimbingan ilahiyah (Adz-Dzaky,

2002: 391).

2.3.4.2. Secara eksternal

Tidak ada atau kurangnya pendidikan agama secara dini, mendasar

dan mengakar, tidak adanya ketauladanan baik dari kedua orang

tuanya atau lingkungannya serta terjadinya dikotomis antara agama,

pendidikan dan kehidupan (Adz-Dzaky, 2002: 391).

2.4. Hubungan Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam dan Kesehatan

Mental

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam

berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan-bantuan

orang lain, untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Manusia ketika

dilahirkan di dunia sudah membutuhkan perhatian, bantuan dan bimbingan dari

orang lain, terutama dari keluarga.

Manusia sebagai makhluk sosial, keberadaannya selalu membutuhkan dan

dibutuhkan orang lain. Interaksi timbal balik ini pada akhirnya akan menciptakan

hubungan ketergantungan satu sama lain. Kehadiran orang di dalam kehidupan

pribadi seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin

memenuhi kebutuhan fisik dan psikisnya secara sendirian. Individu membutuhkan

perhatian orang-orang terdekat terutama dari keluarga.

Selain perhatian dari keluarga, seseorang juga memerlukan bimbingan

rohani agar mampu menyadari akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang

seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Proses bimbingan rohani

Islam ini merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang

ahli kepada individu-individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang

bermuara pada teratasinya masalah yang sedang dihadapi klien.

Melalui proses bimbingan rohani Islam inilah seseorang dapat lebih sabar

dan tawakal dalam menghadapi, mencegah, dan memecahkan masalah yang sedang

dihadapinya.

Dengan adanya perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam, maka

kesehatan mental seseorang-pun akan lebih baik atau stabil. Karena dalam hal

mengatasi penderitaan dan penyembuhan, perhatian keluarga dan bimbingan rohani

Islam lebih mampu mengatasi masalah dan proses penyembuhan penyakit lebih

cepat. Dengan demikian, bimbingan rohani Islam tidak hanya berperan dalam

memberikan penyembuhan bidang penyakit fisik, namun juga kesehatan mental.

Karena bimbingan rohani Isalm mampu mencegah dan melindungi seseorang dari

penyakit dan mempertinggi kemampuan seseorang dalam mengatasi dan

mempercepat proses penyembuhan penyakit fisik maupun gangguan mental yang

sedang dihadapinya.

Ditinjau dari aspek kesehatan jiwa, aspek bimbingan rohani Islam (spiritual)

dan perhatian keluarga sangat penting sekali fungsinya sebagai pengobatan,

pencegahan dan pembinaan. Hal ini dilakukan petugas kerohanian untuk membantu

individu agar termotivasi, bersemangat, berorientasi kemasa depan dan akhirnya

menjadikan individu terhindar dari gangguan mental.

Berdasarkan deskripsi di atas terdapat hubungan antara perhatian keluarga,

bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental. Karena perhatian keluarga dan

bimbingan rohani Islam merupakan salah satu upaya untuk membantu individu

yang sedang mengalami masalah sehingga dapat teratasinya masalah yang sedang

dihadapinya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena data-data yang diperoleh

nantinya berupa angka-angka. Dari angka yang diperoleh akan di analisis lebih lanjut

dalam analisis data. Penelitian menggunakan angket atau instrumen untuk mencari

data penelitian yang disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti, karena penelitian

ilmiah harus didasarkan penelitian yang obyektif. Untuk itu perlu diterapkan metode

yang tepat, sebab metode berpengaruh besar terhadap hasil yang akan dicapai. Dan

karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka hasilnya dengan

perhitungan statistik, yaitu dengan menggunakan rumus regresi linier dua prediktor

untuk menganalisis data yang telah diperoleh (Hadi, 2004: 18).

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu perhatian keluarga sebagai variabel

independen pertama, sedangkan bimbingan rohani Islam sebagai variabel independen

kedua dan kesehatan mental sebagai variabel dependen.

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional

Karena dalam penelitian ini mempunyai tiga variabel, maka akan dijelaskan

masing-masing devinisi konseptual dan operasional dari variabel yang akan diteliti,

yaitu:

3.2.1. Devinisi Konseptual

3.2.1.1. Perhatian keluarga

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan pada suatu obyek baik di

dalam maupun diluar dirinya (Ahmadi, 2003: 145).

Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang anggotanya terdri

dari seorang laki-laki yang berstatus sebagai suami dan seorang perempuan

yang berstatus istri. Dari keluarga pokok tersebut menjadi keluarga inti jika

ditambahi dengan adanya anak-anak. Dan menjadi keluarga besar jika

anggotanya bukan cuma ayah ibu dan anak, tetapi juga bersama anggota

keluarga yang lain yaitu kakek, nenek, dan sanak keluarga lainnya (Faqih,

2001: 70). Atau dapat diartikan lain bahwa keluarga adalah sekumpulan orang

dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk

menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Jadi perhatian keluarga adalah pemberian bantuan atau keaktifan jiwa

yang diarahkan kepada suatu obyek atau keluarga dalam bentuk empati,

simpati, perhatian, penghargaan, cinta dan rasa nyaman.

3.2.1.2. Bimbingan rohani Islam

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya, agar

individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidup

(Walgito, 1995: 4).

Rohani adalah hakikat dan substansi manusia yang sering disebut jiwa

atau roh (al-nafs dan al-ruh), yang berarti nyawa atau sesuatu yang halus dan

indah dalam diri manusia yang mengetahui dan mengenal segalanya. Karena

manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani (Sholeh &

Musbikin, 2005: 33).

Islam adalah nama dari agama yang telah dianugerahkan oleh Allah

SWT kepada manusia sebagai falsafah dan sandaran hidup. Di dalamnya

mengandung ajaran yang membimbing dan mengiringi akal fikiran, jiwa,

qalbu, indrawi, dan jasmani kepada kefitrahan yang selalu cenderung untuk

berbuat ketaatan dan keatauhidan kepada yang Maha Mencipta, yaitu

kecenderungan positif yang tidak pernah padam eksistensinya di dalam diri

setiap manusia yang ada dipermukaan bumi ini ( Adz-Dzaky, 2002: 182).

Maka yang dimaksud dengan bimbingan rohani Islam adalah pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah SAW, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat (Musnamar, 1995: 5).

3.2.1.3. Kesehatan mental

Kesehatan adalah dari kata sehat yang mempunyai awalan ke- dan

akhiran -an yang berarti suatu kondisi berupa kesejahteraan fisik, mental dan

sosial secara penuh serta bukan semata-mata berupa tidak adanya penyakit

atau keadaan lemah tertentu (El-Hammad, 2008: 8).

Mental adalah proses-proses yang berasosiasi dengan fikiran, akal,

ingatan atau menyinggung masalah fikiran, akal dan ingatan (Chaplin, 2002:

296).

Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh

antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri secara individu

dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan

ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan

bahagia di dunia dan di akhirat (Bastaman, 2001:133).

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.2.1. Perhatian keluarga

Perhatian keluarga yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu

proses pemberian bantuan kepada keluarga yang sedang sakit, mengalami

kesulitan atau menghadapi persoalan atau problem untuk memberikan

motivasi atau dorongan dalam usaha mencapai kesembuhan. Yang dimaksud

dalam keluarga disini adalah keluarga besar yaitu keluarga inti (suami, istri

dan anak) ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya

Adapun indikator dari perhatian keluarga ini adalah:

3.2.2.1.1. Ketika sakit dijenguk,

3.2.2.1.2. Dido’akan,

3.2.2.1.3. Dinasehati,

3.2.2.1.4. Dihibur dan dibesarkan hatinya (Sunarto, 2000: 173).

3.2.2.2. Bimbingan rohani Islam

Bimbingan rohani Islam yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu

proses pemberian bantuan terhadap seseorang yang mengalami kesulitan baik

lahiriyah maupun batiniyah dalam hidupnya, agar mampu menyelaraskan

hidupnya dengan ketentuan dan petunjuk Allah SAW, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Adapun indikator dari bimbingan rohani Islam ini adalah:

3.2.2.2.1. Frekuensi waktu bimbingan dilakukan,

3.2.2.2.2. Frekuensi pembimbing melakukan bimbingan,

3.2.2.2.3. Frekuensi pemahaman antara pembimbing dan terbimbing,

3.2.2.2.4. Frekuensi tingkat kenyamanan dalam melakukan bimbingan.

3.2.2.3. Kesehatan mental

Kesehatan mental yang dimaksud dalam skripsi ini adalah terhindarnya

seseorang dari keadaan yang tidak normal yang berkaitan dengan konflik-

konflik psikis maupun psikologis sebagai akibat penyakit yang dideritanya

dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri

dengan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang bertujuan

untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Adapun indikator dari kesehatan mental ini adalah:

3.2.2.3.1. Terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan

penyakit jiwa (psychose),

3.2.2.3.2. Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri,

3.2.2.3.3. Kemampuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan segala

potensi yang ada,

3.2.2.3.4. Mempunyai kesanggupan dalam menghadapi problem yang terjadi

(Darajat, 1982: 11).

3.3. Sumber dan Jenis Data

Yang dimaksud dengan sumber data penelitian adalah subyek dari mana data

dapat diperoleh (Arikunto, 2006: 129). Sedangkan menurut sumbernya data penelitian

dibagi menjadi dua, yaitu:

3.3.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada

subyek sebagai informasi yang dicari (Azwar, 1997: 91). Data primer dalam

penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Islam Semarang.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya (Azwar, 1997: 91).

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah pasien di RSI Sultan Agung

Semarang.

3.4.2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131).

Subyek penelitian yang dimaksud adalah pasien di RSI Sultan Agung

Semarang. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pertimbangan dan acuan

umum dari pengambilan sampel Suharsimi Arikunto, yaitu apabila subyek kurang

dari 100, maka populasi diambil semua, dan apabila jumlah subyek lebih dari 100,

maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau lebih dari populasi yang ada

(Arikunto, 2006: 134).

Karena populasi kurang lebih 750 pasien yang berdasarkan jumlah rata-rata

yang ada setiap harinya di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ini, maka

peneliti mengambil sampel antara 10-30 %, yaitu 10 % x 750 pasien = 75 pasien.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan semata-mata atas dasar

kesediaan dan ketersediaan untuk kemudahan penelitian.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode-

metode sebagai berikut:

3.5.1. Angket

Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan

sejumlah pertanyaan tertulis, untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden

(Nawawi, 1998: 117). Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan

mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung. Tertutup

karena jawaban responden tinggal menulis saja, dan pelaksanaannya langsung

kepada subyek untuk mendapatkan keadaan tentang dirinya. Teknik ini peneliti

gunakan untuk mengetahui kondisi perhatian keluarga dan bimbingan rohani

Islam terhadap kesehatan mental pada pasien. Untuk sebaran angket perhatian

keluarga menggunakan 30 item yang dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel I

Spesifikasi Angket Perhatian Keluarga

Indikator Item Favorabel

Item Unfavorabel Jumlah

Ketika sakit dijenguk 1,9,15 2,6,16 6 Dido’akan 5,26,30 8,27 5 Dinasehati 12,18,22,24,28 10,13,14,19,

23,25,29 12

Dihibur dan dibesarkan hatinya 3,7,20 4,11,17,21 7 jumlah 14 16 30

Pengukuran skala menggunakan skala likert dengan menggunakan lima

altrnatif jawaban, “sangat sesuai”, “sesuai”, “netral”, “tidak sesuai”, dan “sangat

tidak sesuai”. Skor jawaban nilai yang diberikan kepada masing-masing alternatif

jawaban adalah sebagai berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai

(SS)” memperoleh nilai 5, “sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)”

memperoleh nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai

(STS)” memperoleh nilai 1.

Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan

kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”

memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh

nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”

memperoleh nilai 5.

Sedangkan untuk sebaran angket bimbingan rohani Islam menggunakan 40

item yang dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel II

Spesifikasi Angket Bimbingan Rohani Islam

Indakator Item Favorabel Item Unfavorabel jumlah

Frekuensi waktu bimbingan dilakukan

1,6,12,16,30 15,20,21,31 9

Frekuensi pembimbing melakukan bimbingan

7,8,10,27,33,39 22,25,28,40 10

Frekuensi pemahaman antara pembimbing dan terbimbing

17,18,26,29,34 4,19,23,32,35 10

Frekuensi tingkat kenyamanan dalam melakukan bimbingan

3,5,9,11,13, 37,38

2,14,24,36 11

Jumlah 23 17 40

Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban sebagai

berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai (SS)” memperoleh nilai 5,

“sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)” memperoleh nilai 3, “tidak sesuai

(TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai (STS)” memperoleh nilai 1.

Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan

kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”

memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh

nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”

memperoleh nilai 5.

Dan untuk sebaran angket kesehatan mental menggunakan 40 item yang

dijabarkan dalam 4 indikator yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel III

Spesifikasi Angket Kesehatan Mental

Indikator Item favorabel Item Unfavorabel jumlah

Terhindarnya seseoarang dari gejala gangguan jiwa (neorose) dan penyakit jiwa (psychose)

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11

12,13,14,15 15

Kemampuan seseoarang untuk menyesuaikan diri

16,17,18,19,20 21,22,23,24 9

Kemampuan dalam mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada

25,26,27,28,29 30,31,32,33 9

Mempunyai kesanggupan dalam menghadapi problem yang terjadi

34,35,36,37 38,39,40 7

jumlah 25 15 40

Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban sebagai

berikut: untuk item jawaban favorabel “sangat sesuai (SS)” memperoleh nilai 5,

“sesuai (S)” memperoleh nilai 4, “netral (N)” memperoleh nilai 3, “tidak sesuai

(TS)” memperoleh nilai 2, “sangat tidak sesuai (STS)” memperoleh nilai 1.

Sedangkan untuk jawaban unfavorabel, skor jawaban nilai yang diberikan

kepada masing-masing alternatif jawaban adalah “sangat sesuai (SS)”

memperoleh nilai 1, “sesuai (S)” memperoleh nilai 2, “netral (N)” memperoleh

nilai 3, “tidak sesuai (TS)” memperoleh nilai 4, “sangat tidak sesuai (STS)”

memperoleh nilai 5.

3.5.2. Observasi

Observasi adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan cara

pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki

(Hadi, 2002: 136).

Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien

di RSI Sultan Agung Semarang.

3.5.3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang tata caranya dilakukan

dengan tanya jawab sepihak dengan cara sistematis berdasarkan tujuan penelitian

(Hadi, 1991: 193).

Wawancara ini dilakukan dengan petugas bimbingan rohani Islam di RSI

Sultan Agung Semarang yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum

pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sulatan Agung Semarang.

3.5.4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lenggger, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 2006: 231).

Tehnik ini digunakan untuk melakukan pencarian data tertulis tentang

gambaran umum Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

3.6. Tehnik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode

statistik, karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Tujuan

analisis ini adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca

dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989: 263).

Adapun langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data ini adalah:

3.6.1. Analisis statistik deskriptif

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data

dengan menggunakan metode deskriptif analitif analisis. Metode deskriptif ini

digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap rata-rata hitung, standar

deviasi, median dan modus dari setiap variabel penelitian. Metode deskriptif ini

juga digunakan untuk menggambarkan jawaban-jawaban observasi. Metode

deskriptif ini mengacu pada transformasi data mentah kedalam suatu bentuk yang

akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari

data atau angka yang ditampilkan (Sarwono, 2006: 138).

3.6.2. Analisis uji hipotesis

Untuk menuju kebenaran hipotesis yang peneliti ajukan, langkah selanjutnya

adalah perhitungan nilai dari data yang diperoleh dengan menggunakan rumus

analisis regresi dengan dua prediktor adalah sebagai berikut:

3.6.2.1. Mencari persamaan garis regresi

KXaXaY ++= 2211

Dalam skor deviasi persamaan itu dapat dituliskan:

2211 xaxay +=

Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi 2211 xaxay += harga

koefesien prediktor 1a dan 2a dapat kita cari dari persamaan simultan

(Hadi, 2004: 19).

2122

111 xxaxayx ∑∑∑ +=

222212 ∑∑∑ += xaxayx

3.6.2.2. Mencari koefesien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor dan

prediktor (Hadi, 2004: 22).

( ) ∑∑ ∑+

= 22211

2,1 yyxayxa

Ry

( ) =2,1yR Koefisien korelasi antara Y dengan 1X dan 2X

=1a Koefisien prediktor 1X

=2a Koefisien prediktor 2X

=∑ yx1 Jumlah produk antara 1X dan Y

=∑ yx2 Jumlah produk antara 2X dan Y

=∑ 2y Jumlah kuadrat kriterium Y

3.6.2.3.Analisis varians (Hadi, 2004: 26).

Sumber Variasi db JK RK

Regresi (reg) m

( )∑ ∑∑∑ −++

NY

YKYXaYXa2

2211

reg

reg

dbJK

Residu (res)

N-m-1 ∑∑∑∑ −−− YKYXaYXaY 2211

2

res

res

dbJK

Total (T) N-1 ( )

NY

y2

2 ∑∑ − _

res

regreg RK

RKF =

3.6.2.4. Analisis lanjut

Pada analisis ini digunakan pengolahan lebih lanjut dari analisis, jika

regF lebih besar dari tF 5 % atau tF 1 % maka signifikan (hipotesis diterima),

dan jika regF lebih kecil dari tF 5 % atau tF 1 % maka non signifikan

(hipotesis ditolak).

BAB IV

GAMBARAN UMUM RSI SULTAN AGUNG SEMARANG DAN

BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN PERHATIAN KELUARGA YANG

BERPENGARUH PADA KESEHATAN MENTAL

4.1. Gambaran Umum RSI Sultan Agung Semarang

4.1.1. Tinjauan Sejarah

RSI Sultan Agung Semarang pada awalnya berdirinya merupakan Health

Center yang pada perkembangan selanjutnya ditingkatkan menjadi rumah sakit

yaitu RSI Sultan Agung atau Medical Center Sultan Agung. RSI Sultan Agung

merupakan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat dibawah naungan Yayasan

Badan Wakaf Sultan Agung.

RSI Sultan Agung Semarang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971, yang

diresmikan sebagai Rumah Sakit umum pada tanggal 23 Oktober 1973 dengan SK

dari Menkes No. 1024/Yan.Kes./1.0/75 tertanggal 23 Oktober 1975 diresmikan

sebagai Rumah Sakit tipe C (rumah sakit tipe Madya).

Seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini, RSI Sultan Agung

telah memperluas pelayanan dengan pelayanan unggulan Semarang Eye Center,

yang merupakan pusat pelayanan kesehatan mata terlengkap di Jawa Tengah. Eye

Center ini dibuka pada tanggal 21 Mei 2005 yang diresmikan oleh Gubernur Jawa

Tengah bapak H. Mardiyanto.

4.1.2. Letak Geografis

Rumah Sakit Islam Sultan Agung beralamat di Jalan Raya Kaligawe

Km. 4 Semarang, berada di kelurahan Genuk. Lingkungan Rumah Sakit Islam

Sultan Agung Semarang dikelilingi oleh industri LIK dan industri Terboyo

Park, di dekatnya terdapat Terminal Terboyo dan kampus UNISSULA

(Universitas Sultan Agung).

Apotik Rumah Sakit Islam Sultan Agung berada di lingkungan Rumah

Sakit. Walaupun letaknya dikelilingi industri dan berdekatan dengan Terminal

namun keadaan suasananya sangat tenang dan tidak bising. Di samping itu

sebagai sarana untuk melengkapi kebutuhan masyarakat maka dalam komplek

Rumah Sakit juga terdapat Masjid dan Mushola untuk umum.

4.1.3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan

RSI Sultan Agung Semarang yang mempunyai moto “Sahabat Umat

Menuju Sehat dan Afiat”. RSI Sultan Agung Semarang juga berusaha agar

mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Diera globalisasi pelayanan, maka

manajemen berusaha menerapkan konsep-konsep manajemen mutu terpadu

dengan kualitas pelayanan terbaik bagi pelanggan.

Untuk upaya-upaya pembenahan manajemen pelayanan medis, penunjang,

perawatan, keuangan serta peningatan sumber daya manusia diperbaiki secara

terus menerus, sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas guna

meningkatkan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap.

Berbagai macam jenis pelayanan dilakukan oleh pihak rumah sakit guna

mendukung dan mensukseskan visi-misi yang telah dibuat dimasa yang akan

datang. Pelayanan yang disediakan rumah sakit pada umumnya meliputi

pelayanan yang bergerak dibidang kesehatan dan penunjang kesehatan. Namun

tidak menutup kemungkinan pelayanan dakwah juga disertakan dalam suatu

kegiatan. Adapun jenis pelayanannya adalah sebagai berikut:

4.1.3.1. Instalasi Pelayanan Kesehatan, meliputi:

4.1.3.1.1. Pelayanan Poliklinik Umum dan IGD (24 jam)

4.1.3.1.2. Pelayanan Poliklinik spesialis dan sub spesialis (jam 08.00-

21.00 WIB) yang terdiri dari:

4.1.3.1.2.1. Anak

4.1.3.1.2.2. Penyakit Dalam

4.1.3.1.2.3. Kebidanan dan Kandungan

4.1.3.1.2.4. Badan Umum

4.1.3.1.2.5. THT

4.1.3.1.2.6. Mata

4.1.3.1.2.7. Bedah Onkologi

4.1.3.1.2.8. Jantung

4.1.3.1.2.9. Syaraf

4.1.3.1.2.10. Paru-paru

4.1.3.1.2.11. Bedah Orthopedi

4.1.3.1.2.12. Bedah Digesif

4.1.3.1.2.13. Bedah Urologi

4.1.3.1.2.14. Kesehatan Gigi dan Mulut

4.1.3.1.3. Pelayanan unggulan terdiri dari:

4.1.3.1.3.1. Layanan unggulan di bidang mata

4.1.3.1.3.2. Layanan One Stop Service

4.1.3.1.3.3. Produk layanan, yang meliputi: oftalmologi umum,

kelainan retina, katarak, infeksi mata luar tumor,

kelainan refraksi

4.1.3.1.3.4. Lasik, yaitu untuk menghilangkan minus dan plus

pada mata

4.1.3.1.3.5. Pelayanan ESWL (alat pencegah batu ginjal tanpa

pencegahan)

4.1.3.1.3.6. Tuna Therapi (terapi untuk pembesaran prostat)

4.1.3.1.3.7. Uroflowmeter, yaitu pemeriksaan kekuatan pancar air

seni.

4.1.3.1.4. Pelayanan Penunjang Kesehatan (24 jam)

4.1.3.1.4.1. Instalasi Radiologi

4.1.3.1.4.2. Instalasi Farmasi

4.1.3.1.4.3. Laboratorium Patologo Klinik

4.1.3.1.4.4. Fisio Terapi

4.1.3.1.4.5. Klinik Gizi

4.1.3.1.4.6. Laboratorium Patologi Anatomi

4.1.3.1.4.7. Klinik Psikologi

4.1.3.1.4.8. Lithoclast

4.1.3.1.4.9. CT Scan

4.1.3.1.5. Pelayanan Rawat Inap

4.1.3.1.5.1. VIP dengan nama Baitul Ma’ruf

4.1.3.1.5.2. Kelas I A dengan nama Baitul Ma’ruf

4.1.3.1.5.3. Kelas I B dengan nama Baitul Syifa’

4.1.3.1.5.4. Kelas II dengan nama Baitul Rahman, Baitul Rijal,

dan Baitul Nisa’

4.1.3.1.5.5. Kelas III dengan nama Baitul Salam, Baitul Izzah,

dan Baitul Nisa’

4.1.3.1.5.6. Kelas untuk anak dengan nama Baitul Athfal

4.1.3.1.5.7. Ruang operasi atau bedah dengan nama Ibnu Nafis.

4.1.3.1.6. Rehabilitasi Medik

4.1.3.1.6.1. Exercise Massage

4.1.3.1.6.2. Infra Red

4.1.3.1.6.3. Nebulizer

4.1.3.1.6.4. Ultra Sonic

4.1.3.1.6.5. Diathermi

4.1.3.1.7. Pelayanan Lain Meliputi:

4.1.3.1.7.1. Medical Chek Up

4.1.3.1.7.2. Hearing Centre

4.1.3.1.7.3. Pelayanan Ambulance

4.1.3.1.7.4. Perawatan Jenazah

4.1.3.1.7.5. Konsultasi Kerohanian

4.1.4. Falsafah

Falsafah RSI Sultan Agung Semarang adalah wadah peningkatan kualitas

kesehatan jasmani dan rohani umat, melalui dakwah bil hal dalam bentuk

pelayanan dan pendidikan Islami dan Fastabiqul Khairat.

4.1.5. Visi-Misi

4.1.5.1. Visi RSI Sultan Agung Semarang

Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan kesehatan yang

selamat menyelamatkan, pelayanan pendidikan dalam rangka membangun

generasi khaira ummah, dan pengembangan peradaban islam menuju

masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah.

4.1.5.2. Misi RSI Sultan Agung Semarang

4.1.5.2.1. Mengembangkan pelayanan kesehatan atas dasar nilai-nilai Islam

yang selamat menyelamatkan, dijiwai semangat “Mencintai Allah

Menyayangi Sesama”, berpegang teguh pada Etika Rumah Sakit

Islam dan Etika Kedokteran Islam.

4.1.5.2.2. Membangun jamaah SDI yang memiliki komitmen pelayanan

kesehatan Islami.

4.1.5.2.3. Mengembangkan pelayanan untuk pendidikan kedokteran dan

kesehatan bagi mahasiswa UNISSULA dan peserta didik dari

lembaga pendidikan milik Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung,

juga dari lembaga pendidikan lain.

4.1.5.2.4. Mengembangkan pelayanan untuk penelitian dan pengembangan

ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan sesuai standar yang tertinggi.

4.1.5.2.5. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dijiwai dakwah

Islamiyah melalui pelayanan kesehatan untuk membangun

peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang

dirahmati Allah SWT.

4.1.5.2.6. Mengembangkan gagasan, kegiatan dan kelembagaan sejalan

dengan dinamika masyarakat, perkembangan rumah sakit, dan

perkembangan iptek kedokteran dan kesehatan.

4.1.6. Tujuan

4.1.6.1. Menjadi pusat riset, pendidikan, dan pelayanan kesehatan serta

sebagai sarana dakwah.

4.1.6.2. Sebagai perwujudan amal sholeh untuk menolong penderita

meningkatkan kualitas kehidupan dan menyantuni masyarakat yang

tidak mampu (Kaum Dzu’afa).

4.1.6.3. Mewujudkan rumah sakit yang profesional dan Islami sesuai dengan

kaidah hukum yang berlaku.

4.1.7. Struktur organisasi

Berdasarkan surat keputusan Direktur RSI Sultan Agung Semarang nomor:

086D/KPTS/RSI-SA/V/2008 tentang struktur dibawah jajaran Direktur RSI

Sultan Agung Semarang adalah sebagaimana terlampir.

Selain itu berdasarkan surat keputusan Direktur RSI Sultan Agung

Semarang nomor: 108/SK/YBW-SA/V/2008, tentang pengesahan Struktur

Organisasi RSI Sultan Agung Semarang periode tahun 2008-2011 adalah

sebagaimana terlampir.

4.2. Gambaran Umum Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit Sultan Agung

Semarang

Dalam kehidupan manusia sebagai hamba Allah yang bersifat dhoif

(lemah) selalu ada dua keadaan, diantaranya: kaya-miskin, taat-ingkar, baik-

buruk, dan termasuk di dalamnya sehat dan sakit. Disaat kita sehat, kadang lupa

kepada Allah pemberi sehat. Baru ketika sakit, sadarlah kita bahwa nilai sehat itu

mahal harganya. Tetapi walau bagaimanapun sehat maupun sakit, adalah datang

dari Allah, maka kita harus sabar, tawakal dan ikhlas menerimanya serta syukur,

kepada-Nya. Karena kita percaya bahwa kesembuhan itu datangnya hanya dari

Allah SWT.

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang merupakan salah satu Rumah

Sakit yang selain memberikan pelayanan medis juga memberikan pelayanan

spiritual bagi pasien, yaitu dalam bentuk bimbingan rohani Islam. Bimbingan

rohani Islam ini merupakan bagian dari syiar dan dakwah atau bagian kerohanian,

yang terdiri dari lima pegawai, yaitu M.Hidayatul M,S.Ag, Sugito, Ahmad

Muhith SHI, Khusnul Khotimah SpdI dan Jamil. Mereka bekerja terbagi menjadi

dua shif, sehingga bimbingan ini berjalan dengan efektif, yaitu shif pagi dan sore.

Pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RSI Sultan Agung Semarang telah

terjadwal dengan baik. Sehingga pelaksanaan bimbingan rohani Islam dapat

berjalan dengan efektif. Bimbingan rohani Islam di RSI Sultan Agung Semarang

ini dilaksanakan dengan mengunjungi pasien-pasien di ruangan dengan

memberikan nasehat-nasehat atau bimbingan. Adapun nasehat-nasehat atau

bimbingan yang diberikan oleh petugas kerohanian kepada pasien diantaranya

adalah dianjurkan agar bisa sabar dan tawakal dalam menghadapi musibah yang

sedang menimpanya, memberikan saran untuk lebih mengucapkan kalimat-

kalimat yang berguna, seperti istighfar, bertasbih, bertahmid, dan bertakbir,

memberikan nasehat kepada pasien agar selalu berdo’a dan berikhtiar. Karena

sakit itu pemberian Allah, maka kita wajib berikhtiar, seperti berobat mencari

kesembuhan. Disamping itu kita harus memohon kepada Allah dengan do’a.

Selanjutnya adalah mengingatkan pasien bahwa untuk tidak meninggalkan sholat

meskipun sakit dan hanya bisa berbaring. Karena sholat harus dikerjakan

walaupun dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Menganjurkan pasien

untuk optimis dan tidak putus asa dalam menghadapi cobaan yang sedang

dihadapi. Dan yang terakhir petugas bimbingan rohani Islam memberikan buku

panduan bimbingan do’a atau bimbingan rohani bagi pasien dan mendo’akan

pasien agar diberikan kesembuhan dari sakitnya.

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang ini tidak hanya memberikan

pelayanan spiritual atau bimbingan rohani Islam saja, tetapi ada juga bimbingan

bagi perawat atau pegawai rumah sakit, yang kegiatannya dinamakan do’a pagi

yang diselenggarakan setiap hari senin, rabu dan jum’at pada jam 07.15-07.45.

Kegiatan do’a pagi ini dilaksanakan bertujuan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat

terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk yang bimbingan

rohani Islam bagi pasien dilaksanakan setiap hari mulai jam 9 sampai selesai.

Selain itu ada juga kegiatan yang serupa dengan bimbingan rohani Islam yaitu

kegiatan dinas pagi yang menggunakan media audio dan kultum sholat dhuhur.

Di dalam kegiatan dinas pagi atau bimbingan rohani Islam dengan

menggunakan media audio ini terdapat materi-materi yang disampaikan

diantaranya memperdengarkan murattal Al-Qur’an, menyampaikan seruan do’a

umum kepada pasien, memperdengarkan ceramah agama atau lagu-lagu rohani,

mengumandangkan adzan dan seruan kepada karyawan dan pengunjung untuk

menunaikan sholat. Setelah menunaikan sholat berjamaah petugas bimbingan

rohani Islam memberikan kultum bagi jamaah sholat.

Kegiatan yang sudah tercantum di atas dilakukan hanya bertujuan agar

pasien, perawat dan pegawai yang lain yang ada di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang ini mengetahui dan faham akan nilai-nilai ajaran Islam untuk

bekal dikehidupan mereka sehari-hari maupun dikehidupan mereka kelak.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian

5.1.1. Alat Ukur Data (Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas)

Sebelum angket disebarkan kepada responden, terlebih dahulu angket

di ujikan kepada pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang

tujuannya untuk mencari item yang berkualitas. Langkah yang penulis

lakukan adalah dengan mencari validitas dan reliabilitas angket tersebut.

Setelah diketahui bagaimana keadaan sebenarnya dari item tersebut, maka

akan diketahui mana item yang baik dan yang mana item yang sebaiknya

diperbaiki atau dibuang.

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

kevaliditasan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 70).

Sedangkan reliabilitas adalah kehandalan alat ukur (reliabilitas) yang pada

dasarnya merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau diandalkan, apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih (Singarimbun, 1998: 22).

Uji coba dilakukan terhadap 75 pasien di RSI Sultan Agung

Semarang dengan 110 item pertanyaan, 30 tentang perhatian keluarga, 40

tentang bimbingan rohani Islam dan 40 tentang kesehatan mental.

Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen angket

variabel perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental

pasien dilakukan melalui program SPSS versi 12, dengan hasil sebagai

berikut:

5.1.1.1. Angket tentang perhatian keluarga setelah diadakan uji SPSS,

maka ada 2 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 9, 29,

sedangkan item nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30 adalah valid. Jadi

item yang valid adalah 28 item, dengan demikian 28 item juga

dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari r tabel, yaitu:

0,925 > 0,227.

5.1.1.2. Angket tentang bimbingan rohani Islam setelah diadakan uji SPSS,

maka ada 15 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 2, 3, 8, 9, 17,

29, 32, 33, 35, sedangkan item nomor: 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 36,

37, 38, 39, 40, adalah valid. Jadi angket tentang bimbingan rohani

Islam ada 9 item yang tidak valid dan 31 item yang valid. Dengan

demikian 31 item dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari

r tabel, yaitu: 0,848 > 0,227.

5.1.1.3. Dan angket tentang kesehatan mental setelah diadakan uji SPSS,

maka ada 15 data yang tidak valid, yaitu item nomor: 2, 3, 6, 18,

19, 29, 32, 33, 40, sedangkan item nomor: 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31,

34, 35, 36, 37, 38, 39, adalah valid. Jadi angket tentang kesehatan

mental ada 9 item yang tidak valid dan 31 item yang valid. Dengan

demikian 25 item dinyatakan reliabel, karena alpha lebih besar dari

r tabel, yaitu: 0,876 > 0,227.

Untuk mempermudah hasil uji validitas reliabilitas instrumen

variabel perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental

pasien, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel I

Tabel Ringkasan Hasil Uji Validitas

variabel valid invalid jumlah

Perhatian keluarga

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 30

9, 29 30

Jumlah 28 2 30

Bimbingan rohani Islam

1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 36, 37, 38, 39, 40

2, 3, 8, 9, 17, 29, 32, 33, 35 40

Jumlah 31 9 40

Kesehatan mental

1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39

2, 3, 6, 18, 19, 29, 32, 33, 40 40

jumlah 31 9 40 Sedangkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach,

dapat dilihat dengan tabel berikut:

Tabel II

Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

variabel alpha R tabel keterangan

Perhatian keluarga 0,925 0,227

Bimbingan rohani Islam 0,848 0,227

Kesehatan mental 0,876 0,227

Reliabel a > r t

5.1.2. Data Hasil Angket Perhatian Keluarga Pasien Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang

Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil

jawaban angket tentang perhatian keluarga di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel III

Rekapitulasi jawaban angket Perhatian Keluarga

Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No

Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5

Jml nilai total

1 5 6 1 0 5 20 18 2 0 45 1. 0 1 1 10 3 0 2 3 40 15 60 105

2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 50 2. 0 1 7 3 4 0 2 21 12 20 55 105

1 8 4 0 0 5 32 12 0 0 49 3. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 102

1 7 4 1 0 5 28 12 2 0 47 4. 0 0 10 4 1 0 0 30 16 5 51 98

0 11 0 2 0 0 44 0 4 0 48 5. 0 1 1 13 0 0 2 3 52 0 57 105

1 6 6 0 0 5 24 18 0 0 47 6. 0 0 4 10 1 0 0 12 40 5 57 104

2 3 6 2 0 10 12 18 4 0 44 7. 0 1 7 7 0 0 2 21 28 0 51 95

0 5 8 0 0 0 20 24 0 0 44 8. 0 1 8 6 0 0 4 24 24 0 52 96

2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 50 9. 0 0 9 4 2 0 0 27 16 10 53 103

0 4 8 1 0 0 16 24 2 0 42 10. 0 2 4 6 3 0 4 12 24 15 55 97

0 4 9 0 0 0 16 27 0 0 43 11. 0 1 7 4 3 0 2 21 16 15 54 97

9 0 0 1 3 45 0 0 2 3 50 12. 5 0 1 0 9 5 0 3 0 45 53 103

1 1 9 2 0 5 4 27 4 0 40 13. 0 2 6 6 1 0 4 24 12 5 45 85

1 6 0 6 0 5 24 0 12 0 41 14. 0 6 1 6 2 0 12 3 24 10 49 90

2 2 9 0 0 10 8 27 0 0 45 15. 0 3 6 3 3 0 6 18 12 15 51 96

0 5 7 1 0 0 20 21 2 0 43 16. 0 3 5 7 0 0 6 15 28 0 49 92

1 5 6 1 0 5 20 18 2 0 45 17. 0 2 5 5 3 0 4 15 20 15 54 99

1 2 8 2 0 5 8 24 4 0 41 18. 1 1 8 3 2 1 2 24 12 10 49 90

0 9 3 1 0 0 36 9 2 0 48 19. 0 0 8 5 2 0 0 24 20 10 54 102

1 4 5 3 0 5 16 15 6 0 42 20. 0 4 5 4 2 0 8 15 16 10 49 91

1 6 4 2 0 5 24 12 4 0 45 21. 0 1 7 6 1 0 2 21 24 5 52 97

0 2 9 2 0 0 8 27 4 0 39 22. 0 3 6 3 3 0 6 18 12 15 51 90

1 7 4 1 0 5 28 12 2 0 47 23. 0 2 6 5 2 0 4 18 20 10 52 99

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 24. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 123

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 25. 0 0 1 5 9 0 0 3 20 45 65 122

6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 26. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 127

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 27. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 126

5 7 0 0 0 25 28 0 0 0 53 28. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 121

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 29. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126

9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 30. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 129

2 11 0 0 0 10 44 0 0 0 54 31. 0 0 0 15 0 0 0 0 60 0 60 114

2 11 0 0 0 10 44 0 0 0 54 32. 0 0 0 15 0 0 0 0 60 0 60 114

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 33. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 127

4 9 0 0 0 20 36 0 0 0 56 34. 0 0 1 12 2 0 0 3 48 10 61 117

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 35. 0 0 0 12 3 0 0 0 48 15 63 122

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 36. 0 0 0 11 4 0 0 0 44 20 64 121

37. 7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 123

0 0 1 9 5 0 0 3 36 25 64 9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 38. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 130

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 39. 0 0 0 4 11 0 0 0 16 55 71 130

6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 40. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 35 59 117

9 4 0 0 0 35 16 0 0 0 51 41. 0 0 1 6 8 0 0 3 24 40 64 115

6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 42. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 124

6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 43. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 125

8 5 0 0 0 40 20 0 0 0 60 44. 0 0 1 7 7 0 0 3 28 35 66 126

8 5 0 0 0 40 20 0 0 0 60 45. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 127

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 46. 0 0 1 9 5 0 0 3 36 25 64 123

3 10 0 0 0 15 40 0 0 0 55 47. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 121

4 9 0 0 0 20 36 0 0 0 56 48. 0 0 0 10 5 0 0 0 40 25 65 121

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 49. 0 0 1 10 4 0 0 3 40 20 63 120

9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 50. 0 0 0 5 10 0 0 0 20 50 70 131

10 3 0 0 0 50 12 0 0 0 62 51. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 129

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 52. 0 0 1 7 7 0 0 3 28 35 66 125

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 53. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 54. 0 0 0 9 6 0 0 0 36 30 66 123

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 55. 0 0 1 5 9 0 0 3 20 45 68 125

6 7 0 0 0 30 28 0 0 0 58 56. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 127

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 57. 0 0 0 6 9 0 0 0 24 45 69 126

5 8 0 0 0 25 32 0 0 0 57 58. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 125

7 6 0 0 0 35 24 0 0 0 59 59. 0 0 0 8 7 0 0 0 32 35 67 126

9 4 0 0 0 45 16 0 0 0 61 60. 0 0 0 7 8 0 0 0 28 40 68 129

3 2 8 0 0 15 8 24 0 0 47 61. 0 0 5 5 4 0 0 15 20 25 60 107

1 4 8 0 0 5 16 24 0 0 45 62. 0 2 5 6 2 0 4 15 24 10 53 98

0 7 6 0 0 0 28 18 0 0 46 63. 0 0 4 9 2 0 0 12 36 10 48 94

2 3 8 0 0 10 12 24 0 0 46 64. 0 0 5 6 3 0 0 15 24 15 54 100

2 4 7 0 0 10 16 21 0 0 47 65. 0 0 2 10 3 0 0 6 40 15 61 108

3 6 4 0 0 15 24 12 0 0 51 66. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 109

4 3 6 0 0 20 12 18 0 0 50 67. 0 0 6 6 3 0 0 18 24 15 57 107

1 2 7 3 0 5 8 21 6 0 40 68. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 93

1 10 2 0 0 5 40 6 0 0 51 69. 0 0 8 6 1 0 0 24 24 5 53 104

4 6 3 0 0 20 24 9 0 0 53 70. 0 0 7 7 1 0 0 21 28 5 54 107

3 3 6 1 0 15 12 18 2 0 47 71. 0 0 6 7 2 0 0 18 28 10 56 103

2 4 7 0 0 10 16 21 0 0 47 72. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 105

2 7 4 0 0 10 28 12 0 0 40 73. 0 2 8 3 2 0 4 24 12 10 50 90

3 4 6 0 0 15 16 18 0 0 49 74. 0 0 6 5 4 0 0 18 20 20 58 107

1 6 4 2 0 5 24 12 4 0 45 75. 0 0 8 5 2 0 0 24 20 10 54 99

Jml. 295 477 438 549 338 1441 1832 1320 2114 1673 8355 8401

Berdasarkan tabel di atas data nilai angket perhatian keluarga di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi adalah 131, dan nilai terendahnya adalah 85, untuk rentangnya

adalah 46.

5.1.3. Data Hasil Angket Bimbingan Rohani Islam pasien di Rumah Sakit Islam

Sultan Agung Semarang.

Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil

jawaban angket tentang bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Islam

Sultan Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel IV

Rekapitulasi jawaban angket Bimbingan Rohani Islam

Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No

Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5

Jml nilai total

5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 1. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129

5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 2. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124

12 4 1 0 0 60 16 3 0 0 79 3. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 146

5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 4. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124

8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 5. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 6. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145

5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 66 7. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 126

1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 8. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120

12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 9. 0 0 0 1 13 0 0 0 4 65 69 144

1 6 0 9 1 5 24 0 18 1 48 10. 0 6 1 6 1 0 12 3 24 5 44 92

9 8 0 0 0 45 32 0 0 0 57 11. 0 0 1 7 6 0 0 3 28 30 61 118

11 0 0 0 6 55 0 0 0 6 61 12. 7 0 1 0 6 7 0 3 0 30 40 101

3 9 4 1 0 15 36 12 2 0 65 13. 0 1 0 8 5 0 2 0 32 25 59 124

5 5 7 0 0 25 20 21 0 0 66 14. 0 0 4 7 3 0 0 12 28 15 55 121

1 15 1 0 0 5 60 3 0 0 68 15. 0 1 1 11 1 0 2 3 44 5 54 122

4 8 2 3 0 20 32 6 6 0 64 16. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 120

7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 17. 1 3 9 1 0 1 6 27 4 0 38 107

1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 18. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112

0 14 1 2 0 0 56 3 4 0 63 19. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 113

2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 20. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121

6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 21. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131

2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 22. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114

4 7 3 2 1 20 28 9 4 1 62 23. 0 5 2 4 3 0 10 6 16 15 47 109

5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 24. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 130

9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 25. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138

5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 26. 0 0 1 5 8 0 0 3 20 40 63 124

13 3 1 0 0 65 12 3 0 0 80 27. 0 0 0 0 14 0 0 0 0 70 70 150

3 11 2 1 0 15 44 6 2 0 52 28. 0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 104

10 7 0 0 0 50 28 0 0 0 78 29. 1 0 0 1 12 1 0 0 4 60 65 143

1 7 6 3 0 5 28 18 6 0 57 30. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 113

5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 31. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124

8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 32. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 68 33. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 135

5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 56 34. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 116

1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 35. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120

12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 36. 0 0 1 0 13 0 0 3 0 65 68 143

37. 7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 121

0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 38. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112

14 1 2 0 0 70 4 6 0 0 80 39. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 133

2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 40. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121

6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 41. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131

2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 42. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114

4 7 3 2 1 20 28 9 4 1 62 43. 0 5 2 4 3 0 10 6 16 15 47 109

5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 44. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 125

9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 45. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138

5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 46. 0 1 0 5 8 0 2 0 20 40 62 123

5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 47. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129

5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 48. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 49. 0 0 1 2 11 0 0 3 8 55 66 144

5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 50. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124

8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 51. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 52. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145

5 8 1 3 0 25 32 3 6 0 66 53. 0 1 1 5 7 0 2 3 20 35 60 126

1 10 5 1 0 5 40 15 2 0 62 54. 0 0 0 12 2 0 0 0 48 10 58 120

12 1 3 1 0 60 4 9 2 0 75 55. 0 1 0 0 13 0 2 0 0 65 67 142

1 6 0 9 1 5 24 0 18 1 48 56. 0 6 1 6 1 0 12 3 24 5 44 92

9 8 0 0 0 45 32 0 0 0 77 57. 0 0 1 7 6 0 0 3 28 30 61 138

5 7 5 0 0 25 28 15 0 0 68 58. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 125

9 7 1 0 0 45 28 3 0 0 76 59. 0 0 1 6 7 0 0 3 24 35 62 138

5 6 0 6 0 25 24 0 12 0 61 60. 0 1 0 5 8 0 2 0 20 40 62 123

5 9 3 0 0 25 36 9 0 0 70 61. 0 0 2 7 5 0 0 6 28 25 59 129

5 6 4 2 0 25 24 12 4 0 65 62. 0 0 3 5 6 0 0 9 20 30 59 124

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 63. 0 0 1 2 11 0 0 3 8 55 66 144

5 8 2 2 0 25 32 6 4 0 67 64. 0 0 3 7 4 0 0 9 28 20 57 124

8 3 5 1 0 40 12 15 2 0 69 65. 0 0 2 3 9 0 0 6 12 45 63 132

12 4 0 1 0 60 16 0 2 0 78 66. 0 0 0 3 11 0 0 0 12 55 67 145

5 5 7 0 0 25 20 21 0 0 66 67. 0 0 4 7 3 0 0 12 28 15 55 121

1 15 1 0 0 5 60 3 0 0 68 68. 0 1 1 11 1 0 2 3 44 5 54 122

4 8 2 3 0 20 32 6 6 0 64 69. 0 0 2 10 2 0 0 6 40 10 56 120

7 5 4 1 0 35 20 12 2 0 69 70. 0 1 3 9 1 0 2 9 36 5 52 121

1 8 8 0 0 5 32 24 0 0 61 71. 0 1 3 10 0 0 2 9 40 0 51 112

0 14 1 2 0 0 56 3 4 0 63 72. 0 1 1 12 0 0 2 3 48 0 53 116

2 10 4 1 0 10 40 12 2 0 64 73. 0 0 2 9 3 0 0 6 36 15 57 121

6 8 3 0 0 30 32 9 0 0 71 74. 0 1 0 7 6 0 2 0 28 30 60 131

2 8 4 3 0 10 32 12 6 0 60 75. 0 0 4 8 2 0 0 12 32 10 54 114

Jml. 443 561 330 588 403 2179 2152 990 2134 1975 9375 9416

Berdasarkan tabel di atas data nilai angket bimbingan rohani Islam di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi adalah 150, dan nilai terendahnya adalah 92, untuk rentangnya

adalah 58.

5.1.4. Data Hasil Angket kesehatan mental pasien di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang.

Setelah angket disebarkan dan dilakukan penskoran, maka hasil

jawaban angket tentang kesehatan mental di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang, dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel V

Rekapitulasi jawaban angket Kesehatan Mental

Jawaban Nilai 5 4 3 2 1 No

Resp SS S N TS STS 1 2 3 4 5

Jml nilai total

7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 1. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 2. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 122

14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 3. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 4. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122

10 5 3 1 0 50 20 9 2 0 81 5. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 133

13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 6. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141

6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 7. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124

0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 8. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120

12 3 2 1 1 60 12 6 2 1 81 9. 0 1 1 0 10 0 2 3 0 50 55 136

1 7 0 10 1 5 28 0 20 1 54 10. 0 6 0 6 0 0 12 0 24 0 36 90

7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 11. 0 0 0 5 7 0 0 0 20 35 55 137

10 0 1 8 0 50 0 3 16 0 69 12. 6 0 0 0 6 6 0 0 0 30 36 105

4 10 3 2 0 20 40 9 4 0 73 13. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 121

5 5 8 1 0 25 20 24 2 0 71 14. 0 0 4 6 2 0 0 12 24 10 46 117

2 17 0 0 0 10 68 0 0 0 78 15. 0 0 0 11 1 0 0 0 44 5 49 127

6 10 2 1 0 30 40 6 2 0 78 16. 0 2 0 8 2 0 4 0 32 10 46 124

6 7 5 1 0 30 28 15 2 0 75 17. 0 1 1 8 2 0 2 3 32 10 47 122

2 9 8 0 0 10 36 24 0 0 70 18. 0 0 3 9 0 0 0 9 36 0 45 115

0 17 0 2 0 0 68 0 4 0 72 19. 0 0 0 12 0 0 0 0 48 0 48 120

1 13 4 1 0 5 53 12 2 0 72 20. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 119

7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 21. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 132

3 9 4 3 0 15 36 12 6 0 69 22. 0 1 4 7 0 0 2 12 28 0 42 111

4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 61 23. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 104

3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 24. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122

9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 25. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136

7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 26. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128

16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 27. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151

3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 28. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 118

14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 29. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 147

2 9 6 2 0 10 36 18 4 0 68 30. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 112

3 9 4 3 0 15 36 12 6 0 69 31. 0 1 4 7 0 0 2 12 28 0 42 111

4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 62 32. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 105

3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 33. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122

9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 34. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136

7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 35. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128

16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 36. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151

37. 3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 118

0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 38. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128

4 9 5 0 0 20 36 15 0 0 71 39. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 120

14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 40. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 41. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122

10 5 3 1 0 50 20 9 2 0 81 42. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 133

13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 43. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141

6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 44. 1 1 5 5 0 1 2 15 20 0 38 112

0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 45. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120

4 4 5 5 1 20 16 15 10 1 62 46. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 105

3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 47. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122

9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 48. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136

7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 49. 0 3 0 2 7 0 6 0 8 35 49 128

16 3 0 0 0 80 12 0 0 0 92 50. 0 0 0 1 11 0 0 0 4 55 59 151

3 12 3 1 0 15 48 9 2 0 74 51. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 118

14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 52. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 147

2 9 6 2 0 10 36 18 4 0 68 53. 0 1 2 9 0 0 2 6 36 0 44 112

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 54. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122

10 5 3 1 0 50 20 15 2 0 87 55. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 139

13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 56. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141

6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 57. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124

15 0 4 0 0 75 0 12 0 0 87 58. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 135

12 3 2 1 1 60 12 6 2 1 81 59. 0 1 1 0 10 0 2 3 0 50 55 136

1 7 0 10 1 5 28 0 20 1 54 60. 0 6 0 6 0 0 12 0 24 0 36 90

7 11 1 0 0 35 44 3 0 0 82 61. 0 0 0 5 7 0 0 0 20 35 55 137

10 0 1 0 8 50 0 3 0 8 61 62. 6 0 0 0 6 6 0 0 0 30 36 97

7 10 2 0 0 35 40 6 0 0 81 63. 0 0 3 7 2 0 0 9 28 10 47 128

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 64. 0 1 2 4 5 0 2 6 16 25 49 122

14 5 0 0 0 70 20 0 0 0 90 65. 0 1 0 1 10 0 2 0 4 50 56 146

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 66. 0 1 1 6 4 0 2 3 24 20 49 122

10 5 3 1 0 50 20 15 2 0 87 67. 0 0 3 2 7 0 0 9 8 35 52 139

13 4 0 1 1 65 16 0 2 1 84 68. 0 0 0 3 9 0 0 0 12 45 57 141

6 8 2 3 0 30 32 6 6 0 74 69. 0 1 1 5 5 0 2 3 20 25 50 124

0 15 4 0 0 0 60 12 0 0 72 70. 0 1 1 7 3 0 2 3 28 15 48 120

4 4 5 5 0 20 16 15 10 0 61 71. 0 3 1 6 2 0 6 3 24 10 43 104

3 11 5 0 0 15 44 15 0 0 74 72. 0 0 3 6 3 0 0 9 24 15 48 122

9 9 1 0 0 45 36 3 0 0 84 73. 0 0 1 6 5 0 0 3 24 25 52 136

7 10 0 2 0 35 40 0 4 0 79 74. 3 0 0 2 7 3 0 0 4 35 42 121

4 9 5 1 0 20 36 15 2 0 73 75. 0 0 1 6 4 0 0 3 24 20 47 120

Jml. 522 663 291 483 363 2546 2523 885 1716 1739 9408 9397

Berdasarkan tabel di atas data nilai angket kesehatan mental di Rumah

Sakit Islam Sultan Agung Semarang dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

adalah 151, dan nilai terendahnya adalah 90, untuk rentangnya adalah 61.

5.2. Pengujian Hipotesis

5.2.1. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah

memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh dalam tabel yang

melibatkan data-data tersebut.

Tabel VI

Koefisien Korelasi Perhatian Keluarga, Bimbingan Rohani Islam

Dan Kesehatan Mental

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Resp. X 1 X 2 Y X 1

2 X 22 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y

R_1 105 130 128 11025 16900 16384 13650 13440 16640R_2 105 124 122 11025 15376 14884 13020 12810 15128R_3 102 143 146 10404 20449 21316 14586 14892 20878R_4 98 124 122 9604 15376 14884 12152 11956 15128R_5 105 132 133 11025 17424 17689 13860 13965 17556R_6 104 145 141 10816 21025 19881 15080 14664 20445R_7 95 126 124 9025 15876 15376 11970 11780 15624R_8 94 120 120 8836 14400 14400 11280 11280 14400R_9 103 143 136 10609 20449 18496 14729 14008 19448R_10 97 92 90 9409 8464 8100 8924 8730 8280R_11 97 137 137 9409 18769 18769 13289 13289 18769R_12 103 101 97 10609 10201 9409 10403 9991 9797R_13 91 124 121 8281 15376 14641 11284 11011 15004R_14 90 122 117 8100 14884 13689 10980 10530 14274R_15 96 122 127 9216 14884 16129 11712 12192 15494R_16 92 119 124 8464 14161 15376 10948 11408 14756R_17 99 120 122 9801 14400 14884 11880 12078 14640R_18 90 112 115 8100 12544 13225 10080 10350 12880R_19 101 116 120 10201 13456 14400 11716 12120 13920R_20 91 121 118 8281 14641 13924 11011 10738 14278R_21 97 131 132 9409 17161 17424 12707 12804 17292R_22 90 114 111 8100 12996 12321 10260 9990 12654R_23 99 109 105 9801 11881 11025 10791 10395 11445R_24 123 125 122 15129 15625 14884 15375 15006 15250R_25 125 138 136 15625 19044 18496 17250 17000 18768R_26 127 124 128 16129 15376 16384 15748 16256 15872R_27 126 150 151 15876 22500 22801 18900 19026 22650

R_28 125 119 118 15625 14161 13924 14875 14750 14042R_29 126 142 147 15876 20164 21609 17892 18522 20874R_30 129 113 112 16641 12769 12544 14577 14448 12656R_31 114 124 111 12996 15376 12321 14136 12654 13764R_32 114 132 105 12996 17424 11025 15048 11970 13860R_33 127 145 122 16129 21025 14884 18415 15494 17690R_34 117 126 136 13689 15876 18496 14742 15912 17136R_35 122 120 128 14884 14400 16384 14640 15616 15360R_36 121 143 151 14641 20449 22801 17303 18271 21593R_37 123 120 118 15129 14400 13924 14760 14514 14160R_38 130 112 128 16900 12544 16384 14560 16640 14336R_39 130 116 122 16900 13456 14884 15080 15860 14152R_40 127 121 146 16129 14641 21316 15367 18542 17666R_41 128 131 122 16384 17161 14884 16768 15616 15982R_42 124 114 133 15376 12996 17689 14136 16492 15162R_43 125 109 141 15625 11881 19881 13625 17625 15369R_44 126 125 124 15876 15625 15376 15750 15624 15500R_45 127 138 120 16129 19044 14400 17526 15240 16560R_46 123 124 105 15129 15376 11025 15252 12915 13020R_47 121 130 122 14641 16900 14884 15730 14762 15860R_48 121 124 136 14641 15376 18496 15004 16456 16864R_49 120 143 128 14400 20449 16384 17160 15360 18304R_50 131 124 151 17161 15376 22801 16244 19781 18724R_51 129 132 118 16641 17424 13924 17028 15222 15576R_52 125 145 147 15625 21025 21609 18125 18375 21315R_53 126 126 112 15876 15876 12544 15876 14112 14112R_54 123 120 122 15129 14400 14884 14760 15006 14640R_55 125 143 133 15625 20449 17689 17875 16625 19019R_56 127 92 141 16129 8464 19881 11684 17907 12972R_57 126 137 124 15876 18769 15376 17262 15624 16988R_58 125 125 120 15625 15625 14400 15625 15000 15000R_59 126 138 136 15876 19044 18496 17388 17136 18768R_60 129 124 90 16641 15376 8100 15996 11610 11160R_61 104 130 137 10816 16900 18769 13520 14248 17810R_62 98 124 97 9604 15376 9409 12152 9506 12028R_63 104 143 128 10816 20449 16384 14872 13312 18304R_64 102 124 122 10404 15376 14884 12648 12444 15128R_65 108 132 146 11664 17424 21316 14256 15768 19272R_66 109 145 122 11881 21025 14884 15805 13298 17690R_67 107 122 133 11449 14884 17689 13054 14231 16226R_68 93 122 141 8649 14884 19881 11346 13113 17202R_69 104 119 124 10816 14161 15376 12376 12896 14756R_70 107 120 120 11449 14400 14400 12840 12840 14400R_71 103 112 105 10609 12544 11025 11536 10815 11760R_72 105 116 122 11025 13456 14884 12180 12810 14152

R_73 94 121 136 8836 14641 18496 11374 12784 16456R_74 107 131 128 11449 17161 16384 14017 13696 16768R_75 99 114 122 9801 12996 14884 11286 12078 13908Jml. 8401 9416 9397 954517 1192636 1191075 1059226 1055097 1185314

Dari perhitungan di atas ada beberapa hal yang perlu diketahui dan

digaris bawahi, yaitu sebagai berikut:

N= 75 ∑ 21x = 954517

∑ 1x = 8401 22∑ x = 1192636

∑ 2x = 9416 ∑ 2y = 1191075

∑ y = 9397 yx∑ 1 = 1055097

yx∑ 2 = 1185314 21xx∑ = 1059226

Untuk mencari rata-rata (mean) variabel perhatian keluarga,

bimbingan rohani Islam dan kesehatan mental digunakan rumus sebagai

berikut:

5.2.1.1. Perhatian Keluarga

NX

X ∑= 1

= 75

8401

= 112,013

Dari nilai rata-rata perhatian keluarga kemudian dicari kualitas

variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:

Tabel VII

Tabel Kualitas Variabel Perhatian Keluarga

Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 123,2-131 Sangat tinggi 114,9-123,1 Tinggi

112,013 106,6-114,8 Sedang Sedang 98,3-106,5 Rendah 90-98,2 Rendah sekali

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel

perhatian keluarga adalah 112,013 terletak pada interval 106,6 – 114,8

dalam kategori sedang.

5.2.1.2. Bimbingan Rohani Islam

NX

X ∑= 2

= 75

9416

= 125,546

Dari nilai rata-rata bimbingan rohani Islam kemudian dicari

kualitas variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:

Tabel VIII

Tabel Kualitas Variabel Bimbingan Rohani Islam

Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 138,8-150 Sangat tinggi 127,1-138,7 Tinggi

125,546 115,4-127 Sedang Sedang 103,7-115,3 Rendah 92-103,6 Rendah sekali

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel

bimbingan rohani Islam adalah 125,546 terletak pada interval 115,4 –

127 dalam kategori sedang.

5.2.1.3. Kesehatan Mental

NY

Y ∑=

= 75

9397

= 125,293

Dari nilai rata-rata kesehatan mental kemudian dicari kualitas

variabel tersebut sebagaimana tabel berikut:

Tabel IX

Tabel Kualitas Variabel Kesehatan Mental

Rata-rata Interval Kriteria Keterangan 139,2-151 Sangat tinggi 126,9-139,1 Tinggi

125,293 114,6-126,8 Sedang Sedang 102,3-114,5 Rendah 90-102,2 Rendah sekali

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata variabel

kesehatan mental adalah 125,293 terletak pada interval 114,6 – 126,8

dalam kategori sedang.

5.2.2. Analisis Uji Hipotesis

Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah

memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh dalam tabel yang

melibatkan data-data tersebut.

5.2.2.1. Uji Asumsi

5.2.2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak sebaran data yang digunakan dalam

penelitian.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan teknik nonparametrik

test dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien KS-Z untuk

variabel perhatian keluarga: 1,621, P > 0,05, sedangkan untuk variabel

bimbingan rohani Islam: 1,081, P > 0,05, dan untuk variabel kesehatan

mental: 0,946, P > 0,05.

5.2.2.1.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi

yang homogean atau tidak.

Hasil uji homogenitas dengan menggunakan teknik compare

means dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien one-way

anova untuk variabel 1x terhadap y levene statistiknya: 2,931, F =

1,248 p > 0,05, sedangkan untuk variabel 2x terhadap y levene

statistiknya: 1,478, F = 1,328 dan p > 0,05. Berdasarkan hasil, p > 0.05

maka variannya adalah homogen.

5.2.2.1.3. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan linier antar

variabel prediktor dengan variabel kriterium.

Hasil uji linieritas dengan menggunakan teknik compare means

dengan menggunakan SPSS versi 12 dengan koefisien means untuk

variabel 1x terhadap variabel y adalah F = 3,221, P > 0,05. Sedangkan

untuk variabel 2x terhadap y adalah F = 17,195, P > 0,05. berdasarkan

hasil tersebut, p > 0,05 maka variannya adalah linier.

5.2.2.2. Hasil Hipotesis

5.2.2.2.1. Mencari persamaan garis regresi

Dalam uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi

yang terpenting adalah mencari persamaan garis regresinya,

karena hasil dari persamaan garis regresi nantinya yang akan

digunakan untuk membuat tabel ramalan antara nilai variabel 1x

dan variabel 2x terhadap variabel y. Adapun langkah-langkah

yang diperlukan dalam mencari persamaan garis regresi adalah

sebagai berikut:

KXaXaY ++= 2211

Dalam skor deviasi persamaan itu dapat dituliskan:

2211 xaxay +=

Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi 2211 xaxay +=

harga koefesien prediktor 1a dan 2a dapat kita cari dari

persamaan simultan (Hadi, 2004: 19).

2122

111 xxaxayx ∑∑∑ +=

222212 ∑∑∑ += xaxayx

Sebelum dilakukan pengolahan data untuk mencari garis regresi,

penelitian ini akan terlebih dahulu mengemukakan data skor

mentah nilai angket perhatian keluarga, bimbingan rohani Islam

dan kesehatan mental, yaitu sebagaimana terangkum pada tabel

berikut ini:

Tabel X

Nilai-Nilai Angket Perhatian Keluarga,

Bimbingan Rohani Islam dan Kesehatan Mental

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Resp. X 1 X 2 Y X 1

2 X 22 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y

R_1 105 130 128 11025 16900 16384 13650 13440 16640R_2 105 124 122 11025 15376 14884 13020 12810 15128R_3 102 143 146 10404 20449 21316 14586 14892 20878R_4 98 124 122 9604 15376 14884 12152 11956 15128R_5 105 132 133 11025 17424 17689 13860 13965 17556R_6 104 145 141 10816 21025 19881 15080 14664 20445R_7 95 126 124 9025 15876 15376 11970 11780 15624R_8 94 120 120 8836 14400 14400 11280 11280 14400R_9 103 143 136 10609 20449 18496 14729 14008 19448R_10 97 92 90 9409 8464 8100 8924 8730 8280R_11 97 137 137 9409 18769 18769 13289 13289 18769R_12 103 101 97 10609 10201 9409 10403 9991 9797R_13 91 124 121 8281 15376 14641 11284 11011 15004R_14 90 122 117 8100 14884 13689 10980 10530 14274R_15 96 122 127 9216 14884 16129 11712 12192 15494R_16 92 119 124 8464 14161 15376 10948 11408 14756R_17 99 120 122 9801 14400 14884 11880 12078 14640R_18 90 112 115 8100 12544 13225 10080 10350 12880R_19 101 116 120 10201 13456 14400 11716 12120 13920R_20 91 121 118 8281 14641 13924 11011 10738 14278R_21 97 131 132 9409 17161 17424 12707 12804 17292R_22 90 114 111 8100 12996 12321 10260 9990 12654R_23 99 109 105 9801 11881 11025 10791 10395 11445R_24 123 125 122 15129 15625 14884 15375 15006 15250R_25 125 138 136 15625 19044 18496 17250 17000 18768R_26 127 124 128 16129 15376 16384 15748 16256 15872R_27 126 150 151 15876 22500 22801 18900 19026 22650R_28 125 119 118 15625 14161 13924 14875 14750 14042R_29 126 142 147 15876 20164 21609 17892 18522 20874R_30 129 113 112 16641 12769 12544 14577 14448 12656R_31 114 124 111 12996 15376 12321 14136 12654 13764R_32 114 132 105 12996 17424 11025 15048 11970 13860R_33 127 145 122 16129 21025 14884 18415 15494 17690R_34 117 126 136 13689 15876 18496 14742 15912 17136R_35 122 120 128 14884 14400 16384 14640 15616 15360R_36 121 143 151 14641 20449 22801 17303 18271 21593R_37 123 120 118 15129 14400 13924 14760 14514 14160

R_38 130 112 128 16900 12544 16384 14560 16640 14336R_39 130 116 122 16900 13456 14884 15080 15860 14152R_40 127 121 146 16129 14641 21316 15367 18542 17666R_41 128 131 122 16384 17161 14884 16768 15616 15982R_42 124 114 133 15376 12996 17689 14136 16492 15162R_43 125 109 141 15625 11881 19881 13625 17625 15369R_44 126 125 124 15876 15625 15376 15750 15624 15500R_45 127 138 120 16129 19044 14400 17526 15240 16560R_46 123 124 105 15129 15376 11025 15252 12915 13020R_47 121 130 122 14641 16900 14884 15730 14762 15860R_48 121 124 136 14641 15376 18496 15004 16456 16864R_49 120 143 128 14400 20449 16384 17160 15360 18304R_50 131 124 151 17161 15376 22801 16244 19781 18724R_51 129 132 118 16641 17424 13924 17028 15222 15576R_52 125 145 147 15625 21025 21609 18125 18375 21315R_53 126 126 112 15876 15876 12544 15876 14112 14112R_54 123 120 122 15129 14400 14884 14760 15006 14640R_55 125 143 133 15625 20449 17689 17875 16625 19019R_56 127 92 141 16129 8464 19881 11684 17907 12972R_57 126 137 124 15876 18769 15376 17262 15624 16988R_58 125 125 120 15625 15625 14400 15625 15000 15000R_59 126 138 136 15876 19044 18496 17388 17136 18768R_60 129 124 90 16641 15376 8100 15996 11610 11160R_61 104 130 137 10816 16900 18769 13520 14248 17810R_62 98 124 97 9604 15376 9409 12152 9506 12028R_63 104 143 128 10816 20449 16384 14872 13312 18304R_64 102 124 122 10404 15376 14884 12648 12444 15128R_65 108 132 146 11664 17424 21316 14256 15768 19272R_66 109 145 122 11881 21025 14884 15805 13298 17690R_67 107 122 133 11449 14884 17689 13054 14231 16226R_68 93 122 141 8649 14884 19881 11346 13113 17202R_69 104 119 124 10816 14161 15376 12376 12896 14756R_70 107 120 120 11449 14400 14400 12840 12840 14400R_71 103 112 105 10609 12544 11025 11536 10815 11760R_72 105 116 122 11025 13456 14884 12180 12810 14152R_73 94 121 136 8836 14641 18496 11374 12784 16456R_74 107 131 128 11449 17161 16384 14017 13696 16768R_75 99 114 122 9801 12996 14884 11286 12078 13908Jml. 8401 9416 9397 954517 1192636 1191075 1059226 1055097 1185314

Dari tabel kerja tersebut dapat diketahui:

N = 75 ∑ 21x = 954517

∑ 1x = 8401 22∑ x = 1192636

∑ 2x = 9416 ∑ 2y = 1191075

∑ y = 9397 yx∑ 1 = 1055097

yx∑ 2 = 1185314 21xx∑ = 1059226

Setelah diketahui data skor mentah dari tabel koefisien

korelasi antara variabel 1x , 2x dan y, maka langkah selanjutnya

data tersebut didistribusikan pada persamaan

KXaXaY ++= 2211 . Adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut:

Jika hasil perhitungan di atas diubah dalam skor deviasi maka akan

diperoleh:

( )NX

XX2

121

21

∑∑∑ −=

( )

986,13492013,941024954517

7570576801954517

758401954517

2

=−=

−=

−=

( )NX

XX2

222

22

∑∑∑ −=

( )

586,10488413,11821471192636

75886610561192636

7594161192636

2

=−=

−=

−=

( )∑ ∑∑ −=

NY

YY2

22

( )

546,13693453,1173811191075

75883036091191075

7593971191075

2

=−=

−=

−=

( )( )∑ ∑ ∑∑−=

NXX

XXXX 212121

( )( )

453,45085467,10547171059226

75791038161059226

75941684011059226

=−=

−=

−=

( )( )∑ ∑ ∑∑−=

NYX

YXYX 111

( )( )

706,2507293,10525891055097

75789441971055097

75939784011055097

=−=

−=

−=

( )( )∑ ∑ ∑∑−=

NYX

YXYX 222

( )( )

973,55510267,11797621185314

75884821521185314

75939794161185314

=−=

−=

−=

Persamaan simultan untuk menemukan 1a dan 2a adalah:

∑ ∑∑∑∑ ∑

+=

+=2

22212

2122

111

xaxayx

xxaxayx

2507,706 = 13492,987 1a + 4508,453 2a : 4508,453

5551,973 = 9416 1a + 10488,587 2a : 10488,587 ________________________________

0,5562231 = 2,9928193 1a + 2a

0,5293347 = 0,8977377 1a + 2a _ _______________________________

0,0268884 = 2,0950816 1a

1a = 0950816,20268884,0

= 0,0128341

0,5293347 = (0,8977377) (0,0128341) + 2a

= 0,0115217 + 2a

2a = 0,5293347 – 0,0115217

= 0,5178129

Setelah dapat harga 1a dan 2a , kemudian dilanjutkan dengan

menghitung persamaan garis regresi dalam skor deviasi:

( ) ( )( ) ( )222111

222111

2211

XXaXXaY

XXaXXaYY

xaxay

−+−=

−+−=−

+=

NX

X ∑= 1

= 75

8401

= 112,013

NX

X ∑= 2

= 75

9416

= 125,546

NY

Y ∑=

= 75

9397

= 125,293

Y=(0,0128341)( 1x -112,013)+(0,5178129)( 2x -125,546) +125,293

= 0,0128341 1x - 1,4375966845 + 0,5178129 2x - 65,009345248

+125,293

= 0,0128341 1x + 0,5178129 2x + 58,846058

Jika dibulatkan : Y = 0,01 1x + 0,5 2x + 58,8

5.2.2.2.2. Mencari koefesien korelasi antara kriterium Y dengan

prediktor dan prediktor.

( ) ∑∑ ∑+

= 22211

2,1 yyxayxa

Ry

= ( ) ( )5467,13693

973,55515178129,0706,25070128341,0 ×+×

= 5467,13693

8835,287418415,32 +

= 5467,136930677,2907

= 2122947,0

= 0,460754489

( )2

2,1yR = 0,2122947

5.2.2.2.2.1.Analisis varians (Hadi, 2004: 26).

Sumber Variasi db JK RK

Regresi (reg) m

( )∑ ∑∑∑ −++

NY

YKYXaYXa2

2211

reg

reg

dbJK

Residu (res)

N-m-1 ∑∑∑∑ −−− YKYXaYXaY 2211

2

res

res

dbJK

Total (T) N-1 ( )

NY

y2

2 ∑∑ − _

res

regreg RK

RKF =

Dari rumus di atas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

( )∑ ∑∑∑ −++=

NY

YKYXaYXaJKreg

2

2211

( ) ( ) ( )( )

759397

939758,84605811853145178129,010550970128341,02

×+×+×=

= 13541,22 + 613770,88 + 552976,41 - 75

88303609

= 1180471,9 – 1177381,5

= 3090,358

∑∑∑∑ −−−= YKYXaYXaYJKres 22112

( ) ( )( )9397846058,58

11853145178129,010550970128341,01191075×−

×−×−=

= 1191075 – 13541,22 – 613770,88 – 552976,41

= 10603,189

reg

regreg db

JKRK =

= 2

358,3090

= 1545,179

res

resres db

JKRK =

= 75

189,10603

= 147,267

res

regreg RK

RKF =

= 267,147179,1545

= 10,492

Total = ( )

NY

Y2

2 ∑∑ −

= 1191075 - ( )75

9397 2

= 1191075 - 75

88303609

= 1191075 – 1177381,453

= 13693,547

Ringkasan Hasil Akhir Analisis Regresi

Regresi varian db JK RK regF

Regresi 2 3090,358 1545,179 10,492 Residu 72 10603,189 147,267 - Total 74 13693,547 - -

5.2.2.2.2.2. Analisis lanjut

Analisis lanjut merupakan pengelolaan lebih lanjut

dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis lanjut akan dibuat

semacam interpretasi dari hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus regresi linier dua prediktor yang

telah diproses antara variabel 1x , 2x dan y . Dalam

pelaksanaan langkahnya adalah mengkorelasikan hasil

perhitungan regF dengan data tabel tabelF untuk N = 75

pada taraf signifikan 1% = 0,296 maupun pada taraf

signifikan 5% = 0,227. Jika nilai regF lebih besar dari

taraf signifikan 1% atau pada taraf 5% maka hipotesis

penelitian diterima, jika sebaliknya nilai regF kurang dari

taraf signifikan 1% pada taraf signifikan 5% maka

hipotesis ditolak. Untuk memudahkan interpretasi dari

hasil perhitungan dengan menggunakan rumus regresi

linier dua prediktor maka dibuat tabel berikut:

Tabel XI

Taraf Signifikan Hasil Koefisien regF

tabelF N regF

5% 1% Kesimpulan

75 10,492 0,227 0,296 Signifikan

Dengan demikian dalam analisis varian garis regresi

diperoleh bahwa harga regF = 10,492 yang apabila harga

regF ini dikonsultasikan dengan tabel tabelF taraf

signifikan 5% = 0,227 maupun 1% = 0,296 pada N = 75

akan diperoleh bahwa regF = 10,492 > taraf signifikan 5%

maupun 1% berarti signifikan.

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis data di atas, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang

diterima adalah adanya pengaruh perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam

terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Karena dengan

perhatian keluarga, pasien menjadi lebih tegar, kuat dan termotivasi dalam

menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

Karena faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang

adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu

hendaklah keluarga dapat memberikan perhatian terhadap keluarganya yang

membutuhkan perhatian. Karena perhatian keluarga sangatlah penting bagi keluarga

yang membutuhkan perhatian terutama keluarga yang sedang sakit atau

mendapatkan masalah. Dengan perhatian yang telah diberikan oleh keluarga,

seseorang tersebut dapat menghadapi masalah yang sedang dihadapi dan sangat

berpengaruh pada kesehatan mentalnya.

Selain perhatian keluarga yang berpengaruh pada kesehatan mental

seseorang, bimbingan rohani Islam juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan

mental seseorang. Karena bimbingan rohani Islam merupakan satu upaya untuk

membantu individu dalam mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Sesuai dengan bukunya Faqih (2001) bahwa bimbingan rohani Islam

sangatlah dibutuhkan oleh seseorang yang membutuhkan. Karena bimbingan rohani

Islam bertujuan untuk memberi bantuan kepada individu agar mampu menghadapi

masalah yang sedang dihadapi dengan sabar, tawakal, dan bisa berserah diri kepada

Allah SWT.

Oleh karena itu bimbingan rohani Islam merupakan suatu aktifitas yang

hidup dan mengharapkan akan lahir perbaikan-perbaikan yang sangat didambakan

oleh petugas kerohanian dan pasien. Sesuai dengan fungsi dan tujuan bimbingan

rohani Islam yaitu membantu individu mencegah jangan sampai individu

menghadapi suatu masalah.

Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa terdapat pengaruh positif yang

signifikan antara perhatian keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap kesehatan

mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang. Karena semakin tinggi perhatian

keluarga dan bimbingan rohani Islam maka semakin baik pula kesehatan mental

pasien di RSI Sultan Agung Semarang.

Akhirnya dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian keluarga

dan bimbingan rohani Islam sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan mental

seseorang, terutama pasien di RSI Sultan Agung Semarang.

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan data lapangan yang diberlakukan, maka disini dapat

ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut :

Terdapat pengaruh positif signifikan antara perhatian keluarga dan bimbingan

rohani Islam terhadap kesehatan mental pasien di RSI Sultan Agung Semarang,

artinya apabila semakin banyak perhatian yang diberikan oleh keluarga dan

semakin banyak pula bimbingan rohani Islam yang diberikan oleh petugas

kerohanian kepada pasien maka semakin banyak pula pengaruh kesehatan mental

pada pasien di RSI Sultan Agung Semarang.

Terbukti dengan hasil korelasi analisis regresi ( )296,10=regF lebih besar dari

nilai r yang ada dalam tabel korelasi product moment dengan angka 0,227 dalam

taraf signifikan 5 % dan 0,296 dalam taraf signifikan 1 % pada N = 75.

Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan “Ada pengaruh perhatian

keluarga dan bimbingan rohani Islam terhadap pasien di RSI Sultan Agung

Semarang, semakin baik pula kesehatan mental mereka”.

6.2. Saran-Saran

Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan disini adalah sebagai berikut:

6.2.1. Bagi petugas bimbingan rohani Islam agar lebih meningkatkan lagi kualitas

dalam melakukan bimbingan rohani Islam kepada pasien yang ada di rumah

sakit dan memberikan pelayanan yang lebih baik dan membuat pasien

merasa puas dengan pelayanan di rumah sakit baik pelayanan medis maupun

non medis.

6.2.2. Bagi keluarga agar dapat lebih memperhatikan keluarganya jika ada

keluarganya yang sakit, karena orang yang sakit sangat membutuhkan

keluarga untuk memberi perhatian dan dukungan untuk melewati saat-saat

yang dirasa sulit untuk dihadapinya sendiri.

6.2.3. Bagi temen-temen semoga apa yang telah penulis tulis ini bermanfaat bagi

kita semua dan dapat mengambil pelajaran bahwa selain diobati orang yang

sakit juga membutuhkan bimbingan rohani Islam dan perhatian keluarga

untuk melewati cobaan yang sedang dialaminya.

6.3. Penutup

Puji syukur al-hamdulillah, dengan limpahan rahmat dan hidayah dari Allah

SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul

“Pengaruh Perhatian Keluarga dan Bimbingan Rohani Islam Terhadap Kesehatan

Mental Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang”.

Peneliti menyadari, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang

peneliti miliki dalam menyusun skripsi ini, baik dari segi tata bahasa, sistematika

penulisan, penulisan kutipan-kutipan, dan analisis data, menjadikan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kesalahannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,

peneliti berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini selanjutnya. Sekiranya hanya ini yang dapat peneliti

persembahkan, semoga bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru,

Yogyakarta, 2002

Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta, 2006

Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997

Bastaman, Jumhana, Hannna, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islam,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001

Chaplin, J. P, Kamus Lengkap Psikologi, Grafindo Persada, Jakarta, 2002

Darajat, Zakiah, Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta, 1973

Darajat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta,

1982

El-Hammad, Azzam, Kesehatan Mental Orang Dewasa, Restu Agung, Jakarta, 2008

Fahmi, Mustofa, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat, Bulan

Bintang, Jakarta, 1977

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, UII Press, Jogjakarta,

2001

Gunarsa, Singgih, Psikologi Perawatan, Gunung Mulia, Jakarta, 2003

Gunarso, Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga, Gunung Mulia, Jakarta, 2007

Hadari, Nawawi dan Martini, Penelitian Terapan, Gajah Mada, University Perss,

Yogyakarta, 1996

Hadi, Sutrisno, Metodologi Risearch, Andi Offset, Yogyakarta, 1992

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Andi Offset, Yogyakarta, 2004

Hamid, Ahmad Abdul, Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Stress Remaja

Penghuni Panti Pamardi Putra Mandiri (Analisis Fungsi Bimbingan Dan Konseling

Islami), 2008

Hawari, Dadang, Al-Qur’an (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa), PT. Dana

Bhakti Prima Yasa, Jakarta, 1996

http://masdanang.co.cc, 20/ 06/ 2008

http://library.usu.ac.id, 01/07/2009

Islam, Nurul, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam Terhadap Bantuan Penyembuhan

Pasien Rawat Inap Di RSI Klaten, 2002

Kartono, Kartini, Patologi Sosial 3 (Gangguan-Gangguan Kejiwaan), Rajawali, Jakarta,

1986

Masfiah, Pengaruh Bimbingan Keagamaan Trehadap Kesehatan Jiwa Penderita

Penyakit Kanker Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, 2007

M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, Pustaka Setia, Bandung, 2001

Musnamar, Thohari, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, UII

Press, Yogyakarta, 1995

Nurulyadi, Ahmad, Pengaruh Hasil Pembinaan Rohani Islam Terhadap Kesehatan Mental

Prajurit Di Makodam IV Diponegoro, 2006

Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2006

Semiun, Yustinus, Kesehatan Mental I, Kanisius, Yogyakarta, 2006

Sholeh, Mohammad dan Imam Musbikin, Agama Sebagai Terapi, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2005

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989

Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, Pustaka

Setia, Bandung, 2001

Sunarto, Achmad, Himpunan Hadits Al Jami’ush Shahih (Hadits Yang Disepakati Imam

Bukhori dan Muslim), Setia Kawan, Jakarta, 2000

Taufik, Peran Rohaniawan Islam Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Dalam

Memotivasi Kesembuhan Pasien, 2005

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan diSekolah, UGM, Yogyakarta, 1964

Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung Nomor : 086D/KPTS/RDI-SA/V/2008 tentang SRTUKUR ORGANISASI DIBAWAH JAJARAN RUMAH SAKIT SULTAN AGUNG

Ditetapkan di : Semarang Tanggal : 13 Jumadil Awwal 1429 H 19 Mei RS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Prof. DR. H. RIFKI MUSLIM, SpB, SpU. Direktur Utama

TEMBUSAN Yth : 1. Ketua Umum yayasan Badan Wakaf Sultan Agung 2. Pejabat Struktural yang bersangkutan 3. Arsip

ANGKET PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Alamat:

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat

2. Pilihlah jawaban yang tersedia, sesuai dengan keadaan Anda, berilah tanda (X) pada

kolom yang tersedia SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju),

STS (Sangat Tidak Setuju)

3. Diharapkan dalam menjawab angket ini seobyektif mungkin sebagai sumbangan

berharga bagi penelitian ini

4. Jawaban Anda sangat terjamin kerahasiaannya

5. Atas partisipasinya dalam pengisian angket ini saya ucapkan terimakasih

Angket Perhatian Keluarga

No Aspek SS S N TS STS

1. Keluarga selalu menjenguk saya ketika saya sedang sakit

2. Keluarga tidak pernah menjenguk saya ketika saya sedang sakit

3. Keluarga sering menghibur saya saat saya sedang bersedih

4. Keluarga tidak pernah menghibur saya saat saya sedang bersedih

5. Keluarga sering mendo’akan saya ketika saya sedang sakit

6. Ketika keluarga menjenguk saya, selalu mengacuhkan keluhan-keluhan yang saya sampaikan

7. Keluarga selalu membangkitkan semangat saya selama di rumah sakit

8. Keluarga tidak pernah mendo’akan saya ketika saya sedang sakit

9. Nasehat-nasehat yang diberikan oleh keluarga membuat saya bingung

10. Keluarga jarang menghibur saya saat saya sedang sedih

11. Keluarga selalu memberikan motivasi kepada saya saat saya sedang sakit

12. Ketika saya meminta nasehat, keluarga bersifat tertutup kepada saya

13. Keluarga tidak pernah memberikan motivasi kepada saya saat saya sedang sakit

14. Keluarga memberikan perhatian besar terhadap saya selama saya berada di rumah sakit

15. Keluarga tidak memberikan perhatian yang besar kepada saya selama saya berada di rumah sakit

16. Keluarga tidak pernah membangkitkan semangat saya selama saya di rumah sakit

17. Keluarga selalu memberikan saran ketika saya ketika saya menghadapi kesulitan

18. Keluarga tidak pernah memberikan saran ketika saya menghadapi kesulitan

19. Keluarga selalu membesarkan hati saya ketika saya sedang sedih

20. Keluarga tidak pernah membesarkan hati saya ketika saya sedang sedih

21. Keluarga selalu memberikan nasehat kepada saya ketika saya merasakan sedih karena memikirkan penyakit saya

22. Keluarga tidak pernah memberikan nasehat kepada saya ketika saya sedang sedih

23. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada saya untuk cepat sembuh dari penyakit saya

24. Keluarga tidak pernah memberikan

dukungan kepada saya untuk cepat sembuh dari penyakit saya

25. Saya senang ketika ada keluarga yang mendo’akan saya ketika saya sedang sakit

26. Saya tidak senang ketika ada keluarga saya yang mendo’akan saya ketika saya sedang sakit

27. Saya merasa senang ketika ada keluarga yang menasehati saya ketika saya sedang sakit

28. Saya merasa tenang bila keluarga mendo’akan saya ketika saya sakit

Angket Bimbingan Rohani Islam

No. Aspek SS S N TS STS

1. Pelaksanaan bimbingan rohani islam harus dilaksanakan dengan baik

2. Dalam proses bimbingan rohani islam harus terjalin hubungan yang baik antara pembimbing dengan pasien

3. Pembimbing tidak memberikan kesempatan pada saya untuk bertanya

4. Pembimbing harus dapat dipercaya agar terjaga kerahasiaan masalah saya

5. Saya mengikuti bimbingan rohani islam dengan baik

6. Pembimbing harus berkomunikasi dengan baik dengan pasien

7. Saya dalam mengikuti bimbingan rohani islam tidak karena ada paksaan dari orang lain

8. bimbingan dilakukan dua kali dalam seminggu oleh pembimbing

9. Saya merasa nyaman disaat mengikuti bimbingan rohani islam

10. Saya merasa tidak nyaman disaat mengikuti bimbingan rohani islam

11. Dalam proses bimbingan rohani islam, waktu yang digunakan terlalu lama, sehingga membuat pasien jenuh

12. Dalam proses bimbingan rohani islam waktu yang digunakan tidak terlalu lama

13. Materi bimbingan rohani islam yang disampaikan sangat menarik dan menambah wawasan saya

14. Materi bimbingan rohani islam yang disampaikan tidak menarik untuk diikuti

15. Saya tidak mengikuti rohani islam dengan baik

16. Bimbingan rohani islam tidak dilakukan dengan baik

17. Pembimbing tidak pernah berhubungan baik dengan pasien

18. Saya kurang faham ketika pembimbing membimbing saya

19. Saya tidak mau mengikuti bimbingan rohani islam, karena saya takut masalah

saya diketahui orang lain 20. Pembimbing tidak pernah berkomunikasi

dengan baik dengan pasien

21. Pembimbing selalu memberikan kesempatan pada saya untuk bertanya

22. Pembimbing selalu bersikap ramah kepada pasien dalam melakukan bimbingan

23. Pembimbing tidak pernah bertingkah laku yang sopan pada pasien

24. Bimbingan rohani islam secara langsung bagi saya lebih efektif

25. Bimbingan rohani islam secara langsung bagi saya kurang efektif

26. Setelah saya mengikuti bimbingan rohani islam, saya jadi tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik

27. Saya tidak suka setiap kali ada pembimbing datang untuk membimbing saya, karena saya merasa terganggu

28. Saya senang mengikuti bimbingan rohani islam karena pembimbing dapat menghibur saya

29. Saya lebih senang melakukan bimbingan di tempat yang membuat saya terhibur

30. Pembimbing memperbolehkan saya untuk bimbingan lewat telpon

31. Pembimbing tidak pernah memperbolehkan saya untuk melakukan bimbingan lewat telpon

Angket Kesehatan Mental

No Aspek SS S N TS STS

1. Saya berusaha tidak sterss ketika menghadapi masalah

2. Saya akan berusaha untuk tidak mengalami tekanan batin kembali

3. Saya akan berusaha menyembuhkan gangguan jiwa akibat penyakit yang saya hadapi

4. Saya akan berusaha agar penyakit yang saya hadapi sembuh

5. Saya akan menerima penyakit yang saya hadapi dengan sabar

6. Saya akan berusaha mengendalikan diri untuk tidak mengalami gangguan jiwa

7. Saya akan menjauhkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya gangguan jiwa pada diri saya

8. Saya akan menjaga diri dari gangguan jiwa

9. Saya tidak mau gangguan jiwa yang saya alami sembuh

10. Saya tidak ingin meminta bantuan orang untuk menghindarkan kegelisahan dari diri saya

11. Saya pesimis terhadap gangguan jiwa yang saya hadapi

12. Saya stress karena penyakit yang saya derita

13. Meskipun saya sakit saya berusaha tidak tertekan

14. Pada saat saya sakit saya ingin kenyamanan demi kesembuhan

15. Saya berusaha untuk mengenal lingkungan dimana saya tinggal

16. Saya marah, ketika terjadi kegaduhan dalam ruangan perawatan

17. Saya akan marah dengan orang yang berani menasehati saya

18. Pada saat saya sakit saya selalu tertekan 19. Saya tidak pernah menghargai pendapat

orang lain yang bertentangan dengan pendapat saya

20. Saya selalu dapat mengambil pelajaran

dari musibah yang menimpa diri saya 21. Dalam keadaan seperti apapun saya

masih bisa merasakan kebahagiaan hidup

22. Saya selalu berusaha mengembangkan potensi yang saya miliki

23. Dalam keadaan bagaimanapun saya dapat mengontrol diri

24. Saya jarang berfikir tentang hikmah apa dibalik musibah yang saya alami

25. Saya tidak pernah mengembangkan potensi yang saya miliki

26. Saya selalu berusaha untuk sanggup dalam menghadapi masalah yang menimpa saya

27. Saya akan menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi dengan baik

28. Saya tidak akan lari dari masalah yang saya hadapi

29. Walaupun banyak cobaan, saya berusaha untuk bersikap tenang

30. Saya tidak pernah sanggup dalam menghadapi masalah yang menimpa saya

31. Saya tidak pernah menyelesaikan masalah yang saya hadapi dengan baik

REKAPITULASI DATA PENELITIAN

No Nama Responden Alamat

1. Rumini Karangtengah Demak 2. Nur Ahmad Mijen Demak 3. Amanah Kendal 4. Sumini Kaligawe Semarang 5. Nursiyah Genuk Semarang 6. Siti Nurul Sembungharjo Semarang 7. Sulasih Karangtengah Demak 8. Kaswan Kalibaru Semarang 9. Joni Eko Ariyanto Gedanganak Ungaran 10. Tasripah Bonang Demak 11. Sardi Donorejo Demak 12. Abdul Basir Karangawen Demak 13. Abdul Muslih Guntur Demak 14. Abdul Rokhim Karangtengah Demak 15. Agus Setiawan Jati Kudus 16. Amat Kiyat Semarang 17. Aminah Karangtengah Demak 18. Ansori Demak 19. Ardian Niko Setyobudi Genuk Semarang 20. Aristiani Genuksari Semarang 21. Asmanah Genuk Semarang 22. Dari Karangtengah Demak 23. Dina Pratiwi Semarang 24. Disem Genuk Semarang 25. Djumian Genuk Semarang 26. Dwi Megawati Gayamsari Semarang 27. Dyta Anggraeni Semarang 28. Eni Setiowati Genuk Semarang 29. Fahrur Rozi Sayung Demak 30. Fatimah Mlonggo Jepara 31. Giyono Genuk Semarang 32. Heru Suswanto Gayamsari Semarang 33. Irfan Pedurungan Semarang 34. Karsiman Karang Tengah Demak 35. Kiswanto Batang 36. Kusriah Kayen Pati 37. Laily Saadah Demak 38. Lina Handayani Semarang Timur 39. Mahfud Sayung Demak

40. Mariyanah Kudus 41. Masri Genuk Semarang 42. Mat Zaser Sayung Demak 43. Maulia Arifian C Sayung Demak 44. Meta Setiyani Gayamsari Semarang 45. Muhammad Anas Sayung Demak 46. Muhyanto Wonosobo 47. Musafak Sidiq Bonang Demak 48. Mustari Lasem Rembang 49. Nardi Rembang 50. Ngatmi Sayung Demak 51. Nur Asari Genuk Semarang 52. Nurus Sobah Sayung Demak 53. Puji Astutik Demak 54. Reza Mukti Wibowo Semarang Utara 55. Rohmatun Sayung Demak 56. Roikhana Zulfa Bonang Demak 57. Rukani Kragan Rembang 58. Rukayah Sayung Demak 59. Sadinem Semarang Timur 60. Sagimah Genuk Semarang 61. Sahri Mranggen Demak 62. Siti Fatimah Demak 63. Siti Munifah Sayung Demak 64. Siti Nadhomah HJ Sayung Demak 65. Siti Rahayu Genuk Semarang 66. Siti Sumirah Sayung Demak 67. Sri Handayani Dempet Demak 68. Sriah Semarang Timur 69. Sukardi Pancur Rembang 70. Sukiswanto Widarijaksa Pati 71. Sulasih Sayung Demak 72. Sulikah Mijen Demak 73. Sumarji Pamotan Rembang 74. Suparman Genuk Semarang 75. Supiyah Sayung Demak

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ikha Ratna Nofita

Nim : 1104045

Fak / Jur : Dakwah / BPI, IAIN Walisongo Semarang

TTL : Rembang, 18 Nofember 1985

Alamat : Sumbergirang RT 02 / RW 01 Lasem Rembang

Nama Orangtua : Purnomo

Pendidikan : TK Aisiyah Lasem-Rembang

MI AN-Nasyriyah Lasem-Rembang

MTS Negeri Lasem-Rembang

SMU Muhammadiyah I Lasem-Rembang

IAIN Walisongo Semarang

Semarang, 14 januari 2010

Ikha Ratna Nofita