pengadilan tinggi medan filesumatera utara, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 22 juni 2016...
TRANSCRIPT
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2017/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam pengadilan tingkat banding, telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
Maria Simangunsong, jenis kelamin Perempuan, lahir di Pardamean
Nauli tanggal 20 Oktober 1958, pekerjaan Bertani, Agama Kristen,
pendidikan terakhir Sekolah Pendidikan Guru (SPG), alamat
Kel/Desa Panombean Marjanji Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun, Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) :
1208115106630005, selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Penggugat-I;
Rospita Simangunsong, jenis kelamin perempuan, lahir di Pardamean
Nauli tanggal 10 Oktober 1960, pekerjaan Wiraswasta, Agama
Kristen, pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) alamat Nagori
Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun,
Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) : 1209126010000003,
selanjutnya disebut sebagai Pembanding II, semula Penggugat-II.
Alamsyah Simangunsong, jenis kelamin laki-laki, lahir di Tanah Jawa
tanggal 10 Oktober 1968, pekerjaan Karyawan Swasta, Agama
Islam, pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), alamat Jalan
Margahayu Lingkungan-III Kelurahan Sinaksak Kecamatan Tapian
Dolok Kabupaten Simalungun, Nomor Induk Kependudukan (N.I.K) :
1208281010670002, selanjutnya disebut sebagai Pembanding III, semula Penggugat-III;
Dalam hal ini diwakili oleh Sarbudin Panjaitan, S.H.,M.H.dan Marolop Sinaga,
S.H. Advokat/Pengacara dari Kantor Advokat SARBUDIN PANJAITAN,
S.H.,M.H. & REKAN Jalan Merdeka No.112 Pematangsiantar Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 Juni 2016
yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal
24 Juni 2016 dengan nomor 144/SK/2016/PN.SIM.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
MELAWAN
1. Robin Januarto Manurung alias Robin Januarto: pekerjaan Wiraswasta,
alamat Jalan Bangun Dolok No.05 Kelurahan Parapat Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun, selanjutnya
disebut sebagai Terbanding I semula Tergugat-I
2. Ahliwaris almarhumah Damaris Sibuea : alamat Huta Tano Merah Desa
Jempolan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedage,
selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula Tergugat-II
3. Pangulu Nagori Jawa Tongah : Kecamatan Hatonduhan Kabupaten
Simalungun, selanjutnya disebut Turut Terbanding semula Turut Tergugat;
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya
tertanggal 24 Juni 2016 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Simalungun pada tanggal 27 Juni 2016, di bawah Register Nomor :
48/Pdt.G/2016/PN.SIM, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa almarhum Herber Simangunsong dan almarhumah Perak
Tampubolon adalah suami isteri yang sah, mempunyai 8 (delapan) orang
anak yang sah yaitu Deliana Simangunsong (almarhumah), Berliana
Simangunsong, Rospita Simangunsong, Maria Simangunsong, Parulian
Simangunsong, Alamsyah Simangunsong, Sintong Simangunsong dan
Suanto Simangunsong.
2. Bahwa almarhum Heber Simangunsong dan almarhumah Perak
Tampubolon telah meninggal dunia, oleh karena itu demi hukum anak-
anaknya tersebut namanya pada posita No.1 di atas adalah ahli waris
yang sah, dikuatkan dengan Surat Keterangan Ahli waris
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
No.470/25/Kes/JT/2016 tangal 02 Maret 2016 yang dikeluarkan Pangulu
Jawa Tongah.
3. Bahwa semasa hidup almarhum Heber Simangunsong ada memiliki hak
tanah persawahan seluas ± 1 Ha atau ± 10.000 M², terletak di Pardamean
Nauli Nagori Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan Kabupaten
Simalungun, batas-batasnya :
- Timur berbatas : Tanah persawahan milik Willem Gultom
- Barat berbatas : Tanah persawahan milik Jahilim Siahaan
- Utara berbatas : Tanah persawahan Domision Siahaan
- Selatan berbatas : Tanah persawahan milik Sahala Tampubolon
4. Bahwa asal usul tanah persawahan seluas 1 Ha tersebut berasal dari
peninggalan almarhum Muda Simangunsong bapak kandung almarhum
Heber Simangunsong seluas ¾ Ha (tiga perempat hektar) dan seluas ¼
Ha lagi diperoleh almarhum Heber Simangunsong secara ganti rugi dari
Pamannya bernama almarhum Baktiar Tampubolon sesuai surat
Penjerahan Hak tanggal 23 Nopember 1959 yang belum balik nama dan
masih atas nama Baktiar Tampubolon.
5. Bahwa semasa hidup almarhum Muda Simangunsong (Kakek Para
Penggugat), ada menggadaikan tanah persawahan seluas ¾ Ha tersebut
kepada almarhum Amon Nainggolan seluas ½ Ha, sesuai Surat
Perdjandjian Gade tanggal 13 Nopember 1955, dan kepada Nai Muara br
Tampubolon seluas ¼ Ha sesuai Surat Perdjandjian Gade tanggal 29
Oktober 1956.
6. Bahwa kemudian setelah Kakek Para Penggugat almarhum Muda
Simangunsong meninggal dunia sekitar tahun 1968 an, tanah persawahan
seluas ¾ Ha yang gadai tersebut ditebus oleh almarhum Heber
Simangunsong ( bapak Para Penggugat ) dari para penerima gadai, lalu
tanah tersebut diusahai dan dikelola oleh almarhum Heber
Simangunsong bersama isteri sejak tahun 1970-an sampai terakhir isteri
almarhum Heber Simangunsong meninggal dunia pada tahun 1997.
Bahwa setelah ibu Para Penggugat meninggal dunia tahun 1997, sejak
tahun 1997 itu juga tanah persawahan seluas 1 Ha tersebut diusahai dan
dikelola oleh salah seorang ahli waris yaitu Penggugat-I, menanami
tanaman Padi secara berkelanjutan atau sampai tanah objek perkara
diserobot oleh Tergugat-I pada 28 Desember 2015 yang lalu.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
7. Bahwa cara Tergugat-I melakukan penyerobotan terhadap tanah
terperkara dengan cara menguasai tanah dan mengeringkan air sawah,
lalu beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 28 Desember 2015
Tergugat-I dengan beberapa orang temannya menanami tanaman Sawit
di atas tanah perkara. Melihat tindakan Tergugat-I tersebut lantas pada
tanggal 30 Desember 2015 Penggugat-I mencabuti tanaman Sawit yang
ditanami oleh Tergugat-I. Kemudian pada tanggal 03 Januari 2016
Tergugat-I kembali menanami tanaman Ubi di atas tanah terperkara,
kemudian pada tanggal 07 Januari 2016 Penggugat-I melarang agar tidak
ditanami, malah Tergugat-I memukuli Penggugat-I. Karena Penggugat-I
tidak mampu lagi mempertahankan tanah terperkara secara fisik,
kemudian Penggugat-I menghubungi saudara-saudaranya dan
memberitahukan kejadian itu, sehingga diambil kesepakatan bahwa satu-
satunya langkah yang dilakukan para ahli waris adalah mengajukan
gugatan ke Pengadilan Negeri Simalungun.
8. Bahwa Tergugat-I melakukan penyerobotan tanah terperkara tepatnya
Penggugat-I baru siap panen Padi, lalu Tergugat-I menguasai tanah dan
mengeringkan air sawah, kemudian pada tanggal 28 Desember 2015
Tergugat-I menanami tanaman Sawit, kemudian pada bulan April 2016
Tergugat-I kembali menanami tanaman Sawit sampai gugatan ini
didaftarkan ke Pengadilan Negeri Simalungun.
9. Bahwa dalam peristiwa pemukulan yang terjadi terhadap Penggugat-I
telah dilaporkan ke Polsek Tanah Jawa, dan Tergugat-I juga melaporkan
Penggugat-I karena mencabuti tanaman Sawit yang ditanam oleh
Tergugat-I. Ketika proses perkara di Polsek Tanah Jawa barulah
Penggugat-I mengetahui bahwa ada Surat Pernyataan almarhumah
Damaris Sibuea tertanggal 31 Oktober 2015 isinya menyatakan tanah
terperkara miliknya, Surat Penyerahan/Ganti Rugi atas tanah terperkara
seluas 10.000 M² atau 1 Ha dari Damaris Sibuea (almarhumah) kepada
Robin Januarto (Tergugat-I) yang dibuat pada tanggal 31 Oktober 2015,
dan surat tersebut telah didaftarkan di Kantor Nagori Jawa Tongah dan
ditandatangani oleh Pangulu (Turut Tergugat). Munculnya surat-surat
tersebut membuat Penggugat-I merasa terkejut dan heran, kenapa tanah
warisan dari orangtua Para Penggugat diserahkan oleh Damaris Sibuea
(almarhumah) kepada tergugat-I, sedangkan Penggugat-I tidak kenal dan
tidak ada hubungan keluarga dengan Tergugat-I dan Damaris Sibuea
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
(almarhumah). Kapan pula tanah terperkara diserahkan secara fisik oleh
Damaris Sibuea (almarhumah) kepada Tergugat-I sebab yang mengerjai
dan mengelola tanah terperkara adalah Penggugat-I mulai tahun 1997
sampai penyerobotan terjadi pada tanggal 28 Desember 2015.
10. Bahwa perbuatan Damaris Sibuea (almarhumah) yang menyerahkan
tanah terperkara dengan ganti rugi kepada Tergugat-I sesuai Surat
Penyerahan/ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015 adalah merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad), dan oleh karena itu
menurut hukum, Surat Penyerahan/Ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015
harus dinyatakan tidak sah dan cacat hukum serta tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat.
11. Bahwa perbuatan Damaris Sibuea (almarhumah) yang membuat dan
menandatangani Surat Pernyataan tanggal 31 Oktober 2015 yang isinya
menyatakan tanah terperkara miliknya adalah merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatigeraad), oleh karena itu menurut hukum,
Surat Pernyataan tanggal 31 Oktober 2015 tersebut harus dinyatakan
tidak sah dan cacat hukum serta tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat.
12. Bahwa oleh karena Damaris Sibuea (almarhumah) telah meninggal dunia,
maka secara juridis, ahli warisnya (Tergugat-II) wajib bertanggungjawab
atas perbuatan melawan hukum serta akibat hukumnya yang dilakukan
oleh almarhumah Damaris Sibuea.
13. Bahwa perbuatan Tergugat-I yang ceroboh dan sengaja menerima
penyerahan tanah terperkara milik almarhum Heber Simangunsong
orangtua Para Penggugat dengan ganti rugi dari Damaris Sibuea
(almarhumah) yang bukan pemilik hak tanah sesuai Surat
Penyerahan/ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015, padahal Tergugat-I
sudah mengetahui di lapangan bahwa yang mengelola dan menguasai
tanah terperkara secara fisik adalah Penggugat-I bukan Damaris Sibuea
(almarhumah) adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad).
14. Bahwa perbuatan Turut Tergugat yang dengan sengaja mendaftarkan
Surat Penyerahan/Ganti Rugi tertanggal 31 Oktober 2015 di
Pemerintahan Nagori Jawa Tongah dan membubuhi tandatangan di
dalam surat penyerahan/Ganti Rugi tersebut, padahal Turut Tergugat
mengetahui pemilik hak tanah adalah peninggalan dari warganya
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
bernama almarhum Heber Simanhunsong adalah merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatigedaad). Oleh karena itu menurut hukum,
pendaftaran Surat Penyerahan/Ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015 di
Kantor Pemerintahan Nagori Jawa Tongah adalah tidak sah dan cacat
hukum dan tidak mempunyai kekuatan mengikat dan harus pula dicoret
dari buku daftar Pemerintahan Nagori Jawa Tongah.
15. Bahwa selama tanah terperkara diusahai dan dikelola oleh Penggugat-I
sejak tahun 1997 sampai tanggal 28 Desember 2015, tanaman yang
ditanam oleh Penggugat-I adalah tanaman Padi dan hasilnya dibagi
bersama oleh Para ahli waris, di mana dalam setahun masa tanam dan
atau masa panen Padi sebanyak 2 kali, dan sekali panen untuk luas 1 Ha
mengasilkan paling sedikit rata-rata 400 Kaleng Padi.
16. Bahwa bila tanah terperkara tidak diserobot dan dikuasai oleh Tergugat-I,
maka pada bulan Februari 2016 yang lalu sudah masa tanam Padi dan
akan panen bulan Juni 2016, dan akan ditanam lagi pada bulan Agustus
2016 untuk panen bulan desember 2016, sebab jangka waktu masa
tanam ke panen lamanya 4(empat) bulan, namun karena perbuatan
melawan hukum Tergugat-I tersebut membuat Penggugat-I dan atau para
ahli waris tidak dapat lagi menikmati dan memetik hasil tanah terperkara,
sehingga secara nyata telah merugikan Para Penggugat dan ahli waris
yang lain, karena telah hilang keuntungan hasil tanah terperkara mulai
musim tanam tahun 2016 sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum
tetap, dan secara juridis Tergugat-I wajib bertanggungjawab mengganti
kerugian atas penyerobotan atau penguasaan Tergugat-I sampai putusan
perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap.
Bahwa oleh karena itu Tergugat-I harus dihukum untuk membayar ganti
rugi Padi sebanyak 800 Kaleng atau dengan cara ganti rugi uang
sebanyak Rp 48.400.000, (empat puluh delapan juta empat ratus ribu
rupiah) kepada Para Penggugat untuk setiap tahunnya terhitung sejak
tahun 2016 sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap, dengan
perincian sebagai berikut :
- Luas tanah sawah 1 Ha.
- Panen Padi 2 kali setahun
- Sekali panen menghasilkan rata-rata 400 Kaleng Padi
Maka untuk 1 tahun yang harus diganti rugi Tergugat-I sebanyak 800
Kaleng ( 400 kaleng x 2 kali panen setahun).
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Atau bila diganti rugi dengan uang, perinciannya :
- 1 Kaleng Padi basah = 11 Kg
- 1 Kg Padi basah harga Rp 5.500,-
- 800 Kaleng x 11 Kg = 8.800 Kg
- 8.800 Kg x Rp 5.500 = Rp 48.400.000 (empat puluh delapan juta empat
ratus ribu rupiah).
17. Bahwa berdasarkan fakta dan alas hak atas tanah objek perkara yang
dimiliki oleh Para Penggugat selaku ahli waris almarhum Heber
Simangunsong dan almarhumah Perak Tampubolon, sudah wajar Tergugat-
I dihukum untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah objek perkara
kepada Para Penggugat tanpa dibebani sesuatu apa pun juga.
18. Bahwa agar gugatan Para Penggugat tidak sia-sia di kemudian hari dalam
hal tuntutan ganti rugi dalam perkara ini, maka Para Penggugat memohon
agar terhadap harta benda milik Tergugat-I baik harta bergerak maupun
tidak bergerak dapat dilakukan Sita jaminan (Conservatoir Beslag) dan
menyatakan Sita jaminan sah dan berharga.
19. Bahwa Para Penggugat sangat khawatir hak atas tanah objek perkara akan
dialihkan atau dipindahtangankan oleh Tergugat-I menjadi haknya ataupun
dialihkan kepada pihak lain, maka Para Penggugat memohon agar
terhadap tanah objek perkara dapat diletakkan Sita Jaminan (Conservatoir
Beslag) dan menyatakan Sita jaminan sah dan berharga.
20. Bahwa agar putusan dalam perkara ini dipatuhi oleh Tergugat-I, bila
putusan dalam perkara ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap, sudah
wajar Tergugat-I dihukum untuk membayar Uang Paksa (Dwangsom)
kepada Para Penggugat sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) per hari
bila lalai memenuhi isi putusan perkara ini.
21. Bahwa perkara ini terjadi adalah akibat perbuatan melawan hukum oleh
Tergugat-I, Damaris Sibuea (almarhumah) dan Turut Tergugat, maka
semua biaya ongkos perkara harus dibebankan secara tanggung renteng
kepada Tergugat-I dan Tergugat-II selaku ahliwaris dari almarhumah
Damaris Sibuea dan Turut Tergugat.
Bahwa berdasarkan dalil gugatan di atas, dimohon kepada Ketua Pengadilan
Negeri Simalungun/Majelis Hakim yang mulia agar berkenan untuk
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
menentukan hari persidangan dan memanggil para pihak guna memeriksa dan
mengadili perkara ini, dan selanjutnya mengambil putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Surat Keterangan Ahli waris Nomor :
470/25/Kes/JT/2016tanggal 02 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Pangulu
Jawa Tongah adalah sah menurut hukum;
3. Menyatakan dalam hukum, bahwa nama Deliana Simangunsong
(almarhumah), Berliana Simangunsong, Rospita Simangunsong, Maria
Simangunsong, Parulian Simangunsong, Alamsyah Simangunsong, Sintong
Simangunsong dan Suanto Simangunsong anak kandung dari almarhum
Heber Simangunsong dan almarhumah Perak Tampubolon adalah ahli
waris yang sah, dikuatkan dengan Surat Keterangan Ahli waris Nomor :
470/25/Kes/JT/2016 tanggal 02 Maret 2016, yang dikeluarkan oleh Pangulu
Nagori Jawa Tongah.
4. Menyatakan dalam hukum, bahwa tanah terperkara seluas ± 10.000 M² atau
± 1 Ha terletak di Pardamean Nauli Nagori Jawa Tongah Kecamatan
Hatonduhan Kabupaten Simalungun, batas-batasnya :
- Timur berbatas : Tanah persawahan milik Willem Gultom
- Barat berbatas : Tanah persawahan milik Jahilim Siahaan
- Utara berbatas : Tanah persawahan milik Domision Siahaan
- Selatan berbatas : Tanah persawahan milik Sahala Tampubolon
adalah merupakan harta peninggalan dari almarhum Heber Simangunsong
dan almarhumah Perak Tampubolon, yang diperolehnya secara turun
temurun dari orangtuanya bernama almarhum Muda Simangunsong
dikuatkan dengan adanya Perdjandjian Gade yang pernah dilakukan yaitu
Surat Perdjandjian Gade tanggal 13 Nopember 1955, Surat Perdjandjian
Gade tanggal 29 Oktober 1956 dan surat Penjerahan Hak tanggal 23
Nopember 1959.
5. Menyatakan dalam hukum, bahwa Surat Perdjandjian Gade tanggal 13
Nopember 1955 atas nama Muda Simangunsong, Surat Perdjandjian Gade
tanggal 29 Oktober 1956 atas nama Muda Simangunsong dan Surat
Penjerahan Hak tanggal 23 Nopember 1959 adalah sah merupakan bukti
hak dan penguasaan tanah terperkara.
6. Menyatakan perbuatan Damaris Sibuea (almarhumah) yang membuat Surat
Pernyataan tanggal 31 Oktober 2015 isinya menyatakan tanah terperkara
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
seluas 10.000 M² miliknya adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad).
7. Menyatakan perbuatan Damaris Sibuea (almarhumah) yang menyerahkan
tanpa hak dengan ganti rugi tanah terperkara seluas 10.000 M² kepada
Tergugat-I adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad).
8. Menyatakan perbuatan Tergugat-I yang ceroboh dan tidak teliti menerima
penyerahan dengan ganti rugi tanah terperkara seluas 10.000 M² dari
Damaris Sibuea (almarhumah) yang bukan pemilik tanah terperkara adalah
merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad).
9. Menyatakan perbuatan Turut Tergugat yang dengan sengaja mendaftarkan
Surat Penyerahan/Ganti Rugi tanah terperkara seluas 10.000 M² yang cacat
hukum di Pemerintahan Nagori Jawa Tongah adalah merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatigedaad).
10. Menyatakan dalam hukum, bahwa Surat Pernyataan tanggal 31 Oktober
2015 atas nama Damaris Sibuea (almarhumah) isinya menyatakan tanah
terperkara seluas 10.000 M² miliknya adalah tidak sah dan batal demi
hukum serta tidak mempunyai kekuatan mengikat.
11. Menyatakan dalam hukum, bahwa Surat Penyerahan/Ganti Rugi tanggal
31 Oktober 2015 dari Damaris Sibuea (almarhumah) kepada Robin
Januarto (Tergugat-I) atas tanah terperkara seluas 10.000 M² adalah tidak
sah dan batal demi hukum serta tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat.
12. Menyatakan dalam hukum, Tergugat-II selaku ahli waris dari Damaris
Sibuea (almarhumah) wajib bertanggungjawab atas perbuatan melawan
hukum serta akibat hukumnya yang dilakukan oleh almarhumah Damaris
Sibuea dalam perkara ini.
13. Menghukum Tergugat-I untuk membayar ganti rugi Padi sebanyak 800
Kaleng atau dengan ganti rugi uang sebanyak Rp 48.400.000, (empat puluh
delapan juta empat ratus ribu rupiah) kepada Para Penggugat untuk setiap
tahunnya sejak diserobot dan dikuasainya tanah terperkara yaitu sejak
tahun 2016 sampai perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap
14. Menghukum Tergugat-I dan atau orang lain yang menguasai atau tinggal
di atas tanah terperkara untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah
terperkara kepada Para Penggugat tanpa dibebani sesuatu apa pun juga;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
15. Menghukum Tergugat-I untuk membayar Uang Paksa (Dwangsom)
kepada Para Penggugat sebesar Rp 2.000.000,-(dua juta rupiah) per hari
bila lalai memenuhi isi putusan perkara ini.
16. Menghukum Turut Tergugat untuk mencoret pendaftaran Surat
Penyerahan/Ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015 di Pemerintahan Nagori
Jawa Tongah.
17. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang
telah diletakkan terhadap tanah terperkara.
18. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)
terhadap harta benda milik Tergugat-I, baik harta bergerak dan tidak
bergerak.
19. Menghukum Tergugat-I, Tergugat-II dan Turut Tergugat untuk tunduk pada
putusan dalam perkara ini.
20. Menghukum Tergugat-I, Tergugat-II dan Turut Tergugat secara tanggung
renteng untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
ATAU :
Bila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang sesuai dengan
kepatutan dan keadilan (Billijkheid enrechtvaadigheid).
Menimbang, bahwa atas gugatan kuasa hukum Para Penggugat
tersebut Tergugat I,II dan Turut Tergugat melalui Kuasa Hukum telah
mengajukan Jawabannya secara tertulis tertanggal Oktober 2016, yang pada
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut; I.DALAM EKSEPSI :
TENTANG GUGATAN KABUR ATAU TIDAK JELAS ( OBSCUUR LIBEL)
1. (Error in objekto)Bahwa Para Penggugat juga dalam gugatannya telah
mencampur-adukkan gugatan perbuatan melawan hukum dengan
gugatan pembatalan Surat atas tanah terperkara bahwa
pengggabungan gugatan yang demikian tidak sesuai dengan hukum
acara perdata karena gugatan perbuatan melawan hukum dan gugatan
pembatalan surat adalah tunduk pada hukum acara yang berbeda dan
tunduk pada kompetensi absolut yang berbeda yaitu yang
berwewenang mengadili perbuatan melawan hukum adalah Pengadilan
Negeri sedangkan yang berwewenang memeriksa dan mengadili
pembatalan Surat adalah Pengadilan Tata Usaha Negera , maka
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
gugatan yang demikian adalah kabur atau tidak jelas sehingga harus
ditolak atau gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) .
2. (Error in subjecto)Bahwa gugatan Para Penggugat juga mengandung
kekeliruan yang nyata yang bersifat mendasar karena Para Penggugat
menggugat Ahli Waris Almarhumah Damaris Sibuea tanpa
menyebutkan siapa saja yang menjadi Ahli Waris Almarhumah Damaris
Sibuea sebaiknya Para penggugat harus mencantumkan siapa saja
yang menjadi ahli waris almarhumah Damaris Sibuea dalam gugatannya
sehingga gugatan mengandung cacat formil dan gugatan Para
Penggugat harus ditolak atau gugatan tidak dapat diterima .( Niet
Ontvankelijk Verklaard).
3. Bahwa gugatan Para Penggugat juga mengandung kekeliruan yang
nyata yang bersifat mendasar karena Para Penggugat tidak ada
menerangkan dalam gugatannya bahwa Tanah Terperkara adalah
milik Para Penggugat dan yang diterangkan Para Penggugat bahwa
Almarhum Heber Simangunsong ada memiliki hak tanah persawahan
seluas lebih kurang 10.000 M2 yang terletak di Pardamean Nauli
Nagori Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun
,sehingga sangat jelas bahwa hubungan Para Penggugat dengan
Tanah terperkara tidak ada secara hukum ,maka gugatan yang
demikian adalah kabur dan harus ditolak atau gugatan tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard)
II.DALAM POKOK PERKARA (Verweerten Principale)
1. Bahwa tentang hal-hal yang telah Tergugat I,II ,dan Turut Tergugat
uraikan dalam Eksepsi mohon dianggap merupakan satu kesatuan
bagian ini secara Mutatis Mutandis yang tidak dapat terpisahkan dari
jawaban dalam pokok perkara ini.
2. Bahwa Tergugat I, II,dan Turut Tergugat dengan tegas menolak seluruh
dalil-dalil gugatan Para Penggugat kecuali yang secara tegas diakui oleh
Tergugat I,II,dan Turut Tergugat dibawah ini .
3. Bahwa Para Penggugat mendalilkan semasa hidup almarhum Heber
Simangunsong ada memiliki hak tanah persawahan seluas kurang lebih
1 Ha atau kurang lebih 10.000 M2 terletak di Pardamean Nauli Nagori
Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun dengan
batas-batasnya : Timur berbatas : Tanah persawahan milik Willem
Gultom ,Barat berbatas : Tanah persawahan milik Jahilim Siahaan ,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Utara berbatas : Tanah persawahan Domision Siahaan dan Selatan
berbatas : Tanah persawahan milik Sahala Tampubolon Bahwa dalil
Para Penggugat tersebut tidak benar dan harus ditolak dan
dikesampingkan karena tanah yang dimaksud Para Penggugat adalah
milik Tergugat II yang diperolehnya dari alm.Parasian Oppusunggu yaitu
suami dan orang tua dari Tergugat II dan Parasian oppusunggu
memperolehnya dari Tiominar br Simangunsong / Osman Oppusunggu
dan Tiominar br Simangunsong/ Osman Oppusunggu memperolehnya
dari Ruben Simanunsong / Tiama br Silitonga .
4. Bahwa alm.Parasian Oppusunggu memperoleh tanah terperkara melalui
warisan dari Nenek/Kakek nya yang bernama Ruben Simanunsong dan
istirinya Tiama br Silitonga sesuai dengan surat penyerahan hak
warisan tertanggal 18 oktober 2007 bahwa perlu dijelaskan bahwa
tanah terperkara sebelumnya adalah milik Ruben Simangunsong dan
istrinya Tiama br Silitonga seluas 1(satu) Hektare dan tanah terperkara
selama ini dikuasai oleh adik kandungnya yaitu Muda Simangunsong
dan tanah itu dikerjakan dan diusahai oleh Heber Simangunsong .yaitu
orang tua Para Penggugat .
5. Bahwa juga perlu kami jelaskan bahwa Ruben Simangunsong yaitu
Kakek dari Parasian Oppusunggu yaitu suami /ayah Tergugat II
mempunyai adek kandung yaitu Muda Simangunsong ( ayah Heber
Simangunsong ) ,dan Ruben Simangunsong dan istrinya Tiama br
Silitonga hanya memiliki seorang anak perempuan bernama Tiominar br
Simangunsong dan Tiominar br Simangunsong bersuamikan Osman
Oppusunggu dan memiliki 4( empat) orang anak , 3 ( tiga) laki-laki dan 1
(satu ) perempuan yaitu :
1. Mangapul Oppusunggu
2. Parasian Oppusunggu ( in casu : suami Damaris Sibuea /ayah
Tergugat II )
3. Haposan Oppusunggu
4. Rengsina br Oppusunggu
Dan tanah terperkara yang merupakan peninggalan Ruben
Simangunsong dan istrinya Tiama br Silitonga adalah sah milik
Tergugat II yang diperoleh berdasarkan warisan dari Tiominar br
Simangunsong selaku anak kandung dari Ruben Simangunsung
dengan istrinya Tiama br Silitonga .
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
6. Bahwa perlu juga kami jelaskan pada tanggal18 Oktober 2007 sudah
ada penyerahan hak warisan / tanah terperkara antara sesama ahli waris
dari Tiominar br Simangunsong / Osman Oppusunggu bahwa tanah
terperkara telah diserahkan secara hibah kepada Parasian Oppusunggu
( in casu : suami Damaris Sibuea /ayah Tergugat II ) oleh Mangapul
Oppusunggu ,Haposan Oppusunggu dan Rengsina Oppusunggu
diketahui oleh Pangulu Nagori Jawa Tongah Kecamatan Hatonduhan
Kabupaten Simalungun .
7. Bahwa Dalil gugatan Para Penggugat pada angka 3 dan 4 hal 3 harus
ditolak dan dikesampingkan karena Heber Simangunsong beserta anak-
anaknya ( in casu ; Penggugat I ) hanya hak mengerjakan dan
mengusahai dan hak mengusahai dan mengerjakan diperoleh dari
Ruben Simangunsong ( Kakek Moyang Tergugat II ) karena Muda
Simangunsong ( kakek Para Penggugat ) bersaudara dengan Ruben
Simangunsong sesuai dengan Surat Pernyataan Pengembalian Tanah
yang dibuat Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong
yaitu adek kandung Heber Simangunsong kepada keturunan Ruben
Simangunsong dan istrinya Tiama br Silitonga tanggal 10 September
2007 yang diketahui oleh Pangalu Nagori Jawa Tongah ,dan Muda
Simangunsong bukan pemilik tanah terperkara akan tetapi hanya
memiliki hak mengusahai dan mengerjakan dan hak tersebut dilanjutkan
oleh anaknya yang bernama Heber Simangunsong ( in casu : orang tua
Para Penggugat ).
8. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 5, 6, hal 3 dalam
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena tanah terperkara
adalah milik Ruben Simangunsong , sedangkan Muda Simangunsong (
kakek Para Penggugat ) hanya mempunyai hak menguasai yang
diberikan oleh Ruben Simangunsong dan apabila Muda Simangunsong
pernah menggadaikan tanah terperkara kepada orang lain tanpa
sepengetahuan Ruben Simangunsong adalah merupakan perbuatan
yang melanggar hukum dan gadai tersebut tidak menghilangkan hak dari
pemilik hak yang sebenarnya yaitu Ruben Simangunsong dan Heber
Simangunsong dan istrinya dan juga Penggugat I bukan sebagai pemilik
tanah terperkara akan tetapi hanya mengerjakan dan menguasahai yang
diberikan Ruben Simangunsong kepada Muda Simangunsong dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
berlanjut kepada Heber Simangunsong dan juga berlanjut kepada
Penggugat I .
9. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 7 dan 8 hal 3 dalam
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena tanah objek perkara
bukanlah milik Para Penggugat melainkan milik Tergugat I yang
diperoleh berdasarkan Penyerahan dengan ganti rugi dari Tergugat II
pada tanggal 31 Oktober 2015 yang diketahui Pangulu Nagori Jawa
Tongah Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun dan
penguasaan tanah terperkara oleh Tergugat I bukanlah penyerobotan
sebagaimana tuduhan Para Penggugat dan surat penyerahan dengan
ganti rugi antara Tergugat II dengan Tergugat I diketahui Turut Tergugat
dan sekarang tanah terperkara telah dikuasai dan diusahai oleh
Tergugat I adalah sah secara hukum dan patut dipertahankan karena
telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku .
10. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 9,10,11 hal 3 dan 4
dalam gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena pemukulan
tidak pernah dilakukan kepada Penggugat I yang benar bahwa
Penggugat I telah mencabuti tanaman sawit milik Tergugat I dan sudah
dilaporkan ke POLSEK Tanah Jawa dan Penyerahan dengan Ganti Rugi
tanggal 31 Oktober 2015 dari Damaris Sibuea ( Tergugat II ) kepada
Robin Juniarto ( Tergugat I ) dan diketahui oleh Turut Tergugat adalah
benar adanya Karena Surat Penyerahan / Ganti Rugi tersebut dibuat
berdasarkan Surat Keterangan Tanah No.593.2/175/AGRARIA/JT/2007
tanggal 18 Oktober 2007 yang dikeluarkan Pangulu Nagori Jawa Tongah
dan telah didaftar di Kantor Camat Hatonduhan dengan Nomor :
593.11/08/AGRARIA/HTD-2007 tanggal 24 Oktober 2007 atas nama
Parasian Oppusunggu ( in casu : suami Damaris Sibuea /ayah Tergugat
II ).dan perbuatan Almarhumah Damaris Sibuea menyerahkan dengan
ganti rugi kepada Tergugat I dan membuat dan menandatangani Surat
Pernyataan tanggal 31 Oktober 2015 bukanlah merupakan perbuatan
melawan hukum karena perbuatan tersebut tidak melanggar Undang-
Undang dan telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dan juga tidak ada merugikan Para Penggugat .
11. Bahwa sebagai penjelasan kepada Para Penggugat “ bahwa
perbuatan melawan hukum lahir karena Undang-Undang sendiri
menentukan hal ini sebagaimana dimaksud Pasal 1352 KUHPerdata :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
“Perikatan yang lahir karena Undang-Undang ,timbul dari Undang-
Undang sebagai Undang-Undang atau dari Undang-Undang sebagai
akibat perbuatan orang “ Artinya perbuatan melawan hukum semata-
mata berasal dari Undang-Undang ,bukan karena perjanjian yang
berdasarkan persetujuan dan perbuatan melawan hukum merupakan
akibat perbuatan manusia yang ditentukan sendiri oleh Undang-Undang
,bahwa apabila rumusan Pasal 1352 KUHPerdata tersebut dihubungkan
dengan perbuatan Tergugat II mengalihkan tanah terperkara kepada
Tergugat I dengan Surat Penyerahan dengan ganti rugi dan surat
Pernyataan atas miliknya sendiri adalah tidak melanggar undang-undang
sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1352 KUHPerdata .
12. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 12 hal 4 dalam
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena apabila Damaris
Sibuea (almarhumah ) melakukan perbuatan melawan maka ahli
warisnya tidak wajib bertanggung jawab karena dalam gugatannya tidak
ada mencantumkan siapa saja ahli waris Damaris Sibuea ,bagaimana
mungkin ahli warisnya bertanggung jawab sementara Para Penggugat
tidak mengajukan tuntutan secara hukum ? hanya Para penggugatlah
yang dapat menjawabnya .
13. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 13,14, hal 4 dan 5 dalam
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena perbuatan Tergugat I
menerima penyerahan tanah terperkara dengan ganti rugi dari Damaris
Sibuea ( almarhumah ) tidak melanggar hukum karena tanah terperkara
dulunya adalah milik Ruben Simangunsong yaitu kakek dari Parasian
Oppusunggu / suami Damaris Sibuea sedangkan Heber Simangunsong
orang tua dari Para Penggugat hanya mengerjakan dan menguasahai
atas persetujuan Ruben Simangunsong dan apabila benar Penggugat I
mengelola dan menguasai tanah terperkara pada saat terjadinya Surat
penyerahan dengan Ganti Rugi antara Damaris Sibuea dengan Tergugat
I itu tidak melanggar hukum ( tidak perbuatan melawan hukum ) karena
yang mengelola dan menguasai tidak sama dengan memiliki ,dan juga
bahwa perbuatan Turut Tergugat selaku Pejabat pemerintah ditingkat
Nagori tidak melanggar hukum ( tidaklah merupakan perbuatan
melawan hukum ) mengetahui Surat Penyerahan dengan Ganti Rugi
tersebut karena didasarkan atas alas hak yang jelas yaitu berdasarkan
Surat Keterangan Tanah No.593.2/175/AGRARIA/JT/2007 .
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
14. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 15 dan 16 hal 5 dalam surat
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan karena Penggugat I bukanlah
sebagai pemilik atas tanah terperkara karena Penggugat I hanya
mengelola dan mengusahai tanah yang menjadi objek perkara karena
tenah terperkara adalah milik Tergugat I yang diperoleh berdasarkan
Penyerahan dengan Ganti Rugi dari Damaris Sibuea (istri Parasian
Oppusunggu ) cucu dari Ruben Simangunsong Pemilik pertama ,dan
tuntutan ganti rugi yang ditujukan kepada Tergugat I adalah tuntutan
yang mengada-ada dan harus ditolak karena tidak berdasar menurut
hukum dan Tergugat I menguasai tanah terperkara adalah berdasarkan
alas hak yang jelas dan Damaris Sibuea menyerahkan tanah terperkara
kepada Tergugat I juga dengan alas hak yang jelas dan Tergugat I
sebagai penerima hak dengan ganti rugi adalah pembeli yang beretiket
baik dan harus dilindungi secara hukum
15. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 17 hal 6 harus ditolak
dan dikesampingkan karena tuntutan tersebut tidak beralasan menurut
hukum karena tanah objek perkara adalah sekarang adalah milik
Tergugat I yang diperoleh berdasarkan Penyerahan dengan Ganti Rugi
dari Damaris Sibuea (Istri Parasian Oppusunggu ) cucu dari Ruben
Simangunsong dan hal tersebut akan kami buktikan pada saat
pembuktian nantinya .
16. Bahwa dalil gugatan Para Penggugat pada angka 18 , 19 hal 6 dalam
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan juga karena permohonan
sita jaminan ( conservatoir beslaag) tersebut tidak beralasan menurut
hukum karena tanah objek perkara adalah milik Tergugat I yang
diperoleh berdasarkan Penyerahan dengan Ganti Rugi dari Damaris
Sibuea (Istri Parasian Oppusunggu ) cucu dari Ruben Simangunsong
dan permohonan tersebut adalah mengada-ada dan tidak berdasar
menurut hukum dan demi hukum permohonan tersebut harus ditolak dan
dikesampingkan .
17. Bahwa dalil Para Penggugat pada angka 20 dan 21 hal 6 dalam
gugatan tentang tuntutan uang paksa ( dwangsom) kepada Tergugat I
dan juga pembebanan biaya perkara kepada Tergugat I II, dan Turut
tergugat secara tanggung renteng harus ditolak dan dikesampingkan
karena tidak berdasar menurut hukum
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Berdasarkan uraian diatas dengan kerendahan hati dimohonkan kiranya
Bapak Ketua/Anggota Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya berkenaan menjatuhkan
Putusan yang amarnya berbunyi:
I . DALAM EKSEPSI
- Menerima Eksepsi Tergugat I,II,dan Turut Tergugat untuk seluruhnya .
- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaar) atas alasan tidak memenuhi syarat formil
(Putusan Mahkamah Agung No: 239.K/Sip/1986).
- Menyatakan gugatan para Penggugat kabur karena digabungkanya
gugatan perbuatan melawan hukum dengan pembatalan Surat
Penyerahan Ganti Rugi karena kedua objek tersebut tunduk pada
hukum acara yang berbeda (Putusan M.A.R.I No: 716.K/Sip/1973 )
- Menyatakan gugatan Para Penggugat harus ditolak atau tidak dapat
diterima karena Objek gugatan error in objekto dan error in subjecto
karena gugatan mengandung cacat formil dan bertentangan dengan
hukum acara perdata .
II .DALAM POKOK PERKARA.
- Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini .
Atau : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon Putusan yang
seadil-adilnya ( Ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa atas jawaban dari Kuasa Hukum Tergugat I,
Tergugat II dan Turut Tergugat, Kuasa Hukum Penggugat I s/d III telah
mengajukan repliknya secara tertulis tanggal 25 Oktober 2016 yang pada
pokoknya tetap pada gugatannya dan menolak jawaban Tergugat I, Tergugat
II dan Turut Tergugat dan atas replik Kuasa Hukum Penggugat I s/d III Kuasa
Hukum Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat mengajukan dupliknya
secara tertulis tanggal 01 Nopember 2016 yang pada pokoknya tetap pada
jawabannya ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya, Kuasa
Hukum Para Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti yaitu :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
1. Fotocopy Surat Keterangan Ahli Waris Nomor: 470/25/kes/JT/2016
tertanggal 02 Maret 2016 telah diberi meterai secukupnya dan telah
dicocokkan sesuai dengan aslinya yang diberi tanda P-1;
2. Fotocopy Surat Perjanjian Gadai tertanggal 13 Nopember 2016 telah diberi
meterai secukupnya dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya yang
diberi tanda P-2;
3. Fotocopy Surat Perjanjian Gadai tertanggal 29 Oktober 1956 telah diberi
meterai secukupnya dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya yang
diberi tanda P-3;
4. Fotocopy Surat Penyerahan hak telah diberi meterai secukupnya dan
telah dicocokkan sesuai dengan aslinya yang diberi tanda P-4;
5. Fotocopy Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan Tahun 2015 tertanggal 01 Mei 2015 telah diberi meterai
secukupnya dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya yang diberi tanda
P-5;
6. Foto copy Surat tentang Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian
Laporan tertanggal 18 Januari 2016 telah diberi meterai secukupnya dan
telah dicocokkan sesuai dengan aslinya yang diberi tanda P-6 ;
7. Foto copy Surat Penyerahan /Ganti Rugi tertanggal 31 Oktober 2015 telah
diberi meterai secukupnya dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya
yang diberi tanda P-7 ;
8. Foto copy Surat Pernyataan Damaris Sibue tertanggal 31 Oktober 2015
telah diberi meterai secukupnya dan telah dicocokkan sesuai dengan
aslinya yang diberi tanda P-8 ;
Menimbang, bahwa untuk mendukung jawabannya Tergugat I
Tergugat II dan Turut Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan
foto copy bukti-bukti tertulis yang diberi meterai secukupnya tanda sebagai
berikut;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
- Foto copy Surat Keterangan Tanah Nomor: 593.2/175/AGRARIA/JT/2007
tertanggal 18 Oktober 2007 telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada
aslinya yang diberi tanda TI-1;
- Foto copy Surat Pernyataan Parasian Oppu Sunggu tertanggal 18 Oktober
2007 telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi
tanda TI-2;
- Foto copy Surat Kesaksian Batas Tanah tertanggal 17 Oktober 2007 serta
gambar /sket kasar tanah Nomor : 593.2/175/AGRARIAS/JT/2007
tertanggal 18 Oktober 2007 telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada
aslinya yang diberi tanda TI-3;
- Foto copy Surat Pernyataan Pengembalian Tanah tertanggal 10 September
2007 telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi
tanda TI-3;
- Foto copy Surat Penyerahan Hak Warisan tertanggal 18 Oktober 2007 telah
diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi tanda TI-3;
- Foto copy Surat Pernyataan Damaris Sibue tertanggal 31 Oktober 2015
telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi tanda
TI-3;
- Foto copy Surat Kesaksian Batas Tanah tertanggal 31 Oktober 2015 telah
diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi tanda TI-3;
- Foto copy Surat Penyerahan/Ganti Rugi tertanggal 31 Oktober 2015 telah
diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi tanda TI-3;
- Foto copy Surat Keterangan Ahli Waris Nomor: 18.55.02/545/DG/VII/2015
tertanggal 07 Juli 2015 telah diberi meterai secukupnya dan tidak ada
aslinya yang diberi tanda TI-3;
- Foto copy Surat Tanda Terima Laporan Nomor:
STTL/09/I/2016/SIMAL/SEK.T.JAWA tertanggal 04 Januari 2016 telah
diberi meterai secukupnya dan tidak ada aslinya yang diberi tanda TI-3;
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Simalungun,
Nomor:48/Pdt.G/2016/PN.Sim, tanggal 28 Pebruari 2017, yang amarnya
sebagai berikut : DALAM EKSEPSI
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
- Menolak eksepsi Tergugat I,Tergugat II dan Turut Tergugat
seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA;
- Menolak gugatan Para Penggugat seluruhnya;
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 3.387.000,- (tiga juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah);
Membaca Relaas Pemberitahuan Putusan Pengadilan Negeri
Simalungun yang disampaikan oleh Masni Erita Sipayung, Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Simalungun yang menerangkan bahwa
putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 48/Pdt.G/2015/PN.Sim,
tanggal 28 Pebruari 2017, telah di beritahukan kepada Kuasa Hukum Para
Tergugat pada tanggal 17 Maret 2017;
Membaca Akte Banding nomor : 48/Pdt.G/2016/PN.Sim. yang dibuat
oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, yang menerangkan bahwa
Kuasa Hukum Para Penggugat, sekarang Para Pembanding pada tanggal
09 Maret 2017, telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan
Pengadilan Negeri Simalungun Nomor : 48/Pdt.G/2016/PN.Sim, tanggal 28
Pebruari 2017, permohonan banding mana telah dengan sempurna
diberitahukan kepada Kuasa Hukum Para Tergugat/ Turut Tergugat sekarang
Para Terbanding/ Turut Terbanding pada tanggal 17 Maret 2017;
Membaca Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para
Penggugat sekarang Para Pembanding, tertanggal 16 Meret 2017, yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 16 Maret
2017 dan memori banding tersebut telah diserahkan kepada Kuasa Hukum
Para Tergugat/ Turut Tergugat sekarang Para Terbanding/ Turut Terbanding
pada tanggal 23 Maret 2017, yang pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai
berikut :
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 30-31,
dinyatakan :
“Menimbang, bahwa surat bukti P.2 berupa Surat Perdjandjian Gadai
terhadap tanah sengketa seluas ½ Ha antara Muda Simangunsong kepada
Anom Nainggolan, di mana tanah sengketa tersebut atas nama Ruben
Simangunsong, dan surat bukti P.3 berupa Surat Perdjandjian Gadai
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
terhadap tanah sengketa seluas ¼ Ha antara Muda Simangunsong kepada
Nai Muara boru Tampubolon “
“ Menimbang, bahwa sedangkan surat Bukti P.4 berupa Surat Penjerahan
hak tanah terhadap tanah sengketa seluas ¼ Ha dari Kenan Simangunsong
kepada Baktiar Tampubolon, di mana pemegang hak atas tanah sengketa
tersebut Ruben Simangunsong “.
“ Menimbang, bahwa di samping surat-surat bukti tersebut di persidangan
saksi-saksi Penggugat yang bernama Lister Tampubolon, Mulia Siahaan dan
Kristop Tampubolon masing-masing menerangkan tanah sengketa dahulunya
diusahai/dikerjakan oleh Heber Simangunsong, dan kemudian setelah Heber
Simangunsong meninggal dunia maka Maria Simangunsong yang menguasai
tanah sengketa tetapi para saksi tidak mengetahui atas dasar apa Heber
Simangunsong menguasai tanah sengketa tersebut karena para saksi tidak
pernah melihat surat-surat kepemilikan tanah sengketa tersebut, sedangkan
tanah sengketa seluas ¼ Ha lagi diperoleh dengan cara jual beli tersebut
karena diberitahu oleh Baktiar Tampubolon dan saksi Kristop Tampubolon
sebagai anak Baktiar Simangunsong mengetahui jual beli tanah sengketa
tersebut tidak ada surat-suratnya”.
“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas telah
terbukti Ruben Simangunsong sebagai pemegang hak atas tanah sengketa
yang digadaikan seluas ½ Ha tersebut, dan tanah sengketa seluas ¼ Ha
tersebut dijual oleh Kenan Simangunsong, dan apabila dihubungkan dengan
surat P.4 dengan hasil Pemeriksaan Setempat, ternyata tanah sengketa
terebut adalah satu hamparan, sehingga terdapat bersesuaian di batas
sebelah Timur dan batas sebelah Selatan yang semuanya berbatas dengan
tanah Ruben Simangunsong. Maka menurut Majelis Hakim tanah sengketa
seluas ¼ Ha yang digadaikan oleh Muda Simangunsong kepada Nai Muara
br Tampubolon adalah Tanah Ruben Simangunsong, karena tidak mungkin
ada tanah milik orang lain di tengah-tengah tanah sengketa tersebut yang
merupakan satu hamparan “
Bahwa Para Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis
Hakim tingkat pertama dengan alasan, karena Majelis Hakim tidak cermat
dan teliti memeriksa alat bukti surat P.2, P.3 dan P.4.
Bahwa dalam Bukti P.2 Surat Perdjandjian Gade tanggal 13 Nopember
1955 tercantum “ Mengaku dengan sesungguhnya menggadeikan sawah yang tertulis di atas nama abang saja Ruben Simangunsong
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
yang telah mendiang, dengan semufakat dengan Sampe Sianipar yang mempunyai hak atas sawah ini kepada Amon Nainggolan, dst...
Bahwa dalam Surat Perdjandjian Gade Bukti P.2 tercantum sebagai
pemilik hak tanah seluas ½ Ha adalah Sampe Sianipar, akan tetapi dalam
surat masih tertulis atas nama Ruben Simangunsong yang sudah
mendiang/meninggal dunia pada waktu itu. Oleh karena itu pemilik hak
tanah seluas ½ Ha bukan lagi Ruben Simangunsong melainkan sudah hak
milik Sampe Sianipar. Dengan persetujuan Sampe Sianipar tanah seluas
½ Ha tersebut digadaikan Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding)
kepada Amon Nainggolan. Kemudian tanah yang ½ Ha tersebut ditebus
oleh Muda Simangunsong dari Amon Nainggolan. Berdasarkan bukti P.2
tersebut tanah seluas ½ Ha bukanlah hak milik Ruben Simangunsong.
Bahwa pada pokoknya yang tertulis dalam Bukti P.3 Surat Perdjandjian
Gadai tanggal 29 Oktober 1956 adalah “ Muda Simangunsong penduduk kamp. P. Nauli Ketj. Tanah Djawa, mengaku menggadaikan sawah sebidang ¼ Ha kepada Nai Muara br Tampubolon, dst...
Bahwa dalam Surat Perdjandjian Gadai Bukti P.3 tercantum sebagai
pemilik hak tanah seluas ¼ Ha adalah Muda Simangunsong (kakek Para
Penggugat), bukan Ruben Simangunsong. Oleh karena itu pemilik hak
tanah seluas ¼ Ha bukan Ruben Simangunsong melainkan hak milik
Muda Simangunsong.
Bahwa dalam Bukti P.4 Surat Penjerahan Hak tanggal 23 Nopember 1959
tercantum “ Kenan Simangunsong mengaku sebenarnya menjerahkan sebidang tanah sawah luasnya ¼ Ha/0,250 kepada Baktiar T.Bolon, dan jang sekarang saja lah anak dari mendiang Ruben Simangunsong, dst...
Bahwa dalam Surat Penjerahan Hak Bukti P.3 tercantum yang menjerahkan
hak tanah seluas ¼ Ha kepada Baktiar T.Bolon adalah Kenan Simangunsong
anak Ruben Simangunsong yang sudah meninggal dunia waktu terjadi
penyerahan tanah. Kemudian tanah seluas ¼ Ha tersebut diganti rugi oleh
Muda Simangunsong (Kakek Para Pembanding) dari Baktiar Tampubolon
tanpa dibuat surat ganti rugi. Bahwa transaksi ganti rugi tanah sawah ¼ Ha
dari Baktiar Tampubolon kepada Heber Simangunsong (bapak Para
Pembanding) juga diakui oleh saksi anak kandung Baktiar Tampubolon
bernama Kristop Tampubolon, dan didukung keterangan saksi Mulia Siahaan.
Berdasarkan Bukti P.3, maka tanah sawah seluas ¼ Ha adalah hak milik
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Heber Simangunsong (bapak Para Pembanding) bukan hak milik Ruben
Simangunsong.
Bahwa berdasarkan fakta bukti P.4 tersebut, pertimbangan Majelis Hakim
telah keliru menyatakan tanah seluas 1/4 Ha hak milik dari Ruben
Simangunsong.
Bahwa Majelis Hakim menguraikan dalam putusan Halaman 30, “ apabila
dihubungkan dengan bukti P.4 dengan hasil pemeriksaan setempat,
ternyata tanah sengketa tersebut adalah satu hamparan, sehingga
terdapat persesuaian di batas sebelah Timur dan batas sebelah Selatan
yang semuanya berbatas dengan tanah milik Ruben Simangunsong,
maka menurut Majelis Hakim tanah sengketa seluas ¼ Ha yang
digadaikan oleh Muda Simangunsong kepada Nai Muara br Tampubolon
adalah tanah milik Ruben Simangunsong. Karena tidak mungkin ada
tanah milik orang lain di tengah-tengah tanah sengketa tersebut yang
merupakan satu hamparan” .
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim di atas adalah pertimbangan yang
tidak didasarkan pada alat bukti surat dan saksi serta fakta di lapangan.
Benar tanah perkara seluas 1 Ha satu hamparan, namun batas sebelah
Timur dan Selatan bukanlah berbatas dengan tanah Ruben
Simangunsong, karena tanah Ruben Simangunsong tidak ada berbatas
dengan tanah perkara, tetapi yang benar menurut fakta fisik di lapangan
dan sesuai dengan surat gugatan Para Pembanding pada posita No.3,
sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Willem Gultom dan Selatan
berbatas dengan tanah milik Sahala Tampubolon. Dari mana Majelis
Hakim menyatakan batas Timur dan Selatan berbatas dengan Tanah dari
Ruben Simangunsong ?, dan ketika dilakukan Pemeriksaan Setempat
(PS) batas-batas tanah perkara seluas 1 Ha sesuai antara dalam surat
gugatan dengan fisik tanah di lapangan. “ Andaikata “ diikuti pendapat
Majelis Hakim menyatakan batas tanah perkara sebelah Timur dan
Selatan tanah milik dari Ruben Simangunsong seharusnya surat gugatan
Para Pembanding sudah kabur/tidak jelas (Obsscuur Libel).
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 31, dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa surat bukti P.1, P.5, P.6, P.7 dan P.8 bukan
merupakan bukti kepemilikan dan oleh karena itu surat bukti P.1, P.5, P.6,
P.7 dan P.8 tersebut tidak perlu dipertimbangkan dan harus
dikesampaingkan “.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.1, jelas-jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.1 adalah Surat
Keterangan Ahliwaris Para Pembanding/Para Penggugat, oleh karena
itu bukti ini ada relevansinya antara Subjek Penggugat dengan Objek
Perkara, di mana Para Pembanding mengajukan surat gugatan
bertindak selaku ahliwaris dari almarhum Heber Simangunsong (anak
almarhum Muda Simangunsong) selaku pemilik tanah perkara seluas
1 Ha, dan juga yang mengerjai dan menguasai tanah perkara secara
turun temurun dari Kakek para Penggugat almarhum Muda
Simangunsong kepada bapaknya almarhum Heber Simangunsong
sampai kepada Para Pembanding.
Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.5, jelas-jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.5 adalah Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan atas
tanah perkara seluas 10.000 M² (1 ha), karena sejak Tahun 1955
sampai tanah diserobot oleh Terbanding-I/Tergugat-I tanah perkara
dikuasai dan dikelola oleh Kakek Para Pembanding (almarhum Muda
Simangunsong) hingga turun temurun kepada bapak para
Pembanding (almarhum Heber Simangunsong) sampai kepada Para
Pembanding. Oleh karena itu bukti ini ada relevansinya dengan Objek
Perkara, dan wajib dipertimbangkan oleh Majelis hakim.
Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.6, jelas-jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.6 adalah Surat
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan Maria
Simangunsong (Pembanding-I) dari Polsek Tanah Jawa karena
Terlapor (Terbanding-I) melakukan Penyerobotan tanah objek perkara
secara kekerasan terhadap Pembanding-I. Seharusnya Majelis Hakim
mempertimbangkan alat bukti surat ini, karena dalil gugatan adalah
perbuatan penyerobotan tanah perkara seluas 1 Ha tanpa hak oleh
Terbanding-I. Oleh karena itu bukti P.6 relevan dengan Objek Perkara,
dan wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.
Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.7, jelas-jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.7 adalah Surat
Penyerahan /Ganti Rugi tanggal 31 Oktober 2015, dari almarhumah
Damaris Sibuea (Ibu kandung Terbanding-II/Tergugat-II) kepada
Tergugat-I. Namun tanah Objek Perkara tidak pernah ada penyerahan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
(Levering) secara fisik, hanya di atas kertas saja penyerahan/ganti
ruginya. Oleh karena itu bukti P.7 relevan dengan Objek Perkara untuk
menguji kebenaran apakah pernah ada penyerahan tanah dari Ibu
Terbanding-II kepada Terbanding-I, dan bukti ini wajib
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.
Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.8, jelas-jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.8 adalah Surat
Pernyataan tanggal 31 Oktober 2015 atas nama almarhumah Damaris
Sibuea (Ibu kandung Terbanding-II), di mana isi surat tersebut
dinyatakan bahwa almarhumah Damaris Sibuea yang menguasai
tanah perkara seluas 1 Ha, padahal kenyataannya, baik menurut dalil
gugatan maupun Bukti P.2., P.3, P.4 serta dihubungkan dengan Bukti
P.5 dan P.6, bahwa yang menguasai tanah perkara seluas 1 Ha sejak
Tahun 1955 sampai tanah perkara diserobot oleh Terbanding-I secara
paksa dengan kekerasan (Tahun 2015) tanah perkara bukan dikuasai
oleh almarhumah Damaris Sibuea (Ibu kandung Terbanding-II)
melainkan dikuasai dan dikelola oleh Muda Simangunsong (kakek
Para Pembanding) turun temurun kepada Heber Simangunsong
(bapak Para Pembanding) sampai kepada Para Pembanding, Fakta ini
merupakan salah satu dalil dalam surat gugatan. Oleh karena itu Bukti
P.8 relevan dengan fakta penguasaan Objek Perkara, untuk menguji
kebenaran materil apakah alat bukti surat P.8 dan juga alat buktiyang
diajukan Para Tergugat (Bukti T.I, II, TT.6) memiliki nilai sebagai alat
bukti, dan wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 31,
dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa tentang dalil Penggugat yang menyatakan tanah
sengketa seluas ¾ Ha tersebut milik Penggugat karena orangtua
Penggugat yang bernama Heber Simangunsong yang telah menebus
tanah tersebut, dan telah dibantah oleh Pihak Tergugat dengan surat bukti
T.I, II.4 berupa Surat Pernyataan Pengembalian Tanah, menerangkan
Parsaoran Simangunsong, Pangihutan Simangunsong mengembalikan
tanah persawahan milik keturunan Ruben Simangunsong dan Isterinya
Tiama br Silitonga seluas 1 Ha, yang mana tanah tersebut dikuasai oleh
adik kandungnya yaitu orangtua kami yaitu Muda Simangunsong dan
abang kami Heber Simangunsong beserta anak-anaknya, dan saksi
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Tergugat bernama Manuara Silitonga menerangkan, saksi diberitahu oleh
Muda Simangunsong tentang tanah sengketa tersebut
diusahai/dikerjakannya karena telah meminjam dari Ruben Simangunsong
dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Heber
Simangunsong, dan saksi pernah didatangi oleh Parasian Oppusunggu
yang tinggal di Bamban yang menanyakan tentang tanah milik kakeknya
yang bernama Ruben Simangunsong, lalu saksi menunjukkan tanah
tersebut, dan Parasian Oppusunggu pergi menemui Esperansa br
Simangunsong di Rantau dan dibuatlah surat “
“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas telah terbukti benarnya bahwa tanah sengketa seluas 1 Ha tersebut
milik Ruben Simangunsong “
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim di atas sangat sederhana sekali
tanpa mempertimbangkan dengan benar dan teliti tentang alat bukti
surat dari Para Tergugat yaitu Bukti T.I, II.4, dengan alasan, bahwa
Bukti T.I, II.4 yaitu Surat Pernyataan Pengembalian Tanah Terperkara
adalah surat yang dibuat sendiri oleh Parsaoran Simangunsong dan
Pangihutan Simangunsong pada tanggal 10 September 2007. Bila
dicermati Bukti T.I, II.4 tersebut seolah-olah tanah perkara sedang
dikuasai dan dikelola oleh Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan
Simangunsong kemudian dikembalikan kepada Parasian
Oppusunggu/dan Isteri Almarhumah Damaris Sibuea, padahal tanah
perkara 1 hari pun tidak pernah dikuasai maupun dikelola oleh
Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong maupun
orang lain. Oleh karena itu bukti surat T.I, II.4 hanya dibuat di atas
kertas saja, dan tidak sesuai isi surat dengan kenyataannya. Akan
tetapi Majelis Hakim telah menerima bukti T.I, II.4 tersebut sebagai alat
bukti membantah dalil gugatan Para Pembanding. Seharusnya Majelis
Hakim mengesampingkan alat bukti tersebut karena bertentangan
dengan alat bukti lain dan fakta di persidangan.
Bahwa Mejelis Hakim menerima keterangan saksi Manuara Silitonga
sebagai alat bukti membantah dalil gugatan Para Pembanding, di
mana keterangan saksi tersebut menerangkan, “ bahwa saksi
mengaku pernah diberitahu oleh Muda Simangunsong tentang tanah
sengketa diusahai/dikerjakannya karena meminjam dari Ruben
Simangunsong “.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Bahwa keterangan saksi Manuara Silitonga yang diajukan oleh Para
Terbanding/Para Tergugat di persidangan adalah tidak mengandung
kebenaran, karena logikanya, manalah mungkin almarhum Muda
Simangunsong (kakek Para Pembanding) memberitahukan kepada
saksi bahwa tanah perkara yang dipinjam dari Ruben Simangunsong,
sedangkan almarhum Muda Simangunsong sudah meninggal dunia
pada Tahun 1960, dan ketika itu saksi Manuara Silitongan masih
kanak-kanak. Fakta ini juga tidak diperhatikan oleh Majelis Hakim
dengan seksama, sehingga Majelis Hakim menerima keterangan saksi
seutuhnya, seharusnya Majelis Hakim tidak boleh menerima begitu
saja kesaksian menjadi alat bukti saksi, dan harus terlebih dahulu diuji
kebenarannya dengan keterangan saksi-saksi lain, alat bukti surat dan
fakta serta menggunakan logika.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 31-32,
dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan selanjutnya apakah Heber
Simangunsong yang telah membeli tanah sengketa seluas ¼ Ha tersebut
yang dikatakan pembeli yang beritikat baik?”
“ Menimbang, bahwa sedangkan surat bukti P.4 di mana Kenan
Simangunsong telah menjual tanah sengketa seluas ¼ Ha kepada Baktiar
Tampubolon dengan menerangkan sawah dengan sebenarnya yang saya
serahkan ini atas nama Ruben Simangunsong dari kampung P.Nauli juga
dan yang sekarang sayalah anak mendiang Ruben Simangunsong dan
saksi dalam jual beli tersebut adalah Heber Simangunsong dan Muda
Simangunsong “
“ Menimbang, bahwa sedangkan bukti T.I, II.TT.4 menerangkan,
Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong mengembalikan
tanah persawahan milik keturunan Ruben Simangunsong dan Isterinya
Tiama br Silitonga seluas 1 Ha, yang mana tanah tersebut selama ini
dikuasai oleh adik kandungnya yaitu orangtua kami Muda Simangunsong
dan tanah itu diusahai atau dikerjakan oleh abang kami Heber
Simangunsong beserta anak-anaknya. Bahwa Ruben Simangunsong
bersama isterinya Tiama br Silitonga hanya memiliki seorang anak
perempuan yang bernama Tiominar br Simangunsong, dan Tiominar br
Simangunsong bersuamikan Osman Oppusunggu memiliki 3 anak laki-laki
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
dan 1 anak perempuan yaitu Mangapul Oppusunggu, Parasian
Oppusunggu, Haposan Oppusunggu dan Rengsina Oppusunggu “
Bahwa dalam surat Bukti P. 4 disebutkan, bahwa Kenan
Simangunsong adalah anak dari mendiang Ruben Simangunsong
menyerahkan tanah sawah seluas ¼ Ha kepada Baktiar Tampubolon,
disaksikan oleh almarhum Muda Simangunsong dan Heber
Simangunsong. Bahwa secara hukum, Kenan Simangunsong punya
hak menjual tanah peninggalan bapaknya mendiang Ruben
Simangunsong, kemudian Baktiar Tampubolon menyerahkan tanah
seluas ¼ Ha tersebut dengan ganti rugi kepada Heber Simangunsong
(bapak Para Pembanding).
Bahwa berdasarkan surat Bukti P.4 di mana Kenan Simangunsong
adalah anak dari Ruben Simangunsong dalam surat Bukti P.4 sebagai
saksi adalah Muda Simangunsong dan Heber Simangunsong yang
masih keluarga dari Kenan Simangunsong dan Ruben Simangunsong.
Berdasarkan fakta tersebut bahwa Kenan Simangunsong adalah anak
dari Ruben Simangunsong. Bila Kenan Simangunsong bukan anak
Ruben Simangunsong pasti Muda Simangunsong dan Heber
Simanggunsong sebagai saksi dalam surat Bukti P.4 tersebut akan
menaruh keberatan atas pencantuman Kenan Simangunsong sebagai
anak Ruben Simangunsong, begitu juga yang menerima penyerahan
tanah yaitu Baktiar Tampubolon yang masih keluarga dengan Kenan
Simanngunsong dan Ruben Simangunsong juga akan keberatan bila
Kenan Simangunsong dicantumkan anak Ruben Simangunsong.
Namun dalam pembuatan surat Bukti P.4 sampai terlaksana
penyerahan tanah seluas ¼ Ha dari Kenan Simangunsong kepada
Baktiar Tampubolon tidak ada masalah sampai tanah diganti rugi oleh
Heber Simangunsong (bapak para Pembanding) dari Baktiar
Simangunsong. Oleh karena itu menurut hukum, bahwa Baktiar
Tampubolon adalah pembeli itikad baik dari Kenan Simangunsong,
demikian juga Heber Simangunsong yang mengganti rugi tanah seluas
¼ Ha dari Baktiar Tampubolon adalah pembeli itikad baik karena
disaksikan para keluarga dari almarhum Ruben Simangunsong, oleh
karena itu harus dilindungi Undang-undang.
Bahwa bila dicermati pertimbangan Majelis Hakim di atas, menyatakan
bahwa Ruben Simangunsong hanya memiliki seorang anak
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 29 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
perempuan yang bernama Tiominar br Simangunsong. Memang benar
Ruben Simangunsong hanya memiliki seorang anak perempuan
bernama Tiominar br Simangunsong, namun berdasarkan bukti P. 4
bahwa Kenan Simangunsong juga anak dari Ruben Simangunsong.
Maka berdasarkan bukti P.4 anak Ruben Simangunsong bukan hanya
perempuan melainkan ada laki-laki yaitu Kenan Simangunsong. Untuk
menguatkan dalil bantahan Terbanding-II/Tergugat-II seharusnya
Terbanding-II/Tergugat-II membuktikan dengan Surat Keterangan
Ahliwaris siapa saja sebenarnya anak dari Ruben Simangunsong,
namun bukti Surat Keterangan Ahliwaris tersebut tidak ada diajukan
Terbanding-II/Tergugat-II di persidangan. Oleh karena itu seharusnya
Majelis Hakim mengesampingkan dalil Para Terbanding tersebut.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 32,
dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa surat Bukti T.I, II, TT.5 berupa Surat Penyerahan Hak
warisan dari Mangapul Oppusunggu, Haposan Oppusunggu, Rengsina br
Oppusunggu menyerahkan sebidang tanah persawahan kepada Parasian
Oppusunggu seluas 1 Ha dan tanah persawahan yang diserahkan tersebut
adalah tanah warisan dari nenek/kakek Ruben Simangunsong “
Bahwa Majelis Hakim tidak cermat mempertimbangkan isi alat Bukti T.I, II,
TT.5 , di mana dalam surat bukti tersebut dinyatakan, Mangapul
Oppusunggu, Haposan Oppusunggu dan Rengsina br Oppusunggu
menyerahkan tanah objek perkara kepada Parsaoran Oppusunggu. Dalam
surat bukti tersebut seolah-olah tanah objek perkara sudah diserahkan
secara fisik kepada Parsaoran oppusunggu, padahal tanah perkara sejak
Tahun 1955 sampai tanah diserobot oleh Terbanding-I pada Tahun 2015
tetap dikuasai dan diusahai oleh Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding) secara turun temurun kepada Para Pembanding. Oleh
karena itu bukti T.I, II, TT.5 isinya tidak benar, karena sebenarnya tidak
ada penyerahan fisik tanah dan hanya transaksi di kertas, sebab Tahun
2007 sesuai tanggal pembuatan surat Bukti T.I, II, TT.5 tanah perkara
tetap dikuasai oleh Pembanding-I sampai tanah diserobot oleh
Terbanding-I pada Tahun 2015. Namun Majelis Hakim menerima alat bukti
T.I, II. TT.5 untuk membantah dalil gugatan Para Pembanding, seharusnya
Majelis Hakim mengesampingkan alat bukti tersebut karena tidak sesuai
dengan alat bukti surat dan saksi-saksi serta fakta di persidangan.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 30 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 32, dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa saksi-saksi Tergugat yang bernama Anggiat Samosir
yang mempunyai tanah yang berbatas di sebelah Timur dengan tanah
sengketa tersebut mengetahui pemilik tanah sengketa seluas 1 Ha
tersebut adalah Robin Januarto Manurung, karena saksi pernah menjadi
saksi di dalam jual beli tanah sengketa tersebut di Kantor Kepala Desa
yang disaksikan oleh pembeli yang bernama Robin Januarto Manurung
(Tergugat) dan penjual yang bernama Oppusunggu (Vide T.I, II, TT.7), dan
saksi Binsar Manurung menerangkan saksi Gamot Pardomuan Nauli
pernah menanyakan kepada Sitorus (suami Maria Simangunsong) pada
saat dipasang Pamflet oleh penjual yang menyatakan tanah sengketa ini
mau dijual di atas tanah sengketa tersebut, tetapi tidak ada tanggapan dan
saksi pernah menandatangani surat jual beli tanah sengketa tersebut di
Kantor Kepala Desa antara Oppusunggu sebagai Penjual dengan
Manurung sebagai Pembeli (Vide T.I, II, TT.8) “
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim di atas tidak sesuai dengan fakta
yang ada, dengan alasan, batas sebelah Timur tanah seluas 1 Ha
bukan tanah milik Anggiat Samosir, akan tetapi berbatas dengan tanah
milik Willem Gultom, dan hasil pemeriksaan setempat juga benar
bahwa batas sebelah Timur adalah tanah milik Willem Gultom bukan
tanah milik Anggiat Samosir.
Bahwa Bukti T.I, II, TT.7 adalah Surat Keterangan Kesaksian batas
tanah yang dibuat tanggal 31 Oktober 2015 oleh Domision Siahaan,
Dkk., namun sesuai surat gugatan batas tanah sebelah Timur adalah
tanah milik Willem Gultom, demikian juga dalam bukti T.I, II, TT.8
Surat Penyerahan/Ganti Rugi, batas tanah sebelah Timur tanah milik
Willem Gultom, dan fakta di lapangan ketika dilakukan pemeriksaan
setempat sesuai batas sebelah Timur berbatas dengan tanah milik
Willem Gultom. Oleh karena itu Majelis Hakim dalam membuat
pertimbangannya tidak menghubungkan alat bukti yang satu dengan
yang lain dan fakta di lapangan.
Bahwa keterangan saksi dari Tergugat bernama Binsar Manurung,
mengatakan pernah dipasang Pamflet di atas tanah perkara seluas 1
Ha bertuliskan “ tanah ini mau dijual “, keterangan saksi tersebut tidak
benar, dan tidak pernah dipasang Pamflet di atas tanah perkara,
sedangkan penjual tanah perkara almarhumah Damaris Sibuea tempat
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 31 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
tinggalnya di Kabupaten Sergei tidak pernah memijak tanah perkara,
apalagi untuk mengerjainya, karena di atas tanah objek perkara tiap
musiman sejak Tahun 1955 sampai Desember 2015 (tanah perkara
diserobot Terbanding-I) ditanami Padi oleh Pembanding-I/Penggugat-I,
dan setiap harinya Pembanding-I (Maria Simangunsong ) dan
keluarganya bekerja di tanah perkara. Sedangkan Surat
Penyerahan/Ganti Rugi (Bukti T.I.,II, TT.8) hanya dibuat di atas kertas
saja tanpa ada penyerahan fisik tanah, akan tetapi pembeli tanah
perkara yaitu Terbanding-I/Tergugat-I menguasai tanah perkara
dilakukan cara paksa dengan kekerasan terhadap Maria
Simangunsong (Pembanding-I).
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 33, dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa di dalam gugatannya Para Penggugat tidak ada
menyangkal bahwa Parasian Oppusunggu adalah Cucu dari Ruben
Simangunsong, sehingga yang berhak menerima warisan tersebut adalah
Parasian Oppusunggu “
“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas
pembelian tanah sengketa seluas ¼ Ha mempunyai alas hak yang tidak
sah, maka pembeli yang beritikad baik tidak dapat dilindungi “
Bahwa pengalihan hak tanah perkara yang luasnya ¾ Ha dari luas 1
Ha terjadi pada Tahun 1955, Tahun1959 sesuai bukti P.2 dan P.4, dan
ketika itu Parasian Oppusunggu masih anak-anak dan tidak
mengetahui bahwa sudah pernah dilakukan transaksi pengalihan
tanah perkara seluas ½ Ha kepada Sampe Sianipar (Bukti P.2), dan
Kenan Simangunsong telah menyerahkan tanah perkara seluas ¼ Ha
kepada Baktiar Tampubolon ( Bukti P.4). Secara juridis tanah perkara
bukan lagi merupakan tanah warisan atau peninggalan almarhum
Ruben Simangunsong. Oleh karena itu Parasian Oppusunggu tidak
ada hak untuk mengklaim tanah perkara merupakan warisan.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang berpendapat, pembelian
tanah perkara seluas ¼ Ha oleh Heber Simangunsong (bapak Para
Pembanding) dari Baktiar Tampubolon tidak sah dan tidak dapat
dilindungi, adalah pendapat yang tidak didasarkan pada hukum
perdata dan hukum adat serta kebiasaan transaksi pengalihan hak
tanah di Pedesaan pada tahun 1950 an. Seharusnya dalam mengadili
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 32 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
perkara a quo Majelis Hakim harus penuh pertimbangan dan menggali
nilai-nilai hukum dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat.
Bahwa tanah perkara seluas ¼ Ha yang diganti rugi oleh Heber
Simangunsong (bapak Para Pembanding) dari Baktiar Tampubolon
adalah benar kenyataannya terjadi pengalihan hak, akan tetapi tidak
dibuat dalam bentuk surat, namun asli surat penyerahan dari Kenan
Simangunsong kepada Baktiar Tampubolon (Bukti P.4) diserahkan
Baktiar Tampubolon kepada Heber Simangunsong, dan untuk
menguatkan telah terjadi pengalihan hak tanah, Para Pembanding
telah menghadirkan anak almarhum Baktiar Tampubolon sebagai
saksi di persidangan dan membenarkan bahwa tanah perkara seluas
¼ Ha telah diganti rugi oleh Heber Simangunsong dari bapak saksi.
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan halaman 33 alinea
terakhir, dinyatakan :
“ Menimbang, bahwa Pasal 1365 BW menentukan, Setiap perbuatan
melawan hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang lain,
mewajibkan seseorang karena salahnya mengakibatkan kerugian itu untuk
mengganti kerugian tersebut “ . Hal ini berarti bahwa salah satu unsur
perbuatan melawan hukum yang harus dibuktikan adalah kerugian yang
merupakan akibat dari perbuatan melawan hukum yang menjadi
tanggungjawab seseorang.
“ Menimbang, bahwa dalam uraian pertimbangan di atas telah terbukti
bahwa tanah sengketa yang didalilkan oleh Para Penggugat merupakan
harta peninggalan alm. Ruben Simangunsong dan Tergugat-I yang telah
membeli tanah dari Tergugat-II sebagai ahliwaris dari alm. Parasian
Oppusunggu, maka apa yang didalilkan Penggugat bahwa Tergugat-I s/d II
dan Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum tidak
terbukti “
“ Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas dan oleh karena Para Penggugat tidak dapat membuktikan dalil-dalil
gugatannya, sedangkan Tergugat-Tergugat telah berhasil membuktikan
dalil bantahannya, maka Para Penggugat sebagai pihak yang kalah, maka
gugatan Para Penggugat haruslah ditolak “
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang berpendapat, tanah sengketa
yang didalilkan oleh Para Pembanding adalah merupakan harta
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 33 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
peninggalan alm. Ruben Simangunsong, dan Para Terbanding tidak
terbukti melakukan melawan hukum.
Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara a quo hanya
didasarkan pada alat bukti dari pihak Para Terbanding semata, tanpa
mempertimbangkan secara cermat dan teliti terhadap seluruh alat bukti
surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh Para Pembanding, dan tidak
memperhatikan transaksi pengalihan hak tanah perkara di Pedesaan
pada masa Tahun 1950 an, karena dahulu masih ada pengalihan hak
tanah tanpa dibuat dalam surat, namun pelaksanaannya nyata. Dalam
masalah tanah perkara a quo barulah muncul perkara pada Tahun 2015
setelah 60 Tahun yang lalu dilakukan transaksi pengalihan hak tanah
objek perkara. Seharusnya Majelis Hakim harus dapat membanding
perkara yang terjadi di masa dahulu dengan di masa sekarang, di mana
di masa sekarang sudah banyak regulasi pengaturan tentang peralihan
hak tanah. Bila Majelis Hakim memperhatikan hal-hal tersebut, maka
gugatan Para Pembanding wajar dikabulkan, bukan menolak gugatan
didasarkan pada dalil-dalil dan alat bukti dari Para Tergugat yang
sangat diragukan kebenarannya.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, sudah wajar Pengadilan Tinggi
Medan dapat menerima permohonan banding Para Pembanding, dan
memberi putusan sebagai berikut :
1. Menerima Permohonan Banding Para Pembanding.
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No. 48/Pdt.G/2016
Tanggal 28 Pebruari 2017.
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Tergugat-I, Tergugat-II dan Turut Tergugat untuk
seluruhnya
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menghukum Tergugat-I, Tergugat-II dan Turut Tergugat untuk membayar
biaya perkara yang timbul dalam perkara ini. Membaca Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum
Tergugat-I, II/ Turut Tergugat sekarang Terbanding-I,II/ Turut Terbanding,
tertanggal 06 April 2017, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 34 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Medan tanggal 06 April 2017, yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal
sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Bahwa Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II dan Turut
Terbanding/ Turut Tergugat dapat menerima seluruh pertimbangan majelis
hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, karena menurut hemat
Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II dan Turut Terbanding/
Turut Tergugat, majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
tidak salah menerapkan hukum dalam mempertimbangkan eksepsi
Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II dan Turut Terbanding /
Turut Tergugat tentang gugatan kabur atau tidak jelas (Obscuur Libel).
DALAM POKOK PERKARA : 1. Bahwa Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II dan Turut
Terbanding/ Turut Tergugat juga dapat menerima seluruh pertimbangan
judex factie dalam memutus perkaraa quo, karena menurut hemat
Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II dan Turut
Terbanding/ Turut Tergugat, Majelis Hakim tidaklah salah dalam
menerapkan hukum yang berlaku, karena telah sesuai dengan rasa
keadilan dan hukum yang hidup ditengah-tengah masyarakat (The Living
Law), dan telah menilai segala sesuatu berdasarkan fakta di Persidangan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada alat bukti yang dimajukan oleh
Pembanding I / Penggugat I, Pembanding II / Penggugat II, Pembanding
III / Penggugat III dan Terbanding I / Tergugat I, Terbanding II / Tergugat II
dan Turut Terbanding/ Turut Tergugat;
2. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 4 yang
pada pokoknya menerangkan: bahwa dalam Surat Perdjandjian Gade
Bukti P.2 tercantum sebagai pemilik hak tanah seluas ½ Ha adalah
Sampe Sianipar, akan tetapi dalam surat masih tertulis atas nama Ruben
Simangunsong yang sudah mendiang/meninggal dunia pada waktu itu.
Oleh karena itu pemilik hak tanah seluas ½ Ha bukan lagi Ruben
Simangunsong melainkan sudah hak milik Sampe Sianipar. Dengan
persetujuan Sampe Sianipar tanah seluas ½ Ha tersebut digadaikan
Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding) kepada Amon
Nainggolan. Berdasarkan bukti P.2 tersebut tanah seluas ½ Ha bukanlah
milik Ruben Simangunsong. Dalil tersebut diatas pada point ini haruslah
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 35 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
ditolak dan dikesampingkan, karena dalil tersebut diatas sangat tidak
mendasar dan mengada-ada, sebab tidak mungkin ada oranglain yang
tidak mempunyai hubungan darah dengan rela dan baik hati memberikan
tanahnya untuk digadaikan orang lain. Menariknya adalah setelah
sebagian (1/2 Ha) dari luas objek terperkara (1 Ha) tersebut ditebus dari
Amon Nainggolan, tanah tersebut menjadi milik dan kepunyaan Muda
Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek Para Penggugat),
sebagaimana dalil Para Pembanding / Para Penggugat. Dari sini kelihatan
bahwa tanah seluas ½ Ha yang digadaikan oleh Muda Simangunsong
(kakek Para Pembanding / kakek Para Penggugat) adalah milik dan
kepunyaan abang kandungya, yaitu : Ruben Simangunsong (kakek buyut
Terbanding II / kakek buyut Tergugat II).
3. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 4 yang
pada pokoknya menerangkan : Bahwa pada pokoknya yang tertulis dalam
Bukti P.3 Surat Perdjanjian Gadai tanggal 29 Oktober 1956 adalah “Muda
Simangunsong penduduk kamp. P. Nauli Ketj. Tanah Djawa, mengaku
menggadaikan sawah sebidang ¼ Ha kepada Nai Muara br. Tampubolon,
dst.. Bahwa dalam Surat Perjanjian Gadai Bukti P.3 tercantum sebagai
pemilik hak tanah seluas ¼ Ha adalah Muda Simangunsong (kakek Para
Penggugat), bukan Ruben Simangunsong. Oleh karena itu pemilik tanah
seluas ¼ Ha bukan Ruben Simangunsong melainkan hak milik Muda
Simangunsong. Dalil tersebut diatas pada point ini haruslah ditolak dan
dikesampingkan, karena tidak mungkin ada tanah oranglain ditengah-
tengah tanah milik satu orang (dalam hal ini Ruben Simangunsong, yang
tidak lain kakek buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II). Pada saat
Pemeriksaan Setempat, tanah seluas ¼ Ha yang digadaikan oleh Muda
Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek Para Penggugat)
kepada Nai Muara br. Tampubolon sebagaimana yang termuat dalam
Surat Perdjanjian Gadai tanggal 29 Oktober 1956 adalah terletak
ditengah-tengah tanah seluas ½ Ha (Bukti P.2) dan tanah ¼ (Bukti P.4).
Pertimbangan hukum Majelis Hakim mengenai Bukti P.3 adalah milik dan
kepunyaan Ruben Simangunsong (kakek buyut Terbanding II / kakek
buyut Tergugat II) sudahlah tepat, karena sesuai dengan fakta dilapangan
pada saat Pemeriksaan Setempat.
4. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 4 sampai
dengan halaman 5 yang pada pokoknya menerangkan : Bahwa dalam
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 36 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Bukti P.4 Surat Penjerahan Hak Tanggal 23 Nopember 1959 tercantum
“Kenan Simangunsong mengaku sebenarnya menjerahkan sebidang
tanah sawah luasnya ¼ Ha/0,250 kepada Baktiar T.Bolon, dan yang
sekarang saja adalah anak dari mendiang Ruben Simangunsong, dst...
Bahwa dalam Surat Penjerahan Hak Bukti P.3 tercantum yang
menjerahkan hak tanah seluas ¼ Ha kepada Baktiar T.Bolon adalah
Kenan Simangunsong anak Ruben Simangunsong yang sudah meninggal
dunia waktu terjadi penyerahan tanah. Kemudian tanah seluas ¼ Ha
tersebut diganti rugi oleh Muda Simangunsong (Kakek Para Pembanding)
dari Baktiar Tampubolon tanpa dibuat surat ganti rugi. Bahwa transaksi
ganti rugi tanah sawah ¼ Ha dari Baktiar Tampubolon kepada Heber
Simangunsong (Bapak Para Pembanding) juga diakui oleh saksi anak
kandung Baktiar Tampubolon bernama Kristop Tampubolon, dan
didukung keterangan saksi Mulia Siahaan. Berdasarkan Bukti P.3 maka
tanah sawah seluas ¼ Ha adalah milik Heber Simangunsong (Bapak Para
Pembanding) bukan hak milik Ruben Simangunsong. Bahwa berdasarkan
fakta bukti P.4 tersebut, pertimbangan Majelis Hakim telah keliru
menyatakan tanah seluas ¼ Ha hak milik dari Ruben Simangunsong. Dalil
tersebut diatas pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan,
dengan alasan sebagai berikut:
- Apabila dicermatai dalil Para Pembanding / Para Penggugat tersebut
diatas pada point ini, kelihatan Para Pembanding / Para Penggugat
tidak menguasai Bukti yang dimajukan dalam perkara a quo. Para
Pembanding / Para Penggugat mendalilkan : Bahwa dalam Surat
Penjerahan Hak Bukti P.3 tercantum yang menjerahkan hak tanah
seluas ¼ Ha kepada Baktiar T.Bolon adalah Kenan Simangunsong
anak Ruben Simangunsong yang sudah meninggal dunia waktu
terjadi penyerahan tanah. Apabila dilihat kembali Pengantar Alat Bukti
Para Pembanding / Para Penggugat pada tanggal 08 November 2016,
Bukti P.3 berupa Fotocopy Surat Perdjanjian Gadai Hak tanah
persawahan seluas ¼ Ha tertanggal 29 Oktober 1956 oleh Muda
Simangunsong kepada Nai Muara br Tampubolon. Subjek hukum
dalam perdjanjian gadai tersebut adalah Muda Simangunsong dan Nai
Muara br Tampubolon, bukan Muda Simangunsong, Heber
Simangunsong dan Baktiar Tampubolon.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 37 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
- Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat, yang menyebutkan :
Kemudian tanah seluas ¼ Ha tersebut diganti rugi oleh Muda
Simangunsong (Kakek Para Pembanding) dari Baktiar Tampubolon
tanpa dibuat surat ganti rugi. Bahwa transaksi ganti rugi tanah sawah
¼ Ha dari Baktiar Tampubolon kepada Heber Simangunsong (bapak
Para Pembanding) juga diakui oleh saksi anak kandung Baktiar
Tampubolon bernama Kristop Tampubolon, dan didukung keterangan
saksi Mulia Siahaan. Dalil tersebut dapat diindikasikan suatu
pernyataan yang tidak mempunyai kebenaran yang aktual, karena
disatu sisi, orang yang mengganti rugi tanah ¼ Ha kepada Baktiar
Tampubolon adalah Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding /
kakek Para Penggugat), disisi yang berbeda, Heber Simangunsong
(bapak Para Pembanding / bapak Para Penggugat) yang mengganti
rugi tanah ¼ Ha dari Baktiar Tampubolon. Pada saat pemeriksaan
saksi, Kristop Tampubolon menyatakan dalam keterangannya :
Bahwa tanah terperkara seluas ¼ Ha dibeli oleh Heber Simangunsong
dari orangtua saya yang bernama Baktiar Tampubolon pada tahun
1959 tanpa surat. Kristop Tampubolon tidak menjelaskan secara detail
kapan tanah ¼ Ha tersebut dibeli oleh Heber Simangunsong (bapak
Para Pembanding / bapak Para Penggugat) dari Baktiar Tampubolon,
apakah sebelum bulan November 1959 atau setelah bulan November
1959. Oleh karena itu, keterangan Kristop Tampubolon tidak dapat
dijadikan tolak ukur untuk membenarkan dalil Para Pembanding / Para
Penggugat mengenai Bukti P.4, dan Bukti P.4 bertentangan dengan
Bukti Surat P.2.
- Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat, yang menyebutkan :
Berdasarkan Bukti P.3 maka tanah sawah seluas ¼ Ha adalah milik
Heber Simangunsong (bapak Para Pembanding) bukan hak milik
Ruben Simangunsong. Pada dalil sebelumnya, Para Pembanding /
Para Penggugat menyatakan, bahwa berdasarkan Bukti P.3, tanah
seluas ¼ Ha bukan milik Ruben Simangunsong, akan tetapi milik
Muda Simangunsong. Kedua keterangan ini sangat rancu, karena
disatu sisi Bukti P.3 dijadikan dalil untuk menyatakan tanah ¼ Ha
adalah milik Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek
Para Penggugat), disisi yang berbeda, Bukti P.3 dijadikan dalil untuk
menyatakan tanah ¼ Ha milik Heber Simangunsong (bapak Para
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 38 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Pembanding / bapak Para Penggugat) yang telah diganti rugi dari
Baktiar Tampubolon. Dalil tersebut semakin memperlihatkan dan
membuktikan bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat hanya
mengada-ada dan tidak mengandung kebenaran. Para Pembanding /
Para Penggugat sendiri tidak mengetahui dengan pasti, bahwa Bukti
P.3 itu berupa apa dan Bukti P.4 itu berupa apa, sehingga jelaslah
dalilnya Para Pembanding / Para Penggugat saling bertolak belakang
dan tidak sejalan.
5. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 5 yang
pada pokoknya menerangkan : Bahwa pertimbangan Majelis Hakim di
atas adalah pertimbangan yang tidak didasarkan pada alat bukti surat dan
saksi serta fakta di lapangan. Benar tanah terperkara seluas 1 Ha satu
hamparan, namun batas sebelah Timur dan Selatan bukanlah berbatas
dengan tanah Ruben Simangunsong, karena tanah Ruben Simangunsong
tidak ada berbatas dengan tanah perkara, tetapi yang benar menurut fakta
fisik di lapangan dan sesuai dengan surat gugatan Para Pembanding
pada point 3, sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Willem Gultom
dan Selatan berbatas dengan Tanah dari Ruben Simangungsong. Ketika
dilakukan Pemeriksaan Setempat (PS) batas-batas tanah perkara seluas
1 Ha sesuai antara dalam surat gugatan dengan fisik tanah di lapangan.
“Andaikata” diikuti pendapat Majelis Hakim menyatakan batas tanah
perkara sebelah Timur dan Selatan tanah milik dari Ruben
Simangunsong, seharusnya surat gugatan Para Pembanding sudah
kabur/tidak jelas (Obscuur Libel). Dalil tersebut diatas pada point ini
haruslah ditolak dan dikesampingkan, karena Majelis Hakim telah
menghubungkan bukti P.4 (Surat Penjerahan Hak tanggal 23 November
1959) yang dimajukan oleh Para Pembanding/ Para Penggugat dengan
Pemeriksaan Setempat. Hasil yang ditemukan dilapangan pada saat
Pemeriksaan Setempat (PS) adalah objek terperkara tersebut adalah satu
hamparan. Oleh karena objek terperkara satu hamparan, maka sebelah
Timur dan sebelah Selatan dari bukti P.4 (Surat Penjerahan Hak tanggal
23 November 1959) Para Pembanding / Para Penggugat, berbatasan
dengan tanah milik Ruben Simangunsong (kakek buyut Terbanding II /
kakek buyut Tergugat II), karena tidak mungkin ada tanah milik orang lain
di tengah-tengah objek terperkara tersebut”.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 39 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
6. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 5-6 yang
pada pokoknya menerangkan :
- Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.1 jelas-jelas keliru dengan alasan, Bukti P.1 adalah Surat Keterangan
Ahli Waris Para Pembanding / Para Penggugat, oleh karena itu bukti ini
ada relevansinya antara Subjek Penggugat dengan Objek Perkara,
dimana Para Pembanding mengajukan surat gugatan bertindak selaku
ahliwaris dari almarhum Heber Simangunsong (anak almarhum Muda
Simangunsong) selaku pemilik tanah seluas 1 Ha, dan juga yang
mengerjai dan menguasai tanah perkara secara turun temurun dari
Kakek Para Penggugat, almarhum Muda Simangunsong kepada
bapaknya almarhum Heber Simangunsong sampai kepada Para
Pembanding. Dalil tersebut haruslah ditolak dan dikesampingkan,
karena Bukti P.1 berupa Surat Keterangan Ahli Waris dari Para
Pembanding / Para Penggugat tidak ada relevansinya dengan objek
terperkara, karena objek terperkara seluas 1 Ha adalah milik Ruben
Simangunsong (kakek buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II).
Keterangan Para Pembanding / Para Pengggugat, yang berisi : dimana
Para Pembanding mengajukan surat gugatan bertindak selaku
ahliwaris dari almarhum Heber Simangunsong (anak almarhum Muda
Simangunsong) selaku pemilik tanah seluas 1 Ha, dan juga yang
mengerjai dan menguasai tanah perkara secara turun temurun dari
Kakek Para Penggugat, almarhum Muda Simangunsong kepada
bapaknya almarhum Heber Simangunsong sampai kepada Para
Pembanding berbeda dengan keterangan pada halaman 4 Memori
Bandingnya, yakni : Bahwa dalam Surat Perdjanjian Gade Bukti P.2
tercantum sebagai pemilik tanah seluas ½ Ha adalah Sampe Sianipar,
akan tetapi dalam surat masih tertulis atas nama Ruben Simangunsong
(kakek Terbanding II / Tergugat II) yang sudah mendiang/meninggal
dunia pada waktu itu. Oleh karena itu pemilik hak tanah seluas ½ Ha
bukan lagi Ruben Simangunsong (kakek Terbanding II / Tergugat II)
melainkan sudah hak milik Sampe Sianipar. Dengan persetujuan
Sampe Sianipar tanah seluas ½ Ha tersebut digadaikan Muda
Simangunsong (kakek Para Pembanding) kepada Amon Nainggolan.
Harusnya Para Pembanding/ Para Penggugat lebih cermat dalam
menyusun Memori Bandingnya, sehingga terdapat persesuaian dalil
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 40 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
dari halaman yang satu dengan halaman yang lainnya. Oleh karena
ditemukan banyaknya ketidaksesuaian dalil dari halaman yang satu ke
halaman berikutnya, maka sudah tepatlah pertimbangan Majelis Hakim
yang menyatakan, bahwa Bukti P.1 bukanlah bukti kepemilikan.
- Bahwa Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat
P.5 jelas-jelas keliru, dengan alasan Bukti P.5 adalah Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan atas tanah
perkara seluas 10.000 M² (1 ha) karena sejak Tahun 1955 sampai
tanah diserobot oleh Terbanding I / Tergugat I tanah perkara dikuasai
dan dikelola oleh Kakek Para Pembanding (almarhum Muda
Simangunsong) hingga turun temurun kepada bapak Para Pembanding
(almarhum Heber Simangunsong) sampai kepada Para Pembanding.
Oleh karena itu bukti ini ada relevansinya dengan Objek Perkara dan
wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Dalil tersebut haruslah
ditolak dan dikesampingkan, karena Bukti P.5 berupa Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan atas tanah
terperkara seluas 1 Ha bukan merupakan bukti kepemilikan, sebab
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan,
tidaklah dapat dijadikan alasan pendukung untuk menyatakan bahwa
objek terperkara adalah milik Para Pembanding / Para Penggugat. Para
Pembanding / Para Tergugat kembali kurang detail dalam melihat
kronologis yang mereka ciptakan sendiri, sebab Para Pembanding /
Para Penggugat menyebutkan: sejak Tahun 1955 sampai tanah
diserobot oleh Terbanding I/ Tergugat I, tanah perkara dikuasai dan
dikelola oleh Kakek Para Pembanding (almarhum Muda
Simangunsong) hingga turun temurun kepada bapak Para Pembanding
(Heber Simangunsong) sampai kepada Para Pembanding, akan tetapi
keterangan Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 4
Memori Bandingnya, yakni : Bahwa dalam Surat Perdjanjian Gade
Bukti P.2 tercantum sebagai pemilik tanah seluas ½ Ha adalah Sampe
Sianipar, akan tetapi dalam surat masih tertulis atas nama Ruben
Simangunsong (kakek buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II)
yang sudah mendiang/meninggal dunia pada waktu itu. Oleh karena itu
pemilik hak tanah seluas ½ Ha bukan lagi Ruben Simangunsong
(kakek buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II) melainkan sudah
hak milik Sampe Sianipar. Dengan persetujuan Sampe Sianipar tanah
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 41 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
seluas ½ Ha tersebut digadaikan Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding) kepada Amon Nainggolan. Sangat jelas kelihatan,
keterangan-keterangan yang dinyatakan oleh Para Pembanding / Para
Penggugat tidak saling berhubungan dan saling bertolak belakang,
sehingga tepatlah pertimbangan hukum Majelis Hakim menolak Bukti
P.5 sebagai bukti kepemilikan.
- Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat yang menyatakan :
Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat P.6, jelas-
jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.6 adalah Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penelitian Laporan Maria Simangunsong
(Pembanding I) dari Polsek Tanah Jawa karena Terlapor (Terbanding I)
melakukan Penyerobotan tanah objek perkara secara kekerasan
terhadap Pembanding I. Seharusnya Majelis Hakim
mempertimbangkan alat bukti surat ini, karena dalil gugatan adalah
perbuatan penyerobotan tanah perkara seluas 1 Ha tanpa hak oleh
Terbanding I. Oleh karena itu bukti P.6 relevan dengan Objek Perkara,
dan wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Dalil tersebut haruslah
ditolak dan dikesampingkan, karena hingga saat ini Terbanding I /
Penggugat I tidak pernah di proses dan dinyatakan bersalah atas
dugaan penyerobotan yang disampaikan oleh Pembanding I /
Penggugat I.
- Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat yang menyatakan :
Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat P.7, jelas-
jelas keliru, dengan alasan, Bukti P.7 adalah Surat Penyerahan Ganti
Rugi tanggal 31 Oktober 2015, dari almarhumah Damaris Sibuea (Ibu
kandung Terbanding II / Tergugat II) kepada Tergugat I. Namun tanah
Objek Perkara tidak pernah ada penyerahan (lavering) secara fisik,
hanya di atas kertas saja penyerahan/ganti ruginya. Oleh karena itu
bukti P.7 relevan dengan Objek Perkara untuk menguji kebenaran
apakah pernah ada penyerahan tanah dari Ibu Terbanding II kepada
Terbanding I dan bukti ini wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.
Dalil tersebut haruslah ditolak dan dikesampingkan, karena ibu
Terbanding II / Tergugat II secara de facto dan de jure merupakan
pemilik objek terperkara. Secara de facto dan de jure, objek terperkara
sampai kepada Ibu Terbanding II / Tergugat II adalah bermula dari
pengakuan Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 42 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
(adek kandung bapaknya Para Pembanding / Para Penggugat)
mengenai objek terperkara milik keturunan Ruben Simangunsong dan
istrinya Tiama br Silitonga (kakek dan nenek buyut Terbanding II /
kakek dan nenek buyut Tergugat II) dalam Surat Pernyataan
Pengembalian Tanah tanggal 10 September 2007 (Bukti T.I, II, TT– 4),
dilanjutkan dengan Surat Penyerahan Hak Warisan dari Mangapul
Oppusunggu, Haposan Oppusunggu, Rengsina Oppusunggu kepada
Parasian Oppusunggu (seluruhnya ahli waris dari Tiominar Br
Simangunsong) tertanggal 18 Oktober 2007 (Bukti T.I, II, TT – 5). Oleh
karena Parasian Oppusunggu meninggal dunia pada tanggal 15
Agustus 2009, maka para ahli waris Parasian Oppusunggu sepakat,
objek terperkara didaftarkan atas nama Damaris Sibuea (ibu
Terbanding II / Tergugat II). Selanjutnya Damaris Sibuea (ibu
Terbanding II / Tergugat II) mengalihkan objek terperkara kepada
Terbanding I / Tergugat I berdasarkan Surat Penyerahan/Ganti Rugi
tanggal 31 Oktober 2015, yang di daftarkan di Kantor Pangulu Jawa
Tongah, dengan Register Nomor : 593, 2/35 Agraria/JT/2015 tertanggal
15 Desember 2015 dan di daftarkan di kantor Camat Hatonduhan,
dengan Register Nomor : 593.2/78/AGR/HTD/2016 tertanggal 31 Maret
2016 (Bukti T.I, II, TT – 8) Sebelum Surat Penyerahan/Ganti Rugi
ditandatangani oleh Terbanding I / Tergugat I dan ibu Terbanding II /
ibu Tergugat II, Terbanding I / Tergugat I telah mengecek surat dan
mengecek ke lapangan objek yang akan di ganti rugi, sehingga setelah
penandatanganan Surat Penyerahan/Ganti Rugi, objek yang di ganti
rugi tidak perlu diserahkan secara nyata oleh ibu Terbanding II / ibu
Tergugat II kepada Terbanding I / Terggugat I.
- Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat yang menyatakan :
Majelis Hakim yang tidak mempertimbangkan alat bukti surat P.8, jelas-
jelas keliru, dengan alasan Bukti P.8 adalah Surat Pernyataan tanggal
31 Oktober 2015 atas nama almarhumah Damaris Sibuea (Ibu kandung
Terbanding II), dimana isi surat tersebut dinyatakan bahwa
almarhumah Damaris Sibuea yang menguasai tanah perkara seluas 1
Ha, padahal kenyataannya, baik menurut dalil gugatan maupun Bukti
P.2, P.3, P.4 serta dihubungkan dengan Bukti P.5 dan P.6, bahwa yang
menguasai tanah perkara seluas 1 Ha sejak Tahun 1955 sampai tanah
perkara diserobot oleh Terbandung I secara paksa dengan kekerasan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 43 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
(Tahun 2012) tanah perkara bukan dikuasai oleh almarhumah Damaris
Sibuea (Ibu kandung Terbanding II) melainkan dikuasai dan dikelola
oleh almarhumah Damaris Sibuea (Ibu kandung Terbanding II)
melainkan dikuasai dan dikelola oleh Muda Simangunsong (kakek para
pembanding) sampai kepada Para Pembanding, Fakta ini merupakan
salah satu dalil dalam surat gugatan. Oleh karena itu Bukti P.8 relevan
dengan fakta penguasaan Objek Perkara, untuk menguji kebenaran
materiil apakah alat bukti surat P.8 dan juga alat bukti yang diajukan
Para Tergugat (Bukti T.I, II, TT.6) memiliki nilai sebagai alat bukti dan
wajib dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Dalil tersebut haruslah
ditolak dan dikesampingkan, karena Bukti T.I, II, TT - 6 membuktikan
bahwa objek terperkara adalah milik dan kepunyaan Damaris Sibuea
(ibu Terbanding II / ibu Tergugat II), yang sebelumnya merupakan hak
dan kepunyaan suaminya, Parasian Oppusunggu, berdasarkan Surat
Penyerahan Hak Warisan tertanggal 18 Oktober 2007 (Bukti T.I, II, TT
– 5). Bukti P.2, P.3, P.4 serta dihubungkan dengan Bukti P.5 dan P.6,
bahwa yang menguasai tanah perkara seluas 1 Ha sejak Tahun 1955
sampai tanah perkara diserobot oleh Terbandung I secara paksa
dengan kekerasan (Tahun 2012) tanah perkara bukan dikuasai oleh
almarhumah Damaris Sibuea (ibu Terbanding II / ibu Tergugat II)
melainkan dikuasai dan dikelola oleh Muda Simangunsong (kakek para
pembanding) sampai kepada Para Pembanding, Fakta ini merupakan
salah satu dalil dalam surat gugatan. Bukti P.2, P.3, P.4
memperlihatkan objek terperkara adalah satu hamparan, sehingga
tepatlah pertimbangan hukum Majelis Hakim mengenai batas sebelah
Timur dan sebelah Selatan dari bukti P.4 (Surat Penjerahan Hak
tanggal 23 November 1959) Para Pembanding / Para Penggugat
adalah berbatas dengan tanah milik Ruben Simangunsong (kakek
buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II), karena tidak mungkin
ada tanah milik orang lain di tengah-tengah objek terperkara tersebut.
Oleh karena itu ditemukan fakta hukum, bahwa Muda Simangunsong
(kakek Para Pembanding / kakek Para Penggugat) bukanlah orang
yang berhak dan memiliki objek terperkara.
7. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 7 yang
pada pokoknya menerangkan : Bahwa pertimbangan Majelis Hakim di
atas sangat sederhana sekali tanpa mempertimbangkan dengan benar
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 44 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
dan teliti tentang alat bukti surat dari Para Tergugat yaitu Bukti T.I, II.4,
dengan alasan, bahwa Bukti T.I, II.4 yaitu Surat Pernyataan
Pengembalian Tanah Terperkara adalah surat yang dibuat sendiri oleh
Parsaroan Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong pada tanggal
10 September 2007. Bila dicermati Bukti T.I, II.4 tersebut seolah-olah
tanah terperkara sedang dikuasai dan dikelola oleh Parsaoran
Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong kemudian dikembalikan
kepada Parasian Oppusunggu/dan Isterinya. Almarhumah Damaris
Sibuea, padahal tanah perkara 1 hari pun tidak pernah dikuasai maupun
dikelola oleh Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong
maupun orang lain. Oleh karena itu bukti surat T.I, II.4 hanya dibuat di
atas kertas saja, dan tidak sesuai isi surat dengan kenyataannya, akan
tetapi Majelis Hakim telah menerima bukti T.I, II.4 tersebut sebagai alat
bukti membantah dalil gugatan Para Pembanding. Seharusnya Majelis
Hakim mengesampingkan alat bukti tersebut karena bertentangan dengan
alat bukti lain dan fakta dipersidangan. Dalil Para Pembanding / Para
Penggugat tersebut diatas pada point ini haruslah ditolak dan
dikesampingkan, karena Bukti T.I, II, TT - 4 berupa Surat Pernyataan
Pengembalian Tanah Terperkara yang dibuat sendiri oleh Parsaroan
Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong pada tanggal 10
September 2007 adalah sesuai dengan kebenaran yang ada. Parsaroan
Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong adalah orang yang
mengetahui kronologis objek terperkara dikuasai oleh Muda
Simangunsong (adek kandung dari Ruben Simangunsong) dan diusahai
atau dikerjakan oleh abangnya Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan
Simangunsong, yaitu : Heber Simangunsong (bapak Para Pembanding /
bapak Para Penggugat). Oleh karena Parsaroan Simangunsong dan
Pangihutan Simangunsong (adek kandung dari Heber Simangunsong)
sangat mengetahui kronologis tersebut, maka bukti T.I, II, TT - 4 adalah
alat bukti yang kuat dalam perkara a quo (sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 1866 KUHPerdata), sehingga sudah tepat dan benarlah
pertimbangan hukum Majelis Hakim halaman 31, yang menyatakan objek
terperkara seluas 1 Ha adalah milik Ruben Simangunsong (kakek buyut
Terbanding II / kakek buyut Tergugat II).
8. Bahwa keberatan dan/atau alasan Banding Para Pembanding pada
halaman 7 sampai dengan halaman 8 yang pada pokoknya menerangkan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 45 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
: Bahwa keterangan saksi Manuara Silitonga yang diajukan oleh Para
Terbanding / Para Tergugat di persidangan adalah tidak mengandung
kebenaran, karena logikanya, manalah mungkin almarhum Muda
Simangunsong (kakek Para Pembanding) memberitahukan kepada saksi
bahwa tanah perkara yang dipinjam dari Ruben Simangunsong,
sedangkan almarhum Muda Simangunsong sudah meninggal dunia pada
Tahun 1960, dan ketika itu saksi Manuara Silitonga masih kanak-kanak.
Fakta ini juga tidak diperhatikan oleh Majelis Hakim dengan seksama,
sehingga Majelis Hakim menerima keterangan saksi seutuhnya,
seharusnya Majelis Hakim tidak boleh menerima begitu saja kesaksian
menjadi alat bukti saksi, dan harus terlebih dahulu diuji kebenarannya
dengan keterangan saksi-saksi lain, alat bukti surat dan fakta serta
menggunakan logika. Dalil Para Pembanding / Para Penggugat tersebut
di atas pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan, karena lagi-
lagi keterangan Para Pembanding / Para Penggugat tidak sejalan satu
dengan lainnya dan saling bertentangan. Hal tersebut dapat dilihat
kembali pada keterangan ini, yakni : almarhum Muda Simangunsong
(kakek Para Pembanding/ kakek Para Penggugat) sudah meninggal dunia
pada Tahun 1960, sedangkan pada point 6 halaman 3 dalam Surat
Gugatannya yang diterima oleh Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 27
Juni 2016 dengan No Perkara : 48/Pdt.G/2016/PN. Sim dan point 7
halaman 6 sampai dengan halaman 7 dalam Repliknya, disebutkan
bahwa Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek Para
Penggugat) meninggal dunia sekitar tahun 1968 an. Para Pembanding /
Para Penggugat mencoba untuk memberikan keterangan yang berbeda,
akan tetapi sangat disayangkan, keterangan tersebut semakin
memperlihatkan bahwa Para Pembanding / Para Penggugat tidak
konsekuen dengan keterangan-keterangan yang disampaikan dari awal
hingga Permohonan Banding ini dimajukan.
9. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 8 sampai
dengan halaman 9 yang pada pokoknya menerangkan: Bahwa dalam
surat Bukti P.4 disebutkan, bahwa Kenan Simangunsong adalah anak dari
mendiang Ruben Simangunsong menyerahkan tanah sawah seluas ¼ Ha
kepada Baktiar Tampubolon, disaksikan oleh alamarhum Muda
Simangunsong dan Heber Simangunsong. Bahwa secara hukum, Kenan
Simangunsong punya hak menjual tanah peninggalan bapaknya
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 46 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
mendiang Ruben Simangunsong, kemudian Baktiar Tampubolon
menyerahkan tanah seluas ¼ Ha tersebut dengan ganti rugi kepada
Heber Simangunsong (bapak Para Pembanding); Bahwa berdasarkan
surat Bukti P.4 dimana Kenan Simangunsong adalah anak-anak dari
Ruben Simangunsong dalam surat Bukti P.4 sebagai saksi adalah Muda
Simangunsong dan Heber Simangunsong yang masih keluarga dari
Kenan Simangunsong dan Ruben Simangunsong. Berdasarkan fakta
tersebut bahwa Kenan Simangunsong adalah anak dari Ruben
Simangunsong. Bila Kenan Simangunsong bukan anak Ruben
Simangunsong pasti Muda Simangunsong dan Heber Simangunsong
sebagai saksi dalam surat Bukti P.4 tersebut akan menaruh keberatan
atas pencantuman Kenan Simangunsong sebagai anak Ruben
Simangunsong, begitu juga yang menerima penyerahan tanah yaitu
Baktiar Tampubolon yang masih keluarga dengan Kenan Simangunsong
dan Ruben Simangunsong juga akan keberatan bila Kenan
Simangunsong dicantumkan anak Ruben Simangunsong. Namun dalam
pembuatan surat Bukti P.4 sampai terlaksana penyerahan tanah seluas ¼
Ha dari Kenan Simangunsong kepada Baktiar Tampubolon tidak ada
masalah sampai tanah diganti rugi oleh Heber Simangunsong (bapak para
Pembanding) dari Baktiar Simangunsong. Oleh karena itu menurut
hukum, bahwa Baktiar Tampubolon adalah pembeli itikad baik dari Kenan
Simangunsong, demikian juga Heber Simangunsong yang mengganti rugi
tanah seluas ¼ Ha dari Baktiar Tampubolon adalah pembeli itikad baik
karena disaksikan para keluarga dari almarhum Ruben Simangunsong,
oleh karena itu harus dilindungi Undang-Undang. Dalil Para Pembanding /
Para Penggugat tersebut di atas pada point ini haruslah ditolak dan
dikesampingkan dengan alasan sebagai berikut :
- Seharusnya pada pemeriksaan saksi, baik yang dimajukan oleh Para
Pembanding/ Para Penggugat maupun saksi yang dimajukan oleh
Terbanding I, II dan Turut Terbanding / Tergugat I, II dan Turut
Tergugat, Para Pembanding/ Para Penggugat menggali lebih dalam
tentang Kenan Simangunsong untuk menguatkan Bukti P.4 Para
Pembanding / Para Penggugat. Sangat disayangkan dari seluruh saksi
yang dimajukan untuk perkara a quo, Para Pembanding / Para
Penggugat tidak ada sedikitpun menyentuh nama Kenan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 47 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Simangunsong, termasuk tetapi tidak terbatas pada saksi Kristop
Tampubolon, yang merupakan anak dari Baktiar Tampubolon.
- Para Pembanding / Para Penggugat mengakui dengan sendirinya,
bahwa Ruben Simangunsong (kakek buyut Terbanding II / kakek buyut
Tergugat II) hanya memiliki seorang anak perempuan bernama
Tiominar br Simangunsong (nenek Terbanding II / nenek Tergugat II),
sebagaimana dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman
8 dalam Memori Bandingnya. Oleh karena adanya pengakuan yang
tulus dari Para Pembanding / Para Penggugat, maka Baktiar
Tampubolon tidak dapat dinyatakan sebagai pembeli yang beritikat baik
atas tanah seluas ¼ Ha (Bukti P.4), begitu juga dengan Heber
Simangunsong yang melakukan ganti rugi kepada Baktiar Tampubolon
atas tanah seluas ¼ Ha tersebut, tidak dapat dapat dikatakan sebagai
pembeli yang beritikat tidak baik.
10. Bahwa keberatan dan/atau alasan Banding Para Pembanding pada
halaman 9 yang pada pokoknya menerangkan: Bahwa bila dicermati
pertimbangan Majelis Hakim di atas menyatakan bahwa Ruben
Simangunsong hanya memiliki seorang anak perempuan yang bernama
Tiominar br Simangunsong. Memang benar Ruben Simangunsong
hanya memiliki seorang anak perempuan bernama Tiominar br
Simangunsong, namun berdasarkan bukti P.4 bahwa Kenan
Simangunsong juga anak dari Ruben Simangunsong. Maka berdasarkan
bukti P.4 anak Ruben Simangunsong bukan hanya perempuan
melainkan ada laki-laki yaitu Kenan Simangunsong. Untuk menguatkan
dalil bantahan Terbanding-II/Tergugat-II seharusnya Terbanding-
II/Tergugat-II membuktikan dengan Surat Keterangan Ahliwaris siapa
saja sebenarnya anak dari Ruben Simangunsong, namun bukti Surat
Keterangan Ahliwaris tersebut tidak ada diajukan Terbanding-
II/Tergugat-II di persidangan. Oleh karena itu seharusnya Majelis Hakim
mengesampingkan dalil Para Terbanding tersebut. Dalil tersebut diatas
pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan, karena tanpa Surat
Keterangan Ahli Waris sajapun Para Pembanding / Para Penggugat
sudah mengetahui bahwa abangnya kakek mereka yakni Ruben
Simangunsong (kakek buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II)
hanya memiliki seorang anak perempuan yang bernama Tiominar br
Simangunsong (nenek Terbanding II / nenek Tergugat II). Para
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 48 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Pembanding / Para Penggugat menyarankan sesuatu hal yang sangat
baik, akan tetapi sangat disayangkan Para Pembanding / Para
Penggugat tidak membuat atau melaksanakan hal yang baik itu pula.
Seharusnya sebelum Para Pembanding / Para Penggugat menyarankan
agar Terbanding II /Tergugat II membuat Surat Keterangan Ahli Waris,
Para Pembanding / Para Penggugat terlebih dahulu membuat Surat
Keterangan Ahli Waris atas nama Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding / kakek Para Penggugat) dan memajukannya sebagai alat
bukti di persidangan dalam perkara aquo. Apakah Para
Pembanding/Para Penggugat takut membuat Surat Keterangan Ahli
Waris Muda Simangunsong (kakek mereka), karena akan terbukti benar,
bahwa Parsaoran Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong adalah
anak dari Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek Para
Penggugat), dan adek dari orangtua mereka, yaitu : Heber
Simangunsong?
11. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 9 sampai
dengan halaman 10, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa Majelis Hakim tidak cermat mempertimbangkan isi alat Bukti T.I,
II, TT.5, dimana dalam surat bukti tersebut dinyatakan, Mangapul
Oppusunggu dan Rengsina br Oppungsunggu menyerahkan tanah objek
perkara kepada Parsaoran Oppungsunggu. Dalam surat bukti tersebut
seolah-olah tanah objek perkara sudah diserahkan secara fisik kepada
Parsaoran Oppungsunggu, padahal tanah perkara sejak Tahun 1955
sampai tanah diserobot oleh Terbanding I pada Tahun 2015 tetap
dikuasai dan diusahai oleh Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding) secara turun temurun kepada Para Pembanding. Oleh
karena itu bukti T.I, II, TT.5 isinya tidak benar, karena sebenarnya tidak
ada penyerahan fisik tanah dan hanya transaksi di kertas, sebab Tahun
2007 sesuai tanggal pembuatan surat Bukti T.I, II, TT.5 tanah perkara
tetap dikuasai oleh Pembanding I sampai tanah diserobot oleh
Terbanding I pada Tahun 2015. Namun Majelis Hakim menerima alat
bukti T.I, II, TT.5 untuk membantah dalil gugatan Para Pembanding,
seharusnya Majelis Hakim mengesampingkan alat bukti tersebut karena
tidak sesuai dengan alat bukti surat dan saksi-saksi serta fakta
dipersidangan. Dalil Para Pembanding / Para Penggugat tersebut diatas
pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan, karena lagi-lagi
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 49 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
terjadi ketidaksesuaian keterangan dari halaman yang satu ke halaman
berikutnya. Pada point ini, keterangan Para Pembanding / Para
Penggugat menegaskan bahwa tanah perkara sejak tahun 1955 sampai
tanah diserobot Terbanding I / Tergugat I pada Tahun 2015 tetap
dikuasai dan diusahai oleh Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding) secara turun temurun kepada Para Pembanding,
sedangkan keterangan pada halaman sebelumnya, Para Pembanding /
Para Penggugat menyatakan bahwa tanah seluas ½ Ha yang digadaikan
oleh Muda Simangunsong kepada Amon Nainggolan pada tanggal 13
Nopember 1955 bukan milik Ruben Simangunsong, akan tetapi milik
Sampe Sianipar, maka sangat jelaslah kedua keterangan tersebut saling
bertolak belakang dan sangat bertentangan satu dengan lain, sehingga
menurut hemat Terbanding I, II dan Turut Terbanding / Tergugat I, II dan
Turut Tergugat, pertimbangan hukum Majelis Hakim yang menerima
Bukti T I, II, TT - 5 sudah tepat dan benar, karena telah sesuai dengan
fakta dilapangan dan keterangan saksi yang dimajukan pada
persidangan perkara a quo.
12. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 10
sampai dengan halaman 11 menerangkan sebagai berikut: Bahwa
pertimbangan Majelis Hakim di atas tidak sesuai dengan fakta yang ada
dengan alasan, batas sebelah Timur tanah seluas 1 Ha bukan tanah
milik Anggiat Samosir akan tetapi berbatas dengan tanah milik Willem
Gultom, dan hasil pemeriksaan setempat juga benar bahwa batas
sebelah TImur adalah tanah milik Willem Gultom bukan tanah milik
Anggiat Samosir. Bahwa Bukti T.I, II, TT.7 adalah Surat Keterangan
Kesaksian batas tanah yang dibuat tanggal 31 Oktober 2015 oleh
Domision Siahaan, Dkk., namun sesuai surat gugatan batas tanah
sebelah Timur adalah tanah milik Willem Gultom, demikian juga Bukti T.I,
II, TT.8 Surat Penyerahan/Ganti Rugi, batas tanah sebelah Timur tanah
milik Willem Gultom, dan fakta di lapangan ketika dilakukan pemeriksaan
setempat sesuai dengan batas sebelah Timur berbatas dengan tanah
milik Willem Gultom. Oleh karena itu Majelis Hakim dalam membuat
pertimbangannya tidak menghubungkan alat bukti yang satu dengan
yang lain dan fakta dilapangan. Bahwa keterangan saksi dari Tergugat
bernama Binsar Manurung, mengatakan pernah dipasang Pamflet di
atas tanah perkara seluas 1 Ha bertuliskan “tanah ini mau dijual”,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 50 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
keterangan saksi tersebut tidak benar dan tidak pernah dipasang Pamflet
di atas tanah perkara, sedangkan penjual tanah perkara almarhumah
Damaris Sibuea tempat tinggalnya di Kabupaten Sergei tidak pernah
memijak tanah perkara, apalagi untuk mengerjainya, karena di atas
tanah objek perkara tiap musiman sejak Tahun 1955 sampai Desember
2015 (tanah perkara diserobot Terbanding I) ditanami padi oleh
Pembanding I / Penggugat I, dan setiap harinya Pembanding I (Maria
Simangunsong) dan keluarganya bekerja di tanah perkara. Sedangkan
Surat Penyerahan/Ganti Rugi (T.I, II, TT.8) hanya di buat di atas kertas
saja tanpa ada penyerahan fisik tanah, akan tetapi pembeli tanah
perkara yaitu Terbanding I / Tergugat I menguasai tanah perkara
dilakukan cara paksa dengan kekerasan terhadap Maria Simangunsong
(Pembanding I). Dalil Para Pembanding / Para Penggugat tersebut
diatas pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan dengan
alasan sebagai berikut:
1. Saksi Anggiat Samosir membenarkan bahwa batas sebelah Timur
objek terperkara adalah tanah milik Willem Gultom, akan tetapi Para
Pembanding / Para Penggugat lupa dengan keterangan saksi
Anggiat Samosir, yang menyatakan : sejak 9 tahun yang lalu, tanah
milik Willem Gultom tersebut, telah diganti rugi olehnya. Oleh karena
keterangan saksi tersebut, maka pertimbangan hukum Majelis Hakim
mengenai batas sebelah Timur objek terperkara telah sesuai dengan
alat bukti yang dimajukan dan fakta di lapangan serta fakta di
persidangan.
2. Keterangan Binsar Manurung mengenai pernah dipasang Pamflet di
atas tanah perkara seluas 1 Ha dikuatkan oleh keterangan Manuara
Silitonga. Kebiasaan di sekitaran objek terperkara, apabila tanah
mau di lepaskan, maka tindakan yang harus dilakukan adalah
memasang Pamflet di atas tanah yang akan dilepaskan. Tujuan dari
dipasangnya pamflet adalah tidak semata-mata untuk mencari orang
yang akan menerima pelepasan tersebut akan tetapi yang lebih
essensial adalah untuk memberitahukan kepada orang-orang yang
berkeberatan dengan tanah yang akan dilepaskan. Jika ada yang
keberatan dengan rencana pelepasan tersebut. Maka orang yang
merasa keberatan tersebut dapat mennghubungi orang yang akan
melepaskan tanah tersebut. Oleh karena tidak ada yang keberatan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 51 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
atas rencana pelepasan objek terperkara, maka Damaris Sibuea (ibu
Terbanding II / ibu Tergugat II) melepaskan objek terperkara seluas
1 Ha dengan menerima ganti rugi dari Terbanding I / Tergugat I,
sebagaimana yang dimuat dalam Surat Penyerahan/Ganti Rugi
(Vide : T.I, II, TT.8).
3. Lagi-lagi keterangan Para Pembanding / Para Penggugat saling
bertentangan satu dengan yang lainnya. Pada halaman 4 memori
bandingnya Para Pembanding/Para Penggugat menyatakan tanah ½
Ha yang digadaikan oleh Muda Simangunsong kepada Amon
Nainggolan (Vide Bukti P.2) merupakan milik Sampe Sianipar,
sedangkan pada halaman 9 memori bandingnya Para Pembanding /
Para Penggugat menyatakan sejak Tahun 1955 sampai dengan
tanah diserobot oleh Terbanding I pada Tahun 2015 tetap dikuasai
dan diusahai oleh Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding /
kakek Para Penggugat) secara turun temurun kepada Para
Pembanding. Sedangkan pada point ini, Para Pembanding / Para
Penggugat mendalilkan sejak tahun 1955 sampai dengan Desember
2015 (tanah terperkara diserobot Terbanding I) ditanami padi oleh
Pembanding I / Penggugat I dan setiap harinya Pembanding I dan
keluarganya bekerja di tanah perkara. Sebenarnya yang memiliki
dan menguasai tanah sejak 1955 itu siapa? Apakah tanah seluas ½
Ha itu adalah milik Sampe Sianipar? atau apakah objek terperkara
seluas 1 Ha (termasuk tanah ½ Ha yang di dalilkan Para
Pembanding/ Para Penggugat milik Sampe Sianipar) yang
merupakan 1 Hamparan itu milik Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding / kakek Para Penggugat) atau milik Terbanding I?
Bagaimana Para Pembanding / Para Penggugat mau meyakinkan
Majelis Hakim tentang objek terperkara milik mereka / kakek mereka,
jika Para Pembanding / Para Penggugat tidak konsisten akan dalil-
dalilnya terhadap objek terperkara. Dalil Para Pembanding / Para
Penggugat mengenai: sejak tahun 1955, Pembanding I / Penggugat I
telah menanami padi dan telah memiliki keluarga sendiri sangat
irrasional, karena Pembanding I / Penggugat I (Maria
Simangunsong) lahir pada Tahun 1958. Bagaimana mungkin orang
yang belum lahir telah menanami padi pada tahun 1955? Dan
bagaimana mungkin orang yang belum lahir telah memiliki keluarga
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 52 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
sendiri? Oleh karena Para Pembanding / Para Penggugat tidak
dapat membuktikan dalil-dalilnya atas objek terperkara seluas 1 Ha
yang merupakan 1 Hamparan, sedangkan Terbanding I, II dan Turut
Terbanding/ Tergugat I, II dan Turut Tergugat dapat membuktikan
sebaliknya, maka pertimbangan hukum Majelis Hakim mengenai
objek terperkara adalah milik Ruben Simangunsong (kakek buyut
Terbanding II / kakek buyut Tergugat II) adalah tepat dan benar.
13. Bahwa keberatan dan/atau alasan Banding Para Pembanding pada
halaman 11 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: Bahwa
pengalihan hak tanah perkara yang luasnya ¾ Ha dari luas 1 Ha terjadi
pada Tahun 1959 sesuai bukti P.2 dan P.4 dan ketika itu Parasian
Oppusunggu masih anak-anak dan tidak mengetahui bahwa sudah
pernah dilakukan transaksi pengalihan tanah perkara seluas ½ Ha
kepada Sampe Sianipar (Bukti P.2), dan Kenan Simangunsong telah
menyerahkan tanah perkara seluas ¼ Ha kepada Baktiar Tampubolon
(Bukti P.4) secara juridis tanah perkara bukan lagi merupakan tanah
warisan atau peninggalan alamarhum Ruben Simangunsong. Oleh
karena itu Parasian Oppusunggu tidak ada hak untuk mengklaim tanah
perkara merupakan warisan. Bahwa pertimbangan Majelsi Hakim yang
berpendapat, pembelian tanah perkara seluas ¼ Ha oleh Heber
Simangunsong (bapak Para Pembanding) dari Baktiar Tampubolon tidak
sah dan tidak dapat dilindungi, adalah pendapat yang tidak didasarkan
pada hukum perdata dan hukum adat serta kebiasaan trasaksi
pengalihan ha katas tanah di pedesaan pada Tahun 1950 an.
Seharusnya dalam mengadili perkara aquo Majelis Hakim harus penuh
pertimbangan dan menggali nilai-nilai hukum dan kebiasaan yang ada
dalam masyarakat. Bahwa tanah perkara seluas ¼ Ha yang diganti rugi
oleh Heber Simangusong (bapak Para Pembanding) dan Baktiar
Tampubolon adalah benar kenyataannya terjadi pengalihan hak, akan
tetapi tidak dibuat dalam bentuk surat, namun asli surat penyerahan dari
Kenan Simangunsng kepada Baktiar Tampubolon (Bukti P.4) diserahkan
Baktiar Tampubolon kepada Heber Simangunsong, dan untuk
menguatakan telah terjadi pengalihan hak tanah, Para Pembanding telah
menghadirkan anak almarhum Baktiar Tampubolon sebagai saksi di
persidangan dan membenarkan bahwa tanah perkara seluas ¼ Ha telah
diganti rugi oleh Heber Simangunsong dari bapak saksi. Dalil Para
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 53 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Pembanding tersebut diatas pada point ini haruslah ditolak dan
dikesampingkan, karena dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada
point ini sama dengan dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada
halaman sebelumnya. Oleh karena dalil ini sama dengan sebelumnya,
maka Terbanding I, II dan Turut Terbanding / Tergugat I, II dan Turut
Tergugat tetap pada jawaban-jawaban sebelumnya.
14. Bahwa dalil Para Pembanding / Para Penggugat pada halaman 12 yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: Bahwa pertimbangan
Majelis Hakim yang berpendapat, tanah sengketa yang didalilkan oleh
Para Pembanding adalah merupakan harta peninggalan alm. Ruben
Simangunsong, dan Para Terbanding tidak terbukti melakukan melawan
hukum. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam perkara aquo hanya
didasarkan pada alat bukti dari pihak Terbanding semata, tanpa
mempertimbangkan secara cermat dan teliti terhadap selruh alat bukti
surat dan saksi-saksi yang diajukan Para Pembanding, dan tidak
memperhatikan transaksi pengalihan hak tanah perkara di pedesaan
pada masa Tahun 1950-an, karena dahulu masih ada pengalihan hak
tanah tanpa dibuat dalam surat, namun pelaksanaannya nyata. Dalam
masalah tanah perkara aquo barulah muncul perkara pada Tahun 2015
setelah 60 Tahun yang lalu dilakukan transaksi pengalihan hak tanah
objek perkara. Seharusnya Majelis Hakim harus dapat membanding
perkara yang terjadi di masa dahulu dengan di masa sekarang, dimana
di masa sekarang sudah banyak regulasi pengaturan tentang peralihan
hak tanah. Bila Majelis Hakim memperhatikan hal-hal tersebut, maka
gugatan Para Pembanding wajar dikabulkan, bukan menolak gugatan
didasarkan pada dalil-dalil dan alat bukti Para Tergugat yang sangat
diragukan kebenarannya. Dalil Para Pembanding / Para Penggugat
tersebut diatas pada point ini haruslah ditolak dan dikesampingkan,
karena dari bukti ataupun dari keterangan saksi yang di ajukan oleh Para
Pembanding / Para Penggugat, tidak ada satupun yang menjelaskan
secara rinci dan detail mengenai objek terperkara seluas 1 Ha itu milik
keluarga Muda Simangunsong (kakek Para Pembanding / kakek Para
Penggugat). Anak dari Muda Simangunsong yakni: Parasian
Simangunsong dan Pangihutan Simangunsong, mengakui bahwa objek
seluas 1 Ha adalah milik Ruben Simangunsong (kakek buyut Terbanding
II / kakek buyut Tergugat II, yang tidak lain adalah abang kandung dari
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 54 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Muda Simangunsong), bukan milik Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding / kakek Para Penggugat). Dengan adanya pengakuan
tersebut ditambah dengan fakta-fakta di lapangan dan fakta-fakta yang
ditemukan pada saat persidangan, maka tepatlah pertimbangan hukum
Majelis Hakim yang membatalkan gugatan Para Pembanding/ Para
Penggugat dan tepat pulalah objek terperkara seluas 1 Ha tersebut
bukan milik dan kepunyaan Muda Simangunsong (kakek Para
Pembanding / kakek Para Penggugat), akan tetapi milik dan kepunyaan
abangnya Muda Simangunsong, yaitu: Ruben Simangunsong (kakek
buyut Terbanding II / kakek buyut Tergugat II).
Berdasarkan uraian-uraian tentang alasan Kontra Memori Banding yang
diajukan oleh Terbanding I, II dan Turut Terbanding / Tergugat I, II dan Turut
Tergugat, kami memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera
Utara Cq. Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini untuk dapat
berkenan memeriksa dan mengadili perkara a quo ini yang selanjutnya
memberi putusan sebagai berikut :
1. Menerima Kontra Memori Banding dari Terbanding I, II dan Turut
Terbanding / Tergugat I, II dan Turut Tergugat untuk seluruhnya.
2. Menolak Memori Banding dari Para Pembanding / Para Penggugat untuk
seluruhnya.
3. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun
No.48/Pdt.G/2016/PN-SIM, tanggal 28 Februari 2017.
4. Menghukum Para Pembanding / Para Penggugat untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam perkara a quo ini, baik ditingkat Banding
maupun ditingkat pertama. Membaca Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara
Pengadilan Negeri Simalungun, yang disampaikan kepada Kuasa Hukum
Para Penggugat sekarang Para Pembanding dan kepada Kuasa Hukum
Para Tergugat/ Turut Tergugat sekarang Para Terbanding/ Turut Terbanding
masing-masing pada tanggal 30 Maret 2017 dan tanggal 11 April 2017 yang
menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah
tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak berperkara telah
diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara
tersebut sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 55 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Kuasa
Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat telah diajukan dalam
tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan Undang-Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding
mempelajari dengan seksama berkas perkara Nomor :
48/Pdt.G/2016/PN.Sim. dan salinan resmi putusan Pengadilan Negeri
Simalungun Nomor : 48/Pdt.G/2016/PN.Sim. tanggal 28 Pebruari 2017,
Memori Banding dari Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para
Pengugat serta Kontra Memori Banding dari Kuasa Hukum Para Terbanding
I, II dan Turut Terbanding semula Tergugat I, II dan Turut Terbanding semula
Turut Tergugat, berpendapat sebagai berikut :
Menimbang, bahwa pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat
pertama yang menyatakan Pengadilan Negeri Simalungun Dalam Eksepsi,
bahwa gugatan Para Pengugat mengandung (Error in objekto) karena
mencampur adukkan gugatan perbuatan melawan hukum dengan gugatan
pembatalan surat, Majelis Hakim tingkat pertama berpendapat bahwa
gugatan Para Pengugat cukup jelas mengenai perbuatan melawan hukum,
yang berkaitan dengan penyerahan tanah sengketa dengan ganti rugi dan
gugatan Para Pengugat mengandung cacat formil( Error in subjekto) karena
tanpa menyebut siapa saja yang menjadi ahli waris Almarhumah Damaris
Sibuea;
Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan Eksepsi tentang gugatan,
karena tidak ada hubungan Para Penggugat dengan tanah terperkara, maka
berdasarkan Posita gugatan Pengugat dimana Heber Simangunsong ada
memiliki tanah persawahan di Pardamean Nauli Jawa Tongah, Kecamatan
Hantonduhan, Kabupaten Simalungun dan Penggugat sebagai Ahli Waris ,
terhadap Eksepsi tersebut harus ditolak;
Menimbang bahwa Pokok Perkara dari dalil-dalil gugatan Para
Penggugat, Jawaban, Replik, Duplik dari pihak-pihak dan bukti-bukti yang
diajukan dipersidangan, Para Pengugat tidak ada menyangkal bahwa
Parasian Oppusunggu adalah cucu dari Ruben Simangunsong, sehingga
yang berhak menerima warisan tersebut adalah Parasian Oppusunggu;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 56 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim Tingkat Banding
pertimbangan-pertimbangan tersebut telah tepat dan benar karena
pertimbangan-pertimbangan tersebut berdasarkan fakta–fakta hukum yang
diperoleh dipersidangan dari bukti-bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak
yang berperkara, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding dapat
menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan-pertimbangan Majelis
Hakim Tingkat Pertama menjadi pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim
Tingkat Banding sendiri dalam mengadili perkara a quo dalam tingkat
banding;
Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan-pertimbangan Majelis
Hakim Tingkat Pertama telah tepat dan benar dan Majelis Hakim Tingkat
Banding dapat menyetujuinya serta mengambil alih pertimbangan Majelis
Hakim Tingkat Pertama dalam mengadili perkara a quo ditingkat banding,
maka Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para Pembanding
semula Para Penggugat tidak beralasan hukum, sedangkan Kontra Memori
Banding dari Kuasa Hukum Para Terbanding I, II dan Turut Banding semula
ParaTergugat I, II dan Turut Tergugat, karena sejalan dengan putusan
Hakim tingkat pertama, maka Kontra Memori banding tersebut beralasan
untuk diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor:
48/Pdt.G/2016/PN.Sim, tanggal 28 Pebruari 2017, yang dimohonkan banding
tersebut dapat dipertahankan dan harus dikuatkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena Para Pembanding semula Para
Penggugat tetap berada dipihak yang kalah, maka harus dihukum untuk
membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat pengadilan;
Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang-Undang dan Peraturan
Perundang-undangan lain yang berkenaan dengan perkara ini;
MENGADILI :
- Menerima permohonan banding dari Para Pembanding semula Para
Penggugat ;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor :
48/Pdt.G/2016/PN.Sim. tanggal 28 Pebruari 2017, yang dimohonkan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 57 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
banding tersebut;
- Menghukum Para Pembanding semula Para Penggugat untuk
membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat
pengadilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp.150.000.-
(seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari: JUMAT, tanggal 14 JULI 2017 oleh
Kami : YANSEN PASARIBU, SH. selaku Ketua Majelis dengan PRASETYO
IBNU ASMARA, SH.,MH. dan Dr. ALBERTINA HO, SH.,MH. masing-masing
sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi
Medan, tanggal 17 Mei 2017 Nomor : 145/PDT/2017/PT-MDN, untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan
tersebut pada hari : KAMIS, tanggal 20 JULI 2017, diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri
Hakim-Hakim Anggota serta dibantu oleh FACHRIAL, SH.MHum. Panitera
Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tersebut tanpa dihadiri oleh kedua
belah pihak berperkara.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ttd. ttd.
ttd ttd PRASETYO IBNU ASMARA,SH.MH. YANSEN PASARIBU, SH.
ttd. ttd Dr.ALBERTINA HO, SH.,MH.
Panitera Pengganti
ttd.
FACHRIAL, SH.MHum.
Perincian Biaya :
1. Meterai Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 5.000,-
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 58 dari 57 Putusan Nomor 145/PDT/2017/PT MDN
3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
H. BASTARIAL