penelitian tindakan kelas fiqih
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
1/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI
PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII B
Disusun sebagai laporan akhir pada PKLI
DAFTAR ISI
Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Motivasi Belajar.
B. Pengertian Metode Demonstrasi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
2/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
B. Rencana Tindakan
C. Siklus Penelitian
D. Pembuatan Instrumen
E. Pengumpulan Data
F. Indikator Kinerja
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil di
MTsN Malang III.Laporan ini sebagai rangkaian tugas untuk memenuhi tugas akhir PKLI
(Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Malang.
Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang telah membantu atas
terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku tercinta yang telah
memberikan doa restu, dukungan baik moral maupun spiritual.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
3/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Malang.
3. Dr. Miftahul Huda, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Lapangan
PKLI, yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan
kepada kami.
4. Segenap dewan guru dan karyawan di MTsN Malang III yang
turut membantu lancarnya PKLI.
5. Siswa dan siswi MTsN Malang III.
6. Semua teman PKLI yang telah banyak bekerja sama sehingga
pelaksanaan PKLI bejalan dengan lancar.
Atas semua bantuan yang diberikan maka penulis berharap semoga
mendapat balasan dan dicatat oleh Allah sebagai amal baik, Amin. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati maka penulis mengakui bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan pada laporan ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat dijadikan perbaikan
pada masa mendatang.
Malang, 06 September 2007
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan danmasa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3
menyebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan Nasional.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
4/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam
belajar.
Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena secara
psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara
memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja,
akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang
tepat dan memberinya motivasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak
didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh
guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah,
mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya
bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan
ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara
penggunaan metode yang tepat dan memotivasi.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik:
Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan MotivasiPembelajaran Fiqh Kelas VIII B
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan:
1. Apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
5/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Malang III?
2. Bagaimana cara metode Demonstrasi diterapkan
sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas
VIII B MTsN Malang III?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan
penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III
2. Mempelajari bagaimana metode Demonstrasi diterapkan
sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN
Malang III
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya
pada KBM mata pelajaran Fiqih di kelas VIII B MTsN Malang III Adapun secara
detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
1. Bagi lembaga (Sekolah)
Penerapan metode demonstrasi ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran
dan menjadi pijakan dasar untuk lembaga / sekolah dalam kaitannya
menentukan kurikulum dan memberikan kebijakan dalam pengajaran
pendidikan agama.
2. Bagi guruPenerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
guru, khususnya guru pendidikan agama, agar tidak begitu otoriter dan monoton
dalam mengajar, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam KBM di
kelas, guru pendidikan agama bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekkan segala materi Fiqih agar siswa betul-betul memahaminya dan
benar dalam pelaksanaan di kehidupan sehari-hari.
3. Bagi siswa
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
6/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Dengan metode Demonstrasi ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar. Terutama dalam pelajaran Fiqih yang memang membutuhkan praktek
dalam penerapannya.
4. Bagi penulis
Memberi manfaat bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai
bekal menjadi guru yang profesional kelak serta mengetahui sampai dimana
kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan.
E. Hipotesa Tindakan
1. Dengan penerapan metode demonstrasi maka motivasi belajar
siswa kelas VIII B MTsN Malang III akan meningkat.
2. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran Fiqih siswa kelas VIII B MTsN
Malang III.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
7/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi
Kata Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata Motif maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasa sangat mendesak.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau
melakukan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. (instrinsik) dan
dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
a. Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan. Intrinsic
motivations are inherent in the learning situation and meet pupil need and
purposes.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu.
Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan
motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.
1. Kompetisi (persaingan, guru berusaha menciptakan persaingan
diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar)
2. Pace making, pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan
trik pada siswa.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
8/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
3. Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran
4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya siswa mau belajar
dengan tujuan mendapat nilai yang baik (Muh Uzer Usman:
1989, 24-25)
2. Teori Motivasi
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni
motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan akan keamanan
3) Kebutuhan akan cinta kasih
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri
Tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi
tingkat motivasi yang di bawahnya.
3. Bentuk-Bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah:
1) Memberikan angka / nilai
2) Memberikan hadiah
3) Terdapat saingan / kompetisi
4) Ego-involment
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Memberi pujian8) Memberi hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat
B. Pengertian Metode Demonstrasi
Dalam pola pendidikan modern seperti telah diuraikan di atas tampak jelas
bahwa murid dipandang sebagai titik pusat sebagai prose terjadinya proses belajar.
Siswa sebagai subjek yang berkembang melalui pengalaman belajar. Guru lebih
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
9/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa membantu dan memberikan
kemudahan agar murid mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksi aktif. Siswa
belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar guna memberikan
pengalaman belajar kepada siswa. Dala proses belajar mengajar demikian agar
membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa maupun guru perlu
memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses belajar
mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau orang lain
sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu
proses. Sedangkan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan
murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang
diketahui. Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya Didaktik Metodik
Pendidikan Umum menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu metode
mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan
kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.
Kelebihan dan kelemahan metode Demonstrasi
Kelebihan Metode Demonstrasi:
1. Siswa dapat menghayati dengan sepenuh hati
mengenai pelajaran yang diberikan.
2. Perhatian anak dapat terpusat pada hal penting
yang di demonstrasikan.
3. Mengurangi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan dari apa yang diterangkan guru secara
lisan maupum tulisan karena siswa memperolehgambaran melalui pengamatan langsung perhadap
suatu proses.
4. Masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa
dapat langsung terjawab.
Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan
atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para siswa, maka metode ini
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
10/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
kurang efektif .
2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.
Sedangkan kelemahan Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa
memahami uraiannya. (Dra. Roestyah: 1991, 138)
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan tersebut di samping
menggunakan metode Demonstrasi, penulis juga menggunakan motivasi
pembelajaran.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
11/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Setting Penelitian
Sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang pertama di kab. Malang,
MTsN Malang III terus melakukan upaya-upaya pengembangan dan
penyempurnaan guna menciptakan suasana kondusif terhdap pembelajaran.
Dalam usianya yang ke 27 (berdiri tahun 1980), madrasah ini telah memiliki
hamper semua sumberdaya pendidikan yang dipergunakan. Sarana prasara tersedia
cukup lengkap, mulai yang konvensional hingga yang modern termasuk jaringan
internet resmi, tenaga pendidiknya mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidiknya dan kualifikasi sarjana S1, bahkan 07 orang ditaranya telah
m,enyelesaikan program di atasnya telah menyelesaikan program magister (S2).
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2004 dan 20006 yang di perkaya
dengan kurikulum local guna menghasilkan lulusan yang berkepribadian Islam.
Kondisi seperti itu telah menjadikan mtSn Malang 3 sebagai pilihan pertama
sebelum sekolah yang lain. Saat ini madrasah ini telah menjadi The First Class
bukan Second Class bagi masyarakat kab. Malang. Hal ini terkait dari
berjubelnya penimat calon siswa baru (jauh lebih pagi) setiap pendaftran siswa
baru di buka. Bukan merespon keburukan masyarakat dan upaya mengoptimalakan
seluruh kemampuan. Siswa utamanya yang memiliki kecerdasan lebih, maka MTsN
Malang III merancang untuk menyelenggarakan program kelas Percepatan (1 kelas,
dan 6 kelas parallel) mulai tahun 2007/2008
Sumber Daya Pendidik
1. MTsN Malang III menjadi pilhan pertama hal ini terikat jumlahpendaftar sekitar 2x lipat daya tampung madrasah.
2. Semua guru berkualifikasi sarjana (S1) bahkan tujuh orang
diantaranya berkwalifikasi magister (S2) yang mengajar sesuai
bidangnya.
3. Sarana prasarana yang mmenuhi standart pendidikan
professional, mulai dari yang konvesional hingga modern (multi
media dan internet)
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
12/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
4. Lingkungan madrasah yang asri, luas dan bersihsangat kondusif
terhadap pembelajaran.
5. Manajemen berbasis sekolah (MBS), sehingga dukungan
masyarakat sampai baik.
6. Kerjasama dengan LP3 UM dalam pengembangan SDM.
7. Kerjasama dengan Universitas Merdeka (UMMER) malang
dalam penyelenggarakan test psikologi bagi siswa baru.
8. Sudah melakukan studi banding dan koordinasi aktif dengan
SMPN 1 Malang, yang telah menyelenggarakan program kelas
percepatan mulai 2007/2008.
F. Rencana Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan dalam rangka untuk
mempermudah pelaksanaan penelitian, yang mencakup:
1. Lokasi penelitian adalah MTsN Malang III
2. Kegiatan penelitian dilakukan pada akhir Juli sampai awal September
2007 (tanggal 9 Agustus sampai 7 September 2007)
3. Subyek yang terlibat sebagai peneliti adalah guru praktikan yang
sedang menjalani PKLI di MTsN Malang III
4. Obyek sekaligus Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah
siswa-siswi kelas VIII B MTsN Malang III
5. Desain tindakan adalah model Kurt Lewin, yaitu meliputi empat
komponen: rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan dan tindakan
(reflecting).
6. Alat dan tehnik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan: Program Tahunan,
Program Semester, Silabus, Rancangan /
Skenario Pembelajaran, dan Instrumen.
b. Tehnik pengumpulan data: Tehnik Observasi
dan dokumentasi
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
13/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
2. Implementasi Tindakan
Setelah semua prosedur awal tersebut dilaksanakan, maka peneliti tinggal
menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian selama 4 kali tatap muka
Pertemuan I (Kamis, 16 Agustus 2007)
I. Tahap Awal
Salam Pembuka
Perkenalan dengan siswa dengan memberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan
kedatangan peneliti pada sekolah
Absensi
II. Tahap Inti
Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.
Peneliti menerangkan materi materi tentang
Sujud Syukur, syarat dan rukunnya.
Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan
dari peneliti secara tertulis.
Memberikan contoh atau demonstrasi dan
motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan
serta paham akan sujud syukur.
Peneliti membenarkan kesimpulan dan
menambah kesimpulan yang telah disebutkan
Berdoa dan salam penutup
Pertemuan II (Kamis, 23 Agustus 2007)
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
14/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
I. Tahap Awal
Salam Pembuka
Memberikan review pelajaran terdahulu
Mengecek tugas / hafalan yang telah diberikan
sebelumnya
II. Tahap Inti
Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.
Peneliti menerangkan materi Sujud Tilawah dan
Sujud Sahwi.
Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan
dari peneliti secara tertulis.
Memberikan contoh atau demonstrasi dan
motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan
serta paham akan Sujud Tilawah dan Sujud
Sahwi.
Peneliti membenarkan kesimpulan dan
menambah kesimpulan yang telah disebutkan
Berdoa dan salam penutup
Pertemuan III (Kamis, 30 Agustus 2007)
I. Tahap Awal
Salam pembuka
Mengulas kembali dan mencoba menanyakan
materi yang terdahulu.
II. Tahap Inti
Peneliti menjelaskan materi tentang peragaan
atau demonstrasi Sujud Syukur, Sujud Tilawah
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
15/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
dan Sujud Sahwi.
Melakukan demonstrasi di Mushola sekolahan.
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
III. Tahap Akhir
Peneliti memberikan tugas mencari dalil naqli
tentang manfaat Sujud Syukur, Sujud Tilawah
dan Sujud Sahwi.
Doa bersama dan salam penutup
Pertemuan IV (Kamis, 6 September 2007)
I. Tahap Awal
Salam pembuka
Review dan feedback dari materi yang lalu
II. Tahap inti
Peneliti menjelaskan materi tentang dzikir dan
doa
Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
menyebutkan macam-macam dzikir dan doa
Menyimpulkan semua informasi yang telah
diterima.
III. Tahap akhir
Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta
Didik agar tetap berusaha untuk terus berlatih
bagaimana supaya mereka mampu menguasai
materi pendidikan Agama Islam.
Memberikan contoh atau demonstrasi dan
motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan
serta paham akan dzikir dan doa.
Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan
Doa bersama dan salam penutup.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
16/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
3. Observasi dan Interpretasi
Observasi atau pengamatan ini berlangsung pada saat proses demonstrasi
yang meliputi:
Aktivitas guru di kelas dalam proses pembelajaran Fiqih
dengan menerapkan metode demonstrasi memudahkan guru
dalam memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih
aktif dalam mengemukakan pendapatnya, karena setiap
selesai praktek peneliti selalu melakukan evaluasi terlebih
dahulu sehingga memberi kesempatan siswa untuk
menanyakan segala permasalahan yang belum mereka
pahami, terutama masalah sujud diluar Sholat. Dengan
begitu peneliti (guru praktikan) akan mudah mengetahui
sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi
tersebut.
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat
antusias sekali, apalagi dengan diterapkannya metode
demonstrasi yang dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai
evaluasi bagi mereka. Dengan demikian kelas menjadi aktif
dan tidak vakum.
4. Analisis dan Refleksi
Dari pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan diperoleh
kekurangan dan kelebihan antara lain:
Kekurangan
1. Siswa belum terbiasa dengan metode
demonstrasi.
2. Siswa masih malu untuk praktek di dalam
pelajaran Fiqih.
Kelebihan
1. Lebih mudah memahami mata pelajaran
Fiqih.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
17/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
2. Lebih praktis dalam belajar.
G. Siklus Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Rencana Tindakan Siklus I
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal, peneliti
menerapkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat melibatkan antara guru
dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Karena
jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah ataupun
yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada kelas VIII B.
Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Sujud diluar sholat (2 X
40 menit dengan 4 kali pertemuan). Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada
siklus I, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Membagi materi BAB I (Sujud diluar sholat)
menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Sujud syukur
2) Sujud tilawah
3) Sujud sahwi
4) Test formatif
c. Peneliti membagai siswa kelas VIII B, menjadi
13 kelompok sekaligus memberi tugas masing-
masing kelompok dengan cara menggunakan
metode observasi.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
18/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian
peneliti mengambil alat observasi guna
mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Siklus I
Setelah diputuskan menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VIII B
maka tahapan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode demonstrasi.
Adapun penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2007 yang
proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang meliputi:
Pertemuan I : 2 X 40 menit (Kamis, 09 Agustus 2007)
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Assalamualaikum Wr. Wb.)
b. Membaca Al-Quran sesuai dengan topik
bahasan.
c. Presensi dan memberikan apersepsi kepada
siswa.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB
I (Shalat- Sujud diluar sholat)
b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5
kelompok.
c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-
masing kelompok.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
19/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Apersepsi
a. Peneliti / guru memberikan instruksi untuk
membaca dan menghafal lafazd dalam sujud
syukur serta menulisnya dalam waktu beberapa
menit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek
yang disesuaikan dengan materi BAB I serta
mempresentasikannya.
b. Peneliti/ guru mengatur jalannya demonstrasi.
c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik
dalam bentuk menyanggah ataupun yang
lainnya.
Penutup
a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa
selama demonstrasi.
b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan
memberikan feed back yang tepat atas
permasalahan yang ada.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi
agar para siswa bisa lebih meningkatkan
belajarnya.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
20/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai
bahasan selanjutnya.
d. Peneliti/ guru memberi tugas untuk menulis
kembali lafadz sujud syukur.
e. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam
penutup.
Pertemuan II : 4 X 40 menit (Kamis, 16 Agustus 2007)
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Assalamualaikum Wr. Wb.)
b. Membaca Al-Quran sesuai dengan topik
bahasan.
c. Membaca doa shalat dhuha.
d. Presensi siswa.
e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan
siswa.
f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Whilst Activity
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
kelompok yang belum presentasi.
b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
21/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.
c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya jawab
dengan para siswa.
d. Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.
Post Activity
a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan
feed backyang tepat atas permasalahan yang ada.
b. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama
proses belajar-mengajar.
c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB I.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk betanya.
b. Peneliti/ guru menyuruh kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
c. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar
para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
d. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam penutup.
c. Observasi Siklus I
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti di sini selain bertindak
sebagai guru, peneliti juga bertindak sebagai observer yang mencatat lembar
pengamatan pada lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I,
kegiatan siswa sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam
memperhatikan pelajaran, karena pelajaran yang didapatkan akan lebih
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
22/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
menyenangkan dari biasanya.
Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam belajarnya,
hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Mayoritas siswa
dapat membaca doa sholat dhuha serta bersemangat dalam mendemonstrasikannya.
Namun ada sebagian kecil siswa yang sedikit dapat membaca bacaan doa sholat
dhuha dan siswa sangat aktif untuk bertanya.
Setelah siswa mendapatkan metode demonstrasi, siswa diberi soal test
formatif untuk mengetahui tingkat kefahaman siswa dalam menerima pelajaran
yang telah disampaikan. (lampiran nilai)
d. Refeleksi Siklus I
Tujuan peneliti menerapkan metode demonstrasi semula adalah untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa, agar metode-metode pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dapat dirasakan efektif oleh siswa. Khususnya pada kelas VIII B
MTsN Malang III, yang mana hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam
belajar yang dialaminya selama ini. Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka
diambil langkah-langkah:
1. Memperhatikan peningkatan siswa yang berminat menulis
lafal-lafal apapun (Al-Quran, Al-Hadits) serta hafalan
bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode
demonstrasi yang lebih efektif dan efisien, yaitu dimulai
dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih
dahulu.
2. Sebagian kecil siswa yang kurang hafal bacaan-bacaan
dzikir dan doa masih merasa kesulitan untuk membaca,
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
23/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
menulis, maka harus diberikan waktu tersendiri untuk
melakukan demonstrasi.
2. Siklus Kedua
a. Rencana Tindakan Siklus II
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, peneliti memilih
menggunakan metodr demonstrasi yang nantinya akan melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus II, peneliti melakukan
perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Membagi materi BAB III (Zikir dan Doa) menjadi 5 bagian,
yaitu:
1) Pengertian, dan fungsi zikir.
2) Adab, dan lafal zikir.
3) Pengertian, dan fungsi doa.
4) Kedudukan, dan adab berdoa.
5) Fadilat zikir dan doa.
c. Peneliti/ guru membagai siswa kelas II-1 menjadi 5 kelompok
sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok..
d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti
mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Siklus II
Dengan tetap menggunakan metode demonstrasi maka tahapan pembelajaran
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
24/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertemuan I : 2 X 40 menit(Kamis, 23 Agustus 2007)
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Assalamualaikum Wr. Wb.)
b. Mebaca Al-Quran sesuai dengan topik bahasan..
c. Membaca doa shalat dhuha.
d. Presensi siswa.
e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan
siswa.
f. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB
II (Zikir dan Doa)
b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5
kelompok.
c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-
masing kelompok.
Whilst Activity
a. Peneliti/ guru memberikan instruksi untuk
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
25/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
membaca dan menghafal lafal-lafal zikir dan
doa dalam waktu beberapa menit. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan
dengan materi BAB II serta
mempresentasikannya.
b. Peneliti/ guru mengatur jalannya diskusi.
c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik
dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.
Post Activity
a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa
selama proses belajar-mengajar.
b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan
memberikan feed back yang tepat atas
permasalahan yang ada.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi
agar para siswa bisa lebih meningkatkan
belajarnya.
c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai
bahasan selanjutnya.
d. Peneliti/ guru memberikan tugas untuk menulis
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
26/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
kembali bacaan-bacaan zikir dan doa yang ada
di buku paket.
e. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam
penutup.
Pertemuan II : 2 X 40 menit (Kamis, 30 Agustus 2007)
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Assalamualaikum Wr. Wb.)
b. Membaca Al-Quran sesuai dengan topik
bahasan.
c. Membaca doa shalat dhuha.
d. Presensi siswa.
e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan
siswa.
f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Pre Activity
Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya.
Whilst Activity
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
kelompok yang belum presentasi.
b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
27/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.
c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya
jawab dengan para siswa.
Post Activity
a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan
memberikan feed back yang tepat atas
permasalahan yang ada.
b. Peneliti/ gruru mengevaluasi hasil kinerja siswa
selama proses belajar-mengajar.
c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi
BAB II.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi
agar para siswa bisa lebih meningkatkan
belajarnya.
c. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam
penutup.
c. Observasi Siklus II
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap hasil yang didapat pada siklus
I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar lebih bagus lagi, karena ada
kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari hasil pengamatan, diperoleh
bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar, dan siswa
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
28/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
bertambah aktif untuk bertanya. Dan juga siswa mengalami peningkatan dalam
ketepatan dan kecepatan menghafal lafal-lafal Al-Quran/ Al-Hadits.
Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang merupakan hasil akhir dari
pembelajaran metode demonstrasi, yaitu dapat dilihat pada hasil nilai akhir ulangan
harian siswa.
d. Refleksi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan
metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat mengatasi
kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam proses belajar-
mengajar.
Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan diambil:
a. Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa metode demonstrasi
harus terus diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah dimengerti secara
mendalam makna yang terkandung dalam materi yang disampaikan.
b. Menjaga agar kualitas belajar yang sudah berjalan berkembang lebih baik
dan tetap terpelihara.
H. Pembuatan Instrumen
a. Pengumpulan Data
b. Indikator Kinerja
1. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti melakukan
perekaman data adapun teknik yang dilakukan adalah dengan membuat catatan
berdasakan perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan metode Demonstrasi
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
29/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui
efektivitas penerapan metode Demonstrasi, terhadap metode belajar siswa maka,
sebelum melanjutkan materi, peneliti memberikan waktu 10-15 menit untuk tanya
jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hal ini memudahkan peneliti
memahami efektivitas penggunaan metode Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap
pengajaran Fiqih.
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik pengumpulan data
selama proses penelitian yaitu:
1. Obeservasi
Observasi/pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti
mengajar di kelas, dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya
jawab. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peniliti
dapat menentukan metode Demonstrasi dan Tanya jawabyang lebih baik
pada pertmuan berikutnya.
2. Interview/wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto Metode interview sering disebut juga dengan
wawancara/kuesioner lesan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi
Arikunto, 1991:126)
3. Pengamatan partisipatif
Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai
dengan yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti
terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan.
Kadang-kadang peneliti juga menguraikan obyek yang diteliti untuk
melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin diperoleh
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
30/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
peneliti.
2. Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan 6 kali pertemuan sudah cukup digunakan
untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang
Penerapan metode Demonstrasi dalam peembelajaran Fiqih guna
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III
maksudnya adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab
dalam proses belajar mengajar siswa akan lebih giat belajar baik belajar di
sekolah ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak
bersemangat. Di sini indikator yang ditentukan selama penelitian menerapkan
metode Demonstrasi ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan
peneliti ajukan. setelah penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di
rumah. Itu terlihat ketika peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang
telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
31/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MTsN Malang III
MTsN Malang III berdiri dengan mengacu pada beberapa alternative yang
menjadi pertimbangan atau pijakan. Keinginan mendirikan madarasah ini telah
muncul dua tahun sebelum berdirinya (1996) yaitu pada tahun ajaran 1994/1995,
Karena melihat banyaknya dorongan dari masyarakat sekitar desa Pangentan
terutama dari tokoh masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan setingkat
SLTP, Karena pendidikan yang sudah ada dibawah naungan Lembaga pendidikan
Maarif NU (Selanjutnya dibawah yayasan Darul Mannan sementara ini adalah
pendidikan TKI dan SDI 01.
Selain adanya pertimbangan atau pijakan terhadap keinginan mendirikan
madrasah ini, adalah bermula dari banyaknya lulusan SDI 01 yang harus
melanjutkan belajarnya pada jenjang yang lebih tinggi, Dan tentunya searah dengan
kompetensi lulusan SDI, yaitu pada sekolah atau madrasah yang syarat akan materi
pendidikan agama islam. Di samping itu, besarnya jumlah dana yang dibebankan
oleh lembaga pendidikan tertentu kepada calon siswa baru, yang ingin melanjutkan
pendidikannya pada lembaga pendidikan yang dimaksud tergolong eksklusif,
sehingga kondisi tersebut semakin mendorong atas berdirinya madrasah ini untuk
menampung para calon siswa yang kurang mampu.
Adapun fator lain yang mendorong terhadap berdirinya MTsN Malang III
ini adalah karena bertujuan menampung para calon siswa yang tidak lulus seleksi di
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
32/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah negeri (SLTPN/MTsN) dan untuk
menampung para calon siswa yang tidak diterima oleh sekolah/madrasah lain
karena kelebihan kapasitas.
Berdasarkan pada beberapa pertimbangan diatas, maka lembaga ini
memberanikan diri untuk mendirikan madrasah yang setingkat dengan SLTP
dengan nama SMP Muhammadiyah 2. langkah-langkah yang pertama kali ditempuh
untuk merealisasikan cita-cita ini adalah dengan menyusun sekaligus melengkapi
kepengurusan yayasan, yaitu yayasan Darul Mannan. Setelah pembentukan
kepengurusan yayasan tersebut lengkap, kemudian diadakan rapat pengurus sampai
tiga kali pertemuan.
Langkah berikutnya adalah membentuk kepengurusan madrasah
Tsanawiyah AL-MAARIF 02, sekaligus penunjukan ketua panitia penerimaam
siswa baru (PSB), yang dalam hal ini dipasrahkan kepada bapa Drs. Luqman Arif,
dengan dana bantuan dari sekolah terdekat yaitu saudara kandungnya SDI 01.
Pada tanggal 17 juni 1996, pengurus madrasah atau panitia penerimaan
siswa baru MTs 02 AL-MAARIF untuk pertama kalinya menjalankan satu dari
beberapa agenda, yaitu membuka pendaftaran PSB yang kemudian diketahia bahwa
jumlah formulir yang terpakai sebanyak kurang lebih 80 (delapan puluh) eksemplar,
dengan kata lain bahwa para pelajar yang mendaftarkan diri menjadi siswa MTs.
AL MAARIF 02 sebanyak delapan puluh orang. Jumlah tersebut amatlah jauh dari
perkiraan, dimana para pengurus hanya memprediksikan bahwa formulir yang akan
terpakai kurang lebih 45% (empat puluh lima persen) dari jumlah diatas.
Berkenaan dengan dibukanya pendaftaran penerimaan siswa baru ini,
panitia mengadakan publikasi terhadap masyarakat sekitar, yang diawali dengan
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
33/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
menginformasikan kepada sekolah-sekolah / madrasah-madrasah terdekat (baik
negeri maupun swasta) dengan mengirim atau mengedarkan brosur-brosur
pendaftaran PSB. Kemudian panitia juga membuat beberapa pamphlet dan spanduk
yang berisi tentang pendaftaran PSB pula.
Selain dari pada itu, usaha (langkah-langkah) yang dilakukan oleh pengurus
adalah dengan mengadakan oordinasi tentang mendirikan Madrasah Tsanawiyah
dengan berbagai lembaga yang terkait, seperti Depdiknas kecamatan Singosari,
Depag Kabupaten Malang, dan lembaga pendidikan Maarif NU kabupaten Malang.
Maneuver-manuver tersebut dilakukan dalam rangka mendapatkan status
eksistensi dari pada madrasah, sehingga pada tanggal 17 juli 1996 Depag
mengeluarkan tanda bukti sebagai madrasah yang statusnya masih tercatat
dengan nomor : Wm 06. 03/PP. 03. 2/2521/ 1997. status ini didapatkan setelah
pengurus madrasah mengajukan permohonan mendirikan madrasah swasta dengan
nomor : Pc./36/a-6/II/1997 atas nama pengurus pimpinan cabang lembaga
pendidikan Maarif NU kabupaten Malang, yang surat tembusannya dikirimkan
( diajukan) pada kantor Depag Jawa Timur.
Pada tanggal 4 juni 1998, madrasah ini mendapatkan surat rekomendasi dan
pengawas Depag kantor wilayah Depag Jawa Timur, dengan noor : Wm. 01. 04/
P.P. 00. 63/ 88 sebagai pertimbangan status terdaftar dengan syarat sudah
melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM). Dan tepat pada tanggal 19
Oktober 1998 MTs AL-MAARIF 02 Singasari resmi memperoleh status terdaftar.
Sejarah singkat perjalanan MTsN Malang III ini bukan berarti tidak
memiliki rintangan atau halangan dalam merealisasikan cita-cita tersebut, namun
yang paling teringat oleh Bapak Drs.Moh Mahfudz, sebagai salah satu pencetus ide
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
34/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
mendirikan madrasah ini adalah, ketika mengonfirmasikan pendirian madrasah ini
kepada pengurus Diknas kecamatan yang pada waktu itu kepala Diknasnya
beragama Nasrani. Bisa dibayangkan masalah apa yang akan didapat oleh pengurus
madrasah ketika ia ataupun mereka harus berhadapan dengan kepala Diknas
kecamatan yang beragama Nasrani tersebut.yaitu karena ketidak sepahaman aliran,
agama, dan kepercayaan antara pihak madrasah dan kepala Diknas kecamatan
itulah, sehingga pihak sekolah tidak mendapatkan legitimimasi dari pihak Diknas
kecamatan. Namun hal ini dapat segera diatasi dengan solusimenempuh pihak
Depag yang kemudian menghasilkan SK dengan nomor sebagaimana tersebut di
atas.
Sekedar informasi bahwasanya pada awalnya madrasah ini mampu
meluluskan siswa-siswi kurang sebanyak 70 siswa, dan arena perkembangannya
yang amat pesat pada tahun-tahun berikutnya madrasah ini mampu meluluskan
sekitar 140-an siswa-siswi.
Dari segi fisik, pada saat ini MTs AL-MAARIF 02 Sigosari memiliki ruang
sebanyak 11 (sebelas) ruangan, dan pada saat ini madrasah yang berada dibawah
naungan yayasan Darul Mannan ini sedang membangun gedung-gedung tambahan
mengingat animo masyarakat yang begitu besar terhadap eksistensi madrasah ini.
MTs AL-MAARIF 02 Sigosari yang pada awalnya berdirinya ini secara
administrative masih bernaung dibawah MTs AL-MAARIF 01 merupakan
madrasah yang berada di tengah-tengah masyarakat pasar Singosari, tepatnya
dibelakang pasar dengan alamat JL. Sidorejo 55, Kel. Pangentan, SingosariMalang
sekitar 100 meter dari jalan raya.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
35/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya,
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTsN Malang III Malang yang
berada di Jl. Sidorejo No.55 Singosari Malang, dimulai tanggal 27 Juli 12
September 2007. Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII B MTsN Malang
III dalam rangka peningkatan keberhasilan pembelajaran Fiqih melalui metode
Demonstrasi dan Tanya jawab
Penulis melalukan penelitian berdasarkan pengamatan di kelas selama
proses pengajaran berlangsung. Penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab
ini menyebabkan siswa tidak jenuh di dalam kelas, mereka merasakan bahwa
mempelajari Fiqih adalah sesuatu yang mengasyikkan.
Penelitian yang telah dilakukan di dalam kelas mengenai metode ini
menunjukkan bahwa para peserta didik memperoleh kemajuan secara statistik di
dalam "Pelafalan dan Kebiasaan berFiqih" dan dalam memahami ujaran-ujaran
baru. Generalisasi hasil kemajuan dimaksud berlaku bagi siswa kelas VIII B
khususnya sebagai obyek penelitian dan bagi seluruh siswa-siswi MTsN Malang
IIIumumnya sebagai pelengkap data penelitian.
Untuk mengaplikasikan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini, penulis
menerapkannya di awal pelajaran. Penulis berusaha untuk membuka pelajaran
dengan membacakan materi Iman kepada rasul Allah terlebih dahulu, agar siswa
terlatih dalam membaca materi Fiqih dengan baik dan benar. Hal ini terbukti
dengan lembar pengamatan penulis yang telah disajikan dalam pembahasan tentang
Analisis dan Refleksi. Mereka sebagian besar merespon kegiatan guru dalam
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan latihan untuk mendemostrasikan materi
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
36/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Iman kepada rasul Allah di depan kelas, selain itu mereka juga merasakan bahwa
Fiqih itu mudah dan bisa dipelajari kapan pun dan di mana pun.
Selain itu siswa juga mempunyai semangat belajar keagamaan khususnya
Fiqih. Dengan adanya penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi dan Tanya
jawab ini diharapkan bagi guru mata pelajaran Fiqih untuk berusaha mengadakan
variasi pembelajaran Fiqih di kelas. Salah satu teknis pemecahannya adalah dengan
menerapkan metode Demonstrasi dan Tanya jawab pada pembelajaran Fiqih. Fiqih
sebagai salah satu mata pelajaran digunakan sebagai alat komunikasi untuk
berdakwah,
Fiqih diajarkan atau masuk sebagai kurikulum sekolah pada tingkat sekolah
dasar (MI atau Madrasah Ibtidaiyah) yang selanjutnya diteruskan pada tingkat
pertama dan tingkat menengah. Meskipun Fiqih ini telah diajarkan sejak dini, tetapi
hasil dari pembelajaran tersebut belum bisa maksimal dengan hasil yang sangat
memuaskan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih masih
terus dicoba dan dirancang dengan sedemikian bagusnya untuk mendapatkan hasil
yang lebih bagus. Untuk memecahkan masalah pembelajaran demikian, perlu
dilakukan beberapa upaya, antara lain berupa penerapan strategi pembelajaran atau
penggunaan metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi dan hasil
belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya SBM
srtategi belejar mengajar, menyebut bahwa metode mengajar adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau
instruktur. Macam-macam metode mengajar adalah metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi dan eksperimen,
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
37/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
metode kerja kelompok, metode sosio drama dan bermain peran, metode karya
wisata, metode belajar beregu dan metode proyek. Sedangkan dalam pembelajaran
Fiqih materi yang diajarkan adalah mencakup banyak aspek, antara lain : Rukun
Islam, Rukun Iman, Thaharah, Fiqih, Quran Hadits,dsb.
Disamping yang telah disebutkan diatas, dalam pembelajaran Fiqih
memerlukan metode yang bisa menunjang keberhasilan pelajaran. Metode mengajar
yang telah disebutkan dalam buku strategi belajar mengajar ada 10 (sebagaimana
disebutkan dalam pendahuluan).
Salah satu metode diatas (dan dapat diterapkan dalam pembelajaran Fiqih)
adalah metode demonstrasi dan Tanya Jawab. Yang dimaksud dengan metode
demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama
mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari pada yang diketahui.
Sebagaimana yang telah diketahui bersama, bahwa sebenarnya metode ini
telah diterapkan oleh sebagian besar lembaga pendidikan (sekolah) pada mata
pelajaran lain yang membutuhkan adanya praktek secara langsung. Hal ini
dimaksudkan sebagai praktek atau apresiasi ketrampilan siswa dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan diakui atau tidak, metode ini sedikit
banyak memberi pengaruh positif terhadap kemampuan kongnitif siswa. Mengingat
hal tersebut, penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini adalah merupakan
metode yang baik diterapkan pada siswa kelas 1 (satu) sebagai pengalaman yang
melibatkan pribadi siswa, sebab dan selanjutnya dibelajarkan pada kelas diatasnya.
Sekolah menengah pertama Muhammadiyah 2 adalah merupakan sekolah
yang menyebutkan Fiqih dalam daftar kurikulum dan klasifikasikan sebagai
program diklat normatif dan adaptif. Sekolah ini mengharapkan kelancaran dan
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
38/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
kreatifitas siswanya dalam belajar Fiqih yang baik dan benar. Hal ini telah ditempuh
dengan beberapa metode yang diterapkan dan metode tersebut tidak menyimpang
ajaran agama Islam yang ada dalam Fiqih. Untuk itu penelitian tindakan kelas PTK
yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTsN Malang IIImengarah pada
pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dan Tanya jawab.
Dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui kesesuaian metode dalam
pembelajaran Fiqih yang dirasa dapat memberi konstribusi banyak terhadap siswa
dan guru.
Guru hendaknya memperkenalkan struktur-struktur baru secara lisan
maupun tertulis, dengan memakai media yang efektif. Selain itu juga memberi
kesempatan kepada siswa untuk mendengar struktur tersebut berulang kali dan
meminta kembali untuk mengulanginya berkali-kali supaya mereka cepat
memahami materi Fiqih.
Buku berfungsi sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan
sebagai guru karena buku tidak dapat berbicara, mendengar, mengoreksi, atau
memberi dorongan. Instruksi haruslah berasal dari guru dan bukan dari sebuah
buku. Oleh karena itu, sebaiknya buku teks hanya dijadikan sebagai pelengkap.
Adapun pengenalan terhadap materi yang baru (materi lisan) hendaklah berasal dari
guru itu sendiri.
Siswa harus mempunyai semangat yang meluap-luap di dalam belajar
agama khususnya Fiqih hingga KMUP (kemauan, minat, usaha, dan perhatian) bisa
tercipta pada diri mereka. Mereka harus memiliki keberanian untuk bertanya dan
maju kedepan kelas tanpa malu. Hendaklah seorang guru menyampaikan kepada
mereka keuntungan atau kelebihan orang yang mengetahui Fiqih.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
39/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Pujian-pujian juga akan mendorong mereka maju selangkah di dalam usaha
belajar mereka. Bila keinginan yang riil untuk belajar Fiqih mulai bersemi pada diri
mereka, maka separuh dari tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap selesai.
Tujuan dari penciptaan suasana segar di kelas adalah agar perasaan tertekan
yang ada pada diri siswa dapat hilang. Tawa dan senyum seorang guru dapat
dianggap sebagai pembantu pembangkit suasana yang menyenangkan. Begitu pula
cerita-cerita lucon dalam Fiqih, anekdot-anekdot, permainan, dan sebagainya,
kesemuanya dapat memecah kebekuan di dalam belajar Fiqih.
Kiranya bahasan yang telah dikemukakan di atas dapat merupakan suatu
hasil penelitian yang sangat berharga. Terbukti dengan adanya penerapan metode
Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang III,
proses pembelajaran Fiqih di sekolah ini mengalami kemajuan dan keberhasilan
yang diinginkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menjelaskan berbagai permasalahan yang terjadi dalam
proses belajar mengajar, maka penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab
terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang IIIsudah termasuk dalam kategori
berhasil. Terbukti mereka sangat antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
40/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Fiqih dibandingkan sebelumnya, yakni sebelum adanya penerapan metode
Demonstrasi dan Tanya Jawab. Siswa menjadi betah di kelas, suasana kelas
menyenangkan dan kelihatan hidup sehingga mereka sudah tidak beranggapan lagi
bahwa Fiqih itu sebagai momok dalam proses belajar mengajar.
Metode Demonstrasi dan Tanya Jawab yaitu cara menyajikan bahan
pelajaran Fiqih melalui Ceramah dan Tanya jawab, dalam percakapan itu dapat
terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah
dan terus memperkaya perbendaharaan ilmu agama.
B. Saran
Penulis mempunyai beberapa solusi dalam rangka meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari Fiqih di MTsN Malang III Seorang guru yang baik harus
selalu mempersiapkan materi / topik bahasan terlebih dulu sebelum pelajaran
dimulai, cara-cara dan teknik serta taktik yang akan diberikan hendaknya senantiasa
dipikirkan.
Adapun saran-saran tersebut ialah :
a. Dalam menyampaikan materi usahakan menggunakan metode yang menarik
seperti : Demonstrasi, Tanya jawab, Berbicara Fiqih di dalam kelas,
Memberikan banyak tamrinat, Melatih siswa bertanya dalam Fiqih,
Memberikan semangat/dorongan untuk belajar Fiqih, Menciptakan suasana
yang menyenangkan.
b. Diharapkan untuk menambah buku-buku Fiqih di perpustakaan agar siswa
gemar membaca dan memahami ajaran agama Islam tersebut dalam
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
41/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
kehidupan sehari-hari.
c. Perlu kiranya sesekali diadakan study banding sambil refreshing untuk
belajar Fiqih di luar kelas, bahkan di luar sekolah, seperti : mengadakan
kunjungan ke Pondok-pondok Pesantren yang mempunyai kualitas tinggi
dalam pembelajaran Fiqih.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Fiqih dan Metode Pengajarannya (BeberapaPokok
Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktek) Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
42/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III
Cipta : 2002.
I.L. Pasaribu, dkk, 1986. Detaktik dan Metodik. Tarsito, Bandung.
Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik Metode Pendidikan Umum. Usaha Nasional,
Surabaya.
Moh. Uzer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya,
Bandung
Roestyah, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta
S. Nasution, 1986. Detaktik Azas-Azas Belajar. Jemmars, Bandung.
Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali, Jakarta
Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi Pengajaran Agama dan Fiqih. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada. 1997.
.
.
UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG
-
7/28/2019 penelitian tindakan kelas Fiqih
43/43
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III