laporan penelitian tindakan kelas mr 2011

43
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DENGAN MEMBUAT JARINGAN KOMUNIKASI SISWA DAN PERILAKU ATTENDING KONSELOR TERHADAP SISWA KELAS IX 0leh: MARIA PATRICIA ROTTI, S.Th. NIK: 8809070070

Upload: anonymous-wp4bhr

Post on 18-Jul-2016

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PTK ( )

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DENGAN MEMBUAT JARINGAN

KOMUNIKASI SISWA DAN PERILAKU ATTENDING KONSELOR TERHADAP SISWA

KELAS IX

0leh:

MARIA PATRICIA ROTTI, S.Th.

NIK: 8809070070

SMP PAHOA

TANGERANG

2011

Page 2: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

1. Judul Penelitian UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DENGAN MEMBUAT JARINGAN KOMUNIKASI SISWA DAN PERILAKU ATTENDING KONSELOR TERHADAP SISWA KELAS IX

2. Identitas Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelarb. Jenis Kelaminc. NIKd. Alamat rumah: Nomor telepon/HP:

MARIA PATRICIA ROTTI, S.Th.

Perempuan8809070070Cystal Residence CT 16, Gading Serpong0812-870870-94

3. Lama Penelitian Satu semester

Mengetahui & Menyetujui Tangerang, 16 Desember 2011Kepala sekolah Peneliti

Lia Soleman S. Pd. Maria Patricia Rotti, S. Th.

DESEMBER 2011 Page 1

Page 3: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

ABSTRAKSI 

Kuda hanya bisa berkeliaran sampai dia dipasangi tali kekang. Uang atau gas tak bisa mendorong apapun sampai dikurung. Niagara tak bisa menghasilkan cahaya dan listrik sampai disalurkan. Kehidupan tak bisa menjadi agung sampai difokuskan, didedikasikan, didisiplinkan!

Henry Emerson Fosdick.

DESEMBER 2011 Page 2

MIT

OS

REAL

ITAS

Teori motivasi keledai “Wortel dan Cambuk” adalah bentuk motivasi terbaik

(Paradigma lama)

Motivasi “Wortel dan Cambuk” adalah psikologi binatang. Manusia punya kemampuan untuk memilih.

Anda bisa membeli tenaga seseorang, tetapi tidak bisa membeli hati dan pikirannya. Anda bisa membeli tenaga mereka, tetapi tidak bisa membeli jiwa mereka.

(Paradigama baru)

Page 4: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

DAFTAR ISI

Lembar judul penelitian tindakan kelas ..............................………………………………… i

Lembar identitas peneliti dan pengasahan .................................……………………………. ii

Abstrak ...................…………………………………………………………………………. iii

Daftar isi ....................………………………………………………………………………. iv

I. Pendahuluan

II. Kajian pustaka

III. Pelaksanaan penelitian

IV. Hasil penelitian dan pembahasan

V. Simpulan dan saran

Daftar pustaka

Lampiran

DESEMBER 2011 Page 3

Page 5: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

BAB I

PENDAHULUAN

lternatif pertama, untuk peran pemberdayaan dalam kepemimpinan adalah

dengan mencoba mendapatkan hasil dengan mengontrol siswa.

Alternative kedua, adalah dengan melepaskan siswa, dengan membiarkan

siswa. Dengan kata lain, alih-alih ingin membuat siswa mandiri padahal dalam kenyataan

sesungguhnya mengabaikan dan tidak bertanggung jawab.1

Alternatif ketiga, memiliki sifat lebih tegas sekaligus lebih ramah. Alternatif ini adalah otonomi

yang terarah melalui kesepakatan bersama yang dibangun bedasarkan tujuan yang sudah

disepakati dan bertanggung jawab terhadap hasil.

Salah satu kegiatan utama yang harus diselesaikan oleh guru adalah menetapkan peraturan umum

dalam kelas, yang berlaku bagi semua siswa, berikut konsekuensinya, yang akan diterapkan

secara merata.

Keberadaan Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan dampak positif yang amat besar

terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya

permasalahan belajar yang dialami siswa antara lain:

1. Siswa tidak dapat mempersiapkan bahan dan peralatan sekolahnya dengan baik.

2. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pertanyaan atau pernyataan

dalam proses pembelajaran.

3. Siswa sering melanggar kedisiplinan kehadiran di sekolah, misalnya sering datang

terlambat, sering tidak masuk sekolah, berbicara kotor, ‘over acting’ ketika belajar.

1 Steven R. Corvey, The 8th Habit, Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 370

DESEMBER 2011 Page 4

A

Page 6: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

4. Malas mencatat mata pelajaran.

5. Tidak menindak lanjuti proses belajar mengajar.2

6. Tidak bergairah atau termotivasi dalam belajar.

7. Siswa tidak melaksanakan belajar, dan diskusi kelompok.

8. Tidak bergairah dalam melaksanakan tugas atau latihan mata pelajaran.

9. Siswa malas berkonsultasi dengan guru.

Dalam praktiknya penanganan masalah-masalah siswa di atas masuk dalam kerangka bimbingan

dan konseling dan diselesaikan melalui konseling individu dan bimbingan klasikal di dalam

kelas. Berbagai teori yang dianjurkan oleh para ahli mengenai pendekatan atau teknik sudah

digunakan oleh konselor ketika proses konseling berlangsung.

Meskipun bimbingan dan konseling tidak seluruhnya merupakan hal yang baru, tetapi berbeda

benar dengan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh orang-orang tua pada masa yang

lampau. Perbedaan itu terletak pada segi pendekatan atau approach yang ditempuh dalam

menghadapi masalahnya. Sesuai dengan zaman yang selalu berkembang, bimbingan dan

konseling pun tidak mau tertinggal dari disiplin ilmu yang lain. Salah satu bukti perkembangan

ini menghasilkan penelitian yang dikemas dalam sebuah judul penelitian tindakan kelas (PTK) :

“UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DENGAN MEMBUAT JARINGAN

KOMUNIKASI SISWA DAN PERILAKU ATTENDING KONSELOR TERHADAP SISWA

KELAS IX"di SMP Pahoa, Gading Serpong – Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

2 Lihat lampiran

DESEMBER 2011 Page 5

Page 7: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

1. Prestasi belajar rendah,

2. Kurang minat belajar,

3. Pelanggaran tata tertib,

4. Pemalu, penakut, penyendiri, berbicara kotor, dan berperilaku kasar

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Permasalahan dalam PTK ini yaitu :

1. Bagaimanakah pengaruh “Jaringan Komunikasi Siswa” dalam mengatasi

permasalahan siswa di sekolah?

2. Bagaimanakah pengaruh Konseling dengan Perilaku Attending guru selaku konselor

dalam peningkatan prestasi siswa

Pemecahan masalah yang dilakukan guru berupa tindakan :

1. Membuat Jaringan Komunikasi Siswa

2. Langkah-langkah konseling dengan Perilaku Attending

3. Pengentasan permasalahan siswa

4. Pemantauan peningkatan hasil prestasi siswa

5. Mengamati pengaruh konseling dengan Perilaku Attending terhadap gairah belajar siswa

dan prestasi belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Teoritik

Tujuan teoritik penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui pengaruh jaringan

komunikasi dan pendekatan attending dalam peningkatan semangat belajar, tanggung jawab

siswa sebagai pelajar, mengentaskan permasalahan belajar siswa, serta meningkatkan

kemampuan guru untuk membimbing siswa.

DESEMBER 2011 Page 6

Page 8: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

2. Tujuan Praktis

a) Membangkitkan semangat siswa untuk belajar

b) Mengatasi permasalahan siswa

c) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

d) Meningkatkan prestasi belajar siswa

e) Meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing siswa

E. Manfaat Hasil Penelitian

Jaringan Komunikasi Siswa dan Konseling dengan Perilaku Attending (menghampiri klien)

bermanfaat :

1. Bagi Siswa

a. Membangkitkan semangat, partisipasi, peran siswa dalam belajar

b. Mengatasi permasalahan pribadi dan pergaulan

c. Meningkatkan harga diri siswa yang bermasalah/klien

d. Menciptakan suasana aman, mempermudah ekspresi perasaan siswa yang

bermasalah/klien dengan bebas

e. Memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan

dan pribadi siswa; baik melalui konseling individual maupun dalam pembinaan

secara klasikal yang dilaksanakan di dalam kelas.

2. Bagi Peneliti : hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat memberikan pemahaman

pengaruh Jaringan Komunikasi dan Konseling dengan Perilaku Attending terhadap

pengentasan permasalahan, juga memberikan sumbangan penyempurnaan praktek karena

penelitian tindakan kelas ini menghasilkan deskripsi dan analisis tentang kegiatan, proses,

atau peristiwa-peristiwa penting dalam bimbingan konseling.

DESEMBER 2011 Page 7

Page 9: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

3. Selanjutnya bagi guru, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi cermin

menginstropeksi diri berkenaan dengan tugas guru dalam membimbing siswa di

kelasnya.

4. Bagi pengambil kebijakan khususnya yang terkait dengan pembelajaran di SMP,

hasil penelitian tindakan kelas ini memberi sumbangan bagi perumusan,

implementasi dan perubahan kebijakan; sebagai upaya perbaikan sistem bimbingan

konseling guna peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan pendidikan di sekolah.

DESEMBER 2011 Page 8

Page 10: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Akar Kata Komunikasi

Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya

“communis” adalah “communico” yang artinya berbagi. 3 Dalam literatur lain disebutkan

komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti "

membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering

di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin

yang mirip Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan

di anut secara sama.

Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.

Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, “communicate”, berarti (1)

untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk membuat

tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang

simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti : (1) pertukaran

simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-

individu melalui simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-

gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari akar kata yang

maknanya selalu (1) melibatkan pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun

nonverbal, (2) terbangunnya relasi kebersamaan antara komunikator dengan komunikan.

Simbol atau tanda verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau

tanda nonverbal seperti mimik, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan 3 Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3, (http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/).

DESEMBER 2011 Page 9

Page 11: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman

melainkan terbentuknya kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan

melalui simbol atau tanda-tanda tertentu yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi

kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan

pihak lain (antarpersonal).

Dari berbagai definisi komunikasi yang ada, Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya

Pengantar Ilmu Komunikasi mencoba menjabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili

sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut antara lain:

1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Definisi ini

seperti yang dikemukakan Hovland, Janis & Kelley (1953).

2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan

lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,

angka-angka dan lain-lain. Komunikasi ini seperti yang dikemukakan Berelson

dan Stainer (1964).

3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,

mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil

apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). Definisi

seperti yang dikemukakan Lasswell (1960).

4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki

oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Definisi ini seperti yang dikemukakan Gode (1959).

5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa

ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

Definisi ini seperti dikemukakan Barnlund (1964).

6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian

lainnya dalam kehidupan. Definisi ini seperti yang disampaikan Ruesch (1957).

DESEMBER 2011 Page 10

Page 12: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat

mempengaruhi pikiran orang lainnya. Definisi ini seperti yang dikemukakan

Weaver (1949) (Zubair, 2006).

2. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan prestasi belajar, tentu mudah memberikan

jawaban dengan begitu saja, mengingat bayak komponen dan faktor yang ikut

melatarbelakanginya. Ada faktor yang berasal dari luar diri siswa, dan ada pula yang berasal

dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu faktor psikologis dan pisiologi.

Meskipun demikan tidak mengurangi makna ungkapan diatas, dan untuk lebih memudahkan

dalam memehami pengertian prestasi belajar, berbagai faktor yang terlibat dalam proses

belajar dan akhirnya mengemukakan tentang prestasi belajar tersebut.

a. Pengertian Belajar

Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi perilaku secara progresif.

(Nana S, dan M. Surya, 1975 : 59).

Sedangkan Prandsen (1957 : 43) memberikan batasan belajar sebagai berikut :

…….. a change in experience or behavior resulting from purposeful observation, over

activity, or thingking, and accompairid by motivational-emosional reactions, which

results in more adequate satisfaction of the motivating conditions.

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau pengalaman sebagai akibat dari

perhatian terhadap tujuan atas kegiatannya, atau hasil berpikir dan disertai dengan

dorongan dan reaksi emosi, sebagai akibat dari kepuasan yang memadai dari kondosi

dorongannya.

Abin Syamsudin (2003 : 134) merangkumkan pengertian belajar dari beberapa ahli dalam

satu pernyataan yakni suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang.

Pengertian belajar dapat disimpulkan :

Belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku,

Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku,

DESEMBER 2011 Page 11

Page 13: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Belajar merupakan suatu proses,

Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang akan dicapai,

Belajar merupakan suatu bentuk pengalaman.

b. Faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar

Pada dasarnya kehidupan sekolah tidak ubahnya dengan kehidupan sosial yang sangat

luas. Sekolah merupakan miniatur kehidupan sosial. Para siswa yang belajar berusaha

mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan sosial secara matang.

Interaksi antara sejumlah individu dalam lingkungan sekolah, juga terlibatnya lingkungan

sekitar, sehingga mewujudkan kondisi yang amat kompleks dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Faktor-faktor dalam diri murid (intern) dan faktor yang datang dari

luar (extern) secara bersama-sama turut mempengaruhi kegiatan belajar murid yang

hasilnya tercermin dalam perubahan pola-pola perilaku mereka. 4

Kebiasaan terletak pada bidang potong antara pengetahuan, sikap, dan keahlian.

Bagan di atas menjelaskan bahwa ada tiga masukan (input) yang secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama turut mempengaruhi Proses Belajar Mengajar.

4 Lihat lampiran

DESEMBER 2011 Page 12

Keahlian

SikapPengetahuan

kebiasaan

Page 14: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Interaksi ketiga masukan tersebut dapat mempengaruhi keluaran yang diharapkan (expected

output) yaitu berupa hasil belajar para siswa. Bloom dan kawan-kawan membedakan hasil

belajar yang diharapkan itu berdasarkan atas kawasan (taxonomy), mulai yang paling sederhana

sampai yang paling kompleks. Ketiga kawasan keprilakuan manusia itu ialah kawasan kognitif

(cognitive domain), kawasan afektif (affective domain), dan kawasan psikomotorik

(psychomotorik domain).

3). Prestasi Belajar

Mengetahui tapi tidak melakukan sesungguhnya sama saja dengan tidak mengetahui. Belajar tapi

tidak melakukan adalah tidak belajar, Dengan kata lain, memahami sesuatu, tetapi tidak

menerapkannya sama saja dengan tidak memahaminya. 5

Setiap siswa yang belajar memiliki keinginan untuk berprestasi. Prestasi belajar pada dasarnya

adalah suatu kemampuan berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau

pengalaman. Reigeluth (2003: 59) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah prilaku yang

dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut

Sudjana (1990: 22) prestasi belajar adalah kemapuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1992: 76) menyatakan

bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses

belajar. Artinya, prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan dimiliki murid

setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. Soedijarto (1993:25) mendefinisikan prestasi

belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Muhibbin (2004: 11) menjelaskan bahwa “prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Sedangkan Altbach, Arnove dan

Kelly (1999: 201) menyatakan bahwa “prestasi belajar hanya ukuran keberhasilan di sekolah

5 Steven R. Corvey, The 8th Habit, Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 50

DESEMBER 2011 Page 13

Page 15: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

tidak termasuk keberhasilan keluarga dan lingkungan”. Lebih lanjut Altbach, Arnove, dan Kelly

(1999: 202) mengemukakan bahwa “prestasi adalah hasil dari proses pendidikan, yakni

penyesuaian diri, perubahan emosional, ataupun perubahan tingkah laku”. Demikian pula dengan

pendapat Davis dalam Badrijah (2004: 12) bahwa “prestasi belajar adalah pengetahuan yang

diperoleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran”. Menurut Winkel dalam Sudjana (2001:

23) prestasi belajar dikelompokkan dalam lima kategori, yakni:

1. Intelektual (intellectual skill) yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan

lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk representasi, khususnya

konsep dan berbagai lambang/simbol.

2. Strategi kognitif (cognitive strategy) yaitu kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal individu dalam

belajar, mengingat dan berpikir.

3. Informasi verbal (verbal information) yaitu pengetahuan seseorang yang dapat

diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.

4. Keterampilan motorik (motor skill) yaitu meliputi kemampuan melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan

koordinasi seluruh anggota badan secara terpadu.

5. Sikap (attitude) yaitu kemampuan intelektual untuk mengetahui tingkah laku

seseorang, dan didasari oleh emosi kepercayaan serta faktor intelektual.6

6Blog Pendidikan, rppsilabusterbaru.com

DESEMBER 2011 Page 14

Page 16: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

2. Starategi Dasar Layanan Bimbingan di SMP

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik

dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta

perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi

pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang

dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah

yang dihadapi peserta didik.

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara

perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam

bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan

perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

DESEMBER 2011 Page 15

Page 17: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

B. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,

serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan

efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah

dan belajar secara mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil

keputusan karir.

C. Perilaku Attending

Perilaku Attending , (teknik menghadapi klien) melalui kontak mata, bahwa badan, bahasa

lisan, sehingga klien akan terlihat dalam pembicaraan terbuka. Attending baik untuk

meningkatkan harga diri klien yang bebas. Perlu dihindari konselor berpenampilan attending

yang kurang baik seperti: kepala kaku, muka kaku, ekspresi melamun, mengalihkan

pandangan, tidak terlihat saat klien sedang bicara, mata melotot. Posisi tubuh bersandar

miring, tegak kaku, jarang duduk, jarak duduk menjauh, duduk kurang akrab, dan berpaling.

Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik dim untuk memberi kesempatan

klien guna berpikir dan berbicara. Penelitian konselor terpecah, mudah buyar oleh gangguan

(Sofyan. S. Willis, 2004 : 176). Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien

yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending

yang baik dapat:

1. Meningkatkan harga diri klien.

2. Menciptakan suasana yang aman

3. Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

DESEMBER 2011 Page 16

Page 18: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Contoh perilaku attending yang baik :

Kepala : melakukan anggukan jika setuju

Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum

Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien agak

dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan

sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.

Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam

(menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.

Contoh perilaku attending yang tidak baik :

Kepala : kaku

Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien

sedang bicara, mata melotot.

Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh,

duduk kurang akrab dan berpaling.

Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi

kesempatan klien berfikir dan berbicara.

Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar.

3. Kajian Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempergunakan Jaringan Komunikasi Siswa dan Konseling dengan

Perilaku Attending dalam mengatasi permasalahan siswa kelas IX yang rata-rata berusia 13-

DESEMBER 2011 Page 17

Page 19: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

16 tahun dengan berasumsi dasar bahwa siswa/klien kurang mampu mengatasi sendiri

terhadap masalah yang dihadapi, karena itu klien membutuhkan bantuan dari orang lain, yaitu

guru selaku konselor. Guru sebagai konselor harus memiliki khasanah teori dan teknik

konseling yang justru jauh lebih kaya dari pada mereka yang bertujuan di lingkungan sekolah

yang lebih tinggi (HM. Arifin 2003: 22). Teori dan teknik-teknik konseling peorangan yang

dipakai untuk anak-anak SMP. Anak SMP perlu banyak perhatian, dan konselor bertanggung

jawab penuh melindungi kerahasiaan mereka, mendorong anak agar mampu datang untuk

memperoleh layanan bimbingan. Selanjutnya guru, Kepala Sekolah, Kesiswaan, dan orang tua

hendaknya saling bekerjasama. Wali Kelas paling dekat bergaul, memperhatikan segenap

tingkah laku anak-anak sehari-hari di sekolah, sikap-sikap kebiasaan belajar, hubungan sosial

mereka, tingkah laku yang menyimpang dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan anak-

anak yang dapat diketahui secara langsung oleh Wali Kelas, lalu Wali Kelas dapat memberi

bantuan dan dapat pula mengalih tangankan kepada konselor/Kepala Sekolah/Kesiswaan yang

masih cukup memiliki pemahaman tentang siswanya sebagai konselor yang aktif, banyak

perhatian, sering menciptakan suasana, melakukan kegiatan yang menyenangkan,

menguntungkan anak, akan dirasakan dekat dan banyak dikunjungi anak. Maka fungsi

konselor dengan segala peran yang dapat diberikan kepada mereka, akan banyak menentukan

frekuensi dan intensitas pemanfaatan jasa konseling anak. Melalui jaringan komunikasi siswa

dan konseling dengan Perilaku Attending yang berorientasi kepada pengubahan tingkah laku

secara langsung, akan memberikan sumbangan kepada keberhasilan siswa di sekolah maupun

di luar sekolah. Dari rujukan di atas cukup alasan perlunya anak SMP memperoleh bimbingan

konseling menggunakan konseling dengan Perilaku Attending secara terprogram. Selanjutnya

peneliti menyakini akan membawa perubahan yang sangat berarti bagi siswa.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

DESEMBER 2011 Page 18

Page 20: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

A. Objek Tindakan

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX.5 dan IX.7 SMP Pahoa – Gading

Serpong Tangerang, berjumlah 64 siswa (32 siswa per-kelas) dengan rincian 28 laki-laki dan 36

perempuan.

B. Setting, Lokasi, Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini meliputi : data-data hasil wawancara terhadap responden,

sumber data peristiwa : hasil observasi, hasil analisis dokumen, artifak yang berasal dari

siswa/klien maupun dari guru/konselor dan peneliti.

Subjek penelitian yang berasal dari siswa berupa hasil pengamatan tentang :

1. Partisipasi dalam belajar, bekerja sama, berani bertanya

2. Tidak berbicara kotor, tidak bertengkar

3. Berani berpendapat, membuka diri, berterus terang

4. Cerita, gembira, menerima nasihat, merencanakan tindakan

Guru/konselor dalam kegiatan bimbingan konseling berupa :

1. Mengamati, mencatat, mengumpulkan data tentang sejauh manakah pengaruh bimbingan

konseling menggunakan jaringan komunikasi siswa dan teknik attending terhadap gairah

belajar siswa dan prestasi belajar siswa

2. Tercapainya tujuan pokok bimbingan konseling

3. Guru selaku konselor dalam attending selalu berupaya untuk berpenampilan baik, seperti:

kepala mengangguk jika setuju dan melakukan kontak pandang dengan siswa/klien

4. Ekspresi wajah guru/konselor tenang, ceria, tersenyum

5. Posisi tubuh konselor agak condong kearah klien, jarak dekat, duduk akan berhadapan

atau berdampingan

DESEMBER 2011 Page 19

Page 21: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

6. Tangan konselor bervariasi melakukan gerakan tangan/lengan spontans berubah arah

sebagai syarat menekankan ucapan

7. Kesabaran mendengarkan, aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai.

8. Empati ikut merasakan apa yang dirasakan klien

9. Merefleksi/pematulan kembali perasaan, pikiran pengalaman klien

10. Directing/mengarahkan klien

11. Paraphasing/dapat menangkap pesan utama klien

12. Interprestasi/berupaya megulas pemikiran, perasaan, perilaku yang merujuk pada teori

13. Bertanya membuka percakapan dan menyampaikan pertanyaan tertutup terhadap klien

14. Minimal Encouragment atau memberikan dorongan langsung terhadap apa yang

dikatakan klien

15. Bertindak sebagai leading/memimpin arah pembicaraan

16. Penyimpulan sementara/Summariing

17. Memberi kesempatan kepada klien untuk feed back/mengambil kilah baik dari hal-hal

yang telah dibicarakan

18. Penyimpulan hasil secara bertahap guna meningkatkan kualitas diskusi

19. Pemberian nasehat, informasi dan merencanakan tindakan selanjutnya

Setting Lokasi Penelitian tindakan Kelas ini ruang kelas IX.5 dan ruang kelas IX.7 SMP

PAHOA, Gading Serpong.

C.Untuk Menguraikan dan membahas permasalahan yang ada, maka peneliti

menggunakan dua jenis penelitian, yaitu:

1. Penelitan Kepustakaan (Library research)

DESEMBER 2011 Page 20

Page 22: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari data atau informasi melui buku-buku yang

akan menunjang data yang disajikan dalam karya tulis ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara-cara sebagai berikut:

a. Angket, peneliti mengedarkan angket kepada siswa kelas IX. 5 dan IX. 7 (siklus 1: 64

siswa, siklus ke 2 : 55 siswa) di SMP Pahoa

b. Untuk mendapat penguatan dari hasil angket, peneliti melampirkan beberapa contoh

faktor-faktor (luar dan dalam) yang mempengaruhi prestasi belajar dan mission

statement siswa

c. Hasil observasi kelas (siklus 1) Pengamatan akan dilakukan terhadap siswa untuk

memantau proses dan danpak penanganan masalah belajar melalui pendekatan

Attending dalam penggunaan permasalahan belajar siswa. Pengamatan yang akan

digunakan adalah pengamatan aktif. Kemudian hasil pengamatan akan dipergunakan

guna menata langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya dan hasil Unjuk Kerja

siswa (siklus 2)

d. 3. Analisa Dokumen

Analisa dokumen akan dilakukan terhadap dokumen-dokumen : data hasil angket,

pengamatan, data hasil unjuk kerja serta yang digali dari empat sumber yaitu :

peristiwa / kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen atau artifak terhadap guru

dan siswa, juga dari catatan lapangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam

upaya penanganan permasalahan belajar siswa. Tujuannya adalah untuk melengkapi

informasi yang telah diperoleh melalui pengamatan dan angket.

Indikator kinerja penelitian tindakan kelas dengan menggunakan jaringan komunikasi

siswa dan bimbingan konseling berupa :

1. Permasalahan siswa dalam minat belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

untuk sementara dapat teratasi

2. Semangat siswa untuk belajar mulai bangkit

3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran untuk sementara meningkat

DESEMBER 2011 Page 21

Page 23: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

4. Peningkatan kemampuan guru membimbing siswa

Peneliti melakukan persiapan awal meliputi kegiatan dengan mengadakan kontak

awal dan kesepakatan dengan reponden, guna membangun mempertahankan

kepercayaan, serta memilih informasi (Sugiharto, 2005: 43).

Kemudian langkah-langkah prosedur kerja yang dipergunakan menggunakan

tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, masing-masing

siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, implementasi, observasi,

evaluasi dan refleksi. (jadwal penelitian terlampir)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESEMBER 2011 Page 22

Page 24: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Setelah membahas kajian pustaka dan melaksanakan tindakan penelitian terhadap siswa kelas

IX.5 dan IX.7 terhadap Jaringan Komunikasi dan Perilaku Attending Konselor/Guru Moral BK,

maka dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian lapangan tentang hasil pengolahan data

siswa SMP Pahoa.

Pembahasan dalam bab ini merupakan analisa data dan interprestasi yang diperoleh melalui

angket kepada siswa, pengamatan/obervasi, Hasil Unjuk Kerja, dokumen/artifak terhadap guru

dan siswa. Hal-hal yang diteliti secara khusus dalam bab ini adalah sebagai berikut:

1. Cara mendisiplin siswa masih memerlukan system plus dan minus point

2. Perilaku attending dari guru, wali kelas dan praktisi pendidikan sangat mempengaruhi

semangat belajar siswa

3. Jaringan Komunikasi Siswa dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa

Seperti yang telah dinyatakan di atas bahwa untuk memperoleh data kualitatif yang diperlukan,

peneliti menugaskan siswa untuk membuat penilaian diri sendiri (self assasment), mission

statement, observasi kelas, angket dan mendapat masukan dari beberapa siswa yang di dukung

oleh teman-teman sekelasnya.

1. Cara mendisiplin siswa masih memerlukan system plus dan minus point

Dari hasil pengamatan, perlakuan system minus point (-4) bagi siswa yang tidak

membawa/mengerjakan tugas (yang diberikan oleh guru dalam hal ini konselor sebagai guru

Moral dan BK), serta pemberian plus point bagi siswa yang dapat menunjukkan hasil kerja yang

baik (setiap sesi diberikan 1 (satu) stamp untuk tiap tugas yang diberikan dan 10 stamp yang

telah terkumpul ditukar dengan 4 plus point).7 Dapat meningkatkan semangat belajar. Walaupun

masih ada beberapa siswa yang belum memanfaatkan momentum ini.

7 Lihat lampiran

DESEMBER 2011 Page 23

Page 25: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Hal ini terjadi karena siswa lupa membawa buku atau tugas-tugas yang diberikan, terlambat

masuk kelas (biasanya setelah jam istirahat karena siswa tidak membawa jam tangan, keasikan

bermain, atau terlalu lama di toilet)

2. Perilaku attending dari guru, wali kelas dan praktisi pendidikan sangat

mempengaruhi semangat belajar siswa

Siswa SMP Pahoa sangat mengharapakan pendekatan dan bimbingan dari para praktisi

pendidikan yang berperilaku attending. Dari jawaban dan pernyataan dalam LKS (lembar kerja

siswa) kelas 9 dan hasil angket pada siklus ke dua tergambar dengan nyata tentang hal tersebut

di atas.8 Namun berdasarkan kedua bukti fisik dan hasil konseling individu masih ditemukan

beberapa guru yang belum dapat berperilaku attending dan masih dirasakan sebagai suatu

hambatan dari faktor luar oleh siswa.

3. Jaringan Komunikasi Siswa dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa

Jaringan komunikasi siswa yang digunakan adalah layanan BBM, Chating internet via Hand

Phone, Face book dan Twetter. Namun yang lebih sering digunakan adalah layanan BBM.

Bagi siswa yang memiliki BB merasa sangat terbantu sebab mereka dapat diingatkan akan tugas-

tugas, kelengkapan seragam/atribut, bangun pagi, dan info-info sekolah lainnya. Namun bagi

yang tidak memiliki BB hal ini menjadi suatu hambatan.

SIKLUS PENELITIAN

8 Lihat lampiran

DESEMBER 2011 Page 24

Masalah siswa terdeteksi

Perilaku attending dari konselor , memakai plus dan minus point

Observasi di Kelas Moral/BKMulai ada perubahan kecil

Oktober 2011Masalah siswa belum sepenuhnya tuntas

Perilaku attending dari konselor, memakai plus dan minus point, menggunakan JarKom ( layanan

BBM)Observasi di Kelas Moral/BK

Masalah dapat teratasi dengan beberapa catatan di Bulan Desember 2011

November2011

Page 26: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan 1 Tesalonika 5 : 21 : Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik, oleh sebab itu peneliti berusaha untuk menguji cara pendekatan dan pemecahan masalah yang terdeteksi dalam

DESEMBER 2011 Page 25

Page 27: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

dua siklus sehingga memperoleh hasil dari pengujian tersebut dan menyimpulkannya sebagai berikut:

1. Cara mendisiplin siswa masih memerlukan system plus dan minus point

Beberapa siswa masih merasakan adanya kesenjangan antara pemberian minus dan plus

point (tidak semua guru bersedia memberikan plus point). Seharusnya pemberlakuan

minus dan plus point dapat dijadikan pembelajaran oleh siswa. Bahwa minus point akan

diperoleh dengan cepat bila tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya dan

sebaliknya plus point agak sulit diperoleh sehingga memerlukan perjuangan, semangat,

dan target yang harus dicapai.

Apabila tidak diberikan kesempatan memperoleh plus point maka siswa akan menjadi

apatis, tidak memiliki semangat juang dan pada akhirnya mereka mempunyai pemikiran

yang negative terhadap dunia pendidikan. (sekolah hanya pandai menghukum dan bukan

mendidik).

2. Perilaku attending dari guru, wali kelas dan praktisi pendidikan sangat mempengaruhi

semangat belajar siswa.

Beberapa siswa mengalami kesulitan berinteraksi dengan guru karena tidak memiliki

perilaku attending. Sehingga siswa malas untuk mendengarkan penjelasan guru, tidak

menaruh rasa hormat kepada gurunya dan pada akhirnya “tidak suka terhadap pelajaran

yang bersangkutan.”

3. Jaringan Komunikasi Siswa dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.

Beberapa siswa merasa terbantu akan adanya jaringan komunikasi antar siswa. Mereka

dapat saling mengingatkan dan sekaligus menjalin “pertemanan dan komunikasi yang

sehat” diantara siswa.

Namun disayangkan komunikasi ini hanya dapat dinikmati oleh sebagian siswa saja

(hanya yang memiliki BB).

DESEMBER 2011 Page 26

Page 28: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Guru/peneliti telah menyarankan untuk memakai jasa layanan SMS bagi yang tidak

memiliki BB agar jaringan komunikasi siswa ini dapat menjangkau seluruh siswa.

Dan memberi saran sebagai berikut:

1. Guru memiliki tanggungjawab sebagai orang tua untuk mengajar siswa sesuai

bimbingan Tuhan

2. Dalam segala hal, berilah contoh dengan melakukan apa yang baik. Menunjukkan

integritas dalam mengajar, memiliki keseriusan dan memberikan kata-kata yang

membangun, seperti yang tertulis dalam Titus 2 : 6-8 : Demikian juga orang-orang

muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan

jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur

dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.

3. Menjunjung tinggi disiplin dengan kasih, “karena Tuhan menghajar orang yang

dikasihi-Nya (Ibrani 12:6). Tidak ada rasa takut dalam kasih, aturan dan konsekuensi

harus diberitahu dengan jelas dan adil, tidak kasar dan selalu siap untuk memaafkan

siswa.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Elektronik, Lembaga Alkitab Indonesia, versi 2.7

DESEMBER 2011 Page 27

Page 29: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

Steven R. Corvey, The 8th Habit, Gramedia Pustaka Utama, 2008

Dosen: Ade Candra, Pengantar Ilmu Komunikasi, Sabtu, 8 April 2006

Hamadi. Metoda penelitian kualitatif. U MM Press, (2004).

Julianto Simanjuntak,Perlengkapan Seorang Konselor, Layanan Konseling Keluarga dan Karier, 1 April

2007

Jerry Rumahlatu,Psikologi Kepemimpinan, Cipta Varia Sarana, April 2011

Howard S. F , Miriam, Kepribadian Terori, Erlangga, 2006

Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3, (http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/).

Blog Pendidikan, rppsilabusterbaru.com

Boni pastoris est tondere pecus, non deglubere.

Adalah tugas seorang gembala yang baik mencukur dombanya, bukan mengulitinya .

DESEMBER 2011 Page 28

Page 30: Laporan Penelitian Tindakan Kelas Mr 2011

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BIMBINGAN KONSELING KELAS IX

DESEMBER 2011 Page 29