pendekatan saintifik
TRANSCRIPT
Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Elsa Cindrya7516150190
History
Hudson dan Rudolph menyatakan bahwa metode scientific pertama kali
diperkenalkan ke ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-
fakta ilmiah
Proses pembelajaran di PAUD
Techer oriented
Tidak memberikan
akses bagi anak untuk
berkembang
Perlu diterapkan strategi yang
membantu anak lebih mudah memahami
pembelajaran
Pengembangan kurikulum 2013
Student centered
Paud lebih baik jika
menggunakan model
pembelajaran terpadu melalui
pendekatan saintifik
Techer oriented
Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah
merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013. Dalam
pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai pendekatan ataupun
metode. Namun karakteristik dari pendekatan scientific tidak berbeda dengan metode scientific (scientific
method)
Langkah-langkah pembelajaran saintifik
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi
Proses pembelajaran yang menggunakan kemampuan berpikir ilmiah dengan seluruh indera secara aktif atau mewadahi dan melatarbelakangi pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis yang mencakup, agar anak secara aktif mengkonstruk kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui
beberapa komponen, yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar dan menyajikan
Kemendikbud
Alfred De Vito
Pembelajarnsaintifik
Rusman
DuckworthHasan
Kriteriapendekatan saintifik
1. Materi pembelajaran berbasis fakta2. Penjelasan guru3. Mendorong dan menginspirasi berpikir kritis4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan dan mengembangkan pola berpikir 6. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya
Pendekatan pengajaran proses mengembangkan kemahiran sainstifik
Winda nindya putriPeningkatan keterampilan komunikasi melalui pendekatan saintifik
(penelitian tindakan di kelompok B TK Lestari Depok)
1. Observasi2. Klasifikasi3. Memanipulasi material4. Mengomunikasikan5. Mencatat dan menyusun data6. Prediksi7. Interfensi8. Mengestimasi9. Proses penyidikan10. Pemecahan masalah/membuat kesimpulan
Pemikiran luhur
Pemikiran lahir
4 jenis pemikiran
saintifik
Pemikiran logik
Pemikiran lateral
4L
1. Mengamati melalui problem statement2. Menanya melalui stimulasi3. Mengumpulkan data melalui data collection4. Mengasosiasi melalui Data Prosessing dan Generalization5. Mengkomunikasikan atau Verifikasi
Reni SintawatiImplementasi pendekatan saintifik model Discovery Learning dalam pembelajaran
pendidikan agama islam
Langkah-langkah pendekatan saintifik bermodel discovery learning
Strategi pembelajaran berbasis pendekatan saintifik
1. Mengembangkan tujuan pembelajaran2. Memilih metode/model atau teknik yang
tepat3. Memilih media yang tepat4. Memilih materi ajar yang sesuai dengan
pencapaian kompetensi5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran6. Memilih sumber belajar yang tepat7. Menentukan instrumen penilaian yang
dapat mengukur kompetensi peserta didik
Dukungan/Pijakan Guru Kegiatan AnakPembukaan: Guru menyiapkan alat di tempatnya masing-masing. Beberapa alat
yang terkait dengan tema dan pengetahuan dibawa untuk dibahas bersama.
Guru menunjukkan kartu nama masing-masing anak. Guru menunjukkan gambar bagian-bagian anggota tubuh Guru menunjukkan contoh hiasan dinding dengan foto diri, lalu
berdiskusi: “ bahan apa saja yang diperlukan, bagaimana caranya, dst”
Guru mempersilakan anak untuk memilih kegiatan main yang diminatinya.
Anak mengidentifikasi huruf yang ada dikartu namanya dan
mencocokkan huruf yang sama dengan nama temannya. Anak mengamati bagian anggota tubuh dan menyebutkan nama-
namanya. Anak mengemukakan pendapatnya tentang bahan dan cara
membuat. Anak menentukan kegiatan main yang akan dipilihnya.
Inti:Guru mengamati apa yang dilakukan anak,mencatat di lembar pengamatan, memberidukungan apabila ada anak yang memerlukanbantuan atau menjawab pertanyaan-pertanyaanyang diajukan anak.
Anak bereksplorasi dengan kartu huruf untuk menyusun nama diri. Anak bereksplorasi dengan alat untuk menggunting gambar-gambar
anggota tubuh untuk ditempel sehingga menjadi tubuh yang utuh. Mempersilakan anak yang sudah selesai dengan kegiatan mainnya
untuk merapikan kembali alat dan bahan sebelum berpindah ke tempat lainnya.
Anak berekplorasi dengan alat krayon dan spidol untuk menggambar foto diri
Anak bereksplorasi dengan alat dan bahan untuk membuat hiasan dinding foto diri.
Setelah Bermain: Guru mengajak anak membereskan mainan yang sudah digunakan. Mengumpulkan semua anak. Menanyakan perasaan anak selama bermain, apa yang dikerjakan,
mengulang pengetahuan yang dikenalkan sebelum main. Membahas bila ada perilaku yang kurang tepat selama bermain dan
mengingatkan kembali aturan main.
Mengembalikan mainan ke tempat semula secara tertib. Berkumpul setelah membereskan mainan Secara bergilir menceritakan pengalaman bermainnya. Anak menunjukkan hasil karya dan menceritakan kepada kelompok. Berdiskusi tentang perilaku yang baik dan yang kurang baik.
AKTIVITAS/HASIL KARYA ANAK
CATATAN GURU ANALISA KOMPETENSI DASAR (KD)
Dona menggunting dengan menggunakan tiga jari. Ia menggunting diluar garis bergambar kepala, badan, dan kaki. Ia tersenyum sambil mengatakan “Ini gambar ayahku”.
Melakukan kegiatan dengan menggunakan alat teknologi sederhana sesuai fungsinya secara aman dan ber- tanggungjawab (KD 3.9-4.9)
Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas (KD 3.3 – 4.3)
Menyebutkan nama anggota keluarga (KD 3.7 – 4.7)
Berani mengemukakan pendapat (KD 2.5)
Mengungkapkan perasaan, ide, gagasan dengan kata yang sesuai (3.11 – 4.11
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas bagi perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, harapnnya
pendidikan dapat menghasilkan SDM yang mampu berbuat/mencipta dan bisa menjadi tuan dinegerinya
sendiri, mampu mengolah sumber daya alam, sehingga generasi emas Indonesia tahun 2045 dapat terwujud
menjadi Indonesia yang mandiri dan maju.