model pendekatan saintifike-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1796/1/buku model...vi model...

78
MODEL PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MODEL PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN

MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

MODEL PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN

MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

RAJAWALI PERSDivisi Buku Perguruan TinggiPT RajaGrafindo Persada

J A K A R T A

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

Saputro, Budiyono Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf/ Budiyono Saputro —Ed. 1.—Cet. 1.—Jakarta: Rajawali Pers, 2017. x, 350 hlm., 23 cm Bibliografi: hlm. 213 ISBN 978-602-425-108-6

1. Kehidupan Beragama -- I. Judul. 204.407 2

Hak cipta 2017, pada penulis

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit

2017.1679 RAJDr. Budiyono Saputro, M.Pd.MODEL PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT KAMPUNG MUALAF

Cetakan ke-1, November 2016Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, JakartaDesain cover oleh [email protected] di Rajawali Printing

PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Kantor Pusat: Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163 E-mail : [email protected] Http: //www.rajagrafindo.co.id

Perwakilan: Jakarta-14240 Jl. Pelepah Asri I Blok QJ 2 No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara, Telp. (021) 4527823. Bandung-40243

Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi Telp. (022) 5206202. Yogyakarta-Pondok Soragan Indah Blok A-1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Telp. (0274) 625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok. A No. 9, Telp. (031) 8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 Rt. 78, Kel. Demang Lebar Daun Telp. (0711) 445062. Pekanbaru-28294, Perum. De’Diandra Land Blok. C1/01 Jl. Kartama, Marpoyan Damai, Telp. (0761) 65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. (061) 7871546. Makassar-90221, Jl. ST. Alauddin Blok A 14/3, Komp. Perum. Bumi Permata Hijau, Telp. (0411) 861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt. 05, Telp. (0511) 3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol g. 100/V No. 5B, Denpasar, Bali, Telp. (0361) 8607995, Bandar Lampung-35115, Perum. Citra Persada Jl. H. Agus Salim Kel. Kelapa Tiga Blok B No. 12A Tanjung Karang Pusat, Telp. 082181950029.

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah buku dengan judul “Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kampung Mualaf” selesai kami susun. Rasa syukur tersebut kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat dan kesempatan dalam menulis buku ini. Buku ini merupakan kumpulan kegiatan ilmiah penulis mulai dari penelitian, Ekpose Karya Ilmiah (EKI) di Jawaharlal Nehru University (JNU) New Delhi India, malam Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Selesainya penyusunan buku ini tidak lepas dari berbagai pihak yang secara langsung ataupun tidak terlibat langsung. Untuk itu kami ingin memberikan apresiasi setingi-tingginya pada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Kementerian Agama RI yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis melalui hibah EKI ini di Jawaharlal Nehru University New Delhi India, Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, HKI dari Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia dan pemantapannya kembali di New Delhi India.

2. Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian, EKI dan pemantapan HKI di JNU New Delhi.

3. Rektor Jawaharlal Nehru University New Delhi India, yang telah memberikan izin dalam acara EKI dan pemantapan HKI.

4. Pemerintah Kabupaten Temanggung yang dengan tulus ikhlas memberi

v

Model Pendekatan Saintifikvi

izin dan kerja sama lapangan selama proses penelitian.

5. Tokoh Agama Islam, Budha, Kristen Kampung Mualaf yang bersedia secara kooperatif bersedia mengikuti proses kegiatan penelitian.

6. Dr. Gautam Kumar Jha, Hammam Sanadi, Advisor EKI di Jawaharlal Nehru University New Delhi India

7. Serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu dalam laporan kegiatan ini.

Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, bagi dunia akademik dan tentu bagi tim peneliti dan tak lupa kami sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 01 Januari 2017

Penyusun

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Keuanggulan Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat 2

BAB II ISU ETIS DAN SPESIFIKASI MODEL 3

BAB III KONTEKSTUAL PENDEKATAN SAINTIFIK 5

A. Review Literatur 5 B. Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat dan Dialog Antar Umat Beragama 9

C. Kajian Teoris 11

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN MODEL 15

A. Metode Research and Development 15

B. Desain dan Metode Penelitian 15 BAB V HASIL DAN ANALISIS MODEL 17

A. Hasil Model 17

vii

Model Pendekatan Saintifikviii

B. Analisis Model 17

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 23

BAB VII EKSPOSE MODEL DI JNU NEW DELHI INDIA 25

A. Tujuan Program Ekspose Karya Ilmiah 25

B. Kontribusi Ilmiah Hasil Penelitian Program EKI 25

C. Output Program EKI 27

D. Gambaran Proses Kegiatan EKI 28

E. Penutup 31 BAB VIII MALAM ANUGRAH APRESIASI PENDIDIKAN TINGGI ISLAM 33 BAB IX HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MODEL (HKI) 37

BAB X PUBLIKASI ILMIAH MODEL 41

DAFTAR PUSTAKA 50 BIODATA PENULIS 6 1 REFRENSI 65

Kata Pengantar ix

Tabel 3.1 Aspek dan Keterangan Pendekatan Saintifik 6

Tabel 3.2 Kontekstual Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat 8

Tabel 5.1. Tahapan dan Diskripsi Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat 21

Tabel 9.1 Diskripsi Program Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan 38

DAFTAR TABEL

[Halaman sengaja dikosongkan]

Kata Pengantar xi

Gambar 5.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan

Sosial Keagamaan Masyarakat 18

Gambar 7.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan 28

Gambar 7.2 Focus Group Discussion (FGD) dengan Dr. Gautam 29

Gambar 7.3 Presentasi Model Pendekatan Saintifik dalam

Kehidupan sosial Masyarakat siasxsk 30

Gambar 7.4 Pemberian Sertifikat EKI 31

Gambar 8.1 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd sedang menerima Penghargaan Peraih Ekspose Karya Ilmiah Terpublikasi Internasional di Hotel Red TOP Jakarta 10 Desember 2015 34

Gambar 8.2 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd, memegang Piala API 35

Gambar 9.1 Sertifikat HKI Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat 39

Gambar 10.1 Acepptence Letter Publikasi Ilmiah 41

DAFTAR GAMBAR

[Halaman sengaja dikosongkan]

PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat seluruh dunia memiliki keragaman dalam beragama (diantaranya: Islam, Kristen, Budha dan Hindu), sehingga diperlukan sebuah model dalam peningkatan toleransi antar umat beragama. Model toleransi antar umat beragama disusun berdasarkan needs assesment dan perencanaan yang jelas. Needs assesment menjadi sangat penting untuk perencanaan model toleransi antar umat beragama dalam rangka mencapai harmonisasi hidup kerukunan antar umat beragama. Faktual saat ini di Indonesia maupun di negara lain masih terdapat konflik antar umat beragama dalam kehidupan sehari hari, konflik tersebut dalam wujud nyata yang disebabkan adanya pernikahan beda agama, pindah agama. Hal tersebut perlu dilakukan harmonisasi melalui sebuah model toleransi. Faktual lain adalah belum ada model peningkatan toleransi antar umat beragama yang secara faktual terpublikasi, untuk itu peneliti meneliti dan menawarkan model peningkatan toleransi antar umat beragama yang diberinama “Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama dimanapun berada.

1

Model Pendekatan Saintifik2

B. KeunggulanModelPendekatanSaintifikdalamKehidupanSosialKeagamaanMasyarakat

Model toleransi antar umat beragama ini telah di patenkan oleh penulis di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor pencatatan 078508 dan telah dilakukan Ekspose Karya Ilmiah di Jawaharlal Nehru University (JNU) New Delhi India pada tanggal 28 & 29 November 2015. Pemantapan HKI di JNU pada tanggal 5 sampai dengan 12 November 2016. Karya ilmiah dengan judul Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan ini juga mendapatkan penghargaan dalam Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam (API) 10 Desember 2015. Dampak positif dari model karya ilmiah ini bagi pembaca adalah bahwa model pendekatan Saintifik yang peneliti susun ini dapat diaplikasikan dalam peningkatan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Keunggulan Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan adalah: (1) telah teruji di Kaloran Temanggung Jawa Tengah, (2) telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, (3) Mendapatkan penghargaan Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam, (4) simple dan mudah dijalankan, (5) adaptif. Model tersebut mampu menjadi solusi dalam konflik antar umat beragama. Jadi model tersebut menjadi mutiara toleransi antar umat beragama.

ISU ETIS DAN SPESIFIKASI MODEL 2

Hasil penelitian ini dilakukan melalui informan dari tokoh agama Islam, Kristen dan Budha di Kampung Mualaf Tlogowungu Kaloran Temanggung. Selain hal tersebut peneliti juga melakukan pengamatan kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf tersebut. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dapat memberikan alternatif dan solusi sebagai berikut:

1. Menghasilkan produk penelitian berupa “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama sehingga dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama.

2. Produk penelitian “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” merupakan produk model sederhana yang mudah diimplementasikan karena memiliki prosedur dan tahapan yang jelas serta setiap orang mengalami secara langsung dalam kehidupan sehari hari.

3. Produk penelitian model toleransi “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” sebagai alternative model peningkatan toleransi beragama yang dapat diimplementasikan oleh siapapun, kapanpun dan di negara manapun.

4. Produk penelitian model toleransi “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” dapat di implementasikan di negara India (tempat Ekspose Karya Ilmiah (EKI) model produk penelitian ini, karena di India terdapat kesamaan ragam agama dan budaya dengan Indonesia .

5. Produk penelitian “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial

3

Model Pendekatan Saintifik4

Keagamaan” dilengkapi buku panduan sebagai pedoman bagi siapapun dalam mengimplementasikan model tersebut.

6. Di Indonesia implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar dan menengah menggunakan model pendekatan Saintifik yaitu lima M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan) yang lebih mengedepankan sifat ilmiah sebagai hakekat sains yaitu berupa proses, sikap dan produk. Lima M diramu dalam sebuah model toleransi yaitu “Model Pendekatan Saintifik Dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplemtasikan dalam praktek kehidupan antar umat beragama.

KONTEKSTUAL PENDEKATAN SAINTIFIK 3

A. Review Literatur

Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada pelaksanaannya dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik. Pendekatan pembelajaran Saintifik ini merupakan mengadopsi dari langkah-langkah saintis yaitu metode ilmiah. Cara yang digunakan ilmuwan dalam memperoleh pengetahuan secara logis, empiris dan sistematis inilah yang dinamakan metode ilmiah. Makna logis dalam metode ilmiah merupakan cara mendapatkan pengetahuan yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. Empiris merupakan pengetahuan yang didapat telah melewati proses pengujian. Sedangkan sistematis mengandung makna dalam mendapatkan pengetahuan telah melewati prosedur yang berurutan. Metode ilmiah perlu pembuktian dan terukur. Pada umumnya metode ilmiah merupakan kegiatan pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, memformulasi, dan menguji hipotesis. Kemendikbud (2013) menerangkan bahwa pendekatan Saintifik dalam pembelajaran mencakup komponen sebagai berikut: mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta, menyajikan /mengkomunikasikan.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi pada beberapa fenomena, pengetahuan baru, dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Sains merupakan dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains. Proses sains juga merupakan proses metode ilmiah. Adapun proses sains adalah meliputi: observasi, menyusun hipotesis, eksperimen, kesimpulan. Prinsip

5

Model Pendekatan Saintifik6

hal tersebut di atas adalah link and macth dengan pendekatan Saintifik. Pada Kurikulum 2013 menekankan dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan Saintifik dalam pembelajaran meliputi sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan dalam semua mata pelajaran. Ciri khas Kurikulum 2013 adalah diberlakukan pendekatan Saintifik dalam semua matapelajaran. Proses pembelajaran Saintifik terdiri 5 (lima) pengalaman belajar pokok sebagai berikut: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Modul telaah kurikulum IPA SD1. Pendekatan pendekatan Saintifik yang dimaksud adalah seperti tabel 3.1

Tabel 3.1. Aspek dan Keterangan Pendekatan Saintifik

No Aspek Pendekatan Saintifik

Keterangan

1 2 3

1 Mengamati Kegiatan dalam aspek mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat.

2 Menanya Kegiatan dalam aspek menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

3 Mencoba Kegiatan dalam aspek mencoba atau mengumpulkan informasi adalah mengamati kejadian dan melakukan wawancara dengan sumber.

4 Mengasosiasi Kegiatan dalam aspek mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

5 Mengkomunikasikan Kegiatan dalam aspek mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, menanya, mencoba dan mengasosiasi.

1Saputro, Budiyono. 2014. Modul Telaah Kurikulum IPA. Kementerian Agama RI. Program DMS PGMI Non PAI. Pp: 9.

Bab 3 — Kontekstual Pendekatan Saintifik 7

Pembelajaran Saintifik memiliki makna penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga dapat dilakukan di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan pendekatan Saintifik dalam pendekatan pembelajaran di sekolah berkaitan dengan kehidupan dimasyarakat. Dengan demikian pendekatan Saintifik implementatif dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat.

Pendekatan Saintifik memiliki ciri mengedepankan dimensi pengamatan, mencoba, menalar, mengasosiasi dan komunikasi. Dalam kehidupan masyarakat memiliki dimensi pembelajaran yang khas, yakni masyarakat memiliki karakteristik dalam tingkat pendidikan, usia, asal daerah dan status sosialnya. Aktivitas atau suatu kegiatan dikatakan ilmiah apabila memenuhi berbagai kriteria. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut: (1) substansi berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika, penalaran tertentu. Hal tersebut mengandung arti subtansi dalam kehidupan bermasyarakat adalah benar benar keadaan nyata dalam keseharian, (2) dalam kehidupan sehari hari terbebas dari prasangka dan pemikiran yang subyektif, dengan demikian segala sesuatu yang ada di masyarakat bersifat logis, (3) Permasalahan dalam masyarakat dapat dilakukan musyawarah dengan akal sehat, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, (4) keberagaman dalam masyarakat menciptakan sinergi dan kerjasama yang dapat mewujudkan toleransi, saling membutuhkan dan saling berimpati. Kondisi yang demikian dapat memudahkan pergaulan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan sosial keagamaan, (5) dapat memupuk tanggungjawab implementasi sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan makna yang nyata dalam masyarakat.

Faktual kriteria ilmiah tersebut di atas yang benar nyata dan terjadi pada masyarakat memiliki dampak positif dan negative dalam pelaksanaannya. Kehidupan masyarakat yang sebenarnya adalah dimulai dari keluarga dan sekolah. Di sekolah terdapat program yang dilakukan yaitu kurikulum pendidikan. Implementasi kurikulum di sekolah dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran. Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah dasar dan menengah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Saintifik. Kontekstual pendekatan Saintifik asumsi peneliti dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat adalah seperti tabel 3.2.

Model Pendekatan Saintifik8

Tabel 3.2. Kontekstual Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

No Aspek Pendekatan Saintifik

Keterangan Implementatif dalam Kehidupan Sosial Masyarakat

1 2 3 4

1 Mengamati Kegiatan dalam aspek mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat.

Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah sebagai umat beragama dalam keseharian sebaiknya membaca keadaan, dapat mendengarkan pendapat orang lain, menyimak serta melihat kondisi. Hal demikian dilakukan agar toleransi antar umat beragama dapat berjalan dengan lancar.

2 Menanya Kegiatan dalam aspek menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah dalam kehidupan sehari hari antar umat beragama saling menyapa dan bertanya untuk mendapatkan informasi yang benar dari sumbernya. Dengan demikian dapat meminimalisir kesalahpahaman.

3 Mencoba Kegiatan dalam aspek mencoba atau mengumpulkan informasi adalah mengamati kejadian dan melakukan wawancara dengan sumber.

Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah melakukan dialog dan bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan di desa.

4 Mengasosiasi Kegiatan dalam aspek mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah mencari solusi adanya perbedaan pendapat dalam kehidupan sehari hari/sosial keagamaan.

Bab 3 — Kontekstual Pendekatan Saintifik 9

5 Mengkomunikasikan Kegiatan dalam aspek mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, menanya, mencoba dan mengasosiasi.

Makna dalam kehidupan antar umat beragama adalah komunikasi, menyampaikan hasil musyawarah dengan bahasa yang santun agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

B. KehidupanSosial KeagamaanMasyarakat danDialogAntarUmatBeragama

Toleransi antar umat beragama di Indonesia telah terjalin dengan baik, namun masih terdapat kasus tertentu dalam sebuah toleransi. Kasus tersebut disebabkan antara lain pernikahan beda agama yang menimbulkan konflik dengan keluarga. Siagian (1993) bahwa toleransi berasal dari bahasa Latin tolerare yang berarti bertahan atau memikul. Toleran diartikan saling memikul meskipun pekerjaan itu tidak disukai, atau memberi tempat kepada orang lain, meskipun kedua belah pihak tidak sependapat. Tinjauan etimologi toleransi berasal dari bahasa Arab tasyamukh yang berarti ampun, maaf dan lapang dada.2 Menurut Umar Hasyim (1979) toleransi adalah pemberian kebebasan kepada sesama manusia untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat3. Pengertian toleransi dalam wikipedia adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa toleransi merupakan suatu tingkah laku dari seseorang untuk saling menghormati atau saling menghargai dan memberikan kebebasan kepada orang lain dan memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Makna positif dari toleransi adalah adanya rasa saling menghormati dan saling menghargai, adanya bantuan dan dukungan terhadap

2Siagian, 1993. Agama-Agama di Indonesia. Semarang: Satya Wacana.Hlm.115.3Umar Hasyim, 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar

menuju Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Surabaya: Bina Ilmu.

Model Pendekatan Saintifik10

keberadaan orang lain. Toleransi antar umat beragama adalah toleransi yang mencakup keyakinan yang berhubungan dengan akidah yang diyakini oleh seseorang. Hal tersebut mengandung arti bahwa seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan memeluk agama masing-masing serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianutnya.

Toleransi antar umat beragama dibutuhkan dalam kehidupan sosial dalam rangka mencapai harmonisasi hidup antar umat beragama. Menurut Al Munawar (2003) bahwa dalam agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya, yaitu: hubungan secara vertikal dan hubungan secara horizontal.4 Pertama adalah hubungan antara pribadi dengan Khaliknya yang direalisasikan dalam bentuk ibadah. Hubungan tersebut dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara kolektif atau berjamaah (shalat dalam Islam). Pada hubungan ini berlaku toleransi agama yang hanya terbatas dalam lingkungan atau intern suatu agama saja. Kedua adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan ini tidak terbatas panda lingkungan suatu agama saja, melainkan berlaku kepada semua orang yang tidak seagama, dalam bentuk kerjasama dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Terdapat dua macam toleransi yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis. Adapun arti toleransi statis adalah toleransi dingin tidak melahirkan kerjasama hanya bersifat teoritis. Sedangkan toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa. Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam masyarakat dengan saling menghormati, saling menghargai, saling membantu antar umat beragama. Menurut Masykuri Abdulah (2001) kehidupan sosial keagamaan tidak terlepas dari toleransi dalam hidup antar umat beragama.5

Faktual masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung awalnya dominan memeluk agama Budha. Berkembangnya zaman, sekarang ini terdapat tiga agama yang diyakini oleh masyarakat setempat. Adapun tiga agama tersebut adalah: agama Islam, Budha dan Kristen. Dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragama dilakukan dengan membuat alternative model toleransi antar umat beragama. Model toleransi disusun berdasarkan needs assesment yang telah dilakukan

4Al Munawar, (2003). Fiqih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press.Hlm.14.5Masykuri Abdullah. 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta:

Penerbit Buku Kompas.Hlm.13.

Bab 3 — Kontekstual Pendekatan Saintifik 11

pada kampung tersebut. Needs assesment cerminan model yang dibuat sesuai dan adaptif serta mudah dilakukan. Konsep model pendekatan Saintifik yang peneliti buat mengadop teori toleransi antar umat beragama yaitu Teori Dialog dan kurikulum 2013 di Indonesia.

Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat majemuk diperlukan Dialog antarumat beragama. Dialog umum digunakan dalam kehidupan masyarakat. Dialog antar umat beragama merupakan langkah strategis dalam rangka mengatasi munculnya konflik yang terjadi antarumat beragama. Dialog menjadi sebuah solusi dalam konflik antar umat beragama. Hal tersebut dikarenakan Dialog lebih memberikan toleransi terhadap perbedaan nilai-nilai dasar agama dalam masyarakat, komunikasi antarumat beragama dalam masyarakat. Terdapat beberapa model yang bisa dilakukan untuk melaksanakan dialog antar umat beragama yang di kemukakan oleh Kimball adalah: (1) dialog parlementer, (2) dialog kelembagaan, (3) dialog dalam masyarakat, (4) dialog kerohanian. Dialog dalam masyarakat merupakan kerukunan antar umat beragama yang dilakukan di kampung mualaf Desa Tlogowungu Kaloran Temanggung. Adapun dialog ini dilakukan dalam bentuk kerjasama dari komunitas agama yang plural yang menggarap dan menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari (Ajat Sudrajat, 2008).6

C. KajianTeoritis

Beberapa dasar kajian teoritis yang telah dilakukan peneliti mendukung dan menentukan posisi model pendekatan Saintifik yang peneliti susun. Adapun hasil penelitian tersebut adalah seperti yang telah dilakukan oleh Susanti, Dian Endah, (2012). Hasil penelitian Susanti menyimpulkan bahwa faktor pendorong toleransi antar umat beragama adalah keberagaman agama yang dianut di SMA Selamat Pagi Indonesia, sehingga memicu siswa untuk bertoleransi. Dalam model pembelajaran toleransi antar umat beragama yang ada di SMA Selamat Pagi Indonesia, guru memberi pengarahan kepada peserta didik bahwa toleransi antar umat bergama penting dilakukan agar tidak terjadi konflik. Guru di sekolah tersebut memberikan contoh perilaku bertoleransi kepada siswa.7 Menurut Izzah, L (2013) dalam artikelnya bahwa bentuk-

6Ajat Sudrajat. 2008. Din Al Islam, Yogyakarta: UNY Press.Hlm.158.7Susanti, Dian Endah. 2012. Model Pembelajaran Toleransi Antar Umat Beragama

dalam PKN di SMA Selamat Pagi Indonesia Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Model Pendekatan Saintifik12

bentuk harmonisasi hubungan antarumat beragama yang pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah toleransi, kerukunan antarumat beragama, dialog antar umat beragama, dialog dan kerjasama antarumat beragama.8 Hasil Penelitian Sulistiyono, A. (2014) bahwa pendekatan Saintifik terjadi peningkatan hasil belajar siswa.9 Hasil penelitian yang dilakukan Marjan, Johari, Putu Arnyana, Ida Bagus, dan Nyoman Setiawan, I Gusti Agung (2014) bahwa pembelajaran pendekatan Saintifik lebih baik dari pada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar biologi dan keterampilan proses sains.10 Zohdi, Mahfuzah, Ramli, Mohamad Yusri & Awang, Jaffary (2014) menyimpulkkan dalam penelitiannya bahwa Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) memiliki peranan cukup penting secara tidak langsungnya dalam aktivitas-aktivitas dialog antara agama, berbanding secara langsung. penglibatan pihak JAKIM dalam dialog antara agama merupakan peluang terbaik untuk berdakwah, bahkan potensinya adalah sangat besar dalam memberikan kefahaman kepada masyarakat.11 Menurut Rytis Maskeliunas (2014) said The implementation of voice dialogs enables the realization of some of the aims of modern Human Computer Interaction (HCI) services more successfully and efficiently. Argon, Kemal (2009) said The objectives may include improved relations between Muslims and Christians, increased cohesion across minority Muslim communities, as well as the revivification of involved local minority Muslim communities.12 Zainuddin, M (2012) menyimpulkan pluralisme merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa diingkari keberadaannya, dan merupakan tantangan yang dihadapi oleh agama-agama dunia dewasa ini. Untuk menghadapi tantangan pluralisme, diperlukan pemahaman yang plural terhadap agama.13 Pluralisme merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa

8Izzah, Lathifatul. 2013. Melihat Potret Harmonisasi Hubungan Antarumat Beragama di Indonesia. Jurnal Studi Agama-Agama Kompetensi Damai dalam Keragaman. Vol.IX No.1 Januari 2013. ISSN: 1412-2634.

9Sulistiyono, A. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Realia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

10Marjan, Johari, Putu Arnyana, Ida Bagus, dan Nyoman Setiawan, I Gusti Agung. Jurnal penelitian pascasarjana undhiksa Vol 4, No 1 (2014).

11Zohdi, Mahfuzah, Ramli, Mohamad Yusri & Awang, Jaffary, 2014. Peranan dan Sumbangan JAKIM dalam Dialog antara Agama. International Journal of Islamic Thought. Vol. 6: (Dec.) 2014. ISSN 2232-1314.

12Maskeliunas, Rytis. 2014. The Evaluation of Spoken Dialog Management Models for Multimodal HCIs. The International Arab Journal of Information Technology, Vol. 11, No. 1, January 2014.

13Zainuddin, M. 2012. Plutaslisme dan Dialog Antar Umat Beragama. Al-Risalah. Volume 12 Nomor 2 Nopember 2012.

Bab 3 — Kontekstual Pendekatan Saintifik 13

diingkari keberadaannya, dan merupakan tantangan yang dihadapi oleh agama-agama dunia dewasa ini. Untuk menghadapi tantangan pluralisme, diperlukan pemahaman yang plural terhadap agama.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut di atas, maka perbedaan yang peneliti lakukan sekarang adalah pendekatan Saintifik yang biasanya dilakukan di sekolah, peneliti implementasikan dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat dengan integrasi dialog dan kerjasama antarumat beragama.

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

DESAIN DAN METODE PENELITIAN MODEL 4

A. MetodeResearchandDevelopment

Metode Research & Development (R&D) adalah sama dengan metode penelitian pengembangan. Borg and Gall (1983: 772) Educational Research and Development (R&D) is a process used to develop and validate educatonal products. Sukmadinata (2008) Research & Development adalah pendekatan penelitian untuk menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2009: 407) metode Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa R&D adalah metode penelitian yang menghasikan sebuah produk dalam bidang keahlian tertentu, yang diikuti produk sampingan tertentu serta memiliki efektifitas dari sebuah produk tersebut.

B. DesaindanMetodePenelitian

Desain dan metode penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian pengembangan yaitu Research and Development (R & D). Penelitian R & D ini adalah penelitian yang menghasilkan produk dan menguji efektifitas produk tersebut. Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

15

Model Pendekatan Saintifik16

1. Peneliti melakukan observasi dengan mendapatkan temuan dilapangan tentang adanya konflik antar umat beragama di kampung Mualaf.

2. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berupa needs assesment di Kampung Mualaf melalui tokoh umat beragama Islam, Kristen dan Budha untuk mendapatkan draf model toleransi yaitu pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf.

3. Peneliti melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan masing-masing agama serta tokoh masyarakat dan pemuka agama. Kegiatan FGD untuk menyempurnakan draf model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan di Kampung Mualaf.

4. Draf model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan hasil FGD dilakukan validasi dengan tokoh agama untuk mendapatkan model hipotetik.

5. Model hipotetik kemudian dilakukan uji coba perorangan, kelompok dan terbatas dan akan didapatkan model final yang akan dapat berlaku secara universal (didukung pengamatan dan interview kasus dilapagan melalui tokoh agama setempat).

HASIL DAN ANALISIS MODEL 5A. HasilModel

Model yang dihasilkan peneliti diberi nama Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat. Model ini secara umum dapat digunakan dalam rangka harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat memiliki tiga tahapan. Adapun tahapan model pendekatan saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi. Faktual model hasil penelitian seperti pada gambar 5.1.

17

Model Pendekatan Saintifik18

Gambar 5.1 Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

Bab 5 — Hasil Dan Analisis Model 19

B. AnalisisModel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kehidupan sosial keagamaan masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kaloran Temanggung secara umum telah terjalin toleransi yang baik. Terdapat beberapa kasus tertentu yang menyebabkan retaknya harmonisasi kehidupan sosial keagamaan. Adapun kasus tersebut adalah adanya pernikahan antar umat beragama dan pindah agama. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan needs assessment dan perencanaan model dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragam di desa tersebut melalui angket, wawancara dan validasi dengan tokoh Agama Islam, Budha dan Kristen. Hasil needs assessment melalui angket adalah rerata 4,64 yang masuk kategori Sangat Butuh. Hasil needs assessment dan wawancara tersebut menjadi dasar perencanaan model yaitu draf model peneliti. Draf model dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dan validasi model serta uji coba model.

Model final penelitian ini adalah model pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 terintegrasi dalam dialog dan kerjasama yaitu adanya 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan) dengan bantuan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat sebagai mediator. Integrasi pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial masyarakat dengan tujuan peningkatan toleransi antar umat beragama. Tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut, adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi.

Model final pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan ini mampu menjadi solusi dan mutiara toleransi dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat dan memiliki keunggulan simple, adaptif dan implementatif. Simple yang berarti bahwa model pendekatan Saintifik sederhana dan mudah dimengerti oleh siapapun. Adaptif yang berarti bahwa model pendekatan Saintifik dapat digunakan secara general. Implementatif yang berarti bahwa model pendekatan Saintifik mudah dijalankan. Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan seperti pada gambar 5.1.

Tiga tahapan model pendekatan Saintifik kehidupan sosial keagamaan masyarakat Kampung Mualaf adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Dialog dan Kerjasama dengan

Model Pendekatan Saintifik20

integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dengan bantuan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat (3) peningkatan toleransi. Adapun Diskripsi model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Rasional

Kehidupan antar umat beragama tidak selalu harmonis. Ketidakharmonisan dalam toleransi antar umat beragama, disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Solusi harmonisasi dengan mengadakan suatu model toleransi yaitu pendekatan Saintifik. Implementasi model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat merupakan pendekatan Saintifik hasil adopsi dari teori kurikulum 2013 yaitu Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan (5 M) yang terintegrasi dengan dialog dan kerjasama dengan mediator kementerian agama dan kepolisian setempat.

2) Pengertian

Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah kerangka konseptual sebagai acuan dalam rangka peningkatan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan di masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

3) Tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat

Tiga tahapan utama dalam model pendekatan Saintifik. Adapun tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah sebagai berikut: (1) Faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) Integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam Dialog dan Kerjasama dengan bantuan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi. Adapun tahapan dan diskripsi model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan adalah seperti pada tabel 5.1

Bab 5 — Hasil Dan Analisis Model 21

Tabel 5.1. Tahapan dan Diskripsi Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

No Tahapan Diskripsi

1 Faktual kehidupan antar umat beragama.

Perjalanan kehidupan sosial keagamaan yang selama ini berjalan di Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung tidak selalu harmonis diantara ketiga umat beragama. Ketidakharmonisan disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Solusinya dapat dilakukan harmonisasi melalui model toleransi antar umat beragama yaitu: model pendekatan Saintifik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2 Integrasi Pendekatan Saintifik dalam Dialog dan Kerjasama

Dialog dan kerjasama merupakan solusi dalam rangka menyelesaikan permasalahan konflik antar umat beragama. Dialog dan Kerjasama belum memiliki peran yang maksimal dalam penyelesaian konflik. Integrasi pendekatan Saintifik dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian setempat menjadi sangat berarti dan solusi dalam menyelesaikan konflik antar umat beragama. Adapun Integrasi pendekatan Saintifik dalam Dialog dan Kerjasama dengan peran Kementerian Agama dan Kepolisian adalah sebagai berikut: ketika terjadi konflik, tokoh antar umat beragama duduk bareng melakukan dialog dan kerjasama dengan melalukan integrasi pendekatan Saintifik yaitu menyimak, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan permasalahan untuk menuju kata sepakat dalam mengakhiri konflik yang terjadi. Peran Kementerian Agama dan Kepolisian menjadi penengah dalam konflik tersebut. Kata sepakat dan jalinan harmonisasi antar umat beragamapun kembali terjalin melalui dialog dan kerjasama yang terintegrasi dalam pendekatan Saintifik dengan mediator Kementerian Agama dan Kepolisian setempat.

3 Peningkatan toleransi antar umat beragama

Implementasi model pendekatan Saintifik dengan mediator Kementerian Agama dan Kepolisian setempat dapat meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama dan habituasi dalam kehidupan sosial sehari hari.

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6

Toleransi antar umat beragama di Kampung Mualaf Desa Tlogowungu Kaloran Temanggung berjalan dengan baik. Kasus Konflik dalam kehidupan antar umat beragama di Kampung Mualaf tersebut disebabkan adanya pernikahan beda agama dan perpindahan agama. Kasus tersebut memerlukan solusi dengan menerapkan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan yang didahului dengan needs assesment. Needs assessment dijadikan dasar perencanaan model. Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan beragama hasil penelitian merupakan pendekatan Saintifik hasil adopsi dari kurikulum 2013 yaitu Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan (5 M) yang terintegrasi dengan dialog dan kerjasama. Model pendekatan Saintifik kehidupan sosial keagamaan ini mampu menjadi solusi dan mutiara toleransi dalam peningkatan kerukunan antar umat beragama. Adapun tahapan model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan tersebut, adalah sebagai berikut: (1) faktual kehidupan lokasi (beribadah, sosial, budaya, konflik), (2) integrasi pendekatan Saintifik (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar dan Mengkomunikasikan), dalam dialog dan kerjasama dengan mediator Kementerian Agama dan Kepolisian setempat, (3) peningkatan toleransi. Model pendekatan Saintifik dalam kehidupan sosial keagamaan memiliki keunggulan simple, adaptif dan implementatif. Simple memiliki arti model pendekatan Saintifik sederhana dan mudah dimengerti oleh siapapun. Adaptif memiliki arti bahwa model pendekatan Saintifik dapat digunakan secara general. Implementatif memiliki arti bahwa model pendekatan Saintifik mudah dijalankan.

23

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

EKSPOSE MODEL DI JNU NEW DELHI INDIA 7

A. TujuanProgramEKI

Kegiatan Ekspose Karya Ilmiah (EKI) bertujuan untuk mengekspose dan mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian. Adapun tujuan utama EKI dengan judul “Scientific Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf ’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia” adalah mengenalkan dan memberikan alternatif model toleransi antar umat beragama yang dapat diimplementasikan secara umum di berbagai negara.

B. KontribusiIlmiahHasilPenelitianProgramEKI

Adapun kontribusi EKI dengan judul tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. KontribusiUmumProgramEKIa. Menghasilkan produk penelitian berupa Model Pendekatan Saintifik

dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplementasikan secara umum oleh masyarakat antar umat beragama berdasarkan needs assessment sehingga dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama.

b. Produk penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” merupakan produk model sederhana yang mudah diimplementasikan karena memiliki prosedur dan tahapan yang jelas serta setiap orang mengalami secara langsung dalam kehidupan sehari hari.

25

Model Pendekatan Saintifik26

c. Produk penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” sebagai alternative model peningkatan toleransi beragama yang dapat diimplementasikan oleh siapapun, kapanpun dan di negara manapun.

d. Produk penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” dapat di implementasikan di negara India (tempat presentasi EKI), karena di India terdapat kesamaan ragam agama dan budaya dengan Indonesia.

e. Produk penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” dilengkapi buku panduan sebagai pedoman bagi siapapun dalam mengimplementasikan model tersebut.

f. Di Indonesia implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar dan menengah menggunakan model pendekatan Saintifik (lima M, Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan) yang lebih mengedepankan sifat ilmiah sebagai hakekat sains yaitu berupa proses, sikap dan produk. Lima M diramu dalam sebuah model toleransi dengan diintegrasikan dialog dan kerjasama yaitu “ Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” yang dapat diimplemtasikan dalam praktek kehidupan antar umat beragama.

2. KontribusiProgramEKISecaraKelembagaan

a. Hasil Penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” ini sesuai visi IAIN Salatiga yaitu Tahun 2030 Menjadi Rujukan Studi Islam-Indonesia bagi Terwujudnya Masyarakat Damai Bermartabat.

b. Meningkatkan hasil publikasi dosen dalam dunia internasional yang dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu dan akreditasi lembaga.

c. Memberikan dampak positif dalam memotivasi kegiatan ilmiah dalam kancah internasional bagi peneliti dan dosen lain secara kelembagaan.

d. Mengenalkan lembaga pendidikan islam dalam kancah internasional melalui Ekspos Karya Ilmiah yang terpublikasi.

3. KontribusiProgramEKISecaraPribadiPeneliti

a. Hasil penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan” adalah benar benar karya ilmiah asli yang dilakukan oleh peneliti sendiri dari mulai ide sampai pada produk model.

Bab 7 — Ekspose Model Di Jnu New Delhi India 27

b. Tema penelitian sesuai dengan bidang keahlian dan keilmuan peneliti.

c. Hasil penelitian dan publikasi semakin menguatkan mutu ilmiah peneliti dalam skala nasional dan internasional.

d. Hasil penelitian dan publikasi memperkaya keilmuan dan karya ilmiah peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai dosen dan mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

C. OutputProgramEKI

Output dari kegiatan Ekspose Karya Ilmiah (EKI) ini adalah terpaparnya dan terpublikasinya karya ilmiah hasil penelitian di lingkungan Jawaharlal Nehru University New Delhi- India. Adapun kongkret dari EKI ini adalah memperkenalkan sekaligus memberikan alternatif model toleransi antar umat beragama yang dapat diimplementasikan di Indonesia khususnya di Kampung Mualaf Tlogowungu Kaloran Temanggung, dan umumnya di New Delhi-India sebagai negara tujuan ekspose karya ilmiah ini. Kongkret model toleransi antar umat beragama yang dimaksud adalah seperti pada gambar 7.1.

Model Pendekatan Saintifik28

Gambar 7.1. Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

D. GambaranProsesKegiatanEKI

Kegiatan Ekspose Karya Ilmiah (EKI) atas dasar adanya bantuan dana peningkatan mutu publikasi dari Kementerian Agama RI. Sebelum Ekspose dilakukan di Jawaharlal Nehru University New Delhi India, maka harus dipenuhi perizinan dalam rangka administrasi sebagai berikut:

1. Izin dari Rektor berupa Surat Rekomendasi dan Surat Tugas untuk mengikuti kegiatan EKI di Jawaharlal Nehru University New Delhi India.

2. Izin dari Setjen Kementerian Agama RI.

Bab 7 — Ekspose Model Di Jnu New Delhi India 29

3. Izin dari Sekretaris Negara RI.

4. Exit Permit dari Kementerian Luar Negeri RI.

Pelaksanaan EKI di Jawaharlal Nehru University New Delhi India ini dari tanggal 27 s.d 30 Nopember 2015. Presenter (Dr. Budiyono Saputro, M.Pd) berangkat dari Jakarta tanggal 27 Nopember 2015. Pada tanggal 27 Nopember 2015, pukul 11.30 waktu setempat Presenter sampai di New Delhi. Pada tanggal 28 Nopember 2015 dilakukan Focus Group Discussion (FGD), Presentasi dilakukan pada tanggal 29 Nopember 2015 di Kampus Jawaharlal Nehru University Selama 2 (dua) jam, dan malam harinya dilanjutkan bimbingan klinik oleh Advisor. Pada tanggal 30 Nopember 2015 presenter kembali ke Indonesia. Adapun tahapan EKI dengan judul Saintifik Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf ’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia dilakukan dengan beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut adalah: (1) Focus Group Discussion, (2) Presentasi, (3) Bimbingan Klinik . Diskripsi tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Focus Group Discussion(FGD)FGD dilakukan di Jawaharlal Nehru University pada hari Sabtu, Tanggal 28

Nopember 2015 dengan dihadiri oleh dua Advisor yaitu Dr. Gautam Kumar Jha dan Hammam Sanadi. FGD diikuti oleh 10 partisipant. FGD dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memberikan masukan tentang model alternatif dalam artikel Saintifik Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf ’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia.

Gambar 7.2 Focus Group Discussion (FGD) dengan Dr. Gautam Jha

Model Pendekatan Saintifik30

b. TahapPresentasi

Presentasi karya ilmiah yang berjudul Scientific Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29 Nopember 2015 di Jawaharlal Nehru University. Presentasi diikuti 30 partisipant dan didampingi dua Advisor. Setelah presentasi selesai, dilanjutkan tanya jawab dan diskusi. Waktu keseluruhan dari presentasi dan diskusi selama 2 jam penuh. Respon positif dari masyarakat kampus Jawaharlal Nehru University sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat banyaknya pertanyaan dan rasa ingin tahu tentang aplikasi dan manfaat model tersebut.

Gambar 7.3 Presentasi Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyaraka

c. TahapBimbinganKlinik

Bimbingan klinik dilakukan pada Minggu malam Senin, tanggal 29 Nopember 2015, dengan didampingi Advisor untuk menyempurnakan hasil presentasi dan refleksi serta masukan guna penyempurnaan model pasca presentasi di Jawaharlal Nehru University. Bimbingan klinik dilakukan juga memiliki tujuan sebagai tindak lanjut dalam publikasi model tersebut pada jurnal internasional di India. Hal tersebut dilakukan agar model tersebut dapat dikenal dan diaplikasikan oleh masyarakat dunia. Bimbingan klinik diakhiri dengan pemberian sertifikat EKI.

Bab 7 — Ekspose Model Di Jnu New Delhi India 31

Gambar 7.4 Pemberian Sertifikat EKI

E. Penutup

Demikian kegiatan EKI di Jawaharlal Nehru University New Delhi-India dengan judul Scientific Approach Model of Social-Religious Life at Kampung Mualaf ’s Society Tlogowungu Kaloran Temanggung Central Java Indonesia. Kegiatan EKI dilakukan dengan tujuan terpaparnya dan terpublikasinya karya ilmiah hasil penelitian di lingkungan Jawaharlal Nehru University New Delhi- India. Adapun kongkret dari EKI ini adalah memperkenalkan sekaligus memberikan alternatif model toleransi antar umat beragama yang dapat diimplementasikan di Indonesia khususnya di Kampung Mualaf Tlogowungu Kaloran Temanggung, dan umumnya di New Delhi-India sebagai negara tujuan ekspose karya ilmiah ini.

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

MALAM ANUGRAH APRESIASI PENDIDIKAN

TINGGI ISLAM (API) 8Malam Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam merupakan kegiatan

rutin setiap tahun dilakukan oleh DIKTIS dan Kementerian Agama RI. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan penghargaan kepada insan yang peduli pada pengembangan keagamaan. Adapun insan yang diberi penghargaan adalah dosen, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, Hafid & Hafidzoh dan insan yang berprestasi dan memberikan kontribusi pada kemajuan islam. Malam Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam diselenggarakan di Jakarta pada Tanggal 10 – 11 Desember 2015. Adapun secara lengkap seperti terdokumentasi pada website Kementerian Agama RI (2015) sebagai berikut:

Kementerian Agama menggelar ajang apresiasi pendidikan Islam tahun 2015. Sejumlah stakeholders pendidikan Islam mendapat penghargaan, termasuk di antaranya adalah enam mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Dari sekian banyak mahasiswa yang mendaftar pada ajang apresiasi pendidikan Islam tahun ini, 6 mahasiswa terpilih dalam beberapa bidang, yaitu: Studi Islam, Humaniora, dan Sains-Teknologi. Mereka yang terpilih dinilai telah mengukir prestasi, baik nasional maupun internasional. Ke-6 mahasiwa ini mendapatkan penghargaan uang pembinaan sebesar Rp 15 Juta.

Ke-6 mahasiswa tersebut adalah Badrut Tamam ( UIN Syarif Hidayatullah), Kategori Juara MHQ 30 Juz internasional di Brunei Tahun 2015; Edy Fajar Prasetyo (UIN Syarif Hidayatullah) Kategori Juara ASEANLeaderpreneur Conference di Malaysia; M Sayyidathohirin (UIN Walisongo) Kategori

33

Model Pendekatan Saintifik34

Penulis aktif media, M Safari (IAIN Salatiga), Kategori Inovasi Pembelajaran Matematika; Husnul Athya (IAIN Banjarmasin) Kategori Musabaqah Makalah Qur’an, penulis puisi, cerpen; Irna Nova Damayanti (IAIN Purwokerto) Penulis aktif media, sastra budaya, lokal dan nasional.

Untuk Dosen teladan, juara I-III, Dosen Teladan bidang Keahlian Sosial Humaniora adalah Mohammad Avicena, Rusdi dan Riswanto. Sedang Juara Dosen Teladan bidang Keahlian Islamic Studies adalah Jajang A Rohmana, Aksin dan Toto Suharto. Sementara Juara Dosen teladan bidang Sains dan Teknologi adalah Marjoni Imamora, Ade Yeti Nuryantini dan Wasilah. Masing-masing dosen teladan juara satu, mendapat penghargaan insentif sebesar Rp 40 Juta untuk juara I, 35 Juta untuk juara II dan Rp 30 juta untuk juara III.

Untuk kategori Jurnal berstandar Internasional, diraih oleh Jurnal Al-Jamiah (UIN Sunan Kalijaga) dan Jurnal Studi Islamika (UIN Syarif Hidatullah) dalam Kategori Jurnal bereputasi Internasional. Dua jurnal tersebut, masing-masing mendapat bantuan sebesar Rp 200 Juta dan fasilitas langganan Scopus sebesar Rp 750 Juta.

Gambar 8.1 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd (Memakai batik Merah) sedang menerima Penghargaan Peraih Ekspose Karya Ilmiah Terpublikasi Internasional

di Hotel Red TOP Jakarta 10 Desember 2015. (Dokumentasi Pribadi)

Bab 8 — Malam Anugrah Apresiasi Pendidikan Tinggi Islam (API) 35

Sementara Kategori karya terpublikasi internasinal diraih oleh Budiyono Saputro (IAIN Salatiga); peraih ekspose karya ilmiah (EKI) dari Jawaharal Nehru University dengan judul: On the Saintifik Approach Model of Social Religious life at Kampung Mualaf ’s dan Istiningsih, Peraih Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dalam kategori Pendidikan tentang Model Pendidikan Profesi Guru dan Klinik Pendidikan. Dua Dosen tersebut mendapat insentif masing-masing senilai Rp 50 juta.

Dirjen Pendis mengajak civitas akademika untuk terus melakukan inovasi dan kreativitas di bidang pendidikan dan tidak cepat puas. “Civitas akademika, jangan berhenti berkarya. Teruslah melakukan pengembangan diri, berinovasi dan kreatiflah. Teruslah menulis dan berkarya”

Dirjen mengaku, apresiasi yang diberikan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam masih sangat kecil dan tidak sebanding dengan karya yang dihasilkan para kaum cerdik pandai tersebut. Namun demikian, apresiasi ini diharapkan dapat menjadi stimulus untuk terus berkarya dan berinovasi. “Insentif yang tidak seberapa ini diharapkan mampu menjadi pemicu bagi para penerima penghargaan dan anggota civitas lainnya untuk terpacu melakukan perbaikan diri, berkarya dan berprestasi. Semoga ke depan, Pendidikan Islam mampu bersaing dengan pendidikan umum, tidak hanya tingkat nasional, namun juga internasional. Semoga secepatnya, setiap PT mempunyai jurnal berstandar Internasional,” harap Dirjen. (g-penk/mkd/mkd)

Gambar 8.2 Dr. Budiyono Saputro, M.Pd, memegang Piala API (Dokumentasi Pribadi)

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL MODEL (HKI) 9Hasil penelitian Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Keagamaan

Masyarakat terdokumentasi dan terpublikasi pada jurnal internasional serta telah diakui hak cipta oleh Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia RI. Adapun program HKI adalah seperti pada tabel 9.1 Bukti Hak Kekayaan Intelektual (HKI) model adalah sertifikat pencatatan model tersebut seperti pada gambar 9.1. Program HKI dan Pemantapan HKI adalah sebagai berikut: (1) Pendaftaran Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan di Kampung Mualaf (Scientific Approach Model of Social Religious Life of Mualaf Village), (2) Pengurusan Sertifikat HKI, (3) Pemantapan Karya Model tahap awal, (4) Pengurusan Surat Keberangkatan ke New Delhi, (5) Rencana Pelaksanaan pemantapan karya model di JNU New Delhi, (6) Kepulangan, (7) Pencetakan buku model, (8) Pembuatan Laporan. Adapun diskripsi secara lengkap tercantum pada tabel 9.1.

37

Model Pendekatan Saintifik38

Tabel 9.1 Diskripsi Program Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

No Jenis Kegiatan Progres report Waktu/Hasil

1 Pendaftaran Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan di Kampung Mualaf (Scientific Approach Model of Social Religious Life of Mualaf Village)

Karya cipta berupa Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan di Kampung Mualaf terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia RI

Telah terdaftar di KEMENHUMHAM RI pada tanggal 10 Februari 2016

2 Pengurusan Sertifikat HKI

Surat Pengambilan Sertifikat HKI sampai ke Pemohon

Surat pengambilan sertifikat HKI diterima Tanggal 16 Juli 2016

3 Pemantapan Karya Model tahap awal

Telah mendapat LoA dari Jawaharlal Nehru University

LoA diterima pemohon pada tanggal 8 Maret 2016

Komunikasi dan koordinasi pemantapan sampai sekarang berjalan lancer

Rekomendasi pelaksanaan pemantapan karya model di JNU New Delhi oleh Dr. Gautam Jha

4 Pengurusan Surat Keberangkatan ke New Delhi

Pemohon telah memiliki Paspor Biru yang masih berlaku.

Paspor biru pemohon berlaku sampai tahun 2020

Izin RektorIzin KemenagExit permit KemenluVisa

Menunggu pengumuman hasil akhir seleksi

5 Rencana Pelaksanaan pemantapan karya model di JNU New Delhi

31Oktober s. d 14 Nopember 2016

6 Kepulangan 14 November 20167 Pencetakan buku model 20 November 20168 Pembuatan Laporan 21 November 2016

Bab 9 — Hak Kekayaan Intelektual Model (HKI) 39

Gambar 9.1 Sertifikat HKI Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

PUBLIKASI MODEL 10Karya ilmiah berjudul: “Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan

Sosial Keagamaan Masyarakat” telah terpublikasi pada jurnal internasional di India. Adapun nama jurnal tersebut adalah Internasional Journal of Trends in Humanities and Social Science Volume 5, Issue 2, 2016, ISSN 0976 9721 dengan alamat website: www.academicjournalsonline.org. Gambar 10.1 adalah acepptence letter publikasi ilmiah “Model Pendekatan Saintifik dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat”

Gambar 10.1 Acepptence Letter Publikasi Ilmiah

41

Model Pendekatan Saintifik42

Bab 10 — Publikasi Model 43

Model Pendekatan Saintifik44

Bab 10 — Publikasi Model 45

Model Pendekatan Saintifik46

Bab 10 — Publikasi Model 47

Model Pendekatan Saintifik48

Bab 10 — Publikasi Model 49

Model Pendekatan Saintifik50

Bab 10 — Publikasi Model 51

Model Pendekatan Saintifik52

Bab 10 — Publikasi Model 53

Model Pendekatan Saintifik54

Bab 10 — Publikasi Model 55

Model Pendekatan Saintifik56

Bab 10 — Publikasi Model 57

Model Pendekatan Saintifik58

Bab 10 — Publikasi Model 59

Model Pendekatan Saintifik60

BIODATA PENULIS

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd lahir di Kudus, 30 Juni 1974. Ia merupakan alumni Sarjana Pendidikan Biologi IKIP Negeri Semarang Tahun 1998, menyelesaikan studi Magister Pendidikan IPA pada Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tahun 2009. Program Doktor Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Semarang diselesaikan Tahun 2013.

Ia memulai karir sebagai dosen pada Akademi Analis Kesehatan –Akademi Analis Farmasi dan Makanan 17 Agustus 1945 Semarang dari Tahun 1998 sampai dengan Juni 2010. Mata Kuliah yang diampu adalah Biologi Medik, Biologi Molekuler, Biologi Dasar, Mikrobiologi Dasar, Bakteriologi, Teknologi Analisa Hayati, Statistik, Manajemen Laboratorium, Pemantapan Mutu Laboratorium. Berbekal pengalaman yang dimiliki ia dipercaya mengampu mata kuliah Bakteriologi Pada Akademi Analis Kesehatan Pekalongan sejak 1996 sampai dengan Tahun 2010. Ia Juga mengampu mata kuliah Biologi Medik dan Biologi Molekuler pada Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Negeri Semarang. Ia merupakan Asesor Nasional LSP TELAPI (Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Laboratorium Penguji Indonesia) bidang Bakteriologi. Setelah mengabdikan diri pada perguruan tinggi swasta, mulai Juli tahun 2010 diangkat menjadi dosen STAIN (Sekolah Tinggi Agama

61

Model Pendekatan Saintifik62

Islam Negeri) Salatiga sebagai Dosen Pendidikan IPA pada Program studi PGMI. Tahun 2015 STAIN Salatiga resmi alih status Menjadi IAIN Salatiga dan Ia menduduki Ketua Jurusan Tadris IPA. Berbekal Ilmu Manajemen Pendidikan yang diperoleh pada Program Doktor, Ia dipercaya mengampu matakuliah Manajemen dan Desain Pembelajaran, Manajemen dan Strategi Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana IAIN Salatiga. Ia juga mengampu matakuliah Analisis Kebijakan Pendidikan, Manajemen Supervisi Pendidikan Islam, Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana IAIN Purwokerto. Seminar, pelatihan, Workshop dan pertemuan ilmiah baik nasional maupun internasional telah diikutinya. Shortcourse di luar negeri yang pernah diikuti adalah Shortcourse Natural Resources Securities: Governance, Challenges and Oportunities pada tanggal 9 sampai 27 Maret 2015. Shortcourse dilaksanakan di The Energy and Resources Institute Gurgaoun Faridabad New Delhi India. Ekspose karya ilmiah di Jawaharlal Nehru University dengan judul “Scientific Approach Model of Socio-Religious Life in Mualaf Village” pada tanggal 25-30 Nopember 2015. Karya Ilmiah yang pernah diterbitkan adalah: Bakteriologi (Buku, 2011), Bakteriologi Edisi Revisi (Buku, 2012), Bakteriologi Edisi Ketiga (2013), Biologi Molekuler (Buku, 2012). Pembelajaran Bakteriologi ( Buku, 2015). Inovasi Pembelajaran Berbasis Alam dan Lingkungan (Jurnal Mudarisa, 2010), Pendidikan Multikultural Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa (Jurnal Attarbiyah, 2011), Efektifitas Model Manajemen Pelatihan IPA Terpadu bagi Guru Mata Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama Se-Kabupaten Kudus (Jurnal Educational Management, 2012). Pelatihan sebuah solusi dalam pembelajaran IPA Terpadu bagi Dosen IPA di Lingkungan Prodi PGMI (Jurnal MAGISTRA Jurnal Ilmu Pendidikan Dsar dan Keislaman, Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman PGMI UNWAHAS Semarang. Vol 4 No.1 (2013) ISSN 2087-2305). Problematika Integrasi Pendidikan Sains (Science) dalam Konsep Islam (Jurnal Mudarrisa.Vol 5. No.2 STAIN SALATIGA, Desember 2013). Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru IPA Berbasis Pendidikan Agama Islam Melalui Alat Peraga IPA Kontekstual di MI Kecamatan Ngablak, Magelang (Jurnal Inferensi Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 8. No.1 Juni 2014, ISSN 19787332). Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Meminimalkan Infeksi STH pada Petani Kubis melalui Pendidikan Berbasis Masyarakat (Jurnal MADANIA, Vol.9, No.02 Desember 2015, ISSN: 1410-8143, IAIN Bengkulu). Scientific Approach Model of Socio-Religious Life of Mualaf Village in Indonesia (Internasional Journal of Trends in Humanities and Social Science, Volume 5, Issue 2, 2016, ISSN 09769721). Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Direct Instruction Berfokus Film dalam Pengantar Paktikum IPA

Biodata Penulis 63

(Holistik Volume 1(1), 2016 Journal For Islamic Social Sciences, ISSN: 2527-7588 e-ISSN: 2527-9556, e-Journal IAIN Syekh Nurjati Cirebon). Prestasi yang pernah diraih penulis adalah: (1) Peraih Ekspose Karya Ilmiah (EKI) terpublikasi di Jawaharlal Nehru University New Delhi India Tahun 2015, (2) Penerima Penghargaan Anugrah Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Tahun 2015 kategori Eksopse Karya Ilmiah Internasional, (4) Peraih Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan judul: Scientific Approach Model of Socio-Religious Life at Mualaf Village, (5) Reviewer Hibah Publikasi dan Jurnal Ilmiah DIKTIS Tahun 2016.

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

REFERENSI

1. Saputro, Budiyono. 2014. Modul Telaah Kurikulum IPA. Kementerian Agama RI. Program DMS PGMI Non PAI. Pp: 9.

2. Siagian, 1993. Agama-Agama di Indonesia. Semarang: Satya Wacana.Hlm.115.3. Umar Hasyim, 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai

Dasar menuju Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Surabaya: Bina Ilmu.

4. Al Munawar, (2003). Fiqih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press.Hlm.14.

5. Masykuri Abdullah. 2001. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.Hlm.13.

6. Ajat Sudrajat. 2008. Din Al Islam, Yogyakarta: UNY Press.Hlm.158.7. Susanti, Dian Endah. 2012. Model Pembelajaran Toleransi Antar Umat Beragama

dalam PKN di SMA Selamat Pagi Indonesia Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

8. Izzah, Lathifatul. 2013. Melihat Potret Harmonisasi Hubungan Antarumat Beragama di Indonesia. Jurnal Studi Agama-Agama Kompetensi Damai dalam Keragaman. Vol.IX No.1 Januari 2013. ISSN: 1412-2634.

9. Sulistiyono, A. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Media Realia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

65

Model Pendekatan Saintifik66

10. Marjan, Johari, Putu Arnyana, Ida Bagus, dan Nyoman Setiawan, I Gusti Agung. Jurnal penelitian pascasarjana undhiksa Vol 4, No 1 (2014).

11. Zohdi, Mahfuzah, Ramli, Mohamad Yusri & Awang, Jaffary, 2014. Peranan dan Sumbangan JAKIM dalam Dialog antara Agama. International Journal of Islamic Thought. Vol. 6: (Dec.) 2014. ISSN 2232-1314.

12. Maskeliunas, Rytis. 2014. The Evaluation of Spoken Dialog Management Models for Multimodal HCIs. The International Arab Journal of Information Technology, Vol. 11, No. 1, January 2014.

13. Zainuddin, M. 2012. Plutaslisme dan Dialog Antar Umat Beragama. Al-Risalah. Volume 12 Nomor 2 Nopember 2012.