pemetaan bersih siip

Upload: rahmad-rifqi-heriawan

Post on 14-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    1/42

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pengukuran tanah adalah salah satu seni paling tua dan terpenting yang

    dipraktekkan manusia sejak dahulu kala sudah dirasakan perlunya menandai

    batas batas dan pemetakan tanah.

    Pengukuran tanah terus memainkan peranan yang sangat penting dalam

    banyak cabang rekayasa. Sebagai contoh, pengukuran diperlukan untuk

    merencanakan, menbangun, dan memelihara jalan raya, jalan baja, system sistemperhubungan cepat, bangunan, jembatan, tempat peluncuran proyektil, tempat

    peluncuran roket, stasiun pelacak, terowongan tambang, terusan, saluran irigasi,

    bendungan, saluran pembuangan air, pengkaplingan tanah tanah perkotaan,

    system persediaan dan pembuangan saluran limbah, jalur pipa, dan terowongan

    tambang. Pengukuran tanah atau metode pengukuran, biasa dipakai dalam

    perancangan jalur perakitan dan alat jepit antar, pembuatan dan penempatan alat

    besar, menyediakan titik kontrol untuk pemotretan udara, dan dalam banyak hal

    yang berkaitan dalam agronomi, arkeologi, astronomi, kehutanan, geografi,

    geologi, dan sismologi, tetapi khususnya dalam rekayasa militer dan sipil.

    Semua insinyur harus tahu batas batas ketelitian yang mingkin dalam

    konstruksi, rancangan dan perencanan pabrik, dan proses proses pengkhalakan

    (manufacturing), Walaupun pengukuran sebenarnya dapat dikerjakan orang lain.

    Khususnya juru ukur dan insinyur sipil yang bertugas merancang dan

    merencanakan pengukuran harus mempunyai pengertian menyeluruh tentang

    metode dan instrument yang dipakai, termasuk kemampuan dan keterbatasannya.

    Pengetahuan ini paling baik didapat dengan melakukan pengukuran dengan

    menggunakan peralatan yang digunakan dalam praktek untuk memperoleh konsep

    yang tepat mengenai teori galat, dan selisih selisih kecil tetapi yang dapat

    ditemukan yang terjadi dalam kuantitas kuantitas yang diamati.

    Disamping menekankan perlunya batas batas ketelitian yang wajar,

    pengukuran tanah menitikberatkan nilai angka angka terpakai. Para juru ukur dan

    insnyur harus tahu kapan harus bekerja sampai perseratusan foot dan bukan

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    2/42

    2

    persepuluhan atau perseribuan, atau barang kali foot terdekat, serta sejauh mana

    kesaksamaan data lapangan yang perlu untuk pembenaran pelaksanaan hitungan

    hingga sejumlah angka di belakang koma yang dikehendaki. Dengan pengalaman,

    mereka mempelajari bagaimana peralatan dan petugas yang tersedia menentukan

    prosedur dan hasilnya.

    Sketsa dan hitungan yang rapi adalah pertanda pikiran teratur, yang

    selanjutnya merupakan petunjuk adanya latar belakang dan kecakapan rekayasa

    yang kuat. Membuat catatan lapangan dalam segala jenis keadaan adalah

    persiapan amat baik untuk pencatatan dan pembuatan sketsa macam apa yang

    diharapkan dari semua insinyur. Latihan tambahan yang bernilai lanjut diperoleh

    dalam penyusunan hitungan yang benar.

    Para insinyur yang mrancang gedung, jembatan, peralatan dan sebagainya

    sudah beruntung bila taksiran beban yang dapat didukung adalah benar dalam

    batas 5%. Selanjutnya diterapkan factor keamanan 2 atau lebih. Namun kecuali

    untuk pekerjaan topografik, hanya galat galat yang teramat kecil dapat ditoleransi

    dalam pengukuran tanah, dan tidak ada faktor keamanan. Oleh karena itu sudah

    menjadi tradisi bahwa pengukuran tanah menekankan baik kesaksamaan

    pekerjaan tangan maupun kesaksamaan hitungan.

    1.2 TUJUAN

    Adapun tujuan dari praktikum pemetaan ini adalah

    1.2.1 untuk mempraktekkan teori pemetaan situasi,

    1.2.2 untuk memetakan area Fakultas Farmasi Universitas Negeri Jember

    dengan skala 1:400 .

    1.3 MANFAAT

    Adapun manfaat dari praktikum pemetaan ini adalah

    1.3.1 kita dapat menggunakan alat ukur tanah seperti Theodolit dan

    Waterpass,

    1.3.2 kita dapat menggambarkan situasi area Fakultas Farmasi pada peta.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    3/42

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Definisi ilmu ukur tanah

    Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara

    cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi

    relatif atau absolut titik titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya,

    dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu

    daerah.

    2.2 Kerangka Kontrol Horizontal

    2.2.1 Sudut dan Jarak

    Kerangka dasar horizontal adalah posisi sebarang titik ikat yang

    mengacu kepada koordinat dan absis. Apabila diperhatikan rumus dasar

    ilmu ukur tanah, dapat disimpulkan bahwa koordinat titik titik

    selanjutnya hanyalah didapatkan apabila koordinat titik sebelumnya telah

    diketahui. Dengan demikian apabila masalahnya terus ditarik mundurmaka yang menjadi pangkal masalah adalah koordinat titik dan sudut

    jurusan yang paling awal. Artinya kedua besaran ini haruslah tetap

    diketahui sebelumnya. Apabila diketahui koordinat dua buah titik, maka

    untuk menentukan koordinat titik titik lainnya dibutuhkan sudut dan

    jarak yang dibentuk antara titik yang bersangkutan. Bentuk kerangka dasar

    seperti ini dikenal dengan polygon, yaitu dengan melakukan pengukuran

    sudut dan jarak diantara titik titiknya. Dalam bentuk kerangka sebagaipolygon tertutup, pengukuran kontrolnya dapat dilakukan dititik awal saja,

    karena titik tersebut juga merupakan titik akhir dari pengukuran kerangka

    tersebut.

    2.2.2 Azimuth dan Koordinat

    Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari

    sembarang meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, azimuth

    http://id.wikipedia.org/wiki/Geodesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geodesi
  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    4/42

    4

    biasanya diukur dari arah utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan

    national geodetic survey memakai selatan sebagai arah acuan.

    Azimuth dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau

    anggapan, tergantung meridian yang dipakai. Azimuth juga dapat bersifat

    kedepan atau azimuth belakang, dan sebaliknya, dengan menambah atau

    mengurangi 180.

    Azimuth diukur dari sebuah arah acuan yang harus ditetntukan dari

    (a) pengukuran sebelumnya, (b) jarum magnetik, (c) pengamatan matahari

    atau bintang, atau (d) anggapan.

    Azimut dapat dibaca pada lingkaran berpembagian skala pada

    teodolit kompas atau teodolit repetisi setelah instrument diatur dengan

    benar. Ini dapat dikerjakan membidik sepanjang sebuah garis yan

    gdiketahui azimutnya pada lingkaran dan kemudian memutar kearah yang

    diinginkan. Azimuth (arah arah) dipakai dengan menguntungkan pada

    pengukuran titik kontrol topografik dan beberapa pengukuran lainnya

    maupun dalam hitungan hitungan.

    Setiap pengukuran polygon perlu disediakan titik titik kontrol

    yang umumnya berada pada akhir dari jalur pengukuran tersebut. Cara lainyang juga selalu dipergunakan adalah dengan melakukan pengukuran

    kontrol pada beberapa titik yang dipilih. Pengukuran kontrol yang

    dilakukan adalah kontrol azimuth matahari yang diikatkan pada salah satu

    sisi yang terpilih. Pengukuran azimuth matahari merupakan salah satu

    teknik pengukuran pada ilmu Astronomi Geodesi tersebut yang selalu

    dipakai oleh para surveyor dalam menentukan azimuth awal dari suatu

    kerangka polygon, serta dalam melakukan kontrol sudut yang dihasilkandalam pengukuran tersebut.

    Sesuai dengan rumus :

    X2 = X 1 + d 12 sin 12

    Y2 = Y 1 + d 12 cos 12

    Absis dan ordinat titik 1 (titik terdahulu) diketahui, jarak diukur dan sudut

    jurusan garis 12 diketahui. Apabila titik 1 adalah titik awal, maka

    koordinat titik 1 serta sudut jurusan awal tersebut dapat didefinisikan atau

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    5/42

    5

    ukur. Dari hubungan koordinat titik, jarak, dan sudut jurusannya maka

    akan dapat pula ditentukan koordinat titik titik selanjutnya.

    2.3 Kerangka Kontrol Vertikal

    Kerangka kontrol vertikal merupakan kumpulan titik titik yang

    telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya

    terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini

    bisa berupa ketinggian muka air laut rata rata ( mean sea level MSL )

    atau ditentukan lokal. Umumnya titik kerangka kontrol vertikal dibuat

    menyatu pada satu pilar dengan titik kerangka dasar horizontal.

    2.3.1 Titik Tinggi

    Pengadaan jaring kerangka kontrol vertikal dimulai oleh Belanda

    dengan menetapkan MSL di beberapa tempat dan diteruskan dengan

    pengukuran sipat datar teliti. Bakosurtanal, mulai akhir tahun 1970 an

    memulai upaya penyatuan sistem tinggi nasional dengan melakukan

    pengukuran sipat datar teliti yang melewati titik titik kerangka dasar yang

    telah ada maupun pembuatan titik titik baru pada kerapatan tertentu.Jejaring titik kerangka dasar vertikal ini disebut sebagai Titik Tinggi

    Geodesi (TTG).

    2.3.2 Beda Tinggi

    Pengukuran beda tinggi cara sipat datar mudah dilaksanakan pada

    daerah relatif datar dan terbuka. Pada daerah pegunungan, terjal atau

    tertutup berakibat jarak pandang yang semakin pendek. Jumlah

    pengamatan pada selang pengukuran yang sama bertambah, sehinggamemperbesar kemungkinan dan besaran kesalahan atau mengurangi

    ketelitian. Bila titik poligon sebagai titik kerangka horizontal juga

    merupakan titik tinggi kerangka vertikal, maka penempatannya harus

    memungkinkan pelaksanaan pengukuran sipat datar.

    2.4 Garis Kontur

    Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah

    informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    6/42

    6

    menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya

    digunakan garis kontur (contour line).

    Garis kontur dapat didefinisikan sebagai garis khayal yang

    menghubungkan secara berurutan semua titik yang memiliki ketinggian

    yang sama terhadap suatu datum ketinggian yang dipilih sebelumnya.

    Sehingga garis garis tersebut tidak mungkin akan saling berpotongan

    selama medan pengukuran tidak terjal atau bentuk patahan tegak lurus.

    Dalam peta topografi, selalu dihubungkan besaran skala peta dengan beda

    garis kontur yang akan digambarkanl. Sehingga skala peta tidak hanya

    mencerminkan aspek horizontal saja, namun juga mempunyai aspek

    vertikal. Beda kontur untuk skala 1 : xxxx adalah (xxxx/2000).

    Nilai 2000 adalah konstanta beda kontur.

    Dengan demikian penyajian data dalam bentuk peta dapat

    direncakan sejak pengukuran, maksudnya pengambilan ketinggian titik

    detail dapat diatur sebaik mungkin dengan persyaratan hanya boleh

    dilakukan interpolasi garis kontur diantara 2 titik detail.

    Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik

    titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggitertentu.

    Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak

    garis garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke

    bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,

    maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala

    peta.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    7/42

    7

    2.5 Alat Ukur Teodolit

    2.5.1 Bagian Bagian Teodolit

    Keterangan :

    1. Visir 11. Centring optis

    2. Teropong 12. Sekrup gerak halus horisontalatas

    3. Sekrup pengunci gerak vertikal 13.Sekrup gerak halus pengunciatas

    4. Sekrup okuler 14.Sekrup pengunci gerak halushorizontal bawah

    5. Kaca penerang 15.Sekrup gerak halus horisontalbawah

    6. Teropong pembaca sudut 16.Lensa penerang

    7. Sekrup obyektif 17.Nivo kotak

    8. Sekrup gerak halus vertikal 18.Tribarch

    9. Nivo tabung 19.Sekrup penyetel

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    8/42

    8

    6

    21

    3

    4

    5

    10. Sekrup mikrometer 20.Statif

    2.5.2 Pengaturan Teodolit

    Pengaturan yang diperlukan alat teodolit adalah :

    1. semua kedudukan sumbu sudah dalam keadaan baik, yaitu:

    a) sumbu I sudah tegak

    b) sumbu I sudah tegak lurus sumbu I (mendatar)

    c) sumbu lensa (sejajar garis bidik) sudah tegak lurus terhadap

    sumbu II

    2. semua kedudukan gelembung nivo telah diatur dengan baik

    3. salah index telah dihilangkan4. alat ukur telah ter centering dengan baik

    dalam keadaan sempurna kedudukan sumbu sumbu alat ukur harus

    saling tegak lurus. Sumbu I tegak lurus terhadap bidang mendatar yang

    dibentuk oleh gelembung nivo, (bidang nivo) dititik pengamatan atau

    dengan perkataan lain berimpit dengan garis gaya gravitasi dititik

    pengamatan.

    2.6 Alat Ukur Waterpass

    Waterpas adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi

    antara titik titik diatas permukaan bumi.

    2.6.1 Bagian Bagian Waterpass

    Keterangan :

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    9/42

    9

    a. Teropong

    b. Nivo

    c. Tiga sekrup penyetel nivo

    d. Dudukan alat

    e. Pengatur fokus

    f. Pengatur halus horisontal

    2.6.2 Pengaturan Waterpass

    Sebelum alat waterpas tersebut digunakan di lapangan terlebih dahulu

    dikoreksi terhadap adanya kesalahan yang akan mempegaruhi hasil

    pengukuran. Pekerjaan mengoreksi ini bisa disebut dengan mengatur alat

    pengukuran. Pekerjaan mengoreksi ini biasa disebut dengan mengatur alat.

    Pada umumnya mengatur alat waterpass terdiri atas :

    a) Mengatur barang silang horisontal tegak lurus sumbu I

    b) Membuat garis Visir sejajar garis arah

    2.7. KompasSecara umum pengertian kompas adalah alat untuk mennjukkan arah mata

    angin yaitu utara, selatan, barat, dan timur.

    Dalam pemetaan partisipatif, kompas digunakan untuk mengukur azimuth

    atau besar sudut berdasarkan perhitungan arah magnetis utara bumi.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    10/42

    10

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    11/42

    11

    BAB III

    PELAKSANAAN PRATIKUM

    3.1. PERSIAPAN ALAT

    Untuk mendetailkan dan memetakan bangunan yang ada di dalam

    rangka poligon diperlukan alat ukur theodolit. Didalam melakukan pengukuran

    dibantu dengan beberapa alat seperti tripod, pita ukur, dan unting unting theodolit

    adalah alat ukur sudut dengan dilengkapi dua buah lingkaran pembacaan yang

    digunakan untuk penentuan sudut horizontal dan vertical. Beberapa bagian

    penting lainnya dari theodolit adalah teropong dan nivo yang fungsinya sama

    dengan yang terdapat pada alat ukur sifat datar.

    Theodolit memiliki berbagai macam merek dan jenis sehingga memiliki

    perbedaan ketelitian dalam pembacaanya. Sehingga pemilihan merek maupun

    ketelitian alat biasanya sangat tergantung dengan permintaan pemakai peta.

    Pemilihan alat dengan sendirinya mempunyai hubungan sangat erat dengan

    ketelitian hasil ukuran yang diminta pemberi pekerjaan.

    3.1.1. Pengukuran Poligona. Pematokan

    Pada penentukan letak atau pematokan sebuah rencana sumbu jalan,

    maka diperlukan sedikitnya dua buah pilar titik ikat yang lazim yang

    disebut BM(Bench Mark). Salah satu dari kedua titik ikat tersebut

    merupakan posisi titik awal sehingga perlu tersedia di lapangan dan

    diketahui koordinatnya. Umumnya pada pembuatan jalan, juga harus

    tersedia dua buah pilar pada awal sumbu rencana jalan yangbersangkutan lengkap dengan koordinatnya.

    Misalnya titik 0 atau yang umumnya dinamakan Sta 0 + 000

    mempunyai koordinat (X 0 , Y 0) yang didapat dari peta perencanaan

    secara grafis, selanjutnya titik 0 ini adalah titik yang akan dicari

    letaknya di lapangan. Untuk menentukan titik 0, maka sebagai acuan

    dipakai titik titik P (X p , Y p) dan Q (X q , Yq). untuk menentukan

    kedudukan titik awal (titik 0) , maka hal ini dapat dilakukan baik dari

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    12/42

    12

    titik A ataupun titik B. pemilihannya tergantung dari situasi dan kondisi

    yang dihadapi, namun sebaiknya dilakukan dari dua titik ikat tersebut

    agar didapat ketelitian letak yang lebih baik.

    b. Pengukuran Sudut dan Jarak dengan menggunakan theodolit

    Untuk memakai alat ukur sudut ini perlu dilakukan beberapa

    pengaturan pada bagian beberapa alat tersebut. Pengaturan itu selalu

    dilakukan pada saat pelaksanaan pengaturan diatas patok yang

    merupakan titik sudut yang diukur. Dengan sendirinya sebelum alat

    dipergunakan dilapangan terlebih dahulu dilakukan pengecekan ke

    andalan bagian bagian alat ukur tersebut, sebagaimana kedudukan

    sumbu sumbu.Apabila keadaan sudah baik, maka alat harus dapat

    berdiri tegak diatas patok dengan tepat.

    Maksudnya adalah pusat alat yang menyatakan wakil titik sudut di

    alat telah tepat berada diatas titik yang bersangkutan. Pekerjaan ini

    dinamakan centering optis alat dan dapat dilakukan dalam dua tahapan

    yaitu memakai unting unting dan ditepatkan secara optis . adapun cara

    mengerjakan centering optis adalah sebagai berikut:

    a. Pasang tripod sehingga bagian atas tripod sebelah atas kira kiradiatas patok polygon dan mendatar.

    b. Pasang pengukur, keraskan dengan skrup pengencang, tripod

    ditancapkan sehingga tetap diam selama pengukuran.

    c. Pasangkan untig unting pada tengah sekrup pengencang.

    d. Bila diujung unting unting masih menyimpang terhadap paku

    pada patok, maka dengan mengangkat dan menurunkan kaki

    tripod dan dengan bantuan skrup tripod ditepatkan ujung unting unting diatas paku.

    e. Ketengahkan gelembung nivo ke kotak

    f. Karena centering dengan unting unting masih kasar, maka

    unting unting dikesampimgkan kemudian dilakukan centering

    optis ditepatkan benang silangnya agar tepat berada ditengah

    tengah patok/paku.

    Dengan cara :

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    13/42

    13

    1. mata melihat melalui teropong centering optis.

    2. bila benang silang belum tepat ditengah tengah paku ,

    sekrup pengencang alat dikendorkan dan alat digeser

    geser sehingga benang silang tepat ditengah tengah paku

    kemudian skrup dikencangkan lagi

    3. periksa lagi gelembung nivo kotak, bila berubah maka

    ketengahkan lagi.

    4. periksa pergeseran benang silang dan pekerjaan diulang

    lagi dari butir 2

    5. Aturlah nivo tabung dengan menggunakan tiga sekrup

    penyetel pada alat.

    6. Dengan demikian alat theodolit siap untuk melakukan

    pembacaan sudut horizontal dan vertical (untuk

    pengukuran jarak, disertai dengan pembacaan benang

    tengah , atas dan bawah).

    3.1.2. Pengukuran Titik Detail Bangunan

    1. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )

    Mahasiswa terampil dalam melakukan pengukuran detail di berbagai

    macam bentuk permukaan tanah, dalam pemetaan topografi sekala besar.

    2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

    Mahasiswa terampil dalam melakukan pengukuran detail pada daerah

    relative datar datar dengan menggunakan teodolit sudut.

    3. Kategori Praktikum

    Keterampilan kelompok

    4. Peralatan yang dipakai :

    a. 1 alat Theodolit,

    b. 2 rambu ukur,

    c. Payung,

    d. formulir ukur jarak dan alat tulis,

    e. 1 kompas,

    f. 1 unit pita ukur.

    5. Pelaksanaan :

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    14/42

    14

    a. Titik titik 1,2 ,dst adalah titik titik kerangka dasar horizontal

    dan kerangka dasar vertikal yang merupakan titik ikat pada

    pengukuran situasi ini (titik pologon yang telah diukur

    sebelumnya),

    b. Dirikan alat dititik 1 ( atau menurut kebutuhan dan kondisi

    lapangan ), aturlah alat sesuai ketentuan ( centering optic ),

    c. Lakukan pengukuran sudut (satu seri ) antara titik 1 dan titik detail

    A ( lihat praktikum terdahulu), misalkan diperoleh harga 1 pada

    saat teropong membidik titik detail a, lakukan pembacaan dan catat

    skala lingkaran vertical dan BT, BB, BA untuk pengukuran jarak

    antar titik 1 dan detail A,

    d. Kemudian teropong diputar ke arah titik detail B, lakukan seprti

    pada butir sebelumnya,

    e. Demikian seterusnya pengukuran untuk titik detail lainnya dari

    titik polygon 1,

    f. Selanjutnya alat dipindah ke titik detail ke titik 2 atau dipilih sesuai

    kebutuhan dan kondisi kemudian lakukan seperti urutan diatas.

    3.1.3. Peersiapan alat waterpas

    Waterpas adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara

    titik titik diatas permukaan bumi.

    Sebelum alat waterpas tersebut digunakan di lapangan terlebih dahulu

    dikoreksi terhadap adanya kesalahan yang akan mempegaruhi hasil

    pengukuran. Pekerjaan mengoreksi ini bisa disebut dengan mengatur alatpengukuran. Pekerjaan mengoreksi ini biasa disebut dengan mengatur alat.

    1. Pada umumnya mengatur alat waterpass terdiri atas :

    a) Mengatur barang silang horisontal tegak lurus sumbu I

    b) Membuat garis Visir sejajar garis arah

    2. Bahan dan Alat Praktikum

    Alat yang dipergunakan praktikum ini adalah sebagai berikut :

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    15/42

    15

    a) Waterpass + Tripod : 1 set

    b) Baak/Rambu ukur : 1 buah

    c) Alat Pengukur jarak/pegas ukur 30 cm : 1 buah

    d) Alat tulis dan alat hitung/kalkulator

    3. Tujuan Intruksional Khusus

    Agar Mahasiswa dapat mengatur alat waterpass sebelum alat dipastikan.

    4. Prosedur Praktikum

    A. Membuat Sumbu I Vertikal

    a) Dengan memutar 3 sekrup gelembung Nivo sehingga tepat pada lingkaran

    Nivo.

    b) Sekrup C untuk arah samping sedang A untuk maju mundur sehingga

    gelembung Nivo lingkaran kearah nivo seimbang.

    c) Bila item sudah terpenuhi maka dapat dikatakan sumbu 1 sudah vertikal.

    B. Mengatur benang Silang Horisontal Lurus sumbu I

    a) Pada teropong akan salalu terlihat keadaan seperti terlampir di samping

    dimana benang silang horisontalnya adalah untuk mendapatkan tinggi tempat

    (dengan pembacaan) pada Baak.

    Gelembung NivoA

    B C

    A

    B C

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    16/42

    16

    b) Ambil titik P di tembok dan impitkan benang silang horisontalnya pada

    titik P tersebut. Bila teropong di putar putar ternyata bayangan titik P keluar,

    maka betulkan dengan memutar benang silang dengan perantara sekrup Visir.

    Membuat garis Visir sejajar garis arah Nivo

    a) Tempatnya alat pada poisi antara A dan B dengan jarak yang sama.

    b) Baca rambu di A dan B (baca benang tengahnya) beda tinggi antara A

    dan B adalah h AB = a b.

    c) Pindahkan alat di C dengan jarak yang sama (d) baca kembali rambu di

    A dan B beda tinggi antara A dan B adalah AB = a b.

    btba

    bbP

    0

    a 0

    a

    a

    a

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    17/42

    17

    Seharusnya a b = a b, karena garis sejajar garis arah nivo maka

    diadakan koreksi sebesar C.

    d) Untuk menempatkan garis Visir sejajar garis arah nivo maka diadakan

    koreksi sebesar C.

    C = (a b h AB) ( 2d + d ) : = 3 : 2

    Sehingga :

    C = 3/2 (ab h AB)

    e) Berikan koreksi dengan cara membetulkan pembacaan ada kedudukan

    rambu di C pada pembacaan C = a c.

    f) Dengan koreksi akan terlihat Nivo tidak seimbang lagi dan harus di

    seimbangkan dengan koreksi Nivo.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    18/42

    18

    3.1.4. Pengukuran Waterpass

    Pengukuran waterpas sipat datar bertujuan untuk mengetahui beda tinggi

    sekaligus ketinggian titik ikat pada poligon dari permukaan air laut.

    a) Tempatkan alat pada poisi kira kira berada di tengah A dan B

    b) Baca rambu di A dan B (baca benang tengahnya) beda tinggi antara A

    dan B adalah h AB = a b.

    c) Hitung jarak antara alat ke A dan ke B, apabila jaraknya tidak sama (

    alat belum berada tepat di tegah ) maka alat harus dipindahkan sesuai

    dengan kebutuhan (metode Double Stand ).

    d) Bidik titik BM sebagai datum atau referensi dari titik ikat poligon yang

    paling dekat dengan titik BM tersebut.

    e) Dengan berdasar pada ketinggian titik BM tersebut dapat dicari

    ketinggian tiap tiap titik ikat pada poligon dengan cara ditambahkan

    dengan beda tinggi.

    3.1.5. Pengukuran Waterpass Profil / Titik kontur

    Waterpassing dilakukan untuk mendapatkan penampang memanjang

    maupun melintang yang nantinya dapat digambarkan sebagai kontur di daerah

    tersebut.

    Pada dasarnya cara kerja pengukuran waterpass profil memanjang dan

    melintang sama dengan pengukuran waterpass sipat datar. Perbedaannya

    pada pengukuran waterpass profil memajang dan melintang ini titik yang

    dibidik lebih banyak karena ketinggian dari tiap tiap profil yang akan dibidik

    berbeda.

    0

    a 0

    a

    a

    a

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    19/42

    19

    BAB IV

    PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

    4.1 Penyortiran Data

    StasiunTitik

    arah

    Pembacaan Sudut Horisontal Jarak

    ( D

    )

    Besar Sudut Horisontal Sudut Horisontal

    Rata-RataBA BB BT

    B LB B LB

    15 275 o 27' 49'' 95 o 29' 14'' 24,4

    208 o 33' 39'' 208 o 33' 44'' 208 o 33' 41,5''1540 1296 1418

    2 124 o 01' 28'' 304 o 02' 58'' 42,4 1826 1402 1614

    21 266 o 55' 12" 86 o 55' 02'' 42,8

    38o 58' 26'' 38 o 58' 25'' 38 o 58' 25,5''1736 1308 1522

    3 305 o 53' 38" 125 o 53' 27'' 98 1790 0810 1300

    32 254 o 27' 41" 74 o 28' 10'' 100

    85o 23' 05'' 85 o 23' 07'' 85 o 23' 06''2150 1150 1650

    4 339 o 50' 46" 159 o 51' 17'' 61,2 2046 1434 1740

    43 249 o 17' 52" 69 o 18' 32'' 60

    82o 28' 11'' 82 o 28' 08'' 82 o 28' 9,5''1650 1050 1350

    5 331o

    46' 03" 151o

    46' 40'' 52 1660 1140 1400

    54 336 o 16' 16" 156 o 15' 57'' 52,8

    124 o 41' 04'' 124 o 41' 05'' 124 o 41' 4,5''2064 1536 1800

    1 100 o 57' 20" 280 o 57' 02'' 24,6 1813 1567 1690Keterangan : * dalam meter (m)

    Data Polygon Hasil Penembakan

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    20/42

    20

    4.2 Perhitungan Poligon

    Perhitungan Sudut Horisontal

    180)2(n fs o

    = 540 o 04' 27'' (5-2) 180 o

    = 540 o 04' 27'' 540 o 00' 00''

    = 00 o 04' 27''

    n fs

    s f

    "4,53'00005

    "270400 '

    n fs

    f

    f

    Sudut Horisontal Terkoreksi

    1 = 38 58' 25,5" 00 o 00' 53,4''

    = 38 57' 32,1"

    2 = 85 23' 06" 00 o 00' 53,4''

    = 85 22' 12,6"

    3 = 82 28' 9,5" 00 o 00' 53,4''

    = 82 27' 16,1"

    4 = 124 41' 4,5" 00 o 00' 53,4''

    = 124 40' 11,1"

    5 = 208 33' 41,5" 00 o 00' 53,4''

    = 208 32' 48,1"

    Perhitungan Azimuth

    5012

    1801223

    1

    = 50 + 180 + 38 57' 32,1"

    = 268 57' 32,1"

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    21/42

    21

    1802334

    2

    = 268 57' 32,1"+ 180 + 85 22' 12,6"

    = 174 19' 44,7"

    1803445

    3

    = 174 19' 44,7" + 180 + 82 27' 16,1"

    = 76 47' 0,8"

    1804551

    4

    = 76 47' 0,8" + 180 + 124 40' 11,1"

    = 21 27' 11,9"

    = 50 00' 00"

    Perhitungan Jarak f (x)

    12121212 sinsin D D

    50sin6,42

    63349328,32

    23232323 sinsin D D

    sin99 "1,32'57268

    98365748,98

    34343434 sinsin D D

    sin6,60 "7,44'19174

    988167599,5

    45454545 sinsin D D

    sin4,52 "8,0'4776

    01209817,51

    51515151 sinsin D D

    sin5,24 "9,11'2721

    960699605,8

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    22/42

    22

    D sin = D 12 sin 12 + D 23 sin 23 + D 34 sin 34 + D 45 sin 45

    + D 51 sin 51

    389198826,0

    Perhitungan Jarak f(y)

    1212 cos D 50cos6,42

    38275217,27

    2323 cos D cos99 "1,32'57268

    798763879,1

    3434 cos D cos6,60 "7,44'19174

    3034149,60

    4545 cos D cos4,52 "8,0'4776

    98022705,11

    5151 cos D cos5,24 "9,11'2721

    8025407,22

    063341141,0cos D

    D cos = D 12 cos 12 + D 23 cos 23 + D 34 cos 34 + D 45 cos 45

    + D 51 cos 51

    063341141,0

    Koreksi f(x)

    F(x) = sin D D

    D

    Fx 1 = sin12 D D

    D

    = 826)(-0,389198279,1

    42,6

    = -0,059404765

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    23/42

    23

    Fx 2 = sin23 D D

    D

    = 826)(-0,389198279,199

    = -0,138053327

    Fx 3 = sin34 D D

    D

    = 826)(-0,389198279,1

    60,6

    = -0,08450537

    Fx 4 = sin45 D D

    D

    = 826)(-0,389198279,1

    52,4

    = -0,07307065

    Fx 5 = sin51 D D

    D

    = 826)(-0,389198279,1

    24,5

    = -0,034164712

    Fx = Fx 1 + Fx 2 + Fx 3 + Fx 4 + Fx 5

    = -0,059404765+ -0,138053327+ -0,08450537+ -0,07307065+ -

    0,034164712

    = -0,389198824

    Koreksi f(y)

    F(y) = cos D D

    D

    Fy1 = cos12 D D

    D

    = 41)(0,0633411279,1

    42,6

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    24/42

    24

    = 0,009667977809

    Fy2 = cos23 D D

    D

    = 41)(0,0633411279,1

    99

    = 0,022467835

    Fy3 = cos34 D D

    D

    = 41)(0,0633411279,1

    60,6

    = 0,013753038

    Fy4 = cos45 D D

    D

    = 41)(0,0633411279,1

    52,4

    = 0,011892066

    Fy5

    = cos51 D D

    D

    = 41)(0,0633411279,1

    24,5

    = 0,00556022198

    Fy = Fy 1 + Fy 2 + Fy 3 + Fy 4 + Fy 5

    = 0,009667977809+ 0,022467835+ 0,013753038+ 0,011892066+

    0,00556022198

    = 0,063341138

    Koordinat (X)

    X1 = 0

    X2 = x 1 + d 12 sin 12 Fx1

    = 0 + 63349328,32 (-0,059404765)

    = 32,69289805

    X3 = x 2 + d 23 sin 23 Fx 2

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    25/42

    25

    = 32,69289805+ ( 98365748,98 ) (-0,138053327)

    = -66,15270611

    X4 = x 3 + d 34 sin 34 Fx 3

    = -66,15270611+ 988167599,5 (-0,08450537)

    =-60,08003314

    X5 = x 4 + d 45 sin 45 Fx4

    = -60,08003314+ 01209817,51 (-0,07307065)

    = -8,994864319

    X = X 1 + X 2 + X 3 + X 4 + X 5

    = -0,000000002

    Koordinat Y

    Y1 = 0

    Y2 = y 1 + d 12 cos 12 Fy1

    = 0 + 38275217,27 0,009667977809

    = 27,37308419

    Y3 = y 2 + d 23 cos 23 Fy2

    = 27,37308419+ )798763879,1( 0,022467835

    = 25,55185248

    Y4 = y 3 + d 34 cos 34 Fy3

    = 26,55185248+ ( 3034149,60 ) 0,013753038

    = -34,76531546

    Y5 = y 4 + d 45 cos 45 Fy4 = -34,76531546+ 98022705,11 0,011892066

    = -22,79698048

    Y = Y 1 + Y 2 + Y 3 + Y 4 + Y 5 + Y 6 + Y 7

    = 0,00000000222

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    26/42

    26

    TABEL PERHITUNGAN POLIGON

    Titik

    poligon

    Sudut

    horisontal

    Rata-rata

    ( )

    Fs

    Sudut

    horisontal

    Terkoreksi

    (

    )

    Azimut

    ( )

    Jarak

    ( D

    )

    Terkor

    eksi*

    D sin Koreksi

    fxD cos

    Koresksi

    fyx y

    1 208 o33'41,5''

    00 o 01'

    6,75''

    208 o32'48,1'' 50 o 42,6 32,63349328 -0,059404765 27,38275217 0,0096679778 0 0

    2 38 o 58'25,5'' 38 o 57' 32,1'' 268 o57'32,1'' 99 -98,98365748 -0,138053327 -1,798763879 0,02246783532,6928980

    5

    27,3730841

    9

    3 85 o 23' 06'' 85 o 22'12,6'' 174 o19'44,7'' 60,6 5,988167599 -0,08450537 -60,3034149 0,013753038

    -

    66,1527061

    1

    25,5518524

    8

    4 82 o 28' 9,5'' 82 o 27'16,1'' 76 o 47' 0,8'' 52,2 51,01209817 -0,07307065 11,98022705 0,011892066

    -

    60,0800331

    4

    -34,7653154

    5 124 o 41'4,5'' 124 o40'11,1'' 21 o 27'11,9'' 24,5 8,960699605 -0,034164712 22,8025407 0,0055602219

    -

    8,99486431

    9

    -22,7969804

    540 o 04' 27'' 540 o 00' 00'' 50 o 00' 00'' 279,1 -0,389198826 -0,389198824 0,063341141 0,063341138 -0,00 0,00

    Keterangan : * dalam meter (m)

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    27/42

    27

    4.3 Perhitungan BM

    TitikPembacaan BT

    JarakBeda Tinggi ( h)

    ElevasiBelakang Belakang + -

    BM1354 1322 39,2 m 0032 -

    6020

    1 6052

    1836 1140 111,2 m 0696 -

    2 6748

    1656 1106 53,2 m 0550 -

    3 7298

    1606 1196 33,2 m 0410 -

    4 7708

    1638 1196 37,2 m 0558 -Patok 1 8266

    8090 5844 274 m 2246

    P1 = h BM + h BM-P1 = 6020 + 2246 = 8266

    Keterangan :

    - Tinggi BM = 6020- Jarak dihitung dengan hitungan rumus BA-BB

    Tabel Waterpass BM(Elevasi Poligon Dari Bm )

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    28/42

    28

    4.4 Perhitungan Waterpass

    Perhitungan Jarak (d)

    1001000

    21 Jarak Jarak Jarak

    1001000

    )()( 21 Bb Ba Bb Ba

    2,431001000

    20822412d

    4,991001000

    48251223d

    2,611001000

    28432834d

    2,531001000

    27625645d

    2,241001000

    11612651d

    2,281d

    Perhitungan Beda Ketinggian (H)

    H1000

    21 BT BT

    12

    H 1000

    21 Bt Bt

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    29/42

    29

    03,01000

    1840181012 H

    23

    H 1000

    32 Bt Bt

    246,01000

    1692193823 H

    34

    H 1000

    43 Bt Bt

    328,01000

    1594126634 H

    45

    H 1000

    54 Bt Bt

    284,01000

    1240152445 H

    51

    H 1000

    15 Bt Bt

    172,01000

    1572140051 H

    000000,0H

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    30/42

    30

    Perhitungan Tinggi Poligon (h).

    h BM-1 = 22461

    hBM = 60201

    h1 = h BM + h BM-1 = 6020 + 2246 = 8266 h2 = h 1 + h 1-2 = 8266 + (-0030) = 8236 h3 = h 2 + h 2-3 = 8236 + 0246 = 8482 h4 = h 3 + h 3-4 = 8482 + (-0328) = 8154 h5 = h 4 + h 4-5 = 8154 + 0284 = 8438 h1 = h 5 + h 5-1 = 8438 + (-0172) = 8266

    1 Dari data perhitungan tinggi BM

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    31/42

    31

    TABEL WATERPASS

    Keterangan : - h BM-1 = 2246 2 - hBM = 6020 2

    - h1 = h BM + h BM-1

    2 Dari data perhitungan tinggi BM

    Titik

    Alat

    BTJarak

    Beda Tinggi

    (h)

    Tinggi

    ElevasiBelakang Muka

    11810 1840 43,2m -0030

    8266

    2 8236

    1938 1692 99,4m 0246

    3 8482

    1266 1594 61,2m -0328

    4 8154

    1524 1240 53,2m 0284

    5 8438

    1400 1572 24,2m -01721 8266

    281,2m 0000

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    32/42

    32

    4.5 TABEL DETAIL POLIGON DAN DETAIL KONTUR (WATERPASS)

    Ttitik

    alat

    Titik

    arah BA BB BT

    Jarak

    (m) Sudut

    Tinggi

    alat

    Keting

    gian

    1 5 1518 1270 1394 24,8 0 o 1566 8438

    E 1866 1678 1742 18,8 9 o 1566 8090

    B 1550 1494 1522 5,6 150 o 1566 8310

    H 1546 1346 1446 20,0 228 o 1566 8386

    G 1906 1782 1874 18,4 250 o 1566 7958

    C 1750 1710 1730 4 335,5 o 1566 8102

    D 1654 1582 1618 7,2 338 o 1566 8214

    F 1818 1606 1762 21,2 356 o 1566 8070

    A 1538 1498 1518 4 357 o 1566 8314

    2 1 1730 1300 1515 43 0 o 1545 8266

    J 1202 1022 1112 18,0 40,4 o 1545 8669

    K 1458 1190 1324 26,8 56 o 1545 8457

    M 1818 1598 1708 22 215 o 1545 8073

    N 2180 1780 1980 40 306 o 1545 7801

    L 1924 1424 1674 50 350 o 1545 8107

    I 1240 0984 1112 25,6 358 o 1545 8669

    3 2 2236 1244 1740 99,2 0 o 1740 8236

    O 1500 1110 1505 39,0 3 o 1740 8717

    P 1480 1188 1284 29,2 11 o 1740 8938

    R 1946 1362 1654 58,4 22 o 1740 8568

    Q 1672 1220 1446 45,2 23 o 1740 8776

    X 1886 1702 1794 18,4 24 o 1740 8428

    Y 1660 1320 1490 34 24 o 1740 8732

    S 1850 1626 1738 22,4 72 o 1740 8484

    T 1920 1570 1748 35 79 o 1740 8474

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    33/42

    33

    V 1840 1540 1690 30 85 o 1740 8532

    U 1950 1546 1748 40,4 102 o 1740 8474

    W 1334 1250 1292 8,4 288 o 1740 8938

    4 3 1504 0896 1200 60,8 0 o 1528 8482

    Z 1368 1180 1274 18,4 56 o 1528 8408

    C 1468 1388 1428 8 61 o 1528 8254

    A 1472 1268 1370 20,4 64 o 1528 8312

    B 1600 1408 1504 19,2 74 o 1528 8178

    D 1572 1348 1460 22,4 344 o 1528 8222

    5 4 2110 1580 1845 53,0 0 o 1561 8154

    G 1634 1510 1572 12,4 14 o 1561 8427

    E 1786 1734 1760 5,2 265 o 1561 8239

    F 1962 1698 1830 26,4 353 o 1561 8169

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    34/42

    34

    4.6 Perhitungan Kontur

    Tinggi titik:

    h1 = 8266 h2 = 8236 h3 = 8482 h4 = 8154 h5 = 8438 h1 = 8266

    Kontur = (h tertinggi -h terendah ) / 200

    = (8938-7801) / 200

    = 5,685 6

    Beda Kontur = skala/2000x 1m

    = 400/2000x 1m

    = 0,2m

    Rumus Kontur = (ha-hantara ) / (h a-hb) x d ab

    Ket: h a> h b

    dab = jarak dalam peta (cm)

    Kontur 1-3 (8400) = (8482-8400) / (8482-8266) x 17,5cm

    = 6,6cm

    Kontur 1-E (8200) = (8266-8200) / (8266-8090) x 47cm

    = 1,76cm

    Kontur 1-G (8000) = (8266-8000) / (8266-7958) x 4,6cm

    = 4cm

    Kontur 1-G (8200) = (8266-8200) / (8266-7958) x 4,6cm

    = 1cm

    Kontur 1-C (8200) = (8266-8200) / (8266-8105) x 1cm

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    35/42

    35

    = 0,4cm

    Kontur 1-F (8200) = (8266-8200) / (8266-8070) x 5,3cm

    = 1,8cm

    Kontur 2-3 (8400) = (8482-8400) / (8482-8236) x 24,6cm

    = 8,2cm

    Kontur 2-J (8400) = (8669-8400) / (8669-8236) x 4,5cm

    = 2,8cm

    Kontur 2-J (8600) = (8669-8600) / (8669-8236) x 4,5cm

    = 0,7cm

    Kontur 2-K(8400) = (8457-8400) / (8457-8236) x 6,7cm

    = 1,7cm Kontur 2-N(8000) = (8236-8000) / (8236-7801) x 10cm

    = 5,4cm

    Kontur 2-L(8200) = (8236-8200) / (8236-8107) x 12,5cm

    = 3,5cm

    Kontur 2-I(8400) = (8669-8400) / (8669-8236) x 6,8cm

    = 4,2cm

    Kontur 2-I(8600) = (8669-8600) / (8669-8236) x 6,8cm= 1,1cm

    Kontur 3-4 (8200) = (8482-8200) / (8482-8154) x 15,2cm

    = 13,1cm

    Kontur 3-4 (8400) = (8482-8400) / (8482-8154) x 15,2cm

    = 3,8cm

    Kontur 3-O(8600) = (8717-8600) / (8717-8482) x 9,75cm

    = 4,9cm Kontur 3-P(8600) = (8938-8600) / (8938-8482) x 9,9cm

    = 7,3cm

    Kontur 3-P(8800) = (8938-8800) / (8938-8482) x 9,9cm

    = 3cm

    Kontur 3-Q(8600) = (8776-8600) / (8776-8482) x 11,3cm

    = 6,8cm

    Kontur 3-Y(8600) = (8732-8600) / (8732-8482) x 8,5cm

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    36/42

    36

    = 4,5cm

    Kontur 3-W(8600) = (8938-8600) / (8938-8482) x 2,1cm

    = 1,6cm

    Kontur 3-W(8800) = (8938-8800) / (8938-8482) x 2,1cm

    = 0,6cm

    Kontur 4-5 (8200) = (8438-8200) / (8438-8154) x 12,9cm

    = 10,8cm

    Kontur 4-5 (8400) = (8438-8400) / (8438-8154) x 24,6cm

    = 1,73cm

    Kontur 4-Z (8200) = (8408-8200) / (8408-8154) x 4,7cm

    = 3,8cm Kontur 4-Z (8400) = (8408-8400) / (8408-8154) x 4,7cm

    = 0,15cm

    Kontur 4- C (8200) = (8254-8200) / (8254-8154) x 2cm

    = 1,08cm

    Kontur 4- A (8200) = (8312-8200) / (8312-8154) x 5,1cm

    = 3,615cm

    Kontur 4- D (8200) = (8282-8200) / (8282-8154) x 5,1cm= 1,65cm

    Kontur 5-1 (8400) = (8438-8400) / (8438-8266) x 6,1cm

    = 1,4cm

    Kontur 5- F (8200) = (8438-8200) / (8438-8169) x3,3cm

    = 2,9cm

    Kontur 5- F (8400) = (8438-8400) / (8438-8169) x 3,3cm

    = 0,5cm

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    37/42

    37

    Tabel Perhitungan Kontur

    Ket : x = letak titik kontur dari h yang lebih tinggi(dalam cm).

    Stasiun Titik

    Jarak

    padaGambar(cm)

    Elevasi Beda Kontur

    Stasiun Titik 8000 8200 8400 8600 8800

    1

    2 10,6

    8266

    82363 17,5 8482 6,6E 4,7 8090 1,76G 4,6 7958 4 1C 1 8102 0,4

    2

    3 24,6

    8236

    8482 8,2

    J 4,5 8669 2,8 0,7K 6,7 8457 1,7M 5,5 8073 1,2N 10 7801 5,4 0,82L 12,5 8107 3,48I 6,8 8669 4,2 1,1

    3

    4 15,2

    8482

    8154 13,1 3,8O 9,75 8717 4,9

    P 9,9 8938 7,3 3

    Q 11,3 8776 6,8Y 8,5 8732 4,5W 2,1 8938 1,6 0,6

    4 5 12,9 8154 8438 10,8 1,73

    51 6,1

    84388266 1,4

    F 3,3 8169 2,9 0,5

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    38/42

    38

    4.7 Perhitungan Crossection

    Ket :

    dA1 = 13,21m a = 201 o27'11,9'' b = 1 = 14 o30'01'' c = 144 o02'47,1'' d = A = 149 o42'21'' e = 5A = 5 o39'33,9'' f = 5 = 15 o47'38''

    1A = a+b = 215o57'1,29''

    51

    sin

    5

    1sin

    1

    5sin

    d A

    dAdA

    5,24

    '42'21'149sin

    5

    '30'01'14sin

    1

    '47'38'15sin

    dAdA

    15,120206,0

    2504.05dA

    21,130206,0

    2722.01dA

    U

    U

    1

    A

    a

    c

    b

    d

    5 e

    f

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    39/42

    39

    Koordinat A dari 5

    Ket : (X,Y) = koordinat patok

    (x,y) = koordinat crossection

    Azimut 5-AJarak 5-A

    Koordinat A dari 1

    Ket : (X,Y) = koordinat patok

    (x,y) = koordinat crossection

    Azimut 1-A

    Jarak 1-A

    KOORDINAT TITIK IKAT BANGUNAN

    TitikKoordinat

    X Y

    A -7,7 -10,7

    Titik Azimuth()

    Jarak (D)

    X Y D sin D cos x y

    A 5 o39'33,9'' 12,15 -8,9 -22,8 1,1982 12,0844 -7,7018 -10,715

    Titik Azimut

    ()

    Jarak

    (D)X Y D sin D cos x y

    A 215 o57'1,29'' 13,21 0 0 -7,7559 -10,6934 -7,7559 -10,6934

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    40/42

    40

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    1. Dalam pengukuran menggunakan theodolit sudut- sudut yang diukur telah

    sesuai antara pengukuran ,perhitungan dan juga penggambaran pada titik

    poligon dan detail. Dengan titik awal ( 0 , 0 ) telah diperoleh data akhir

    yang sesuai yaitu dengan titik akhir ( 0 , 0 ) juga. Namun masih terdapat

    kendala kendala pada saat pengukuran , perhitungan serta pada saat

    penggambaran. Kendala kendala tersebut meliputi :

    a. Cuaca yang kurang mendukung sehingga menyebabkan pembacaan

    sudut horisontal dan vertical pada teodolite kurang sempurna

    sehingga pembacaan pada pengukuran dilakukan berulang ulang,

    b. Kurang ketelitian dari pengukuran pada saat pengukuran

    dilapangan.

    c. Keadaan bak ukur yang tidak tegak lurus

    2. Dalam pengukuran dengan mempergunakan waterpass angka koreksi jarak

    pada pngukuran bisa dan luar baisa diperoleh maximum 4,5 mm

    sedangkan pada pengukuran jarak biasa diperoleh angka 0 mm dan

    pengukuran jarak doublestand diperoleh dengan angka koreksi 0,1 mm,

    berarti pengukuran bisa dikatakan berhasil namun kurang sempurna karena

    angka koreksi jarak yang diperoleh bukan nol mm. kendala yang

    menyebabkan pengukuran jarak tidak sempurna antara lain:a. Penempatan Nivo kurang tepat ditengah sehingga menyebabkan

    pengukuran waterpass kurang sempurna.

    b. Penempatan pada saat pengukuran angka koreksi.

    b. Kesalahan pembacaan pada saat pengukuran oleh pengukur alat.

    c. Kesalahan pada saat mendirikan rambu ukur pada saat pengukuran.

    e. Penempatan awal fokus center dengan mempergunakan unting-

    unting yang tidak tepat pada titik center pada patok.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    41/42

    41

    5.2 SARAN

    Pada pelaksanaan praktikum selanjutnya, baik dalam penggunaan

    waterpass maupun teodolit diharapkan lebih memperhatikan keadaan cuaca

    sehingga pembacaan benang atas, benang bawah, benang tengah, sudut horizontal,

    dan sudut vertical lebih tepat. Selain itu, kita harus memperhatikan rambu ukur

    supaya tegak lurus dan tidak berubah posisi.

  • 8/2/2019 Pemetaan Bersih Siip

    42/42

    DAFTAR PUSTAKA

    Sinaga, Indra---- Pengukuran dan Pemetaan Pekerjaan Konstruksi .

    Sosrodarsono, Suyono dan Takasaki,Masayoshi.2005. Pengukuran Topografi dan

    Teknik Pemetaan. Jakarta : PT.PRADNYA PARAMITA.

    Dugdale,R.H. Ilmu Ukur Tanah . Jakarta : ERLANGGA