pelaksanaan pemetaan geologi

8/19/2019 pelaksanaan pemetaan geologi

1/50

PELAKSANAAN PEMETAAN GEOLOGI

KONDISI

GEOLOGI

TITIK AMAT

Pengamatan

Suatu titik

GEOMORFO

LOGI

SEKITAR

TITIK

KOLOM

LITOLOGI

SEKITAR

TITIK

STRUKTUR

SEKITAR

TITIK

KONDISI

VARIASI

LITOLOGI

Pengamatan

LintasanPETA GEOLOGI

LINTASAN

GEOMORFO

LOGI

SEPAN-

JANG

LINTASAN

KOLOM

LITO-

LOGI

SEPAN-

JANG

LINTASAN

VARIASI

STRUKTUR

SEPAN-

JANG

LINTASAN

LOKASI

KEDU-

DUKAN

BATAS

LITO-

LOGI

WR/2008/Metode Geologi Lapangan – Teknik Geologi UGM


2/50

PENGAMATAN LINTASAN

PENGAMATAN TITIK KEMUDIAN DILANJUTKAN KE PENGA-

MATAN LINTASAN :


GEOMOR

FOLOGISEPAN-JANG

LINTAS-

AN

KOLOM

LITO-LOGI

SEPAN-

JANGLINTAS-

AN

VARIASI

STRUK-TUR

SEPAN-

JANG

LINTASAN

LOKASI

&KEDU-DUKAN

BATASLITO-

LOGI

PETA GEOLOGI

LINTASAN

Pengamatan

Lintasan

Jetis Klebengan

24

25

26

27

28

29

30

31

32

0 250 m


3/50

1

3

PENGAMATAN LINTASAN

4

7

8

11

12

2

5

69

10

1-2-3-4-7-8-11-12-1 : Lintasan

Utama (Main traverse) : Lintas-

an tertutup (Closed traverse =kembali ke BASE CAMP )

4-5-6 dan 8-9-8-10-8: Lintasan

Samping (Side traverse) : Lin-

tasan terbuka (Open traverse)WR/2007/Metode Geologi Lapangan – Teknik Geologi UGM

PENGAMATAN LINTASAN, BERUPA PENGAMATAN PADA

BEBERAPA TITIK YANG BERURUTAN YANG TERLETAK PADA

SATU JALUR LINTASAN PENGAMATAN

BA SE CAMP


4/50

1

3

PENGAMATAN LINTASAN

4

13

14

17

18

2

6

15

16


DALAM KEADAAN TERTENTU, PADA DAERAH YANG DITELITI

TETAPI JAUH DARI BASE CAMP PERLU DIADAKAN FLYING CAMP

BASE CAMP

7

89

10

11

12

FLYING

CAMP

5


5/50


Pada tahap awal dari pemetaan,

yang diplot adalah litologi.

PENGAMATAN LINTASAN


6/50

WR/2007/Metode Geologi Lapangan – Teknik Geologi UGMPROFIL LINTASAN

KOLOM

LITOLOGI

KOLOM

STRATIGRAFI

SATUAN A

SATUAN

B

SATUAN

C

Pada tahap awal dari pemetaan,

yang diplot adalah litologi. Setelah

terkumpul dalam kolom, baru dibu-

at satuan, sehingga kemudian baru

dilakukan pemetaan satuan

PENGAMATAN LINTASAN


7/50

PENYUSUNAN PETA LINTASAN



8/50

PENYUSUNAN PETA LINTASAN



9/50

PENARIKAN BATAS SATUAN SEMENTARA

SETELAH BEBERAPA HARI

MENGAMATI TITIK DAN LINTAS-AN, PERLU DICOBA PENARIKAN

BATAS LITOLOGI, WALAU MASIH

KASAR BENTUKNYA.

?

?

?

?

?

?

?

?

TEMPAT-TEMPAT DIMANA

PENARIKAN BATAS MASIH SU-

LIT ( ? ), MERUPAKAN TEMPAT YANG PERLU DIDATANGI DAN

DIAMATI



10/50

PENYELESAIAN PEMETAAN GEOLOGI



11/50

DAERAH YANG MEMERLUKAN PENGECEKAN

EVALUASI UNTUK PENGECEKAN



12/50

PENYELESAIAN PEMETAAN GEOLOGI



13/50

PENGECEKAN / PENAMBAHAN DATA



14/50

PENARIKAN BATAS SATUAN



15/50

PENGGAMBARAN PETA GEOLOGI



16/50

PENGGAMBARAN PETA GEOLOGI

1.Penggunaan warna

harus kontras satu de-

ngan yang lain, tetapitidak menutup latar be-

lakang

2.Penyebaran semakin

luas semakin muda,

semakin sempit sema-

kin tua

4.Untuk peta detail,

penggambaran batas su-

paya memperhatikan

hukum V dll.

3.Urutan ketebalan garis

(a) batas satuan,

(b) jurus / kemiringan

(c) sumbu lipatan

(d) sesar



17/50

PELAMPARAN BATAS LAPISAN DATAR

Pada perlapisan dengan ke-

dudukan mendatar, batas

litologi akan melampar meng-

ikuti pola garis kontur



18/50

Pada batas perlapisan dengan

kedudukan miring kehulu, batas

litologi pelamparannya mem-

bentuk huruf V lancip ke hulu


PELAMPARAN BATAS MIRING KEHULU


19/50

Pada batuan yang mempunyaikedudukan tegak, penyebaranbatas litologinya membentukpola lurus memotong kontur

PELAMPARAN BATAS LAPISAN TEGAK



20/50

PELAMPARAN KETIDAKSELARASAN

Untuk dua satuan batuan yangTidak selaras, penyebaran bataslitologinya akan saling memotong(jurusnya saling menyilang)



21/50

SEBARAN STASIUN PENGAMATAN



22/50

REKONSTRUKSI PETA GEOLOGI



23/50

SEBARAN STASIUN PENGAMATAN



24/50

PETA GEOLOGI HASIL REKONSTRUKSI

A

A’

B

B’WR/2007/Metode Geologi Lapangan – Teknik Geologi UGM


25/50

KOLOMLITOLOGI

KOLOMSTRATIGRAFI

REKONSTRUKSI PROFIL & KOLOM

A’

A’

A

A



26/50


27/50

POSISI STRATIGRAFI ST. PENGAMATAN


PETA GEOLOGI YANG DIHASILKAN DARI


28/50

PETA GEOLOGI YANG DIHASILKAN DARI

PENGAMATAN YANG TELITI



29/50

PEMETAAN GEOLOGI



30/50

PEMETAAN GEOLOGI



31/50

PETA GEOLOGI

DATA MENTAHKONDISI GEOLOGI DI LAPANGAN

DATA TERPROSES

PETA GEOLOGI

LAPORAN PEMETAAN GEOLOGI

Apa yang dicari ?

Apa yang dilakukanselanjutnya ?

Pemrosesandata

Apa yang dihasilkan?

Penafsiran danPenyimpulan

Pengeplotan danPenggambaran



32/50

PENYUSUNAN KOLOM STRATIGRAFI DAERAHBERDASAR PROFIL KOLOM LINTASAN DAN MS

PENYUSUNAN KOLOM LOKAL & KOLOM LINTASAN

APA SAJA YANG PERLU DIKERJAKAN PADA PEMETAAN

GEOLOGI DETAIL SELAIN PENGAMATAN LAPANGAN ?

PLOTKAN DATA DI PETA ARSIP / KOREKSI LOKASI

PEMINDAHAN DATA CATATAN DALAM BENTUK PERMANEN

SUSUN PETA & PROFIL GEOMORFOLOGIINTEGRASIKAN PETA LINTASAN JADI PETA GEOLOGI

PEMBUATAN PROFIL & REKONSTRUKSI STRUKTUR

PENYUSUNAN PROFIL LINTASAN

PENGUKURAN JALUR STRATIGRAFI (MS) PADA

JALUR YANG TERPILIH

PENETAPAN POSISI STRATIGRAFI DARI CON-

TOH YANG DIAMBIL, GUNAKAN UNTUK SELEKSI

PENCETAKAN & PENYIAPAN ALBUM FOTO

LAPANGAN

P

U

L

A

NG

K E

YO

G

Y

A

B

R

E

A

K

B

R

E

A

K



33/50

PROFIL GEOLOGIProfil yang dibuat pada tempat yang tepat, direkonstruksi dengan

menggunakan metoda baku dan memberi gambaran hubungan

struktural antar satuan litostratigrafi


PROFIL GEOLOGI


34/50

PROFIL GEOLOGI


Rekonstruksikan profilanda dengan teliti, mu-

lai plotting data, kon-

versi harga dip hingga

metoda rekonstruksi

yang digunakan

Buat profil sedapat mungkin tegaklurus jurus

perlapisan. Beri : starting / end points

Proyeksikan kemiringan ke garis profil, ubah

true dip jadi apparent dip. Jangan pasang

dulu batas perlapisan

Lakukan rekonstruksi dengan menggunakan

jangka secara tepat, tentukan sumbu lipat-

an dengan jangka pula. Pastikan bahwa

rekonstruksi tidak melewati sesar .

Bersihkan garis-garis profil yang tidak begitu

diperlukanPasang batas-batas satuan secara tepat

sesuai yang ada di peta

Gambar pelamparan batas satuan mengikuti

arah rekonstruksi profil

Tarik baseline yang memadai, menunjukkan

struktur tanpa perkiraan yang berlebihan.

Pasang nama geografis

Antikli n

Jirak

G. PUSER

BASE LINE


35/50

PROFIL GEOLOGI

?



36/50

PROFIL GEOLOGI


PENYUSUNAN KOLOM STRATIGRAFI


37/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO





38/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO





39/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO





40/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO





41/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO





42/50

KOLOM

LOKALST 16

KOLOM

LOKALST 43

MS DI

SUNGAISECANG

KOLOM

LOKALST 137

MS DI

SUNGAIBENING

MS DI

BUKITKLINO



KOLOM STRATI-

GRAFI DAERAHPEMETAAN

Satuan

A

SatuanB

Satuan

C

Satuan

D


43/50

POSISI STRATIGRAFI SETIAP ST. PENGAMATAN

16

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

141517

18

19

20

21

22

23

24

2526

27

28

29

30

31

3233

34

35

36

3738

39

40

41

42

43

4445

46

47

48

49

50

24, 30, 7

31, 43, 29, 39

36

44, 6, 40,

16, 38, 37, 27,

26, 27, 47

4, 10, 22, 28

3, 11, 23, 25

9, 2, 5, 13, 14,

19, 45

15

1, 17, 18, 21

20

8, 34, 35, 46

50

33, 41, 4932, 42, 48



44/50

POSISI STRATIGRAFI SETIAP SAMPLE

16

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

141517

18

19

20

21

22

23

24

2526

27

28

29

30

31

3233

34

35

36

3738

39

40

41

42

43

4445

46

47

48

49

50

24, 30, 7

31, 43, 29, 39

36

44, 6, 40,

16, 38, 37, 27,

26, 47

4, 10, 22, 28

3, 11, 23, 25

9, 2, 5, 13, 14,

19, 45

15

1, 17, 18, 21

20

8, 34, 35, 46

50

33, 41, 4932, 42, 48


POSISI STRATIGRAFI SETIAP SAMP E


45/50

POSISI STRATIGRAFI SETIAP SAMPLE

16

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

141517

18

19

20

21

22

23

24

2526

27

28

29

30

31

3233

34

35

36

3738

39

40

41

42

43

4445

46

47

48

49

50

24, 30, 7

31, 43, 29, 39

36

44, 6, 40,

16, 38, 37, 27,

26, 47

4, 10, 22, 28

3, 11, 23, 25

9, 2, 5, 13, 14,

19, 45

15

1, 17, 18, 21

20

8, 34, 35, 46

50

33, 41, 4932, 42, 48


ANALISIS KOLOM STRATIGRAFI


46/50


ANALISIS KOLOM STRATIGRAFI

Satuan

A

Satuan

B

Satuan

C

SatuanD

ANALISIS

UMUR

ANALISIS

LP

TEMPAT KEDUDUKAN ST

/ SAMPLE

24, 30, 7

36

31, 43, 29, 39

44, 6, 40,

4, 10, 22, 28

16, 38, 37, 27, 26, 479, 2, 5, 13, 14, 19, 45

1, 17, 18, 21

158, 34, 35, 4632, 42, 48

50

ANALISIS SATUAN STRATIGRAFI


47/50


ANALISIS SATUAN STRATIGRAFI

Satuan

A

Satuan

B

Satuan

C

SatuanD

ANALISIS

UMUR

ANALISIS

LP

TEMPAT KEDUDUKAN ST

/ SAMPLE

24, 30, 7

36

31, 43, 29, 39

44, 6, 40,

4, 10, 22, 28

16, 38, 37, 27, 26, 479, 2, 5, 13, 14, 19, 45

1, 17, 18, 21

158, 34, 35, 4632, 42, 48

50

PERAGA YANG

DISIAPKAN

Asah

Asah & Ayak

Ayak

Asah

Asah & Ayak

Asah & Ayak

Asah & Ayak

Ayak

Asah & Ayak

Asah

Asah & Ayak

ANALISIS YANG

DIKERJAKAN

Petr & PalPetr & Pal

Pal

Petr & Pal

Petr & PalPetr & Pal

Petr & Pal

Pal

Petr & Pal

Petr & Pal

Petr & Pal

KOLOM STRATIGRAFI


48/50

KOLOM STRATIGRAFI

Kolom yang menggambarkan komponen, urutan dan hubungan satuan

litostratigrafi yang secara umum berlaku untuk daerah yang dipetakan

TEBAL

(m)P E M E R I A NKOLOM

SATUAN

STRATIGR

SATUANBATUGAM-

PING

SATUAN

PERSELING-AN BATU-

PASIR -

SERPIH

SATUANBREKSIANDESIT

SATUANBATUPASIR

TUFA

35

65

43

80

Perselang selingan antara batupasir tufa putih kecoklat an yang berukuran kasar (pasir

–kerikilan) dengan batupasir tufa berukuran halus, yang disisipi oleh batulempung

tufan karbonatan yang mengandung foraminifera plangton, antara lain Globorotalia

kugleri dan Globigerinoides primordius. Batupasir tufanya terutama tersusun oleh tufa

litik ( kasar) sampai tufa gelas krist al untuk yang berukuran halus. Tebal perlapisan

batupasir berkisar 20 hingga 90 cm. Ke arah atas batupasirnya semakin menghalus,

kemudian bergradasi menjadi batulempung karbonatan yang kaya akan Uvigerina.

Pada batulempung t ersebut semakin keatas semak in banyak dijumpai kantong breksi.

Batugamping berwarna putih ke abu-abuan, keras, berlapis bagus, dengan sisipan

batupasir karbonatan di bagian bawah set ebal 5 m. Batugampingnya berkembang dari

algal wackestone di bagian bawah menjadi foraminiferal packstone ke arah atas. Diatas

batupasir karbonatan dijumpai perlapisan w ackes tone dengan struktur slump tebal 8 m.

Batupasir greywacke abu-abu kecoklatan berselingan dengan serpih abu-abu gelap

yang sedikit bersifat gampingan.Dibagian bawah perselingan dijum pai kantong breksi

dengan fragmen andesit yang menunjukkan s trukt ur graded bedding. Di bagian bawahlapisan batupasirnya setebal 50 – 90 cm semakin ke arah tengah menebal menjadi 1,5

hingga 2 m, umumnya bersif at karbonatan, mengandung fosil Gyroidina, Pullenia dan

Melonis. Di dalam serpihnya dijumpai foraminifera plangtonik Sphaeroidinella dan

Pulleniatina. Semakin keatas, batupasirnya kembali menipis dengan kandungan fosil

Cibicides dan Ammonia melimpah.

LINGKUNGANPENGENDAPAN

Darat Laut

M I O S E N

A W A L

M I O S E N

A K H I R

UMUR

KET IDAKSELARASAN

Breksi andesit bertumpu pada bidang erosi pada satuan di bawahnya, sebagian besar

lapuk menjadi soil berwarna coklat tua. Fragmen terutama terdiri dari andesit dan

sebagian kecil diorit, mengambang pada masa dasar berupa batupasir tuf a. Dibagian

tengah terdapat sis ipan lava andesit dengan st ruktur vesikuler. Ke arah atas breksi

begradasi menjadi batupas ir arenit dengan perlapisan yang baik. Tidak berfosil.


PLIOSEN


49/50

KOLOM STRATIGRAFI

UNTUK DAERAH YANG DIJUMPAI BATUAN INTRUSI

TEBAL

(m)P E M E R I A NKOLOMSATUAN

STRATIGR


Darat LautUMUR

S A T U A N D I O R I T

P O R F I R

Batuan beku ber-tekstur fanerik

berupa diorit porfir

yang menembusbatuan sekitarnya

………….…………..

…………………….


SEJARAH GEOLOGI


50/50

SEJARAH GEOLOGIUraian yang membahas kronologi proses dan gejala geologi yang pernah ada

dan terjadi di daerah yang dipetakan, sejak jaman pembentukan batuan tertua di

daerah tersebut hingga masa kini, ditafsirkan dari data stratigrafi dan struktur.

KOLOM


Darat Laut

M I O S E N

A W A L

M I O S E N

A K H I R

UMUR

PLIOSEN

TAFSIRAN PERSATUAN

Laut terbuka, dalam, mem-

peroleh pasokan hasil erupsi

gunung api yang aktifitasnya

semakin menyusut

Pengangkatan, perlipatan,

erosi pada kondisi d arat

Gunungapi di darat, m enghasil-kan lava dan volkan iklastik, se-makin ke atas semakin berkurang

Daerah mengalami transgresi,

menjadi laut dalam denganaktifitas arus turbid, pengaruh

gunung-api menyusut. Diikuti

pendangkalan kembali

Laut dangkal yang bebas dari

pengaruh volkanik, jernih.

Sering terjadi pelongsoran

TAFSIRAN SEJARAH GEOLOGI

Sejarah geologi tempat ini dimulai pada Miosen awal,

dimana daerah in i berupa laut dalam dan terbuka. Su-

atu gunung api aktif tidak jauh dari tempat ini, meng-

hasilkan endapan pasir tufa.

Pada kala Miosen Tengah daerah ini mengalami perli-patan, pengangkatan menjadi daratan dan kemudian

erosi. Pada daratan tersebut tumbuh gunungapi strato

yang menghasilkan endapan volkaniklastik yang disela

dengan lelehan lava.

Pada pertengahan Miosen akhir, daerah ini kembali

mengalami transgresi yang intensif sehingga menjadi

laut dalam. Pada akhir Miosen Akhir daerah in i kem-

bali menjadi dangkal. Berkurangnya aktifitas volkanis-

me berakibat lautnya jernih, sehingga karbonat terben-tuk pada Pl iosen, mula-mula pada daerah berlereng,

dimana sering terjadi longsoran, akhirnya menjadi am-

bang karbonat. Setelah Pliosen, terjadi pengangkatan

dan erosi yang membentuk daerah tersebut saat ini.

pelaksanaan pemetaan geologi

Documents