pemeriksaan alat gerak.pptx

62
PEMERIKSAAN ALAT GERAK

Upload: sani-kusuma-dewi

Post on 08-Nov-2015

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemeriksaan siku

PEMERIKSAAN ALAT GERAKAnggotaAdisty Norandari(151410213005)Taumani Yamuna Syams(151410213007)Sani Kusuma Dewi(151410213018)Ayu Ristiyawati(151410213029)Reyhan Hanief Al-Aththur(151410213050) DAFTAR PUSTAKADe Wolf dan J.M.A Mens,1990. PemeriksaanAlat Penggerak Tubuh. BelandaPemeriksaan BAHUAnamnesaMasalah pada bahu?Lokasi sakitFaktor penyebabParahnya keluhanKeluhan penyertaAda hubungan dengan gerak lenganAda hubungan dengan gerak leherTidak ada hubungan dengan gerakanDermatome C5Dermatome C4Di temapat lainTraumaPemberian beban yang beratImmobilisasiPekerjaan, hobi.Sakit pada saat bergerak atau diamSakit pada saat berbaring menyampingPenjalaran rasa sakitRasa kesemutanInspeksiDimulai sejak pasien masuk (apakah tangan ditopang dalam sikap tertentu)Bisa dilakukan dengan duduk atau berdiriPakaian bagian atas harus dibuka seluruhnyaPada saat pasien membuka pakaian (gerakannya terganggu)Pemeriksaan posisi kepala, simetri kontur tubuh (mm. trapezius dan deltoideus, scapula, dan clavicula)Posisi tulang belakangAtrofi ototPembengkakan yang abnormalPemeriksaan fungsi1. Elevasi aktifPasien diminta mengangkat tangan setinggi mungkin dan menurunkannya lagi, Amati gerakan pasien.Bandingkan gerakan tangan kanan dan kiri. (jangkauan, gerakan lancar/ terganggu)Apakah gerakan menimbulkan rasa sakit

2. Elevasi pasifKedua tangan pasien kita elevasikan semaksimal mungkin.Tanyakan pada pasien apakah terasa sakit pada akhir gerakan (endfeel)Bandingkan jangkauan gerak tangan kanan dan kiri.Bandingkan gerakan dengan gerakan elevasi aktifnya.

3. Abduksi (Glenohumeral) pasifLetakkan ibu jari kita pada sisi lateral scapula pasien, kemudian angkat lengan pasien.Pasien harus pada keadaan santai dan tidak boleh ikut serta pada saat gerakan.Pada akhir abduksi scapula akan ikut berotasi, catat jumlah derajat abduksi.

4. Eksorotasi pasifDilakukan dengan lengan atas menggantung dan siku membentuk sudut 90Gunakan lengan bawah sebagai pengungkitJaga agar siku tetap berada tepat di sisi iga-iga terbawahPerhatikan jangkauan gerak, endfeel, dan rasa sakit yang muncul

5. Endorotasi pasifPosisikan agar lengan atas menggantungGerakkan pergelangan tangan ke belakang punggung (scapula akan ikut berputar)Kemudian endorotasikan (siku tidak boleh ikut bergerak)Catat jangkauan gerak dan rasa sakitnya

6. Adduksi (Horizontal) pasifGerakan ini sering menimbulkan rasa sakit akibat:Pengedangan lig. AkromioklaviculerPengedangan n. suprascapularisPengedangan m. inftaspinatusKompresi pelekatan m. subscapularis, antara tuberculum minus dan proc. Coracoideus

Rasa sakit pada adduksi horizontal hanya memberi informasi dalam kombinasi dengan tes yang lainSetelah itu periksa otot penting di bagian glenohumeral dengan tes daya tahan isometris.

7. Adduksi dengan tahananTes ini jarang menimbulkan rasa sakit. Karena luka pada adduktor di daerah bahu jarang terjadi (m. pecrotalis major, m. lattisimus dorsi, mm. teres major dan minor)8. Abduksi dengan tahananUntuk memeriksa fungsi m. deltoideus dan m. supraspinatusRasa sakit pada pemeriksaan ini menunjukkan adanya luka pada m. supraspinatus

9. Eksorotasi dengan tahananTes ini untuk memeriksa m. infraspinatus dan m. dan m. teres minor.10. Endorotasi dengan tahananTerutama untuk memeriksa m. subscapularis.Otot-otot endorotator yang lainnya juga merupakan adduktor (m. pectoralis major, m. teres major, m. lattisimus dorsi)Dengan tes ini kita memperoleh gambaran tentang kondisi dari otot dan tendo dari mm. supraspinatus dan infraspinatus dan m. subscapularis

11. Fleksi siku dengan tahananMerupakan tes untuk m. biceps brachii ( lebih sering terjadi gangguan pada bagian siku dari pada bahu)12. Ekstensi siku dengan tahananSangat sering terjadi luka pada m. triceps brachii sangat sering terjadi (lebih sering menimbulkan keluhan pada bagian siku dari pada bahu)Tes ini sering menimbulkan rasa sakit karena timbulnya kompresi pada ruangan subakromial.Kita biasanya memperoleh painful arch pada tes ini.

Pemeriksaan sikuAnamnesaUmurJenis keluhan (awalnya, berlangsungnya, lokalisasi, penjalaran)Trauma/pembebanan terlalu beratHubungannya dengan sikap/gerakanGejala gejala sampingan (twinges, gejala gejala sendi terkunci, pembengkakan, kemerahan)PenyebabKeluhanPenyakit lain yang sedang/pernah dialamiPengobatan yang telah diterapkan (istirahat, fisioterapi, pengobatan pengobatan alternatif)

InspeksiPerhatikan posisi serta kontur siku dan bandingkan dengan sisi siku yang sehatPerhatikan apakah ada pembengkakan dan perubahan warna kulitPemeriksaan fungsiFleksi pasif 2. Ekstensi pasif

3. Pronasi pasif4. Supinasi pasif

Fleksi yang ditahan

Ekstensi yang ditahan

7.Pronasi yang ditahan

8.Supinasi yang ditahan

9. Fleksi pergelangan tangan yang ditahan

10. Ekstensi pergelangan tangan yang ditahan

Pemeriksaan pergelangan tangan dan tanganAnamnesaKeluhanLokasi rasa sakitGerakan mana yang mengakibatkan rasa sakitFaktor penyebabAdanya referred painKekakuan/pembatasan gerak

InspeksiPerhatikan dan bandingkan tangan kanan dan kiri pasien. Kelainan kelainan bentuk/posisi langsung terlihat bila tangan kanan dibandingkan dengan tangan kiri.Perhatikan ada pembengkakan atau tidakPalpasiMencari adanya penebalan simpai sendi pada persendian jari dengan cara meraba celah sendi.

Pemeriksaan fungsi

Pemeriksaan fungsi

Pemeriksaan fungsi

Pemeriksaan fungsi

Pemeriksaan fungsi

Pemeriksaan pantat, pangkal paha dan lipat pahaAnamnesaUmurHubungannya dengan sikap tubuh dan gerakanKeluhan neurologisLokalisasi rasa sakitFaktor penyebabLamanya keluhanData data medis yang lainInspeksiPada saat pasien masuk kita perhatikan pola jalannyaDalam keadaan berdiri perhatikan posisi tulang belakang dan panggulPada kaki perhatikan warna kulit, kelainan tropis serta atrofi ototDalam keadaan terbaring diperiksa secara sistematis

PalpasiTITIK ORIENTASI PADA TULANGCrista iliaca dengan spina iliaca anterior superiorTrochanter majorSymphysis dengan tuberculum pubicumPemeriksaan fungsiA.DALAM POSISI BERDIRI1. Gerakan Aktif

2. Tes TrendelenburgDalam tes ini pasien diminta berdiri pada satu kaki, lalu panggul dipertahankan dalam posisi miring ke arah kaki penopang. Dalam tes tersebut apabila pasien tidak bisa mempertahankan panggulnya dalam posisi tersebut maka tes trendelenburg positif.

Pemeriksaan fungsi

B.DALAM POSISI TELENTANG

DALAM POSISI TELUNGKUP

Pemeriksaan lutut

Anamnesa

Keluhan pasienLokalisasi rasa sakitFaktor penyebabKejadian yang menyusul setelah traumaLamanya keluhan

Inspeksi

Pada saat pasien masuk kita perhatikan pola berjalan pasienPada saat berdiri,perhatikan kedua kaki bawah dan kaki,posisi kedua patellae serta kontur-kontur ototPalpasi 1 . Temperaturyang di periksa ialah suhunya (biasanya sendi lutut lebih dingin di bandingkan dengan sekitarnya)2. Pembengkakan simpai sendidi periksa apakah ada pembengkakan pada simpai sendinya3. Hydropsada tidak Hydrops pada lutut

Ada 3 cara untuk tes Hydrops:Dalam posisi berbaring Tes Ballotement patella Recessus suprapatellaris di kosongkan dengan menekannya dengan satu tangan, dan sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah.

2. Tes FluktuasiIbu jari dan jari telunjuk dari satu tangan di letakkan di sebelah kiri dan sebelah kanan patella. Bila kemudian sekali lagi recessus suprapatellaris itu dikosongkan memakai tangan lain, seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan itu.

3. Tes LekukDengan menggunakan punggung tangan, kita mengusapi lekuk kecil disebelah medial patella itu ke arah proksimal, sehingga di kosongkan dari cairannya.

Pemeriksaan fungsi1. Fleksi pasifPasien keadaan telentang, lututnya di tekuk secara pasif.

2. Ekstensi dan hiperekstensi pasifPasien dalam keadaan berbaring di atas meja pemeriksaan dengan kaki dalam posisi lurus. Lutut diganjal, sedangkan kaki diangkat.

3. Eksorotasi dan endorotasi pasifkeadaan lutut dengan posisi fleksi 90 derajat kita memakai kaki (dalam posisi fleksi dorsal) sebagai pengungkit untuk melakukan eksorotasi dan endorotasi pasif.

4. Varus dan Valgus Pasifdalam keadaan lurus sepenuhnya, lutut yang sehat terkunci secara sepenuhnya. Dalam keadaan ini varus dan valgus (adduksi dan abduksi kaki ke bawah) tidak mungkin. Karena gerakan-gerakan ini tertahan oleh simpai sendi bagian belakang.

5. Laci sorong ke depan dan ke belakangkaki kita ganjal dengan cara mendudukinya , minta agar pasien membiarkan jatuh ke arah luar dan dengan jari-jari telunjuk kita merakan apakah hamstringnya dalam keadaan kendur.

6. Fleksi yang ditahanPasien diminta agar menekuk lututnya,pada saat yang sama, lutut kita tahan sekuat mungkin, sehingga di dalam sendi lutut itu tidak dapat gerakan.

7. Ekstensi yang ditahandengan cara meletakkan lengan bawah kita pada lekuk lutut pasien dan tangan lainnya pada kaki bawah.

Pemeriksaan KAKI DAN PERGELANGAN KAKI

Anamnesa

UsiaKeluhan pasienLokalisasi rasa sakitFaktor penyebabKejadian yang menyusul setelah traumaLamanya keluhanInspeksiInspeksi dimulai dengan pasien dalam posisi berdiri. Kita harus mendapatkan kesan mengenai keseluruhan statik (tulang belakang, panggul, panjang kaki, pangkal paha, lutut dan kedua belah kaki)Asimetri pada jalannya tendo-tendo archillesPosisi (ukuran valgus) kedua calcanei. Lengkung-lengkung kaki bagian medial dan depan, serta posisi jari-jari kakinya.

Pemeriksaan fungsiDISAMPING MEJAPEMERIKSAANberjinjit pada satu kakiberjongkok dengan kaki rata untuk selama mungkin

DI ATAS MEJA PEMERIKSAANA. Sendi loncat atas1. fleksi dorsal yang pasifGerakan ini pertama-tama ditahan oleh tendo Archilles. Agar rasa akhir dapat dinilai sebaik mungkin

2. Fleksi plantar yang pasif Tes ini dilakukan dg cara sedikit manipulatif. Pemeriksaan memegang calcaneus dg satu tangan dan dengan tangan lain ia dengan secermat mungkin memegang talus bagian depan.

B. Sendi loncat bawah :3. gerakan Varus pasif untuk melaksanakan pemeriksaan ini dengan baik kaki harus ditahan dalam fleksi dorsal, agar sendi loncat atas terkunci (kaki pasien diletakkan pada dada pemeriksa). Kemiringan calcaneus sekarang sangat ditahan oleh tendo Achilles yang tegang itu. Pleh karena itu dalam posisi ini hanya terdapat varus sedikit saja.4. gerakan valgus pasifposisi fleksi dorsal hampir tidak terdapat gerakan calcaneus ke arah valgus. Apabila mobilitas gerakan fleksi dorsal dan plantar (dari sendi loncat ats) normal, kita juga dapat melaksanakan gerakan varus dan valgus dari posisi istirahat. Dalam posisi ini mobilitasnya jauh lebih besar dan bila ada pebedaan antara kiri dan kanan, penyebab hal ini dapat kita cari dalam sendi loncat bawah.

5. fleksi dorsal yang pasif6. fleksi plantar yang pasif

C. Sendi-sendi midtarsal

8. adduksi pasif7. abduksi pasif

9. inversi pasif10. EVERSI PASIF

11. fleksi dorsal yang ditahan12. fleksi plantar yang ditahan

E. Tes tes daya tahan

13. Inversi yang ditahan14. Eversi yang ditahanTERIMA KASIH