pemberian salep-mata-dan-vit-k
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMBERIAN VITAMIN K
DAN
SALEP MATA PADA BBL
OLEH :
NEVI SULISTIKA
NPM: 11154011211
KELAS: PAKB III REG A3
DOSEN PEMBIMBING : ANDINA PRIMITASARI. SST
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
STIK BINA HUSADA
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulianj Panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianyakepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
PEMBERIAN VITAMIN K DAN SALEP MATA PADA BBL Dalam penyusunan makalah ini
penulis tidak lepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah ikut serta memberikan saran dan
bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing pada pelajaran ini, dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan baik isi maupun cara penulisannya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya
penulis ucapkan terima kasih.
Palembang, Desember 2012
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… .
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………… 1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………….BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemberian Vitamin K pada BBL………………………………………………………
2.2.1. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis………………………….
2.1.2. Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K…………………………………………..2.1.3. Bentuk vitamin K ………………………………………………………………2.1.4. Manfaat Vitamin K2.1.5. Waktu pemberian vitamin K……………………………………………………
2.2 Pemberian Salap Mata…………………………………………………………………
2.2.1 Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata……………………
2.2.2 Keuntungan dan kerugian ……………………………………………………...
2.2.3. Syarat-syarat salep mata …………………………………………………………..
2.2.4. Basis salep mata…………………………………………………………………2.2.5. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam 2.2.6. Menyediakan Sediaan Salep Mata………………………………………………2.2.7. Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata………………………..
BAB III PENUTUP3.1 kesimpulan …………………………………………………………………………….3.2. Saran ………………………………………………………………………………….Daftar pustaka ……………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayi baru lahir bisa saja tiba-tiba mengalami perdarahan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau
akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit seperti
bintik bintik kemerahan atau kehitaman di bawah kulit, pada mata, seperti mata merah,
hidung/mimisan, tali pusat berdarah dan saluran cerna (muntah atau berak darah), bahkan jika
terjadi perdarahan otak (intrakranial), dan jika terjadi akibat dari proses persalinan bisa berakibat
kematian atau kecacatan
Ternyata sumber permasalahannya adalah bayi baru lahir mengalami kekurangan Vitamin K
karena pembentukan dalam tubuh bayi baru lahir belum sempurna. Keadaan ini disebut
Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK).Walaupun angka kejadian Perdarahan akibat
Defisiensi Vitamin K (PDVK) masih sedikit, tetapi jika dilihat dampaknya terhadap
kelangsungan hidup dan kualitas anak maka perlu dilakukan pencegahan PDVK dapat terjadi
spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada operasi,
disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada
vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor koagulasi lainnya, kadar fibrinogen
dan jumlah trombosit dalam batas normal. Mata adalah organ manusia yang berfungsi sebagai
alat indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas – berkas cahaya pada
retina, lantas dengan perantaran serabut – serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke
pusat pengliahatan pada otak untuk ditafsirkan.Selain itu mata juga sangat sensitive terhadap
rangsangan terutama rangsangan – ransangan nyeri.mata juga rentan terhadap infeksi bakteri atau
virus atau juga sering mengalami trauma karena benda – benda asing yang berupa butiran –
butiran kecil seperti debu dan asap. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menjelaskan
berbagai cara dan prosuder pemberian obat mata yang benar baik berupa salep serta cara untuk
melakukan irigasi pada mata yang mengalami infeksi atau iritasi
Sediaan setengah padat merupakan sediaan yang berbentuk massa yang lunak, ditujukan untuk
pemakaian topikal, dimana sediaan ini mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian
dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan itu tercuci atau dihilangkan.Hal ini disebabkan
karena sifat rheology plastis yang dimiliknya sehingga memungkinkan sediaan ini bentuknya
akan tetap melekat sebagai lapisan tipis.Macam-macam dari sediaan setengah padat ini dapat
dibedakan berdasarkan konsistensinya yaitu : salep (unguenta), pasta, krim (cream), cerata, jelly
(Gelones).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit ataupun selaput lendir, dimana bahan obat harus larut atau terdispersihomogen dalam
dasar salep yang cocok. Sediaan salep mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu kamar tetapi mudah dioleskan.Macam-macam dari sediaan salep ini dapat dibedakan
berdasarkan sifat farmakologi dan penetrasinya, yaitu : salep epidermis, salep endodermis, dan
salep diadermis. Sedangkan berdasarkan salep yang di gunakan, dibedakan menjadi salep
hidrofobik dan salep hidrofilik.Salep dengan berbagai jenis sering digunakan dalam menangani
penyakit inflamasi kelopak mata, konjutiva, dan kornea.Paling sering diresepkan adalah
antibiotic, bahkan anti inflamasi, dan berbagai kombinasi keduanya
Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA), dan Kongres
Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 dan ke IX
tahun 2001 telah direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal ini
mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology Assesment (HTA) Depkes bekerjasama
dengan organisasi profesi terhadap pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru
lahir, yang merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin
K, regimen vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara
intramuskular (Rekomendasi A).
Di Indonesia selama ini pemberian vitamin K umumnya hanya diberikan pada bayi baru lahir
yang memiliki risiko saja seperti BBLR, bayi lahir dengan tindakan traumatis, bayi lahir dari ibu
yang mengkonsumsi obat anti koagulan, obat anti kejang dll. Berkaitan dengan kasus KIPI yang
diduga kuat karena defisiensi vitamin K, dimana petugas kesehatan di lapangan tidak mengetahui
bahwa berbagai kasus KIPI sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian profilaksis vitamin K1,
maka perlu suatu pedoman teknis tentang pemberian profilaksis vitamin K1.
Salah satu manfaat vitamin K adalah meningkatkan penggumpalan dan pembekuan darah dalam
tubuh. Vitamin K juga tak lepas dari ketiga jenisnya yaitu vitamin K1 yang disebut
phytonadione, vitamin K2 yang disebut menaquinone, dan vitamin K3 yang disebut menadione.
Dari ketiga jenis vitamin K tersebut, semuanya memiliki perbedaan sumber yang didapatkannya.
Kali ini kami akan membahas manfaat pemberian vitamin k pada bayi yang baru lahir.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis.?
2) Bagaimana Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K.?
3) Apa Manfaat Vitamin K
4) Kapan Waktu pemberian vitamin K .?
5) Apa saja Bentuk vitamin K .?
6) Apa Tujuan Pemberian Salep Mata.?
7) Apa saja Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata.?
8) Keuntungan dan kerugian pemberian salep mata?
9) Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata?
10) Apa Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata.?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis
2. Memahami Bagaimana Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K.?
3. Mengetahui Apa Manfaat Vitamin K
4. Mengetahui Kapan Waktu pemberian vitamin K
5. Mengetahui Apa Tujuan Pemberian Salep Mata
6. Mamahami Apa saja Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata
7. Mengetahui Keuntungan dan kerugian pemebrian salep mata
8. Memahami Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
9. Apa Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata
10. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemberian Vitamin K pada BBL
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang
berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah,
seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti
protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah.
2.1.1 Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis
a. Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis
1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.
2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam
sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml.
3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :
Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan
secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal,
diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.
Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan
selang waktu 1-2 jam.
4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang
sama.
5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada
kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.
6. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi.
Persiapan Melakukan Suntikan Intra Muskular
1. Letakan bayi dengan posisi punggung di bawah.
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan intramuskular
(IM).
Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena resiko kecil
terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus skiatikus).
Muskulus deltoideus (Mengandung sedikit lemak atau jaringan subkutan sehingga
memudahkan penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk pemberian imunisasi bukan
untuk pemberian obat lain.
Cara Memberikan Suntikan Intra Muskular
1. Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi suntikan vitamin
K1 di paha kiri dan suntikan imunisasi HB0 di paha kanan.
2. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah direndam dalam
larutan antiseptik dan biarkan mengering.
3. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
4. . Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.
5. . Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk.
6. . Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit.
7. . Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak menusuk
dalam vena.
Bila dijumpai darah:
Cabut jarum tanpa menyuntikkan obat
Pasang jarum steril yang baru ke semprit
Pilih tempat penyuntikkan yang lain
Ulangi prosedur diatas
Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan tekanan kuat dalam waktu 3-6 detik.
8. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan dengan bola kasa
steril kering.
9. Catat tempat penyuntikan untuk memudahkan identifikasi.
b. Logistik
1. Sediaan Vitamin K1 : Ampul 10 mg/1ml
2. Semprit steril sekali pakai 1 ml dengan jarum 26 G (semprit tuberculin)
3. Menghitung kebutuhan berdasarkan :
Sensus desa ( jumlah penduduk )
Proyeksi angka kelahiran (CBR x Jumlah Penduduk). Menjadi kebutuhan vitamin
K1 sesuai jumlah bayi baru lahir.
4 Penyimpanan sediaan. Sediaan disimpan di tempat yang kering, sejuk dan terhindar
dari cahaya.
Gambar: pemberian vitamin K secara IM
2.1.2. Cara Pemberian dan Dosis Vitamin K
Untuk pemberian vitamin K pada bayi yang baru lahir adalah dengan cara suntikan.
Untuk lokasi yang jauh dari rumah sakit atau bidan pun tetap harus diberikan suntikan vitamin K
agar mengurangi angka kematian pada bayi dan kecatatan. Untuk itu vitamin K suntik dosis 10
mg/1 ml. Diberikan biasanya setelah 1 jam setelah melahirkan. Cara pemberiannya yaitu
disediakan 1 injeksi suntik baru, dengan ukuran 1 ml dan masukkan dosis 1 mg vitamin K1.
Kemudian disinfeksi dilakukan dengan alkohol 75% seperlunya. Suntikan diberikan pada paha
kiri bayi secara intra muskular. Kemudian tanda vital bayi di periksa untuk mengetahui adanya
efek akibat pemberian vitamin K1 ini setelah 1 jam pemberian obat. Perlu diperhatikan cara
pemberian ini mintalah dokter atau bidan yang melakukannya.
Dengan demikian, pentingnya pemberian vitamin K pada bayi sudah anda ketahui. Untuk
itu jagalah ibu hamil serta masa persalinan dan bayi serta balita anda untuk tumbuh kembang
sehat serta terhindar dari berbagai macam jenis kecatatan fisik maupun mental serta jauh dari
penyakit. Artikel ini dimaksudkan agar semakin banyak yang paham bahwa makanan sehat
bervitamin penting bahkan sejak bayi.
2.2.3 Bentuk vitamin K
1. Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini
adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM)
2. Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes
fragilis dan beberapa strain E. coli.
3. Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang merupakan vitamin K sintetik
tetapi jarang diberikan lagi pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan
anemia hemolitik
Jenis vitamin K yang digunakan untuk penyuntikan ke bayi baru lahir adalah vitamin K1
(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10mg Vitamin K1 per 1 ml
2.2.4 Manfaat Vitamin K
Manfaat vitamin K jelas sebagai pembekuan darah dan juga berperan dalam proses
pembentukan tulang dengan kalsium. Jika pada orang dewasa, bagi mereka yang telah
mengkonsumsi vitamin K, tentu saat terjadi pendarahan luka luar yang tidak begitu parah,
pemulihannya pun akan segera cepat terjadi. Ini juga berdampak pada mereka yang jarang
mengkonsumsi vitamin K adalah adanya kelainan tulang. Diketahui bahwa orang yang hanya
mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dan tinggi badan tidak berkembang ideal, maka
diyakini kurang mengkonsumsi vitamin K. Sehingga mengkonsumsi vitamin K pun jadi penting
bagi anak-anak yang ingin memiliki tumbuh kembang tinggi badan yang optimal. Kelebihan
vitamin K pun tidak baik. Tapi kasus kelebihan vitamin K lebih jarang dibandingkan dengan
kasus kekurangan vitamin K. Tapi tetap harus diperhatikan. tamin K merupakan vitamin larut
dalam lemak yang memiliki peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam
pembekuan darah, di antaranya zat yang dikenal sebagai protrombin dan faktor-faktor
pembekuan
2.2.5 Waktu pemberian vitamin K
Vitamin K yang diberikan adalah vitamin K1, diberikan pada saat bayi baru lahir
sampai usia 2 minggu karena risiko terjadinya perdarahan bertambah terutama pada
usia 1-2 minggu dan menurun menjelang usia 6 bulan setelah bayi mulai dapat
memproduksi vitamin K sendiri. Cara pemberian dapat dilakukan baik secara suntikan
di otot (intra muskular) ataupun di minum (oral)
Suntikan di otot, dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir
Diminum, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada saat bayi baru
lahir, pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8 minggu.
Pada bayi yang terlambat mendapat vitamin K dan mengalami perdarahan akibat
kekurangan vitamin K, dokter akan memberikan pengobatan berupa suntikan vitamin
K dan transfusi darah. Pemberian vitamin K tidak perlu dilakukan ulangan, karena
semakin bertambah umur bayi, semakin baik kemampuan tubuhnya untuk
menghasilkan vitamin K dan semakin bervariasi asupan makanan yang didapatkan.
2.2. Pemberian Salap Mata
Definisi
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus
diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan
perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok
(Anief, 2000). Berbeda dengan salep dermatologi, salep mata harus steril. Salep mata
harusmemenuhi uji sterilitas sebagaimana tertera pada kompendia resmi. Jadi, salep mata
dapatdiartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada bagian mata atau
sekitarnya,dimana bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang sesuai.
2.2.1 Tujuan Pemberian Salep Mata
Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat dengan
permukaan mata dan untuk mencegah kebutaan.
2.2.2 Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata
1. Indikasi
Biasanya obat salep mata digunakan dengan indikasi sebagai berikut :
2.2.2.1.1.1. meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat
disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau
sehabis berenang.
2.2.2.1.1.2. Antiseptik dan antiinfeksi.
2.2.2.1.1.3. radang atau alergi mata.
2. Kontraindikasi
Obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pegawasan dan nasehat dokter.
2.2.3 Keuntungan dan kerugian
Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah waktu
hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai empatkali lebih besar apabila
dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan salep
mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui
lensa kontak. (Ansel, 1989). Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih
besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak
yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep matadapat
mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical
Science,1990).
2.2.4. Syarat-syarat salep mata
1. Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-
benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi.
2. Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan dengan
menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.
3. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk
mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya
ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa
digunakan adalah klorbutanol, paraben atau merkuri organik.
4. Salep akhir harus bebas dari partikel besar.
5. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, membiarkan difusi obat melalui
pencucian sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu
tertentu pada kondisi penyimpanan yang sesuai. Vaselin merupakan dasar
salep mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep yang dapat
menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut
dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar salep
seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik tetapi tidak
boleh menyebabkan iritasi pada mata.
6. merupakan syarat yang paling penting, tidak layak membuat sediaan larutan
mata yang mengandung banyak mikroorganisme yang paling berbahaya
adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat
menyebabkan kebutaan, bahaya yang paling utama adalah memasukkan
produk nonsteril kemata saat kornea digososk. Bahan partikulat yang dapat
mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien. Jika suatu
anggapan batasan mekanisme pertahanan mata menjelaskan dengan
sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata tidak seperti darah tidak
mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Mekanisme
utama untuk pertahanan melawan infeksi mata adalah aksi sederhana
pencucian dengan air mata dan suatu enzim yang ditemukan dalam air mata
(lizosim) yang mempunyai kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida
dari beberapa mikroorganisme, satu dari mikroorganisme yang tidak
dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling mampu menyebabkan kerusakan
mata yaitu Pseudomonas aeruginosa (Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius
yang disebabkan mikroorganisme ini ditunjukka dengan suatu pengujian
literatur klinis yang penuh dengan istilah-istilah seperti enukleasi mata dan
transplantasi kornea. Penting untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme
yang jarang, namun juga ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal
manusia dan dapat menjadi kontaminan yang ada diudara.
2.2.5 Basis salep mata
Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus
memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan
mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu
tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak
mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur
dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat
yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989).
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau
dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak
dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan
syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama. Syarat oculenta adalah:
1. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar.
2. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat
tersebar dengan perantaraan air mata.
3. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
4. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000).
2.2.6 Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata
1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam
formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang
memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus
memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube biasanya
dilakukan dengan radiasi sinar γ. (Remingthon pharmauceutical,1990).Kemungkinan
kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah LAF.
2. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila
wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau
formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang
terdapat pada uji salep mata.
Zat anti mikroba yang dapat digunakan
a. klorbutanol
b. paraben
c. senyawa Hg organik OTT dengan halide
Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan.
Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada
pemakaian pertama.
2.2.7 Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
11. Handschoen
12. Lembar Observasi
13. Alat Tulis
14. Bengkok
15. Buku Catatn Pemberian Obat
16. Penlight
b. Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan Menjelaskan Prosedur tindakan
2. Meminta Persetujuan Pasien
3. Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat
4. Persiapan Lingkungan :
5. Menutup korden/ jendela
6. Memasang sampiran / sketsel
7. Mempersiapkan penerangan
8. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan
c. Penatalaksanaan :
1. Membaca buku daftar pemberian obat salep mata, yang menyatakan nama
obat dan nama pemberian
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di
samping kanan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut
mata ke arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
7. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,
jari telunjuk di atas tulang orbita.
8. Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube
sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira - kira
¼ inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada sakus konjungtiva.
9. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur sebentar.
11. Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan
12. Cuci tangan.
13. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
14. Dokumentasikan
d. Evaluasi
1. Pemberian salep mata
2. Sterilisasi terjaga
3. Klien merasa nyaman
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manfaat vitamin K jelas sebagai pembekuan darah dan juga berperan dalam proses
pembentukan tulang dengan kalsium. Jika pada orang dewasa, bagi mereka yang telah
mengkonsumsi vitamin K, tentu saat terjadi pendarahan luka luar yang tidak begitu parah,
pemulihannya pun akan segera cepat terjadi. Ini juga berdampak pada mereka yang jarang
mengkonsumsi vitamin K adalah adanya kelainan tulang. Diketahui bahwa orang yang hanya
mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dan tinggi badan tidak berkembang ideal, maka
diyakini kurang mengkonsumsi vitamin K. Sehingga mengkonsumsi vitamin K pun jadi penting
bagi anak-anak yang ingin memiliki tumbuh kembang tinggi badan yang optimal. Kelebihan
vitamin K pun tidak baik. Tapi kasus kelebihan vitamin K lebih jarang dibandingkan dengan
kasus kekurangan vitamin K. Tapi tetap harus diperhatikanDengan demikian, pentingnya
pemberian vitamin K pada bayi sudah anda ketahui. Untuk itu jagalah ibu hamil serta masa
persalinan dan bayi serta balita anda untuk tumbuh kembang sehat serta terhindar dari berbagai
macam jenis kecatatan fisik maupun mental serta jauh dari penyakit. Artikel ini dimaksudkan
agar semakin banyak yang paham bahwa makanan sehat bervitamin penting bahkan sejak bayi.
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus
diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan
aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas.
Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat dengan permukaan
mata.Indikasi biasanya obat salep mata digunakan untuk meredakan sementara mata merah
akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa
kontak, alergi atau sehabis berenang, antiseptik dan anti infeksi, radang atau alergi mata.
Kontraindikasi obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan
pada penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam
pegawasan dan nasehat dokter.
Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah waktu
hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai empatkali lebih besar apabila
dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan
salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar
melalui lensa kontak. Syarat-syarat salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah
kondisi yang benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi.
Basis salep mata dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus
memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan sediaan salep mata
Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi syarat uji sterilitas. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang
sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar
tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan.
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang penulis paparkan, sebagai penulis makalanh penulis,menyadari
masih banya kekurangan dan kesalahan dalam pebuatan makalah. Kepada dosen yang
memberikan tugas pembuatan makalah ini penulis mangharapkan agar apa yang belum kami
mengerti mohon di jelaskan lagi atau pun ada kesalah dalam pembuatan makalah ini kami
sebagai penulis sangat mengharapkan kiritik dan saran sebagai peroses pembelajaran buat gunak
perbaikan dalam pembuatan makalah berikut nya.Disadari oleh penulis bahwa makalah yang
telah disusun oleh penilis yang berjudul”pemberian Vitamin K dan Salep Mata ” masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran terhadap makalah yang
bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Dirjen POM.
2. Arief, M.2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University press
3. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas
Indonesia (UI-Press).
4. G.Bare, Brenda.C Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.
5. Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
6. http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/12/makalah-salep-mata-sop.html
7. http://www.news-medical.net/health/Newborn-Vitamin-K-Injections-%28Indonesian %29.aspx