pembahasan apotek

Download PEMBAHASAN APOTEK

If you can't read please download the document

Upload: fad-lee-noegraha

Post on 28-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PEMBAHASAN APOTEK

TRANSCRIPT

BAB V

62

61

PEMBAHASAN

Apotek adalah salah satu unit usaha yang berhubungan dengan barang dan jasa, oleh sebab itu apotek mempunyai dua fungsi yang sangat penting, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Dilihat dari fungsi ekonomi, apotek merupakan suatu badan usaha yang harus menghasilkan keuntungan untuk dapat menjaga kelangsungan operasional apotek dan dapat mengembangkan usahanya. Sedangkan fungsi sosial apotek yaitu menjadi sarana pelayanan kesehatan yang dapat mendukung dan membantu upaya pemerintah dalam mencapai kesejahteraan umum dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui penyediaan obat bermutu baik dengan harga yang terjangkau. Untuk dapat mengelola apotek dan agar kedua fungsi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan manajemen pengelolaan apotek yang baik pula. Dalam hal ini diperlukan peranan Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam menjalankan manajemen pengelolaan apotek dalam usahanya untuk memajukan apotek dan memberikan sumbangsih bagi tercapainya masyarakat yang sehat.

Apotek sebagai perantara dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen yang memiliki 5 fungsi dalam kegiatannya yaitu pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan dan pembukuian sehngga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang APA disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran.

Peranan APA dalam manajemen apotek meliputi pengelolaan di bidang bisnis dan pengelolaan di bidang pelayanan. Pengelolaan di bidang bisnis atau bidang non-teknis mencakup pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, dan administrasi. Pengelolaan di bidang pelayanan atau bidang teknis kefarmasian meliputi pelayanan resep, pelayanan informasi obat, promosi dan edukasi, konseling dan pelayan residensial (Home Care).Untuk itu maka seorang apoteker hendaknya memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Medication Error) dalam proses pelayanan kefarmasian. Untuk itu apoteker harus berupaya mencegah dan meminimalkan masalah yang terkait obat (Drug Related Problem) dengan membuat keputusan profesional untuk tercapainya pengobatan yang rasional.

Manajeman di apotek medika antapani salah satunya menggunakan sistem pareto yaitu mengolah data obat yang ada yang akan menghasilkan data-data obat yang sering keluar atau fast moving atau urutan obat-obatan yang nilai julanya tinggi sampai terendah, rumus pareto adalah 80:20 atau 20:80.

Untuk melakukan pelayanan kefarmasian yang tepat dan cepat, maka penataan ruangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelayanan obat kepada pasien, Penataan ruangan di Apotek sudah cukup baik untuk melakukan pelayanan kefarmasian, dimana pembagian ruangannya sudah jelas antara ruang tunggu, ruang peracikan, ruang pelayanan, ruang administrasi.

Penataan barang ataupun obat-obat di etalase sudah cukup baik, rapih dan menarik. Sedangkan obat-obat untuk pelayanan resep berada di ruang dalam yang tersusun dengan baik sesuai abjad dari nama obat (secara alfabetis) dan berdasarkan bentuk sediaan sehingga memudahkan dalam pengambilan obat dan kecepatan dalam menyelesaikan suatu resep dapat tercapai.

Untuk ruang peracikan, tersedianya ruang atau tempat dilakukannya peracikan obat yang memadai serta dilengkapi peralatan peracikan yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan. Selain itu juga ada tempat untuk mencuci alat-alat setelah dipakai untuk meracik, tempat cucinya berada dekat dengan ruangan peracikan sehingga sangat memudahkan dan cepat untuk penggunaan kembali alat tersebut.

Tempat penyimpanan khusus seperti lemari es (untuk supositoria dan vaksin) dan obat-obat tertentu yang memerlukan suhu rendah. Sedangkan untuk obat-obat yang memerlukan perlakuaan khusus lainnya, seperti obat-obat jenis narkotika dan psikotropika berada dalam lemari khusus, lemari dengan kunci ganda yang berukuran minimal 40 x 80 x 100 cm3.

Ruang penyerahan obat dilakukan pada tempat memadai, sehingga memudahkan untuk melakukan pelayanan informasi obat kepada pasien.

Untuk obat-obat yang sudah tidak layak pakai karena rusak atau telah kadaluarsa (expiredate) dilakukan pemusnahan, pemusnahan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan membuat berita acara dan disaksikan oleh pejabat yang berwenang.

Di apotek dibutuhkan peran aktif Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan kerja sama yang baik dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA). APA harus memantau dan mengontrol (monitoring) pekerjaan teknis farmasi dengan baik yang dilakukan oleh pegawai apotek. Selain itu, APA harus dapat mengaplikasikan ilmu farmasi yang dikuasai, didukung dengan kemampuan manajemen dan komunikasi yang baik pula. Sebagai Apoteker di apotek diharapkan dapat mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan di apotek, serta dapat memotivasi dan mengkoordinir setiap pegawai agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan maksimal, sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan di apotek.

Apotek juga merupakan salah satu mata rantai terakhir kegiatan distribusi/penyaluran obat kepada pasien, namun pengaliran barang tidak secara langsung, tetapi melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai penyalur resmi. Pemesanan barang di Apotek Medika Antapani Bandung dilakukan setiap hari kerja sesuai dengan kebutuhan dan jika untuk keperluan mendesak, dapat melakukan pemesanan melalui telepon. Pemesanan dapat dilakukan oleh APA maupun oleh AA dengan melihat kartu stok atau defekta barang lalu diserahkan ke bagian pengadaan untuk dilakukan pembelian. Pemesanan barang Narkotika ditandatangani oleh Apoteker dan ditulis di Surat Pesanan khusus Narkotika sebelum di lakukan pemesanan di lakukan terlebih dahulu perencanaan hal ini untuk menjaga kesimbangan stok perencanaan di sesuaikan dengan realisasi kebutuhan barang atau melihat dari defekta yang ada .