studi kelayakan apotek

42
STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBUATAN APOTEK SETIA OLEH KELOMPOK II KELAS C Ketua: MARKUS M. PURAP N21114886 Sekertaris: DEWI ANGGRAENI N21114881 Anggota: MUHAMMAD MUNTHAZIR N21114099 ENDANG S. FADIRUBUN N21114100 SURYA NENGSI N21114103 MONADILA MUCHRAN N21114106 NURUL RISKA APRILIA N21114838 NURUL JANNAH N21114849 RENI SEPTIANA N21114854 RIFQIYATI SAM N21114866 ADILAH DAENG RIAJI N21114885 PURNAMASARI N21114894

Upload: adilah-riaji

Post on 14-Dec-2015

493 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

studi kelayakan apotek

TRANSCRIPT

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)PEMBUATAN APOTEK SETIA

OLEH KELOMPOK IIKELAS C

Ketua:MARKUS M. PURAP N21114886Sekertaris:DEWI ANGGRAENI N21114881Anggota:MUHAMMAD MUNTHAZIR N21114099ENDANG S. FADIRUBUN N21114100SURYA NENGSI N21114103MONADILA MUCHRAN N21114106NURUL RISKA APRILIA N21114838NURUL JANNAH N21114849RENI SEPTIANA N21114854RIFQIYATI SAM N21114866ADILAH DAENG RIAJI N21114885PURNAMASARI N21114894

DOSEN MATA KULIAH:

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015/2016

A. Visi, Misi, dan Motto

Visi :

“Apotek Sebagai tempat pelayanan kefarmasian yang mampu memberikan

pelayanan terbaik dalam bidang kefarmasain kepada masyarakat dalam upaya

memenuhi kebutuhan akan obat guna meningkatkan kualitas hidup”

Misi :

1. Mampu mengelolah sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai secara tepat dan berkesinambuangan untuk menjamin keamanan,

efektivitas dan kualitasnya.

2. Menjalankan pelayanan farmasi klinik di Apotek sesuai dengan P.M.K.

nomor 35 tahun 2015 mengenai standar pelayanan kefarmasian di Apotek.

Motto :

“SETIA” yang artinya apotek kami memberikan pelayanan kefarmasian kepada

masyarakat dengan

Sungguh

Artinya apotek melakukan pelayanan dengan sungguh dan bertanggung

jawab kepada pasien.

Etika dan Empati

Etika maksudnya menjunjung tinggi etika sopan santun, senyum salam

dan sapa dalam memberikan pelayanan.Sedangkan Empati berarti tenaga

farmasi yang bekerja di apotek harus mampu merasakan apa yang sedang

dirasakan oleh pasien atau masyarakat dan mampu meberikan jalan

keluar (solusi) secara tepat .

Tabah dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan pelayanan

kefarmasian di Apotek serta selalu mampu melayani dengan Tulus.

Inovatif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kefamasian di apotek

baik dalam hal manajerian maupun mengenai pelayananan farmasi klinik

di Apotek.

Amanah yang berarti menjalankan segala kegiatan di Apotek sesuai

dengan peraturan yang berlaku .

BAB II

ANALISIS INVESTASI

Langkah awal yang akan dilakukan dari pendirian apotek “SETIA Farma” ini

adalah analisis terhadap lingkungan eksternal dan lingkunga internal dari

pembangunan apotek ini sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan, apa yang

menjadi tantangan, hambatan, keuntungan dan kerugian yang akan terjadi pada

apotek ini serta solusi dan langkah apa yang seharusnya diambil untuk mengatasi

masalah tersebut.

Analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal dilakukan dengan

mengadakan analisis SWOT (Strength/Kekuatan, Weakness/Kelemahan,

Oppurtunity/Peluang, dan Threat/Ancaman) langkah apa yang harus dilakukan.

Analisis Lingkungan Internal

Kekuatan :

Yang menjadi kekuatan dalam pembangunan apotek ini adalah sebagai berikut

:

1. SDM (Sumber Daya Manusia) dimana sumber daya manusia yang ada di dalam

apotek ini merupakan tenaga muda namun telah memiliki pengalaman kerja di

bidangnya, kreatif dan berinovasi tinggi, loyal dan handal serta memiliki

kompetensi dan kualifikasi di bidangnya masing-masing.

2. Letak apotek di Jalan Sam Ratulangi, merupakan letak yang ramai dilalui oleh

kendaraan. Di samping itu, dekat dengan banyak kompleks perumahan dan

pertokohan, Rumah Sakit sehingga memberikan keuntungan dalam hal

pelayanan obat yang mungkin tidak tersedia di rumah sakit tersebut. Berada

dekat dengan beberapa sekolah kesehatan dan universitas yang memberikan

keuntungan dalam hal praktikum atau laboratorium yang membutuhkan sediaan

obat.

3. Apotek yang selalu siap 24 jam melayani pelayanan kefarmasian, sehingga

pasien/pelanggan dapat kapan saja mendapatkan obat yang diperlukannya

4. Apotek yang juga memberikan pelayanan kefarmasian di Rumah (home

pharmacy care); sebagai salah satu upaya untuk memberikan perhatian lebih

bagi pelanggan yang menginginkan keamanan, ketepatan dalam mengkonsumsi

obat sehingga dapat tercapai sistem pengobatan yang berorientasi ke pasien

terhindar dari medication eror dan dapat tercapai segera tujuan pengobatan.

Kelemahan :

Di samping kekuatan-kekuatan yang telah disebutkan di atas, terdapat

beberapa kelemahan dari pendirian apotek ini yaitu :

1. Merupakan apotek yang baru di buka, sehingga belum dikenal oleh masyarakat

luas

2. Memiliki pelayanan kefarmasian dengan sistem yang baru sehingga masyarakat

masih belum memahami keuntungan dan kemudahan yang ditawarkan dari

pelayanan di apotek ini

Solusi yang ditawarkan :

1. Melakukan kerja sama dengan Lembaga Sosial masyarakat atau Perguruan tinggi

kesehatan dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat contohnya

tindakan pemeriksaan kesehatan gratis pada masyarakat dengan Apotek sebagai

salah satu sponsornya .

2. Memberikan tanda pengenal (billboard) yang mudah dilihat dengan warna yang

mencolok dan menarik perhatian (eye’s cat) pelanggan

3. Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pelayanan baru tersebut kepada

pelanggan yang datang serta memasang iklan tentang pelayanan baru tersebut di

media periklanan

Analisis Lingkungan Eksternal

Peluang

1. Dari segi ekonomi, karena apotek ini merupakan apotek swasta sehingga akan

lebih memudahkan dalam hal pengaturan kelengkapan dan perlengkapan yang

diperlukan oleh apotek tanpa memerlukan persuratan yang memerlukan jalur

birokrasi yang lebih rumit

2. Dari segi kebijakan, saat ini telah diberlakukan pelayanan kefarmasin yang tidak

hanya berorientasi pada ketersediaan obat tetapi juga berorientasi pada

pelanggan sehingga akan lebih mudah diterima di masayarakat dengan

pendekatan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan

3. Dari segi ketersediaan SDM, apotek ini berawal dari kerja sama profesi yang

menginginkan pelayanan prima untuk pasien sehingga akan lebih mudah untuk

mendapatkan rekan sesama profesi yang dikenal dan berkompeten

4. Dari segi networking atau hubungan kerja sama, dengan adanya kerja sama

profesi maka akan lebih mudah untuk mengkonsultasikan hal-hal lain yang

diperlukan serta memudahkan untuk menjalin kerja sama dengan sesama tenaga

kesehatan lainnya

5. Dari segi lingkungan masyarakat, masyarakat di sekitar apotek ada beberapa

type, untuk type masyarakat yang hanya ingin mendapatkan obat saja kami

menawarkan pelayanan dengan keramahan, untuk type masayarakat yang

berpendidikan tinggi kami menawarkan konseling dalam apotek dan via telepon.

Selain itu untuk type masayarakat yang cenderung sibuk atau memiliki penyakit

berat dan membutuhkan pemantauan terapi obat dan monitoring efek samping

obat , kami menawarkan pelayanan khusus dengan cara apoteker mendatangi

rumah pasien atau pelanggan dan melakukan konsultasi serta edukasi.

Ancaman

1. Dari segi kondisi pesaing, yaitu dimana kita lihat telah banyak apotek-apotek

lain yang lebih dahulu mendirikan apotek di sekitar daerah tersebut serta adanya

apotek di rumah sakit-rumah sakit sekitar apotek ini

Solusi yang ditawarkan :

1. Memberikan pelayanan sesuai moto apotek yaitu SETIA sehingga timbul

kepercayaan dan kesetiaan (loyalitas ) dari penggan.

A. Analisis Tekhnik

1. Peta lokasi yang menjadi target pendirian

Lokasi yang dipilih adalah lokasi di jalan Perintis Sam Ratulangi dengan

alasan seperti pada analisis lingkungan internal di atas mengenai lokasi

pendirian apotek ini

2. Desain interior dan eksterior

Desain interior (dapat dilihat pada lampiran desain apotek)

- Ruangan berlantai keramik putih dengan kaca etalase berbentuk

huruf U ditambah dengan ornamen penyimpanan permen dan obat-

obat kecil OTC berputar kiri dan kanan

- Dinding berwarna krem

- Warna kisi-kisi rak obat berwarna hijau yang diharapkan

memberikan efek psikis yang menenangkan

- Atap yang tinggi dan jendela di tempat penerimaan yang

memudahkan sirkulasi udara dan memberikan udara bersih di ruang

tunggu

- Adanya lorong yang menghubungkan tempat peracikan obat

langsung ke pinggir jalan untuk memudahkan pelayanan drive thru

- Meja konseling yang diperuntukkan bagi pasien yang ingin

mengadakan konseling

- Kasir ada dua yang memudahkan pelanggan menerima obat dengan

cepat

- Adanya hiburan seperti televisi, surat kabar atau majalah pada ruang

tunggu apotek

Desain eksterior

- Design eksterior berbentuk persegi panjang dengan dengan cat warna

hijau dan putih.

- Design interior dengan cat luar putih ditambah ornament hijau

diharapkan mampu menarik perhatian pelanggan.

- Etalase berbentuk L sehingga memudahkan dalam pelayanan

- Memiliki tempat parkir

- Billboard yang terpasang besar dan dengan warna yang menarik

perhatian.

3. Produk

Jasa produk farmasi : Obat bebas, Obat wajib Apotek, kosmetik, alat

kesehatan (seperti masker, surgical gloves, spoit), kondom, test pack, susu

bayi dan ibu, OTC, serta menyediakan minuman dingin di ruangan tunggu

Pelayanan Kefarmasian: Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

B. Analisis Pasar/ Pemasaran

Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan di atas, konsumen yang

berada di sekitar apotek terdiri dari beberapa type yang akan menguntungkan

apotek. Sedangkan untuk laba/keuntungan yang didapatkan akan menjadi

berlipat apabila telah dikenal luas di masyarakat.

Segmentation

Segmentasi dari pemasaran apotek ini adalah dari semua kalangan dengan type

masyarakat yang beragam dengan harga tidak melebihi standar penetapan

penjualan harga di apotek. Apotek ini berada pada daerah padat penduduk dan

ramai lalu lintas.

Targeting

Apotek ini melayani semua kalangan dengan berbagai type masyarakat dan

membuka konseling serta kunjungan ke rumah pasien sesuai dengan yang

diinginkan oleh pelanggan.

Positioning

Apotek ini menstandarkan diri dan memposisikan diri menjadi apotek yang

memberikan pelayanan kefarmasian yang cepat, tepat dan bermutu.

C. Analisis Manajemen (Struktur Organisasi Terlampir)

Apotek “SETIA Farma” adalah suatu usaha yang dimiliki oleh 10 orang.

Apotek ini menaruh perhatian besar terhadap pelayanan kefarmasian yang

menyeluruh meliputi informasi, konsultasi, edukasi, dan monitoring terhadap

pasien.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin penggunaan obat yang rasional

dan aman sehingga diharapkan Apotek Satu Farma ini dapat menjadi apotek

kepercayaan bagi semua kalangan masyarakat.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaannya

diperlukan:

• Keterlibatan langsung apoteker dalam pelayanan kefarmasian dari mulai

pengadaan obat, pemberian informasi, konsultasi, edukasi maupun monitoring

penggunaan obat

• Pemberian informasi obat yang tepat dan jelas kepada pasien

• Penyediaan buku-buku kesehatan

• Monitoring penggunaan obat untuk kasus tertentu

• Mengadakan fasilitas data base pasien dan data pengggunaan obat

• Staf yang ramah dengan pelayanan berkualitas

• Ruangan dan suasana apotek yang nyaman

Apotek “SETIA Farma” ini dibuka setiap hari selama 24 jam, kecuali

hari libur. Dalam menjalankan usaha ini, diperlukan sejumlah karyawan dengan

spesifikasi sebagai berikut:

1. Apoteker penanggung jawab apotek (APA) : 1 orang

Memiliki kemampuan dalam hal manajemen perapotekan yang mencakup

manajemen personel, administrasi, keuangan, produk dan penguasaan

informasi obat

2. Apoteker pendamping : 3 orang

Pembagian tugas berdasarkan shift yang ditentukan shift 1 (06.00 – 14.00),

shift 2 (14.00 – 22.00), shift 3 (22.00 – 06.00). tugas apoteker pendamping di

sini memastikan kerasionalan dalam pemberian obat terhadap konsumen oleh

asisten apoteker dan memutuskan persoalan ketika APA sedang berhalangan

sehingga apoteker pendamping juga memiliki kualifikasi yang hamper sama

dengan APA

3. Asisten apoteker : 3 orang yang merupakan lulusan SMF dan D3 dengan

pengalaman minimal satu tahun dan memiliki kemampuan teknis dalam

penyiapan dan peracikan obat dengan shift sesuai dengan yang telah dibagi di

atas, masing-masing shift 1 orang.

4. Tenaga administrasi : 3 orang yang merupakan lulusan minimal Sekolah

Menengah Atas (SMA)/sederajat dan memiliki kemampuan dalam bidang

administrasi dan keuangan seperti menjadi kasir dan shiftnya sesuai dengan

pengaturan di atas, masing-masing shift 1 orang

5. Tenaga Cleaning Service : 1 orang yang merupakan lulusan SLTP ataupun

SMA yang bertugas menjaga kebesihan apotek selama 24 jam.

Adapun job description dari masing-masing petugas adalah sebagai

berikut :

A. Apoteker Pengelola Apotek

Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain :

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek

2. Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelolaapotek

yang meliputi beberapa bidang antara lain :

a) Pelayanan Kefarmasian

b) Adsministrasi dan Keuangan

c) Ketenagaan atau Personalia

d) Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek

3. Melakukan langkah‐langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas

apotek

Tanggung jawab pengelola apotek yaitu :

APA bertanggungjawab atas kelancaran segala bidang dalam

apotekserta bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek

yangdipimpinnya.

A. Apoteker Pendamping

Tugas dan kewajiban :

Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA

berhalangan selam jam kerja apotek.

Dlam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal‐hal penting

yang mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.

Tanggung jawab dan wewenang :

Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA dna

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai dengan

petunjuk dan atau instruksi dari APA.

C. Asisten Apoteker

Tugas dan kewajiban :

1) Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai asisten

apoteker, yaitu meliputi :

a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas san obat dengan resep)

sesuai petunjuk pimpinan apotek.

b. Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan dan

meracik.

c. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

d. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik,

psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluarsa.

e. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran

kegiatan pembelian.

f. Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,

mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar

daftar harga tetap up to date.

g. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan

dan peracikan obat.

h. Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.

2) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain

sebagainya.

Tanggung jawab dan wewenang :

Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran

tugas yang diselesaikannya. Berwenag melaksanakan pelayanan kefarmasian

sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.

D. Pembantu Umum/ Cleaning service

Tugas dan kewajiban :

1. Menjamin kebersihan di seluruh lingkungan kerja apotek

2. Mengelola sampah apotek dengan penuh tanggungjawab

Tanggung jawab dan wewenang

Bertanggung jawab langsung kapada pimpinan apotek dan

melaksanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.

E. Tenaga Administrasi

Tugas dan kewajiban :

1. Menerima dan menegmbalikan uang pelanggan dengan cepat dan tepat

2. Membuat laporan akumulasi pendapatan per hari yang diberikan kepada

apoteker penanggung jawab (APA) tau apoteker pendamping

3. Membantu AA dalam pengadaan dan penyediaan obat

Tanggung jawab dan wewenang

Bertanggung jawab langsung kapada pimpinan apotek dan

melaksanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.

Adapun standar operasional prosedur dari masing-masing pelayanan

adalah sebagai berikut : (Alur flowchart terlampir)

A. SOP Pelayanan OTC

1) Pasien datang

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan

3) Menanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,

baru kemudian membantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat

4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga

5) Bila sudah terjadi persetujuan, mengambilkan obat yang diminta pasien

sesuai dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat

6) Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,

cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat, dan jika diperlukan pertolongan pertama terhadap efek

samping yang ditimbulkan

B. SOP Pelayanan OWA

1) Pasien datang

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan

3) Menanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala

penyakitnya

4) Menanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat

tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah

parah)

5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak

memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,

begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat

6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga

7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat yang diminta

oleh pasien

8) Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi : dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,

cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat dan dan jika diperlukan pertolongan pertama terhadap

efek samping yang ditimbulkan

9) Mencatat nama pasien, alamat, dan no telp pasien.

10) Membuat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien

data record untuk monitoring resep (medical record)

C. SOP Pelayanan Resep

1) Menerima resep pasien

2) Melakukan skrining resep meliputi administrasi, pharmaceutical dan

klinik

3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga

4) Memberikan pasien diberi no antrian

5) Menulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print

out

6) Mencocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print

out,

7) Menyiapkan obat sesuai dengan resep,

8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik

9) Membuat etiket dan cocokkan dengan resep,

10) Meneliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk

salinan resep dan kwitansi (jika diminta oleh pasien)

11) Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,

cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat dan jika diperlukan pertolongan pertama terhadap efek

samping yang ditimbulkan

12) Mencatat nama pasien, alamat dan no telp pasien

13) Membuat catatan khusus tentang pasien (medical record)

D. SOP Pelayanan Drive Thru

1) Pasien datang, parkir didepan tempat layanan drive thru

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan

3) Menanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala

penyakitnya dengan cepat dan cermat

4) Menanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat

tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah

parah)

5) Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga

6) Setelah pasien setuju dengan harga obat, mengambilkan obat yang

diminta tersebut

7) Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi : dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,

cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat dan dan jika diperlukan pertolongan pertama terhadap

efek samping yang ditimbulkan

8) Menatat nama pasien, alamat, dan no telp pasien

9) Membuat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien

data record (medical record)

G. SOP Konseling

(Mengadakan konseling apabila pasien yang meminta atau menginginkan

konseling atau ketika pemeriksaan klinik resep obat ada yang perlu di

konselingkan dengan APA atau apoteker pendamping)

Jika melalui resep atau datang sendiri (membeli obat OTC dan OWA)

1) Pasien datang

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan (untuk pasien dengan resep ambil resepnya)

3) Menanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala

penyakitnya

4) Menanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat

tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah

parah)

5) Jika ternyata apoteker pendamping merasa perlu untuk di konselingkan,

maka menawarkan kepada pasien untuk dikonselingkan dan berikan

penjelasan yang jelas namun dapat dimengerti bahwa penggunaan obat

yang digunakan pasien memerlukan pengetahuan tambahan

6) Setelah konseling selesai, memberikan obat sesuai dengan keputusan

akhir hasil konseling (sudah menyangkut harga dan pemeriksaan obat)

Jika pasien meminta konseling

1) Pasien datang

2) Menyapa pasien dengan ramah

3) Mengantarkan pasien menuju APA dan meja konseling

4) Jika telah selesai konseling, lakukan prosedur sesuai dengan standar dan

hasil dari konseling

Jika konseling via telepon

1) Mengangkat dan menerima telepon dengan sopan, jelas dan tepat

(menanyakan nama pasien, alamat pasien dan no telepon pasien)

2) Menanyakan keluhan dan hal-hal yang ditanyakan

3) Memastikan ulang bahwa keluhan dan pertanyaan pasien sama dengan

pemahaman apoteker

4) Jika sama, berikan penjelasan dan informasi yang dibutuhkan oleh

pasien dengan jelas, cepat, tepat dan mudah dimengerti

5) Menanyakan ulang hasil konseling tersebut, jika sudah jelas ucapkan

terima kasih, jika belum jelas ulangi lagi penjelasan dan informasi

tersebut

H. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

1) Barang datang

2) Mengecek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya

(kecocokan tentang nama barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan

tanggal expire

3) Mengecek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak)

4) Faktur ditanda tangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi

dengan no SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek

5) Mengambil 1 lembar faktur untuk arsip apotek

6) Menyerahkan faktur kapada bagian administrasi untuk diinput di

komputer

7) Mencocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang

tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak

8) Menandatangani faktur yang telah diedit di komputer

9) Memberi barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan

spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam lemari

tersendiri dan obat lain dalam almari atau sesuai dengan tempat

penyimpanan yang telah ditetapkan, menurut abjad atau farmakologinya

10) Mengarsipkan faktur sesuai dengan nama PBF masing‐masing

Catatan : untuk SOP meracik dan menimbang obat dilakukan sesuai dengan

prosedur standar yang telah diketahui oleh apoteker dan asisten apoteker (AA).

II.6 Aspek Keuangan

II.6.1 Kebutuhan dan Sumber Dana

Apotek SETIA Farma didirikan dengan investasi berupa bangunan,

perlengkapan, persediaan obat, alat kesehatan dan minuman ringan

sehingga total investasi yang dibutuhkan sebesar Rp.300.000.000,00. Biaya

investasi berasal dari PSA 1 sebesar Rp 200.000.000,00 dan pinjaman bank

sebesar Rp. 100.000.000,00 dengan bunga pinjaman 9,6% per tahun.

II.6.2 Biaya Modal dan Struktur Modal

Biaya modal merupakan biaya yang harus ditanggung karena

menggunakan sumber dana tertentu yaitu berupa pinjaman dari bank serta

modal yang berasal dari PSA.

II.6.3 Depresiasi, amortisasi dan Pajak

Depresiasi (penyusutan) merupakan metode perhitungan akutansi

dengan membebankan biaya perolehan aktiva tetap yaitu gedung dengan

menyebar pada periode tertentu.

Apabila aktiva tidak berwujud seperti saham disebut amortisasi

II.6.4 Laporan Keuangan

Secara tradisional perusahaan hanya menerbitkan laporan laba rugi.

Dalam perencanaan pendirian apotek ini digunakan laporan laba Rugi

Laporan Laba Rugi

Proyeksi Pendapatan dan pengeluaran (terlampir)

− Pendapatan tahun ke-1

− Penjualan resep tahun I

− Penjualan bebas

− Penjualan OWA

− Pengeluaran tahun ke-1

− Pembelian obat resep

− Pembelian obat bebas

− Pembelian OWA

− Pengeluaran rutin

− Perkiraan laba rugi tahun ke I

− Pendapatan tahun I

− Pengeluaran tahun I

− Laba sebelum pajak

− Pajak pendapatan (15%)

− Laba netto

II.6.5 Penilaian Kelayakan investasi

Metode Payback Period (PP)

Metode ROI

Metode BEP

Analisis keuangan (excel file)

Perhitungan batas laba/rugi (BEP) Tahun I

Perhitungan BEP tahun I

Pada tahun diproyeksikan resep yang masuk 50 lembar per hari perkiraan

harga rata-rata Rp 180.000/ lembar resep:

1. Penjualan obat resep tahun I (keuntungan 30%)

50 lembar x 12 bulan x 22 hari x Rp.180.000 = Rp. 2.376.000.000

2. Penjualan obat bebas (keuntungan 20%)

22 hari x 12 bulan x Rp 400.000 = Rp. 105.600.000

3. Penjualan OWA (keuntungan 25%)

22 hari x 12 bulan x Rp 250.000 = Rp. 66.000.000

TOTAL = Rp. 2.547.600.000

Pengeluaran rutin Tahun I

1. Pembelian obat resep

70% x 2.376.000.000= Rp. 1.663.200.000

2. Pembelian obat bebas

80% x Rp 105.600.000 = Rp. 84.480.000

3. Pembelian OWA

70% x Rp 66.000.000 = Rp. 46.200.000

4. Pengeluaran rutin tahun I = Rp. 360.783.333

JUMLAH = Rp. 2.154.663.333

Pengeluaran laba rugi tahun I

1. Pemasukan tahun I Rp. 2.547.600.000

2. Pengeluaran rutin tahun I Rp. 2.154.663.333

LABA KOTOR Rp. 392.936.667

Pendapatan pajak (15%)

10% x Rp 25.000.000 Rp 2.500.000

15% x Rp 54.304.667 Rp 8.145.700

TOTAL Rp 10.645.700

LABA BERSIH Rp 68.658.967

PAYBACK PERIOD (PP)

ROI

BEP

BAB III

KESIMPULAN

III.1 Pembahasan

Apotek “LIFECARE Farma” berada di daerah yang strategis, yaitu

berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang cukup ramai, di

pinggir jalan besar, dekat dengan sarana kesehatan yang lainnya, seperti

klinik dan rumah sakit. Ini merupakan suatu potensi yang besar untuk

kelangsungan kegiatan apotek LIFECARE Farma.

Dengan  adanya  apotek  ini  maka  apoteker  dapat 

melaksanakan kerja dari disiplin profesinya dan mengaplikasikannya di

lingkungan luas (pelayanan prima terhadap masyarakat). Aspek finansial

kelayakan usaha apotek dianalisis melalui metode Pay Back Period (PP),

metode ROI, metode BEP

Pay Back Period (PP)

Payback periode menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk

pengembalian investasi total. Payback periode terjadi pada saat total net

cash flow sama dengan investasi total. Total investasi sebesar Rp

200.000.000,00 sebesar Rp 50.000.000,00 berasal dari pinjaman bank

dikembalikan dengan cara diangsur mulai tahun ke-2 sebesar Rp

30.000.000 dan tahun ke-3 sebesar Rp 20.000.000,00.

Metode ROI sebesar 34,33% lebih besar dibanding bunga pinjaman yang

sebesar 9,63%.

Dari hasil studi kelayakan (Feasibility Study) yang dilaksanakan,

menunjukkan bahwa Apotek “LIFECARE Farma” layak didirikan di Jalan

Perintis Kemerdekaan km 17, Makassar.