partus lama

11
Salam sahabat Faktor risiko partus lama di RSIA Siti fatimah Makassar Posted on May 31, 2007. Filed under: artikel ilmiah | FAKTOR RISIKO KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2006Dhika Indriyani. RDr. Ridwan Amiruddin,SKM, M.KesBAGIAN EPIDEMIOLOGIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN2007ABSTRACTMaternal mortality rate in Indonesia is still high, although government of Indonesia is making every efforts. Prolonged labor is contributed to maternal mortality rate and infant mortality rate. The study was conducted to identify risk factors associated with prolonged labor. It was a case control study using 74 prolonged labor and control group 148 normal labor in RSIA Siti Fatimah Makassar. Risk factors studied were: mother’s age, parity, anaemia, birth weight >3500 gram, presentation, and antenatal care < 4 times. Odds Ratio and 95 % CI were computed for each risk factor with Chi Square was performed to evaluated significancy of the association. The result proved that risk factos associated with prolonged labor were parity OR =3,441 (95% CI: 1,922<OR<6,159), antenatal care OR =2,992 (95% CI: 1,658<OR<5,399), presentation with p= 0,001. Other risk factors were proven not statistically significant associated with prolonged labor (mother’s age OR =1,766, anaemia OR = 1,681 and birth weight OR = 1,890). It is suggested in order to general situation of pregnant mother have to repair include her nutrition. During her pregnancy is also to increase her antenatal care. And for psicologic during her delivery expance have to ready to face the expance and also telling about the most think of possible accident that can be in order to mother ready to expance. Keyword : Prolonged labor, Labor

Upload: nur-halimah

Post on 05-Jul-2015

593 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Partus Lama

Salam   sahabat

Faktor risiko partus lama di RSIA Siti fatimah   Makassar Posted on May 31, 2007. Filed under: artikel ilmiah |

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA SITI FATIMAHMAKASSAR TAHUN 2006Dhika Indriyani. RDr. Ridwan Amiruddin,SKM, M.KesBAGIAN EPIDEMIOLOGIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN2007ABSTRACTMaternal mortality rate in Indonesia is still high, although government ofIndonesia is making every efforts. Prolonged labor is contributed to maternal mortality rate and infant mortality rate. The study was conducted to identify risk factors associated with prolonged labor. It was a case control study using 74 prolonged labor and control group 148 normal labor in RSIA Siti FatimahMakassar. Risk factors studied were: mother’s age, parity, anaemia, birth weight >3500 gram, presentation, and antenatal care < 4 times. Odds Ratio and 95 % CI were computed for each risk factor with

Chi Square

was performed to evaluated significancy of the association. 

The result proved that risk factos associated with prolonged labor were parity OR =3,441 (95% CI: 1,922<OR<6,159), antenatal care OR =2,992 (95% CI: 1,658<OR<5,399), presentation with p= 0,001. Other risk factors were proven not statistically significant associated with prolonged labor (mother’s age OR =1,766, anaemia OR = 1,681 and birth weight OR = 1,890). 

It is suggested in order to general situation of pregnant mother have to repair include her nutrition. During her pregnancy is also to increase her antenatal care. And for psicologic during her delivery expance have to ready to face  the expance and also telling about the most think of possible accident that can be in order to mother ready to expance.

Keyword : Prolonged labor, Labor 

 

 

Abstrak  

Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, meskipun pemerintahIndonesia telah melakukan berbagai usaha untuk menurunkannya. Partus lama memberikan kontibusi pada angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir. Penelitian ini

Page 2: Partus Lama

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor risiko terjadinya kejadian partus lama. Penelitian ini menggunakan metode case control study dengan menggunakan 74 kejadian partus lama dan kelompok kontrolnya 148 partus normal di RSIA Siti FatimahMakassar. Faktor risiko dalam penelitian ini adalah umur ibu, paritas, kejadian anemia, berat janin < 3500 gram, presentasi janin dan antenatal care < 4 kali. Uji statistic yang digunakan adalah Odds Ratio dengan Confidence Interval=95 % dan uji Chi square untuk masing-masing faktor risiko untuk mengevaluasi tingkat signifikansi atau kekuatan hubungan.

Hasil penelitian ini bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian partus lama adalah paritas dengan OR =3,441 (95% CI: 1,922<OR<6,159), antenatal care dengan OR =2,992 (95% CI: 1,658<OR<5,399), presentasi janin dengan p=0,001. Faktor risiko lainnya meskipun menunjukkan perbedaan tapi tidak bermakna secara statistik berhubungan dengan kejadian partus lama (umur ibu dengan OR =1,766, kejadian anemia dengan OR = 1,681 dan berat janin dengan OR = 1,890).

Disarankan kepada ibu agar keadaan umum ibu hamil perlu diperbaiki terutama gizinya. Selama kehamilan perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan pelayanan antenatal care (ANC nya). Dan aspek psikologi ibu pada saat menghadapi persalinan sebaiknya dipersiapkan dan perlu dijelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi sehingga ibu dapat lebih siap untuk melahirkan.

 

 

 

Kata kunci : Partus lama, Persalinan 

 

 

 

 

 

 

 

 

A. Pendahuluan  Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.Angka kematian ibu di dunia berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap menit

Page 3: Partus Lama

seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya.  Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %.  Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah untuk Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari seluruh persalinan.Penelitian yang dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1 robekan portio dan robekan perineum subtotal. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kejadian partus lama pada ibu dan janin maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor risiko kejadian partus lama.B. Bahan dan MetodeLokasi penelitian :RSIA Siti Fatimah Makassar adalah salah satu rumah sakit di Makassar yang terletak di Jalan Gunung Merapi Nomor 73 Kelurahan Pisang Selatan Kecamatan Ujung Pandang Kota Makkassar Propinsi sulawesi Selatan. Rumah Sakit Siti Fatimah merupakan rumah sakit bersalin yang cukup banyak dikunjungi masyarakat, baik dari daerah Makassar maupun dari luar daerah Makassar (serta menerima rujukan dari berbagai tempat pelayanan kesehatan) sehingga menjadi tempat alternatif yang cukup tepat untuk melakukan penelitian.Populasi dan Sampel :Populasi adalah Semua ibu hamil yang telah melakukan persalinan dan terdaftar pada bagian rekam medik di RSIA Siti Fatimah Makassar pada Tahun 2006. Jumlah persalinan pada tahun 2006 yaitu 2552 dengan 74 kejadian partus Lama. Sampel terdiri atas kelompok kasus yaitu Ibu bersalin dengan kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah Makassar, sedangkan kontrolnya: Ibu bersalin dengan kejadian persalinan normal di RSIA Siti Fatimah Makassar. Dilakukan matching dalam penelitian ini yaitu pendidikan ibu. Penelitian ini dengan metode case control study. Perbandingan kasus dan kontrolnya yaitu 1: 2. Penarikan sample dengan purposif sampling dengan kriteria: ibu hamil tersebut bersalin di RSIA Siti Fatimah Makasar dan terdaftar dalam rekam medik pada tahun 2006, serta memiliki kelengkapan variabel yang dibutuhkan.Pengumpulan Data :Pengumpulan data dilakukan dengan cara : melakukan pencatatan nomor rekam medik dari buku partus baik ibu dengan partus lama ataupun ibu dengan partus normal lalu dicari kartu statusnya tentu dengan melakukan matching pada pendidikan ibu, dari kartu status lalu dicatat variabel yang dibutuhkan. Melakukan pemeriksaan pada kartu status ibu hamil yang bersalin di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2006 dengan melihat variabel umur ibu, paritas, kejadian anemia, berat janin, presentasi janin, dan antenatal care. Memisahkan kartu status ibu dengan partus lama dan ibu dengan partus normal setelah melaukan matching pada pendidikan ibu. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder hasil pencatatan rekam medik rumah sakit.Analisis Data :   Untuk menentukan besar risiko masing-masing (umur ibu, paritas, kejadian anemia, berat janin, presentasi janin dan antenatal care) terhadap kejadian partus lama dilakukan uji stasistik Odds Ratio (OR) dengan menggunakan program komputerized (SPSS)  dan dilakukan uji Chi Square untuk menganalisis semua variabel yag diteliti dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 dan Confidence Interval (CI=95%). Pada analisis data dilakukan analisis univariat yaitu analisis frekuensi, distribusi, persentase tunggal yang terkait dengan tujuan penelitian dan dilakukan analisis bivariat yaitu analisis berupa variabel yang terkait dengan penelitian dengan melakukan tabulasi silang (crosstab) antara variabel independen dengan dependen.

C. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 222 orang dengan 74 kasus dan 148 kontrol. Karakteristik Umum responden dari 222 orang sampel adalah pada karakteristik usia ibu paling banyak yang menjadi responden adalah ibu usia 20-35 tahun yaitu sebesar 186 orang (83,3%) dan terendah ibu usia < 20 tahun sebesar 12 orang (5,4%). Pada karakteristik tingkat

Page 4: Partus Lama

pendidikan paling banyak ibu dengan tingkat pendidikan SMA sebesar 78 orang (35,1%) dan terendah tigkat pendidikan SD sebesar 39 orang (17,6%). Pada pekerjaan responden paling banyak pekerjaannya sebagai IRT (ibu Rumah Tangga) sebesar 185 orang (83,3%) dan terendah pekerjaan sebagai pegawai kontrak sebesar 4 orang (1,8%). Pada karakteristik waktu pengukuran kadar Hb terakhir paling banyak Hb responden diukur pada saat sebelum melahirkan sebesar 208 orang (93,6%) dan terendah pada trimester III sebanyak 5 orang (2,3%). Untuk lebih jelasnya distribusi subyek penelitian menurut karakteristik umum responden dapat dilihat pada Tabel 1. (Tabel 1)

Analisis subyek penelitian menurut faktor risiko partus lama dapat diketahui bahwa

pada kelompok kasus pada umumnya umur ibu 20-35 tahun sejumlah 58 orang (78,4%)

dan juga kelompok kontrol pada umur yang sama sejumlah 128 orang (86,5%). Pada

paritas, pada kelompok kasus paling banyak dengan paritas 1 yaitu 45 orang (60,8%) dan

pada kelompok pembanding paling banyak paritas >1 yaitu 102 orang (68,9%). Pada

kejadian anemia, pada kasus paling banyak ibu dengan kadar Hb <11gr% sejumlah 39

orang (52,7%) dan pada kontrol paling banyak ibu dengan kadar Hb ≥11gr% sejumlah 89

orang (60,1%). Pada berat janin, pada kasus paling banyak berat janin ≤3500 gram yaitu

61 orang (82,4%) dan pada kasus juga paling banyak dengan  ≤3500 gram yaitu 133

orang (89,9%). Pada ANC, pada kasus paling banyak ANC < 4 kali yaitu 51 orang

(68,9%) dan pada kontrol paling banyak ANC ≥ 4 kali sebanyak 85 orang (57,4%). Pada

presentasi janin, semua ibu yang mengalami kelainan presentasi janin yaitu 6 orang

semuanya mengalami partus lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. (Tabel

2)  

D. Pembahasan

Pada penelitian ini, Umur ibu memiliki kontribusi terhadap terjadinya partus lama.

Umur dianggap penting karena ikut menentukan prognosa dalam persalinan karena dapat

mengakibatkan kesakitan baik pada ibu maupun janin. Pada Pendidikan semakin tinggi

tingkat pendidikan ibu semakin mudah menerima informasi. Informasi kesehatan yang

cukup terutama pada ibu-ibu hamil, diharapkan akan dapat merubah perilaku yang kurang

baik ke pola perilaku hidup sehat. Pada pekerjaan, ibu yang bekerja (selain IRT) dapat

mengalami kelelahan akibat pekerjaannya dan dapat memiliki waktu yang terbatas untuk

melakukan kujungan antenatal karena kesibukan dalam pekerjaannya. Waktu pengukuran

Hb ibu penting diketahui karena berhubungan dengan keadaan anemia ibu.

 Hasil analisis risiko umur ibu terhadap kejadian partus lama memperlihatkan nilai

OR= 1,766 (95% CI: 0,853<OR<3,652). Ini berarti bahwa ibu dengan umur <20 tahun

atau >35 tahun memiliki risiko mengalami partus lama 1,766 kali lebih besar

Page 5: Partus Lama

dibandingkan dengan ibu dengan umur 20-35 tahun tapi tidak bermakna secara statistik.

Umur ibu yang terlalu muda atau tua dianggap penting karena ikut menentukan prognosa

persalinan karena dapat membawa risiko. Penelitian Siti Mulidah di Kabupaten

Purworejo tahun 2002 menunjukkan umur ibu <20 atau >35 tahun memiliki risiko 0,58

kali lebih besar mengalami partus lama dibanding umur 20-35 tahun dan tidak bermakna

secara statistik. Penelitian Soekiman (1976) bahwa faktor umur penderita ternyata tidak

ada pengaruhnya terhadap kejadian partus lama. Tidak bermaknanya umur ibu diduga

karena yang dimatching adalah pendidikan ibu dimana paling banyak SMA sehingga rata-

rata umurnya sama yaitu 20-35 tahun.

Hasil analisis risiko paritas terhadap kejadian partus lama memperlihatkan nilai

OR= 3,441 (95% CI: 1,992<OR<6,159). Ini berarti bahwa ibu dengan paritas 1 memiliki

risiko mengalami partus lama 3,441 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas >1dan

bermakna secara statistik. Ibu paritas 1 cendrung lebih lama mengalami pembukaan

lengkap dibanding ibu dengan paritas >1.  Penelitian Siti Mulidah di Kabupaten

Purworejo tahun 2002 bahwa ibu dengan paritas I cenderung lebih besar risikonya

mengalami partus lama sebesar 3,45 kali dan bermakna secara statistik. Soeprono (1987)

menyatakan bahwa insiden partus lama pada berbagai paritas menunjukkan hasil yang

berbeda dan secara statistik sangat bermakna (p=0,001).

Hasil analisis risiko kejadian anemia terhadap kejadian partus lama

memperlihatkan nilai OR= 1,681 (95% CI: 0,958<OR<2,950). Ini berarti bahwa ibu yang

mengalami kejadian anemia memiliki risiko mengalami partus lama 1,681 kali lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia tapi tidak bermakna secara statistik. Ini

diduga karena terjadi ketidakseragaman pengambilan kadar Hb dan pada kontrolnya ada

yang kadar Hb nya diambil pada trimester 1 dan bisa saja pada saat itu ibu sedang

anemia. Ibu hamil yang anemia bisa mengalami gangguan his/gangguan mengejan yang

mengakibatkan partus lama.  Penelitian Djalaluddin di RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU

Ratu Zalecha Martapura tahun 2003 bahwa ibu yang mengalami anemia memiliki risiko

4,73 kali lebih besar untuk mengalami kejadian partus lama dibanding ibu yang tidak

anemia dan secara statistik bermakna.  Penelitian Pardjito di Yogyakarta Tahun 1998

dengan penelitian eksperimen menunjukkan anemia meningkatkan risiko partus lama tapi

tidak bermakna.

Hasil analisis risiko berat janin terhadap kejadian partus lama memperlihatkan nilai

OR= 1,890 (95% CI: 0,847<OR<4,214). Ini berarti bahwa ibu yang memiliki janin yang

Page 6: Partus Lama

berat >3500 gram memiliki risiko mengalami partus lama 1,890 kali lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang berat janinnya ≤3500 gram tapi tidak bermakna secara

statistik. Ini terjadi diduga karena ukuran tinggi badan ibu cendrung lebih tinggi sehingga

ukuran panggulnya juga besar. Besarnya janin hanya setengah dari suatu persamaan,

tetapi lainnya adalah ukuran dari tulang-tulang panggul.  Penelitian Djalaluddin di RSUD

Ulin

Banjarmasin dan di RSU Ratu Zalecha Martapura tahun 2003 didapatkan berat janin

>3500 gram memiliki risiko 1,10 kali lebih besar untuk mengalami partus lama

dibandingkan berat janin <3500 gram tapi tidak bermakna secara statistik.  Penelitian

Pardjito tahun 1998 di

Yogyakarta, bayi >3500 gram meningkatkan risiko 4,19 kali (p<0,05) untuk terjadinya

partus lama.

Hasil analisis risiko antenatal care terhadap kejadian partus lama memperlihatkan

nilai OR= 2,992 (95% CI: 1,658<OR<5,399). Ini berarti bahwa ibu yang ANC nya tidak

teratur memiliki risiko mengalami partus lama 2,992 kali lebih besar dibandingkan

dengan ibu yang ANC nya teratur dan bermakna secara statistik. Penelitian Djalaluddin di

RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha Martapura tahun 2003 didapatkan ibu

yang antenatal care tidak teratur berisiko 1,76 kali lebih besar mengalami partus lama

dibandingkan ibu yang ANCnya teratur tapi tidak bermakna secara statistik.

Hasil analisis besar risiko kejadian partus lama menurut presentasi janin dapat diketahui tidak terdapat nilai OR karena tidak ada pada kontrol (partus normal) yang mengalami kelainan presentasi. Pada analisis besar risiko untuk presentasi janin dengan Uji Fisher Exact terdapat Nilai p = 0,001, yang berarti kelainan presentasi janin berhubungan dengan kejadian partus lama. Janin dalam keadaan malposisi dan malpresentasi sering menyebabkan partus lama atau partus macet.  Penelitian Djalaluddin di RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha Martapura tahun 2003 didapatkan kelainan presentasi janin memiliki risiko 14,0 kali lebih besar untuk mengalami partus lama dibandingkan yang tidak mengalami kelainan presentasi dan secara statistik bermakna p=0,004. E. Kesimpulan dan SaranKesimpulan :     1. Umur ibu (<20 atau >35 tahun) memiliki risiko 1,766 kali lebih besar untuk mengalami partus lama tapi tidak bermakna secara statistik.2. Paritas 1 memiliki risiko 3,441 kali lebih besar untuk mengalami partus lama dan bermakna secara statistik.3. Kejadian anemia (Hb<11gr%) memiliki risiko 1,681 kali lebih besar untuk mengalami partus lama tapi tidak bermakna secara statistik.4. Berat janin (>3500 gr) memiliki risiko 1,890 kali lebih besar untuk mengalami partus lama tapi tidak bermakna secara statistik.5. Antenatal Care < 4 kali memiliki risiko 2,992 kali lebih besar untuk mengalami partus lama dan bermakna secara statistik 6. Presentasi janin bermakna secara statistik berhubungan dengan kejadian partus lama dengan nilai p = 0,001. 

Page 7: Partus Lama

Saran :1. Sebaiknya ibu tidak hamil pada usia terlalu muda atau tua dan perlu diperhatikan asupan gizi ibu saat hamil 2. Ibu hamil perlu diberikan informasi tentang persalinan yang akan dihadapinya sehingga secara psikologis lebih siap. 3. perlu memperhatikan dan meningkatkan pemeriksaan antenatal.Daftar Pustaka

1. Anonim, Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia, http://www.undp.or.id diakses 18 Februari, 2007.

2. Anonim, Make Every Mother And Child Count, http://www.ui.ac.id diakses 22 Nopember 2006.

3. Depkes, RI., Pedoman Penanganan Pertolongan Persalinan dan Nifas Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta :Depkes RI, 1994.

 4. Djalalluddin, Hakimi, Suharyanto, “Faktor Risiko Ibu Untuk Terjadinya Partus Lama di RSUD UlinBanjarmasin Dan RSU Ratu Zalecha Martapura, Majalah Sains Kesehatan, 17 ( Januari 2004), hlm 13-23.

5. Goelam, S.A., Ilmu Kebidanan Jilid Satu Bagian Fisiologi, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

6. Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,Jakarta : EGC, 1998.

7. Mulidah, Siti, Djaswadi dan Mubasisyir., “Hubungan Antara Kelengkapan Pelaksanaan Deteksi Risiko Tinggi dengan Persalinan Lama di Kabupaten Purworejo, Majalah Sains Kesehatan, 16 ( Mei 2003), hlm 301-315.

8. Saifuddin,A.B., Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.

9. Stenchever, Morton dan Tanya Sorensen. Penatalaksanaan Dalam Persalinan, Jakarta : Hipokrates, 1995.