partisipasi petani dalam pelaksanaan program … · negeri 050660 kwala bingai kecamatan stabat dan...

119
LAPORAN TUGAS AKHIR PARTISIPASI PETANI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT (PSR) DI KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT Oleh MIFTAH AULIFA 01.4.3.15.0359 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019

Upload: others

Post on 14-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS AKHIR

PARTISIPASI PETANI DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT

(PSR) DI KECAMATAN SELESAI

KABUPATEN LANGKAT

Oleh

MIFTAH AULIFA

01.4.3.15.0359

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

i

PARTISIPASI PETANI DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT (PSR)

DI KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian

Oleh

MIFTAH AULIFA

01.4.3.15.0359

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

vi

HALAMAN PERUNTUKAN

…“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha

mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”

(QS. Al - Mujadallah: 11)

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Yang utama dari segalanya...

Syukur Alhamdulillah dalam setiap denyut nadiku, setiap hembusan nafasku

dan setiap sujudku kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas nikmat, karunia

dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dalam menuntut ilmu dan

kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir yang sederhana ini.

Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada panutanku, Baginda

Rasulullah Muhammad SAW.

Alhamdulillahhirabbil’alamin telah kuselesaikan tugas dan tanggung jawab ini,

setahap perjuangan telah kulalui yang InsyaAllah merupakan awal dari

langkah perjuangan ke tahap selanjutnya untuk menggapai kesuksesan dan

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan

kusayamgi

Ibunda Dan Ayahanda Yang Kucinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga atas

perjuangan dan pengorbanan untukku, kupersembahkan karya kecil ini kepada

Umi dan Abah yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangiku dengan

vii

segenap jiwa dan raga, yang selalu mendukungku, menjadi sumber inspirasi dan

motivasi, serta penyemangat dalam menyelesaikan studi ini.

Hamba mohon kepada-Mu ya Rabb sehatkan dan berkahilah umur kedua

orangtua hamba dalam ketaatan kepada-Mu dan pertemukanlah kami kembali

di Syurga nanti, Aamiin.

Adik Dan Orang-Orang Terdekat

Adikku satu-satunya Ihza Alfudhla, yang memberikan semangat pada

kakaknya. Jadilah anak yang sholeh, dan berbakti kepada orang tua. Semoga

kita dapat membahagiakan kedua orang tua dan menjadi kebanggaan keluarga.

Keluarga besarku, yang selalu mendoakan kebaikan untukku dan menjadi

penyemangat dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

kalian semua nikmat kesehatan.

Sahabat baikku, Armila Fazri Nasution yang sudah kuanggap seperti saudara

sendiri. Selama 4 tahun ini menemaniku dalam suka dan duka, saling berbagi

menyayangi, dan menyemangati. Semoga kita dapat mencapai impian masing-

masing, diberi kesuksesan dunia dan akhirat, dan semoga persahabatan kita di

ridhoi Allah SWT hingga nanti ke Syurga.

Seniorku, Kak Putri Nurul Urfa dan Abangda Lutfi Ansari yang sudah

kuanggap seperti kakak dan abang sendiri, yang telah menjagaku selama

3 tahun ini di kampus POLBANGTAN, memberikan nasehat yang bijak dan

menyayangiku seperti adik kalian sendiri. Walapun sudah setahun tidak bersua

namun komunikasi dan jalinan tali silaturahmi kita tetap terjaga. Semoga Allah

SWT memberikan kalian kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat.

viii

Syukur Alhamdulillah Allah SWT telah menghadirkan mereka yang begitu

menyayangi dan mencintaiku, mereka orang-orang terbaik dalam hidupku

semoga kita tetap dapat berkumpul hingga di Syurga kelak. Aamiin...

Teman-Teman

Teman sekamarku, Yuli Daramawani, Fitri Nurmandariani, Nurdania Siregar,

Suci Wulandari, adik kami Riani Arisa Sagala serta junior dan adik-adik

asuhku yang memberikan semangat dan dalam menyusun laporan Tugas Akhir

ini. Semoga Allah senantiasa menjaga ukhuwah kita sampai Syurga.

Satu kelasku, masyarakat BUN’15, teman-teman seperjuangan, dengan

kreativitas luar biasa, terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.

Bagi masyarakat BUN’15 dan TAN’15 semoga kita adalah generasi pertanian

yang sukses di masa depan, Aamiin.

Dosen Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir

Ibu Direktur, Ir.Yuliana Kansrini M.Si dan Bapak Ir.Fahruddin MP. Selaku

dosen pembimbing serta Bapak Firman Silalahi STP, M.Si dan Ibu Dr. Dwi

Febrimneli SP, M.Sc selaku dosen penguji saya. Terima kasih banyak Ibu dan

Bapak telah membantu selama ini, memberikan arahan dan bimbingan serta

nasehat yang baik hingga Tugas Akhir ini selesai. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan Ibu dan Bapak serta keluarga besar POLBANGTAN

Medan kesehatan untuk dapat beraktivitas membentuk generasi muda pertanian

yang berkualitas.

”Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai

(dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada

TuhanMu lah engkau berharap”

(QS. Al – Insyirah : 6-8)

ix

RIWAYAT HIDUP

Miftah Aulifa, lahir di kota Medan Provinsi Sumatera

Utara pada 27 Mei 1998 dari pasangan, Ayahanda Edi

Rosadi dan Ibunda Hafidatul Husna Siregar dan

merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

telah menempuh Pendidikan Taman Kanak-kanak di

TK Ar-Rahman Kecamatan Stabat pada tahun 2003

dan melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri 050660 Kwala Bingai Kecamatan Stabat dan

dinyatakan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama

di SMP Negeri 1 Stabat Kabupaten Langkat dan

dinyatakan lulus pada tahun 2012. Kemudian

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Stabat

Kabupaten Langkat dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan dinyatakan lulus

pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis memperoleh kesempatan melanjutkan

pendidikan jenjang Diploma IV (D4) di Politeknik Pembangunan Pertanian

Medan Provinsi Sumatera Utara melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur

umum dan telah menyelesaikan pe ndidikan Diploma IV program studi

Penyuluhan Perkebunan Presisi jurusan Perkebunan pada tahun 2019 di

POLBANGTAN Medan dengan menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian

(S.Tr.Pt).

x

ABSTRAK

Miftah Aulifa, Nirm 01.4.3.15.0359. Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk

mengetahui tingkat partisipasi petani dan faktor-faktor yang berhubungan

signifikan dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa

Selayang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat pada 25 Maret sampai dengan

24 Mei 2019. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara

menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, sementara

metode analisis data menggunakan Skala Likert dan korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tinggi yaitu 70 %, kemudian hasil

korelasi Rank Spearman dengan membandingkan nilai thitung > ttabel menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan, motivasi,

pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan sarana produksi dengan tingkat

partisipasi petani.

Kata Kunci : Partisipasi, Program Peremajaan Sawit Rakyat, Korelasi Rank

Spearman, Kecamatan Selesai

xi

ABSTRACT

Miftah Aulifa, Nirm 01.4.3.15.0359. Farmer Participation in the

Implementation of the People's Palm Oil Replanting program in Selesai District

Langkat Regency North Sumatra Province. The aim of this study was to

determine the level of farmer participation and significant related factors in the

implementation of the People's Palm Oil Replanting Program in Selesai District

Langkat Regency. This research was conducted in Selayang Village Selesai

District Langkat Regency in March 25th

- May 24th

2019. Technique of collecting

the data was namely observation and interview by using questionnaires that have

been tested for validity and reliability and recording, while technique of analysing

the data used Likert Scale and Spearman Rank correlation . The results showed

that the level of farmer participation in the implementation of the People's Palm

Oil Replanting program was high at 70%, then the Spearman Rank correlation by

comparing the tcount > ttable showed a significant relationship between factors of

land area, income, motivation, experience, capital assistance and availability of

production facilities with the level of farmer participation.

Keywords: Participation, People's Palm Oil Replanting program, Spearman Rank

correlation, Selesai District

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Partisipasi Petani

Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dan berkontribusi dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (TA) ini.

Untuk itu penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan

Pembangunan Pertanian Medan dan Dosen Pembimbing I

2. Ir. Fahruddin Nasution, MP selaku Dosen Pembimbing II

3. Dr. Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Program Studi Penyuluhan

Perkebunan Presisi dan Ketua Jurusan Perkebunan Politeknik Pembangunan

Pertanian Medan

4. Panitia Pelaksana TA Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

5. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Laporan TA ini.

Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari rekan-rekan pembaca. Demikian penyusunan laporan ini, kiranya dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, Juni 2019

Miftah Aulifa

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... i

Lembar Pengesahan Penguji ............................................................... ii

Lembar Pengesahan Pembimbing ...................................................... iii

Halaman Pernyataan Orisinalitas ...................................................... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................... v

Halaman Peruntukan .......................................................................... vi

Riwayat Hidup ...................................................................................... ix

Abstrak .................................................................................................. x

Abstract ................................................................................................. xi

Kata Pengantar ..................................................................................... xii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan ...................................................................................... 6

D. Manfaat .................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Landasan Teoritis ..................................................................... 7

B. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 20

C. Kerangka Pikir ......................................................................... 21

D. Hipotesis .................................................................................. 22

III. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 23

A. Waktu dan Tempat ................................................................... 23

B. Batasan Operasional ................................................................. 23

1. Definisi Operasional .......................................................... 24

2. Pengukuran Variabel .......................................................... 25

C. Pelaksanaan Pengkajian ........................................................... 27

1. Prosedur Pelaksanaan ......................................................... 27

2. Pengumpulan Data ............................................................. 28

3. Analisis Data ...................................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39

A. Deskripsi Wilayah Pengkajian .................................................. 39

B. Hasil .......................................................................................... 48

C. Pembahasan .............................................................................. 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 3

A. Kesimpulan ................................................................................ 71

xiv

B. Saran ........................................................................................... 71

C. Implikasi ..................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 79

LAMPIRAN .......................................................................................... 83

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Populasi Kelapa Sawit Pada Berbagai Jarak Tanam ................................. 14

2 Dosis Dosis Umum Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit TBM

Pada Tanah Mineral .........................................................................................

16

3 Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X) ....................... 26

4 Pengukuran Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program

Peremajaan Sawit Rakyat (Y) .......................................................................... Peremajaan Sawit Rakyat (Y)

27

5 Jumlah Populasi dan Sampel Pengkajian Di Kec. Selesai ........................ 31

6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor-Faktor

Partisipasi Petani ..............................................................................................

33

7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Partisipasi Petani Dalam

Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat ............................................. Program Peremajaan Sawit Rakyat

34

8 Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Partisipasi Petani Dalam

Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat ............................................. Program Peremajaan Sawit Rakyat

35

9 Curah Hujan Dan Banyaknya Hari Hujan Bulan Tahun 2018 ................. 40

10 Jumlah Rumah Tangga Dan Penduduk Berdasarkan Jenis

Kelamin Di Kec. Selesai ..................................................................................

41

11 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis

Kelamin Di Kec. Selesai ..................................................................................

42

12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kec Selesai ........................ 43

13 Luas Panen Dan Produksi Tanaman Padi Dan Palawija Di

Kec. Selesai ......................................................................................................

44

14 Jumlah Luas Panen Dan Produksi Sayur-Sayuran Di

Kec. Selesai ...............................................................................................

44

15 Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras

Perkebunan Rakyat Di Kec. Selesai .................................................................

45

16 Lembaga Jasa Pendidikan Formal Di Kec. Selesai ................................... 46

17 Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai ........................................................ 46

18 Data Kelembagaan Petani Di Kec. Selesai ................................................ 47

19 Distribusi Reponden Menurut Umur Di Kec. Selesai ............................... 48

20 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Formal Di

Kec. Selesai ........................................................................................................

50

21 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kec.Selesai ................. 51

22 Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Di Kec.Selesai ..................... 52

23 Distribusi Responden Menurut Pengalaman Di Kec.Selesai .................... 52

24 Distribusi Responden Menurut Pendapatan Di Kec.Selesai ..................... 53

25 Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program

Peremajaan Sawit Rakyat Di Kec. Selesai .........................................................

54

26 Hubungan Antara Faktor-Faktor Partisipasi Petani Dengan

Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program PSR

Di Kec. Selesai ...................................................................................................

60

27 Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian .......................................... 78

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Kerangka Pikir Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ...............................................

21

2 Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kec. Selesai ..............................

37

3 Peta Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat ............................................ 39

4 Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam

Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di

Kec. Selesai ....................................................................................................... Peremajaan Sawit Rakyat (Y)

55

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Pengkajian .............................................................................. 83

2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas ........................... 90

3 Output SPSS Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner............................ 91

4 Data Karakteristik Responden .......................................................................... 98

5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden ......................................................... 99

6 Output SPPS Hubungan Faktor- Faktor Partisipasi Dengan

Tingkat Partisipasi Petani .................................................................................

101

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu

komoditas perkebunan yang mendapat perhatian besar di Indonesia dengan

memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai penghasil minyak nabati untuk

produk makanan, minyak industri, dan bahan bakar nabati (biodiesel). Banyaknya

variasi produk turunan minyak kelapa sawit menyebabkan tanaman ini memiliki

arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional dengan menciptakan

kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga

memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan ekspor bagi Indonesia

sebagai sumber perolehan devisa negara.

Indonesia saat ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia,

diikuti oleh Malaysia dan Thailand. Berdasarkan data Direktorat Jenderal

Perkebunan tahun 2018, luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia sebesar

14,03 juta ha yang terdiri dari 5% milik Perkebunan Besar Negara (PBN),

40% milik Perkebunan Rakyat (RA), dan 55% milik Perkebunan Besar Swasta

(PBS).

Provinsi Sumatera Utara merupakan produsen kelapa sawit kedua terbesar

di Indonesia yang tercatat memiliki luas areal Perkebunan Rakyat (RA) sebesar

418.002 ha dengan produksi 1.197.288 ton pada tahun 2015, (Ditjenbun, 2016).

Kabupaten Langkat merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan

perkebunan kelapa sawit yang cukup pesat di Provinsi Sumatera Utara. Luas areal

tanaman kelapa sawit milik Perkebunan Rakyat (RA) di Kabupaten Langkat pada

tahun 2015 sebesar 45.528 ha dengan total produksi 133.510 ton (Ditjenbun,

2016). Kecamatan Selesai merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi

perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas areal perkebunan sebesar 3.999 ha

pada tahun 2015 (BPS Kabupaten Langkat, 2010-2015). Perkebunan kelapa sawit

di Kecamatan Selesai telah dioperasikan sejak tahun 1980-an. Sesuai dengan daur

umur teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang harus mulai diremajakan setelah

berumur 25 tahun keatas, maka kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit di

Kecamatan Selesai sekarang ini telah tiba waktunya di lakukan peremajaan

2

(replanting), bahkan sudah melewati waktu yang seharusnya, sehingga dapat di

katakan sudah pada kondisi darurat untuk di lakukan peremajaan.

Replanting merupakan proses peremajaan kebun kelapa sawit yaitu dengan

mengganti pohon kelapa sawit yang telah berusia 20-25 tahun dengan pohon

kelapa sawit yang baru karena pohon kelapa sawit yang telah berusia 20-25 tahun

tidak lagi produktif hasilnya dan semakin menurun setiap bulannya. Pohon kelapa

sawit bisa saja tidak di lakukan replanting tetapi pohon sawit yang telah berusia

tua ini tidak lagi memberi manfaat yang besar kepada pemiliknya karena tidak

produktif dan hasilnya sedikit (Saputri, 2018). Kondisi ini berakibat pada

kurangnya pendapatan petani dan menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan

petani tersebut.

Diketahui Perkebunan Rakyat kelapa sawit di Indonesia tahun 2017 yang

memasuki umur peremajaan seluas 2,4 juta ha yang terdiri dari 0,3 juta ha Kebun

Plasma/Eks Plasma dan 2,1 juta ha Kebun Swadaya. Ditambah lagi sebagian besar

Kebun Swadaya menggunakan bahan tanam tidak unggul (illegitim),

menyebabkan produktivitas kelapa sawit Indonesia rendah dengan rata-rata hanya

berkisar 2-3 ton/ha/tahun, jauh dibawah Perkebunan Swasta yang berkisar

5-6 ton/ha/tahun (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).

Peremajaan kelapa sawit sering kali ditunda dalam pelaksanaannya

dikarenakan berbagai masalah yang dialami oleh petani. Pada umumnya, petani

dihadapkan pada masalah permodalan. Petani tidak mempersiapkan dana untuk

peremajaan sehingga harus mencari pinjaman dana. Kendala lain yang dihadapi

dalam melakukan replanting yaitu ketersediaan benih unggul yang cukup sulit

didapat serta seringkali petani kurang mengetahui cara peremajaan yang paling

efektif dan efisien dari segi pembiayaan, tenaga kerja, waktu, dan lain sebagainya.

Para petani kelapa sawit memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk

tetap dapat mempertahankan kebun kelapa sawitnya, namun hal ini terhambat

oleh biaya yang di butuhkan untuk peremajaan kelapa sawit yang tidak sedikit

jumlahnya. Masalah biaya inilah yang membuat petani kelapa sawit ada yang

setuju dan tidak setuju untuk melakukan replanting, karena tidak semua petani

kelapa sawit memiliki kebun lebih dari satu, memiliki tabungan yang cukup atau

memiliki pekerjaan lain, maka para petani kelapa sawit ini merasa keberatan

3

karena memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja akan sulit apalagi harus

mengeluarkan biaya yang besar untuk proses replanting tersebut (Saputri, 2018).

Dalam upaya untuk menjaga peran kelapa sawit secara

berkesinambungan, pemerintah berusaha untuk mengembangkan perkebunan

kelapa sawit milik rakyat. Solusi bagi permasalahan yang dihadapi pelaku utama

terkait keterbatasan modal dalam penerapan peremajaan kelapa sawit oleh Badan

Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah melalui program

dana bantuan peremajaan atau yang lebih dikenal sebagai program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) yaitu upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan

penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan tanaman baru, baik secara

keseluruhan maupun secara bertahap.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah badan

yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menghimpun, mengadministrasikan,

mengelola, menyimpan dan menyalurkan dana perkebunan kelapa sawit.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan tentang perhimpunan dana kelapa sawit

sebagaimana diamanatkan pada pasal 93 Undang - Undang No. 39 Tahun 2014

tentang Perkebunan. Sebagai langkah implementasi telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan

dan Peraturan Presiden (Perpres) No. 61 Tahun 2015 dan Perpres No. 24 Tahun

2016 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Peraturan tersebut, menjadi landasan penetapan dan teknis pengembangan

perkebunan kelapa sawit secara terencana dan tepat sasaran. Kebijakan ini

menyediakan landasan pengaturan skala prioritas pembangunan perkebunan

kelapa sawit milik pekebun sesuai dengan kebutuhan (Keputusan Direktur

Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).

Menurut Putra (2017), upaya percepatan pengembangan perkebunan

rakyat dalam program revitalisasi sektor perkebunan yang dilakukan melalui

perluasan peremajaan dan rehabilitas tanaman perkebunan memiliki tujuan untuk

meningkatkan daya saing pada komuditas sektor perkebunan dengan

meningkatkan produktivitas serta mengembangkan industri hilir, sehinga

mendukung perkembangan wilayah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Revitalisasi perkebunan juga didukung oleh berbagai peraturan pemerintah

4

diantaranya adalah Peraturan Menteri Pertanian (PMP) Nomor:

33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui

Program Revitalisasi Perkebunan.

Dukungan pengembangan kelapa sawit ini diberikan melalui Badan

Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kepada pekebun yang

tergabung dalam kelompoktani, gabungan kelompoktani, koperasi, maupun

kelembagaan lainnya. Kebijakan tersebut antara lain kegiatan peremajaan

(replanting) tanaman kelapa sawit dengan kategori bagi Kebun Plasma yang telah

berumur 25 tahun dan untuk Kebun Swadaya yang menggunakan benih tidak

unggul (illegitim) meskipun belum memasuki umur 25 tahun dengan produksi

≤ 10 ton/ha/tahun, kegiatan pengembangan sumber daya manusia, serta bantuan

sarana dan prasarana. Kegiatan tersebut mengintegrasikan seluruh aspek dalam

pengembangan perkebunan kelapa sawit dalam rangka meningkatkan

produktivitas kelapa sawit milik perkebunan rakyat (Keputusan Direktur Jenderal

Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).

Menurut Wibowo dalam Putra (2017), salah satu faktor penting yang

menentukan keberhasilan kegiatan peremajaan adalah partisipasi dari petani yang

mengikuti kegiatan peremajaan tersebut. Tanpa adanya partisipasi petani maka

kegiatan peremajaan tidak akan berhasil karena petani merupakan pelaku utama

dalam program pembangunan pertanian. Keikutsertaan petani lebih ditekankan

agar petani merasa memiliki tanggung jawab untuk selalu aktif dalam kegiatan

peremajaan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, hingga

menikmati hasil. Selain itu, partisipasi akan menumbuhkan rasa kemandirian pada

petani yang terlibat aktif dalam kegiatan peremajaan. Sehingga nantinya petani

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidupnya.

Partisipasi petani dalam kegiatan peremajaan menggunakan sarana

kelompok tani yang sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompoktani yang

dimaksud adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan domisili atau hamparan,

hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota karena mereka saling

mengenal satu sama lain dan tinggal saling berdekatan sehingga bila penerapan

peremajaan telah dilakukan secara individu akan mudah ditiru petani lainnya

(Putra, 2017).

5

Partisipasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam

maupun dari luar. Agar partisipasi dapat terjadi diperlukan adanya suatu

kesempatan untuk berpartisipasi, ada kemauan dari individu untuk berpartisipasi

dan terdapat adanya kemampuan untuk berpartisipasi. Memang partisipasi adalah

suatu bentuk khusus di dalam pembagian kekuasaan, tugas dan tanggung jawab

dalam komunitasnya (Slamet dalam Putra, 2017). Partisipasi akan dipengaruhi

oleh kebutuhan, motivasi, struktur sosial. Orang akan berpartisipasi bila

menyangkut adanya kebutuhan, mendapatkan keuntungan dan meningkatkan

statusnya (Tjodronegoro dalam Putra, 2017). Walaupun konsep partisipasi

kelihatan sederhana, tetapi pada pelaksanaannya tidak semudah yang

dibayangkan. Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa untuk meningkatkan

partisipasi masyaraka sangatlah sulit, rendahnya partisipasi masyarakat akan

menghambat proses pembangunan yang dilaksanakan. Dalam menjalankan proses

partisipasi yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang terlibat. Menurut

Madrie dalam Putra (2017) bila disimpulkan, maka partisipasi adalah

keikutsertaan dan keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan yang nantinya akan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang merupakan kondisi-kondisi

yang ada di dalam diri orang tersebut dan faktor yang merupakan kondisi yang

ada pada suasana lingkungan orang yang bersangkutan.

Berdasarkan hal-hal diatas, timbul ketertarikan bagi penulis untuk

mengkaji lebih jauh tentang permasalahan ini dan mengambil judul pengkajian

“Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun rumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan signifikan dengan partisipasi petani

dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat?

6

C. Tujuan

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka ditetapkan tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

2. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan partisipasi

petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

D. Manfaat

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran umum mengenai partisipasi petani dalam Program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

2. Sebagai bahan rujukan dan sumber informasi bagi dinas atau pihak-pihak

terkait yang membutuhkan dalam menentukan kebijakan di masa mendatang.

3. Referensi bagi peneliti untuk penelitian lanjutan yang berhubungan pada

bidang yang sama.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Partisipasi

Pengertian partisipasi secara umum menurut Mardikanto (2013) yaitu

keikutsertaan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.

Verhangen dalam Mardikanto (2013) mengungkapkan bahwa sebagai suatu

kegiatan, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan

komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan

manfaat. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut, dilandasi oleh adanya

kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai :

a. Kondisi yang tidak memuaskan dan harus diperbaiki

b. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau

masyarakatnya sendiri

c. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan

d. Adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

Pada konteks kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan

perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat

terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu

hidup mereka. Maksudnya, melalui partisipasi yang diberikan berarti benar-benar

menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh (aparat) pemerintah sendiri, tetapi juga menuntut keterlibatan

masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya (Mardikanto, 2013)

Berdasarkan hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi atau

peran serta pada dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan

secara aktif dan sukarela baik itu karena alasan-alasan dari dalam (intrinsik)

maupun dari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang

bersangkutan, yang mencakup pengambilan keputusan dalam perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian (pemantauan, evaluasi, pengawasan), serta

pemanfaatan hasil-hasil kegiatan yang dicapai (Mardikanto, 2013).

8

2. Lingkup Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Pembangunan

Terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pembangunan, yaitu partisipasi dalam pengambilan

keputusan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta partisipasi dalam

pemanfaatan hasil-hasil pembangunan (Yadav dalam Mardikanto, 2013).

a. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan

Umumnya, setiap program pembangunan masyarakat selalu ditetapkan

sendiri oleh pemerintah pusat yang dalam banyak hal kurang mencerminkan

keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak. Oleh karena itu, partisipasi

masyarakat terhadap pembangunan perlu ditumbuhkan melalui pembukaan forum

diskusi yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung dalam

proses pengambilan keputusan tentang program-program pembangunan di

wilayah setempat.

b. Partisipasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan harus diartikan

sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang

tunai, dan atau beragam bentuk korban lainnya yang sepadan dengan manfaat

yang akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pembangunan, harus adanya partisipasi masyarakat pada

pemeliharaan proyek-proyek pembangunan kemasyarakatan yang telah berhasil

diselesaikan. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan khusus untuk mengorganisir

warga masyarakat guna memelihara hasil-hasil pembangunan agar manfaatnya

dapat terus dinikmati dalam jangka panjang.

c. Partisipasi Dalam Pemantauan Dan Evaluasi Pembangunan

Kegiatan pemantauan dan evaluasi program serta proyek pembangunan

sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai sesuai yang diharapkan, juga untuk

memperoleh umpan balik mengenai masalah-masalah dan kendala yang muncul

dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Maka dari itu, partisipasi

masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.

9

d. Partisipasi Dalam Pemanfaatan Hasil Pembangunan

Perlu adanya pemerataan terkait pemanfaatan hasil pembangunan yang

bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak, karena

pemanfaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan

masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang

akan datang.

3. Bentuk – Bentuk Partisipasi

Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam

suatu kegiatan. Dosseldorp dalam Mardikanto (2013) menyatakan bentuk-bentuk

kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat dapat berupa :

a. Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat

b. Melibatkan diri pada diskusi kelompok

c. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakkan

partisipasi masyarakat yang lain

d. Menggerakkan sumberdaya masyarakat

e. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan

f. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.

4. Tingkat Partisipasi

Wilcox dalam Mardikanto (2013) menyatakan, dilihat dari tingkat atau

tahapan partisipasi terdapat 5 (lima) tingkatan, antara lain :

a. Memberikan informasi (information)

b. Konsultasi (consultation) yaitu menawarkan pendapat, sebagai pendengar

yang baik untuk memberikan umpan balik tetapi tidak terlibat dalam

implementasi ide dan gagasan tersebut

c. Pengambilan keputusan bersama (deciding together), dalam arti memberi

dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan serta mengembangkan

peluang yang diperlukan guna pengambilan keputusan

d. Bertindak bersama (acting together), dalam arti tidak sekedar ikut serta dalam

pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam

pelaksanaan kegiatannya

10

e. Memberikan dukungan (supporting independent community interest) dimana

kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasehat, dan dukungan

lain untuk mengembangkan agenda kegiatan.

5. Tanaman Kelapa Sawit

Menurut Teoh dalam Hutasoit, dkk (2015) kelapa sawit (Elaeis guinensis

Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil

minyak nabati untuk produk makanan, minyak industri, maupun bahan bakar

nabati (biodiesel). Banyaknya variasi produk turunan minyak kelapa sawit

menyebabkan tanaman ini memiliki nilai strategis dan memberikan kontribusi

yang tinggi terhadap pendapatan ekspor bagi Indonesia. Adapun klasifikasi

tanaman kelapa sawit menurut Pahan dalam Efriani (2016) sebagai berikut:

Divisi : Embryophyta Siphonagama

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae

Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Berdasarkan tebal cangkang atau tempurung, daging buah, dan warna

kulit buahnya, tipe tanaman kelapa sawit terbagi tia yaitu tipe Dura, Psifera, dan

Tenera. Anatomi kelapa sawit yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah. Kelapa

sawit merupakan tanaman monokotil yang memiliki akar serabut. Daun kelapa

sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat

duri-duri halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat lebih dari 9 meter.

Jumlah anak dan dalam satu pelepah daun adalah 100-160 pasang. Jumlah pelepah

daun yang optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah sebanyak 40-50

pelepah daun. Bunga kelapa sawit berumah satu, dimana pada satu btang terdapat

bunga jantan dan betina. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang

(cross pollination). Buah kelapa sawit akan masak setelah 5 bulan penyerbukan.

Buah kelapa sawit terdiri dari kulit buah, daging buah, cangkang, inti dan

endosperm (Silalahi, 2017).

11

6. Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit

Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan

penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan tanaman baru, baik secara

keseluruhan maupun secara bertahap termasuk penanganan resiko kebun seperti

yang terkena dampak pengaturan tata ruang wilayah, kawasan hutan dan kesatuan

hidrologis gambut. Peremajaan Kebun Plasma kelapa sawit adalah peremajaan

kebun petani plasma pola PIR yang mulai ditanam sekitar tahun 1980-an, yang

secara teknis sudah tidak produktif dan perlu diremajakan. Peremajaan Kebun

Swadaya kelapa sawit adalah penataan kawasan dan penanaman ulang tanaman

kelapa sawit yang belum menggunakan benih unggul bersertifikasi (illegitim),

belum disertai bimbingan dan pendampingan serta pemanfaatan agroinput secara

swadaya (Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor:

29/Kpts/KB.120/3/2017).

Menurut pendapat Saputri (2018), replanting merupakan proses

peremajaan kebun kelapa sawit yaitu dengan mengganti pohon kelapa sawit yang

telah berusia 20-25 tahun dengan pohon kelapa sawit yang baru karena pohon

kelapa sawit yang telah berusai 20-25 tahun tidak lagi produktif hasilnya semakin

menurun setiap bulannya. Pohon kelapa sawit ini bisa saja tidak di lakukan

replanting tetapi pohon sawit yang telah berusia tua ini tidak lagi memberi

manfaat yang besar kepada pemiliknya karena tidak produktif dan hasilnya

sedikit.

Pertimbangan dilakukannya peremajaan yaitu umur ekonomis tanaman

kelapa sawit adalah sekitar 25 tahun. Tanaman kelapa sawit yang melewati umur

ekonomis harus segera diremajakan untuk memperbaiki produktivitas yang

menurun tajam. Standar produktivitas yang dapat dijadikan patokan masa

Peremajaan adalah sekitar 10 ton TBS/ha/tahun. Selain produktivitas, efektivitas

panen dan kerapatan tanaman menjadi pertimbangan lain dalam penentuan masa

Peremajaan. Efektivitas panen akan rendah apabila ketinggian pohon kelapa sawit

telah melebihi 12 meter. Selain itu, peremajaan perlu dilakukan apabila kerapatan

tanaman <80 pohon/ha (Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

18/Permentan/KB.330/5/2016).

12

7. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) adalah upaya pengembangan

perkebunan dengan melakukan penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan

tanaman baru, baik secara keseluruhan maupun secara bertahap (Badan Pengelola

Dana Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).

Jenis peremajaan yang dilakukan dalam program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) ada 2 yaitu peremajaan dini dan peremajaan reguler. Peremajaan

dini dilakukan pada Kebun Swadaya yang menggunakan benih tidak unggul

(illegitim) meskipun belum memasuki umur 25 tahun dengan produksi ≤ 10

ton/ha/tahun. Sedangkan peremajaan reguler dilakukan pada Kebun Plasma pola

PIR yang telah berumur 25 tahun. Dukungan pengembangan kelapa sawit ini

diberikan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

kepada pekebun yang tergabung dalam kelompoktani, gabungan kelompoktani,

koperasi, maupun kelembagaan lainnya (Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan

Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).

Pembiayaan pelaksanaan peremajaan ini menggunakan dana pungutan

ekspor produk sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan

Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan alokasi sebesar Rp 25.000.000 per hektar. Dana

ini dikombinasikan dengan dana swadaya petani serta dapat dikombinasikan juga

dengan dana perbankan atau sumber pendanaan lain yang dapat meringankan

beban petani. Petani yang mengikuti program, dipastikan memenuhi aspek

legalitas lahan. Sementara yang belum memenuhi dibantu penyiapan legalitasnya.

Pelaksanaan peremajaan dilakukan dengan prinsip sustainability, antara lain

lokasi lahan yang sesuai, pembukaan lahan yang memenuhi kaidah konservasi,

penerapan budidaya yang baik, pengelolaan lingkungan, dan kelembagaan.

Menjamin praktik yang berdasarkan prinsip sustainability, peserta program wajib

untuk mendapatkan sertifikasi ISPO pada panen pertama (Badan Pengelola Dana

Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).

Pada pelaksanaan kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit menurut

Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017,

penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan dilaksanakan melalui pelatihan.

Pelatihan kepada pelaku utama, kelompok tani, gapoktan, koperasi dan

13

kelembagaan petani lainnya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan,

keterampilan dan merubah sikap mental petani untuk mampu melakukan atau

mengerjakan peremajaan tanaman kelapa sawit, diantaranya yaitu:

a. Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Petani

Pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan kebersamaan petani dalam

kelompok sehingga tercipta kesadaran diantara sesama anggota untuk

melaksanakan kegiatan usaha secara bersama-sama dalam wadah kelompok

produktif.

b. Pelatihan Teknik Budidaya

Pelatihan ini bertujuan agar petani mampu melaksanakan kegiatan tata

kelola budidaya kelapa sawit sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian yang

mengatur tentang budidaya kelapa sawit yang baik. Pelatihan ini antara lain

berupa pelatihan usaha perbenihan, peremajaan, pengendalian OPT (Organisme

Pengganggu Tanaman), pemeliharaan tanaman dan diversifikasi usaha.

Pelaksanaan teknis peremajaan tanaman kelapa sawit pada program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor:18/Permentan/KB.330/5/2016 yang mengatur tentang

pedoman peremajaan perkebunan kelapa sawit, antara lain meliputi :

a. Menumbang Dan Mencacah (Chipping)

1) Penumbangan tanaman umumnya dilakukan dengan menggunakan alat berat,

namun dapat juga dilakukan secara manual untuk skala yang lebih kecil.

2) Penumbangan dengan menggunakan alat berat dilakukan dengan mendorong

pohon kelapa sawit yang sudah tua sampai roboh. Untuk penumbangan secara

manual dapat dilakukan dengan menggunakan kapak ataupun gergaji mesin.

3) Tanaman ditumbang searah dengan jalur penanaman dan disusun dalam

rumpukan dengan arah utara selatan di area bekas jalan kontrol (pasar pikul).

4) Setelah ditumbang dan dirumpuk, maka batang kelapa sawit langsung di cacah

(chipping). Pencacahan dilakukan pada saat tanaman masih segar. Jika batang

sudah kering akan sulit dicacah. Pencacahan batang/pelepah dilakukan

menggunakan excavator dengan bucket khusus untuk chipping. Pencacahan

batang dimaksudkan untuk mempercepat proses dekomposisi.

14

b. Pancang Titik Tanam

Pola penanaman menggunakan pola segitiga sama sisi dengan jarak antar

tanaman tergantung pada kondisi lahan, bahan tanaman dan iklim. Berikut

populasi tanaman pada berbagai jarak :

Tabel 1. Populasi Kelapa Sawit Pada Berbagai Jarak Tanam

Jarak Antar Pohon (m) Jarak Antar Barisan (m) Populasi (pohon)

9,00 7,80 143

9,30 8,05 133

9,40 8,14 130

9,50 8,22 128

Sumber : Keputusan Dirjenbun Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017

c. Pembuatan Lubang Tanam

1) Lubang penanaman dibuat dengan dimensi panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan

dalam 40 cm. Tanah galian bagian atas dan bawah dipisahkan. Bekas akar di

dalam lubang tanam harus dibersihkan. Setelah lubang tanam selesai,

kemudian diisi dengan bahan organik seperti tandan kosong sawit.

2) Lubang tanam pada dapat dibuat dengan alat hole digger yang ditarik oleh

traktor roda ban (TRB).

3) Pancang dikembalikan ketempat semula setelah selesai pembuatan lubang

tanam. Untuk keseragaman ukuran lubang, setiap pekerja pembuat lubang harus

dilengkapi mal sesuai dengan ukuran lubang.

d. Pengangkutan Dan Ecer Benih Siap Salur

1) Benih siap salur yang baik untuk dipindahkan ke lapangan adalah berumur 10

(sepuluh) sampai dengan 12 (dua belas) bulan.

2) Benih siap salur harus sudah terseleksi, kondisi baik, tidak terserang hama dan

penyakit, dan sesuai dengan standar vegetatif. Benih harus sudah disiapkan 2

(dua) minggu sebelum tanam.

3) Dalam satu blok sebaiknya ditanam benih yang berasal dari satu jenis

persilangan. hal ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman pada blok tersebut

seragam.

4) Benih siap salur harus disiram secukupnya untuk mengantisipasi apabila

setelah ditanam tidak turun hujan.

15

5) Jumlah benih siap salur yang akan ditanam harus disesuaikan dengan

kemampuan tenaga kerja, truk pengangkut, kondisi jalan, iklim dan

lain-lain agar benih siap salur yang diangkut pada hari tersebut dapat tertanam

seluruhnya (tidak menginap) di lapangan.

6) Pada saat pengangkutan ke lapangan, penyusunan benih siap salur tidak boleh

saling tindih. hal ini dilakukan agar kondisi benih siap salur sampai ke

lapangan dalam kondisi baik.

7) Benih siap salur diturunkan pada areal supplypoint yang telah ditentukan yang

kemudian diangkut dan diecer di sisi lubang tanam.

8) Di setiap lubang tanam ditempatkan satu benih siap salur.

e. Penanaman Kelapa Sawit

1) Polibag dirobek dan dilepas sebelum benih siap salur dimasukkan ke dalam

lubang tanam.

2) Waktu penanaman kelapa sawit antar lokasi umumnya berbeda-beda

tergantung pada situasi iklim setempat.

3) Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan dimana pada saat

kondisi tanah cukup lembab, maka kondisi benih yang dipindah ke lapangan

dapat segera beradaptasi dengan baik.

4) Benih siap salur dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi yang tegak

lurus (diatur sedemikian rupa agar tidak miring), kemudian tanah dipadatkan

dan dibuat piringan pohon dengan lebar 1 meter.

f. Konsolidasi Tanaman

1) Tanaman yang mati, rusak, tumbang, terserang hama, dan abnormal, perlu

dilakukan inventarisasi ulang 1 (satu) bulan setelah tanam.

2) Tanaman yang mati, rusak, atau tumbang dibuat tanda khusus (patok

pancang). hal ini digunakan untuk mempermudah pemeriksaan dan

konsolidasi tanaman di lapangan.

3) Tanaman yang miring ditegakkan kembali sekaligus memadatkan tanah di

sekitarnya. Tanaman yang mati, rusak berat, dan abnormal perlu disisip

sesegera mungkin agar pertumbuhannya tidak tertinggal dan sebaiknya

menggunakan benih yang telah disediakan untuk sisipan (5%).

16

g. Pembersihan Gulma

Pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dapat dilakukan

secara manual (menggaruk) ataupun cara kimia (penyemprotan). Pembersihan

piringan dilakukan secara manual dari semua jenis tumbuhan/tanaman, sehingga

piringan bersih dari rumput/gulma.

h. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Pada tanaman TBM, dosis pupuk ditentukan berdasarkan jenis tanah dan

umur tanaman. Dosis umum yang digunakan dalam pemupukan kelapa sawit

belum menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Dosis Umum Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

Pada Tanah Mineral Uraian Umur

(bulan)

Dosis Pupuk (gram/pohon)

Jika Memakai Pupuk Tunggal

Urea RP TSP MOP Dol Borax CuSO4

Lubang Tanam - 250 - - 500 - -

TBM 1 1 150 - - - - - -

3 250 - 350 150 250 - -

5 250 - - 250 250 - -

8 500 - 500 350 500 25 25

12 500 - 500 500 - - -

Jumlah 1.650 250 850 1.250 2000 25 25

Catatan:

1. Pupuk Lubang Tanaman=RP = 250 gram/lubang dan 500 gram/ lubang Dolomit

2. Dosis Mikro seperti ZnSO4 diberikan sebanyak 25-50 gr ketika tanaman mengalami defisiensi

i. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengendalian OPT dilaksanakan mengikuti konsep Pengendalian hama

Terpadu (PHT) yaitu upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT

dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang

dikembangkan dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara

ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Tindakan pengendalian dilakukan

berdasarkan hasil pengamatan.

17

8. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Petani

a. Luas Lahan

Khakheili dan Zamani dalam Anggreany, dkk (2016) menyatakan bahwa

luas lahan merupakan salah satu faktor yang membuat petani dapat berpartisipasi

aktif dalam mengelola irigasi. Luas lahan akan menentukan partisipasi petani

terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang dikuasai akan mempengaruhi

anggota untuk mengolah lahan (Iwan dalam Sitopu dkk, 2010).

b. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang paling diinginkan dan diharapkan dalam

melakukan suatu usaha, besar tidaknya pendapatan tergantung kepada besar

tidaknya volume yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Pendapatan

mempunyai arti sebagai penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu,

dimana tingkat pendapatan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu usaha.

Pendapatan sangatlah berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan suatu

usaha yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan kegiatan peremajaan perkebunan

kelapa sawit, petani akan mengalami kehilangan pendapatan selama 4 tahun

kedepan, karena tempat dan mata pencaharian mereka sedang diremajakan

seingga tingkat pendapatan mereka akan berkurang (Pambela dkk, 2012).

Hasil penelitian Syahza dalam Pambela, dkk (2012) memaparkan bahwa

tingkat pendapatan petani yang bersumber dari kelapa sawit sebesar Rp.1.911.993

per bulan (90,30%) dan non kelapa sawit sebesar Rp.252.310 per bulan (9.70%).

Sehingga total pendapatan petani plasma per bulan sebesar Rp. 2.117.302 atau

25.407.624 per tahun. Jika dilakukan peremajaan petani akan kehilangan

pendapatan sebesar Rp.2.117.302 per bulan atau Rp. 25.407.624 per tahun.

c. Motivasi

Menurut Malta dalam Anggreany, dkk (2016) motivasi merupakan modal

yang sangat penting bagi petani untuk menunjang kesuksesan dalam berusahatani

di mana motivasi yang tinggi diperlukan untuk mendorong petani dalam

berusahatani dan menerima atau mengadopsi informasi atau teknologi yang baru

guna meningkatkan hasil usahataninya.

18

Sebagian besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan

replanting karena petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak

kehilangan mata pencahariannya. Motivasi lain petani adalah adanya bantuan

dana (hibah) dan demplot percontohan dari pemerintah. Petani lain yang telah

melihat demplot percontohan dan juga melihat secara langsung proses

pelaksanaan dan hasil yang diperoleh membuat petani mau ikut melaksanakan

replanting, walaupun dengan teknik yang berbeda dengan yang dianjurkan oleh

pemerintah (Anggreany dkk, 2016).

d. Tabungan

Tabungan sudah menjadi keharusan bagi setiap orang karena memang

tabungan merupakan suatu aset yang akan di gunakan di masa yang akan datang

jika memang diperlukan. Sama halnya pada saat ini para petani kelapa sawit yang

sedang melakukan peremajaan kebun (replanting) sedang dalam masa sulit untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Keberhasilan hidup setiap orang

pastilah berbeda-beda jika ada yang sudah memiliki kebun kelapa sawit yang lain

sebagai cara persiapan menghadapi peremajaan kebun (replanting) ada juga petani

kelapa sawit yang tidak memiliki kebun kelapa sawit yang lain maka dari itu

mereka memanfaatkan tabungan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari (Saputri, 2018).

e. Pengalaman

Semakin lama petani berusaha tani, semakin cenderung mempunyai sikap

yang lebih berani dalam mengambil dan menanggung resiko penerapan teknologi

baru atau perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dibidang pertanian.

Pengambilan keputusan juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang

akan diperoleh nantinya (Pambela dkk, 2012).

f. Bantuan Modal

Faktor modal merupakan faktor yang sangat memberatkan petani ketika

peremajaan akan dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

petani, mereka rata-rata tidak akan sanggup melakukan peremajaan apabila

dilaksanakan dengan modal sendiri. Rencana anggaran biaya tanaman ulang (TU)

19

untuk 874 ha di Sei Tapung membutuhkan dana sebesar Rp. 16.696.169.789,-

dengan per hektarnya sebesar Rp. 19.103.169. (Pambela dkk, 2012)

Penelitian Syahza dalam Pambela, dkk (2012) memaparkan bahwa tingkat

pendapatan petani yang bersumber dari kelapa sawit sebesar Rp. 1.911.993

perbulan (90,30%) dan non kelapa sawit sebesar Rp. 252.302 atau Rp. 25.407.624

per tahun. Apabila dana-dana tersbut dihubungkan dengan dana-dana yang sudah

dihimpun petani melalui tabungan kelompok, maka dana tersebut masilah jauh

dari kekurangan untuk kegiatan peremajaan perkebunan kelapa sawit.

g. Ketersediaan Sarana Produksi

Aspek input merupakan segala sesuatu yang diikutsertakan dalam proses

produksi. Melalui aspek input dapat diketahui kemudahan bagi petani dalam

memperoleh input untuk mengembangkan usaha perkebunannya. Usaha

pengembangan kebun tersebut misalnya melakukan peremajaan saat tanaman

sudah tidak produktif lagi. Akses input yang dimaksud misalnya akses petani

untuk memperoleh benih, pupuk, herbisida, maupun pestisida (Hutasoit dkk,

2015).

Ketersediaan jenis sarana produksi merupakan penunjang dalam

pelaksanaan replanting kelapa sawit. Sarana produksi yang dibutuhkan dalam

proses replanting antara lain meliputi benih kelapa sawit yang bersertifikat,

pupuk, serta obat-obatan seperti obat pengendalian hama dan penyakit serta lain

sebagainya. Banyak petani menyatakan bahwa sarana produksi tidak mudah

didapatkan terutama benih kelapa sawit yang bersertifikat jika pun cukup tersedia

dan mudah didapatkan, harganya relatif tinggi. Kesulitan mendapatkan benih,

pupuk dan obat-obatan yang bersubsidi sangat dirasakan dan meresahkan para

petani. Sumarno dalam Anggreany, dkk (2016) menyatakan bahwa perilaku

petani dalam menetapkan ide baru dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi.

Berbagai kendala yang dihadapi oleh petani membuat petani kesulitan mengelola

usahataninya.

20

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Jurnal pengkajian terdahulu mengenai partisipasi petani menjadi salah satu

literatur atau acuan untuk pengkajian yang dilakukan. Berikut ini merupakan

beberapa literatur jurnal yang digunakan.

1. Penelitian oleh Shinta Anggreany, dkk (2016) dengan judul “Partisipasi Petani

Dalam Replanting Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi” memiliki kesimpulan yaitu

tingkat partisipasi petani dalam replanting kelapa sawit termasuk kategori rendah, salah

satunya dikarenakan faktor ekonomi. Partisipasi petani dalam kegiatan replanting pada

aspek teknik budidaya tergolong sedang yaitu petani aktif melakukan perawatan

namun hanya sebagian kecil yang mengunakan benih bersertifikat dan melakukan

penumbangan tidak sesuai dengan anjuran pemerintah. Faktor eksternal yang

penting diperhatikan agar petani dapat mengembangkan pengetahuannya

sehingga memiliki persepsi inovasi yang positif terhadap replanting kelapa sawit

adalah tingkat ketersediaan dari sarana produksi khususnya menggunaan benih

unggul yang bersertifikat.

2. Penelitian oleh Farmelia R. Hutasoit, dkk (2015) dengan judul kajian

“Analisis Persepsi Petani Kelapa Sawit Swadaya Bersertifikatsi RSPO Dalam

Menghadapi Kegiatan Peremajaan Kelapa Sawit Di Kecamatan Ukui

Kabupaten Pelalawan” memiliki kesimpulan yakni persepsi petani dalam

penelitian ini dilihat dari berbagai aspek diantaranya aspek input, aspek

finansial, aspek pasar, aspek teknologi, aspek kelembagaan, dan aspek

pendapatan. Analisis persepsi dengan mengukur keenam aspek peremajaan

memperlihatkan tingkat persepsi petani yang sangat baik yang

mengindikasikan bahwa tingkat partisipasi petani untuk melakukan

peremajaan akan lebih baik sekaligus menunjukkan bahwa petani siap untuk

melakukan kegiatan peremajaan.

21

C. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)

Faktor Internal

X1. Luas Lahan

X2. Pendapatan

X3. Motivasi

X4. Tabungan

X5. Pengalaman

Faktor Eksternal

X6. Bantuan Modal

X7. Ketersediaan Saprodi

Tujuan

1. Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten

Langkat.

2. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan siginifikan dengan

partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan signifikan dengan partisipasi

petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?

Metode Penentuan Sampel

Proportional Random

Sampling

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Kuesioner

4. Pencatatan

Teknik Analisis Data

1. Skala Likert

2. Korelasi Rank

Spearman

Partisipasi Petani Dalam

Pelaksanaan Program Peremajaan

Sawit Rakyat (Y)

22

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan pengkajian maka hipotesis dalam

pengkajian ini adalah :

1. Diduga tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat rendah.

2. Diduga adanya hubungan signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan,

kesempatan, motivasi, tabungan, pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan

saprodi terhadap partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

23

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Pengkajian ini telah dilaksanakan pada 25 Maret – 24 Mei 2019 di Desa

Selayang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

penentuan lokasi penelitian dilakuka secara sengaja (purposive), yaitu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan pengkajian.

Pertimbanganya antara lain (1) secara metodologis, seluruh pengkajian terpenuhi

dan dapat dilakukan di lokasi tersebut, (2) secara geografis dan ekonomis lokasi

penelitian tergolong efisien, mudah dijangkau oleh peneliti dan (3) merupakan

salah satu Kecamatan dilaksanakannya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

B. Batasan Operasional

1. Definisi Operasional

a. Faktor-faktor partisipasi petani (X) yang berhubungan dengan pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR):

1) Luas lahan merupakan luasan areal perkebunan kelapa sawit yang sedang

diusahakan oleh petani. Maksud faktor luas lahan dalam pengkajian ini

adalah kaitan antara luas lahan yang dikelola petani dengan partisipasinya

dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur

dengan skala likert.

2) Pendapatan merupakan imbalan atau upah yang diterima petani dari

pekerjaan yang dilakukannya (baik dari usahatani maupun non-usahatani)

untuk mencari nafkah. Maksud faktor pendapatan dalam pengkajian ini

adalah kaitan antara jumlah pendapatan yang diperoleh petani dengan

partisipasinya dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

dan diukur dengan skala likert.

3) Motivasi merupakan dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu

karena alasan tertentu. Maksud faktor motivasi dalam pengkajian ini

adalah dorongan atau keinginan petani untuk ikut serta dalam kegiatan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur dengan skala likert.

24

4) Tabungan merupakan aset yang akan di gunakan di masa yang akan

datang jika memang diperlukan. Maksud faktor tabungan dalam

pengkajian ini adalah kaitan ada tidaknya tabungan yang dimiliki petani

sebagai persiapan untuk menhadapi masa replanting dengan partisipasinya

dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur

dengan skala likert.

5) Pengalaman merupakan lamanya waktu petani dalam berusaha tani.

Maksud faktor pengalaman dalam pengkajian ini adalah kaitan

pengalaman yang dimiliki petani selama berusahatani kelapa sawit dengan

partisipasinya dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

dan diukur dengan skala likert.

6) Bantuan modal merupakan bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah

atau pihak lain yang bisa digunakan untuk melakukan sebuah pekerjaan.

Maksud faktor bantuan modal dalam pengkajian ini adalah pengaruh ada

tidaknya bantuan modal yang diterima petani dengan partisipasinya dalam

kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur dengan

skala likert.

7) Ketersediaan saprodi merupakan kesiapan suatu sarana produksi untuk

dapat digunakan diwaktu yang telah ditentukan. Maksud faktor

ketersediaan saprodi dalam pengkajian ini adalah kesiapan sarana produksi

yang dibutuhkan oleh petani dalam pelaksanaan kegiatan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) meliputi benih kelapa sawit, pupuk dan

pestisida di kios atau koperasi sapsodi terdekat. Indikator pada variabel ini

adalah ketersediaan dan kemudahan mendapatkan sarana produksi yang

diukur dengan skala likert.

b. Partisipasi petani dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (Y) yaitu

keikutsertaan atau keterlibatan petani dalam pelaksanaan kegiatan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Indikator dalam pengkajian ini, antara lain :

1) Pengambilan keputusan, maksudnya pada pengkajian ini adalah

keterlibatan petani pada kegiatan forum diskusi dalam menyusun rencana

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari segi tenaga,

waktu, pikiran dan biaya yang diukur dengan skala likert.

25

2) Pelaksanaan, maksudnya dalam pengkajian ini adalah keterlibatan petani pada

kegiatan pelatihan dan teknis peremajaan kelapa sawit dalam pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari segi tenaga, waktu, pikiran dan

biaya yang diukur dengan skala likert.

3) Pemantauan dan evaluasi dalam pengkajian ini maksudnya keterlibatan petani

dalam memantau atau mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan

kelapa sawit yang dilakukan baik dari segi tenaga, waktu, pikiran dan biaya

yang diukur dengan skala likert.

4) Pemanfaatan hasil dalam pengkajian ini maksudnya keterlibatan petani dalam

memelihara hasil dari proyek pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) dari segi tenaga, waktu, pikiran dan biaya yang diukur dengan skala

likert. Hasil dari proyek yang dimaksud adalah tertanamnya kelapa sawit yang

produktif di lahan petani. Kegiatan pemeliharan yang dimaksud dalam

pengkajian ini adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan

sanitasi lahan.

2. Pengukuran Variabel

Berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel yang telah

diuraikan pada batasan operasional, untuk membuat instrumen pengkajian perlu

terlebih dahulu melakukan pengukuran pada masing-masing faktor atau variabel.

Variabel tersebut akan diuraikan sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah

ditentukan, kemudian dilakukan pemberian skor dari kriteria-kriteria yang ada

tersebut. Untuk keperluan analisis kuantitatif sesuai pengkajian ini, pemberian

skor merujuk pada skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan

terdiri lima alternatif jawaban mengugunakan yaitu skor 5 berarti sangat setuju,

skor 4 berarti setuju, skor 3 berarti ragu-ragu, skor 2 berarti tidak setuju, dan

skor 1 berarti sangat tidak setuju (Sugiyono, 2017).

26

Tabel 3. Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)

No. Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Luas Lahan Luas lahan yang

dikelola petani

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

2. Pendapatan

Jumlah pendapatan

petani dalam satu

bulan

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

a) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

3. Motivasi Motivasi petani

untuk melakukan

peremajaan kelapa

sawit

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

4. Tabungan Pengaruh tabungan

yang dimiliki petani

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

5. Pengalaman Pengalaman petani

selama berkebun

kelapa sawit

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedaag

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

6. Bantuan Modal Pengaruh bantuan

modal bagi petani

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

7. Ketersediaaan

Saprodi

Ketersediaan

dan kemudahan

mendapatkan saprodi

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

27

Tabel 4. Pengukuran Variabel Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program

Peremajaan Sawit R akyat (Y)

No. Variabel Batasan Yang

Diukur Indikator Kriteria Skor

1.

Partisipasi

petani dalam

pelaksanaan

program PSR

Keterlibatan

petani dalam

pengambilan

keputusan pada

forum diskusi

Tenaga

Waktu

Pikiran

Biaya

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Keterlibatan

petani dalam

mengikuti

kegiatan

pelatihan dan

teknis

peremajaan

Tenaga

Waktu

Pikiran

Biaya

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Keterlibatan

petani dalam

pemantauan dan

evaluasi

pelaksanaan

peremajaan

kelapa sawit

Tenaga

Waktu

Pikiran

Biaya

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Keterlibatan

petani dalam

pemanfaatan

hasil dengan

memelihara

tanaman kelapa

sawit

Tenaga

Waktu

Pikiran

Biaya

a) Sangat Tinggi

b) Tinggi

c) Sedang

d) Rendah

e) Sangat Rendah

5

4

3

2

1

C. Pelaksanaan Pengkajian

1. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah untuk mencari permasalahan yang

akan dikaji

b. Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada dan

melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing

c. Menyusun proposal pengkajian dan mengkosultasikannya dengan dosen

pembimbing hingga disetujui

28

d. Melaksanakan seminar proposal

e. Melakukan perbaikan proposal

f. Melaksanaan pengkajian sesuai lokasi yang telah dipilih

g. Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada populasi diluar sampel

h. Melakukan pengenalan dengan responden lalu mengumpulkan data dengan

teknik pengumpulan yang telah dipilih

i. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden

j. Melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS

untuk mempermudah pengerjaan

k. Lakukan interpretasi data berdasarkan hasil yang telah diperoleh

l. Menyusun laporan hasil pengkajian dan mengkosultasikannya dengan dosen

pembimbing hingga disetujui

m. Melaksanakan seminar hasil dan dilanjutkan dengan ujian komprehensif.

2. Pengumpulan Data

a. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil observasi lapangan dan

wawancara serta pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner berisi sejumlah

pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan partisipasi petani dalam

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber, seperti BPS, buku, jurnal, artikel ilmiah dan dari instansi pemerintah atau

lembaga terkait pengkajian ini seperti Kantor Desa, BPP Kecamatan Selesai,

Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, dan lain-lain.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pada pengkajian ini, data primer dan data sekunder diperoleh dengan

menggunakan beberapa teknik, yaitu :

1) Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan langsung ke lahan kelapa sawit petani dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

2) Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab

dengan responden penelitian sesuai pedoman wawancara dan kuesioner

29

yang telah disiapkan. Wawancara mendalam (Indepth interview), yaitu

pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara

mendalam kepada responden guna memperoleh data yang belum

terungkap dari kuesioner yang diberikan.

3) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden

untuk kemudian dijawabnya.

4) Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan jalan mencatat hal-hal yang

perlu dilakukan dalam penelitian yang diperoleh dari responden, maupun

instansi terkait pengkajian.

c. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin dikaji.

Pengambilan populasi dalam pengkajian secara sengaja (purposive) yaitu

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan

pengkajian. Populasi pada pengkajian ini adalah seluruh anggota kelompok tani

yang memiliki kebun kelapa sawit tua (tidak produktif) dan telah melakukan

peremajakan (replanting) melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Terdapat tiga kelompok tani antara lain

kelompok tani tandan berduri, tandan segar dan sawit berduri dengan jumlah

keseluruhan 60 orang anggota kelompok.

Di Kecamatan Selesai, hanya Desa Selayang yang kebun kelapa sawitnya

sudah tidak produktif atau telah memasuki masa peremajaan bahkan sudah

melewati waktu yang seharusnya, sehingga dapat di katakan sudah pada kondisi

darurat, dan kini telah melaksanakan peremajaan melalui program pemerintah.

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang akan dijadikan objek

pengkajian. Salah satu cara menentukan jumlah sampel dengan menggunakan

rumus Taro Yamane.

30

Adapun rumus Yamane dalam Harahap dan Effendy (2017) yaitu :

n =

Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

d = Nilai presisi yang diinginkan (misal 5% atau 10%)

Menggunakan rumus Yamane dengan nilai presisi 10%, maka jumlah sampel

yang di ambil dari total anggota populasi yang telah ditetapkan adalah :

n =

n =

n =

n =

= 37,5 (38 orang)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel yang diambil

dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 38 orang pekebun dan tersebar di tiga

kelompok tani. Penentuan responden menggunakan metode Proportional Random

Sampling, yaitu penentuan responden dengan memperhatikan proporsi setiap

sub-populasi atau kelompok yang diwakilinya dan pengambilan sampel dari setiap

sub-populasi dilakukan secara random (Situmorang dan Paningkat, 2017). Dalam

hal ini dilakukan dengan undian untuk menentukan responden dari jumlah sampel

yang telah diketahui. Penentuan jumlah responden untuk masing-masing

kelompok tani ditentukan dengan rumus :

Ni =

× n

Keterangan :

Ni = Jumlah sampel perkelompok / perwakilan sampel

Nk = Jumlah populasi perkelompok

N = Jumlah populasi keseluruhan

n = Jumlah sampel keseluruhan

31

Tabel 5. Jumlah Populasi Dan Sampel Pengkajian Di Kec. Selesai

No. Desa Kelompok tani

Perkebunan

Jlh Anggota

Poktan

Jlh Perwakilan

Sampel

1. Selayang Tandan Berduri 20 (20/60) × 38 = 13

Tandan Segar 20 (20/60) × 38 = 13

Sawit Berduri 20 (20/60) × 38 = 12

Jumlah 60 38

Sumber : Analisis Data Sekunder (2018)

3. Analisis Data

Pengumpulan data melalui kuesioner akan efektif apabila dilakukan

beberapa pengujian didalamnya, seperti uji validitas dan reliabilitas. Untuk lebih

memudahkan pengujian validitas dan reliabilitas ini digunakan program SPSS.

Pengujian hipotesis dalam pengkajian ini menggunakan teknik analisis statistik

deskriptif dan korelasional. Analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk

menjelaskan data secara umum dengan menggunakan frekuensi dan persentase.

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menganalisis tingkat partisipasi petani

terhadap peremajaan tanaman kelapa sawit dan uji statistik non parametrik

korelasi peringkat Rank Spearman dengan bantuan program aplikasi IBM SPSS

(Statistical Package For Social Science) Statistics Version 21.0. digunakan untuk

menganalisis hubungan faktor-faktor partisipasi petani dengan partisipasi petani

dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Penggunaan statistik non

parametrik korelasi Rank Spearman ini lebih tepat karena uji korelasi Rank

Spearman dapat menguji atau mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel.

a. Instrumen

Instrumen adalah alat atau media yang digunakan untuk mengumpulkan

data terkait pengkajian yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam

pengkajian ini adalah kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berkaitan

dengan topik pengkajian.

32

b. Uji Validitas

Validitas adalah kesesuaian instrumen untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi

ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Sedangkan alat ukur yang memiliki validitas rendah akan

menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran (Ismulhadi dan

Hermaya, 2017). Jadi, uji validitas dilakukan untuk menguji instrumen,

menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi alat ukurnya (Harahap dan Effendi, 2017).

Setelah kuesioner dibuat, kemudian diuji coba pada beberapa responden.

Uji validitas dilakukan pada beberapa responden dari populasi yang bukan

termasuk kedalam sampel yaitu sebanyak 15 orang, tentang uji validitas ini dapat

disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut :

1) Uji ini sebenarnya untuk mengetahui kelayakan butir-butir pernyataan

dalam kuesioner tersebut dalam mendefiniskan suatu variabel.

2) Daftar pernyataan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok

variabel tertentu.

3) Uji validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan, dengan cara

membandingkan hasil dengan

4) Jika > pada taraf signifikan α = 0,05 maka butir penyataan

dinyatakan valid (sahih). Sebaliknya, jika < maka butir

pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur, sehingga tidak

digunakan lagi dalam pengumpulan data pengkajian (Situmorang dan

Paningkat, 2017).

33

Menghitung validitas instrumen pengkajian, menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment (Situmorang dan Paningkat, 2017), sebagai berikut :

r =

√{ } { }

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

ƩX = Jumlah skor item

ƩY = Jumlah skor total

ƩX² = Jumlah kuadrat skor item

(ƩX)² = Kuadrat jumlah skor item

ƩY² = Jumlah kuadrat skor total

(ƩX)² = Kuadrat jumlah skor total

ƩXY = Jumlah skor item × skor total

Dari hasil uji validitas didapat bahwa sebanyak 55 butir pertanyaan yang

dibuktikan dari perbandingan > , dimana diperoleh dari

output data SPSS sedangkan diperoleh dengan penentuan derajat kebebasan

(dk) = n – 2. Dalam pengujian validitas ini, jumlah responden (n) sebanyak 15

petani, sehingga diperoleh dk = 15-2= 13. Dari tabel r korelasi Pearson Product

Moment diperoleh nilai = 0,514. Hasil uji validitas instrumen yang telah

dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani No. Pernyataan Keterangan

Luas Lahan (X1)

1. Pernyataan 1 0,804** 0,514 Valid

2. Pernyataan 2 0,686** 0,514 Valid

3. Pernyataan 3 0,891** 0,514 Valid

Pendapatan (X2)

4. Pernyataan 1 0,670** 0,514 Valid

5. Pernyataan 2 0,678** 0,514 Valid

6. Pernyataan 3 0,884** 0,514 Valid

7. Pernyataan 4 0,683** 0,514 Valid

8. Pernyataan 5 0,892** 0,514 Valid

Motivasi (X3)

9. Pernyataan 1 0,615* 0,514 Valid

10. Pernyataan 2 0,611* 0,514 Valid

11. Pernyataan 3 0,861** 0,514 Valid

12. Pernyataan 4 0,669** 0,514 Valid

13. Pernyataan 5 0,688** 0,514 Valid

34

Lanjutan Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor - Faktor

Partisipasi Petani No. Pernyataan Keterangan

Tabungan (X4)

14. Pernyataan 1 0,872** 0,514 Valid

15. Pernyataan 2 0,912** 0,514 Valid

16. Pernyataan 3 0,674** 0,514 Valid

Pengalaman (X5)

17. Pernyataan 1 0,728** 0,514 Valid

18. Pernyataan 2 0,859** 0,514 Valid

19. Pernyataan 3 0,861** 0,514 Valid

Bantuan Modal (X6)

20. Pernyataan 1 0,640* 0,514 Valid

21. Pernyataan 2 0,784** 0,514 Valid

22. Pernyataan 3 0,801** 0,514 Valid

23. Pernyataan 4 0,760** 0,514 Valid

Ketersediaan Saprodi (X7)

24. Pernyataan 1 0,730** 0,514 Valid

25. Pernyataan 2 0,760** 0,514 Valid

26. Pernyataan 3 0,827** 0,514 Valid

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Kuesioner Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat No. Pernyataan Keterangan

Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program PSR (Y)

- Pengambilan Keputusan

1. Pernyataan 1 0,785** 0,514 Valid

2. Pernyataan 2 0,663** 0,514 Valid

3. Pernyataan 3 0,555* 0,514 Valid

4. Pernyataan 4 0,726** 0,514 Valid

5. Pernyataan 5 0,619* 0,514 Valid

6. Pernyataan 6 0,554* 0,514 Valid

- Pelaksanaan

7. Pernyataan 7 0,760** 0,514 Valid

8. Pernyataan 8 0,727** 0,514 Valid

9. Pernyataan 9 0,617* 0,514 Valid

10. Pernyataan 10 0,832** 0,514 Valid

11. Pernyataan 11 0,641** 0,514 Valid

12. Pernyataan 12 0,567* 0,514 Valid

13. Pernyataan 13 0,591* 0,514 Valid

14. Pernyataan 14 0,727** 0,514 Valid

15. Pernyataan 15 0,600* 0,514 Valid

- Pengawasan dan Evaluasi

16. Pernyataan 16 0,825** 0,514 Valid

17. Pernyataan 17 0,625* 0,514 Valid

18. Pernyataan 18 0,674** 0,514 Valid

19. Pernyataan 19 0,553* 0,514 Valid

20. Pernyataan 20 0,714** 0,514 Valid

21. Pernyataan 21 0,549* 0,514 Valid

22. Pernyataan 22 0,636* 0,514 Valid

Pemanfaatan Hasil

23. Pernyataan 23 0,579* 0,514 Valid

24. Pernyataan 24 0,649** 0,514 Valid

25. Pernyataan 25 0,556* 0,514 Valid

26. Pernyataan 26 0,553* 0,514 Valid

27. Pernyataan 27 0,646** 0,514 Valid

28. Pernyataan 28 0,606* 0,514 Valid

29. Pernyataan 29 0,702** 0,514 Valid

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

35

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketelitian instrumen untuk memperoleh hasil yang sama

pada penggunaan yang berulang-ulang. Pada sasaran yang sama oleh orang yang

sama, atau memperoleh hasil yang sama jika digunakan oleh orang yang berbeda

pada sasaran yang sama. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam arti

harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pengujian reliabilitas

menggunakan teknik Cronbach’s Alpha yang bertujuan untuk menguji instrumen

dengan alternatif jawaban per butir pertanyaan >2 (lebih dari dua). Adapun rumus

Cronbach’s Alpha, yaitu (Ismulhadi dan Hermaya, 2017) :

r = (

) (

)

Keterangan :

r = Koefisien reliabilitas

n = Banyaknya butir item

Ʃ = Jumlah varian skor tiap-tiap item

= Jumlah Varian total

Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai

Cronbach’s Alpha > 0,600. Sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,600

disebut tidak reliable. Hasil uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat

No. Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai

Minimum Keterangan

1. Luas Lahan 0,705 0,600 Reliabel

2. Pendapatan 0,800 0,600 Reliabel

3. Motivasi 0,716 0,600 Reliabel

4. Tabungan 0,750 0,600 Reliabel

5. Pengalaman 0,747 0,600 Reliabel

6. Bantuan Modal 0,739 0,600 Reliabel

7. Ketersediaam Saprodi 0,656 0,600 Reliabel

8. Partisipasi Petani

- Pengambilan Keputusan 0,725 0,600 Reliabel

- Pelaksanaan 0,845 0,600 Reliabel

- Pengawasan dan Evaluasi 0,771 0,600 Reliabel

- Pemanfaatan Hasil 0,720 0,600 Reliabel

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

36

d. Pengujian Hipotesis I

Pengujian hipotesis I tentang tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menggunakan skala likert. Penggunaan

skala likert dikarenakan dalam pengkajian ini membahas partisipasi petani dalam

peremajaan kelapa sawit, yang mana skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam pengkajian, fenomena sosial ini sudah ditetapkan secara spesifik

oleh pengkaji yang selanjutnya disebut sebagai variabel pengkajian

(Sugiyono, 2017).

Kuesioner yang digunakan disusun berdasarkan skala likert yang berisi

sejumlah pertanyaan/penyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.

Untuk keperluan analisis kuantitatif sesuai pengkajian ini, pemberian skor

merujuk pada lima alternatif jawaban yaitu skor 5 berarti sangat setuju, skor 4

berarti setuju, skor 3 berarti ragu-ragu, skor 2 berarti tidak setuju, dan skor 1

berarti sangat tidak setuju (Sugiyono, 2017). Berdasarkan rekapan skor yang

diperoleh dari variabel Y dapat diukur bagaimana tingkat partisipasi petani dalam

peremajaan kelapa sawit di lokasi pengkajian. Untuk mengetahui tingkat (N)

dapat menggunakan rumus dibawah ini (Riduwan dan Sunarto, 2014).

N =

× 100 %

Keterangan :

N = Partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan dan Sunarto, 2014).

0 % - 20 % = Sangat Rendah

21 % - 40 % = Rendah

41 % - 60 % = Sedang

61 % - 80 % = Tinggi

81 % - 100% = Sangat Tinggi

37

Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum adalah seperti

dibawah ini.

0% 20% 40% 60 % 80% 100%

Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Gambar 2. Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat Di Kec. Selesai

e. Uji Hipotesis II

Pengujian hipotesis II tentang hubungan faktor-faktor partisipasi petani

dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk mengukur tingkat

atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Adapun rumus uji koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai

berikut (Siegel dalam Riduwan, 2014).

Menguji tingkat signifikan hubungan menggunakan uji t dengan tingkat

kepercayaan 95%. Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding

dengan kriteria jika > maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sebaliknya jika < maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jumlah sampel

lebih dari 10 (N>10), maka menggunakan rumus (Sarwono, 2006) berikut .

Keterangan :

= Nilai atau koefisien korelasi Rank Spearman

d² = Selisih antara ranking dari variabel

n = Jumlah responden penelitian

= Nilai t yang dihitung

38

Kesimpulan:

a. Jika thitung < ttabel (α = 0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor partisipasi petani

dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

b. Jika thitung > ttabel (α = 0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor-faktor partisipasi petani dengan

tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Pengkajian

1. Letak Geografis

Kecamatan Selesai merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 16.773 ha

(167,73 Km2). Kecamatan Selesai terletak antara 03

0 30

’ 30

’’ - 03

0 42

’ 00

” Lintang

Utara dan 980 23

’ 05

” - 98

0 27

’ 47

” Bujur Timur dengan ketinggian 30 meter

diatas permukaan laut. Agar lebih jelas, letak Kecamatan Selesai dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Peta Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Kecamatan Selesai terdiri dari 14 (empat belas) desa/kelurahan dan 101

Dusun antara lain, Kelurahan Nambiki, Tanjung Merahe, Padang Berahrang, Lau

Mulgap, Kuta Parit, Pekan Selesai, Bekulap, Perhiasan, Selayang, Sei Limbat,

Mancang, Kawe Air Hitam, Padang Cermin, dan Selayang Baru.

40

Batas wilayah geografis Kecamatan Selesai antara lain :

a. Sebelah Utara : Kec. Stabat, Kec. Binjai, dan Kec.Wampu

b. Sebelah Selatan : Kec. Sei Bingei dan Kec. Kuala

c. Sebelah Barat : Kec. Wampu dan Kec. Serapit

d. Sebelah Timur : Kec. Binjai, Kec. Sei.Bingai, dan Kota Binjai

2. Topografi

Kecamatan Selesai memiliki topografi tanah datar bergelombang dengan

ketinggian 30 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah di Kecamatan Selesai

adalah top solid merah kuning, lempung berdebu dan jenis liat sehingga tingkat

kesuburan tanah bervariasi. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan dengan Ibu Kota

Kabupaten adalah 30 km dengan rata-rata curah hujan 197,75 mm/bulan dan rata-

rata hari hujan 10,92 hari/bulan. Berikut curah hujan dan banyaknya hari hujan

bulan tahun 2018.

Tabel 9. Curah Hujan Dan Banyaknya Hari Hujan Tahun 2018

Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)

Januari 291 21

Februari 62 10

Maret 183 15

April 186 10

Mei 39 7

Juni 34 6

Juli 29 6

Agustus 117 9

September 155 16

Oktober 157 10

November 998 8

Desember 122 13

Jumlah 2373 131

Rata-Rata 197,75 10,92

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan November sebesar 998 mm/bulan dan terendah terjadi pada bulan Juli

sebesar 22 mm/bulan. Sedangkan unutk hari hujan paling banyak terjadi pada

bulan Januari sebanyak 21 hari dan paling sedikit terjadi pada bulan Juni dan Juli

sebanyak 6 hari.

41

3. Keadaan Penduduk

Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kecamatan Selesai sebanyak

18.174 dan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak 73.731 jiwa yang terdiri

dari 37.108 jiwa laki-laki dan 36.623 jiwa perempuan. Data jumlah rumah tangga

dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Selesai dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Rumah Tangga Dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis

Kelamin Di Kec. Selesai

No. Desa/Kelurahan Rumah

Tangga

Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Nambiki 347 717 697 1414

2. Tj. Merahe 644 1342 1306 2648

3. Pd. Berahrang 2917 5918 5883 11801

4. Lau Mulgap 795 1620 1597 3217

5. Kuta Parit 545 1082 1159 2241

6. Pekan Selesai 2825 5798 5604 11402

7. Bekulap 1037 2184 2077 4261

8. Perhiasan 940 1905 1904 3809

9. Selayang 1228 2473 2495 4968

10. Sei Limbat 1831 3732 3668 7400

11. Mancang 937 1903 1875 3778

12. Kw Air Hitam 718 1459 1443 2902

13. Pd. Cermin 2476 5092 5000 10092

14. Selayang Baru 934 1883 1915 3798

Total 18174 37108 36623 73731

Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)

Berdasarkan Tabel 10, jumlah rumah tangga terbanyak adalah desa padang

Berahrang dengan 2.917 rumah tangga dan jumlah rumah tangga paling sedikit

adalah desa Nambiki dengan 347 rumah tangga. Jumlah penduduk terbesar di

Kecamatan Selesai adalah desa Padang Berangrang dengan 11.801 jiwa yang

terdiri dari 5.918 laki-laki dan 5.883 perempuan sedangkan jumlah penduduk

terkecil di Kecamatan Selesai adalah Desa Nambiki dengan 1.414 jiwa yang

terdiri dari 717 laki-laki dan 697 perempuan. Dari tabel diatas, tidak terlalu jauh

perbedaan antara jumlah laki-laki dan perempuan sehingga memudahkan dalam

membagi peran dalam pelaksanaan kegiatan usahatani.

42

Usia penduduk yang berdomisili di Kecamatan Selesai bervariasi, mulai

dari balita hingga anak-anak (0-14 tahun), remaja hingga dewasa (15-29 tahun),

dewasa akhir hingga paru baya (30-44 tahun), parubaya hingga lansia (45-59

tahun), dan lansia lanjutan (>60 tahun). Data jumlah penduduk menurut umur dan

jenis kelamin di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di

Kec. Selesai

No.

Golongan

Kelompok

Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 – 4 3917 3837 7754

2. 5 – 9 3908 3681 7589

3. 10 – 14 3644 3419 7063

4. 15 – 19 3547 3304 6851

5. 20 – 24 3158 3105 6263

6. 25 – 29 2970 2977 5947

7. 30 – 34 2733 2820 5553

8. 35 – 39 2644 2790 5434

9. 40 – 44 2528 2434 4962

10. 45 – 49 2237 2169 4406

11. 50 – 54 1823 1753 3576

12. 55 – 59 1471 1450 2921

13. 60 – 64 979 1024 2003

14. 65 – 69 647 701 1348

15. 70 – 74 460 533 993

16. ≥ 75 442 626 1068

Jumlah 37108 36623 73731

Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003, batas

usia kerja (usia produktif) adalah umur 15-64 tahun, dan jumlah usia tersebut

yang ada di Kecamatan Selesai berjumlah 47.916 jiwa, dimana pada usia

produktif seseorang mampu bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, kemampuan fisik yang optimal dan memiliki respon yang baik dalam

menerima hal-hal baru dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dijalankan

termasuk dalam berusahatani. Pada usia produktif biasanya memiliki kinerja yang

lebih cepat dan semangat yang lebih besar untuk melakukan kegiatan dibidang

pertanian dibandingkan usia yang non produktif.

43

Jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Selesai beragam mulai dari

bidang pertanian, industry/kerajinan, PNS dan TNI/POLRI, perdagangan,

angkutan, buruh dan lainnya. Jumlah penduduk yang sudah bekerja di Kecamatan

Selesai sebanyak 13.579 jiwa yang rinciannya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kec. Selesai

No Desa/

Kelurahan Petani

Industri/

Kerajinan

PNS,

TNI/

POLRI

Pedagang

Angkutan

Buruh

Lainnya

1. Nambiki 277 11 9 81 4 72 52

2. Tj. Merahe 326 5 13 64 2 163 74 3. Pd. Berahrang 175 168 6 117 3 371 105

4. Lau Mulgap 349 9 21 74 266 117

5. Kuta Parit 236 5 7 105 4 188 65 6. Pekan Selesai 159 54 63 729 7 379 268

7. Bekulap 457 8 5 53 126 147

8. Perhiasan 625 5 6 82 174 85 9. Selayang 811 13 14 138 5 240 71

10. Sei Limbat 521 44 29 263 185 229

11. Mancang 342 19 5 91 2 159 174 12. Kw Air Hitam 528 6 7 119 82 115

13. Pd. Cermin 721 14 37 266 4 186 207

14. Selayang Baru 611 5 4 74 149 13

Jumlah 6138 366 226 2256 31 2740 1822

Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)

Berdasarkan Tabel 12 jenis pekerjaan yang paling dominan di Kecamatan

Selesai adalah petani dengan jumlah 6.138 jiwa, artinya mayoritas penduduk di

Kecamatan Selesai bekerja di sektor pertanian sedangkan pada posisi selanjutnya

adalah bekerja pada sektor buruh sebanyak 2.740 jiwa, sektor perdagangan

sebanyak 2.256 jiwa, sektor lain-nya sebanyak 1.822 jiwa, sektor industri

sebanyak 366 jiwa, bekerja sebagai PNS dan TNI/POLRI sebanyak 226 jiwa dan

yang bekerja pada sektor angkutan sebanyak 31 jiwa.

4. Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, peranan penting tersebut dalam hal

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Ketersedian bahan pangan tidak

terlepas dari jenis komoditas yang ditanam serta potensi lahan yang cocok atau

sesuai dengan jenis komoditas baik tanaman pangan maupun tanaman

hortikultura. Luas areal panen dan produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat

menggambarkan potensi yang dimilikinya serta kemampuan untuk menghasilkan

bahan pokok bagi masyarakat.

44

Data jumlah luas panen dan produksi tanaman padi dan palawija dirinci menurut

jenis tanaman di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Padi Dan Palawija Di Kec. Selesai

No. Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)

1. Padi Sawah 4206 31644

2. Jagung 4336 30404

3. Ubi Kayu 25 765

4. Ubi Jalar - -

5. Kedelai - -

6. Kacang Tanah 77 297

7. Kacang Hijau 1 2

Total 8645 63112

Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)

Dari Tabel 13 tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Selesai,

potensi yang paling besar adalah komoditas padi sawah dengan luas panen sebesar

4.206 ha dan produksi yang dihasilkan dalam satu tahun sebesar 31.644 ton,

diikuti jagung dengan produksi yang dihasilkan dalam satu tahun sebesar 30.404

ton, ubi kayu sebesar 765 ton, kacang tanah sebesar 297 ton dan kacang hijau

sebesar 2 ton. Selain tanaman pangan, di Kecamatan Selesai juga memiliki

potensi pada tanaman hortikultura. Data jumlah luas panen dan produksi sayur-

sayuran di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 14. Jumlah Luas Panen Dan Produksi Sayur-Sayuran Di Kec. Selesai

No. Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)

1. Ketimun 29 236

2. Kacang Panjang 77 411

3. Cabai 7 32

4. Sawi - -

5. Terong 14 117

6. Kangkung 5 74

Total 132 870

Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa tanaman hortikultura yang paling

berpotensi adalah komoditas kacang panjang dengan produksi yang dihasilkan

dalam satu tahun sebesar 411 ton, diikuti komoditas ketimun sebesar 236 ton,

terong sebesar 117 ton, kangkung sebesar 74 ton, dan cabai sebesar 32 ton.

45

5. Perkebunan

Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di

Kecamatan Selesai. hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya tanaman perkebunan

yang dijumpai di sepanjang jalan seperti kelapa sawit dan kelapa. Komoditi

perkebuan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat di kecamatan

tersebut. Berikut adalah jumlah luas tanam dan produksi tanaman keras

perkebunan rakyat dirinci menurut jenis tanaman di Kecamatan Selesai.

Tabel 15. Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras Perkebunan Rakyat

Di Kec. Selesai

No. Komoditas

Luas Tanam (ha)

Jumlah Produksi

(ton) Belum

Menghasilkan

Menghasilkan

Tidak

Menghasilkan

1. Karet 35 1135 8 1178 1759,25

2. K. Sawit 400 3610 18 4028 66785,00

3. Kakao 50 150 - 200 127,50

4. Kelapa 9 151 - 160 166,10

5. Pinang - 8 - 8 7,00

6. Kapuk 1 7 - 8 3,20

7. Nilam 2 - - - -

8. Aren 14 9 - 23 5,85

Total 511 1821 26 5605 68853.9

Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa komoditas perkebunan yang

memiliki potensi terbesar adalah tanaman kelapa sawit dengan luas areal sebesar

4.028 ha dan produksi 66.785 ton yang tersebar di semua desa yang ada di

Kecamatan tersebut. Diikuti komoditas karet dengan luas areal yaitu 1.178 ha dan

produksi mencapai 1.759,25 ton, lalu tanaman kakao dengan luas areal 200 ha dan

produksi 127,50 ton, tanaman kelapa dengan luas areal 160 ha dan produksi

166,10 ton. Kemudian aren dengan luas areal 23 ha dan produksi 5,85 ton, lalu

pinang dengan luas areal 8 ha dengan produksi 7 ton, dan yang terakhir kapuk

dengan luas areal 8 ha dengan produksi 3,20 ton.

6. Keadaan Lembaga Di Kecamatan Selesai

Kecamatan Selesai memiliki lembaga-lembanga penunjang yang

membantu keperluan atau kepentingan penduduk terutama penduduk yang ada di

Kecamatan Selesai.

46

a. Pendidikan Formal

Kecamatan Selesai mempunyai lembaga jasa pendidikan formal yang

berada di pusat kecamatan dan beberapa desa, lembaga jasa pendidikan formal

yang ada di Kecamatan Selesai berjumlah 767 yang rinciannya dapat dilihat pada

Tabel 16.

Tabel 16. Lembaga Pendidikan Formal Di Kec. Selesai

No. Lembaga Pendidikan Keterangan Jumlah Lembaga Pendidikan

(Unit)

1. SD Negeri 408

Swasta 40

2. SMP Negeri 118

Swasta 60

3. SMA Negeri 40

Swasta 101

Total 767

Sumber : Selesai Dalam Angka (2018)

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa jumlah lembaga pendidikan formal

yang terdapat di Kecamatan Selesai sebanyak 767 unit yang terdiri dari 448

Sekolah Dasar (SD), 178 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 141 Sekolah

Menengah Atas (SMA).

b. Lembaga Penunjang

Kecamatan Selesai memiliki lembaga penunjang seperti jasa kesehatan,

kantor kepala desa, KUD, Bank, tempat ibadah dan Gapoktan. Untuk lebih

jelasnya lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17. Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai

No. Lembaga Penunjang Jumlah Sarana Penunjang (Unit)

1. Jasa kesehatan

Puskesmas

Pustu

Poskesdes

Posyandu

Polindes

1

18

4

68

4

2. Kantor Desa 14

3. Jumlah KUD 1

4. Jumlah BANK 2

47

Lanjutan Tabel 17. Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai

No. Lembaga Penunjang Jumlah Sarana Penunjang (Unit)

5. Tempat Ibadah

- Mesjid

- Musholla

- Gereja

- Vihara

72

71

18

1

6. Jumlah Gapoktan 11

Jumlah 285

Sumber : Selesai Dalam Angka (2018)

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa jumlah lembaga penunjang yang ada di

Kecamatan Selesai berjumlah 285 unit. Dengan demikian sudah banyak

lembanga-lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Selesai sehingga dapat

memberikan manfaat bagi penduduk yang ada di Kecamatan tersebut.

c. Data Kelembagaan Petani

Di Kecamatan Selesai terdapat 14 desa yang menjadi wilayah binaan

penyuluh pertanian lapang. Berikut data kelembagaan petani di Kecamatan

Selesai yang terdiri dari kelompoktani dan gabungan kelompoktani yang tersaji

pada Tabel 18.

Tabel 18. Data Kelembagaan Petani Di Kec. Selesai

No. Desa Jumlah

Kelompoktani

Jumlah

GAPOKTAN

1. Nambiki - 1

2. Tj. Merahe 3 1

3. Pd. Berahrang - -

4. Lau Mulgap 8 1

5. Kuta Parit - -

6. Pekan Selesai 1 1

7. Bekulap 10 1

8. Perhiasan 11 1

9. Selayang 11 1

10. Sei Limbat 2 1

11. Mancang - -

12. Kw Air Hitam 6 1

13. Pd. Cermin 11 1

14. Selayang Baru 10 1

Jumlah 73 11

Sumber : Programa Kecamatan Selesai (2018)

48

Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa terdapat 73 kelompoktani dan 11

gabungan kelompoktani. kelompoktani yang paling banyak terdapat di Desa

Perhiasan, Selayang dan Padang Cermin dan kelompoktani yang paling sedikit

terdapat di Desa Sei Limbat.

B. Hasil

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran identitas dari responden

yang terlibat langsung dalam kegiatan pengkajian. Karakteristik dari responden

diperlukan untuk mengetahui sebagian dari latar belakang kehidupan responden,

yang meliputi umur responden, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.

a. Umur

Umur yaitu lama hidup yang dimiliki responden sampai pada saat

pengkajian dilakukan dan dinyatakan dengan satuan tahun. Umur merupakan

salah satu gambaran kemampuan seseorang untuk bekerja dalam mengelola suatu

kegiatan. Distribusi responden berdasarkan umur selengkapnya disajikan pada

Tabel 19.

Tabel 19. Distribusi Responden Menurut Umur Di Kec. Selesai

No. Klasifikasi Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

1. 37 – 40 7 18

2. 41 – 44 8 21

3. 45 – 48 4 11

4. 49 – 52 6 16

5. 53 – 56 6 16

6. 57 – 60 7 18

Jumlah 38 100

Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa umur 37-40 tahun sebanyak

7 responden atau 18%, umur 41-44 tahun sebanyak 8 responden atau 21%, umur

45-48 tahun sebanyak 4 responden atau 11%, umur 49-52 tahun sebanyak 6

responden atau 16%, umur 53-56 tahun sebanyak 6 responden atau 16%, dan

umur 57-60 tahun sebanyak 7 responden atau 18%.

49

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003, dapat

dipahami bahwa batas umur tenaga kerja yang produktif yaitu umur 15-64 tahun.

Dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa semua responden dalam

pengkajian masih berada pada usia kerja dan produktif. Pada usia produktif

seseorang mampu bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

kemampuan fisik yang optimal dan memiliki respon yang baik untuk menerima

hal-hal baru dalam menunjang kegiatan yang dijalankan dalam berusahatani.

Pada usia produktif biasanya memiliki kinerja yang lebih cepat dan semangat

yang lebih besar untuk melakukan kegiatan dibidang pertanian dibandingkan usia

yang non produktif sehingga usia produktif sangat potensial untuk lebih

meningkatkan peran sertanya dalam setiap kegiatan pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Mernurut pendapat Soekartawi dalam Arlis (2016) menyatakan bahwa

salah satu indikator dalam menentukan produktivitas kerja dalam melakukan

pengembangan usaha adalah tingkat umur, dimana umur petani yang berusia

relatif muda lebih kuat bekerja, cekatan, mudah menerima inovasi baru, tanggap

terhadap lingkungan sekitar bila dibandingkan tenaga kerja yang sudah memiliki

usia yang relatif tua sering menolak inovasi baru.

Berdasarkan hasil kajian dilapangan bahwa pada rentang 37-40 tahun

adalah umur dimana umumnya petani sudah berkeluarga dan sedang mempunyai

tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pada keluarga seperti memberi

nafkah keluarga, maka hal ini juga berkesinambungan dengan umur yang

menggambaran kondisi fisik masih normal untuk melakukan kegiatan usaha tani.

Tingkat umur yang dimiliki oleh seseorang juga akan memperlihatkan aktivitas

kemampuan kerja yang dimiliki, sebab usia produktif akan menghasilkan

pekerjaan yang lebih baik dan mampu melakukan beragam jenis pekerjaan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa petani yang menjadi responden dalam

pengkajian memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam mengelola

usahatani yang dijalankan.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal responden merupakan jenjang tingkat pendidikan yang

terdiri dari pendidikan formal terakhir yang ditempuh responden di bangku

50

sekolah. Tingkat pendidikan formal responden bertujuan untuk menilai dan

melihat kemampuan berfikir dan kemampuan menganalisa lingkungan masyarakat

dalam menjalankan kinerja dan peran serta terhadap pelaksanaan program

Peremajaan Kelapa Sawit (PSR). Tingkat pendidikan formal responden juga

menjadi salah satu faktor keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya

karena dapat mempengaruhi pola pikir petani serta daya penalaran yang lebih

baik, sehingga makin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin

rasional. Secara umum petani yang berpendidikan tinggi akan lebih baik cara

berfikirnya, sehingga memungkinkan mereka bertindak lebih rasional dalam

mengelola usahatanianya. Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan petani

lebih responsif menerima inovasi atau teknologi baru. Distribusi tingkat

pendidikan formal di Kecamatan Selesai disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Formal Di Kec. Selesai a) No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1. SD 6 16

2. SMP 9 24

3. SMA 18 47

4. S1 5 13

Jumlah 38 100

Sumber: Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa pendidikan formal lebih didominasi

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 18 responden atau

47%, disusul pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 9

responden atau 24%, pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6 responden atau

16%, dan pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 5 responden atau 13%.

Mengingat program pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun atau hingga

jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) maka petani telah memberikan perhatian

yang cukup terhadap pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Melis,

dkk (2016) yang menyimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi biasanya mempunyai perhatian yang besar terhadap kegiatan-kegiatan

pembangunan yang dilakukan, baik pembangunan yang dilakukan pemerintah

maupun yang merupakan swadaya masyarakat. Kenyataan ini memberikan

gambaran bahwa betapa besar pengaruh pendidikan terhadap partisipasi

51

masyarakat dalam pembangunan desa. Petani yang menjadi responden dalam

pengkajian ini telah mengenyam dan memperhatikan akan pentingnya pendidikan

sehingga dapat menunjang dalam kegiatan berkelompok tani. Hal ini disebabkan

faktor kesadaran masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi untuk dapat

berpengaruh terhadap penerimaan dan penilaian suatu inovasi sehingga

mengetahui keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Didukung pendapat

Hanif (2016) yang mengemukakan bahwa peningkatan pendidikan membawa

perubahan-perubahan nilai. Melalui perubahan nilai yang positif, warga

masyarakat memiliki pandangan positif dan mempengaruhi penghayatan terhadap

stimulus kemudian membentuk partisipasi masyarakat.

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin seseorang dapat berdampak pada jenis pekerjaan yang

digelutinya. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap produktifitas kerja

seseorang. Perbedaan fisik antara laki-laki dengan perempuan tentunya akan

berdampak pada hasil kerjanya. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani, petani

tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki tetapi kaum perempuan juga terlibat

dalam kegiatan usahatani. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dibidang

pertanian terkait dengan tenga kerja, dapat memberikan sumbangan bagi

ketahanan rumah tangga petani. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kec. Selesai

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

1. Laki-laki 31 82

2. Perempuan 7 18

Jumlah 38 100

Sumber: Analisis Data Primer (2019)

Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 31 responden dengan persentase 82%, sedangkan responden

yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 7 orang atau 18%. Hal ini

menunjukkan bahwa kaum laki-laki memiliki peran yang lebih banyak dalam hal

berusahatani kelapa sawit dibanding perempuan.

52

d. Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor pendukung dalam melakukan

usahatani kelapa sawit. Luas lahan erat kaitannya dengan jumlah produksi dan

pendapatan dan keaktifan petani dalam mengikuti kegiatan kelompok. Adapun

distribusi responden berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Di Kec. Selesai

No. Luas Lahan (ha) Jumlah Responden Persentase (%)

1. 2 38 100

Jumlah 38 100

Sumber: Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa jumlah luas lahan yang

dikelola responden untuk berusahatani sawit keseluruhan sama yakni 2 ha.

Menurut Nurmedika, dkk (2015) menyatakan bahwa lahan sebagai media

tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usahatani. Secara umum

dapat dinyatakan bahwa semakin luas lahan usahatani, semakin tinggi pula

produksi yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan

usahatani, semakin rendah pula produksi yang dihasilkan.

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan lamanya petani responden dalam melakukan

kegiatan usahatani kelapa sawit dinyatakan dalam jangka waktu. Pengalaman

dapat mengembangkan kompetensi seseorang dan mengembangkan kemampuan

usahataninya dari pengalaman yang diperoleh (Nurmedika dkk, 2015) Adapun

ditribusi reponden berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Di Kec. Selesai

No. Pengalaman (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)

1. 9 – 20 20 53

2. 21 – 32 18 47

Jumlah 38 100

Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)

53

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa pengalaman berusatani kelapa sawit

9-20 tahun sebanyak 20 responden atau 53% dan 21-32 sebanyak 18 responden

atau 47 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pengalaman

yang cukup baik dan lama dalam berusahatani kelapa sawit. Pengalaman tersebut

memungkinkan petani melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan

sebelumnya dan akan lebih berhati-hati dalam bertindak guna meningkatkan

pendapatan (Susanto dkk, 2014).

f. Pendapatan

Pendapatan merupakan upah yang diterima petani dari pekerjaan yang

dilakukannya baik dari usahatani maupun non usahatani perbulannya yang

dinyatakan dalam bentuk uang besaran Rupiah. Adapun ditribusi reponden

berdasarkan pendapaan dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Distribusi Responden Menurut Pendapatan Di Kec. Selesai

No. Pendapatan (Rp) Jumlah Responden Persentase (%)

1. 1.500.000 – 5.000.000 29 76

2. 5.100.000 – 10.000.000 9 24

Jumlah 38 100

Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)

Berdasakan Tabel 24 diketahui bahwa pendapatan petani Rp 1.500.000 -

5.000.000 sebanyak 29 atau 76% responden dan Rp 5.100.000 - 10.000.000

sebanyak 9 responden atau 24%. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani

cukup rendah untuk berusahatani kelapa sawit karena pendapatan ini digabungkan

dari hasil non usahatani. Pendapatan adalah hasil yang paling diinginkan dan

diharapkan dalam melakukan suatu usaha, besar tidaknya pendapatan tergantung

kepada besar tidaknya volume yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut.

Pendapatan mempunyai arti sebagai penghasilan yang diperoleh dalam jangka

waktu tertentu, dimana tingkat pendapatan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan

suatu usaha. Pendapatan sangatlah berpengaruh besar dalam menentukan

keberhasilan suatu usaha yang dilakukan (Pambela dkk, 2012).

54

C. Pembahasan

1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR)

Tingkat partisipasi petani dalam hal ini adalah keikutsertaan petani dalam

kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang terdiri dari

tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta

pemanfaatan hasil. Untuk mengukur tingkat partisipasi ini, instrumen penelitian

disebarkan ke pada 38 responden yang diukur dengan skala likert, kemudian

jawaban dari responden direkapitulasi. Jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan

jumlah skor maksimum dan di kalikan 100%, maka akan di peroleh persentase

skor dan hasilnya akan menentukan bagaimana tingkat partisipasi petani dalam

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) apakah dalam kategori

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengukuran tingkat

partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamatan Selesai tersaji pada Tabel 25.

Tabel 25. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan

Sawit Rakyat Di Kec. Selesai

No.

Partisipasi Petani Skor yang

Diperoleh

Skor

Maksimum

Persentase Kategori

1. Pengambilan Keputusan 727 1140 63% Tinggi

2. Pelaksanaan 985 1710 57% Sedang

3. Pengawasan Dan

Evaluasi

1061 1330 80% Tinggi

4. Pemanfaatan Hasil 1057 1330 80% Tinggi

Jumlah 3830 5510 70% Tinggi

Sumber: Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi secara

keseluruhan dari berbagai tahap yang terdiri dari pengambilan keputusan,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pemanfaaatan hasil dalam kategori

tinggi dengan persentase 70%. Jika digambarkan kedalam garis kontinum maka

dapat dilihat pada Gambar 4.

55

70%

0% 20% 40% 60 % 80% 100%

Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Gambar 4. Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat

Berdasarkan gambar 4 diatas, dalam keseluruhan tahap partisipasi petani

yang terdiri dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi

serta pemanfaatan hasil dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) berada

dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang

menduga tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat “rendah” ditolak. Hal ini

disebabkan beberapa hal antara lain adanya kesadaran dalam diri petani, keaktifan

petani yang tinggi dalam melaksanakan berbagai kegiatan dari program tersebut

menggambarkan tumbuhnya kesadaran mengenai kondisi yang tidak memuaskan

dan berusaha memperbaiki melalui kegiatan kemasyarakatan. Sejalan dengan

pendapat Verhangen dalam Mardikanto (2013) yang mengungkapkan bahwa

sebagai suatu kegiatan, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi

dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab

dan manfaat. Tumbuhnya partisipasi dilandasi oleh adanya kesadaran yang

dimiliki anggota masyarakat mengenai kondisi yang tidak memuaskan dan harus

diperbaiki, kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan masyarakat,

kemampuan untuk berpartisipasi, dan adanya kepercayaan diri bahwa

konstribusinya bermanfaat bagi kegiatan tersebut.

Tumbuh dan berkembangnya partisipasi petani dalam rangkaian kegiatan

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ini juga didukung faktor

adanya kesempatan dari pemerintah, serta kemauan dan kemampuan petani untuk

berpartisipasi.

56

Partisipasi dalam bentuk pikiran menjadi paling dominan karena

berdasarkan hasil dilapangan petani lebih senang mengutarakan pendapat, ide atau

gagasan maupun solusi untuk menyusun kegiatan, memperlancar pelaksanaan dan

mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna

mengembangkan kegiatan yang dikuti oleh petani. Hal ini berhubungan dengan

tingkat pendidikan responden yang tinggi dan umur yang produktif, seperti

pendapat Mantra dalam Wawan (2017) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan.

Responden dalam pengkajian masih berada pada usia kerja dan produktif, dimana

pada usia produktif seseorang mampu memiliki respon yang baik dalam menerima

hal-hal baru dalam menunjang kegiatan yang dijalankan dalam berusahatani.

Partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) ini merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung

jawab petani terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk

memperbaiki mutu hidup mereka. Maksudnya, dari semua kegiatan tahapan

program ini petani menyadari bahwa program yang menjadi kegiatan

pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh aparat

pemerintah saja melainkan juga membutuhkan keterlibatan atau peran serta petani

untuk dapat memperbaiki mutu hidupnya.

Dari Tabel 25 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi petani pada tahap

pengambilan keputusan tergolong tinggi dengan persentase 63% karena pada

tahap ini terdapat kegiatan forum diskusi antar anggota kelompok tani untuk

membuat perencanaan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Sejalan dengan pendapat Yadav dalam Mardikanto (2013) yang menyatakan

bahwa partisipasi masyarakat terhadap pembangunan perlu ditumbuhkan melalui

pembukaan forum diskusi yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi

langsung dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program

pembangunan di wilayah setempat. Berdasarkan kondisi lapangan, responden

memiliki rasa solidaritas antar sesama petani yang cukup tinggi sehingga mau

meluangkan waktu untuk hadir dalam forum diskusi tersebut bertemu dengan

anggota kelompoktani yang lain, mengambil keputusan dan memberikan

57

sumbangan pikiran seperti ide atau gagasan perencanaan ataupun pandangan

terhadap keputusan yang diambil dalam forum diskusi tersebut demi kelancaran

kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawityang direncanakan.

Tingkat partisipasi petani pada tahap pelaksanaan tergolong sedang

dengan persentase 57%, hal ini karena petani enggan berpartispasi dalam bentuk

tenaga dan dana, baik untuk persiapan pelatihan dan juga pelaksanaan teknis

peremajaan kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena petani merasa

mempersiapkan pelatihan dan pelaksanaan teknis peremajaan kelapa sawit bukan

merupakan tugas ataupun tanggung jawab petani. Berdasarkan kondisi di

lapangan, yang menyelenggarakan pelatihan berasal dari dinas yang menangani

urusan di bidang perkebunan kabupaten/kota dan teknis peremajaan dilakukan

oleh mitra kerja atau pihak ketiga dalam hal ini adalah kontraktor. Berdasarkan

Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017

BPDPKS merupakan badan penyedia dana peremajaan tanaman kelapa sawit yang

dibentuk oleh Pemerintah, lalu penyelenggara pelatihan diutamakan pada lembaga

pelatihan profesional di wilayah setempat atau terdekat dan mendapat

rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perkebunan. Pelaksanaan teknis kelapa

sawit menurut Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor

240/Kpts/KB.120/7/2018 khusus untuk peremajaan kelapa sawit pekebun, salah

satu kemitraan kerja dapat dilakukan dengan cara peremajaan dilakukan oleh

mitra kerja. Mitra kerja dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit antara lain

perbankan, perusahaan perkebunan, kontraktor (benih, alat berat, pupuk, pestisida,

unit pengolahan hasil terdekat yang berpotensi/memiliki sertifikat ISPO), dan

pihak terkait lain.

Tingkat partisipasi petani pada tahap pengawasan dan evaluasi dengan

persentase 80%, hal ini karena petani memiliki kesadaran akan kewajibannya

pada program ini untuk mengikuti pelatihan dan bekerjasama dengan mitra kerja

dalam rangka peremajaan tanaman kelapa sawit dengan cara memantau pekerjaan

para pekerja kontraktor tersebut. Partisipasi pada tahap ini petani tidak hanya

berkontribusi dalam bentuk tenaga tetapi petani juga mau memberikan kontribusi

terhadap waktu, pikiran dan dana karena menyadari akan pentingnya pengawasan

dan evaluasi dari program ini agar tujuan yang diharapkan oleh petani dapat

58

dicapai sesuai harapan. Berdasarkan kondisi di lapangan sebagian petani

melakukan pengawasan dan tidak segan untuk menegur rekan sesama petani

lainnnya yang melakukan kekeliruan pada kegiatan pelatihan peremajaan kelapa

sawit yang diikuti ataupun menegur pekerja yang yang melakukan kecurangan

dalam pelaksanaan teknis kelapa sawit. Petani juga mau mencari tau permasalahan

atau kendala yang terjadi selama dilapangan dan mengumpulkan informasi terkait

perkembangan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang mereka lakukan. Hal

ini sejalan dengan pendapat Yadav dalam Mardikanto (2013) yang menjelaskan

bahwa kegiatan pemantauan dan evaluasi program serta proyek pembangunan

sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai sesuai yang diharapkan, juga untuk

memperoleh umpan balik mengenai masalah-masalah dan kendala yang muncul

dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Maka dari itu, partisipasi

masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.

Tingkat partisipasi petani pada tahap pemanfaatan hasil tergolong tinggi

dengan persentase 80% karena petani mau memelihara tanaman kelapa sawit yang

diperolehnya dengan melakukan kegiatan seperti pemupukan, pengendalian hama

dan penyakit,sanitasi lahan terhadap hasil proyek yang telah peroleh. Petani mau

berpartisipasi dalam bentuk tenaga, waktu, pikiran dan dana pada tahap ini dengan

baik karena sudah dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa berusaha tani

dengan pengalaman pemeliharaan kelapa sawit yang dimiliki. Hal ini sejalan

dengan pendapatnya Slamet dalam Hanif (2016) bahwa pekerjaan atau mata

pencaharian mempengaruhi bentuk partisipasi karena mata pencaharian

berhubungan dengan waktu luang seseorang dan terkait dengan penghasilan yang

diperoleh. Jadi petani bermata pencaharian dari kebun kelapa sawit akan lebih

memberikan waktu luang untuk ikut serta dalam kegiatan yang dapat menunjuang

sumber penghasilannya tersebut.

2. Hubungan Antara Faktor-Faktor Partisipasi Petani Dengan Partisipasi

Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Hubungan antara faktor-faktor partisipasi petani dengan partisipasi dalam

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai

59

Kabupaten Langkat dalam mengkajian ini menggunakan analisis korelasi Rank

Spearman untuk mencari hubungan antara dua variabel. Sarwono (2006)

mengungkapkan bahwa korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada

dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

tergantung yang berskala ordinal. Korelasi dapat menghasilkan angka positif dan

angka negatif. Jika korelasi menghasilkan angka positif maka kedua variabel

tersebut bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka

variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka

hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna

jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka

korelasi berkisar antara 0 s/d 1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu maka

hubungan kedua variabel semakin kuat dan jika korelasi mendekati nol maka

hubungan kedua variabel semakin lemah.

Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu

mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat lemahnya korelasi. Adapun

kriterianya sebagi berikut :

a. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1

b. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan

kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut :

1) 0 - 0.25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

2) > 0.25 - 0.5 : Korelasi cukup

3) > 0.5 - 0.75 : Korelasi kuat

4) > 0.75 - 1 : Korelasi sangat kuat

c. Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi negatif menunjukan arah yang

sama hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2

semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menujukan arah berlawanan.

Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil.

d. Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai

berikut :

1) Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan

2) Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

60

Mencari signifikansi Hasil analisis data menggunakan aplikasi SPSS

kepada 38 responden tentang hubungan antara faktor-faktor partisipasi petani

dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 26

berikut.

Tabel 26. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Petani Dalam

Pelaksanaan Program PSR Di Kec. Selesai

No. Faktor Partisipasi

Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program PSR

Rs (Rank

Spearman)

Sig.(2-

tailed) thitung ttabel

1. Luas Lahan 0,485**

0,002 3,322 2,719

2. Pendapatan 0,349* 0,032 2,230 2,028

3. Motivasi 0,552**

0,000 3,968 2,719

4. Tabungan 0,220 0,184 1,350 2,028

5. Pengalaman 0,626**

0,000 4,807 2,719

6. Bantuan Modal 0,336* 0,039 2,136 2,028

7. Ketersediaan Saprodi 0,368* 0,023 2,373 2,028

Sumber: Analisis Data Primer (2019)

Keterangan :

Sig.(2-tailed) = menunjukkan probabilitas

ttabel (*) = 2,028

ttabel (**) = 2,719

* = Signifikansi pada α 0,05

** = Signifikansi pada α 0,01

a. Hubungan Luas Lahan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,485**

yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin

luas lahan petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,002

yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (3,322) > ttabel (2,719)

pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan dengan partisipasi petani dalam

61

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai

Kabupaten Langkat.

Berdasarkan wawancara pengkajian yang dilakukan, hal tersebut

dikarenakan dengan semakin luas lahan petani maka akan semakin banyak tenaga

dan biaya yang dikeluarkan serta waktu dan pikiran yang diluangkan baik untuk

membuat perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan

yang dilakukan serta memelihara kelapa sawit. Sehingga luas lahan berhubungan

dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR). Hal ini sejalan dengan pendapat Khakheili dan Zamani dalam Anggreany,

dkk (2016) yang menyatakan bahwa luas lahan merupakan salah satu faktor yang

membuat petani dapat berpartisipasi aktif dalam mengelola irigasi. Didukung

pendapat Iwan dalam Sitopu, dkk (2010) yang menyatakan luas lahan akan

menentukan partisipasi petani terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang

dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk mengolah lahan.

Petani juga beranggapan dengan semakin luas lahan petani yang

diremajakan maka diharapkan semakin besar pula nantinya produksi kelapa sawit

yang dapat dihasilkan dan berpengaruh terhadap tingginya pendapatan sehingga

meningkatkan kesejahteraaan petani. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurmedika,

dkk (2015) yang mengemukakan bahwa lahan sebagai media tumbuh merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi usahatani. Secara umum dapat dinyatakan

bahwa semakin luas lahan usahatani, semakin tinggi pula produksi yang

dihasilkan, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan usahatani, semakin

rendah pula produksi yang dihasilkan. Kemudian didukung oleh pendapat Far-Far

(2011) yang mengungkapkan bahwa lahan merupakan salah satu faktor produksi

yang dapat memproduksi hasil-hasil pertanian. Luas lahan merupakan asset yang

dimiliki petani, dapat mempengaruhi total produksi dan akhirnya mempengaruhi

total pendapatan. Dan sesuai dengan pendapat Arlis (2016) yang menyatakan

bahwa luas lahan akan mempengaruhi besarnya produksi yang diusahakan dan

kesejahteraan yang akan diperoleh petani .

62

b. Hubungan Pendapatan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,349*

yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin

besar pendapatan petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya

0,032 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (2,230) > ttabel

(2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor pendapatan dengan partisipasi petani

dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat.

Berdasarkan wawancara dilapangan, hal tersebut dikarenakan dengan

semakin besar pendapatan petani maka akan semakin besar kesempatan petani

untuk berkontribusi biaya dalam pelaksanaan peremajaan agar sesuai

perencanaan dan pemeliharaan kelapa sawit agar memperoleh produksi yang

tinggi. Petani juga beranggapan dengan semakin besar pendapatan petani maka

akan semakin besar kesempatan petani untuk meluangkan waktu membuat

perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan peremajaan

serta memelihara tanaman kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan pendapat Slamet

dalam Hanif (2016) yang menyatakan bahwa pekerjaan atau mata pencaharian

mempengaruhi bentuk partisipasi karena mata pencaharian berhubungan dengan

waktu luang seseorang dan terkait dengan penghasilan yang diperoleh. Jadi petani

bermata pencaharian dari kebun kelapa sawit akan lebih memberikan waktu luang

untuk ikut serta dalam kegiatan yang dapat menunjuang sumber penghasilannya

tersebut.

c. Hubungan Motivasi Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,552**

yang artinya hubungan kuat dan searah yang menunjukkan semakin besar

motivasi petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,000

63

yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (3,968) > ttabel (2,719)

pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor motivasi dengan partisipasi petani dalam

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai

Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil wawancara pengkajian, hal tersebut dikarenakan dengan

semakin besar motivasi petani maka akan semakin besar tenaga dan biaya yang

mau dikeluarkan serta waktu dan pikiran yang mau diluangkan baik untuk

membuat perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan

yang dilakukan serta memelihara kelapa sawit. Petani memiliki motivasi yang

tinggi untuk mengikuti kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) ini karena banyak hal, antara lain untuk meningkatkan rasa solidaritas antar

sesama petani, adanya kesadaran dalam diri petani bahwa peremajaan perlu

dilakukan dan sudah waktunya tanaman kelapa sawit mereka untuk diremajakan,

lalu adanya bantuan modal yang diberikan pemerintah sebagai solusi untuk

meringankan beban petani yang menghadapi masalah permodalan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Anggreany, dkk (2016) yang mengemukakan bahwa sebagian

besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan replanting karena

petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak kehilangan mata

pencahariannya. Motivasi lain petani adalah adanya bantuan dana (hibah) demplot

percontohan dari pemerintah. Petani lain yang telah melihat demplot percontohan

dan juga melihat secara langsung proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh

membuat petani mau ikut melaksanakan replanting.

Selain itu, petani memiliki motivasi yang tinggi karena merasa

mendapatkan kemudahan pengerjaan dalam teknis pelaksanaan peremajaan kelapa

sawit dengan ketersediaan sarana alat berat yang digunakan dalam teknis

peremajaan kelapa sawit. Sehingga petani juga menyadari pentingnya melakukan

pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit

yang dilakukan. Petani juga beranggapan bahwa dengan berpartisipasi dalam

kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit maka dapat meningkatkan nilai

usaha taninya melalui peningkatan produktivitas dan pendapatannya. Bagi petani,

dengan berpartisipasi dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

64

(PSR) ini dirasa sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Hal tersebut pun sejalan dengan pendapat Triana, dkk (2017) yang menyatakan

bahwa petani memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti program UP2PJK.

Petani yang mengikuti program UP2PJK (Upaya Khusus Peningkatan Produksi

Padi, Jagung, Dan Kedelai) beranggapan dengan mengikuti kegiatan program

UP2PJK dapat mensejahterakan diri mereka sendiri dan keluarganya. para petani

cukup termotivasi untuk mengikuti program UP2PJK karena dapat meningkatkan

produksi, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani padi yang dilakukan.

Dengan demikian petani tidak enggan untuk mengeluarkan tenaga dan

biaya serta waktu dan pikiran yang mau diluangkan baik untuk membuat

perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan yang

dilakukan serta memelihara tanaman kelapa sawit. Diukung pendapat Malta

dalam Anggreany, dkk (2016) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan

modal yang sangat penting bagi petani untuk menunjang kesuksesan dalam

berusahatani di mana motivasi yang tinggi diperlukan untuk mendorong petani

dalam berusahatani dan menerima atau mengadopsi informasi atau teknologi yang

baru guna meningkatkan hasil usahataninya.

d. Hubungan Tabungan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,220 yang artinya hubungan sangat lemah sehingga dianggap tidak ada hubungan

antara motivasi petani dengan partisipasinya dalam pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,184

yang artinya hubungan kedua variabel tidak signifikan. Nilai thitung (1,350) > ttabel

(2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor tabungan dengan partisipasi

petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil observasi pengkajian, tidak adanya hubungan

dikarenakan petani tetap mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit berapa

pun besar tabungan yang dimiliki petani. Petani menyadari pentingnya dilakukan

65

peremajaan pada tanaman kelapa sawitnya karena umur yang sudah tidak

produktif dan produksi yang terus menurun. Sejalan dengan pendapat

Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa semakin menurunnya produksi

kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak produktif menyadarkan petani

bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus diremajakan.

Berdasarkan hasil wawancara, semua responden memiliki tabungan

dengan masing-masing jumlah tabungan yang berbeda. Menurut Saputri (2018)

kesiapan yang telah dilakukan oleh para petani kelapa sawit untuk menghadapi

peremajaan kebun (replanting) berbeda-beda karena memang persiapan ini

bersifat pribadi jadi setiap orang memiliki kesiapannya sendiri-sendiri. Petani tidak

bisa terus bergantung pada tabungan yang mereka miliki karena tabungan tersebut

perlahan-lahan akan habis. Jika tabungannya sudah habis, petani akan kesulitan

untuk bertahan hidup apabila tanaman kelapa sawitnya tidak diremajakan karena

sebagian besar sumber tabungan mereka pun berasal dari usahatani kelapa sawit.

Oleh karena itu petani tetap harus hidup hemat sampai kebun kelapa sawitnya

menghasilkan kembali atau mencari sumber penghasilan lain diluar usaha kelapa

sawit yang dapat membantu mereka untuk bertahan hidup. Sesuai dengan

penelitian Rahman (2016) yang menyatakan bahwa tabungan masyarakat, pada

dasarnya adalah bagian diri pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak

digunakan untuk konsumsi.

e. Hubungan Pengalaman Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,626**

yang artinya hubungan kuat dan searah yang menunjukkan semakin

banyak pengalaman petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya

0,000 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (4,807) > ttabel

(2,719) pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada

hubungan yang signifikan antara faktor pengalaman dengan partisipasi petani

dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat.

66

Berdasarkan hasil wawancara pengkajian, hal tersebut dikarenakan dengan

semakin banyak pengalaman petani maka akan semakin besar kesempatan petani

untuk berkontribusi tenaga, waktu, pikiran dan biaya dalam membuat

perencanaan, membantu melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

peremajaan serta memelihara tanaman kelapa sawit.

Produksi petani kian menurun hingga kini hanya mencapai 6 ton/tahun,

demikian juga pendapatan petani pun ikut menurun. Dari pengalaman yang

dimiliki, petani menyadari peremajaan perlu dilakukan pada tanaman kelapa

sawitnya. Karena hal tersebut petani memiliki motivasi untuk meningkatkan

produktivitas tanaman kelapa sawitnya dan berencana melakukan peremajaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa

semakin menurunnya produksi kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak

produktif menyadarkan petani bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus

diremajakan. Maka dari itu, untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang

peremajaan kelapa sawit petani mau mengikuti forum diksusi perencanaan

peremajaan kelapa sawit sehingga dapat berbagi pikiran dan pengalaman dengan

petani lainnya untuk mengambil keputusan dan membuat perencanaan yang baik

agar berjalan lancar sesuai harapan yang diinginkan. Kondisi ini sejalan dengan

pendapat Harahap, dkk (2018) yang mengemukakan bahwa pengalaman akan

membantu petani dalam pengambilan keputusan. Pengalaman usahatani

memberikan kecenderungan bahwa petani yang bersangkutan memiliki

keterampilan yang relatif tinggi atau sebaliknya. Seorang petani akan cenderung

belajar dari pengalamannya sehingga ia memiliki gambaran dan pertimbangan

seperti apa yang akan dilakukannya demi peningkatan produksi selanjutnya.

Peremajaan kelapa sawit merupakan suatu inovasi baru bagi petani. petani

juga memiliki kekhawatiran tersendiri akan kehilangan sumber pendapatannya

selama tanaman kelapa sawitnya diremajakan. Berdasarkan kondisi dilapangan,

petani melaksanakan peremajaan kelapa sawit dan bernai mengambil resiko

karena menyadari bahwa pentingnya replanting dilakukan. Hal ini didukung

pendapat Pambela, dkk (2012) yang mengemukakan bahwa semakin lama petani

berusaha tani, semakin cenderung mempunyai sikap yang lebih berani dalam

67

mengambil dan menanggung resiko penerapan teknologi baru atau perubahan-

perubahan yang terjadi khususnya dibidang pertanian.

Petani menyadari akan kewajiban mereka untuk mengawasi dan

mengevaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit agar mengetahui apa yang

yang menjadi kekurangan dan perbaikan untuk kedepannya. Hal ini sejalan

dengan pendapat Susanto, dkk (2014) yang mengemukakan bahwa pengalaman

memungkinkan petani melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan

sebelumnya dan akan lebih berhati-hati dalam bertindak guna meningkatkan

pendapatan. Makin lama seorang petani menggeluti usahataninya, dapat dikatakan

ia memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut akan membantunya untuk

mencegah hal-hal yang menimbulkan kerugian usaha.

Lamanya petani berkecimpung dan menggeluti usahatani kelapa sawit,

berpengaruh pada kegiatan pemeliharaan kelapa sawit, karena sedikit banyaknya

petani dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang akan terjadi dan berusaha

mencegah ataupun mengatasinya agar kegiatan dapat berjalan sesuai yang

diinginkan. Sejalan dengan pendapat Lamusa (2010) yang menyatakan bahwa

pengalaman seseorang sangat menentukan keterampilan atau kemampuan teknis

dan manajemen dalam mengelola usaha. Semakin lama petani menggeluti

usahataninya maka semakin banyak pengalaman yang diterimanya. Oleh karena

itu, lamanya pengalaman berusaha tani akan membantu petani untuk mencegah

hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian usaha (resiko).

f. Hubungan Bantuan Modal Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,336*

yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin

besar bantuan modal yang diterima petani semakin besar pula partisipasinya

dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed

atau probabilitasnya 0,039 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai

thitung (2,136) > ttabel (2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor bantuan modal

68

dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat

(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil wawancara, baik ada atau tidaknya bantuan modal yang

diberikan oleh pemerintah, petani akan tetap melakukan peremajaan kelapa sawit.

Hal ini karena petani menyadari bahwa peremajaan perlu dilakukan pada tanaman

kelapa sawit mereka yang sudah menurun produktivitas dan tua umurnya. Sejalan

dengan pendapat Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa semakin

menurunnya produksi kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak

produktif menyadarkan petani bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus

diremajakan. Didukung pendapat Anggreany, dkk (2016) yang mengemukakan

bahwa sebagian besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan

replanting karena petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak

kehilangan mata pencahariannya.

Pada umumnya, peremajaan kelapa sawit sering kali ditunda

pelaksanaannya karena dihadapkan pada masalah permodalan. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Pambela, dkk (2012) yang menyatakan bahwa faktor modal

merupakan faktor yang sangat memberatkan petani ketika peremajaan akan

dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani, mereka

rata-rata tidak akan sanggup melakukan peremajaan apabila dilaksanakan dengan

modal sendiri.

Dengan adanya bantuan modal, dapat mencukupi modal petani yang

kurang untuk melakukan peremajaan kelapa sawit, sehingga peremajaan tidak

tertunda dan dapat segera dilakukan. Petani juga merasa hal ini meringakan beban

mereka untuk melakukan peremajaan kelapa sawit sehingga lebih bersemangat

dalam mengikuti kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Apabila

semakin besar bantuan modal yang diberikan maka akan semakin banyak tanaman

kelapa sawit yang dapat diremajakan, dan apabila memungkinkan dana tersebut

dapat juga digunakan untuk kegiatan pemeliharaan. Sehingga semakin besar

bantuan modal yang diterima petani semakin besar pula partisipasinya dalam

pelaksanaan Peremaajaan Sawit Rakyat (PSR).

69

g. Hubungan Ketersediaan Sarana Produksi Dengan Partisipasi Petani

Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di

Kecamatan Selesai

Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient

0,368* *

yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin

tersedia sarana produksi bagi petani semakin besar pula partisipasinya dalam

pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,023 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai

thitung (2,373) > ttabel (2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor ketersediaan sarana

produksi dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Dalam melakukan peremajaan dan pemeliharaan kelapa sawit petani

memerlukan sarana produksi seperti benih kelapa sawit, pupuk dan pestisida.

Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, hal ini menjadi pertimbangan petani

dalam membuat perencanaan peremajaan kelapa sawit, apakah saprodi di koperasi

atauapun kios tercukupi untuk petani atau tidak. Karena kendala yang dihadapi

petani seringkali masalah ketersediaan benih unggul yang cukup sulit didapat.

Jika pun cukup tersedia dan mudah didapatkan, harganya relatif tinggi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Anggreany, dkk (2016) yang manyatakan kesulitan

mendapatkan benih, pupuk dan obat-obatan yang bersubsidi sangat dirasakan dan

meresahkan para petani. Dengan demikiam ini mempengaruhi pengambilan

keputusan petani dalam membuat perencanaan. Dengan cukup tersedia dan

kemudahan mendapatakan saprodi, petani dapat dengan mudah dan lancar untuk

mengikuti forum diskusi serta membuat perencanaan peremajaan kelapa sawit

yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat. Sumarno dalam Anggreany,

dkk (2016) yang mengemukakan bahwa perilaku petani dalam menetapkan ide

baru dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi dan berbagai kendala yang

dihadapi oleh petani membuat petani kesulitan mengelola usahataninya

Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, tahapan kegiatan peremajaan

yang dilakukan meliputi penumbangan, merumpuk pokok, pencacahan,

pemancangan titik tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman kelapa sawit.

Dari kegiatan tersebut saprodi yang paling utama dibutuhkan adalah benih kelapa

70

sawit. Apabila benih kelapa sawit tidak tersedia dan sulit untuk didapatkan maka

peremajaan (replanting) tidak dapat dilakukan. Didukung pendapat Wibowo dan

Ahmad (2017) yang mengemukakan bahwa peremajaan kelapa sawit merupakan

kegiatan penggantian tanaman kelapa sawit tua yang sudah tidak ekonomis lagi

dengan tanaman kelapa sawit baru. Tidak bisa disebut peremajaan apabila

tanaman yang lama tidak tergantikan dengan tanaman yang baru atau malah tidak

ada yang ditanam sehingga kebun petani akan terlihat seperti gundul. Jadi, apabila

saprodi yang dibutuhkan tersedia dan mudah didapatkan maka peremajaan kelapa

sawit dapat dilaksanakan dengan baik. Tanpa adanya benih kelapa sawit, petani

juga tidak dapat melakukan penyulaman setelah kegiatan peremajaan dilakukan.

Dalam melakukan pemeliharaan, petani memerlukan sarana produksi

untuk menunjang kegiatan pemeliharaan agar lebih optimal. Ketersediaan dan

kemudahan menemukan sarana produksi yang dibutuhkan di kios atau koperasi

terdekat ternyata membuat petani lebih mudah untuk melaksanaan pemeliharaan.

Apabila tidak tersedia sarana produksi yang dibutuhkan dan sulit untuk

mendapatkannya maka akan meresahkan petani karena pemeliharaan petani tidak

dapat dilakukan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Falo dalam

Rosadillah, dkk (2017) mengungkapkan ketersediaan sarana dan prasarana yang

cukup dapat membantu petani dalam menerapkan teknologi yang berhubungan

dengan pupuk, pestisida dan benih yang diperoleh dari pelatihan atau kursus.

Dengan demikian, ketersediaan sarana produksi berhubungan dengan partisipasi

petani dalam kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Didukung dengan pendapat Rosadillah, dkk (2017) yang menyatakan bahwa

semakin tersedianya sarana produksi yang diperoleh maka semakin meningkatkan

petani dalam menerapkan pengelolaan tanaman terpadu padi sawah.

71

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pengkajian tentang partisipasi

petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat termasuk kategori

tinggi dengan persentase 70%.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan,

motivasi, pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan sarana produksi

dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit

Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Sedangkan yang

tidak berhubungan adalah faktor tabungan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan

adalah :

1. Perlu adanya peningkatan partisipasi petani dalam pelaksanaan program

Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui penyuluhan pertanian untuk

meningkatkan kemampuan dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit di

Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi dari tenaga pendamping secara

berkelanjutan agar tidak terjadi penyimpangan dalam program, sehingga

program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat berlanjut bagi petani

lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencari faktor-faktor lainnya

yang berpengaruh dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan Peremajaan

Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai sehingga dapat memberikan

gambaran yang lebih luas terkait pengkajian partisipasi petani dalam

peremajaan kelapa sawit.

72

C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan)

Sebagai bentuk rencana tindak lanjut dari hasil pengkajian partisipasi

petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di

Kecamataan Selesai Kabupaten Langkat maka perlu disusun rancangan

penyuluhan pertanian yang disajikan dalam bentuk matriks rencana kegiatan

penyuluhan pertanian sesuai dengan permentan Nomor 47 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

1. Materi

Materi yang akan disuluhkan kepada pekebun kelapa sawit di Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat yaitu tentang peremajaan kelapa sawit. Materi ini

ditentukan karena berdasarkan kondisi di lapangan petani belum berpartisipasi

dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit secara optimal. Penyuluhan yang akan

dilaksanakan harus direncanakan terlebih dahulu dengan membuat Lembar

Persiapan Menyuluh (LPM), Sinopsis dan Matriks Rencana Kegiatan Penyuluhan.

Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan

yang direncanakan sebelum disampaikan kepada para audiens (petani).

2. Media

Media yang digunakan harus sesuai dengan situasi, kondisi dan

karakteristik audiens. Hal ini dimaksudkan agar para petani dapat dengan mudah

mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Sehingga dalam praktiknya

petani dapat menanam tanaman sela agar penggunanan lahannya lebih optimal.

Media yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan tentang peremajaan kelapa

sawit yaitu Poster.

3. Metode

Metode merupakan cara atau teknik dalam menyampaikan materi kepada

petani mengacu pada pendekatan partisipatif yang disesuaikan dengan kebutuhan

dan keadaan petani. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan

tentang peremajaan kelapa sawit yaitu ceramah dan diskusi.

73

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul Penyuluhan : Peremajaan Kelapa Sawit

TujuanPenyuluhan : Petani mengetahui peremajaan kelapa sawit sesuai

anjuran dari 70% - 100%

Sasaran Penyuluhan : Petani Kelapa Sawit di Desa Selayang Kecamatan

Selesai Kabupaten Langkat

Tanggal : 17 Oktober 2019

Metode : Ceramah dan diskusi

Media : Poster

Alat dan Bahan : Kertas koran dan spidol

Waktu : 60 Menit

No Kegiatan Uraian Waktu Ket

1. Pendahuluan - Salam Pembuka/perkenalan

- Penjelasan Tujuan 10 Menit -

2. Isi - Menjelaskan pengertian

peremajaan kelapa sawit

(replanting)

- Menjelaskan kriteria tanaman

kelapa sawit yang diremajakan

- Menjelaskan kegiatan dalam

peremajaan kelapa sawit

- Menjelaskan manfaat

peremajaan kelapa sawit

40 Menit -

3. Pengakhiran - Diskusi

- Penarikan Kesimpulan

- Penutup

20 Menit -

Selesai, 9 Oktober 2019

Disusun Oleh

Miftah Aulifa

Nirm. 01.4.3.15.0359

74

SINOPSIS

Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu

komoditas perkebunan yang mendapat perhatian besar di Indonesia dengan

memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai penghasil minyak nabati untuk

produk makanan, minyak industri, dan bahan bakar nabati (biodiesel). Banyaknya

variasi produk turunan minyak kelapa sawit seperti coklat, sabun, kosmetik dan

lainnya menyebabkan tanaman ini memiliki arti penting bagi pembangunan

perkebunan nasional dengan menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

kesejahteraan masyarakat, juga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap

pendapatan ekspor bagi Indonesia sebagai sumber perolehan devisa negara.

Mengingat banyaknya kegunaan dari minyak nabati tanaman kelapa sawit,

maka perbaikan disektor ini perlu terus diperbaiki dengan tujuan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman yang sudah menurun dengan cara

meremajakan tanamannya.

A. Pengertian Peremajaan Kelapa Sawit

Peremajaan kelapa sawit yaitu kegiatan penanaman kembali tanaman

kelapa sawit yang umurnya sudah tua dan tidak lagi produktif sehingga semakin

menurun hasilnya setiap bulan.

B. Pertimbangan Peremajaan (Replanting)

Tanaman kelapa sawit yang diremajakan memiliki kriteria yaitu :

1. Umur tanaman kelapa sawit sudah tua dan tidak produktif (>25 tahun)

2. Produktivitas rendah yang mengakibatkan tanaman tidak ekonomis

(<10 ton/TBS/ha/tahun)

3. Bahan tanam tidak unggul (illegitim)

4. Efektivitas panen rendah (tinggi tanaman >12 meter)

5. Kerapatan tanaman rendah (<80 pohon/ha)

6. Tanaman kelapa sawit yang terserang hama dan atau penyakit yang tingkat

serangannya sudah diambang batas toleransi.

75

C. Kegiatan Peremajaan Kelapa Sawit

Kegiatan peremajaan kelapa sawit dapat dilakukan bersama-sama dengan

anggota kelompok tani yang lain. Kegiatan peremajaan kelapa sawit meliputi:

1. Perencanaan, petani bersama anggota kelompok berdiskusi merencanakan

peremajaaan kelapa sawit dengan sangat terperinci baik dari segi

penyediaan dana, tenaga kerja hingga alat apa yang akan dipergunakan

kedepannya melalui pertemuan kelompok.

2. Persiapan, petani bersama anggota kelompok mempersiapkan hal-hal yang

diperlukan untuk melaksanakan peremajaan kelapa sawit seperti

rehabilitasi infrastruktur jalan, parit drainase dan jembatan untuk

memperlancar transportasi di areal kebun, memperoleh ketersediaan bahan

tanam yakni benih unggul kelapa sawit yang bersertifikat dari instansi

terpercaya seperti benih dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS),

memperoleh ketersediaan sarana yang digunakan dalam teknis peremajaan

kelapa sawit seperti alat berat (excavator) atau gergaji mesi, dan persiapan

hal lainnya.

3. Selain rehabilitasi jalan dan parit drainase juga perlu dilakukan perbaikan

jembatan, gorong-gorong, dan titik panen untuk memperlancar transportasi

di areal kebun.

4. Pelatihan, petani bersama anggota kelompok dapat mengikuti pelatihan

yang diselenggarakan oleh intansi terkait tentang teknis peremajaan kelapa

sawit untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan peremajaan.

5. Pelaksanaan teknis peremajaan, petani melalui kelompok dapat

bekerjasama dengan mitra kerja seperti perusahaan perkebunan terdekat

atau kontraktor untuk melaksanakan teknis peremajaan agar memudahkan

petani dalam melaksanakan teknis peremajaan yang paling efektif dan

efisien dari segi pembiayaan, tenaga kerja, waktu dan lain sebagainya.

76

Tahapan pelaksanaan teknis peremajaan kelapa sawit meliputi :

a. Penumbangan tanaman lama

b. Pencacahan batang dan cabang

c. Perumpukan

d. Pemancangan

e. Pembuatan lubang tanam

f. Pengangkutan dan ecer benih siap salur

g. Penanaman kelapa sawit

6. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit, petani

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit dengan

mencari tau permasalahan atau kendala yang terjadi selama dilapangan dan

mengumpulkan informasi terkait perkembangan pelaksanaan peremajaan

kelapa sawit yang dilakukan. Hal ini diperlukan agar tujuan dapat tercapai

sesuai yang diharapkan, kegiatan berjalan tetap sesuai dengan prosedur

pelaksanaan, sebagai antisipasi terjadinya kekeliruan ataupun kesalahan

sehingga dapat segera diperbaiki.

D. Manfaat Peremajaan Kelapa Sawit

Beberapa manfaat dilakukannya peremajaan kelapa sawit yaitu:

1. Peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit, dengan dilakukannya

peremajaan kelapa sawit sesuai anjuan diharapkan produktivitas tanaman

kelapa sawit meningkat (>10 ton/TBS/ha/tahun).

2. Peningkatan pendapatan, dengan hasil produksi kelapa sawit yang tinggi

maka dapat meningkatkan pendapatan petani.

3. Peningkatan kesejahteraan, peningkatan pendapatan petani dari hasil

panen kelapa sawit akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan petani.

4. Peningkatan hasil kualitas panen, peremajaan seesuai anjuran dilakukan

untuk meningkakan mutu. Hal ini dikarenakan penggunaan benih sawit

unggul bersertifikat yang mempengaruhi hasil produksi minyak kelapa

sawit.

77

5. Menjaga luasan lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal, peremajaan

kelapa sawit sesuai anjuran memperhatikan jumlah populasi dalam satu

luasan hektar (sekitar 143 pohon/Ha dengan jarak tanam 9 × 9 m)

6. Produksi kelapa sawit yang berkelanjutan

Sangat dianjurkan melakukan peremajaan peda tanaman kelapa sawit bila

tanaman kelapa sawit sudah memenuhi kriteria peremajaan. Kegiatan penyuluhan

ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi petani dalam peremajaan kelapa

sawit. Semoga penyuluhan yang diberikan dapat bermanfaat. Terima kasih

Selesai, 9 Oktober 2019

Disusun Oleh

Miftah Aulifa

Nirm. 01.4.3.15.0359

78

Tabel 27. Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian

MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

DESA SELAYANG KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2019

No Keadaan Tujuan Masalah

Sasaran Kegiatan Penyuluhan

Pelaku Utama Pelaku

Usaha Petugas

Materi Metode Vol Lokasi Waktu Sumber

Biaya

Penanggung

Jawab Pelaksana Ket.

Wanita

Tani

Taruna

Tani

Petani

Dewasa

L P L P

1 Petani yang

mau

berpartisipasi

dalam

peremajaan

kelapa sawit

sesuai

anjuran

sebesar 70%

Petani mau

berpartisipasi

dalam

peremajaan

kelapa sawit

sesuai

anjuran daari

70% -100%

Petani yang

belum mau

berpartisipasi

dalam

peremajaan

kelapa sawit

sesuai

anjuran

sebesar 30%

- - 11 - - - -

Peremajaan

Kelapa

Sawit

Ceramah,

Diskusi 1

Desa

Selayang

Kec.

Selesai

Oktober

2019 Swadaya

Kepala

BPP

PPL -

79

DAFTAR PUSTAKA

Anggreany, S., P. Muljono, dan D. Sadono. 2016. Partisipasi Petani Dalam

Replanting Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan. Institut

Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Arlis. 2016. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi Sawah Di

Desa Rambah Tengah Barat Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu.

Artikel Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian. Rokan

Hulu.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. 2018. Program Peremajaan

Kebun Kelapa Sawit Rakyat. BPDPKS. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. Luas Tanam Tanaman Kelapa Sawit

Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan, 2010-2015. BPS Kabupaten

Langkat. Langkat.

Daputra, I, A. Lubis, dan P. Nurfathiyah. 2017 Persepsi Petani Plasma Terhadap

Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) Di Desa Rawa Jaya

Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin. 2017. Fakultas Pertanian

Universitas Jambi. Jambi.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia

2015-2017: Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.

------------. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2018: Kelapa Sawit.

Kementerian Pertanian. Jakarta.

Efriandi, U. 2016. Respon Pertumbuhan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) Terhadap Pemberian Fungsi Mikoriza Arbuskular Dan Cekaman

Air. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hanif, Muhammad. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam Memberdayakan Warga

Retardasi Mental Dengan Model Asanti Emotan (Studi Kasus Di

Sidoharjo Jambon Ponorogo. Jurnal Studi Sosial. Universitas Persatuan

Guru Republik Indonesia Madiun. Madiun.

Harahap, Nurliana dan Effendy Lukman. 2017. Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan

Pertanian. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Harahap, J., Sriyoto, dan E. Yuliarti. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Petani Salak Dalam Memilih Saluran

Pemasaran. Jurnal Agrisep. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.

80

Hutasoit, F.R., S. Hutabarat, D. Muwardi. 2015. Analisis Persepsi Petani Kelapa

Sawit Swadaya Bersertifikat RSPO Dalam Menghadapi Kegiatan

Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Ukui Kabupaten

Pelalawan. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.

Ismulhadi dan Hermaya Rukka. 2017. Metode Penelitian Penyuluhan Pertanian.

Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM

Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/kpts/Kb.120/3/2017 tentang

Pedoman Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Pekebun, Pengembangan

Sumber Daya Manusia Dan Bantuan Sarana Dan Prasarana Dalam

Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Kementerian Pertanian. Jakarta.

------------. Nomor: 240/kpts/Kb.120/7/2018 tentang Perubahan Kedua Atas

Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/kpts/Kb.120/3/2017

tentang Pedoman Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Pekebun,

Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Bantuan Sarana Dan

Prasarana Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana

Perkebunan Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Lamusa, A. 2010. Risiko Usahatani Padi Sawah Rumah Tangga Di Daerah

Impenso Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland Jurusan Sosial

Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah.

Nurmedika, M. Basir, dan L. Damayanti Analisis Faktor-Faktor Yang

Memengaruhi Pilihan Petani Melakukan Alih Usahatani Di Kecamatan

Rio Pakava Kabupaten Donggala. 2015. Jurnal Agroland. Universitas

Tadulako. Palu.

Mardikanto, T. 2013. Metode Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Acuan

Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, Dan Peminat/Pemerhati

Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta.

Melis, A., A. Muthalib, dan Apoda. 2016. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalan

Pembangunan Desa (Studi Di Desa Wawolesea Kecamatan Lasolo

Kabupaten Konawe Utara). Jurnal Ekonomi. Fakultas Ilmu Ekonomi

Universitas Halu Oleo. Wanggudu.

Pambela, R., Yusmini, dan S. Edwina. 2012. Strategi Peremajaan Usaha

Perkebunan Kelapa Sawit Pola Plasma Di Desa Sari Galuh Kecamatan

Tapung Kabupaten Kampar. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui

Program Revitalisasi Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

81

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

18/Permentan/KB.330/5/2016 tentang Pedoman Peremajaan Perkebunan

Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 4279. Sekretariat

Negara. Jakarta.

Putra, B.A. 2017. Partisipasi Petani Plasma Dalam Kegiatan Peremajaan Kelapa

Sawit Eks Pola PIR BUN Di Koperasi Perkebunan Sawit Perintis PIR

BUN OPHIR Pasaman Barat. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Padang.

Riduwan dan Sunarto. 2014. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Rosadillah, R., A. Farchiya dan D. Susanto. 2017. Penerapan Pengelolaan

Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai,

Sulawesi Tengah. Jurnal Penyuluhan. Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Saputri, Een. 2018. Kesiapan Petani Kelapa Sawit Dalam Menghadapi

Peremajaan Kebun (Replanting) Di Kampung Delima Jaya Kecamatan

Kerincci Kanan Kabupaten Siak. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Riau. Riau.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

Silalahi, Firman R.L dan Krisnawati Endang. 2017. Buku Ajar Teknologi Produksi

Tanaman Keras. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan Dan

Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Sitopu, R., L. Fauzia, dan Jufri. 2012. Partisipasi Petani Dalam Penerapan

Usahaani Padi Organik. Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Situmorang, Benyamin dan Paningkat Siburian. 2017. Penelitian Pendidikan

Konsep Dan Implikasi. Pussid Universitas Negeri Medan. Medan.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Susanto, H., M. Antara, dan Sisfahyuni. 2014. Analisis Pendapatan Dan

Kelayakan Usahatani Padi Sawah Di Desa Karawana Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis. Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako. Palu.

82

Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku. Nuha

Medika.Yogyakarta.

Wibowo, W.H. dan Ahmad Junaedi. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq) di Seruyan Estate, Minamas Plantation Group, Seruyan,

Kalimantan Tengah. Buletin Agrohorti. Departemen Agronomi Dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Triana, R.S., K.K. Rangga, dan B. Viantimala, , 2018. Partisipasi Petani Dalam

Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai

(UP2PJK) Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung

Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

83

Lampiran 1. Kuesioner Pengkajian

KATA PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Lampiran : Satu Berkas

Kepada Yth : Bapak/Ibu

Di-

Tempat.

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) di Politeknik

Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan, sebagai salah satus syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr.), Bapak/Ibu diharapkan untuk

mengisi angket yang telah disediakan.

Angket ini merupakan pernyataan-pernyataan tentang data yang

dibutuhkan dalam penyusunan laporan. Semua jawaban yang Bapak/Ibu berikan

adalah benar, maka dari itu Bapak/Ibu/ Sdr tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam

memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/

Saudara lakukan dan rasakan saat ini.

Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai

harganya, atas kesedian Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2019

Hormat saya,

Miftah Aulifa

84

A. Data Responden

1. Nama : .............................................................

2. Jenis Kelamin : .............................................................

3. Umur : ..............tahun

4. Alamat :..............................................................

5. Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/ D3/ S1/ S2

6. Luas Lahan : ............. Ha

7. Nama Poktan : .............................................................

8. Kecamatan : Selesai

9. Kabupaten : Langkat

*Coret yang tidak perlu

B. Petunjuk Pengisian

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab

pertanyaan yang ada.

2. Beri tanda (√) pada kolom yang Bapak/Ibu pilih sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

3. Pilihlah salah satu jawaban pertanyaan (tidak boleh dua atau tiga)

4. Ada 5 kriteria penilaian dengan alternatif jawaban yaitu :

a. Sangat Tinggi (SS) Nilai = 5

b. Tinggi (S) Nilai = 4

c. Sedang (RR) Nilai = 3

d. Rendah (TS) Nilai = 2

d. Sangat Rendah (STS) Nilai = 1

Data responden dan semua informasi yang diberikan akan dijamin

kerahasiaanya, oleh sebab itu dimohon untuk mengisi kuesioner dengan

sebenarnya dan seobjektif mungkin.

No.Responden

85

Pernyataan Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

A. Luas Lahan (X1)

1. Saya mau ikut serta melaksanakan kegiatan peremajaan

kelapa sawit, walau lahan yang saya miliki sempit

2. Semakin luas lahan saya, maka akan semakin besar

partisipasi saya melakukan peremajaan kelapa sawit

3. Berapa pun luas lahan yang saya punya, saya akan

melakukan peremajaan kelapa sawit

B. Pendapatan (X2)

1. Saya akan melaksanakan peremajaan kelapa sawit walau

pendapatan yang saya miliki rendah

2. Semakin tinggi pendapatan saya, semakin besar partisipasi

saya melaksanakan peremajaan kelapa sawit

3. Saya mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit

karena masih mendapatkan hasil dari kebun kelapa sawit

sendiri yang masih menghasilkan

4. Saya memiliki penghasilan lain diluar usaha kelapa sawit

yang dapat membantu saya memenuhi kebutuhan hidup

selama mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit

5. Saya akan melakukan peremajaan kelapa sawit berapa pun

pendapatan yang saya miliki

C. Motivasi (X3)

1. Saya mau ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit

karena dapat meningkatkan rasa solidaritas sesama petani

2. Saya mau turut serta melaksanakan peremajaan kelapa

sawit karena adanya bantuan modal yang saya terima dari

pemerintah

3. Saya mau ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit

karena didukung dengan sarana yang memadai dalam

pengerjaannya

4. Saya mau terlibat dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit

karena saya rasa kegiatan ini dapat meningkatkan nilai

usaha tani saya

5. Saya ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit ini

karena merasa akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan

saya

D. Tabungan (X4)

1. Saya ikut serta dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit

ini karena merasa sudah memiliki tabungan yang cukup

sebagai persiapan untuk bertahan hidup selama

menghadapi masa replanting

86

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

2. Saya memanfaatkan tabungan yang saya miliki untuk

dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama

menghadapi masa replanting

3. Apabila saya tidak memiliki tabungan ataupun dirasa

belum cukup sebagai persiapan mengadapi replanting,

saya tetap mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa

sawit ini

E. Pengalaman (X5)

1. Dengan pengalaman berkebun kelapa sawit, saya

menyadari bahwa peremajaan perlu dilakukan

2. Saya ikut serta dalam kegiatan ini karena menyadari

bahwa sudah waktunya kebun sawit saya untuk

diremajakan

3. Saya ikut serta dalam kegiatan karena memiliki

pengalaman tentang peremajaan kelapa sawit yang dapat

memudahkan saya dalam pelaksanaan kegiatannya

F. Bantuan Modal (X6)

1. Saya ikut serta dalam kegiatan ini karena adanya bantuan

modal yang dirasa dapat meringankan beban saya untuk

dapat melakukan peremajaan kelapa sawit

2. Adanya bantuan modal membuat saya lebih bersemangat

ikut serta dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit

3. Saya merasa bantuan modal yang saya terima sangat

bermanfaat untuk melakukan peremajaan kelapa sawit

4. Saya akan melaksanakan peremajaan kelapa sawit

meskipun ada atau tidaknya bantuan modal yang

diberikan oleh pemerintah

G. Ketersediaan Saprodi (X7)

1. Dengan cukup tersedianya saprodi yang saya butuhkan di

kios atau koperasi terdekat, saya merasa mendapat

kemudahan untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan

peremajaan kelapa sawit

2. Dengan kemudahan menemukan saprodi yang saya

butuhkan di kios atau koperasi terdekat, saya merasa

mendapat keringan an untuk ikut serta dalam

pelaksanakan kegiatan peremajaan kelapa sawit

3. Saya akan melakukan peremajaan kelapa sawit walau

cukup tersedia atau tidaknya dan mudah atau sulitnya

mendapatkan saprodi yang saya butuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan replanting di kios atau koperasi

terdekat sehingga harus mencari ke daerah lain

87

Pernyataan Variabel Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan

Program Sawit Rakyat (Y)

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

Tahap Pengambilan Keputusan

1. Saya mau terlibat membantu persiapan kegiatan forum

diskusi dalam merencanakan peremajaan kelapa sawit

2. Saya mau meluangkan waktu untuk mengikuti forum

diskusi dalam membuat perencanaan melaksanaan

peremajaan kelapa sawit

3. Saya mau meluangkan waktu untuk membuat

perencanaan untuk melaksanakan peremajaan kelapa

sawit

4. Jika dimintai tanggapan, saya akan memberikan pendapat

pada forum diskusi demi kelancaran kegiatan

perencanaan peremajaan kelapa sawit

5. Dalam pengambilan keputusan, saya mau ikut

memberikan pandangan untuk menanggapi keputusan

yang diambil saat forum diskusi perencanaan peremajaan

kelapa sawit

6. Jika dibutuhkan, saya mau memberikan bantuan dana

pada kegiatan forum diskusi peremajaan kelapa sawit

agar berjalan lancar

Tahap Pelaksanaan

7. Saya mau mengeluarkan tenaga dalam membantu

persiapan kegiatan pelatihan terkait peremajaan kelapa

sawit

8. Saya mau mengeluarkan tenaga dalam pelaksanaan teknis

peremajaan kelapa sawit agar lebih cepat selesai

9. Saya akan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan

pelatihan terkait peremajaan kelapa sawit

10. Saya mau meluangkan waktu untuk ikut terlibat dalam

pelaksanaan peremajaan kelapa sawit

11. Saya mau meluangkan waktu untuk mencari tau kendala

atau permasalahan yang terjadi di lapangan terkait

pelaksanaan peremajaan kelapa sawit

12. Jika dimintai tanggapan, saya akan memberikan pendapat

pada kegiatan pelatihan peremajaan kelapa sawit yang

saya ikuti

13. Bila dibutukan, saya akan mengusulkan pendapat untuk

membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di

lapangan dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit

88

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

14. Saya akan memberi bantuan dana dalam kegiatan

pelatihan tentang peremajaan kelapa sawit jika diperlukan

15. Bila dibutuhkan, saya mau berkontribusi dana dalam

teknis pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang saya

lakukan agar berjalan lancar

Tahap Pengawasan dan Evaluasi

16. Saya akan menegur pekerja yang melakukan kekeliruan

atau kecurangan dalam pelaksanakan kegiatan peremajaan

kelapa sawit

17. Saya akan menegur orang yang berusaha merusak hasil

proyek bantuan yang diberikan pemerintah terkait

peremajaan kelapa sawit

18. Saya akan meluangkan waktu untuk melakukan

pemantauan peremajaan kelapa sawit yang saya lakukan

19. Dengan adanya evaluasi, saya mau meluangkan waktu

untuk mengumpulkan informasi terkait perkembangan

pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang saya lakukan

20. Saya akan memberikan masukan/pendapat terkait

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa

sawit yang dilakukan

21. Saya mau memberikan saran sebagai solusi untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

peremajaan kelapa sawit

22. Jika dibutuhkan, saya mau mengeluarkan dana untuk

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan

kelapa sawit yang saya lakukan

Tahap Pemanfaatan Hasil

23. Saya ikut memanfaatkan hasil pelaksanaan kegiatan

peremajaan kelapa sawit dengan melakukan

pemeliharaan ( pemupukan, pengendalian hama dan

penyakit,sanitasi lahan) terhadap hasil proyek yang saya

peroleh

24. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk melakukan

pemupukan jika memang sudah waktu nya tanaman sawit

hasil proyek untuk dipupuk

25. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk melakukan

pengawasan serangan hama dan penyakit pada tanaman

sawit hasil proyek dan mengendalikannya sebelum

kerugiannnya dibatas ambang ekonomi

26. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk mengendalikan

gulma secara rutin yang banyak tumbuh menganggu

disekitar tanaman sawit hasil proyek sehingga

memudahkan pengawasan dan melakukan pemupukan

ataupun penyemprotan

89

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

5 4 3 2 1

27. Saya mau meluangkan waktu untuk mencari tau solusi

apabila terdapat masalah selama masa pemeliharaan

kelapa sawit TBM yang saya ataupun rekan lainnya

lakukan agar dapat diatasi dengan baik sesegera mungkin

28 Jika dibutuhkan, saya mau memberikan usulan kepada

rekan saya untuk membantu menyelesaikan masalah

apabila terjadi kendala dalam pemeliharaan hasil proyek

peremajaan kelapa sawit yang dilakukan

29. Saya mau mengeluarkan dana untuk memelihara proyek

bantuan peremajaan kelapa sawit yang saya peroleh

90

Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas

No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 2 3 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 4 Total 1 2 3 Total

1 Robin 4 5 5 14 5 5 4 5 5 24 5 3 5 4 5 22 4 5 5 14 5 5 3 13 4 5 5 4 18 4 4 5 13

2 Tiodor 4 5 5 14 5 5 5 5 5 25 5 2 4 5 5 21 5 4 4 13 5 5 3 13 4 5 5 5 19 3 4 4 11

3 Sekina 5 4 5 14 4 5 4 2 4 19 3 3 4 5 4 19 3 4 5 12 4 5 3 12 4 5 4 4 17 4 4 5 13

4 Novita 4 4 4 12 3 4 2 4 3 16 4 3 4 4 4 19 3 4 4 11 4 4 2 10 4 4 4 4 16 3 4 4 11

5 Tominar 5 5 5 15 4 5 4 5 4 22 5 2 5 4 5 21 4 5 5 14 4 3 2 9 5 5 5 4 19 4 5 5 14

6 Markus 4 5 5 14 4 4 2 2 4 16 4 2 4 5 4 19 3 4 5 12 5 4 3 12 4 5 5 4 18 3 4 5 12

7 Mida 4 4 5 13 3 4 3 4 3 17 4 2 3 3 3 15 4 5 4 13 4 5 3 12 4 4 5 4 17 4 4 4 12

8 Elfuad 5 4 5 14 4 5 4 5 4 22 5 2 5 4 4 20 4 4 4 12 3 4 2 9 5 4 5 4 18 4 4 4 12

9 Aldi 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25 5 2 5 5 5 22 5 5 5 15 4 4 3 11 5 5 5 5 20 5 5 5 15

10 Mila 4 4 4 12 4 3 3 5 4 19 4 3 5 5 4 21 4 4 4 11 3 4 3 10 4 4 4 3 15 3 4 4 11

11 Wiranata 4 5 4 13 4 5 5 5 5 24 4 2 4 3 5 18 4 5 5 14 4 3 1 8 4 5 4 4 17 4 5 5 14

12 Lusiria 3 4 3 10 4 5 4 4 4 21 5 4 5 5 4 23 3 4 3 10 4 4 2 10 3 4 3 4 14 3 4 3 10

13 Hiron 4 3 4 11 4 4 2 3 3 16 5 2 4 4 4 19 2 3 4 9 5 5 3 13 4 3 4 3 14 4 3 4 11

14. Suhaini 4 5 4 13 5 4 4 4 4 21 4 2 4 4 3 17 4 4 4 12 5 4 3 12 4 5 4 5 18 4 4 4 12

15 Antasari 5 5 5 15 5 4 2 5 4 20 5 4 5 3 5 24 2 3 4 9 4 4 2 10 4 5 5 5 19 4 4 3 11

No Nama Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Dan Evaluasi Pemanfaatan Hasil

1 2 3 4 5 6 Total 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 16 17 18 19 20 21 22 Total 23 24 25 26 27 28 29 Total

1 Robin 1 4 3 4 4 2 18 2 1 5 2 4 5 4 1 4 28 4 5 5 4 4 5 4 31 5 5 5 5 5 5 5 35

2 Tiodor 2 4 5 5 4 3 23 2 2 5 2 4 5 5 2 4 31 4 4 5 5 4 4 4 30 5 5 5 5 4 4 4 32

3 Sekina 3 5 5 5 5 3 26 2 3 4 3 3 5 4 3 2 29 3 4 5 3 4 4 4 27 5 4 4 4 4 5 4 30

4 Novita 3 4 4 4 5 2 22 2 3 4 3 4 5 4 3 3 31 3 4 4 3 3 3 2 22 3 4 4 4 3 4 4 26

5 Tominar 2 4 4 3 4 2 19 2 2 5 3 5 5 5 2 3 32 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 3 4 3 26

6 Markus 1 3 4 3 4 3 18 2 1 4 2 4 5 4 1 3 26 2 4 4 2 2 5 4 23 5 5 3 4 4 3 4 28

7 Mida 2 4 5 4 3 2 20 2 2 3 2 4 4 3 2 2 24 4 5 5 3 4 4 2 27 4 3 5 3 4 4 4 27

8 Elfuad 3 4 4 4 5 2 22 3 3 4 3 5 5 4 3 3 33 4 5 5 4 4 3 3 28 4 5 5 5 4 5 5 33

9 Aldi 3 4 4 4 5 3 23 3 3 5 3 5 5 5 3 4 36 5 5 5 4 5 5 5 34 5 4 4 4 5 4 5 31

10 Mila 1 3 5 4 4 1 18 2 1 4 2 4 4 4 1 3 24 3 4 4 4 4 4 3 26 5 4 5 4 4 4 4 30

11 Wiranata 2 4 5 5 5 2 23 3 2 5 3 4 5 4 2 4 32 4 5 5 4 4 5 4 31 4 5 4 4 4 5 5 31

12 Lusiria 1 4 3 4 4 1 17 2 1 4 2 4 3 4 1 3 24 4 4 5 4 4 3 3 27 5 4 5 5 5 4 4 32

13 Hiron 1 4 5 4 4 2 20 1 1 4 1 3 5 3 1 2 21 3 3 3 4 4 3 3 23 4 3 3 5 4 3 4 26

14 Suhaini 2 5 5 5 4 2 23 1 2 3 2 3 4 5 2 3 25 4 4 4 3 4 4 4 27 4 5 4 4 5 4 4 30

15 Antasari 2 4 5 5 5 2 23 2 2 5 2 5 5 4 2 2 29 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 4 4 5 32

91

Lampiran 3. Output SPSS Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner

1. Luas Lahan (X1) Correlations

per1 per2 per3 Total

per1

Pearson Correlation 1 .213 .727** .804

**

Sig. (2-tailed) .446 .002 .000

N 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .213 1 .395 .686**

Sig. (2-tailed) .446 .145 .005 N 15 15 15 15

per3 Pearson Correlation .727

** .395 1 .891

**

Sig. (2-tailed) .002 .145 .000 N 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .804** .686

** .891

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .005 .000

N 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.705 3

2. Variabel Pendapatan (X2) Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 Total

per1

Pearson Correlation 1 .264 .413 .332 .721** .670

**

Sig. (2-tailed) .341 .126 .227 .002 .006

N 15 15 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .264 1 .721** .165 .560

* .678

**

Sig. (2-tailed) .341 .002 .557 .030 .005

N 15 15 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .413 .721** 1 .434 .764

** .884

**

Sig. (2-tailed) .126 .002 .106 .001 .000

N 15 15 15 15 15 15

per4

Pearson Correlation .332 .165 .434 1 .450 .683**

Sig. (2-tailed) .227 .557 .106 .092 .005

N 15 15 15 15 15 15

per5

Pearson Correlation .721** .560

* .764

** .450 1 .892

**

Sig. (2-tailed) .002 .030 .001 .092 .000

N 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .670** .678

** .884

** .683

** .892

** 1

Sig. (2-tailed) .006 .005 .000 .005 .000 N 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.800 5

92

3. Variabel Motivasi (X3)

Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 Total

per1

Pearson Correlation 1 .040 .565* .103 .497 .615

*

Sig. (2-tailed) .887 .028 .715 .059 .015

N 15 15 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .040 1 .425 .443 .118 .611*

Sig. (2-tailed) .887 .114 .098 .674 .016

N 15 15 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .565* .425 1 .468 .546

* .861

**

Sig. (2-tailed) .028 .114 .078 .035 .000

N 15 15 15 15 15 15

per4

Pearson Correlation .103 .443 .468 1 .234 .669**

Sig. (2-tailed) .715 .098 .078 .402 .006

N 15 15 15 15 15 15

per5

Pearson Correlation .497 .118 .546* .234 1 .688

**

Sig. (2-tailed) .059 .674 .035 .402 .005

N 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .615* .611

* .861

** .669

** .688

** 1

Sig. (2-tailed) .015 .016 .000 .006 .005 N 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.716 5

4. Variabel Tabungan (X4)

Correlations

per1 per2 per3 Total

per1

Pearson Correlation 1 .739** .295 .872

**

Sig. (2-tailed) .002 .286 .000

N 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .739** 1 .513 .912

**

Sig. (2-tailed) .002 .050 .000

N 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .295 .513 1 .674**

Sig. (2-tailed) .286 .050 .006

N 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .872** .912

** .674

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 N 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.750 3

93

5. Variabel Pengalaman (X5)

Correlations

per1 per2 per3 Total

per1

Pearson Correlation 1 .375 .396 .728**

Sig. (2-tailed) .168 .144 .002

N 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .375 1 .726** .859

**

Sig. (2-tailed) .168 .002 .000

N 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .396 .726** 1 .861

**

Sig. (2-tailed) .144 .002 .000

N 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .728** .859

** .861

** 1

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 N 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.747 3

6. Variabel Bantuan Modal (X6)

Correlations

per1 per2 per3 per4 Total

per1

Pearson Correlation 1 .202 .663** .159 .640

*

Sig. (2-tailed) .471 .007 .573 .010

N 15 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .202 1 .395 .686** .784

**

Sig. (2-tailed) .471 .145 .005 .001

N 15 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .663** .395 1 .360 .801

**

Sig. (2-tailed) .007 .145 .187 .000

N 15 15 15 15 15

per4

Pearson Correlation .159 .686** .360 1 .760

**

Sig. (2-tailed) .573 .005 .187 .001

N 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .640* .784

** .801

** .760

** 1

Sig. (2-tailed) .010 .001 .000 .001 N 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.739 4

94

7. Variabel Ketersediaan Saprodi (X7)

Correlations

per1 per2 per3 Total

per1

Pearson Correlation 1 .357 .353 .730**

Sig. (2-tailed) .191 .196 .002

N 15 15 15 15

per2

Pearson Correlation .357 1 .485 .760**

Sig. (2-tailed) .191 .067 .001

N 15 15 15 15

per3

Pearson Correlation .353 .485 1 .827**

Sig. (2-tailed) .196 .067 .000

N 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .730** .760

** .827

** 1

Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 N 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.656 3

8. Variabel Partisipasi Petani (Y)

a. Tahap Pengambilan Keputusan

Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 per6 Total

P1

Pearson Correlation 1 .502 .170 .291 .628* .438 .785

**

Sig. (2-tailed) .057 .545 .293 .012 .103 .001

N 15 15 15 15 15 15 15

P2

Pearson Correlation .502 1 .181 .593* .217 .209 .663

**

Sig. (2-tailed) .057 .518 .020 .438 .455 .007

N 15 15 15 15 15 15 15

P3

Pearson Correlation .170 .181 1 .545* .000 .182 .555

*

Sig. (2-tailed) .545 .518 .036 1.000 .517 .032

N 15 15 15 15 15 15 15

P4

Pearson Correlation .291 .593* .545

* 1 .342 .099 .726

**

Sig. (2-tailed) .293 .020 .036 .212 .725 .002

N 15 15 15 15 15 15 15

P5

Pearson Correlation .628* .217 .000 .342 1 .241 .619

*

Sig. (2-tailed) .012 .438 1.000 .212 .387 .014

N 15 15 15 15 15 15 15

P6

Pearson Correlation .438 .209 .182 .099 .241 1 .554*

Sig. (2-tailed) .103 .455 .517 .725 .387 .032

N 15 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation .785** .663

** .555

* .726

** .619

* .554

* 1

Sig. (2-tailed) .001 .007 .032 .002 .014 .032 N 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

95

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.725 6

b. Tahap Pelaksanaan

Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 per8 per9 Total

P7

Pearson Correlation

1 .462 .467 .715** .673

** .260 .163 .462 .462 .760

**

Sig. (2-tailed) .083 .079 .003 .006 .349 .562 .083 .083 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P8

Pearson Correlation

.462 1 .034 .773** .263 .386 .298 1.000

** .104 .727

**

Sig. (2-tailed) .083 .905 .001 .344 .155 .281 .000 .711 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P9

Pearson Correlation

.467 .034 1 .274 .538* .548

* .391 .034 .542

* .617

*

Sig. (2-tailed) .079 .905 .323 .038 .034 .149 .905 .037 .014

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P10

Pearson Correlation

.715** .773

** .274 1 .439 .313 .422 .773

** .338 .832

**

Sig. (2-tailed) .003 .001 .323 .102 .257 .117 .001 .218 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P11

Pearson Correlation

.673** .263 .538

* .439 1 .219 .296 .263 .263 .641

**

Sig. (2-tailed) .006 .344 .038 .102 .432 .284 .344 .344 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P12

Pearson Correlation

.260 .386 .548* .313 .219 1 .121 .386 .241 .567

*

Sig. (2-tailed) .349 .155 .034 .257 .432 .669 .155 .386 .028

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P13

Pearson Correlation

.163 .298 .391 .422 .296 .121 1 .298 .578* .591

*

Sig. (2-tailed) .562 .281 .149 .117 .284 .669 .281 .024 .020

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P14

Pearson Correlation

.462 1.000** .034 .773

** .263 .386 .298 1 .104 .727

**

Sig. (2-tailed) .083 .000 .905 .001 .344 .155 .281 .711 .002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

P15

Pearson Correlation

.462 .104 .542* .338 .263 .241 .578

* .104 1 .600

*

Sig. (2-tailed) .083 .711 .037 .218 .344 .386 .024 .711 .018

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation

.760** .727

** .617

* .832

** .641

** .567

* .591

* .727

** .600

* 1

Sig. (2-tailed) .001 .002 .014 .000 .010 .028 .020 .002 .018 N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.845 9

96

c. Tahap Pengawasan dan Evaluasi

Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 Total

P16

Pearson Correlation

1 .467 .514* .591

* .823

** .131 .316 .825

**

Sig. (2-tailed) .079 .050 .020 .000 .643 .252 .000

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P17

Pearson Correlation

.467 1 .656** .047 .243 .403 .105 .625

*

Sig. (2-tailed) .079 .008 .869 .382 .137 .708 .013

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P18

Pearson Correlation

.514* .656

** 1 .206 .337 .295 .170 .674

**

Sig. (2-tailed) .050 .008 .462 .219 .285 .546 .006

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P19

Pearson Correlation

.591* .047 .206 1 .668

** -.131 .197 .553

*

Sig. (2-tailed) .020 .869 .462 .006 .643 .481 .032

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P20

Pearson Correlation

.823** .243 .337 .668

** 1 .000 .277 .714

**

Sig. (2-tailed) .000 .382 .219 .006 1.000 .318 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P21

Pearson Correlation

.131 .403 .295 -.131 .000 1 .680** .549

*

Sig. (2-tailed) .643 .137 .285 .643 1.000 .005 .034

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P22

Pearson Correlation

.316 .105 .170 .197 .277 .680** 1 .636

*

Sig. (2-tailed) .252 .708 .546 .481 .318 .005 .011

N 15 15 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation

.825** .625

* .674

** .553

* .714

** .549

* .636

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .013 .006 .032 .003 .034 .011 N 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.771 7

97

d. Tahap Pemanfaatan Hasil

Correlations

per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 Total

P23

Pearson Correlation

1 .257 .180 .301 .535* .012 .213 .579

*

Sig. (2-tailed) .355 .521 .275 .040 .967 .446 .024

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P24

Pearson Correlation

.257 1 .093 .373 .206 .360 .443 .649**

Sig. (2-tailed) .355 .740 .171 .462 .188 .098 .009

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P25

Pearson Correlation

.180 .093 1 .110 .233 .550* .160 .556

*

Sig. (2-tailed) .521 .740 .697 .404 .034 .570 .032

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P26

Pearson Correlation

.301 .373 .110 1 .241 .060 .325 .553*

Sig. (2-tailed) .275 .171 .697 .387 .831 .237 .032

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P27

Pearson Correlation

.535* .206 .233 .241 1 .128 .464 .646

**

Sig. (2-tailed) .040 .462 .404 .387 .650 .082 .009

N 15 15 15 15 15 15 15 15

P28

Pearson Correlation

.012 .360 .550* .060 .128 1 .464 .606

*

Sig. (2-tailed) .967 .188 .034 .831 .650 .082 .017

N 15 15 15 15 15 15 15 15

p29

Pearson Correlation

.213 .443 .160 .325 .464 .464 1 .702**

Sig. (2-tailed) .446 .098 .570 .237 .082 .082 .004

N 15 15 15 15 15 15 15 15

Total

Pearson Correlation

.579* .649

** .556

* .553

* .646

** .606

* .702

** 1

Sig. (2-tailed) .024 .009 .032 .032 .009 .017 .004 N 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,720 7

98

Lampiran 4. Data Karekteristik Responden

No. Nama Responden Jenis Kelamin

(L/P)

Umur

(Tahun)

Pendidikan Terakhir Luas Lahan

(ha)

Nama

Poktan

Pengalaman

(Tahun)

1. Marlin Gurning L 37 SMA 2 Tandan Berduri 10

2. Victor Gultom L 56 SMP 2 Tandan Berduri 28

3. Hendrik P.A L 41 SMA 2 Tandan Berduri 13

4. Firmansyah Telaumbanua L 37 SMA 2 Tandan Berduri 10

5. Rosni Marlina Purba P 40 S1 2 Tandan Berduri 12

6. Nurilan Br. Hombing P 44 SMA 2 Tandan Berduri 16

7. Naek Gurning L 59 SD 2 Tandan Berduri 31

8. Minto Panjaitan L 58 SMP 2 Tandan Berduri 30

9. Dennia Br. Pasaribu P 52 SMA 2 Tandan Berduri 24

10. Martua Manihuruk L 48 SMA 2 Tandan Berduri 20

11. Anton Ambarita L 55 SMP 2 Tandan Berduri 27

12. Ridwan Hutahaean L 38 S1 2 Tandan Berduri 10

13. Usdin Sijabat L 54 SMA 2 Tandan Berduri 26

14. Kalvin Sipahutar L 47 SMA 2 Tanda Segar 19

15. Dina br. Pasaribu P 46 SMA 2 Tanda Segar 18

16. Wijin Simarmata L 41 S1 2 Tanda Segar 13

17. N. Pakpahan L 58 SD 2 Tanda Segar 30

18. Parianto L 39 SMA 2 Tanda Segar 11

19. Royon Br. Simanjuntak P 58 SD 2 Tanda Segar 30

20. Duner Gurning L 57 SD 2 Tanda Segar 29

21. Rasiaman Purba L 49 SMP 2 Tanda Segar 21

22. Carlos Hutahean L 60 SD 2 Tanda Segar 32

23. Juari Hutahean L 55 SMP 2 Tanda Segar 27

24. Boston Munthe L 51 SMP 2 Tanda Segar 23

25. Angiat Siregar L 56 SMP 2 Tanda Segar 28

26. Masaria Zebua L 40 SMA 2 Tanda Segar 12

27. Arinta Surbakti L 49 SMA 2 Sawit Berduri 21

28. Hendri Efendi Surbakti L 48 SMA 2 Sawit Berduri 20

29. Zunita S.Sos P 47 S1 2 Sawit Berduri 19

30. Pasang Surbakti L 60 SD 2 Sawit Berduri 32

31. Sri Indah Panjarwati Br. Barus P 41 SMA 2 Sawit Berduri 13

32. Elmi Irawan L 37 S1 2 Sawit Berduri 9

33. Marendra Rulinta Surbakti L 43 SMA 2 Sawit Berduri 15

34. Khairuli L 50 SMP 2 Sawit Berduri 22

35. Suwanto L 53 SMP 2 Sawit Berduri 25

36. Pangihutan Manihuruk L 43 SMA 2 Sawit Berduri 15

37. Ilham Alhafandi Surbakti L 41 SMA 2 Sawit Berduri 13

38. Abdul Daris Ginting L 42 SMA 2 Sawit Berduri 14

99

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden

No.

Responden

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 2 3 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 4 Total 1 2 3 Total

1. 4 5 5 14 4 5 4 4 5 22 5 2 4 5 5 21 5 3 5 13 5 5 2 12 2 4 5 5 16 4 4 5 13

2. 5 4 4 13 4 4 4 5 4 21 4 2 4 5 5 20 4 3 5 12 4 4 2 10 2 4 4 3 13 3 3 4 10

3. 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 2 4 4 10 5 5 1 11 4 5 5 2 16 4 4 4 12

4. 4 5 3 12 4 5 4 4 5 22 5 4 4 5 4 22 3 3 4 10 5 5 2 12 4 5 5 2 16 4 4 4 12

5. 4 4 3 11 4 4 3 4 4 19 4 3 4 4 4 19 5 4 5 14 4 4 2 10 3 4 4 2 12 2 3 4 9

6. 4 4 5 13 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 5 2 5 12 4 4 2 10 1 4 4 4 13 3 3 4 10

7. 5 4 4 13 4 5 4 4 4 21 5 2 3 4 4 18 3 3 5 11 3 4 1 8 2 4 5 3 14 4 4 4 12

8. 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 2 4 5 11 4 4 1 9 3 4 4 2 13 3 3 4 10

9. 3 4 4 11 4 5 4 4 5 22 4 3 4 4 4 19 4 4 5 13 4 4 1 9 3 5 4 3 15 3 3 5 11

10. 4 4 4 12 5 5 2 4 5 21 4 3 4 4 5 20 2 4 4 10 4 4 2 10 2 4 4 4 14 3 4 4 11

11. 4 4 5 13 5 5 4 5 5 24 4 5 4 5 4 22 3 4 5 12 4 4 1 9 5 4 5 5 19 4 4 5 13

12. 4 4 5 13 4 4 4 3 4 19 4 3 4 5 5 21 5 4 5 14 5 5 2 12 1 3 3 4 11 2 2 5 9

13. 4 5 5 14 4 4 3 4 4 19 5 4 4 5 5 23 3 4 5 12 4 4 2 10 2 3 3 4 12 2 3 4 9

14. 4 5 5 14 5 5 4 4 4 22 4 2 5 5 5 21 4 2 5 11 4 5 2 11 2 4 4 5 15 4 4 4 12

15. 5 4 4 13 5 5 3 3 5 21 4 4 4 4 4 20 2 4 4 10 4 4 2 10 4 4 4 2 14 3 4 4 11

16. 5 5 5 15 5 5 3 4 5 22 5 5 4 5 5 24 3 4 3 10 4 5 3 12 2 4 5 3 15 4 4 4 12

17. 3 4 5 12 5 5 3 4 5 22 4 4 4 4 4 20 3 4 5 12 5 4 1 10 5 4 4 2 15 5 4 3 12

18. 4 4 5 13 5 5 4 5 5 24 4 4 3 4 4 19 2 3 4 9 4 4 2 10 4 5 5 3 17 4 4 5 13

19. 3 4 5 12 5 5 2 4 5 21 4 2 4 4 4 18 3 2 5 10 4 5 1 10 4 4 4 2 14 3 3 5 11

20. 4 4 5 13 4 5 3 4 4 20 4 2 4 5 5 20 2 4 4 10 5 4 1 10 2 3 3 5 13 3 3 4 10

21. 4 4 3 11 5 5 3 5 5 23 4 2 4 5 5 20 3 3 4 10 4 4 1 9 4 5 5 3 17 4 4 5 13

22. 4 3 4 11 5 5 3 5 5 23 4 4 4 5 5 22 3 4 4 11 5 5 2 12 4 5 4 4 17 4 4 5 13

23. 3 5 4 12 4 5 3 4 5 21 5 3 5 5 4 22 3 4 5 12 5 4 3 12 3 3 4 5 15 4 4 4 12

24. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 4 5 5 23 2 3 4 9 5 5 3 13 2 4 4 5 15 4 4 4 12

25. 4 4 5 13 5 5 3 5 5 23 4 4 4 4 5 21 4 3 5 12 4 5 2 11 2 5 5 4 16 4 4 4 12

26. 3 4 4 11 5 5 3 4 5 22 3 3 4 4 4 18 4 2 5 11 3 4 1 8 5 4 4 2 15 4 4 4 12

27. 4 4 3 11 5 5 2 3 5 20 4 4 4 4 5 21 4 4 4 12 5 5 1 11 2 4 3 4 13 3 3 4 10

28. 5 5 4 14 5 5 4 2 5 21 5 4 5 5 5 24 3 4 5 12 5 5 4 14 1 4 4 5 14 4 3 4 11

29. 5 5 5 15 5 5 3 4 5 22 4 2 4 5 5 20 3 3 5 11 5 5 1 11 4 4 3 4 15 4 4 4 12

30. 2 5 4 11 5 5 2 3 5 20 4 3 4 4 4 19 2 3 4 9 4 4 2 10 2 5 4 3 14 4 3 4 11

31. 3 4 3 10 5 5 2 5 5 22 4 4 4 4 4 20 2 4 4 10 4 4 2 10 2 5 5 4 16 4 4 4 12

32. 4 4 3 11 5 5 2 4 5 21 4 3 4 5 5 21 3 3 5 11 4 5 2 11 3 4 4 4 15 4 4 4 12

33. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 5 5 5 24 4 4 4 12 5 5 4 14 4 4 4 4 16 4 4 4 12

34. 5 4 5 14 5 5 4 3 5 22 4 4 4 5 5 22 2 4 5 11 5 5 2 12 2 5 4 5 16 4 4 4 12

35. 5 4 5 14 5 5 2 4 5 21 4 2 5 5 5 21 4 3 5 12 4 5 1 10 2 3 4 5 14 4 3 4 11

36. 5 4 4 13 5 4 4 4 5 22 5 4 5 5 4 23 5 3 5 13 4 5 2 11 3 4 5 3 15 4 4 4 12

37. 4 4 4 12 4 5 3 4 5 21 5 3 5 5 4 22 2 4 5 11 4 4 2 10 4 4 4 3 15 3 3 4 10

38. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 5 5 4 23 4 4 4 12 4 4 2 10 2 5 4 4 15 4 4 4 12

100

Lanjutan Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden

No.

Responden

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Dan Evaluasi Pemanfaatan Hasil

1 2 3 4 5 6 Total 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 16 17 18 19 20 21 22 Total 23 24 25 26 27 28 29 Total

1. 4 4 4 4 4 2 22 2 2 4 2 5 4 4 2 4 29 4 5 5 4 4 5 4 31 5 4 4 3 5 4 4 19

2. 2 4 4 4 4 1 19 3 2 4 2 4 4 2 3 4 28 4 4 3 4 5 4 4 28 4 4 4 3 4 4 4 17

3. 2 4 3 4 4 3 20 2 1 3 4 4 2 3 2 3 24 4 5 4 4 4 3 3 27 4 4 3 4 4 4 4 17

4. 2 4 4 3 4 3 20 2 2 4 3 2 4 4 2 4 27 4 4 5 5 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 18

5. 2 3 3 4 4 1 17 1 1 4 2 4 4 4 2 3 25 3 4 4 4 4 4 3 26 4 2 4 4 4 4 4 16

6. 1 3 4 3 4 2 17 2 2 4 3 4 3 3 2 3 26 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 2 4 5 4 17

7. 2 3 5 4 4 3 21 2 2 4 3 4 3 4 1 1 24 4 5 4 5 4 4 3 29 4 4 3 3 4 4 4 16

8. 1 5 4 3 4 1 18 1 1 3 4 4 2 4 1 2 22 3 4 3 4 3 4 3 24 4 4 3 3 4 4 4 16

9. 2 4 4 4 4 2 20 2 1 3 2 4 2 3 2 4 23 3 4 4 5 3 3 4 26 4 4 3 3 5 4 4 17

10. 1 4 4 4 5 2 20 1 2 5 2 4 3 4 2 3 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 3 4 4 4 4 16

11. 2 5 4 4 5 2 22 1 2 4 2 3 2 3 2 2 21 4 5 4 4 4 4 4 29 5 4 3 5 4 4 4 19

12. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 3 5 3 4 1 3 27 4 5 3 3 4 4 3 26 4 3 4 4 4 4 4 17

13. 2 4 4 4 4 1 19 2 1 5 2 4 3 4 2 2 25 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 3 3 4 4 4 16

14. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 3 5 3 4 1 3 27 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 3 4 4 4 18

15. 1 4 3 4 4 1 17 2 1 4 2 4 2 3 2 4 24 3 4 4 4 5 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 18

16. 2 4 4 5 4 1 20 3 2 4 3 5 5 4 1 2 29 4 4 4 4 3 5 5 29 5 3 4 3 4 3 4 16

17. 2 5 4 5 4 2 22 3 2 4 1 4 4 4 2 4 28 4 4 3 4 4 4 3 26 5 4 5 5 4 4 4 20

18. 1 4 3 4 3 2 17 3 1 5 1 4 5 4 2 2 27 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 3 4 4 4 18

19. 2 4 3 3 3 2 17 2 2 4 1 4 3 3 1 4 24 3 4 4 4 3 4 3 25 4 3 3 3 5 4 3 15

20. 1 4 3 3 4 1 16 1 3 4 1 4 4 4 2 3 26 5 4 4 3 3 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 18

21. 2 3 3 3 3 2 16 1 3 4 1 4 4 4 1 4 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 4 2 4 4 4 16

22. 1 4 3 3 4 2 17 1 2 5 1 4 5 3 1 1 23 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 18

23. 2 4 5 4 4 3 22 2 2 5 3 4 4 4 3 3 30 5 5 4 4 3 5 4 30 5 5 5 4 4 4 5 20

24. 2 5 3 3 4 2 19 2 1 5 2 3 4 4 1 4 26 4 5 5 5 4 5 4 32 4 4 5 5 4 4 4 20

25. 2 5 5 4 4 2 22 3 2 3 3 4 4 4 2 2 27 4 4 5 4 4 4 4 29 5 4 4 4 4 4 4 19

26. 2 3 4 4 4 2 19 2 3 3 3 4 2 3 2 4 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 3 3 5 4 4 16

27. 2 4 3 4 3 1 17 2 3 4 4 4 3 3 2 2 27 4 4 5 4 4 4 3 28 4 4 4 4 4 3 4 17

28. 2 4 4 5 5 3 23 2 3 4 1 5 3 4 2 2 26 4 5 5 4 4 4 4 30 5 5 4 4 5 4 4 20

29. 2 4 4 4 4 2 20 2 1 4 2 4 3 3 2 2 23 5 5 4 5 4 3 5 31 5 4 5 4 4 4 4 20

30. 1 4 3 3 4 2 17 1 1 4 2 4 3 4 1 2 22 4 4 4 4 4 3 4 27 4 3 4 4 4 4 4 17

31. 2 4 3 3 4 2 18 2 1 4 3 4 4 5 2 3 28 5 4 3 4 3 4 3 26 4 4 4 4 4 4 4 18

32. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 2 5 3 4 2 4 28 4 4 3 4 5 5 4 29 4 4 4 3 4 4 4 17

33. 2 4 4 5 4 3 22 2 2 4 2 4 4 3 3 3 27 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 5 3 5 4 4 19

34. 2 4 4 4 4 3 21 2 2 5 2 4 3 3 2 2 25 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 5 4 4 4 4 20

35. 1 4 3 3 4 1 16 2 2 4 1 5 4 4 1 4 27 3 4 4 5 3 5 4 28 4 4 5 3 5 4 4 19

36. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 5 2 4 5 4 2 4 30 4 4 4 5 4 5 4 30 4 4 4 3 4 4 4 17

37. 1 3 4 5 3 1 17 2 2 5 2 4 5 4 1 2 27 4 5 4 4 4 4 4 29 4 5 3 3 5 4 4 18

38. 1 4 4 4 3 1 17 2 1 4 2 4 4 4 2 2 25 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 4 4 4 3 4 17

101

Lampiran 6. Output SPPS Hubungan Faktor- Faktor Partisipasi Dengan

Tingkat Partisipasi Petani

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

Spearman's rho

X1

Correlation Coefficient

1.000 .120 .434** .161 .375

* -.029 .076 .485

**

Sig. (2-tailed) . .472 .007 .335 .021 .863 .649 .002

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X2

Correlation Coefficient

.120 1.000 .209 -.134 .083 .856** .849

** .349

*

Sig. (2-tailed) .472 . .208 .421 .618 .000 .000 .032

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X3

Correlation Coefficient

.434** .209 1.000 .190 .697

** .278 .205 .552

**

Sig. (2-tailed) .007 .208 . .253 .000 .091 .218 .000

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X4

Correlation Coefficient

.161 -.134 .190 1.000 .081 -.238 -.236 .220

Sig. (2-tailed) .335 .421 .253 . .630 .151 .153 .184

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X5

Correlation Coefficient

.375* .083 .697

** .081 1.000 .194 .174 .626

**

Sig. (2-tailed) .021 .618 .000 .630 . .243 .295 .000

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X6

Correlation Coefficient

-.029 .856** .278 -.238 .194 1.000 .901

** .336

*

Sig. (2-tailed) .863 .000 .091 .151 .243 . .000 .039

N 38 38 38 38 38 38 38 38

X7

Correlation Coefficient

.076 .849** .205 -.236 .174 .901

** 1.000 .368

*

Sig. (2-tailed) .649 .000 .218 .153 .295 .000 . .023

N 38 38 38 38 38 38 38 38

Y

Correlation Coefficient

.485** .349

* .552

** .220 .626

** .336

* .368

* 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .032 .000 .184 .000 .039 .023 .

N 38 38 38 38 38 38 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).