partisipasi petani dalam pelaksanaan program … · negeri 050660 kwala bingai kecamatan stabat dan...
TRANSCRIPT
LAPORAN TUGAS AKHIR
PARTISIPASI PETANI DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT
(PSR) DI KECAMATAN SELESAI
KABUPATEN LANGKAT
Oleh
MIFTAH AULIFA
01.4.3.15.0359
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
i
PARTISIPASI PETANI DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT (PSR)
DI KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian
Oleh
MIFTAH AULIFA
01.4.3.15.0359
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
vi
HALAMAN PERUNTUKAN
…“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha
mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al - Mujadallah: 11)
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Yang utama dari segalanya...
Syukur Alhamdulillah dalam setiap denyut nadiku, setiap hembusan nafasku
dan setiap sujudku kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas nikmat, karunia
dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dalam menuntut ilmu dan
kemudahan untuk menyelesaikan tugas akhir yang sederhana ini.
Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada panutanku, Baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Alhamdulillahhirabbil’alamin telah kuselesaikan tugas dan tanggung jawab ini,
setahap perjuangan telah kulalui yang InsyaAllah merupakan awal dari
langkah perjuangan ke tahap selanjutnya untuk menggapai kesuksesan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan
kusayamgi
Ibunda Dan Ayahanda Yang Kucinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga atas
perjuangan dan pengorbanan untukku, kupersembahkan karya kecil ini kepada
Umi dan Abah yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangiku dengan
vii
segenap jiwa dan raga, yang selalu mendukungku, menjadi sumber inspirasi dan
motivasi, serta penyemangat dalam menyelesaikan studi ini.
Hamba mohon kepada-Mu ya Rabb sehatkan dan berkahilah umur kedua
orangtua hamba dalam ketaatan kepada-Mu dan pertemukanlah kami kembali
di Syurga nanti, Aamiin.
Adik Dan Orang-Orang Terdekat
Adikku satu-satunya Ihza Alfudhla, yang memberikan semangat pada
kakaknya. Jadilah anak yang sholeh, dan berbakti kepada orang tua. Semoga
kita dapat membahagiakan kedua orang tua dan menjadi kebanggaan keluarga.
Keluarga besarku, yang selalu mendoakan kebaikan untukku dan menjadi
penyemangat dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
kalian semua nikmat kesehatan.
Sahabat baikku, Armila Fazri Nasution yang sudah kuanggap seperti saudara
sendiri. Selama 4 tahun ini menemaniku dalam suka dan duka, saling berbagi
menyayangi, dan menyemangati. Semoga kita dapat mencapai impian masing-
masing, diberi kesuksesan dunia dan akhirat, dan semoga persahabatan kita di
ridhoi Allah SWT hingga nanti ke Syurga.
Seniorku, Kak Putri Nurul Urfa dan Abangda Lutfi Ansari yang sudah
kuanggap seperti kakak dan abang sendiri, yang telah menjagaku selama
3 tahun ini di kampus POLBANGTAN, memberikan nasehat yang bijak dan
menyayangiku seperti adik kalian sendiri. Walapun sudah setahun tidak bersua
namun komunikasi dan jalinan tali silaturahmi kita tetap terjaga. Semoga Allah
SWT memberikan kalian kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat.
viii
Syukur Alhamdulillah Allah SWT telah menghadirkan mereka yang begitu
menyayangi dan mencintaiku, mereka orang-orang terbaik dalam hidupku
semoga kita tetap dapat berkumpul hingga di Syurga kelak. Aamiin...
Teman-Teman
Teman sekamarku, Yuli Daramawani, Fitri Nurmandariani, Nurdania Siregar,
Suci Wulandari, adik kami Riani Arisa Sagala serta junior dan adik-adik
asuhku yang memberikan semangat dan dalam menyusun laporan Tugas Akhir
ini. Semoga Allah senantiasa menjaga ukhuwah kita sampai Syurga.
Satu kelasku, masyarakat BUN’15, teman-teman seperjuangan, dengan
kreativitas luar biasa, terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.
Bagi masyarakat BUN’15 dan TAN’15 semoga kita adalah generasi pertanian
yang sukses di masa depan, Aamiin.
Dosen Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir
Ibu Direktur, Ir.Yuliana Kansrini M.Si dan Bapak Ir.Fahruddin MP. Selaku
dosen pembimbing serta Bapak Firman Silalahi STP, M.Si dan Ibu Dr. Dwi
Febrimneli SP, M.Sc selaku dosen penguji saya. Terima kasih banyak Ibu dan
Bapak telah membantu selama ini, memberikan arahan dan bimbingan serta
nasehat yang baik hingga Tugas Akhir ini selesai. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan Ibu dan Bapak serta keluarga besar POLBANGTAN
Medan kesehatan untuk dapat beraktivitas membentuk generasi muda pertanian
yang berkualitas.
”Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai
(dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada
TuhanMu lah engkau berharap”
(QS. Al – Insyirah : 6-8)
ix
RIWAYAT HIDUP
Miftah Aulifa, lahir di kota Medan Provinsi Sumatera
Utara pada 27 Mei 1998 dari pasangan, Ayahanda Edi
Rosadi dan Ibunda Hafidatul Husna Siregar dan
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis
telah menempuh Pendidikan Taman Kanak-kanak di
TK Ar-Rahman Kecamatan Stabat pada tahun 2003
dan melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 050660 Kwala Bingai Kecamatan Stabat dan
dinyatakan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Stabat Kabupaten Langkat dan
dinyatakan lulus pada tahun 2012. Kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Stabat
Kabupaten Langkat dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan dinyatakan lulus
pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis memperoleh kesempatan melanjutkan
pendidikan jenjang Diploma IV (D4) di Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan Provinsi Sumatera Utara melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur
umum dan telah menyelesaikan pe ndidikan Diploma IV program studi
Penyuluhan Perkebunan Presisi jurusan Perkebunan pada tahun 2019 di
POLBANGTAN Medan dengan menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian
(S.Tr.Pt).
x
ABSTRAK
Miftah Aulifa, Nirm 01.4.3.15.0359. Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk
mengetahui tingkat partisipasi petani dan faktor-faktor yang berhubungan
signifikan dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Selayang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat pada 25 Maret sampai dengan
24 Mei 2019. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara
menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, sementara
metode analisis data menggunakan Skala Likert dan korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) tinggi yaitu 70 %, kemudian hasil
korelasi Rank Spearman dengan membandingkan nilai thitung > ttabel menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan, motivasi,
pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan sarana produksi dengan tingkat
partisipasi petani.
Kata Kunci : Partisipasi, Program Peremajaan Sawit Rakyat, Korelasi Rank
Spearman, Kecamatan Selesai
xi
ABSTRACT
Miftah Aulifa, Nirm 01.4.3.15.0359. Farmer Participation in the
Implementation of the People's Palm Oil Replanting program in Selesai District
Langkat Regency North Sumatra Province. The aim of this study was to
determine the level of farmer participation and significant related factors in the
implementation of the People's Palm Oil Replanting Program in Selesai District
Langkat Regency. This research was conducted in Selayang Village Selesai
District Langkat Regency in March 25th
- May 24th
2019. Technique of collecting
the data was namely observation and interview by using questionnaires that have
been tested for validity and reliability and recording, while technique of analysing
the data used Likert Scale and Spearman Rank correlation . The results showed
that the level of farmer participation in the implementation of the People's Palm
Oil Replanting program was high at 70%, then the Spearman Rank correlation by
comparing the tcount > ttable showed a significant relationship between factors of
land area, income, motivation, experience, capital assistance and availability of
production facilities with the level of farmer participation.
Keywords: Participation, People's Palm Oil Replanting program, Spearman Rank
correlation, Selesai District
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Partisipasi Petani
Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (TA) ini.
Untuk itu penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pembangunan Pertanian Medan dan Dosen Pembimbing I
2. Ir. Fahruddin Nasution, MP selaku Dosen Pembimbing II
3. Dr. Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Program Studi Penyuluhan
Perkebunan Presisi dan Ketua Jurusan Perkebunan Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan
4. Panitia Pelaksana TA Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
5. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Laporan TA ini.
Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir (TA) ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari rekan-rekan pembaca. Demikian penyusunan laporan ini, kiranya dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, Juni 2019
Miftah Aulifa
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................... i
Lembar Pengesahan Penguji ............................................................... ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ...................................................... iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ...................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................... v
Halaman Peruntukan .......................................................................... vi
Riwayat Hidup ...................................................................................... ix
Abstrak .................................................................................................. x
Abstract ................................................................................................. xi
Kata Pengantar ..................................................................................... xii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................... 6
D. Manfaat .................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Landasan Teoritis ..................................................................... 7
B. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 20
C. Kerangka Pikir ......................................................................... 21
D. Hipotesis .................................................................................. 22
III. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 23
A. Waktu dan Tempat ................................................................... 23
B. Batasan Operasional ................................................................. 23
1. Definisi Operasional .......................................................... 24
2. Pengukuran Variabel .......................................................... 25
C. Pelaksanaan Pengkajian ........................................................... 27
1. Prosedur Pelaksanaan ......................................................... 27
2. Pengumpulan Data ............................................................. 28
3. Analisis Data ...................................................................... 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian .................................................. 39
B. Hasil .......................................................................................... 48
C. Pembahasan .............................................................................. 54
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................ 71
xiv
B. Saran ........................................................................................... 71
C. Implikasi ..................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 79
LAMPIRAN .......................................................................................... 83
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Populasi Kelapa Sawit Pada Berbagai Jarak Tanam ................................. 14
2 Dosis Dosis Umum Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit TBM
Pada Tanah Mineral .........................................................................................
16
3 Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X) ....................... 26
4 Pengukuran Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program
Peremajaan Sawit Rakyat (Y) .......................................................................... Peremajaan Sawit Rakyat (Y)
27
5 Jumlah Populasi dan Sampel Pengkajian Di Kec. Selesai ........................ 31
6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor-Faktor
Partisipasi Petani ..............................................................................................
33
7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Partisipasi Petani Dalam
Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat ............................................. Program Peremajaan Sawit Rakyat
34
8 Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Partisipasi Petani Dalam
Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat ............................................. Program Peremajaan Sawit Rakyat
35
9 Curah Hujan Dan Banyaknya Hari Hujan Bulan Tahun 2018 ................. 40
10 Jumlah Rumah Tangga Dan Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Kec. Selesai ..................................................................................
41
11 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin Di Kec. Selesai ..................................................................................
42
12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kec Selesai ........................ 43
13 Luas Panen Dan Produksi Tanaman Padi Dan Palawija Di
Kec. Selesai ......................................................................................................
44
14 Jumlah Luas Panen Dan Produksi Sayur-Sayuran Di
Kec. Selesai ...............................................................................................
44
15 Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras
Perkebunan Rakyat Di Kec. Selesai .................................................................
45
16 Lembaga Jasa Pendidikan Formal Di Kec. Selesai ................................... 46
17 Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai ........................................................ 46
18 Data Kelembagaan Petani Di Kec. Selesai ................................................ 47
19 Distribusi Reponden Menurut Umur Di Kec. Selesai ............................... 48
20 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Formal Di
Kec. Selesai ........................................................................................................
50
21 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kec.Selesai ................. 51
22 Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Di Kec.Selesai ..................... 52
23 Distribusi Responden Menurut Pengalaman Di Kec.Selesai .................... 52
24 Distribusi Responden Menurut Pendapatan Di Kec.Selesai ..................... 53
25 Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program
Peremajaan Sawit Rakyat Di Kec. Selesai .........................................................
54
26 Hubungan Antara Faktor-Faktor Partisipasi Petani Dengan
Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program PSR
Di Kec. Selesai ...................................................................................................
60
27 Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian .......................................... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1 Kerangka Pikir Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ...............................................
21
2 Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kec. Selesai ..............................
37
3 Peta Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat ............................................ 39
4 Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam
Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di
Kec. Selesai ....................................................................................................... Peremajaan Sawit Rakyat (Y)
55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Pengkajian .............................................................................. 83
2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas ........................... 90
3 Output SPSS Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner............................ 91
4 Data Karakteristik Responden .......................................................................... 98
5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden ......................................................... 99
6 Output SPPS Hubungan Faktor- Faktor Partisipasi Dengan
Tingkat Partisipasi Petani .................................................................................
101
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang mendapat perhatian besar di Indonesia dengan
memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai penghasil minyak nabati untuk
produk makanan, minyak industri, dan bahan bakar nabati (biodiesel). Banyaknya
variasi produk turunan minyak kelapa sawit menyebabkan tanaman ini memiliki
arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional dengan menciptakan
kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga
memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan ekspor bagi Indonesia
sebagai sumber perolehan devisa negara.
Indonesia saat ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia,
diikuti oleh Malaysia dan Thailand. Berdasarkan data Direktorat Jenderal
Perkebunan tahun 2018, luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia sebesar
14,03 juta ha yang terdiri dari 5% milik Perkebunan Besar Negara (PBN),
40% milik Perkebunan Rakyat (RA), dan 55% milik Perkebunan Besar Swasta
(PBS).
Provinsi Sumatera Utara merupakan produsen kelapa sawit kedua terbesar
di Indonesia yang tercatat memiliki luas areal Perkebunan Rakyat (RA) sebesar
418.002 ha dengan produksi 1.197.288 ton pada tahun 2015, (Ditjenbun, 2016).
Kabupaten Langkat merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan
perkebunan kelapa sawit yang cukup pesat di Provinsi Sumatera Utara. Luas areal
tanaman kelapa sawit milik Perkebunan Rakyat (RA) di Kabupaten Langkat pada
tahun 2015 sebesar 45.528 ha dengan total produksi 133.510 ton (Ditjenbun,
2016). Kecamatan Selesai merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi
perkebunan kelapa sawit yang memiliki luas areal perkebunan sebesar 3.999 ha
pada tahun 2015 (BPS Kabupaten Langkat, 2010-2015). Perkebunan kelapa sawit
di Kecamatan Selesai telah dioperasikan sejak tahun 1980-an. Sesuai dengan daur
umur teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang harus mulai diremajakan setelah
berumur 25 tahun keatas, maka kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit di
Kecamatan Selesai sekarang ini telah tiba waktunya di lakukan peremajaan
2
(replanting), bahkan sudah melewati waktu yang seharusnya, sehingga dapat di
katakan sudah pada kondisi darurat untuk di lakukan peremajaan.
Replanting merupakan proses peremajaan kebun kelapa sawit yaitu dengan
mengganti pohon kelapa sawit yang telah berusia 20-25 tahun dengan pohon
kelapa sawit yang baru karena pohon kelapa sawit yang telah berusia 20-25 tahun
tidak lagi produktif hasilnya dan semakin menurun setiap bulannya. Pohon kelapa
sawit bisa saja tidak di lakukan replanting tetapi pohon sawit yang telah berusia
tua ini tidak lagi memberi manfaat yang besar kepada pemiliknya karena tidak
produktif dan hasilnya sedikit (Saputri, 2018). Kondisi ini berakibat pada
kurangnya pendapatan petani dan menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan
petani tersebut.
Diketahui Perkebunan Rakyat kelapa sawit di Indonesia tahun 2017 yang
memasuki umur peremajaan seluas 2,4 juta ha yang terdiri dari 0,3 juta ha Kebun
Plasma/Eks Plasma dan 2,1 juta ha Kebun Swadaya. Ditambah lagi sebagian besar
Kebun Swadaya menggunakan bahan tanam tidak unggul (illegitim),
menyebabkan produktivitas kelapa sawit Indonesia rendah dengan rata-rata hanya
berkisar 2-3 ton/ha/tahun, jauh dibawah Perkebunan Swasta yang berkisar
5-6 ton/ha/tahun (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).
Peremajaan kelapa sawit sering kali ditunda dalam pelaksanaannya
dikarenakan berbagai masalah yang dialami oleh petani. Pada umumnya, petani
dihadapkan pada masalah permodalan. Petani tidak mempersiapkan dana untuk
peremajaan sehingga harus mencari pinjaman dana. Kendala lain yang dihadapi
dalam melakukan replanting yaitu ketersediaan benih unggul yang cukup sulit
didapat serta seringkali petani kurang mengetahui cara peremajaan yang paling
efektif dan efisien dari segi pembiayaan, tenaga kerja, waktu, dan lain sebagainya.
Para petani kelapa sawit memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk
tetap dapat mempertahankan kebun kelapa sawitnya, namun hal ini terhambat
oleh biaya yang di butuhkan untuk peremajaan kelapa sawit yang tidak sedikit
jumlahnya. Masalah biaya inilah yang membuat petani kelapa sawit ada yang
setuju dan tidak setuju untuk melakukan replanting, karena tidak semua petani
kelapa sawit memiliki kebun lebih dari satu, memiliki tabungan yang cukup atau
memiliki pekerjaan lain, maka para petani kelapa sawit ini merasa keberatan
3
karena memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja akan sulit apalagi harus
mengeluarkan biaya yang besar untuk proses replanting tersebut (Saputri, 2018).
Dalam upaya untuk menjaga peran kelapa sawit secara
berkesinambungan, pemerintah berusaha untuk mengembangkan perkebunan
kelapa sawit milik rakyat. Solusi bagi permasalahan yang dihadapi pelaku utama
terkait keterbatasan modal dalam penerapan peremajaan kelapa sawit oleh Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah melalui program
dana bantuan peremajaan atau yang lebih dikenal sebagai program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) yaitu upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan
penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan tanaman baru, baik secara
keseluruhan maupun secara bertahap.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah badan
yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menghimpun, mengadministrasikan,
mengelola, menyimpan dan menyalurkan dana perkebunan kelapa sawit.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan tentang perhimpunan dana kelapa sawit
sebagaimana diamanatkan pada pasal 93 Undang - Undang No. 39 Tahun 2014
tentang Perkebunan. Sebagai langkah implementasi telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan
dan Peraturan Presiden (Perpres) No. 61 Tahun 2015 dan Perpres No. 24 Tahun
2016 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Peraturan tersebut, menjadi landasan penetapan dan teknis pengembangan
perkebunan kelapa sawit secara terencana dan tepat sasaran. Kebijakan ini
menyediakan landasan pengaturan skala prioritas pembangunan perkebunan
kelapa sawit milik pekebun sesuai dengan kebutuhan (Keputusan Direktur
Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).
Menurut Putra (2017), upaya percepatan pengembangan perkebunan
rakyat dalam program revitalisasi sektor perkebunan yang dilakukan melalui
perluasan peremajaan dan rehabilitas tanaman perkebunan memiliki tujuan untuk
meningkatkan daya saing pada komuditas sektor perkebunan dengan
meningkatkan produktivitas serta mengembangkan industri hilir, sehinga
mendukung perkembangan wilayah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Revitalisasi perkebunan juga didukung oleh berbagai peraturan pemerintah
4
diantaranya adalah Peraturan Menteri Pertanian (PMP) Nomor:
33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui
Program Revitalisasi Perkebunan.
Dukungan pengembangan kelapa sawit ini diberikan melalui Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kepada pekebun yang
tergabung dalam kelompoktani, gabungan kelompoktani, koperasi, maupun
kelembagaan lainnya. Kebijakan tersebut antara lain kegiatan peremajaan
(replanting) tanaman kelapa sawit dengan kategori bagi Kebun Plasma yang telah
berumur 25 tahun dan untuk Kebun Swadaya yang menggunakan benih tidak
unggul (illegitim) meskipun belum memasuki umur 25 tahun dengan produksi
≤ 10 ton/ha/tahun, kegiatan pengembangan sumber daya manusia, serta bantuan
sarana dan prasarana. Kegiatan tersebut mengintegrasikan seluruh aspek dalam
pengembangan perkebunan kelapa sawit dalam rangka meningkatkan
produktivitas kelapa sawit milik perkebunan rakyat (Keputusan Direktur Jenderal
Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).
Menurut Wibowo dalam Putra (2017), salah satu faktor penting yang
menentukan keberhasilan kegiatan peremajaan adalah partisipasi dari petani yang
mengikuti kegiatan peremajaan tersebut. Tanpa adanya partisipasi petani maka
kegiatan peremajaan tidak akan berhasil karena petani merupakan pelaku utama
dalam program pembangunan pertanian. Keikutsertaan petani lebih ditekankan
agar petani merasa memiliki tanggung jawab untuk selalu aktif dalam kegiatan
peremajaan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, hingga
menikmati hasil. Selain itu, partisipasi akan menumbuhkan rasa kemandirian pada
petani yang terlibat aktif dalam kegiatan peremajaan. Sehingga nantinya petani
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidupnya.
Partisipasi petani dalam kegiatan peremajaan menggunakan sarana
kelompok tani yang sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompoktani yang
dimaksud adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan domisili atau hamparan,
hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota karena mereka saling
mengenal satu sama lain dan tinggal saling berdekatan sehingga bila penerapan
peremajaan telah dilakukan secara individu akan mudah ditiru petani lainnya
(Putra, 2017).
5
Partisipasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam
maupun dari luar. Agar partisipasi dapat terjadi diperlukan adanya suatu
kesempatan untuk berpartisipasi, ada kemauan dari individu untuk berpartisipasi
dan terdapat adanya kemampuan untuk berpartisipasi. Memang partisipasi adalah
suatu bentuk khusus di dalam pembagian kekuasaan, tugas dan tanggung jawab
dalam komunitasnya (Slamet dalam Putra, 2017). Partisipasi akan dipengaruhi
oleh kebutuhan, motivasi, struktur sosial. Orang akan berpartisipasi bila
menyangkut adanya kebutuhan, mendapatkan keuntungan dan meningkatkan
statusnya (Tjodronegoro dalam Putra, 2017). Walaupun konsep partisipasi
kelihatan sederhana, tetapi pada pelaksanaannya tidak semudah yang
dibayangkan. Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa untuk meningkatkan
partisipasi masyaraka sangatlah sulit, rendahnya partisipasi masyarakat akan
menghambat proses pembangunan yang dilaksanakan. Dalam menjalankan proses
partisipasi yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang terlibat. Menurut
Madrie dalam Putra (2017) bila disimpulkan, maka partisipasi adalah
keikutsertaan dan keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan yang nantinya akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang merupakan kondisi-kondisi
yang ada di dalam diri orang tersebut dan faktor yang merupakan kondisi yang
ada pada suasana lingkungan orang yang bersangkutan.
Berdasarkan hal-hal diatas, timbul ketertarikan bagi penulis untuk
mengkaji lebih jauh tentang permasalahan ini dan mengambil judul pengkajian
“Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, adapun rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?
2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan signifikan dengan partisipasi petani
dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat?
6
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka ditetapkan tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan partisipasi
petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
D. Manfaat
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Memperoleh gambaran umum mengenai partisipasi petani dalam Program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
2. Sebagai bahan rujukan dan sumber informasi bagi dinas atau pihak-pihak
terkait yang membutuhkan dalam menentukan kebijakan di masa mendatang.
3. Referensi bagi peneliti untuk penelitian lanjutan yang berhubungan pada
bidang yang sama.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Partisipasi
Pengertian partisipasi secara umum menurut Mardikanto (2013) yaitu
keikutsertaan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.
Verhangen dalam Mardikanto (2013) mengungkapkan bahwa sebagai suatu
kegiatan, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan
komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan
manfaat. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut, dilandasi oleh adanya
kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai :
a. Kondisi yang tidak memuaskan dan harus diperbaiki
b. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau
masyarakatnya sendiri
c. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan
d. Adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.
Pada konteks kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat
terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu
hidup mereka. Maksudnya, melalui partisipasi yang diberikan berarti benar-benar
menyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh (aparat) pemerintah sendiri, tetapi juga menuntut keterlibatan
masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidupnya (Mardikanto, 2013)
Berdasarkan hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi atau
peran serta pada dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan
secara aktif dan sukarela baik itu karena alasan-alasan dari dalam (intrinsik)
maupun dari luar (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang
bersangkutan, yang mencakup pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian (pemantauan, evaluasi, pengawasan), serta
pemanfaatan hasil-hasil kegiatan yang dicapai (Mardikanto, 2013).
8
2. Lingkup Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Pembangunan
Terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pembangunan, yaitu partisipasi dalam pengambilan
keputusan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta partisipasi dalam
pemanfaatan hasil-hasil pembangunan (Yadav dalam Mardikanto, 2013).
a. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
Umumnya, setiap program pembangunan masyarakat selalu ditetapkan
sendiri oleh pemerintah pusat yang dalam banyak hal kurang mencerminkan
keinginan dan kebutuhan masyarakat banyak. Oleh karena itu, partisipasi
masyarakat terhadap pembangunan perlu ditumbuhkan melalui pembukaan forum
diskusi yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung dalam
proses pengambilan keputusan tentang program-program pembangunan di
wilayah setempat.
b. Partisipasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan harus diartikan
sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang
tunai, dan atau beragam bentuk korban lainnya yang sepadan dengan manfaat
yang akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pembangunan, harus adanya partisipasi masyarakat pada
pemeliharaan proyek-proyek pembangunan kemasyarakatan yang telah berhasil
diselesaikan. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan khusus untuk mengorganisir
warga masyarakat guna memelihara hasil-hasil pembangunan agar manfaatnya
dapat terus dinikmati dalam jangka panjang.
c. Partisipasi Dalam Pemantauan Dan Evaluasi Pembangunan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program serta proyek pembangunan
sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai sesuai yang diharapkan, juga untuk
memperoleh umpan balik mengenai masalah-masalah dan kendala yang muncul
dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Maka dari itu, partisipasi
masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.
9
d. Partisipasi Dalam Pemanfaatan Hasil Pembangunan
Perlu adanya pemerataan terkait pemanfaatan hasil pembangunan yang
bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak, karena
pemanfaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan
masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang
akan datang.
3. Bentuk – Bentuk Partisipasi
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam
suatu kegiatan. Dosseldorp dalam Mardikanto (2013) menyatakan bentuk-bentuk
kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat dapat berupa :
a. Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat
b. Melibatkan diri pada diskusi kelompok
c. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakkan
partisipasi masyarakat yang lain
d. Menggerakkan sumberdaya masyarakat
e. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan
f. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya.
4. Tingkat Partisipasi
Wilcox dalam Mardikanto (2013) menyatakan, dilihat dari tingkat atau
tahapan partisipasi terdapat 5 (lima) tingkatan, antara lain :
a. Memberikan informasi (information)
b. Konsultasi (consultation) yaitu menawarkan pendapat, sebagai pendengar
yang baik untuk memberikan umpan balik tetapi tidak terlibat dalam
implementasi ide dan gagasan tersebut
c. Pengambilan keputusan bersama (deciding together), dalam arti memberi
dukungan terhadap ide, gagasan, pilihan-pilihan serta mengembangkan
peluang yang diperlukan guna pengambilan keputusan
d. Bertindak bersama (acting together), dalam arti tidak sekedar ikut serta dalam
pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam
pelaksanaan kegiatannya
10
e. Memberikan dukungan (supporting independent community interest) dimana
kelompok-kelompok lokal menawarkan pendanaan, nasehat, dan dukungan
lain untuk mengembangkan agenda kegiatan.
5. Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Teoh dalam Hutasoit, dkk (2015) kelapa sawit (Elaeis guinensis
Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil
minyak nabati untuk produk makanan, minyak industri, maupun bahan bakar
nabati (biodiesel). Banyaknya variasi produk turunan minyak kelapa sawit
menyebabkan tanaman ini memiliki nilai strategis dan memberikan kontribusi
yang tinggi terhadap pendapatan ekspor bagi Indonesia. Adapun klasifikasi
tanaman kelapa sawit menurut Pahan dalam Efriani (2016) sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Berdasarkan tebal cangkang atau tempurung, daging buah, dan warna
kulit buahnya, tipe tanaman kelapa sawit terbagi tia yaitu tipe Dura, Psifera, dan
Tenera. Anatomi kelapa sawit yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah. Kelapa
sawit merupakan tanaman monokotil yang memiliki akar serabut. Daun kelapa
sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat
duri-duri halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat lebih dari 9 meter.
Jumlah anak dan dalam satu pelepah daun adalah 100-160 pasang. Jumlah pelepah
daun yang optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah sebanyak 40-50
pelepah daun. Bunga kelapa sawit berumah satu, dimana pada satu btang terdapat
bunga jantan dan betina. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang
(cross pollination). Buah kelapa sawit akan masak setelah 5 bulan penyerbukan.
Buah kelapa sawit terdiri dari kulit buah, daging buah, cangkang, inti dan
endosperm (Silalahi, 2017).
11
6. Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit
Peremajaan adalah upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan
penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan tanaman baru, baik secara
keseluruhan maupun secara bertahap termasuk penanganan resiko kebun seperti
yang terkena dampak pengaturan tata ruang wilayah, kawasan hutan dan kesatuan
hidrologis gambut. Peremajaan Kebun Plasma kelapa sawit adalah peremajaan
kebun petani plasma pola PIR yang mulai ditanam sekitar tahun 1980-an, yang
secara teknis sudah tidak produktif dan perlu diremajakan. Peremajaan Kebun
Swadaya kelapa sawit adalah penataan kawasan dan penanaman ulang tanaman
kelapa sawit yang belum menggunakan benih unggul bersertifikasi (illegitim),
belum disertai bimbingan dan pendampingan serta pemanfaatan agroinput secara
swadaya (Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor:
29/Kpts/KB.120/3/2017).
Menurut pendapat Saputri (2018), replanting merupakan proses
peremajaan kebun kelapa sawit yaitu dengan mengganti pohon kelapa sawit yang
telah berusia 20-25 tahun dengan pohon kelapa sawit yang baru karena pohon
kelapa sawit yang telah berusai 20-25 tahun tidak lagi produktif hasilnya semakin
menurun setiap bulannya. Pohon kelapa sawit ini bisa saja tidak di lakukan
replanting tetapi pohon sawit yang telah berusia tua ini tidak lagi memberi
manfaat yang besar kepada pemiliknya karena tidak produktif dan hasilnya
sedikit.
Pertimbangan dilakukannya peremajaan yaitu umur ekonomis tanaman
kelapa sawit adalah sekitar 25 tahun. Tanaman kelapa sawit yang melewati umur
ekonomis harus segera diremajakan untuk memperbaiki produktivitas yang
menurun tajam. Standar produktivitas yang dapat dijadikan patokan masa
Peremajaan adalah sekitar 10 ton TBS/ha/tahun. Selain produktivitas, efektivitas
panen dan kerapatan tanaman menjadi pertimbangan lain dalam penentuan masa
Peremajaan. Efektivitas panen akan rendah apabila ketinggian pohon kelapa sawit
telah melebihi 12 meter. Selain itu, peremajaan perlu dilakukan apabila kerapatan
tanaman <80 pohon/ha (Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
18/Permentan/KB.330/5/2016).
12
7. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) adalah upaya pengembangan
perkebunan dengan melakukan penggantian tanaman tua/tidak produktif dengan
tanaman baru, baik secara keseluruhan maupun secara bertahap (Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).
Jenis peremajaan yang dilakukan dalam program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) ada 2 yaitu peremajaan dini dan peremajaan reguler. Peremajaan
dini dilakukan pada Kebun Swadaya yang menggunakan benih tidak unggul
(illegitim) meskipun belum memasuki umur 25 tahun dengan produksi ≤ 10
ton/ha/tahun. Sedangkan peremajaan reguler dilakukan pada Kebun Plasma pola
PIR yang telah berumur 25 tahun. Dukungan pengembangan kelapa sawit ini
diberikan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)
kepada pekebun yang tergabung dalam kelompoktani, gabungan kelompoktani,
koperasi, maupun kelembagaan lainnya (Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan
Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017).
Pembiayaan pelaksanaan peremajaan ini menggunakan dana pungutan
ekspor produk sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan
Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan alokasi sebesar Rp 25.000.000 per hektar. Dana
ini dikombinasikan dengan dana swadaya petani serta dapat dikombinasikan juga
dengan dana perbankan atau sumber pendanaan lain yang dapat meringankan
beban petani. Petani yang mengikuti program, dipastikan memenuhi aspek
legalitas lahan. Sementara yang belum memenuhi dibantu penyiapan legalitasnya.
Pelaksanaan peremajaan dilakukan dengan prinsip sustainability, antara lain
lokasi lahan yang sesuai, pembukaan lahan yang memenuhi kaidah konservasi,
penerapan budidaya yang baik, pengelolaan lingkungan, dan kelembagaan.
Menjamin praktik yang berdasarkan prinsip sustainability, peserta program wajib
untuk mendapatkan sertifikasi ISPO pada panen pertama (Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit, 2018).
Pada pelaksanaan kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit menurut
Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017,
penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan dilaksanakan melalui pelatihan.
Pelatihan kepada pelaku utama, kelompok tani, gapoktan, koperasi dan
13
kelembagaan petani lainnya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan,
keterampilan dan merubah sikap mental petani untuk mampu melakukan atau
mengerjakan peremajaan tanaman kelapa sawit, diantaranya yaitu:
a. Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Petani
Pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan kebersamaan petani dalam
kelompok sehingga tercipta kesadaran diantara sesama anggota untuk
melaksanakan kegiatan usaha secara bersama-sama dalam wadah kelompok
produktif.
b. Pelatihan Teknik Budidaya
Pelatihan ini bertujuan agar petani mampu melaksanakan kegiatan tata
kelola budidaya kelapa sawit sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian yang
mengatur tentang budidaya kelapa sawit yang baik. Pelatihan ini antara lain
berupa pelatihan usaha perbenihan, peremajaan, pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman), pemeliharaan tanaman dan diversifikasi usaha.
Pelaksanaan teknis peremajaan tanaman kelapa sawit pada program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor:18/Permentan/KB.330/5/2016 yang mengatur tentang
pedoman peremajaan perkebunan kelapa sawit, antara lain meliputi :
a. Menumbang Dan Mencacah (Chipping)
1) Penumbangan tanaman umumnya dilakukan dengan menggunakan alat berat,
namun dapat juga dilakukan secara manual untuk skala yang lebih kecil.
2) Penumbangan dengan menggunakan alat berat dilakukan dengan mendorong
pohon kelapa sawit yang sudah tua sampai roboh. Untuk penumbangan secara
manual dapat dilakukan dengan menggunakan kapak ataupun gergaji mesin.
3) Tanaman ditumbang searah dengan jalur penanaman dan disusun dalam
rumpukan dengan arah utara selatan di area bekas jalan kontrol (pasar pikul).
4) Setelah ditumbang dan dirumpuk, maka batang kelapa sawit langsung di cacah
(chipping). Pencacahan dilakukan pada saat tanaman masih segar. Jika batang
sudah kering akan sulit dicacah. Pencacahan batang/pelepah dilakukan
menggunakan excavator dengan bucket khusus untuk chipping. Pencacahan
batang dimaksudkan untuk mempercepat proses dekomposisi.
14
b. Pancang Titik Tanam
Pola penanaman menggunakan pola segitiga sama sisi dengan jarak antar
tanaman tergantung pada kondisi lahan, bahan tanaman dan iklim. Berikut
populasi tanaman pada berbagai jarak :
Tabel 1. Populasi Kelapa Sawit Pada Berbagai Jarak Tanam
Jarak Antar Pohon (m) Jarak Antar Barisan (m) Populasi (pohon)
9,00 7,80 143
9,30 8,05 133
9,40 8,14 130
9,50 8,22 128
Sumber : Keputusan Dirjenbun Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017
c. Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang penanaman dibuat dengan dimensi panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan
dalam 40 cm. Tanah galian bagian atas dan bawah dipisahkan. Bekas akar di
dalam lubang tanam harus dibersihkan. Setelah lubang tanam selesai,
kemudian diisi dengan bahan organik seperti tandan kosong sawit.
2) Lubang tanam pada dapat dibuat dengan alat hole digger yang ditarik oleh
traktor roda ban (TRB).
3) Pancang dikembalikan ketempat semula setelah selesai pembuatan lubang
tanam. Untuk keseragaman ukuran lubang, setiap pekerja pembuat lubang harus
dilengkapi mal sesuai dengan ukuran lubang.
d. Pengangkutan Dan Ecer Benih Siap Salur
1) Benih siap salur yang baik untuk dipindahkan ke lapangan adalah berumur 10
(sepuluh) sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
2) Benih siap salur harus sudah terseleksi, kondisi baik, tidak terserang hama dan
penyakit, dan sesuai dengan standar vegetatif. Benih harus sudah disiapkan 2
(dua) minggu sebelum tanam.
3) Dalam satu blok sebaiknya ditanam benih yang berasal dari satu jenis
persilangan. hal ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman pada blok tersebut
seragam.
4) Benih siap salur harus disiram secukupnya untuk mengantisipasi apabila
setelah ditanam tidak turun hujan.
15
5) Jumlah benih siap salur yang akan ditanam harus disesuaikan dengan
kemampuan tenaga kerja, truk pengangkut, kondisi jalan, iklim dan
lain-lain agar benih siap salur yang diangkut pada hari tersebut dapat tertanam
seluruhnya (tidak menginap) di lapangan.
6) Pada saat pengangkutan ke lapangan, penyusunan benih siap salur tidak boleh
saling tindih. hal ini dilakukan agar kondisi benih siap salur sampai ke
lapangan dalam kondisi baik.
7) Benih siap salur diturunkan pada areal supplypoint yang telah ditentukan yang
kemudian diangkut dan diecer di sisi lubang tanam.
8) Di setiap lubang tanam ditempatkan satu benih siap salur.
e. Penanaman Kelapa Sawit
1) Polibag dirobek dan dilepas sebelum benih siap salur dimasukkan ke dalam
lubang tanam.
2) Waktu penanaman kelapa sawit antar lokasi umumnya berbeda-beda
tergantung pada situasi iklim setempat.
3) Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan dimana pada saat
kondisi tanah cukup lembab, maka kondisi benih yang dipindah ke lapangan
dapat segera beradaptasi dengan baik.
4) Benih siap salur dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi yang tegak
lurus (diatur sedemikian rupa agar tidak miring), kemudian tanah dipadatkan
dan dibuat piringan pohon dengan lebar 1 meter.
f. Konsolidasi Tanaman
1) Tanaman yang mati, rusak, tumbang, terserang hama, dan abnormal, perlu
dilakukan inventarisasi ulang 1 (satu) bulan setelah tanam.
2) Tanaman yang mati, rusak, atau tumbang dibuat tanda khusus (patok
pancang). hal ini digunakan untuk mempermudah pemeriksaan dan
konsolidasi tanaman di lapangan.
3) Tanaman yang miring ditegakkan kembali sekaligus memadatkan tanah di
sekitarnya. Tanaman yang mati, rusak berat, dan abnormal perlu disisip
sesegera mungkin agar pertumbuhannya tidak tertinggal dan sebaiknya
menggunakan benih yang telah disediakan untuk sisipan (5%).
16
g. Pembersihan Gulma
Pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dapat dilakukan
secara manual (menggaruk) ataupun cara kimia (penyemprotan). Pembersihan
piringan dilakukan secara manual dari semua jenis tumbuhan/tanaman, sehingga
piringan bersih dari rumput/gulma.
h. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pada tanaman TBM, dosis pupuk ditentukan berdasarkan jenis tanah dan
umur tanaman. Dosis umum yang digunakan dalam pemupukan kelapa sawit
belum menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Dosis Umum Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Pada Tanah Mineral Uraian Umur
(bulan)
Dosis Pupuk (gram/pohon)
Jika Memakai Pupuk Tunggal
Urea RP TSP MOP Dol Borax CuSO4
Lubang Tanam - 250 - - 500 - -
TBM 1 1 150 - - - - - -
3 250 - 350 150 250 - -
5 250 - - 250 250 - -
8 500 - 500 350 500 25 25
12 500 - 500 500 - - -
Jumlah 1.650 250 850 1.250 2000 25 25
Catatan:
1. Pupuk Lubang Tanaman=RP = 250 gram/lubang dan 500 gram/ lubang Dolomit
2. Dosis Mikro seperti ZnSO4 diberikan sebanyak 25-50 gr ketika tanaman mengalami defisiensi
i. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian OPT dilaksanakan mengikuti konsep Pengendalian hama
Terpadu (PHT) yaitu upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT
dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang
dikembangkan dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara
ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Tindakan pengendalian dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan.
17
8. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Petani
a. Luas Lahan
Khakheili dan Zamani dalam Anggreany, dkk (2016) menyatakan bahwa
luas lahan merupakan salah satu faktor yang membuat petani dapat berpartisipasi
aktif dalam mengelola irigasi. Luas lahan akan menentukan partisipasi petani
terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang dikuasai akan mempengaruhi
anggota untuk mengolah lahan (Iwan dalam Sitopu dkk, 2010).
b. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang paling diinginkan dan diharapkan dalam
melakukan suatu usaha, besar tidaknya pendapatan tergantung kepada besar
tidaknya volume yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Pendapatan
mempunyai arti sebagai penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu,
dimana tingkat pendapatan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu usaha.
Pendapatan sangatlah berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan suatu
usaha yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan kegiatan peremajaan perkebunan
kelapa sawit, petani akan mengalami kehilangan pendapatan selama 4 tahun
kedepan, karena tempat dan mata pencaharian mereka sedang diremajakan
seingga tingkat pendapatan mereka akan berkurang (Pambela dkk, 2012).
Hasil penelitian Syahza dalam Pambela, dkk (2012) memaparkan bahwa
tingkat pendapatan petani yang bersumber dari kelapa sawit sebesar Rp.1.911.993
per bulan (90,30%) dan non kelapa sawit sebesar Rp.252.310 per bulan (9.70%).
Sehingga total pendapatan petani plasma per bulan sebesar Rp. 2.117.302 atau
25.407.624 per tahun. Jika dilakukan peremajaan petani akan kehilangan
pendapatan sebesar Rp.2.117.302 per bulan atau Rp. 25.407.624 per tahun.
c. Motivasi
Menurut Malta dalam Anggreany, dkk (2016) motivasi merupakan modal
yang sangat penting bagi petani untuk menunjang kesuksesan dalam berusahatani
di mana motivasi yang tinggi diperlukan untuk mendorong petani dalam
berusahatani dan menerima atau mengadopsi informasi atau teknologi yang baru
guna meningkatkan hasil usahataninya.
18
Sebagian besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan
replanting karena petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak
kehilangan mata pencahariannya. Motivasi lain petani adalah adanya bantuan
dana (hibah) dan demplot percontohan dari pemerintah. Petani lain yang telah
melihat demplot percontohan dan juga melihat secara langsung proses
pelaksanaan dan hasil yang diperoleh membuat petani mau ikut melaksanakan
replanting, walaupun dengan teknik yang berbeda dengan yang dianjurkan oleh
pemerintah (Anggreany dkk, 2016).
d. Tabungan
Tabungan sudah menjadi keharusan bagi setiap orang karena memang
tabungan merupakan suatu aset yang akan di gunakan di masa yang akan datang
jika memang diperlukan. Sama halnya pada saat ini para petani kelapa sawit yang
sedang melakukan peremajaan kebun (replanting) sedang dalam masa sulit untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Keberhasilan hidup setiap orang
pastilah berbeda-beda jika ada yang sudah memiliki kebun kelapa sawit yang lain
sebagai cara persiapan menghadapi peremajaan kebun (replanting) ada juga petani
kelapa sawit yang tidak memiliki kebun kelapa sawit yang lain maka dari itu
mereka memanfaatkan tabungan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Saputri, 2018).
e. Pengalaman
Semakin lama petani berusaha tani, semakin cenderung mempunyai sikap
yang lebih berani dalam mengambil dan menanggung resiko penerapan teknologi
baru atau perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dibidang pertanian.
Pengambilan keputusan juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang
akan diperoleh nantinya (Pambela dkk, 2012).
f. Bantuan Modal
Faktor modal merupakan faktor yang sangat memberatkan petani ketika
peremajaan akan dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
petani, mereka rata-rata tidak akan sanggup melakukan peremajaan apabila
dilaksanakan dengan modal sendiri. Rencana anggaran biaya tanaman ulang (TU)
19
untuk 874 ha di Sei Tapung membutuhkan dana sebesar Rp. 16.696.169.789,-
dengan per hektarnya sebesar Rp. 19.103.169. (Pambela dkk, 2012)
Penelitian Syahza dalam Pambela, dkk (2012) memaparkan bahwa tingkat
pendapatan petani yang bersumber dari kelapa sawit sebesar Rp. 1.911.993
perbulan (90,30%) dan non kelapa sawit sebesar Rp. 252.302 atau Rp. 25.407.624
per tahun. Apabila dana-dana tersbut dihubungkan dengan dana-dana yang sudah
dihimpun petani melalui tabungan kelompok, maka dana tersebut masilah jauh
dari kekurangan untuk kegiatan peremajaan perkebunan kelapa sawit.
g. Ketersediaan Sarana Produksi
Aspek input merupakan segala sesuatu yang diikutsertakan dalam proses
produksi. Melalui aspek input dapat diketahui kemudahan bagi petani dalam
memperoleh input untuk mengembangkan usaha perkebunannya. Usaha
pengembangan kebun tersebut misalnya melakukan peremajaan saat tanaman
sudah tidak produktif lagi. Akses input yang dimaksud misalnya akses petani
untuk memperoleh benih, pupuk, herbisida, maupun pestisida (Hutasoit dkk,
2015).
Ketersediaan jenis sarana produksi merupakan penunjang dalam
pelaksanaan replanting kelapa sawit. Sarana produksi yang dibutuhkan dalam
proses replanting antara lain meliputi benih kelapa sawit yang bersertifikat,
pupuk, serta obat-obatan seperti obat pengendalian hama dan penyakit serta lain
sebagainya. Banyak petani menyatakan bahwa sarana produksi tidak mudah
didapatkan terutama benih kelapa sawit yang bersertifikat jika pun cukup tersedia
dan mudah didapatkan, harganya relatif tinggi. Kesulitan mendapatkan benih,
pupuk dan obat-obatan yang bersubsidi sangat dirasakan dan meresahkan para
petani. Sumarno dalam Anggreany, dkk (2016) menyatakan bahwa perilaku
petani dalam menetapkan ide baru dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi.
Berbagai kendala yang dihadapi oleh petani membuat petani kesulitan mengelola
usahataninya.
20
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Jurnal pengkajian terdahulu mengenai partisipasi petani menjadi salah satu
literatur atau acuan untuk pengkajian yang dilakukan. Berikut ini merupakan
beberapa literatur jurnal yang digunakan.
1. Penelitian oleh Shinta Anggreany, dkk (2016) dengan judul “Partisipasi Petani
Dalam Replanting Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi” memiliki kesimpulan yaitu
tingkat partisipasi petani dalam replanting kelapa sawit termasuk kategori rendah, salah
satunya dikarenakan faktor ekonomi. Partisipasi petani dalam kegiatan replanting pada
aspek teknik budidaya tergolong sedang yaitu petani aktif melakukan perawatan
namun hanya sebagian kecil yang mengunakan benih bersertifikat dan melakukan
penumbangan tidak sesuai dengan anjuran pemerintah. Faktor eksternal yang
penting diperhatikan agar petani dapat mengembangkan pengetahuannya
sehingga memiliki persepsi inovasi yang positif terhadap replanting kelapa sawit
adalah tingkat ketersediaan dari sarana produksi khususnya menggunaan benih
unggul yang bersertifikat.
2. Penelitian oleh Farmelia R. Hutasoit, dkk (2015) dengan judul kajian
“Analisis Persepsi Petani Kelapa Sawit Swadaya Bersertifikatsi RSPO Dalam
Menghadapi Kegiatan Peremajaan Kelapa Sawit Di Kecamatan Ukui
Kabupaten Pelalawan” memiliki kesimpulan yakni persepsi petani dalam
penelitian ini dilihat dari berbagai aspek diantaranya aspek input, aspek
finansial, aspek pasar, aspek teknologi, aspek kelembagaan, dan aspek
pendapatan. Analisis persepsi dengan mengukur keenam aspek peremajaan
memperlihatkan tingkat persepsi petani yang sangat baik yang
mengindikasikan bahwa tingkat partisipasi petani untuk melakukan
peremajaan akan lebih baik sekaligus menunjukkan bahwa petani siap untuk
melakukan kegiatan peremajaan.
21
C. Kerangka Pikir
Gambar 1. Kerangka Pikir Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)
Faktor Internal
X1. Luas Lahan
X2. Pendapatan
X3. Motivasi
X4. Tabungan
X5. Pengalaman
Faktor Eksternal
X6. Bantuan Modal
X7. Ketersediaan Saprodi
Tujuan
1. Mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan siginifikan dengan
partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?
2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan signifikan dengan partisipasi
petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?
Metode Penentuan Sampel
Proportional Random
Sampling
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kuesioner
4. Pencatatan
Teknik Analisis Data
1. Skala Likert
2. Korelasi Rank
Spearman
Partisipasi Petani Dalam
Pelaksanaan Program Peremajaan
Sawit Rakyat (Y)
22
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan pengkajian maka hipotesis dalam
pengkajian ini adalah :
1. Diduga tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat rendah.
2. Diduga adanya hubungan signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan,
kesempatan, motivasi, tabungan, pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan
saprodi terhadap partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
23
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Pengkajian ini telah dilaksanakan pada 25 Maret – 24 Mei 2019 di Desa
Selayang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
penentuan lokasi penelitian dilakuka secara sengaja (purposive), yaitu berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan pengkajian.
Pertimbanganya antara lain (1) secara metodologis, seluruh pengkajian terpenuhi
dan dapat dilakukan di lokasi tersebut, (2) secara geografis dan ekonomis lokasi
penelitian tergolong efisien, mudah dijangkau oleh peneliti dan (3) merupakan
salah satu Kecamatan dilaksanakannya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
B. Batasan Operasional
1. Definisi Operasional
a. Faktor-faktor partisipasi petani (X) yang berhubungan dengan pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR):
1) Luas lahan merupakan luasan areal perkebunan kelapa sawit yang sedang
diusahakan oleh petani. Maksud faktor luas lahan dalam pengkajian ini
adalah kaitan antara luas lahan yang dikelola petani dengan partisipasinya
dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur
dengan skala likert.
2) Pendapatan merupakan imbalan atau upah yang diterima petani dari
pekerjaan yang dilakukannya (baik dari usahatani maupun non-usahatani)
untuk mencari nafkah. Maksud faktor pendapatan dalam pengkajian ini
adalah kaitan antara jumlah pendapatan yang diperoleh petani dengan
partisipasinya dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
dan diukur dengan skala likert.
3) Motivasi merupakan dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu
karena alasan tertentu. Maksud faktor motivasi dalam pengkajian ini
adalah dorongan atau keinginan petani untuk ikut serta dalam kegiatan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur dengan skala likert.
24
4) Tabungan merupakan aset yang akan di gunakan di masa yang akan
datang jika memang diperlukan. Maksud faktor tabungan dalam
pengkajian ini adalah kaitan ada tidaknya tabungan yang dimiliki petani
sebagai persiapan untuk menhadapi masa replanting dengan partisipasinya
dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur
dengan skala likert.
5) Pengalaman merupakan lamanya waktu petani dalam berusaha tani.
Maksud faktor pengalaman dalam pengkajian ini adalah kaitan
pengalaman yang dimiliki petani selama berusahatani kelapa sawit dengan
partisipasinya dalam kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
dan diukur dengan skala likert.
6) Bantuan modal merupakan bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah
atau pihak lain yang bisa digunakan untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Maksud faktor bantuan modal dalam pengkajian ini adalah pengaruh ada
tidaknya bantuan modal yang diterima petani dengan partisipasinya dalam
kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan diukur dengan
skala likert.
7) Ketersediaan saprodi merupakan kesiapan suatu sarana produksi untuk
dapat digunakan diwaktu yang telah ditentukan. Maksud faktor
ketersediaan saprodi dalam pengkajian ini adalah kesiapan sarana produksi
yang dibutuhkan oleh petani dalam pelaksanaan kegiatan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) meliputi benih kelapa sawit, pupuk dan
pestisida di kios atau koperasi sapsodi terdekat. Indikator pada variabel ini
adalah ketersediaan dan kemudahan mendapatkan sarana produksi yang
diukur dengan skala likert.
b. Partisipasi petani dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (Y) yaitu
keikutsertaan atau keterlibatan petani dalam pelaksanaan kegiatan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Indikator dalam pengkajian ini, antara lain :
1) Pengambilan keputusan, maksudnya pada pengkajian ini adalah
keterlibatan petani pada kegiatan forum diskusi dalam menyusun rencana
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari segi tenaga,
waktu, pikiran dan biaya yang diukur dengan skala likert.
25
2) Pelaksanaan, maksudnya dalam pengkajian ini adalah keterlibatan petani pada
kegiatan pelatihan dan teknis peremajaan kelapa sawit dalam pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari segi tenaga, waktu, pikiran dan
biaya yang diukur dengan skala likert.
3) Pemantauan dan evaluasi dalam pengkajian ini maksudnya keterlibatan petani
dalam memantau atau mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan
kelapa sawit yang dilakukan baik dari segi tenaga, waktu, pikiran dan biaya
yang diukur dengan skala likert.
4) Pemanfaatan hasil dalam pengkajian ini maksudnya keterlibatan petani dalam
memelihara hasil dari proyek pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) dari segi tenaga, waktu, pikiran dan biaya yang diukur dengan skala
likert. Hasil dari proyek yang dimaksud adalah tertanamnya kelapa sawit yang
produktif di lahan petani. Kegiatan pemeliharan yang dimaksud dalam
pengkajian ini adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan
sanitasi lahan.
2. Pengukuran Variabel
Berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan pada batasan operasional, untuk membuat instrumen pengkajian perlu
terlebih dahulu melakukan pengukuran pada masing-masing faktor atau variabel.
Variabel tersebut akan diuraikan sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah
ditentukan, kemudian dilakukan pemberian skor dari kriteria-kriteria yang ada
tersebut. Untuk keperluan analisis kuantitatif sesuai pengkajian ini, pemberian
skor merujuk pada skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan
terdiri lima alternatif jawaban mengugunakan yaitu skor 5 berarti sangat setuju,
skor 4 berarti setuju, skor 3 berarti ragu-ragu, skor 2 berarti tidak setuju, dan
skor 1 berarti sangat tidak setuju (Sugiyono, 2017).
26
Tabel 3. Pengukuran Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)
No. Variabel Indikator Kriteria Skor
1. Luas Lahan Luas lahan yang
dikelola petani
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
2. Pendapatan
Jumlah pendapatan
petani dalam satu
bulan
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
a) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
3. Motivasi Motivasi petani
untuk melakukan
peremajaan kelapa
sawit
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
4. Tabungan Pengaruh tabungan
yang dimiliki petani
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
5. Pengalaman Pengalaman petani
selama berkebun
kelapa sawit
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedaag
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
6. Bantuan Modal Pengaruh bantuan
modal bagi petani
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
7. Ketersediaaan
Saprodi
Ketersediaan
dan kemudahan
mendapatkan saprodi
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
27
Tabel 4. Pengukuran Variabel Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program
Peremajaan Sawit R akyat (Y)
No. Variabel Batasan Yang
Diukur Indikator Kriteria Skor
1.
Partisipasi
petani dalam
pelaksanaan
program PSR
Keterlibatan
petani dalam
pengambilan
keputusan pada
forum diskusi
Tenaga
Waktu
Pikiran
Biaya
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
Keterlibatan
petani dalam
mengikuti
kegiatan
pelatihan dan
teknis
peremajaan
Tenaga
Waktu
Pikiran
Biaya
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
Keterlibatan
petani dalam
pemantauan dan
evaluasi
pelaksanaan
peremajaan
kelapa sawit
Tenaga
Waktu
Pikiran
Biaya
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
Keterlibatan
petani dalam
pemanfaatan
hasil dengan
memelihara
tanaman kelapa
sawit
Tenaga
Waktu
Pikiran
Biaya
a) Sangat Tinggi
b) Tinggi
c) Sedang
d) Rendah
e) Sangat Rendah
5
4
3
2
1
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah untuk mencari permasalahan yang
akan dikaji
b. Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada dan
melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
c. Menyusun proposal pengkajian dan mengkosultasikannya dengan dosen
pembimbing hingga disetujui
28
d. Melaksanakan seminar proposal
e. Melakukan perbaikan proposal
f. Melaksanaan pengkajian sesuai lokasi yang telah dipilih
g. Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada populasi diluar sampel
h. Melakukan pengenalan dengan responden lalu mengumpulkan data dengan
teknik pengumpulan yang telah dipilih
i. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden
j. Melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS
untuk mempermudah pengerjaan
k. Lakukan interpretasi data berdasarkan hasil yang telah diperoleh
l. Menyusun laporan hasil pengkajian dan mengkosultasikannya dengan dosen
pembimbing hingga disetujui
m. Melaksanakan seminar hasil dan dilanjutkan dengan ujian komprehensif.
2. Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil observasi lapangan dan
wawancara serta pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner berisi sejumlah
pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan partisipasi petani dalam
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Data sekunder diperoleh dari berbagai
sumber, seperti BPS, buku, jurnal, artikel ilmiah dan dari instansi pemerintah atau
lembaga terkait pengkajian ini seperti Kantor Desa, BPP Kecamatan Selesai,
Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, dan lain-lain.
b. Teknik Pengumpulan Data
Pada pengkajian ini, data primer dan data sekunder diperoleh dengan
menggunakan beberapa teknik, yaitu :
1) Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan langsung ke lahan kelapa sawit petani dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2) Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab
dengan responden penelitian sesuai pedoman wawancara dan kuesioner
29
yang telah disiapkan. Wawancara mendalam (Indepth interview), yaitu
pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara
mendalam kepada responden guna memperoleh data yang belum
terungkap dari kuesioner yang diberikan.
3) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden
untuk kemudian dijawabnya.
4) Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan jalan mencatat hal-hal yang
perlu dilakukan dalam penelitian yang diperoleh dari responden, maupun
instansi terkait pengkajian.
c. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin dikaji.
Pengambilan populasi dalam pengkajian secara sengaja (purposive) yaitu
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
pengkajian. Populasi pada pengkajian ini adalah seluruh anggota kelompok tani
yang memiliki kebun kelapa sawit tua (tidak produktif) dan telah melakukan
peremajakan (replanting) melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Terdapat tiga kelompok tani antara lain
kelompok tani tandan berduri, tandan segar dan sawit berduri dengan jumlah
keseluruhan 60 orang anggota kelompok.
Di Kecamatan Selesai, hanya Desa Selayang yang kebun kelapa sawitnya
sudah tidak produktif atau telah memasuki masa peremajaan bahkan sudah
melewati waktu yang seharusnya, sehingga dapat di katakan sudah pada kondisi
darurat, dan kini telah melaksanakan peremajaan melalui program pemerintah.
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang akan dijadikan objek
pengkajian. Salah satu cara menentukan jumlah sampel dengan menggunakan
rumus Taro Yamane.
30
Adapun rumus Yamane dalam Harahap dan Effendy (2017) yaitu :
n =
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
d = Nilai presisi yang diinginkan (misal 5% atau 10%)
Menggunakan rumus Yamane dengan nilai presisi 10%, maka jumlah sampel
yang di ambil dari total anggota populasi yang telah ditetapkan adalah :
n =
n =
n =
n =
= 37,5 (38 orang)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel yang diambil
dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 38 orang pekebun dan tersebar di tiga
kelompok tani. Penentuan responden menggunakan metode Proportional Random
Sampling, yaitu penentuan responden dengan memperhatikan proporsi setiap
sub-populasi atau kelompok yang diwakilinya dan pengambilan sampel dari setiap
sub-populasi dilakukan secara random (Situmorang dan Paningkat, 2017). Dalam
hal ini dilakukan dengan undian untuk menentukan responden dari jumlah sampel
yang telah diketahui. Penentuan jumlah responden untuk masing-masing
kelompok tani ditentukan dengan rumus :
Ni =
× n
Keterangan :
Ni = Jumlah sampel perkelompok / perwakilan sampel
Nk = Jumlah populasi perkelompok
N = Jumlah populasi keseluruhan
n = Jumlah sampel keseluruhan
31
Tabel 5. Jumlah Populasi Dan Sampel Pengkajian Di Kec. Selesai
No. Desa Kelompok tani
Perkebunan
Jlh Anggota
Poktan
Jlh Perwakilan
Sampel
1. Selayang Tandan Berduri 20 (20/60) × 38 = 13
Tandan Segar 20 (20/60) × 38 = 13
Sawit Berduri 20 (20/60) × 38 = 12
Jumlah 60 38
Sumber : Analisis Data Sekunder (2018)
3. Analisis Data
Pengumpulan data melalui kuesioner akan efektif apabila dilakukan
beberapa pengujian didalamnya, seperti uji validitas dan reliabilitas. Untuk lebih
memudahkan pengujian validitas dan reliabilitas ini digunakan program SPSS.
Pengujian hipotesis dalam pengkajian ini menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif dan korelasional. Analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk
menjelaskan data secara umum dengan menggunakan frekuensi dan persentase.
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menganalisis tingkat partisipasi petani
terhadap peremajaan tanaman kelapa sawit dan uji statistik non parametrik
korelasi peringkat Rank Spearman dengan bantuan program aplikasi IBM SPSS
(Statistical Package For Social Science) Statistics Version 21.0. digunakan untuk
menganalisis hubungan faktor-faktor partisipasi petani dengan partisipasi petani
dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Penggunaan statistik non
parametrik korelasi Rank Spearman ini lebih tepat karena uji korelasi Rank
Spearman dapat menguji atau mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel.
a. Instrumen
Instrumen adalah alat atau media yang digunakan untuk mengumpulkan
data terkait pengkajian yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam
pengkajian ini adalah kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berkaitan
dengan topik pengkajian.
32
b. Uji Validitas
Validitas adalah kesesuaian instrumen untuk mengumpulkan data yang
diperlukan. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Sedangkan alat ukur yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran (Ismulhadi dan
Hermaya, 2017). Jadi, uji validitas dilakukan untuk menguji instrumen,
menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi alat ukurnya (Harahap dan Effendi, 2017).
Setelah kuesioner dibuat, kemudian diuji coba pada beberapa responden.
Uji validitas dilakukan pada beberapa responden dari populasi yang bukan
termasuk kedalam sampel yaitu sebanyak 15 orang, tentang uji validitas ini dapat
disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut :
1) Uji ini sebenarnya untuk mengetahui kelayakan butir-butir pernyataan
dalam kuesioner tersebut dalam mendefiniskan suatu variabel.
2) Daftar pernyataan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok
variabel tertentu.
3) Uji validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan, dengan cara
membandingkan hasil dengan
4) Jika > pada taraf signifikan α = 0,05 maka butir penyataan
dinyatakan valid (sahih). Sebaliknya, jika < maka butir
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur, sehingga tidak
digunakan lagi dalam pengumpulan data pengkajian (Situmorang dan
Paningkat, 2017).
33
Menghitung validitas instrumen pengkajian, menggunakan rumus korelasi
Pearson Product Moment (Situmorang dan Paningkat, 2017), sebagai berikut :
r =
√{ } { }
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
ƩX = Jumlah skor item
ƩY = Jumlah skor total
ƩX² = Jumlah kuadrat skor item
(ƩX)² = Kuadrat jumlah skor item
ƩY² = Jumlah kuadrat skor total
(ƩX)² = Kuadrat jumlah skor total
ƩXY = Jumlah skor item × skor total
Dari hasil uji validitas didapat bahwa sebanyak 55 butir pertanyaan yang
dibuktikan dari perbandingan > , dimana diperoleh dari
output data SPSS sedangkan diperoleh dengan penentuan derajat kebebasan
(dk) = n – 2. Dalam pengujian validitas ini, jumlah responden (n) sebanyak 15
petani, sehingga diperoleh dk = 15-2= 13. Dari tabel r korelasi Pearson Product
Moment diperoleh nilai = 0,514. Hasil uji validitas instrumen yang telah
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani No. Pernyataan Keterangan
Luas Lahan (X1)
1. Pernyataan 1 0,804** 0,514 Valid
2. Pernyataan 2 0,686** 0,514 Valid
3. Pernyataan 3 0,891** 0,514 Valid
Pendapatan (X2)
4. Pernyataan 1 0,670** 0,514 Valid
5. Pernyataan 2 0,678** 0,514 Valid
6. Pernyataan 3 0,884** 0,514 Valid
7. Pernyataan 4 0,683** 0,514 Valid
8. Pernyataan 5 0,892** 0,514 Valid
Motivasi (X3)
9. Pernyataan 1 0,615* 0,514 Valid
10. Pernyataan 2 0,611* 0,514 Valid
11. Pernyataan 3 0,861** 0,514 Valid
12. Pernyataan 4 0,669** 0,514 Valid
13. Pernyataan 5 0,688** 0,514 Valid
34
Lanjutan Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Faktor - Faktor
Partisipasi Petani No. Pernyataan Keterangan
Tabungan (X4)
14. Pernyataan 1 0,872** 0,514 Valid
15. Pernyataan 2 0,912** 0,514 Valid
16. Pernyataan 3 0,674** 0,514 Valid
Pengalaman (X5)
17. Pernyataan 1 0,728** 0,514 Valid
18. Pernyataan 2 0,859** 0,514 Valid
19. Pernyataan 3 0,861** 0,514 Valid
Bantuan Modal (X6)
20. Pernyataan 1 0,640* 0,514 Valid
21. Pernyataan 2 0,784** 0,514 Valid
22. Pernyataan 3 0,801** 0,514 Valid
23. Pernyataan 4 0,760** 0,514 Valid
Ketersediaan Saprodi (X7)
24. Pernyataan 1 0,730** 0,514 Valid
25. Pernyataan 2 0,760** 0,514 Valid
26. Pernyataan 3 0,827** 0,514 Valid
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Kuesioner Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat No. Pernyataan Keterangan
Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program PSR (Y)
- Pengambilan Keputusan
1. Pernyataan 1 0,785** 0,514 Valid
2. Pernyataan 2 0,663** 0,514 Valid
3. Pernyataan 3 0,555* 0,514 Valid
4. Pernyataan 4 0,726** 0,514 Valid
5. Pernyataan 5 0,619* 0,514 Valid
6. Pernyataan 6 0,554* 0,514 Valid
- Pelaksanaan
7. Pernyataan 7 0,760** 0,514 Valid
8. Pernyataan 8 0,727** 0,514 Valid
9. Pernyataan 9 0,617* 0,514 Valid
10. Pernyataan 10 0,832** 0,514 Valid
11. Pernyataan 11 0,641** 0,514 Valid
12. Pernyataan 12 0,567* 0,514 Valid
13. Pernyataan 13 0,591* 0,514 Valid
14. Pernyataan 14 0,727** 0,514 Valid
15. Pernyataan 15 0,600* 0,514 Valid
- Pengawasan dan Evaluasi
16. Pernyataan 16 0,825** 0,514 Valid
17. Pernyataan 17 0,625* 0,514 Valid
18. Pernyataan 18 0,674** 0,514 Valid
19. Pernyataan 19 0,553* 0,514 Valid
20. Pernyataan 20 0,714** 0,514 Valid
21. Pernyataan 21 0,549* 0,514 Valid
22. Pernyataan 22 0,636* 0,514 Valid
Pemanfaatan Hasil
23. Pernyataan 23 0,579* 0,514 Valid
24. Pernyataan 24 0,649** 0,514 Valid
25. Pernyataan 25 0,556* 0,514 Valid
26. Pernyataan 26 0,553* 0,514 Valid
27. Pernyataan 27 0,646** 0,514 Valid
28. Pernyataan 28 0,606* 0,514 Valid
29. Pernyataan 29 0,702** 0,514 Valid
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
35
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketelitian instrumen untuk memperoleh hasil yang sama
pada penggunaan yang berulang-ulang. Pada sasaran yang sama oleh orang yang
sama, atau memperoleh hasil yang sama jika digunakan oleh orang yang berbeda
pada sasaran yang sama. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam arti
harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha yang bertujuan untuk menguji instrumen
dengan alternatif jawaban per butir pertanyaan >2 (lebih dari dua). Adapun rumus
Cronbach’s Alpha, yaitu (Ismulhadi dan Hermaya, 2017) :
r = (
) (
∑
)
Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir item
Ʃ = Jumlah varian skor tiap-tiap item
= Jumlah Varian total
Suatu variabel dikatakan reliabel apabila memberikan nilai
Cronbach’s Alpha > 0,600. Sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,600
disebut tidak reliable. Hasil uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat
No. Variabel Cronbach’s
Alpha
Nilai
Minimum Keterangan
1. Luas Lahan 0,705 0,600 Reliabel
2. Pendapatan 0,800 0,600 Reliabel
3. Motivasi 0,716 0,600 Reliabel
4. Tabungan 0,750 0,600 Reliabel
5. Pengalaman 0,747 0,600 Reliabel
6. Bantuan Modal 0,739 0,600 Reliabel
7. Ketersediaam Saprodi 0,656 0,600 Reliabel
8. Partisipasi Petani
- Pengambilan Keputusan 0,725 0,600 Reliabel
- Pelaksanaan 0,845 0,600 Reliabel
- Pengawasan dan Evaluasi 0,771 0,600 Reliabel
- Pemanfaatan Hasil 0,720 0,600 Reliabel
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
36
d. Pengujian Hipotesis I
Pengujian hipotesis I tentang tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menggunakan skala likert. Penggunaan
skala likert dikarenakan dalam pengkajian ini membahas partisipasi petani dalam
peremajaan kelapa sawit, yang mana skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam pengkajian, fenomena sosial ini sudah ditetapkan secara spesifik
oleh pengkaji yang selanjutnya disebut sebagai variabel pengkajian
(Sugiyono, 2017).
Kuesioner yang digunakan disusun berdasarkan skala likert yang berisi
sejumlah pertanyaan/penyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.
Untuk keperluan analisis kuantitatif sesuai pengkajian ini, pemberian skor
merujuk pada lima alternatif jawaban yaitu skor 5 berarti sangat setuju, skor 4
berarti setuju, skor 3 berarti ragu-ragu, skor 2 berarti tidak setuju, dan skor 1
berarti sangat tidak setuju (Sugiyono, 2017). Berdasarkan rekapan skor yang
diperoleh dari variabel Y dapat diukur bagaimana tingkat partisipasi petani dalam
peremajaan kelapa sawit di lokasi pengkajian. Untuk mengetahui tingkat (N)
dapat menggunakan rumus dibawah ini (Riduwan dan Sunarto, 2014).
N =
× 100 %
Keterangan :
N = Partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan dan Sunarto, 2014).
0 % - 20 % = Sangat Rendah
21 % - 40 % = Rendah
41 % - 60 % = Sedang
61 % - 80 % = Tinggi
81 % - 100% = Sangat Tinggi
37
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum adalah seperti
dibawah ini.
0% 20% 40% 60 % 80% 100%
Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
Gambar 2. Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat Di Kec. Selesai
e. Uji Hipotesis II
Pengujian hipotesis II tentang hubungan faktor-faktor partisipasi petani
dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk mengukur tingkat
atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun rumus uji koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai
berikut (Siegel dalam Riduwan, 2014).
Menguji tingkat signifikan hubungan menggunakan uji t dengan tingkat
kepercayaan 95%. Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding
dengan kriteria jika > maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sebaliknya jika < maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jumlah sampel
lebih dari 10 (N>10), maka menggunakan rumus (Sarwono, 2006) berikut .
√
Keterangan :
= Nilai atau koefisien korelasi Rank Spearman
d² = Selisih antara ranking dari variabel
n = Jumlah responden penelitian
= Nilai t yang dihitung
38
Kesimpulan:
a. Jika thitung < ttabel (α = 0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor partisipasi petani
dengan tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
b. Jika thitung > ttabel (α = 0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan yang signifikan antara faktor-faktor partisipasi petani dengan
tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian
1. Letak Geografis
Kecamatan Selesai merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 16.773 ha
(167,73 Km2). Kecamatan Selesai terletak antara 03
0 30
’ 30
’’ - 03
0 42
’ 00
” Lintang
Utara dan 980 23
’ 05
” - 98
0 27
’ 47
” Bujur Timur dengan ketinggian 30 meter
diatas permukaan laut. Agar lebih jelas, letak Kecamatan Selesai dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Peta Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Kecamatan Selesai terdiri dari 14 (empat belas) desa/kelurahan dan 101
Dusun antara lain, Kelurahan Nambiki, Tanjung Merahe, Padang Berahrang, Lau
Mulgap, Kuta Parit, Pekan Selesai, Bekulap, Perhiasan, Selayang, Sei Limbat,
Mancang, Kawe Air Hitam, Padang Cermin, dan Selayang Baru.
40
Batas wilayah geografis Kecamatan Selesai antara lain :
a. Sebelah Utara : Kec. Stabat, Kec. Binjai, dan Kec.Wampu
b. Sebelah Selatan : Kec. Sei Bingei dan Kec. Kuala
c. Sebelah Barat : Kec. Wampu dan Kec. Serapit
d. Sebelah Timur : Kec. Binjai, Kec. Sei.Bingai, dan Kota Binjai
2. Topografi
Kecamatan Selesai memiliki topografi tanah datar bergelombang dengan
ketinggian 30 meter diatas permukaan laut. Jenis tanah di Kecamatan Selesai
adalah top solid merah kuning, lempung berdebu dan jenis liat sehingga tingkat
kesuburan tanah bervariasi. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan dengan Ibu Kota
Kabupaten adalah 30 km dengan rata-rata curah hujan 197,75 mm/bulan dan rata-
rata hari hujan 10,92 hari/bulan. Berikut curah hujan dan banyaknya hari hujan
bulan tahun 2018.
Tabel 9. Curah Hujan Dan Banyaknya Hari Hujan Tahun 2018
Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)
Januari 291 21
Februari 62 10
Maret 183 15
April 186 10
Mei 39 7
Juni 34 6
Juli 29 6
Agustus 117 9
September 155 16
Oktober 157 10
November 998 8
Desember 122 13
Jumlah 2373 131
Rata-Rata 197,75 10,92
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan November sebesar 998 mm/bulan dan terendah terjadi pada bulan Juli
sebesar 22 mm/bulan. Sedangkan unutk hari hujan paling banyak terjadi pada
bulan Januari sebanyak 21 hari dan paling sedikit terjadi pada bulan Juni dan Juli
sebanyak 6 hari.
41
3. Keadaan Penduduk
Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kecamatan Selesai sebanyak
18.174 dan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak 73.731 jiwa yang terdiri
dari 37.108 jiwa laki-laki dan 36.623 jiwa perempuan. Data jumlah rumah tangga
dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Selesai dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Rumah Tangga Dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Kec. Selesai
No. Desa/Kelurahan Rumah
Tangga
Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Nambiki 347 717 697 1414
2. Tj. Merahe 644 1342 1306 2648
3. Pd. Berahrang 2917 5918 5883 11801
4. Lau Mulgap 795 1620 1597 3217
5. Kuta Parit 545 1082 1159 2241
6. Pekan Selesai 2825 5798 5604 11402
7. Bekulap 1037 2184 2077 4261
8. Perhiasan 940 1905 1904 3809
9. Selayang 1228 2473 2495 4968
10. Sei Limbat 1831 3732 3668 7400
11. Mancang 937 1903 1875 3778
12. Kw Air Hitam 718 1459 1443 2902
13. Pd. Cermin 2476 5092 5000 10092
14. Selayang Baru 934 1883 1915 3798
Total 18174 37108 36623 73731
Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)
Berdasarkan Tabel 10, jumlah rumah tangga terbanyak adalah desa padang
Berahrang dengan 2.917 rumah tangga dan jumlah rumah tangga paling sedikit
adalah desa Nambiki dengan 347 rumah tangga. Jumlah penduduk terbesar di
Kecamatan Selesai adalah desa Padang Berangrang dengan 11.801 jiwa yang
terdiri dari 5.918 laki-laki dan 5.883 perempuan sedangkan jumlah penduduk
terkecil di Kecamatan Selesai adalah Desa Nambiki dengan 1.414 jiwa yang
terdiri dari 717 laki-laki dan 697 perempuan. Dari tabel diatas, tidak terlalu jauh
perbedaan antara jumlah laki-laki dan perempuan sehingga memudahkan dalam
membagi peran dalam pelaksanaan kegiatan usahatani.
42
Usia penduduk yang berdomisili di Kecamatan Selesai bervariasi, mulai
dari balita hingga anak-anak (0-14 tahun), remaja hingga dewasa (15-29 tahun),
dewasa akhir hingga paru baya (30-44 tahun), parubaya hingga lansia (45-59
tahun), dan lansia lanjutan (>60 tahun). Data jumlah penduduk menurut umur dan
jenis kelamin di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di
Kec. Selesai
No.
Golongan
Kelompok
Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 – 4 3917 3837 7754
2. 5 – 9 3908 3681 7589
3. 10 – 14 3644 3419 7063
4. 15 – 19 3547 3304 6851
5. 20 – 24 3158 3105 6263
6. 25 – 29 2970 2977 5947
7. 30 – 34 2733 2820 5553
8. 35 – 39 2644 2790 5434
9. 40 – 44 2528 2434 4962
10. 45 – 49 2237 2169 4406
11. 50 – 54 1823 1753 3576
12. 55 – 59 1471 1450 2921
13. 60 – 64 979 1024 2003
14. 65 – 69 647 701 1348
15. 70 – 74 460 533 993
16. ≥ 75 442 626 1068
Jumlah 37108 36623 73731
Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003, batas
usia kerja (usia produktif) adalah umur 15-64 tahun, dan jumlah usia tersebut
yang ada di Kecamatan Selesai berjumlah 47.916 jiwa, dimana pada usia
produktif seseorang mampu bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, kemampuan fisik yang optimal dan memiliki respon yang baik dalam
menerima hal-hal baru dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dijalankan
termasuk dalam berusahatani. Pada usia produktif biasanya memiliki kinerja yang
lebih cepat dan semangat yang lebih besar untuk melakukan kegiatan dibidang
pertanian dibandingkan usia yang non produktif.
43
Jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Selesai beragam mulai dari
bidang pertanian, industry/kerajinan, PNS dan TNI/POLRI, perdagangan,
angkutan, buruh dan lainnya. Jumlah penduduk yang sudah bekerja di Kecamatan
Selesai sebanyak 13.579 jiwa yang rinciannya dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kec. Selesai
No Desa/
Kelurahan Petani
Industri/
Kerajinan
PNS,
TNI/
POLRI
Pedagang
Angkutan
Buruh
Lainnya
1. Nambiki 277 11 9 81 4 72 52
2. Tj. Merahe 326 5 13 64 2 163 74 3. Pd. Berahrang 175 168 6 117 3 371 105
4. Lau Mulgap 349 9 21 74 266 117
5. Kuta Parit 236 5 7 105 4 188 65 6. Pekan Selesai 159 54 63 729 7 379 268
7. Bekulap 457 8 5 53 126 147
8. Perhiasan 625 5 6 82 174 85 9. Selayang 811 13 14 138 5 240 71
10. Sei Limbat 521 44 29 263 185 229
11. Mancang 342 19 5 91 2 159 174 12. Kw Air Hitam 528 6 7 119 82 115
13. Pd. Cermin 721 14 37 266 4 186 207
14. Selayang Baru 611 5 4 74 149 13
Jumlah 6138 366 226 2256 31 2740 1822
Sumber : BPS Kabupaten Langkat (2018)
Berdasarkan Tabel 12 jenis pekerjaan yang paling dominan di Kecamatan
Selesai adalah petani dengan jumlah 6.138 jiwa, artinya mayoritas penduduk di
Kecamatan Selesai bekerja di sektor pertanian sedangkan pada posisi selanjutnya
adalah bekerja pada sektor buruh sebanyak 2.740 jiwa, sektor perdagangan
sebanyak 2.256 jiwa, sektor lain-nya sebanyak 1.822 jiwa, sektor industri
sebanyak 366 jiwa, bekerja sebagai PNS dan TNI/POLRI sebanyak 226 jiwa dan
yang bekerja pada sektor angkutan sebanyak 31 jiwa.
4. Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, peranan penting tersebut dalam hal
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Ketersedian bahan pangan tidak
terlepas dari jenis komoditas yang ditanam serta potensi lahan yang cocok atau
sesuai dengan jenis komoditas baik tanaman pangan maupun tanaman
hortikultura. Luas areal panen dan produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat
menggambarkan potensi yang dimilikinya serta kemampuan untuk menghasilkan
bahan pokok bagi masyarakat.
44
Data jumlah luas panen dan produksi tanaman padi dan palawija dirinci menurut
jenis tanaman di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Padi Dan Palawija Di Kec. Selesai
No. Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1. Padi Sawah 4206 31644
2. Jagung 4336 30404
3. Ubi Kayu 25 765
4. Ubi Jalar - -
5. Kedelai - -
6. Kacang Tanah 77 297
7. Kacang Hijau 1 2
Total 8645 63112
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)
Dari Tabel 13 tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Selesai,
potensi yang paling besar adalah komoditas padi sawah dengan luas panen sebesar
4.206 ha dan produksi yang dihasilkan dalam satu tahun sebesar 31.644 ton,
diikuti jagung dengan produksi yang dihasilkan dalam satu tahun sebesar 30.404
ton, ubi kayu sebesar 765 ton, kacang tanah sebesar 297 ton dan kacang hijau
sebesar 2 ton. Selain tanaman pangan, di Kecamatan Selesai juga memiliki
potensi pada tanaman hortikultura. Data jumlah luas panen dan produksi sayur-
sayuran di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 14. Jumlah Luas Panen Dan Produksi Sayur-Sayuran Di Kec. Selesai
No. Komoditas Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1. Ketimun 29 236
2. Kacang Panjang 77 411
3. Cabai 7 32
4. Sawi - -
5. Terong 14 117
6. Kangkung 5 74
Total 132 870
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)
Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa tanaman hortikultura yang paling
berpotensi adalah komoditas kacang panjang dengan produksi yang dihasilkan
dalam satu tahun sebesar 411 ton, diikuti komoditas ketimun sebesar 236 ton,
terong sebesar 117 ton, kangkung sebesar 74 ton, dan cabai sebesar 32 ton.
45
5. Perkebunan
Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di
Kecamatan Selesai. hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya tanaman perkebunan
yang dijumpai di sepanjang jalan seperti kelapa sawit dan kelapa. Komoditi
perkebuan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat di kecamatan
tersebut. Berikut adalah jumlah luas tanam dan produksi tanaman keras
perkebunan rakyat dirinci menurut jenis tanaman di Kecamatan Selesai.
Tabel 15. Jumlah Luas Tanam Dan Produksi Tanaman Keras Perkebunan Rakyat
Di Kec. Selesai
No. Komoditas
Luas Tanam (ha)
Jumlah Produksi
(ton) Belum
Menghasilkan
Menghasilkan
Tidak
Menghasilkan
1. Karet 35 1135 8 1178 1759,25
2. K. Sawit 400 3610 18 4028 66785,00
3. Kakao 50 150 - 200 127,50
4. Kelapa 9 151 - 160 166,10
5. Pinang - 8 - 8 7,00
6. Kapuk 1 7 - 8 3,20
7. Nilam 2 - - - -
8. Aren 14 9 - 23 5,85
Total 511 1821 26 5605 68853.9
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat (2018)
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa komoditas perkebunan yang
memiliki potensi terbesar adalah tanaman kelapa sawit dengan luas areal sebesar
4.028 ha dan produksi 66.785 ton yang tersebar di semua desa yang ada di
Kecamatan tersebut. Diikuti komoditas karet dengan luas areal yaitu 1.178 ha dan
produksi mencapai 1.759,25 ton, lalu tanaman kakao dengan luas areal 200 ha dan
produksi 127,50 ton, tanaman kelapa dengan luas areal 160 ha dan produksi
166,10 ton. Kemudian aren dengan luas areal 23 ha dan produksi 5,85 ton, lalu
pinang dengan luas areal 8 ha dengan produksi 7 ton, dan yang terakhir kapuk
dengan luas areal 8 ha dengan produksi 3,20 ton.
6. Keadaan Lembaga Di Kecamatan Selesai
Kecamatan Selesai memiliki lembaga-lembanga penunjang yang
membantu keperluan atau kepentingan penduduk terutama penduduk yang ada di
Kecamatan Selesai.
46
a. Pendidikan Formal
Kecamatan Selesai mempunyai lembaga jasa pendidikan formal yang
berada di pusat kecamatan dan beberapa desa, lembaga jasa pendidikan formal
yang ada di Kecamatan Selesai berjumlah 767 yang rinciannya dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Lembaga Pendidikan Formal Di Kec. Selesai
No. Lembaga Pendidikan Keterangan Jumlah Lembaga Pendidikan
(Unit)
1. SD Negeri 408
Swasta 40
2. SMP Negeri 118
Swasta 60
3. SMA Negeri 40
Swasta 101
Total 767
Sumber : Selesai Dalam Angka (2018)
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa jumlah lembaga pendidikan formal
yang terdapat di Kecamatan Selesai sebanyak 767 unit yang terdiri dari 448
Sekolah Dasar (SD), 178 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 141 Sekolah
Menengah Atas (SMA).
b. Lembaga Penunjang
Kecamatan Selesai memiliki lembaga penunjang seperti jasa kesehatan,
kantor kepala desa, KUD, Bank, tempat ibadah dan Gapoktan. Untuk lebih
jelasnya lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai
No. Lembaga Penunjang Jumlah Sarana Penunjang (Unit)
1. Jasa kesehatan
Puskesmas
Pustu
Poskesdes
Posyandu
Polindes
1
18
4
68
4
2. Kantor Desa 14
3. Jumlah KUD 1
4. Jumlah BANK 2
47
Lanjutan Tabel 17. Lembaga Penunjang Di Kec. Selesai
No. Lembaga Penunjang Jumlah Sarana Penunjang (Unit)
5. Tempat Ibadah
- Mesjid
- Musholla
- Gereja
- Vihara
72
71
18
1
6. Jumlah Gapoktan 11
Jumlah 285
Sumber : Selesai Dalam Angka (2018)
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa jumlah lembaga penunjang yang ada di
Kecamatan Selesai berjumlah 285 unit. Dengan demikian sudah banyak
lembanga-lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Selesai sehingga dapat
memberikan manfaat bagi penduduk yang ada di Kecamatan tersebut.
c. Data Kelembagaan Petani
Di Kecamatan Selesai terdapat 14 desa yang menjadi wilayah binaan
penyuluh pertanian lapang. Berikut data kelembagaan petani di Kecamatan
Selesai yang terdiri dari kelompoktani dan gabungan kelompoktani yang tersaji
pada Tabel 18.
Tabel 18. Data Kelembagaan Petani Di Kec. Selesai
No. Desa Jumlah
Kelompoktani
Jumlah
GAPOKTAN
1. Nambiki - 1
2. Tj. Merahe 3 1
3. Pd. Berahrang - -
4. Lau Mulgap 8 1
5. Kuta Parit - -
6. Pekan Selesai 1 1
7. Bekulap 10 1
8. Perhiasan 11 1
9. Selayang 11 1
10. Sei Limbat 2 1
11. Mancang - -
12. Kw Air Hitam 6 1
13. Pd. Cermin 11 1
14. Selayang Baru 10 1
Jumlah 73 11
Sumber : Programa Kecamatan Selesai (2018)
48
Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa terdapat 73 kelompoktani dan 11
gabungan kelompoktani. kelompoktani yang paling banyak terdapat di Desa
Perhiasan, Selayang dan Padang Cermin dan kelompoktani yang paling sedikit
terdapat di Desa Sei Limbat.
B. Hasil
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan gambaran identitas dari responden
yang terlibat langsung dalam kegiatan pengkajian. Karakteristik dari responden
diperlukan untuk mengetahui sebagian dari latar belakang kehidupan responden,
yang meliputi umur responden, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.
a. Umur
Umur yaitu lama hidup yang dimiliki responden sampai pada saat
pengkajian dilakukan dan dinyatakan dengan satuan tahun. Umur merupakan
salah satu gambaran kemampuan seseorang untuk bekerja dalam mengelola suatu
kegiatan. Distribusi responden berdasarkan umur selengkapnya disajikan pada
Tabel 19.
Tabel 19. Distribusi Responden Menurut Umur Di Kec. Selesai
No. Klasifikasi Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
1. 37 – 40 7 18
2. 41 – 44 8 21
3. 45 – 48 4 11
4. 49 – 52 6 16
5. 53 – 56 6 16
6. 57 – 60 7 18
Jumlah 38 100
Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa umur 37-40 tahun sebanyak
7 responden atau 18%, umur 41-44 tahun sebanyak 8 responden atau 21%, umur
45-48 tahun sebanyak 4 responden atau 11%, umur 49-52 tahun sebanyak 6
responden atau 16%, umur 53-56 tahun sebanyak 6 responden atau 16%, dan
umur 57-60 tahun sebanyak 7 responden atau 18%.
49
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003, dapat
dipahami bahwa batas umur tenaga kerja yang produktif yaitu umur 15-64 tahun.
Dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa semua responden dalam
pengkajian masih berada pada usia kerja dan produktif. Pada usia produktif
seseorang mampu bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
kemampuan fisik yang optimal dan memiliki respon yang baik untuk menerima
hal-hal baru dalam menunjang kegiatan yang dijalankan dalam berusahatani.
Pada usia produktif biasanya memiliki kinerja yang lebih cepat dan semangat
yang lebih besar untuk melakukan kegiatan dibidang pertanian dibandingkan usia
yang non produktif sehingga usia produktif sangat potensial untuk lebih
meningkatkan peran sertanya dalam setiap kegiatan pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Mernurut pendapat Soekartawi dalam Arlis (2016) menyatakan bahwa
salah satu indikator dalam menentukan produktivitas kerja dalam melakukan
pengembangan usaha adalah tingkat umur, dimana umur petani yang berusia
relatif muda lebih kuat bekerja, cekatan, mudah menerima inovasi baru, tanggap
terhadap lingkungan sekitar bila dibandingkan tenaga kerja yang sudah memiliki
usia yang relatif tua sering menolak inovasi baru.
Berdasarkan hasil kajian dilapangan bahwa pada rentang 37-40 tahun
adalah umur dimana umumnya petani sudah berkeluarga dan sedang mempunyai
tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pada keluarga seperti memberi
nafkah keluarga, maka hal ini juga berkesinambungan dengan umur yang
menggambaran kondisi fisik masih normal untuk melakukan kegiatan usaha tani.
Tingkat umur yang dimiliki oleh seseorang juga akan memperlihatkan aktivitas
kemampuan kerja yang dimiliki, sebab usia produktif akan menghasilkan
pekerjaan yang lebih baik dan mampu melakukan beragam jenis pekerjaan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa petani yang menjadi responden dalam
pengkajian memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam mengelola
usahatani yang dijalankan.
b. Pendidikan Formal
Pendidikan formal responden merupakan jenjang tingkat pendidikan yang
terdiri dari pendidikan formal terakhir yang ditempuh responden di bangku
50
sekolah. Tingkat pendidikan formal responden bertujuan untuk menilai dan
melihat kemampuan berfikir dan kemampuan menganalisa lingkungan masyarakat
dalam menjalankan kinerja dan peran serta terhadap pelaksanaan program
Peremajaan Kelapa Sawit (PSR). Tingkat pendidikan formal responden juga
menjadi salah satu faktor keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya
karena dapat mempengaruhi pola pikir petani serta daya penalaran yang lebih
baik, sehingga makin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin
rasional. Secara umum petani yang berpendidikan tinggi akan lebih baik cara
berfikirnya, sehingga memungkinkan mereka bertindak lebih rasional dalam
mengelola usahatanianya. Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan petani
lebih responsif menerima inovasi atau teknologi baru. Distribusi tingkat
pendidikan formal di Kecamatan Selesai disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Formal Di Kec. Selesai a) No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
1. SD 6 16
2. SMP 9 24
3. SMA 18 47
4. S1 5 13
Jumlah 38 100
Sumber: Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa pendidikan formal lebih didominasi
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 18 responden atau
47%, disusul pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 9
responden atau 24%, pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6 responden atau
16%, dan pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 5 responden atau 13%.
Mengingat program pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun atau hingga
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) maka petani telah memberikan perhatian
yang cukup terhadap pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Melis,
dkk (2016) yang menyimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi biasanya mempunyai perhatian yang besar terhadap kegiatan-kegiatan
pembangunan yang dilakukan, baik pembangunan yang dilakukan pemerintah
maupun yang merupakan swadaya masyarakat. Kenyataan ini memberikan
gambaran bahwa betapa besar pengaruh pendidikan terhadap partisipasi
51
masyarakat dalam pembangunan desa. Petani yang menjadi responden dalam
pengkajian ini telah mengenyam dan memperhatikan akan pentingnya pendidikan
sehingga dapat menunjang dalam kegiatan berkelompok tani. Hal ini disebabkan
faktor kesadaran masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi untuk dapat
berpengaruh terhadap penerimaan dan penilaian suatu inovasi sehingga
mengetahui keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Didukung pendapat
Hanif (2016) yang mengemukakan bahwa peningkatan pendidikan membawa
perubahan-perubahan nilai. Melalui perubahan nilai yang positif, warga
masyarakat memiliki pandangan positif dan mempengaruhi penghayatan terhadap
stimulus kemudian membentuk partisipasi masyarakat.
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin seseorang dapat berdampak pada jenis pekerjaan yang
digelutinya. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap produktifitas kerja
seseorang. Perbedaan fisik antara laki-laki dengan perempuan tentunya akan
berdampak pada hasil kerjanya. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani, petani
tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki tetapi kaum perempuan juga terlibat
dalam kegiatan usahatani. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dibidang
pertanian terkait dengan tenga kerja, dapat memberikan sumbangan bagi
ketahanan rumah tangga petani. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kec. Selesai
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
1. Laki-laki 31 82
2. Perempuan 7 18
Jumlah 38 100
Sumber: Analisis Data Primer (2019)
Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah responden berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 31 responden dengan persentase 82%, sedangkan responden
yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 7 orang atau 18%. Hal ini
menunjukkan bahwa kaum laki-laki memiliki peran yang lebih banyak dalam hal
berusahatani kelapa sawit dibanding perempuan.
52
d. Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor pendukung dalam melakukan
usahatani kelapa sawit. Luas lahan erat kaitannya dengan jumlah produksi dan
pendapatan dan keaktifan petani dalam mengikuti kegiatan kelompok. Adapun
distribusi responden berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Di Kec. Selesai
No. Luas Lahan (ha) Jumlah Responden Persentase (%)
1. 2 38 100
Jumlah 38 100
Sumber: Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa jumlah luas lahan yang
dikelola responden untuk berusahatani sawit keseluruhan sama yakni 2 ha.
Menurut Nurmedika, dkk (2015) menyatakan bahwa lahan sebagai media
tumbuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usahatani. Secara umum
dapat dinyatakan bahwa semakin luas lahan usahatani, semakin tinggi pula
produksi yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan
usahatani, semakin rendah pula produksi yang dihasilkan.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan lamanya petani responden dalam melakukan
kegiatan usahatani kelapa sawit dinyatakan dalam jangka waktu. Pengalaman
dapat mengembangkan kompetensi seseorang dan mengembangkan kemampuan
usahataninya dari pengalaman yang diperoleh (Nurmedika dkk, 2015) Adapun
ditribusi reponden berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Di Kec. Selesai
No. Pengalaman (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
1. 9 – 20 20 53
2. 21 – 32 18 47
Jumlah 38 100
Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)
53
Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa pengalaman berusatani kelapa sawit
9-20 tahun sebanyak 20 responden atau 53% dan 21-32 sebanyak 18 responden
atau 47 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pengalaman
yang cukup baik dan lama dalam berusahatani kelapa sawit. Pengalaman tersebut
memungkinkan petani melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan
sebelumnya dan akan lebih berhati-hati dalam bertindak guna meningkatkan
pendapatan (Susanto dkk, 2014).
f. Pendapatan
Pendapatan merupakan upah yang diterima petani dari pekerjaan yang
dilakukannya baik dari usahatani maupun non usahatani perbulannya yang
dinyatakan dalam bentuk uang besaran Rupiah. Adapun ditribusi reponden
berdasarkan pendapaan dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Distribusi Responden Menurut Pendapatan Di Kec. Selesai
No. Pendapatan (Rp) Jumlah Responden Persentase (%)
1. 1.500.000 – 5.000.000 29 76
2. 5.100.000 – 10.000.000 9 24
Jumlah 38 100
Sumber : Pengolahan Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 24 diketahui bahwa pendapatan petani Rp 1.500.000 -
5.000.000 sebanyak 29 atau 76% responden dan Rp 5.100.000 - 10.000.000
sebanyak 9 responden atau 24%. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani
cukup rendah untuk berusahatani kelapa sawit karena pendapatan ini digabungkan
dari hasil non usahatani. Pendapatan adalah hasil yang paling diinginkan dan
diharapkan dalam melakukan suatu usaha, besar tidaknya pendapatan tergantung
kepada besar tidaknya volume yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut.
Pendapatan mempunyai arti sebagai penghasilan yang diperoleh dalam jangka
waktu tertentu, dimana tingkat pendapatan bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan
suatu usaha. Pendapatan sangatlah berpengaruh besar dalam menentukan
keberhasilan suatu usaha yang dilakukan (Pambela dkk, 2012).
54
C. Pembahasan
1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR)
Tingkat partisipasi petani dalam hal ini adalah keikutsertaan petani dalam
kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang terdiri dari
tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, serta
pemanfaatan hasil. Untuk mengukur tingkat partisipasi ini, instrumen penelitian
disebarkan ke pada 38 responden yang diukur dengan skala likert, kemudian
jawaban dari responden direkapitulasi. Jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan
jumlah skor maksimum dan di kalikan 100%, maka akan di peroleh persentase
skor dan hasilnya akan menentukan bagaimana tingkat partisipasi petani dalam
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) apakah dalam kategori
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengukuran tingkat
partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamatan Selesai tersaji pada Tabel 25.
Tabel 25. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan
Sawit Rakyat Di Kec. Selesai
No.
Partisipasi Petani Skor yang
Diperoleh
Skor
Maksimum
Persentase Kategori
1. Pengambilan Keputusan 727 1140 63% Tinggi
2. Pelaksanaan 985 1710 57% Sedang
3. Pengawasan Dan
Evaluasi
1061 1330 80% Tinggi
4. Pemanfaatan Hasil 1057 1330 80% Tinggi
Jumlah 3830 5510 70% Tinggi
Sumber: Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi secara
keseluruhan dari berbagai tahap yang terdiri dari pengambilan keputusan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pemanfaaatan hasil dalam kategori
tinggi dengan persentase 70%. Jika digambarkan kedalam garis kontinum maka
dapat dilihat pada Gambar 4.
55
70%
0% 20% 40% 60 % 80% 100%
Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
Gambar 4. Garis Kontinum Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat
Berdasarkan gambar 4 diatas, dalam keseluruhan tahap partisipasi petani
yang terdiri dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
serta pemanfaatan hasil dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) berada
dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang
menduga tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat “rendah” ditolak. Hal ini
disebabkan beberapa hal antara lain adanya kesadaran dalam diri petani, keaktifan
petani yang tinggi dalam melaksanakan berbagai kegiatan dari program tersebut
menggambarkan tumbuhnya kesadaran mengenai kondisi yang tidak memuaskan
dan berusaha memperbaiki melalui kegiatan kemasyarakatan. Sejalan dengan
pendapat Verhangen dalam Mardikanto (2013) yang mengungkapkan bahwa
sebagai suatu kegiatan, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi
dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab
dan manfaat. Tumbuhnya partisipasi dilandasi oleh adanya kesadaran yang
dimiliki anggota masyarakat mengenai kondisi yang tidak memuaskan dan harus
diperbaiki, kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan masyarakat,
kemampuan untuk berpartisipasi, dan adanya kepercayaan diri bahwa
konstribusinya bermanfaat bagi kegiatan tersebut.
Tumbuh dan berkembangnya partisipasi petani dalam rangkaian kegiatan
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ini juga didukung faktor
adanya kesempatan dari pemerintah, serta kemauan dan kemampuan petani untuk
berpartisipasi.
56
Partisipasi dalam bentuk pikiran menjadi paling dominan karena
berdasarkan hasil dilapangan petani lebih senang mengutarakan pendapat, ide atau
gagasan maupun solusi untuk menyusun kegiatan, memperlancar pelaksanaan dan
mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan kegiatan yang dikuti oleh petani. Hal ini berhubungan dengan
tingkat pendidikan responden yang tinggi dan umur yang produktif, seperti
pendapat Mantra dalam Wawan (2017) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan.
Responden dalam pengkajian masih berada pada usia kerja dan produktif, dimana
pada usia produktif seseorang mampu memiliki respon yang baik dalam menerima
hal-hal baru dalam menunjang kegiatan yang dijalankan dalam berusahatani.
Partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) ini merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung
jawab petani terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk
memperbaiki mutu hidup mereka. Maksudnya, dari semua kegiatan tahapan
program ini petani menyadari bahwa program yang menjadi kegiatan
pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh aparat
pemerintah saja melainkan juga membutuhkan keterlibatan atau peran serta petani
untuk dapat memperbaiki mutu hidupnya.
Dari Tabel 25 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi petani pada tahap
pengambilan keputusan tergolong tinggi dengan persentase 63% karena pada
tahap ini terdapat kegiatan forum diskusi antar anggota kelompok tani untuk
membuat perencanaan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Sejalan dengan pendapat Yadav dalam Mardikanto (2013) yang menyatakan
bahwa partisipasi masyarakat terhadap pembangunan perlu ditumbuhkan melalui
pembukaan forum diskusi yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi
langsung dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program
pembangunan di wilayah setempat. Berdasarkan kondisi lapangan, responden
memiliki rasa solidaritas antar sesama petani yang cukup tinggi sehingga mau
meluangkan waktu untuk hadir dalam forum diskusi tersebut bertemu dengan
anggota kelompoktani yang lain, mengambil keputusan dan memberikan
57
sumbangan pikiran seperti ide atau gagasan perencanaan ataupun pandangan
terhadap keputusan yang diambil dalam forum diskusi tersebut demi kelancaran
kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawityang direncanakan.
Tingkat partisipasi petani pada tahap pelaksanaan tergolong sedang
dengan persentase 57%, hal ini karena petani enggan berpartispasi dalam bentuk
tenaga dan dana, baik untuk persiapan pelatihan dan juga pelaksanaan teknis
peremajaan kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena petani merasa
mempersiapkan pelatihan dan pelaksanaan teknis peremajaan kelapa sawit bukan
merupakan tugas ataupun tanggung jawab petani. Berdasarkan kondisi di
lapangan, yang menyelenggarakan pelatihan berasal dari dinas yang menangani
urusan di bidang perkebunan kabupaten/kota dan teknis peremajaan dilakukan
oleh mitra kerja atau pihak ketiga dalam hal ini adalah kontraktor. Berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/Kpts/KB.120/3/2017
BPDPKS merupakan badan penyedia dana peremajaan tanaman kelapa sawit yang
dibentuk oleh Pemerintah, lalu penyelenggara pelatihan diutamakan pada lembaga
pelatihan profesional di wilayah setempat atau terdekat dan mendapat
rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perkebunan. Pelaksanaan teknis kelapa
sawit menurut Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor
240/Kpts/KB.120/7/2018 khusus untuk peremajaan kelapa sawit pekebun, salah
satu kemitraan kerja dapat dilakukan dengan cara peremajaan dilakukan oleh
mitra kerja. Mitra kerja dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit antara lain
perbankan, perusahaan perkebunan, kontraktor (benih, alat berat, pupuk, pestisida,
unit pengolahan hasil terdekat yang berpotensi/memiliki sertifikat ISPO), dan
pihak terkait lain.
Tingkat partisipasi petani pada tahap pengawasan dan evaluasi dengan
persentase 80%, hal ini karena petani memiliki kesadaran akan kewajibannya
pada program ini untuk mengikuti pelatihan dan bekerjasama dengan mitra kerja
dalam rangka peremajaan tanaman kelapa sawit dengan cara memantau pekerjaan
para pekerja kontraktor tersebut. Partisipasi pada tahap ini petani tidak hanya
berkontribusi dalam bentuk tenaga tetapi petani juga mau memberikan kontribusi
terhadap waktu, pikiran dan dana karena menyadari akan pentingnya pengawasan
dan evaluasi dari program ini agar tujuan yang diharapkan oleh petani dapat
58
dicapai sesuai harapan. Berdasarkan kondisi di lapangan sebagian petani
melakukan pengawasan dan tidak segan untuk menegur rekan sesama petani
lainnnya yang melakukan kekeliruan pada kegiatan pelatihan peremajaan kelapa
sawit yang diikuti ataupun menegur pekerja yang yang melakukan kecurangan
dalam pelaksanaan teknis kelapa sawit. Petani juga mau mencari tau permasalahan
atau kendala yang terjadi selama dilapangan dan mengumpulkan informasi terkait
perkembangan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang mereka lakukan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Yadav dalam Mardikanto (2013) yang menjelaskan
bahwa kegiatan pemantauan dan evaluasi program serta proyek pembangunan
sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai sesuai yang diharapkan, juga untuk
memperoleh umpan balik mengenai masalah-masalah dan kendala yang muncul
dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Maka dari itu, partisipasi
masyarakat untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
perkembangan kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.
Tingkat partisipasi petani pada tahap pemanfaatan hasil tergolong tinggi
dengan persentase 80% karena petani mau memelihara tanaman kelapa sawit yang
diperolehnya dengan melakukan kegiatan seperti pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit,sanitasi lahan terhadap hasil proyek yang telah peroleh. Petani mau
berpartisipasi dalam bentuk tenaga, waktu, pikiran dan dana pada tahap ini dengan
baik karena sudah dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa berusaha tani
dengan pengalaman pemeliharaan kelapa sawit yang dimiliki. Hal ini sejalan
dengan pendapatnya Slamet dalam Hanif (2016) bahwa pekerjaan atau mata
pencaharian mempengaruhi bentuk partisipasi karena mata pencaharian
berhubungan dengan waktu luang seseorang dan terkait dengan penghasilan yang
diperoleh. Jadi petani bermata pencaharian dari kebun kelapa sawit akan lebih
memberikan waktu luang untuk ikut serta dalam kegiatan yang dapat menunjuang
sumber penghasilannya tersebut.
2. Hubungan Antara Faktor-Faktor Partisipasi Petani Dengan Partisipasi
Petani Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Hubungan antara faktor-faktor partisipasi petani dengan partisipasi dalam
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai
59
Kabupaten Langkat dalam mengkajian ini menggunakan analisis korelasi Rank
Spearman untuk mencari hubungan antara dua variabel. Sarwono (2006)
mengungkapkan bahwa korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada
dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung yang berskala ordinal. Korelasi dapat menghasilkan angka positif dan
angka negatif. Jika korelasi menghasilkan angka positif maka kedua variabel
tersebut bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka
variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka
hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna
jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka
korelasi berkisar antara 0 s/d 1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu maka
hubungan kedua variabel semakin kuat dan jika korelasi mendekati nol maka
hubungan kedua variabel semakin lemah.
Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu
mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat lemahnya korelasi. Adapun
kriterianya sebagi berikut :
a. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1
b. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan
kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut :
1) 0 - 0.25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
2) > 0.25 - 0.5 : Korelasi cukup
3) > 0.5 - 0.75 : Korelasi kuat
4) > 0.75 - 1 : Korelasi sangat kuat
c. Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi negatif menunjukan arah yang
sama hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2
semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menujukan arah berlawanan.
Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil.
d. Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan
2) Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan
60
Mencari signifikansi Hasil analisis data menggunakan aplikasi SPSS
kepada 38 responden tentang hubungan antara faktor-faktor partisipasi petani
dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 26
berikut.
Tabel 26. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Petani Dalam
Pelaksanaan Program PSR Di Kec. Selesai
No. Faktor Partisipasi
Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program PSR
Rs (Rank
Spearman)
Sig.(2-
tailed) thitung ttabel
1. Luas Lahan 0,485**
0,002 3,322 2,719
2. Pendapatan 0,349* 0,032 2,230 2,028
3. Motivasi 0,552**
0,000 3,968 2,719
4. Tabungan 0,220 0,184 1,350 2,028
5. Pengalaman 0,626**
0,000 4,807 2,719
6. Bantuan Modal 0,336* 0,039 2,136 2,028
7. Ketersediaan Saprodi 0,368* 0,023 2,373 2,028
Sumber: Analisis Data Primer (2019)
Keterangan :
Sig.(2-tailed) = menunjukkan probabilitas
ttabel (*) = 2,028
ttabel (**) = 2,719
* = Signifikansi pada α 0,05
** = Signifikansi pada α 0,01
a. Hubungan Luas Lahan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,485**
yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin
luas lahan petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,002
yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (3,322) > ttabel (2,719)
pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan dengan partisipasi petani dalam
61
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai
Kabupaten Langkat.
Berdasarkan wawancara pengkajian yang dilakukan, hal tersebut
dikarenakan dengan semakin luas lahan petani maka akan semakin banyak tenaga
dan biaya yang dikeluarkan serta waktu dan pikiran yang diluangkan baik untuk
membuat perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan
yang dilakukan serta memelihara kelapa sawit. Sehingga luas lahan berhubungan
dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR). Hal ini sejalan dengan pendapat Khakheili dan Zamani dalam Anggreany,
dkk (2016) yang menyatakan bahwa luas lahan merupakan salah satu faktor yang
membuat petani dapat berpartisipasi aktif dalam mengelola irigasi. Didukung
pendapat Iwan dalam Sitopu, dkk (2010) yang menyatakan luas lahan akan
menentukan partisipasi petani terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang
dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk mengolah lahan.
Petani juga beranggapan dengan semakin luas lahan petani yang
diremajakan maka diharapkan semakin besar pula nantinya produksi kelapa sawit
yang dapat dihasilkan dan berpengaruh terhadap tingginya pendapatan sehingga
meningkatkan kesejahteraaan petani. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurmedika,
dkk (2015) yang mengemukakan bahwa lahan sebagai media tumbuh merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi usahatani. Secara umum dapat dinyatakan
bahwa semakin luas lahan usahatani, semakin tinggi pula produksi yang
dihasilkan, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan usahatani, semakin
rendah pula produksi yang dihasilkan. Kemudian didukung oleh pendapat Far-Far
(2011) yang mengungkapkan bahwa lahan merupakan salah satu faktor produksi
yang dapat memproduksi hasil-hasil pertanian. Luas lahan merupakan asset yang
dimiliki petani, dapat mempengaruhi total produksi dan akhirnya mempengaruhi
total pendapatan. Dan sesuai dengan pendapat Arlis (2016) yang menyatakan
bahwa luas lahan akan mempengaruhi besarnya produksi yang diusahakan dan
kesejahteraan yang akan diperoleh petani .
62
b. Hubungan Pendapatan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,349*
yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin
besar pendapatan petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya
0,032 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (2,230) > ttabel
(2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan yang signifikan antara faktor pendapatan dengan partisipasi petani
dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat.
Berdasarkan wawancara dilapangan, hal tersebut dikarenakan dengan
semakin besar pendapatan petani maka akan semakin besar kesempatan petani
untuk berkontribusi biaya dalam pelaksanaan peremajaan agar sesuai
perencanaan dan pemeliharaan kelapa sawit agar memperoleh produksi yang
tinggi. Petani juga beranggapan dengan semakin besar pendapatan petani maka
akan semakin besar kesempatan petani untuk meluangkan waktu membuat
perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan peremajaan
serta memelihara tanaman kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan pendapat Slamet
dalam Hanif (2016) yang menyatakan bahwa pekerjaan atau mata pencaharian
mempengaruhi bentuk partisipasi karena mata pencaharian berhubungan dengan
waktu luang seseorang dan terkait dengan penghasilan yang diperoleh. Jadi petani
bermata pencaharian dari kebun kelapa sawit akan lebih memberikan waktu luang
untuk ikut serta dalam kegiatan yang dapat menunjuang sumber penghasilannya
tersebut.
c. Hubungan Motivasi Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,552**
yang artinya hubungan kuat dan searah yang menunjukkan semakin besar
motivasi petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,000
63
yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (3,968) > ttabel (2,719)
pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan yang signifikan antara faktor motivasi dengan partisipasi petani dalam
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai
Kabupaten Langkat.
Berdasarkan hasil wawancara pengkajian, hal tersebut dikarenakan dengan
semakin besar motivasi petani maka akan semakin besar tenaga dan biaya yang
mau dikeluarkan serta waktu dan pikiran yang mau diluangkan baik untuk
membuat perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan
yang dilakukan serta memelihara kelapa sawit. Petani memiliki motivasi yang
tinggi untuk mengikuti kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) ini karena banyak hal, antara lain untuk meningkatkan rasa solidaritas antar
sesama petani, adanya kesadaran dalam diri petani bahwa peremajaan perlu
dilakukan dan sudah waktunya tanaman kelapa sawit mereka untuk diremajakan,
lalu adanya bantuan modal yang diberikan pemerintah sebagai solusi untuk
meringankan beban petani yang menghadapi masalah permodalan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Anggreany, dkk (2016) yang mengemukakan bahwa sebagian
besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan replanting karena
petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak kehilangan mata
pencahariannya. Motivasi lain petani adalah adanya bantuan dana (hibah) demplot
percontohan dari pemerintah. Petani lain yang telah melihat demplot percontohan
dan juga melihat secara langsung proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh
membuat petani mau ikut melaksanakan replanting.
Selain itu, petani memiliki motivasi yang tinggi karena merasa
mendapatkan kemudahan pengerjaan dalam teknis pelaksanaan peremajaan kelapa
sawit dengan ketersediaan sarana alat berat yang digunakan dalam teknis
peremajaan kelapa sawit. Sehingga petani juga menyadari pentingnya melakukan
pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit
yang dilakukan. Petani juga beranggapan bahwa dengan berpartisipasi dalam
kegiatan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit maka dapat meningkatkan nilai
usaha taninya melalui peningkatan produktivitas dan pendapatannya. Bagi petani,
dengan berpartisipasi dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
64
(PSR) ini dirasa sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Hal tersebut pun sejalan dengan pendapat Triana, dkk (2017) yang menyatakan
bahwa petani memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti program UP2PJK.
Petani yang mengikuti program UP2PJK (Upaya Khusus Peningkatan Produksi
Padi, Jagung, Dan Kedelai) beranggapan dengan mengikuti kegiatan program
UP2PJK dapat mensejahterakan diri mereka sendiri dan keluarganya. para petani
cukup termotivasi untuk mengikuti program UP2PJK karena dapat meningkatkan
produksi, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani padi yang dilakukan.
Dengan demikian petani tidak enggan untuk mengeluarkan tenaga dan
biaya serta waktu dan pikiran yang mau diluangkan baik untuk membuat
perencanaan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi peremajaan yang
dilakukan serta memelihara tanaman kelapa sawit. Diukung pendapat Malta
dalam Anggreany, dkk (2016) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan
modal yang sangat penting bagi petani untuk menunjang kesuksesan dalam
berusahatani di mana motivasi yang tinggi diperlukan untuk mendorong petani
dalam berusahatani dan menerima atau mengadopsi informasi atau teknologi yang
baru guna meningkatkan hasil usahataninya.
d. Hubungan Tabungan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,220 yang artinya hubungan sangat lemah sehingga dianggap tidak ada hubungan
antara motivasi petani dengan partisipasinya dalam pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya 0,184
yang artinya hubungan kedua variabel tidak signifikan. Nilai thitung (1,350) > ttabel
(2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti
tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor tabungan dengan partisipasi
petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat.
Berdasarkan hasil observasi pengkajian, tidak adanya hubungan
dikarenakan petani tetap mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit berapa
pun besar tabungan yang dimiliki petani. Petani menyadari pentingnya dilakukan
65
peremajaan pada tanaman kelapa sawitnya karena umur yang sudah tidak
produktif dan produksi yang terus menurun. Sejalan dengan pendapat
Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa semakin menurunnya produksi
kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak produktif menyadarkan petani
bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus diremajakan.
Berdasarkan hasil wawancara, semua responden memiliki tabungan
dengan masing-masing jumlah tabungan yang berbeda. Menurut Saputri (2018)
kesiapan yang telah dilakukan oleh para petani kelapa sawit untuk menghadapi
peremajaan kebun (replanting) berbeda-beda karena memang persiapan ini
bersifat pribadi jadi setiap orang memiliki kesiapannya sendiri-sendiri. Petani tidak
bisa terus bergantung pada tabungan yang mereka miliki karena tabungan tersebut
perlahan-lahan akan habis. Jika tabungannya sudah habis, petani akan kesulitan
untuk bertahan hidup apabila tanaman kelapa sawitnya tidak diremajakan karena
sebagian besar sumber tabungan mereka pun berasal dari usahatani kelapa sawit.
Oleh karena itu petani tetap harus hidup hemat sampai kebun kelapa sawitnya
menghasilkan kembali atau mencari sumber penghasilan lain diluar usaha kelapa
sawit yang dapat membantu mereka untuk bertahan hidup. Sesuai dengan
penelitian Rahman (2016) yang menyatakan bahwa tabungan masyarakat, pada
dasarnya adalah bagian diri pendapatan yang diterima masyarakat yang tidak
digunakan untuk konsumsi.
e. Hubungan Pengalaman Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,626**
yang artinya hubungan kuat dan searah yang menunjukkan semakin
banyak pengalaman petani semakin besar pula partisipasinya dalam pelaksanaan
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau probabilitasnya
0,000 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai thitung (4,807) > ttabel
(2,719) pada tingkat signifiansi 0,01 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada
hubungan yang signifikan antara faktor pengalaman dengan partisipasi petani
dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat.
66
Berdasarkan hasil wawancara pengkajian, hal tersebut dikarenakan dengan
semakin banyak pengalaman petani maka akan semakin besar kesempatan petani
untuk berkontribusi tenaga, waktu, pikiran dan biaya dalam membuat
perencanaan, membantu melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
peremajaan serta memelihara tanaman kelapa sawit.
Produksi petani kian menurun hingga kini hanya mencapai 6 ton/tahun,
demikian juga pendapatan petani pun ikut menurun. Dari pengalaman yang
dimiliki, petani menyadari peremajaan perlu dilakukan pada tanaman kelapa
sawitnya. Karena hal tersebut petani memiliki motivasi untuk meningkatkan
produktivitas tanaman kelapa sawitnya dan berencana melakukan peremajaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa
semakin menurunnya produksi kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak
produktif menyadarkan petani bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus
diremajakan. Maka dari itu, untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang
peremajaan kelapa sawit petani mau mengikuti forum diksusi perencanaan
peremajaan kelapa sawit sehingga dapat berbagi pikiran dan pengalaman dengan
petani lainnya untuk mengambil keputusan dan membuat perencanaan yang baik
agar berjalan lancar sesuai harapan yang diinginkan. Kondisi ini sejalan dengan
pendapat Harahap, dkk (2018) yang mengemukakan bahwa pengalaman akan
membantu petani dalam pengambilan keputusan. Pengalaman usahatani
memberikan kecenderungan bahwa petani yang bersangkutan memiliki
keterampilan yang relatif tinggi atau sebaliknya. Seorang petani akan cenderung
belajar dari pengalamannya sehingga ia memiliki gambaran dan pertimbangan
seperti apa yang akan dilakukannya demi peningkatan produksi selanjutnya.
Peremajaan kelapa sawit merupakan suatu inovasi baru bagi petani. petani
juga memiliki kekhawatiran tersendiri akan kehilangan sumber pendapatannya
selama tanaman kelapa sawitnya diremajakan. Berdasarkan kondisi dilapangan,
petani melaksanakan peremajaan kelapa sawit dan bernai mengambil resiko
karena menyadari bahwa pentingnya replanting dilakukan. Hal ini didukung
pendapat Pambela, dkk (2012) yang mengemukakan bahwa semakin lama petani
berusaha tani, semakin cenderung mempunyai sikap yang lebih berani dalam
67
mengambil dan menanggung resiko penerapan teknologi baru atau perubahan-
perubahan yang terjadi khususnya dibidang pertanian.
Petani menyadari akan kewajiban mereka untuk mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit agar mengetahui apa yang
yang menjadi kekurangan dan perbaikan untuk kedepannya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Susanto, dkk (2014) yang mengemukakan bahwa pengalaman
memungkinkan petani melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan
sebelumnya dan akan lebih berhati-hati dalam bertindak guna meningkatkan
pendapatan. Makin lama seorang petani menggeluti usahataninya, dapat dikatakan
ia memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut akan membantunya untuk
mencegah hal-hal yang menimbulkan kerugian usaha.
Lamanya petani berkecimpung dan menggeluti usahatani kelapa sawit,
berpengaruh pada kegiatan pemeliharaan kelapa sawit, karena sedikit banyaknya
petani dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang akan terjadi dan berusaha
mencegah ataupun mengatasinya agar kegiatan dapat berjalan sesuai yang
diinginkan. Sejalan dengan pendapat Lamusa (2010) yang menyatakan bahwa
pengalaman seseorang sangat menentukan keterampilan atau kemampuan teknis
dan manajemen dalam mengelola usaha. Semakin lama petani menggeluti
usahataninya maka semakin banyak pengalaman yang diterimanya. Oleh karena
itu, lamanya pengalaman berusaha tani akan membantu petani untuk mencegah
hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian usaha (resiko).
f. Hubungan Bantuan Modal Dengan Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,336*
yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin
besar bantuan modal yang diterima petani semakin besar pula partisipasinya
dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed
atau probabilitasnya 0,039 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai
thitung (2,136) > ttabel (2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor bantuan modal
68
dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
Berdasarkan hasil wawancara, baik ada atau tidaknya bantuan modal yang
diberikan oleh pemerintah, petani akan tetap melakukan peremajaan kelapa sawit.
Hal ini karena petani menyadari bahwa peremajaan perlu dilakukan pada tanaman
kelapa sawit mereka yang sudah menurun produktivitas dan tua umurnya. Sejalan
dengan pendapat Daputra, dkk (2017) yang menyatakan bahwa semakin
menurunnya produksi kelapa sawit karena usia tanaman yang sudah tidak
produktif menyadarkan petani bahwa tanaman kelapa sawit mereka sudah harus
diremajakan. Didukung pendapat Anggreany, dkk (2016) yang mengemukakan
bahwa sebagian besar petani memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan
replanting karena petani menyadari pentingnya melakukan replanting agar tidak
kehilangan mata pencahariannya.
Pada umumnya, peremajaan kelapa sawit sering kali ditunda
pelaksanaannya karena dihadapkan pada masalah permodalan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Pambela, dkk (2012) yang menyatakan bahwa faktor modal
merupakan faktor yang sangat memberatkan petani ketika peremajaan akan
dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan petani, mereka
rata-rata tidak akan sanggup melakukan peremajaan apabila dilaksanakan dengan
modal sendiri.
Dengan adanya bantuan modal, dapat mencukupi modal petani yang
kurang untuk melakukan peremajaan kelapa sawit, sehingga peremajaan tidak
tertunda dan dapat segera dilakukan. Petani juga merasa hal ini meringakan beban
mereka untuk melakukan peremajaan kelapa sawit sehingga lebih bersemangat
dalam mengikuti kegiatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Apabila
semakin besar bantuan modal yang diberikan maka akan semakin banyak tanaman
kelapa sawit yang dapat diremajakan, dan apabila memungkinkan dana tersebut
dapat juga digunakan untuk kegiatan pemeliharaan. Sehingga semakin besar
bantuan modal yang diterima petani semakin besar pula partisipasinya dalam
pelaksanaan Peremaajaan Sawit Rakyat (PSR).
69
g. Hubungan Ketersediaan Sarana Produksi Dengan Partisipasi Petani
Dalam Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Di
Kecamatan Selesai
Berdasarkan Tabel 26, dapat diketahui bahwa nilai correlation coefficient
0,368* *
yang artinya hubungan cukup kuat dan searah yang menunjukkan semakin
tersedia sarana produksi bagi petani semakin besar pula partisipasinya dalam
pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Nilai sig 2-tailed atau
probabilitasnya 0,023 yang artinya hubungan kedua variabel signifikan. Nilai
thitung (2,373) > ttabel (2,028) pada tingkat signifiansi 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor ketersediaan sarana
produksi dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
Dalam melakukan peremajaan dan pemeliharaan kelapa sawit petani
memerlukan sarana produksi seperti benih kelapa sawit, pupuk dan pestisida.
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, hal ini menjadi pertimbangan petani
dalam membuat perencanaan peremajaan kelapa sawit, apakah saprodi di koperasi
atauapun kios tercukupi untuk petani atau tidak. Karena kendala yang dihadapi
petani seringkali masalah ketersediaan benih unggul yang cukup sulit didapat.
Jika pun cukup tersedia dan mudah didapatkan, harganya relatif tinggi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anggreany, dkk (2016) yang manyatakan kesulitan
mendapatkan benih, pupuk dan obat-obatan yang bersubsidi sangat dirasakan dan
meresahkan para petani. Dengan demikiam ini mempengaruhi pengambilan
keputusan petani dalam membuat perencanaan. Dengan cukup tersedia dan
kemudahan mendapatakan saprodi, petani dapat dengan mudah dan lancar untuk
mengikuti forum diskusi serta membuat perencanaan peremajaan kelapa sawit
yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat. Sumarno dalam Anggreany,
dkk (2016) yang mengemukakan bahwa perilaku petani dalam menetapkan ide
baru dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi dan berbagai kendala yang
dihadapi oleh petani membuat petani kesulitan mengelola usahataninya
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, tahapan kegiatan peremajaan
yang dilakukan meliputi penumbangan, merumpuk pokok, pencacahan,
pemancangan titik tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman kelapa sawit.
Dari kegiatan tersebut saprodi yang paling utama dibutuhkan adalah benih kelapa
70
sawit. Apabila benih kelapa sawit tidak tersedia dan sulit untuk didapatkan maka
peremajaan (replanting) tidak dapat dilakukan. Didukung pendapat Wibowo dan
Ahmad (2017) yang mengemukakan bahwa peremajaan kelapa sawit merupakan
kegiatan penggantian tanaman kelapa sawit tua yang sudah tidak ekonomis lagi
dengan tanaman kelapa sawit baru. Tidak bisa disebut peremajaan apabila
tanaman yang lama tidak tergantikan dengan tanaman yang baru atau malah tidak
ada yang ditanam sehingga kebun petani akan terlihat seperti gundul. Jadi, apabila
saprodi yang dibutuhkan tersedia dan mudah didapatkan maka peremajaan kelapa
sawit dapat dilaksanakan dengan baik. Tanpa adanya benih kelapa sawit, petani
juga tidak dapat melakukan penyulaman setelah kegiatan peremajaan dilakukan.
Dalam melakukan pemeliharaan, petani memerlukan sarana produksi
untuk menunjang kegiatan pemeliharaan agar lebih optimal. Ketersediaan dan
kemudahan menemukan sarana produksi yang dibutuhkan di kios atau koperasi
terdekat ternyata membuat petani lebih mudah untuk melaksanaan pemeliharaan.
Apabila tidak tersedia sarana produksi yang dibutuhkan dan sulit untuk
mendapatkannya maka akan meresahkan petani karena pemeliharaan petani tidak
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Falo dalam
Rosadillah, dkk (2017) mengungkapkan ketersediaan sarana dan prasarana yang
cukup dapat membantu petani dalam menerapkan teknologi yang berhubungan
dengan pupuk, pestisida dan benih yang diperoleh dari pelatihan atau kursus.
Dengan demikian, ketersediaan sarana produksi berhubungan dengan partisipasi
petani dalam kegiatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Didukung dengan pendapat Rosadillah, dkk (2017) yang menyatakan bahwa
semakin tersedianya sarana produksi yang diperoleh maka semakin meningkatkan
petani dalam menerapkan pengelolaan tanaman terpadu padi sawah.
71
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pengkajian tentang partisipasi
petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat termasuk kategori
tinggi dengan persentase 70%.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor luas lahan, pendapatan,
motivasi, pengalaman, bantuan modal dan ketersediaan sarana produksi
dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Sedangkan yang
tidak berhubungan adalah faktor tabungan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan
adalah :
1. Perlu adanya peningkatan partisipasi petani dalam pelaksanaan program
Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui penyuluhan pertanian untuk
meningkatkan kemampuan dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit di
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi dari tenaga pendamping secara
berkelanjutan agar tidak terjadi penyimpangan dalam program, sehingga
program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat berlanjut bagi petani
lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencari faktor-faktor lainnya
yang berpengaruh dengan partisipasi petani dalam pelaksanaan Peremajaan
Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Selesai sehingga dapat memberikan
gambaran yang lebih luas terkait pengkajian partisipasi petani dalam
peremajaan kelapa sawit.
72
C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan)
Sebagai bentuk rencana tindak lanjut dari hasil pengkajian partisipasi
petani dalam pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di
Kecamataan Selesai Kabupaten Langkat maka perlu disusun rancangan
penyuluhan pertanian yang disajikan dalam bentuk matriks rencana kegiatan
penyuluhan pertanian sesuai dengan permentan Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
1. Materi
Materi yang akan disuluhkan kepada pekebun kelapa sawit di Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat yaitu tentang peremajaan kelapa sawit. Materi ini
ditentukan karena berdasarkan kondisi di lapangan petani belum berpartisipasi
dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit secara optimal. Penyuluhan yang akan
dilaksanakan harus direncanakan terlebih dahulu dengan membuat Lembar
Persiapan Menyuluh (LPM), Sinopsis dan Matriks Rencana Kegiatan Penyuluhan.
Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan
yang direncanakan sebelum disampaikan kepada para audiens (petani).
2. Media
Media yang digunakan harus sesuai dengan situasi, kondisi dan
karakteristik audiens. Hal ini dimaksudkan agar para petani dapat dengan mudah
mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Sehingga dalam praktiknya
petani dapat menanam tanaman sela agar penggunanan lahannya lebih optimal.
Media yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan tentang peremajaan kelapa
sawit yaitu Poster.
3. Metode
Metode merupakan cara atau teknik dalam menyampaikan materi kepada
petani mengacu pada pendekatan partisipatif yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan keadaan petani. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan
tentang peremajaan kelapa sawit yaitu ceramah dan diskusi.
73
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)
Judul Penyuluhan : Peremajaan Kelapa Sawit
TujuanPenyuluhan : Petani mengetahui peremajaan kelapa sawit sesuai
anjuran dari 70% - 100%
Sasaran Penyuluhan : Petani Kelapa Sawit di Desa Selayang Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat
Tanggal : 17 Oktober 2019
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : Poster
Alat dan Bahan : Kertas koran dan spidol
Waktu : 60 Menit
No Kegiatan Uraian Waktu Ket
1. Pendahuluan - Salam Pembuka/perkenalan
- Penjelasan Tujuan 10 Menit -
2. Isi - Menjelaskan pengertian
peremajaan kelapa sawit
(replanting)
- Menjelaskan kriteria tanaman
kelapa sawit yang diremajakan
- Menjelaskan kegiatan dalam
peremajaan kelapa sawit
- Menjelaskan manfaat
peremajaan kelapa sawit
40 Menit -
3. Pengakhiran - Diskusi
- Penarikan Kesimpulan
- Penutup
20 Menit -
Selesai, 9 Oktober 2019
Disusun Oleh
Miftah Aulifa
Nirm. 01.4.3.15.0359
74
SINOPSIS
Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang mendapat perhatian besar di Indonesia dengan
memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai penghasil minyak nabati untuk
produk makanan, minyak industri, dan bahan bakar nabati (biodiesel). Banyaknya
variasi produk turunan minyak kelapa sawit seperti coklat, sabun, kosmetik dan
lainnya menyebabkan tanaman ini memiliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional dengan menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
pendapatan ekspor bagi Indonesia sebagai sumber perolehan devisa negara.
Mengingat banyaknya kegunaan dari minyak nabati tanaman kelapa sawit,
maka perbaikan disektor ini perlu terus diperbaiki dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman yang sudah menurun dengan cara
meremajakan tanamannya.
A. Pengertian Peremajaan Kelapa Sawit
Peremajaan kelapa sawit yaitu kegiatan penanaman kembali tanaman
kelapa sawit yang umurnya sudah tua dan tidak lagi produktif sehingga semakin
menurun hasilnya setiap bulan.
B. Pertimbangan Peremajaan (Replanting)
Tanaman kelapa sawit yang diremajakan memiliki kriteria yaitu :
1. Umur tanaman kelapa sawit sudah tua dan tidak produktif (>25 tahun)
2. Produktivitas rendah yang mengakibatkan tanaman tidak ekonomis
(<10 ton/TBS/ha/tahun)
3. Bahan tanam tidak unggul (illegitim)
4. Efektivitas panen rendah (tinggi tanaman >12 meter)
5. Kerapatan tanaman rendah (<80 pohon/ha)
6. Tanaman kelapa sawit yang terserang hama dan atau penyakit yang tingkat
serangannya sudah diambang batas toleransi.
75
C. Kegiatan Peremajaan Kelapa Sawit
Kegiatan peremajaan kelapa sawit dapat dilakukan bersama-sama dengan
anggota kelompok tani yang lain. Kegiatan peremajaan kelapa sawit meliputi:
1. Perencanaan, petani bersama anggota kelompok berdiskusi merencanakan
peremajaaan kelapa sawit dengan sangat terperinci baik dari segi
penyediaan dana, tenaga kerja hingga alat apa yang akan dipergunakan
kedepannya melalui pertemuan kelompok.
2. Persiapan, petani bersama anggota kelompok mempersiapkan hal-hal yang
diperlukan untuk melaksanakan peremajaan kelapa sawit seperti
rehabilitasi infrastruktur jalan, parit drainase dan jembatan untuk
memperlancar transportasi di areal kebun, memperoleh ketersediaan bahan
tanam yakni benih unggul kelapa sawit yang bersertifikat dari instansi
terpercaya seperti benih dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS),
memperoleh ketersediaan sarana yang digunakan dalam teknis peremajaan
kelapa sawit seperti alat berat (excavator) atau gergaji mesi, dan persiapan
hal lainnya.
3. Selain rehabilitasi jalan dan parit drainase juga perlu dilakukan perbaikan
jembatan, gorong-gorong, dan titik panen untuk memperlancar transportasi
di areal kebun.
4. Pelatihan, petani bersama anggota kelompok dapat mengikuti pelatihan
yang diselenggarakan oleh intansi terkait tentang teknis peremajaan kelapa
sawit untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan peremajaan.
5. Pelaksanaan teknis peremajaan, petani melalui kelompok dapat
bekerjasama dengan mitra kerja seperti perusahaan perkebunan terdekat
atau kontraktor untuk melaksanakan teknis peremajaan agar memudahkan
petani dalam melaksanakan teknis peremajaan yang paling efektif dan
efisien dari segi pembiayaan, tenaga kerja, waktu dan lain sebagainya.
76
Tahapan pelaksanaan teknis peremajaan kelapa sawit meliputi :
a. Penumbangan tanaman lama
b. Pencacahan batang dan cabang
c. Perumpukan
d. Pemancangan
e. Pembuatan lubang tanam
f. Pengangkutan dan ecer benih siap salur
g. Penanaman kelapa sawit
6. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit, petani
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa sawit dengan
mencari tau permasalahan atau kendala yang terjadi selama dilapangan dan
mengumpulkan informasi terkait perkembangan pelaksanaan peremajaan
kelapa sawit yang dilakukan. Hal ini diperlukan agar tujuan dapat tercapai
sesuai yang diharapkan, kegiatan berjalan tetap sesuai dengan prosedur
pelaksanaan, sebagai antisipasi terjadinya kekeliruan ataupun kesalahan
sehingga dapat segera diperbaiki.
D. Manfaat Peremajaan Kelapa Sawit
Beberapa manfaat dilakukannya peremajaan kelapa sawit yaitu:
1. Peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit, dengan dilakukannya
peremajaan kelapa sawit sesuai anjuan diharapkan produktivitas tanaman
kelapa sawit meningkat (>10 ton/TBS/ha/tahun).
2. Peningkatan pendapatan, dengan hasil produksi kelapa sawit yang tinggi
maka dapat meningkatkan pendapatan petani.
3. Peningkatan kesejahteraan, peningkatan pendapatan petani dari hasil
panen kelapa sawit akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan petani.
4. Peningkatan hasil kualitas panen, peremajaan seesuai anjuran dilakukan
untuk meningkakan mutu. Hal ini dikarenakan penggunaan benih sawit
unggul bersertifikat yang mempengaruhi hasil produksi minyak kelapa
sawit.
77
5. Menjaga luasan lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal, peremajaan
kelapa sawit sesuai anjuran memperhatikan jumlah populasi dalam satu
luasan hektar (sekitar 143 pohon/Ha dengan jarak tanam 9 × 9 m)
6. Produksi kelapa sawit yang berkelanjutan
Sangat dianjurkan melakukan peremajaan peda tanaman kelapa sawit bila
tanaman kelapa sawit sudah memenuhi kriteria peremajaan. Kegiatan penyuluhan
ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi petani dalam peremajaan kelapa
sawit. Semoga penyuluhan yang diberikan dapat bermanfaat. Terima kasih
Selesai, 9 Oktober 2019
Disusun Oleh
Miftah Aulifa
Nirm. 01.4.3.15.0359
78
Tabel 27. Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian
MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
DESA SELAYANG KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2019
No Keadaan Tujuan Masalah
Sasaran Kegiatan Penyuluhan
Pelaku Utama Pelaku
Usaha Petugas
Materi Metode Vol Lokasi Waktu Sumber
Biaya
Penanggung
Jawab Pelaksana Ket.
Wanita
Tani
Taruna
Tani
Petani
Dewasa
L P L P
1 Petani yang
mau
berpartisipasi
dalam
peremajaan
kelapa sawit
sesuai
anjuran
sebesar 70%
Petani mau
berpartisipasi
dalam
peremajaan
kelapa sawit
sesuai
anjuran daari
70% -100%
Petani yang
belum mau
berpartisipasi
dalam
peremajaan
kelapa sawit
sesuai
anjuran
sebesar 30%
- - 11 - - - -
Peremajaan
Kelapa
Sawit
Ceramah,
Diskusi 1
Desa
Selayang
Kec.
Selesai
Oktober
2019 Swadaya
Kepala
BPP
PPL -
79
DAFTAR PUSTAKA
Anggreany, S., P. Muljono, dan D. Sadono. 2016. Partisipasi Petani Dalam
Replanting Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan. Institut
Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Arlis. 2016. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Produksi Padi Sawah Di
Desa Rambah Tengah Barat Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu.
Artikel Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian. Rokan
Hulu.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. 2018. Program Peremajaan
Kebun Kelapa Sawit Rakyat. BPDPKS. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. Luas Tanam Tanaman Kelapa Sawit
Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan, 2010-2015. BPS Kabupaten
Langkat. Langkat.
Daputra, I, A. Lubis, dan P. Nurfathiyah. 2017 Persepsi Petani Plasma Terhadap
Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) Di Desa Rawa Jaya
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin. 2017. Fakultas Pertanian
Universitas Jambi. Jambi.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia
2015-2017: Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.
------------. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2018: Kelapa Sawit.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Efriandi, U. 2016. Respon Pertumbuhan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) Terhadap Pemberian Fungsi Mikoriza Arbuskular Dan Cekaman
Air. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hanif, Muhammad. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam Memberdayakan Warga
Retardasi Mental Dengan Model Asanti Emotan (Studi Kasus Di
Sidoharjo Jambon Ponorogo. Jurnal Studi Sosial. Universitas Persatuan
Guru Republik Indonesia Madiun. Madiun.
Harahap, Nurliana dan Effendy Lukman. 2017. Buku Ajar Evaluasi Penyuluhan
Pertanian. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Harahap, J., Sriyoto, dan E. Yuliarti. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Petani Salak Dalam Memilih Saluran
Pemasaran. Jurnal Agrisep. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
80
Hutasoit, F.R., S. Hutabarat, D. Muwardi. 2015. Analisis Persepsi Petani Kelapa
Sawit Swadaya Bersertifikat RSPO Dalam Menghadapi Kegiatan
Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Ukui Kabupaten
Pelalawan. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Ismulhadi dan Hermaya Rukka. 2017. Metode Penelitian Penyuluhan Pertanian.
Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/kpts/Kb.120/3/2017 tentang
Pedoman Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Pekebun, Pengembangan
Sumber Daya Manusia Dan Bantuan Sarana Dan Prasarana Dalam
Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
------------. Nomor: 240/kpts/Kb.120/7/2018 tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor: 29/kpts/Kb.120/3/2017
tentang Pedoman Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Pekebun,
Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Bantuan Sarana Dan
Prasarana Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Lamusa, A. 2010. Risiko Usahatani Padi Sawah Rumah Tangga Di Daerah
Impenso Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland Jurusan Sosial
Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah.
Nurmedika, M. Basir, dan L. Damayanti Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Pilihan Petani Melakukan Alih Usahatani Di Kecamatan
Rio Pakava Kabupaten Donggala. 2015. Jurnal Agroland. Universitas
Tadulako. Palu.
Mardikanto, T. 2013. Metode Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat Acuan
Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, Dan Peminat/Pemerhati
Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta.
Melis, A., A. Muthalib, dan Apoda. 2016. Analisis Partisipasi Masyarakat Dalan
Pembangunan Desa (Studi Di Desa Wawolesea Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara). Jurnal Ekonomi. Fakultas Ilmu Ekonomi
Universitas Halu Oleo. Wanggudu.
Pambela, R., Yusmini, dan S. Edwina. 2012. Strategi Peremajaan Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit Pola Plasma Di Desa Sari Galuh Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
33/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Pengembangan Perkebunan melalui
Program Revitalisasi Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta.
81
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:
18/Permentan/KB.330/5/2016 tentang Pedoman Peremajaan Perkebunan
Kelapa Sawit. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 4279. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Putra, B.A. 2017. Partisipasi Petani Plasma Dalam Kegiatan Peremajaan Kelapa
Sawit Eks Pola PIR BUN Di Koperasi Perkebunan Sawit Perintis PIR
BUN OPHIR Pasaman Barat. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Padang.
Riduwan dan Sunarto. 2014. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Rosadillah, R., A. Farchiya dan D. Susanto. 2017. Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai,
Sulawesi Tengah. Jurnal Penyuluhan. Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Saputri, Een. 2018. Kesiapan Petani Kelapa Sawit Dalam Menghadapi
Peremajaan Kebun (Replanting) Di Kampung Delima Jaya Kecamatan
Kerincci Kanan Kabupaten Siak. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Riau. Riau.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
Silalahi, Firman R.L dan Krisnawati Endang. 2017. Buku Ajar Teknologi Produksi
Tanaman Keras. Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan Dan
Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Sitopu, R., L. Fauzia, dan Jufri. 2012. Partisipasi Petani Dalam Penerapan
Usahaani Padi Organik. Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Situmorang, Benyamin dan Paningkat Siburian. 2017. Penelitian Pendidikan
Konsep Dan Implikasi. Pussid Universitas Negeri Medan. Medan.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Susanto, H., M. Antara, dan Sisfahyuni. 2014. Analisis Pendapatan Dan
Kelayakan Usahatani Padi Sawah Di Desa Karawana Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis. Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako. Palu.
82
Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku. Nuha
Medika.Yogyakarta.
Wibowo, W.H. dan Ahmad Junaedi. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq) di Seruyan Estate, Minamas Plantation Group, Seruyan,
Kalimantan Tengah. Buletin Agrohorti. Departemen Agronomi Dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Triana, R.S., K.K. Rangga, dan B. Viantimala, , 2018. Partisipasi Petani Dalam
Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai
(UP2PJK) Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
83
Lampiran 1. Kuesioner Pengkajian
KATA PENGANTAR
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Lampiran : Satu Berkas
Kepada Yth : Bapak/Ibu
Di-
Tempat.
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) di Politeknik
Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan, sebagai salah satus syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr.), Bapak/Ibu diharapkan untuk
mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini merupakan pernyataan-pernyataan tentang data yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan. Semua jawaban yang Bapak/Ibu berikan
adalah benar, maka dari itu Bapak/Ibu/ Sdr tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam
memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/
Saudara lakukan dan rasakan saat ini.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai
harganya, atas kesedian Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2019
Hormat saya,
Miftah Aulifa
84
A. Data Responden
1. Nama : .............................................................
2. Jenis Kelamin : .............................................................
3. Umur : ..............tahun
4. Alamat :..............................................................
5. Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/ D3/ S1/ S2
6. Luas Lahan : ............. Ha
7. Nama Poktan : .............................................................
8. Kecamatan : Selesai
9. Kabupaten : Langkat
*Coret yang tidak perlu
B. Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab
pertanyaan yang ada.
2. Beri tanda (√) pada kolom yang Bapak/Ibu pilih sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
3. Pilihlah salah satu jawaban pertanyaan (tidak boleh dua atau tiga)
4. Ada 5 kriteria penilaian dengan alternatif jawaban yaitu :
a. Sangat Tinggi (SS) Nilai = 5
b. Tinggi (S) Nilai = 4
c. Sedang (RR) Nilai = 3
d. Rendah (TS) Nilai = 2
d. Sangat Rendah (STS) Nilai = 1
Data responden dan semua informasi yang diberikan akan dijamin
kerahasiaanya, oleh sebab itu dimohon untuk mengisi kuesioner dengan
sebenarnya dan seobjektif mungkin.
No.Responden
85
Pernyataan Variabel Faktor-Faktor Partisipasi Petani (X)
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
A. Luas Lahan (X1)
1. Saya mau ikut serta melaksanakan kegiatan peremajaan
kelapa sawit, walau lahan yang saya miliki sempit
2. Semakin luas lahan saya, maka akan semakin besar
partisipasi saya melakukan peremajaan kelapa sawit
3. Berapa pun luas lahan yang saya punya, saya akan
melakukan peremajaan kelapa sawit
B. Pendapatan (X2)
1. Saya akan melaksanakan peremajaan kelapa sawit walau
pendapatan yang saya miliki rendah
2. Semakin tinggi pendapatan saya, semakin besar partisipasi
saya melaksanakan peremajaan kelapa sawit
3. Saya mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit
karena masih mendapatkan hasil dari kebun kelapa sawit
sendiri yang masih menghasilkan
4. Saya memiliki penghasilan lain diluar usaha kelapa sawit
yang dapat membantu saya memenuhi kebutuhan hidup
selama mengikuti kegiatan peremajaan kelapa sawit
5. Saya akan melakukan peremajaan kelapa sawit berapa pun
pendapatan yang saya miliki
C. Motivasi (X3)
1. Saya mau ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit
karena dapat meningkatkan rasa solidaritas sesama petani
2. Saya mau turut serta melaksanakan peremajaan kelapa
sawit karena adanya bantuan modal yang saya terima dari
pemerintah
3. Saya mau ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit
karena didukung dengan sarana yang memadai dalam
pengerjaannya
4. Saya mau terlibat dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit
karena saya rasa kegiatan ini dapat meningkatkan nilai
usaha tani saya
5. Saya ikut dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit ini
karena merasa akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan
saya
D. Tabungan (X4)
1. Saya ikut serta dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit
ini karena merasa sudah memiliki tabungan yang cukup
sebagai persiapan untuk bertahan hidup selama
menghadapi masa replanting
86
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
2. Saya memanfaatkan tabungan yang saya miliki untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama
menghadapi masa replanting
3. Apabila saya tidak memiliki tabungan ataupun dirasa
belum cukup sebagai persiapan mengadapi replanting,
saya tetap mau mengikuti kegiatan peremajaan kelapa
sawit ini
E. Pengalaman (X5)
1. Dengan pengalaman berkebun kelapa sawit, saya
menyadari bahwa peremajaan perlu dilakukan
2. Saya ikut serta dalam kegiatan ini karena menyadari
bahwa sudah waktunya kebun sawit saya untuk
diremajakan
3. Saya ikut serta dalam kegiatan karena memiliki
pengalaman tentang peremajaan kelapa sawit yang dapat
memudahkan saya dalam pelaksanaan kegiatannya
F. Bantuan Modal (X6)
1. Saya ikut serta dalam kegiatan ini karena adanya bantuan
modal yang dirasa dapat meringankan beban saya untuk
dapat melakukan peremajaan kelapa sawit
2. Adanya bantuan modal membuat saya lebih bersemangat
ikut serta dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit
3. Saya merasa bantuan modal yang saya terima sangat
bermanfaat untuk melakukan peremajaan kelapa sawit
4. Saya akan melaksanakan peremajaan kelapa sawit
meskipun ada atau tidaknya bantuan modal yang
diberikan oleh pemerintah
G. Ketersediaan Saprodi (X7)
1. Dengan cukup tersedianya saprodi yang saya butuhkan di
kios atau koperasi terdekat, saya merasa mendapat
kemudahan untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan
peremajaan kelapa sawit
2. Dengan kemudahan menemukan saprodi yang saya
butuhkan di kios atau koperasi terdekat, saya merasa
mendapat keringan an untuk ikut serta dalam
pelaksanakan kegiatan peremajaan kelapa sawit
3. Saya akan melakukan peremajaan kelapa sawit walau
cukup tersedia atau tidaknya dan mudah atau sulitnya
mendapatkan saprodi yang saya butuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan replanting di kios atau koperasi
terdekat sehingga harus mencari ke daerah lain
87
Pernyataan Variabel Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pelaksanaan
Program Sawit Rakyat (Y)
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
Tahap Pengambilan Keputusan
1. Saya mau terlibat membantu persiapan kegiatan forum
diskusi dalam merencanakan peremajaan kelapa sawit
2. Saya mau meluangkan waktu untuk mengikuti forum
diskusi dalam membuat perencanaan melaksanaan
peremajaan kelapa sawit
3. Saya mau meluangkan waktu untuk membuat
perencanaan untuk melaksanakan peremajaan kelapa
sawit
4. Jika dimintai tanggapan, saya akan memberikan pendapat
pada forum diskusi demi kelancaran kegiatan
perencanaan peremajaan kelapa sawit
5. Dalam pengambilan keputusan, saya mau ikut
memberikan pandangan untuk menanggapi keputusan
yang diambil saat forum diskusi perencanaan peremajaan
kelapa sawit
6. Jika dibutuhkan, saya mau memberikan bantuan dana
pada kegiatan forum diskusi peremajaan kelapa sawit
agar berjalan lancar
Tahap Pelaksanaan
7. Saya mau mengeluarkan tenaga dalam membantu
persiapan kegiatan pelatihan terkait peremajaan kelapa
sawit
8. Saya mau mengeluarkan tenaga dalam pelaksanaan teknis
peremajaan kelapa sawit agar lebih cepat selesai
9. Saya akan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan
pelatihan terkait peremajaan kelapa sawit
10. Saya mau meluangkan waktu untuk ikut terlibat dalam
pelaksanaan peremajaan kelapa sawit
11. Saya mau meluangkan waktu untuk mencari tau kendala
atau permasalahan yang terjadi di lapangan terkait
pelaksanaan peremajaan kelapa sawit
12. Jika dimintai tanggapan, saya akan memberikan pendapat
pada kegiatan pelatihan peremajaan kelapa sawit yang
saya ikuti
13. Bila dibutukan, saya akan mengusulkan pendapat untuk
membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
lapangan dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit
88
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
14. Saya akan memberi bantuan dana dalam kegiatan
pelatihan tentang peremajaan kelapa sawit jika diperlukan
15. Bila dibutuhkan, saya mau berkontribusi dana dalam
teknis pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang saya
lakukan agar berjalan lancar
Tahap Pengawasan dan Evaluasi
16. Saya akan menegur pekerja yang melakukan kekeliruan
atau kecurangan dalam pelaksanakan kegiatan peremajaan
kelapa sawit
17. Saya akan menegur orang yang berusaha merusak hasil
proyek bantuan yang diberikan pemerintah terkait
peremajaan kelapa sawit
18. Saya akan meluangkan waktu untuk melakukan
pemantauan peremajaan kelapa sawit yang saya lakukan
19. Dengan adanya evaluasi, saya mau meluangkan waktu
untuk mengumpulkan informasi terkait perkembangan
pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang saya lakukan
20. Saya akan memberikan masukan/pendapat terkait
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan peremajaan kelapa
sawit yang dilakukan
21. Saya mau memberikan saran sebagai solusi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
peremajaan kelapa sawit
22. Jika dibutuhkan, saya mau mengeluarkan dana untuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan peremajaan
kelapa sawit yang saya lakukan
Tahap Pemanfaatan Hasil
23. Saya ikut memanfaatkan hasil pelaksanaan kegiatan
peremajaan kelapa sawit dengan melakukan
pemeliharaan ( pemupukan, pengendalian hama dan
penyakit,sanitasi lahan) terhadap hasil proyek yang saya
peroleh
24. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk melakukan
pemupukan jika memang sudah waktu nya tanaman sawit
hasil proyek untuk dipupuk
25. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk melakukan
pengawasan serangan hama dan penyakit pada tanaman
sawit hasil proyek dan mengendalikannya sebelum
kerugiannnya dibatas ambang ekonomi
26. Saya ikut serta meluangkan waktu untuk mengendalikan
gulma secara rutin yang banyak tumbuh menganggu
disekitar tanaman sawit hasil proyek sehingga
memudahkan pengawasan dan melakukan pemupukan
ataupun penyemprotan
89
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
27. Saya mau meluangkan waktu untuk mencari tau solusi
apabila terdapat masalah selama masa pemeliharaan
kelapa sawit TBM yang saya ataupun rekan lainnya
lakukan agar dapat diatasi dengan baik sesegera mungkin
28 Jika dibutuhkan, saya mau memberikan usulan kepada
rekan saya untuk membantu menyelesaikan masalah
apabila terjadi kendala dalam pemeliharaan hasil proyek
peremajaan kelapa sawit yang dilakukan
29. Saya mau mengeluarkan dana untuk memelihara proyek
bantuan peremajaan kelapa sawit yang saya peroleh
90
Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Validitas Dan Reliabilitas
No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
1 2 3 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 4 Total 1 2 3 Total
1 Robin 4 5 5 14 5 5 4 5 5 24 5 3 5 4 5 22 4 5 5 14 5 5 3 13 4 5 5 4 18 4 4 5 13
2 Tiodor 4 5 5 14 5 5 5 5 5 25 5 2 4 5 5 21 5 4 4 13 5 5 3 13 4 5 5 5 19 3 4 4 11
3 Sekina 5 4 5 14 4 5 4 2 4 19 3 3 4 5 4 19 3 4 5 12 4 5 3 12 4 5 4 4 17 4 4 5 13
4 Novita 4 4 4 12 3 4 2 4 3 16 4 3 4 4 4 19 3 4 4 11 4 4 2 10 4 4 4 4 16 3 4 4 11
5 Tominar 5 5 5 15 4 5 4 5 4 22 5 2 5 4 5 21 4 5 5 14 4 3 2 9 5 5 5 4 19 4 5 5 14
6 Markus 4 5 5 14 4 4 2 2 4 16 4 2 4 5 4 19 3 4 5 12 5 4 3 12 4 5 5 4 18 3 4 5 12
7 Mida 4 4 5 13 3 4 3 4 3 17 4 2 3 3 3 15 4 5 4 13 4 5 3 12 4 4 5 4 17 4 4 4 12
8 Elfuad 5 4 5 14 4 5 4 5 4 22 5 2 5 4 4 20 4 4 4 12 3 4 2 9 5 4 5 4 18 4 4 4 12
9 Aldi 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25 5 2 5 5 5 22 5 5 5 15 4 4 3 11 5 5 5 5 20 5 5 5 15
10 Mila 4 4 4 12 4 3 3 5 4 19 4 3 5 5 4 21 4 4 4 11 3 4 3 10 4 4 4 3 15 3 4 4 11
11 Wiranata 4 5 4 13 4 5 5 5 5 24 4 2 4 3 5 18 4 5 5 14 4 3 1 8 4 5 4 4 17 4 5 5 14
12 Lusiria 3 4 3 10 4 5 4 4 4 21 5 4 5 5 4 23 3 4 3 10 4 4 2 10 3 4 3 4 14 3 4 3 10
13 Hiron 4 3 4 11 4 4 2 3 3 16 5 2 4 4 4 19 2 3 4 9 5 5 3 13 4 3 4 3 14 4 3 4 11
14. Suhaini 4 5 4 13 5 4 4 4 4 21 4 2 4 4 3 17 4 4 4 12 5 4 3 12 4 5 4 5 18 4 4 4 12
15 Antasari 5 5 5 15 5 4 2 5 4 20 5 4 5 3 5 24 2 3 4 9 4 4 2 10 4 5 5 5 19 4 4 3 11
No Nama Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Dan Evaluasi Pemanfaatan Hasil
1 2 3 4 5 6 Total 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 16 17 18 19 20 21 22 Total 23 24 25 26 27 28 29 Total
1 Robin 1 4 3 4 4 2 18 2 1 5 2 4 5 4 1 4 28 4 5 5 4 4 5 4 31 5 5 5 5 5 5 5 35
2 Tiodor 2 4 5 5 4 3 23 2 2 5 2 4 5 5 2 4 31 4 4 5 5 4 4 4 30 5 5 5 5 4 4 4 32
3 Sekina 3 5 5 5 5 3 26 2 3 4 3 3 5 4 3 2 29 3 4 5 3 4 4 4 27 5 4 4 4 4 5 4 30
4 Novita 3 4 4 4 5 2 22 2 3 4 3 4 5 4 3 3 31 3 4 4 3 3 3 2 22 3 4 4 4 3 4 4 26
5 Tominar 2 4 4 3 4 2 19 2 2 5 3 5 5 5 2 3 32 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 3 4 3 26
6 Markus 1 3 4 3 4 3 18 2 1 4 2 4 5 4 1 3 26 2 4 4 2 2 5 4 23 5 5 3 4 4 3 4 28
7 Mida 2 4 5 4 3 2 20 2 2 3 2 4 4 3 2 2 24 4 5 5 3 4 4 2 27 4 3 5 3 4 4 4 27
8 Elfuad 3 4 4 4 5 2 22 3 3 4 3 5 5 4 3 3 33 4 5 5 4 4 3 3 28 4 5 5 5 4 5 5 33
9 Aldi 3 4 4 4 5 3 23 3 3 5 3 5 5 5 3 4 36 5 5 5 4 5 5 5 34 5 4 4 4 5 4 5 31
10 Mila 1 3 5 4 4 1 18 2 1 4 2 4 4 4 1 3 24 3 4 4 4 4 4 3 26 5 4 5 4 4 4 4 30
11 Wiranata 2 4 5 5 5 2 23 3 2 5 3 4 5 4 2 4 32 4 5 5 4 4 5 4 31 4 5 4 4 4 5 5 31
12 Lusiria 1 4 3 4 4 1 17 2 1 4 2 4 3 4 1 3 24 4 4 5 4 4 3 3 27 5 4 5 5 5 4 4 32
13 Hiron 1 4 5 4 4 2 20 1 1 4 1 3 5 3 1 2 21 3 3 3 4 4 3 3 23 4 3 3 5 4 3 4 26
14 Suhaini 2 5 5 5 4 2 23 1 2 3 2 3 4 5 2 3 25 4 4 4 3 4 4 4 27 4 5 4 4 5 4 4 30
15 Antasari 2 4 5 5 5 2 23 2 2 5 2 5 5 4 2 2 29 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 4 4 5 32
91
Lampiran 3. Output SPSS Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner
1. Luas Lahan (X1) Correlations
per1 per2 per3 Total
per1
Pearson Correlation 1 .213 .727** .804
**
Sig. (2-tailed) .446 .002 .000
N 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .213 1 .395 .686**
Sig. (2-tailed) .446 .145 .005 N 15 15 15 15
per3 Pearson Correlation .727
** .395 1 .891
**
Sig. (2-tailed) .002 .145 .000 N 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .804** .686
** .891
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000
N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.705 3
2. Variabel Pendapatan (X2) Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 Total
per1
Pearson Correlation 1 .264 .413 .332 .721** .670
**
Sig. (2-tailed) .341 .126 .227 .002 .006
N 15 15 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .264 1 .721** .165 .560
* .678
**
Sig. (2-tailed) .341 .002 .557 .030 .005
N 15 15 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .413 .721** 1 .434 .764
** .884
**
Sig. (2-tailed) .126 .002 .106 .001 .000
N 15 15 15 15 15 15
per4
Pearson Correlation .332 .165 .434 1 .450 .683**
Sig. (2-tailed) .227 .557 .106 .092 .005
N 15 15 15 15 15 15
per5
Pearson Correlation .721** .560
* .764
** .450 1 .892
**
Sig. (2-tailed) .002 .030 .001 .092 .000
N 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .670** .678
** .884
** .683
** .892
** 1
Sig. (2-tailed) .006 .005 .000 .005 .000 N 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.800 5
92
3. Variabel Motivasi (X3)
Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 Total
per1
Pearson Correlation 1 .040 .565* .103 .497 .615
*
Sig. (2-tailed) .887 .028 .715 .059 .015
N 15 15 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .040 1 .425 .443 .118 .611*
Sig. (2-tailed) .887 .114 .098 .674 .016
N 15 15 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .565* .425 1 .468 .546
* .861
**
Sig. (2-tailed) .028 .114 .078 .035 .000
N 15 15 15 15 15 15
per4
Pearson Correlation .103 .443 .468 1 .234 .669**
Sig. (2-tailed) .715 .098 .078 .402 .006
N 15 15 15 15 15 15
per5
Pearson Correlation .497 .118 .546* .234 1 .688
**
Sig. (2-tailed) .059 .674 .035 .402 .005
N 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .615* .611
* .861
** .669
** .688
** 1
Sig. (2-tailed) .015 .016 .000 .006 .005 N 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.716 5
4. Variabel Tabungan (X4)
Correlations
per1 per2 per3 Total
per1
Pearson Correlation 1 .739** .295 .872
**
Sig. (2-tailed) .002 .286 .000
N 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .739** 1 .513 .912
**
Sig. (2-tailed) .002 .050 .000
N 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .295 .513 1 .674**
Sig. (2-tailed) .286 .050 .006
N 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .872** .912
** .674
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.750 3
93
5. Variabel Pengalaman (X5)
Correlations
per1 per2 per3 Total
per1
Pearson Correlation 1 .375 .396 .728**
Sig. (2-tailed) .168 .144 .002
N 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .375 1 .726** .859
**
Sig. (2-tailed) .168 .002 .000
N 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .396 .726** 1 .861
**
Sig. (2-tailed) .144 .002 .000
N 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .728** .859
** .861
** 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.747 3
6. Variabel Bantuan Modal (X6)
Correlations
per1 per2 per3 per4 Total
per1
Pearson Correlation 1 .202 .663** .159 .640
*
Sig. (2-tailed) .471 .007 .573 .010
N 15 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .202 1 .395 .686** .784
**
Sig. (2-tailed) .471 .145 .005 .001
N 15 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .663** .395 1 .360 .801
**
Sig. (2-tailed) .007 .145 .187 .000
N 15 15 15 15 15
per4
Pearson Correlation .159 .686** .360 1 .760
**
Sig. (2-tailed) .573 .005 .187 .001
N 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .640* .784
** .801
** .760
** 1
Sig. (2-tailed) .010 .001 .000 .001 N 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.739 4
94
7. Variabel Ketersediaan Saprodi (X7)
Correlations
per1 per2 per3 Total
per1
Pearson Correlation 1 .357 .353 .730**
Sig. (2-tailed) .191 .196 .002
N 15 15 15 15
per2
Pearson Correlation .357 1 .485 .760**
Sig. (2-tailed) .191 .067 .001
N 15 15 15 15
per3
Pearson Correlation .353 .485 1 .827**
Sig. (2-tailed) .196 .067 .000
N 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .730** .760
** .827
** 1
Sig. (2-tailed) .002 .001 .000 N 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.656 3
8. Variabel Partisipasi Petani (Y)
a. Tahap Pengambilan Keputusan
Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 per6 Total
P1
Pearson Correlation 1 .502 .170 .291 .628* .438 .785
**
Sig. (2-tailed) .057 .545 .293 .012 .103 .001
N 15 15 15 15 15 15 15
P2
Pearson Correlation .502 1 .181 .593* .217 .209 .663
**
Sig. (2-tailed) .057 .518 .020 .438 .455 .007
N 15 15 15 15 15 15 15
P3
Pearson Correlation .170 .181 1 .545* .000 .182 .555
*
Sig. (2-tailed) .545 .518 .036 1.000 .517 .032
N 15 15 15 15 15 15 15
P4
Pearson Correlation .291 .593* .545
* 1 .342 .099 .726
**
Sig. (2-tailed) .293 .020 .036 .212 .725 .002
N 15 15 15 15 15 15 15
P5
Pearson Correlation .628* .217 .000 .342 1 .241 .619
*
Sig. (2-tailed) .012 .438 1.000 .212 .387 .014
N 15 15 15 15 15 15 15
P6
Pearson Correlation .438 .209 .182 .099 .241 1 .554*
Sig. (2-tailed) .103 .455 .517 .725 .387 .032
N 15 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation .785** .663
** .555
* .726
** .619
* .554
* 1
Sig. (2-tailed) .001 .007 .032 .002 .014 .032 N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
95
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.725 6
b. Tahap Pelaksanaan
Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 per8 per9 Total
P7
Pearson Correlation
1 .462 .467 .715** .673
** .260 .163 .462 .462 .760
**
Sig. (2-tailed) .083 .079 .003 .006 .349 .562 .083 .083 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P8
Pearson Correlation
.462 1 .034 .773** .263 .386 .298 1.000
** .104 .727
**
Sig. (2-tailed) .083 .905 .001 .344 .155 .281 .000 .711 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9
Pearson Correlation
.467 .034 1 .274 .538* .548
* .391 .034 .542
* .617
*
Sig. (2-tailed) .079 .905 .323 .038 .034 .149 .905 .037 .014
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P10
Pearson Correlation
.715** .773
** .274 1 .439 .313 .422 .773
** .338 .832
**
Sig. (2-tailed) .003 .001 .323 .102 .257 .117 .001 .218 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P11
Pearson Correlation
.673** .263 .538
* .439 1 .219 .296 .263 .263 .641
**
Sig. (2-tailed) .006 .344 .038 .102 .432 .284 .344 .344 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P12
Pearson Correlation
.260 .386 .548* .313 .219 1 .121 .386 .241 .567
*
Sig. (2-tailed) .349 .155 .034 .257 .432 .669 .155 .386 .028
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P13
Pearson Correlation
.163 .298 .391 .422 .296 .121 1 .298 .578* .591
*
Sig. (2-tailed) .562 .281 .149 .117 .284 .669 .281 .024 .020
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P14
Pearson Correlation
.462 1.000** .034 .773
** .263 .386 .298 1 .104 .727
**
Sig. (2-tailed) .083 .000 .905 .001 .344 .155 .281 .711 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P15
Pearson Correlation
.462 .104 .542* .338 .263 .241 .578
* .104 1 .600
*
Sig. (2-tailed) .083 .711 .037 .218 .344 .386 .024 .711 .018
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation
.760** .727
** .617
* .832
** .641
** .567
* .591
* .727
** .600
* 1
Sig. (2-tailed) .001 .002 .014 .000 .010 .028 .020 .002 .018 N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.845 9
96
c. Tahap Pengawasan dan Evaluasi
Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 Total
P16
Pearson Correlation
1 .467 .514* .591
* .823
** .131 .316 .825
**
Sig. (2-tailed) .079 .050 .020 .000 .643 .252 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P17
Pearson Correlation
.467 1 .656** .047 .243 .403 .105 .625
*
Sig. (2-tailed) .079 .008 .869 .382 .137 .708 .013
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P18
Pearson Correlation
.514* .656
** 1 .206 .337 .295 .170 .674
**
Sig. (2-tailed) .050 .008 .462 .219 .285 .546 .006
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P19
Pearson Correlation
.591* .047 .206 1 .668
** -.131 .197 .553
*
Sig. (2-tailed) .020 .869 .462 .006 .643 .481 .032
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P20
Pearson Correlation
.823** .243 .337 .668
** 1 .000 .277 .714
**
Sig. (2-tailed) .000 .382 .219 .006 1.000 .318 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P21
Pearson Correlation
.131 .403 .295 -.131 .000 1 .680** .549
*
Sig. (2-tailed) .643 .137 .285 .643 1.000 .005 .034
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P22
Pearson Correlation
.316 .105 .170 .197 .277 .680** 1 .636
*
Sig. (2-tailed) .252 .708 .546 .481 .318 .005 .011
N 15 15 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation
.825** .625
* .674
** .553
* .714
** .549
* .636
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .013 .006 .032 .003 .034 .011 N 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.771 7
97
d. Tahap Pemanfaatan Hasil
Correlations
per1 per2 per3 per4 per5 per6 per7 Total
P23
Pearson Correlation
1 .257 .180 .301 .535* .012 .213 .579
*
Sig. (2-tailed) .355 .521 .275 .040 .967 .446 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P24
Pearson Correlation
.257 1 .093 .373 .206 .360 .443 .649**
Sig. (2-tailed) .355 .740 .171 .462 .188 .098 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P25
Pearson Correlation
.180 .093 1 .110 .233 .550* .160 .556
*
Sig. (2-tailed) .521 .740 .697 .404 .034 .570 .032
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P26
Pearson Correlation
.301 .373 .110 1 .241 .060 .325 .553*
Sig. (2-tailed) .275 .171 .697 .387 .831 .237 .032
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P27
Pearson Correlation
.535* .206 .233 .241 1 .128 .464 .646
**
Sig. (2-tailed) .040 .462 .404 .387 .650 .082 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15
P28
Pearson Correlation
.012 .360 .550* .060 .128 1 .464 .606
*
Sig. (2-tailed) .967 .188 .034 .831 .650 .082 .017
N 15 15 15 15 15 15 15 15
p29
Pearson Correlation
.213 .443 .160 .325 .464 .464 1 .702**
Sig. (2-tailed) .446 .098 .570 .237 .082 .082 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15
Total
Pearson Correlation
.579* .649
** .556
* .553
* .646
** .606
* .702
** 1
Sig. (2-tailed) .024 .009 .032 .032 .009 .017 .004 N 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,720 7
98
Lampiran 4. Data Karekteristik Responden
No. Nama Responden Jenis Kelamin
(L/P)
Umur
(Tahun)
Pendidikan Terakhir Luas Lahan
(ha)
Nama
Poktan
Pengalaman
(Tahun)
1. Marlin Gurning L 37 SMA 2 Tandan Berduri 10
2. Victor Gultom L 56 SMP 2 Tandan Berduri 28
3. Hendrik P.A L 41 SMA 2 Tandan Berduri 13
4. Firmansyah Telaumbanua L 37 SMA 2 Tandan Berduri 10
5. Rosni Marlina Purba P 40 S1 2 Tandan Berduri 12
6. Nurilan Br. Hombing P 44 SMA 2 Tandan Berduri 16
7. Naek Gurning L 59 SD 2 Tandan Berduri 31
8. Minto Panjaitan L 58 SMP 2 Tandan Berduri 30
9. Dennia Br. Pasaribu P 52 SMA 2 Tandan Berduri 24
10. Martua Manihuruk L 48 SMA 2 Tandan Berduri 20
11. Anton Ambarita L 55 SMP 2 Tandan Berduri 27
12. Ridwan Hutahaean L 38 S1 2 Tandan Berduri 10
13. Usdin Sijabat L 54 SMA 2 Tandan Berduri 26
14. Kalvin Sipahutar L 47 SMA 2 Tanda Segar 19
15. Dina br. Pasaribu P 46 SMA 2 Tanda Segar 18
16. Wijin Simarmata L 41 S1 2 Tanda Segar 13
17. N. Pakpahan L 58 SD 2 Tanda Segar 30
18. Parianto L 39 SMA 2 Tanda Segar 11
19. Royon Br. Simanjuntak P 58 SD 2 Tanda Segar 30
20. Duner Gurning L 57 SD 2 Tanda Segar 29
21. Rasiaman Purba L 49 SMP 2 Tanda Segar 21
22. Carlos Hutahean L 60 SD 2 Tanda Segar 32
23. Juari Hutahean L 55 SMP 2 Tanda Segar 27
24. Boston Munthe L 51 SMP 2 Tanda Segar 23
25. Angiat Siregar L 56 SMP 2 Tanda Segar 28
26. Masaria Zebua L 40 SMA 2 Tanda Segar 12
27. Arinta Surbakti L 49 SMA 2 Sawit Berduri 21
28. Hendri Efendi Surbakti L 48 SMA 2 Sawit Berduri 20
29. Zunita S.Sos P 47 S1 2 Sawit Berduri 19
30. Pasang Surbakti L 60 SD 2 Sawit Berduri 32
31. Sri Indah Panjarwati Br. Barus P 41 SMA 2 Sawit Berduri 13
32. Elmi Irawan L 37 S1 2 Sawit Berduri 9
33. Marendra Rulinta Surbakti L 43 SMA 2 Sawit Berduri 15
34. Khairuli L 50 SMP 2 Sawit Berduri 22
35. Suwanto L 53 SMP 2 Sawit Berduri 25
36. Pangihutan Manihuruk L 43 SMA 2 Sawit Berduri 15
37. Ilham Alhafandi Surbakti L 41 SMA 2 Sawit Berduri 13
38. Abdul Daris Ginting L 42 SMA 2 Sawit Berduri 14
99
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden
No.
Responden
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
1 2 3 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 Total 1 2 3 Total 1 2 3 4 Total 1 2 3 Total
1. 4 5 5 14 4 5 4 4 5 22 5 2 4 5 5 21 5 3 5 13 5 5 2 12 2 4 5 5 16 4 4 5 13
2. 5 4 4 13 4 4 4 5 4 21 4 2 4 5 5 20 4 3 5 12 4 4 2 10 2 4 4 3 13 3 3 4 10
3. 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 2 4 4 10 5 5 1 11 4 5 5 2 16 4 4 4 12
4. 4 5 3 12 4 5 4 4 5 22 5 4 4 5 4 22 3 3 4 10 5 5 2 12 4 5 5 2 16 4 4 4 12
5. 4 4 3 11 4 4 3 4 4 19 4 3 4 4 4 19 5 4 5 14 4 4 2 10 3 4 4 2 12 2 3 4 9
6. 4 4 5 13 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 5 2 5 12 4 4 2 10 1 4 4 4 13 3 3 4 10
7. 5 4 4 13 4 5 4 4 4 21 5 2 3 4 4 18 3 3 5 11 3 4 1 8 2 4 5 3 14 4 4 4 12
8. 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 2 4 5 11 4 4 1 9 3 4 4 2 13 3 3 4 10
9. 3 4 4 11 4 5 4 4 5 22 4 3 4 4 4 19 4 4 5 13 4 4 1 9 3 5 4 3 15 3 3 5 11
10. 4 4 4 12 5 5 2 4 5 21 4 3 4 4 5 20 2 4 4 10 4 4 2 10 2 4 4 4 14 3 4 4 11
11. 4 4 5 13 5 5 4 5 5 24 4 5 4 5 4 22 3 4 5 12 4 4 1 9 5 4 5 5 19 4 4 5 13
12. 4 4 5 13 4 4 4 3 4 19 4 3 4 5 5 21 5 4 5 14 5 5 2 12 1 3 3 4 11 2 2 5 9
13. 4 5 5 14 4 4 3 4 4 19 5 4 4 5 5 23 3 4 5 12 4 4 2 10 2 3 3 4 12 2 3 4 9
14. 4 5 5 14 5 5 4 4 4 22 4 2 5 5 5 21 4 2 5 11 4 5 2 11 2 4 4 5 15 4 4 4 12
15. 5 4 4 13 5 5 3 3 5 21 4 4 4 4 4 20 2 4 4 10 4 4 2 10 4 4 4 2 14 3 4 4 11
16. 5 5 5 15 5 5 3 4 5 22 5 5 4 5 5 24 3 4 3 10 4 5 3 12 2 4 5 3 15 4 4 4 12
17. 3 4 5 12 5 5 3 4 5 22 4 4 4 4 4 20 3 4 5 12 5 4 1 10 5 4 4 2 15 5 4 3 12
18. 4 4 5 13 5 5 4 5 5 24 4 4 3 4 4 19 2 3 4 9 4 4 2 10 4 5 5 3 17 4 4 5 13
19. 3 4 5 12 5 5 2 4 5 21 4 2 4 4 4 18 3 2 5 10 4 5 1 10 4 4 4 2 14 3 3 5 11
20. 4 4 5 13 4 5 3 4 4 20 4 2 4 5 5 20 2 4 4 10 5 4 1 10 2 3 3 5 13 3 3 4 10
21. 4 4 3 11 5 5 3 5 5 23 4 2 4 5 5 20 3 3 4 10 4 4 1 9 4 5 5 3 17 4 4 5 13
22. 4 3 4 11 5 5 3 5 5 23 4 4 4 5 5 22 3 4 4 11 5 5 2 12 4 5 4 4 17 4 4 5 13
23. 3 5 4 12 4 5 3 4 5 21 5 3 5 5 4 22 3 4 5 12 5 4 3 12 3 3 4 5 15 4 4 4 12
24. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 4 5 5 23 2 3 4 9 5 5 3 13 2 4 4 5 15 4 4 4 12
25. 4 4 5 13 5 5 3 5 5 23 4 4 4 4 5 21 4 3 5 12 4 5 2 11 2 5 5 4 16 4 4 4 12
26. 3 4 4 11 5 5 3 4 5 22 3 3 4 4 4 18 4 2 5 11 3 4 1 8 5 4 4 2 15 4 4 4 12
27. 4 4 3 11 5 5 2 3 5 20 4 4 4 4 5 21 4 4 4 12 5 5 1 11 2 4 3 4 13 3 3 4 10
28. 5 5 4 14 5 5 4 2 5 21 5 4 5 5 5 24 3 4 5 12 5 5 4 14 1 4 4 5 14 4 3 4 11
29. 5 5 5 15 5 5 3 4 5 22 4 2 4 5 5 20 3 3 5 11 5 5 1 11 4 4 3 4 15 4 4 4 12
30. 2 5 4 11 5 5 2 3 5 20 4 3 4 4 4 19 2 3 4 9 4 4 2 10 2 5 4 3 14 4 3 4 11
31. 3 4 3 10 5 5 2 5 5 22 4 4 4 4 4 20 2 4 4 10 4 4 2 10 2 5 5 4 16 4 4 4 12
32. 4 4 3 11 5 5 2 4 5 21 4 3 4 5 5 21 3 3 5 11 4 5 2 11 3 4 4 4 15 4 4 4 12
33. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 5 5 5 24 4 4 4 12 5 5 4 14 4 4 4 4 16 4 4 4 12
34. 5 4 5 14 5 5 4 3 5 22 4 4 4 5 5 22 2 4 5 11 5 5 2 12 2 5 4 5 16 4 4 4 12
35. 5 4 5 14 5 5 2 4 5 21 4 2 5 5 5 21 4 3 5 12 4 5 1 10 2 3 4 5 14 4 3 4 11
36. 5 4 4 13 5 4 4 4 5 22 5 4 5 5 4 23 5 3 5 13 4 5 2 11 3 4 5 3 15 4 4 4 12
37. 4 4 4 12 4 5 3 4 5 21 5 3 5 5 4 22 2 4 5 11 4 4 2 10 4 4 4 3 15 3 3 4 10
38. 4 5 4 13 5 5 3 4 5 22 5 4 5 5 4 23 4 4 4 12 4 4 2 10 2 5 4 4 15 4 4 4 12
100
Lanjutan Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Responden
No.
Responden
Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Dan Evaluasi Pemanfaatan Hasil
1 2 3 4 5 6 Total 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 16 17 18 19 20 21 22 Total 23 24 25 26 27 28 29 Total
1. 4 4 4 4 4 2 22 2 2 4 2 5 4 4 2 4 29 4 5 5 4 4 5 4 31 5 4 4 3 5 4 4 19
2. 2 4 4 4 4 1 19 3 2 4 2 4 4 2 3 4 28 4 4 3 4 5 4 4 28 4 4 4 3 4 4 4 17
3. 2 4 3 4 4 3 20 2 1 3 4 4 2 3 2 3 24 4 5 4 4 4 3 3 27 4 4 3 4 4 4 4 17
4. 2 4 4 3 4 3 20 2 2 4 3 2 4 4 2 4 27 4 4 5 5 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 18
5. 2 3 3 4 4 1 17 1 1 4 2 4 4 4 2 3 25 3 4 4 4 4 4 3 26 4 2 4 4 4 4 4 16
6. 1 3 4 3 4 2 17 2 2 4 3 4 3 3 2 3 26 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 2 4 5 4 17
7. 2 3 5 4 4 3 21 2 2 4 3 4 3 4 1 1 24 4 5 4 5 4 4 3 29 4 4 3 3 4 4 4 16
8. 1 5 4 3 4 1 18 1 1 3 4 4 2 4 1 2 22 3 4 3 4 3 4 3 24 4 4 3 3 4 4 4 16
9. 2 4 4 4 4 2 20 2 1 3 2 4 2 3 2 4 23 3 4 4 5 3 3 4 26 4 4 3 3 5 4 4 17
10. 1 4 4 4 5 2 20 1 2 5 2 4 3 4 2 3 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 3 4 4 4 4 16
11. 2 5 4 4 5 2 22 1 2 4 2 3 2 3 2 2 21 4 5 4 4 4 4 4 29 5 4 3 5 4 4 4 19
12. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 3 5 3 4 1 3 27 4 5 3 3 4 4 3 26 4 3 4 4 4 4 4 17
13. 2 4 4 4 4 1 19 2 1 5 2 4 3 4 2 2 25 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 3 3 4 4 4 16
14. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 3 5 3 4 1 3 27 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 3 4 4 4 18
15. 1 4 3 4 4 1 17 2 1 4 2 4 2 3 2 4 24 3 4 4 4 5 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 18
16. 2 4 4 5 4 1 20 3 2 4 3 5 5 4 1 2 29 4 4 4 4 3 5 5 29 5 3 4 3 4 3 4 16
17. 2 5 4 5 4 2 22 3 2 4 1 4 4 4 2 4 28 4 4 3 4 4 4 3 26 5 4 5 5 4 4 4 20
18. 1 4 3 4 3 2 17 3 1 5 1 4 5 4 2 2 27 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 3 4 4 4 18
19. 2 4 3 3 3 2 17 2 2 4 1 4 3 3 1 4 24 3 4 4 4 3 4 3 25 4 3 3 3 5 4 3 15
20. 1 4 3 3 4 1 16 1 3 4 1 4 4 4 2 3 26 5 4 4 3 3 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 18
21. 2 3 3 3 3 2 16 1 3 4 1 4 4 4 1 4 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 4 2 4 4 4 16
22. 1 4 3 3 4 2 17 1 2 5 1 4 5 3 1 1 23 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 18
23. 2 4 5 4 4 3 22 2 2 5 3 4 4 4 3 3 30 5 5 4 4 3 5 4 30 5 5 5 4 4 4 5 20
24. 2 5 3 3 4 2 19 2 1 5 2 3 4 4 1 4 26 4 5 5 5 4 5 4 32 4 4 5 5 4 4 4 20
25. 2 5 5 4 4 2 22 3 2 3 3 4 4 4 2 2 27 4 4 5 4 4 4 4 29 5 4 4 4 4 4 4 19
26. 2 3 4 4 4 2 19 2 3 3 3 4 2 3 2 4 26 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 3 3 5 4 4 16
27. 2 4 3 4 3 1 17 2 3 4 4 4 3 3 2 2 27 4 4 5 4 4 4 3 28 4 4 4 4 4 3 4 17
28. 2 4 4 5 5 3 23 2 3 4 1 5 3 4 2 2 26 4 5 5 4 4 4 4 30 5 5 4 4 5 4 4 20
29. 2 4 4 4 4 2 20 2 1 4 2 4 3 3 2 2 23 5 5 4 5 4 3 5 31 5 4 5 4 4 4 4 20
30. 1 4 3 3 4 2 17 1 1 4 2 4 3 4 1 2 22 4 4 4 4 4 3 4 27 4 3 4 4 4 4 4 17
31. 2 4 3 3 4 2 18 2 1 4 3 4 4 5 2 3 28 5 4 3 4 3 4 3 26 4 4 4 4 4 4 4 18
32. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 4 2 5 3 4 2 4 28 4 4 3 4 5 5 4 29 4 4 4 3 4 4 4 17
33. 2 4 4 5 4 3 22 2 2 4 2 4 4 3 3 3 27 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 5 3 5 4 4 19
34. 2 4 4 4 4 3 21 2 2 5 2 4 3 3 2 2 25 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 5 4 4 4 4 20
35. 1 4 3 3 4 1 16 2 2 4 1 5 4 4 1 4 27 3 4 4 5 3 5 4 28 4 4 5 3 5 4 4 19
36. 2 4 4 4 4 2 20 2 2 5 2 4 5 4 2 4 30 4 4 4 5 4 5 4 30 4 4 4 3 4 4 4 17
37. 1 3 4 5 3 1 17 2 2 5 2 4 5 4 1 2 27 4 5 4 4 4 4 4 29 4 5 3 3 5 4 4 18
38. 1 4 4 4 3 1 17 2 1 4 2 4 4 4 2 2 25 4 4 4 4 4 4 3 27 4 4 4 4 4 3 4 17
101
Lampiran 6. Output SPPS Hubungan Faktor- Faktor Partisipasi Dengan
Tingkat Partisipasi Petani
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y
Spearman's rho
X1
Correlation Coefficient
1.000 .120 .434** .161 .375
* -.029 .076 .485
**
Sig. (2-tailed) . .472 .007 .335 .021 .863 .649 .002
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X2
Correlation Coefficient
.120 1.000 .209 -.134 .083 .856** .849
** .349
*
Sig. (2-tailed) .472 . .208 .421 .618 .000 .000 .032
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3
Correlation Coefficient
.434** .209 1.000 .190 .697
** .278 .205 .552
**
Sig. (2-tailed) .007 .208 . .253 .000 .091 .218 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X4
Correlation Coefficient
.161 -.134 .190 1.000 .081 -.238 -.236 .220
Sig. (2-tailed) .335 .421 .253 . .630 .151 .153 .184
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X5
Correlation Coefficient
.375* .083 .697
** .081 1.000 .194 .174 .626
**
Sig. (2-tailed) .021 .618 .000 .630 . .243 .295 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X6
Correlation Coefficient
-.029 .856** .278 -.238 .194 1.000 .901
** .336
*
Sig. (2-tailed) .863 .000 .091 .151 .243 . .000 .039
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X7
Correlation Coefficient
.076 .849** .205 -.236 .174 .901
** 1.000 .368
*
Sig. (2-tailed) .649 .000 .218 .153 .295 .000 . .023
N 38 38 38 38 38 38 38 38
Y
Correlation Coefficient
.485** .349
* .552
** .220 .626
** .336
* .368
* 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .032 .000 .184 .000 .039 .023 .
N 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).