outlook -...

90

Upload: trandat

Post on 08-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

OUTLOOK KOMODITI PISANG

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014

ISSN 1907-1507

Page 3: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 4: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii

OUTLOOK KOMODITI PISANG

ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 74 halaman Penasehat : Ir. M. Tassim Billah, MSc. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Ir. Noviati, MSi. Naskah : Ir. Anna Astrid Susanti, MSi. Design dan Layout : Ir. Anna Astrid Susanti, MSi. Design Sampul : Suyati, SKom. Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2014

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Page 5: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 6: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v

KATA PENGANTAR

Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.

Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook

Komoditas Hortikultura.

Publikasi Outlook Komoditi Pisang Tahun 2014 merupakan salah satu

bagian dari Outlook Komoditas Hortikultura, yang menyajikan keragaan data

series komoditi pisang secara nasional dan internasional selama 10-30 tahun

terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan

permintaan domestik dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.

Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun juga

dalam bentuk soft copy (CD) dan dapat diperoleh atau diakses melalui website

Pusdatin yaitu http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/ .

Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat

memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi pisang secara

lebih lengkap dan menyeluruh.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,

kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan

saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar

penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.

Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,

Ir. M. Tassim Billah, MSc. NIP.19570725.198203.1.002

Page 7: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 8: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .............................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1

1.2. TUJUAN ......................................................................... 2

1.3. RUANG LINGKUP ............................................................... 3

BAB II. METODOLOGI ........................................................................ 5

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................. 5

2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 6

BAB III. KERAGAAN PISANG NASIONAL ................................................ 11

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PISANG DI INDONESIA ....................................................... 11

3.1.1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Indonesia ............... 11

3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Pisang

di Indonesia ......................................................... 12

3.1.3. Sentra Produksi Pisang di Indonesia ............................ 15

3.2. PERKEMBANGAN KONSUMSI PISANG DI INDONESIA ..................... 18

3.3. PERKEMBANGAN HARGA PISANG DI INDONESIA ......................... 19

3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PISANG INDONESIA ............. 20

3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Indonesia .............. 20

3.4.2. Perkembangan Volume Impor Pisang Indonesia ............... 22

3.4.3. Neraca Perdagangan Pisang Indonesia.......................... 23

BAB IV. KERAGAAN PISANG DUNIA .................................................... 25

4.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI

DAN PRODUKTIVITAS PISANG ASEAN DAN DUNIA ....................... 25

4.1.1. Perkembangan Luas Panen Pisang ASEAN ...................... 25

Page 9: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

4.1.2. Perkembangan Produksi Pisang ASEAN ........................ 26

4.1.3. Perkembangan Produktivitas Pisang ASEAN................... 28

4.1.4. Perkembangan Luas Panen Pisang Dunia ...................... 29

4.1.5. Perkembangan Produksi Pisang Dunia ......................... 30

4.1.6. Perkembangan Produktivitas Pisang Dunia ................... 32

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PISANG ASEAN DAN DUNIA ... 33

4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor Pisang ASEAN ................ 33

4.2.2. Perkembangan Volume Impor Pisang ASEAN ................. 35

4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Dunia ................. 35

4.2.4. Perkembangan Volume Impor Pisang Dunia .................. 37

4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN PISANG ASEAN DAN DUNIA ......... 38

4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Pisang ASEAN ................... 38

4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Pisang Dunia ................... 39

BAB V. PENAWARAN DAN PERMINTAAN PISANG .................................... 41

5.1. PROYEKSI PENAWARAN PISANG DI INDONESIA 2014-2019 ............ 41

5.2. PROYEKSI PERMINTAAN PISANG DI INDONESIA 2014-2019 ............ 42

5.3. PROYEKSI NERACA PENAWARAN DAN PERMINTAAN PISANG DI

INDONESIA 2014-2019...................................................... 43

5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN PISANG ASEAN 2012-2019 .................. 44

5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN PISANG DUNIA 2012-2019 .................. 45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 47

LAMPIRAN ................................................................................ 49

Page 10: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data ................................ 5

Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Panen dan

Produksi Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980-2013 ...... 12

Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Pisang Indonesia, 2014-2019 .............. 41

Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Konsumsi Pisang Indonesia, 2014-2019 ................. 43

Tabel 5.3. Proyeksi Neraca Penawaran dan Permintaan Pisang di

Indonesia, 2014-2019 ....................................................... 44

Tabel 5.4. Proyeksi Ketersediaan Pisang Negara-negara ASEAN, 2012-2019 .... 45

Tabel 5.5. Proyeksi Ketersediaan Pisang Dunia, 2012-2019 ....................... 46

Page 11: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 12: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013 ..................................................... 11

Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013 ..................................................... 13

Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Pisang di Indonesia Periode

Triwulanan, 2007-2013 ................................................... 14

Gambar 3.4. Perkembangan Produktivitas Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013 ..................................................... 15

Gambar 3.5. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Pisang di Indonesia, Rata-

rata 2009-2013 ............................................................ 15

Gambar 3.6. Perkembangan Produksi Pisang di Provinsi Sentra di

Indonesia, 2011-2013 ..................................................... 16

Gambar 3.7. Produksi Pisang di Provinsi Jawa Barat, 2013 ........................ 17

Gambar 3.8. Produksi Pisang di Provinsi Jawa Timur, 2013........................ 17

Gambar 3.9. Perkembangan Konsumsi Pisang di Indonesia, 2002-2012 .......... 18

Gambar 3.10. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Indonesia, 1993-2013 ..... 19

Gambar 3.11. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Produsen di

Indonesia, 1993-2012 ..................................................... 20

Gambar 3.12. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Konsumen di

Indonesia, 1993-2012 ..................................................... 20

Gambar 3.13. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang

Indonesia, 2000-2013 ..................................................... 21

Gambar 3.14. Beberapa Negara Tujuan Ekspor Pisang Indonesia, 2013 ........... 22

Gambar 3.15. Beberapa Negara Asal Impor Pisang Indonesia, 2013 ............... 23

Gambar 3.16. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca

Perdagangan Pisang Indonesia, 2009-2013 ............................ 24

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Panen Pisang Negara ASEAN, 1980-2012 ..... 25

Gambar 4.2. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di

ASEAN, Rata-rata 2008-2012 ............................................ 26

Page 13: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Pisang Negara ASEAN, 1980-2012 ......... 27

Gambar 4.4. Beberapa Negara dengan Produksi Pisang Terbesar di ASEAN,

Rata-rata 2008-2012 ...................................................... 27

Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Pisang Negara ASEAN, 1980-

2012 ......................................................................... 28

Gambar 4.6. Beberapa Negara dengan Produktivitas Pisang Tertinggi di

ASEAN, Rata-rata 2008-2012 ............................................ 29

Gambar 4.7. Perkembangan Luas Panen Pisang Dunia, 1980-2012 ................ 30

Gambar 4.8. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di

Dunia, Rata-rata 2008-2012 ............................................. 30

Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Pisang Dunia, 1980-2012 ................... 31

Gambar 4.10. Beberapa Negara Dengan Produksi Pisang Terbesar di Dunia,

Rata-rata 2008-2012 ...................................................... 32

Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Pisang di Dunia, 1980-2012 .......... 32

Gambar 4.12. Beberapa Negara dengan Produktivitas Pisang Terbesar di

Dunia, Rata-rata 2008-2012 ............................................. 33

Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Negara ASEAN, 1980-

2011 ......................................................................... 34

Gambar 4.14. Perkembangan Volume Impor Pisang Negara ASEAN, 1980-

2011 ......................................................................... 35

Gambar 4.15. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang

Dunia, 1980-2011 ......................................................... 36

Gambar 4.16. Beberapa Negara Eksportir Pisang Terbesar di Dunia, Rata-

rata 2007-2011 ............................................................ 37

Gambar 4.17. Beberapa Negara Importir Pisang Terbesar di Dunia, Rata-

rata 2007-2011 ............................................................ 38

Gambar 4.18. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Negara ASEAN,

1980-2011 .................................................................. 39

Gambar 4.19. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Dunia, 1980-2011 .......... 39

Page 14: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013 .................................................. 51

Lampiran 2. Perkembangan Produksi Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013 .................................................. 52

Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Pisang di Jawa, Luar Jawa

dan Indonesia, 1980-2013 ............................................. 53

Lampiran 4. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Pisang di Indonesia,

2009-2013 ................................................................ 54

Lampiran 5. Beberapa Kabupaten/Kota Sentra Produksi Pisang di

Provinsi Jawa Barat, 2013 ............................................. 54

Lampiran 6. Beberapa Kabupaten/Kota Sentra Produksi Pisang di

Provinsi Jawa Timur, 2013 ............................................ 55

Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Pisang di Indonesia, 2002-2013 ........ 56

Lampiran 8. Perkembangan Penggunaan dan Ketersediaan Pisang di

Indonesia, 1993-2013 .................................................. 57

Lampiran 9. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Produsen dan

Konsumen di Indonesia, 1993-2012 .................................. 58

Lampiran 10. Perkembangan Ekspor dan Impor Pisang Indonesia,

2000-2013 ................................................................ 59

Lampiran 11. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Pisang Negara ASEAN, 1980-2012 .................................... 60

Lampiran 12. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Pisang Dunia, 1980-2012 .............................................. 61

Lampiran 13. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di

Dunia, 2008-2012 ....................................................... 62

Lampiran 14. Beberapa Negara dengan Produksi Pisang Terbesar di

Dunia, 2008-2012 ....................................................... 62

Lampiran 15. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang

Negara ASEAN, 1980-2011 ............................................. 63

Page 15: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 16. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang

Dunia, 1980-2011 ....................................................... 64

Lampiran 17. Beberapa Negara dengan Volume Ekspor Pisang Terbesar di

Dunia, 2007-2011 ....................................................... 65

Lampiran 18. Beberapa Negara dengan Volume Impor Pisang Terbesar di

Dunia, 2007-2011 ....................................................... 65

Lampiran 19. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Negara ASEAN,

1980-2011 ................................................................ 66

Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Dunia, 1980-2011 ........ 67

Lampiran 21. Hasil Pengolahan Data Produksi Pisang Menggunakan Model

Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential

Smoothing) .............................................................. 68

Lampiran 22. Hasil Pengolahan Data Volume Ekspor Pisang Menggunakan

Model Dekomposisi Multiplikatif ..................................... 69

Lampiran 23. Hasil Pengolahan Data Volume Impor Pisang Menggunakan

Model Dekomposisi Multiplikatif ..................................... 70

Lampiran 24. Hasil Pengolahan Data Konsumsi Pisang Menggunakan

Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double

Exponential Smoothing) ............................................... 71

Lampiran 25. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Pisang di ASEAN

Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda

(Double Exponential Smoothing) ..................................... 72

Lampiran 26. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Pisang di Dunia

Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda

(Double Exponential Smoothing) ..................................... 73

Page 16: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pisang (Musa parasidiaca) adalah salah satu komoditas buah unggulan di

Indonesia. Hal ini mengacu pada besarnya luas panen dan produksi pisang yang

selalu menempati posisi pertama. Selain besarnya luas panen dan produksi

pisang, Indonesia juga merupakan salah satu sentra primer keragaman pisang.

Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di Indonesia, yang memberikan peluang

untuk pemanfaatan dan komersialisasi pisang sesuai kebutuhan konsumen

(Departemen Pertanian, 2005).

Produksi pisang Indonesia cukup besar. Berdasarkan Angka Tetap (ATAP)

tahun 2013 produksi pisang mencapai 6,28 juta ton. Untuk wilayah Asia,

Indonesia termasuk penghasil pisang terbesar karena 50% produksi pisang Asia

dihasilkan oleh Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah

penghasil pisang karena didukung oleh iklim yang sesuai. Pengembangan dan

persebaran pisang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain iklim, media

tanam dan ketinggian tempat. Namun demikian 90% produksi pisang masih

digunakan untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan untuk ekspor hanya 10%

(Suhartanto et al., 2008).

Penanaman pisang sekarang ini sebagian besar masih dilakukan dalam

bentuk usaha pekarangan yang tidak terawat baik, sehingga hasilnya masih

rendah dan kualitasnya kurang baik. Namun demikian di beberapa wilayah telah

dilakukan penanam pisang berskala besar, seperti di Lampung, Jawa Timur dan

Maluku Utara (Departemen Pertanian, 2005).

Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2014),

rumah tangga tani yang terlibat dalam budidaya pisang di Indonesia sebanyak

5,41 juta atau 51,03% dari rumah tangga hortikultura yang berjumlah 10,60 juta

rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa dari setiap 10 rumah tangga

Page 17: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

hortikultura, 5 diantaranya menanam pisang, baik sebagai tanaman pekarangan

maupun sebagai tanaman kebun/ladang.

Meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi pisang

secara nasional. Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan akan pisang,

perlu dilakukan pengembangan pisang berskala kebun rakyat dan skala besar.

Produksi yang dihasilkan bukan saja untuk memenuhi permintaan pisang segar,

tetapi juga untuk meningkatkan nilai tambah dengan produk olahan pisang.

Meskipun pisang mempunyai prospek permintaan yang baik, tetapi Pusat

Kajian Buah Tropika LPPM Institut Pertanian Bogor (2004) menemukan beberapa

permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan pisang, yaitu:

a. Pisang komersial yang ada umumnya rentan terhadap serangan hama dan

penyakit, produktivitasnya rendah dengan kualitas beragam, dan daya

simpan (shelf life) pendek.

b. Pemuliaan memerlukan waktu yang lama karena keterbatasan ketersediaan

material genetik dan keragaman genotype pisang.

c. Kurangnya ketersediaan bibit bermutu dan teknik budidaya tepat belum

dilaksanakan dengan baik.

Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi pisang dalam mendukung

sektor pertanian di Indonesia, maka diperlukan informasi tentang perkembangan

pisang di Indonesia yang dilengkapi dengan proyeksi penawaran dan permintaan

pisang untuk beberapa tahun ke depan. Selain itu dalam menyongsong

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 juga diperlukan informasi tentang

ketersediaan pisang di ASEAN dan di dunia.

1.2. TUJUAN

Tujuan penyusunan Outlook Komoditi Pisang adalah untuk memberikan

informasi tentang perkembangan pisang di Indonesia, ASEAN dan dunia, serta

proyeksi penawaran dan permintaan pisang untuk beberapa tahun ke depan.

Page 18: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan Outlook Komoditi Pisang adalah:

a. Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis yang mencakup luas panen,

produksi, produktivitas, konsumsi, harga, ekspor dan impor.

b. Penyusunan analisis komoditi pisang pada situasi nasional dan dunia serta

penyusunan proyeksi penawaran dan permintaan komoditi pisang tahun 2014-

2019.

Page 19: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 20: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

BAB II. METODOLOGI

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI

Outlook Komoditi Pisang tahun 2014 disusun berdasarkan data dan

informasi yang diperoleh dari data sekunder yang bersumber dari daerah, instansi

terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian

Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture

Organization (FAO). Jenis variabel, periode dan sumber data disajikan pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data

No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan

1 Luas panen pisang Indonesia

1980-2013 Badan Pusat Statistik

2 Produksi pisang Indonesia

1980-2013 Badan Pusat Statistik Wujud buah segar

3 Produktivitas pisang Indonesia

1980-2013 Badan Pusat Statistik

4 Konsumsi pisang Indonesia

1990-2013 Badan Pusat Statistik Data Susenas

5 Ketersediaan pisang Indonesia

1993-2013 Badan Ketahanan Pangan

Neraca Bahan Makanan

6 Harga pisang di tingkat produsen dan konsumen di Indonesia

1983-2013 Badan Pusat Statistik

7 Ekspor impor pisang Indonesia

2000-2013 Badan Pusat Statistik Kode HS yang digunakan: 0803100000, 0803900000

8 Luas panen pisang ASEAN dan dunia

1980-2012 FAO

9 Produksi pisang ASEAN dan dunia

1980-2012 FAO Wujud buah segar

10 Ekspor impor pisang ASEAN dan dunia

1980-2011 FAO Wujud buah segar

Page 21: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2.2. METODE ANALISIS

Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditi Pisang adalah

sebagai berikut:

a. Analisis keragaan atau perkembangan komoditi pisang dilakukan berdasarkan

ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas panen,

produksi, produktivitas, konsumsi, harga, ekspor dan impor dengan analisis

deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series

nasional maupun dunia.

b. Analisis Penawaran

Penawaran komoditi pisang dianalisis dari hasil perhitungan produksi

pisang dalam negeri ditambah volume impor dikurangi volume ekspor,

dengan rumus perhitungan penawaran sebagai berikut:

Pw = P + I – E

dimana:

Pw = total penawaran

P = produksi

I = volume impor

E = volume ekspor

Stok tidak merupakan komponen penawaran pada komoditi pisang

karena sifatnya yang mudah busuk sehingga diasumsikan tidak ada stok.

Analisis penawaran dilakukan dengan memproyeksikan produksi dalam

negeri, volume ekspor dan volume impor. Variabel produksi diproyeksikan

dengan menggunakan metode pemulusan eksponensial berganda (double

exponential smoothing), sedangkan volume ekspor dan volume impor

diproyeksikan menggunakan metode dekomposisi.

Metode pemulusan eksponensial berganda digunakan jika data

menunjukkan adanya trend. Dengan metode ini dilakukan pemulusan

sederhana dengan dua komponen yang harus di-update setiap periode, yaitu

Page 22: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

komponen level dan trend. Level adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai

data pada akhir masing-masing periode, sedangkan trend adalah estimasi

yang dimuluskan dari pertumbuhan rata-rata pada akhir masing-masing

periode (Subagyo, 1986).

Rumus estimasi dengan metode pemulusan eksponensial berganda

adalah sebagai berikut:

St = α * Yt + (1 – α) * (St-1 + bt-1)

bt = Υ * (St – St-1) + (1 – Υ) * bt-1

dimana:

St = peramalan/estimasi untuk periode t.

Yt = Nilai aktual time series

α = konstanta perataan antara 0 dan 1

Metode dekomposisi adalah metode yang menggunakan empat

komponen utama dalam mengestimasi suatu variabel. Prinsip dasar dari

metode dekomposisi adalah mendekomposisi (memecah) data deret waktu

menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masing-masing komponen dari

deret waktu tersebut secara terpisah. Pemisahan ini dilakukan untuk

meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman atas

perilaku data secara lebih baik (Makridakis, Wheelwright dan McGee, 1992).

Komponen tersebut adalah trend, musiman, siklus, dan error. Secara umum

ada dua jenis model dekomposisi, yaitu:

- Dekomposisi Aditif, menghitung dekomposisi deret waktu pada

komponen-komponen trend, musiman, siklus dan error, kemudian

mengidentifikasi ramalan masa depan dengan menjumlahkan semua

komponen. Persamaan model ini adalah:

X’t = Tt + St + Ct + εt

Dimana:

X’t = data aktual pada periode ke-t

Tt = komponen trend pada periode ke-t

St = komponen musiman pada periode ke-t

Ct = komponen siklus pada periode ke-t

εt = komponen error pada periode ke-t

Page 23: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

- Dekomposisi Multiplikatif, menghitung dekomposisi deret waktu pada

komponen-komponen trend, musiman, siklus, dan error dan kemudian

memprediksi nilai masa depan. Model diasumsikan bersifat multiplikatif

dimana semua komponen dikalikan satu sama lain untuk mendapatkan

model peramalan. Persamaan model ini adalah:

X’t = Tt . St . Ct . εt

c. Analisis Permintaan

Permintaan komoditi pisang merupakan hasil perhitungan dari

konsumsi pisang di rumah tangga ditambah tercecer dan ketersediaan

lainnya. Konsumsi pisang di rumah tangga menggunakan pendekatan

pengeluaran untuk konsumsi per kapita seminggu berdasarkan Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) dari BPS. Komponen tercecer menggunakan

pendekatan tercecer berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM) dari Badan

Ketahanan Pangan. Komponen ketersediaan lainnya diasumsikan merupakan

konsumsi untuk hotel, restoran, bahan baku makanan olahan, dan input

antara industri. Rumus perhitungan permintaan adalah sebagai berikut:

Pm = K + Tc + L

Dimana :

Pm = total permintaan

K = total konsumsi rumah tangga

Tc = tercecer

L = ketersediaan lainnya

Proyeksi total konsumsi rumah tangga diperoleh dari proyeksi konsumsi

per kapita dalam setahun dikalikan proyeksi jumlah penduduk. Proyeksi

konsumsi per kapita menggunakan pemodelan pemulusan eksponensial

berganda (double exponential smoothing), sedangkan proyeksi jumlah

penduduk merupakan hasil proyeksi BPS berdasarkan data Sensus Penduduk

tahun 2010. Data tercecer diasumsikan sebesar 4,70% dari produksi, dimana

persentase tersebut merupakan rata-rata proporsi komponen tercecer

terhadap produksi selama tahun 2002-2013 yang relatif stabil. Komponen

ketersediaan lainnya diperoleh dari total permintaan dikurangi total

Page 24: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

konsumsi rumah tangga dan tercecer. Dengan menggunakan konsep neraca,

maka total penawaran harus sama dengan total permintaan.

d. Ketepatan Model Estimasi

Ukuran ketepatan suatu model deret waktu ditunjukkan oleh besarnya

nilai MAPE (Mean Percentage Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan

MSD (Mean Squared Deviation). Semakin kecil nilai MAPE, MAD dan MSD

menunjukkan bahwa model yang digunakan semakin akurat (Subagyo, 1986).

MAPE merupakan ukuran ketepatan relatif yang digunakan untuk mengetahui

persentase penyimpangan hasil peramalan. Rumus persamaan MAPE adalah

sebagai berikut:

dimana PE (Percentage Error) diperoleh dengan rumus:

dengan Xt = data aktual pada periode ke-t

Ft = data hasil peramalan pada periode ke-t

Dalam tahap peramalan penggunaan MAD dan MSD sebagai suatu

ukuran ketepatan model dapat menimbulkan masalah. Ukuran ini tidak

memudahkan perbandingan antar deret dengan skala yang berbeda dan

untuk selang waktu yang berbeda, karena MAD dan MSD merupakan ukuran

absolut yang sangat tergantung pada skala dari data deret waktu. Selain itu

interpretasi nilai MSD tidak bersifat intuitif, karena ukuran ini menyangkut

pengkuadratan sederetan nilai (Subagyo, 1998). Dengan keterbatasan MAD

dan MSD sebagai ukuran ketepatan peramalan, maka digunakan MAPE

sebagai ukuran ketepatan dalam estimasi.

Page 25: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

e. Program Pengolahan Data

Pengolahan data untuk analisis penawaran dan permintaan menggunakan

software statistik Minitab. Software ini digunakan untuk pemodelan dengan

metode pemulusan eksponensial berganda.

Page 26: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

BAB III. KERAGAAN PISANG NASIONAL

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG

DI INDONESIA

3.1.1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Indonesia

Perkembangan luas panen pisang di Indonesia selama periode tahun 1980-

2013 cukup berfluktuasi (Gambar 3.1). Selama kurun waktu tersebut rata-rata

laju pertumbuhan luas panen pisang hanya sebesar 0,27% per tahun. Rendahnya

tingkat pertumbuhan luas panen pisang karena adanya penurunan luas panen

yang cukup besar pada tahun 1992. Jika sebelum tahun 1992 luas panen pisang

mencapai lebih dari 120 ha, maka setelah tahun 1992 menurun hingga tahun 1996

hanya sebesar 48,92 ribu ha. Setelah tahun 1996 mulai terjadi peningkatan luas

panen pisang meskipun hasilnya belum mampu menyamai luas panen tahun 1980-

1992. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 tidak menyebabkan perubahan

yang signifikan pada luas panen pisang, namun demikian terjadi peningkatan luas

panen hingga tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,09% per tahun.

0

25.000

50.000

75.000

100.000

125.000

150.000

175.000

200.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(Ha)

Jawa Luar Jawa Indonesia

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980-2013

Page 27: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Secara umum luas panen pisang di Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan

luas panen pisang di Luar Jawa. Selama tahun 1980-2013 pertumbuhan luas

panen pisang di Jawa juga lebih tinggi dibandingkan di Luar Jawa. Hal ini

disebabkan penurunan luas panen pisang di Luar Jawa pada tahun 1980-1997

sebesar 1,02% per tahun. Pada periode yang sama provinsi-provinsi di Jawa justru

mengalami peningkatan luas panen sebesar 1,57% per tahun. Penurunan luas

panen pisang terbesar baik di Jawa maupun di Luar Jawa terjadi pada tahun 1992

(Lampiran 1). Sejak krisis moneter tahun 1998 terjadi peningkatan luas panen

pisang, baik di Jawa maupun di luar Jawa masing-masing sebesar 2,11% per tahun

dan 2,46% per tahun.

Dari sisi kontribusinya, luas panen pisang di Jawa tahun 1998-2013

memberikan kontribusi sebesar 57,34% dari total luas panen pisang Indonesia

(Tabel 3.1). Perkembangan luas panen pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia

selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Panen dan Produksi

Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980–2013

Jawa Luar Jawa Indonesia Jawa Luar Jawa Indonesia

Rata-rata Pertumbuhan (%)

1980-2013 1,83 0,66 0,27 4,64 4,08 3,94

1980-1997 1,57 -1,02 -1,45 5,43 1,27 3,10

1998-2013 2,11 2,46 2,09 3,81 7,08 4,82

Rata-rata Kontribusi (%)

1980-2013 53,44 46,56 100,00 61,22 38,78 100,00

1980-1997 50,91 49,09 100,00 61,50 38,50 100,00

1998-2013 57,34 42,66 100,00 61,07 38,93 100,00

TahunLuas Panen Produksi

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Pisang di Indonesia

Perkembangan produksi pisang di Indonesia sejak tahun 1980-2013

cenderung meningkat (Gambar 3.2). Jika tahun 1980 produksi pisang Indonesia

Page 28: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

sebesar 1,98 juta ton, maka pada tahun 2013 telah mencapai 6,28 juta ton.

Peningkatan produksi pisang pada kurun waktu tersebut rata-rata mencapai

3,94% per tahun, dimana laju pertumbuhan produksi pisang di Jawa sedikit lebih

tinggi dibandingkan di Luar Jawa. Namun demikian setelah krisis moneter

pertumbuhan produksi pisang di Luar Jawa mampu mengungguli pertumbuhan di

Jawa. Perkembangan produksi pisang di wilayah Jawa, Luar Jawa dan Indonesia

selengkapnya disajikan pada Lampiran 2.

Berdasarkan kontribusinya, produksi pisang Indonesia sebagian besar

berasal dari provinsi-provinsi di Jawa. Pada tahun 1980-2013 produksi pisang di

Jawa mencapai 61,22% dari total produksi pisang Indonesia, sedangkan Luar Jawa

sebesar 38,78% (Tabel 3.1).

Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980-2013

Meskipun pisang merupakan komoditas yang dapat berproduksi sepanjang

tahun atau tidak mengenal musim, tetapi puncak produksi pisang secara nasional

umumnya terjadi pada triwulan IV (Gambar 3.3).

Page 29: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

0

500

1.000

1.500

2.000

Tw

1-0

7Tw

2-0

7Tw

3-0

7Tw

4-0

7Tw

1-0

8Tw

2-0

8Tw

3-0

8Tw

4-0

8Tw

1-0

9Tw

2-0

9Tw

3-0

9Tw

4-0

9Tw

1-1

0Tw

2-1

0Tw

3-1

0Tw

4-1

0Tw

1-1

1Tw

2-1

1Tw

3-1

1Tw

4-1

1Tw

1-1

2Tw

2-1

2Tw

3-1

2Tw

4-1

2Tw

1-1

3Tw

2-1

3Tw

3-1

3Tw

4-1

3

(000 Ton)

Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Pisang di Indonesia Periode Triwulanan, 2007-2013

Perkembangan produktivitas pisang Indonesia dari tahun 1980-2013

cenderung mengalami peningkatan (Gambar 3.4). Jika pada tahun 1980

produktivitas pisang sebesar 12,53 ton/ha, maka pada tahun 2013 telah

mencapai 60,70 ton/ha. Rata-rata pertumbuhan produktivitas pisang pada

periode tersebut sebesar 6,98% per tahun dengan peningkatan tertinggi terjadi

pada tahun 1992 sebesar 89,25% (Lampiran 3).

Produktivitas pisang di Jawa secara umum lebih besar dibandingkan di Luar

Jawa, namun laju pertumbuhan produktivitas pisang di Luar Jawa justru lebih

besar daripada di Jawa. Sejak tahun 2007 produktivitas pisang di Luar Jawa

mampu mengungguli produktivitas pisang di Jawa.

Budidaya pisang umumnya belum menerapkan teknologi secara optimal

karena sebagian besar pertanaman pisang masih merupakan usaha pekarangan

berskala kecil dengan input produksi dan distribusi yang minimal. Hal ini

berpengaruh terhadap mutu dan produktivitas pisang. Selain itu kehilangan hasil

saat prapanen dan pascapanen masih cukup tinggi (Departemen Pertanian, 2005).

Produktivitas pisang yang tinggi dalam publikasi ATAP Hortikultura sebenarnya

merupakan produktivitas pisang dengan tandannya sesuai dengan Pedoman

Pengumpulan Data Hortikultura. Dengan demikian diperlukan konversi dari

produktivitas pisang dengan tandan menjadi produktivitas pisang tanpa tandan.

Page 30: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

Gambar 3.4. Perkembangan Produktivitas Pisang di Jawa, Luar Jawa dan

Indonesia, 1980-2013

3.1.3. Sentra Produksi Pisang di Indonesia

Berdasarkan data rata-rata produksi tahun 2009-2013, sebanyak 70,30%

produksi pisang Indonesia dipasok dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur,

Lampung, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Jawa Barat memberikan kontribusi

terbesar terhadap produksi pisang Indonesia, yaitu sebesar 20,03% (Gambar 3.5),

diikuti oleh Jawa Timur (19,60%), Lampung (12,38%), Jawa Tengah (12,20%), dan

Sumatera Utara (6,10%), sedangkan provinsi-provinsi lainnya memberikan

kontribusi terhadap produksi pisang Indonesia kurang dari 5% (Lampiran 4).

20,03%19,60%

12,38%

12,20%6,10%

29,70%

Jawa Barat Jawa Timur Lampung

Jawa Tengah Sumatera Utara Lainnya

Gambar 3.5. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Pisang di Indonesia, Rata-rata 2009–2013

Page 31: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Sebaran kontribusi produksi pisang selama tiga tahun terakhir (2011-2013)

tidak mengalami perubahan yang besar. Tahun 2011 Jawa Barat berada di

peringkat pertama, tetapi dua tahun berikutnya produksi pisang dari Jawa Barat

semakin menurun. Penurunan produksi pisang di Jawa Barat disebabkan adanya

serangan layu Fusarium di beberapa kabupaten sentra produksi pisang, yaitu

Cianjur, Majalengka dan Bandung Barat. Hal yang sama juga terjadi di Jawa

Tengah yang mengalami penurunan produksi. Sedangkan produksi pisang dari

Jawa Timur dan Lampung cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir,

bahkan tahun 2102-2013 produksi pisang Jawa Timur mampu mengungguli Jawa

Barat (Gambar 3.6).

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

2011 2012 2013

(Ton)

Jawa Barat Jawa Timur Lampung Jawa Tengah

Gambar 3.6. Perkembangan Produksi Pisang di Provinsi Sentra di Indonesia, 2011–2013

Menurut ATAP Hortikultura tahun 2013, sentra produksi pisang di Jawa

Barat tersebar merata di hampir semua kabupaten/kota. Cianjur dengan produksi

pisang sebesar 208,55 ribu ton merupakan sentra produksi utama pisang di Jawa

Barat. Cianjur memberikan kontribusi sebesar 19,04% dari total produksi pisang

Jawa Barat (Gambar 3.7). Peringkat berikutnya adalah Ciamis (12,09%), diikuti

oleh Garut (10,66%) dan Tasikmalaya (10,55%). Kabupaten/kota lainnya

memberikan kontribusi kurang dari 10%. Sentra produksi pisang di Jawa Barat

selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.

Page 32: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17

19,04%12,09%

10,66%

10,55%

47,66%

Cianjur Ciamis Garut Tasikmalaya Lainnya

Gambar 3.7. Produksi Pisang di Provinsi Jawa Barat, 2013

Produksi pisang di Jawa Timur berasal dari beberapa kabupaten dengan

sentra produksi utama di Kabupaten Malang (Lampiran 6). Berdasarkan data ATAP

Hortikultura tahun 2013 produksi pisang dari Malang mencapai 710,04 ribu ton

atau 46,49% dari total produksi pisang Jawa Timur, diikuti oleh Lumajang dengan

kontribusi sebesar 7,57% (Gambar 3.8). Banyuwangi, Jember dan Pasuruan juga

menjadi andalan Jawa Timur dalam penyediaan pisang dengan kontribusi berkisar

antara 5,19% - 5,55%, sedangkan kabupaten/kota lainnya memberikan kontribusi

kurang dari 5%.

46,49%7,57%

5,55%

5,37%

5,19%

29,83%

Malang Lumajang Banyuwangi Jember Pasuruan Lainnya

Gambar 3.8. Produksi Pisang di Provinsi Jawa Timur, 2013

Page 33: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

3.2. PERKEMBANGAN KONSUMSI PISANG DI INDONESIA

Data konsumsi pisang di Indonesia diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (SUSENAS) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Menurut hasil

SUSENAS, konsumsi pisang di Indonesia dibedakan atas konsumsi pisang ambon,

pisang raja dan pisang lainnya. Total konsumsi pisang per kapita relatif stabil

setiap tahun namun cenderung menurun dalam lima tahun terakhir dengan rata-

rata penurunan sebesar 1,80% per tahun. Konsumsi pisang lainnya secara umum

lebih tinggi dibandingkan konsumsi pisang ambon dan pisang raja (Gambar 3.9).

Tahun 2011 terjadi kenaikan konsumsi pisang menjadi 8,812 kg/kapita atau naik

29,01% dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan konsumsi pisang di

Indonesia selengkapnya disajikan pada Lampiran 7.

Gambar 3.9. Perkembangan Konsumsi Pisang di Indonesia, 2002-2013

Komponen penyediaan pisang di Indonesia hampir 100% berasal dari produksi

dalam negeri. Berdasarkan Neraca Badan Makanan (NBM), penyediaan pisang

tersebut terutama digunakan untuk bahan makanan (93,65%), sedangkan 6,35%

sisanya tercecer (Lampiran 8).

Dari komponen penggunaan untuk bahan makanan diperoleh besarnya

ketersediaan pisang per kapita. Perkembangan ketersediaan pisang di Indonesia

menunjukkan peningkatan dari tahun 1993-2013 (Gambar 3.10), yaitu dari 12,56

kg/kapita pada tahun 1993 menjadi 24,03 kg/kapita pada tahun 2013 (Angka

Page 34: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19

Sementara) dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,81% per tahun. Ketersediaan

pisang tertinggi dicapai pada tahun 2009 sebesar 26,25 kg/kapita.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

(Kg/Kapita/Th)

Gambar 3.10. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Indonesia, 1993-2013

3.3. PERKEMBANGAN HARGA PISANG DI INDONESIA

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, harga pisang di tingkat produsen

cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 3.11). Rata-rata laju

pertumbuhan harga pisang di tingkat produsen sebesar 13,96% per tahun. Tahun

1993 harga pisang di tingkat produsen hanya sebesar Rp. 532,-/sisir, dan

meningkat menjadi Rp. 5.638,-/sisir. Peningkatan harga yang cukup signifikan

terjadi pada tahun 1993-2002 dengan pertumbuhan mencapai 24,17% per tahun.

Setelah tahun 2002 peningkatan harga pisang di tingkat produsen hanya sebesar

4,77% per tahun (Lampiran 9).

Sementara itu harga pisang di tingkat konsumen juga mengalami

peningkatan pada periode tahun 1993-2012 sebesar 15,37% per tahun (Gambar

3.12). Seperti halnya pada harga produsen, peningkatan harga yang cukup besar

terjadi sebelum tahun 2003 dengan peningkatan tertinggi pada tahun 1998

sebagai akibat adanya krisis moneter di Indonesia.

Page 35: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

(Rp/Sisir)

Gambar 3.11. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Produsen di Indonesia,

1993-2012

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

(Rp/Kg)

Gambar 3.12. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Konsumen di Indonesia,

1993-2012

3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PISANG INDONESIA

3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Indonesia

Perdagangan pisang dari dan ke luar negeri dilakukan melalui kegiatan

ekspor impor dalam wujud pisang yang dapat dikonsumsi langsung dan tidak

langsung dengan kode HS 0803100000 dan 0803900000. Perkembangan volume

Page 36: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21

ekspor pisang tahun 2000-2013 cukup berfluktuasi (Gambar 3.13), namun terjadi

peningkatan volume ekspor pisang dari Indonesia ke luar negeri. Rata-rata

pertumbuhan selama periode tersebut sebesar 1.022,06% per tahun yang

disebabkan lonjakan ekspor tahun 2011 dibandingkan tahun 2010. Pada tahun

2010 volume ekspor pisang hanya sebesar 13,58 ton, sedangkan tahun 2011

volume ekspor pisang adalah sebesar 1,73 ribu ton. Ekspor pisang Indonesia

mencapai puncaknya pada tahun 2013 sebesar 5,68 ribu ton (Lampiran 10).

Pemasaran pisang ke luar negeri dihadapkan pada masalah seperti, tidak dapat

memenuhi kualitas dan kontinuitas serta volume pasok, belum adanya distribusi

dengan sarana pendingin yang memadai dan biaya angkutan yang relatif mahal

(Satiyantari, 1998).

Jika ditinjau dari negara tujuan ekspor, sebagian besar pisang Indonesia

diekspor ke China, Saudi Arabia, Kuwait, dan Malaysia (Gambar 3.14). Untuk

tahun 2013, ekspor pisang Indonesia ke negara-negara tersebut mencapai 98,59%

dari total volume ekspor pisang. Ekspor pisang ke China sebesar 3,05 ribu ton

atau 53,74% dari total volume ekspor pisang Indonesia, diikuti oleh Saudi Arabia

(25,68%), Kuwait (15,51%), dan Malaysia (3,66%).

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

(Ton)

Volume Ekspor Volume Impor

Gambar 3.13. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang Indonesia, 2000-2013

Page 37: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

 China  SaudiArabia

 Kuwait  Malaysia

3.052

1.459

881

208

(Ton)

Gambar 3.14. Beberapa Negara Tujuan Ekspor Pisang Indonesia, 2013

3.4.2. Perkembangan Volume Impor Pisang Indonesia

Volume impor pisang Indonesia pada tahun 2000-2013 secara umum lebih

kecil dibandingkan volume ekspornya. Volume impor pisang tertinggi terjadi pada

tahun 2010 sebesar 2,78 ribu ton (Gambar 3.13) atau naik 746,11% dibandingkan

tahun sebelumnya.

Mulai tahun 2012 Pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan impor

pisang segar melalui Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), namun

kebijakan tersebut belum berdampak pada penurunan volume impor. Dampak

dari kebijakan tersebut baru terjadi pada tahun 2013 dimana volume impor

pisang turun 83,50% menjadi 336,80 ton.

Impor pisang Indonesia sebagian besar berasal dari Filipina. Pada tahun

2013 Filipina menguasai ekspor pisang ke Indonesia dengan pangsa ekspor

mencapai 98,10% (Gambar 3.15), sedangkan sisanya berasal dari China.

Page 38: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23

0

50

100

150

200

250

300

350

China Filipina

6

330 (Ton)

Gambar 3.15. Beberapa Negara Asal Impor Pisang Indonesia, 2013

3.4.3. Neraca Perdagangan Pisang Indonesia

Seiring dengan volumenya, nilai ekspor dan nilai impor pisang tahun 2000-

2013 juga berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Puncak ekspor terjadi

pada tahun 2013 dengan nilai ekspor pisang mencapai US$ 2,97 juta. Dalam kurun

waktu tersebut ekspor pisang terendah terjadi pada tahun 2010 dengan nilai

ekspor hanya sebesar US$ 48,31 ribu (Gambar 3.16). Sedangkan jika ditinjau dari

sisi nilai impornya terjadi peningkatan nilai impor pisang sebesar 89,37% per

tahun. Nilai impor tertinggi dicapai pada tahun 2012 sebesar US$ 1,25 juta,

namun terjadi penurunan nilai impor tahun 2013 menjadi US$ 265,67 ribu.

Berdasarkan nilai ekspor dan nilai impor tersebut disusun neraca

perdagangan pisang Indonesia. Tahun 2000-2008 neraca perdagangan pisang

masih berada pada posisi surplus, namun tahun 2010 terjadi defisit neraca

perdagangan yang cukup besar yaitu US$ 1,52 juta. Tahun 2011 Indonesia

kembali mengalami surplus perdagangan pisang. Meskipun tahun 2012 kembali

terjadi defisit, tetapi dengan peningkatan produksi pisang tahun 2013 Indonesia

mampu meningkatkan ekspor dan menekan impor pisang sehingga neraca

perdagangan pisang kembali surplus sebesar US$ 2,71 juta. Perkembangan ekspor

impor dan neraca perdagangan pisang olahan selengkapnya disajikan pada

Lampiran 10.

Page 39: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

-2.000

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

2009

2010

2011

2012

2013

(000 US$)

Nilai Ekspor Nilai Impor Neraca Perdagangan

Gambar 3.16. Perkembangan Nilai Ekspor, Nilai Impor dan Neraca Perdagangan

Pisang Indonesia, 2009-2013

Page 40: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

BAB IV. KERAGAAN PISANG DUNIA

4.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG ASEAN DAN DUNIA

4.1.1. Perkembangan Luas Panen Pisang ASEAN

Negara-negara ASEAN sebagian besar merupakan penghasil pisang, kecuali

Singapura dan Myanmar. Hingga tahun 1991 Singapura masih memproduksi

pisang, tetapi sejak tahun 1992 negara tersebut tidak lagi menghasilkan pisang.

Perkembangan total luas panen pisang di negara-negara ASEAN pada periode

tahun 1980-2012 secara umum cenderung meningkat (Gambar 4.1). Jika pada

tahun 1980 luas panen pisang hanya sebesar 709,57 ribu ha, maka pada tahun

2012 telah mencapai 875,78 ribu ha, dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar

0,71% per tahun. Perkembangan luas panen pisang sebelum tahun 1997 sangat

lambat dengan laju pertumbuhan sebesar 0,11% per tahun. Setelah periode

tersebut laju pertumbuhan meningkat menjadi sebesar 1,39% per tahun

(Lampiran 11).

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(Ha)

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Panen Pisang Negara ASEAN, 1980-2012

Filipina mempunyai luas panen pisang terbesar di ASEAN. Berdasarkan rata-

rata luas panen pisang tahun 2008-2012, luas panen pisang di Filipina

Page 41: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

memberikan kontribusi sebesar 51,87% dari total luas panen pisang di ASEAN

(Gambar 4.2). Peringkat kedua adalah Thailand (15,48%), diikuti oleh Indonesia

(12,45%) dan Vietnam (11,45%), sedangkan negara ASEAN lainnya berkontribusi

kurang dari 5%. Jika dibandingkan dengan luas panen pisang dunia, maka luas

panen pisang di ASEAN dalam lima tahun terakhir hanya memberikan kontribusi

sebesar 17%.

51,90%

15,49%

12,41%

11,46%

8,75%

Filipina Thailand Indonesia Vietnam Negara ASEAN Lainnya

Gambar 4.2. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di ASEAN, Rata-rata 2008-2012

4.1.2. Perkembangan Produksi Pisang ASEAN

Sejalan dengan perkembangan luas panen pisang, maka produksi pisang

dari negara-negara ASEAN juga mengalami peningkatan (Gambar 4.3). Pada tahun

1980 produksi pisang sebesar 9,03 juta ton dan meningkat menjadi 19,49 juta ton

pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata sebesar 2,53% per tahun.

Pertumbuhan produksi pisang setelah krisis moneter tahun 1997 relatif lebih

besar dibandingkan sebelum krisis moneter (Lampiran 11).

Page 42: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(000 Ton)

Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Pisang Negara ASEAN, 1980-2012

Sejalan dengan luas panennya, Filipina juga menjadi negara penghasil

pisang terbesar di Asia Tenggara. Menurut data FAO tahun 2008-2012, rata-rata

produksi pisang dari Filipina mencapai 9,04 juta ton dengan kontribusi sebesar

47,90% (Gambar 4.4). Meskipun rata-rata luas panen pisang Indonesia berada di

urutan ketiga, namun dari sisi produksi Indonesia mampu mengungguli Thailand.

Dengan kontribusi sebesar 32,28% Indonesia berada di urutan kedua, diikuti

Thailand (8,38%) dan Vietnam (7,84%), sedangkan negara-negara ASEAN lainnya

memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dibandingkan dengan produksi pisang

dunia, maka produksi pisang negara ASEAN berkontribusi sebesar 18,49%.

47,90%

32,28%

8,38%

7,84% 3,61%

Filipina Indonesia Thailand Vietnam Negara ASEAN Lainnya

Gambar 4.4. Beberapa Negara dengan Produksi Pisang Terbesar di ASEAN,

Rata-rata 2008-2012

Page 43: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

4.1.3. Perkembangan Produktivitas Pisang ASEAN

Produktivitas pisang selama periode tahun 1980-2012 menunjukkan trend

yang semakin meningkat (Gambar 4.5), yaitu dari 12,73 ton/ha pada tahun 1980

menjadi 22,20 ton/ha tahun 2012. Rata-rata laju pertumbuhan selama periode

tersebut sebesar 1,89% per tahun.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(Ton/Ha)

Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Pisang Negara ASEAN, 1980-2012

Indonesia ternyata mempunyai tingkat produktivitas pisang tertinggi

dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya (Gambar 4.6). Rata-rata produktivitas

pisang Indonesia tahun 2008-2012 sebesar 56,99 ton/ha. Filipina sebagai sentra

produksi pisang terbesar di Asia Tenggara mempunyai produktivitas pisang

sebesar 20,19 ton/ha, sedangkan Vietnam dan Thailand mempunyai tingkat

produktivitas pisang masing-masing sebesar 14,97 ton/ha dan 11,83 ton/ha.

Namun perlu diingat bahwa produktivitas pisang Indonesia yang tinggi tersebut

dihitung dalam wujud buah segar beserta tandannya, sedangkan wujud produksi

pisang dari negara lain tidak diketahui, sehingga perlu kehati-hatian dalam

mencermati tingkat produktivitas pisang Indonesia terhadap negara-negara lain.

Dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi, maka Indonesia dapat

menjadi sentra produksi utama di Asia Tenggara jika mampu melakukan

pengembangan luas tanam pisang di provinsi-provinsi potensi di Luar Pulau Jawa,

Page 44: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29

seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua

dan Maluku (Departemen Pertanian, 2005).

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Indonesia Filipina Vietnam Thailand

56,99

20,19

14,97 11,83

(Ton/Ha)

Gambar 4.6. Beberapa Negara dengan Produktivitas Pisang Tertinggi di ASEAN, Rata-rata 2008-2012

4.1.4. Perkembangan Luas Panen Pisang Dunia

Luas panen pisang dunia selama tahun 1980-2012 menunjukkan

kecenderungan meningkat (Gambar 4.7). Jika pada tahun 1980 luas panen pisang

dunia sebesar 2,78 juta ha, maka pada tahun 2012 telah meningkat menjadi 4,95

juta ha. Rata-rata laju pertumbuhan luas panen pisang selama periode tersebut

tercatat sebesar 1,87% per tahun. Perkembangan luas panen pisang dunia

selengkapnya disajikan pada Lampiran 12.

Budidaya pisang dilakukan di sebagian besar negara di dunia. Dari negara-

negara tersebut, India, Brazil, Tanzania, Filipina, China, dan Burundi mempunyai

luas panen pisang terbesar di dunia dengan kontribusi kumulatif lebih besar dari

50% luas panen pisang dunia. Berdasarkan data rata-rata luas panen pisang tahun

2007-2011 yang bersumber dari FAO, keenam negara tersebut memberikan

kontribusi sebesar 56,28% terhadap total luas panen (Lampiran 13). India

mempunyai luas panen pisang terbesar dengan luasan mencapai 15,07%, diikuti

berturut-turut oleh Brazil (9,71%), Tanzania (9,14%), Filipina (8,82%), China

Page 45: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

(7,11%), dan Burundi (6,43%), sedangkan negara-negara lainnya kurang dari 5%

(Gambar 4.8). Indonesia berada di urutan ke-10 dengan kontribusi sebesar 2,12%.

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(000 Ha)

Gambar 4.7. Perkembangan Luas Panen Pisang Dunia, 1980-2012

15,07%

9,71%

9,14%

8,82%

7,11%

6,43%

43,72%

India Brazil Tanzania Filipina China Burundi Lainnya

Gambar 4.8. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012

4.1.5. Perkembangan Produksi Pisang Dunia

Perkembangan produksi pisang tahun 1980-2012 cenderung meningkat

dengan laju pertumbuhan sebesar 3,27% per tahun (Gambar 4.9). Produksi pisang

tertinggi dicapai pada tahun 2011 sebesar 106,06 juta ton. Tahun 2012 terjadi

Page 46: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

penurunan produksi pisang karena adanya serangan layu Fusarium di beberapa

negara, seperti India, Brazil dan Tanzania.

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(000 Ton)

Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Pisang Dunia, 1980-2012

Dari rata-rata produksi tahun 2008-2012, terdapat 4 (empat) negara

produsen pisang terbesar di dunia, yaitu India, China, Filipina, Ekuador, dan

Brazil. Selain mendominasi luas panen pisang dunia, India juga merupakan

produsen pisang terbesar pertama. Dengan rata-rata produksi pisang sebesar

27,16 juta ton per tahun, India memberikan kontribusi sebesar 26,61% dari total

produksi pisang dunia. China berada di peringkat kedua dengan kontribusi

sebesar 9,25%, diikuti oleh Filipina (8,86%), Ekuador (7,19%), dan Brazil (6,86%).

Indonesia sebagai salah satu negara produsen pisang dunia memberikan

kontribusi sebesar 5,97% dan berada di peringkat keenam dunia. Total kontribusi

dari keenam negara produsen pisang tersebut mencapai 64,74% (Gambar 4.10).

Negara-negara produsen pisang lainnya memberikan kontribusi kurang dari 5%.

Beberapa negara produsen pisang terbesar di dunia disajikan pada Lampiran 14.

Page 47: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

26,61%9,25%

8,86%

7,19%

6,86%5,97% 35,26%

India China Filipina Ekuador Brazil Indonesia Lainnya

Gambar 4.10. Beberapa Negara dengan Produksi Pisang Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012

4.1.6. Perkembangan Produktivitas Pisang Dunia

Dari hasil pembagian produksi dengan luas panennya diperoleh

produktivitas pisang dunia. Secara umum perkembangan produktivitas pisang

dunia menunjukkan peningkatan dari tahun 1980-2012 (Gambar 4.11) dengan laju

pertumbuhan sebesar 1,43% per tahun. Produktivitas pisang tertinggi dicapai

pada tahun 2012 sebesar 20,59 ton/ha.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

(Ton/Ha)

Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Pisang di Dunia, 1980-2012

Page 48: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33

Meskipun rata-rata produktivitas pisang dunia sebenarnya belum maksimal,

namun beberapa negara mampu mencapai tingkat produktivitas pisang yang jauh

lebih tinggi daripada produktivitas dunia. Pada tahun 2008-2012 ada 7 (tujuh)

negara dengan tingkat produktivitas pisang terbesar di dunia, yaitu Indonesia

(56,99 ton/ha), Nicaragua (53,46 ton/ha), Afrika Selatan (50,11 ton/ha), Costa

Rica (47,85 ton/ha), Israel (46,60 ton/ha), Turki (46,58 ton/ha), dan Mesir (45,38

ton/ha) (Gambar 4.12). Negara-negara yang merupakan produsen pisang terbesar

di dunia justru belum mencapai tingkat produktivitas yang optimal. Misalnya,

India ternyata berada di posisi ke-16 dunia dengan rata-rata produktivitas pisang

sebesar 35,48 ton/ha, China di posisi ke-30 dengan tingkat produktivitas pisang

sebesar 26,07 ton/ha, dan Filipina di posisi ke-50 dengan produktivitas sebesar

20,19 ton/ha.

Gambar 4.12. Beberapa Negara dengan Produktivitas Pisang Terbesar di Dunia, Rata-rata 2008-2012

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PISANG ASEAN DAN DUNIA

4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor Pisang ASEAN

Menurut data FAO, ada 6 (enam) negara ASEAN yang melakukan ekspor

pisang selama periode tahun 1980-2011, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina,

Singapura, Thailand, dan Vietnam. Volume ekspor pisang dari negara-negara

tersebut menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi (Gambar 4.13). Pada

Page 49: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

tahun 1980 total volume ekspor pisang dari negara ASEAN sebesar 967,14 ribu ton

dan meningkat menjadi 2,19 juta ton pada tahun 2011. Selama kurun waktu

tersebut terjadi peningkatan volume ekspor pisang rata-rata sebesar 3,80% per

tahun. Volume ekspor pisang tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar

2,39 juta ton (Lampiran 15). Dibandingkan volume ekspor pisang dunia, maka

dalam lima tahun terakhir negara-negara ASEAN hanya memberikan kontribusi

sebesar 11,28%.

Filipina merupakan negara eksportir pisang terbesar di Asia Tenggara,

bahkan tahun 2007-2011 ekspor pisang dari Filipina menyumbang lebih dari 95%

volume ekspor pisang negara ASEAN. Indonesia juga melakukan kegiatan ekspor

pisang, tetapi volume ekspor pisang Indonesia masih sangat rendah. Indonesia

berada di urutan kelima dengan kontribusi terhadap volume ekspor pisang Asia

Tenggara hanya sebesar 0,06%. Hal ini disebabkan varietas yang ditanam di

Indonesia sangat beragam, sedangkan pasar internasional menghendaki pisang

dari kelompok Cavendish. Pengembangan kultivar kelompok Cavendish di

Indonesia masih menghadapi kendala serangan penyakit layu Fusarium. Kultivar

Raja Sere, Barangan Merah dan Mas mempunyai peluang yang besar untuk

menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia, namun diperlukan dukungan

promosi yang memadai (Departemen Pertanian, 2005).

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

(Ton)

Filipina Thailand Vietnam

Malaysia Indonesia Singapura

Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Negara ASEAN, 1980-2011

Page 50: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35

4.2.2. Perkembangan Volume Impor Pisang ASEAN

Dari sisi impor, ada 7 (tujuh) negara ASEAN yang melakukan impor pisang,

yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan

Thailand. Pada tahun 1980-2011 terjadi peningkatan volume impor pisang ke

negara ASEAN sebesar 6,97% per tahun, yaitu dari 23,44 ribu ton pada tahun 1980

menjadi 60,55 ribu ton pada tahun 2011 (Lampiran 15).

Impor pisang terbesar dilakukan oleh Singapura dengan rata-rata volume

impor tahun 2007-2011 mencapai 39,21 ribu ton atau 70,26% dari total volume

impor pisang negara ASEAN (Gambar 4.14). Selain Singapura, Thailand dan Laos

juga mengimpor pisang dalam jumlah yang cukup besar dengan kontribusi

masing-masing sebesar 20,89% dan 5,08%, sedangkan volume impor pisang dari

negara ASEAN lainnya sangat kecil. Indonesia berada di urutan keempat dengan

rata-rata kontribusi impor sebesar 1,75% dari total volume impor pisang negara

ASEAN.

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

(Ton)

Singapura Thailand Laos

Indonesia Malaysia Brunei Darussalam

Filipina

Gambar 4.14. Perkembangan Volume Impor Pisang Negara ASEAN, 1980-2011

4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor Pisang Dunia

Pada periode tahun 1980-2011 volume ekspor pisang dunia berfluktuasi dan

cenderung mengalami peningkatan (Gambar 4.15). Rata-rata peningkatan volume

ekspor pisang sebesar 3,47% per tahun, yaitu dari 6,77 juta ton pada tahun 1980

Page 51: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

menjadi 18,72 juta ton pada tahun 2011. Volume ekspor tahun 2011 merupakan

capaian tertinggi selama kurun waktu tersebut (Lampiran 16).

0

4.000

8.000

12.000

16.000

20.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

(000 Ton)

Volume Ekspor Volume Impor

Gambar 4.15. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang Dunia,

1980-2011

Berdasarkan data rata-rata volume ekspor pisang tahun 2007-2011,

terdapat 6 (enam) negara dengan volume ekspor pisang terbesar di dunia.

Keenam negara tersebut mempunyai kontribusi kumulatif sebesar 75,56%

terhadap total volume ekspor pisang dunia. Ekuador merupakan negara eksportir

pisang terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor sebesar 5,42 juta ton

atau 29,97% dari total volume ekspor pisang dunia (Gambar 4.16). Filipina berada

di peringkat kedua dengan rata-rata volume ekspor sebesar 1,96 juta ton

(10,83%), diikuti oleh Costa Rica di peringkat ketiga sebesar 1,85 juta ton

(10,25%) dan Kolombia di peringkat keempat sebesar 1,77 juta ton (9,77%).

Urutan berikutnya adalah Guatemala dan Belgia dengan volume ekspor pisang

masing-masing sebesar 1,42 juta ton (7,85%) dan 1,25 juta ton (6,89%),

sedangkan negara-negara lainnya memberikan kontribusi kurang dari 5%.

Indonesia berada di urutan ke-67 dengan rata-rata volume ekspor sebesar 1,32

ribu ton. Persentase kontribusi beberapa negara eksportir pisang terbesar di

dunia disajikan pada Lampiran 17.

Page 52: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37

29,97%

10,83%

10,25%

9,77%

7,85%6,89%

24,44%

Ekuador Filipina Costa Rica Kolombia

Guatemala Belgia Lainnya

Gambar 4.16. Beberapa Negara Eksportir Pisang Terbesar di Dunia, Rata-rata 2007-2011

4.2.4. Perkembangan Volume Impor Pisang Dunia

Pada tahun 1980-2011 volume impor pisang dunia menunjukkan

kecenderungan meningkat seiring dengan peningkatan volume ekspornya

(Gambar 4.15) dengan laju pertumbuhan pada periode tersebut sebesar 3,52%

per tahun. Sebagaimana volume ekspornya, volume impor pisang tertinggi juga

dicapai pada tahun 2011 sebesar 18,92 juta ton. Perkembangan volume impor

pisang dunia selengkapnya disajikan pada Lampiran 16.

Berdasarkan data FAO tahun 2007–2011 terdapat 6 (enam) negara importir

pisang terbesar di dunia (Gambar 4.17). Total volume impor keenam negara

tersebut mencapai 55,02% dari total volume impor pisang dunia. Amerika Serikat

merupakan negara importir pisang terbesar di dunia dengan rata-rata volume

impor mencapai 3,96 juta ton per tahun atau 22,26% dari total volume impor

pisang dunia, diikuti oleh Belgia (7,57%), Jerman (7,54%), Jepang (6,17%), Rusia

(6,01%), dan Inggris (5,48%). Negara-negara importir lainnya mengimpor pisang

kurang dari 5% (Lampiran 18). Indonesia menempati urutan ke-106 dari negara-

negara importir pisang dunia.

Page 53: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

22,26%

7,57%

7,54%

6,17%

6,01%

5,48%

44,98%

Amerika Serikat Belgia Jerman

Jepang Rusia Inggris

Lainnya

Gambar 4.17. Beberapa Negara Importir Pisang Terbesar di Dunia,

Rata-rata 2007-2011

4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN PISANG ASEAN DAN DUNIA

4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Pisang ASEAN

Ketersediaan pisang untuk konsumsi diperoleh dari hasil perhitungan

produksi dikurangi volume ekspor ditambah volume impornya. Ketersediaan

pisang segar di negara-negara ASEAN selama periode tahun 1980-2011

menunjukkan peningkatan (Gambar 4.18) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar

2,54% per tahun. Karena volume ekspor dan volume impor relatif kecil

dibandingkan produksi pisang, maka ketersediaan pisang untuk negara-negara

ASEAN sangat ditentukan oleh besarnya produksi pisang, khususnya produksi

pisang dari Filipina yang mendominasi produksi pisang di Asia Tenggara.

Ketersediaan pisang untuk konsumsi tertinggi dicapai pada tahun 2009 sebesar

16,99 juta ton. Perkembangan ketersediaan pisang di negara ASEAN selengkapnya

disajikan pada Lampiran 19.

Page 54: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

(000 Ton)

Gambar 4.18. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Negara ASEAN, 1980-2011

4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Pisang Dunia

Pada tahun 1980-2011 ketersediaan pisang untuk konsumsi dunia juga

menunjukkan kecenderungan meningkat (Gambar 4.19). Pada periode tersebut

rata-rata peningkatan ketersediaan pisang mencapai 3,51% per tahun, yaitu dari

37,00 juta ton pada tahun 1980 menjadi 106,26 juta ton pada tahun 2011. Karena

volume ekspor dan volume impor pisang dunia relatif seimbang, maka pola

perkembangan ketersediaan pisang mengikuti pola perkembangan produksi

pisang dunia. Ketersediaan pisang untuk konsumsi dunia selengkapnya disajikan

pada Lampiran 20.

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

(000 Ton)

Gambar 4.19. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Dunia, 1980-2011

Page 55: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 56: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41

BAB V. PENAWARAN DAN PERMINTAAN PISANG

5.1. PROYEKSI PENAWARAN PISANG DI INDONESIA 2014-2019

Penawaran pisang diperoleh dari produksi ditambah volume impor

dikurangi volume ekspor. Proyeksi produksi pisang menggunakan model

pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing). Nilai MAPE

diperoleh sebesar 7 pada konstanta pemulusan level = 0,5780 dan trend = 0,

0895 (Lampiran 21). Sementara itu proyeksi volume ekspor dan volume impor

pisang diperoleh dengan menggunakan model dekomposisi multiplikatif. Nilai

MAPE untuk proyeksi volume ekspor sebesar 119 (Lampiran 22), sedangkan untuk

volume impor sebesar 94 (Lampiran 23). Hasil proyeksi penawaran pisang

Indonesia tahun 2014-2019 disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Pisang Indonesia, 2014-2019

Tahun

Penawaran (Ton) Pertumbuhan

(%) Produksi

Volume Ekspor

Volume Impor

Total

2014 6.497.759 2.174 33 6.495.618

2015 6.656.672 1.736 58 6.654.994 2,45

2016 6.815.585 722 265 6.815.127 2,41

2017 6.974.498 133 1.732 6.976.096 2,36

2018 7.133.411 1.228 933 7.133.115 2,25

2019 7.292.324 3.307 1.447 7.290.464 2,21

Rata-rata Pertumbuhan (%/th)

2,34

Produksi pisang sebagai salah satu komponen dari fungsi penawaran pisang

diperkirakan akan meningkat tahun 2014-2019. Volume ekspor diproyeksikan

akan mengalami penurunan antara tahun 2014-2017, tetapi akan meningkat

kembali pada tahun 2018-2019. Volume impor diproyeksikan akan meningkat

Page 57: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

tahun 20140-2017, tetapi akan turun pada tahun 2018 dan naik kembali pada

tahun 2019. Dengan memperhitungkan produksi, volume ekspor dan volume

impor maka penawaran pisang Indonesia diperkirakan akan meningkat dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 2,34% per tahun. Tahun 2014 penawaran pisang

diperkirakan sebesar 6,50 juta ton dan akan mencapai 7,29 juta ton pada tahun

2019.

5.2. PROYEKSI PERMINTAAN PISANG DI INDONESIA 2014-2019

Permintaan pisang merupakan hasil perhitungan dari konsumsi pisang di

rumah tangga ditambah tercecer dan ketersediaan lainnya.Dalam proyeksi

permintaan pisang yang dimodelkan adalah konsumsi rumah tangga, sedangkan

komponen tercecer diasumsikan sebesar 4,70% dari produksi.

Permintaan pisang Indonesia menggunakan pendekatan konsumsi pisang di

rumah tangga. Series data yang digunakan adalah konsumsi pisang segar per

kapita hasil Susenas BPS. Dengan menggunakan model pemulusan eksponensial

berganda (double exponential smoothing) diperoleh nilai MAPE sebesar 10,01

pada level = 0,4461 dan trend = 0,3045 (Lampiran 24). Untuk memperoleh

total permintaan pisang di Indonesia digunakan juga data proyeksi jumlah

penduduk yang bersumber dari BPS. Hasil proyeksi konsumsi pisang di Indonesia

disajikan pada Tabel 5.2.

Konsumsi pisang segar per kapita diperkirakan akan mengalami penurunan

pada tahun 2014-2019, sedangkan jumlah penduduk diperkirakan akan

meningkat. Dari perkalian konsumsi pisang per kapita dengan jumlah penduduk

diperoleh total konsumsi pisang yang diperkirakan akan mengalami penurunan.

Rata-rata penurunan dalam kurun waktu tersebut sebesar 6,81% per tahun.

Tahun 2014 permintaan pisang diperkirakan sebesar 1,49 juta ton yang akan

turun pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2019 menjadi sebesar 1,05 juta

ton.

Untuk komponen tercecer diperoleh hasil proyeksi yang cenderung

meningkat karena produksi juga diproyeksikan meningkat. Tahun 2014 komponen

tercecer sebesar 305,40 ribu ton dan akan terus meningkat hingga mencapai

Page 58: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43

342,74 ribu ton pada tahun 2019 (Tabel 5.3). Sementara itu komponen

ketersediaan lainnya diperoleh dari perhitungan permintaan dikurangi konsumsi

rumah tangga dan tercecer. Ketersediaan lainnya merupakan penyeimbang dari

penawaran dan permintaan.

Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Konsumsi Pisang di Indonesia, 2014-2019

Tahun Konsumsi RT (Kg/Kapita)

Jumlah Penduduk (000 Org)

Total Konsumsi RT

(Ton)

Pertumbuhan (%)

2014 5,902 252.165 1.488.313

2015 5,502 255.462 1.405.580 -5,56

2016 5,102 258.705 1.319.931 -6,09

2017 4,702 261.891 1.231.422 -6,71

2018 4,302 265.015 1.140.095 -7,42

2019 3,902 267.974 1.045.627 -8,29

Rata-rata Pertumbuhan (%/th)

-6,81

5.3. PROYEKSI NERACA PENAWARAN DAN PERMINTAAN PISANG DI INDONESIA 2014–2019

Proyeksi penawaran dan permintaan pisang merupakan situasi neraca

pisang tahun 2014-2019 yang disajikan selengkapnya pada Tabel 5.3. Dari sisi

penawaran diperkirakan masih akan terjadi ekspor maupun impor pisang segar

dengan volume ekspor lebih besar dibandingkan volume impornya.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga untuk komoditi pisang segar

rata-rata hanya sebesar 18,56%. Meskipun pisang merupakan buah yang tersedia

sepanjang tahun dan mengandung vitamin tinggi, tetapi preferensi masyarakat

akan pisang belum sepenuhnya pada konsumsi pisang wujud segar. Komponen

permintaan dengan persentase terbesar justru pada ketersediaan lainnya yang

rata-rata mencapai 76,74%. Karena konsumsi rumah tangga hanya mencakup

konsumsi pisang segar, maka ketersediaan lainnya mencakup permintaan pisang

Page 59: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

untuk hotel, restoran, makanan olahan berbahan baku pisang dan sebagai input

antara untuk industri pengolahan. Dari buah pisang dapat dihasilkan berbagai

makanan olahan, seperti keripik, sale, pure, sari buah, selai, sirup dan dodol.

Buah pisang juga dapat diolah menjadi tepung. Bonggol pisang dapat diolah

menjadi keripik, sedangkan dari kulit pisang dapat dihasilkan kerupuk dan

pangsit.

Dengan melihat besarnya prospek komoditi pisang, terutama dalam wujud

olahan, maka perlu dilakukan upaya peningkatan produksi melalui perluasan

areal tanam dan pemanfaatan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas

pisang di masa depan. Dengan demikian permintaan pisang dapat dicukupi oleh

produksi domestik tanpa harus melakukan impor dari luar negeri.

Tabel 5.3. Proyeksi Neraca Penawaran dan Permintaan Pisang di Indonesia, 2014-2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1. Produksi 6.497.759 6.656.672 6.815.585 6.974.498 7.133.411 7.292.324

2. Ekspor 2.174 1.736 722 133 1.228 3.307

3. Impor 33 58 265 1.732 933 1.447

1. Total Konsumsi RT 1.488.313 1.405.580 1.319.931 1.231.422 1.140.095 1.045.627

2. Tercecer (4,7% thd prod.) 305.395 312.864 320.332 327.801 335.270 342.739

3. Ketersediaan Lainnya 4.701.910 4.936.551 5.174.864 5.416.873 5.657.750 5.902.098

7.290.464

UraianProyeksi Tahun

6.495.618 6.654.994 6.815.127 6.976.096 7.133.115 A. PENAWARAN (Ton)

B. PERMINTAAN (Ton) 6.495.618 6.654.994 6.815.127 6.976.096 7.133.115 7.290.464

5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN PISANG ASEAN 2012-2019

Ketersediaan pisang di negara-negara ASEAN diperoleh dari perhitungan

produksi dikurangi volume ekspor ditambah volume impornya. Dengan

menggunakan metode pemulusan eksponensial berganda (double exponential

smoothing) pada level = 0,8927 dan trend = 0,1347 diperoleh nilai MAPE = 4

(Lampiran 25). Berdasarkan metode tersebut dihasilkan proyeksi ketersediaan

pisang negara ASEAN seperti tersaji pada Tabel 5.4.

Page 60: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45

Tabel 5.4. Proyeksi Ketersediaan Pisang Negara-negara ASEAN, 2012-2019

Tahun Ketersediaan (Ton)

2012 17.549.999

2013 18.040.634 2,80

2014 18.531.270 2,72

2015 19.021.905 2,65

2016 19.512.541 2,58

2017 20.003.176 2,51

2018 20.493.812 2,45

2019 20.984.447 2,39

Rata-rata Pertumbuhan

(%/th) 2,59

Ketersediaan pisang di negara-negara ASEAN untuk tahun 2012 sebesar

17,55 juta ton. Dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 2,59% per tahun,

maka diperkirakan pada tahun 2019 ketersediaan pisang di negara-negara ASEAN

mencapai 20,98 juta ton. Meskipun ketersediaan pisang masih tumbuh positif,

namun persentase pertumbuhannya semakin melambat dari tahun ke tahun.

Dengan demikian perlu dilakukan berbagai upaya dari negara-negara penghasil

pisang ASEAN untuk dapat meningkatkan produksinya sehingga ketersediaan

pisang dapat tetap terjaga.

5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN PISANG DUNIA 2012-2019

Proyeksi ketersediaan pisang segar di dunia dihitung menggunakan metode

pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing). Pada level

= 0,8467 dan trend = 0,2649 diperoleh nilai MAPE = 3 (Lampiran 26) dengan

hasil proyeksi ketersediaan pisang dunia seperti tersaji pada Tabel 5.5.

Ketersediaan pisang di dunia diperkirakan akan terus meningkat dengan

laju pertumbuhan sebesar 3,15% per tahun. Secara umum laju pertumbuhan

Page 61: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

46 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

ketersediaan pisang dunia hasil proyeksi lebih besar dibandingkan pertumbuhan

ketersediaan pisang ASEAN namun laju pertumbuhannya juga menunjukkan

kecenderungan yang semakin melambat. Tahun 2012 ketersediaan pisang dunia

sebesar 110,76 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 137,59 juta

ton pada tahun 2019.

Tabel 5.5. Proyeksi Ketersediaan Pisang Dunia, 2012-2019

Tahun Ketersediaan

(Ton)

Pertumbuhan

(%)

2012 110.759.439

2013 114.591.841 3,46

2014 118.424.243 3,34

2015 122.256.645 3,24

2016 126.089.047 3,13

2017 129.921.449 3,04

2018 133.753.851 2,95

2019 137.586.253 2,87

Rata-rata Pertumbuhan

(%/th) 3,15

Page 62: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Potret Usaha Pertanian Indonesia Menurut Sub

Sektor. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Makridakis, S., Wheelwright, S., McGee, V.E. 1992. Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Pusat Kajian Buah Tropika Institut Pertanian Bogor. 2004. Executive Summary

Laporan Akhir RUSNAS: Komoditas Pisang. http://gwi-network.com/sites/default/files/ebooks/2004-pisang.pdf [diakses 1 September 2014].

Satiyantari, W. 1998. Analisa Peluang Pasar Pisang serta Implikasinya pada Pengembangan dan Pemasaran Pisang. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Subagyo, P. 1986. Forcasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Suhartanto, M.R., Harti, H. dan Haryadi, S.S. 2008. Program Pengembangan Pisang. http://pkht.or.id/ [diakses 1 September 2014].

Page 63: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 64: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49

L A M P I R A N

Page 65: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 66: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980–2013

Pertumb. Pertumb. Pertumb.

(%) (%) (%)

1980 55.142 102.663 157.805

1981 67.985 23,29 108.039 5,24 176.024 11,55

1982 71.896 5,75 103.641 -4,07 175.537 -0,28

1983 72.229 0,46 98.381 -5,08 170.610 -2,81

1984 76.818 6,35 110.809 12,63 187.627 9,97

1985 70.165 -8,66 89.430 -19,29 159.595 -14,94

1986 75.629 7,79 52.690 -41,08 128.319 -19,60

1987 79.005 4,46 96.611 83,36 175.616 36,86

1988 80.663 2,10 88.988 -7,89 169.651 -3,40

1989 95.283 18,12 32.560 -63,41 127.843 -24,64

1990 94.460 -0,86 37.994 16,69 132.454 3,61

1991 97.777 3,51 37.288 -1,86 135.065 1,97

1992 48.626 -50,27 27.909 -25,15 76.535 -43,33

1993 41.025 -15,63 29.655 6,26 70.680 -7,65

1994 27.260 -33,55 22.536 -24,01 49.796 -29,55

1995 28.526 4,64 20.459 -9,22 48.985 -1,63

1996 27.667 -3,01 21.251 3,87 48.918 -0,14

1997 44.894 62,27 33.071 55,62 77.965 59,38

1998 41.181 -8,27 30.291 -8,41 71.472 -8,33

1999 43.162 4,81 27.350 -9,71 70.512 -1,34

2000 44.970 4,19 28.569 4,46 73.539 4,29

2001 43.981 -2,20 32.844 14,96 76.825 4,47

2002 40.279 -8,42 33.561 2,18 73.840 -3,89

2003 43.546 8,11 42.144 25,57 85.690 16,05

2004 55.511 27,48 39.923 -5,27 95.434 11,37

2005 60.038 8,16 41.427 3,77 101.465 6,32

2006 55.138 -8,16 39.006 -5,84 94.144 -7,22

2007 57.631 4,52 40.512 3,86 98.143 4,25

2008 61.666 7,00 46.125 13,86 107.791 9,83

2009 65.482 6,19 53.536 16,07 119.018 10,42

2010 58.440 -10,75 42.836 -19,99 101.276 -14,91

2011 60.332 3,24 43.824 2,31 104.156 2,84

2012 58.176 -3,57 44.981 2,64 103.157 -0,96

2013 58.996 1,41 44.454 -1,17 103.449 0,28

1980-2013 1,83 0,66 0,27

1980-1997 1,57 -1,02 -1,45

1998-2013 2,11 2,46 2,09

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

Luas Panen (Ha)

Jawa Luar Jawa IndonesiaTahun

Page 67: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 2. Perkembangan Produksi Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia,

1980–2013

Pertumb. Pertumb. Pertumb.

(%) (%) (%)

1980 963.135 1.013.691 1.976.826

1981 1.218.170 26,48 840.141 -17,12 2.058.311 4,12

1982 1.131.404 -7,12 904.155 7,62 2.035.559 -1,11

1983 1.074.610 -5,02 706.853 -21,82 1.781.463 -12,48

1984 1.153.078 7,30 838.730 18,66 1.991.808 11,81

1985 1.065.711 -7,58 842.916 0,50 1.908.627 -4,18

1986 1.255.915 17,85 823.143 -2,35 2.079.058 8,93

1987 1.256.576 0,05 935.756 13,68 2.192.332 5,45

1988 1.328.660 5,74 979.719 4,70 2.308.379 5,29

1989 1.449.229 9,07 742.831 -24,18 2.192.060 -5,04

1990 1.613.182 11,31 797.817 7,40 2.410.999 9,99

1991 1.739.938 7,86 731.987 -8,25 2.471.925 2,53

1992 1.662.271 -4,46 988.570 35,05 2.650.841 7,24

1993 1.724.290 3,73 918.220 -7,12 2.642.510 -0,31

1994 1.984.041 15,06 1.095.753 19,33 3.079.794 16,55

1995 2.378.342 19,87 1.422.477 29,82 3.800.819 23,41

1996 1.767.646 -25,68 1.251.581 -12,01 3.019.227 -20,56

1997 2.081.599 17,76 972.267 -22,32 3.053.866 1,15

1998 2.150.600 3,31 1.024.000 5,32 3.174.600 3,95

1999 2.463.937 14,57 911.914 -10,95 3.375.851 6,34

2000 2.691.492 9,24 1.055.470 15,74 3.746.962 10,99

2001 2.906.395 7,98 1.390.908 31,78 4.297.303 14,69

2002 2.980.838 2,56 1.375.374 -1,12 4.356.212 1,37

2003 2.625.134 -11,93 1.552.021 12,84 4.177.155 -4,11

2004 3.108.377 18,41 1.766.062 13,79 4.874.439 16,69

2005 3.270.005 5,20 1.907.603 8,01 5.177.608 6,22

2006 2.989.429 -8,58 2.048.043 7,36 5.037.472 -2,71

2007 3.082.968 3,13 2.371.258 15,78 5.454.226 8,27

2008 3.403.889 10,41 2.600.726 9,68 6.004.615 10,09

2009 3.650.455 7,24 2.723.078 4,70 6.373.533 6,14

2010 3.153.587 -13,61 2.601.486 -4,47 5.755.073 -9,70

2011 3.587.770 13,77 2.544.925 -2,17 6.132.695 6,56

2012 3.484.787 -2,87 2.704.256 6,26 6.189.043 0,92

2013 3.557.983 2,10 2.721.296 0,63 6.279.279 1,46

1980-2013 4,64 4,08 3,94

1980-1997 5,43 1,27 3,10

1998-2013 3,81 7,08 4,82

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

IndonesiaJawa Luar JawaTahun

Produksi (Ton)

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

Page 68: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53

Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Pisang di Jawa, Luar Jawa dan Indonesia, 1980–2013

Pertumb. Pertumb. Pertumb.

(%) (%) (%)

1980 17,47 9,87 12,53

1981 17,92 2,59 7,78 -21,24 11,69 -6,65

1982 15,74 -12,17 8,72 12,19 11,60 -0,83

1983 14,88 -5,46 7,18 -17,64 10,44 -9,96

1984 15,01 0,89 7,57 5,35 10,62 1,67

1985 15,19 1,19 9,43 24,52 11,96 12,65

1986 16,61 9,33 15,62 65,75 16,20 35,48

1987 15,91 -4,22 9,69 -38,00 12,48 -22,95

1988 16,47 3,56 11,01 13,67 13,61 9,00

1989 15,21 -7,66 22,81 107,22 17,15 26,02

1990 17,08 12,28 21,00 -7,96 18,20 6,16

1991 17,79 4,20 19,63 -6,51 18,30 0,55

1992 34,18 92,10 35,42 80,44 34,64 89,25

1993 42,03 22,95 30,96 -12,59 37,39 7,94

1994 72,78 73,17 48,62 57,03 61,85 65,43

1995 83,37 14,55 69,53 43,00 77,59 25,45

1996 63,89 -23,37 58,90 -15,29 61,72 -20,45

1997 46,37 -27,43 29,40 -50,08 39,17 -36,54

1998 52,22 12,63 33,81 14,99 44,42 13,40

1999 57,09 9,31 33,34 -1,37 47,88 7,79

2000 59,85 4,84 36,94 10,80 50,95 6,42

2001 66,08 10,41 42,35 14,63 55,94 9,78

2002 74,00 11,99 40,98 -3,23 59,00 5,47

2003 60,28 -18,54 36,83 -10,14 48,75 -17,37

2004 56,00 -7,11 44,24 20,12 51,08 4,78

2005 54,47 -2,73 46,05 4,09 51,03 -0,09

2006 54,22 -0,46 52,50 14,01 53,51 4,86

2007 53,49 -1,33 58,53 11,49 55,57 3,86

2008 55,20 3,19 56,38 -3,67 55,71 0,24

2009 55,75 0,99 50,86 -9,79 53,55 -3,87

2010 53,96 -3,20 60,74 19,42 56,83 6,11

2011 59,47 10,20 58,07 -4,39 58,88 3,62

2012 59,90 0,73 60,12 3,53 60,00 1,90

2013 60,31 0,68 61,22 1,82 60,70 1,17

1980-2013 5,70 9,76 6,98

1980-1997 9,21 14,11 10,72

1998-2013 1,97 5,14 3,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

Tahun

Produktivitas (Ton/Ha)

Jawa Luar Jawa Indonesia

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

Page 69: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 4. Beberapa Provinsi Sentra Produksi Pisang di Indonesia, 2009–2013

2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

1 Jawa Barat   1.415.694 1.090.777 1.360.126 1.192.860 1.095.325 1.230.956 20,03 20,03

2 Jawa Timur   1.020.773 921.964 1.188.926 1.362.881 1.527.375 1.204.384 19,60 39,63

3 Lampung   681.875 677.781 687.761 817.606 938.280 760.661 12,38 52,00

4 Jawa Tengah   965.389 854.383 750.775 617.456 560.985 749.797 12,20 64,20

5 Sumatera Utara   335.790 403.391 429.629 363.061 342.297 374.834 6,10 70,30

6 Banten   194.835 234.887 248.272 248.243 315.509 248.349 4,04 74,34

7 Nusa Tenggara Timur   294.770 187.911 184.773 148.278 136.049 190.356 3,10 77,44

8 Bali   153.540 148.845 163.685 164.699 215.252 169.204 2,75 80,19

9 Sumatera Selatan   212.718 218.770 109.268 182.958 109.131 166.569 2,71 82,90

10 Sulawesi Selatan   195.973 144.667 153.540 149.061 185.353 165.719 2,70 85,60

Lainnya 902.176 871.697 855.940 941.941 853.723 885.095 14,40 100,00

Indonesia 6.373.533 5.755.073 6.132.695 6.189.043 6.279.279 6.145.925 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

Kontribusi

Kumulatif

(%)

No.

Produksi (Ton)

ProvinsiKontribusi

(%)

Lampiran 5. Beberapa Kabupaten/Kota Sentra Produksi Pisang di Provinsi Jawa

Barat, 2013

No. Kabupaten/Kota Produksi

(Ton)

Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif (%)

1 Cianjur 208.552 19,04 19,04

2 Ciamis 132.405 12,09 31,13

3 Garut 116.761 10,66 41,79

4 Tasikmalaya 115.589 10,55 52,34

5 Sukabumi 106.712 9,74 62,08

6 Purwakarta 93.948 8,58 70,66

7 Sumedang 84.692 7,73 78,39

8 Subang 60.099 5,49 83,88

9 Majalengka 38.135 3,48 87,36

10 Bandung Barat 30.215 2,76 90,12

Lainnya 108.216 9,88 100,00

Jawa Barat 1.095.325 100,00

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Page 70: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55

Lampiran 6. Beberapa Kabupaten/Kota Sentra Produksi Pisang di Provinsi Jawa

Timur, 2013

No. Kabupaten/Kota Produksi

(Ton)

Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif (%)

1 Malang 710.036 46,49 46,49

2 Lumajang 115.608 7,57 54,06

3 Banyuwangi 84.807 5,55 70,17

4 Jember 82.069 5,37 64,62

5 Pasuruan 79.204 5,19 59,24

6 Bojonegoro 42.671 2,79 72,96

7 Sumenep 42.238 2,77 78,22

8 Ponorogo 38.018 2,49 75,45

9 Pacitan 34.140 2,24 80,45

10 Tulungagung 32.809 2,15 82,60

Lainnya 265.777 17,40 100,00

Jawa Timur 1.527.375 100,00

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

Page 71: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 7. Perkembangan Konsumsi Pisang di Indonesia, 2002–2013

Pisang Ambon Pisang Raja Pisang Lainnya Total

2002 2,399 1,356 4,067 7,821

2003 2,242 1,147 4,589 7,978 2,00

2004 2,138 1,199 4,276 7,613 -4,58

2005 2,190 1,304 4,380 7,874 3,42

2006 2,086 1,199 4,276 7,561 -3,97

2007 1,512 1,304 5,006 7,821 3,45

2008 1,721 1,460 5,214 8,395 7,33

2009 1,721 1,251 4,954 7,926 -5,59

2010 1,512 1,147 4,171 6,831 -13,82

2011 2,190 1,564 5,058 8,812 29,01

2012 1,825 0,834 3,129 5,788 -34,32

2013 1,251 0,834 3,546 5,631 -2,71

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

2002-2013 -1,80

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

TahunPertumb.

(%)

Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun)

Page 72: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57

Lampiran 8. Perkembangan Penggunaan dan Ketersediaan Pisang di Indonesia,

1993-2013

MakananNon

Makanan

1993 - - - - 262 2.357 2.619 12,56

1994 - - - - 305 2.749 3.054 14,42

1995 - - - - 375 3.375 3.750 17,44

1996 - - - - 292 2.629 2.921 13,36

1997 - - - - 299 2.687 2.986 13,45

1998 - - - - 310 2.790 3.100 13,75

1999 - - - - 330 2.970 3.300 14,64

2000 - - - - 374 3.370 3.744 16,37

2001 - - - 1,00 430 3.870 4.301 18,56

2002 - - - - 206 4.178 4.384 19,79

2003 - - - - 196 3.981 4.177 18,63

2004 - - - - 229 4.645 4.874 21,46

2005 - - - - 243 4.931 5.174 22,43

2006 - - - - 237 4.797 5.034 21,53

2007 - - - - 256 5.196 5.452 23,03

2008 - - - - 282 5.721 6.003 25,03

2009 - - - - 300 6.074 6.374 26,25

2010 - - - - 271 5.487 5.758 22,72

2011 - - - - 288 5.844 6.132 24,15

2012 - - - - 291 5.899 6.189 24,03

2013*) - - - - 295 5.979 6.274 24,03

Rata-rata (000 Ton) - - - - 289 4.263 4.552 19,41

Share (%) - - - - 6,35 93,65 100,00

Pertumb. (%/tahun) - - - - 2,26 5,26 4,96 3,81

Sumber : Badan Ketahanan Pangan

Keterangan : *) Angka Sementara

Total

Penggunaan

(000 Ton)

Ketersediaan

Konsumsi

(Kg/Kapita/Th)

TahunPakan

(000 Ton)

Bibit

(000 Ton)

Olahan (000 Ton)Tercecer

(000 Ton)

Bahan

Makanan

(000 Ton)

Page 73: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 9. Perkembangan Harga Pisang di Tingkat Produsen dan Konsumen di

Indonesia, 1993-2012

1993 532 498

1994 570 7,11 558 11,92

1995 804 41,03 681 22,08

1996 926 15,24 762 11,88

1997 1.040 12,21 876 15,02

1998 1.547 48,79 1.342 53,16

1999 1.921 24,16 1.739 29,54

2000 2.310 20,30 1.920 10,45

2001 2.825 22,29 2.207 14,92

2002 3.570 26,36 2.556 15,83

2003 3.319 -7,05 2.824 10,51

2004 3.540 6,66 2.946 4,29

2005 3.775 6,66 3.239 9,97

2006 3.871 2,55 3.647 12,60

2007 4.090 5,64 4.118 12,89

2008 4.191 2,48 4.704 14,25

2009 4.523 7,91 5.261 11,83

2010 4.961 9,70 5.999 14,03

2011 5.303 6,88 6.632 10,55

2012 5.638 6,32 7.047 6,26

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

1993-2012 13,96 15,37

1993-2002 24,17 20,53

2003-2012 4,77 10,72

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

TahunPertumb.

(%)

Harga Produsen

(Rp/Sisir)

Harga Konsumen

(Rp/Kg)

Pertumb.

(%)

Page 74: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59

Lampiran 10. Perkembangan Ekspor dan Impor Pisang Indonesia, 2000–2013

Volume

(Kg)

Pertumb.

(%)Nilai (US$)

Pertumb.

(%)

Volume

(Kg)

Pertumb.

(%)Nilai (US$)

Pertumb.

(%)

2000 2.221.593 533.460 13.620 31.757 501.703

2001 293.715 -86,78 87.688 -83,56 79.611 484,52 64.621 103,49 23.067

2002 585.798 99,44 1.078.574 1.130,01 104.496 31,26 98.470 52,38 980.104

2003 244.732 -58,22 514.020 -52,34 563.634 439,38 403.849 310,12 110.171

2004 1.197.495 389,31 778.506 51,45 408.818 -27,47 188.839 -53,24 589.667

2005 3.647.035 204,56 1.288.892 65,56 443.911 8,58 400.859 112,28 888.033

2006 4.443.188 21,83 1.407.542 9,21 124.243 -72,01 168.408 -57,99 1.239.134

2007 2.378.460 -46,47 856.127 -39,18 24.751 -80,08 39.222 -76,71 816.905

2008 1.969.871 -17,18 988.914 15,51 55.632 124,77 65.501 67,00 923.413

2009 700.700 -64,43 341.037 -65,51 328.466 490,43 349.346 433,34 -8.309

2010 13.578 -98,06 48.305 -85,84 2.779.200 746,11 1.565.852 348,22 -1.517.547

2011 1.734.655 12.675,48 1.011.593 1.994,18 1.631.045 -41,31 849.998 -45,72 161.595

2012 1.489.370 -14,14 872.154 -13,78 2.041.518 25,17 1.253.026 47,42 -380.872

2013 5.680.364 281,39 2.973.647 240,95 336.799 -83,50 265.669 -78,80 2.707.978

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

2000-2013 1.022,06 243,59 157,37 89,37

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pusdatin

Keterangan : Kode HS yang digunakan adalah 0803100000 dan 0803900000

Tahun

Ekspor ImporNeraca

(US$)

Page 75: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 11. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pisang

Negara ASEAN1), 1980–2012

TahunLuas Panen

(Ha)

Pertumb.

(%)

Produksi

(Ton)

Pertumb.

(%)

Produktivitas

(Ton/Ha)

Pertumb.

(%)

1980 709.571 9.034.502 12,73

1981 730.601 2,96 9.094.910 0,67 12,45 -2,23

1982 766.685 4,94 9.160.481 0,72 11,95 -4,02

1983 739.891 -3,49 8.464.356 -7,60 11,44 -4,25

1984 755.079 2,05 8.960.906 5,87 11,87 3,74

1985 733.194 -2,90 8.855.905 -1,17 12,08 1,78

1986 694.525 -5,27 9.657.198 9,05 13,90 15,12

1987 714.551 2,88 9.330.797 -3,38 13,06 -6,09

1988 726.062 1,61 9.388.458 0,62 12,93 -0,98

1989 689.987 -4,97 8.845.366 -5,78 12,82 -0,86

1990 710.441 2,96 9.419.883 6,50 13,26 3,43

1991 729.282 2,65 9.684.780 2,81 13,28 0,16

1992 693.542 -4,90 10.017.981 3,44 14,44 8,77

1993 716.871 3,36 10.182.181 1,64 14,20 -1,67

1994 665.711 -7,14 10.754.224 5,62 16,15 13,73

1995 671.732 0,90 11.758.164 9,34 17,50 8,36

1996 677.381 0,84 10.892.056 -7,37 16,08 -8,14

1997 713.785 5,37 11.155.675 2,42 15,63 -2,80

1998 712.824 -0,13 11.029.158 -1,13 15,47 -1,00

1999 753.492 5,71 11.862.312 7,55 15,74 1,75

2000 772.720 2,55 12.554.571 5,84 16,25 3,20

2001 778.135 0,70 13.229.117 5,37 17,00 4,64

2002 773.795 -0,56 13.547.432 2,41 17,51 2,98

2003 799.150 3,28 13.594.237 0,35 17,01 -2,84

2004 798.012 -0,14 14.028.240 3,19 17,58 3,34

2005 801.875 0,48 15.171.222 8,15 18,92 7,63

2006 808.653 0,85 15.519.329 2,29 19,19 1,44

2007 829.895 2,63 16.819.275 8,38 20,27 5,60

2008 839.685 1,18 18.209.036 8,26 21,69 7,00

2009 873.078 3,98 18.952.375 4,08 21,71 0,10

2010 860.365 -1,46 18.594.313 -1,89 21,61 -0,44

2011 865.005 0,54 19.113.905 2,79 22,10 2,24

2012 875.782 1,25 19.486.965 1,95 22,25 0,70

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2012 0,71 2,53 1,89

1980-1997 0,11 1,38 1,41

1998-2012 1,39 3,84 2,42

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Keterangan : 1) Negara ASEAN penghasil pisang adalah Filipina, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia,

Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam

Page 76: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61

Lampiran 12. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Pisang

Dunia, 1980-2012

TahunLuas Panen

(Ha)

Pertumb.

(%)

Produksi

(Ton)

Pertumb.

(%)

Produktivitas

(Ton/Ha)

Pertumb.

(%)

1980 2.783.480 37.087.567 13,32

1981 2.777.280 -0,22 37.593.806 1,36 13,54 1,59

1982 2.876.592 3,58 38.210.453 1,64 13,28 -1,87

1983 2.834.878 -1,45 36.928.214 -3,36 13,03 -1,93

1984 2.897.929 2,22 39.358.260 6,58 13,58 4,26

1985 2.976.383 2,71 40.136.697 1,98 13,49 -0,71

1986 3.069.846 3,14 42.871.180 6,81 13,97 3,56

1987 3.231.723 5,27 44.474.559 3,74 13,76 -1,46

1988 3.493.710 8,11 44.888.724 0,93 12,85 -6,64

1989 3.288.704 -5,87 44.884.346 -0,01 13,65 6,22

1990 3.327.268 1,17 47.184.864 5,13 14,18 3,91

1991 3.411.012 2,52 49.001.014 3,85 14,37 1,30

1992 3.575.433 4,82 52.096.572 6,32 14,57 1,43

1993 3.648.411 2,04 54.212.121 4,06 14,86 1,98

1994 3.552.123 -2,64 56.605.943 4,42 15,94 7,25

1995 3.485.734 -1,87 56.787.747 0,32 16,29 2,23

1996 3.572.965 2,50 56.133.905 -1,15 15,71 -3,56

1997 3.932.832 10,07 62.274.497 10,94 15,83 0,79

1998 3.991.241 1,49 62.189.961 -0,14 15,58 -1,60

1999 4.033.458 1,06 67.047.244 7,81 16,62 6,68

2000 4.289.753 6,35 66.046.477 -1,49 15,40 -7,38

2001 4.178.256 -2,60 67.877.676 2,77 16,25 5,52

2002 4.274.974 2,31 69.304.769 2,10 16,21 -0,21

2003 4.410.523 3,17 71.938.067 3,80 16,31 0,61

2004 4.440.579 0,68 76.180.329 5,90 17,16 5,18

2005 4.481.520 0,92 80.247.935 5,34 17,91 4,38

2006 4.728.072 5,50 85.723.789 6,82 18,13 1,25

2007 4.763.788 0,76 91.661.118 6,93 19,24 6,12

2008 4.894.848 2,75 96.222.991 4,98 19,66 2,17

2009 5.128.324 4,77 100.223.702 4,16 19,54 -0,58

2010 5.162.215 0,66 105.726.175 5,49 20,48 4,80

2011 5.255.172 1,80 106.058.471 0,31 20,18 -1,46

2012 4.953.315 -5,74 101.992.743 -3,83 20,59 2,03

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2012 1,87 3,27 1,43

1980-1997 2,12 3,15 1,08

1998-2012 1,59 3,40 1,83

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Page 77: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 13. Beberapa Negara dengan Luas Panen Pisang Terbesar di Dunia,

2008–2012

2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

1 India 709.000 770.300 830.000 796.500 721.790 765.518 15,07 15,07

2 Brazil 513.097 479.614 487.790 503.354 481.116 492.994 9,71 24,78

3 Tanzania 420.753 507.810 417.910 532.077 442.190 464.148 9,14 33,92

4 Filipina 438.593 446.371 449.443 450.125 454.179 447.742 8,82 42,73

5 China 317.800 338.800 360.000 390.000 400.000 361.320 7,11 49,85

6 Burundi 350.000 360.000 375.000 370.000 178.036 326.607 6,43 56,28

7 Ekuador 215.521 216.115 215.647 191.973 210.894 210.030 4,14 60,42

8 Uganda 141.927 142.096 143.000 140.000 130.000 139.405 2,74 63,16

9 Thailand 132.491 133.162 133.527 133.000 136.000 133.636 2,63 65,79

10 Indonesia 107.791 119.018 101.276 104.156 103.157 107.448 2,12 67,91

Lainnya 1.547.875 1.615.038 1.648.622 1.643.987 1.695.953 1.629.926 32,09 100,00

Dunia 4.894.848 5.128.324 5.162.215 5.255.172 4.953.315 5.078.775 100,00

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif

(%)

No. NegaraLuas Panen (Ha)

Lampiran 14. Beberapa Negara dengan Produksi Pisang Terbesar di Dunia, 2008–

2012

2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

1 India 26.217.000 26.469.500 29.780.000 28.455.100 24.869.490 27.158.218 26,61 26,61

2 China 7.834.672 8.833.904 9.561.000 10.400.000 10.550.000 9.435.915 9,25 35,86

3 Filipina 8.687.624 9.013.186 9.101.341 9.165.043 9.225.998 9.038.638 8,86 44,72

4 Ekuador 6.701.146 7.637.324 7.931.060 7.427.776 7.012.244 7.341.910 7,19 51,91

5 Brazil 6.998.150 6.783.482 6.969.306 7.329.471 6.902.184 6.996.519 6,86 58,77

6 Indonesia 6.004.615 6.373.533 5.755.073 6.132.695 6.189.043 6.090.992 5,97 64,74

7 Tanzania 2.447.098 3.006.400 3.155.710 3.143.835 2.524.740 2.855.557 2,80 67,54

8 Guatemala 2.448.387 2.544.240 2.637.115 2.679.934 2.700.000 2.601.935 2,55 70,09

9 Angola 1.722.507 1.985.263 2.047.955 2.646.073 2.991.454 2.278.650 2,23 72,32

10 Mexico 2.150.801 2.232.361 2.103.361 2.138.687 2.203.861 2.165.814 2,12 74,44

Lainnya 25.010.991 25.344.509 26.684.254 26.539.857 26.823.729 26.080.668 25,56 100,00

Dunia 96.222.991 100.223.702 105.726.175 106.058.471 101.992.743 102.044.816 100,00

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

No. NegaraProduksi (Ton) Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif

(%)

Page 78: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63

Lampiran 15. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang Negara

ASEAN, 1980–2011

TahunVolume Ekspor

(Ton)

Pertumb.

(%)

Volume Impor

(Ton)

Pertumb.

(%)

1980 967.143 23.444

1981 920.772 -4,79 22.470 -4,15

1982 984.135 6,88 25.142 11,89

1983 690.884 -29,80 24.877 -1,05

1984 845.688 22,41 28.169 13,23

1985 832.116 -1,60 31.070 10,30

1986 898.664 8,00 29.056 -6,48

1987 820.719 -8,67 30.502 4,98

1988 903.921 10,14 29.695 -2,65

1989 883.448 -2,26 25.627 -13,70

1990 881.297 -0,24 33.995 32,65

1991 981.538 11,37 15.428 -54,62

1992 848.166 -13,59 36.105 134,02

1993 1.226.463 44,60 61.096 69,22

1994 1.296.123 5,68 46.331 -24,17

1995 1.324.785 2,21 38.026 -17,93

1996 1.397.912 5,52 31.193 -17,97

1997 1.249.008 -10,65 29.433 -5,64

1998 1.269.015 1,60 32.276 9,66

1999 1.453.451 14,53 39.206 21,47

2000 1.644.840 13,17 42.638 8,75

2001 2.168.939 31,86 40.174 -5,78

2002 1.768.183 -18,48 37.845 -5,80

2003 1.941.629 9,81 37.124 -1,91

2004 1.900.979 -2,09 36.030 -2,95

2005 2.130.889 12,09 42.377 17,62

2006 2.392.576 12,28 52.998 25,06

2007 2.280.492 -4,68 45.039 -15,02

2008 2.253.610 -1,18 58.925 30,83

2009 1.808.591 -19,75 51.321 -12,90

2010 1.666.130 -7,88 63.169 23,09

2011 2.185.613 31,18 60.550 -4,15

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2011 3,80 6,97

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Page 79: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 16. Perkembangan Volume Ekspor dan Volume Impor Pisang Dunia,

1980–2011

TahunVolume Ekspor

(Ton)

Pertumb.

(%)

Volume Impor

(Ton)

Pertumb.

(%)

1980 6.771.846 6.679.729

1981 6.660.296 -1,65 6.725.816 0,69

1982 6.838.617 2,68 6.748.144 0,33

1983 5.990.087 -12,41 6.062.228 -10,16

1984 6.561.820 9,54 6.521.927 7,58

1985 6.478.401 -1,27 7.014.577 7,55

1986 6.960.599 7,44 7.151.577 1,95

1987 7.250.244 4,16 7.420.317 3,76

1988 7.451.443 2,78 7.517.502 1,31

1989 7.932.968 6,46 8.103.230 7,79

1990 9.029.930 13,83 8.881.450 9,60

1991 10.107.964 11,94 9.997.080 12,56

1992 10.294.367 1,84 10.667.659 6,71

1993 11.389.842 10,64 11.177.112 4,78

1994 12.284.072 7,85 12.383.859 10,80

1995 13.163.390 7,16 12.878.716 4,00

1996 13.902.444 5,61 13.596.262 5,57

1997 14.487.644 4,21 13.565.860 -0,22

1998 13.915.261 -3,95 13.268.386 -2,19

1999 14.307.393 2,82 14.041.180 5,82

2000 14.336.255 0,20 14.435.898 2,81

2001 14.588.044 1,76 13.640.754 -5,51

2002 14.488.801 -0,68 13.901.526 1,91

2003 15.238.396 5,17 14.699.912 5,74

2004 15.672.377 2,85 15.089.589 2,65

2005 16.219.251 3,49 15.244.791 1,03

2006 16.932.335 4,40 16.413.192 7,66

2007 17.907.862 5,76 17.223.596 4,94

2008 18.093.118 1,03 17.618.123 2,29

2009 18.206.533 0,63 17.233.284 -2,18

2010 17.441.650 -4,20 17.938.487 4,09

2011 18.720.855 7,33 18.918.792 5,46

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2011 3,47 3,52

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Page 80: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65

Lampiran 17. Beberapa Negara dengan Volume Ekspor Pisang Terbesar di Dunia,

2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

1 Ekuador 5.174.565 5.270.688 5.700.696 5.156.477 5.778.170 5.416.119 29,97 29,97

2 Filipina 2.218.051 2.192.624 1.743.891 1.590.066 2.046.743 1.958.275 10,83 40,80

3 Costa Rica 2.061.337 1.872.627 1.578.393 1.836.206 1.913.808 1.852.474 10,25 51,05

4 Kolombia 1.639.833 1.696.508 1.972.231 1.691.788 1.828.281 1.765.728 9,77 60,82

5 Guatemala 1.408.804 1.390.744 1.479.223 1.387.516 1.425.584 1.418.374 7,85 68,67

6 Belgia 1.167.511 1.322.842 1.244.349 1.219.139 1.272.098 1.245.188 6,89 75,56

7 Honduras 566.539 605.685 518.488 471.371 489.029 530.222 2,93 78,49

8 Amerika Serikat 459.521 524.592 538.374 503.489 516.119 508.419 2,81 81,30

9 Jerman 420.793 439.019 390.853 384.335 366.895 400.379 2,22 83,52

10 Panama 437.022 366.357 257.228 271.468 263.522 319.119 1,77 85,28

Lainnya 2.353.886 2.411.432 2.782.807 2.929.795 2.820.606 2.659.705 14,72 100,00

Dunia 17.907.862 18.093.118 18.206.533 17.441.650 18.720.855 18.074.004 100,00

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

No. Negara

Volume Ekspor (Ton)Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif

(%)

Lampiran 18. Beberapa Negara dengan Volume Impor Pisang Terbesar di Dunia, 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

1 Amerika Serikat 4.003.801 3.976.146 3.579.969 4.114.891 4.122.683 3.959.498 22,26 22,26

2 Belgia 1.238.327 1.482.930 1.315.331 1.351.242 1.340.044 1.345.575 7,57 29,83

3 Jerman 1.437.338 1.388.029 1.358.347 1.233.712 1.288.293 1.341.144 7,54 37,37

4 Jepang 970.594 1.092.738 1.252.606 1.109.068 1.064.125 1.097.826 6,17 43,54

5 Rusia 978.504 1.006.420 980.630 1.068.179 1.306.794 1.068.105 6,01 49,54

6 Inggris 977.348 951.242 942.277 979.397 1.019.227 973.898 5,48 55,02

7 Italia 683.811 703.897 684.104 658.391 661.937 678.428 3,81 58,83

8 Iran 626.490 623.546 650.000 661.390 615.879 635.461 3,57 62,41

9 Perancis 484.421 569.232 529.909 549.809 567.207 540.116 3,04 65,44

10 China 331.883 362.325 491.339 665.230 818.675 533.890 3,00 68,45

Lainnya 5.491.079 5.461.618 5.448.772 5.547.178 6.113.928 5.612.515 31,55 100,00

Dunia 17.223.596 17.618.123 17.233.284 17.938.487 18.918.792 17.786.456 100,00

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

No. Negara

Volume Impor (Ton)Kontribusi

(%)

Kontribusi

Kumulatif

(%)

Page 81: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 19. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Negara ASEAN, 1980-2011

(Ton)Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)

1980 9.034.502 967.143 23.444 8.090.803

1981 9.094.910 0,67 920.772 -4,79 22.470 -4,15 8.196.608 1,31

1982 9.160.481 0,72 984.135 6,88 25.142 11,89 8.201.488 0,06

1983 8.464.356 -7,60 690.884 -29,80 24.877 -1,05 7.798.349 -4,92

1984 8.960.906 5,87 845.688 22,41 28.169 13,23 8.143.387 4,42

1985 8.855.905 -1,17 832.116 -1,60 31.070 10,30 8.054.859 -1,09

1986 9.657.198 9,05 898.664 8,00 29.056 -6,48 8.787.590 9,10

1987 9.330.797 -3,38 820.719 -8,67 30.502 4,98 8.540.580 -2,81

1988 9.388.458 0,62 903.921 10,14 29.695 -2,65 8.514.232 -0,31

1989 8.845.366 -5,78 883.448 -2,26 25.627 -13,70 7.987.545 -6,19

1990 9.419.883 6,50 881.297 -0,24 33.995 32,65 8.572.581 7,32

1991 9.684.780 2,81 981.538 11,37 15.428 -54,62 8.718.670 1,70

1992 10.017.981 3,44 848.166 -13,59 36.105 134,02 9.205.920 5,59

1993 10.182.181 1,64 1.226.463 44,60 61.096 69,22 9.016.814 -2,05

1994 10.754.224 5,62 1.296.123 5,68 46.331 -24,17 9.504.432 5,41

1995 11.758.164 9,34 1.324.785 2,21 38.026 -17,93 10.471.405 10,17

1996 10.892.056 -7,37 1.397.912 5,52 31.193 -17,97 9.525.337 -9,03

1997 11.155.675 2,42 1.249.008 -10,65 29.433 -5,64 9.936.100 4,31

1998 11.029.158 -1,13 1.269.015 1,60 32.276 9,66 9.792.419 -1,45

1999 11.862.312 7,55 1.453.451 14,53 39.206 21,47 10.448.067 6,70

2000 12.554.571 5,84 1.644.840 13,17 42.638 8,75 10.952.369 4,83

2001 13.229.117 5,37 2.168.939 31,86 40.174 -5,78 11.100.352 1,35

2002 13.547.432 2,41 1.768.183 -18,48 37.845 -5,80 11.817.094 6,46

2003 13.594.237 0,35 1.941.629 9,81 37.124 -1,91 11.689.732 -1,08

2004 14.028.240 3,19 1.900.979 -2,09 36.030 -2,95 12.163.291 4,05

2005 15.171.222 8,15 2.130.889 12,09 42.377 17,62 13.082.710 7,56

2006 15.519.329 2,29 2.392.576 12,28 52.998 25,06 13.179.751 0,74

2007 16.819.275 8,38 2.280.492 -4,68 45.039 -15,02 14.583.822 10,65

2008 18.209.036 8,26 2.253.610 -1,18 58.925 30,83 16.014.351 9,81

2009 18.952.375 4,08 1.808.591 -19,75 51.321 -12,90 17.195.105 7,37

2010 18.594.313 -1,89 1.666.130 -7,88 63.169 23,09 16.991.352 -1,18

2011 19.113.905 2,79 2.185.613 31,18 60.550 -4,15 16.988.842 -0,01

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2011 2,55 3,80 6,97 2,54

1980-1997 1,38 2,66 7,53 1,35

1998-2011 3,97 5,18 6,28 3,99

Sumber: Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Tahun

Produksi Vol. ImporVol. Ekspor Ketersediaan

Page 82: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67

Lampiran 20. Perkembangan Ketersediaan Pisang di Dunia, 1980-2011

(Ton)Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)(Ton)

Pertumb.

(%)

1980 37.087.567 6.771.846 6.679.729 36.995.450

1981 37.593.806 1,36 6.660.296 -1,65 6.725.816 0,69 37.659.326 1,79

1982 38.210.453 1,64 6.838.617 2,68 6.748.144 0,33 38.119.980 1,22

1983 36.928.214 -3,36 5.990.087 -12,41 6.062.228 -10,16 37.000.355 -2,94

1984 39.358.260 6,58 6.561.820 9,54 6.521.927 7,58 39.318.367 6,26

1985 40.136.697 1,98 6.478.401 -1,27 7.014.577 7,55 40.672.873 3,44

1986 42.871.180 6,81 6.960.599 7,44 7.151.577 1,95 43.062.158 5,87

1987 44.474.559 3,74 7.250.244 4,16 7.420.317 3,76 44.644.632 3,67

1988 44.888.724 0,93 7.451.443 2,78 7.517.502 1,31 44.954.783 0,69

1989 44.884.346 -0,01 7.932.968 6,46 8.103.230 7,79 45.054.608 0,22

1990 47.184.864 5,13 9.029.930 13,83 8.881.450 9,60 47.036.384 4,40

1991 49.001.014 3,85 10.107.964 11,94 9.997.080 12,56 48.890.130 3,94

1992 52.096.572 6,32 10.294.367 1,84 10.667.659 6,71 52.469.864 7,32

1993 54.212.121 4,06 11.389.842 10,64 11.177.112 4,78 53.999.391 2,92

1994 56.605.943 4,42 12.284.072 7,85 12.383.859 10,80 56.705.730 5,01

1995 56.787.747 0,32 13.163.390 7,16 12.878.716 4,00 56.503.073 -0,36

1996 56.133.905 -1,15 13.902.444 5,61 13.596.262 5,57 55.827.723 -1,20

1997 62.274.497 10,94 14.487.644 4,21 13.565.860 -0,22 61.352.713 9,90

1998 62.189.961 -0,14 13.915.261 -3,95 13.268.386 -2,19 61.543.086 0,31

1999 67.047.244 7,81 14.307.393 2,82 14.041.180 5,82 66.781.031 8,51

2000 66.046.477 -1,49 14.336.255 0,20 14.435.898 2,81 66.146.120 -0,95

2001 67.877.676 2,77 14.588.044 1,76 13.640.754 -5,51 66.930.386 1,19

2002 69.304.769 2,10 14.488.801 -0,68 13.901.526 1,91 68.717.494 2,67

2003 71.938.067 3,80 15.238.396 5,17 14.699.912 5,74 71.399.583 3,90

2004 76.180.329 5,90 15.672.377 2,85 15.089.589 2,65 75.597.541 5,88

2005 80.247.935 5,34 16.219.251 3,49 15.244.791 1,03 79.273.475 4,86

2006 85.723.789 6,82 16.932.335 4,40 16.413.192 7,66 85.204.646 7,48

2007 91.661.118 6,93 17.907.862 5,76 17.223.596 4,94 90.976.852 6,77

2008 96.222.991 4,98 18.093.118 1,03 17.618.123 2,29 95.747.996 5,24

2009 100.223.702 4,16 18.206.533 0,63 17.233.284 -2,18 99.250.453 3,66

2010 105.726.175 5,49 17.441.650 -4,20 17.938.487 4,09 106.223.012 7,03

2011 106.058.471 0,31 18.720.855 7,33 18.918.792 5,46 106.256.408 0,03

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

1980-2011 3,49 3,47 3,52 3,51

1980-1997 3,15 4,75 4,39 3,07

1998-2011 3,91 1,90 2,47 4,04

Sumber : Food and Agriculture Organization (FAO), diolah Pusdatin

Tahun

Produksi Vol. Ekspor Vol. Impor Ketersediaan

Page 83: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 21. Hasil Pengolahan Data Produksi Pisang Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential Smoothing)

Double Exponential Smoothing

Data Produksi

Length 34,0000

NMissing 0

Smoothing Constants

Alpha (level): 0,578019

Gamma (trend): 0,089467

Accuracy Measures

MAPE: 7

MAD: 249404

MSD: 1,00E+11

Row Period FORE1 Lower Upper

1 35 6497759 5886719 7108800

2 36 6656672 5936126 7377218

3 37 6815585 5974666 7656504

4 38 6974498 6006384 7942613

5 39 7133411 6033644 8233179

6 40 7292324 6057872 8526777

Page 84: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 69

Lampiran 22. Hasil Pengolahan Data Volume Ekspor Pisang Menggunakan Model Dekomposisi Multiplikatif

Time Series Decomposition

Data Ekspor

Length 14,0000

NMissing 0

Seasonal Indices

Period Index

1 1,14449

2 0,913681

3 0,380151

4 0,070240

5 0,646498

6 1,74081

7 2,10412

Accuracy of Model

MAPE: 119

MAD: 510

MSD: 638545

Forecasts

Row Period FORE

1 15 2174,41

2 16 1735,90

3 17 722,25

4 18 133,45

5 19 1228,28

6 20 3307,37

Page 85: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 23. Hasil Pengolahan Data Volume Impor Pisang Menggunakan Model Dekomposisi Multiplikatif

Time Series Decomposition

Data Impor

Length 14,0000

NMissing 0

Seasonal Indices

Period Index

1 0,048486

2 0,084255

3 0,383680

4 2,51191

5 1,35263

6 2,09904

7 0,519990

Accuracy of Model

MAPE: 94

MAD: 449

MSD: 372417

Forecasts

Row Period FORE

1 15 33,43

2 16 58,09

3 17 264,53

4 18 1731,83

5 19 932,57

6 20 1447,18

Page 86: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 71

Lampiran 24. Hasil Pengolahan Data Konsumsi Pisang Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential Smoothing)

Double Exponential Smoothing

Data KonsumsiRT

Length 12,0000

NMissing 0

Smoothing Constants

Alpha (level): 0,446145

Gamma (trend): 0,304468

Accuracy Measures

MAPE: 10,0055

MAD: 0,6770

MSD: 0,9291

Row Period FORE2 Lower Upper

1 13 5,90214 4,24343 7,56085

2 14 5,50211 3,66698 7,33724

3 15 5,10207 3,07190 7,13224

4 16 4,70204 2,46307 6,94100

5 17 4,30200 1,84398 6,76002

6 18 3,90197 1,21715 6,58678

Page 87: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 25. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Pisang di ASEAN Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential Smoothing)

Double Exponential Smoothing Data Sedia_Asean

Length 32,0000

NMissing 0

Smoothing Constants

Alpha (level): 0,892676

Gamma (trend): 0,134724

Accuracy Measures

MAPE: 4

MAD: 469901

MSD: 3,06E+11

Row Period FORE9 Lower Upper

1 33 17549999 16398741 18701257

2 34 18040634 16402043 19679226

3 35 18531270 16374558 20687981

4 36 19021905 16334032 21709778

5 37 19512541 16286901 22738181

6 38 20003176 16235991 23770361

7 39 20493812 16182728 24804896

8 40 20984447 16127901 25840994

Page 88: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 73

Lampiran 26. Hasil Pengolahan Data Ketersediaan Pisang di Dunia Menggunakan Model Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential Smoothing)

Double Exponential Smoothing Data Sedia_Dunia

Length 32,0000

NMissing 0

Smoothing Constants

Alpha (level): 0,846747

Gamma (trend): 0,264920

Accuracy Measures

MAPE: 3

MAD: 1734084

MSD: 4,19E+12

Row Period FORE10 Lower Upper

1 33 110759439 106510934 115007944

2 34 114591841 108721040 120462643

3 35 118424243 110819434 126029053

4 36 122256645 112867808 131645483

5 37 126089047 114890041 137288053

6 38 129921449 116897030 142945869

7 39 133753851 118894390 148613313

8 40 137586253 120885295 154287212

Page 89: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI

2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG

74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Page 90: OUTLOOK - pusdatin.setjen.pertanian.go.idpusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/pisang2014.pdf · 3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PISANG DI