laporan boiler penting 1
DESCRIPTION
TEKNIKTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
PERCOBAAN I
BOILER
I. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum :
a. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian
dari Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam
Turbine
b. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa
performance/ karakteristik dari Boiler, Kalorimeter, Steam Engine,
Super Heater, dan Steam Turbine
I.2 Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan bagian – bagian dari
Boiler
b. Mahasiswa dapat mengetahui persiapan – persiapan yang harus
dilakukan sebelum melakukan Start – Up Boiler.
c. Mahasiswa dapat mengoperasikan Boiler
d. Mahasiswa dapat menggunakan pemakaian alat – alat antara lain laju
aliran bahan bakar, thermometer atau thermocouple (untuk mengukur
temperature udara), temperature feed water, temperature pembakaran,
temperature flue atau gas buang dan temperatur uap.
II. DASAR TEORI
Boiler adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap.
Dengan kata lain adalah boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap
yang dihasilkan dari boiler masih bersifat jenuh atau Saturated Steam. Uap
yang dihasilkan oleh boiler ini dapat diaplikasikan untuk beberapa hal, yaitu
:
a. Digunakan sebagai Heater
b. Sebagai Pengering
c. Untuk proses Sterilisasi
d. Penyulingan
1
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
e. dll
Jadi pada intinya uap jenuh (Saturated Steam) yang dihasilkan oleh
boiler digunakan untuk proses produksi. Beberapa pabrik atau perusahaan
yang banyak menggunakan boiler adalah :
Rumah Sakit
Pabrik Kertas
PLN
Pabrik Gula
Pabrik Tepung
Dll
Boiler memiliki alat – alat kelengkapan yang biasa disebut dengan
Appendages. Alat – alat kelengkapan tersebut meliputi ;
1. Pressure Gauge (Manometer)
Fungsi : Untuk mengukur tekanan uap dalam boiler
2. Water Gauge (Sight Glass)
Fungsi : Untuk mengetahui level air dalam boiler
3. Safety Valve
Fungsi : Untuk membuang uap yang tekanannya melebihi tekanan
operasional boiler.
4. Blow Down Valve
Fungsi : Untuk membuang air yang berada di dalam boiler saat level air
dalam boiler terlalu banyak.
5. Water Column
Water column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch, yang
terdiri dari :
Feed Water Off
Feed Water On dan
Cut Burner (Burner Off)
2
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
Gambar 1. Water Column
kerja dari valve–valve yang ada pada water column ini adalah sebagai
berikut :
1) V5 dan V4 : Harus dibuka karena V5 dan V4 ini mewakili level
air yang ada pada sight glass yang menunjukkan level air yang ada
di dalam boiler.
2) V3 : Harus ditutup karena jika V3 air yang ada di dalam
boiler akan nge-drain semua akan tetapi sebelum boiler
dioperasikan katup ini harus dibuka untuk drain kerak- kerak atau
kotoran dalam water coulum.
3) V1 dan V2 : Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang
ada didalam water column akan keluar lewat V1 dan airnya akan
3
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
keluar lewat V2. V1 dan V2 ini digunakan sebagai checking valve
untuk mengetahui apakah V5 dan V4 buntu atau tidak yaitu dengan
cara membuka V1 dan V2 dan apabila tidak keluar uap dan air maka
V5 dan V4 buntu.
6. Burner
Burner terdiri dari :
o Motor Listrik
o Fan : berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam boiler
o Electrode : berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
o Ignition Transformer : berfungsi untuk menaikkan kuat arus (Amper) dan
untuk menurunkan tegangan (Volt) yang ditujukan untuk mempermudah
dalam menimbulkan percikan bunga api.
o Nozel Injector : berfungsi untuk mengkabutkan (menyepray) bahan
bakar sehingga dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
o Fuel Pump : berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang
bakar.
7. Main Steam Valve
Main Steam Valve merupakan katup utama untuk penyaluran uap
bertekanan ke pesawat – pesawat uap. Katup
8. Hand Hole
Digunakan untuk mempermudah dalam melakukan maintenance boiler.
Dalam persiapan pengoperasian boiler yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan air didalam tandon
Pemeriksaan air yang ada di dalam tandon perlu dilakukan karena supply
air dalam boiler berasal dari air yang ada di dalam tandon. Untuk di PPNS
– ITS menggunakan tandon atas sehingga air yang akan masuk kedalam
boiler dapat mengalir secara gravitasi .
4
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
2. Pemeriksaan air di Feed Water Tank
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui persedian air yang ada
di dalam FWT.
3. Pemeriksaan air yang ada di dalam boiler lewat Sight Glass
4. Pemeriksaan Bahan bakar
5. Pemeriksaan Listrik (Power Supply)
6. Pengaturan Valve
7. Start
Dalam proses pengoperasian boiler yang juga harus diperhatikan adalah
kualitas air yang akan digunakan sebagai feed water ke dalam boiler. Karena air
yang akan digunakan dalam boiler apabila tidak diolah terlebih dahulu dapat
menyebabkan korosi pada boiler. Dan hal ini dapat menyebabkan turunnya
performance/efisiensi boiler. Korosi ini timbul akibat bereaksinya H2O dengan
FeC yang membentuk CO yang dapat menimbulkan korosi. Korosi ini juga dapat
menyebabkan penipisan logam baik pada boiler ataupun saluran– saluran yang
ada sehingga sangat berbahaya sekali jika itu terjadi karena dapat menyebabkan
hal – hal yang tidak diinginkan seperti peledakan ataupun kebakaran dan lain
sebagainya.
5
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
Proses pengolahan (Treatment) air yang akan di gunakan sebagai feed
water adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Skema Pengolahan Air Boiler
Air PDAM dari tandon atas turun secara gravitasi dan dialirkan ke dalam
Softener atau larutan NaCl denagn membuka katup 1 dan katup 2, sedangkan
katup 3 ditutup agar air dari tendon tidak langsung masuk Feed Water Tank
Softener ini berfungsi untuk melunakkan air bahan baku boiler. Setelah itu air
tersebut akan dialirkan masuk kedalam Feed Water Tank (FWT) dengan
membuka katup 4. Air bahan baku boiler yang ada di dalam FWT harus
ditreatment lagi untuk menghilangkan mineral – mineralnya dan oksigen yang
terkandung, yaitu dengan menambahkan larutan Dosage (CaMg) atau larutan
Housemen dengan cara di-injecsikan. Baru setelah Feed Water Pump diaktifkan
maka air dapat dialirkan masuk kedalam boiler.
6
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
III. METODOLOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Alat
a. Paket Boiler
b. Gloves
c. Lap / Kain Pembersih
3.1.2 Bahan
a. Air PDAM
b. Bahan Bakar (Solar)
c. Larutan Softener (NaCl)
d. Larutan Dosage (Housemen)
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Langkah Menghidupkan Boiler
1. Membuka :
a. Katup air dan cooling tower untuk mengisi air di mixer tank/softener
tank.
b. Katup tangki NaCl
c. Katup tangki CaMg
d. Katup stop valve
e. Katup yang ada di water coulomb 2 buah
f. Katup air yang ada dimeteran air
g. Katup bahan bakar
2. Menutup :
a. Blow Down valve 2 buah
b. Main Steam valve yang ada di boiler.Akan tetapi ketika awal
penyalaan boiler katup ini di buka selama ± 5 menit kemudian ditutup
kembali, hal ini dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa gas buang
yang terjadi pada proses sebelumnya.
c. Katup-katup yang ke arah kalorometri, super hetaer , steam engine dan
steam turbin.
d. Katup-katup yang ditangki mixer ke arah drain.
7
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
3. Menghidupkan saklar listrik.untuk menyalakan feed water pump.
4. Pada sat saklar hidup, air otomatis mengalir dan mengisi ke dalam
boiler.Jika air dalam boiler sudah cukup maka pompa akan mnati secara
otomatis.
5. Bila poin 1-4 sudah OK , maka kita bias menghidupkan boiler dengan cara
meng “ON” kan saklar yang ada di mater control, kemudian sirine
berdering setelah ± 30 detik kita bisa menekan tombol warna hijau yang
ada di master control ,maka boiler akan hidup.
6. Setelah boiler hidup maka amati / tulis data-data percobaan dalam boiler
setiap 5 menit.
4.1 Shut Down Boiler
1. Switch Off Boiler ditekan
2. Katub uap buang dibuka secara perlahan – lahan untuk menghindari
Steam Hummer (bergeraknya atau bergetarnya pipa – pipa yang
dilewati uap karena tekanan yang besar)
3. Ditunggu hingga tekanan dalam boiler = 0
4. Main Steam Valve dibuka secara perlahan – lahan untuk menghindari
terjadinya steam hummer.
5. Dicatat waktu Shut Down Boiler
6. Dicatat Last water consumption
7. Dicatat Fuel Consumption
V. ANALISA DATA
5.1 DATA YANG DIPEROLEH
5.1.1 Keterangan Boiler di PPNS – ITS
1. Kapasitas Uap = 480 kg/hr
2. Pressure = 10 Bar
3. Jenis = Fire Tube Boiler & Vertical Boiler
4. Bahan Bakar = Solar (Cair atau Liquid)
5. Air Bahan Baku = Air PDAM + Softener (NaCl) + Dosage (Lar.
Housemen)
8
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
5.1.2 Data Hasil Percobaan
1. Timing :
a. Starting Up Boiler = 13..20
b. Shut Down Boiler = 14. 10
c.
2. Water Consumption :
Dalam Liter
a. Konsumsi Awal = 70 Liter
b. Konsumsi Akhir = 92,5 Liter
Dalam (m3)
a. Konsumsi Awal = 270,3 m3
b. Konsumsi Akhir = 270,4 m3
3. Fuel Consumption = 13,2 Liter
4. ρWater = 1000 kg/m3
5. ρBB = 850 kg/m3
6. Nilai Kalor Bahan Bakar (C) = 43. 250 kJ/kg
Time
(minute)
BOILER OPERATOR TEMPERATURE DATA
(oC)
Fuel
Pressure
(kg/cm2)
Fuel
Flow
(Liter)Udara F. Water Fuel Steam Flue
1 34 34 32 96 230 9 7,7
5 34 32 32 180 216 9 8,4
10 33 32 32 182 231 9 9,8
15 34 32 32 179 226 9 10,5
20 33 32 31 183 265 9 12,9
5.2 PERHITUNGAN
o Water Consumption :
Konsumsi Akhir = 270,4 m3 92,5 Liter
Konsumsi Awal = 270,3 m3 70 Liter –
0,1 m3 22,5 Liter
Total Konsumsi = 0,1 m3 + 22,5 Liter
9
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
= 0,1 m3 + 0,0225 m3
= 0, 1225 m3
o Waktu Beroperasi = Shut Down – Start Up
= 16. 10 – 15. 20
= 50 menit
=
5060
jam
= 0,833 Jam
o Debit Feed Water =
FeedWaterTime
=
0 ,1225 .m3
0 ,8333 jam
= 0,147 m3 / jam
o Debit Bahan Bakar =
FuelConsumptionTime
=
13 , 2 Liter0 ,8333 jam
= 15, 84 Liter / jam
= 0,01584 m3 / jam
= 0, 016 m3 / jam
o Mw = Debit Feed Water x ρWater
= 0,147 m3 / jam x 1000 kg/m3
= 147 kg/jam
o Mf = Debit Bahan Bakar x ρBB
= 0, 016 m3 / jam x 850 kg/m3
= 13, 60 kg/jam
o Entalpi Air (hf) = (pada Tair = 32 oC)
= 134, 15 kJ/kg
o Entalpi Uap (hg) = (pada Tuap = 182 oC)
10
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
= 2778, 2 +
(182−180 )(190−180) (2786, 4 – 2778, 2)
= 2779, 84 (kJ/kg)
o Efisiensi Boiler ()
=
M w( hg−h f ) x100 %
M f xC
=
147(2779 , 84−134 ,15 )x 100%13 , 60 x43 . 250
=
388916 , 43588200 x 100 %
= 66,11 %
VI. PEMBAHASAN
Dari data yang telah diperoleh dari hasil percobaan didapatkan bahwa
temperature udara relative konstan yaitu sekitar 34 º C.
Dari hasil perhitungan yang telah dibuat dari data hasil percobaan,
didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah 66,11 %. Besar atau kecilnya efisiensi
yang dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
tersebut adalah Mass Feed Water Flow Rate (Mw) yang mana semakin besar Mw
yang digunakan oleh boiler saat pengoperasiannya maka akan semakin besar
efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Mass Feed Water Flow Rate (Mw) sendiri
dipengaruhi oleh banyaknya air yang terkonsumsi saat pengoperasian boiler tiap
jamnya. Yang mana semakin besar konsumsi air yang digunakan tiap jamnya
maka akan semakin besar pula (Mw) dari boiler dan itu berarti akan semakin besar
pula efisiensi dari boiler itu sendiri.
Mass Fuel Flow Rate (Mf) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler
itu sendiri. Karena (Mf) berbanding terbalik maka semakin besar (Mf) maka
semakin kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (Mf) sendiri dipengaruhi oleh
debit bahan bakar atau banyaknya konsumsi bahan bakar tiap jamnya dan massa
jenis dari bahan bakar yang digunakan. Karena baik debit bahan bakar maupun
massa jenis dari bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan (Mf) maka
semakin besar debit bahan bakar dan semakin besar massa jenis dari bahan bakar
11
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
yang digunakan maka akan semakin besar pula (Mf) dan ini berarti efisiensi boiler
akan semakin kecil.
Selain itu faktor dari entalphi uap (hg) dan air (hf) juga berpengaruh dalam
menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Semakin besar perbandingan
antara (hg) dan (hf), yang mana apabila (hg) semakin besar maka akan semakin
besar pula efisiensi dari boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai pengurangan
antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus dengan efisiensi boiler. Faktor yang juga
menentukan besarnya nilai efisiensi yang dimiliki oleh boiler adalah besarnya
nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, semakin besar nilai kalor dari bahan
bakar yang digunakan maka akansemakin besar sehingga akan semakin kecil
efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai kalor
bahan bakra yang digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler.
Dari beberapa macam factor dari segi teoritis yang mempengaruhi efisiensi
boiler dapat analisa lebih lanjut untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang
dapat menentukan efisiensi boiler secara realnya di lapangan (nyata pada
aplikasinya). Jika dilihat dari segi teoritis diketahui ada faktor Mass Fuel Flow
Rate (Mf) dan Mass Feed Water Flow Rate (Mw) maka pada dasarnya dapat
diketahui bahwa semakin besar konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk
menguapkan sejumlah air tertentu dalam waktu tertentu dan suhu tertentu maka
dapat menunjukkan kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri. Dari sini dapat
diketahui bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, bahan bakar, dan
performance fisik dari boiler itu sendiri.
Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang
digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan
semakin baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan
kualitas feed water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki nilai
kekerasan yang rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral – mineral atau
kotoran lain yang dapat menurunkan performance dari boiler. Selain itu juga
memiliki pH netral (mendekati = 7) untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler
karena pH yang asam ataupun basa. Ini berarti dengan kualitas feed water yang
baik berarti bahwa feed water yang digunakan akan lebih mudah diuapkan
sehingga tidak membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk
12
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
menguapkan sejumlah air pada waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan
hal ini bisa menurunkan konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan
(Mf) yang digunakan. Karena (Mf) berbanding terbalik dengan besarnya efisiensi
boiler ini berarti dengan turunnya nilai (Mf) maka akan semakin besar efisiensi
yang dimiliki oleh boiler.
Selain itu juga faktor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari boiler
itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena semakin
tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar tersebut
memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan waktu yang
relative lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air
dalam jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah semakin sedikit dan
ini dapat memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Selain itu juga harus
dilihat nilai kalor dari bahan bakar tersebut karena apabila perbandingan antara
kemampuan bahan bakar untuk menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu
tertentu dengan nilai kalor bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam
artian dengan menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi
beberapa tingkat dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar
tersebut beberapa kali maka ini justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler itu
sendiri. Oleh karena itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi
efisieansi dari boiler itu sendiri.
Faktor maintenance juga mempengaruhi efisiensi dari boiler, jika boiler
tidak dibersihkan pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak –
kerak yang menempel pada dinding boiler. Kerak–kerak yang menempel pada
dinding boiler (pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran
panas. Sehingga untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu
dibutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin
menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa boiler adalah
pesaat yang dapat menghasilkan uap. Dengan kata lain boiler adalah bagian dari
pesawat uap . Uap yang dihasilkan biler masih bersifat jenh atau Saturated Steam.
13
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
Sehingga sebelum pengoperasian boiler sebaiknya dilakukan pengecekan terhadap
Safety Equipment yang ada untuk melindungi boiler terhadap bahaya tekanan nya
yang tinggi ketika dilakukan pengoperasian
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. G.Cusson Ltd. “Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book” England 1
December 1986, 2 march 1987.
2. M.J. Djokosetyadjo “Ketel Uap” PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999.
3. Maridjo “Petunjuk Praktikum Mesin Konversi” Penerbit Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung 1995.
14
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
PERCOBAAN II
KALORIMETER
I. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum :
c. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian
dari Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam
Turbine
d. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa
performance/ karakteristik dari Boiler, Kalorimeter, Steam Engine,
Super Heater, dan Steam Turbine
II. DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Kombinasi pemisah dan penyeretan kalorimeter digunakan untuk
menetukan kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimeter
merupakan alat untuk memisahkan kandungan air dan uap melalui proses
mekanis.
Proses mekanis tersebut adalah sebagai berikut :
Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah calorimeter
(separator), karena kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung
terlempar dari uap. Air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat diukur.
Sedang uap yang relative tidak mengandung air akan dialirkan ke throttling
calorimeter, sehingga tekanannya turun. Tekanan setelah throttling menjadi
sedikit dibawah temperature atmosfer, ini menyebabkan uap menjadi kering.
Dengan pengukuran temperature dan tekanan akhir uap, maka tingkat
15
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
kekeringan uap dapat dihitung. Karena jenis kalorimeter tersebut mempunyai
keterbatasan. Maka digunakan kombinasi pemisah dan throttling calorimeter.
A. Dryness fraction ( kualitas uap )
Dryness fraction dari uap didefinisikan sebagai jumlah uap kering yang
terdapat didalam campuran uap basah.
Dryness Fraction =
jumlah uap ker ingJumlah uap ker ing+air
B. Sparating Kalorimeter
Disini terjadi proses mekanika dimana pemasukan uap kalorimeter dibuat
mengalir secara seri terhadap sudut tumpul sehingga momen inersia dari air
menyebabkan mereka terpisah dari alirannya.
Jika :
Wt = Berat dari uap kering yang diisikan ke dalam kalorimeter
Ws = Berat air yang dipisahkan didalam kalorimeter dalam waktu
yang sama
Xs = Dryness fraction yang diukur melalui kalorimeter sparasi,
Maka :
Xs =
WtWt+Ws
C. Trottling Kalorimeter ( kalorimeter penghambat )
Trottling kalorimeter terdiri dari aliran fluida melalui sebuah prifice
penghambat dari tekanan lebih tinggi P1 ke tekanan lebih rendah P2. Dari
persamaan energi kondisi steady dapat ditunjukkan bahwa penghambat adiabatik
(adiabatik trottling) adalah proses entalphi konstan.
Enthalpi uap basah sebelum trottling :
H1 = hf1 + xt.hfg1
Enthalpi uap basah setelah trottling :
H2 = hg2 + cp.(t2 – ts2)
Proses enthalpi konstan :
H1 = H2
16
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
hf1 + hfg1 = hg2 + cp (t2 - ts2)
xt = {hg2 + cp (t2 - ts2) – hf1 } / hfg1
dimana :
hf1 = Panas sensibel kondisi 1, dengan tekanan P1
xt = Dryness fraction pada kondisi trottling kalorimeter
hfg1 = Panas laten kondisi 1, dengan tekanan P1
hg2 = Enthalpi dari uap dengan tekanan P2, (kJ/kg)
cp = Panas spesifik pada tekanan kostan, (kJj/kg.K)
t2 = Suhu uap pada trottling kalorimeter, (C)
ts2 = Suhu uap jenuh pada tekanan P2, (C)
D. Kombinasi Sparating dan trottling
Jika W = berat air dalam uap yang meninggalkan separating kalorimeter
dan masuk ke dalam trottling kalorimeter.
Kemudian dengan definisi dryness fraction :
Xt = (Wt – W)/W dan W = W1 (1-xt)
Tetapi sparating kalorimeter telah memisahkan air seberat Ws, sehingga
berat total air dalam uap basah (Ws + Wt) adalah :
Ws + W
III. LANGKAH KERJA
1. Menghidupkan boiler sampai tekanan 10 bar.
2. Menutup katup-katup yang ke arah steam engine, super heater, dan
steam turbin.
3. Menutup katup drain yang ada di calorimeter.
4. menghidupkan air pendingin
5. Mengalirkan uap ke calorimeter dengan cara membuka main steam valve
yang ada di boiler.
6. Membuka katup main steam valve yang ada di calorimeter.Maka uap
akan mengalir ke kalorimeter
7. Melakukan percobaan - percobaan sesuai dengan data yang ada pada
table percobaan.
17
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
8. Melakukan percoban setiap 5 menit sekali
9. Menganalisa dan mencatat data hasil percobaan kemudian
menghitungnya.
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN / GAMBAR KERJA
10
Nama – nama bagian rangkaian diatas :
1. Meter Tekanan
2. Main Steam Valve
3. Sensor alat ukur suhu
4. Gelas Ukur
5. Meter Temperatur
6. Saluran ke Throttling
7. Alat ukur beda ketinggian air raksa
8. Throttling Chamber
9. Condenser
10. Separator
V. DATA PERCOBAAN
No. Percobaan waktu
1 2 3 4 Rata2
1 Tekanan uap dalam pipa utama 8,0 8,9 8,8 8,5 8,55
18
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
(P1) ( bar)
2 Tekanan uap setelah throttling
(P2) (mmHg)
7,0 7,9 7,8 7,5 7,55
3 Temperatur uap masuk (T1) (ºC) 182 187 186 184 184,8
4 Temperatur uap setelah
penyeratan(T2) ( Q C)
107 107 107 107 107
5 Jumlah air kondensat setelah
throttling ( Wt) (ml)
180 200 180 180 185
6 Jumlah air yang dipisahkan pada
separator (Ws) (ml)
100 100 60 60 80
7 Tekanan atmosfer (bar) 1 1 1 1 1
8 Temperatur atmosfer ( Q C) 34 34 35 35 34,5
9 Perbedaan air pada manometer 1 1 1 1 1
VI. PERHITUNGAN DATA PERCOBAAN
1. Separating Kalorimeter
wt = 185 ml ws = 80 ml
χs =
wtwt+ws =
185185+80 = 0,698
2. Penyeratan Kalorimeter
tekanan uap setelah throttling ( P2 )
= 7,55 bar + 1 bar = 8,55 bar = 0,855 Mpa
tekanan uap masuk ( P1 )
= 8,55 bar + 1 bar = 9,55 bar = 0,955 Mpa
Interpolasi
Tekanan uap masuk:
o P hf1
0,95 168,77 hf1 = 753,02 +
0 ,955−0 , 951 ,00−0 , 95 ( 762,81-753,02 )
0,955 ? = 753,02 + 0,1 (9,79)
1,00 191,81 = 753,999 kJ/kg
19
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
o P hfg1
0,95 2023,1 hfg1 = 2023,1 +
0 ,955−0 , 951 ,00−0 , 95 (2015,3-2023,1)
0,955 ? = 2023,1 – 0,1 (-7,8)
1,00 2015,3 = 2022,32 kJ/kg
Tekanan uap setelah throttling:
o P hg2
0,85 2771,6 hg2 = 2771,6 +
0 ,855−0 , 850 , 90−0 , 85 (2773,9-2771,6)
0,855 ? = 2771,6 + 0,1 (2,3)
0,90 2773,9 = 2771,83 kJ/kg
ts2 (P = 0,855 bar)
o P ts2
0,85 172,96 ts2 = 172,96 +
0 ,855−0 , 850 , 90−0 , 85 (175,38-172,96)
0,855 ? = 172,96 + 0,1 (2,42)
0,90 175,38 = 173,202 Q C
3. χt =
hg 2+Cp( ts 2−t 1 )−hf 1hfg1
=
2771 ,83+1 ,89(173 ,202−184 ,8 )−753 ,9992022 ,32
= 0,99
Χ = χ t . χ s = 0,99 . 0,7 = 0,693 = 69,3%
VII. PEMBAHASAN
Uap bertekanan disuplai dari boiler ke kalorimeter kemudian diukur. Pada
kalorimeter terdapat separator untuk menampung uap basah dan throtling untuk
20
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
menampung uap kering. Dimana pada keduanya dipasang sensor temperatur yang
kemudian di interlock dengan temperature meter untuk mengetahui suhunya. Pada
throtling terdapat sistem air pendingin (cooling) yang berguna untuk
mengkondensasikan uap. Kemudian pengukuran dimulai dengan membuka valve
dari main steam valve yang ada di kalorimeter selama 5 menit. Kemudian suhu
dari uap yang masuk ke separator dan uap yang masuk ke throtling dicatat. Selain
itu tekanan uap pada pipa utama juga dicatat. Setelah 5 menit uap di supply ke
kalorimeter, valve ditutup dan ditunggu sampai tekanan uap mencapai 0 bar atau
mendekati 0 bar. Ini untuk memberikan waktu kepada uap untuk berkondensasi
sehingga dapat diukur jumlah air condensatnya. Setelah mecapai 0 bar, valve
untuk mengalirkan air kondensasi dari separator dibuka dan kemudian air
kondensasinya ditampung dan diukur. Selain itu air kondensasi yang berasal dari
throtling juga diukur. Ternyata jumlah air condensat dari separator lebih sedikit
dibandingkan air condensate pada throtling. Ini dikarenakan pada throtling
menggunakan sistem cooling water untuk mempercepat kondensasi dari uap yang
masuk sehingga jumlah air condensate nya lebih banyak.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas
uap dari boiler adalah 69,3 % yang artinya dalam uap basah terdapat 69,3% uap
kering dan 30,7 % air.
21
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
IX. DAFTAR PUSTAKA
G.Cusson Ltd. “Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book” England 1
December 1986, 2 march 1987.
M.J. Djokosetyadjo “Ketel Uap” PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999
Maridjo “Petunjuk Praktikum Mesin Konversi” Penerbit Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung, 1995.
22
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
PERCOBAAN III
STEAM ENGINE
I. TUJUAN
Dalam praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengetahui persiapan pengoperasian steam engine
b. Mampu mengoperasikan steam engine
c. Mampu melaksanakan percobaan antara lain
- Perhitungan SHP
- Perhitungan BHP
- Perhitungan power efisiensi dan lain-lain
II. DASAR TEORI
2.1 Prinsip kerja
Dalam mesin uap dengan panas yang diperoleh dari pembakaran bahan
bakar dalam suatu ketel digunakan untuk merubah air sehingga menjadi uap
dengan tekanan dan suhu tertentu. Uap demikian ini sudah mempunyai tenaga
tekanan (potensial), uap yang mempunyai daya usaha tempat ini disalurkan
kedalam silinder yang di dalamnya terdapat torak beserta batang toraknya, kepala
silang, batang penggerak dan engkol ini dapat berubah ke tenaga mekanik, jadi
dalam mesin uap terdapat suatu peralihan tenaga tunggal yaitu dari tenaga tempat
ke tenaga mekanik.
Pembagian jenis mesin uap:
1. Menurut kerja uap
- Mesin kerja tunggal yaitu apabila uap hanya bekerja pada salah satu sisi
torak
23
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
- Mesin uap bekerja ganda yaitu apabila uap bekerja pada kedua sisi torak
2. Menurut arah aliran uap
- Mesin arus bolak-balik
- Mesin arus searah
3. Menurut arah garis sumbu mesin
- Mesin tegak, misal: mesin kapal
- Mesin datar, misal: mesin darat
4. Menurut arah putaran AS
- Mesin berjalan cepat
- Mesin berjalan lambat
Menentukan daya mesin
Ketika mesin sedang bekerja didalam silinder terdapat uap untuk
mendesak toraknya. Besarnya tekanan uap selama satu langkah, kita anggap
seolah-olah tekanannya tetap ini biasanya disebut tekanan rata-rata atau Pr,
dengan satuan Kg/cm2 .
Gambar :
S
Pr
SP
ST D
Pr
Keterangan:
Pr = Tekanan rata-rata dalam Kg/cm2
S = Panjang langkah dalam m
D = Diameter torak dalam cm
A = Luas Torak ( m2 )
Untuk selanjutnya usahanya:
A = Pr x S x F ( Kg.m )
Jika kecepatan putaran mesin N putaran tiap menit maka:
24
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
N = Pr x S x F x N (Kg.m/Menit)
Untuk sisi tutup poros:
Ni = Pr x F x S x N
60 x 70
Untuk sisi poros ke sisi tutup berhubung ada batang toraknya maka:
Ni = Pr (F-f) x S x N
60 x 75Dimana :
F = Luas batang torak
= 0,875 *d2
Bila mesin bekerja ganda maka usahanya Ni dalah:
Ni = (Pr x F x S x N) + Pr (F-f) x S x N
60 x 75
= Pr (2F-f) x S x N 60 x 75
Karena ada gesekan mekanik antara torak dengan silinder antara
batang dengan bush backing, antara slop antar dengan jalan antar, juga pada
proses pena-pena dan metal AS-nya, maka tenaga yang diberikan mesin
sebenarnya akan semakin kecil, tenaga yang diberikan ini sebenarnya disebut
tenaga efektif atau Ne < Ni.
Jika perbandingan Ne / Ni = ήm
Dimana :
ήm = Randasemen mesin
RUMUSDalam perhitungan digunakan rumus – rumus yang sama, sehingga hanya memasukkan saja, rumus – rumus tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tekanan Efektif rata-rata :
Pr =
P in
r( 1 + log r ) − ( Pb − Pout )
………………….....................……..(bar)
2. Volume Silinder
Vs = { ( As + ( As – Ac ) } s …………………………………………( m3 )
25
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
3. Untuk Silinder Ganda
Vs = 2 x Vs………………………………………………………...….( m3 )
4. Daya effektif
Pe = Pr x Vs x n……………………………………… ……………( Watt )
5. Konsumsi Uap
M uap =
M con
t con …………………………………………………..… ( Kg/s )
6. Daya condenser :
P cond = M uap x Ca x (t2 – t3 )………………………………….… ( KW )
7. Daya pendinginan air :
P pa = Ma x Ca x ( t2 – t4 )……………………………… ( KW )
8. Daya listrik :
PL = V x I …………………………………………………( Watt )
9. Effisiensi Total
ηT =
PL
Pe …………………………………………………….( % )
Dimana :
PI = Inlet pressure
Pb = 1 bar (14,5 lb/sq in) tekanan atmosfer
r =
V 2V 1 = 5 , untuk mesin ini
As = 0,0572² m2
Ac = 0,01032² m2
S = 0,0508 m
n = Rps, jumlah putaran perdetik
Ca = Nilai kalor uap panas = 4,178 KJ / Kg
Ma = 0,467 m3 /h xl h/3600 detik
V = Voltage
I = Arus
Mcon= jumlah air condensate
26
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
Tcon= waktu yang diprlukan untuk mngumpukan air condensate
III. Bahan dan Alat
1. Dinamo / altenator
2. Steam engine
3. Pelumas SAE-30
4. Pelumas SAE-40
5. Bahan bakar solar
6. Pipet
7. Kuas
8. Majun
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menghidupkan boiler sampai tekanan 10 bar
2. Menghidupkan air pendingin
3. Menutup katup-katup yang ke arah kalorimeter, steam engine, dan super
heater.
4. Menghidupkan aliran listrik.
5. Melumasi steam engine
6. Membuka katup utama yang ada pada steam engine
7. Membuka katup cabang yang ada pada steam engine
8. Menekan tombol warm upyang kea rah solenoid valve, agar solenoid valve
membuka dan uap masuk ke steam engine, kemudian biarkan mesin
selama ± 5 menit agar uap masuk.
9. Meneklan tombol start maka steam engine akan menyala.
10. Mencatat data-data hasil percobaan pada table yang sudah tersedia
27
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
V. RANGKAIAN PERCOBAAN
VI. TABEL DATA HASIL PERCOBAAN
P
load
(%)
Speed
(Rps)Pin
(bar)
Temperatur
( ºC )
Vcon
d
(liter)
Time
Cond
(dtk)
Pout
(bar)
Alternator
Engine Alternator T1 T2 T3 T4 V I
0 16,0 110 5,5 102 72 20 11 0,950 120 0 6,0 13
25 15,0 106 5,5 105 85 20 13 0,925 120 0 7,0 15
50 13,0 85 5,5 110 70 25 15 0,875 120 0 9,0 18
60 7,0 50 5,5 113 75 25 11 0,825 120 0 10,0 21
Keterangan :
T1 = Steam In
28
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
T2 = Steam Out
T3 = Condensor Out
T4 = Condensor In
VII. PERHITUNGAN
Perhitungan 1 ( P load = 0 %)
1. Pr =
Pinr ( 1 + ln r ) – ( Pb – Pout )
=
5,55 ( 1 + ln 5 ) – ( 1 – 0 )
= 1,87 bar
= 1,87 x 105 Pa
2. Vs = { As + ( As – Ac ) } S
= {( 0,0572 ) 2 + ( 0,0572 ) 2 – ( 0,01032 ) 2 } 0,0508
= 0,00033 m3
3. Vs = 2 x Vs
= 2 x 0,00033
= 0,00066 m3
4. Pe = Pr x Vs x n
= 1,87 x 105 kg/cm² x 0,00066 m³ x 16
= 1974,72 Watt
5. Muap =
Mcontcon =
0 ,950 ℓx 1kg /ℓ120 s = 0,00792 kg/s
6. Pcon = Muap x Ca x ( t2 – t3 )
= 0,00792 x 4,178 x ( 72 – 20 )
= 1,720 kW
7. Ppa = Ma x Ca x ( t2 – t4 )
= 0,467 m3/h x h/3600 dt x 4,178 kJ/kg x ( 72 – 11 )
= 0,033 kW
29
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
8. PL = V x I
= 6 ( 13 )
= 78 W
9. η T =
PlPe =
78 watt1974 ,72 watt x 100 %
= 3,95 %
Perhitungan 2 ( P load = 20 %)
1. Pr =
Pinr ( 1 + log r ) – ( Pb – Pout )
=
5,55 ( 1 + log 5 ) – ( 1 – 0)
= 1,87 bar
= 1,87 x 105 Pa
2. Vs = { As + ( As – Ac ) } S
= {( 0,0572 ) 2 + ( 0,0572 ) 2 – ( 0,01032 ) 2 } 0,0508
= 0,00033 m3
3. Vs = 2 x Vs
= 2 x 0,00033
= 0,00066 m3
4. Pe = Pre x Vs x n
= 1,87 x 105 kg/cm kg/cm² x 0,00066 m³ x 15
= 1851,4 Watt
5. Muap =
Mcontcon =
0 ,925 ℓx 1kg /ℓ120 s = 0,00771 kg/s
6. Pcon = Muap x Ca x ( t2 – t3 )
= 0,00771 x 4,178 x ( 85 – 20 )
= 2,094 kW
7. Ppa = Ma x Ca x ( t2 – t4 )
= 0,467 m3/h x h/3600 dt x 4,178 kJ/kg x ( 85 – 13 )
= 0,039 kW
8. PL = V x I
30
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
= 7 x 15
= 105 W
9. η T =
PlPe =
105 watt1851 ,3 watt x 100 %
= 5,67 %
Perhitungan 3 ( P load = 40 % )
1. Pre =
Pinr ( 1 + ln r ) – ( Pb – Pout )
=
5,55 ( 1 + ln 5 ) – ( 1 – 0)
= 1,87 bar
= 1,87 x 105 Pa
2. Vs = { As + ( As – Ac ) } s
= {( 0,0572 ) 2 + ( 0,0572 ) 2 – ( 0,01032 ) 2 } 0,0508
= 0,00033 m3
3. Vs = 2 x Vs
= 2 x 0,00033
= 0,00066 m3
4. Pe = Pre x Vs x n
= 1,87 x 105kg/cm² x 0,00066 m³ x 13
= 1604,46 Watt
5. Muap =
Mcontcon =
0 ,875 ℓx 1kg /ℓ120 s = 0,00729 kg/s
6. Pcon = Muap x Ca x ( t2 – t3 )
= 0,00729 x 4,178 x ( 70 – 25 )
= 1,374 kW
7. Ppa = Ma x Ca x ( t2 – t4 )
= 0,467 m3/h x h/3600 dt x 4,178 kJ/kg x ( 70 – 15 )
= 0,0298 kW
31
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
8. PL = V x I
= 9 x 18
= 162 W
9. η T =
PlPe =
162 watt1604 , 46watt x 100%
= 10,1 %
Perhitungan 4 ( P load = 60 % )
1. Pre =
Pinr ( 1 + ln r ) – ( Pb – Pout )
=
5,55 ( 1 + ln 5 ) – ( 1 – 0 )
= 1,87 bar
= 1,87 x 105 Pa
2. Vs = { As + ( As – Ac ) } s
= {( 0,0572 ) 2 + ( 0,0572 ) 2 – ( 0,01032 ) 2 } 0,0508
= 0,00033 m3
3. Vs = 2 x Vs
= 2 x 0,00033
= 0,00066 m3
4. Pe = Pre x Vs x n
= 1,87x105 kg/cm² x 0,00066 m³ x 7
= 863,94 Watt
5. Muap =
Mcontcon =
0 ,825 ℓx 1kg /ℓ120 s = 0,00688 kg/s
6. Pcon = Muap x Ca x ( t2 – t3 )
= 0,00688 x 4,178 x ( 75 – 25 )
= 1,437 kW
7. Ppa = Ma x Ca x ( t2 – t4 )
= 0,467 m3/h x h/3600 dt x 4,178 kJ/kg x ( 75 – 11 )
32
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
= 0,0348 kW
8. PL = V x I
= 10 x 21
= 210 W
9. η T =
PlPe =
210 watt863 , 94 watt x 100%
= 24,31 %
VIII. PEMBAHASANUap bertekanan 10 bar dari steam supply line dialirkan ke steam engine
dengan membuka steam flow control valve. Kemudian cooling water condenser
dinyalakan dan steam engine dinyalakan. Sebelum dinyalakan pastikan bahwa
load pada steam engine pada posisi 0 % dan bagian – bagian yang bergerak pada
steam engine seperti connecting rod, crank shaft, dsb diberi pelumas agar tidak
cepat berkarat (korosi). Sebelum uap dimasukkan ke dalam steam engine, steam
trap valve dibuka dahulu untuk membuang air kondensasi uap yang terjebak.
Setelah itu valve ditutup kembali. Kemudian drain valve ditutup agar uap tidak
keluar.
Steam engine yang digunakan mempunyai tekanan kerja 5,5 bar. Jadi
sebelum masuk ke steam engine, uap diatur tekanannya melalui pressure
regulating valve yang sudah diset pada tekanan 5,5 bar. Mekanisme pengaturan
pressure regulating valve ini sama dengan sistem mur, yaitu diatur dengan
memutar mur bagian atas valve. Jika pressure uap yang masuk ke steam engine
melebihi tekanan kerjanya maka secara otomatis uap akan dibuang melalui
pressure relief valve.
Untuk memulai pengoperasian steam engine, terlebih dahulu steam engine
di ON kan. Kemudian tombol warm up ditekan sesaat sebagai pemanasan gerak
dari piston pada steam engine. Penekanan tombol warm up dilakukan berulang –
ulang sampai piston benar – benar panas dan siap untuk dioperasikan. Setelah
selesai, tombol start ditekan untuk memulai pengoperasian steam engine. Setelah
33
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
steam engine aktif, pencatatan variabel data yang diperlukan untuk perhitungan
dilakukan seperti (temperatur condenser dan steam, putaran mesin dan alternator,
tekanan, air condensate, tegangan serta arus). Pencatatan ini dilakukan dengan 3
variasi beban agar dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat adanya
perubahan beban.
Setelah selesai digunakan, kembalikan beban (load) steam engine ke posisi
semula yaitu 0 % secara perlahan – lahan. Kemudian steam flow control valve
ditutup untuk menghentikan supply uap ke steam engine. Setelah itu tombol stop
ditekan untuk menghentikan pengoperasian steam engine dan power supply di
OFF kan. Drain valve kemudian dibuka untuk membuang uap dan air kondensasi
dari steam engine. Valve uap buang juga dibuka untuk membuang uap ke udara.
Valve uap buang harus dibuka secara perlahan – lahan agar tidak terjadi STEAM
HUMER. Karena uap yang dibuang merupakan uap yang bertekanan besar, bila
dibuka secara spontan dan cepat maka dapat membahayakan konstruksi pipa. Pipa
terutama sambungan pipa dapat bergetar yang dapat merusak pipa itu sendiri.
Setelah selesai digunakan, steam engine dibersihkan dan kemudian diberi pelumas
lagi pada bagian yang selalu bergerak agar tidak cepat berkarat (korosi).
IX. KESIMPULANDari data hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar persen beban (P load) maka efisiensi steam engine juga semakin besar
karena tegangan dan arus yang di hasilkan oleh alternator semakin besar, sehingga
daya listrik yang dihasilkan semakin besar.
34
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
X. DAFTAR PUSTAKA
G.Cusson Ltd. “Kalorimeter Instructional Manual Hand Book”
England 1 December 1986, 2 march 1987.
M.J. Djokosetyadjo “Ketel Uap” PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999.
Maridjo “Petunjuk Praktikum Mesin Konversi” Penerbit Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung 1995
35
LAPORAN PRAKTIKUM MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
36