oleh: khairun nisa
TRANSCRIPT
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)DI BPM WILAYAH KOTA BENGKULU
TAHUN 2019
OLEH:
KHAIRUN NISANIM: P05140315016
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN DIPLOMA IV KEBIDANAN2018/2019
i
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIANBERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI BPM WILAYAH KOTA BENGKULUTAHUN 2019
Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaTerapan Kebidanan
Disusun Oleh:
KHAIRUN NISA
NIM: P05140315016
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
2019
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
SKRIPSI
iv
BIODATA
Nama : Khairun Nisa
Tempat, Tanggal Lahir : Pasar Kerkap, 26 Maret 1997
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 ( Satu)
Riwayat Pendidikan :
1. TK Mardhatillah Kota Lubuklinggau2. SDN 30 Kota Lubuklinggau3. SMP Negeri 4 Kota Lubuklinggau (2012)4. SMA Negeri Model 5 Kota Lubuklinggau
(2015)5. Perguruan Tinggi Diploma IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu (2019)
Alamat : Jl. Pattimura, RT 01, Kelurahan Muara Enim,Kecamatan Lubuklinggau Barat II
Email : [email protected]
Jumlah Saudara : 5 (Lima)
Nama Saudara : Ricky Rifaldo, Riko Khadafi, Raihan Fathur
Rahman, Rafki Fivebrian, Roland Azzah A
Nama Orang Tua :1.Ayah : Kusmadi2.Ibu : Sumarni
v
ABSTRAK
Berat lahir rendah menjadi masalah yang terus berlanjut di kesehatan
masyarakat. Berat lahir rendah disebabkan oleh ibu hamil dengan status gizi
buruk. Bayi dengan BBLR risiko kematiannya lebih besar dibandingkan dengan
bayi yang dilahrikan dengan BBLN. Survey awal yang dilakukan di beberapa
BPM yang berada di wilayah Kota Bengkulu jumlah BBLR berjumlah 30 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang
berhubungan dengan BBLR di BPM wilayah Kota Bengkulu. Jenis Penelitian ini
merupakan survey analatik dengan pendekatan case control. Jumlah sampel yang
diambil dengan perbandingan 1:2 dengan menggunakan teknik total sampling dan
purposive sampling.
Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan
BBLR adalah anemia (p-value=0.040), OR (2.822), KEK (p-value=0.000), OR
(10.286), dan yang tidak berhubungan adalah umur (p-value=0.121), dan paritas
(p-value= 0.708). Faktor yang paling berpengaruh adalah ukuran KEK (p-
value=0.000), OR (9,555).
Tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap
anemia dan ukuran KEK pada calon ibu hamil yang akan mempengaruhi kejadian
berat badan lahir rendah (BBLR).
Kata Kunci: BBLR, Umur, Paritas, Anemia, KEK
vi
ABSTRACT
LBW has become a continuing problem in public health. LBW is caused by
pregnant women with poor nutritional status. Babies with LBW risk of death is
greater than babies born with NBW. The initial survey conducted at several BPM
located in the city of Bengkulu, there were 30 LBWs.
This study aims to identify what factors are associated with LBW in the
BPM in Bengkulu City. This type of research is an analytical survey with a case
control approach. The number of samples taken with a ratio of 1: 2 using total
sampling and purposive sampling techniques.
The results showed that the variables associated with LBW were anemia
(p-value = 0.040), OR (2.822), SEZ (p-value = 0,000), OR (10.286), and
unrelated age (p-value = 0.121 ), and parity (p-value = 0.708). The most
influential factor is SEZ (p-value = 0.000), OR (9.555).
Health workers are expected to be able to detect early Hb levels and LILA
sizes in prospective pregnant women which will affect the incidence of LBW.
Keywords: LBW, Age, Parity, Anemia, SEZ
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, “Maka apabilakamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh urusan yang lain” (QS. 94:5-6)
Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi prodi D-IV
Kebidanan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya ungkapkan rasa syukur yang terangat sangat dan terima
kasih saya kepada:
Allah SWT, karena hanya atas izin dan karunia-Nya skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga kepada
Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a
yang dipinta.
Kedua orang tuaku tercinta (Kusmadi dan Sumarni) yang telah
mendo’akan aku, memberikan semangat, dan memotivasi untuk
kesukesasanku. Ucapkan terimakasih saja tidak akan cukup untuk
membalas semua jasa dan kebaikanmu, karena itu terimalah persembahan
cintaku untukmu ayah dan ibuku.
Adik-adikku tersayang (Ricky, Riko, Raihan, Rafki dan Roland) yang
telah mendo’akan aku dan memberikan aku semangat sehingga aku bisa
melalui semua ini.
Kepada dosen-dosen pembimbingku bunda Lusi Andriani dan bunda
Ratna Dewi serta dosen-dosen pengujiku bunda Kosma Heryati dan bunda
Diah Eka Nugraheni yang telah membimbing saya dengan sabar, ikhlas
dan selalu memberikan yang terbaik dalam membimbing saya dalam
menyelesaikan skripsi ini .
viii
Kepada semua dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu khususnya dosen
Jurusan Kebidanan, terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman yang
telah engkau berikan kepada kami.
Kepada keluarga keduaku Kak Cut dan Dian Syari yang telah menemani,
menjaga, melindungi, menghibur, menasehatiku kalian sahabat sekaligus
keluarga yang terbaik.
Kepada sahabat-sahabatku Mutiatul Azizah, Maya Selvia Anggraini Putri,
Dwi Gita Pratiwi, Unthia Awanda yang telah menemaniku dari awal
perkuliahan sampai sekarang dan semoga terus berlanjut semoga kita
menjadi orang yang sukses kedepannya.
Kepada teman-temanku Indah Muthara, Rahma Putri dan Intan Permata
Sari yang telah menemaniku selama penelitian sehingga membuat cerita
dan kenangan indah yang tak terlupakan.
Teman-teman seperjuangku DIV Kebidanan angkatan 2015 yang hanya
akan kompak dalam hal tertentu, tak terasa empat tahun kita bersama-
sama, walaupun banyak masalah yang terjadi tapi kalian telah memberikan
kenangan yang indah untuk diceritakan semoga kita bisa sukses dan
membanggakan kedua orang tua kita.
Almamaterku
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan
dimasa yang akan datang.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahhirobbil’alamin segala puji kehadirat Allah SWT, karena
limpahan rahmat-Nya dan berkat bimbingan bapak ibu dosen, sehingga Skripsi
dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2019” dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan, Jurusan DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
Penulis menyadari bahasa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat penulisan
ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Darwis, S.Kep, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan
menyelesaikan Skripsi ini.
2. Bunda Mariati, SKM, MPH selaku ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu ynag telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
3. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb Selaku Ketua Prodi Diploma DIV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah memberikan
x
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Prodi Diploma
DIV Kebidanan Poltekess Kemenkes Bengkulu.
4. Bunda Lusi Andriani, SST. M.Kes selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu dari kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan
arahan dengan sabar dan penuh perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bunda Ratna Dewi, SKM. MPH pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dari kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan
arahan dengan sabar dan penuh perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis dari
perkuliahan sampai menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan support, selalu mendo’akan
saya dan seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan serta
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menempuh dan
menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan mendukung disaat suka maupun
duka.
9. Teman-temanku yang menemani selama melakukan penelitian ini, yang telah
memberikan canda dan tawa sehingga sedikit memberikan keringan untuk
saya dalam melakukan penelitian ini.
10. Serta teman teman seperjuangan angkatan 2015 DIV Kebidanan dan Seluruh
ibu-ibu yang bersedia menerima menjadi responden untuk kesuksesan
penelitian ini.
Harapan penulis, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi
ibadah yang pada akhirnya mendapatkan Rahmat dan Berkah dari ALLAH SWT.
xi
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan sehingga
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Bengkulu, April 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
BIODATA ............................................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT.......................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9
A. Berat Badan Lahir Rendah ................................................................................. 9
1. Pengertian ...................................................................................................... 9
2. Etiologi ........................................................................................................ 10
3. Komplikasi pada bayi BBLR....................................................................... 11
4. Upaya-upaya menurunkan kejadian BBLR ................................................. 11
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi BBLR ..................................................... 14
1. Umur ............................................................................................................ 14
2. Paritas .......................................................................................................... 16
3. Kadar Hemoglobin....................................................................................... 17
xiii
4. KEK. ............................................................................................................ 20
C. Kerangka Teori................................................................................................. 22
D. Kerangka Konsep ............................................................................................. 23
E. Hipotesis ........................................................................................................... 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN.......................................................... 24
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 24
B. Variabel Penelitian ........................................................................................... 25
C. Definisi Operasional......................................................................................... 25
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 26
E. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 27
F. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................................. 27
1. Pengumpulan Data....................................................................................... 27
2. Pengolahan Data .......................................................................................... 28
G. Analisa Data (Analysis).................................................................................... 29
1. Analisa Univariat ......................................................................................... 29
2. Analisa Bivariat ........................................................................................... 30
3. Analisa Multivariat ...................................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 32
A. Jalannya Penelitian ........................................................................................... 32
B. Hasil Penelitian................................................................................................. 34
1. Analisis Univariat ........................................................................................ 34
2. Analisis Bivariat .......................................................................................... 35
3. Analisis Multivariat ..................................................................................... 37
C. Pembahasan ...................................................................................................... 39
1. Karakteristik responden (umur, paritas, anemia, KEK, dan berat badan lahirbayi)………………………………………………………………………..39
2. Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) .......... 41
3. Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) ........ 43
4. Hubungan anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) ....... 46
5. Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) .......... 47
xiv
6. Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian berat badan lahirrendah (BBLR) ............................................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 52
A. Kesimpulan....................................................................................................... 52
B. Saran................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 55
LAMPIRAN
xv
DAFTAR BAGAN
2.1 Kerangka Teori.................................................................................................222.3 Kerangka Konsep.............................................................................................233.1 Desain Penelitian……………………………………………………………..243.2 Variabel Penelitian…………………………………………………………...25
xvi
DAFTAR TABEL
3.1 Definisi Operasional………………………………………………………….25
4.1 Disribusi frekuensi umur, paritasm anemia, ukuran KEK, dan berat badanlahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019…….……...……….34
4.2 Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019…………...………...…………..……...35
4.3 Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019…………….…………………………..36
4.4 Hubungan Anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun 2019………...……...………………...36
4.5 Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPMWilayah Kota Bengkulu tahun...................…………….……………………37
4.6 Faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019………........………...………..38
4.7 Faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)di BPM Wilayah Kota Bengkulu tahun 2019....................………...………..39
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Organisasi Penelitian
Lampiran II : Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran III : Surat Informed Consent
Lampiran IV : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran V : Master Tabel Penelitian
Lampiran VI : Lembar Hasil Olahan Data
Lampiran VII :Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran VIII :Surat Penelitian s/d Selesai Penelitian
Lampiran IX :Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian neonatal merupakan bagian yang lebih besar dari
beban kematian balita, seiring kemajuan dalam mengurangi angka
kematian neonatal lebih lambat dibandingkan dengan penurunan angka
kematian balita. Setiap tahun, diperkirakan 2,6 juta bayi meninggal pada
bulan pertama kehidupan, dengan 1 juta meninggal hari mereka dilahirkan
dan 1,6 juta lainnya lahir mati. Secara global, (40-60%) dari kematian bayi
di dunia disebabkan oleh BBLR (UNICEF, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) BBLR adalah berat
badan saat lahir kurang dari 2.500 gram. Berat lahir rendah menjadi
masalah yang terus berlanjut dalam kesehatan masyarakat yang signifkan
secara global. Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa (15%) hingga
(20%) dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR yang mewakili
lebih dari 20 juta kelahiran per tahun dan (96,5%) dari mereka berasal dari
negara berkembang (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
jumlah BBLR di indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2013-2017) yaitu
sebesar (7,1%). Presentase BBLR tertinggi terdapat pada provinsi Nusa
Tenggara Timur yaitu sebesar (13,4%), sedangkan daerah dengan
presentase terendah terdapat pada provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar
(4,0%) (SDKI, 2017). Di provinsi Bengkulu pada tahun 2017 tercatat
1
2
sebanyak 35.514 bayi lahir hidup ditimbang 34.306 bayi, dengan BBLR
sebanyak 733 bayi (2%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun
2017 jumlah ibu bersalin sebanyak 7116 orang, jumlah lahir hidup
sebanyak 6732 orang dan BBLR sebanyak 102 orang (1.5%). BBLR
tertinggi terdapat pada Kecamatan Teluk Segara jumlah lahir hidup 511
orang dan BBLR (3.7%). Kecamatan Muara Bangkahulu jumlah lahir
hidup 857 orang dan BBLR (2.3%). Kecamatan Ratu Samban jumlah lahir
hidup 496 orang dan BBLR (1.6%). Kecamatan Selebar jumlah lahir hidup
906 orang dan BBLR (1.5%). Kecamatan Gading Cempaka jumlah lahir
hidup 843 orang dan BBLR (1.5%). Kecamatan Ratu Agung jumlah lahir
hidup 977 orang dan BBLR (1.2%). Kecamatan Kampung Melayu jumlah
lahir hidup 790 orang dan BBLR (1%). Kecamatan Singaran Pati jumlah
lahir hidup 955 orang dan BBLR (0.6%). Sedangkan, BBLR terendah
terdapat pada Kecamatan Sungai Serut jumlah lahir hidup 397 orang dan
BBLR (0.5%).
Berat badan lahir adalah indikator yang penting bagi kelangsungan
hidup neonatus dan bayi, baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan
perkembangan status mentalnya. Berat badan juga dapat digunakan
sebagai indikator umum untuk mengetahui status kesehatan gizi, dan sosial
ekonomi (Supariasa, 2016).
Menurut Muslihatun, (2010) faktor-faktor penyebab kejadian
BBLR yaitu; faktor ibu, faktor bayi, dan faktor lingkungan. Penyebab
3
BBLR dari faktor ibu yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun, paritas 1 atau ≥4, gizi saat hamil, jarak kehamilan dan bersalin
terlalu dekat, penyakit menahun ibu, pekerjaan ibu terlalu berat,
selanjutnya reproduksi sehat dikenal dengan usia aman untuk kehamilan
yaitu usia 20 -35 tahun.
Ibu hamil dengan status gizi buruk cenderung melahirkan bayi
BBLR dan dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang
normal (Wahyuni, 2016). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui status gizi ibu hamil antara lain pertambahan berat badan,
mengukur Lingkar Lengan Atas (KEK), dan mengukur anemia (Wahyuni,
2016). Berdasarkan hasil penelitian Rohy et al., (2017) menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan
berat bayi baru lahir, dimana ibu yang mengalami KEK melahirkan bayi
sebanyak 38 orang (97.4%).
Permasalahan gizi pada ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh
satu permasalahan gizi, tetapi oleh beberapa macam permasalahan gizi
salah satunya adalah anemia yaitu keadaan dimana terjadinya hemodilusi
yaitu pertambahan volume cairan darah yang lebih banyak dari sel darah,
sehingga anemia wanita hamil berkurang (Istiany, 2013). Berdasarkan
hasil penelitian Wahyuni (2016) terdapat hubungan anemia dengan berat
badan bayi baru lahir, dimana ibu yang mengalami anemia (52.9%)
melahirkan bayi dengan BBLR.
4
Setelah dilakukan survey awal di beberapa BPM yang berada di
wilayah Kota Bengkulu jumlah ibu bersalin tahun 2018 sebanyak 516
orang dan BBLR (5.8%). Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini
adalah masih adanya angka kejadian BBLR di Kota Bengkulu sebanyak
(5.8%) maka dirumuskan pertanyaan penelitian faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu
tahun 2019.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari Penelitian ini adalah diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah di BPM Wilayah Kota
Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah diketahui:
a. Distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, dan KEK ibu hamil,
berat badan lahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
b. Hubungan umur dengan berat badan lahir rendah di BPM Wilayah
Kota Bengkulu.
5
c. Hubungan paritas dengan berat badan lahir rendah di BPM
Wilayah Kota Bengkulu.
d. Hubungan Anemia dengan berat badan lahir rendah di BPM
Wilayah Kota Bengkulu.
e. Hubungan KEK dengan berat badan lahir rendah di BPM Wilayah
Kota Bengkulu.
f. Variabel yang paling berpengaruh terhadap berat badan lahir
rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori ilmu pengetahuan, khususnya
yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan
lahir rendah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada institusi untuk menambah wawasan serta pengetahuan dan
menjadi referensi bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tenaga kesehatan Kota Bengkulu dalam meningkatkan pengetahuan
6
ibu dan meningkatkan kesadaran ibu dalam memperbaiki status
gizi kehamilan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menerapkan
teori dan ilmu yang telah diperoleh di tempat kuliah dan serta
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang faktor yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah.
d. Bagi Ibu Hamil
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan bagi ibu hamil bahwa umur, paritas dan status gizi
selama kehamilan sangat berpengaruh dengan keadaan bayi baru
lahir.
E. Keaslian Penelitian
1. Sagung Adi Sresti Mahayana, Eva Chundrayetti, Yulistini tahun 2015
dengan judul: “Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah Di RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian menunjukan faktor resiko anemia (P=0,001)
dan kelainan plasenta (p=0,049) memiliki hubungan statistik yang
signifikan terhadap kejadian BBLR premtur dan dismatur. Pengaruh
terbesar secara statistik terdapat pada faktor resiko anemia (p=0,001)
dan paritas (p=0,022). Perbedaan dengan penilitian ini adalah waktu
7
penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel dan variabel
penelitian.
2. Faradilla Monita, Donel Suhaimi, Yanti Ernalia tahun 2016 dengan
judul: “Hubungan Usia, Jarak Kelahiran Dan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Rsud Arifin
Achmad Provinsi Riau” Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan ada
Terdapat hubungan bermakna antara usia ibu hamil dengan kejadian
BBLR dengan nilai p sebesar 0,001, p<0,05. Tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR dengan
nilai p=0,932, p>0,05. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian BBLR dengan nilai
p=0,985, p>0,05. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu
penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel dan variabel
penelitian.
3. Ayu Rosida Setiati, Sunarsih Rahayu tahun 2017 dengan judul:
“Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) Di Ruang Perawatan Intensif Neonatus RSUD Dr Moewardi
Di Surakarta”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik melalui
pengamatan (observasi) dengan pendekatan cross sectional. Hasil
penelitian menunjukan faktor resiko usia (p=0,021), hipertensi (0,049),
paritas (p=0,024), perdarahan antepartum (p=0,049), eklampsia
(p=0,049), ruptur prematur (p=0,031) memiliki hubungan yang
8
signifikan dengan kejadian BBLR. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah waktu penelitian, tempat penelitian, desain penelitian, sampel
dan variabel penelitian.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berat Badan Lahir Rendah
1. Pengertian
Berat badan merupakan antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan
BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2.5
kg. Pada masa bayi dan balita, berat badan dapat digunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat
kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di
samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan (Supariasa, 2016).
Menurut Jitowiyono & Kristiyanasari, (2011) Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk
mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine
II di London (1970), disusun definisi sebagai berikut.
a. Preterm Infant (premature) atau bayi kurang bulan yaitu bayi
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
9
10
b. Term infant atau bayi cukup bulan yaitu bayi dengan masa
kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu. (259-293
hari)
c. Post term atau bayi lebih bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan
mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).
Menurut Williamson, Amanda; Crozier (2014) klasifikasi berat
badan lahir bayi, antara lain:
a. Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat
badan 2500 gr atau kurang saat lahir.
b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi yang memiliki
berat badan kurang dari 1500 gr saat lahir.
c. Berat bayi lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang
memiliki berat badan kurang dari 1000 gr saat lahir.
Berat badan setiap bayi berbeda, namun sebagian besar bayi sehat
memiliki berat badan antara 2.5 dan 4 kilogram (2500-4000 gr).
(Klein, Miller and Thomson, 2015). Pada usia 4-7 bulan, berat badan
bayi menjadi dua kali lipat berat badan bayi baru lahir (=2x BB lahir).
Sampai usia 1 tahun, berat badan bayi menjadi tiga kali lipat berat
badan bayi baru lahir (=3x BB lahir) (Maryunani, 2014).
2. Etiologi
Menurut Rukiyah (2012) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berat badan lahir rendah yaitu faktor internal maupun
faktor eksternal. Faktor internal meliputi umur ibu, jarak
11
kehamilan/kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, ukuran KEK,
pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada saat kehamilan. Faktor
eksternal meliputi kondisi lingkungan, pekerjaan ibu hamil, tingkat
pendidikan, pengetahuan terhadap gizi, dan sosial ekonomi.
3. Komplikasi pada bayi BBLR
Menurut Maryanti, dkk (2011) komplikasi pada bayi berat badan
lahir rendah yaitu :
a. Kerusakan Bernafas
Terjadinya kerusakan pada pernafasan karena fungsi organ
pada bayi belum sempurna.
b. Pneumonia, aspirasi
Disebabkan refleks menelan dan batuk pada bayi belum
sempurna.
c. Perdarahan Intracranial
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan
karena anoksia yang bisa menyebabkan hipoksia otak yang dapat
yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah
distemik.
4. Upaya-upaya menurunkan kejadian BBLR
a. Langkah-langkah untuk menghindari persalinan BBLR
Menurut Pantiwati, (2010) adalah pencegahan kejadian
BBLR dengan meningkatkan pemeriksaan kehamilan minimal 4
kali selama masa kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan
12
muda. Ibu hamil yang berisiko melahirkan BBLR harus cepat
dipantau dan dirujuk ke pelayanan kesehatan yang mampu.
Melakukan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, mengenali tanda-tanda bahaya
selama keahamilan dan perawatan diri selama kehamilan untuk
menjaga kesehatannya dan janin, hendaknya ibu merencanakan
persalinannya pada umur reproduksi sehat (20-34 tahun),
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar
dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
b. Perawatan Bayi BBLR
Menurut Prawirohardjo, (2007) Perawatan bayi berat badan lahir
rendah adalah:
1) Pengaturan suhu lingkungan: Bayi dimasukkan dalam
incubator dengan suhu yang diatur, yaitu jika bayi berat badan
dibawah 2 kg (35°C) dan untuk bayi berat badan 2 kg sampai
2,5 kg (34°C), agar bayi dapat mempertahan suhu tubuh sekitar
37°C suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai
bayi bisa ditempatakan pada suhu lingkungan 24 sampai 27°C
2) Makanan bayi BBLR
Pada bayi prematur reflek isap, telan dan batuk belum
terbentuk sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya
enzim pencernaan terutama lipase masih kurang dan kebutuhan
13
protein 3 sampai 5 gram per hari, kebutuhan tinggi kalori
110kal/kg/hari. Pemberian minum diberikan saat bayi berumur
tiga jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia.
c. Penanganan Berat Badan Lahir Rendah
Menurut Rukiyah & Yulianti, (2012) cara penanganan
BBLR yaitu :
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Karena bayi berat
badan lahir rendah mudah mengalami hipotermi, oleh karena
itu suhu tubuhnya harus dipetahankan dengan ketat
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi berat badan lahir rendah
sangat rentan terhadap infeki, perhatikan prinsip-prinsip dalam
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi
c. Pengawasan nutrisi atau ASI. Refleks menelan pada bayi berat
badan lahir rendah belum terbentuk sempurna, oleh karena itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan baik
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi atau nutrisi bayi, dan berkaitan dengan daya tahan
tubuh, oleh karena itu penimbangan berat badan dilakukan
dengan ketat
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering
dan bersih, untuk tetap mempertaahankan suhu tetap hangat
14
f. Kepala bayi ditutupi dengan topi serta berikan oksigen bila
perlu.
g. Tali pusat harus dalam keadaan bersih
h. Beri minum dengan sonde per tetes dengan pemberian ASI
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi BBLR
1. Umur
a. Pengertian
Umur adalah usia individu terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup usia, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Bertambahnya usia seseorang maka
kematangan dalam berfikir semakin baik sehingga akan termotivasi
dalam pemeriksaan kehamilan untuk mencegah komplikasi pada
masa persalinan (Mubarak, 2011).
b. Klasifikasi umur ibu
Menurut Manuaba (2007) klasifikasi umur ibu:
1) Umur ibu kurang dari 20 tahun
Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan
kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin
karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil.Penyulit
pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan
kurun waktu reproduksi sehat antara 20-35 tahun.
2) Umur ibu 20-35 tahun
15
Umur reproduksi yang ideal untuk ibu hamil bagi seorang
ibu dimana organ reproduksinya telah sempurna dan menjalani
fungsinya serta perkembangan psikis seorang ibu telah
mencapai tingkat dewasa sehingga akan berpengaruh terhadap
kesiapan fisik dan mental ketika masa kehamilan.
3) Umur ibu diatas 35 tahun
Kesehatan reproduksi seorang ibu mengalami penurunan
dan kesehatan fisik juga mulai mengalami penurunan sehingga
kehamilan dan persalinan menjadi lebih beresiko.
c. Hubungan umur ibu dengan BBLR
Menurut penelitian Pinontoan dan Tombokan, (2015)
peneliti menemukan adanya hubungan antara umur ibu dengan
kejadian BBLR disebabkan karena umur dibawah 20 tahun
perkembangan sistim reproduksi belum optimal dan kesiapan
psikologis menerima kehamilan sehingga berpengaruh pada berat
lahir bayi. Pada ibu umur diatas 35 tahun, fungsi dari alat
reproduksi sudah menurun sehingga akan mempengaruhi
kehamilannya, juga seiring dengan penambahan umur ibu akan
terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah dan juga ikut
menurunnya fungsi hormon yang mengatur siklus reproduksi.
Apabila umur ibu termasuk dalam umur tidak beresiko maka
peluang terjadinya BBLR juga rendah, sebaliknya pada ibu dengan
umur resiko tinggi, maka semakin tinggi peluang terjadinya BBLR
16
atau dengan kata lain kejadian BBLR berpeluang terjadi pada ibu
dengan umur resiko tinggi.
Menurut penelitian Setiati dan Rahayu, (2017) menyatakan
bahwa umur ibu berpengaruh terhadap kejadian BBLR hal ini
disebabkan karena melahirkan di usia kurang dari 20 tahun terjadi
persaingan nutrisi antara ibu dan janin dimana di usia tersebut
seorang wanita masih dalam masa pertumbuhan yang juga akan
membutuhkan asupan gizi yang besar untuk memenuhi masa
pertumbuhannya, begitu pula dengan usia diatas 35 tahun seorang
wanita mengalami kemunduran fungsi biologis pada organ-organ
tubuh salah satunya penurunan mobilitas usus yang akan
menyebabkan penurunan nafsu makan hal ini juga akan
mempengaruhi asupan nutrisi yang di butuhkan antara ibu dan
janin.
2. Paritas
a. Pengertian
Paritas adalah kelahiran bayi yang mampu bertahan hidup.
Paritas dicapai pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin 500
gram Varney et al, (2006). Paritas yaitu jumlah atau banyaknya
anak yang dilahirkan (Wigunantiningsih and Fakhidah, 2017).
b. Klasifikasi paritas
1) Primipara
17
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak, yang cukup besar untuk hidup kedunia luar (Varneyet al,
2006).
2) Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak lebih dari satu kali (Varney et al., 2006).
3) Grandemultipara
Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih (Varney et al., 2006).
c. Hubungan paritas dengan BBLR
Menurut penelitian Setiati dan Rahayu, (2017)
menunjukkan bahwa paritas berpengaruh terhadap kejadian BBLR.
Selaras dengan pernyataan Mahayana et al., (2015) bahwa BBLR
dengan faktor risiko paritas terjadi karena sistem reproduksi ibu
sudah mengalami penipisan akibat sering melahirkan. Hal ini
disebabkan oleh semakin tinggi paritas ibu, kualitas endometrium
akan semakin menurun. Kehamilan yang berulang-ulang akan
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan
berkurang dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.
3. Kadar Hemoglobin
a. Pengertian
Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksitogen pada
eritosit, dibentuk oleh eritosit yang sedang berkembang di dalam
18
sum-sum tulang. Sebuah hemoprotein tersusun atas empat rantai
polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141
hingga 146 asam amino (Dorland, 2012).
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi.
Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen,
dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah
merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan tubuh (Pearce, 2011).
b. Batas nilai kadar hemoglobin (Hb)
Batas normal kadar hemoglobin (Hb) pada wanita dewasa
adalah 12-14 g/dL, sedangkan pada wanita/ibu hamil nilainya lebih
rendah yaitu 11 g/dL. (Fathonah, 2016). Menurut World Health
Organization (WHO) dalam Fathonah (2016), batasan anemia pada
ibu hamil berdasarkan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam
darah, yaitu:
1) Normal
Batasan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang normal
yaitu lebih dari atau sama dengan 11 g/dL.
2) Anemia
Batasan kadar hemoglobin ibu hamil yang mengalami
anemia yaitu kurang dari 11 g/dL.
19
c. Hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan lahir
bayi
Kebanyakan penelitian melakukan pengukuran Hb ibu
selama kehamilan, karena perubahan konsentrasi Hb selama
kehamilan berhubungan dengan pertumbuhan janin dan hasil
kelahiran yang buruk tergantung pada usia kehamilan dimana Hb
diukur (Yi, Han and Ohrr, 2013).
Menurut penelitian Setiawan et al., (2013) kadar
hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui
status gizi ibu hamil. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin
mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Namun, hasil penelitian yang di dapat peneliti belum bisa
menemukan hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil
trimester III dengan berat bayi lahir.
Sedangkan menurut penelitian Wahyuni (2016)
menyatakan terdapat hubungan kadar hemoglobin dengan berat
badan bayi baru lahir. Dimana dari 16 responden yang tidak
anemia (87.5%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal
dan dari 17 responden ibu anemia (52.9%) melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Anemia selama kehamilan adalah
masalah sistemik yang paling umum yang dapat diubah atau
setidaknya dapat dicegah (Yildiz et al., 2014).
20
4. KEK
a. Pengertian
Lingkar Lengan Atas (KEK) adalah lingkar lengan bagian
atas pada bagian trisep. KEK digunakan untuk mendapatkan
perkiraan tebal lemak di bawah kulit dan dengan cara inni dapat
diperkirakan jumlah lemak tubuh total (Almatsier et al., 2011).
Lingkar Lengan Atas (KEK) adalah suatu cara untuk
mengetahui risiko Kekurangan Energi Protein (KEP) pada wanita
usia subur (WUS). Pengkuruan KEK tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran
KEK dapat digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan
dapat dilakukan oleh siapa saja (Supariasa, 2016).
b. Ambang batas
Pengukuran KEK sangat penting untuk mengetahui apakah
ibu hamil mengalami KEK atau tidak, selain ibu hamil pengukuran
KEK juga dapat dilakukan pada anak balita dan wanita usia subur
(WUS) (Almatsier et al., 2011).
Ambang batas KEK WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23.5 cm. Apabila ukuran KEK kurang 23.5 cm atau bagian
merah pita KEK, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK,
dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2016)
21
c. Hubungan lingkar lengan atas (KEK) dengan berat badan lahir bayi
Semua ibu hamil memerlukan adanya pemenuhan status
gizi untuk ibu sendiri dan untuk perkembangan bayi yang
dikandungnya. Lingkar lengan atas yang kurang merupakan ukuran
dari kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang menyebabkan risiko
dan komplikasi pada ibu saat hamil maupun bersalin. Lingkar
lengan atas pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin, abortus, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
(Kamariyah and Musyarofah, 2016).
Menurut penelitian Rohy et al., (2017) status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Penilaian status gizi ibu pada masa
kehamilan dapat dilakukan melalui pengukuran KEK untuk
mengetahui status KEK pada ibu hamil. Hasil dari penelitian
terdapat 44 orang ibu yang mengalami KEK serta melahirkan bayi
dengan berat lahir kurang (97.4%). Selaras dengan penilitian
Rufaida et al., (2015) terdapat 57 orang ibu hamil risiko KEK
melahirkan sejumlah (9.5%) bayi lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gr.
22
C. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Rukiyah (2012), Kamariyah & Musyarofah (2016), Setiawan etal., (2013), , Wati Yanti; Haslinda, Lilly (2014), Mahayana et al., (2015)
Faktor Eksternal:
- Kondisi lingkungan- Pekerjaan ibu hamil- Tingkat pendidikan- Pengetahuan terhadap
gizi- Sosial ekonomi
Faktor Internal:
- Umur ibu- Jarak kehamilan- Paritas- Kadar Hb- Ukuran LILA- Pemeriksaan kehamilan- Penyakitpada saat hamil
LingkarLengan Atas
Ibu Hamil<23.5 cm
KadarHemoglobinIbu Hamil<11 gr/dL
Pemenuhan Nutrisi KeJanin
Pertumbuhan Janin
Berat Badan LahirRendah
Ibu mengalamiKEK
Anemia gizi padaibu
Ibu mengalamianemia
Kurangnya O2
dalam darah ibu kejanin
Umur:≤20atau ≥35
tahun
Perkembangan sistemreproduksi
belumoptimal
Gangguanperubahanpembuluhdarah dan
fungsihormon
Paritas:primipara/gran
demultipara
sistemreproduksimengalamipenipisan
Kualitasendometrium
menurun
Gangguan sirkulasinutrisi ke janin
23
D. Kerangka Konsep
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
E. Hipotesis
Dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir rendah
di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah
di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
3. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah
di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
4. Ada hubungan antara KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah
di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
Berat Badan LahirRendah
Faktor Internal:- Umur ibu- Jarak kehamilan- paritas- Anemia- KEK- Pemeriksaan
kehamilan- Penyakit pada saat
hamilFaktor eksternal:
- Kondisi lingkungan- Pekerjaan ibu hamil- Tingkat pendidikan- Pengetahuan
terhadap gizi- Sosial ekonomi
24
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini secara
survey analitik dengan pendekatan case control. Case (kasus) dalam
penelitian ini adalah bayi umur kurang dari satu tahun dengan riwayat
lahir berat badan lahir rendah (BBLR). Sedangkan control (kontrol) dalam
penelitian ini adalah bayi umur kurang dari satu tahun dengan riwayat
lahir berat badan lahir normal (BBLN).
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Ibu yang memilikibayi umur <1 tahun
Anemia
KEK
≥11 gr/dL
<11 gr/dL
≥23.5 cm
<23.5 cm
ParitasMultipara
Primipara/grandemultipara
Umur
<20 tahun
20-35tahun
>35 tahun
BBLN
BBLR
BBLN
BBLR
BBLN
BBLN
BBLR
BBLR
24
25
B. Variabel Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 3.2 Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No VariabelDefinisiOperasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil UkurSkalaUkur
1
Umur usia individuterhitung mulai saatdilahirkan sampaisaat berulang tahun
Ceklist Melihat bukuKIA
1:<20 dan >35tahun2:20-35 tahun
Nominal
2 Paritas Jumlah anak yangpernah dilahirkanibu baik lahir matimaupun lahir hidup
Ceklist Melihat bukuKIA
1:primipara/grandemultipara2:multipara
Nominal
3 Anemia Parameter yangdigunakan untukmenentukan ibuanemia atau tidakanemia
Ceklist Melihat bukuKIA
1: Anemia2: Tidak Anemia
Nominal
4 KEK Ukuran yangdigunakan untukmenentukan ibuKEK atau NonKEK
Ceklist Melihat bukuKIA
1: KEK2: Tidak KEK
Nominal
5 Berat BadanLahir Rendah
antropometri yangterpenting danpaling seringdigunakan padabayi baru lahir(neonatus)
Ceklist Melihat bukuKIA
1: Ya2: Tidak BBLR
Nominal
Umur
Paritas Kadar Hemoglobin
Ukuran Lingkar LenganAtas
Berat Badan Lahir Rendah
26
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur
kurang dari 1 tahun yang berada di BPM Wilayah Kota Bengkulu, dan
didapatkan dari survei yang telah dilakukan di beberapa BPM
sebanyak 516 orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini untuk kelompok kasus
dan kelompok kontrol menggunakan perbandingan 1:2.
a. Sampel kasus
Sampel kelompok kasus adalah ibu yang mempunyai bayi kurang
dari satu tahun yang memiliki riwayat lahir BBLR. Pemilihan
sampel pada kelompok kasus digunakan teknik total sampling yang
berarti keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian. Kelompok
kasus berjumlah 30 orang.
b. Sampel kontrol
Sampel kelompok kontrol adalah ibu yang mempunyai bayi kurang
dari satu tahun yang memiliki riwayat lahir BBLN. Pemilihan
sampel pada kelompok kontrol digunakan teknik purposive
sampling yang berarti dilakukan pemilihan sesuai dengan
keinginan peneliti.
c. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
27
1) Kriteria inklusi yang menjadi case
a) Ibu yang memiliki bayi umur kurang dari satu tahun riwayat
lahir BBLR.
b) Ibu yang memiliki buku KIA
c) Ibu yang memiliki data pemeriksaan kehamilan.
2) Kriteria inklusi yang menjadi control
a) Ibu yang memiliki bayi umur kurang dari satu tahun dengan
riwayat lahir BBLN.
b) Ibu yang memiliki buku KIA.
c) Ibu yang memiliki data pemeriksaan kehamilan.
d. Kriteria eksklusi
Bayi lahir kembar.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Dan
penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Maret 2019.
F. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder diambil langsung pada saat penelitian,
peneliti datang ke BPM dan sampel yang masuk kriteria inklusi
akan di data yang akan dimasukan ke dalam ceklist sebagai alat
bantu pengumpulan data.
28
2. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan kemudian dimasukkan kedalam tabel dan diolah melalui
beberapa tahap, yaitu:
a. Editing (Pemeriksaan)
Memeriksa ulang kelengkapan, kemungkinan kesalahan
dan konsistensi data. Diteliti kembali data yang telah dikumpulkan
dalam penelitian apakan data tersebut cukup benar atau layak
diproses lebih lanjut. Data dikelompokan berdasarkan
pertimbangan peneliti sendiri dengan maksud untuk memudahkan
pengolahan data. Editing dilakukan dilapangan saat
mengumpulkan data, dengan tujuan bila terjadi kekurangan atau
kekeliruan dalam pengisian data dapat segera diperbaiki
b. Coding (Pengkodean)
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
data bilangan dengan memberikan kode-kode setiap variabel
dengan maksud untuk mempermudah pengolahan data. Untuk
variabel umur kategori umur <20 dan >35 tahun diberi kode 1, dan
kategori umur 20 tahun - 35 tahun diberi kode 2. Untuk variabel
paritas kategori primipara/grandemultipara diberi kode 1, dan
kategori multipara diberi kode 2. Untuk variabel anemia kategori
anemia diberi kode 1, kategori tidak anemia diberi kode 2. Untuk
variabel KEK kategori KEK diberi kode 1, kategori tidak KEK
29
diberi kode 2. Untuk variabel berat badan lahir bayi kategori
BBLR diberi kode 1, kategori BBLN diberi kode 2.
c. Memasukan data (Data Entry) atau Processing Entry
Menyusun data berdasarkan kelompok yang telah
ditentukan ke dalam master tabel.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Mengecek kembali data yang telah di proses apakah ada
kesalahan atau tidak pada masing-masing variabel yang sudah di
proses hingga dapat diperbaiki dan dinilai.
G. Analisa Data (Analysis)
Analisa yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat
dan analisa multivariat dengan maksud untuk melihat hubungan antara
variabel bebas (umur, paritas, anemia, ukuran KEK) dengan variabel
terikat (berat badan lahir rendah). Data-data yang sudah diolah akan
dianalisa dengan cara:
1. Analisa Univariat
Dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi masing-
masing variabel penelitian, baik variabel bebas (independen) maupun
variabel terikat (dependen) yang nantinya akan dimasukan ke dalam
tabel distribusi frekuensi, dengan interprestasi menggunakan skala
Arikunto (2005) dengan rumus :
30
Keterangan :P : Jumlah presentase yang dicariF : Jumlah FrekuensiN : Jumlah Objek yang diteliti
0% : tidak satupun dari responden
1-25% : sebagian kecil dari responden
26-49% : hampir sebagian dari responden
50-75% : sebagian besar dari responden
76-99% : hampir seluruh responden
100% : seluruh responden
2. Analisa Bivariat
Dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas (independen)
dengan variabel terikat (dependen). Data di analisa menggunakan uji
statistic Chi Square (X2) dengan sistem komputerisasi tingkat
kemaknaan p<0,05 untuk melihat keeratan hubungan dan variabel.
Uji Hipotesis:
a. Umur
Bila p≤0,05 berarti ada hubungan umur dengan berat badan
lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan umur dengan
berat badan lahir rendah.
b. Paritas
Bila p≤0,05 berarti ada hubungan paritas dengan berat badan lahir
rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan paritas dengan
berat badan lahir rendah.
c. Anemia
31
Bila p≤0,05 berarti ada hubungan anemia dengan berat
badan lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan anemia
dengan berat badan lahir rendah.
d. KEK
Bila p≤0,05 berarti ada hubungan KEK dengan berat badan
lahir rendah. Bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan KEK dengan
berat badan lahir rendah.
3. Analisa Multivariat
Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan lebih dari satu
variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis
multivariat. Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel
independen (umur, paritas, anemia, Ukuran KEK) yang paling besar
pengaruhnya dengan variabel dependen yaitu berat badan lahir rendah
dengan syarat minimal nilai P<0,25. Pengujian multivariat ini
menggunakan uji Regresi binary logistic.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dimulai dari setelah mendapatkan persetujuan
penelitian bisa dilanjutkan yang diberikan oleh dosen pembimbing dan
penguji. Peneliti ini membuat surat yang ditujukan kepada Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu, dan Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang ada di Kota Bengkulu.
Surat tembusan dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang ditujukan ke
Kesbangpol dan Dinkes Kota Bengkulu keluar pada tanggal 29 Januari
2019. Surat tembusan dari Kesbangpol keluar pada tanggal 31 Januari
2019. Selanjutnya, surat tersebut diteruskan ke Dinkes Kota Bengkulu dan
dikeluarkan pada tanggal 6 Februari 2019, Kemudian diteruskan Ke 8
BPM yang berada di Kota Bengkulu, tiga di wilayah Kecamatan Kampung
Melayu; tiga yang berada di wilayah Kecamatan Selebar; dan dua yang
berada di wilayah Kecamatan Muara Bangkahulu dan mendapatkan izin
penelitian pada tanggal 7 Februari 2019.
Pengumpulan data dilakukan di tiga wilayah Kecamatan tersebut
dari tanggal 7 Februari 2019-19 Maret 2019. Peneliti mendatangi BPM
dan melihat register persalinan dari tahun 2018-2019, kemudian peneliti
melakukan kunjungan rumah pasien tersebut setelah mendapatkan izin dari
bidan yang berada di BPM tersebut. Kemudian peneliti pun mengikuti
kegiatan posyandu yang berada di wilayah kerja BPM tersebut ataupun
32
33
mengikuti imunisasi yang dilakakuan secara rutin setiap bulannya yang
diadakan di BPM tersebut. Peneliti mengambil sampel dengan cara
purposive sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan
oleh peneliti. Kriteria peneliti, yaitu ibu yang memiliki anak umur di
bawah 1 tahun, yang mempunyai buku KIA dan memiliki catatan
pemeriksaan kehamilan lengkap dari ukuran KEK dengan anemia.
Setelah peneliti menemukan responden yang sesuai dengan
kriteria, peneliti pun memberikan informed consent kepada ibu tersebut
selanjutnya peneliti meminta izin untuk memfoto buku KIA ibu tersebut.
Alhamdulillah dalam penelitian ini ibu-ibu yang menjadi responden dapat
bekerja sama dengan peneliti sehingga peneliti tidak menemukan kendala
yang berarti.
Setelah selesai melakukan penelitian hasilnya diperiksa kembali
sesuai dengan yang direncanakan, kemudian dilakukan pengkodean dan
tabulasi dalam komputer. Data ini di analisis secara Univariat, Bivariat,
dan Multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran
tentang distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK, dan berat badan
lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Analisis bivariat
digunakan untuk melihat hubungan umur, paritas, anemia, KEK dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
Sedangkan analisis multivariate untuk melihat variabel mana yang paling
dominan atau yang lebih berhubungan dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
34
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis ini berupa distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK
dan berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu
yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur, paritas, anemia, KEK, danberat badan lahir bayi di BPM Wilayah Kota Bengkulutahun 2019Variabel Frekuensi=n=90 Presentasi
(100%)Umur:<20 dan >35 tahun20 – 35 tahun
1971
21,178,9
ParitasPrimipara/grandemultiparaMultipara
4941
54,445,6
AnemiaYaTidak
3654
4060
KEKYaTidak
2268
24,475,6
BBLRYaTidak
3060
33,366,7
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dari 90 orang ibu
sebagian kecil ibu berumur <20 tahun dan >35 tahun, sedangkan
hampir seluruh ibu berumur 20-35 tahun. Untuk paritas sebagian besar
ibu primipara/grandemultipara, sedangkan hampir sebagian ibu
multipara. Untuk anemia hampir sebagian ibu mengalami anemia
selama kehamilan, sedangkan sebagian besar ibu tidak mengalami
anemia selama kehamilan. Untuk KEK sebagian kecil ibu mengalami
KEK selama kehamilan, sedangkan sebagian besar ibu tidak
35
mengalami KEK selama kehamilan. Untuk berat badan lahir bayi
hampir sebagian ibu melahirkan bayi BBLR, sedangkan sebagian besar
ibu melahirkan bayi tidak BBLR.
2. Analisis Bivariat
Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
umur, paritas, anemia, KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Metode analisi
menggunakan analisis uji chi square. Hasil analisis dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Hubungan Umur Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019
UmurBerat Badan Lahir Rendah Nilai p-
valueYa TidakN % N %
<20 dan > 35Tahun
3 10 16 26,7
0,12120-35 Tahun 27 90 44 73,3
Total 30 100 60 100
Berdasarkan data di atas diketahui dari 30 orang ibu
melahirkan bayi BBLR hampir seluruh responden berumur 20-35
tahun, dan sebagian kecil ibu yang berumur <20 dan >35 tahun. Hasil
uji chi square menunjukkan nilai p-value 0,121>p-0,05, maka Ha
ditolak dan Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna
antara umur ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di
BPM Wilayah Kota Bengkulu.
36
Tabel 4.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019
ParitasBerat Badan Lahir Rendah Nilai
p-value
Ya TidakN % N %
Primipara/grandemultipara 15 50 34 56,70,708Multipara 15 50 26 45,6
Total 30 100 60 100
Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu
melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu primipara
/grandemultipara, dan sebagian besar ibu multipara. Hasil uji chi
square menunjukkan nila p-value 0,708>p 0,05, maka Ha ditolak dan
Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara
paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM
Wilayah Kota Bengkulu.
Tabel 4.4 Hubungan Anemia dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019
AnemiaBerat Badan Lahir Rendah Nilai p-
valueOR 95% CI
Ya TidakN % N %
Ya 17 56,7 19 31,70,040
2,82 (1,14-6,96
Tidak 13 43,3 41 68,3Total 30 100 60 100
Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu
melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu mengalami anemia, dan
hampir sebagian ibu tidak mengalami anemia. Hasil uji chi square
menunjukkan nila p-value 0,04<0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga ada hubungan yang bermakna antara anemia
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah
Kota Bengkulu. Hal ini berarti ibu yang anemia tergolong anemia
37
berpeluang 2,822 kali melahirkan anak BBLR dibandingkan dengan
ibu yang tidak anemia.
Tabel 4.5 Hubungan KEK Dengan Kejadian Berat Badan LahirRendah (BBLR) Di BPM Wilayah Kota BengkuluTahun 2019
KEKBerat Badan Lahir Rendah Nilai
p-value
OR 95% CIYa Tidak
N % N %Ya 16 53,3 6 10
0,00010,286 (3,399-
31,123)Tidak 14 46,7 54 90Total 30 100 60 100
Berdasarkan data di atas menunjukkan, dari 30 orang ibu
melahirkan bayi BBLR, sebagian besar ibu mengalami KEK, dan
hampir sebagian ibu tidak KEK. Hasil uji chi square menunjukkan
nilai p-value 0,00<0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
ada hubungan yang bermakna antara KEK dengan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Hal ini
berarti ibu yang KEK berpeluang 10,286 kali melahirkan anak BBLR
dibandingkan dengan ibu yang tidak KEK.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang
paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di
BPM Wilayah Kota Bengkulu. Variabel yang dimasukkan dalam
analisis ini dengan syarat hasil eksekusi bivariat dengan nilai p≤0,25.
Dari hasil eksekusi bivariat diketahui bahwa variabel paritas
mempunyai nilai p-value 0,550>p-0,25, sehingga paritas bukan
termasuk kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariat.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis untuk mengetahui faktor yang
38
paling mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hasil
analisis tersebut dapat diketahui dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Faktor Yang Paling Mempengaruhi Kejadian BeratBadan Lahir Rendah (BBLR) Di BPM Wilayah KotaBengkulu Tahun 2019
Variabel B P-Value
ORExp(B)
95% CILower Upper
Umur -1,917 0,216 0,400 0,094 1,710Anemia 0,907 0,084 2,476 0,886 6,920
KEK 2,168 0,000 8,738 2,792 27,346
Berdasarkan data di atas didapatkan hasil analisis multivariat
variabel umur dan anemia memiliki nilai p-value>0,05. Namun,
variabel yang akan dikeluarkan dalam analisis ini yaitu umur, karena
memiliki nilai p-value=0,216 yaitu nilai yang paling besar. Sehingga,
tersisalah dua variabel yaitu anemia dan KEK. Selanjutnya, akan
dilakukan analisis untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh.
Hasil analisisnya dapat diketahui dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Faktor Yang Paling Mempengaruhi Kejadian BeratBadan Lahir Rendah (BBLR) Di BPM Wilayah KotaBengkulu Tahun 2019
Variabel B P-Value
ORExp(B)
95% CILower Upper
Anemia 0,894 0,085 2,446 0,885 6,759KEK 2,257 0,000 9,555 3,091 29,538
Berdasarkan data di atas variabel independen yang memiliki
nilai OR paling besar adalah KEK dengan nilai OR 9,555 yang
merupakan faktor yang paling mempengaruhi kejadian berat badan
lahir rendah yang berpeluang 10 kali lebih besar dalam mempengaruhi
kejadian BBLR.
39
C. Pembahasan
1. Karakteristik responden (umur, paritas, anemia, KEK, dan beratbadan lahir bayi)
Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir seluruh responden
berumur 20-35 tahun dan menunjukkan hampir seluruh ibu melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut Pinontoan dan
Tombokan, (2015) sebagian besar dari responden merupakan yang
tidak beresiko (berumur 20-35 tahun) dan menunjukkan hampir
sebagian ibu melahirkan berat badan lahir rendah (BBLR). Umur ibu
dengan kehamilan erat hubungannya dengan berat badan bayi.
Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu merupakan
primipara/grandemultipara menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut
Setiati dan Rahayu, (2017) sebagian besar ibu melahirkan anak
multipara (tidak beresiko) menunjukkan hampir seluruh ibu
melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Multipara adalah
wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali,
sedangkan grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan lebih
dari 4 kali (Varney et al., 2006). Ibu yang telah melahirkan lebih dari
satu anak mengakibatkan sistem reproduksi mengalami penipisan dan
kualitas endometrium akan semakin menurun sehingga akan
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan
berkurang dibandingkan dengan kehamilan berikutnya (Mahayana et
al., 2015).
40
Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir sebagian ibu anemia
menunjukkan hampir sebagian besar ibu melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). Menurut Wahyuni, (2016) sebagian besar
ibu dengan anemia tergolong anemia dan menunjukkan sebagian besar
ibu melahirkan bayi BBLR. Tinggi rendahnya kadar hemoglobin
mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir karena dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Anemia dapat menjadi penyebab langsung dari penurunan
pertumbuhan janin dalam rahim karena kurangnya aliran oksigen ke
jaringan plasenta atau dapat menjadi indikator tidak langsung dari
defisit nutrisi ibu (Yildiz et al., 2014).
Hasil penelitian diperoleh hampir sebagian ibu KEK
menunjukkan sebagian besar ibu melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR). Menurut Kamariyah dan Musyarofah, (2016)
sebagian besar ibu KEK menunjukkan hampir seluruh ibu melahirkan
bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Lingkar lengan atas yang
kurang merupakan ukuran dari kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu saat hamil maupun
bersalin dan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga berpeluang melahirkan bayi BBLR.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran kejadian berat badan
lahir rendah (BBLR) yaitu hampir sebagian ibu melahirkan bayi berat
badan lahir rendah dan sebagian besar ibu melahirkan bayi berat lahir
41
normal. Menurut Jitowiyono & Kristiyanasari, (2011) Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature.
2. Hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data yang disajikan
tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu yang melahirkan bayi
BBLR, hampir seluruh ibu yang berumur 20-35 tahun, dan sebagian
kecil ibu berumur <20 dan >35 tahun. Hampir seluruh responden yang
ditemukan peneliti berumur 20-35 tahun berjumlah 71 orang.
Kematangan berfikir tergantung dengan umur seseorang,
semakin bertambahnya umur, maka kematangan dalam berfikir akan
semakin baik, sehingga akan memberikan motivasi dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan untuk mencegah komplikasi dan memantau
kesehatan ibu dan janin. Umur wanita yang kurang dari 20 tahun
cenderung dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan
perkembangan janin. Sedangkan umur ibu lebih dari 35 tahun makan
kesehatan reproduksi akan mengalami penurunan sehingga membuat
kehamilan lebih beresiko. Namun, pernyataan tersebut bertolak
belakang dengan hasil analisis uji chi square yang menunjukkan nilai
p-value 0,121>p 0,05. Sehingga, tidak ada hubungan yang bermakna
antara umur ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hal
ini dikarenakan responden yang didapat oleh peneliti lebih banyak ibu
42
yang berumur 20-35 tahun dibandingkan ibu yang berumur <20 dan
>35 tahun. Alasan lain yang mungkin menyebabkan ibu yang berumur
20-35 tahun melahirkan bayi BBLR dikarenakan kebanyakan dari ibu
tersebut mengalami anemia dan KEK, yang merupakan faktor lain
yang mempengaruhi ibu melahirkan bayi BBLR.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Pinontoan dan Tombokan, (2015), didapatkan bahwa umur
ibu <20 dan >35 tahun berjumlah 64 orang (34,78%), 43 orang
(67,19%) melahirkan BBLR, dan 21 orang (32,81%) tidak BBLR.
Sedangkan, ibu yang berumur 20-35 tahun berjumlah 120 orang
(65,22%), 49 orang (40,8%) melahirkan BBLR, dan 71 orang
(59,17%) tidak BBLR. Hasil uji statistik nilai p-value 0,001<0,005
berarti ada hubungan antara umur dengan kejadian BBLR. Menurut
peneliti kejadian BBLR disebabkan karena umur ibu dibawah 20 tahun
perkembangan sistem reproduksi yang belum optimal dan kesiapan
psikologis menerima kehamilan sehingga berpengaruh pada berat lahir
bayi. Pada ibu umur diatas 35 tahun, fungsi dari alat reproduksi sudah
menurun sehingga akan mempengaruhi kehamilannnya.
Hasil penelitian Monita et al., (2016) juga mengatakan bahwa
dari 50 orang ibu, 36 diantaranya ibu yang memiliki usia beresiko (<20
tahun dan >35 tahun), 25 (69,4%) diantaranya melahirkan bayi BBLR
dan hasil uji statistic p-value 0,001<p 0,005 artinya ada hubungan yang
bermakna antara usia ibu hamil beresiko dengan kejadian BBLR.
43
Peneliti mengungkapkan bahwa usia ibu saat hamil mempengaruhi
kondisi kehamilan ibu karena berhubungan dengan kematangan organ
reproduksi dan kondisi psikologis. Selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sholiha dan Sumarmi, (2015) mengatakan bahwa
kejadian BBLR banyak terjadi pada usia ibu <20 tahun dan >35 tahun
(61,5%). Dengan hasil uji chi square menunjukkan bahwa usia ibu saat
hamil (p=0,03) berhubungan dengan kejadian BBLR.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti belum bisa menemukan
hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR). Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi karenan adanya
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir. Pada
dasarnya, berat bayi lahir memang tidak mutlak dipengaruhi oleh umur
ibu hamil. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Umur termasuk kedalam faktor internal
ibu.
3. Hubungan paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data yang disajikan
pada tabel 4.3 menunjukkan dari 30 orang ibu yang melahirkan bayi
BBLR, sebagian besar ibu primipara/grandemultipara, dan sebagian
besar ibu multipara. Sebagian besar responden yang ditemukan peneliti
merupakan ibu yang melahirkan anak primipara/grandemultipara
sebanyak 49 orang.
44
Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai
masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.
Kehamilan dan persalinan yang berulang-ulang menyebabkan
kerusakan pembuluh darah didinding rahim dan kemunduran daya
lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan
kehamilan sehingga cenderung timbul kelainan letak ataupun kelainan
pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin sehingga mengakibatkan
beratn badan lahir rendah (BBLR). Namun, pernyataan tersebut tidak
didukung dengan hasil penelitian uji chi square menunjukkan nilai p-
value 0,708>p 0,05, sehingga tidak ada hubungan yang bermakna
antara paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Hal
ini dikarenakan faktor lain yang mengakibatkan bayi BBLR. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa ibu primipara/grandemultipara lebih
banyak melahirkan bayi tidak BBLR.
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pinontoan dan Tombokan, (2015) penelitian hubungan antara paritas
dengan kejadian BBLR didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
paritas dengan kejadian BBLR. Dari 92 ibu yang melahirkan BBLR,
70 orang (47,30%) dari ibu yang beresiko dan 22 (61,11%) dari ibu
yang tidak beresiko. Hasil uji statistik diperoleh nila p-value 0,137
yang berarti tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR.
Menurut penelitian yang dilakukan Meihartati, (2016) angka kejadian
BBLR justru paling banyak terdapat pada primipara (84,8%) bila
45
dibandingkan dengan ibu multipara (56,9%). Peneliti mengatakan
bahwa hasil ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
BBLR disebabkan oleh multiparitas karena fungsi uterus berkurang.
Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Setiati dan Rahayu, (2017) dari 33 responden, ibu
yang memiliki 1 anak berjumlah 14 orang, 4 orang melahirkan BBLR,
dan 10 orang tidak BBLR. Sedangkan, ibu yang memiliki 2 anak atau
lebih berjumlah 19 orang, 13 orang melahirkan BBLR, dan 6 orang
tidak BBLR. Hasil uji statistic dengan nilai p-value 0,024<0,05 yang
menunjukkan bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR). Peneliti menyatakan paritas berhubungan
dengan BBLR disebabkan oleh kebanyakan pasangan suami istri tidak
ingin menggunakan KB dan beranggapan bahwa semakin banyak anak
maka akan semakin banyaknya rezeki karena itulah banyak ibu yang
melahirkan sampai 4 kali di usia yang tidak muda, hal ini sangat
beresiko dan menyebabkan bayi lahir premature, BBLR, bahkan
kematian janin.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti belum bisa
menemukan hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR). Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi karena adanya
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir. Pada
dasarnya, berat bayi lahir memang tidak mutlak dipengaruhi oleh
jumlah paritas ibu. Berat bayi lahir dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
46
faktor internal dan faktor eksternal. Paritas termasuk kedalam faktor
internal ibu.
4. Hubungan anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.4
menunjukkan, dari 30 orang ibu yang melahirkan BBLR. Sebagian
besar ibu mengalami anemia dan hampir sebagian ibu tidak mengalami
anemia. Sebagian besar responden yang didapatkan oleh peneliti
adalah ibu yang tidak megalami anemia 54 orang.
Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value 0.04<0.05,
sehingga ada hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian
berat badan lahir rendah (BBLR). Dengan nilai OR 2,822 yang artinya
Ibu yang anemia tergolong anemia 3 kali berpeluang mengalami
anemia. Hal ini dikarenakan anemia adalah salah satu indikator
biokimia untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Tinggi rendahnya
kadar hemoglobin mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir
karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin di dalam
kandungan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni, (2016) dari 33
responden 16 orang ibu yang tidak anemia, 14 orang melahirkan
BBLN dan 2 orang BBLR. Sedangkan, 17 orang ibu yang anemia 8
orang melahirkan BBLN, dan 9 orang melahirkan BBLR, dengan nilai
p-value 0,036<0,05 nilai OR 7,875. sehingga, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan anemia dengan kejadian
47
BBLR, dan ibu yang anemia 8 kali lebih berpeluang melahirkan bayi
BBLR. Peneliti menyatakan semakin rendah kadar hemoglobin ibu
maka peluang terjadinya BBLR juga akan semakin besar.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yildiz et al., (2014) yang mengatakan bahwa
konsentrasi hemoglobin mempengaruhi berat badan lahir bayi. Hasil
uji statistic didapatkan p=0,00 dengan nilai OR 1,08. Peneliti
mengatakan bahwa anemia dapat menjadi penyebab langsung dari
penurunan pertumbuhan janin dalam rahim karena kurangnya aliran
oksigen ke jaringan plasenta atau dapat menjadi indikator tidak
langsung dari defisit nutrisi ibu.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suhartati et al., (2017) peneliti menyatakan bahwa ada
hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) dengan hasil uji statistic p=0,000 dengan nilai OR 9,19
yang berarti ibu yang mengalami anemia mempunyai resiko 9 kali
lebih besar melahirkan bayi BBLR daripada ibu yang tidak anemia..
Peneliti mengatakan bahwa BBLR tidak hanya disebabkan oleh
anemia tetapi juga bisa terjadi pada status tidak anemia.
5. Hubungan KEK dengan kejadian berat badan lahir rendah(BBLR)
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.5
menunjukkan, dari 30 orang ibu yang melahirkan BBLR. Sebagian
besar ibu mengalami KEK, dan hampir sebagian ibu tidak mengalami
48
KEK. Peneiliti mendapatkan hampir seluruh responden tidak KEK.
Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value 0,000<0,05, sehingga ada
hubungan yang bermakna antara ukuran KEK dengan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR) dengan nilai OR 10,286 yang berarti ibu
yang ukuran KEK tergolong KEK 10 kali berpeluang melahirkan bayi
BBLR. Lingkar lengan atas yang kurang merupakan ukuran dari
kurangnya nutrisi pada ibu hamil yang menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu hamil maupun bersalin dan dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga berpeluang
melahirkan bayi BBLR.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rohy et al., (2017) dari 206 responden 162 orang tidak KEK 161
orang (96,4%) melahirkan BBLN dan 1 orang (2,6%) melahirkan
BBLR. 44 orang mengalami KEK 6 orang (3,6%) melahirkan BBLN
dan 38 orang (97,4%) melahirkan BBLR. Berdasarkan nilai p-value
0,000<0,05, sehingga ada hubungan yang signifikan antara status gizi
ibu hamil dengan berat bayi baru lahir. Peneliti mengatakan BBLR
dapat disebabkan karena kurangnya gizi ibu selama kehamilan
sehingga tidak terjadi penambahan berat badan yang optimal selama
hamil.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, (2016)
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan berat badan
bayi baru lahir, dengan hasil uji statistik p-value 0,049 dan nilai OR
49
5,400 yang berarti ibu yang KEK berpeluang 5 kali melahirkan bayi
BBLR. Peneliti berpandapat bahwa semakin kecil ukuran KEK ibu
maka peluang terjadinya BBLR akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena KEK melambangkan kecukupan gizi pada ibu
hamil.
Penelitian yang dilakukan oleh Kamariyah and Musyarofah,
(2016) hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan KEK
dengan berat badan bayi lahir. Hasil uji statistik Rank Spearman
p=0,000< p 0,05. Peneliti mengatakan ibu hamil dengan lingkar lengan
atas yang kurang dari 23,5 cm akan beresiko untuk melahirkan berat
badan bayi lahir rendah, karena nutrisi yang di konsumsi oleh ibu
hamil sebagi ukurannya adalah lingkar lengan atas,
6. Faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian beratbadan lahir rendah (BBLR)
Analisis multivariat digunakan untuk mencari probabilitas
(besar peluang) faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian berat badan
lahir rendah di BPM Wilayah Kota Bengkulu. Hasil analisis
multivariat regresi logistic ganda dengan metode enter, menyimpulkan
bahwa faktor yang paling dominan adalah KEK dengan nilai OR yang
paling besar yaitu 9,555 artinya ukuran lingkar lengan atas (KEK) 10
kali berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pujiastuti and Iriyani, (2017) yang menyatakan bahwa tada
hubungan bermakna antara KEK dengan BBLR dimana p-value 0,038
50
dan nilai OR 5,382 yang artinya ibu KEK 5 kali lebih beresiko
melahirkan bayi BBLR. Peneliti berpendapat bahwa status gizi ibu
selama hamil dan saat melahirkan sangat mempengaruhi kondisi janin
yang akan dilahirkan. Kondisi KEK menggambarkan tidak
terpenuhinya kebutuhan energi, sedangkan kehamilan memerlukan
tambahan energi. Peneliti juga berpendapat bahwa ibu dengan status
gizi kurang sebelum hamil berdampak pada ketidakmampuan
mempersiapkan rahim untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin yang akan dikandungnya sehingga ibu yang status
gizi kuran sebelum hamil juga beresiko melahirkan bayi BBLR.
Hasil penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kusparliana, (2016) menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara KEK dengan kejadian BBLR, dengan nilai p-value
0,024. Peneliti berpendapat bahwa berat bayi yang dilahirkan dapat
dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum maupun saat hamil.
Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian
gizi ibu selama hamil. Sehingga penting bagi ibu mengetahui kapan
waktu yang tepat untuk proses kehamilan dan kelahiran serta
pentingnya menjaga status gizi selama kehamilan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, (2016) juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan berat badan
bayi baru lahir, dengan hasil uji statistik p-value 0,049 dan nilai OR
5,400 yang berarti ibu yang KEK berpeluang 5 kali melahirkan bayi
51
BBLR. Peneliti berpendapat bahwa semakin kecil ukuran LILA ibu
maka peluang terjadinya BBLR akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena KEK melambangkan kecukupan gizi pada ibu
hamil.
Berdasarkan hasil penelitian, menurut peneliti ibu yang selama
kehamilannya mempunyai ukuran LILA <23,5 akan berpeluang
melahirkan bayi BBLR, dikarenakan LILA yang <23,5 menandakan
bahwa nutrisi ibu selama hamil kurang yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan.
Kebanyakan ibu yang melahirkan anak BBLR mengatakan bahwa
selama kehamilan kurangnya nafsu makan. Sehingga, berakibatkan
kurangnya nutrisi selama kehamilan.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota
Bengkulu, sesuai dengan tujuan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hampir seluruh ibu berumur 20-35 tahun, sebagian besar ibu
primipara/grandemultipara, sebagian besar ibu anemia tergolong tidak
anemia, sebagian besar ibu ukuran KEK tergolong tidak KEK, hampir
sebagian besar ibu melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
2. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
3. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
4. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
5. Ada hubungan antara ukuran KEK dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu.
6. Faktor yang paling berpengaruh dengam kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) di BPM Wilayah Kota Bengkulu adalah ukuran KEK.
52
53
B. Saran
1. Bagi Akademik
Universitas maupun institusi adalah tempat awal untuk
dibentuknya tenaga kesehatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Sehingga, diharapkan agar institusi tersebut dapat menambah wawasan
mahasiswa serta pengetahuan mahasiswa mengenai anemia dan ukuran
KEK selama kehamilan yang mempengaruhi kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR). Dapat mengajarkan dan menerapkan kepada
mahasiswa dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat sehingga
mampu meningkatkan kualitas kesehatan yang ada di masyarakat.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sebagai pelaksana dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat, sehingga
diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap kadar Hb dan
ukuran LILA pada calon ibu hamil yang akan mempengaruhi kejadian
berat badan lahir rendah (BBLR). Agar ibu dapat menjaga dan selalu
memperbaiki status gizi selama kehamilan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggali faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR). Agar dapat menambah wawasan kepada masyarakat maupun
tenaga kesehatan lainnya.
54
4. Bagi Ibu Hamil
Ibu yang sedang hamil atau yang sedang berencana hamil
diharapkan mampu meningkatkan wawasan pengetahuan tentang
anemia dan ukuran KEK selama kehamilan yang mempengaruhi
kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Sehingga, diharapkan agar
dapat mencegah terjadinya kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
55
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita; Soetardjo, Susirah; Soekatri, M. (2011) Gizi Seimbang DalamDaur Kehidupan, in. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp. 92–93.
Arikunto, S. (2005) Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu (2017). Profil Kesehatan Provinsi BengkuluTahun 2017.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu (2017). Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun2017.
Dorland, W. A. N. (2012) ‘Kamus Saku Kedokteran Dorland’, in dr. Yanuar BudiHartanto, D. (ed.) Dorland’s Pocket Medical Dictionary. Edisi 28.Jakarta: Buku Kedokteran EGC, p. 507.
Fathonah, S. (2016) ‘Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil Kajian Teori &Aplikasinya’, in Astikawati, R. (ed.). Jakarta: Erlangga.
Istiany, A. (2013) Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jitowiyono, S. and Kristiyanasari, W. (2011) Asuhan Keperawatan Neonatus danAnak. Edited by D. Arijadi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kamariyah, N. and Musyarofah (2016) ‘Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil AkanMempengaruhi Peningkatan Berat Badan Bayi Lahir Di BPS ArtiningsihSurabaya’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), pp. 98–106.
Klein, S., Miller, S. and Thomson, F. (2015) ‘Buku bidan: asuhan padakehamilan, kelahiran, & kesehatan wanita’, in Bariid, Barrarah;Hadiningsih, T. (ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC, pp. 293–307.
Kusparlina, Eny Pemilu. (2016). 'Hubungan Antara Umur Dan Status Gizi IbuBerdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas Dengan Jenis BBLR, JurnalPenelitian Kesehatan Suara Forikes. 7(1), pp 21-26.
Mahayana, Sagung Adi Sresti; Chundrayetti, E. Y. (2015) ‘Faktor Risiko yangBerpengaruh terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr.M. Djamil Padang Sagung’, Jurmal Kesehatan Andalas, 4(3), pp. 664–673.
Manuaba, I.G. 2010. "Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB". In Jakarta:EGC
Maryanti, D., Sujianti and Budiarti, T. (2011). ‘Buku Ajar Neonatus, Bayi danBalita’. Jakarta : CV Trans Info Media.
Maryunani, A. (2014) ‘Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-Sekolah’, in.
55
56
Jakarta: In Media, p. 364.
Meihartati, Tuti. (2016) 'Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Kejadian BayiBerat Lahir Rendah Di RSUD Andi Abdurrahman Noor Tanah Bumbu2015', Jurnal Delima Azhar, 2(1), pp. 71-77.
Monita, Faradilla; Donel, Suhaimi; Yanti, E. (2016) ‘Hubungan Usia, JarakKelahiran Dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Kejadian BeratBayi Lahir Rendah Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau’, Jom FK, 3,pp. 1–17.
Mubarak, W. I. (2011) Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: SalembaMedika.
Muslihatun, W. N. (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.
Pantiwati, I. (2010). Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Yogyakarta : Nuha Medika.
Pearce, E. C. (2011) ‘Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis’, in. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Pinontoan, V. M. and Tombokan, S. G. J. (2015) ‘Hubungan Umur dan ParitasIbu dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah’, Jurnal Ilmiah Bidan,3(1), pp. 20–25.
Pujiastuti, Wahyu and Iriyani, Sri Budi. (2017). 'Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Jurnal IlmuKesehatan Bhamada. 7(2), pp. 151-159.
Prawirohardjo, S. (2007) ‘Ilmu Kebidanan’. Jakarta : Yayasan Bina PusataSarwono Prawirohardjo.
Rohy, A. E. N., Retnaningsih, L. N. and Fatimah, F. (2017) ‘Hubungan StatusGizi Ibu Dengan Berat Dan Panjang Bayi Baru Lahir Yogyakarta’,Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4(November 2016), pp. 133–137.
Rufaida, U. et al. (2015) ‘Perbedaan Berat Badan dan Panjang Badan Bayi LahirAntara Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis dan Non Kurang EnergiKronis di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo ’, Jurnal Nutrisia, 17, pp.1–5.
Rukiyah, A. Y. L. Y. (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans InfoMedia.
_________________. (2012) ‘Asuhan Neonatus’. Jakarta Timur : CV. Trans InfoMedia.
57
SDKI (2017) ‘Survei Demografi Dan Kesehatan’. Available at:https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=sdki-2017_versi-indonesia&wpdmdl=1285.
Setiati, Ayu Rosida; Rahayu, S. (2017) ‘Faktor Yang Mempengaruhi KejadianBblr (Berat Badan Lahir Rendah) Di Ruang Perawatan Intensif NeonatusRsud Dr Moewardi Di Surakarta’, Jurnal Keperawatan Global, 2(1), pp.9–20.
Setiawan, A., Lipoeto, N. I. and Izzah, A. Z. (2013) ‘Hubungan kadar hemoglobinibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di Kota Pariaman’, JurnalKesehatan Andalas, 2(1), pp. 34–37.
Sholiha, Hidayatush. and Sumarni, Sri. (2015) 'Analisis Risiko Kejadian BeratBayi Lahir Rendah (BBLR) Pada Primigravida', Jurnal Media GiziIndonesia, 10(1), pp.57-63.
Suhartati, et. al. (2017) 'Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan KejadianBayi Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanta KabupatenTabalong Tahun 2016', Jurnal Dinamika Kesehatan, 8(1), pp. 45-54.
Supariasa, I. D. N. B. B. (2016) Penilaian Status Gizi. Edisi 2. Edited by M. Ester.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
UNICEF (2017) ‘Annual Results Report Health’, pp. 1–110. Available at:https://www.unicef.org/publicpartnerships/files/2017_UNICEF_ARR_Health_ADVANCE_COPY.pdf.
Varney, H., Kriebs, J. . and Gegor, C. L. (2006) Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC.
Wahyuni, A. W. (2016) ‘Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Kadar HemoglobinIbu Bersalin Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di BPS “N” PadangPanjang Tahun 2016’, Ill(2), pp. 9–15.
Wati Yanti; Haslinda, Lilly, L. E. (2014) ‘Hubungan Pengetahuan Mengenai Gizi,Pendapatan Keluarga Dan Infestasi Soil Transmitted Helminths DenganKurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Daerah Pesisir SungaiSiak Pekanbaru’, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran,1(Vol 1, No 2 (2014): Wisuda Oktober Tahun 2014), pp. 1–10. Availableat: http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/2807.
WHO (2014) ‘WHA Global Nutrition Targets 2025 : Low Birth Weight PolicyBrief’. Available at:https://www.who.int/nutrition/publications/globaltargets2025_policybrief_lbw/en/.
Williamson, Amanda; Crozier, K. (2014) ‘Buku Ajar Asuhan Neonatus’, inIsneini, S. (ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
58
Yi, S. W., Han, Y. J. and Ohrr, H. (2013) ‘Anemia before pregnancy and risk ofpreterm birth, low birth weight and small-for-gestational-age birth inKorean women’, European Journal of Clinical Nutrition, 67(4), pp. 337–342. doi: 10.1038/ejcn.2013.12.
Yildiz, Y. et al. (2014) ‘The relationship between third trimester maternalhemoglobin and birth weight/length; Results from the tertiary center inTurkey’, Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 27(7), pp.729–732. doi: 10.3109/14767058.2013.837445.
LAMPIRAN
ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing
Nama : Lusi Andriani, SST. M.Kes
NIP : 198008192002122002
Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan
Jabatan : Pembimbing I
Nama : Ratna Dewi, SKM. MPH
NIP : 197810142001122001
Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan
Jabatan : Pembimbing II
B. Peneliti
Nama : Khairun Nisa
NIM : P05140315016
Pekerjaan :Mahasiswa Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
Alamat :Jalan Pattimura Kelurahan Muara Enim Rt 01 Kota
Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan
RENCANA JADWAL KEGIATAN
Jadwal Peneliti
No
Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua
I Pendahuluan Sep Okt Nov Des Jan FebMar
Apr Mei Jun
MengidentifikasiMasalah
PengambilanJudul
PembuatanProposal
Ujian Proposal
PerbaikanProposal
Pengurusan Izin
IIPelaksanaanPenelitian
PengelolaanData
PenyusunanLaporan
Seminar Hasil
Perbaikan Hasil
PERMOHONAN RESPONDEN
Kepada Yth,
Ibu hamil di wilayah Kota Bengkulu
Dengan hormat, saya yang bertanda-tangan dibawah ini adalah Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Bengkulu Prodi DIV kebidanan Semester VIII:
Nama : Khairun Nisa
NIM : P05140315016
Alamat : Jalan Pattimura Kelurahan Muara Enim Rt 01 Kota Lubuklinggau
Provinsi Sumatera Selatan
Akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kota Bengkulu Tahun
2019”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian ibu sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila ibu menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan ibu untuk
menandatangani lembar persetujuan. Atas perhatian ibu, saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti
Khairun Nisa
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Dengan ini, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :...............................................................................
Usia :...............................................................................
Alamat :...............................................................................
................................................................................
No. Responden :..............................................................(Diisi Oleh Petugas)
Menyatakan kesediaan untuk turut berpartisipasi untuk menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh Khairun Nisa mahasiswi Program Studi DIV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan judul Penelitian “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di
BPM Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2019”.
Persetujuan ini saya buat secara sukarela, tanpa paksaan dan tekanan dari
pihak manapun karena saya mengetahui bahwa keterangan yang akan saya
berikan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan penelitian peneliti.
Bengkulu,..............................2019
Responden
(........................................)
LEMBAR HASIL OLAHAN DATA
1. Distribusi frekuensi
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 dan
>3519 21,1 21,1 21,1
20-35 71 78,9 78,9 100,0
Total 90 100,0 100,0
Paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid primipara/grandemultip
ara49 54.4 54.4 54.4
multipara 41 45.6 45.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Kadar Hb
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid anemia 36 40.0 40.0 40.0
tidak
anemia54 60.0 60.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Ukuran LILA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KEK 22 24.4 24.4 24.4
Non KEK 68 75.6 75.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Berat Badan Lahir Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BBLR 30 33.3 33.3 33.3
BBLN 60 66.7 66.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
2. Analisis BivariatUmur*Berat badan lahir bayi
Crosstab
Berat Badan Lahir Bayi
TotalBBLR BBLN
Umur <20 dan >35 Count 3 16 19
% within Berat Badan Lahir Bayi 10,0% 26,7% 21,1%
20-35 Count 27 44 71
% within Berat Badan Lahir Bayi 90,0% 73,3% 78,9%
Total Count 30 60 90
% within Berat Badan Lahir Bayi 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3,336a 1 ,068
Continuity Correctionb 2,410 1 ,121
Likelihood Ratio 3,682 1 ,055
Fisher's Exact Test ,100 ,056
Linear-by-Linear Association 3,299 1 ,069
N of Valid Casesb 90
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur (<20 dan
>35 / 20-35),306 ,081 1,147
For cohort Berat Badan Lahir
Bayi = BBLR,415 ,141 1,223
For cohort Berat Badan Lahir
Bayi = BBLN1,359 1,041 1,774
N of Valid Cases 90
Paritas*Berat Badan Lahir Bayi
Crosstab
Berat Badan Lahir Bayi
TotalBBLR BBLN
Paritas primipara/grandemultipara Count 15 34 49
Expected Count 16.3 32.7 49.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi50.0% 56.7% 54.4%
multipara Count 15 26 41
Expected Count 13.7 27.3 41.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi50.0% 43.3% 45.6%
Total Count 30 60 90
Expected Count 30.0 60.0 90.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .358a 1 .549
Continuity Correctionb .140 1 .708
Likelihood Ratio .358 1 .550
Fisher's Exact Test .655 .354
Linear-by-Linear Association .354 1 .552
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paritas
(primipara/grandemultipara /
multipara)
.765 .317 1.842
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLR.837 .467 1.499
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLN1.094 .812 1.474
N of Valid Cases 90
Kadar Hb* Berat Badan Lahir Bayi
Crosstab
Berat Badan Lahir Bayi
TotalBBLR BBLN
Kadar Hb Anemia Count 17 19 36
Expected Count 12.0 24.0 36.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi56.7% 31.7% 40.0%
tidak anemia Count 13 41 54
Expected Count 18.0 36.0 54.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi43.3% 68.3% 60.0%
Total Count 30 60 90
Expected Count 30.0 60.0 90.0
% within Berat Badan Lahir
Bayi100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.208a 1 .022
Continuity Correctionb 4.219 1 .040
Likelihood Ratio 5.168 1 .023
Fisher's Exact Test .039 .020
Linear-by-Linear Association 5.150 1 .023
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kadar Hb
(anemia / tidak anemia)2.822 1.143 6.969
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLR1.962 1.091 3.525
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLN.695 .493 .980
N of Valid Cases 90
Ukuran Lila*Berat Badan Lahir Bayi
Crosstab
Berat Badan Lahir Bayi
TotalBBLR BBLN
Ukuran LILA KEK Count 16 6 22
Expected Count 7.3 14.7 22.0
% within Berat Badan Lahir Bayi 53.3% 10.0% 24.4%
Non KEK Count 14 54 68
Expected Count 22.7 45.3 68.0
% within Berat Badan Lahir Bayi 46.7% 90.0% 75.6%
Total Count 30 60 90
Expected Count 30.0 60.0 90.0
% within Berat Badan Lahir Bayi 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 20.334a 1 .000
Continuity Correctionb 18.056 1 .000
Likelihood Ratio 19.641 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.108 1 .000
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Ukuran LILA
(KEK / Non KEK)10.286 3.399 31.123
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLR3.532 2.074 6.015
For cohort Berat Badan
Lahir Bayi = BBLN.343 .172 .687
N of Valid Cases 90
3. Analisis Multivariat
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95,0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Umur -,917 ,741 1,529 1 ,216 ,400 ,094 1,710
Hb ,907 ,524 2,991 1 ,084 2,476 ,886 6,920
LILA 2,168 ,582 13,867 1 ,000 8,738 2,792 27,346
Constant -2,777 1,924 2,083 1 ,149 ,062
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Hb, LILA.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Hb ,894 ,519 2,972 1 ,085 2,446 ,885 6,759
LILA 2,257 ,576 15,365 1 ,000 9,555 3,091 29,538
Constan
t-4,583 1,312 12,212 1 ,000 ,010
a. Variable(s) entered on step 1: Hb, LILA.
DOKUMENTASI
Kunjungan Rumah Responden Kec.Kampung Melayu
Posyandu Puskesmas Beringin Raya
Kunjungan Rumah Responden Kec.Muara Bangkahulu
Kunjungan Rumah Responden Kec.Selebar
Posyandu Puskesmas Padang Serai Posyandu Puskesmas Beringin Raya