hubungan online trust dengan - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30171/1/1511410010.pdf · abstrak ....

59
i HUBUNGAN ONLINE TRUST DENGAN PURCHASE INTENTION PADA KONSUMEN DI MEDIA INSTAGRAM SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Laili Nur Na’imatun Nisa’ 1511410010 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: truongmien

Post on 09-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

HUBUNGAN ONLINE TRUST DENGAN

PURCHASE INTENTION PADA KONSUMEN

DI MEDIA INSTAGRAM

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Laili Nur Na’imatun Nisa’

1511410010

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

PERNYATAAN

iii

HALAMAN PENGESAHAN

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

“Orang-orang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus

dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau

tidak.”

(Ginanjar Abdun Nafi’)

“Jangan jadikan sosmed ladang dosa”

(annonim)

“Kamera itu menjadi bagian penting dalam hidupku”

(Kevin Systrom – Founder Instagram)

Peruntukan:

Buah pemikiran ini penulis

persembahkan untuk orang

yang senasib dengan saya

khususnya bapak, ibu, Auliya,

Ila, Fida, Dania, dan serta

gangges team

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu

wa Ta’ala atas limpahan kasih sayang kepada umat-Nya. Salawat dan salam mari

kita haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam sebagai rahmat

bagi seluruh alam, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Online Trust dan

Purchase Intention pada Konsumen di Media Instagram” dapat diselesaikan dengan

lancar.

Selama penyusunan skripsi ini bantuan, motivasi, dukungan dan doa dari

berbagai pihak sangat membantu. Untuk itu, pada karya sederhana ini penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang selaku Ketua Panitia Sidang Skripsi.

2. Drs. Sugeng Hariyadi S.Psi. M.S., Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang selaku sekertaris yang telah

memberikan masukan dan penilaian.

3. Amri Hana Muhammad S.Psi., M.A., sebagai penguji II serta dosen

pembimbing pertama dalam penulisan penelitian ini yang selalu memberikan

masukan dan penilaian.

4. Drs. Sugiyarta Stanislaus M.Si., sebagai penguji III serta dosen pembimbing

kedua dalam penulisan penelitian ini yang selalu memberikan masukan dan

penilaian.

5. Abdul Azis S.Psi., M.Psi., sebagai penguji I dalam penulisan penelitian ini

yang telah memberikan masukan dan penilaian.

vi

6. Seluruh dosen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang senantiasa mendidik dan membimbing penulis.

7. Untuk Bapak, Ibu, Auliya, Fida dan Ila yang selalu memberikan doa dan

dukungan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

8. Untuk Gangges Team (Ika, Manda, Yani, Vita, Cita, Ochi) yang selalu

memberi dukungan dan semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

9. Untuk Putri, Dania, Chaca, Alvy, Dewinta dan Laksmi yang selalu

memberikan dukungan dan menemani membuat karya ilmiah ini sampai

selesai dua puluh empat jam non-stop, penulis mengucapkan banyak

terimaksih dengan setulus tulusnya.

10. Untuk teman-teman Psikologi 2010, khususnya Firma, Kotino, Erna, Opi,

Bernadus, Deni, Nia O, Apung, I’a, Nia K, Pramudani dan Yoga yang selalu

memberi dukungan dan semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Akhir kata, penulis bersyukur dan penulis ucapkan terima kasih setulus-

tulusnya kepada pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan pengetahuan serta menjadi kajian dalam bidang ilmu yang

terkait.

Semarang, 21 Agustus 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Nur Na’imatun Nisa’, Laili. 2017. Hubungan Online Trust dengan Purchase

Intention pada Konsumen di Media Instagram. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing pertama Amri Hana

Muhammad, S.Psi., M.A., Pembimbing kedua Drs. Sugiyarta Stanislaus M.Si.

Kata Kunci: online trust, purchase intention, Instagram

Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu

menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Meningkatnya

jumlah pengguna internet di Indonesia juga diiringi oleh meningkatnya pengguna

media sosial Instagram, peningkatan tersebut menciptakan peluang terciptanya

kegiatan jual beli secara online yang biasa disebut online shopping. Online trust

adalah kepercayaan terhadap suatu pihak dalam melakukan hubungan transaksi

berdasarkan suatu keyakinan bahwa pihak terlibat dapat dipercaya untuk memenuhi

kewajibannya sesuai dengan yang diharapkan. Purchase intention merupakan

kecenderungan individu untuk membeli suatu produk di masa yang akan datang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling pengambilan

sampel berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu. Data penelitian diambil

dengan menggunakan dua skala yaitu skala online trust dan skala purchase

intention. Berdasarkan aspek-aspek online trust terdiri atas 24 item, sedangkan

berdasarkan aspek-aspek purchase intention terdiri atas 20 item.

Secara umum penilaian online trust pada pada konsumen di media

Instagram termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan penilaian secara umum

purchase intention pada pada konsumen di media Instagram termasuk dalam

kategori tinggi. Dan penilaian analisis hubungan antara online trust dan purchase

intention pada konsumen di media Instagram diketahui bahwa koefisien korelasi (r)

online trust dan purchase intention sebesar 0,418 dengan taraf signifikansi p=0,000

dimana p<0,01. Dari hasil tersebut dapat simpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi

“ada hubungan positif antara online trust dan purchase intention” diterima. Peneliti

selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan variasi metode dalam pelaksanaan

penelitian serta harus memperhatikan respon dari alternatif jawaban alat ukur.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB

1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 13

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 13

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 14

2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15

2.1 Purchase Intention ............................................................................... 15

2.1.1 Pengertian Purchase Intention ............................................................ 15

2.1.2 Proses Pembelian ................................................................................. 16

2.1.3 Indikator Purchase Intention .............................................................. 16

2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi Purchase Intention Online ... 19

ix

2.2 Online Trust .......................................................................................... 21

2.2.1 Pengertian Online Trust ...................................................................... 21

2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Online Trust .......................... 23

2.2.3 Karakteristik Online Trust .................................................................. 25

2.2.4 Dimensi Online Trust ........................................................................... 26

2.2.5 Aspek Online Trust .............................................................................. 27

2.3 Hubungan Online Trust dan Purchase Intention .............................. 28

2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................... 32

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 33

3 METODE PENELITIAN ................................................................... 34

3.1 Jenis Penilitian ..................................................................................... 34

3.2 Desain Penilitian .................................................................................. 34

3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 34

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 35

3.4.1 Online Trust .......................................................................................... 35

3.4.2 Purchase Intention ............................................................................... 35

3.5 Pengaruh antar Variabel .................................................................... 36

3.6 Populasi dan Sampel ........................................................................... 36

3.6.1 Populasi ................................................................................................ 36

3.6.2 Sampel .................................................................................................. 37

3.7 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 38

3.7.1 Skala Online Trust ............................................................................... 38

3.7.2 Skala Purchase Intention ..................................................................... 39

3.8 Uji Coba Penelitian .............................................................................. 41

x

3.8.1 Uji Kualitatif ........................................................................................ 41

3.8.2 Uji Kuantitatif ...................................................................................... 42

3.9 Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 43

3.9.1 Uji Validitas ......................................................................................... 43

3.9.2 Seleksi Item .......................................................................................... 44

3.9.3 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 44

3.10 Metode Analisis Data .......................................................................... 45

3.10.1 Uji Asumsi ............................................................................................ 45

3.10.1.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 45

3.10.1.2 Uji Linieritas ......................................................................................... 46

3.10.2 Uji Hipotesis ......................................................................................... 46

3.10.2.1 Analisis Univariat (Analisis Deskriptif) ................................................ 46

3.10.2.2 Analisis Bivariat .................................................................................... 48

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49

4.1 Persiapan Penelitian ............................................................................ 49

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ............................................................... 49

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian .............................................................. 50

4.2 Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 51

4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian ............................................................ 51

4.2.2 Pemberian Skoring .............................................................................. 51

4.2.3 Validitas Reliabilitas ........................................................................... 52

4.2.3.1 Validitas ................................................................................................. 52

4.2.3.2 Reliabilitas ............................................................................................. 53

4.3 Hasil Penelitian .................................................................................... 53

xi

4.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 53

4.3.1.1 Gambaran Umum Purchase Intention ................................................... 54

4.3.1.2 Gambaran Spesifik Purchase Intention ................................................. 56

4.3.1.2.1 Aspek Attitude Toward Behavior .......................................................... 57

4.3.1.2.2 Aspek Subject Norm .............................................................................. 58

4.3.1.2.3 Aspek Control ....................................................................................... 60

4.3.1.3 Gambaran Umum Online Trust ............................................................. 63

4.3.1.4 Gambaran Spesifik Online Trust ........................................................... 65

4.3.1.4.1 Aspek Reliability ................................................................................... 65

4.3.1.4.2 Aspek Emotional Comfort ..................................................................... 67

4.3.1.4.3 Aspek Quality/Competency ................................................................... 69

4.3.1.4.4 Aspek Easiness ...................................................................................... 70

4.3.2 Analisis Inferensial .............................................................................. 73

4.3.2.1 Uji Asumsi ............................................................................................. 73

4.3.2.1.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 73

4.3.2.1.2 Uji Linieritas .......................................................................................... 74

4.3.2.2 Hipotesis ................................................................................................ 75

4.4 Pembahasan ......................................................................................... 76

4.4.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Online Trust dan Purchase

Intention ................................................................................................ 77

4.4.1.1 Analisis Deskriptif Purchase Intention .................................................. 77

4.4.1.2 Analisis Deskriptif Online Trust ............................................................ 78

4.4.2 Pembahasan Analisis Inferensial Online Trust dan Purchase

Intention pada Konsumen di Media Instagram ................................ 80

4.5 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 81

xii

5 PENUTUP ............................................................................................ 82

5.1 Simpulan ............................................................................................... 82

5.2 Saran ..................................................................................................... 82

5.2.1 Bagi Konsumen di Media Sosial Instagram ...................................... 83

5.2.2 Bagi Penjual di Media Sosial Instagram ........................................... 83

5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN .......................................................................................................... 88

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 : Hasil Studi Pendahuluan ...................................................................... 10

3.1 : Blue Print Item Skala Online Trust ..................................................... 39

3.2 : Blue Print Item Skala Purchase Intention ........................................... 40

3.3 : Item Skala Sebelum dan Sesudah Uji Kualitatif .................................. 41

3.4 : Hasil Uji Kuantitatif Online Trust ....................................................... 42

3.5 : Hasil Uji Kuantitatif Purchase Intention ............................................. 43

3.6 : Kriteria Penggolongan ......................................................................... 47

4.1 : Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritis .............. 54

4.2 : Statistik Deskriptif Purchase Intention ............................................... 54

4.3 : Kriteria Interval Purchase Intention .................................................... 55

4.4 : Gambaran Umum Purchase Intention ................................................ 55

4.5 : Statistik Deskriptif Purchase Intention berdasarkan Aspek Attitude

Toward

Behavior

..............................................................................................................

57

4.6 : Gambaran Purchase Intention berdasarkan Aspek Attitude Toward

Behavior

..............................................................................................................

57

4.7 : Statistik Deskriptif Purchase Intention berdasarkan Aspek Subject

Norm

..............................................................................................................

59

xiv

4.8 : Gambaran Purchase Intention Berdasarkan Aspek Subject Norm

..............................................................................................................

59

4.9 : Statistik Deskriptif Purchase Intention berdasarkan Aspek Control

..............................................................................................................

60

4.10 : Gambaran Purchase Intention berdasarkan Aspek Control

..............................................................................................................

61

4.11 : Ringkasan Deskriptif Purchase Intention berdasarkan setiap

Aspek

..............................................................................................................

62

4.12 : Statistik Deskriptif Online Trust

..............................................................................................................

63

4.13 : Kriteria Interval Online

Trust

..............................................................................................................

64

4.14 : Gambaran Umum Online Trust

..............................................................................................................

64

xv

4.15 : Statistik Deskriptif Online Trust berdasarkan Aspek

Reliability

..............................................................................................................

66

4.16 : Gambaran Online Trust berdasarkan Aspek

Reliability

..............................................................................................................

66

4.17 : Statistik Deskriptif Online Trust berdasarkan Aspek Emotional

Comfort

..............................................................................................................

67

4.18 : Gambaran Online Trust berdasarkan Aspek Emotional

Comfort

..............................................................................................................

68

4.19 : Statistik Deskriptif Online Trust berdasarkan Aspek

Quality/Competency

69

4.20 : Gambaran Online Trust berdasarkan Aspek

Quality/Competency

..............................................................................................................

69

4.21 : Statistik Deskriptif Online Trust berdasarkan Aspek

Easiness

xvi

..............................................................................................................

71

4.22 : Gambaran Online trust berdasarkan Aspek

Easiness

..............................................................................................................

71

4.23 : Ringkasan Deskriptif Online trust berdasarkan Setiap

Aspek

..............................................................................................................

72

4.24 : Hasil Uji

Normalitas

..............................................................................................................

74

4.25 : Hasil Uji

Linieritas

..............................................................................................................

75

4.26 : Analisis Hubungan Antara Online trust Dan Purchase

Intention

..............................................................................................................

76

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 : Statistik Pengguna Internet Aktif di Dunia tahun 2015 ...................... 2

1.2 : Persentase Sosial Media yang paling sering digunakan ...................... 6

2.1 : Kerangka Berfikir Hubungan Online Trust dengan Purchase

Intention pada Konsumen di Media Instagram

..............................................................................................................

32

3.1 : Gambar pengaruh antar variabel ......................................................... 36

4.1 : Diagram Gambaran Umum Purchase Intention .................................. 56

4.2 : Diagram Kategori Purchase Intention berdasarkan Aspek Attitude

Toward Behavior

..............................................................................................................

58

4.3 : Diagram Kategori Purchase Intention berdasarkan Aspek Subject

Norm

..............................................................................................................

60

4.4 : Diagram Kategori Purchase Intention berdasarkan Aspek Control

..............................................................................................................

62

4.5 : Diagram Ringkasan Deskriptif Purchase Intention berdasarkan

Aspek

..............................................................................................................

63

4.6 : Diagram Gambaran Umum Online Trust

..............................................................................................................

65

xviii

4.7 : Diagram Kategori Online Trust Berdasarkan Aspek Reliability

..............................................................................................................

67

4.8 : Diagram Kategori Online Trust berdasarkan Aspek Emotional

Comfort ..............................................................................................................

68

4.9 : Diagram Kategori Online Trust berdasarkan Aspek

Quality/Competency ..............................................................................................................

70

4.10 : Diagram Kategori Online Trust berdasarkan Aspek Easiness

..............................................................................................................

72

4.11 : Diagram Ringkasan Deskriptif Online Trus berdasarkan Aspek

..............................................................................................................

73

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skala Uji Coba ............................................................................................ 89

2 Tabulasi Uji Coba Skala Online Trust ........................................................ 99

3 Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Skala Online Trust ............................. 105

4. Tabulasi Uji Coba Skala Purchase Intention .............................................. 110

5 Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Skala Purchase Intention ................... 117

6 Skala Penelitian .......................................................................................... 122

7. Tabulasi Penelitian Online Trust ................................................................. 131

8. Tabulasi Penelitian Purchase Intention ...................................................... 137

9. Statistik Deskriptif ...................................................................................... 143

10. Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 171

11. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 173

12. Surat Keterangan Analisis Data ................................................................ 175

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan momentum yang sangat baik bagi berkembangnya

segala elemen dalam kehidupan ini. Adanya globalisasi menghantarkan berbagai

perkembangan dan kemajuan yang pesat dalam dunia teknologi dan informasi saat

ini. Hal ini terbukti dengan semakin pesatnya perkembangan informasi, komunikasi

dan teknologi yang ada di masyarakat. Kemajuan teknologi informasi didukung

dengan tidak adanya hambatan ruang dan waktu tempuh serta banyaknya penemuan

dan penggunaan berbagai alat teknologi informasi yang dapat menunjang

kebutuhan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan yang terjadi pada

teknologi yang meliputi produksi, konsumsi dan distribusi informasi memegang

peranan yang sangat penting (Luthfi, 2012).

Kotler dan Armstrong (2006), menyebutkan bahwa pesatnya

perkembangan yang terjadi dalam teknologi sebagai sebuah revolusi yang

berlangsung dalam tiga gelombang. Tiga gelombang meliputi 1) teknologi dalam

pertanian, 2) teknologi industri, 3) teknologi informasi yang mendorong tumbuhnya

komunikasi. Ketiga perkembangan tersebut telah berhasil menguasai dan

mempengaruhi kehidupan manusia di dunia. Apabila “gagap” teknologi maka

akan tertinggal dalam memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi dan

telekomunikasi telah memiliki peran yang penting dan nyata, apalagi masyarakat

saat ini sedang menuju kepada masyarakat ilmu pengetahuan.

2

Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu

menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Dengan adanya

internet, sebuah komputer akan dapat berhubungan dengan komputer lain di

manapun keberadaannya asalkan memiliki fasilitas internet. Selain itu internet juga

memberikan beragam fasilitas yang memudahkan penggunanya untuk mengakses

beragam informasi yang diinginkan. Internet memberikan kemudahan dalam

bertukar informasi seperti bertukar file, berbincang-bincang dengan mengirimkan

e-mail (electronic mail) atau langsung dengan IRC (Internet Relay Chat) (Luthfi,

2012).

Menurut data dari Global Digital Statistik (2015) pengguna internet aktif di

seluruh dunia kini mencapai angka 3,17 miliar. Dari tahun ke tahun, jumlah

pengguna internet bertumbuh hingga 7,6 persen. Pertumbuhan pengguna internet

ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan pengguna media sosial dan mobile.

Menurut laporan yang sama, pengguna media sosial aktif kini mencapai 2,2 miliar,

sedangkan pengguna mobile mencapai 3,7 miliar. Keadaan tersebut dapat terlihat

dalam grafik berikut :

Sumber Gambar : https://id.techinasia.com/talk/statistik-pengguna-internet-dan-media-sosial terbaru-2015

Gambar 1.1 Statistik Pengguna Internet Aktif di Dunia tahun 2015

3

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyatakan

bahwa pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat ke enam dunia sebagai

pengguna internet terbanyak, angka tersebut didapat dari setiap individu yang

setidaknya mengakses internet satu kali dalam sebulan. Sedangkan berdasarkan

survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia

(APJII) terungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah

terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan

bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total

penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini mengindikasikan

kenaikan 51,8% dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei

yang dilakukan APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet.

Meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia juga diiringi oleh

meningkatnya pengguna media sosial Instagram. Akun Instagram ini hanya untuk

sekedar membagikan foto pribadi kepada semua orang yang mengikuti akun

Instagram tersebut dapat mengetahui apa yang sedang dilakukan. Meskipun

penguna Instagram lebih sedikit dibandingkan media sosial Facebook namun

Indonesia menduduki pengguna Instagram ketiga terbanyak di dunia dimana 89%

diantaranya pengguna dengan rentang usia 18-34 tahun. Sedangkan generasi muda

masa kini yang saat ini berusia antara 15–34 tahun bisa dikatakan generasi millennial.

Menurut Zuhal (dalam Naisbitt, 2002), salah satu proses globalisasi telah

melahirkan generasi gadget, istilah yang digunakan untuk menandai munculnya

generasi millennial. Gadget sebenarnya lebih pas diartikan dengan peralatan,

sehingga generasi gadget dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya

4

selalu bersinggungan dengan yang namanya peralatan yang mengandung unsur

teknologi informasi. Jadi seolah-olah berbagai peralatan tersebut telah menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Seolaholah berbagai alat high-

technology telah menjadi bagian penting dalam kehidupannya.

Komunikasi di antara generasi millennial sangatlah lancar. Namun, bukan

berarti komunikasi itu selalu terjadi dengan tatap muka, tapi justru sebaliknya.

Banyak dari kalangan millennial melakukan semua komunikasinya melalui text

messaging atau juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan

profil dirinya, seperti Twitter, Facebook, hingga Line. Akun media sosial juga dapat

dijadikan tempat untuk aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis tentang

dirinya adalah apa yang akan semua orang baca. Sehingga, hampir semua

generasi millennial dipastikan memiliki akun media sosial sebagai tempat

berkomunikasi dan berekspresi (Winastiti, 2016).

Generasi millennial merupakan pasar yang atraktif untuk dua hal. Pertama,

preferensi dan selera yang dibentuk selama waktu remaja dapat mempengaruhi

pembelian sepanjang waktu. Kedua, saat ini remaja mampu menghabiskan lebih

dari $150 juta per tahun untuk konsumsi personalnya (Hawkins dan Mothersbaugh,

2010). Kebanyakan dari uang yang mereka peroleh juga akan dibelanjakan pada

“feel-good” products atau produk-produk yang mampu memberikan kenyamanan

bagi mereka, seperti kosmetik, poster, dan makanan siap saji (Solomon, 2009).

Selain itu, dinamika yang ditimbulkan generasi millennial ini juga mampu

memberikan tantangan serta kesempatan bagi para pemasar. Adanya cakupan

transformasi kebutuhan dari remaja hingga dewasa rasanya cukup untuk

5

menimbulkan dinamika tersebut. Oleh karena itu, pasar generasi millennial juga

merupakan pasar yang sesuai untuk pertumbuhan otomotif, gadget, kosmetik dan

trend pakaian.

Generasi millennial menghabiskan hidupnya hampir senantiasa online 24/7.

Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung, namun dengan cara yang berbeda,

yaitu dengan berselancar di dunia maya, sehingga mereka jadi tahu segalanya.

Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, mendapatkan informasi dan kegiatan

lainnya. Generasi millennial adalah generasi yang sangat modern, lebih daripada

orang tua mereka, sehingga tak jarang merekalah yang mengajarkan teknologi pada

kalangan orangtua.

Semuanya semakin mudah dengan kecanggihan teknologi yang semakin

maju ini, maka pada generasi millennial pun mulai banyak ditemui perilaku

transaksi pembelian yang sudah tidak menggunakan uang tunai lagi

alias cashless. Generasi ini lebih suka tidak repot membawa uang, karena sekarang

hampir semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis,

hanya perlu gesek atau tapping.

Sosial media yang paling sering digunakan oleh generasi millennial di

Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.2. Gambar tersebut menjelaskan beberapa

sosial media yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Pada sosial media

Instagram hanya tercatat 2% dari seluruh pengguna sosial media. Terlihat bahwa

persentase tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan Line, Facebook, BBM,

Youtube, dan Whatsapp. Akan tetapi peneliti lebih fokus pada media sosial

6

Instagram karena pada media Line, Whatsapp dan BBM adalah sebagai sarana

komunikasi antara konsumen dan penjual.

Peneliti memilih melakukan penelitian pada media sosial Instagram karena

media tersebut menampilkan keindahan gambar dan disertai deskripsi gambar itu

sendiri. Alasan lain yang mendukung yaitu terdapat banyak online shop pada media

sosial Instagram, dan rentang usia pengguna Instagram berada pada usia 8-34 tahun.

Gambar 1.2 Persentase Sosial Media yang paling sering digunakan

Jumlah pengguna Instagram yang terus meningkat dari tahun ke tahun turut

menciptakan peluang terciptanya kegiatan jual beli secara online yang biasa disebut

online shopping. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam meningkatkan

bisnis, penjualan dan pembelian produk adalah dengan menggunakan electronic

commerce (e-commerce) untuk memasarkan dan membeli berbagai macam produk

7

atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital (Tjiptono, 2008). Para penjual

akan semakin tertarik untuk mempromosikan produk mereka menggunakan e-

commerce serta sekaligus melakukan transaksi perdagangan, karena dengan

mempromosikan produk mereka melalui Instagram akan lebih menghemat biaya

dibandingkan dengan promosi melalui media cetak ataupun toko fisik yang akan

memakan biaya seperti sewa tempat dan sebagainya (Chang & Fang, 2013). Online

shopping sendiri adalah kegiatan jual beli suatu produk melalui media elektronik

yang terkoneksi dengan jaringan intenet pada sebuah web browser. Online shopping

memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah kemudahan berbelanja dengan

menggunakan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dari biasanya, karena

keunggulan inilah yang menjadikan online shopping semakin diminati baik dari sisi

pembeli ataupun penjual (Jaafar, 2013).

Intention merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai

pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan intention juga merupakan sumber

motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka

lakukan (Ling, 2010). Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh online shopping

tersebut membuat minat masyarakat untuk berbelanja online atau purchase

intentions semakin meningkat. Purchase intention adalah kecenderungan untuk

membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif

pembelian dengan atribut atau karakteristik dari merek yang dapat dipertimbangkan

(Broutsou & Fitsilis, 2012).

Purchase intention merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi (Broutsou & Fitsilis, 2012). Menurut Kim dan Jones (2009),

8

purchase intention adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen

dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum

keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat digambarkan sebagai situasi

individu sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk

memprediksi perilaku atau tindakan. Purchase intention merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu, dapat dikatakan

bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Purchase intention dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

adalah 1) kepercayaan (trust), ketika individu berbelanja online, hal utama yang

menjadi pertimbangan individu pembeli adalah apakah mereka percaya kepada

penyedia online shopping tersebut; 2) kemudahan (ease of use), intensitas

penggunaan dan interaksi antara user dengan sistem juga dapat menunjukkan

kemudahan; 3) produk, merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan; 4) harga, merupakan salah satu faktor

penentu dalam pemilihan merk yang berkaitan dengan keputusan membeli

konsumen; 5) promosi, merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi

dengan konsumen (Ling, 2010).

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan dua metode

yaitu metode wawancara dan metode kuesioner. Metode wawancara dilakukan pada

2 responden yang dipilih secara purposive, sedangkan metode kuesioner dilakukan

pada 15 responden yang dipilih secara purposive.

9

Wawancara pertama dilakukan pada mahasiswi berinisial AN berusia 20

tahun yang menyatakan bahwa dirinya memiliki akun Instagram sejak 2 tahun yang

lalu selama ini aktif mengunggah foto, dan berbagai kegiatan pribadi dirinya dan

juga bergabung dengan online shop yang ada di media Instagram. AN menyatakan

bahwa dirinya pernah melakukan pembelian, dan memiliki keinginan untuk

membeli ulang melalui media Instagram dan hal tersebut sering dilakukanya karena

dianggap mudah, selama ini AN percaya terhadap online shop karena belum pernah

tertipu.

Wawancara selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa berinisial BG berusia 19

tahun, yang menyatakan dirinya sudah menggunakan akun Instagram sejak 4 tahun

yang lalu, dan pernah melakukan belanja online. Hal tersebut diakui bahwa

berbelanja online lebih praktis dan tidak perlu mengeluarkan tenaga. Berikut hasil

wawancara peneliti yang dilakukan terhadap mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang yang memiliki akun Instagram. BG menambahkan lebih tertarik produk

yang dijual di Instagram daripada yang ada di pasar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 15 responden pengguna

Instagram dapat diketahui bahwa terdapat 10 orang (66,6%) menyatakan tidak

berminat untuk melakukan trasnsaksi belanja di Instagram, 12 orang (80%) tidak

tertarik untuk membeli produk meskipun ada tawaran promo menarik dan 9 orang

(60%) tetap tidak tertarik belanja online meskipun metode pembelian mudah. Dan

ketika ditanya mengenai ketertarikan untuk melakukan belanja online 9 orang

(60%) menyatakan tertarik dan ingin mencoba belanja online. Sedangkan 11 orang

(73,3%) menyatakan tidak tertarik pada tampilan produk yang dijual di online shop,

10

begitu juga dengan adanya jaminan produk yang ditawarkan tidak membuat

mahasiswa tertarik melakukan belanja online yaitu 10 orang (66.6%) meskipun 9

orang (60%) mengaku produk yang di inginkan tersedia di online shop. Hasil studi

pendahuluan tersebut dapat dilihat pada table 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Studi Pendahuluan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya berminat untuk melakukan transaksi belanja melalui media

Instagram 5 10

2 Adanya promo yang menarik yang ditawarkan pemilik akun online

shop membuat saya tertarik untuk membeli 3 12

3 Metode pembelian yang mudah membuat anda tertarik belanja

online 6 9

4 Saya berminat untuk membeli produk di online shop 9 6

5 Saya berkeinginan untuk membeli produk secara

Online 8 7

6 Saya berkeinginan untuk mencoba berbelanja online 9 6

7 Tampilan produk di online shop membuat saya tertarik untuk

membeli 4 11

8 Adanya jaminan produk membuat saya berminat untuk membeli

produk tersebut 5 10

9 Produk yang saya inginkan tersedia di online shop 9 6

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terdapat

berbedaan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan metode wawacara

dan metode kuesioner. Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan

terjadinya perbedaan yang signifikan terhadap hasil tersebut. Karena menggunakan

sistem purposive diperoleh 2 responden tersebut, dan dari wawancara tersebut

responden telah sering melakukan transaksi jual beli online. Sehingga perlu

dilakukan studi pendahuluan dengan metode kuesioner untuk lebih mendapatan

hasil yang lebih akurat dari hasil wawancara sebelumnya. Pada studi pendahuluan

yang dilakukan dengan kuesioner, peneliti mencari responden yang memiliki akun

11

media social Instagram namun belum berpengalaman dalam melakukan pembelian

melalui online shop di media Instagram.

Trust adalah suatu elemen dasar bagi terciptanya suatu hubungan baik

antara kedua belah pihak yang berisi tentang harapan dan kepercayaan individu

terhadap reliabilitas seseorang (Shankara, 2002). Trust adalah kemauan individu

untuk bertumpu pada orang lain dimana individu tersebut memiliki keyakinan

kepada orang lain. Trust merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi

seseorang dan konteks sosialnya. Ketika individu mengambil suatu keputusan,

maka individu tersebut akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari

orang-orang yang dapat individu percaya. Trust terjadi ketika seseorang yakin

dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Wang & Emurian,

2005).

Online trust adalah rasa yang timbul terhadap suatu pihak untuk melakukan

suatu kewajiban sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Broutsou dan Fitsilis

(2012), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi online trust yaitu persepsi

yang mengacu pada keyakinan bahwa dengan berbelanja online memberikan

manfaat, kemudahan yang ditawarkan bertransaksi online membuat konsumen

merasa yakin bertransaksi melalui online, keamanan privasi melakukan transaksi

online akan meningkatkan kepercayaan konsumen, dimana konsumen hanya

penjual dan konsumen yang mengetahui transaksi tersebut dan kompetensi yang

dimiliki penyedia barang atau jasa secara online ini akan meningkatkan

kepercayaan konsumen.

12

Trust konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima

resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan

melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari

kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya.

Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa dipengaruhi oleh banyak

hal terkait produk tersebut diantaranya manfaat, harga, merk, dan lain-lain.

Kepercayaan konsumen pada e-commerce atau juga online trust dipengaruhi ketika

melakukan transaksi barang atau jasa yang diinginkan sesuai dengan yang

diharapkan (sesuai dengan promosi). Faktor lain yang tidak kalah mempengaruhi

kepercayaan konsumen adalah rekomendasi dari orang-orang yang pernah

melakukan transaksi secara online (Wang & Emurian, 2005).

Penelitian yang dilakukan Azifah dan Citra (2016), yang menunjukkan

bahwa online trust berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention pada

online shop. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Assegaff (2015),

menunjukkan bahwa trust memiliki pengaruh signifikan dan berhubungan positif

terhadap purchase intention konsumen dalam belanja online.

Penelitian yang dilakukan oleh Utomo, menjelaskan adanya hubungan

antara online trust pada pedagang internet dengan purchase intention pakaian

melalui internet. Berdasarkan penjelasan di atas maka kajian tentang hubungan

online trust dengan purchase intention pada konsumen di media Instagram menjadi

pokok bahasan yang menarik untuk dilakukan penelitian, mengingat penelitian

dengan topik tersebut belum banyak dilakukan sebelumnya di kampus Universitas

Negeri Semarang.

13

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah gambaran purchase intention mahasiswa pengguna media

sosial Instagram?

2. Bagaimanakah gambaran online trust mahasiswa pengguna media sosial

Instagram?

3. Adakah hubungan online trust dengan purchase intention konsumen di media

sosial Instagram?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran purchase intention mahasiswa pengguna media sosial

Instagram.

2. Memperoleh gambaran online trust mahasiswa pengguna media sosial

Instagram.

3. Menguji hubungan online trust dengan purchase intention konsumen di

media sosial Instagram pada mahasiswa.

14

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah diadakannya penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat

untuk:

1. Manfaat teoritis:

Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu psikologi tentang

hubungan online trust dengan purchase intention, serta dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian selanjutnya bagi yang ingin mengkaji permasalahan

sejenis.

2. Manfaat praktis :

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti empiris bahwa online trust

memiliki hubungan dengan purchase intention. Serta dapat dijadikan masukan bagi

penyedia jasa online shop tentang pentingnya online trust dengan purchase

intention bagi konsumen.

15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Purchase Intention

2.1.1 Pengertian Purchase Intention

Purchase intention adalah kecenderungan untuk membeli sebuah merek dan

secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif pembelian dengan atribut atau

karakteristik dari merek yang dapat dipertimbangkan (Hsinkuang, dkk. 2009).

Purchase intention dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek

yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan objek tersebut dengan cara

membayarnya dengan uang atau pengorbanan (Schiffman & Kanuk, 2008).

Howard dan Sheth (dalam Tirtiroglu & Elbeck, 2008), mendefinisikan

purchase intention sebagai kemungkinan individu konsumen berencana membeli

produk tertentu pada jangka waktu tertentu dan hal itu terjadi setelah konsumen

menyimpan informasi yang relevan untuk menentukan keputusan membeli.

Sedangkan menurut Spears dan Singhs (dalam Liu et al, 2006), purchase intention

adalah rencana yang dilakukan individu secara sadar yang merupakan usaha untuk

membeli sebuah produk.

Infosino (dalam Sun & Morwitz, 2008), mendefinisikan intense membeli

sebagai kesediaan individu untuk membayar dan kemungkinan individu untuk

membeli suatu produk. Sehingga, pengetahuan akan intense membeli dibutuhkan

oleh perusahaan untuk mengetahui kecenderungan konsumen terhadap suatu

16

produk maupun dalam memprediksi perilaku konsumen di masa mendatang

(Barata, 2007).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi

purchase intention adalah kecenderungan individu untuk membeli suatu produk di

masa yang akan datang.

2.1.2 Proses Pembelian

Kotler dan Armstrong (2006) menjelaskan beberapa proses pembelian,

proses tersebut diantaranya sebagai berikut:

1) Kebutuhan (need), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak

harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi

untuk melakukan pembelian.

2) Pengenalan (recognition), mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat

menetapkan sesuatu untuk memenuhinya.

3) Pencarian (search), merupakan bagian aktif dalam pembelian yaitu mencari

jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.

4) Evaluasi (evaluation), suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat

selama pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.

5) Keputusan (decision), langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk

mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

2.1.3 Indikator Purchase Intention

Menurut Ling (2010), purchase intention dapat diidentifikasikan melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Transaksional, yaitu kecenderungan untuk membeli produk.

17

2) Referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk

kepada orang lain.

3) Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari

informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk

mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Sedangkan menurut Ajzen (2005), terdapat 3 indikator purchase intention,

yaitu sebagai berikut:

1) Attitude toward behavior

Ajzen (2005) sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negatif

terhadap benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu. Berdasarkan

teori ini, sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap

konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, yang diistilahkan dengan

behavioral beliefs (keyakinan terhadap perilaku). Keyakinan terhadap perilaku

menghubungkan perilaku dengan hasil tertentu, atau beberapa atribut lainnya

seperti biaya atau kerugian yang terjadi saat melakukan suatu perilaku.

2) Subject norm

Ajzen (2005) mengasumsikan bahwa norma subjektif ditentukan oleh

adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti

(motivation to comply). Keyakinan normatif berkenaan dengan harapan-harapan

yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu

18

(significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau

lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat.

Norma subjektif tidak hanya ditentukan oleh referent, tetapi juga ditentukan

oleh motivation to comply. Secara umum, individu yang yakin bahwa kebanyakan

referent akan menyetujui dirinya menampilkan perilaku tertentu, dan adanya

motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu, akan merasakan tekanan sosial untuk

melakukannya. Sebaliknya, individu yang yakin bahwa kebanyakan referent akan

tidak menyetujui dirinya menampilkan perilaku tertentu, dan tidak adanya motivasi

untuk mengikuti perilaku tertentu, maka hal ini akan menyebabkan dirinya

memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk

menghindari melakukan perilaku tersebut.

3) Control

Ajzen (2005) menjelaskan bahwa perilaku seseorang tidak hanya

dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga membutuhkan kontrol, misalnya

berupa ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan keterampilan tertentu.

Kontrol perilaku merepresentasikan kepercayaan seseorang tentang seberapa

mudah individu menunjukkan suatu perilaku. Ketika individu percaya bahwa

dirinya kekurangan sumber atau tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan

suatu perilaku, (kontrol perilaku yang rendah) individu tidak akan memiliki intensi

yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut.

19

2.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi Purchase Intention Online

Menurut Ling (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi purchase intention

adalah:

1) Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan pembeli terhadap media online shopping terletak pada

popularitas online shopping tersebut. Semakin popular suatu online shop maka

pembeli lebih yakin dan percaya terhadap reliabilitas online shop tersebut.

Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan keandalan

penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi

akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli. Keandalan ini terkait

dengan keberadaan penjual online. Semakin berkembangnya teknologi, semakin

berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada online shopping. Pada

situs-situs online shopping, tidak sedikit penjual online fiktif yang memasarkan

produk fiktif juga.

2) Kemudahan (Ease of Use)

Intensitas penggunaan dan interaksi antara user dengan sistem juga dapat

menunjukkan kemudahan. Suatu sistem online yang lebih sering digunakan

menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan

lebih mudah digunakan oleh user. Indikator ease of use antara lain meliputi: 1)

Teknologi informasi (TI) sangat mudah dipelajari; 2) TI mengerjakan dengan

mudah apa yang diinginkan oleh pengguna; 3) Keterampilan pengguna akan

bertambah dengan menggunakan TI; 4) TI sangat mudah untuk dioperasikan. Selain

itu, kemudahan digunakan juga merupakan faktor utama yang berpengaruh

20

terhadap penggunaan online shopping. Kemudahan akan mengurangi usaha (baik

waktu dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari sistem online. Jika dikaitkan

dengan sistem berbelanja online, kemudahan dapat diindikasikan bahwa pembeli

yang memiliki pengetahuan tentang online shopping tidak mengalami kesulitan

ketika berbelanja online dibandingkan pembeli yang tidak memiliki pengetahuan

tersebut. Pembeli online percaya bahwa website online shopping yang lebih

fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik

kemudahan. Hal tersebut sebagaimana yang telah dibuktikan dalam penelitian

Wijaya dan Teguh (2012) dimana menemukan hasil yang signifikan antara

kemudahan dengan minat pembelian online.

3) Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan. Sehingga produk untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan juga semestinya berkaitan dengan minat konsumen yang

kelak menggunakan produk tersebut. Wijaya dan Teguh (2012) membuktikan

bahwa produk mempengaruhi minat beli konsumen.

4) Harga

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang

berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Harga merupakan sesuatu yang

dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Konsumen akan

membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka.

Sehingga minat konsumen akan suatu produk berkaitan dengan harga produk

tersebut

21

5) Promosi

Promosi merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi

dengan konsumen. Promosi diciptakan sedemikian rupa agar mendorong keinginan

konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Sehingga promosi

berpengaruh pada minat iklan dan produk, semakin menarik promosi suatu produk,

maka orang akan semakin tertarik, timbul minat dan rasa ingin tahu pada produk

yang dipromosikan.

Sedangkan menurut Ajzen (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan membeli pada konsumen yaitu :

1) Faktor Individu

Faktor individu terdiri dari lima kategori yaitu sikap, kepribadian, nilai,

emosi dan intelijensi.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri dari lima kategori yaitu usia dan jenis kelamin, ras dan

etnis, pendidikan, pendapatan, dan agama.

3) Faktor Informasi

Faktor informasi terdiri dari tiga kategori yaitu pengalaman, pengetahuan

dan paparan.

2.2 Online Trust

2.2.1 Pengertian Online Trust

Menurut Mowen dan Minor (2002), menyatakan bahwa online trust adalah

semua pengetahuan pada transaksi online yang dimiliki oleh konsumen dan semua

kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Menurut

22

Firdayanti (2012), menyatakan online trust adalah persepsi dari sudut pandang

individu pada transaksi online terhadap keandalan, pengalaman dan terpenuhinya

harapan.

Mayer et al. (1995), mendefinisikan online trust adalah kemauan seseorang

untuk peka terhadap tindakan orang lain berdasarkan harapan pada transaksi online

bahwa orang lain akan melakukan tindakan tertentu pada orang yang

mempercayainya, tanpa tergantung pada kemampuannya untuk mengawasi dan

mengendalikannya. Online trust adalah ketergantungan pada beberapa kualitas atau

atribut dari seseorang baik barang maupun jasa yang diperoleh melalui media online

(Wang & Emurian, 2005).

Menurut Gefen (dalam Rofiq, 2007), mendefinisikan online trust adalah

kemauan untuk membuat dirinya peka terhadap tindakan pada transaksi online yang

diambil dari orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan

tanggung jawab. Sedangkan menurut Ba dan Pavlou (dalam Rofiq, 2007),

mendefinisikan online trust adalah penilaian hubungan seseorang dengan orang lain

yang akan melakukan transaksi secara online menurut harapan orang

kepercayaannya dalam suatu lingkungan yang penuh ketidak-pastian.

Menurut Kimery dan McCard (dalam Ling et al., 2010), online trust adalah

kesediaan pelanggan untuk menerima kelemahan dalam transaksi online

berdasarkan harapan positif mereka mengenai perilaku belanja online di masa yang

akan datang. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilaku dalam

berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja

online pada masa yang akan datang.

23

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa online trust

adalah kepercayaan yang timbul terhadap suatu pihak dalam melakukan hubungan

transaksi secara online berdasarkan suatu keyakinan bahwa individu dapat

dipercaya untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diharapkan.

2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Online Trust

Menurut Broutsou dan Fitsilis (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi

online trust konsumen adalah :

1) Persepsi

Merupakan persepsi yang mengacu pada keyakinan bahwa dengan

berbelanja online memberikan manfaat.

2) Kemudahan

Kemudahan yang ditawarkan bertransaksi online membuat konsumen

merasa yakin bertransaksi melalui online.

3) Privasi

Keamanan privasi melakukan transasaksi online akan meningkatkan

kepercayaan konsumen, dimana konsumen hanya penjual dan konsumen yang

mengetahui transasksi tersebut.

4) Kompetensi

Kompetensi yang dimiliki penyedia barang atau jasa secara online ini akan

meningkatkankan kepercayaan konsumen.

Menurut Mayer et al. (1995), terdapat tiga faktor yang membentuk

kepercayaan seseorang terhadap yang lain, yaitu:

1) Kemampuan (ability)

24

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristilk individu atau

organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam

hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan

transaski dari gangguan pihak lain.

2) Kebaikan hati (benevolence)

Benevolance adalah sejauh mana pihak yang dipercaya (trustee) diyakini

akan berbuat baik dan tidak memiliki motif untuk menguntungkan pihaknya

(trustee) semata. Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan

kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang

diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi.

Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga

memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Menurut

Kim dkk (2003), benevolance meliputi perhatian, empati, keyakinan, dan daya

terima.

3) Integritas (integrity)

Integritas berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap pihak yang

dipercaya untuk menganut prinsip-prinsip yang diterima bersama. Integritas

berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan pedagang dalam menjalankan

bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan

fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak.

Kim dkk (2003) mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran

(fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterusterangan (honestly),

keterkaitan (dependability), dan kehandalan (reliabilty).

25

2.2.3 Karakteristik Online Trust

Karakteristik online trust sebenarnya mirip dengan kepercayaan konsumen

terhadap offline, menurut Wang dan Emurian (2005) karakteristik online trust dapat

digambarkan sebagai berikut:

1) Trustor dan trustee

Trustor adalah orang yang dapat dipercaya sementara trustree adalah

konsumen yang menaruh kepercayaan, kedua pihak ini penting untuk membangun

kepercayaan di dunia online, tugas trustor adalah membangun kepercayaan

konsumen menyakinkan bahwa barang atau jasa yang dijual sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

2) Vulnerability

Bertransaksi secara online menimbulkan kerentanan terhadap segala macam

bentuk penipuan, resiko penipuan dengan bertransaksi secara online lebih tinggi

dibandingkan dengan transaksi secara langsung.

3) Produced actions

Kepercayaan konsumen terhadap pedagang online ditunjukkan dengan dua

tindakan yaitu: 1) Konsumen yang melakukan transaksi online dapat dimungkinkan

akan memberikan informasi tentang kartu kredit dan informasi-informasi pribadi,

2) konsumen akan menjadikan online sebagai jendela belanja.

26

2.2.4 Dimensi Online Trust

Dimensi online trust yang dikemukakan oleh Corritorea dkk (2003):

1) Generality

Generality mengacu pada kepercayaan pada umumnya. Individu dapat

memiliki keseluruhan kepercayaan dari individu lain, kelompok atau teknologi.

Dalam dunia online kepercayaan yang umum terbagun atas percaya kepada website

pemerintah yang menyediakan data-data yang valid, sedangkan kepercayaan

terhadap online shopping terbagun karena toko tersebut sudah terkenal, memiliki

reputasi yang baik dan sering diakses oleh individu lain.

2) Jenis

Online trust akan terbagun oleh konsumen jika jenis barang dan jasa yang

ditawarkan dengan jenis barang yang dibeli sesuai dengan harapan pelanggan. Hal

tersebut juga berlaku bila jenis barang dan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

konsumen.

3) Tingkat trust

Konsumen akan memiliki tingkat online trust yang tinggi jika mendapatkan

kepuasan dari transaksi online misalnya barang yang yang dibeli tidak

mengecewakan dan kualitas layanan yang diberikan sesuai dengan yang dijanjikan,

sebaliknya tingkat online trust akan menurun jika konsumen merasa dikecewakan

dan kualitas layanan yang diberikan buruk atau tidak sesuai yang dijajikan oleh

penjual.

27

2.2.5 Aspek Online Trust

Menurut Shankara dkk, (2002) aspek-aspek online trust adalah sebagai

berikut:

1) Reliability

Keputusan konsumen untuk melakukan transaksi online dapat dikarenakan

barang atau jasa yang disediakan dapat diandalkan, menganggap barang berkualitas

dan berdaya saing.

2) Emotional comfort

Kenyamanan merupakan salah satu aspek yang menentukan kepercayaan

konsumen terhadap media online. Bertransaksi memberikan kosumen bebas

berbelanja tanpa harus pergi ke pusat perbelanjaan dengan layanan yang

memuaskan.

3) Quality/Competency

Kualitas barang dan jasa yang ditawarkan pemilik online shopping serta

kompetensi yang dimiliki karyawannya membuat konsumen lebih mempercayai

media online.

4) Easiness

Berbagai kemudahan ditawarkan penyedia barang atau jasa melalui media

online mulai dari pembayaran sampai dengan proses pengiriman serta kemudahan-

kemudahan lainnya, hal tersebut yang membuat konsumen lebih percaya terhadap

media online.

28

Aspek online trust pada penelitian Ling et al. (2010), mengidentifikasi

online trust yaitu:

1) Security

Security didefinisikan sebagai sejauh mana pelanggan percaya bahwa internet

adalah aman bagi mereka untuk mengirimkan informasi sensitif terhadap transaksi

bisnis (Kim dan Shim, 2002; Ling et al. (2010).

2) Privacy

Chen dan Barnes (dalam Ling et al., 2010) mendefinisikan privacy sebagai

kepercayaan konsumen tentang kinerja pihak lain di lingkungan selama transaksi

pasar atau perilaku konsumsi.

3) Reliability

Reliability perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan online konsumen dan

niat beli (Balasubramanian, Konana, & Menon, 2003; dalam Ling et al., 2010).

2.3 Hubungan Online Trust dan Purchase Intention

Menurut Kim dan Jones (2009) purchase intention merupakan bagian dari

komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan

responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Purchase intention ini akan timbul jika produk yang dijual sesuai dengan keinginan

pembeli, apabila keinginan konsumen ada di produk yang dijual oleh online shop

tersebut maka konsumen akan membeli produk tersebut. Tentunya ada beberapa

faktor yang bisa menimbulkan purchase intention konsumen.

Online trust merupakan rasa yang timbul terhadap suatu pihak untuk

melakukan suatu kewajiban sesuai dengan yang diharapkan. Suatu kepercayaan

29

yang timbul pada transaksi jual beli online akan menimbulkan minat seseorang

untuk melakukan pembelian secara online (Chang & Fang, 2013). Broutsou dan

Fitsilis (2012) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi online trust

konsumen adalah persepsi, kemudahan, privasi dan kompetensi.

Salah satu faktor yang menentukan purchase intention konsumen adalah

kepercayaan atau trust. Ketika individu berbelanja online, hal utama yang menjadi

pertimbangan pembeli adalah apakah percaya kepada menyedia online shopping

tersebut. Trust terhadap media online shopping terletak pada proses online shopping

tersebut. Semakin baik hasil pelayanan yang diberikan pada proses pembelian

tersebut maka pembeli lebih yakin dan percaya terhadap reliabilitas online shop

tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan

keandalan penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan

transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli. Keandalan ini

terkait dengan keberadaan penjual online. Semakin berkembangnya teknologi,

semakin berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada online

shopping. Pada situs-situs online shopping, tidak sedikit penjual online fiktif yang

memasarkan produk fiktif juga (Ling, 2010).

Broutsou dan Fitsilis (2012), menjelaskan bahwa online trust akan

berdampak pada intensi membeli konsumen, dimana semakin tinggi trust yang

dimiliki konsumen maka akan semakin tinggi pula intensi membeli yang dimiliki

konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Azifah dan Citra

(2016), yang menunjukkan bahwa online trust berpengaruh secara signifikan

terhadap purchase intention pada online shop.

30

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utomo, menjelaskan adanya hubungan

antara online trust pada pedagang internet dengan purchase intention pakaian

melalui internet. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Assegaff

(2015), menunjukkan bahwa trust memiliki pengaruh signifikan dan berhubungan

positif terhadap purchase intention konsumen dalam belanja online.

Online trust memiliki empat aspek yaitu reliability, emotional comfort,

quality/competency dan easiness. Reliability merupakan keputusan konsumen

untuk melakukan transaksi online dapat dikarenakan karena barang atau jasa yang

disediakan dapat diandalkan, menganggap barang berkualitas dan berdaya saing hal

tersebut merupakan sikap positif atau negatif konsumen terhadap suatu produk dan

keyakinannya terhadap suatu produk atau aspek attitude toward behavior pada

aspek purchase intention.

Aspek kedua pada online trust adalah emotional comfort merupakan

kenyamanan sehingga menentukan kepercayaan konsumen terhadap media online.

Bertransaksi memberikan kosumen bebas berbelanja tanpa harus pergi ke pusat

perbelanjaan dengan layanan yang memuaskan. Dari kenyamanan yang ditawarkan

oleh penyedia jasa online menumbuhkan minat atau purchase intention terhadap

suatu produk sehingga menumbuhkan keyakinan terhadap produk dan bersikap

positif terhadap suatu produk, yang termasuk kedalam aspek attitude toward

behavior.

Aspek selanjutnya yaitu quality/competency yaitu kualitas barang dan jasa

yang ditawarkan pemilik online shopping serta kompetensi yang dimiliki

karyawannya membuat konsumen lebih mempercayai media online. Kualitas

31

tersebut akan semakin diminati jika ada rekomendasi atau saran dari orang-orang

terdekat dimana orang-orang terdekat pernah mencoba menggunakan produk yang

dijual online maka akan menumbuhkan purchase intention dengan aspek subject

norm.

Aspek online trust yang terakhir adalah easiness merupakan berbagai

kemudahan ditawarkan penyedia barang atau jasa melalui media online mulai dari

pembayaran sampai dengan proses pengiriman serta kemudahan-kemudahan

lainnya, hal tersebut yang membuat konsumen lebih percaya terhadap media online

sehingga menumbuhkan purchase intention. Dari kemudahan yang ditawarkan

membuat konsumen kesulitan untuk mengontrol diri untuk membeli produk dan

memiliki keyakinan untuk membeli sebuah produk. Hal tersebut merupakan salah

satu aspek control pada purchase intention.

32

2.4 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Hubungan Online Trust dengan Purchase Intention

pada Konsumen di Media Instagram

Online trust

1. Reliability: mengandalkan

produk yang disediakan

2. Emotional comfort : merasa

nyaman

3. Quality /Competency :

memiliki kualiatas dan

kompetensi yang di inginkan

4. Easiness : Mengangap media

sosial mudah

Purchase intention

1. Attitude toword behavior

2. Subject norm

3. Control

Persepsi konsumen

Trust

Keamanan

privasi

Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, Line, BBM, Path

harga

produk

Teknologi

Kompetensi

penyedia barang

dan jasa

Kemudahan

bertransaksi

Easy

of use

Promosi

Perkembangan internet

Media sosial

Online Shop

33

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2010). Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah: “Ada pengaruh online trust terhadap purchase

intention konsumen di media sosial Instagram”. Semakin tinggi online trust

konsumen, maka semakin tinggi purchase intention konsumen. Sebaliknya,

semakin rendah online trust konsumen, maka semakin rendah purchase intention

konsumen.

82

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dalam penelitian dan pembahasan mengenai

“hubungan online trust dan purchase intention pada konsumen di media

Instagram”, maka dapat disimpulkan bahwa online trust pada konsumen di media

Instagram berada pada kategori sedang, adapun aspek yang mempengaruhi online

trust yaitu reliability, emotional comfort, quality/competency dan easiness.

Sedangkan purchase intention pada konsumen di media Instagram berada

pada kategori tinggi, adapun aspek yang mempengaruhi purchase intention yaitu

attitude toward behavior, subject norm dan control. Sehingga dapat disimpulkan

ada hubungan positif antara online trust dan purchase intention pada konsumen di

media Instagram. Semakin online trust maka semakin tinggi pula purchase

intention konsumen dan semakin rendah online trust maka semakin rendah pula

purchase intention konsumen.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan di atas, maka

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

83

5.2.1 Bagi Konsumen di Media Sosial Instagram

Diharapkan bagi konsumen di media sosial Instagram untuk lebih berhati–

hati dalam memilih online shop yang terpercaya dengan melihat testimonial dari

pembeli lain yang di unggah oleh online shop tersebut .

5.2.2 Bagi Penjual di Media Sosial Instagram

Diharapkan bagi penjual untuk meningkatkan aspek emotional comfort, hal

ini dapat dilakukan dengan memberikan tanggapan yang baik kepada setiap calon

konsumen yang menanyakan tentang produk yang ditawarkan. Selanjutnya

meningkatkan aspek easiness, yaitu dengan memberikan akses kemudahan pada

saat melakukan transaksi pembelian baik saat pembayaran maupun pada saat

pengiriman barang. Dengan peningkatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan

purchase intention pada konsumen pada media sosial Instagram.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang hendak meneliti maupun

mengembangkan penelitian dengan variabel yang serupa. Peneliti menyarankan

untuk mencari variabel-variabel lain yang diduga juga memiliki hubungan dan

kontribusi terhadap variabel online trust dan purchase intention. Peneliti

selanjutnya juga disarankan untuk lebih teliti dalam pembuatan item per masing-

masing indikator dan memiliki target jumlah item per indikator agar semua

indikator baik yang favourable maupun unfavourable dapat terwakili. Peneliti

selanjutnya diharapkan memperhatikan variasi metode dalam pelaksanaan

penelitian serta memperhatikan respon dari alternatif jawaban alat ukur.

84

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality and behavior. 2nd edition. Berkshire:

McGrawHill Proffesional Publishing

APJII. 2016. Komposisi Pengguna Internet Indonesia. www.apjii.or.id

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Assegaff, S. 2015. Pengaruh Trust (Kepercayaan) dan Online Shopping

Experiences (Pengalaman Berbelanja Online) terhadap Perilaku

Konsumen dalam Berbelanja Online: Prespektif Konsumen di Indonesia.

Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 13 Nomor 3 September 2015

Azifah, N. dan Citra K. D. 2016. Pengaruh Shopping Orientation, Online Trust dan

Prior Online Purchase Experience terhadap Online Purchase Intenton

(Studi Pada Online Shop Hijabi House). Jurnal Volume 20 Nomor 2, 2016.

Universitas Telkom

Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Offset.

_______. 2010. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

_______. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Barata, D. D. (2007). Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extension Pada Intensi

Membeli Konsumen. Jurnal Manajemen, Vol. 2, No. 1

Broutsou, A., dan Fitsilis, P., 2012, Online Trust: The Influence of Perceived

Company’s Reputation on Consumers’ Trust and the Effects of Trust on

Intention for Online Transactions, Journal of Service Science and

Management, 2012, 5, 365-372.

Chang, Y.S., dan Fang, S.R., 2013, Antecedents And Distinctions Between Online

Trust And Distrust: Predicting High And Low-Risk Internet Behaviors,

Journal of Electronic Commerce Research, VOL 14, NO 2, 2013.

Corritorea, K. dan Wiedenbeck. 2003. On-line trust: concepts, evolving themes, a

model. Int. J. Human-Computer Studies 58 (2003) 737–758.

www.elsevier.com/locate/jsis

Global Digital Statistik. 2015. Pengguna Internet dan Media Sosial di Dunia.

https://id.techinasia.com/talk/statistik-pengguna-internet-dan-media-

sosial%20terbaru-2015

85

Hadi, S. 2001. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Hawkins, D.I., dan Mothersbaugh, D.L. (2010) Consumer Behavior: Building

Marketing Strategy.11th edition. McGraw-Hill, Irwin

Hsinkuang, H. dan Ching T. 2009. The Influences of Perceived Value on Consumer

Purchase Intention: The Moderating Effect of Advertising Endorser.

http://www.jimsjournal.org/13%20Yi%20Ching%20Tsai.pdf

Hussain, dkk. 2012. The Impact of Brands on Consumer Purchase Intentions. Asian

Journal of Business Management 4(2): 105-110, 2012 ISSN: 2041-8752.

diakses pada tanggal 15 November 2016

http://maxwellsci.com/print/ajbm/v4-105-110.pdf

Jaafar. 2013. Consumers’ Perceptions, Attitudes and Purchase Intention towards

Private Label Food Products in Malaysia. Asian Journal of Business and

Management Sciences ISSN: 2047-2528 Vol. 2 No. 8 [73-90].

http://www.ajbms.org/articlepdf/8ajbms2012282721.pdf

Kemkominfo. 2016. Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia.

https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-

enam-dunia/0/sorotan_media

Kho, J. Analisis Pengaruh Websitedesign, Reliability, Customer Service, dan Trust

terhadap Online Shopping pada Toko Gramedia Online. Jurnal

Kim, S., dan Jones, C., 2009, Online shopping and moderating role of offline brand

trust, Direct Marketing: An International Journal, Vol. 3 No. 4, 2009, pp.

282-300

Kotler, P., dan Armstrong, G., (2006), Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid

2, Jakarta: Penerbit Erlangga

Ling, K. C. 2010. The Effects of Shopping Orientations, Online Trust and Prior

Online Purchase Experience toward Customers’ Online Purchase

Intention. www.ccsenet.org/ibr International Business Research Vol. 3,

No. 3; July 2010

Ling, K.C., Chai, L.T., dan Piew, T.H., (2010), The Effects of Shopping

Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward

Customers’ Online Purchase Intention, International Business Research,

Vol. 3, No. 3; July 2010.

Liu, J., Chu-Chi & Chen, J. S. (2006). Virtual Experiential Marketing on Online

Purchase Intention. Proceedings of the 11th Annual Conference of Asia

Pacific Decision Sciences Institute Hongkong.

Luthfi, A.. 2012. Bisnis Online di Indonesia Miliki Potensi Besar.

techno.okezone.com, diakses pada 28 Maret 2016

86

Mayer, R.C., Davis, J. H., dan Schoorman, F. D., 1995. An Integratif Model of

Organizational Trust, Academy of Management Review, 30 (3): 709-734.

Mowen, J. dan Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta:

Erlangga

Naisbitt, John. Et. Al. 2002. High Tech High Touch. Jakarta: Pustaka Mizan.

Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta.

Salemba Medika

Rofiq, A. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi

Pelanggan E-Commerce. Tesis. Universitas Brawijaya

Rois, E. L. H. 2016. Pengaruh Religiusitas, Norma Subyektif Dan Perceived

Behavioral Control Terhadap Niat Beli Produk Makanan Ringan Berlabel

Halal. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen. Edisi 7. Jakarta: Indeks

Setiawan, Y. dan Retno S. 2015. Pengaruh Sikap,Norma Subjektif dan Perceived

Behavior Control (Pbc) terhadap Intensi Membeli Produk Makanan

Berlabel Halal pada Masyarakat Desa Cipeujeuhkabupaten Bandung. E-

Proceeding Of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015

Shankara, U. dan Sultan. 2002. Online trust: a stakeholder perspective, concepts,

implications, and future directions. Journal of Strategic Information

Systems 11 2002 325–344 www.elsevier.com/locate/jsis

Siagian, H. dan Edwin C. 2014. Analisis Website Quality, Trust dan Loyalty

Pelanggan Online Shop. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2, Oktober

2014

Soegiarto, T. A. Analisis Pengaruh Trust In Online Store, Perceived Risk, Attitude

Towards Online Purchasing terhadap Minat Beli Konsumen Produk

Fashion di Surabaya. Jurnal

Solomon, R. Michael. (2009). Customer Behaviour: A European Perspective.

Financial Times Prentice Hall, New Jersey.

Sugiyono, 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

ALFABETA

Sun, B. dan Morwitz, V. G. (2008). Stated Intentions and Purchase Behavior: A

Unified Model. Forthcoming IJRM Vol. 27.

87

Tirtiroglu, E. dan Elbeck M. 2008. Qualifying Purchase Intentions Using Queueing

Theory. Journal of Applied Quantitative Methods Vol. 3 No. 8 Summer

2008.

Tjiptono, F., (2008), Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit CV.

ANDI OFFSET

Wang, D. Dan Emurian. 2005. An overview of online trust: Concepts, elements,

and implications. Computers in Human Behavior 21 (2005) 105–125.

www.elsevier.com/locate/comphumbehp

Wijaya dan Teguh. 2012. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Di

Online Shop Specialis Guess. Universitas Kristen Duta Wacana

Winastiti, A. 2016. Generasi Millenial dan Karakteristiknya.

https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160823145217-445-

153268/generasi-millenial-dan-karakteristiknya/

176