(al5103) deskripsi tanaman syarifah nisa
Post on 19-Jul-2015
43 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
1
Syarifah Nisa Mahumda
28914006
AL 5103 Tanaman dalam Perancangan Lanskap
Araucaria columnaris
Gambar 1. Araucaria columnaris (kiri) dan Kulit batang Araucaria columnaris (kanan)
Araucaria columnaris merupakan
tanaman hijau abadi (evergreen) dengan
ketinggian batangnya mencapai 50 meter,
bahkan dapat mencapai ketinggian 70
meter pada habitat aslinya. Tanaman ini
memiliki percabangan horizontal pada sisi
batang. Araucaria columnaris mempunyai
bentuk menyerupai kerucut, memberikan
kesan penuh dan berkarakteristik sebagai
kolom pada ruang.
Batang Araucaria columnaris
berwarna coklat tua, kasar dan kulit
batangnya terkelupas membentuk
kepingan-kepingan. Ketebalan batang
vegetasi ini mencapai 0.9 meter.
Gambar 2. Detail daun Araucaria
columnaris
2
Daunnya berwarna hijau gelap, kecil dan menyerupai jarum (panjangnya 0.5- 1.0 cm).
Pohon ini membutuhkan sinar matahari penuh untuk tumbuh dengan kebutuhan air rata-
rata. Pada lanskap kota dapat digunakan untuk menambah ketinggian ruang, membentuk
jalan masuk dan sebagai aksen pada bangunan tinggi.
Cinnamomun burmannii
Gambar 3. Cinnamomun burmanni (kiri) dan Bentuk bunga (kanan)
Indonesian cinnamomun termasuk tanaman hijau abadi (evergreen) dengan
ketinggian mencapai 7 meter dan memiliki kulit batang yang harum. Kulit batang bagian
luar kasar dan berwarna coklat keabu-abuan, sedangkan pada bagian dalam lebih halus
dan berwarna coklat kemerahan.
Gambar 4. Gambar daun (kiri) dan Kulit batang
Cinnamomun burmann (kanan)
3
Tanaman yang memiliki nama lokal kayu manis ini hidup pada area beriklim tropis
dengan kondisi cuaca panas dan lembab. Daun tanaman ini berwarna hijau terang dan
berbentuk telur dengan panjang 10 cm. Pada awal musim panas, bunga berwarna kuning
mekar pada batang lama yang menggantung
Ceiba Pentandra
Gambar 5. Ceiba pentandra (kiri) dan detail daun, bunga serta batang (kanan)
Randu atau kapuk (Ceiba pentandra L.) merupakan pohon tropis yang banyak
ditanam di Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga dengan tinggi
pohon 18-70 m, dalam budidaya biasanya mencapai 18-30 m. Jenis tanaman ini dapat
memiliki batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m.
Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Daunnya
bertangkai panjang dan berbilang 5-9 helai. Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah
rontok (dekat ujung ranting).
Gambar 6. Bunga (kiri) dan kulit batang Ceiba pentandra (kanan)
4
Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang 7,5-15
cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta berwarna
coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-bulu halus, serat
kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan sellulosa. Bentuk bijinya
bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam (Setiadi, 1983).
Kapok tumbuh dengan pada ketinggian di bawah
500 m dengan temperatur malam hari di bawah 17C.
Kapok menyukai curah hujan yang melimpah selama
periode vegetatif dan lebih kering pada periode berbunga
dan berbuah. Untuk hasil kebih baik, tanaman ini
sebaiknya ditanam di tanah yang bagus, dalam dan
permeable (di Indonesia lempung vulkanik). Pohon ini
mudah rusak oleh angin yang kuat. Di Indonesia, daerah
datar di sepanjang sisi jalan dan sungai dipilih untuk
penanaman tanaman ini, selama lokasi tersebut cukup sinar
matahari dan pengairan. Di Jawa dan Sulawesi kapok juga
ditanam di lereng pegunungan.
Erythrina variegata
Gambar 8. Erythtina variegata (kiri) dan kulit batang (kanan)
Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 1520 m dan gemang 5060 cm.
Bagian kulit batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau, abu-abu,
coklat muda atau keputihan; batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil (12 mm)
yang berwarna hitam. Tajuknya serupa payung atau membulat renggang, menggugurkan
daun di musim kemarau.
Gambar 7. Buah Kapuk
5
Daun majemuk beranak
daun tiga, hijau hingga hijau muda,
poros daun dengan tangkai panjang
1040 cm. Anak daun berbentuk
bundar telur terbalik, segitiga,
hingga belah ketupat dengan ujung
tumpul; anak daun ujung yang
terbesar ukurannya, 9-25 10-30
cm.
Bunga - bunganya tersusun
dalam tandan berbentuk kerucut, di
samping atau di ujung ranting yang
gundul, biasanya muncul tatkala
daun berguguran, menarik
banyak burung untuk
menyerbukinya. Mahkota bunga
berwarna merah jingga hingga
merah gelap; benderanya 5,5-8 8
cm, berkuku pendek, tidak bergaris
putih.
Polong tebal dan berwarna gelap, menyempit di antara biji-biji, 15-20 cm 1.5-2
cm, berisi 5-10 butir biji berbentuk telur, coklat, merah atau ungu mengkilap. Selain
sebagai pagar hidup, Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di pekarangan,
perkebunan kopi atau kakao, atau pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, vanili, atau
umbi gadung.
Dadap menyebar secara alami di pantai dan daerah-daerah di belakangnya,
terutama di dekat-dekat muara sungai. Pohon ini tumbuh baik di daerah lembap dan
setengah kering, dengan curah hujan 800 1500 mm pertahun dan 5-6 bulan basah.
Ditanam untuk pelbagai keperluan, dadap sering dijumpai mulai dari wilayah pesisir
hingga elevasi sekitar 1500 m dpl. Meskipun mampu hidup pada pelbagai keadaan tanah,
dadap menyukai tanah-tanah yang dalam, sedikit berpasir, dan berdrainase baik. Dadap
mampu tumbuh pada tanah-tanah bergaram, tanah yang terendam air secara berkala, dan
tanah kapur berkarang. Kisaran pH tanah antara 4.5 8.0.
Gambar 9. Gambar daun Erythtina variegata (atas) dan
bentuk bunganya (bawah)
6
Fillicium decipiens
Tinggi tanaman ini dapat mencapai 25 m. Bentuk tajuknya bulat atau semiglobular
sehingga membentuk seperti payung. Tanaman ini memiliki cabang yang banyak dengan
tinggi bebas cabang yang rendah, bahkan ada yang hanya beberapa centimeter saja di atas
permukaan tanah. Cabang tumbuh menyudut tajam ke arah atas menjadikan bentuk
tanaman ini cukup indah. Kondisi cabang tanaman inilah yang menyebabkan
pemanfaatan kayunya kurang maksimal. Dengan adanya cabang yang sangat banyak,
pada umumnya tajuk tanaman ini rimbun berdaun lebat sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai tanaman peneduh.
Batang Kerai payung berwarna abu-abu kecoklatan dengan kulit retak-retak tidak
teratur dan pada umumnya arah retakan vertikal. Dalam retakan tersebut, batang terlihat
sedikit kemerahan.
Gambar 10. Fillicium decipiens (kiri) dan bentuk daun (kanan)
Kerai payung memiliki bunga sempurna yang terdapat benang sari dan putik.
Susunan bunganya adalah bunga majemuk. Bunganya berukuran kecil, berwarna putih
kekuningan, ukuran tangkai bunga kecil yaitu 0,3 cm. Malainya muncul dari ketiak daun
yang dekat dengan ujung ranting. Panjang malai antara 10-35 cm. Sama halnya dengan
bunganya, buah tanaman ini berukuran sangat kecil, pada tiap buah umumnya berisi satu
biji. Buah termasuk tipe buah batu berbentuk bulat memanjang berukuran lebar sekitar
0,6 - 0, 8 cm dan panjang sekitar 0,9 - 1 cm dengan warna ungu kehitaman dan mengkilat.
Di Indonesia, kerai payung banyak ditemukan di pinggir jalan, halaman kantor
dan sekolah sebagai pohon peneduh, peredam kebisingan dan pemecah angin. Bentuk
tanaman ini cukup menarik dengan daun yang rimbun sehingga memiliki fungsi estetika
untuk ditanam di taman, halaman rumah, atau sebagai pagar alam.
7
Filicium decipiens merupakan tanaman yang
berasal dari Asia Tropis dan Afrika, yaitu Ethiopia,
Kenya, Tanzania, Malawi, Mozambique,
Zimbabwe, India, Srilanka. Saat ini telah tersebar di
berbagai daerah terutama daerah tropis, termasuk di
Indonesia Filicium decipiens merupakan tanaman
yang biasanya tumbuh di hutan hujan tropis dengan
intensitas penyinaran matahari yang tinggi.
Tanaman ini mudah tumbuh di berbagai daerah
tropis karena dapat menyesuaikan di berbagai
kondisi tanah dengan kelembaban sedang. Tanaman
ini dapat dijumpai pada daerah dengan ketinggian
mencapai 1000 m. Namun demikian, Filicium
decipiens dapat tumbuh dengan baik pada daerah
dengan intensitas sinar matahari yang banyak
dengan kondisi tanah yang cukup subur dan pH
sedang.
Gambar 12. Bentuk percabangan Fillicium decipiens (kiri) dan detail batang (kanan)
Tanaman ini juga dapat digunakan pada ruang terbuka hijau sempadan rel kereta
api. Daya transpirasi tanaman ini rendah sehingga baik ditanam pada ruang terbuka hijau,
dan di dekat sumber air.
Tanaman ini memiliki daya reduksi yang tinggi terhadap timbal yang merupakan
emisi dari kendaraan bermotor, sehingga baik digunakan sebagai pohon penyerap polusi.
Kayu tanaman ini digunakan sebagai kayu bakar karena banyak cabang yang dapat dibuat
arang. Tanaman ini disebut ki sabun karena seluruh bagian tubuhnya
mengandung saponin atau zat kimia yang menjadi salah satu bahan sabun.
Gambar 11. Sketsa bentuk daun
Kerai payung.
8
Maniltoa grandiflora
Gambar 13. Manil