nilai-nilai pendidikan tauhid dalam...

108
1 NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB FATHUL MAJID KARYA ASY-SYEIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-JAWI AL-BANTANI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: DEWI LESTARI NIM: 111 13 232 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

1

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB

FATHUL MAJID KARYA ASY-SYEIKH MUHAMMAD

NAWAWI AL-JAWI AL-BANTANI

SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

DEWI LESTARI

NIM: 111 – 13 – 232

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

2

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

3

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

4

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

5

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

6

MOTTO

ماوات واألرض وسارعوا إل مغفرة من ربكم وجنة عرضها الس

ت للمتقي أعد

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang

luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa

( Qs. Ali Imron 133)

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua oramg tuaku Bapak Ismun dan Ibu Ismiati, orang tuaku tercinta yang

tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang kepada ku selama ini dan

memberikan semangat, do‟a serta uang saku yang lebih sehingga skripsi ini

bisa penulis selesaikan.dalam proses pembuatan skripsi ini.

Kakaku tersayang Ulis Sa‟adah yang selalu memberikan semangat

Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

Taufiqurrohman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah serta

segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manaryang senantiasa

memberikan tempat bagi saya untuk menimba ilmu.

Jajaran kepengurusan pondok pesantren Al-Manar.

Untuk Temanku Rikha nurussafinatun Naja dan Ngatini yang sudah

membantu saya dalam penyelesaian dan kelancaran skripsi ini dan berjuang

bersam-sama menyelesaikan skripsi ini

Untuk teman-teman ku seangkatan PAI 2013 terimakasih telah menjadi

bagian keluarga semasa di IAIN Salatiga.

Someone yang masih jauh di mata.

Seluruh Umat Islam di belahan dunia manapun yang bersedia membaca

karya kecil ini.

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

8

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut asma-Mu ya Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha

Penyayang, segala puji-pujian hanya untuk-Mu Rabb, sang pemilik kemaha

sempurnaan. Dengan penuh rasa bahagia, dari dalam hati kecil ini ingin selalu

penulis panjatkan rasa syukur yang teramat kepada-Mu karena telah

memberikan kekuatan, kemampuan, semangat serta waktu yang lebih kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir. Walaupun harus

dengan melalui berbagai rintangan, ujian dan cobaan hidup yang sempat

membuat penulis jungkir balik seperti kehilangan harapan untuk bisa

menyelesaikan skripsi ini. Tapi, walaupun dengan berlinangan air mata dan

dengan adanya buku panduan dan beberapa buku yang dapat di jadikan

rujukan dalam penulisan skripsi ini, penulis tetap berusaha menyelesikan

tulisan skripsi ini dengan bermodalkan keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT

pasti akan membantu dan memudahkan jalan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, dan ternyata benar, dengan mengetik huruf per huruf tersusunlah

menjadi beberapa kata, dari beberapa kata itu tersusunlah beberapa kalimat,

sehingga dari susunan beberapa kalimat tersebut dapat menghasilkan karya

yang sederhana dan jauh dari sempurna. Maha Besar Engkau atas segala

pertolongan-Mu Rabb.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat-Nya kelak di Yaumul Akhir. Amiin.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Nilai-nilai pendidikan Tauhid Dalam kitaf

fatkhul Majid karya syeikh Nawawi Al-jawi”. Skripsi ini disusun guna memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

9

Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Dra. Nur Hasannah, M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik (PA).

Terimakasih atas bimbingannya selama lima tahun membimbing penulis.

6. Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis.

7. Almukarrom romo Kyai As‟ad Haris Nasution, romo Kyai

Taufiqurrohman, ibunda Nyai Fatikhah Ulfah Imam Fauzi, Nyai Chusnul

Khalimah, serta ustadz-ustadzah pon-pes Al-Manar yang telah berjuang

bersama dalam agama Allah SWT.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

10

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

11

ABSTRAK

Lestari, Dewi. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam kitab Fathul Majid

Karya Syekh Nawawi Al-Jawi.Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dr. Ghufron, M.Ag.

Kata kunci: Nilai,Pendidikan Tauhid.

Syekh Nawawi Al-Jawi adalah seorang ulama yang terkenal. Salah satu

kitabnya adalah Fathul Majid, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pendidikan tauhid menurut Syekh Nawawi Al-Jawi dalam kitab

Fathul Majid. Pentingnya sebuah pribadi yang memiliki keimanan yang kuat,

bertauhid dan mengenal Dzatnya Allah. Pertanyaa yang ingin dijawab melalui

penelitian ini adalah: (1) Bagaimana nilai tauhid dalam kitab Fathul Majid karya

Syekh Nawawi Al-Jawi (2) Bagaimana implikasi pendidikan tauhid dalam

kehidupan masa kini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian

menggunakan pendekatan kepustakaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

research). Sumber data primer adalah kitab Fathul Majid, sumber sekundernya

adalah terjemahannya dan sumber tersiernya adalah kitab-kitab dan buku-buku

lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Adapun teknis analisis data

menggunakan metode deduktif dan metode induktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Ada dua nilai-nilai

pendidikan tauhid dalam kitab fathul majid, yaitu nilai pendidikan ilhiyah dan

nilai insaniyah, nilai ilahiyah yaitu hubungan kepada Allah, nilai insaniyah

yaitu hubungan sesama manusia atau diri sendiri. 2) implikasi nilai-nilai

pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari dari sifat-sifat Allah SWT

merupakan pintu menuju kesuksesan kehidupan dunia dan akhirat, dan sebagai

acuan dalam menciptakan akhlakul karimah dan pondasi untuk mencapai

pengabdian yang Muthlak, disamping itu dengan mengimplikasikan sifat-sifat

Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari dapat mempermudah hubungan sosial

baik dalam urusan Agama maupun antar masyarakat, serta sesuai dengan

syar‟i dan norma-norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri.

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

12

DAFTAR ISI

1. HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

2. LOGO IAIN ......................................................................................... ii

3. NOTA PEMBIMBING ....................................................................... iii

4. PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv

5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v

6. MOTTO................................................................................................ vi

7. PERSEMBAHAN............................................................................... vii

8. KATA PENGANTAR......................................................................... viii

9. ABSTRAK ........................................................................................... x

10. DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penelilitian ........................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ........................................................ 5

E. Kajian Pustaka .................................................................. 7

F. Metode Penelitian ............................................................ 11

G. Sistematika Penulisan ..................................................... 13

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid................................ 14

B. Materi Pendidikan Tauhid .............................................. 19

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid...………………... 22

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

13

D. Tauhid dan penbagianya ..................................................24

E. Metode Pendidikan Tauhid............................................. 25

BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN SYEIKH MUHAMMAD

NAWAWI AL-JAWI AL- BANTANI

A. Biografi Pengaran Kitab Fathul Majid..........................29

1. Masa Kecil Hinga Masa Remaja syeikh Nawawi.....29

2. Pendidikan Syeikh Nawawi......................................30

3. Guru-guru Syeikh Nawawi ....................................31

4. Karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki .................... 44

B. Sistematika Penulisan Kitab Aqidatul Awam....................... 47

C. Isi Pokok Kitab „Aqidatul Awam.......................................... 48

BAB IV. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM

KITAB FATHUL MAJID KARYA SYEIKH NAWAWI AL

JAWI AL-BANTAN

A. Nilai Tauhid dalam kitab Fatkhul Majid Karya Syeikh

Nawawi Al-JAwi AL-Bantani .......................................60

B. Implikasi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan

Masa Kini ........................................................................70

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... 76

B. Saran .............................................................................. 78

C. Kata Penutup .................................................................. 79

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

14

11. DAFTAR PUSTAKA

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tauhid adalah suatu kepercaya kepada Tuhan yang maha Esa dan

senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, maka ia akan merasa

dilindungi dan diawasi oleh Tuhannya (Musa,1999:43). Karena di alam ini

ada yang mengatur semua tatanan sistem peredaran kehidupan dimana

tatanan tersebut dipimpin oleh Allah SWT. Manusia menjadi hamba dan

Tuhannya adalah Allah. Kepercayaan kepada Allah SWT adalah suatu

landasan utama sebagai muslim. Seorang muslim dapat menjalankan

kewajiban dengan mempelajari tauhid. Tauhid menjadi prinsip landasan

ajaran islam yang menegaskan bahwa Tuhan hanya satu dan menjadi satu-

satunya Tuhan yang disembah, dan satu-satunya sumber kehidupan

(Zainuddin,1992:3).

Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang allah SWT,

sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya, sifat-sifat boleh kepada-nya,(sifat jaiz

Allah) dan sifat-sifat yang tidak semestinya ada pada Allah serta

penetapan kerasulan para Nabi. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas

tentang keesaan Allah SWT dalam dzat-Nya, dalam menerima peribadatan

dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Allahlah tempat kembali, satu-

satunya tujuan ( Maslikah, 2003:90).

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

16

Tujuan ilmu tauhid yaitu untuk menetapkan keyakinan dan

kepercayaan melalui akal pikiran, disamping kemantapan hati, yang

didasarkan pada wahyu. Selain itu ilmu tauhid digunakan untuk membela

kepercayaan dan keimanan dengan menghilangkan bermacam-macam

keraguan yang mungkin masih melekat. Sehingga para umat islam

terhindar dari taqlid. Itulah sebabnya ilu tauhid dianggap sebagai “induk

ilmu-ilmu agama”(Ensiklopedi islam,2003:91).

Pokok-pokok pembahasan dalam ilmu tauhid terdapat tiga hal

yaitu: a) meyakini dalam hati bahwa Allah adalah Tuhan yang maha Esa

dan satu-satunya Tuhan yang wajib di sembah, b) mempercayai dengan

penuh keyakinan tentang para utusan Allah dan para perantara Allah yang

dibawa para utusan dan disampaikan kepada umat manusia yang berisi

ajaran-ajaran-Nya, tentang kitab-kitab-Nya dan dan para malaikat-Nya, c)

percaya bawah akan ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu

akhirat dengan segala hal ihwal yang ada didalamnya.

Berdasarkan jenis dan sifatnya, ilmu tauhid dapat dibagi

dalam tiga tingkatan atau tahapan. 1) Tauhid Rububiyyah yaitu:

mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya dan meyakini bahwa

Allah menciptakan segala makhluk. 2) Tauhid Uluhiyah yaitu:

mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba, misalnya: tawakal,

beribadah, memohon pertolongan. 3) Tauhid asma‟ wa sifat yaitu:

beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya yang diterangkan

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

17

dalam Al-Qur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang pantas ditiru oleh

umat-Nya ( Ilyas, 1993 :23)

Sumber utama ilmu tauhid ialah Al-Qur‟an dan Hadis yang

banyak berisi penjelasan tentang wujud Allah SWT, keesaan-Nya,

sifat-sifat-Nya, dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Maka dari itu ilmu

tauhid selalu didasarkan pada dua hal, yaitu dalil aqli dan dalil

naqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli tersebut, maka

seseorang akan lebih mudah untuk memahami dan meyakini segala

bentuk penjelasan yang ada di dalam ilmu tauhid. Terutama untuk

memahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT

baik yang wajib maupun yang mustahil, ataupun yang jaiz pada-Nya,

sehingga seseorang akan lebih mudah mengenal dzat Allah SWT

secara mendalam (Maslikhah, 2003:90).

Hukum mempelajari ilmu tauhid bagi seorang mukallaf adalah

fardhu aina sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan

hati serta akal bahwa ia berada diatas agama yang benar. Sedangkan

mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika

telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa ( Maslikhah,

2003: 90).

Dengan demikian, setiap daerah baik itu yang mudah dijangkau

ataupun daerah yang sulit dijangkau (pedalam), sabaiknya ada yang

mendalami kaidah islam beserta dasar-dasar dalil yang terperinci. Sehinga

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

18

apabila terjadi kesalaah pahaman tentang ketauhidan di daerah tersebut ada

seseorang yang meluruskan atau memberikan suatu kenbenar sehingga

terhindar dari kesalah pahaman.

Dari uraian di atas, penulis berusaha mengkaji lebih mendalam

tentang nilai pendidikan tauhid dalam kitab fatkhul majid, yang di

dalamnya terdapat beberapa uraian tentang pendidikan tauhid. Untuk

itu, maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang

berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB

FATKHUL MAJID KARYA SYEKH MUHAMMAD NAWAWI AL-

JAWI‟ ”, alasan penulis mengambil judul di atas karena melihat

perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini. Banyak masyarakat

yang mengaku beragama Islam dan beriman kepada Allah SWT. Akan

tetapi, sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan keimanan

tersebut. Sebagian besar dari mereka sering melakukan ke onaran dan

berbuat dzalim. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya keimanan, jika

keimanan benar-benar sudah tertancap pada diri seseorang, niscaya ia

akan benar-benar takut kepada Allah, ia akan melaksanakan perinta

Allah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. semoga dengan

kajian skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya

meningkatkan pemahanan dan pengetahuan tentan ilmu ketauhidan,

terutama untuk mengenal Allah SWT beserta dzat-dzat-Nya.

Penulis merujuk pada kitab fatkhul majid ini, karena di

dalam kitab tersebut membahas tentang ketauhidan yang menerapkan

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

19

dasar pokok bagi umat Islam. Selain itu, karena pendidikan tauhid suatu

perbuatan manusia untuk meng-Esa-kan Allah SWT sebagai suatu

landasan umat muslim dalam menjalankan semua ibadah. Tauhid yang

dimaksud penulis adalah Tauhid yang memiliki pengertian percaya

kepada Allah yang Satu. semoga dapat memberikan kontribusi dan

manfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

pendidikan tauhid, terutama bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah:

1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab

Fathul Majid karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani.

2. Bagaimana implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa kini.

C. Tujuan panelitian

1) Mengetahui niali-nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab

Fathul Majid karya Syekh Nawawi Al-jawi Al-Bantani.

2) Mengetahui Implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa

kini.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua bagian

yaitu:

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

20

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis, berupa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan tauhid

dalam kitab fatkhul majid dalam upaya peningkatan pengetahuan

tentang kajian mengenal sifat-sifat Allah SWT dan juga

pengetahuan tentang ilmu tauhid Islam.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan serta pemahaman

penulis tentang kajian nilai pendidikan tauhid dalam

pengamalan kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat menjadi masukan serta sebagai bahan

pertimbangan untuk diterapkan sehari-hari dalam dunia

pendidikan Islam pada lembaga-lembaga pendidikan.

sebagai pedoman kehidupan manusia untuk menuju

kebahagiaan di dunia sampai akhirat.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan mengenai nilai pendidikan

tauhid yang terdapat dalam kitab fatkhul majid sehingga

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

21

mengetahui betapa pentingnya pendidikan tauhid dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan

terutama ilmu pendidikan Islam, sehingga dapat

memperkaya dan menambah wawasan dibidang tersebut

khususnya dan bidang ilmu pengetahuan lain pada

umumnya.

E. Kajian Pustaka

Untuk memperjelas judul serta menghindari kekeliruan, maka

penulis membatasi istilah yang berkaitan dengan permasalan tersebut.

Sehingga dapat mengemukakan uraian kajian tersebut sesuai yang

dikehendaki oleh penulis, sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Tauhid

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-

perbuatannya (Maslikhah, 2009:106). Nilai adalah tentang sesuatu

yang baik, benar dalam sesuatu perilaku maupun sikap perbuatan.

Nilai adalah sesuatu yang abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit,

bukan fakta, tidak hanya persoalan benar salah, yang menuntut

pembuktian, melainkan sosial penghayatan yang dikehendaki, disenagi

dan tidak disenangi (Mansur, 2001:98)

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

22

Nilai juga dapat diartikan sebagai sifat dan sesutu yang dapat

berpengaruh dalam kehidupan manusia, baik secara lahir maupun

secara batin, nilai juga dapat dijadikan sebagai keyakinan untuk

pertanggung jawaban baik dalam hubungan antar sesama makhluk dan

juga sebagai hubungan dengan sang pencipta.

Nilai menjadi daya untuk mendorong atau pacuan seseorang

dalam kehidupan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi dari

sebelumnya. Melalui nilai seseorang akan merasakan adanya kepuasan

tersendiri. Nilai tersebut akan berkaitan erat dengan suatu kebaikan

dan kebijakan yang menjadikan sesutu dihargai dan dikejar oleh

manusia.

Menurut Maslikhah (2009: 130) pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

Menurut Ishom El-Saha (2008:23) pendidikan adalah suatu prosese

pertumbuhan yang menyesuaikan denagan lingkungan.Taufik Efendi

(2005:72) pendidikan adalah segala uasaha yang bertujuan

mengembangkan sikap dan kepribadian, pengetahuan dan ketrampilan.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

23

Menurut Umar Tirtaraharja,(2005:40-41), pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya di masyarakat.

Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar

dari kata حيذا ذ - ت ح ذ - ي ح yang berarti percaya kepada Allah SWT

yang Maha Esa.Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah

dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan

peribadahan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-

Nya serta menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan

shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya

dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah

meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Pendidikan tauhid bisa juga diartikan suatu proses untuk

memantabkan keyakinan seseoran tentang keesan (wahdah) Allah, bisa

juga sebagai pembimbing potensi manusia sebagai fitroh dalam

mengenal Allah SWT.

Pendidikan tauhid ini dimulai sejak manusia tersebut lahir kebumi,

dia dikenalkan dengan kepercayaan dan keyakinan melalui adzan yang

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

24

di kumandangkan orang tuannya. Kepercayaan terhadap adanya Allah

beserta dzat-Nya.

Pendidikan tauhid akan membentuk karakter muslim dan muslimah

semakin mengenal Allah dan ia akan selalu merasa diawasi setiap

tingkahlaku pergerakannya, sehingga akan timbul kehati-hatian dalam

mengambil suatu tindakan atau perilaku dalam kesehariaannya.

2. Syeikh Muhammd Nawawi al-jawi

Beliau adalah seorang Ulama Islam yang berintelektual tinggi dan

berspiritual ma‟rifat. Ayahnya adalah Umar bin Arabi, penghulu

kecamatan Tanara, Banten. Beliau lahir dari tiga saudara yaitu

Nawawi, Tanin dan Ahmad (Muhammad, 1996:271).

Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi belajar ilmu Agama Islam

pada ayahnya sendiri, Haji Sahal yang mana merupakan seorang ulama

masyhur di Banten, Raden Haji Yusup seorang ulma dari Purwakarta,

Dan juga bermukim di Mekkah selama 30 tahun untuk memperdalam

ilmu Agama Islam dan berguru kepada Khotib Sambas, Abdul Ghani

Bima, Yusuf Sumulaweni dan Nahrawi serta Abdul Hamid Daghastani

(Muhammad, 1996:271).

3. Fathul Majid

Adalah sebuah karya Syaikh Nawawi Al-jawi untuk pedoman

dan rujukan memantabkan aqidah-aqidah dalam katauhidan dan

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

25

kaimanan seseorang dalam memantabkan tauhid agar terhindar dari

kelafiran.

Di dalamnya menjelaskan tentang kandungan iman dan rukun-

rukunnya, menjelaskan tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Dalam

kitab tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang disebut aqoid lima

puluh.

Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah, 20

sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi

Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul. Semua

merupakan isi dari ajaran yang terangkum dalam kitab fathul majid .

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kepustakaan (library reseach), karena semua yang digali adalah

bersumber dari pustaka, dan yang dijadikan objek kajian adalah hasil

karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Sumber Data

Karena jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research),

maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun yang menjadi

sumber data primer adalah kitab fathul majid karya syeikh Muhammad

Nawawi al-Jawi buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

26

al-Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku

Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu Tauhid,

buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, buku Keimanan Ilmu Tauhid,

Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku lain yang

bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian

ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber

data primer yaitu kitab fathul majid karya syekh Muhammad Nawawi al

jawi Dan sumber data sekunder diantaranya adalah Terjemah kitab fathul

majid oleh Achmad Sunarto, terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah

karangan Thahir bin Saleh Al-Jazairi, buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,

terjemah kitab Tijan al-Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah

Kifayah Al-Awam, buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku

Keimanan Ilmu Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid,

Kitab Tauhid Jilid I,Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan

Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku dan kitab relevan yang lainnya.

4. Teknik Analisis Data

Yaitu penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan

jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang

lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

27

Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis

masalah adalah sebagai berikut :

1. Metode Deduktif

Metode Deduktif yaitu apa yang dipandang benar dalam peristiwa

dalam suatu kelas atau jenis, berlaku pada hal yang benar pada semua

peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis. Hal ini adalah suatu

proses berfikir dari pengetahuan yang bersifat umum dan berangkat dari

pengetahuan tersebut, ditarik suatu pengetahuan yang khusus.(Hadi, 1990:

26). Metode ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta adn peristiwa-

peristiwa yang khusus kemudian ditarik kesimpulan menjadi umum.

Metode ini digunakan oleh penulis untuk menganalisis data tentang nilai

yang akan dibahas yaitu nilai pendidikan tauhid.

Adapun cara kerja metode dekduktif adalah proses berfikir secara

umum kemudian ditarik menjadi pengetahuan berfikir secara khusus.

2. Metode Induktif

Metode Induktif yaitu metode yang berangkat dari faktafakta yang

khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta dan

peristiwa yang konkrit ditarik dalam generalisasi yang bersifat umum

(Hadi, 1990: 26). Metode ini, penulis gunakan untuk menganalisa data

ayat-ayat dan teks kitab fathul majid sehingga dapat diketahui nilai

pendidikan tauhid yang terkandung di dalamnya.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

28

Cara kerja metode dekduktif adalah proses berfikir secara khusus

kemudian ditarik menjadi pengetahuan secara umum.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk memberikan kesan runtutnya

pembahasan dan memberikan yang penulis jabarkan dalam skripsi ini

adalah penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi

satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Yang bertujuan

agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan

skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain:

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaaan Penenlitian, Penegasan Istilah, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan sebagai gambaran awal untuk memahami

skripsi ini.

BAB II : Landasan Teori, berisi tentang: Nilai Pendidikan Tauhid, Materi

Pendidikan Tauhid, Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid, dan Metode Pendidikan

Tauhid.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

29

BAB III : Biografi Syekh Nawawi Al jawi, menguraikan tentang: Biografi

Syekh Nawawi Al jawi yang meliputi riwayat kelahiran, kehidupan intelektual,

karya-karyanya dan guru-gurunya, dan sistematika penulisan kitab Fathul Majid

BAB IV : Nilai-nilai pendidikan Tauhid, Implikasi Pendidikan Tauhid dalam

Kitab fathul majid

BAB V : Penutup, menguraikan Kesimpulan dan Saran.

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

30

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid

Nilai memiliki arti sesuatau yang dipandang baik, disukai, dan

paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatannya (Maslikah,

2009:106). Nilai merupakan suatu pedoman hidup dimana nilai tersebut

mempengaruhi sikap individual dalam membentuk kepribadian yang lebih

baik.

Nilai adalah suatu bagian yang penting dalam kehidupan

masyarakat. Suatu tindakan dianggap benar atau salah dan pantas atau

tidak jika sesuai dengan nilai-niali yang telah disepakati bersama oleh

masyarakat dimana tindakan itu dilakukan (Thaha 1996:61)

Nilai merupakan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan. Sesuatu yang dianggap bernilai, maka sudah pasti berharga

dari pada hal-hal yang lain. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibekali

dengan akal yang luar biasa hebat, maka sudah menjadi hal yang wajar

jika manusia akan memilih sesuatu yang lebih berharga atau bernilai untuk

kehidupannya (Poardaminta,2006:667).

Nilai dapat diartikan sebagai hal- hal yang penting atau berguna bagi

manusia, dalam pengertian lain nilai adalah suatu penetapan atau suatu

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

31

kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat (tim PIP:

2007:42)

Nilai menjadi penting dalam kehidupan bermasyarakat karena

batasan tentang nilai dapat mengacu kepada minat, kesukaan, pilihan,

tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya

tarik, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan dan orientasinya

(Soeleman, 2005:54).

Nilai menjadi sesuatu yang dibutuhkan sebagai pemicu untuk

melakukan suatu tindakan baik atau buruk, Nilai menjadi pengaruh

individual dalam menentukan keputusan suatu tindakan. Nilai menjadi

bermakna dan dibutuhkan dalam kehidupan.

Pendidikan dalam bahasa Arab berasal dari kata rabba-yarabbi-

tarbiyatan, bararti mendidik mengasuh dan memelihara (Munawir,

1989:504). Bahasa pendidikan sering juga diambil dari kata „allama yang

artinya mengajar ( menyampaikan pengetahuan).

Pendidikan adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan

manusia. Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa yunani, pedagogy

yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah

diantar oleh pelayannya. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan

sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesutu yang berada di

dalamnya. Dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan to educate yang

berarti memperbaiki moral dalam melatih intelektual ( Muhajir, 2000:20).

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

32

Pendidikan sebagai tranmisi dan seseorang kepada ketrampilan, seni

maupun ilmu. Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing

yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap

perkembangan jasmanai dan rokhani siswa menuju terbentuknya

kepribadian yang utama (Mansur Isnan 2001: 37-38).

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses yang

disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik

terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan bekal

kelak di masa depan yang mempunyai kepribadian utama, kebaikan dan

kegemaran pekerja untuk kepentingan tanah air. Dalam artian dapat

menjadi orang-orang yang beriman, bertakwa dan mempunyai akhlak

mulia (Mansur,2007:328).

Dari pengertian-pengertian di atas ada beberapa prinsip dasar

tentang pendidikan yang akan dilaksanakan:

Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha

pendidikan sudah dimulai sejak dalam kandungan ibunya sapai tutup usia

Kedua, bahwa tangung jawab pendidikan merupakan tangung jawab

bersama semua manusia.

Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan,

karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

33

kepribadian yang berkembang yang disebut manusia seluruhnya

(Uyoh,2014:5-6)

Pendidikan adalah suatu proses usaha mendewasakan manusia

melalui pengajaran, pelatihan dan pengarahan menyadarkan manusia agar

bertangung jawab sebagai hamba Allah SWT dan sebagai manusia yang

memiliki kesempurnaan akal pikiran.

Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar

dari kata ذ -حذ ح حيذا -ي ت yang berarti percaya kepada Allah SWT

yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah

dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan peribadahan

kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta

menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan shifat Al-Ulya

(sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan.

Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT

itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya (Abduh, 2003: 3).

Menurut Zainuddin, "tauhid berasal dari kata “wahid” yang artinya

“satu”. Dalam istilah Agama Islam, tauhid ialah keyakinan tentang satu

atau Esanya Allah, maka segala pikiran dan teori berikut argumentasinya

yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut dengan

Ilmu Tauhid ( Zainuddin, 1992:2).

Tauhid dalam kajian pendidikan diartikan suatu upaya yang keras

dan bersunguh-sunguh dalam mengembangkan, mengarahkan, dan

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

34

mengarahkan mebimbing akal pikiran, jiwa, qalbu dan ruh kepada

pengenal (ma,rifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah (Hamdani,

2001:10)

Tuhan mu memerintahkan puncak pengagungan yang tidak patut

dilakukan kecuali terhadap Tuhan (Allah). Dari-Nyalah keluar kenikmatan

dan anugrah atas hamba-hamba-Nya dan tidak ada yang dapat memberi

kenikmatan kecuali Dia (Allah). (Ahmad, 1993:59).

Pendidikan tauhid yang berarti membimbing atau mengembangkan

potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah, menurut pendapat

Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan meningkatkan

terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa

sehingga pemilikan dan peningkatan nilai tersebut dapat menjiwai

tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

Pendidikan tauhid adalah usaha untuk membentuk muslim yang

beriman melalui proses bimbingan dan pengarahan bahwa Allah adalah

satu-satunya Tuhan alam semesta dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

B. Materi Pendidikan Ilmu Tauhid

1. Adanya wujud Tuhan

Di dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan tentang wujud Allah SWT

tidak menyerupai benda yang wujud, begitu pula benda yang wujud

tidak menyerupai Allah SWT. Ukuran tidak akan bisa mencapai Allah

SWT, dan arah tidak bisa memuat dan meliput-Nya. Begitu pula bumi

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

35

dan langit tidak bisa memadai jika ditempati oleh Allah SWT. Dia-lah

(Allah SWT) yang mengangkat derajat segala sesuatu dan lebih dekat

dari urat nadi manusia. Dialah (Allah SWT) yang maha mengetahui

atas segala sesuatu. Kedekatan Allah SWT tidak menyerupai

kedekatan jisim. Dia Maha Luhur dari tempat yang meliputi-Nya,

sebagaimana Dia Maha Bersih dari segala masa yang akan membatasi-

Nya. Dia telah wujud sebelum masa dan tempat diciptakan. Dia akan

tetap berada di atas tempat yang ada. Selain itu al-Qur‟an juga

memaparkan mengenai bukti sifat qudrat (kekuasaan) Allah SWT pada

penciptaan alam semesta sebagai aplikasi dari sifat wujud, qidam, dan

baqa‟ Allah SWT. Dengan sifat qudrat ini, Allah SWT akan

mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu kemungkinan yang sesuai

dengan kehendak-Nya. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu

yang ada di alam semesta ini dengan seimbang, serasi, teratur dan rapi.

Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu menandingi

keindahan ciptaan-Nya. Adapun alam semesta ini dari setiap bukti dari

sekian banyak bukti yang selalu berulang, beriringan atau perubahan

bentuk dari yang indah yang mengharubirukan kesan dalam jiwa kita,

semuanya adalah yang patut dikagumi nilai seninya dari pada segala

yang mengagumkan (Sa‟id, 2005: 112).

Meyakini adanya Tuhan ( wujud Allah) tidak hayan bisa

dibuktikan adanya fenomena alam semesta melainkan bisa juga

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

36

dirasakan dan dilihat dengan mengunakan mata hati karna didalamnya

sudah ditanamkan fitrah untuk mengenal Tuhan beserta dzat-Nya

2. Keesaan Allah

أحذ ﴿ ٱلل ذ ﴿١قو ٱىص يىذ ﴿٢﴾ ٱلل ى ييذ ﴾٣﴾ ى

ا أحذ ﴿ ۥ مف ين ى ى ٤

Artinya: “ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah

tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak

dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara

dengan-Nya” (QS. Al-Ikhlash: 1-4) (Departemen Agama, 2005: 604).

Sebab turunya surat al-Ikhlas adalah

اىششمي قاىا ىيثي صي هللا ػيي سي : " يا حذ ، اسة ػ أتي ت مؼة : أ

ىا ستل، فأضه هللا تثشك تؼاى : )قا هللا احذ، هللا اىصذ، ى ييذ ى يىذ ى

احذ ين ى مفا

Artinya:Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka‟ab bahwa

orang-orang musrik pernah berkata kepada Nabi” hai Muhammad,

terangkanlah kepada kami nasab Raabb-mu” maka Allah menurunkan

firman-Nya, berupa surat al-Ikhlas. Tidak beranak dan tidak pula

diperanakkan, karna tidak ada sesuatu pun yang dilahirkan dan tidak

ada pula yang sesuatu yang mati( H.R at-Tirmidzi dan Ibnu Jabir dari

Ahmad bin Mani‟)

Ayat-ayat di atas menegaskan tentang kemurnian keesaan Allah

SWT dan menolak segala kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak

ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang menyamai-Nya

Ajaran mengenai keesaan Allah ini, sudah diterangkan oleh para

Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad. Keesaan Allah adalah Allah

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

37

itu Dzat yang pertama kali ada, Maha Awal, Maha Esa dan Maha Suci

yang meliputi sifat, asma dan af‟al-Nya. Sementara menurut Quraish

Shihab yang menganalisa kata ahad (Esa), ia menggolongkan keesaan

Allah menjadi empat yaitu: keesaan Dzat, keesaan sifat, keesaan

perbuatan dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Yang dimaksud

dengan esa pada Dzat ialah Dzat Allah itu tidak tersusun dari beberapa

bagian dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Esa pada sifat berarti sifat Allah

tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk- Nya. Esa

pada af‟al berarti tidak seorang pun yang memiliki perbuatan

sebagaimana pebuatan Allah. Ia Maha Esa dan tidak ada sesembahan

yang patut di sembah kecuali Allah (Asmuni, 1993: 17).

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid

1. Dasar Pendidikan Tauhid

Dasar merupakan fundamental dari suatu bangunan atau

bagian yang menjadi sumber kekuatan. Ibarat pohon, dasarnya

adalah akar. Dasar pendidikan merupakan pandangan yang

mendasari seluruh aspek aktivitas pendidikan, karena pendidikan

merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan (Abidin,

1998: 21).

Dasar pendidikan tauhid adalah sama dengan dasar islam, karena

pendidikan islam sama dengan pendidikan tauhid al-Qur‟an, hadits dan

ijtihad sebagai sumber dasar dan ajaran yang bertumpu pada keyakinan

kepada Tuhan adalah Allah adalah Tuhan semesta alam.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

38

a) Al-Qur‟an

Di dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ajaran yang berkenaan

dengan kegiatan atau usaha pendidikan tauhid. Misalnya dalam

surat Luqman ayat 13, menerangkan kisah luqman yang mengajari

anaknya tentang tauhid,

شك ىظي اىش يؼظ يا تي ل تششك تالل ا لت ا ارقاه ىق ػظي

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,

di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku,

janganlah kamu menyekutukan Allah.Sesungguhnya

mempersekutukan Allah itu adalah aniaya yang besar”.

(Q.S Luqman: 13)

Pengajaran yang disampaikan Luqman kepada anaknya,

merupakan dasar pendidikan tauhid yang melarang berbuat

syirik, karena hakikatnya pendidikan tauhid adalah pendidikan

yang berhubungan dengan kepercayaan akan adanya Allah

dengan keesaan-Nya, sehingga timbul ketetapan dalam hati

untuk tidak mempercayai selain Allah. Kepercayaan itu dianut

karena kebutuhan (fitrah) dan harus merupakan kebenaran

yang ditetapkan dalam hati sanubari.

b) Sunnah

Sunnah adalah suatu ketetapan baik berupa perkataan,

perbuatan,dan ketetapan yang bersumber dari Rasulullah. As-

Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, As-Sunnah

mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

39

sesuai dengan konsep Al-Qur‟an, serta lebih merinci penjelasan

Al-Qur‟an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat

dalam penentuan metode penelitian dan sebagai petunjuk untuk

kemaslahatan hidup manusia dan untuk membina umat menjadi

manusia seutuhnya atau muslim bertaqwa (Abdullah, 1999:34).

c) Ijtihad

Ijtihat bersal dari kata “ijtihada, yajtahidu, ijtihadan” yang artinya

mengarahkan segala kemampuan untuk menaggung beban.

Menurut istilah hukum islam ialah mencurahkan tenaga atau

memeras fikiran untuk menemukan hukum agama melalui salah

satu dalil tertentu (Ahmad, 1991:162). Memecahkan suatu masalah

yang tidak ditemukan penjelasannya dalam Al-Qur‟an dan hadits.

Ijtihad merupakan berfikir dengan menggunakan seluruh

ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at Islam untuk menetapkan

atau menentukan sesuatu hukum syariat Islam, tetapi tetap

berpedoman pada Al-Qur‟an dan Sunnah..

2. Tujuan Pendidikan Tauhid

Tujuan pendidikan menurut UU pendidikan ialah untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak

mulia, sehat berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertangung jawab.

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

40

Tujuan pendidikan menurut pendapat Al-Ghazali yang

dikutip oleh Abidin Ibnu Rusn ialah pendidikan dalam

prosesnya haruslah mengarah kepada pendekatan diri kepada

Allah dan kesempurnaan insani untuk mencapai tujuan

kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Secara khusus

tujuan pendidikan tauhid menurut (Thoha, 1996: 72)

D. Tauhid dan Pembagianya

Tauhid dibagi menjadi tiga macam yaitu tuhid rububbiyah, tauhid

uluhiyah dan tauhid asma‟ wa shifa.

1) Tauhid rububiyah adalah kepercayaan yang pasti bahwa Allah

adalah Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengesakan

Allah, dengan meyakini bahwa Allah adalah dzat satu-satunya

yang menciptakan segala apa yang ada di alam semesta ini(

2) Tauhid uluhiyah adalah mentauhidkan Allah melelui pekerjaan

hamba, yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT, apabila itu disyariatkan oleh-Nya, seperti

berdo‟a, khauf (takut), raja‟(harap), mahabbah (cinta), dzabh

(penyembelihan), bernadzar, isti‟anah (meminta pertolongan),

istighotsah (meminta pertolongan disaat sulit), isti‟adzah (meminta

perlindungan) dan segala apa yang disyari‟atkan dan diperintahkan

oleh Allah SWT dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesutu

apapun. Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

41

kepada Allah semata dan tulus karena-Nya dan ibadah tersebut

tidak boleh dipalingkan selain kepada Allah.

3) Tauhid asma‟ wa shifat adalah menetapkan nama-nama dan sifat-

sifat yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-Nya melalui lisan

(sabda) Rasul-Nya dengan cara yang sesuai dengan kebesaran-Nya.

Serta menolak atau menafikan Allah terhadap diri-Nya, baik

melalu kitab suci-Nya, Al-Qur‟an atau melalui sunnah Rasul-Nya.(

Abdul, 1998:9).

E. Metode Pendidikan Tauhid

Dari segi bahasa metode berasal dari dua suku kata yaitu, meta dan

hodos, Meta berarti “melalui” dan hodos berarti cara, dengan demikian

metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai

tujuan, selain itu ada juga yang mengatakan bahwa metode adalah suatu

sasaran untuk menemukan , menguji, dan menyusun data yang diperlukan

bagi pengembangan cara tersebut( Abdurrohman, 2005:197).

Dalam pembahasan metodologi pengajaran, yang perlu

diperhatikan adalah pengertian metodologi pengajaran itu sendiri.

Metodologi pengajaran dapat diartikan sebagai ilmu yang harus

dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Al-Khazin, 2009: 27)

Dilihat dari jenis, ada beberapa metode pengajaran yang dapat

diterapkan dalam pendidikan tauhid khususnya dalam kitab fatkhul majid

sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Beberapa metode

antara lain:

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

42

a. Metode Ceramah

Metode Ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh

guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar

untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode

ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di

sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan

tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode

yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar

(Supriawan, 1990: 95-96).

Ceramah adalah sebuah interaksi yang dilakukan untuk

menyampaikan suatu urainan dengan lisan atu menguraikan materi

oleh guru kepada peserta didik. Dalam melaksanakan ceramah seorang

guru bisa menggunakan alat bantu media pembelajaran seperti

mengunakan audio visual, gambar dan lain-lain.

b. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode belajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat ( two way traffic) sebab

pada saat yang sama terjadi dialog antar guru dan murid. Guru

bertanya dan murid menjawab atau sebaliknya ( B. Suryosubroto,

2002:57).

Metode ini dapat diklasifikasikan sebagai metode tradisional atau

konvensional. Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

43

bertanya guru menjelaskan. Dalam proses tanya jawab, terjadilah

interaksi dua arah. Guru yang demokratis tidak akan menjawabnya

sendiri, tetapi akan melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa

atau kelompok lainnya tanpa merasa khawatir dinilai tidak dapat

menjawab pertanyaan itu. Dengan metode tanya jawab tidak hanya

terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah.

c. Metode Menghafal

Kata menghafal juga berasal dari kata حفظ –يحفظ –حفظا yang

berarti menjaga, memelihara dan melindungi. Dalam kamus Bahasa

Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah

masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di

luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat

awal me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan

ke dalam pikiran agar selalu ingat. Kata menghafal dapat juga disebut

sebagai memori. Dimana mempelajarinya maka membawa seseorang

pada psikologi kognitif, terutama bagi manusia sebagai pengelola

informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu

perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan (Al-Khazin, 2009: 45)

Tehnik ini dilakukn oleh seorang pelajar untuk mengingat

mufrodad dalam suatu kaidah tertentu, dimana kaidah-kaidah tersebut

adalah dasar dari suatu pembelajaran.

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

44

BAB IIl

BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD AN-NAWAWI AL-JAWI

A. Masa Kecil Hingga Masa Remaja Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi

Lahir dengan nama Abu Abd al-Mu‟thi Muhammad Nawawi bin „Umar

bin „Arabi. Lahir di Kampung Pesisir, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Serang,

Banten( sekarang di kampung pesisir, desa padaleman, tanaran, Serang

Kecamatan Tanara, Jawa Barat) pada tahun 1230 H/ 1813 M. Wafat di makkah

pada tanggal 25 Syawal1314/1879 M. Jenazahnya disholati di masjidil Haram

dengan golongan yang besar. Kemudian dimakamkan di Ma‟la berdekatan dengan

makam Ibnu Hajar dan Asma‟binti Abu Bakar.(Amirul, 2015:52-53).

Ayah beliau bernama K.H.„Umar bin „Arabi, seorang pejabat penghulu

yang memimpin masjid, dilacak dari segi silsilah , Imam Nawawi merupakan

keturunan ke-11 dari Maulana Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati,

Cirebon), ayaitu cucu dari Maulana Hassanuddin (Sultn Bnaten1) yang

bernama Sunyaratas (Tajul Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi

Muhammad SAW. Melalui jalur imam ja‟far ash-shadiq, Imam Muhammad al-

Baqir, Imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husain, Fatimah Az-Zahra.(Ghofur,

2008:189).

Imam Nawawi sendiri adalah salah seorang ulama besar bermadzhab

Syafi‟i. Beliau seorang pemikir muslim di bidang fikih dan hadits. Beliau

menyibukkan diri untuk baribadah, menuntut ilmu, menulis kitab, serta

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

45

mengabdikan diri untuk menyebarkan ilmu keislaman. Imam Nawawi meninggal

pada 24 Rajab 676H. (Tim Mutiara, 2013:5).

Syaikh Nawawi tumbuh dalam lingkungan agamis. Sejak umur 5 tahun,

Ayahnya yang seorang tokoh ulama Tanara langsung memberikan pelajaran-

pelajaran agama dasar kepada beliau. Di samping kecerdasan yang dimiliki,

Syaikh Nawawi sejak kecil, juga dikenal sebagai sosok yang tekun dan rajin.

Beliau juga dikenal sebagai orang yang tawadlu‟, zuhud, bertakwa kepada

Allah, disamping keberanian dan ketegasannya. Pada masa remaja, Syaikh

Nawawi sudah tidak berguru ilmu agama kepada ayahnya lagi, bersama

saudaranya, beliau mulai berguru pada para ulama yang terkemuka dizamannya,

guna untuk memperdalam pengetahuan ilmu agamanya

(http://nulibya.wordpress.com. ).

B. Pendidikan Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi

Pada usia 5 tahun Syaikh Nawawi belajar ilmu agama Islam pada ayahnya

sendiri. Sejak kecil beliau memang terkenal sangat cerdas, tekun, rajin, tawadhu‟,

dan bertakwa kepada Allah SWT disamping keberanian dan ketegasannya.

Pada masa remaja, Syaikh Nawawi bersama saudaranya Tamim dan

Ahmad, pernah berguru kepada KH. Sahal yang merupakan ulama masyhur di

Banten. kemudian belajar pula kepada Raden Haji Yusuf, seorang ulama dari

Purwakarta (Muhammad, 1996: 271).

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

46

Pada usia 15 tahun, Imam Nawawi bersama dua saudaranya berangkat

ke Makkah untuk menunaikan haji. Namun selepas musim haji, ia enggan

kembali ke Indonesia. Dahaga keilmuan yang telah meneguhkan keinginannya

untuk tetap menetap di Makkah. Di tanah suci ini beliau menyerap berbagai

pengetahuan. Ilmu kalam (teologi), bahasa dan sastra arab, Ilmu hadist, tafsir

dan terutama Ilmu fiqih adalah sederet pengetahuan yang dikajinya dari para

ulama besar di sana (Ghofur, 2008:190

Tiga tahun menuntut ilmu di Mekkah, Syaikh Nawawi kemudian

pulang ke Indonesia. Namun, tujuan mengembangkan ilmu di kampung

halaman tidak semulus perkiraannya. Setiap gerak-gerik umat Islam di

Indonesia saat itu dibatasi secara ketat oleh kolonial Belanda. Keadaan yang

tidak kondusif ini memaksa Syaikh Nawawi untuk kembali ke Mekkah.

Akhirnya pada tahun 1855 H beliau kembali ke Mekkah, di sana beliau kembali

belajar sekaligus mengobarkan semangat juang para pahlawan Indonesia untuk

melawan kolonial Belanda, beliau tinggal di Makkah dan menetap di sana

selama 30 tahun, tepatnya daerah Syi‟ab Ali (http://nulibya.wordpress.com.).

C. Guru-guru Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi

Syeikh Imam Nawawi menuntut ilmu selam 30 tahun dalam segala bidang

keilmuan diantara guru beliau sebagai berikut:

1. Bidang Ilmu Hadits

a. Abdurrahman bin Salim bin Yahya al-Anshari

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

47

b. Abdul `Aziz bin Muhammad bin Abdul Muhsin al-

Anshari

c. Khalid bin Yusuf an-Nablusi

d. Ibrahim bin `Isa al-Muradi

e. Isma`il bin Abi Ishaq at-Tanukhi

f. Abdurrahman bin Abi Umar al-Maqdisi

2. Bidang Fiqih dan Ulumul Hadits

a. Ishaq bin Ahmad bin `Utsman al-Magribi al-Maqdisi

b. Abdurahman bin Nuh bin Muhammad al-Maqdisi

c. Sallar bin al-Hasan al-Irbali al-Halabi ad-Dimasyqi

d. Umar bin Badar bin Umar at-Taflisi asy-Syafi‟i

e. Abdurrahman bin Ibrahim bin Dhiya‟ al-Fazari yang

lebih dikenal dengan al-Fakah.

3. Ilmu Nahwu dan Bahasa

a. Syaikh Ahmad bin Salim al-Mishri

b. Al-`izz al-Malik, salah seorang ulama bahasa dari

madzhab Imam Malik.

D. Mengajar Dan Menjadi Imam Di Masjidil Haram

Dalam mengajar Syaikh Nawawi al-Bantani dikenal dengan

sebutan imam al-Manthuq wa al-Mafhum. Yaitu orang yang paling

menguasai dalam hal pemahaman ilmu dan cara penyampaiannya.

Sehingga para ulama mesir menyebutnya dengan Syyidul al-Ulama

al-Hijaz (penghulu para ulama di Negara Hijaz). Ketika keilmuan

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

48

Imam nawawi terkenal didataran Hijaz, akhirnya diambil menjadi

bagian dari Syeikh yang ikut serta dalam mengajar di Masjidil Haram

dan menjadi Imam di dalamnya. Dengan tampilnya Syaikh Imam

Nawawi al-Bantani sebagai pengajar di Masjidil Haram, maka

sosoknya dapat menyedot para tholabah untuk menghadiri

pengajiaanya sebab cara pemikiran dan peyampaiannya yang

mempunyai nilai lebih bila dibandingkan dengan ulama‟ yang lain.

Tercatat 200 pelajar yang setia untuk menghadiri majelis ilmunya di

Masjidil Haram (Amirul,2015:48)

E. Karya-karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi

Selain sebagai seorang ulama serta tokoh pendidik yang

menguasai berbagai disiplin ilmu keagamaan, Syaikh Muhammad

Nawawi al-Jawi juga merupakan seorang pengarang yang paling

produktif, beliau mempunyai pengaruh besar di dikalangan sesama

orang Nusantara dan generasi berikutnya melalui pengikut dan

tulisannya.

Sebagian dari karya-karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam Bidang Ilmu Fiqih diantaranya:

a. Kitab „Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

49

Kitab ini menjelaskan tentang hak dan kewajiban istri. Ini

adalah materi pelajaran wajib bagi santri putri di banyak

pesantren. Dua terjemahan dan syarah-nya dalam bahasa Jawa

beredar, Hidayah al-Arisin oleh Abu Muhammad Hasanuddin

dari Pekalongan dan Suud al-Kaumain oleh Sibt al-Utsmani

Ahdari al-Jangalani al-Qudusi.

b. Kitab Sullam al-Munâjah syarah Safînah al-Shalâh

Merupakan syarah Nawawi atas pedoman ibadah Safinah

ash-Shalah karangan Abdullah bin Umar al-Hadrami.

c. Kitab al-Tausyîh/ Quwt al-Habîb al-Gharîb syarah Fath al-Qarîb

al-Mujîb

Kitab ini menjelaskan tentang masalah hukum syari‟at

dalam ilmu fiqh. Selain itu, kitab ini juga telah menjadi

kurikulum pendidikan agama dibeberapa pondok pesantren di

Indonesia.

d. Kitab Niĥâyah al-Zayyin syarah Qurrah al-Ain bi Muĥimmâh al-

Dîn

Kitab ini merupakan syarah kitab Qurrah al-Ain, yang

ditulis oleh ulama India Selatan abad ke-16, Zain ad-Din al-

Malibari (w. 975 M).

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

50

e. Kitab Tsamâr al-Yâniah syarah al-Riyâdl al-Badîah

Kitab ini diterbitkan oleh Pustaka al-‟Alawiyah Semarang.

Kitab ini menjelaskan tentang pokok-pokok agama dan hukum

syari‟at agama Islam.

f. Kitab Fath al-Mujîb

Kitab ini merupakan syarah dari kitab syarah Mukhtashar al-

Khathîb yang membahasan tentang babakan fiqih, kitab ini ditulis

pada tahun 1276 H.

g. Kitab Kâsyifah al-Sajâ syarah Safînah al-Najâ

Kitab ini ditulis oleh Salim bin Abdullah bin Samir pada

tahun 1292 H, ulama Hadrami yang tinggal di Batavia (Jakarta)

pada pertengahan abad ke-19.

h. Kitab Mishbâh al-Dhalâm „ala Minĥaj al-Atamma fi Tabwîb al-

Hukm

i. Kitab marāqi al-‟Ubūdiyyah syarah matan bidāyat al-Ĥidayah

Kitab ini diterbitkan oleh pustaka al-‟alawiyah, semarang.

karya Abu Hamid al-Ghazali dengan judul Maraqi al-Ubûdiyah

yang lebih popular, jika dinilai dari jumlah edisinya yang

berbeda-beda yang masih dapat ditemukan hingga sekarang.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

51

2. Dalam Bidang Sejarah Rasulullah SAW diantaranya:

a. Kitab Madârij al-Shu‟ûd syarah Maulid al-Barzanji

b. Kitab Targhîb al-Mustâqîn syarah Mandhûmah Maulid al-

Barzanjî

c. Kitab Fath al-Shamad al Âlam syarah Maulid Syarif al-Anâm

d. Kitab al-Ibrîz al-Dâniy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid

al-Adnâny

e. Kitab Baghyah al-Awwâm fi Syarah Maulid Sayyid al-Anâm

f. Kitab al-Durrur al-Baĥiyyah syarah al-Khashâish al-Nabawiyyah

3. Dalam Bidang Tasawuf diantaranya:

a. Kitab Nashâih al-Ibâd syarah al-Manbaĥâtu ala al-Isti‟dâd li

yaum al-Mi‟âd

b. Kitab Baĥjah al-Wasâil syarah al-Risâlah al-Jâmi‟ah bayn

al-Usûl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf

c. Kitab Qâmiu al-Thugyân syarah Mandhûmah Syubu al-Imân

4. Dalam Bidang Tafsir

Ada Kitab al-Tafsir al-Munîr li al-Muâlim al-Tanzîl al-Mufassir

„an wujûĥ mahâsin al-Ta΄wil Musammâ Murâh Labîd li Kasyafi

Manâ Qur΄an Majîd. Kitab ini sangat monumental, bahkan ada

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

52

yang mengatakan lebih baik dari Tafsîr Jalâlain, karya Imâm

Jalâluddîn al-Suyûthi dan Imâm Jalâluddîn al-Mahâlli yang sangat

terkenal itu.

5. Dalam Bidang Bahasa dan Sastra diantaranya:

a. Kitab Kasyf al-Marûthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah

b. Kitab Fath al-Ghâfir al-Khathiyyah syarah Nadham al-

Jurumiyyah musammâ al-Kawâkib al-Jaliyyah

c. Kitab al-Fushûsh al-Yâqutiyyah „ala al-Raudlah al-Baĥîyyah fi

Abwâb al-Tashrîfiyyah

d. Kitab Lubâb al-bayyân syarah „Ilmi Bayyân

6. Dalam Bidang Hadits

a. Tanqîh al-Qaul al-Hadsîts syarah Lubâb al-Hadîts

b. Syarah Shokhih Muslim

c. Riyadhul al-Shalihin

d. Irsyad fi al-Ulum al-Hadist

e. Arba‟in-Nawawi

7. Dalam Bidang Aqidah dan Akhlak

a. Kitab Qathr al-Ghais syarah Masâil Abî al-Laits

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

53

b. Kitab Nur al-Dhalâm ala Mandhûmah al-Musammâh bi

Aqîdah al-Awwâm

c. Kitab Salâlim al-Fadhlâ΄ syarah Mandhûmah Ĥidâyah al-

Azkiyâ

d. Kitab Fath al-Majîd syarah al-Durr al-Farîd

e. Kitab Dzariyy‟ah al-Yaqîn„ala Umm al-Barâĥîn fi al

Tauhîd

f. Kitab al-Futûhâh al-Madaniyyah syarah al-Syu‟b al-

Îmâniyyah

g. Kitab Naqâwah al-„Aqîdah Mandhûmah fi Tauhîd

h. Kitab al-Naĥjah al-Jayyidah syarah Naqâwah al-„Aqîdah

i. Kitab al-„Aqd al-Tsamîn syarah Fath al-Mubîn yang ditulis

pada tahun 1292 H.

j. Kitab Tîjān al-Darāry syarah Matan al-Bājûry

Selain kitab-kitab diatas, Imam Nawawi juga mempunyai banyak

kitab karya dalam bagian kajian ilmu. Akan tetapi kitab yang terdeteksi

sangat sedikit jumlahnya. (Amirul, 2015:51-52)

F. Penulisan Kitab Fatkhul Majid

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

54

Penyelesaian penulisan kitb Fathul majid hari kamis, tangal 8

Dzulqoidah 1235H. Diterbitkan di Bangil, Tuban pada tahun1 sya`ban

tahun 1413 H. Sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab Fathul

Majid adalah tematik, penulisannya dari bab satu ke bab yang lain yang

terdiri dari 10 bab.

1. Kewajiban orang mukalaf dan hukum-hukum dalam ilmu tauhid

a. Pengertian wajib

b. Pengertian mustakhil

c. Pengertian jaiz

2. Lima puluh aqidah yang wajib diyakini oleh seorang mukalaf

a. Akidah yang berhubungn dengan ketuhanan

b. Akidah yang berhubungan dengan kenabian

3. Sifat wajib, mukhal, dan jaiznya Allah SWT

a. Sifat Wajib bagi Allah SWT (terdapat 20 sifat)

b. Sifat Jaiz bagi Allah SWT (terdapat 1 sifat )

c. Sifat Mustahil bagi Allah SWT (terdapat 20 sifat )

4. Sifat wajib dan mustakhil bagi Rasulallah

a. Sifat wajib Rasul (terdapat 4 sifat)

b. Sifat Jaiz Rasul (terdapat 1 sifat )

c. Sifat Mustahil Rasul (terdapat 4 sifat )

5. Para Rasul yang wajib diimani

6. Iman kepada Malaikat

7. Derajat dan tingkatan para Rasul

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

55

8. Sifat jaiz para Rasul

9. Makna kalimat Tauhid

10. Hal-hal yang wajib diimani

F. Isi Pokok Kitab Fathul Majid

Kitab Fathul Majid menjelaskan tentang sifat-sifat wajib

dan jaiz bagi Allah SWT dan Rasul-Nya atau yang disebut aqoid lima

puluh. Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah, 20

sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi

Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul.

Kitab ini berisi tentang ilmu ketauhidan yang akan menuntun

kita untuk lebih mengenal Allah SWT lewat sifat-sifatnya. Kitab ini

juga menjelaskan tentang sifat-sifat wajib, jaiz, mustahil bagi Allah

SWT dan rasul-Nya.

Dikatakan oleh Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam

kitab Tijan al-Darary bahwa wajib bagi setiap muslim untuk

menggetahui dan mempelajari ilmu tauhid, maka penulis

mengungkapkannya sebagai berikut:

Hukum mempelajari ilmu tauhid yang dijelaskan oleh Syaikh

Muhammad Nawawi al-Jawi dalam kitab Fatkhul Majid, T.t: 4 adalah

sebagai berikut

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

56

جة شش ػا تا ىغ ػا قو قذ تيغت دػج اىشسه صي هللا ػيى سي ا يجض تنو ا ي

يجة ػيي ا يجض تا يجة ا يجة لل تؼا ى ا يستحيو ا يجصف حق تؼا ى مزا

يستحىو ا يجصف حق اىشسو ػيي اىصال ج اىسال

Artinya: Menurut syara`, setiap orang mukalaf, yaitu setiap orang yang

baligh dan berakal wajib percaya mantap terhadap sifat yang dimiliki oleh

Allah yaitu, sifat-sifat yang mustahil bagi Allah SWT dan sifat yang jaiz bagi

Allah SWT (Ahmad, 2014:13).

Adapun nilai pendidikan tauhid yang ada dalam kitab Fatkhul Majid

menurut pemikiran Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi diantaranya adalah:

1. Pendidikan tentang Kewajiban bagi Seorang Mukallaf untuk Mengetahui

Sifat

a. Sifat Wujud ( ada) bagi Allah SWT.

Allah SWT itu ada, tidak mungkin Allah SWT tidak ada.

Dalil aqli yang membukti bahwa Allah SWT itu ada adalah

penciptaan alam semesta beserta isinya. Sebagaimana Allah telah

berfirman dalam Q.S Ar-Ra‟du ayat 16:

.... األسض قو هللا اخ ا سب اىس قو خاىق مو شيء قو هللا

احذ اىقاس اى

Artinya: katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?

Jawabnya: “Allah”...“Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala

sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha esa laig Maha Perkasa”

(Q.S Ar-Ra‟du: 16) (Mahmud, 2005: 251).

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

57

Ayat di atas sudah jelas membuktikan bahwa Allah SWT itu

ada, karena Allah SWT telah menciptakan alam semesta dan

seisinya mulai dari ‟Arsy hingga bagian bumi yang paling bawah,

semua itu merupakan perkara yang baru keberadaannya. Artinya,

perkara yang ada (tercipta) setelah tidak ada. Dan setiap perkara

yang baru pasti ada pencipta yang tetap wujudnya. Maka, alam

jelas ada yang menciptakan. Keberadaan Sang Pencipta diperoleh

dari dalil sifat keesaan dan dari ketetapan sifat wujud bagi Allah

SWT. Dengan demikian, menjadi mustahil bila Allah SWT

mempunyai sifat yang berlawanan dengan sifat wujud-Nya.

Makna sifat wujud menurut Syeik Nawawi adalah wujud

keberadaan Allah tidak dapat dijelaskan oleh penglihat mata , tetapi

wujud Allah dapat dilihat mengunakan hati. Sifat “wujud‟ sendiri

sudah melekat kepada Dzatnya Allah baik itu dahulu, sekarang dan

yang akan datang (selamanya). (Achmad , 2014: 20).

Sedangkan makna wujud menurut Syaikh Muhammad al-

Fudholi dalam kitab Kifāyah al-Awām adalah suatu keadaan yang

harus dimiliki suatu zat , selama zat tersebut masih ada, dan

keadaan seperti ini tidak bisa dibatasi suatu alasan (Achmad, 2010:

28).

b. Sifat Qidam ( dahulu) bagi Allah SWT

Sifat wajb Allah yang kedua adalah Qidam ( Maha Dahulu),

artinya Allah tidak ada pemulanya, berbeda dengan makhluk-

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

58

makhlukku. Sesunguhnya makhluk-makhluk ada permulanya yaitu

sang pencipta Allah SWT (Achmad Sunarto, 2014: 25).

تنو شيء ػيي اىثاط ش اىظا الخش ه األ

Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan

Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(Mahmud, 2005: 537)

Tidak ada yang mendahului dan tidak ada yang mengakhiri.

Allah mengetahui segala sesuatu baik itu yang batin maupun yang

dhohir, karena hanya Allah-lah yang menggetahui segala sesuatu.

c. Sifat Baqa‟ bagi Allah SWT.

(Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, T.t: 24)

يجة في حق تؼا ى اىثقاء

Sifat Baqā‟ wajib ada didalam zat Allah SWT, karena Allah

SWT adalah zat yang kekal abadi. Allah SWT ada untuk selama-

lamanya, tidak mengalami kebinasaan atau kehancuran, tidak

mempunyai akhir kesudahan.

d. Sifat Mukhālafah lil Hawādits (tidak menyerupai makhluk-Nya)

(Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, T.t: 24).

يحاد ث يجة في حق تؼا ى اىخا ىفح ى

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat Mukhālafah lil

Hawādits, karena berbeda dengan makhluknya, yang baru dan

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

59

terbatas, dan perbuata Allah tidak sama dengan perbuatan

makhluknya yang terencanakan, tidak ada sesuatu yang menyamai

Allah. (Achmad, 2014: 29)

Dalil yang menunjukkan sifat mukhalafatul lil hawaditsinya

Allah SWT adalah Seandainya Allah SWT Mumatsalah

(menyerupai makhluk) maka Allah SWT tidak ada bedanya dengan

makhluk, dan itu mustahil. Ditegaskan dalam al-Qur‟an

sebagaimana firman-Nya:

يغ اىثصيش اىس شيء ثي ...ىيس م

Artinya: “ Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan

Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syura:

11) (Mahmud, 2005: 484).

e. Sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)bagi Allah SWT (Syaikh

Muhammad Nawawi al-Jawi, T.t: 29)

يسفتاا يجة ف حق تؼاى اىقيا

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat berdiri sendiri.

Arti dari sifat ini dijelaskan Allah SWT tidak membutuhkan ruang

untuk ditempati, dan tidak membutuhkan pencipta karna Allah-lah

pencipta segala sesuatu Achmad Sunarto, 2014: 13). Dalil yang

menunjukkan bahwa Allah SWT bersifat Qiyāmuhu Binafsihi:

... ا ي اىؼي هللا ىغي ػ

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

60

Artinya: “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya

(Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (Al-Ankabut: 6)

(Mahmud, 2005: 396).

Allah SWT ada dan berdiri dengan kekuasaan dan

kekuatannya sendiri, karena Allah SWT adalah Tuhan yang Maha

Kaya atas segala-galanya.

f. Sifat Wahdaniyah ( Maha Esa ) bagi Allah SWT.

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat “Wahdāniyah” di

dalam sifat, zat, dan perbuatan (af‟al)-Nya. Makna Wahdāniyah

dalam zat adalah bahwa zat Allah SWT tidak tersusun dari bagian

yang banyak dan juga tidak tersusun dari beberapa bagian.

Adapun makna Wahdāniyah dalam sifat adalah tidak

adanya banyak sifat, maksudnya Allah SWT tidak mempunyai

banyak sebutan ataupun makna. Jelasnya, Allah SWT tidak

mempunyai dua sifat dan seterusnya dari jenis yang satu, seperti dua

sifat Qudrat atau dua sifat Ilmu dan sebagainya.

Sedangkan makna Wahdāniyah dalam perbuatan adalah, bahwa

tidak ada satupun perbuatan makhluk yang sama dengan perbuatan

Allah SWT. Seperti; Allah SWT menciptakan makhluk, memberi

rezeki, menghidupkan, mematikan, dan lain-lain.

g. Sifat Qudroh (berkuasa)bagi Allah SWT.

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

61

Sifat qudroh ini merupakan aplikasi dari sifat wujud dan yang

telah dahulu dan selalu menetap pada zat Allah SWT. Dengan

sifat qudrat ini, Allah SWT akan mewujudkan dan meniadakan

segala sesuatu kemungkinan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Adapun dalil qudrohnya Allah SWT adalah:

هللا ػيي مو شيء قذيش ا

Artinya: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (Al-

Baqarah: 20) (Mahmud, 2005: 4) .

Kekusaan Allah meliputi segala sesuatu yang ada di bumi

dan di langit. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini beserta

isinya adalah bukti dari kekuasaan Allah

h. Sifat Irodatun (berkehendak) bagi Allah SWT.

Tidak akan terjadi segala sesuatu melainkan atas kehendak-Nya.

Maka apapun yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apapun yang

tidak dikehendaki-Nya maka tidak mungkin terjadi. Dalil yang

membuktikan sifat iradahnya Allah SWT adalah alam ini tercipta

dengan jalan iradah dan ikhtiyarnya Allah SWT (Abdullah Zakiy,

1999: 31). Sebagaimana Allah SWT berfirman:

ستل فؼ و ىا يشيذ ا

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana

terhadap apa yang dia kehendaki” (Hud: 107 ) (Mahmud, 2005:

233) .

i. Sifat „Ilmun ( mengetahui)bagi Allah SWT.

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

62

Pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu dari yang

sebesar-besarnya sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang telah

ataupun yang akan terjadi di bumi, di udara, di laut, dan di mana

saja, di dalam gelap atau terang, lahir atau bathin. Mustahil Allah

SWT tidak mengetahui, karena tidak mengetahui berarti bodoh.

Kebodohan adalah sifat kekurangan, sedang Allah SWT Maha Suci

dari sifat kekurangan.

Allah mengetahu segala kejadian atau peristiwa kecil maupun

besar Bahkan Allah mengetahu sesutu yang makhluknya tidak

mengetahu hal tersebut.

j. Sifat hayāt (hidup)bagi Allah SWT.

Kehidupan Allah SWT itu kekal abadi, tidak ada waktu

lahirnya dan tidak ada waktu matinya. Allah SWT hidup untuk

selama-lamanya dengan tidak berkesudahan.

Allah hidup tidak dengan mengunakan ruh akan tetapi

dengan Dzat-Nya oleh sebab Allah tidak mengalami maut. Hidup

Allah tidak berkaitan dengan sesuatu apapun (Achmad Sunarto,

2014: 58)

k. Sifat Sama‟ (mendengar)bagi Allah SWT.

Allah SWT mendengarkan segala sesuatu tanpa perantara.

Seperti pendengaran para makhluk. Sebab dzat-Nya Allah tidak

dapat terkena gangguan apapun yang menyebabkan tidak dapat

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

63

mendengar, karena daya pendengar yang dapat terganggu itu

adalah sifat manusia (Achmad Sunarto, 2014: 61).

يغ اىثصيش اىس

Artinya: “Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha

Melihat” (Asy-Syûrā: 11) (Mahmud, 2005: 42).

l. Sifat Bashar (melihat) bagi Allah SWT.

Penglihatan Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT karena

penglihatan termasuk hal yang ada, penglihatan Allah meliputi

segala hal tanpa terkecuali apapun.

m. Sifat Kalam (berbicara) bagi Allah SWT.

Sifat kalam Allah SWT, yang ada pada dzat-Nya tidak berupa

huruf dan berupa suara, tidak mengela posisi akhir atau dahulu,

tidak mengandung i`rob, bina‟a dan tidak mengndung surat atau

ayat, karena hal-hal tersebut termasuk sifat-sifat kalam yang baru

(Achmad Sunarto, 2014: 69).

Berbicaranya Allah SWT berbeda dengan bicaranya

makhluk, karena sesungguhnya bicaranya makhluk adalah sesuatu

yang diciptakan pada diri makhluk dengan membutuhkan

perantara, seperti mulut, lidah dan dua bibir. Sedangkan bicaranya

Allah SWT adalah berupa firman atau kalāmullah.

Menurut pendapat Abdullah Zakiy (1999: 34) kalam adalah

sifat Allah SWT yang qadim dan berdiri dengan zatnya sendiri

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

64

yang dilakukan tidak menggunakan huruf dan tidak pula

menggunakan suara.

n. Sifat Qadiran bagi Allah SWT.

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat qādiran, artinya

Allah SWT Maha Kuasa. Keadaan tersebut merupakan sifat yang

menetap pada diri Allah SWT (sifat) dan terdapat pada zat serta

selalu menetap pada qudrat. Yang dimaksud dengan “Allah Maha

Kuasa” adalah sifat qudrat yang selalu menetap pada zat Allah

SWT, dan tidak ada sifat lain yang melebihi ketetapan tersebut.

Adapun dalil qadirannya Allah SWT adalah:

هللا ػيي مو شيء قذيش ا

Artinya: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala

sesuatu” (Al-Baqarah: 20) (Mahmud, 2005: 4) .

o. Sifat Muridan bagi Allah SWT.

Wajib bagi Allah SWT mempunyai sifat murîdan, artinya

yaitu Allah SWT Maha Menghendaki. Muridan adalah sifat yang

kekal adanya tanpa permulaan dan berbeda dengan sifat iradat.

Namun, sifat ini selalu menetap pada sifat iradat dan merupakan

sesuatu yang bersifat pemikiran. Artinya, sifat ini tidak nyata

diluar fikiran, akan tetapi berada pada diri-Nya sendiri dan

dalam fikiran saja. Tidak akan terjadi segala sesuatu melainkan

atas kehendak-Nya. Maka apapun yang dikehendaki-Nya pasti

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

65

ada, dan apapun yang tidak dikehendaki-Nya maka tidak

mungkin terjadi.

p. Sifat „aliman bagi Allah SWT.

Pengetuan Tuhan meliputi segala sesuatu dari yang sebesar-

besarnya sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang telah ataupun

yang akan terjadi di bumi, di udara, di laut, dan di mana saja, di

dalam gelap atau terang, lahir atau bathin.

Menurut pendapat Humaidi (1990: 65) pengetahuan

Tuhan meliputi segala sesuatu dari yang sebesar-besarnya

sampai yang sekecil-kecilnya, baik yang telah ataupun yang akan

terjadi di bumi, di udara, di laut, dan di mana saja, di dalam

gelap atau terang, lahir atau bathin. Mustahil Allah SWT tidak

mengetahui, karena tidak mengetahui berarti bodoh. Kebodohan

adalah sifat kekurangan, sedang Allah SWT Maha Suci dari sifat

kekurangan.

q. Sifat Hayyan bagi Allah SWT (Syaikh Muhammad Nawawi al-

Jawi, T.t: 69).

لصح ىا يشج ىيحياج ىناى م حيا ى تؼاى اصىيح غااجة ى تؼ

ى تحقق ف فس فقظ اشاػتثش

Artinya: Sifat Allah yang ada sejak zaman azali yang berbeda

dengna sifat Al-Hayat. Sifat hayyan ini dapat dibuktikan dalam hati

saja (Ahmad, 2014:77).

r. Sifat Sami‟an bagi Allah SWT.

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

66

Pendengaran Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT yang

memiliki keterkaitan dengan segala yang ada, yaitu dengan

memiliki sifat tersebut segala sesuatu yang ada di dunia akan

tampak jelas oleh-Nya baik yang ada itu wajib atau jaiz (Achmad,

2012:106).

s. Sifat Bashiron bagi Allah SWT.

Penglihatan Allah SWT meliputi segalanya. Sifat tersebut

merupakan sifat yang harus ada pada zat Allah SWT.

t. Sifat Mutakaliman bagi Allah SWT.

Berbicaranya Allah SWT berbeda dengan bicaranya

makhluk, karena sesungguhnya bicaranya makhluk adalah sesuatu

yang diciptakan pada diri makhluk dengan membutuhkan

perantara, seperti mulut, lidah dan dua bibir. Sedangkan bicaranya

Allah SWT adalah berupa firman atau kalāmullah.

2. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui sifat

mustahil bagi Allah diantaranya:

1) Sifat al-‟Adam, artinya tidak ada, lawan dari Sifat Wujud.

2) Sifat al-Huduts, artinya baru, lawan dari Sifat Qidam.

3) Sifat al-Fana‟, artinya rusak, lawan dari sifat Baqa‟.

4) Sifat al-Mumātsalah lil Hawādist, artinya serupa dengan makhluk,

lawan dari sifat Mukhalafatul lil Hawadits.

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

67

5) Sifat al-Ihtiyāju Lighairih, artinya membutuhkan yang lain, lawan

dari sifat Qiyamuhu Binafsihi.

6) Sifat Ta‟adud, artinya berbilang, lawan dari sifat Wahdaniyah.

7) Sifat al-„Ajzu, artinya lemah, lawan Qudrat.

8) Sifat al-Karāhah, artinya terpaksa, lawan dari sifat Iradah.

9) Sifat al-Jahlu, artinya bodoh, lawan dari sifat Ilmu.

10) Sifat al-Mautu, artinya mati, lawan dari sifat Hayat.

11) Sifat al-Ashamu, artinya tuli, lawan dari sifat Sama‟.

12) Sifat al-‟Ama, artinya buta, lawan dari sifat Bashar.

13) Sifat al-Bukmu, artinya bisu, lawan dari sifat Kalam.

14) Sifat Ajizan, artinya maha selalu lemah, lawan dari sifat Qadiran.

15) Sifat Karihan, artinya maha selalu terpaksa, lawan dari sifat

Muridan.

16) Sifat Jahilan, artinya maha selalu bodoh, lawan dari sifat Aliman.

17) Sifat Mayyitan, artinya maha selalu mati, lawan dari Hayyan.

18) Sifat Ashamimu, artinya maha selalu tuli, lawan dari sifat

Sami‟an.

19) Sifat A‟ma, artinya maha selalu buta, lawan dari sifat Bashiran.

20) Sifat Abkam, artinya maha selalu bisu, lawan dari sifat

Mutakaliman.

3. Pendidikan tentang kewajiban seorang Mukallaf untuk mengetahui sifat

jaiz bagi Allah yaitu: “ تشم ا ن .”فؼو مو

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

68

Adapun Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat

apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur‟an disebutkan :

يلق ما يشاء ويتار وربك

“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang

dikehendaki-Nya.(Al-Qashash: 68)

Membuat atau tidak itu adalah jaiz atau wewenang Allah SWT.

Bukan kewajiaban atau keharusan bagi-Nya, sebab apabila ada

sesuatu yang wajib dikerjakaan oleh Allah, berarti Allah

membutuhkan kepada sesuatu agar Dia menjadi sempurna. Oleh

karana itu tidak ada sesutu perkara yang wajib diciptakan atau

ditiadakan oleh Allah.

4. Pendidikan tentang Kewajiban Seorang Mukallaf untuk Mengetahui Sifat

Wajib dan Mustahil bagi Rasul (Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, T.t:

112)

ا يجة ا يستحيو ا يجص ف حق اىشسو ػيي اىصال ج اىسال فتسغ صفاخ

. Artinya:Adapun sifat-sifat wajib mustakhil dan sifat jaiz bagi

rasul ada sembilan (Ahmad, 2014:88)

Sifat-sifat yang wajib bagi Rasul ada empat, sifat yang mustahil

juga ada empat karena merupakan lawan dari sifat yang wajib dan sifat

jaiznya rasul ada satu. Empat sifat yang wajib dan mustahil dimiliki oleh

seorang Rasul adalah sebagai berikut:

a. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Shiddiq (jujur).

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

69

Setiap Rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya bahwa

semua berita yang disampaikan oleh para Rasul adalah sesuai dengan

kenyataan (perintah Allah SWT dan fitrah manusia), meskipun itu

berasal dari keyakinan para Rasul itu sendiri. Apa-apa yang telah

disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus

sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh

dilebihkan atau dikurangkan. . Adapun lawan dari sifat shiddiq adalah

kidzib yang artinya berbohong/dusta.

b. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Amanah (dapat dipercaya).

Para Rasul terpelihara dari perbuatan-perbuatan terlarang atau tidak

baik lahir dan batin, setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap

ucapan dan perbuatannya. Rasul mustahil mempunyai sifat Khiyanah

(bohong/melanggar).

c. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Tabligh (menyampaikan).

Menyampaikan semua yang mereka dapat dari Allah SWT (sebagai

perintah) kepada seluruh umat manusia. Kecuali pada hal-hal yang

mereka diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembunyikannya

atau untuk memilihnya. Masing-masing dari hal tersebut maka mereka

tidak wajib menyampaikan kepada umat manusia, bahkan mereka

wajib menyimpan dan sama sekali tidak wajib menyampaikan kepada

umat manusia terhadap hal-hal yang mana mereka diperintahkan untuk

memilihnya. Selain itu Allah tidak pernah memerintahkan kepada

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

70

hamba-hamba-Nya melakukan perbuatan keji. Rasul mustahil

memiliki sifat kitman ( menyembunyikan).

d. Seorang Rasul wajib mempunyai sifat Fathanah (cerdas).

Rasul dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan

kemampuan dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan

didalamnya hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima

dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang Rasul wajib memiliki

sifat cerdas, dan mustahil Rasul memiliki sifat Baladah (bodoh).

5. Pendidikan Tentang Kewajiban Seorang Mukallaf untuk Mengetahui Para

Rasul yang Wajib di Imani

فؤلءاىخسح اىؼشش يجة اليا ت تفضيال

Mereka yang berjumlah 25 yang wajib diimani oleh setiap mukallaf

secara terperinci menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam

kitab Fathul Majid .

Nama-nama Nabi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Nabi Adam a.s

2) Nabi Idris a.s

3) Nabi Nuh a.s

4) Nabi Hud a.s

5) Nabi Shaleh a.s

6) Nabi Ibrahim a.s

7) Nabi Luth a.s

8) Nabi Isma‟il a.s

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

71

9) Nabi Ishaq a.s

10) Nabi Ya‟kub a.s

11) Nabi Yusuf a.s

12) Nabi Ayyub a.s

13) Nabi Syu‟aib a.s

14) Nabi Musa a.s

15) Nabi Harun a.s

16) Nabi Dzulkifli a.s

17) Nabi Daud a.s

18) Nabi Sulaiman a.s

19) Nabi Ilyas a.s

20) Nabi Ilyasa‟ a.s

21) Nabi Yunus a.s

22) Nabi Zakariya a.s

23) Nabi Yahya a.s

24) Nabi Isa a.s

25) Nabi Muhammad SAW

6. Pendidikan Tentang Kewajiban Seorang Mukallaf untuk Mengetahui Para

Malaikat yang Wajib di Imani .

Menurut Syeikh Nawai al-Jawi dalam kitab Fatkhul Majid terbagi menjadi

dua, yaitu

1) Malaikat yang Wajib diimani secara terperinci

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

72

Malaikat yang wajib diimani secara terperinci ada empat

yaitu malaikat jibril, malaikat Mikail, malaikat israfil, dan

malaikat Izrail. Empat malaikat tersebut wajib diimani secara

mendetail.

2) Malaikat yang Wajib di Imani Secara Global

Allah mempunyai makhluk yang bernama malaikat yang

jumlahnya tidak dapat diketahui oleh sipapun kecuali Allah dan

mereka selalu taat kepada kapada-Nya dan tidak pernah durhaka

kepada-Nya, menjalankan semua yang diperintahkan kepadanya.

Adapun malaikat-malaikat yang wajib diimani adalah sebagai

berikut:

a) Jibril, tugasnya menyampaikan wahyu.

b) Mikail, tugasnya membagi rezeki.

c) Israfil, tugasnya meniup sangkakala.

d) Izrail, tugasnya mencabut nyawa.

e) Munkar, tugasnya menanyai didalam kubur.

f) Nakir, tugasnya menanyai didalam kubur.

g) Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.

h) „Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.

i) Malik, tugasnya menjaga pintu neraka.

j) Ridwan, tugasnya menjaga pintu surga..

7. Derajat dan Tingkatan Para Rasul

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

73

Menurut Syeikh Nawawi dalam Kitab Fatkhul Makid Nabi

Muhammad adalah makhluk paling sempurna dan paling mulia secara

mutlak, Rasul allah yang paling mulia setelah Nabi Muhammad adalah

Rasul-rasul yang termasuk Ulul` Azmi. Adapun urutan rasul Ulul` Azmi

tersebut adalah:

a) Nabi Muhammad SAW

b) Nabi Ibrahim a.s

c) Nabi Musa a.s

d) Nabi Nuh a.s

Makhluk-makhluk Allah yang paling mulia sesudah Ulul` Azmi

dalah para Nabi. Selain itu seorang mukalaf wajib mengimani, bahwa rasul

itu dikuatkan oleh Allah dengan Mukjizat.

8. Sifat Jaiz Para Rasul

(Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, T.t: 137)

اا اىجائضف حق ػيي اىصالج اىسال فأش اقغ قع

اى قص ف شاتث اىؼييح .يح اىت ل تؤد اىالػشاض اىثشش

رىل ماىناح المو اىششب اىشض

Artinya: Adapun sifat jaiz para Rasul Allah adalahh jelas

sama seperti sifat-sifat manusia pada umumnya, yaitu tidak

mengurangi derajat mereka yang tinggi. Sifat-sifat yang bisa

terjadi pada manusia umumnya yaitu, seperti menikah, makan,

minum dan sakit ( Ahmad, 2014:107).

Sakit yang menimpa atau pun cobaan-cobaan yang mereka

alami itu menambah derajat merekadan supaya umat sadar bahwa

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

74

dunia ini bukan tempat untuk memberikan balasan kepada kekasih

Allah. Sebab apabila dunia ini tempat memberikan balasan baik,

maka para rasul tidak akan terserang perkara yang menyusahkan,

seperti sakit dan musibah.

9. Makna Kaliamt Tauhid هللالاى هللا حذ سس

a. La ilaha ilallah ( لاى هللا)

La ilaha ilallah adalah ungkapan paling murni dalam

lubuk fitrh mnusia. Rasulallah Saw datang ketengah umat

manusia dengan mengumandangkan kalimat “La ilaha ilallah”

( tiada Tuhan selain Allah) itu; sebagian pernyataan utama dari

pesan kenabian , yang merupakan landasan paling penting bagi

pembebasan dan kemerdekaan manusia. Tauhid adalah kata inti

dan terpenting dalam islam, yang menjadi pembukaan dan

penutupan ajaranya (Syaid.1996:15-16).

Tiada dzat yang lain dan dibutuhkan semua makhuk

kecuali Allah. Makna kalimat trsebut mempunyai dua makna:

a) Allah tidak butuh makhluk mempunyai arti bahwa

Allah bersih dari berbagai kepentingan, dan Allah tidak

membutuhkan sesuatu agar menjadi sempurna.

b) Semua makhluk yang membutuhkan Allah, dapat

diartikan bahwa alam raya dan seluruh isinya

menbutuhkan Allah.

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

75

Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa

ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita

tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal

mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang

mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-

Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang

berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan

ataupun larangan yang mesti ditinggalkan semua itu akan

mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha

Esa.

b. Makna lafadz Muhammad Rasulullah

Mengimani atau menetabkan kerasulan Nabi Muhammad SAW,

beliau adalah utusan Allah memilik kemukjizatan atau keistimewaan.

F. Wafat

Syeikh Nawawi Al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib

„Ali, sebuah kawasan di pinggiran kota mekah, pada25 Syawal 1314H/

1879M. Ia dimakamkan di ma‟la Arab saudi, dekat makam istri

Rasulullah. Yang pertama, Ummul mukminin, Khadijah binti Khuwailid

R.A. beberapa tahun setelah ia wafat makamnya dibongkar oleh

pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk dipindahkan tulang belulangnya

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

76

dan liang lahatnya ditumpuki jenazzah yang lain seperti kebiasaan di

Ma‟la. Saat itulah, para petugas mengurungkan niatnya, sebab kain

jenadzah Syeikh Nawawi Al-Bantani dan kain kafanya masih utuh, walau

jasadnya bertahun-tahun dikubur. Oleh karena itu ketika kita berangkat

ibadah haji atau Umroh ke Mekah, kita bisa berziarah ke makamnya di

pemakaman umum di Ma‟la (Iskandar, 2011:7).

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

77

BAB IV

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB FATKHUL

KARYA SAIKH NAWAWI AL-JAWI

A. Nilai Tauhid dalam kitab Fatkhul Majid Karya Syaikh Nawawi al-Jawi

Nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab Fathul Majid karya syeikh Nawawi

al-jawi adalah sebagai berikut

1. Nilai ilahiyah.

Nilai pendidikan tauhid pribadi yang penting dan penting ditanamkan pada

setiap individu muslim. Diantara nilai-nilai yang mendasar adalah:

a. Iman

Iman ialah kepercayaan dalam hati meyakini dan

membenerkan semua yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Karena

iman, seseorang mengakui sesuatu yang wajib dan mustakhil bagi

Allah iman menjadikan seorang mukmin berbagi dan berhak untuk

mendapatkan surga Tuhan kelak di hari akhir ( Tufik, 2009:33).

Aspek dalam tauhid yaitu keyakinan tehadap eksistensi

Allah Yang Maha Berkuasa dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan,

keyakinan tersebut akan mebawa kepada kepercayaan adanya

malikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah sebagai pedoman

hamba-Nya, percaya bahwa Nabi adalah pilihan Allah, akan ada

hari kebangkitan setelah kematian dan adanya kesadaran kewajiban

kepada Allah.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

78

1. Iman kepada Allah

Iman secara bahasa berarti percaya atau keyakinan. Secara

istilah, iman berarti membenarkan dalam hati, mengucapkan

dengan lisan dan membuktikan dengan amal perbuatan

berdasarkan pengertian ini, iman kepada Allah SWT, ada

wujud dengan segala sifat, nama, kekuasaan, keagungan, dan

kesempurnaan-Nya. Keyakinan ini diikuti pula dengan ikrar

lisan dalam perbuatan secara nyata. Orang beriman disebut

mukmin ( Ensiklopedi Islam, 1994: 208).

2. Iman kepada Malaikat

iman kepada malaikat adalah mempercayai bahwa Allah itu

mempunyai suatu jenis makhluk yang bernama malaikat

yang selalu taat kepada-Nya dan mengerjakan sebaik-

baiknya tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka (

Tatapangarsa, 1979:81).

Yunahar Ilyas menjelaskan dalam bukunya kuliah aqidah

Islam memaparkan dengan beriman kepada Malaikat

seseorang akan:

a) Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang

menciptakan dan nugaskan para Malaikat tersebut.

b) Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan

perlindungan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

79

menugaskan para Malaikat untuk menjaga, membantu dan

mendoakan hamba-hambanya.

c) Berusaha berhubungan dengan para Malaikat dengan jalan

mensucikan jiwa, membersihkan hati, dan meningkatkan

ibadah kepada Allah SWT, sehingga seseorang akan sangat

beruntung bila termasuk golongan yang didoakan oleh para

Malaikat, sebab do‟a Malaikat tidak pernah ditolak oleh

Tuhan.

d) Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala

kemaksiatan serta ingat senantiasa kepada Allah, sebab para

Malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan

manusia.

3. Iman Kepada Kitab

Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berarti

membenarkan secara pasti bahwa seluruh kitab tersebut

diturunkan Allah SWT melalui firman yang diturunkan

secara hakiki, baik tanpa perantara malaikat dengan firman

di belakang tabir maupun melalui malaikat yang datang

kepada Rasulullah . selai itu adapula yang ditulis dengna

tanggan-Nya. (Al Hakami,1994:123).

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang terakhir

diturunkan kepada Nabi Muhhamad. Al-Qur‟an dijadikan

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

80

sebagai pedomat umat islam dan sampai sekarang masih

terjaga keaslianya.

قا لما ب ي يديو من الكتاب ومهيمنا عليو وأن زلنا إليك الكتاب بالق مصد

Artinya:Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an

dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang

sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan

sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain

itu;( Q.S. Al-Maidah:48)

(Departemen Agama RI,2005:183).

4. Iman kepada para Rasul

Rasul adalah orang-orang yang telah dipilih Allah SWT,

untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada

seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akirat. Para Rasul

asalah manusia pilihan Allah yang mempunyai sifat jujur,

terbebas dari cacat dan kurang, terlindungi (ma‟shum) dari

dosa-dosa besar maupun kecil.

Beriman kepada Rasul Allah SWT berarti meyakini dalam

hati bahwa Allah mengutus beberapa orang Rasul untuk

menyampaikan wahyu kepada manusia. Nabi yang pertama

kali diutus Allah SWT adalah nabi Adam As, sedangkan Rasul

terakhir yang diutus Allah SWT adalah Nabi Muhammad

SAW. Nabi Muhammad sebagai penyempurna ajaran-ajaran

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

81

yang lalu. Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai Rahmat

bagi seluruh Alam. ( Masrun, 2007: 83).

5. Iman kepada Hari Akhir

Mempercayai dan menyakini bahwa seluruh alam semesta

dan segala seisinya pada suatu saat nanti akan mengalami

kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehidupan ini akan

ada kehidupan yang kekal yaitu akhirat, kehidupan yang kekal

sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir; termasuk

semua proses dan peristiwa yang terjadi pada Hari itu, mulai

dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta

berakhirnya seluruh kehidupan (Qiyamah).

Keimanan kepada hari kiamat memberikan pengaruh positif

bagi kehidupan manusia:

a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT Mahakuasa dan

Maha adil.

b. Senantiasa menjaga dan memelihara diri dari melakukan

perbuatan dosa dan maksiat serta akan selalu taat dan bakti

kepada Allah karena segala amal, baik atau buruk akan ada

balasannya di hari akhirat.

c. Sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan

hidup karena ia yakin bahwa kesenangan dan kebahagiaan

hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat nanti.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

82

d. Ia memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai dalam

setiap gerak dan tindakan yang dilakukannya, yaitu

kebajikan yang dapat membawanya kepada kebahagiaan

hidup di akhirat.

e. Memberikan dorongan untuk membiasakan diri dengan

sikap dan perilaku terpuji (akhlaqul-karimah) dan

menjauhkan diri dari sikap serta perilaku tercela (akhlaqul-

mazmumah)

6. Iman kepada Qodla dan Qadar

Iman kepada Qodla dan Qadar Allah secara ringkasnya

menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini,

termasuk juga yang terjadi pada manusia , baik dan buruk ,

suka dan duka, dan segala gerak gerik hidup ini semuanya

tidaklah terlepas dari takdir atau ketahuan Ilahi. Semuanya,

yaitu alam, benda-benda, dan manusi dikuasai oleh suatu

hukum pasti dan tetap, yang tidak tunduk kepada manusia

(Tatapangarsa, 1979: 215).

Qadha dan Qadar adalah rahasia Allah dimana manusia

harus memahaminya, terkadang tidak sesuai dengan harapan

kita. Meskipun segala sesuatu telah ditentukan oleh manusia

tidak boleh menyerah pada nasib apalagi putus asa. Karena

manusia diberikan kebebasan oleh Allah untuk mementukan

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

83

pilihannya sediri. Kita sebagai manusia harus yakin bahwa

yang diberikan oleh kepada kita dalah yang terbaik.

Orang yang percaya pada qadha dan qadhar Allah itu

senantiasa mau bersyukur terhadap keputusan Allah dan rela

menerima segala keputusan-Nya. Yang dapat bertahan dalam

menerima keputusan-keputusan Allah seperti itu hanyalah

orang-orang yang telah mempunyai sifat ridha artinya rela

menerima dengan apa yang telah ditentukan dan ditakdirkan

Tuhannya. Orang-orang yang telah memiliki sifat ridha itu

tidak akan mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan

yang dialaminya, tidak merasa menyesal dalam hidup

kekurangan karena mereka kuat berpegang kepada aqidah

Iman kepada qadha dan qadar yang semuanya datang dari

Allah.

b. Islam

Islam sebagai kelanjutan imam, maka pasrah kepadaNya

dengan meyakini bahwa apapun yang datang dari Tuhan tentu

mengandung hikmah kebaikan yang tidak mungkin diketahui

seluruh wujudnya oleh kita yang dhaif. Sikap taat tidak diterima

oleh Tuhan kecuali jika berupa sikap pasrah kepadaNya (Abdul

&Dian, 2012: 93).

Jika seseorang dalam keadaan islam Allah akan datang

mengulurkan tangan-Nya yang lembut, mencukupi seagala

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

84

kebutuhan insan islam, memberikan yang terbaik dan terpilih, dan

senantiasa mengendalikan kehidupannya, membersihkan rohaninya

agar ia tetp di jalan yang lurus, terhindar dari penyakit-penyakit

hati yang menyesatkan (Sultoni, 2007:221)

c. Ihsan

Kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir

atau berada bersama kita dimanapun kita berada. Berkaitan dengan

ini, karena selalu mengawasi kita, maka kita harus berbuat, berlaku

dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan penuh

rasa tanggung jawab, tidak setengah-setengah dan tidak dengan

menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-Nya

(Abdul &Dian, 2012: 93).

d. Taqwa

Taqwa menurut bahasa menjaga. Sedangkan menurut istilah syari'i,

para ulama memiliki beberapa ungkapan dalam mendefinisikannya,

salahsatunya menurut Al-Hafidzh Ibnu Rajab menyatakan, taqwa

asalnya adalah penjagaaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk

dirinya terhadap sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkannya, supaya

ia terjaga darinya. Taqwa seorang hamba terhadap Rabb-Nya adalah

penjagaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap

kemurkaan dan hukum dari-Nya. Penjagaan itu adalah menaati semua

perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Jika taqwa

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

85

diidhofahkan kepada Allah maka maknanya: takutlah kalian kepada

kemurkaan dan kemarahan Allah ( Farid,2008:17-18)

Sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita,

kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhai Allah,

dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-

Nya. Taqwa dengan melaksanakan segala perintah Allah SWT dan

menjauhi segala yang dilarang-Nya, baik secara lahiriah maupun

batiniah dengan cara mensyiarkan agama Allah SWT dan mencintai-

Nya dengan penuh keikhlasan (Sultoni, 2007: 153).

Taqwa terdapat tiga tingkatan

a. Menjaga diri dari adzab yang abadi yakni dengan menjauhi

kemusyrikan.

b. Menjahui segala yang bernilai dosa baik perbuatan dosa kecil

maupun dosa besar.

c. Menjauhkan perkara yang menyibukkan batinya dari Allah.

e. Tawakal

Tawakal adalah salah satu dari derajat-derajat yang ada dalam

agama. Ia juga salah satu kemuliaan dari sekian kemuliaan bagi orang

yang yakin akan keimanannya. Bahkan ia merupakan derjat yang paling

tinggin bagi orang-orang yang mendekatkan dirinya kepada Allah.

Tawakal adalah syarat kokohnya iman ( Dewi, 2009;20).

Tawakal merupakan salah satu manzilah agama dan kedudukan

orang-orang yang beriman. Bahkan iman merupakan darajat

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

86

muqarrobin yang paling tinggi. Bahkan menurut Ibnu Qayyim tawakal

adalah separuh agama dan separuh lainnya inabah, kembali kepada

Allah ( Qardhawy, 1996:17).

Membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selai Allah

dan menyerahkan keputusan segala sesuatu sesuatu kepada-Nya. Sesuai

firman Allah:

ل على اللو ف هو حسبو إن اللو بالغ أمره قد جعل اللو ومن ي ت وك

لكل شيء قدر Artinya:Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya

Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah

melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah

telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.( Q.S. At-

Talaq:3)( Departemen Agama RI,2005:835)

Bertawakal kepada Allah merupakan bentuk beribadah yang

sempurnaan apabila disertai dengan berserah diri dan berjalan

dijalan yang benar sesuai dengan syariatnya.

f. Syukur

Sebagai umat muslim kita harus bersyukur kepada Allah yang telah

memberikan rezeki dan nikmat kepada kita. Dimana rezeki tersebut

tidak terhitung bilangannya. Wujud bersyukur kepada kepada Allah

dapat dilakukan dalam berbagai hal. Contoh mudahnya, ketika kita

bersin, kita mengucapkan hamdallah.

g. Sabar

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

87

Sabar adalah separuh iman, sebab tidak satupun maqam iman

kecuali disertai kesabaran (Hawa,2004: 370). Bahkan Allah akan

memberikan derajat yang tinggi dan kebaikan, dan menjadikannya

sebagai buah dari kesabaran. firman-Nya:

﴿ ي ا ماا يؼ ا أجش تأحس صثش ٱىزي ىجضي ٦٩

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada

orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang

telah mereka kerjakan” (Q.S An-Nahl: 96)( Departemen Agama

RI,2005:222).

2. Nilai Insaniyah

Selain nilai Ilahiyah, niai Insaniyah juga termasuk dalam ilmu tauhid

yang perlu diajarkan kepada setiap individu Muslim. Dengan nilai

Insaniyah kita dapat mengetahui secara akal sehat dengan mengikuti hati

nurani kita.

Adapun diantara nilai-nilai yang mendasar adalah (Abdul &Dian, 2012:

94)

a. Silaturrahim

Silaturrahmi adalah pertalian rasa cinta kasih antara sesama

manusia, khususnya antara saudara, tetangga, kerabat dan lain-lain.

Sifat utama Tuhan adalah kasih (rahim, rahmah) sebagai satu-

satunya sifat Ilahi yang diwajibkan sendiri atas diri-Nya. Maka

manusia pun harus cinta kepada sesamanya, agar Allah cinta

kepadanya.

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

88

b. Al-Ukhuwah

Ukhuwah adalah semangat persaudaraan, lebih-lebih

kepada sesama orang yang beriman (biasa disebut Ukhuwah

Islamiyah). Adapun ukhuwah di bagi menjadi 4 macam antara lain:

a) Al-ukhuwah Ubudiyah atau saudara sesama

makhlik dan sama-sama tunduk kepada Allah.

b) Al-Ukhuwah (Basariyah) adalah seluruh umat

manusia saudara.

c) Al-Ukhuwah Wathoniyah wa An-Nasab

persaudaraan dalam keturunan dan bangsa.

d) Al-Ukhuwah Fid-Din adalah persaudaraan sesama

muslim.

c. Al-Muasawah

Muasawah adalah pandangan bahwa semua manusia, tanpa

memandang jenis kelamin, kebangsaan atau kesukuannya, adalah

sama dalam harkat dan martabat. Tinggi rendahnya manusi hanya

dalam pandangan Allah yang tahu kadar ketaqwaannya.

Nilai-niali insaniyah dapat membentuk akhlaq mulia, tentu

masih dapat ditambah dengan deretan nilai yang lebih bayak lagi.

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

89

d. Al-„Adalah adalah wawasan yang seimbang dalam memandang,

menilai atau menyikapi sesuatu atau seseorang dan seterusnya. Al-

Qur‟an menyebutkan bahwa kaum beriman dirancang oleh Allah

untuk menjadi golongan tengah agar dapat menjadi saksi untuk

sekalian unat manusia, sebagai kekuatan menengah.

e. At- Tawadhu‟ adalah rendah hati, sebuah sikap yang tumbuh karena

keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah.

f. Amanah adalah dapat dipercaya, sebagai salah satu konsekuensi Iman

adalah penampilan diri yang dapat dipercaya. Amanah sebagai budi

luhur.

g. Al-Wafa, yaitu tepat janji. Salah satu sifat orang-orang yang benar-

benar beriman ialah sikap selalu menepati janji bila membuat

perjanjian.

3. Implikasi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan Masa Kini

Individu manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun, tetapi

ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk

menguasai berbagi pengetahuan dan peradaban. Dengan memfusikan

fitrah itulah ia belajar dari lingkungan dan masyarakat orang dewasa

yang mendirikan institusi pendidikan (Aly,2008:1)

Tauhid adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia yang percaya dengan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa,

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

90

senantiasa merasa dekat dan dilindungi oleh Tuhannya (Musa, 1999:

43).

Pendidikan tauhid sebagai pondasi awal pengenalan kepada Allah

yang menciptakan alam semesta. Penanaman pendidikan tauhid sebaiknya

dilakukan sejak dini baik di rumah, masarakat maupun lingkungan

sekolahan.Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah

dengan selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti

beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg

dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan

dalam mencintai sesuatu.

Arti pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan sistematis

yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan manusia tetapi juga

agar manusia menyadari posisinya sebagai kholifah fil ai-ardhi, yang

pada gilirannya akan semakin meningkatkan diri untuk menjai manusia

yang bertakwa, beriman, berilmu dan beramal saleh memang memiliki

derajat yang tinngi(TPIP FIP-UPI,2007:ix).

Kehidupan di era moderen masa kini memberikan banyak

peluang dan fasilitas kemudahan bagi siapa saja. Kemudahan tersebut akan

menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.

Manusia harus mempunyai pendidikan tauhid, karena dengan

pendidikan tauhid itu sebagai pedoman pokok dasar pendidikan Islam.

Pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari juga membuat masyarakat

mampu memiliki keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar,

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

91

sehingga anak tidak hanya mengikuti saja atau “taklid buta”. Dengan

mengajarkan ketauhidan yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits,

maka ketauhidan yang terbentuk dalam jiwa anak disertai dengan ilmu

pengetahuan yang berdasarkan kepada argumen-argumen dan bukti-bukti

yang benar, serta dapat dipertanggung jawabkan.

Keyakinan yang disertai ilmu pengetahuan akan membuat

keyakinan itu semakin kokoh, sehingga akan terpancar melalui amal

perbuatan sehari-hari. Maka benar jika keimanan itu tidak hanya

diucapkan, kemudian diyakini namun juga harus tercermin dalam perilaku

seorang muslim (Hunainin, 1983:57). Ketauhidan yang telah terbentuk

menjadi pandangan hidup seorang anak akan melahirkan perilaku yang

positif baik ketika sendirian maupun ada orang lain, karena ada atau tidak

ada yang melihat, anak yang memiliki ketuhidan yang benar akan

merasakan bahwa dirinya selalu berada dalam penglihatan dan

pengawasan Allah, sehingga amal dan perilaku positif yang dilakukan

benar-benar karena mencari ridho Allah SWT.

Luasnya rahmat Allah serta kebaikanNya terhadap makhlukNya,

mendorong kita untuk mengagungkan Yang Maha menciptakan dan

mensyukurinya serta mengiklaskan agama ini hanya milik Allah. Segala

kenikmatan dan manfaat yang tidak pernah terhitung ataupun disebutkan

satu per satu. Implikasi nilai ilahiyah dalam kehidupan masa kini ditinjau

dari nilai ilahiyah dan nilai insaniyah.

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

92

a. Mengingatkan manusia untuk mensyukuri banyaknya nikmat

yang di ciptakan Allah.

Dalam menciptakan sesuatu Allah mempunyai maksud

tertentu, dan di dalam ciptaanya tidak ada hal yang sia-sia,

mealikan menpunyai manfaat dan fungsi kegunaan masing-

masing. Hal tersebut menunjukan luasnya rahmat Allah.

Nikmat Yang Allah berikan kepada kita tak terhitung

banyaknya. Sehingga Allah memerinta Rasulullah dan orang-

orang mukmin untuk selalu bersyukur. Rasa syukur tersebut

akan memabah keimanan kita.

b. Konsisten dalam mengakui ke-Esaan Allah yang telah

menciptakan Allam semesta beserta dzatNya.

c. Menjadilkan seorang muslim lebih terarah dalam melaksanakan

ibadah secara ikhlas dan sesua denagan tatacara yang telah

dicontohkan oleh Rasulullah dan bisa menerapak dalam

kehidupan sehari-hari secara bijak.

d. Menerima segala kehendak yang Allah berikan baik berupa

takdir baik maupun takdir buruk.

e. Menjadikan manusia semakin dekat dan selalu merasa diawasi

dalam setiap tingkah perbuatan. Semakin sering kita mengingat

Allah maka akan semakin terkendali segala perbuatannya,

karana dia yakin bahwa Allah selalu mengawasi segala amal

dan perbutan hamba-Nya.

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

93

f. Terbentuknya pribadi yang berjiwa Tauhid dalam mewujudkan

manusia yang bertaqwa kepada Allah dan saling mengasihi

kepada sesamanya.

g. Berharap dan takut kepada Allah

Taaat dan berbakti kepada Allah tidak akan ada, apabila

tidak berasal dari benih keimanan yang sebenar-benarnya. Ia

mengerti bahwa Allah berkuasa atas segala yang ada, mudah

bagi allah untuk membinasakan seluruh makhlu di dunia ini

tanpa ada yang mampu menolaknya.

h. Timbulnya kepuasan batin hidup di dunia dan akhirat. Dengan

tertananmnya tauhid dalam jiwa manusia maka manusia akan

mampu mengikuti petunjuk Allah yang tidak mungkin salah,

sehingga tujuan kebahagiaan bisa tercapai.

Dengan demikian, niali-nilai pendidikan tauhid dalam kitab

Fathul Majid menjadikan pribadi yang bertauhid baik

perilaku,perbuatan maupun pikiran.

Apabilla seorang telah menganut akidah tauhid dalam

pengertian yang sebenarnya, maka akan lahir dari dirinya berbagai

aktivitas, yang kesemuanya merupakan ibadah kepada allah, baik

ibadah dalam pengertian yang sempit ( ibadah murni) maupun

pengertiannya yang luas. Ini disebabkan karena akidah tauhid

merupakan satu prinsip lengkap yang menebus semua dimensi dan

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

94

akal manusia ( M. Quraish, 1996:38).Seorang muslim akan lebih

terarah dalam melakukan ibadah sesuai dengan tata cara yang

dicontohkan Nabi dan menerapakan kepada sosial secara bijak.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai tauhid dalam kitab fathul majid

Dalam kitab fathul majid karya syeikh Nawawi al jawi menjelaskan

perihal nilai tauhid. Adapun nilai tauhid diantaranya: 1) Nilai Ilahiyah:

Iman yang di dalamnya terkandung beberapa keimanan: keimanan dimana

keimanan sendiri terdiri dari keimanan kepada Allah, kepada Malaikat,

kepada kitab-kitab, kepada Rasul, kepada hari Akhir serta keimanan kepada

qadha dan qadar. Islam, Ihsan, taqwa, ikhlas, tawakal, syukur, sabar. 2)

Nilai Insaniyah: Silaturrahim, Al-Ukhuwah, Al-Muasawah, Al-„Adalah,

At- Tawadhu‟ dan Amanah.

2. Bagaimana implikasi pendidikan tauhid dalam kehidupan masa kini

Adapun implikasi dari kitab fathul majid karya syeikh Nawawi al Jawi

al-Bantani

a. Mengingatkan manusia untuk mensyukuri banyaknya nikmat

yang di ciptakan Allah.

b. Konsisten dalam mengakui ke-Esaan Allah yang telah

menciptakan Allam semesta beserta dzatNya.

c. Menjadilkan seorang muslim lebih terarah dalam melaksanakan

ibadah secara ikhlas.

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

96

d. Menerima segala kehendak yang Allah berikan baik berupa

takdir baik maupun takdir buruk.

e. Menjadikan manusia semakin dekat dan selalu merasa diawasi

dalam setiap tingkah perbuatan.

f. Terbentuknya pribadi yang berjiwa Tauhid

g. Berharap dan takut kepada Allah

h. Timbulnya kepuasan batin hidup di dunia dan akhirat.

B. Saran

1. Untuk Lembaga Pendidikan Islam

Pengajaran dan penanaman nilai pendidikan tauhid baik yang

bersumber dari al-Qur‟an, as-Sunah maupun empiris harus terus

dilakukan, dimana krisis aqidah dan moral yang sedang melanda negeri

ini. Oleh karena itu, hendaknya para ulama dan para pendidik selalu

memberikan pembelajaran tauhid kepada anak didiknya mulai sejak

dini. Sehingga ketika nanti anak didik itu sudah dewasa dan sudah

dikenai kewajiban untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT, mereka

tidak akan merasa asing dengan ilmu tersebut.

2. Untuk Masyarakat

Pada dasarnya pendidikan tauhid mengenai perintah untuk beriman

dan bertakwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta larangan untuk

menyekutukan Allah SWT telah nyata dijelaskan oleh al-Qur‟an dan

as-Sunah. Oleh karena itu penulis menyarankan agar penggalian dan

penanaman ajaran tauhid tersebut terus dilakukan/disosialisasikan

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

97

kepada masyarakat sebagai salah satu langkah perbaikan aqidah dalam

jiwa manusia untuk menjalani kehidupan di dunia ini yang semata-mata

untuk beribadah dan menggapai ridho Allah SWT, agar memperoleh

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

98

DAFTAR PUSTAKA

Abdul majid & Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Al-Ghazali, Muhammad. Tt. Fathul Majid. Terjemah oleh Sunrto, Achmad 2014.

Surabaya: Mutiara Ilmu

Ali, muhammad Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:PT. Rajagrafindo

Persada.

Al Hakim, Ahmad. 1994. Benarkah Aqidah Ahlussunnah Wal Jama‟ah. Jakarta:

Gema Insani Press.

Departemen Agama. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemah. Bandung: CV Penerbit

Jumānatul ‟Ali-art (J-art).

etheses.uin-malang.ac.id/1938/7/04210039_Bab_3.pdf, Diakses 15

Maret 2018. Pukul. 11:17

Farid, Ahmad. 2008. Quantum Takwa. Solo: Pustaka Arafah

Hamdanib, M. 2001 Pendidikan Ketuhanan dalam Islam. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

Hamdani B, M. 2001. Pendidikan ketuhanan dalam islam. Surakarta:

Muhammadiyah University press.

Hadi, Sutresno. 1990. Metodologi Resarch. Yogyakarta. Andi Offset.

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

99

Iskandar ,Salman. 2001. 55 Tokoh Muslim Indonesia paling Berpengaruh.

Solo:PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Ibrahim, Mahyuddin. 1990. 180 sifat tercela dan sifat terpuji. Jakarta: PT Inti

Indayu Press.

Ilyas, Yunahar. 2009. Kuliyah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian

dan Pengalaman Islam (LPPI).

Mansur isna, Diskursus pendidkan islam yogyakarta:Global pustaka Utama, 2001)

Mansur. 2007. Pendidikan anak usia dini. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Mustzfz, al-Maragi Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT. Karya Thoha

putra.

Maslikhah. 2009. Ensiklopedia Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Nata, Abuddin. 2012. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan . Jakarta: Rajawali Press.

Lathif ,abdul Aziz binMuhammad alu Abdul,1998. Pelajaran Tauhid Untuk

Tingkat Lanjutan. Jakarta: Darul Haq.

Thoha, Chabib. 1996 Kapita Selekta Pendidikan Islam (yogyakarta:pustaka

pelajar).

Tim Pengembangan ilmu pendidikan UPI. 2007 . ilmu dan aplikasi pendidikan

Bandung:PT.IMTITA

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

100

TirtarahardjA, Umardan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan,(jakarta:Rineka

Cipta,2005)

Rahman, taufiq, 2013. Tauhid Ilmu Kalam,bandung: CV Pustaka Setia.

Sabiq, Sayid.1996. Anshirul Quwwqh fil Islam, ter. Haryono S Yusuf, Unsur-

unsur Dinamika dalam Uslam. Jakarta: Pt. Intermasa

Sunarto, Achmad. 2010. Terjemah Tîjān al-Darāry. Surabaya: Mutiara Ilmu

Tim Mutiara, 2013. Hadits Arba‟in Nawawi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubro,B, 2002. Proses belajar mengajar di sekolahan. Jakarta: Rineka Cipta

Sultoni, Ahmad. 2007. Sang maha segalanya mencintai sang mahasiswa. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Syamsu, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya.

Jakarta: Penerbit Lentera.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi

Pendidikan Bafisn I. Bandung. PT. Imperial Bhakti Utama.

Tatapangarsa, Humaidi. 1979. Kuliah Akidah Lengkap. Surabaya: PT Bina Ilmu

Ulum Amirul. 2005. Ulama-Ulama Nusantara yang berpengaruh di negri hijaz.

Yogyakarta:pustaka utam.

Yana, Dewi. 2009. Di Tolong Allah dengan Tawakal. Jakarta: Arifa Publishing.

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

101

https://www.tongkronganislami.net/dasar-dan-tujuan-menanamkan-

tauhid/ diakses 15 Maret 2018. Pukul. 11:17

Zainuddin. Ilmu Tauhid Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

102

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

103

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

104

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

105

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

106

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

107

ri

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4323/1/skripsi.pdfmemahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun

108