motivasi sebagai karakteristik pebelajar rev.1
TRANSCRIPT
MOTIVASI SEBAGAI KARAKTERISTIK PEBELAJAR
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Karakteristik Pebelajar
yang dibina oleh Bapak Dr. Agus Wedi, M.Pd
Oleh
Kelompok 03
1. Mohammad Irfaul Huda (100121403780)
2. Hafit Rizqi Octarifani (100121404091)
3. Bethy Wulansari (100121404093)
4. Anggraeni Widasworo (100121403774)
5. Rifki A’zhom M. (100121403772)
6. Anang Nugroho (100121403847)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
April 2011
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberi taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan ini, penulisan
makalah ini penulis beri judul : “MOTIVASI SEBAGI KARAKTERISTIK
PEBELAJAR”
Dalam penulisan makalah ini tidak lupa penulis menyampaikan banyak
terima kasih atas bimbingannya serta saran-saran yang sangat besar nilainya bagi
penulis. Antara lain kepada yang terhormat :
1. Dr. Agus Wedi, M.Pd beliau selaku dosen pembimbing mata kuliah
karakteristik pebelajar,
2. Segenap sahabat yang memberi kritik dan saran dalam penulisan makalah
ini,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil dari pembahasan makalah ini
masih banyak kesalahan serta kekurangannya, oleh karena itu kritik maupun saran
yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan.
Semoga apa yang penulis sampaikan didalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Malang, April 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........ ……………………....…….................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Motivasi ........................................................................ 3
2.2 Jenis-jenis Motivasi ........................................................................ 5
2.3 Pengertian Motivasi Berprestasi ..................................................... 7
2.4 Upaya-upaya Untuk Memotivasi Siswa Agar Belajar ................... 9
2.5 Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa .......... 11
2.6 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa .................................. 13
2.7 Hasil Kajian Empirik Mengenai Motivasi...................................... 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 18
3.2 Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 19
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ANGKET MOTIVASI BELAJAR ............................................... 20
Lampiran 2 ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI ...................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai salah satu komponen pembelajaran yang terpenting, motivasi juga
merupakan salah satu yang paling sulit untuk diukur. Apa yang membuat
siswa ingin belajar yaitu kesediaan mengerahkan upaya untuk belajar adalah
produk dari banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan
guru hingga karakteristik tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar,
suasana dan perilaku guru. Pekerjaan pendidik bukanlah meningkatkan
motivasi pada dirinya, melainkan menemukan, menyalakan, dan
mempertahankan motivasi siswa untuk belajar, dan untuk terlibat ke dalam
kegiatan yang menghasilkan pembelajaran. Motivasi bukan hanya berperan
penting dalam mengupayakan siswa terlibat ke dalam kegiatan akademis.
Motivasi juga berperan penting dalam menentukan seberapa banyak akan
dipelajari siswa dari kegiatan yang mereka lakukan atau informasi yang
dihadapkan pada mereka. (Slavin, 2009:105-106).
Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat terjadi dalam banyak cara.
Motivasi dapat merupakan karakter kepribadian seseorang dimana orang
tersebut mempunyai minat yang abadi dan stabil untuk berpartisipasi ke
dalam kategori kegiatan yang luas. Juga merupakan dorongan yang berasal
dari sumber di luar tugas.
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Motivasi ?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apakah pengertian Motivasi Berprestasi ?
4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk memotivasi siswa agar belajar?
5. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa?
6. Unsur apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar siswa?
7. Bagaimana hasil kajian empirik mengenai motivasi ?
1.3 Tujuan Pembahasan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas Motivasi sebagai karakteristik
pebelajar, dengan tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Motivasi
2. Mengetahui jenis-jenis motivasi
3. Mengetahui pengertisn dari Motivasi Berprestasi
4. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk memotivasi siswa agar
belajar
5. Mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa
6. Mengetahui unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
7. Mengetahui hasil kajian empirik mengenai motivasi
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa, calon
tenaga pebelajar dan pebelajar dalam mengikuti perkembangan dan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan Motivasi sebagai karakteristik pebelajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Dalam melakukan suatu hal baik pekerjaan ataupun tindakan, pasti ada
alasan ataupun dorongan untuk melakukannya. Dorongan tersebut bisa berasal
dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari orang lain. Dorongan untuk
melakukan suatu tindakan tadi lebih dikenal dengan istilah motivasi. Para ahli
psikologi memiliki pandangan yang berbeda mengenai motivasi, walaupun
pada dasarnya memiliki pengertian yang sama.
Beberapa pengertian motivasi menurut para ahli. Menurut Hakim dalam
Supartini (2008) Motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Slavin (2009) Motivasi adalah proses internal yang
mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) Motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
masuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan,
harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan insentif.
Jadi, dari beberapa pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan.
Motivasi adalah proses internal, dorongan, penggerak seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan dan mempertahankan perilakunya dari waktu ke
waktu yang dapat dipicu oleh rangsangan dari dalam ataupun dari luar untuk
mencapai tujuan tertentu.
Teori motivasi menurut Maslow dalam Slavin (2009) yang berupaya
menjelaskan mengapa orang termotivasi melakukan apa yang mereka
lakukan. Teori-teori dalam pandangan secara umum tersebut yaitu :
4
1. Motivasi dan teori pembelajaran perilaku
Konsep ini berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang
telah diperkuat pada masa lalu mempunyai kemungkinan yang lebih
besar diulangi daripada perilaku yang belum diperkuat atau yang
telah dihukum. Ahli teori perilaku terfokus pada sejauh mana siswa
belajar menyelesaikan pekerjaan sekolah untuk memperoleh hasil
yang diinginkan.
2. Motivsi dan kebutuhan manusia
Orang harus memuaskan kebutuhan tingkat yang lebih rendah
(kekurangan) mereka sebelum mereka nanti termotivasi untuk
mencoba memuaskan kebutuhan tingkat yang lebih tinggi
(pertumbuhan) mereka. Kebutuhan tertinggi didefinisikan sebagai
keinginan untuk menjadi apa saja yang sanggup dicapai seseorang.
3. Motivasi dan teori atribusi
Teori ini terfokus pada bagaimana orang menjelaskan penyebab
keberhasilan dan kegagalan mereka sendiri. Atribusi untuk
Keberhasilan dan Kegagalan, teori atribusi terutama berkaitan
dengan empat penjelasan atas keberhasilan dan kegagalan dalam
situasi pencapaian: kemampuan, upaya, kesulitan tugas, dan
keberuntungan.
Implikasi atribusi dan daya hasil pribadi terhadap pendidikan.
Dalam teori atribusi ini memiliki peran penting dalam membantu
guru memahami cara siswa dapat menafsirkan dan menggunakan
umpan balik tentang kinerja akademis mereka dan dalam
mengusulkan kepada guru cara memberikan umpan balik yang
mempunyai nilai motivasi terbesar.
5
4. Motivasi dan pembelajaran mandiri
Merujuk pada pembelajaran yang berasal dari pemikiran dan
perilaku yang dihasilkan sendiri oleh siswa yang secara sistematis
diarahkan ke sasaran pembelajaran mereka.
Pembelajaran ini berkaitan erat dengan sasaran siswa. Siswa yang
sangat termotivasi untuk mempelajari sesuatu mempunyai
kemungkinan yang lebih besar daripada siswa lain yang dengan
sadar merencanakan pembelajaran mereka, melakukan rencana
pembelajaran, dan mengingat informasi yang mereka peroleh.
5. Motivasi dan teori pengharapan
Teori motivasi yang didasarkan pada keyakinan bahwa upaya
orang untuk berhasil bergantung pada harapan mereka terhadap
imbalan. Adanya model pengharapan model harapan valensi dimana
teori ini yang menghubungkan probabilitas dan nilai insentif
keberhasilan dengan motivasi.
Implikasi Teori Pengharapan bagi Pendidikan, implikasi ini ialah
pandangan akal sehat bahwa tugas siswa seharusnya tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sulit. Keberhasilan harus berada dalam
jangkauan, tetapi bukan jangkauan yang mudah, semua siswa.
2.2 Jenis-jenis Motivasi
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu motivasi
intrinsik atau motivasi yang berasal dari dalam diri setiap individu dan
motivasi ekstrinsik atau motivasi yang berasal dari luar diri setiap individu.
Dibawah ini akan dijelaskan sedikit tentang jenis-jenis motivasi tersebut. :
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam
individu. Artinya, seseorang melakukan tindakan atau perilaku tidak berasal
dari motif-motif atau dorongan-dorongan yang berasal dari luar diri.
6
Motivasi intrinsik seperti tantangan, rasa berprestasi, keyakinan, keimanan,
rasa tanggung jawab, minat aktualisasi diri dan lain-lain yang murni berasal
dari diri setiap individu.
Menurut Vallerand, dkk., secara garis besar, ada 3 tipe motivasi intrinsik.
1. Motivasi Intrinsik untuk Tahu.
Dalam motivasi untuk tahu ini, seseorang melibatkan diri dalam
sebuah aktivitas karena kesenangan untuk belajar. Dalam konteks
olahraga, motivasi ini penting dalam proses latihan. Para pemain harus
mempunyai motivasi intrinsik jenis ini untuk memastikan bahwa mereka
selalu terlibat dalam proses latihan dengan baik. Untuk selalu menggugah
motivasi ini, para pelatih juga harus selalu kreatif menciptakan metode
latihan yang selalu memberi sesuatu yang baru kepada para pemain. Jika
pelatih gagal memberi sesuatu yang baru, mungkin motivasi yang sudah
dimiliki oleh para pemain akan luntur perlahan-lahan.
2. Motivasi Intrinsik yang berkaitan dengan pencapaian.
Manusia selalu mempunyai naluri untuk mencapai sesuatu. Bahkan
secara ekstrem, orang yang sudah kaya raya pun tidak pernah berhenti
untuk mengeruk harta. Ini membuktikan bahwa setiap manusia
mempunyai keinginan untuk mencapai sesuatu. Dalam konteks olahraga,
atlet sebenarnya juga mempunyai hal serupa. Motivasi intrinsik tipe ini
seseorang melakukan aktivitas karena terdorong oleh kesenangan
mencoba untuk melampaui dirinya sendiri. Artinya ada keinginan untuk
lebih dan lebih. Seorang pelatih bisa menciptakan hal ini dengan selalu
membawa unsur kompetisi dalam proses latihan. Para pemain juga harus
selalu mengikuti kompetisi yang kompetitif dengan jenjang yang selalu
meningkat. Selain untuk mengevaluasi kemampuan, tapi juga agar
mereka selalu terfasilitasi untuk melewati pencapaian yang sudah pernah
diperoleh.
7
3. Motivasi Intrinsik untuk merasakan stimulasi.
Jenis ini mendorong seseorang untuk terlibat dalam sebuah
aktivitas dalam rangka merasakan kenikmatan yang sensasional. Para
atlet panjat tebing, pendaki gunung dan sebagainya adalah contoh orang-
orang yang selalu ingin merasakan pengalaman yang sensasional ini.
Untuk atlet lain, barangkali dengan mendapat pencapaian tertinggi, maka
pengalaman sensasional ini akan tercapai. Bayangkan jika seseorang
berhasil mendapatkan medali emas olimpiade, pasti luar biasa. Untuk
itulah, para atlet harus selalu dirangsang untuk selalu mengeset
sasarannya setinggi mungkin.
b. Motivasi Ekstrinsik
Dalam teori Higiene-Motivator, Herzberg menyatakan bahwa
ternyata yang mengarahkan perilaku kita bukan hanya motivasi intrinsik,
tapi juga motivasi ekstrinsik (higiene). Sedangkan motivasi ekstrinsik
bersumber dari kondisi di luar individu seperti upah, jaminan kerja, status,
pergaulan, hubungan atasan dan bawahan, uang dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang,
yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu,
karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, menghindari hukuman
(Dimyati dan Mudjiono, 1994:84).
Motivasi ekstrinsik merupakan faktor yang membuat orang tidak
puas dan memiliki kontinum dari ketidakpuasan rendah kepada
ketidakpuasan tinggi. Artinya pemenuhan kebutuhan ini akan semakin
menambah kepuasan dalam hidup.
2.3 Pengertian Dari Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri
seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan
/ kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent).
Dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar
8
dirinya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang inheren yang
merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang
diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan
tersebut setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan
dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-
hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat
diraih.
Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran
bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku produktif dan
selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku permanen
pada diri individu. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak building block
ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai
kesuksesan. Orang-orang yang berprestasi (berhasil dengan predikat unggul)
mempunyai profil / karakteristik antara lain:
1. Pada umumnya menghindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit, mereka
sebenamya lebih memilih tujuan yang moderat yang menurut mereka akan
dapat diwujudkan atau diraih
2. Lebih menyukai umpan balik langsung dan dapat diandalkan mengenai
bagaimana mereka berprestasi
3. Menyukai tanggung jawab pada pemecahan masalah.
Orang-orang yang memiliki profil / karakteristik sebagaimana tersebut
diatas tidak terlalu peduli atau menghiraukan orang lain. Baginya yang panting
adalah bagaimana caranya ia dapat mencapai suatu prestasi dengan predikat
unggul dibandingkan dengan yang lain. Keinginan untuk memperoleh atau
mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi, sehingga ia akan terdorong untuk memenuhi apa yang
menjadi kebutuhannya tersebut. Kerangka berpikir orang-orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah bagaimana usaha / perjuangan
yang dilakukan untuk menghasilkan suatu prestasi yang unggul.
9
2.4 Upaya-upaya Untuk Memotivasi Siswa Agar Belajar
Motivasi belajar memegeng peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa tenang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit pula kesalahan dalam
belajarnya (Palardi dalam Ali Imron)
Menurut Brown dalam Slavin (1981) ada delapan ciri siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi dilihat dari proses belajar dan mengajar
di kelas. Yaitu ;
a. Tertarik pada guru artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.
b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya,
terutama pada guru.
d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
e. Ingin identitas dirinya diakui orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan
h. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Menurut Imron (1995), ada delapan upaya yang dapat ditempuh untuk
memotivasi siswa agar belajar. Yaitu;
a. Kenalkan siswa pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Dengan
mengenal kemampuan pada dirinya, siswa akan tahu kelebihan dan
kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dirinya, ia akan mengukuhkan
dan memperkuat kelebihan tersebut. Dengan mengetahui kekurangan yang
ada pada dirinya, siswa akan berusaha menyempurnakannya melalui aktivitas
belajar. Disini siswa akan timbul motivasi belajarnya.
10
b. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya. Sebab, dengan
terumuskan tujuan belajar ini, siswa akan mendapatkan jalan yang jelas dalam
melaksanakan aktivitas belajar. Siswa juga akan mempunyai target-target
belajar, dan ia berusaha untuk mencapainya.
c. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dapat
mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajar. Dengan ditunjukkan aktivitas-
aktivitas yang dapat mencapai tujuan, siswa tersebut tidak melakukan
aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan pencapaian tujuan dan target
belajar. Dengan cara demikian, waktu dan tenaga siswa dapat efektif dan
efisien dipergunakan mencapai target belajarnya.
d. Kenalkan siswa dengan hal-hal baru. Sebab, hal-hal yang baru ini dapat
“menghidupkan kembali” hasrat/rasa ingin tahu siswa. Adanya rasa ingin tahu
yang demikian besar, menimbulkan gairah bagi siswa untuk beraktivitas
belajar.
e. Buatlah variasi-variasi dalam kegiatan belajar mengajar, supaya siswa tidak
bosan. Sebab, kebosanan yang ada pada diri siswa, termasuk dalam aktivitas
belajar. Hanya akan memperlemah motivasi saja.
f. Berikan tugas-tugas yang menantang kepada siswa. Dengan adanya
tantangan untuk memecahkan masalah, siswa akan terus beraktivitas belajar
sampai masalahnya terpecahkan.
g. Adakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Sebab, evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan belajar siswa ini, akan
mendorong siswa untuk belajar, karena ia ingin dikatakan berhasil belajarnya.
h. Berikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan evaluasi
yang telah dilakukan. Dengan adanya umpan balik, siswa akan mengetahui
mana aktivitas belajar yang benar dan mana yang kurang benar. Mana
pekerjaan yang sesuai dan mana pekerjaan yang kurang sesuai.
11
2.5 Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa.
Menurut Imron (1995) ada beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Unsur-unsur tersebut adalah :
a. Cita-cita atau aspirasi pebelajar
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu
dalam hidupnya, termasuk pebelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia
kejar dan ia perjuangkan. Apapun masalah yang akan menghadang, ia akan
terus tetap memperjuangkannya. Seseorang akan tetap berusaha semaksimal
mungkin karna hal tersebut berkaitan erat dengan cita-cita dan aspirasinya.
Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap
motivasi belajar seseorang.
b. Kemampuan Pebelajar
Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Oleh
karena itu, kemampuan pebelajar ini haruslah diperhatikan dalam proses
belajar pembelajaran. Kemampuan pebelajar erat hubungannya dan bahkan
mempengaruhi motivasi belajar pebelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi
rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu oleh karena yang
bersangkutan rendah kemampuannya dibidang tersebut.
c. Kondisi Pebelajar
Kondisi pebelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi
psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling
mempengaruhi satu sama lain. Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang
sehat dalam kebalikannya juga berlaku kebalikannya. Jika seseorang kondisi
psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan
kesehatan fisiknya. Jelaslah bahwa, kondisi pebelajar, baik yang bersifat fisik
maupun psikis, sama-sama berpengaruh terhadap motivasi belajarnya.
12
d. Kondisi lingkungan belajar
Selain faktor individu, yang mempengaruhi motivasi siswa adalah
faktor lingkungan, terlebih lingkungan belajar. Lingkunan belajar ini meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat
dimana pebelajar itu belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan
sosial adalah suatu lingkungan seseorang yang ada kaitannya dengan orang
lain. Baik lingkungan belajar maupun lingkungan sosial sangat
mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi
motivasi belajar pebelajar. Unsur-unsur dinamis tersebut adalah :
1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3. Alat bantu belajar dan upaya untuk penyediaannya.
4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
5. Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya.
Oleh karena itu, unsur-unsur dinamis tersebut patut untuk
diperhatikan agar motivasi belajar pebelajar menjadi tinggi. Tingginya
motivasi belajar, berimplikasi bagi maksimalnya perolehan belajar pebelajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pebelajar.
Upaya guru dalam membelajarkan pebelajar juga berpengaruh
terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan
pebelajar, menjadikan pebelajar juga bergairah untuk belajar. Guru yang
sungguh-sungguh dalam membelajarkan pebelajar menjadikan tingginya
motivasi belajar pebelajar. Pada guru yang demikian, umumnya
mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru
dan terbaik kepada pebelajar.
13
2.6 Cara meningkatkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar senantiasa bergelombang. Adakalanya bergerak naik dan
ada kalnya bergerak turun. Tidak jarang, motivasi belajar hanya mendatar saja.
Oleh karena demikian “watak” motivasi tersebut, maka diperlukan upaya untuk
meningkatkannya. Dengan demikian, motivasi belajar yang dipunyai oleh
pebelajar bisa cenderung naikdan atau minimal menetap.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan
motivasi belajar pebelajar, yaitu :
1. Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar
Ada dua cara dalam mengoptimalkan penerapan prinsip belajar.
Pertama, menyusun strategi-strategi sehingga prinsip-prinsip tersebut
dapat terterapkan secara optimal. Strategi disini, dapat digali dari
pandangan-pandangan dan temuan-temuan teoritik dan dapat pula digali
dari kiat guru sendiri. Temuan-temuan ahli psikologi pendidikan dan
temuan-temuan ahli pengajaran patut digali hingga dapat dimanfaatkan
untuk mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
Kedua, menjauhkan konstrain-konstrain (kendala-kendala) yang
ditemui dalam mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar. Kendala
demikian ini patut dijauhkan, agar tidak mengganggu penerapan prinsip-
prinsip belajar.
2. Menerapkan unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran.
Cara untuk mengoptimalkan unsur-unsur dalam belajar/pembelajaran.
Pertama, menyediakan secara kreatif berbagai unsur belajar pembelajaran
tersebut dalam setting belajar pembelajaran. Penyediaan secara kreatif ini
perlu dilakukan, Karena umumnya ketika tidak ada guru hanya menerima
kondisi tersebut apa adanya.
Kedua, memanfaatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi.
14
Hal demikian dapat ditanggulangi dengan banyak mengadakan kerja sama
dengan sejumlah lembaga di luar sekolah bahkan di luar dunia pendidikan.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman/kemampuan yang telah
dimiliki dalam belajar.
Setiap pebelajar mempunyai kemampuan dan pengalaman –
pengalaman tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Kemampuan dan pengalaman yang berbeda demikian ini hendaknya tidak
justru menjadi konstrain dalam aktivitas belajarnya.
Kemampuan/pengalaman masa lalu ini bias didapatkan pebelajar melalui
aktivitas belajar. Dan bias juga didapatkan pebelajar melalui aktivitas lain
atau aktivitas non belajar.
4. Mengembangkan cita-cita/aspirasi dalam belajar
Cita-cita adalah sesuatu yang dikejar oleh seseorang. Kegiatan-
kegiatan seseorang, utamanya kegiatan belajar, lebih banyak teraksentuasi
pada pengejaran dan atau pencapaian cita cita atau aspirasi tersebut. Maka
dari itu, cita-cita atau aspirasi tersebut harus senantiasa dikembangkan
dalam pembelajaran.
2.7 Hasil Kajian Empirik Mengenai Motivasi .
1. Pengaruh hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan hasil belajar, kami
mengambil penelitian yang dilakukan oleh Supartini (2008) dari STKIP
Jakarta. Dari penelitian yang dilakukan pada Siswa Di SMK Al-Hidayah I
Jakarta dapat diperoleh data sebagai berikut.
a. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Variabel X (Motivasi Belajar Siswa)
Berdasarkan pada hasil angket yang disampaikan kepada 35 orang
responden (sampel penelitian) dengan melakukan tabulasi data maka
15
diperoleh skor tertinggi = 92, skor terendah = 74, nilai rata-rata = 83,4,
varians = 47,966 dan standar deviasi = 6,9.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)
Untuk variabel Y diperoleh skor tertinggi = 7,4, skor terendah =
5,3, nilai rata-rata = 6,4857, varians = 0,313 dan standar deviasi =
0,559.
b. Pengujian Persyaratan Statistik
Dari hasil perhitungan korelasi X dengan Y, diperoleh r = 0,48 dan
selanjutnya dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi, dimana t
hitung lebih besar dari pada t tabel (t hitung = 3,1 dan t tabel = 1,684).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa di SMK Al-
Hidayah I Jakarta. Artinya, jika siswa termotivasi belajar maka akan dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Dan dalam hasil perhitungan koefisien
determinasi diperoleh nilai KD = 23%. Dengan demikian besarnya
pengaruh motivasi belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah
siswa adalah 23%. Akan tetapi masih ada faktor-faktor lain sebesar 100%
- 23% = 77% yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
c. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan, maka hasil penelitian dapat
diinterpretasikan bahwa pemberian motivasi mempengaruhi prestasi
belajar, semakin tinggi pemberian motivasi kepada siswa maka semakin
tinggi pula tingkat prestasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah
pemberian motivasi maka semakin rendah pula tingkat prestasi
belajarnya.
Dan dari penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut. “Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana hubungan
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa di SMK Al-Hidayah 1
Jakarta, dimana berdasarkan pada analisis data yang diperoleh ditarik
16
kesimpulan sebagai berikut: Motivasi belajar berperan signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan hasil pengujian hipotesis
di mana thitung lebih besar dari pada tabel (thitung = 3,1 dan ttabel =
1,684). Dalam perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai KD =
23% yang artinya : Besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa adalah 23%. Dan yang 100% - 23% = 77% hasil belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. “
2. Hasil kajian empirik mengenai motivasi berprestasi
Untuk mengetahui hasil kajian empirik mengenai motivasi berprestasi,
kami mengambil penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro (2009) jurusan
Bimbingan Konseling dan Psikologi (BKP), program studi Bimbingan
Konseling (BK) dari Universitas Negeri Malang. Penelitian tersebut kami
gunakan untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi Siswa SMAN 3
Malang kelas akselerasi. Dari penelitian yang dilakukan pada Siswa SMAN
3 Malang dengan judul “Hubungan antara kecemasan terhadap tes dan
motivasi berprestasi pada siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang”
dapat diperoleh data sebagai berikut (untuk Instrument ada di Lampiran).
Hasil analisis deskriptif terhadap skor motivasi berprestasi didapatkan
nilai rata-rata (mean) di 34 siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang
adalah sebesar 71,441. Nilai standard deviasinya adalah sebesar 10,963.
Sedangkan pengklasifikasian data motivasi berprestasi meliputi
pengklasifikasian skor subjek menjadi 3 tingkatan, yaitu tingkat tinggi,
sedang, dan rendah. Secara ringkas pengklasifikasian motivasi berprestasi
adalah sebagaimana terdapat pada table di bawah ini.
Klasifikasi
Motivasi
Rentang
Skor Interval
Frekuensi Prosentase Interpretasi
T 81 – 108 7 20,588 Sedikit
S 54 – 80 26 76,471 Cukup banyak
R 27 - 53 1 2,941 Sedikit
Jumlah 34 100 -
17
Table diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian terhadap 34 siswa
kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang, sedikit (20,588%) siswa kelas
akselerasi SMA Negeri 3 Malang yang memiliki motivasi berprestasi
dengan klasifikasi tinggi. Cukup banyak (76,471%) siswa kelas akselerasi
SMA Negeri 3 Malang yang memiliki motivasi berprestasi dengan
klasifikasi sedang. Dan sangat sedikit (2,941%) siswa kelas akselerasi SMA
Negeri 3 Malang yang memiliki motivasi berprestasi dengan klasifikasi
rendah.
Dari uraian deskriptif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang memiliki motivasi
berprestasi dengan klasifikasi sedang.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Motivasi adalah proses internal, dorongan, penggerak seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan dan mempertahankan perilakunya dari waktu
ke waktu yang dapat dipicu oleh rangsangan dari dalam ataupun dari luar
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Jenis motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (yang berasal dari dalam
diri tiap individu) dan motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar diri tiap
individu)
3. Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri
seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu
tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul
(excellent).
4. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi bisa berasal dari dalam diri
ataupun dari luar.
5. Motivasi belajar cenderung labil (naik-turun). Jadi, diperlukan upaya-
upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi belajar.
6. Kajian empirik mengenai motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar mempengaruhi hasil belajar sebesar 23%,
3.2 Saran
Sangat penting bagi pendidik untuk mengetahui pengaruh motivasi
terhadap hasil belajar siswa. Jadi, sangat disarankan pagi pendidik untuk
mempelajari mengenai motivasi secara mendalam. Dan untuk sebagai
pengantar, makalah ini juga dapat dijadikan sebagai bahan bacaan.
19
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati, dan Mudjiono.1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta : Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayan.
Djiwandono, Sri.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Dinas Pendidikan Jakarta
Imron, Ali. 1995. Teori Belajar Pembelajaran. Malang: Penerbit IKIP Malang
Slavin, R.E.2009.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jilid 2.Jakarta :
PT.Indeks.
Subiyantoro. 2009. Hubungan Antara Kecemasan Terhadap Tes dan Motivasi
Berprestasi Pada Siswa Kelas Akselerasi SMAN 3 Malang. Malang
Supartini. 2009. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Di Smk
Al – Hidayah I Jakarta Selatan . Jakarta
http://www.bbpkjakarta.org/fileartikel/MOTIVASI%20BERPRESTASI-2.doc
(diakses pada 1 Maret 2011)
http://www.rajapresentasi.com/2009/03/apa-itu-motivasi-berprestasi-achievement-
motivation/ (diakses pada 1 Maret 2011)
http://www.nitafitria.wordpress.com/2008/12/04/motivasi-berprestasi-ala-prof-dr-
david-c-mcclelland/ (diakses pada 1 Maret 2011)
20
Lampiran 1
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Petunjuk Pengisian Angket
Isilah angket ini dengan membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu
kotak jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut
:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
R = Ragu-ragu
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Sebelum mengikuti pelajaran saya selalu
mempersiapkan diri.
2
Tugas yang diberikan oleh guru sangat
diharapkan karena akan membantu saya
dalam memahami pelajaran.
3
saya paling malas mengulang pelajaran
yang sudah diajarkan di sekolah, karena
hanya membuang waktu saja.
4 saya lebih sering mempergunakan waktu
untuk belajar daripada untuk bercanda.
5 kepuasan dalam belajar bukan semata-mata
karena mendapat nilai tinggi
6
jika ada guru yang berhalangan hadir dan
tidak ada penggantinya, sebaiknya diisi
dengan diskusi.
7 saya rajin belajar dengan tujuan agar dapat
melebihi kemampuan teman-teman.
8 Jika ada guru yang berhalangan hadir,
21
sebaiknya diisi / diganti oleh guru di
sekolah
9
Saya paling suka baca buku atau majalah
yang berhubungan dengan pelajaran di
sekolah.
10
seringkali saya harus bertanya pada teman
atau guru pada saat ada pelajaran yang
kurang dimengerti.
11 Arahan orang tua sangat mendorong saya
belajar lebih giat.
12 Saya sangat bersemangat jika gaya guru
dalam mengajar sangat menarik.
13
Jika salah satu mata pelajaran bernilai jelek
/ kurang, bagi saya merupakan hal yang
wajar.
14 Tujuan saya belajar adalah semata-mata
agar mendapat nilai tinggi.
15 Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu.
16 Saya akan selalu belajar agar nilai saya
bagus.
17
Belajar sudah merupakan kesenangan bagi
saya,karena melalui belajar pengetahuan
saya akan bertambah
18
Jika suasana di rumah tidak memungkinkan
untuk belajar, saya mencari tempat khusus
agar lebih berkonsentrasi.
19 Waktu luang yang ada digunakan untuk
bermain dengan teman sebaya.
20
Jika ada pekerjaan rumah yang kurang
dimengerti, saya selalu bertanya pada
anggota keluarga ataupun orang lain yang
lebih mengerti.
22
Lampiran 2
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Petunjuk Pengisian Angket
Isilah angket ini dengan membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu
kotak jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut
:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Sebanyak apapun tugas dari sekolah saya akan
mengerjakannya hingga selesai
2 Saya tidak akan berhenti bekerja, meskipun sudah
berhasil
3 Kadang saya kurang mampu menyelesaikan semua
tugas sekolah yang dibebankan pada saya
4 Saya kurang percaya diri dengan kemampuan saya
5 Bagi saya, memiliki cita-cita tinggi adalah penting
6 Bagi saya meraih cita-cita setinggi mungkin
merupakan angan-angan saya
7 Saya lebih menyukai tugas-tugas yang menantang
daripada tugas-tugas yang mudah
8 Saya suka mengerjakan tugas-tugas yang mudah saja
9 Saya selalu memanfaatkan waktu luang dengan
sebaik mungkin untuk mengerjakan tugas atau belajar
10 Bila ada tugas dari sekolah, sepulang sekolah saya
biasa bersantai-santai
11 Saya senang menyibukkan diri untuk belajar dengan
keras
12 Bagi saya hidup itu menyenangkan, jadi tidak perlu
23
bersusah payah menjalaninya
13 Saya paling senang jika belajar kelompok dengan
teman-teman
14 Saya tidak memiliki cita-cita yang tinggi agar tidak
kecewa jika gagal meraihnya
15 Saya akan berusaha seperlunya untuk mengerjakan
semua tugas sekolah yang diberikan oleh guru
16 Saya lebih suka mengerjakan tugas secara mandiri
17 Saya kurang berminat mengerjakan tugas yang
menantang karena banyak menghabiskan pikiran,
tenaga dan waktu saya.
18 Saya memiliki banyak waktu untuk bermain, daripada
waktu untuk mengerjakan tugas atau belajar
19 Bila belajar lebih dari satu jam, saya merasa jenuh
20 Saya lebih suka belajar secara mandiri
21 Saya senang jika tugas-tugas sekolah mampu saya
kerjakan dengan baik
22 Saya yakin dapat meraih cita-cita saya setinggi-
tingginya
23 Saya lebih bersemangat bila mengerjakan tugas-tugas
yang tingkat kesulitannya cukup
24 Saya tidak suka menunda-nunda pekerjaan
25 Saya akan berusaha mengerjakan tugas dengan
kemampuan maksimal hingga larut malam
26 Saya sering bertanya pada teman bila ada pelajaran
yang tidak saya fahami
27 Saya ragu-ragu dapat meraih cita-cita saya
28 Seandainya boleh memilih saya lebih suka
mengerjakan tugas-tugas yang mudah
29 Saya mengerjakan tugas bila waktu menyerahkannya
sudah mendekati untuk segera dikumpulkan
24
30 Saya kurang bersemangat bila mengerjakan tugas
sekolah
31 Bagi saya bertanya pada teman bila ada pelajaran
yang tidak saya pahami, menjadikan saya seperti
bodoh di hadapan teman-teman
32 Dapat meraih cita-cita setinggi mungkin, sangat
membanggakan bagi saya
33 Saya puas bila dapat mengerjakan tugas-tugas yang
tingkat kesulitannya cukup
34 Bila ada tugas, akan saya kerjakan dan selesaikan
dengan segera
35 Saya akan berusaha dengan keras tanpa lelah, guna
menjadi yang terbaik dalam segala hal
36 Saya suka berdiskusi dengan teman dalam
mengerjakan tugas