modul 10 rev

Upload: citra

Post on 07-Mar-2016

245 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mODUL

TRANSCRIPT

  • MODUL 10

    PENGGUNAAN EPROCUREMENT

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN

    BARANG/JASA PEMERINTAH

    BERDASARKAN

    PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010

    BESERTA PERUBAHANNYA

    2014

    DEPUTI BIDANG PPSDM

    LKPP

  • Modul 10

    Penggunaan E-Procurement

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 1

    DDDaaaffftttaaarrr IIIsssiii

    Daftar Isi ..................................................................................................................... 1 Tujuan Umum ............................................................................................................. 2 Tujuan Khusus ............................................................................................................ 2 A. Pendahuluan .......................................................................................................... 3 B. E-Procurement ..................................................................................................... 11 C. E-Tendering .......................................................................................................... 12 D. E-Purchasing ........................................................................................................ 15 E. Tes ........................................................................................................................ 19 Lampiran ................................................................................................................... 20

  • Modul 10

    Penggunaan E-Procurement

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 2

    TTTuuujjjuuuaaannn UUUmmmuuummm

    Tujuan umum :

    Setelah modul selesai diajarkan, diharapkan peserta mampu memahami kegunaan dan

    kebutuhan akan E procurement

    TTTuuujjjuuuaaannn KKKhhhuuusssuuusss

    Tujuan khusus :

    Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu :

    1. Memahami Ketentuan Umum Pengadaan Secara Elektronik.

    2. Memahami pelaksanaan dan para pihak terkait e tendering.

    3. Memahami tatacara e purchasing.

    4. Melaksanakan pemasukan data pengumuman dan pemasukan data pemenang

    pengadaan.

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 3

    AAA... PPPeeennndddaaahhhuuullluuuaaannn

    Pengadaan secara elektronik (E-Procurement) adalah Pengadaan Barang/Jasa yang

    dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai

    dengan ketentuan perundang-undangan. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik

    dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing.

    Dengan melaksanakan pengadaan secara elektronik akan meningkatkan transparansi

    sehingga persaingan sehat antar pelaku usaha dapat lebih cepat terdorong. Dengan

    demikian optimalisasi dan efisiensi belanja negara akan segera terwujud.

    Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik diatur dalam

    Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 sebagai perubahan atas Peraturan Presiden

    nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan sebagaimana

    ketentuan dalam pasal 131 ayat (1) bahwa pada tahun 2012 K/L/D/I wajib

    melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik untuk sebagian/seluruh paket-

    paket pekerjaan. Selain itu dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga

    mengatur mengenai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebagai unit kerja

    K/L/D/I untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara

    elektronik yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan Kepala LKPP

    No. 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik. LPSE dalam dalam

    menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik wajib

    memenuhi ketentuan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11

    Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik bertujuan untuk:

    a. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas ;

    b. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;

    c. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan ;

    d. Mendukung proses monitoring dan audit ; dan

    e. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 4

    Manfaat dari pelaksanaan pengadaan secara elektronik antara lain : 1. Terjadinya efisiensi dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    (APBN)

    Rata-rata penghematan anggaran yang dapat diperoleh dari pendekatan e-

    Procurement dibanding dengan cara konvensional berkisar 23.5persen.

    Sedangkan pada HPS (Harga Penetapan Sendiri) dapat dilakukan penghematan

    rata-rata 20 persen. Biaya pengumuman pengadaan dan pengumuman pemenang

    lelang juga dapat diminimalisir karena menggunakan pengumuman secara on line

    yang lebih mudah diakses. Apabila pendekatan pengadaan barang dan jasa

    melalui e-Procurement ini diikuti oleh sebagian besar atau seluruh lembaga

    pemerintah/Negara diseluruh Indonesia, maka penghematan anggaran yang

    dilakukan masing-masing lembaga pemerintah/Negara maka akan berdampak

    besar pada penghematan APBN.

    2. Pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan cara e-Procurement dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat dibanding dengan cara

    yang dilakukan dengan cara konvensional.

    Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang dan jasa dengan cara

    konvensional adalah 36 (tiga puluh enam) hari sedangkan apabila dengan cara

    e-Procurement hanya berkisar 20 (dua puluh) hari. Hal ini dikarenakan dengan

    sistem elektronik, proses pengumuman pengadaan, penawaran, seleksi dan

    pengumuman pemenang dapat dilakukan dengan lebih cepat

    3. Persaingan yang sehat antar pelaku usaha sehingga mendukung iklim investasi yang kondusif secara nasional.

    Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang lebih transparan, fair dan

    partisipatif mendukung persaingan usaha yang semakin sehat di setiap wilayah

    dimana pengadaan barang dan jasa dilakukan. Tidak ada pengaturan pemenang

    lelang serta menghilangkan sistem arisan antara pelaku usaha, pelaku usaha yang

    besar tidak dapat menekan pelaku usaha kecil untuk tidak berpartisipasi dalam

    tender, serta pelaku usaha di semua tingkatan tidak dapat menekan lembaga

    pemerintah untuk memenangkannya dalam tender. Pelaksanaan lelang

    diaturdalam suatu sistem yang transparan, akuntabel, dan meniadakan kontak

    langsung antara panitia dengan penyedia barang dan jasa. Pelaku usaha yang

    unggul dalam melakukan efisiensi terhadap seluruh aktifitas operasional

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 5

    usahanya akan mendapatkan keunggulan kompetitif. Secara umum sistem e-

    Procurement menuntut penyedia barang/jasa untuk berlomba dalam melakukan

    efisiensi, sementara disisi lain juga dituntut untuk menghasilkan output yang

    berkualitas. Kondisi semacam ini merupakan ciri yang diterapkan pada

    persaingan yang sehat (fairmarket competition) dan akan mendukung iklim

    investasi yang kondusif bila e-Procurement diterapkan secara konsisten ditingkat

    nasional

    Secara umum perbedaan antara pengadaan secara manual dan e-Procurement sebagai

    berikut

    No Manual e-Procurement 1 Pemasukan dan pengambilan

    dokumen dilakukan dengan tatap muka

    Pemasukan dan pengambilan dokumen dilakukan melalui internet

    2 Pengumuman hanya dilakukan di media cetak dan papan pengumuman

    Pengumuman dilakukan di internet melalui website yang ada

    3 Daerah cakupan pemberitahuan terbatas

    Daerah cakupan pemberitahuan sangat luas

    4 Terbukanya kesempatan untuk berkolusi antara pokja ULP dan penyedia

    Kesempatan untuk berkolusi antara pokja ULP dan penyedia semakin kecil

    5 Kurang transparan Lebin transfaran

    Kelebihan penggunan eprocurement adalah

    1. Layanan lebih cepat dikarenakan peserta lelang tidak memerlukan waktu untuk

    mengadakan perjalanan ke alamat pokja

    2. Transparan, akuntabel, efektif dan efisien karena dapat diakses oleh masyarkat

    luas

    3. Salah satu upaya mempersiapkan penyedia nasional untuk menghadapi tantangan

    dan perkembangan global.

    Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik dikembangkan oleh

    LKPP. LKPP menetapkan arsitektur sistem informasi yang mendukung

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 6

    penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik. Untuk itu,

    LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional.

    Gubernur/Bupati/Walikota dan K/L/I membentuk LPSE untuk memfasilitasi

    ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara

    elektronik.

    K/L/D/I wajib menayangkan rencana Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di

    website K/L/D/I masing-masing dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. Website

    masing-masing K/L/D/I wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk memperoleh

    informasi.

    LEMBAGA PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)

    Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah unit kerja K/L/D/I yang

    dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara

    elektronik.

    Gubernur/Bupati/Walikota membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat

    Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. K/L/I dapat

    membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan

    Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. ULP/Pejabat Pengadaan pada

    Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE, dapat

    melaksanakan Pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE

    terdekat.

    Organisasi LPSE paling kurang meliputi :

    a. administrator sistem elektronik ;

    b. unit registrasi dan verifikasi pengguna ; dan

    c. unit layanan pengguna.

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 7

    LPSE wajib menyusun dan melaksanakan standar prosedur operasional serta

    menandatangani kesepakatan tingkat pelayanan (Service Level Agreement) dengan

    LKPP. LKPP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem

    Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

    LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional. K/L/D/I wajib

    menayangkan rencana Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di website K/L/D/I

    masing-masing dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. Website masing-masing

    K/L/D/I wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk memperoleh informasi

    pengadaan

    Langkah pembentukan LPSE:

    1. Institusi yang berminat (Pemohon) mengirimkan Surat Minat Implementasi e-

    Procurement (lihat disini) yang ditujukan ke:

    Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    c.q. Deputi Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP

    Gedung SMESCO UKM Lantai 8, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 94,

    Jakarta Selatan

    Telepon: 021-7973548/97605950 atau 021-7998317/32569058 s.d. 59 Extensi

    221/174/160

    Faksimili: 021-79181153 Email: [email protected]

    2. Pemohon menerbitkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim LPSE, yang

    dalam tim tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:

    1) Penanggung Jawab

    2) Ketua

    3) Bidang Pelatihan dan Sosialisasi

    4) Bidang Administrasi Sistem Informasi (kecuali LPSE Service Provider)

    5) Bidang Registrasi dan Verifikasi

    6) Bidang Layanan Pengguna

    3. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dikirimkan ke Direktorat

    e-Procurement LKPP sebagai dasar pelaksanaan Management Training bagi

    calon pengelola LPSE di Jakarta atau LPSE terdekat.

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 8

    Management Training dilaksanakan selama 4 (empat) hari dan pemohon tidak

    dikenakan biaya apapun serta pemohon hanya menanggung biaya akomodasi

    selama kegiatan.

    4. Untuk memberikan pemahaman kepada stakeholder (PPK, pokja ULP, Pelaku

    Usaha), pemohon dapat melaksanakan sosialisasi dan/atau pelatihan

    penggunaan SPSE serta dapat mengajukan permohonan bantuan personil

    (narasumber) kepada Direktorat e-Procurement LKPP untuk pendampingan

    kegiatan dimaksud.

    5. Dalam rangka memperkuat dasar hukum pelaksanaan e-Procurement, pemohon

    harus menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang Implementasi e-

    Procurement atau peraturan lain yang memungkinkan e-Procurement

    diberlakukan di institusi pemohon.

    6. Diinformasikan bahwa untuk implementasi e-Procurement pemohon dapat

    memilih satu dari 2 (dua) jenis LPSE, yaitu:

    a) LPSE Sistem Provider

    Pada LPSE Sistem Provider ini memiliki organisasi sebagaimana tersebut

    pada huruf b, dan mempunyai, mengelola dan memelihara perangkat keras

    yang tidak terbatas pada perangkat jaringan dan server yang telah

    terinstalasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).

    Adapun selain fungsi diatas yang merupakan tugas dari Bidang Administrasi

    Sistem Informasi, LPSE dengan tipe ini juga melaksanakan fungsi lainnya,

    misal:

    1) Sosialisasi kepada PPK/Pokja ULP dan Penyedia Barang/Jasa;

    2) Pelatihan kepada PPK/Pokja ULP dan Penyedia Barang/Jasa;

    3) Melayani PPK/Pokja ULP untuk mendapatkan kode akses

    4) Melakukan verifikasi terhadap dokumen (Akta, SIUP, TDP, ijin

    usaha sesuai bidang, KTP Pemilik dan/atau Direktur Perusahaan,

    dll.) penyedia barang/jasa yang sebelumnya telah melakukan

    pendaftaran untuk mendapatkan kode akses secara online; dan

    fungsi-fungsi lainnya.

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 9

    Dengan LPSE ini maka pemohon akan memiliki alamat website sendiri,

    misal: Pemohon berasal dari Pemkot Tulungagung maka alamat website

    adalah www.lpse.kotatulungangung.go.id

    b) LPSE Service Provider

    Pada LPSE ini memiliki organisasi sebagai berikut:

    1) Penanggung Jawab

    2) Ketua

    3) Bidang Pelatihan dan Sosialisasi

    4) Bidang Registrasi dan Verifikasi

    5) Bidang Layanan Pengguna

    Pada LPSE Service Provider ini fungsi mengelola server yang telah

    terinstalasi SPSE tidak diperlukan karena LPSE tipe ini akan menginduk

    pada LPSE terdekat sehingga tidak memiliki alamat website sendiri namun

    tetap menjalankan fungsi lainnya, misal: Pemohon berasal dari Pemkot

    Tasikmalaya dengan alamat website www.lpse.jabarprov.go.id (alamat ini

    milik LPSE Provinsi Jawa Barat).

    Infrastruktur yang disediakan oleh Pemohon antara lain:

    1. Ruangan, sekurang kurangnya meliputi:

    i. Ruang Training;

    ii. Ruang Bidding;

    iii. Ruang Server; dan (kecuali LPSE Service Provider)

    iv. Ruang Verifikasi dan Helpdesk.

    2. Daftar kebutuhan perangkat jaringan dan server:

    i. Line internet

    ii. Router

    iii. Switch; dan

    iv. Server.

    Fungsi LPSE:

    1. Mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE);

    2. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Pokja ULP dan Penyedia barang/jasa;

  • Modul 10 A. Pendahuluan

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 10

    3. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Pokja ULP dan Penyedia

    barang/jasa;

    4. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan SPSE kepada PPK/Pokja

    ULP dan Penyedia barang/jasa;

    5. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Pokja ULP dan Penyedia

    barang/jasa.

    Peran LKPP, K/L/D/I pada LPSE:

    1) LKPP

    a. Regulasi & Standarisasi

    b. Membangun sistem aggregator

    c. Mendorong inisiative pengembangan LPSE (Aplikasi LPSE, SDM &

    pendampingan)

    2) LPSE di LKPP

    a. Mengoperasikan system aggregator

    b. Development dan maintenance Aplikasi LPSE

    3) LPSE pada K/L/D/I

    a. Membangun infrastruktur LPSE

    b. Mengoperasikan LPSE

    c. Melayani pengguna & penyedia di wilayah yang bersangkutan.

    LPSE pada Perpres 54 Tahun 2010

    a) Kewajiban penerapan e-procurement untuk sebagian/seluruh paket pada tahun

    2012.

    b) Kewajiban mendirikan LPSE bagi kabupaten/kota.

    c) Pengumuman lelang dan rencana pengadaan dilakukan di Portal Pengadaan

    Nasional melalui LPSE

  • Modul 10 B. E-Tendering

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 11

    BBB... EEE---PPPrrrooocccuuurrreeemmmeeennnttt

    Pengadaan barang/jasa pemerintah pada pelaksanaannya dapat dilakukan secara

    elektronik mengingat hal ini telah dimungkinkan melalui Keppres No 80 Tahun 2003

    dan pada Perpres No.54 Tahun 2010 beserta perubahannya ditegaskan pula, dan

    terhadap semua informasi, transksi elektronik pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa

    pemerintah secara elektronik mengacu pada Undang-undang nomor 11 tahun 2008

    tentang ITE.

    Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan e-

    Tendering atau e-Purchasing:

    1. E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang

    dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa

    yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu kali

    penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan.

    2. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog

    elektronik.

    Para pihak yang terkait dengan E-Procurement dapat digambarkan seperti gambar

    berikut ini:

    Pokja ULP

    Penyedia Barang/

    Jasa E-

    Procurement

    E-Tendering E-Purchasing

  • Modul 10 B. E-Tendering

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 12

    CCC... EEE---TTTeeennndddeeerrriiinnnggg

    E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara

    terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem

    pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam

    waktu yang telah ditentukan.

    E-tendering dibedakan jadi dua yaitu

    1. E-lelang adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa

    lainnya secara elektronik untuk semua pekerjaan yang diikuti oleh semua penyedia

    barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat.

    2. E-Seleksi adalah metode pemilihan penyedia konsultansi secara elektronik untuk

    semua pekerjaan yang diikuti oleh semua penyedia jasa konsultansi yang

    memenuhi syarat

    Ketentuan mengenai E-Tendering adalah sebagai berikut :

    1. Ruang lingkup e-tendering meliputi proses pengumuman Pengadaan

    Barang/Jasa sampai dengan pengumuman pemenang.

    2. Para pihak yang terlibat dalam e-tendering adalah PPK, ULP dan Penyedia

    Barang/Jasa.

    3. E-tendering dilaksanakan dengan menggunakan sistem pengadaan secara

    elektronik yang diselenggarakan oleh LPSE dengan alamat :

    http://inaproc.lkpp.go.id

    4. Aplikasi e-tendering sekurang-kurangnya memenuhi unsur perlindungan Hak

    atas Kekayaan Intelektual dan kerahasian dalam pertukaran dokumen, serta

    tersedianya sistem keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik yang

    menjamin dokumen elektronik tersebut hanya dapat dibaca pada waktu yang

    telah ditentukan.

    5. Sistem e-tendering yang diselenggarakan oleh LPSE wajib memenuhi

    persyaratan sebagai berikut :

    a. mengacu pada standar yang meliputi interoperabilitas dan integrasi

    dengan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik ;

  • Modul 10 B. E-Tendering

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 13

    b. mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik ; dan

    c. tidak terikat pada lisensi tertentu (free license)

    6. ULP dapat menggunakan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik yang

    diselenggarakan oleh LPSE terdekat.

    Tata cara pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan E-tendering diatur dalam

    Perka LKPP No. 18 tahun 2012 tentang E-tendering.

    Tampilan situs etendering.

  • Modul 10 B. E-Tendering

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 14

  • Modul 10 C. E-Purchasing

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 15

    DDD... EEE---PPPuuurrrccchhhaaasssiiinnnggg

    E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog

    elektronik. E-purchasing diselenggarakan dengan tujuan :

    a. Terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa secara langsung melalui sistem

    katalog elektronik (E-Catalogue) sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat

    Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa pada pilihan terbaik ; dan

    b. Efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan Barang/Jasa dari sisi Penyedia

    Barang/Jasa dan Pengguna Barang/Jasa.

    Dalam rangka E-Purchasing, LKPP akan menyelenggarakan sistem katalog elektronik

    (E-Catalogue) sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa.

    Dalam rangka pengelolaan sistem katalog elektronik, LKPP melaksanakan Kontrak

    Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa tertentu. Berdasarkan Kontrak

    Payung (framework contract) tersebut, LKPP akan menayangkan daftar barang beserta

    spesifikasi dan harganya pada sistem katalog elektronik dengan alamat www.e-

    katalog.lkpp.go.id.

    Tampilan situs e-katalog

  • Modul 10 C. E-Purchasing

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 16

    Jenis barang/jasa yang pengadaan dapat dilakukan melalui ekatalog adalah

    No Jenis Barang/Jasa Nama Barang/Jasa 1 Kesehatan Obat

    Alat Kesehatan 2 Alat dan Mesin PPSheet

    Mesin Pertanian 3 Sarana Bahan

    Pabrikasi Hotmix Ready mix

    4 Kendaraan Motor, Mobil, truk dan ambulance

    5 Internet Service Provider

    6 Peralatan Berat Berbagai jenis alat berat 7 Buku Kurikulum Buku SD, SMP dan

    SLTA

    Jenis barang dan jasa yang proses pengadaannya dengan ecatalog akan terus bertambah

    seiring dengan bertambahnya kebutuhan barang dan jasa pemerintah.

    Tata cara pelaksanaan pengadaan melalui ecatalog dapat mengikuti petunjuk

    pengoperasian ecatalog sesuai jenisnya, dapat diperoleh dialamat web diatas.

  • Modul 10 C. E-Purchasing

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17

  • Modul 10 C. E-Purchasing

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 18

  • Modul 9 Lampiran

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 19

    EEE... TTTeeesss

  • Modul 9 Lampiran

    PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 20

    LLLaaammmpppiiirrraaannn