bab ii w rev

Upload: daranto

Post on 09-Apr-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    1/22

    6

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Kajian Teori

    1. Bimbingan Orang Tua

    a. Pengertian Bimbingan

    Bimbingan bantuan diberikan kepada individu agar potensi

    dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan

    memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna

    menentukan rencana masa depan lebih baik1. Sebagai makhluk

    sosial pasti memerlukan bantuan orang lain materiil maupun non

    materiil, bimbingan bentuk bantuan bersifat non materiil berupa

    teori atau konsep guna memecahkan permasalahan hidup secara

    psikis atau kejiwaan yang dihadapi, begitu juga perhatian dan

    motivasi orang tua merupakan bimbingan sangat diperlukan anak-

    anak mengatasi kesulitan dihadapinya terutama masalah belajar

    Pendidikan Agama Islam. Untuk memperoleh pengertian yang

    lebih jelas, dibawah ini dikutip beberapa definisi dari bimbingan :

    1. Menurut Jear Book Of Education, bimbingan suatu proses

    membantu individu melalui usahanya sendiri menemukan

    dan mengembangkan kemampuannya memperoleh

    kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

    2. Menurut crow & crow , bimbingan diartikan sebagai bantuan

    diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, memiliki

    pribadi baik dan pendidikan memadai, kepada seorang

    individu dari setiap usia untuk menolongnya, mengemudikan

    kegiatan-kegiatan hidup sendiri, mengembangkan arah

    pandangannya, membuat pilihan dan memikul bebannya

    sendiri.

    3. Menurut Stopps, bimbingan suatu proses terus menerus

    membantu perkembangan individu mencapai kemampuannya

    1

    M., Umar, dan Sartono,Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung : Pustaka Setia, 2001),hlm., 9.

    6

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    2/22

    7

    secara maksimal dan mengarahkan manfaat sebesar-besarnya

    bagi dirinya maupun bagi masyarakat2.

    Orang tua pelaku pertama memberikan bimbingan

    kepada anak dibidang pendidikan, harus disadari pemberian

    bimbingan jangan berubah menjadi suatu perintah otoriter

    mengakibatkan anak menjadi tertekan dan apatis. Dari

    beberapa definisi telah diungkapkan diambil kesimpulan

    bimbingan suatu proses pemberian bantuan secara terus

    menerus kepada individu atau kelompok yang mempunyai

    masalah agar menemukan kemampuan diri secara optimal

    berguna untuk kebahagiaan dan kesejahteraan dirinya.

    b. Tujuan Bimbingan

    Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk

    membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas

    perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar

    (akademik), dan karir.

    1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek

    pribadi-sosial konseli adalah:

    a) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan

    nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,

    keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,

    Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat

    pada umumnya.

    b) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain,

    dengan saling menghormati dan memelihara hak dan

    kewajibannya masing-masing.c) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang

    bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah)

    dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan

    mampu meresponnya secara positif sesuai dengan

    ajaran agama yang dianut.

    2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek

    akademik (belajar) adalah :

    a) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek

    belajar, dan memahami berbagai hambatan yang

    mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.

    2 M., Umar, dan Sartono,Ibid., hlm., 9-10.

    7

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    3/22

    8

    b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,

    seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam

    belajar, mempunyai perhatian terhadap semuapelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar

    yang diprogramkan.

    c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang

    hayat.

    d) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif,

    seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan

    kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri

    menghadapi ujian.

    3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek

    karir adalah :a) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan

    kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

    b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan

    informasi karir yang menunjang kematangan

    kompetensi karir.

    c) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti

    mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa

    merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan

    sesuai dengan norma agama.

    d) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan

    menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau

    keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita

    karirnya masa depan.

    e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir,

    dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan

    (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosio

    psikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan

    kerja 3.

    Menurut Umar dan Sartono Tujuan bimbingan dan

    penyuluhan di sekolah bagi murid, guru maupun sekolah,

    sebagai berikut :

    1. Tujuan bimbingan bagi murid :

    a. Membantu murid-murid mengembangkan

    pemahaman diri sesuai kecakapan, minat, pribadi,

    hasil belajar dan kesempatan.

    3 http://buser45.multiply.com/journal/item/26/Tujuan_Bimbingan_dan_Konseling , Akses,

    01 Juli 2010.

    8

    http://buser45.multiply.com/journal/item/26/Tujuan_Bimbingan_dan_Konselinghttp://buser45.multiply.com/journal/item/26/Tujuan_Bimbingan_dan_Konseling
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    4/22

    9

    b. Membantu murid-murid mengembangkan motif-

    motif belajar, sehingga tercapai kemajuan

    pengajaran.c. Memberikan dorongan pengarahan diri, pemecahan

    masalah, pengambilan keputusan dan ketertiban

    diri proses pendidikan.

    2. Tujuan bimbingan bagi guru

    a. Membantu guru berhubungan dengan murid-murid

    b. Membantu guru menyesuaikan keunikan

    individual, tuntutan umum sekolah dan

    masyarakat.

    c. Membantu keterlibatan pada keseluruhan program

    pendidikan.

    d. Membantu keseluruhan program pendidikanmenemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid.

    3. Tujuan bimbingan bagi sekolah

    a. Menyusun dan menyesuaikan data murid

    bermacam-macam.

    b. Mengadakan penelitian tentang murid dan latar

    belakangnya.

    c. Membantu menyelenggarakan penataran guru dan

    personil lainya berhubungan kegiatan bimbingan.

    d. Mengadakan penelitian lanjutan murid-murid yang

    telah meninggalkan sekolah4.

    c. Prinsip-Prinsip Bimbingan

    Orang tua mengenal keseluruhan perilaku, watak dan

    keinginan anaknya tentu lebih mudah, efektif dan efesien

    membimbingnya, sebagai orang tua sebaiknya mengenal prinsip-

    prinsip bimbingan, sebagai berikut ;

    1. Prinsip Prinsip Umum

    a) Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku

    individu yang terbentuk dari kepribadian yang berbagaimacam.

    b) Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada

    individu yang bersangkutan.

    c) Berpusat pada individu yang dibimbing.

    d) Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekolah,

    diserahkan kepada yang berwenang.

    e) Identifikasi kebutuhan.

    2. Prinsip Prinsip Khusus

    4 M., Umar, dan Sartono, Op., Cit., hlm., 20.

    9

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    5/22

    10

    a) Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1)

    non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik (3)

    tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaanindividual.

    b) Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1)

    kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya,

    (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.

    c) Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian

    integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3)

    berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah.

    d) Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan

    pelayanan; (1) pengembangan individu agar mandiri (2)

    keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional &

    kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5) pemanfaatan maksimal dari hasil

    penilaian/pengukuran5.

    d. Teknik-Teknik Pemberian Bimbingan

    Pada garis besarnya cara-cara dipergunakan bimbingan ada

    dua macam, yaitu pendekatan kelompok ( group guidance) dan

    pendekatan individual (individual conseling).

    1. Bimbingan Kelompok (group guidance)Teknik dipergunakan membantu murid memecahkan

    masalah-masalah melalui kegiatan kelompok. Artinya

    masalah dirasakan kelompok atau individu sebagai anggota

    kelompok. Beberapa bentuk khusus cara bimbingan

    kelompok ini ialah :

    a. Home Room Program (ProgramHome Room)

    Suatu program kegiatan dilakukan dengan tujuan

    guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik,

    sehingga dapat membantunya secara efesien. Kegiatan

    dilakukan di dalam kelas, bentuk pertemuan guru dan

    murid di luar jam-jam pelajaran membicarakan beberapadianggap perlu.

    b. Karya Wisata

    Karya wisata sebagai kegiatan rekreasi atau metode

    mengajar, dapat berfungsi sebagai bimbingan kelompok.

    Dengan karya wisata murid meninjau objek-objek

    5 http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-

    bk/ , akses 01 Juli 2010.

    10

    http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-bk/http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-bk/http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-bk/http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/15/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-konseling-bk/
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    6/22

    11

    menarik dan mereka mendapat informasi lebih dari objek

    itu.

    c. Diskusi KelompokDiskusi kelompok cara dimana murid-murid

    mendapat kesempatan memecahkan masalah bersama-

    sama. Setiap murid mendapat kesempatan

    menyumbangkan pikiran masing-masing dalam

    memecahkan suatu masalah. Masalah dapat didiskusikan,

    misalnya ;

    1) Perencanaan suatu kegiatan.

    2) Masalah-masalah pekerjaan.

    3) Masalah belajar.

    4) Masalah penggunaan waktu senggang dan

    sebagainya.d. Kegiatan kelompok

    Kegiatan kelompok cara baik bimbingan karena

    individu mendapat kesempatan berpartisipasi sebaik-

    baiknya. Dengan kegiatan, anak dapat menyumbangkan

    pikirannya dan mengembangkan rasa tanggungjawab.

    e. Organisasi Murid

    Organisasi murid, di lingkungan sekolah maupun

    diluar sekolah merupakan satu cara bimbingan

    kelompok.

    2. Penyuluhan individual (individual counseling)Penyuluhan (counseling) merupakan salah satu cara

    pemberian bantuan secara perseorangan dan secara

    langsung6.

    e. Peran Orang Tua

    Anak amanah Allah dititipkan kepada orang tua. Sebagai

    amanah, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga harus disyukuri.

    Satu cara mensyukuri anak, orang tua mau mendidik dengan baik

    menjadi generasi berkualitas7

    . Cara orang tua membimbing danmendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Sotjipto

    Wirowidjaja mengatakan Keluarga lembaga pendidikan pertama

    dan utama. Keluarga sehat besar artinya pendidikan ukuran kecil,

    tetapi bersifat menentukan pendidikan ukuran besar yaitu

    pendidikan bangsa, negara dan dunia. Orang tua kurang atau tidak

    6 M., Umar, dan Sartono,Ibid., hlm., 150-152.7

    Abdul, Mustaqim, Menjadi Orang Tua Bijak ; Solusi Kreatif Menangani PelbagaiMasalah Pada Anak, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005), Cet., 1, hlm., 21.

    11

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    7/22

    12

    memperhatikan pendidikan anak, misalnya acuh akan kepentingan

    dan kebutuhan anak belajar, tidak mengatur waktu belajarnya,

    tidak memperhatikan anak belajar atau tidak, dan lain-lain. Hasil

    didapatkan, nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan

    mungkin gagal studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak kedua

    orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan8. Anak memiliki

    potensi dikembangkan secara optimal dengan memahami dirinya,

    memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan

    rencana masa depan lebih baik. Mewujudkan anak berhasil dan

    berprestasi bidang pendidikan terutama Pendidikan Agama Islam

    perlu upaya maksimal dari berbagai pihak terutama orang tua

    memberikan bimbingan berupa perhatian, motivasi dan fasilitas di

    butuhkan anak menunjang belajarnya. Bimbingan orang tua

    dibutuhkan anak karena orang tualah yang mengerti dan memahami

    tentang diri anak, Profil manusia cerdas, kreatif, beriman, bertakwa

    dan berakhlak mulia tentu bukanlah tanpa proses dan proses

    menjadi manusia berkualitas itu tidak gratis, proses pendidikan

    anak membutuhkan upaya dan biaya yang besar, yaitu pengasuhan

    maksimal sejak bayi dan pendidikan optimal sejak usia sekolah.

    Sebagai orang tua atau pendidik sadar bahwa lingkungan

    bertanggungjawab terhadap pendidikan anak adalah keluarga,

    disamping lingkungan sekolah dan masyarakat9.

    Orang tua mempunyai cita-cita anaknya menjadi cerdas,

    terampil dan bertaqwa kepada Allah SWT., untuk mewujudkannya

    diperlukan kerja keras dari orang tua memberikan bantuan berupa

    bimbingan, perhatian dan motivasi. Orang tua merupakan

    pembimbing pertama sebelum lainya berperan. Pentingnya

    pendidikan, Orang tua memberikan bimbingan mempunyai fungsi

    membentuk berbagai kebiasaan baik seperti disiplin, konsisten,

    8 M., Djoko, Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta : Pinus, 2006),

    Cet., 1, hlm., 78.9 Abdul Mustaqim, Op., Cit., hlm., 22.

    12

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    8/22

    13

    akhlak baik dan lain-lain. Bimbingan diberikan orang tua kepada

    anaknya terus menerus agar anak memahami dan bertindak sesuai

    dikehendaki untuk meningkatkan kemajuan prestasi belajar dirinya

    disekolah, beragam cara orang tua memberikan bimbingan kepada

    anak diantaranya :

    1) Perhatian

    Perhatian menurut Ghazali keaktifan jiwa yang

    dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek

    (benda/hal) atau sekumpulan objek10.

    Perhatian oleh para ahli psokologi ada dua macam, yakni :

    a) Perhatian pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu

    objek.

    b) Perhatian banyak sedikitnya kesadaran menyertai suatu

    aktivitas yang dilakukan11.

    Perhatian diberikan orang tua menimbulkan semangat

    dan percaya diri anak, perasaan minder atau rendah diri

    penyakit mental menghambat perkembangan potensi anak.

    Jika berlanjut, membuat anak terasing bahkan berperilaku

    menyimpang. Salah satu kesulitan membangun rasa percaya

    diri anak, sikap kebanyakan orang tua mempunyai

    pandangan negatif tentang ketidakmampuan diri atau hanyut

    sindrom saya tidak bisa12. Berikut beberapa cara

    mengembangkan percaya diri pada anak :

    1. Memberikan pujian perbuatan baik yang dilakukananak. Pujian bukan memberikan hadiah berupa materi,

    acungan jempol, ciuman, atau ungkapan senang dari

    ibu-bapak bisa menjadi hadiah berkesan bagi anak.

    2. Mengajarkan anak mengungkapkan perasaanya.

    Ungkapan perasaan anak membantu kelancaran

    komunikasi keluarga juga melatih kejujuran dan

    keberanian berbicara benar.

    10 M., Djoko, Susilo, Op., Cit., hlm., 73.11 Sumadi, Subrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001) ed., 1,

    Cet., 10, hlm., 2.12 Abdul, Mustaqim , Loc., Cit., hlm., 95.

    13

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    9/22

    14

    3. Mengajarkan kepekaan sosial anak, mengajak anak ke

    majlis pertemuan kegiatan membantu sosialisasi anak

    dengan lingkungan masyarakat.4. Meminta izin kepada anak saa memindahkan barang

    miliknya13.

    2) Motivasi

    Para ahli sudah mengemukakan pengertian motivasi

    dari berbagai sudut pandang mereka, namun intinya sama,

    yakni sebagai suatu pendorong mengubah energi diri

    seseorang ke bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan.

    Motivasi dorongan ada dari diri seseorang

    melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya14.

    Motivasi kondisi psikologis mendorong seseorang untuk

    melakukan sesuatu15.

    Mc. Donaldmengatakan bahwa, Motivation is a enrgy

    change within the person characterized by affective arousal

    and anticipatory goal reactions. Motivasi suatu perubahan

    energi di dalam pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya

    afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

    Perubahan energi diri seseorang berbentuk suatu aktifitas

    nyata berupa kegiatan fisik16. Adapun Fungsi motivasi ada

    tiga, yaitu :

    a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.

    b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.

    c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan17.

    Bentuk motivasi diantaranya dengan menumbuhkan

    minat membaca kepada anak, beberapa kiat dapat dilakukan

    oleh orang tua agar minat baca anak semakin tinggi ;

    13 Ibid., hlm., 97-101.14 Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka

    Setia, 2005), Cet., II., hlm., 44.15 Ibid., hlm., 109.16 Syaiful, Bahri, Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet., 1, hlm.,

    114. 17 Ibid., hlm., 123.

    14

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    10/22

    15

    a) Jadikan rumah tempat anak bisa mendapatkan segala

    bacaan.

    b) Tunjukan kepada anak anda senang membaca bukuketika mencari buku atau majalah diperpustakaan.

    c) Ciptakan suasana menyenangkan ketika anda membaca

    buku.

    d) Jika membelikan buku, dianjurkan anak diberi tahu isi

    buku.

    e) Beri anak bacaan-bacaan bermutu disukai agar menjadi

    miliknya berharga seperti mainan kesayangannya18.

    Orang tua dalam melakukan bimbingan harus

    mempunyai sifat semestinya dimiliki setiap pendidik

    diantaranya :

    1. Sabar Kesabaran dapat melahirkan sikap dewasa

    pendidik menangani permasalahan anak didik.

    2. Lemah lembut

    Seorang pendidik mengedepankan sikap lemah

    lembut dari pada sikap keras atau kasar, dengan

    kelembutan anak merasa disayang dan terketuk hatinya.

    3. Penyayang

    Sifat penyayang menumbuhkan ikatan emosional

    kuat antara pendidik dan peserta didik.

    4. Luwes dalam bertindak

    Seorang pendidik bersikap luwes setiap

    menghadapi anak didiknya, sikap luwes (fleksibel)

    membantu proses penanganan masalah anak didik.

    Banyak menasehati membuat anak jenuh dan bosan,

    sedikit menasehati memberikan keleluasaan anak bertindak

    kurang baik, sebagai pendidik, orang tua atau guru bersikap

    ditengah-tengah memberikan nasehat19.

    Orang tua secara keseluruhan merupakan penentu masa

    depan anak di dunia dan akherat, Rasulullah saw. Bersabda :

    18

    Abdul, Mustaqim, Loc., Cit., hlm., 126.19 Ibid., hlm.,38-44.

    15

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    11/22

    16

    Abu Hurairah ra. Mengatakan : Rasulullah saw.

    Bersabda tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan suci.

    Orang tualah yang mempengaruhi anak menjadi Yahudi,Nasrani dan atau Majusi20.

    2. Belajar Kelompok

    Belajar kelompok terdiri dua kata, belajar dan kelompok untuk

    memahami secara utuh dua kata tersebut, akan penulis paparkan

    pengertian tersebut :

    a. Belajar

    Belajar suatu proses berlangsung di dalam diri seseorang

    yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku berfikir,

    bersikap dan berbuat21.

    Syaiful Bahri Djamarah mengutip definisi belajar dari

    beberapa Ahli diantaranya, :

    a. James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses

    dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

    latihan atau pengalaman.

    b. Cronbach berpendapat learning is shown by changer inbehavior as a result of experience. Belajar sebagai suatuaktifitas yang ditujukan oleh perubahan tingkah laku

    sebagai hasil dari pengalaman.

    c. Howard L Kingskey mengatakan learning is the processby which behavior (in the broader sense) is originated or

    changed through practice or training. Belajar prosesdimana tingkah laku (arti luas) ditimbulkan atau diubah

    melalui praktik atau latihan.

    d. Slameto berpendapat belajar suatu proses usaha dilakukan

    individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanindividu sendiri interaksi dengan lingkungannya22.

    20 Salim, Bahreisy, Shahih Bukhari Muslim 2, (Jakarta : Visi Insani Publishing, 2007), hlm.,

    678.21

    W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Grasindo, 2002), Cet., 1, hlm., 8.22 Syaiful, Bahri, Djamarah, Op., Cit., hlm., 12-13.

    16

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    12/22

    17

    Kemudian Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo

    mengemukakan belajar proses perubahan tingkah laku berkat

    pengalaman dan pelatihan23.

    1. Tujuan-Tujuan Belajar

    Robert M. Gagne dikutip Abu Achmadi dan Joko Tri

    Prasetya, tujuan belajar ada lima tipe hasil belajar, yaitu :

    a. Kemampuan intelektual sejumlah kemampuan mulai

    membaca, menulis, menghitung sampai kemampuan

    memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat

    devaluasi.

    b. Strategi kognitif kemampuan mengatur cara belajar danberfikir seseorang.

    c. Informasi verbal kemampuan menyerap pengetahuan arti

    infomasi dan fakta termasuk kemampuan mencari dan

    mengolah informasi sendiri.

    d. Ketrampilan motorik kemampuan erat dengan ketrampilan

    fisik seperti ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan

    jangka, busur derajat dan lain-lain24.

    2. Ciri-Ciri Belajar

    Syaiful Bahri Djamarah hakekat belajar perubahan tingkah

    laku, maka ada beberapa perubahan tertentu dimasukan ciri-ciri

    belajar, antara lain :

    a. Perubahan terjadi secara sadar

    Individu belajar menyadari terjadi perubahan atau

    sekurang-kurangnya individu merasakan terjadi suatu

    perubahan dirinya.

    b. Perubahan belajar bersifat fungsional

    Sebagai hasil belajar, perubahan terjadi dalam diri

    individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan

    berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

    c. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif

    Perbuatan belajar, perubahan-perubahan selalu bertambah

    dan tertuju memperoleh suatu lebih baik dari sebelumnya.

    d. Perubahan belajar bukan bersifat sementara

    23 Abu, Ahmadi dan Abu, Joko, Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung :

    Pustaka Setia, 2005), Cet., II., hlm., 17. `24 Abu Achmadi dan Joko Tri Prasetya,Ibid., hlm., 30.

    17

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    13/22

    18

    Perubahan bersifat sementara (temporer) terjadi beberapa

    saat, seperti berkeringat, keluar air mata dan sebagainya

    tidak digolongkan perubahan belajar.e. Perubahan belajar bertujuan atau terarah

    Perubahan tingkah laku terjadi ada tujuan akan dicapai.

    Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku benar

    benar disadari.

    f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

    Perubahan diperoleh individu melalui suatu proses belajar

    meliputi Perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang

    belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia mengalami Perubahan

    tingkah laku secara menyeluruh sikap kebiasaan,kerampilan,

    pengetahuan, dan sebagainya25.

    b. Kelompok

    Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo Kelompok kumpulan

    dua orang atau lebih untuk suatu kerja atau suatu tujuan dan tidak

    semua kumpulan dua siswa atau lebih (siswa menggerombol) dapat

    disebut kelompok dalam proses belajar mengajar. Kelompok

    belajar ini mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu :

    a. Ada rasa persatuan diantara angota-anggotanya.

    b. Angota-anggotanya sanggup bekerja dan bertindak bersama

    untuk tujuan bersama, keadaan yang sama mereka hadapi.

    c. Interaksi secara sadar terjadi diantara angota.

    1. Manfaat Kerja Kelompok Dan Faktor Penghambat Tujuan

    Kelompok

    a. Manfaat dari kerja kelompok, antara lain :

    1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembang potensi

    berfikir kritis dan analitis siswa secara optimal.2) Melatih siswa aktif, kreatif dan kritis menghadapi

    masalah.

    3) Mendorong tumbuh sikap tenggang rasa, mau

    mendengarkan dan menghargai pendapat orang

    lain.

    4) Mendorong tumbuh sikap demokrasi di kalangan

    siswa.

    25 Syaiful, Bahri, Djamarah,Loc., Cit., hlm., 15-16

    18

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    14/22

    19

    5) Melatih siswa meningkatkan kemampuan saling

    bertukar pendapat secara objektif, rasional dan

    sistematis26.

    Kemampuan seseorang memahami suatu materi

    yang dipelajari dapat dipengaruhi hubungannya dengan

    orang lain. Alasan kebutuhan belajar berkelompok bisa

    bermacam, seperti ;

    1. Agar termotivasi untuk belajar, karena kelompok

    yang kuat biasanya akan saling memotivasi belajar.

    2. Lebih mudah memahami suatu informasi atau

    pengetahuan, angota kelompok saling mengisidalam belajar.

    3. Ada mata kuliah tertentu menuntut belajar

    kelompok sebagai bagian dari kegiatan atau tugas

    belajar27.

    b. Faktor yang menghambat tujuan kelompok, antara lain:

    1. Anggota sok tahu, selalu tidak setuju dan tidak

    menghargai pendapat orang lain.

    2. Anggota suka bicara, lainnya menjadi pendengar.

    3. Kepopuleran anggota.

    4. Status sosial anggota.

    5. Perasaan ragu28.

    2. Aspek-aspek kerja kelompok

    Struktur interaksi kerja kelompok dibentuk dan

    ditentukan oleh aspek-aspek kerja kelompok, sebagai

    berikut ;

    a. Kegiatan belajar

    Kegiatan belajar merupakan setiap aktifitas yang

    dilakukan oleh siswa untuk memperoleh tambahan ilmupengetahuan. Setiap bentuk kerja kelompok mempunyai

    tujuan tertentu.

    b. Jadwal belajar

    Jadwal belajar serangkaian kegiatan yang telah di

    susun dan direncanakan bersama untuk ditaati dan

    dilaksanakan.

    c. Tempat Belajar

    26 Abu Ahmadi dan Abu Joko Tri Prsetyo, Op., Cit., hlm., 89.27

    M. Joko, Susilo,Loc,. Cit., hlm., 20.28 W. Gulo, Op., Cit., hlm., 130.

    19

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    15/22

    20

    Tempat belajar lokasi dimana dilaksanakan belajar

    yang telah disepakati untuk ditempati belajar.

    d. Rekan belajarRekan belajar teman satu kelas yang bersama-sama

    melakukan kegiatan belajar29.

    3. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Islam

    Untuk dapat memahami pengertian pendidikan agama islam

    penulis mengemukakan pendapat beberapa ahli, sebagai berikut ;

    1. Menurut Burlian Shomad Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi

    makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran

    Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu

    adalah ajaran Allah. Secara rinci Beliau mengemukakan

    pendidikan itu baru dapat disebut Pendidikan Agama Islam

    apabila memiliki dua ciri khas yaitu :

    a. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi

    bercocok diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur`an.

    b. Isi pendidikannya ajaran Allah yang tercantum dengan

    lengkap dalam Al-Qur`an dan pelaksanaannya di dalam

    praktik kehidupan sehari-hari sebagaimana dicontohkanoleh Nabi Muhammad SAW.

    2. Menurut Mustofa Al-Ghulayani Pendidikan Agama Islam

    ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak

    dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan

    petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu

    kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya

    berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk

    kemanfaatan tanah air.

    3. Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas Pendidikan

    Agama Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap

    anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempatyang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan

    sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan

    akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan

    kepribadian.

    4. Menurut Hasan Langgulung Pendidikan Agama Islam ialah

    Pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu :

    a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-

    peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan

    29 http://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/032 aspek-aspek - kerja - kelompok .html, 20 Juli

    2010.

    20

    http://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/032aspek-aspek-kerja-kelompok.htmlhttp://wordskripsi.blogspot.com/2010/04/032aspek-aspek-kerja-kelompok.html
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    16/22

    21

    datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan

    hidup (survival) masyarakat sendiri.

    b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutandengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua

    kepada generasi muda.

    c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara

    keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat

    mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat

    dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai

    keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu

    masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan

    dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan

    berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.

    5. Menurut M. Yusuf al-Qardhawi : Pendidikan Agama Islamadalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya,

    rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena

    itu, pendidikan agama islam menyiapkan manusia untuk

    hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan

    menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala

    kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.

    6. Menurut Endang Saifuddin Anshari : Pendidikan Agama

    Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan)

    oleh objek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran,

    perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga objek

    didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu

    tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat

    perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu

    disertai evaluasi sesuai dengan ajaran agama Islam.

    7. Menurut Zakiah Darajat : Pendidikan Agama Islam adalah

    Pendidikan mela lui ajaran-ajaran agama islam, yaitu berupa

    bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya

    setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami,

    menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam

    yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

    ajaran agama islam sebagai suatu pandangan hidupnya demikeselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di

    akhirat kelak. Dari uraian tersebut di atas dapat diambil

    kesimpulan bahwa para ahli didik Islam berbeda pendapat

    mengenai rumusan Pendidikan Agama Islam. Ada yang

    menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, ada

    yang menuntut pendidikan teori pada praktik, sebagian lagi

    menghendaki terwujudnya kepribadian muslim dan lain-lain.

    Namun dari perbedaan pedapat dapat di ambil kesimpulan,

    bahwa adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat di

    kemukakan sebagai berikut: pendidikan agama Islam ialah

    bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada

    21

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    17/22

    22

    terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki

    kepribadian muslim yang sejati. Jika direnungkan Syariat

    Islam tidak akan di hayati dan diamalkan orang kalau hanyadiajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses

    pendidikan.. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan

    beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan

    berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi melihat,

    bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditunjukan ke pada

    perbaikan sikap mental akan terwujud dalam amal perbuatan,

    baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi

    lainnya Pendidikan Agama Islam tidak bersifat teoritis ,

    tetapi juga praktis. Ajaran Agama Islam tidak memisahkan

    antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu Pendidikan

    Agama Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran

    tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat30.

    Undang-Undang RI Pendidikan usaha sadar dan terencana

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

    didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan

    dirinya, Masyarakat, Bangsa dan Negara31.

    Dapat di simpulkan Pendidikan Agama Islam suatu

    bimbingan usaha sadar orang muslim dewasa agar aktifitas

    kehidupan anak didik berazaskan Al-Quran dan Al-Hadits,

    bertaqwa, berakhlak mulia, berguna bagi masyarakat, bangsa dan

    Negara.

    b. Dasar Pendidikan Agama IslamDasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, sebagai berikut :

    1. Al-Quran

    Al-Quran firman Allah disampaikan kepada manusia

    secara mutawatir, firman Allah menyatakan dasar Pendidikan

    Agama Islam, yaitu :

    30 http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/ , Akses, 01 Juli 2010.

    31

    UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta :CV Mini Jaya Abadi, 2003), Cet., 1. hlm., 5.

    22

    http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    18/22

    23

    Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-

    Quran) dengan perintah kami, sebelum kamu tidaklahmengetahui apakah al kitab (Al-Quran) dengan mengetahui

    apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Quran itu

    cahaya, yang kami tunjukan dengan siapa kami kehendaki

    diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (Q.S. AsSyura : 52)32.

    Firman Allah SWT. Surat An Nahl ayat 64 :

    Dan kami tidak menurunkan kepadamu al kitab (Al Quran)

    ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada merekaperselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum

    yang beriman33.

    2. Sunnah

    Adapun pengertian sunnah menurut istilah ahli hadits, ahli

    ushul, ahl fiqih dan kalangan salaf, sebagai berikut ;

    a. Menurut istilah ahli hadits yaitu, apa yang disandarkan

    kepada Rasulullah Saw. baik berupa ucapan, perbuatan,

    ketetapan, atau sifat, baik fisik; akhlak maupun perjalanan

    hidup, sebelum diangkat menjadi Nabi atau sesudahnya.

    b. Menurut istilah ahli ushul, diungkapkan untuk setiap perkara

    yang dinukil dari Nabi Saw. yang tidak terdapat dalam al-

    Quran, tetapi diungkapkan oleh Nabi Shalallahualaihi

    32 Departemen Agama RI., Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang : CV Alwaah,1993),

    hlm., 791.33 Ibid., hlm., 411.

    23

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    19/22

    24

    wassalam, baik sebagai penjelasan bagi al-Quran maupun

    tidak.

    c. Menurut istilah ahli fiqih, diungkapkan untuk setiap perkarayang bukan wajib, dikatakan sesuatu itu sunnah yaitu bukan

    fardhu atau wajib, dan tidak pula haram atau makruh.

    d. Makna sunnah menurut kebanyakan kalangan salaf lebih luas

    dari itu, karena mereka mengartikan sunnah dengan makna

    yang lebih luas dari makna menurut ahli hadits, ahli ushul

    dan ahli fiqih. Mereka mengartikan sunnah sebagai setiap

    perkara yang sejalan dengan Kitabullah dan sunnah

    Rasulullah Shalallahualaihi wassalam serta para sahabatnya

    baik perkara Itikad maupun ibadah, dan lawannya adalah

    bidah34.

    Sebagai sumber hukum setelah Al-Quran dan menjadikan

    Nabi Muhammad sebagai contoh teladan bagi umatnya tersebut

    firman Allah Surat Al Ahzab : 21

    Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah contoh yang

    baik.. (Al Ahzab : 21)35.

    3. Tujuan Pendidikan Islam

    Tujuan utama Pendidikan Agama Islam membina dan

    mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama

    sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga mampu

    mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan

    agama36.

    Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan

    pendidikan agama Islam, sebagai berikut :

    a. Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan

    Agama Islam adalah membina insan paripurna yang

    bertaqarrub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat.

    34 http://abuzubair.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-sunnah/ , Akses, 01 Juli 2010.35 Departemen Agama RI., Op., Cit., hlm., 670.36

    Muzayin, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), Cet.,1, hlm., 6.

    24

    http://abuzubair.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-sunnah/http://abuzubair.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-sunnah/
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    20/22

    25

    Tidak dapat dilupakan pula bahwa orang yang megikuti

    pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang

    dipelajarinya dan kelezatan ini pula yang dapatmengantarkannya kepada pembentukan insan paripurna.

    b. M. Athiyah al-Abrasy, mengemukakan bahwa tujuan

    Pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut :

    1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.

    2. Pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar

    memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu

    yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak

    dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah

    (keutamaan).

    3. membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

    mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yangsuci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.

    4. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

    Pendidikan Islam memiliki dua orientasi yang

    seimbang, yaitu memberi persiapan bagi anak didik

    untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga

    kehidupannya di akhirat.

    c. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan,

    yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.

    1. Tujuan sementara. Yaitu sasaran sementara yang harus

    dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan

    Islam. Tujuan sementara artinya tercapainya berbagai

    kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan

    membaca, menulis, dan ilmu-ilmu lainnya.

    2. Tujuan akhir. Yaitu terwujudnya kepribadian muslim

    yang mencakup aspek-aspeknya untuk merealisasikan

    atau menceminkan ajaran agama Islam.

    d. Zakiah Darajat membagi tujuan Pendidikan Agama Islam

    menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

    1. Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan

    dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik

    dengan pengajaran atau dengan cara lain.2. Tujuan akhir. Tujuan akhir adalah tercapainya wujud

    kamil, yaitu orang yang telah mencapai ketakwaan dan

    menghadap Allah dalam ketakwaannya.

    3. Tujuan sementara. Tujuan sementara adalah tujuan

    yang akan dicapai setelah anak diberi sejumlah

    pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu

    kurikulum pendidikan formal.

    25

  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    21/22

    26

    4. Tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan

    praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan

    pendidikan tertentu37.

    Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas Tujuan

    Pendidikan Agama Islam dapat disimpulkan pengabdian kepada

    Allah wujud ketaqwaan, berakhlak mulia mencari ridha Allah

    agar hidup bahagia di dunia dan akherat.

    B. Kajian Penelitian Yang Relevan

    Penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan diantaranya :

    1. Siti Zulaikah skripsi judul Pengaruh Bimbingan Orang tua terhadap

    Pembentukan Kepribadian Anak di kelas II SLTP Muhammadiyah 1

    Blora Tahun Pelajaran 1999/2000, menyimpulkan pelaksanaan

    bimbingan orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak

    berlangsung baik dan berpengaruh besar, hal ini terbukti dengan angka

    korelasi sebesar : 0,710. Signifikan terbukti pada taraf 1 % maupun 5

    %38.

    2. Rumawi Abdullah skripsi judul Pengaruh Bimbingan Belajar Kelompok

    Terhadap Prestasi Belajar siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora

    di Randublatung tahun 2002/2003, menyimpulkan bimbingan belajar

    kelompok mempunyai pengaruh sangat besar terhadap prestasi belajar

    siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora di Randublatung berdasar

    nilai angket penulis dapat yaitu rata-rata 68,3339.

    3. Dari dua skripsi di atas ada kaitannya dengan penelitian yang penulislakukan yang mengambil judul Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan

    Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

    37 http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama-islam/, Akses, 01

    Juli 2010 .38 Siti Zulaikah,Pengaruh Bimbingan Orang tua terhadap Pembentukan Kepribadian Anak

    di kelas II SLTP Muhammadiyah 1 Blora Tahun Pelajaran 1999/2000, (Blora : Perpus. STAIM

    Blora, 2000).39 Rumawi Abdullah, Pengaruh Bimbingan Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar

    siswa kelas II SLTP Muhammadiyah 05 Blora di Randublatung tahun 2002/2003, (Blora : Perpus.STAIM Blora, 2000).

    26

    http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama-islam/http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama-islam/
  • 8/7/2019 BAB II W Rev

    22/22

    27

    siswa kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati

    tahun pelajaran 2009/2010. Ada kesamaan di variabel bebas yang

    signifikan mempengaruhi variabel terikat sehingga penelitian yang

    penulis lakukan memperoleh hasil yang sama signifikannya.

    C. Pengajuan Hipotesis

    Hipotesis menurut Cholid Narbuka dan Abu Achmad adalah dugaan

    sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian40.

    Menurut Sugiyono penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara

    terhadap rumusan penelitian. Rumusan tersebut bisa berupa pernyataan

    tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau

    variabel mandiri (deskripsi)41. Penulis mengajukan hipotesis hubungan

    (assosiatif), sebagai berikut :

    1. Hipotesis Kerja (Ha) Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan

    Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

    Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati

    Tahun Pelajaran 2009/2010.

    2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak Ada Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan

    Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

    Siswa Kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC SMP Muhammadiyah 7 Blora di Jati

    Tahun Pelajaran 2009/2010.

    40 Cholid, Narbuka dan Abu, Achmad, Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007),

    Cet., 1, hlm., 141.41 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2006), Cet., 9, hlm., 82.

    27