modul b_evelyne kemal
DESCRIPTION
laporan praktikum analisa strukturTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA STRUKTUR
MODUL B
TEORI LENDUTAN PADA BALOK STATIS TAK TENTU
KELOMPOK 4
Evelyne Kemal 1206260463
Fendy Santoso 1206241924
Muhammad Fajar Sidiq 1206217925
Ricky Aristio 1206239415
Tanggal Praktikum : 20 September 2014
Tanggal Disetujui : 27 September 2014
Asisten : Aulia Rizky Tansir
Nilai :
Paraf :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
2
Tujuan
1. Memeriksa keakuratan dari teori lenturan sederhana dengan
membandingkan nilai E (modulus elastisitas) yang didapat dari percobaan
dengan ELiteratur yang ada untuk beban terpusat dan beban momen pada
struktur statis tak tentu.
2. Memeriksa keakuratan dalam penggunaan teorema momen dengan mencari
nilai k (konstanta) untuk beban momen di tengah bentang pada strutur statis
tak tentu.
I. Teori
Lendutan pada balok dan putaran sudut dari balok atau kantilever dapat di
analisa dengan beberapa teori, sebagai contoh:
Metode Unit Load
Metode Momen Area/Metode Balok Konjugasi
Metode Integrasi
II. Peralatan
1 HST. 601 Penyanggga ujung dengan penjepit tetap.
1 HST. 602 Penyangga ujung dengan rol.
1 HST. 603 Penggunaan momen lengkap.
2 HST. 604 Katrol ganda.
2 HST. 605 Kumpulan kawat.
3 HST.606 Penjepit gantungan.
2 HST. 607 Penghubung penggantung.
2 HST. 608 Gantungan-gantungan besar.
7 HST. 609 Gantungan-gantungan kecil.
1 HST. 610 Pengimbang gantungan.
1 HST. 611 kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan.
1 HST. 6m Arloji pengukur.
1 HST. 6c Logam
1 HST. 6d Balok uji perspektif
3
Gambar B.1 Alat Peraga Struktur Dengan Upward Load Dan Beban Momen
Gambar B.1 menunjukkan aplikasi dari beban terpusat ke atas (upward load) dan
beban momen pada struktur statis tak tentu. Banyak variasi yang dapat dilakukan
seperti menunjukkan putaran sudut dan lendutan pada perletakan, beban
menggantung atau beban terbagi rata, teori timbal balik, dan lain-lain.
PERCOBAAN 1 Beban Terpusat di Tengah Bentang dengan Perletakan Jepit –
Sendi
Gambar B.2 Kondisi Percobaan 1
P
C
D
A L/2 L/2
x
4
III. Cara Kerja
1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan
batang besi tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja dan
jarak x
2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan
kondisi perletakan jepit dan menarik kunci lengan penggerak pada
titik D untuk menghasilkan kondisi perletakan sendi
3. Meletakkan gantungan beban dan jepit pada tengah bentang dan
siapkan arloji pengukur untuk mengukur lendutan pada beban
terpusat. Periksa bahwa pada penyagga beban, bebas untuk
berputar ke arah lendutan balok.
4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi
beban dapat ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A
dan B)
IV. Pengamatan dan Pengolahan Data
Menentukan nilai Modulus Elastisitas/Modulus Young (E) dari hasil
praktikum dari rumus lendutan secara teoritis dihitung berdasarkan
persamaan (7PL3/768EI) dan dari rumus putaran sudut pada titik D
dihitung menurut persamaan (0,03125PL2/EI), kemudian hasilnya
dibandingkan dengan ELiteratur-Baja=200.000MPa. Putaran sudut di titik
D pada percobaan yaitu (DGI pembacaan pada D)/x.
A. Data Pengamatan
L = 900 mm
x = 100 mm
bbatang = 24,4 mm
hbatang = 3 mm
No. P (N) Dial A (mm) Dial D (mm)
1 5 4,75 1,445
2 10 6,65 2,35
3 15 8,84 3,06
4 20 10,77 3,7
5 25 12,81 3,82
5
B. Pengolahan Data
1. Menghitung Nilai Modulus Elastisitas (E) berdasarkan Rumus
Lendutan Teoritis di Titik A
∆ = 7PL3
768EI E =
7PL3
768∆I
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
P (N) ∆A (mm) L (mm) I (mm4) E (Mpa)
5 4,75 900 54,9 127400
10 6,65 900 54,9 182000
15 8,84 900 54,9 205367
20 10,77 900 54,9 224753
25 12,81 900 54,9 236202
E̅ 195144
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝐸𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 43095,898
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝐸 = �̅� ± 𝑠 = 195144 ± 43095,898 𝑀𝑃𝑎
E1 = 152048,396 MPa
E2 = 238240,191 MPa
Nilai yang paling mendekati nilai Eliteratur (200000 MPa) dari baja adalah nilai �̅�,
sehingga nilai kesalahan relatif dalam percobaan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
𝐾𝑅 = | �̅� − 𝐸𝑙𝑖𝑡
𝐸𝑙𝑖𝑡| 𝑥100% = 2,428%
2. Menghitung Nilai Modulus Elastisitas (E) berdasarkan Rumus
Putaran Sudut di Titik D
𝜃 =∆
𝑥
6
𝜃 =0,03125𝑃𝐿2
𝐸𝐼 𝐸 =
0,03125𝑃𝐿2
𝐼𝜃
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
P L I ∆D θD E
5 900 54,9 1,445 0,01445 159538,261
10 900 54,9 2,35 0,0235 196198,116
15 900 54,9 3,06 0,0306 226012,536
20 900 54,9 3,7 0,037 249224,634
25 900 54,9 3,82 0,0382 301744,485
E̅ 226543,607
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝐸𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 53806,246
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝐸 = �̅� ± 𝑠 = 226543,607 ± 53806,246 𝑀𝑃𝑎
E1 = 172737,361MPa
E2 = 280349,853 MPa
Nilai yang paling mendekati nilai Eliteratur (200000 MPa) dari baja adalah nilai �̅�,
sehingga nilai kesalahan relatif dalam percobaan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
𝐾𝑅 = | �̅� − 𝐸𝑙𝑖𝑡
𝐸𝑙𝑖𝑡| 𝑥100% = 13,272%
7
PERCOBAAN 2 Beban Terpusat di Tengah Bentang dengan Perletakan Jepit-Jepit
Gambar B.3 Kondisi Percobaan 2
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan
batang besi tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja
2. Mengunci lengan penggerak pada titik D untuk menghasilkan
kondisi perletakan jepit
3. Meletakkan gantungan beban dan jepit pada tengah bentang dan
siapkan arloji pengukur untuk mengukur lendutan pada beban
terpusat. Periksa bahwa pada penyagga beban, bebas untuk
berputar ke arah lendutan balok.
4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi
beban dapat ditentukan). Catat pembacaan arloji pengukur (A)
V. Pengamatan dan Pengolahan Data
Menentukan nilai Modulus Elastisitas/Modulus Young (E) dari hasil
praktikum dari rumus lendutan secara teoritis dihitung berdasarkan
persamaan (PL3/192EI) kemudian hasilnya dibandingkan dengan
ELiteratur-Baja=200.000MPa. kemudian dilanjutkan dengan menentukan
nilai modulus elastisitas rata-rata yang diperoleh dari pengolahan data
percobaan 1 dan 2 dan menghitung kesalahan literaturnya.
C A
D
P
L/2 L/2
8
A. Data Pengamatan
L = 900 mm
bbatang = 24,4 mm
hbatang = 3 mm
No. P (N) Dial A (mm)
1 5 2,94
2 10 6,08
3 15 6,83
4 20 8,48
5 25 9,9
B. Pengolahan Data
Menghitung Nilai Modulus Elastisitas (E) berdasarkan Rumus
Lendutan Teoritis di Titik A
∆ = PL3
192EI E =
PL3
192∆I
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
P ∆A L I E
5 2,94 900 54,9 117618,77
10 6,08 900 54,9 113749,73
15 6,83 900 54,9 151888,37
20 8,48 900 54,9 163112,82
25 9,9 900 54,9 174646,05
E̅ 144203,15
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝐸𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 27283,459
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝐸 = �̅� ± 𝑠 = 144203,15 ± 27283,459 𝑀𝑃𝑎
9
E1 = 116919,689MPa
E2 = 171486,606 MPa
Nilai yang paling mendekati nilai Eliteratur (200000 Mpa) dari baja adalah nilai E2,
sehingga nilai kesalahan relatif dalam percobaan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
𝐾𝑅 = | 𝐸2 − 𝐸𝑙𝑖𝑡
𝐸𝑙𝑖𝑡| 𝑥100% = 14,257%
PERCOBAAN 3 Beban Momen Ditengah Bentang Dengan Perletakan Jepit-Sendi
Gambar B.4 Kondisi Percobaan 3
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan
batang besi tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja
2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan
kondisi perletakan jepit dan menarik kunci lengan penggerak pada
titik D untuk menghasilkan kondisi perletakan sendi
3. Meletakkan beban pada kedua gantungan beban (sehingga
membentuk momen kopel).
4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi
beban dapat ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A
dan D)
V. Pengamatan dan Pengolahan Data
Menentukan nilai konstanta kTengah dan kKanan dari hasil praktikum
θTengah dan θKanan berdasarkan persamaan umum θ=ML/(kEI),
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan kesalahan relative
L/2 L/2 C
D
A x
10
percobaan. Putaran sudut di titik D pada percobaan yaitu (DGI
pembacaan pada D)/x.
A. Data Pengamatan
L = 900 mm
x = 100 mm
bbatang = 24,4 mm
hbatang = 3 mm
No. P (N) Lengan Momen (mm) M (N.mm) Dial A (mm) Dial D (mm)
1 5 80 400 0,51 1,45
2 10 80 800 0,76 2,1
3 15 80 1200 1,08 2,93
4 20 80 1600 1,31 3,63
5 25 80 2000 1,475 4,08
B. Pengolahan Data
1. Menghitung Nilai Konstanta ktengah berdasarkan Rumus Putaran
Sudut Teoritis di Titik A
𝜃 =𝑀𝐿
𝑘𝐸𝐼 𝑘 =
𝑀𝐿
𝜃𝐸𝐼
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
M (N.mm) L E I θA k
400 900 200000 54,9 0,51 0,0643
800 900 200000 54,9 0,76 0,0863
1200 900 200000 54,9 1,08 0,0911
1600 900 200000 54,9 1,31 0,1001
2000 900 200000 54,9 1,475 0,1111
�̅� 0,0906
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝑘𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 0,01749
11
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝑘 = �̅� ± 𝑠 = 0,0906 ± 0,01749 𝑀𝑃𝑎
k1 = 0,073 MPa
k2 = 0,108 MPa
𝐾𝑅 = |𝑘1 − 𝑘2
�̅�| 𝑥100% = 38,619%
2. Menghitung Nilai Konstanta kkanan berdasarkan Rumus Putaran
Sudut Teoritis di Titik D
𝜃 =∆
𝑥
𝜃 =𝑀𝐿
𝑘𝐸𝐼 𝑘 =
𝑀𝐿
𝜃𝐸𝐼
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
M (N.mm) L E I ∆D θD k
400 900 200000 54,9 1,45 0,0145 2,2612
800 900 200000 54,9 2,1 0,021 3,1226
1200 900 200000 54,9 2,93 0,0293 3,3570
1600 900 200000 54,9 3,63 0,0363 3,6129
2000 900 200000 54,9 4,08 0,0408 4,0180
�̅� 3,2743
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝑘𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 0,6565
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝑘 = �̅� ± 𝑠 = 3,2743 ± 0,6565 𝑀𝑃𝑎
k1 = 2,618 MPa
k2 = 3,931 MPa
𝐾𝑅 = |𝑘1 − 𝑘2
𝑘| 𝑥100% = 40,101%
12
PERCOBAAN 4 Beban Momen di Tengah Bentang dengan Perletakan Jepit-Jepit
Gambar B.5 Kondisi Percobaan 4
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan dua penyangga pada bentang 0,9 m dan masukkan
batang besi tebal pada ujung alat. Mengukur dimensi plat baja
2. Mengunci lengan penggerak pada titik C untuk menghasilkan
kondisi perletakan jepit
3. Meletakkan beban pada kedua gantungan beban (sehingga
membentuk momen kopel).
4. Menambahkan beban satu persatu dari 5N sampai 25N (variasi
beban dapat ditentukan). Mencatat pembacaan arloji pengukur (A)
V. Pengamatan dan Pengolahan Data
Menentukan nilai konstanta ktengah dan kkanan dari hasil praktikum θtengah
dan θkanan berdasarkan persamaan umum θ = ML/(kEI), kemudian
dilanjutkan dengan perhitungan kesalahan relative percobaan.
A. Data Pengamatan
L = 900 mm
x = 100 mm
bbatang = 24,4 mm
hbatang = 3 mm
No. P (N) Dial A (mm)
1 5 0,07
2 10 0,18
3 15 0,305
4 20 0,425
5 25 0,54
C D A
L/2 L/2
13
B. Pengolahan Data
Menghitung Nilai Konstanta ktengah berdasarkan Rumus Putaran
Sudut Teoritis di Titik A
𝜃 =𝑀𝐿
𝑘𝐸𝐼 𝑘 =
𝑀𝐿
𝜃𝐸𝐼
I =1
12bh3 =
1
12(24,4)(3)3 = 54,9 mm4
M (N.mm) L E I θ k
400 900 200000 54,9 0,07 0,4684
800 900 200000 54,9 0,18 0,3643
1200 900 200000 54,9 0,305 0,3225
1600 900 200000 54,9 0,425 0,3086
2000 900 200000 54,9 0,54 0,3036
�̅� 0,3535
Nilai standar deviasi untuk Epercobaan adalah
𝑠 = √∑ (𝑘𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
𝑛 − 1= 0,0685
Sehingga, nilai Modulus Young dalam percobaan adalah
𝑘 = �̅� ± 𝑠 = 0,3535 ± 0,0685 𝑀𝑃𝑎
k1 = 0,285 MPa
k2 = 0,422 MPa
𝐾𝑅 = |𝑘1 − 𝑘2
�̅�| 𝑥100% = 38,776%
VI. Analisis Praktikum
A. Analisis Percobaan
Percobaan Teori Lendutan pada Balok Statis Tak tentu
bertujuan untuk memeriksa keakuratan teori lendutan dengan
membandingkan nilai modulus elastisitas (E) yang didapat dari
percobaan dengan Eliteratur (200.000 Mpa) untuk beban terpusat dan
beban momen pada struktur statis tak tentu serta memeriksa
14
keakuratan penggunaan teorema momen dengan mencari nilai k
(konstanta) untuk beban momen momen di tengah bentang pada
struktur statis tak tentu.
Sebelum percobaan dimulai, dilakukan pengukuran panjang
bentang (L), lebar bentang (b), tinggi bentang (h), dan jarak antara
dial D dengan as perletakan D (x).
Pada percobaan pertama, alat peraga diatur sehingga
memiliki perletakan jepit-sendi. Perletakan jepit dihasilkan dengan
memasang kunci lengan penggerak dan perletakan sendi dihasilkan
dengan melepaskan kunci tersebut. Kunci lengan penggerak
memberikan perlawanan terhadap beban momen, sehingga ketika
kunci dilepas perletakan hanya dapat menghasilkan reaksi secara
vertikal dan horizontal.
Setelah perletakan diatur, penggantung beban diletakkan
tepat di tengah bentang dan dial pengukur pada titik A dan D
dikalibrasi. Kalibrasi alat pengukur bertujuan untuk memudahkan
pembacaan hasil pengukuran. Setelah itu, diletakkan beban
terpusat sebesar 5 N pada penggantung beban dan hasil
pengukuran dial A dan D dicatat. Beban diangkat dan percobaan
diulang dengan variasi beban 10, 15, 20, dan 25 N. Hasil
pembacaan pengukuran dial A berupa lendutan yang terjadi di
tengah bentang dan hasil pengukuran dial D dibagi dengan jarak x
adalah putaran sudut yang terjadi pada perletakan D (sendi).
Percobaan kedua menggunakan perletakan jepit-jepit
sehingga tidak terjadi putaran sudut pada struktur tersebut. Posisi
penggantung beban tetap berada di tengah bentang dan dial yang
dibaca hanya dial A. Hasil pembacaan dial berupa lendutan yang
terjadi pada titik A (di tengah bentang). Percobaan diawali dengan
memasang kunci lengan pernggerak pada kedua penggerak
sehingga kedua perletakan menjadi jepit. Penggantung beban
diletakkan di tengah bentang dan dial A dikalibrasi. Setelah itu,
diletakkan beban terpusat sebesar 5 N pada penggantung dan
pembacaan dial A dicatat. Beban diangkat dan percobaan diulangi
untuk beban 10, 15, 20, dan 25 N.
Pada percobaan ketiga, perletakan yang digunakan adalah
jepit-sendi dan beban yang diberikan berupa beban momen. Beban
momen dihasilkan dengan mengalikan besarnya beban terpusat
yang diberikan dengan jarak horizontal antara as dial pengukur
dengan beban terpusat yang diberikan. Setelah perletakan pada
perangkat percobaan diatur menjadi jepit-sendi, dial A dan dial D
dikalibrasi. Selanjutnya dilakukan pembebanan pada jarak tertentu
dari dial sehingga beban terpusat berubah menjadi beban momen
15
dan hasil pengukuran pada dial dicatat. Hasil pembacaan dial A
berupa putaran sudut di tengah bentang, sedangkan hasil
pembacaan dial D dibagi dengan jarak x merupakan putaran sudut
yang terjadi pada perletakan sendi D. Beban yang digunakan
adalah 5, 10, 15, 20, dan 25 N.
Percobaan keempat menggunakan perletakan jepit-jepit
dengan beban momen di tengah bentang. Dial yang dicatat
pembacaannya adalah dial A yang mengukur besarnya putaran
sudut di tengah bentang akibat beban momen. Sama seperti
percobaan sebelumnya, setelah perletakan pada perangkat
percobaan diatur menjadi jepit-jepit, dial pengukur dikalibrasi.
Kemudian dilakukan pembebanan dengan jarak tertentu dari dial
dan pembacaan pada dial dicatat. Beban yang digunakan adalah
sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25 N. Untuk mengetahui besarnya beban
momen, dilakukan pengukuran lengan momen, yaitu jarak antara
as dial A ke tali penggantung beban.
B. Analisis Hasil
Pada percobaan pertama, didapatkan data lendutan di A
(tengah bentang) dan putaran sudut di perletakan D (sendi),
sehingga didapatkan dua jenis modulus elastisitas, yaitu modulus
elastisitas yang didapatkan melalui metode perhitungan lendutan
teoritis dan modulus elastisitas yang didapatkan melalui metode
perhitungan putaran sudut teoritis. Berdasarkan hasil pengolahan
data, didapatkan nilai modulus elastisitas berdasarkan lendutan
teoritis sebesar E = (195144,29 ±43095,898) MPa, dengan nilai
Emin = 152048,396 MPa dan Emax = 238240,191 MPa. Besarnya
kesalahan relatif dihitung dengan membandingkan nilai Epercobaan
dengan Eliteratur baja (E = 200000MPa). Nilai Epercobaan yang
digunakan dalam perhitungan adalah nilai E yang paling mendekati
nilai Eliteratur. Besarnya kesalahan relatif pada percobaan pertama
yang menggunakan metode lendutan teoritis adalah 2,428%.
Dengan menggunakan metode perhitungan putaran sudut
teoritis, didapatkan nilai E = (226543,607 ± 53806,246) MPa,
dengan nilai Emin = 172737,361 MPa dan Emax = 280349,853 MPa.
Kesalahan relatif dengan metode ini adalah sebesar 13,727%.
Pada percobaan kedua, modulus elatisitas hanya dihitung
berdasarkan lendutan di titik A. Nilai modulus elastisitas yang
didapatkan adalah sebesar (144203,147 ± 27283,459) MPa, dengan
nilai Emin = 116919,689 MPa dan Emax = 171486,606 MPa. Nilai
kesalahan relatif dalam percobaan adalah sebesar 14,257%.
16
Percobaan ketiga menghasilkan data putaran sudut di titik
A dan D, yang digunakan untuk menghitung nilai kkanan dan ktengah.
Nilai ktengah = (0,0906 ± 0,01749), dengan nilai kmin = 0,073 dan
kmax = 0,108. Karena nilai k tidak memiliki nilai literatur yang
pasti, maka nilai kesalahan relatif dihitung dengan membandingkan
nilai mutlak dari selisih nilai kmax dan kmin dengan nilai krata-rata.
Besar kesalahan relatif ktengah pada percobaan ketiga adalah sebesar
38,619%.
Sedangkan untuk perhitungan kkanan, didapatkan nilai k =
(3,2743 ± 0,6565), kmin = 2,618 dan kmax = 3,931. Besar kesalahan
relatif untuk nilai kkanan adalah sebesar 40,101%.
Untuk percobaan 4, didapatkan data putaran sudut di tengah
bentang (titik A) yang digunakan untuk menghitung nilai ktengah.
Nilai ktengah yang didapatkan di dalam percobaan adalah sebesar
(0,3535 ± 0,0188), dengan nilai kmin = 0,285 dan kmax = 0,422.
Besar kesalahan relatif pada percobaan ini adalah sebesar 38,776%.
Berikut ini merupakan ringkasan seluruh hasil praktikum
beserta kesalahan relatif pada masing-masing percobaan.
Percobaan E (Mpa) k KR (%)
A 195144,29 - 2,428
226543,61 - 13,272
B 171486,61 - 14,257
C - 0,0906 38,619
- 3,2743 40,101
D - 0,3535 38,776
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan terjadi kesalahan
relatif yang relatif besar, sehingga keakuratan dari metode lendutan
sederhana dan teorema momen dalam menentukan besarnya nilai
modulus elastisitas dan k pada balok statis tak tentu dapat
dikatakan rendah. Namun, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
kesalahan dan kelalaian praktikan dalam prosedur pelaksanaan
praktikum yang akan dijabarkan di dalam analisis kesalahan.
C. Analisis Kesalahan
Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa
kesalahan relatif dari seluruh percobaan memiliki nilai yang relatif
cukup besar. Kesalahan relatif tersebut dapat diakibatkan oleh:
- Kesalahan paralaks pada waktu melakukan kalibrasi
dan pembacaan hasil pengukuran pada dial
- Kelalaian praktikan dalam melakukan pencatatan data
maupun dalam pengukuran dimensi bentang dan jarak
17
VII. Kesimpulan
1. Data hasil yang didapat dalam percobaan berikut kesalahan
relatifnya
Percobaan E (Mpa) k KR (%)
A 195144,29 - 2,428
226543,61 - 13,272
B 171486,61 - 14,257
C - 0,0906 38,619
- 3,2743 40,101
D - 0,3535 38,776
2. Keakuratan dari teori lendutan sederhana untuk mengetahui nilai
modulus elastisitas dan teorema momen untuk mencari nilai k tidak
dapat ditentukan dalam praktikum ini diakibatkan oleh banyaknya
kesalahan praktikan dalam melakukan prosedur percobaan.
VIII. Referensi
Tim Penyusun Pedoman Praktikum Analisa Struktur, Pedoman
praktikum Analisa Struktur, Jurusan Sipil FT UI Depok.
Hibbeler, R.C. Mechanics Of Materials, Prentice-Hall, Inc. 2003
Hibbeler, R.C. Structural Analysis, 6th Edition, Prentice-Hall, Inc.
2006
18
LAMPIRAN