modul 1 mata merah blok 19
TRANSCRIPT
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
1/8
Modul 1 mata merah
Jump 1
1. Fotofobia : (keengganan melihat cahaya) yang juga dikenal dengan senstif terhadap cahaya, adalah gejala klinis yang ditandaidengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata ketika terpapar cahaya yang terang atau lama.
2. Cendo tobroson : merk obat tetes mata
Kandungan :
Setiap ml mgd tobramycin 3.00 mg,dexamethasone sodium phosphate setara dgn dexamethason1.00mg
Indikasi:
Hipertensi esensial.
Kontraindikasi:Hamil & laktasi.
Efek Samping:
Sakit kepala, trauma muskuloskeletal, wajah kemerahan.
Perhatian:
Deplesi vol intravaskular, hipertensi renovaskular, ggn ginjal, kerusakan ginjal, transplantasi ginjal, stenosis katup aorta/mitral,
kardiomiopati hipertropik obstruktif, aldosteronisme primer, stenosis arteri renalis yg menyebabkan peny ginjal.
Dosis:
Dosis awal & pemeliharaan sehari 150 mg. Dpt ditingkatkan s/d 300 mg. Usia lanjut awal 75 mg.
KomposisiTiap ml : Tobramycin 3 mg, Dexamethasone 1 mg.
IndikasiInfeksi mata bakteri superfisial atau adanya resiko infeksi bakteri yang membutuhkan kortikosteroid seperti: inflamasi konjungtiva palpebraldan bulbar, kornea dan segmen anterior bola mata, uveitis anterior kronik, luka pada kornea karena zat kimia, radiasi, terbakar karena panas
atau karena penetrasi zat asing.
Perhatian
- Tidak dianjurkan untuk pemakaian jangka lama.
- Tidak dianjurkan untuk anak, ibu hamil dan menyusui.
- Hipersensitif terhadap kandungan obat tersebut.
Efek Samping
Pedih, rasa gatal , mata memerah.
KemasanStrip @ ampul.
Dosis
Dewasa : 1-2 tetes setiap 4-6 jam .Dosis dapat ditingkatkan 1-2 tetes tiap 2 jam selama 24-48 jam pertama, kemudian frekuensi harus
diturunkan bertahap sesuai tanda-tanda perbaikan klinis.
3.Pemeriksaan visus : kemampuan seseorang untuk dapat melihat suatau objek dengan jelas tanpa akomodasi. Dengan kata lain
visus adalah suatu bilangan yang menunjukkan ketajaman penglihatan.
4.Snellen chart : kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda => untuk pasien yang bisa membaca.
5.VOD 20/35 : Visual Optical Dekstra ketajaman penglihatan mata sebelah kanan
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
2/8
6.VOS 20/20 : Visual Optical Sinistra ketajaman penglihatan mata sebelah kiri
Dengan Optotype Snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, seperti :
1. Bila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6
meter.
2. Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
3. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
4. Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60
meter.
5. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 meter.
6. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Denganpengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
7. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan
atau lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti visus adalah 1/300.
8. Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam
penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.9. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total. Visus dan
penglihatan kurang dibagi dalam tujuh kategori.Adapun penggolongannya adalah sebagai berikut:
a. Penglihatan normal
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
3/8
Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat
b. Penglihatan hampir normal
Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui penyebabnya. Mungkin suatu penyakit masih dapat diperbaiki.
c. Low vision sedang
Dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan cepat.
d. Low vision berat
Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca
diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi lambat.
e. Low vision nyata
Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih
mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.
f. Hampir buta
Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak bermanfaat, kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan
alat nonvisual.
g. Buta total
Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat indera lainnya atau tidak mata. Di bawah ini ditunjukkantabel penggolongan keadaan tajam penglihatan normal, tajam penglihatan kurang (low vision) dan tajam penglihatan dalam keadaan buta.
7.Penlight :
8. Loupe : adalah merupakan alat bantu penglihatan yang berfungsi untuk memperbesar tampilan obyek penglihatan secara binokular secara
presisi, yang digunakan dengan posisi tangan yang bebas serta menghasilkan penglihatan 3(tiga) dimensi.
9.Eversi :
10. Sklera oculi dextra :
http://4.bp.blogspot.com/-CdWCeyumZ5U/TV427P2UsvI/AAAAAAAACAU/k8sIStqFd8k/s1600/Picture12.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-DgcD64w3EwE/TV42xGjD4xI/AAAAAAAACAQ/v8Rj0zNxU2M/s1600/Picture11.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-vqrcyMQb3Zg/TV42nhX07lI/AAAAAAAACAI/cRX84bm2Zkk/s1600/Picture9.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-CdWCeyumZ5U/TV427P2UsvI/AAAAAAAACAU/k8sIStqFd8k/s1600/Picture12.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-DgcD64w3EwE/TV42xGjD4xI/AAAAAAAACAQ/v8Rj0zNxU2M/s1600/Picture11.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-vqrcyMQb3Zg/TV42nhX07lI/AAAAAAAACAI/cRX84bm2Zkk/s1600/Picture9.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-CdWCeyumZ5U/TV427P2UsvI/AAAAAAAACAU/k8sIStqFd8k/s1600/Picture12.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-DgcD64w3EwE/TV42xGjD4xI/AAAAAAAACAQ/v8Rj0zNxU2M/s1600/Picture11.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-vqrcyMQb3Zg/TV42nhX07lI/AAAAAAAACAI/cRX84bm2Zkk/s1600/Picture9.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-CdWCeyumZ5U/TV427P2UsvI/AAAAAAAACAU/k8sIStqFd8k/s1600/Picture12.pnghttp://2.bp.blogspot.com/-DgcD64w3EwE/TV42xGjD4xI/AAAAAAAACAQ/v8Rj0zNxU2M/s1600/Picture11.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-vqrcyMQb3Zg/TV42nhX07lI/AAAAAAAACAI/cRX84bm2Zkk/s1600/Picture9.png -
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
4/8
Jump 2
1. Mengapa ny. Ema, 45 thn mengalami keluhan mata kanan merah disertai benjolan yang bergerak dan terasa mengganjal
sehingga membuat ny. Ema sering mengucak matanya? Dan apakah dengan menucek mata dapat memperparah penyakitnya?
Mata kanan merah
adanya hiperemia lokal sehingga bola mata tampak berwarna merah muda atau keunguan. Juga terdapat infiltrasi, kongesti, dan edem
episklera, konjungtiva diatasnya dan kapsula tenon di bawahnya.
Patogenesis terlihat mata mera satu sektor yang disebabkan melebarnya pembuluh darah di bawah konjungtiva.
Respon inflamasi terlokalisir ke jaringan pembuluh darah superfisial episkleral, dan histopatologi menunjukkan peradangan
nongranulomatous dengan dilatasi pembuluh darah dan infiltrasi perivaskular.
Benjolan
Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambaran khusus, yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan warna
putih di bawah konjungtiva. Bila benjolan itu ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit,
rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata.4
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata.
Pasien mungkin merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.
Sklera merupakan organ tanpa vaskularisasi, menerima rangsangan tersebut dari jaringan pembuluh darah yang berdekatan. Pleksuskoroidalis terdapat di bawah sklera dan pleksus episkleral di atasnya. Episklera mempunyai dua cabang, yang pertama pada permukaan
dimana pembuluh darah tersusun melingkar, dan yang satunya lagi yang lebih di dalam, terdapat pembuluh darah yang melekat pada sklera.
Sklera berfungsi untuk menyediakan perlindungan terhadap komponen intra okular. Pembungkus okular yang bersifat viskoelastis ini
memungkinkan pergerakan bola mata tanpa menimbulkan deformitas otot-otot penggeraknya. Pendukung dasar dari sklera adalah adanya
aktifitas sklera yang rendah dan vaskularisasi yang baik pada sklera dan koroid. Hidrasi yang terlalu tinggi pada sklera menyebabkan
kekeruhan pada jaringan sklera. Jaringan kolagen sklera dan jaringan pendukungnya berperan seperti cairan sinovial yang memungkinkan
perbandingan yang normal sehingga terjadi hubungan antara bola mata dansocket. Perbandingan ini sering terganggu sehingga menyebabkan
beberapa penyakit yang mengenai struktur artikular sampai pembungkus sklera dan episklera.
Patofisiologi belum diketahui secara pasti namun ditemukan respon inflamasi yang terlokalisir pada superficial episcleral vascular network,patologinya menunjukkan inflamasi nongranulomatous dengan dilatasi vascular dan infiltrasi perivascular. Penyebab tidak diketahui, paling
banyak bersifat idiopatik namun sepertiga kasus berhubungan dengan penyakit sistemik dan reaksi hipersensitivitas mungkin berperan.
PATOFISIOLOGI SKLERITIS : Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel radang meliputi sel T dan makrofag pada
sklera memegang peranan penting terjadinya skleritis. Inflamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan
menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata. Inflamasi yang mempengaruhi sklera berhubungan erat dengan penyakit
imun sistemik dan penyakit kolagen pada vaskular. Disregulasi pada penyakit auto imun secara umum merupakan faktor predisposisi dari
skleritis. Proses inflamasi bisa disebabkan oleh kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular (reaksi hipersensitivitas tipeIII dan respon kronik granulomatous (reaksi hipersensitivitas tipe IV). Interaksi tersebut adalah bagian dari sistem imun aktif dimana dapat
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
5/8
menyebabkan kerusakan sklera akibat deposisi kompleks imun pada pembuluh di episklera dan sklera yang menyebabkan perforasi kapiler
dan venula post kapiler dan respon imun sel perantara.
2. Mengapa pada anamnesa tidak ditemukan adanya keluhan perih dan gatal pada mata, namun dengan fotofobia?
Manifestasi Klinik
Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman (mild to moderate) yang berlangsung akut, seringkali bersifat unilateral, walaupun ada yangmelaporkan tidak nyeri, kemerahan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri saat ditekan, dan lakrimasi. Pada tipe noduler gejala lebih hebat dan
disertai perasaan ada yang mengganjal.
Tanda objektif dapat ditemukan kelopak mata bengkak, konjungtiva bulbi kemosis disertai pelebaran pembuluh darah episklera dan
konjungtiva.
3. Mengapa pada anamnesa ny. Ema mengangkal adanya penurunan atau gangguan kemapuan melihat jauh dan dekat?
Pada skleritis, Penurunan ketajaman penglihatan biasa disebabkan oleh perluasan dari skleritis ke struktur yang berdekatan yaitu dapatberkembang menjadi keratitis, uveitis, glaucoma, katarak dan fundus yang abnormal.
5
4. bagaimana hubungan Ny. Ema yang pernah memakai tetes mata cendo tobroson dengan keluhannya?
5. mengapa setelah 1 minggu menggunakan tetes mata keluhannya tersebut tidak juga dirasakan berkurang?
6. bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhannya?
Tidak ada perbedaan jenis kelamin, namun terdapat laporan 74 % kasus terjadi pada perempuan dan sering terjadi pada usia dekade4-5.
1Pada anak-anak episkleritis biasanya menghilang dalam 7-10 hari dan jarang rekuren. Pada dewasa, 30 % kasus berhubungan dengan
penyakit jaringan ikat penyertanya, penyakit inflamasi saluran cerna, infeksi herpes, gout, dan vaskulitis. Penyakit sistemik biasanya jarang
pada anak-anak.
Episkleritis adalah suatu kondisi yang relatif umum yang dapat mempengaruhi pada satu atau kedua mata. Episcleritis terjadi pada
perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan paling sering terjadi antara usia 40 dan 50 tahun.
7. mengapa pada anamnesa Ny. Ema menyangkal didalam keluarga terdapat keluhan yang sama dengannya?
8. mengapa dokter menanyakan riwayat DM pada ny. Ema?
Pada radang episklera disebabkan, oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti TB, reumatoid arthritis, lues, SLE, dll.
Merupakan suatu reaksi toksik,alergi atau merupakan bagian daripada infeksi. Dapat juga terjadi secara spontan dan idiopatik.4
9. adakah hubungan Riwayat RA dengan keluhannya yang sekarang?
Skleritis merupakan kondisi yg lebih serius di bandingkan episkleritis dan mgkn berhubungan dengan penyakit kolagen-vaskular, paling
sering artritis rheumatoid. Merupakan penyebab nyeri mata berat. Dapat timbul daerah inflamasi dan iskemia pada sklera. Yang khas adalah
sklera yg terkena akan membengkak.
Episklertis merupakan inflamasi lapisan superfisial sklera yg menyebabkan rasa tidak nyaman ringan. Jarang berkaitan dengan penyakit
sistemik. Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yg terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera. Radang ini
mungkin disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti TB, AR, SLE dll.
Patofisiologi belum diketahui secara pasti namun ditemukan respon inflamasi yang terlokalisir pada superficial episcleral vascular
network, patologinya menunjukkan inflamasi nongranulomatous dengan dilatasi vascular dan infiltrasi perivascular. Penyebab tidak
diketahui, paling banyak bersifat idiopatik namun sepertiga kasus berhubungan dengan penyakit sistemik dan reaksi hipersensitivitasmungkin berperan.
ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang selalu berhubungan dengan terjadinya episkleritis. Kondisi- kondisi tersebut adalah penyakit
yang mempengaruhi tulang, tulang rawan, tendon atau jaringan ikat lain dari tubuh, seperti:
Penyakit-penyakit sistemik tertentu misalnya
Collagen vascular disease :Polyarteritis nodosa, seronegative spondyloarthropathies-Ankylosing spondylitis, inflamatory bowel
disease, Reiter syndrome, psoriatic arthritis, artritis rematoid
Infectious disease : Bacteria including tuberculosis, Lyme disease dan syphilis, viruses termasuk herpes, fungi, parasites.
Miscellaneous : Gout, Atopy, Foreign bodies, Chemicals
Penyebab lain/yang berhubungan (jarang) : T-cell leukemia, Paraproteinemia, Paraneoplastic syndromes-Sweet syndrome,
dermatomyositis, Wiskott-Aldrich syndrome, Adrenal cortical insufficiency, Necrobiotic xanthogranuloma, Progressive hemifacialatrophy, Insect bite granuloma, Malpositioned Jones tube, following transscleral fixation of posterior chamber intraocular lens1
Hubungan yang paling signifikan adalah dengan hiperurisemia dan gout.4
Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni diperantarai oleh proses imunologi yakni terjadi reaksi tipe IV (hipersensitifitas tipe
lambat) dan tipe III (kompleks imun) dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin terjadi invasi mikroba langsung, dan
pada sejumlah kasus proses imunologisnya tampaknya dicetuskan oleh proses-proses lokal, misalnya bedah katarak.
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
6/8
10. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan visus dengan snellen chart yang didapati VOD 20/35, VOS 20/20?
11. Mengapa pada pemeriksaan fisik dengan penlight dan loupe dan eversi kelopak mata pasien terlihat satu benjolan kecil di
daerah sklera oculi dextra?
Pemeriksaan Fisik
Ditandai dengan adanya hiperemia lokal sehingga bola mata tampak berwarna merah muda atau keunguan. Juga terdapat infiltrasi,
kongesti, dan edem episklera, konjungtiva diatasnya dan kapsula tenon di bawahnya.4
a. Episkleritis Sederhana
Gambaran yang paling sering ditandai dengan kemerahan sektoral dan gambaran yang lebih jarang adalah kemerahan difus. Jenis
ini biasanya sembuh spontan dalam 1-2 minggu.
b. Episkleritis Noduler
Ditandai dengan adanya kemerahan yang terlokalisir, dengan nodul kongestif dan biasanya sembuh dalam waktu yang lebih lama.
Pemeriksaan dengan Slit Lampyang tidak menunjukkan peningkatan permukaan sklera anterior mengindikasikan bahwa
sklera tidak membengkak.
Pada kasus rekuren, lamela sklera superfisial dapat membentuk garis yang paralel sehinggga menyebabkan sklera tampak
lebih translusen. Gambaran seperti ini jangan disalah diagnosa dengan penipisan sklera.
Pada kasus yang jarang pemeriksaan pada kornea menunjukkan adanya dellen formation yaitu adanya infiltrat kornea bagian perifer.1
Pemeriksaan fisik lainnya adalah adanya uveitis bagian anterior yang didapatkan pada 10 % penderita.1
Pemeriksaan visus pada penderita episkleritis tidak menunjukkan penurunan.6
12. adakah pemeriksaan lain untuk menegakkan diagnosa pada ny. Ema?
- Pemeriksaan Slit Lamp Pada skleritis, terjadi bendungan yang masif di jaringan dalam episklera dengan beberapa bendungan pada
jaringan superfisial episklera. Pada tepi anterior dan posterior cahaya slit lampbergeser ke depan karena episklera dan sklera edema. Pada
skleritis dengan pemakaian fenilefrin hanya terlihat jaringan superfisial episklera yang pucat tanpa efek yang signifikan pada jaringan dalam
episklera.
- Daylight Sklera bisa terlihat merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah serangan yang berat dari inflamasi sklera, daerah
penipisan sklera dan translusen juga dapat muncul dan juga terlihat uvea yang gelap. Area hitam, abu-abu dan coklat yang dikelilingi olehinflamasi yang aktif yang mengindikasikan adanya proses nekrotik. Jika jaringan nekrosis berlanjut, area pada sklera bisa menjadi avaskular
yang menghasilkan sekuester putih di tengah yang dikelilingi lingkaran coklat kehitaman. Proses pengelupasan bisa diganti secara bertahap
dengan jaringan granulasi meninggalkan uvea yang kosong atau lapisan tipis dari konjungtiva.
- Pemeriksaan Red-free LightPemeriksaan ini dapat membantu menegakkan area yang mempunyai kongesti vaskular yang maksimum,
area dengan tampilan vaskular yang baru dan juga area yang avaskular total. Selain itu perlu pemeriksaan secara umum pada mata meliputi
otot ekstra okular, kornea, uvea, lensa, tekanan intraokular dan fundus.
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Pada kebanyakan pasien dengan episkleritis yang self limitedpemeriksaan laboratorium tidak diperlukan .1
Pada beberapa pasien dengan episkleritis noduler atau pada kasus yang berat, rekuren, dan episkleritis sederhana yang persisten
atau rekuren, diperlukan hitung jenis sel darah (diff count), kecepatan sedimentasi eritrosit (ESR), pemeriksaan asam urat serum,foto thoraks, pemeriksaan antibodi antinuklea, rheumatoid factor, tes VDRL (Venereal Disease Research Laborator)) dan tes FTA-
ABS (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption)1
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
7/8
13. apa kemungkinan DD dan Dx ny. Ema?
Diagnosa kerja
OD Episkleritis Nodular
OD Skleritis
Episkeritis diklasifikasi menjadi:1,4
a. Simple ( difus)
Biasanya jinak, sering bilateral, ada injeksi episklera, reaksi inflamasi terjadi pada usia muda yang berpotensi mengalami rekurensi.Gejala klinis yang muncul berupa rasa mengganjal pada mata, disertai berbagai derajat inflamasi dan fotofobia. Terdapat pelebaran
pembuluh darah baik difus maupun segmental. Wanita lebih banyak terkena daripada pria dan sering mengenai usia dekade 40-an.
b. Nodular
Lebih menyakitkan daripada episkleritis simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu mata saja terlokalisir
dengan satu atau lebih nodul kemerahan yang tidak dapat digerakkan. Sekitar 30% penyebab skleritis nodular dihubungkan dengan
dengan penyakit sistemik, 5% dihubungkan dengan penyakit kolagen vaskular seperti artritis rematoid, 7% dihubungkan dengan herpeszoster oftalmikus dan 3% dihubungkan dengan gout.
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata.
Pasien mungkin merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.
Diagnosis Banding
Konjungtivitis
Disingkirkan dengan sifat episkleritis yang lokal dan tidak adanya keterlibatan konjungtiva palpebra.4Pada konjungtivitis ditandai
dengan adanya sekret dan tampak adanya folikel atau papil pada konjungtiva tarsal inferior. 6
Skleritis
Dalam hal ini misalnya noduler episklerits dengan sklerits noduler5.untuk mendeteksi keterlibatan sklera dalam dan
membedakannya dengan episkleritis, konjungtivitis, dan injeksi siliar, pemeriksaan dilakukan di bawah sinar matahari (jangan
pencahayaan artifisial) disertai penetesan epinefrin 1:1000 atau fenilefrin 10% yang menimbulkan konstriksi pleksus vaskular
episklera superfisial dan konjungtiva.4
Gejala-gejala pada skleritis dapat meliputi rasa nyeri , mata berair, fotofobia, spasme, dan penurunan ketajaman penglihatan. Tanda
primernya adalah perubahan difus pada sklera yaitu mata merah disertai pembengkakkan.
Iritis
Pada iritis ditemukan adanya sel dan flare pada kamera okuli anterior.6
Keratokonjungtivitis limbic superior.
1
14. bagaimana penatalaksanaan untuk kasus ny. Ema?
Penatalaksanaan
1.Simple Lubrikan atau Vasokonstriktor
Digunakan pada kasus yang ringan2
2.Steroid Topikal
Mungkin cukup berguna, akan tetapi penggunaannya dapat menyebabkan rekurensi. Oleh karena itu dianjurkan untuk memberikannya
dalam periode waktu yang pendek.2Terapi topikal dengan Deksametason 0,1 % meredakan peradangan dalam 3-4 hari. Kortikosteroidlebih efektif untuk episkleritis sederhana daripada daripada episkleritis noduler.
4
Patogenesis terlihat mata mera satu sektor yang
disebabkan melebarnya pembuluh darah di bawah konjungtiva. Pembuluh darah ini mengecil bila diberi fenil efrin 2,5% topikal.
3.Oral Non Steroid Anti-Inflammatory Drugs(NSAIDs)
Obat yang termasuk golongan ini adalah Flurbiprofen 300 mg sehari, yang diturunkan menjadi 150 mg sehari setelah gejala terkontrol,
atau Indometasin 25 mg tiga kali sehari. Obat ini mungkin bermanfaat untuk kedua bentuk episkleritis, terutama pada kasus rekuren.4
Pemberian aspirin 325 sampai 650 mg per oral 3-4 kali sehari disertai dengan makanan atau antasid.6
4. Episkleritis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan hiperurisemia (Gout), oleh karena itu Gout harus diterapi secara spesifik.
Episkleritis nodular lebih lama sembuh dan mungkin memerlukan obat tetes kortikosteroid lokal atau agen anti-inflamasi.Topikal
oftalmik prednisolon 0, 5%, deksametason 0, 1%, atau 0, 1% betametason. Untuk harian dapat digunakan Flurbiprofen (100 mg tid) biasanyaefektif sampai peradangan ditekan.
3
Jika tidak ada respon terhadap flurbiprofen, indometasin harus digunakan, 100 mg setiaphari dan menurun menjadi 75 mg bila ada
respon.Banyak pasien yang tidak merespon satu agen nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID)tetapi dapat berespon terhadap NSAID lain.
Untuk aktivitas, sunglasses berguna untuk pasien dengan sensitivitas terhadap cahaya.
-
5/20/2018 Modul 1 Mata Merah Blok 19
8/8
15. bagaimana komplikasi dan prognosis pada ny. Ema?
Prognosis
Umumnya kelainan ini sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun kekambuhan dapat terjadi selama bertahun-tahun4
Pada kebanyakan kasus perjalanan penyakit dipersingkat dengan pengobatan yang baik7
Komplikasi
Sering relaps
Pada kasus yang jarang dapat terjadi skleritis.
Episkleritis adalah penyakit self-limiting menyebabkan kerusakan yang sedikit permanenatau sembuh total pada mata. Oleh karena itu,
sebagian besar pasien dengan episkleritis tidak akan memerlukan pengobatan apapun. Namun, beberapa pasien dengan gejala ringanmenuntut pengobatan. Namun jika gejala terus berlanjut maka bisa mengarah pada keratitis superfisialis.
16. bagaimana SKDI dan sistem rujukan yang tepat pada kasus Ny. Ema?