model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

15
MODEL HUTAN PENDIDIKAN DAN KEMASYARAKATAN (HPKM) (diabstraksikan oleh : soemarno, 2009) 1. Pendahuluan Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan yang komprehensif untuk pengembangan sektor- sektor strategis dan wilayah potensial sangat diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan yang optimal di wilayah Kabupaten Malang. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali perencanaan tata ruang yang ada belum mampu mewadahi dan mengimbangi perkembangan dan potensi sektor pembangunan strategis dan wilayah potensial yang pengembangannya tidak terlepas dari sektor lain. Oleh karena itu tujuan dari kegiatan rancang-bangun dan perekayasaan Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM) berbasis pemberdayaan masyarakyat di wilayah Malang selatan ini, adalah memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional antar berbagai sektor untuk mendorong sektor strategis -potensial agar tercapai pertumbuhan wilayah yang seimbang. Rancang-bangun HPKM ini merupakan salah satu bentuk model perencanaan dan penataan ruang untuk sektor strategis dan potensial yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi wilayah pada sentra-sentra produksi dari sektor-sektor agrokompleks yang didukung oleh fasilitas, sarana dan prasarana fisik, termasuk jalan lintas Jawa Timur Selatan, yang dapat diandalkan. Konsep HPKM berbasis pemberdayaan masyarakat ini menyatu dengan kawasan hinterland-nya lebih luas (beberapa bagian wilayah kecamatan di Malang selatan), tergantung dari potensi sentra produksi (fungsi kawasan) serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat berperan di dalam menentukan orientasi suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat pengembangannya. Sehingga penentuan kawasan sentra 1

Upload: lengoc

Post on 30-Dec-2016

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

MODELHUTAN PENDIDIKAN DAN KEMASYARAKATAN

(HPKM)(diabstraksikan oleh : soemarno, 2009)

1. Pendahuluan

Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan yang komprehensif untuk pengembangan sektor-sektor strategis dan wilayah potensial sangat diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan yang optimal di wilayah Kabupaten Malang. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali perencanaan tata ruang yang ada belum mampu mewadahi dan mengimbangi perkembangan dan potensi sektor pembangunan strategis dan wilayah potensial yang pengembangannya tidak terlepas dari sektor lain.

Oleh karena itu tujuan dari kegiatan rancang-bangun dan perekayasaan Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM) berbasis pemberdayaan masyarakyat di wilayah Malang selatan ini, adalah memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional antar berbagai sektor untuk mendorong sektor strategis -potensial agar tercapai pertumbuhan wilayah yang seimbang.

Rancang-bangun HPKM ini merupakan salah satu bentuk model perencanaan dan penataan ruang untuk sektor strategis dan potensial yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi wilayah pada sentra-sentra produksi dari sektor-sektor agrokompleks yang didukung oleh fasilitas, sarana dan prasarana fisik, termasuk jalan lintas Jawa Timur Selatan, yang dapat diandalkan.

Konsep HPKM berbasis pemberdayaan masyarakat ini menyatu dengan kawasan hinterland-nya lebih luas (beberapa bagian wilayah kecamatan di Malang selatan), tergantung dari potensi sentra produksi (fungsi kawasan) serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat berperan di dalam menentukan orientasi suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat pengembangannya. Sehingga penentuan kawasan sentra produksi tidak lagi dipengaruhi oleh batas administratif.

Oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan di daerah Malang Selatan, dipandang perlu adanya penyusunan rencana pengembangan Kawasan Industri Masyarakat guna pengembangan komoditas unggulan, yaitu subsektor pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan, wisata, dan sumberdaya mineral-unggulan yang didukung oleh ketersediaan sumber energi listrik dan air bersih yang memadai, serta fasilitas transportasi dan komunikasi yang tangguh. Kawasan-kawasan ini sebagai Sentra Pengembangan Produksi mulai dari berskala kecil (mikro) hingga bersekala besar (makro) dan ekonomis. Ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Malang selatan, serta pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat. Dalam jangka pendek upaya ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya wilayah dalam arti luas dan pengembangan infrastruktur penunjangnya secara optimal.

Kajian tentang pengembangan HPKM berbasis pemberdayaan masyarakat di wilayah Malang Selatan ini, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi investasi bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat dalam mencapai efisiensi, efektifitas dan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan sentra-

1

Page 2: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

sentra produksi dari sektor agrokompleks. Kajian ini akan mencakup tentang rencana induk, rencana aksi dan rencana implementasi sentra produksi tersebut.

2. Tujuan program

2.1. Tujuan UmumMemberdayakan ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat sekitar hutan

bertumpu kepada keunggulan sumberdaya wilayah sekitar hutan melalui Model HPKM.

2.2. Tujuan Khusus

1. Merancang Kawasan HPKM di wilayah Jawa Timur, dengan komponen-komponennya adalah:(1). Kawasan Industri Masyarakat Wisata (KIMSATA), yang terdiri atas:

a. Wisata Pedesaan-Pantai, b. Wana-Wisata, dan c. Agro-Wisata: Salak, Kopi, Kakao, Pisang, Pepaya.

(2). Pusat Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM) di wilayah Jawa Timur, terdiri atas komponen utamanya

1. Breeding center sapi potong, 2. Breeding center Jati-emas, tanaman perkebunan dan buah tropika3. Breeding center lebah madu, 4. Mini-plant pakan ternak dan 5. Mini plant pengolahan pupuk organik, 6. Model-model PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)7. Sekolah Lapang Pelestarian Sumberdaya Hutan

(3). Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN), dengan komoditi unggulannya kopi rakyat dan kakao dengan sistem empat strata

1. Strata 1: Tanaman Pelindung (Tegakan hutan, Jati emas)2. Strata 2: Tanaman kopi atau kakao3. Strata 3: Tanaman Pakan4. Strata 4: Sapi Kereman / Kambing PE

(4). Kawasan Pertanian Terpadu (KAPET), di wilayah Jawa Timur, dengan komoditi unggulannya tanaman buah dengan sistem empat strata

1. Strata 1: Tanaman Pelindung (Jati emas dan Sengon)2. Strata 2: Tanaman Salak / Pisang / Pepaya 3. Strata 3: Tanaman Pakan4. Strata 4: Sapi Kereman/ Kambing PE

(5). Kawasan Industri Perlebahan Milik Masyarakat (KILEBMAS), dengan komponen utamanya:

1. Pusat Pembibitan / Produksi RATU-Lebah2. Hutan Tanaman Pakan Lebah3. Kawasan Budidaya Lebah4. Mini-Plant Pengolahan Madu

(6). Kawasan Industri Sapi Kereman Milik Masyarakat (KISAPMAS), di wilayah pedesaan sekitar hutan, dengan komponen utamanya:

1. Kelompok petani-ternak Sapi kereman

2

Page 3: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

2. Hutan Tanaman Hijauan Pakan 3. Sistem INFOTEK dan Pasar-Hewan4. Institusi pendampingan

(7). Kawasan Industri Tapioka Milik Masyarakat (KITAPMAS), dengan produk unggulannya olahan ubikayu: Tepung, chips, dan gula sirup

(8). Cluster Fasilitas Air bersih yang mengolah air hujan, air permukaan dan air bumi, yang menyatu dengan potensi masyarakat.

(9). Cluster Pusat Informasi teknologi yang mendukung pengembangan dan pemberdayaan Kawasan Industri Masyarakat berbasis agro-silvo-pastural.

3. Ruang Lingkup

3.1. Ruang Lingkup KawasanPenentuan Model Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS), beserta

Kawasan Sentra Produksi pendukungnya dalam liongkup HPKM, diarahkan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi pengembangan agrokompleks, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan-kelautan, peternakan , wisata-alam, dan sumberdaya mineral; serta harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah itu termasuk pasar dan jalan Lintas selatan Jawa Timur.

Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif, tetapi ditentukan oleh fungsinya. Dengan demikian, maka lingkup kawaan bisa relatif luas dapat terdiri dari bagian-bagian wilayah kecamatan, bisa juga relatif kecil dapat terdiri dari satu atau lebih dari dua bagian wilayah kecamatan dan atau antar kabupaten kota.

Besar kecilnya Kawasan Industri Masyarakat sebagai Sentra Produksi komoditi unggulan tidak terlepas dari pada faktor potensi dan fungsi kawasan jarak geografis. Adanya perbedaan jarak yang panjang memungkinkan perlunya pemisahan kawasan, sedangkan jarak terpendek antar kawasan potensial cenderung membentuk satu kesatuan Kawasan Sentra Produksi.

Dalam kaitannya antara batas administratif dengan faktor jarak geografis terhadap kemungkinan terbentuknya kawasan, ada kemungkinan ditemukannyapemisahan dari suatu wilayah kabupaten dan masuk membentuk kawasan baru di suatu wilayah kabupaten lain. Kemungkinan ini dapat saja terjadi di seluruh wilayah kabupaten dan kota, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan langsung secara fisik. Hal ini ditunjukkan pada bagan berikut.

3

Page 4: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

Wilayah MAKRO

H P K M

KIMAS Berbasis Agrokompleks Jawa Timur

KISAPMAS

Kawasan Industri Masyarakat Komoditi Unggulan

MARKET AREA I OUTLET- KAPET OUTLET di

Jawa Timur KIMBUN

EXPORT (MARKET AREA II)

Gambar 1. Konsep ruang pengembangan KIMAS dalam HPKM

3.2. Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pekerjaan ini disusun sebagai berikut:

1. Kebijakan pengembangan tata ruang. Kebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan dengan struktur pengembangan wilayah dan pengem-bangan sektoral yang dijabarkan dalam pokok-pokok reformasi.

2. Identifikasi Sumberdaya wilayah dan sumberdaya agrokompleks komoditi unggulan wilayah

3. Kondisi kawasan dan kecenderungan perkembangannya, dapat diidentifikasi potensi yang meliputi a.l.:

4

Page 5: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

a. Potensi yang terkandung, baik yang sudah dimanfaatkan, belum dimanfaatkan dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identifikasi komoditas unggulan kawasan.

b. Prospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai tambah maupun pemasarannya, menuntut perlunya kawasan pengembangan sentra produksi. Karena peluang di masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan pangsa pasar yang dapat diraih.

4. Skenario Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat berbasis agrokompleks di Malang Selatan. Skenario pengembangan kawasan ditempuh melalui skala prioritas pemanfaatan ruang dan segenap sumberdaya wilayahnya dnegan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas unggulan. Skenario pengembangan berisi pola pemanfaatan ruang dan struktur ruang, yaitu pengembangan komoditas tanaman pangan dan perikanan serta sistem prasarana penunjangnya dan meru-pakan acuan pengembangan kawasan.

5. Program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem prasarana. Rumusan program pengembangan berisi program-program pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan dan perikanan. Program-program dirumuskan dalam mendukung pencapaian skenario-skenario tersebut.

6. Program-program pengembangan yang terpilih. program ini merupakan interaktif antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan dengan pengembangan kawasan serta kebu-tuhan sarana dan prasarana pendukungnya, di mana proses ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga meng-hasilkan suatu tatanan program yang terarah. Rumusan program ini berisi rencana program pengembangan kawasan yang meliputi: besaran penyediaan, lokasi spesifiknya, aspek pembiayaan dan pelaksanaannya serta tahapan pengembangan. Dalam perumusan program tersebut diharapkan dapat tercapai suatu komitmen pelaksanaan dari pelaku pembangunan.

7. Langkah-langkah peningkatan sistem pemasaran hasil produksi yang terintegrasi dengan Jalan Lintas Jawa Timur bagian Selatan. Sebagai upaya untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan investasi di kawasan sentra produksi, informasi mengenai peluang pengembangannya perlu disebarluaskan. Media informasi yang digunakan berupa peta dan leaflet yang berisi potensi pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencana-rencana investasi.

4. RENCANA STRATEGIS

Pendekatan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS) memandang kawasan sebagai suatu sistem produksi, yakni input , proses dan output. Dari sudut pandang ini KIMAS harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pro-ses produksi bidang pertanian tanaman pangan dan perikanan. Dengan demikian kajian yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam KIM, pengolahan sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu dilakukan, sehingga dapat ditentukan besaran komoditas yang akan dikembangkan. Mengenali permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan komoditas tersebut.

5

Page 6: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

Dalam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang mengacu pada rencana tersebut, sekaligus secara interaktif memberikan umpan balik bagi penyempurnaan rencana itu sendiri. Sedangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk meningkatkan per-tumbuhan ekonomi nasional dan daerah, serta sekaligus meng-optimalkan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah.

Keberadaan Kawasan ini menjadi penting sebagai acuan lokasi investasi bagi pemerintah dan swasta, khususnya dalam upaya untuk mencapai efisiensi, efektifitas dan nilai tambah. Pendekatan ini diha-rapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemberdayaan tata ruang dan sumberdaya wilayah yang ada dan dapat mempermudah perumusan dukungan pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian dalam arti luas.

4.1. Pengembangan Sistem Informasi Potensi WilayahAnalisis data eksisting, baik dari hasil survei instansional maupun survei

lapangan, menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan dalam pembuatan master plan pengembangan Kawasan Industri Masyarakat (KIM). Sementara itu, metoda analisis yang dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil analisis data struktural (dengan menggunakan cluster analysis), sehingga secara terintegrasi dapat disajikan deskripsi menyeluruh tentang rencana pengembangan Kawasan yang diunggulkan di Malang bagian selatan.

Kontribusi Sistem Informasi Geografis pada tahap pembuatan master plan dalam hal ini berfungsi sebagai alat bantu (tools) analisis terhadap aspek keterkaitan spasial dengan data non-spasial . Sistem Informasi Geografis juga merupakan alat bantu untuk menghasilkan output (master plan).

Metoda pendekatan Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat analisa terhadap aspek keruangan dan non keruangan dibandingkan dengan cara manual. Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis adalah:a. Kemudahan dalam penyajian Informasi peta-petab. Efisiensi analisa spasial dan Sinkronisasi data spasial dan non spasialc. Validasi dan keakuratan datad. Kemudahan dalam menentukan letak (posisi geografis), jarak dan luasan.

4.2. Kegiatan Pengembangan HPKM-KIM Penentuan Kawasan Sentra Produksi dikembangkan dari pengertian fungsi

pertanian dalam arti luas. Semua wilayah kecamatan memiliki potensi yang sama untuk diseleksi berdasarkan potensi pertanian tanaman, perikanan, peternakan dan perkebunan berikut sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di setiap wilayah kecamatan. Skenario pengembangan KSP terpilih ditempuh melalui skala pengembangan kawasan. Pertama, pemilihan KSP prioritas, ditujukan untuk memudahkan pengarahan pemanfaatan ruang yang bergulir / bertahap, terarah guna mengantisipasi kemampuan pembangunan terbatas. Ke dua, pengisian ruang sejalan dengan kemampuan pem-bangunan yang terbatas, sehingga diperlukan adanya sekala prioritas. Dengan skenario tersebut, maka program sektor prioritas pengembangan utama KIMAS melalui pengisian ruang kawasan terbangun tersebut dapat disajikan secara terintegrasi dan menyeluruh.

6

Page 7: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

(1). Kawasan Industri Masyarakat Wisata (KIMSATA) , yang terdiri atas: Wisata bahari-pantai berbasis hutan, Wana-Wisata, dan Agro-Wisata: Salak, Kopi, Kakao, Pisang, Pepaya.

KIMSATAKawasan Industri Masyarakat Wisata

Kawasan Wisata KAWASAN Wisata KAWASAN Wisata Bahari Pantai Pantai SENDANGBIRU  Balekambang Kondang-merak

Wana-Wisata Wana-Wisata Djolotundo Karangkates

Agro-Wisata Agro-Wisata Agro-Wisata Salak Kopi & Kakao Pisang & Pepaya Suwaru - Dampit-Tirtoyudo Gedangan Bantur

7

Page 8: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

(2). Kawasan Industri Masyarakat Perhutanan (KIMHUT), yang terdiri atas kawasan Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM)

KIMHUTKawasan Industri Masyarakat

Peternakan - Perhutanan

Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan(HPKM)

Breed center Breed center sapi potong lebah madu

Mini-plant Breed center pakan Jati-emas, ternak Kopi, Kakao

Salak, PisangPepaya

Mini plant pengolahan ppk organik

KSP PHBM KSP Pengge- (Pengelolaan Hutan Lebah mukan Bersama Masyarakat) Madu

8

Page 9: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

(3). Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN), dengan komoditi unggulannya kopi dan kakao dengan sistem empat strata

5. Strata 1: Tanaman Pelindung (Tegakan hutan, Jati emas)6. Strata 2: Tanaman kopi atau kakao7. Strata 3: Tanaman Pakan8. Strata 4: Sapi Kereman

KSP MINI PLANTSistem empat strata Pengolahan

Strata 1: Tanaman Pelindung Kopi/ Kakao (Jati emas) Strata 2: Tanaman kopi / kakao Strata 3: Tanaman Pakan Strata 4: Sapi Kereman

MINI PLANT MINI PLANT OLAHAN OLAHAN PAKAN LIMBAH

CLUSTER TATANIAGAPUSAT INFORMASI PASAR

SHOW-ROOM

9

Page 10: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

(4). Kawasan Pertanian Masyarakat Terpadu (KAPET)

KSP Sistem empat strata CLUSTER Strata 1: Tanaman Pelindung PENANGKAR (Jati emas) BIBIT Strata 2: Tanaman Salak / Pisang / Pepaya Strata 3: Jagung – Tanaman Pakan Cluster Strata 4: Sapi Kereman MINI-PLANT Pengolahan Pakan & limbah

CLUSTER CLUSTER PASAR BUAH PKMT SHOWROOM (Pusat Kreasi Makanan Tradisional)

SUPERMARKETPASAR INDUK BUAH

10

Page 11: model hutan pendidikan dan kemasyarakatan

(5). Kawasan Industri Perlebahan Milik Masyarakat (KILEMAS), di wilayah sekitar hutan, dengan komponen utamanya:

1. Pusat Pembibitan / Produksi RATU-Lebah2. Kawasan Tanaman Pakan Lebah3. Kawasan Budidaya Lebah4. Mini-Plant Pengolahan Madu

Pusat Pembibitan /Produksi RATU-Lebah

Kawasan Kawasan Tanaman Budidaya Pakan Lebah Lebah

Mini-Plant Pengolahan

Madu

11