minat beli

33
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2003:9) “Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawar, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Menurut Umar (2005:31) “Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan membel, baik yang aktual maupun potensial”. Pada dasarnya pengertian pemasaran adalah suatu proses penyelarasan antara kemampuan perusahaan (industri), kebutuhan pelanggan (pasar) untuk mencapai tujuan perusahaan. Semua perusahaan memiliki sejumlah kemampuan yang unik dalam menyerap informasi dalam bentuk sumber daya dan keterampilan manajemen, Tetapi tidak semua perusahaan dapat menjamin bahwa ia dapat mengambil keuntungan dari semua peluang yang ada di pasar secara efektif dalam berkomunikasi dengan pelanggan.

Upload: angga-suhermawan

Post on 27-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

minat beli

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

    HIPOTESIS

    2.1 Kajian Pustaka

    2.1.1 Pemasaran

    2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

    Menurut Kotler (2003:9) Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana

    individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan

    dengan menciptakan, menawar, dan mempertukarkan produk yang bernilai

    dengan pihak lain.

    Menurut Umar (2005:31) Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang

    berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan,

    menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang

    atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan membel, baik yang aktual maupun

    potensial.

    Pada dasarnya pengertian pemasaran adalah suatu proses penyelarasan

    antara kemampuan perusahaan (industri), kebutuhan pelanggan (pasar) untuk

    mencapai tujuan perusahaan. Semua perusahaan memiliki sejumlah kemampuan

    yang unik dalam menyerap informasi dalam bentuk sumber daya dan

    keterampilan manajemen, Tetapi tidak semua perusahaan dapat menjamin bahwa

    ia dapat mengambil keuntungan dari semua peluang yang ada di pasar secara

    efektif dalam berkomunikasi dengan pelanggan.

  • 8

    2.1.1.2 Bauran Pemasaran

    Menurut Kotler (2004:18) Bauran pemasaran adalah perangkat alat yang

    digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari

    pasar sasaran. Menurut Kotler (2003:17) ada 4 unsur bauran pemasaran yaitu:

    1. Product (produk)

    Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk

    memenuhi keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit

    produk adalah sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk

    yang dapat diidentifikasi.

    2. Price (harga)

    Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau

    pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.

    3. Promotion (promosi)

    Promosi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan

    yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk

    membeli produk tersebut.

    4. Place (tempat)

    Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan

    oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen.

    Dari definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah

    alat pemasaran yang terdiri dari produk, harga promosi, dan tempat yang

    digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasaran yang dituju.

  • 9

    The Four P Of The Marketing

    Sumber : Kotler dan Amstrong (2007:53)

    Gambar 2.1 Komponen 4P dari bauran Pemasaran

    2.1.2 Produk

    Menurut Kotler dan Amstrong (2003:337) Produk adalah semua yang

    dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau

    dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

    Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang

    lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau

    campuran dari hal-hal tersebut. Kasa adalah bentuk produk yang terdiri dari

    aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

    menghasilkan perpindahan kepemilikan.

    Definisi produk menurut Darmawan dan Ferrinadewi (2004:24) adalah

    sesuatu yang dimiliki nilai dan ditawarkan kepasar untuk memenuhi kebutuhan.

    Place

    1. Channels

    2. Coverage

    3. Assortments

    4. Location

    5. Inventory

    6. Transportation

    7. Logistic

    Price

    1. List Price

    2. Discount

    3. Allowance

    4. Payment

    periode

    Promotion

    Advertising

    Personal selling

    Sales promotion

    Public relation

    Product

    1. Variety

    2. Quality

    3. Design

    4. Features

    5. Brand name

    6. Packaging

    Target

    consumers

    Intented

    Positioning

  • 10

    Bedasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah

    barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

    konsumen.

    2.1.2.1 Tingkatan Produk

    Lima Tingkatan Produk

    Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic

    product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan

    tentang kelima tingkatan produk adalah:

    a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer

    really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan

    kepada konsumen.

    b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk

    dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

    c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the

    buyers normally expect and agree to when they purchase this product)

    yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang

    diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

    d. Augmented product (namely that one includes additional service and

    benefit that distinguish the companys offer from competitors offer) yaitu

    sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan

    usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

  • 11

    e. Potential product (namely all of the argumentations and

    transformations that this product that ultimately undergo in the future)

    yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu

    produk dimasa datang.

    2.1.2.2 Klasifikasi Produk

    Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran,

    diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2003:451),

    produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

    1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok

    utama, yaitu:

    a) Barang

    Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

    diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan

    perlakuan fisik lainnya.

    b) Jasa

    Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

    dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon

    kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2003:486) juga

    mendefinisikan jasa sebagai berikut: Jasa adalah setiap tindakan atau

    kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang

    pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

  • 12

    apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu

    produk fisik.

    2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua,

    yaitu:

    a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

    Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

    dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,

    umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu

    tahun. Contohnya: sabun,pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

    b. Barang tahan lama (durable goods)

    Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

    bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

    pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin

    cuci, pakaian dan lain-lain.

    3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

    didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka

    produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

    a) Barang konsumsi (consumers goods)

    Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat

    dikonsumsi

    tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari

    produk tersebut.

    b) Barang industri (industrials goods)

  • 13

    Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan

    pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu.

    Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan

    kembali.

    Menurut Kotler (2003:451), barang konsumen adalah barang yang

    dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah

    tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Pada umumnya barang konsumen dibedakan

    menjadi empat jenis :

    a) Convenience goods

    Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian

    tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya

    memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan

    dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat

    kabar, dan sebagainya.

    b) Shopping goods

    Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya

    dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.

    Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan

    lainnya.

    c) Specialty goods

    Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek

    yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha

  • 14

    khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian

    rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

    d) Unsought goods

    Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun

    sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk

    membelinya. Contohnya : asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan

    sebagainya.

    2.1.2.3 Kualitas Produk

    Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah

    kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah

    the totality of features and characteristics of a product or service that bears on

    its ability to satisfy given needs, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter

    dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk

    memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas

    yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual

    telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi

    atau melebihi harapan konsumen.

    Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan

    oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

    Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan

    membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

    Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan

  • 15

    tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika

    tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

    Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) arti dari kualitas produk adalah

    the ability of a product to perform its functions, it includes the products overall

    durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued

    attributes. Yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan

    fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

    kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

    Pada masa lampau, kualitas suatu barang tidak menjadi suatu masalah

    yang penting karena pada waktu itu kebutuhan manusia akan barang-barang masih

    terbatas dan sederhana, tidak begitu kompleks seperti sekarang ini, yang

    terpenting adalah memperoleh dulu barang yang dibutuhkannya. Setelah setelah

    barang itu diperoleh lalu dikonsumsikan barulah mereka terpenuhi. Akan tetapi

    dengan meningkatnya taraf kehidupan manusia, dimana permintaan terhadap

    barang barang apapun mulai meningkat baik dalam jumlah maupun jenisnya dan

    pada saat itu persaingan mulai terjadi. Dengan adanya persaingan tersebut, maka

    para produsen berusaha untuk mempertahankan produknya yang ada dipasaran

    dan salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

    pada saat itu pula kualitas mulai diperhatikandan dianggap penting.

    Dengan semakin majunya jaman dan berkembanya teknologi, maka para

    produsen melalui pengawasan mutu. Konsumen dewasa ini tidak tertarik untuk

    membeli suatu barang hanya promosi atau harganya yang murah, melainkan

    sudah mulai melihat dan menilai kualitas barang yang akan dibeli. Kualitas telah

  • 16

    menjadi senjata yang sangat kuat untuk memenangkan persaingan. Hal tersebut

    mendorong perusahann untuk melakukan pengembangan secara terus menerus.

    Perusahan tidak akan tinggal diam saat kualitas produknya dilampau oleh

    perusahaan pesaing, melainkan perusahaan akan berusaha untuk mengembangkan

    produknya agar lebih baik.

    Menurut Philip Kotler (2007:94) menjelaskan salah satu nilai utama yang

    diharapkan oleh pelanggan dari pemasok adalah mutu produk dan jasa yang

    tinggi. Maka dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa mutu atau kualitas

    produk dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk memperoleh

    produk tersebut.

    Dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu harus memilih

    tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya.

    Tingkat kualitas tidak selalu harus tinggi. Kualitas bisa saja rendah, sedang atau

    tinggi, sesuai dengan positioning yang diinginkan dan target pasarnya. Selain

    tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan

    kualitas yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk berarti

    kualitas kesesuain bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam memberikan

    tingkatan kualitas yang akan dicapai / dijanjikan.

    Perusahaan harus berusaha keras memberikan tingkatan kualitas

    kesesuaian yang tinggi, dalam hal tingkatan kualitas kesesuaian yang secara

    konsisten memberikan kualitas yang dibayar dan diharapkan oleh konsumen.

    2.1.2.4 Dimensi Kualitas Produk

  • 17

    Menurut Kotler dan Armstrong (2004:286) dimensi kualitas produk

    adalah:

    1. Kinerja adalah dimensi paling dasar dan berhubungan dengan fungsi

    utama suatu produk. Konsumen akan kecewa jika harapan meeka atas

    dimensi ini tidak terpenuhi.

    2. Reliabilitas, hal yang berkaitan dengan profitabilitas atau kemungkinan

    suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam

    periode waktu tertentu.

    3. Feature (karakteristik produk) dapat dikatakan sebagai aspek sekunder

    karena perkembangan feature ini hampir tidak terbatas sejalan dengan

    perkembangan teknologi maka feature menjadi target para produsen untuk

    berinovasi dalam rangka memuaskan pelanggan.

    4. Keawetan adalah dimensi kualitas produk keempat yang menunjukkan

    suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun

    waktu. Produk disebut awet jika bertahan setelah berulang kali digunakan

    atau sudah lama sekali digunakan.

    5. Konsistensi, dimensi ini menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat

    menyamai standar atau spesifikasi tertentu.

    6. Desain adalah dimensi yang unik dan banyak menawarkan aspek

    emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.

    7. Estetika adalah agaimana suatu produk dipandang dirasakan dan

    didengarkan.

  • 18

    8. Perceived quality merupakan ketepatan kualitas yang dipersepsikan pada

    sebuah produk.

    2.1.2.5 Indikator Kualitas Produk

    Dalam penelitian ini akan digunakan empat indikator yaitu Kotler,

    2004:291 :

    1. Rasanya yang enak

    2. Fitur produk

    3. Daya Tahan kemasan

    4. Keawetan

    2.1.2.6 Atribut Produk

    Atribut Produk merupakan bagian dari pengembangan produk dan jasa

    memerlukan pendefinisian manfaat manfaat yang akan ditawarkan. Atribut

    Produk mempunyai pengaruh yang besar kepada persepsi konsumen terhadap

    produk. Karena melalui atribut atribut produk suatu produk dapat

    dikomunikasikan dan disampaikan kepada konsumen melalui atribut atribut

    produk seperti kualitas produk, serta desain / gaya kemasan.

    2.1.3 Minat Pembelian

    Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak untuk

    bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat

  • 19

    perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian aktual

    adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat

    pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang.

    Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa

    mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan

    guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.

    Pengertian minat beli menurut Howard yang dikutip dalam Durianto dan

    Liana, 2004:44 adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

    rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

    produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli

    merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana

    pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh

    para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik

    para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk

    memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

    Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Albari (2002) menyatakan bahwa

    motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa

    mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang

    tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku

    menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan

    mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam

    pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli

    produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

  • 20

    Berdasarkan uraian di atas maka pengertian membeli adalah pemusatan

    perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang

    tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga

    timbul perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat

    sehingga individu ingin memiliki barang tersebut dengan cara membayar atau

    menukar dengan uang.

    2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

    Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang

    mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila

    seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu

    akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat.

    Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari

    kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem recognition) terjadi

    ketika konsumen meilhat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia

    miliki dengan apa yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah

    selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin

    tentang produk yang dia inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang

    digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari

    tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain.

    Selanjutnya informasi-informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan

    informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Semua input berupa informasi tersebut

    membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan dan

  • 21

    mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri.

    Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau

    tidak membeli produk.

    2.1.3.2 Indikator minat beli

    Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui

    indikator-indikator sebagai berikut :

    a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

    produk.

    b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

    produk kepada orang lain.

    c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

    seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi

    ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

    d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

    selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

    informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

    Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva

    (2007:270) jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik

    adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan

    didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih

    bagaimana proses infromasi itu dapat berjalan dan bagaimana

  • 22

    memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan The Buying Process (proses

    pembelian).

    2.1.4 Perilaku Konsumen

    2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen

    Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

    yang harus dijalankan perusahaan, khususnya bidang pemasaran. Untuk itu

    perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

    hubungannya dengan pembelian yang dilakukakn oleh konsumen tersebut. Dalam

    menentukan jenis produk atau jas, konsumen selalu mempertimbangkan tentang

    produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

    Menurut Shiffman dan Kanuk (2004:6) Suatu perilaku terpusat cara

    individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

    tersedia (waktum uang, usaha) guna untuk membeli barang-barang yang

    berhubungan dengan konsumsi.

    Jadi dapat disimpulkan, perilaku konsumen adalah segala tindakan yang

    berhubungan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

    produk atau jasa oleh individu atau kelompok, termasuk proses keputusan

    sebelum atau sesudah tindakan tersebut.

    2.1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

    Menurut Kotler (2007:203-218) Terdapat beberapa faktor yang

    mempengaruhi perilaku konsumen,yaitu :

  • 23

    1. Faktor-faktor kebudayaan

    a. Budaya

    Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang

    yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya

    sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian

    besar adalah dipelajari.

    b. Sub Budaya

    Sub Budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang

    lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas

    untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu

    kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan

    wilayah geografis.

    c. Kelas Sosial

    Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap

    kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang

    sama.

    2. Faktor-Faktor Sosial

    a. Kelompok Referensi

    Kelompok refensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan

    pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku

    seseorang

    b. Keluarga

  • 24

    Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap

    perilaku pembeli

    c. Peranan dan Status

    Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan

    dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa

    satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh

    masyarakatnya.

    3. Faktor-faktor pribadi

    a. Usia dan Tahap Daur Hidup

    Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan

    berubah0ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan

    selera seseorang berhubungan dengan usianya

    b. Pekerjaan

    Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan

    dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan

    kelompok pekerjaan terntentu.

    c. Keadaan Ekonomi

    Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat

    pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan

    produk

    d. Gaya Hidup

  • 25

    Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang

    turut menentukan perilaku pembelian.

    e. Kepribadian dan Konsep Diri

    Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan

    setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

    4. Faktor-faktor Psikologis

    1. Motivasi

    Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat

    mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari

    pemuasan terhadap kebutuhan itu.

    2. Persepsi

    Seseorang yang termotivasi siao untuk melakukan suatu

    perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat

    sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

    situasi yang dihadapinya,

    3. Belajar

    Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku

    seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

    Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan

    mempelajarinya.

    4. Kepercayaan dan Sikap

  • 26

    Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh

    kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah

    laku.

    2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

    Dalam membeli suatu barang atau jasa, seorang konsumen akan melalui

    suatu proses keputusan pembelian. Menurut Maruf (2006:61-62) terdapat tiga

    proses keputusan pembelian, yaitu:

    1. Proses keputusan panjang (extended decision making) untuk barang

    durable (rumah, lahan, mobil, kulkas, mesin cuci, dll.) Proses itu menurut

    Berman dan Evans adalah: Stimulus kebutuhan mencari info

    Evaluasi Transaksi Perilaku pasca pembelian. Pengertian

    stimulus adalah situasi yang menyebabkan munculnya kebutuhan dalam

    diri konsume.

    2. Proses keputusan terbatas (limited decision making), sama dengan proses

    di atas terapi terjadi secara lebih cepat dan kadang meloncati tahapan.

    Proses terbatas ini biasanya untuk barang seperti pakaian, hadiah, mobil

    kedua, atau jasa seperti wisata ke luar kota atau luar negeri.

    3. Proses pembelian rutin, keputusan pembelian yang terjadi secara

    kebiasaan sehingga proses pembelian sangat singkat saja. Begitu dirasakan

    ada kebutuhan, langsung dilakukan pembelian, misalnya membeli baterai.

    Menurut Utami (2006, p.37) kesetiaan pada merek dan kesetiaan opada

    toko adalah contoh pengambilan keputusan berdasarkan kebiasaan.

  • 27

    Proses pembelian yang panjang dan terbatas dapat dikatakan sebagai

    pembelian yang bersifat insidental. Sedangkan, proses pembelian rutin

    merupakan proses yang berlawanan dengan proses pembelian yang bersifat

    insidental. Pembelian yang insidental yaitu yang hanya sekali atau sekali-

    sekali dibeli.

    Menurut Kotler (2007:200) dalam melakukan proses keputusan pembelian

    dibagi menjadi 5 tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,

    evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

    Menurut Shiffman dan Kanuk (2004:485) Proses pengambilan keputusan

    adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan

    alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.

    2.1.5.1 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Konsumen

    Ada beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam membuat suatu proses

    pengambilan keputusan. Tahapan tersebut diawali dengan pengenalan kebutuhan,

    pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil pembelian

    konsumen terhadap produk yang telah di beli.

    Menurut Kotler (2007:200). Tahap-tahap proses keputusan pembelian menurut

    Philip Kotler tahap-tahap dalam keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

    1. Pengenalan Masalah

    Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan

    kebutuhan yang belum terpuaskan dan dapat dirasakan oleh konsumen.

  • 28

    Konsumen mempersiapkan perbedaan antara yang diinginkan dengan

    situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.

    Kebutuhan itu mungkin sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh

    dari sebelumnya.

    2. Pencarian Informasi

    Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan suatu barang atau jasa,

    selanjutnya konsumen mencari informasi, baik yang disimpan dalam

    ingatan maupun informasi yang didapat dari lingkungan luar. Sumber

    informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu :

    a. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.

    b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan.

    c. Sumber Publik : Media massa, organisai penentu peringkat

    konsumen.

    d. Sumber Pengalaman : Penanganan, pengkajian, pemakai produk.

    3. Evaluasi Alternatif

    Setelah informasi diperoleh konsumen mengevaluasi berbagai alternatif

    pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, seperti :

    a. Kamera : Ketajaman gambar, hasil warna, harga, ukuran kamera.

    b. Hotel : Lokasi, kebersiham , harga.

    c. Ban : Umur pemakaian, harga, mutu ketika di kendarai.

    4. Keputusan Pembelian

  • 29

    Apabila tidak ada faktor lain yang mengganggu setelah konsumen

    menentukan pilihan yang telah ditetapkan, pembelian yang aktual adalah

    hasil akhir dari pencarian dan evaluasi.

    5. Perilaku Pasca Pembelian

    Secara umum, apabila individu merasakan ketertarikan yang sangat atau

    kepuasan dalam memenuhi kebutuhan, biasanya akan terus mengingat hal

    tersebut. Perilaku pasca pembelian meliputi kepuasan pasca pembelian,

    tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pembelian.

    Sumber : Kotler (2007:202)

    Gambar 2.2 Tahap-tahap Proses keputusan Pembelian

    2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen

    Menurut Maruf (2006:57-60) proses keputusan memilih barang atau jasa dan

    lain-lainnya itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor pribadi.

    A. Faktor Lingkungan

    Faktor lingkungan terdiri atas:

    1. Faktor budaya

    Pengenalan

    Kebutuhan

    Pengenalan

    Informasi

    Perilaku Pasca

    Pembelian

    Keputusan

    Pembelian

    Evaluasi Alternatif

  • 30

    Budaya adalah faktor mendasar dalam pembentukan norma-norma

    yang dimiliki seseorang yang kemudian membentuk atau

    mendorong keinginan dan prilakunya menjadi seorang konsumen.

    Termasuk di dalamnya kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas

    sosial. Budaya meliputi hal-hal berikut ini.

    Nilai-nilai : Norma yang dianut oleh masyarakat

    Persepsi : Cara pandang pada sesuatu

    Preferensi : Rasa lebih suka pada sesuatu dibandingkan

    pada yang lainnya

    Behaviour : Tindak-tanduk atau kebiasaan seseorang

    2. Faktor sosial

    Kelompok : Kelompok yang mempengaruhi anggotanya

    dalam membuat keputusan terhadap

    pembelian sesuatu barang atau jasa.

    Keluarga : Faktor ini juga penting pengaruhnya bagi

    seseorang dalam memilih suatu barang dan

    jasa. Sama seperti kelompok yang dapat

    mempengaruhi anggotanya, demikian juga

    keluarga.

    Peran dan status : Peran seorang di masyarakat atau di

    perusahaan akan mempengaruhi pola

    tindakannya dalam membeli barang

    atau jasa. Demikian juga status. Orang

  • 31

    yang dalam status tidak bekerja akan

    sangat bertolak belakang dalam

    berbelanja dari orang yang berstatus

    bekerja.

    B. Faktor Pribadi

    Faktor pribadi atau faktor internal dalam diri seseorang adalah faktor

    Penting bagi proses pembelian dalam diri konsumen. Keputusan

    konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi

    terdiri atas:

    1. Faktor pribadi.

    Seorang konsumen akan berbeda dari seorang konsumen lainnya karena

    faktor-faktor pribadi yang berbeda. Hurriyati (2005:98-100)

    menjelaskan faktor-faktor pribadi tersebut, yaitu:

    a. Umur dan tahap siklus hidup

    Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa

    hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi

    seringkali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh

    tahap daur hidup keluarga tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh

    keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

    b. Pekerjaan

    Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

    dibellinya. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian

    untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas

  • 32

    dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang

    mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka.

    c. Situasi Ekonomi

    Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

    produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan

    dalam pendapatan pribadi, tabunganm dan tingkat minat.

    d. Gaya Hidup

    Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan

    yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang jauh berbeda.

    Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan

    dalam psikografiknya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih

    dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang, gaya hidup

    menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara

    keseluruhan di dunia.

    e. Kepribadian dan konsep diri

    Kepribadian setiap orang yang jelas mempengaruhi tingkah laku

    membelinya. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat

    seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,

    mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan

    keagresifan. Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang

    dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas

    mereka. Jadi, agar dapat memahami tingkah laku konsumen,

  • 33

    pertama-tama pemasar harus memahami hubungan antara konsep

    diri konsumen dan miliknya.

    2. Faktor psikologis

    Faktor kejiwaan atau psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam

    tindakan membeli sesuatu barang/jasa ada empat macam, yaitu

    termasuk di dalamnya motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan

    dan sikap. Huriyati (2005:100-102) menjelaskan faktor-faktor

    psikologis tersebut, yaitu:

    a. Motivasi

    Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat.

    Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai

    tingkat intensitas yang mencukupi. Motif (dorongan) adalah

    kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang

    mencari kepuasan.

    b. Persepsi

    Seseorang yang termotifasi siap untuk bertindak. Bagaiman orang

    bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Dua

    orang dengan motivasi sama dan dalam situasi yang sama mungkin

    mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka memandang

    situasi secara berbeda. Persepsi adalah proses yang dilalui orang

    dalam memilih, mengorganisasikanm dan menginterpretasikan

    informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia.

    c. Pengetahuan

  • 34

    Pentingnya praktik dan teori pengetahuan bagi pemasar adalah

    mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan

    menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan

    petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan

    pembenaran positif.

    d. Keyakinan dan Sikap

    Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang

    mengenai sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa orang

    merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan

    ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah

    laku membeli. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan

    kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang

    relatif konsisten.

    2.1.5.3 Peran Dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen

    Menurut Kotler(2007:207) Terdapat 5 pihak-pihak yang dapat memberi

    pengaruh dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut :

    1. Pemrakarsa (initiator)

    Orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa

    tertentu.

    2. Pemberi Pengaruh (influencer)

    Orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam

    pengambilan keputusan akhir.

  • 35

    3. Pengambil Keputusan (decider)

    Orang yang sangat menentukan sebagaimana atau keseluruhan keputusan

    pembelian, apakah membeli, apa yang di beli,kapan hendak di beli, dengan

    bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli.

    4. Pembeli (buyer)

    Orang yang melakukan pembelian nyata.

    5. Pemakai (user)

    Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

    Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian yang sebenarnya dan akan

    terus berlangsung saat setelah pembelian. Namun dalam pembelian yang sudah

    menjadi rutinitas konsumen sering sekali melewatkan atau membalik beberapa

    tahapan proses pengambilan keputusan dalam pembelian.

    2.1.5.4 Tingkat Keputusan Pembelian Konsumen

    Menurut Shiffman dan Kanuk (2007:487) membedakan tingkat pengambilan

    keputusan konsumen yang spesifik yaitu:

    1. Pemecahan masalah yang luas

    Pada tingkat ini konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk

    menetapkan serangkaian kriteria guna menilai merek-merek tertentu dan

    banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang

    dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada

    barang yang tahan lama dan barang mewah, seperti mobil.

  • 36

    2. Pemecahan masalah yang terbatas

    Pada tingkat ini konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai

    kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Namun,

    konsumen belum memilki preferensi tentang merek tertentu. Mereka

    membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan diantara

    berbagai merek.

    3. Pemecahan masalah yang rutin

    Pada tingkat ini konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman

    mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria yang ditetapkan

    dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka

    pertimbangkan. Konsumen mungkin mencari informasi tambahan, tetapi

    hanya untuk meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui.

    2.1.5.5 Indikator Proses Keputusan Pembelian

    Terdapat indikator dari proses keputusan pembelian, yaitu (Kotler:2007:222)

    1. Tujuan dalam membeli sebuah produk

    2. Pemrosesan informasi untuk sampai ke pemilihan merek

    3. Kemantapan pada sebuah produk

    4. Menberikan rekomendasi kepada orang lain

    5. Melakukan pembelian ulang

  • 37

    2.2 Kerangka Pemikiran

    Sumber: Penulis

    Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

    Variabel Y (Minat Pembelian) - Minat transaksional - Minat refrensial - Minat preferensial - Minat eksploratif

    Variabel Z - Pengenalan Masalah - Evaluasi Alternatif - Keputusan Pembelian - Perilaku Pasca Pembelian

    Variabel X (Kualitas Produk) - Kinerja - Fitur - Keawetan - Desain

  • 38

    Hubungan antar Variabel

    Kualitas Produk terhadap Minat Pembelian :

    Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para konsumen

    yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus

    sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Bagi

    calon pemakai kualitas produk ini memang harus dikomunikasikan dengan baik

    karena dapat membangun minat pelanggan untuk membeli produk yang

    dimaksud. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004)

    menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh

    terhadap minat beli. Berdasarkan hasil telaah pustakan dan bukti empiris dari

    penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah Semakin tinggi kualitas

    suatu produk maka akan semakin tinggi pula minat beli produk tersebut.

    Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian :

    Penelitan yang dilakukan oleh CP. Saputra (2009) menunjukkan Variabel kualitas

    produk atas Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan

    Pembelian. terdapat pengaruh yang signikan antara Kualitas produk dan Harga

    secara bersama-sama (simultan) terhadap Keputusan Pembelian produk Telkom

    FLEXI

  • 39

    Minat Pembelian terhadap Keputusan Pembelian :

    Penelitian yang dilakukan oleh Herche dalam Yoestini dan Eva (2007:267)

    menunjukkan kaitan antara minat beli dan keputusan pembelian. Minat beli

    konsumen yang tinggi akan mendorong konsumen membeli suatu produk.

    Sebaliknya, minat beli konsumen yang rendah akan mencegah konsumen untuk

    membeli produk.

    2.3 Hipotesis

    Berdasarkan tujuan penelitian, maka rancangan hipotesis yang dapat dibuat

    adalah:

    Untuk T-1: Ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk (X)

    terhadap Minat Pembelian (Y) pelanggan pada J&C Cookies secara

    individual maupun simultan.

    Untuk T-2: Ada pengaruh yang signifikan antara Minat Pembelian (Y)

    terhadap Proses Keputusan Pembelian (Z) pelanggan pada J&C Cookies

    secara individual maupun simultan.

    Untuk T-3: Ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk (X)

    terhadap Proses Keputusan Pembelian (Z) pelanggan pada J&C Cookies

    secara individual maupun simultan.

    Untuk T-4: Ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk (X) dan

    Minat Pembelian (Y) pelanggan terhadap Proses Keputusan Pembelian

    (Z) pada J&C Cookies secara individual maupun simultan.