diskusi mata kuliah gemar belajar perjanjian dan waris · pdf file4. sewa beli sewa beli...
TRANSCRIPT
Hukum Perdata Lanjutan Senin, 2 Mei 2016
1
Diskusi Mata Kuliah Gemar Belajar
Perjanjian dan Waris
Pembicara : 1. Betric Banjarnahor (2012)
: 2. Dian Prawiro Napitupulu (2013)
Pemateri : 1. Tioneni Sigiro (2014)
. 2. Waristo Ritonga (2014)
Moderator : Delvina Nova (2014)
A. Jenis-jenis Perjanjian
1. Jual Beli
Jual beli adalah suatu perjanjian timbal balik yang mana, pihak yang satu (si penjual) berjanji
untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan pihak yang lainnya (si pembeli)
berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan
hak milik tersebut.
Unsur-unsur pokok dalam perjanian jual beli adalah barang dan harga, sesuai asas
konsesualisme (kesepakatan) yang menjiwai hukum perjanjian maka perjanjian jual beli akan
ada saat terjadinya atau tercapainya sepakat mengenai barang dan harga. Sifat konsesual dari
jual beli tersebut ditegaskan dalam pasal 1458 BW yang berbunyi jual beli dianggap sudah
terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan
harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar1.Sebagaimana
diketahui hukum perjanjian dari BW menganut asas konsensualisme, artinya ialah bahwa untuk
melahirkan perjanjian cukup dengan sepakat saja dan bahwa perjanjian itu sudah dilahirkan pada
saat atau detik tercapainya konsesus sebagaimana dimaksud diatas.
2. Tukar Menukar
Tukar-menukar adalah suatu perjanjian dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya
untuk saling memberikan suatu barang secara bertimbal-balik sebagai gantinya suatu barang lain.
Koop BREEKT GEEN HUUR Jual Beli tidak memutuskan Sewa- menyewa
1 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Hukum Perdata Lanjutan Senin, 2 Mei 2016
2
Perjanjian ini juga dikenal dengan nama barter. Segala apa yang dapat dijual, dapat juga
menjadi objek perjanjian tukar-menukar. Segala peraturan-peraturan tentang perjanjian jual-beli
juga berlaku terhadap perjanjian tukar-menukar (pasal 1546 BW)
Resiko dalam perjanjian tukar-menukar diatur dalam pasal 1545 yang berbunyi : jika suatu
barangtertentu yang telah dijanjikan untuk ditukar, musnah diluar kesalahan pemiliknya, maka
persetujuan dianggap sebagai gugur dan siapa yang dari pihaknya telah memenuhi persetujuan,
dapat menuntut kembali barang yang ia telah berikan dalam tukar menukar.
3. Sewa Menyewa
Sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama suatu waktu
tertentu dan dengan pembayaran suatu hargayangoleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya (pasal 1548 B.W) Sewa menyewa adalah suatu perjanjian konsensual.artinya ia
sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsure-unsur pokoknya, yaitu
barang dan harga. Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati
oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga
sewa. Pasal 1579 berbunyi: pihak yang menyewakan tidak dapat menghentikan sewanya dngan
menyatakan hendak memaai sendiri barangnya yang disewakan, kecuali jika telah diperjanjikan
sebelumnya. Tentang harga sewa: kalau dalam jual beli harga harus berupa uang, karena kalau
berupa barang perjanjianyabukan jual-beli lagi tetapi menjadi tukar-menukar, tetapi dalam sewa-
menyewa tiadaklah menjadi keberatan bahwa harga sewa itu berupa barang atau jasa.
4. Sewa Beli
Sewa beli sebenarnya adalah suat macam jual beli, setidak-tidaknya ia lebih mendekati jual beli
daripada sewa menyewa, meskipun ia merupakan suatu campuran dari keduanya dan diberikan
judul sewa menyewa. Hakekat dari sewa beli adalah suatu macam perjanjian jual beli dimana
selama harga belum dibayar lunas maka si pembeli menjadi penyewa dahulu dari barang yang
ingin dibelinya.
5. Penitipan Barang
Koop BREEKT GEEN HUUR Jual Beli tidak memutuskan Sewa- menyewa
Hukum Perdata Lanjutan Senin, 2 Mei 2016
3
Penitipan pada umumnya dan berbagai macamnya
Penitipan adalah terjadi apabila seseorang menerima sesuatu barang darinorang lain, dengan
syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya. Mengenai
hal ini diatur dalam pasal 1694 B.W. menurut undang-undang ada dua macam penitipan barang
yaitu penitipan yang sejati dan sekestrasi.
Penitipan barang yang sejati
Penitipan barang yang sejati dianggap dibuat dengan Cuma-Cuma, jika tidak diperjanjikan
sebaliknya, sedangkan ia hanyandapat mengenai barang barang yang bergerak (psal 1696).
Sipenerima titipan barang tiadak diperbolehkan memakai barnang yang dititipkan untuk
keperluan sendiri tanpa izinnya orang yang menitipkan barang , yang dinyatakan dengan tegs
atau dipersangkakan, atas ancaman penggantian biaya, kerugian dan bunga jika ada alas an untuk
itu (pasal 1712)
Sekestrasi
Adalah penitipan barang tentang mana ada perselisihan, di tangannya seorang pihak ketiga yang
mengikatkan diri untuk, setelah perselisihan itu diputus, mengembalikan barang itu kepada siapa
yang akan dinyatakan berhak, beserta hasil-hasilnya. Penitipan ini ada yang terjadi dengan
persetujuan dan ada pula yang dilakukan atas perintah hakim atau pengadilan. Mengenai hal ini
diatur dalam pasal 1730 1734
6. Pinjam Pakai
Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu barang
kepada pihak yagn lainnya untukdipakai dengan cuma-Cuma, dengan syarat bahwa yang
menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu, akan
mengembalikannya (pasal 1740). Dalam pinjam pakai, pihak yang meminjamkan tetap menjadi
pemilik dari barang yang dipinjamkan (pasal 1741). Segala apa yang dapat dipakai orang dan
Koop BREEKT GEEN HUUR Jual Beli tidak memutuskan Sewa- menyewa
Hukum Perdata Lanjutan Senin, 2 Mei 2016
4
tidak musnah karena pemakaian, dapat menjadi bahan perjanjian pinjam-pakai (pasal 1742).
Kewajiban peminjam
Peminjam diwajibkan menyimpan dan memelihara barang pinjaman itu sebagai seorang bapak
rumah yang baik dan tidak boleh memakainya guna suatu keperluan yang lain. Jika ia memakai
barangnya pinjaman guna suatu keperluan lain atau lebih lama dari yang diperbolehkan, maka
selain dari pada itu ia adalah bertanggung jawab atas musnahnya barangnyasekalipun musnahnya
barang itu disebabkan karena suatu kejadian yang sama sekali tidak di sengaja (pasal 1744). Jiak
barangnya pada waktu dipinjamkan, telah ditaksir harganya, maka musnahnya barang itu,
biarpun ini terjadi karena suatu kejadian yang tidak disengaja, adalah atas tanggungan si
peminjam, kecuali apabila telah diperjanjikan sebalknya(pasal 1746)
Kewajiban orang yang meminjamkan
Orang yang meminjamkan tidak boleh meminta kembali barang yang dipinjamkan selainnya
setelah lewatnya waktu yang ditentukan, atau jika tidak ada ketentuan yang demikian, setelah
barangnya dipakai atau dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan (pasal 1750).
7. Pinjam Meminjam
Pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada
pihak yang lain suatu jumlah tertentu barangbarang yangmenghabis karena pemakaian, dengan
syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan
mutu yang sama pula (pasal 1754). Berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam, pihak yang
menerima pinjaman menjadi pemilik dari barang yang dipinjam, dan jika barang itu musnah,
dengan cara bagaimanapun, maka kemusnahan itu adalah atas tanggungannya (pasal 1755)
Kewajban orang yang meminjamkan
Orang yang meminjamkan tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkannya sebelum
lewatnya waktu yang telah di tentukan dalam perjanjian (pasal 1759)
Kewajiban peminjam
Koop BREEKT GEEN HUUR Jual Beli tidak memutuskan Sewa- menyewa
Hukum Perdata Lanjutan Senin, 2 Mei 2016
5
Orang menerima pinjaman sesuatu diwajibkan mengembalikannya dalam jumlah dan keadaan
yang sama dan pada waktu yang ditentukan (pasal 1763). Jka sipeminjam tidak mampu
mengembalikan barang yang dipinjamnya dalam jumalah dan keadaanyang sama maka ia
diwajibkan membayar harganya, dalam hal mana harus diperhatikan waktu dan tempat dimana
barangnya, menurut perjanjian, harus dikembalikan.
Meminjamkan dengan bunga
Dalam pasal 1765 menyatakan bahwa adalah diperbolehkan memperjanjikan bunga atas
peminjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian.
8. Perjanjian Untung-Untungan
Adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun
bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Mengenai perjanjian
pertanggungan diatur dalam pasal 1774. Perjanjian untung-untungan,misalnya, Perjanjian
asuransi, pasal 1774 KUHPerdata2
Bunga cagak-hidup
Bunga cagak hidup dapat dilahirkan dengan suatu prjanjian atas beban, atau dengan suatu akte
hibah. Ada juga bunga cagak hidup itu diperoleh dengan wasiat. Suatu perjanjian atas beban
adalah perjanjian timbale balik dimana prestasi dari pihak yang satu adalah imbalan dari prestasi
pihak yang lai