menulis pengalaman orang lain

5
BAHASA INDONESIA Menulis pengalaman orang lain Nama : Eko Pamungkas Kelas : X_1 Absen : 10 SMA NEGERI 3 JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Iseng-iseng dari Bunga Kenanga

Upload: eko-pamungkas

Post on 15-Jun-2015

1.646 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

haha, coba deh baca... pasti lucu...

TRANSCRIPT

Page 1: menulis pengalaman orang lain

BAHASA INDONESIAMenulis pengalaman orang lain

Nama : Eko Pamungkas Kelas : X_1 Absen : 10

SMA NEGERI 3 JOMBANGTAHUN PELAJARAN 2008/2009

Iseng-iseng dari Bunga Kenanga

Pada hari itu, di kebun yang sepi… mega terus mengumpulkan bunga kenanga. Sebenarnya ia tak suka dengan bunga, lantas untuk apa ia punguti bunga itu? Apalagi itu adalah

Page 2: menulis pengalaman orang lain

bunga kenanga yang di ambil dari tempat pohon angker di desanya .

Tanpa dia sadari di belakang tidak jauh dari ia berada telah berdiri seorang nenek-nenek yang memecah suara dengan melontarkan kata-kata.

“Nak, cepet pulang sana!, jangan main disekitar itu, angker….!”

Mega langsung membalikkan tubuhnya kea rah sumber suara.“Waduh… Mbok Darmi!” bisik Mega dalam hati.Tanpa bosa-basi ia berlari menghilang begitu saja, dan tak

lupa membawa bunga yang telah ia punguti dengan susah payah dari kebun mbok Darmi. Kemudian Mega merangakai bunga itu menjadi sebuah kalung yang cukup ia pakai di lehernya. Ia lepas kalung itu dan menyimpannya di kamar, tepat di bawah bantal di atas tempat tidurnya.

Rupanya Mega telah merencanakan sesuatu, ia ingin membuktikan tahayul yang menyebar di desanya. Konon jika bunga itu dipakai untuk tidur, maka mahkluk besar hitam dan menyeramkan akan mengganggu tidurnya.

Malam yang telah Mega tunggu-tunggu itu telah tiba. Mega sengaja tidur lebih awal, karena ia ingin cepat-cepat membuktikan kebenaran tahayul itu. Memang temanku yang satu ini begitu penasaran dengan hal-hal yang mistis. Ia tertarik dengan ketegangan-ketegangan disekitarnya. Mungkin karena menjadi pokok bahasan yang menarik di desanya, ia ingin mencoba dan membuktikannya sendiri.

Mega mulai merebahkan tubuhnya. Pikirannya melayang-layang tak karuan. Perasaan yang tidak nyaman mulai membayanginya. Ia mulai tidak percaya diri. Apalagi suasana malam itu begitu begitu pengap dan sunyi. Ranting-ranting pohon yang terkena angin terdengar memukul-mukul atap rumahnya. Menambah mencengkram perasaan tidak enak. Mega memutuskan menghentikan acaranya itu, karena perasaan takut sangat menghantuinya. Tetapi belum sempat ia beranjak dari temppat tidurnya, lampu di rumahnya padam. Jantung Mehga terentak kaget, seakan berhenti sedetik untuk merasakan ketegangan saat itu. Mega mencoba menenangkan dirinya. Ia mulai memperhatikan dan merasakan yang ada di sekelilingnya, namun kegelapan menutupi pandangannya.

“Krieeet…..”. Bunyi pintu yang dibuka dengan cara yang halus dan perlahan.

“Dag_dig_dung-dag_ding_dug”. Bunyi jantung Mega yang semakin kencang dan kuat.

Page 3: menulis pengalaman orang lain

“Ya Allah!.... astghfirullah haladzim!” kata-kata yang keluar dari mulut Mega.

Tiba-tiba Mega merasakan sesuatu yang menuju dan mendekati mega. Sesosok bayangan yang tidak jelas dilihat Mrga. Ia membawa sesuatu di salah satu tangannya.

“Ya Allah lindungilah aku…. Lindungilah aku…?”. Bisik-bisik yang diucapkan mulut Mega. Seolah-olah tiada hentinya ia memanggil nama Tuhannya.

Mega terpojok dalam sudut kamarnya. Keringat dingin terus keluar dari tubuhnya. Tiba-tiba bayangan itu menodongkan sesuatu benda di tangannya ke arah Mega, bersamaan dengan cahaya yang menyorot kea rah mukanya.

“AAaaa………..!!!”. Mega berteriak sekeras-kerasnya untuk melepaskan rasa takut dan terkejutnya.

“Tenang nak ini Mama….”.“Mama…?”. Balas Mega dengan sedikit rasa tidak percaya.“Iya nak ini Mama”.“Tak mungkin itu Mama, aku melarang Mama untuk masuk ke

kamarku……hihkrg….hihkg”. Mega sedikit ketakutan.“Lihat ini Mama, kamu kenapa saying?”. Kata Mama sambil

mengarahkan senter ke arah wajahnya.Mega mengenali wajah Mamanya. Ia langsung memeluk erat

tubuh Mamanya. Ia telah merasa agak tenang. Rupanya Mama telah memahami ketakutan yang dirasakan anaknya. Sambil memeluk Mamanya Mega berkata

“Ma….., aku takut…”.“Jangan takut sayang Mama ada di sini”.“Kenapa Mama masuk masuk ke kamarku?”.“Mama mencium bau kenanga sayang, padahal di sinikan

tidak ada bunga itu. Mama takut terjadi sesuatu dengan anak Mama”.

Mega tertegun. Mereka duduk berhadapan. Mega menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan ia kerjakan, walaupun dalam keadaan lampu mati……

Page 4: menulis pengalaman orang lain