menggali inspirasi dari pertobatan rasul paulus demi … · 2020. 1. 27. · inspirasi dari pribadi...

109
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh : Christina Picca Yusmasari NIM: 131124007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI

    PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

    S K R I P S I

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Agama Katolik

    Oleh :

    Christina Picca Yusmasari

    NIM: 131124007

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    S K R I P S I

    MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI

    PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG

    Oleh :

    Christina Picca Yusmasari

    NIM : 131124007

    Telah Disetujui oleh :

    Pembimbing

    Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ. M.Ed Tanggal 12 Desember 2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    S K R I P S I

    MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI

    PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG

    Dipersiapkan dan ditulis oleh

    Christina Picca Yusmasari

    NIM : 131124007

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    Pada tanggal 12 Januari 2018

    Dan dinyatakan memenuhi syarat

    SUSUNAN PANITIA PENGUJI

    Nama Tanda tangan

    Ketua : Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..

    Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..

    Anggota : 1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed ……………..

    : 2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..

    : 3. Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..

    Yogyakarta, 12 Januari 2018

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Rohandi, Ph.D

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada semua katekis yang masih berkarya dan

    bersemangat untuk melayani Gereja, serta kepada orang tuaku Thomas Teguh

    Sumardi dan Yustina Sri Lestari dan adikku Damianus Anang Setiawan

    Yang selalu mendukung, peduli dan mendoakan usaha perjuanganku selama ini,

    teman-teman PAK USD angkatan 2013, sahabat, dan pihak-pihak yang selalu

    mendukung dalam memberikan semangat, perhatian dan doa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi

    pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah

    ia menjadi hambamu”

    (Mat 20:26-27)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 12 Desember 2017

    Penulis

    Christina Picca Yusmasari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta:

    Nama : Christina Picca Yusmasari

    Nim : 131124007

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

    MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI

    PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG

    beserta perangkat lain yang diperlukan (bila ada).

    Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap

    mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Yogyakarta, 12 Januari 2018

    Yang menyatakan,

    Christina Picca Yusmasari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Skripsi ini berjudul “MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN

    RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS

    JAMAN SEKARANG”. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan keprihatinan

    terhadap perubahan arus zaman yang menyebabkan tantangan pelayanan para

    katekis semakin rumit dan kompleks. Tantangan zaman ini berakibat pada

    menurunnya kesadaran bahwa panggilan Tuhan merupakan yang terpenting dalam

    hidup pelayanan para katekis di segala tempat dan kondisi. Hal ini harus

    ditanggapi secara bijaksana oleh para katekis. Bertolak dari kenyataan skripsi ini

    dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para katekis.

    Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat

    digali dari pertobatan Rasul Paulus untuk mengembangkan spiritualitas para

    katekis zaman sekarang. Persoalan tersebut ditanggapi dengan menggunakan studi

    pustaka terhadap kisah pertobatan Rasul Paulus guna memperoleh inspirasi-

    inspirasi dari pribadi Rasul Paulus ketika mengalami pertobatan. Inspirasi-

    inspirasi yang dipaparkan kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk

    meneguhkan dan meningkatkan spiritualitasnya sebagai seorang katekis.

    Paulus merupakan tokoh penting perkembangan Gereja. Ia merintis

    terbentuknya umat, memelihara iman umat, membela umat melalui

    pengalamannya serta surat-suratnya yang sangat menginspirasi banyak orang.

    Pengalaman perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit merupakan salah satu

    kekayaan rohani Gereja. Hal ini sangat menarik untuk didalami dan dipelajari oleh

    para katekis agar menjadi sumber inspirasi bagi spiritualitas mereka pada zaman

    sekarang.

    Katekis memiliki peran yang sangat vital bagi perkembangan Gereja.

    Katekis akan menjadi sumur iman yang siap ditimba bagi umat. Maka pembinaan

    dan pendampingan untuk katekis harus terus-menerus diupayakan. Oleh karena

    itu, penulis menawarkan tugas akhir ini untuk menjadi bahan bacaan yang

    membantu katekis agar dapat menemukan inspirasi-inspirasi yang mendukung

    panggilannya sebagai katekis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    This undergraduate thesis entitled “DIG INSPIRATION FROM ST

    PAUL’S REPENTANCE FOR CATECHISTS SPIRITUAL DEVELOPMENT

    TODAYS”. This title is chosen based on the concern of the change of the current

    era which cause challenges to catechists services more complex. The challenges

    in this era cause at the decreased consciousness that God vocation is the most

    important thing in catechists services life at every places and conditions. This is

    must be responded wisely by the catechists. Based on the fact, this thesis is

    intended to bring inspiration to the catechists in order to develop their spirituality

    as todays catechists.

    The main problem in this thesis is what kind of inspiration which can be

    digged from St Paul’s repentance to develop the spirituality as todays catechists.

    The problem is processed by a literature study toward St Paul’s repentance

    stories in order to gain some inspirations from St Paul while in his repentance.

    Those inspirations might be useful to strengthen and improve the spirituality as

    todays catechists.

    Saint Paul is an important role model for the Church development. He

    pioneered the formation of the people, keep the faith of the people, defended

    people through his experience, and also his letters are very inspiring to many

    people. His encounter experience with the Living Christ is the one of spiritual

    wealth from St Paul’s experiences. This can be a very interesting thing to be

    explored and learnt by the catechists in order to develop their spirituality as

    todays catechists.

    Catechists have the very vital role for the Church development. Catechists

    will be the wells of faith which ready to be drawn for the people. Then the

    coaching and mentoring for the catechists must be continuously pursued.

    Therefore the author suggest this thesis to be reading material which helps the

    catechists in order to find some inspirations which support their vocation.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas kasih-

    Nya yang besar memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS

    DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS JAMAN

    SEKARANG. Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis akan

    menurunnya spiritualitas yang dihidupi oleh para para katekis di berbagai tempat

    akibat tantangan zaman yang semakin rumit dan kompleks, maka katekis

    membutuhkan inspirasi yang dapat mengembangkan spiritualitasnya.

    Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh

    banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan

    tulus ikhlas menyampaikan banyak terimakasih kepada:

    1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku dosen utama yang

    selalu memberikan perhatian dan motivasi. Dengan penuh kesabaran

    mendampingi dan membimbing penulis dan selalu meluangkan waktunya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik dan

    sekaligus dosen penguji III yang telah bersedia membaca, memberikan

    kritik dan masukan, serta memberi dukungan kepada penulis dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    3. Yoseph Kristianto, SFK., M. Pd, selaku dosen penguji II sekaligus sebagai

    dosen pembimbing akademik yang dengan sepenuh hati mendukung,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    mendampingi, dan memberi semangat selama proses perkuliahan terkhusus

    dalam proses penyelesaian skripsi.

    4. Seluruh katekis-katekis yang sedang berkarya terkhusus para katekis di

    Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu yang selalu menyemangati dan

    memberikan inspirasi dalam proses penyelesaian skripsi

    5. Orang tua Bapak Thomas Teguh Sumardi dan Ibu Yustina Sri Lestari, serta

    adik Damianus Anang Setiawan yang selalu memberikan semangat, cinta,

    perhatian dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan sampai

    penyelesaian skripsi ini.

    6. Seluruh staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru dan Perpustakaan

    Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang begitu murah hati untuk

    meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan baik selama kuliah maupun

    selama penulisan skripsi ini sampai selesai.

    7. Sahabat-sahabat PAK USD angkatan 2013 yang selalu memberikan

    semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama kuliah

    hingga penyelesaian skripsi ini.

    8. Kepala Sekolah, bapak-ibu guru dan karyawan/i serta siswa-siswi SMP

    Budi Mulia Minggir yang telah memberikan semangat dan perhatian serta

    telah banyak membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

    9. Teman berjuang penulis Winantu Ginanjar Langgeng, yang dengan sabar

    memberikan motivasi, perhatian serta inspirasi dalam studi dan proses

    penyusunan skripsi. Serta untuk adik Esti Kinanti yang telah banyak

    memberikan semangat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang dengan

    tulus hati memberikan dukungan, memberi semangat dan perhatian sampai

    selesainya penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga

    penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

    mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini.

    Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

    semua pihak yang berkepentingan.

    Yogyakarta, 12 Desember 2017

    Penulis

    Christina Picca Yusmasari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv

    HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................... vii

    ABSTRAK ................................................................................................................. viii

    ABSTRACT ................................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

    DAFTAR SINGKATAN............................................................................................. xvi

    BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

    C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5

    D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5

    E. Metode Penulisan ..................................................................................... 6

    F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6

    BAB II. PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA ............................... 8

    A. Kisah Hidup Paulus .................................................................................. 9

    1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat ……………………… ................... 9

    a. Paulus dari Tarsus …………………………………… ..................... 9

    b. Pendidikan Paulus di Yerusalem …………………… ...................... 12

    c. Paulus di kalangan Orang Yahudi …………………… .................... 13

    d. Masa Tua Paulus ……………………………………. ...................... 18

    2. Paulus sebagai Pewarta Injil …………………………… ...................... 19

    a. Karya Pelayanan Paulus .................................................................. 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    b. Bangkit dari Kegagalan ................................................................... 23

    c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman ................................... 25

    d. Paulus Dipenjara demi Kristus ......................................................... 26

    B. Pertobatan Paulus ..................................................................................... 29

    1. Pertobatan Paulus menurut Kisah Para Rasul 9: 1-19a .......................... 30

    a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar ................................. 30

    b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik ................................................. 31

    c. Paulus Dibaptis oleh Ananias ........................................................... 34

    2. Hal-hal Mendasar dari Pertobatan Paulus ............................................. 37

    BAB III. SOSOK DAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG ...... 42

    A. Sosok Katekis Zaman Sekarang .............................................................. 43

    1. Identitas Katekis ............................................................................... 43

    2. Panggilan Hidup Sebagai Katekis ..................................................... 46

    3. Perutusan Katekis ............................................................................. 48

    B. Spiritualitas Katekis Zaman Sekarang ..................................................... 50

    1. Definisi Spiritualitas ......................................................................... 51

    a. Spiritualitas menurut Dokumen Gereja ........................................ 51

    1) Spiritualitas Katekis menurut Catechesi Trandendae ............. 51

    2) Spitualitas Katekis menurut Evangelii Gaudium .................... 52

    3) Spiritualitas Katekis menurut Redemptoris Missio ................. 52

    4) Spiritualitas Katekis menurut hasil Pernas Katekis 2005 ....... 52

    b. Spiritualitas menurut Para Tokoh ................................................ 55

    2. Tantangan yang Dihadapi Katekis Zaman Sekarang .......................... 56

    a. Sekularisasi dan Sekularisme ...................................................... 57

    b. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ..................................... 58

    c. Ateisme dan Relativisme ............................................................ 59

    d. Dampak Teknologi Digital .......................................................... 60

    e. Pluralitas yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme ...... 61

    f. Pluralitas dan Globalisasi Budaya ............................................... 61

    g. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup................... 62

    h. Merebaknya Kemiskinan ......................................................... .. 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    3. Spiritualitas Katekis ......................................................................... 63

    a. Hidup di dalam Roh .................................................................... 63

    b. Keterbukaan terhadap Dunia ....................................................... 64

    c. Keutuhan dan Keaslian Hidup ..................................................... 66

    d. Devosi kepada Maria .................................................................. 66

    BAB IV.MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI

    PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG .. 68

    A. Katekis Menggali Inspirasi dari Pribadi Paulus dalam Pertobatannya ..... 69

    1. Pribadi yang Tangguh ....................................................................... 70

    2. Menjadi Saksi Iman yang Handal ..................................................... 71

    3. Memiliki Kehidupan Rohani yang Mendalam ................................... 74

    a. Berserah Diri kepada Tuhan ........................................................ 74

    b. Memberi Diri Dipimpin oleh Roh ............................................... 76

    c. Setia dalam Panggilan ................................................................. 77

    d. Pribadi yang Mencintai Umat...................................................... 79

    B. Pokok-pokok Spiritualitas Katekis di Zaman Sekarang yang dapat Ditemukan Berdasarkan Inspirasi Pertobatan Rasul Paulus ..................... 80

    1. Katekis Mempunyai Iman yang Mendalam….………….. ................. 80

    2. Katekis yang Mempunyai Integritas .................................................. 81

    3. Katekis merupakan Saksi Iman yang Handal .................................... 82

    4. Mengandalkan Karya Tuhan Bukan Kemampuan Diri ...................... 84

    BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 87

    A. Kesimpulan ................................................................................... 87

    B. Saran .............................................................................................. 88

    DAFTAR PUSTAKA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR SINGKATAN

    A. Singkatan Kitab Suci

    Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab

    Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

    dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia,

    ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh

    Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali

    Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.

    B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

    CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II

    kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

    katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

    EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang

    Sukacita Injil, 24 November 2013.

    RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II tentang

    Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.

    KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik

    dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.

    LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

    Gereja di Dunia Dewasa ini, 21 November 1964.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    C. Singkatan Lain

    Art : Artikel

    Lih : Lihat

    PERNAS : Pertemuan Nasional

    CEP : Congregation for Evangelization of Peoples, Kongregasi

    Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, menerbitkan buku Pedoman

    Untuk Katekis, 3 Desember 1993.

    KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

    Prodi : Program Studi

    LBI : Lembaga Biblika Indonesia

    BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

    Kan : Kanon

    PAK : Pendidikan Agama Katolik

    KAS : Keuskupan Agung Semarang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menindaklanjuti Seruan Bapa Suci Paus Benediktus XVI yang menetapkan

    Tahun Paulus dari tanggal 28 Juni 2008-29 Juni 2009 untuk memperingati 2000

    tahun kelahiran Paulus, Konferensi Waligereja Indonesia dengan LBI-nya telah

    menjadikan BKSN 2008 sebagai kesempatan untuk menggali kekayaan rohani dari

    Santo Paulus (Eko Riyadi, 2012:3). Hal ini sangat tepat karena Paulus merupakan

    tokoh yang penting dalam perkembangan Gereja. Salah satu kekayaan Paulus yang

    dapat digali untuk dijadikan inspirasi umat adalah pertobatan Paulus. Semua umat

    Katolik pasti mengenal siapa itu Paulus, bahkan tidak jarang juga umat Katolik

    menjadikan Paulus sebagai teladan.

    Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri, “peristiwa keselamatan

    dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya Allah, bukan

    usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono, 2012:19). Perjumpaan

    dengan Kristus merupakan titik balik perubahan hidup Paulus. Paulus berubah dari

    seorang penganiaya jemaat yang radikal menjadi pewarta Kristus yang radikal pula.

    Peristiwa ini mendadak, karya Allah nampak nyata dalam pengalaman ini.

    Kisah pertobatan Paulus ini terjadi dalam perjalanannya untuk mengejar orang

    Kristen dari Yerusalem ke Damsyik. Banyaknya jemaat Yahudi yang menjadi

    Kristen membuat kebencian Paulus terhadap pengikut Kristus semakin berkobar.

    Bagi orang Yahudi, kebenaran hanya kepada Taurat. Yesus dan pengikutnya

    dianggap melanggar Taurat. Orang-orang Yahudi menganggap Yesus yang mati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    disalib adalah kehinaan sebagai Mesias. Oleh karenanya Pauluspun memutuskan

    untuk melakukan pengejaran terhadap warga Gereja Kristen perdana. Ketika

    mendekati kota Damsyik, Paulus rebah ke tanah dan dikelilingi cahaya yang

    menyilaukan (Kis 9:3). Saulus sendiri bersaksi bahwa cahaya itu ”menyilaukan”

    (Kis 26:6) dan cahaya itu lebih terang dari cahaya matahari (Kis 26:13), serta

    menyebabkan dirinya rebah ke tanah. Terdengarlah suara yang mengatakan

    “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Akulah Yesus yang kau aniaya

    itu” (Kis 9:4-5). Dixon (1981: 61) mengatakan “suara itu memakai bahasa Ibrani,

    yang dimaksudkan di sini ialah bahasa daerah, yaitu bahasa Aram. Tuhan Yesus

    bicara kepada Saulus dalam bahasa Saulus sendiri”.

    Perubahan terjadi seketika itu juga, Saulus rebah ke tanah sebagai seorang

    penganiaya Kristus dan ia bangkit dalam keadaan berubah yakni taat kepada

    kehendak Kristus. Ketaatannya kepada Kristus ditunjukkan saat ia masuk ke kota

    Damsyik dengan matanya yang buta dan dibimbing oleh pengiringnya ke kota.

    Saulus bergumul dengan diri sendiri (Kis 22:10), menunggu selama tiga hari tanpa

    pengelihatan dan juga tanpa makan atau minum (Kis 9:9). Tanpa makan atau

    minum ini Paulus lakukan untuk mengetahui kehendak Allah serta merupakan salah

    satu unsur pokok dari pertobatan.

    Setelah pengalaman Damsyik, Paulus berusaha mengubah cara pandangnya.

    Salib yang dahulu dianggapnya sebagai kebodohan bagi orang Yunani dan batu

    sandungan bagi orang Yahudi sekarang diyakini sebagai kekuatan dan hikmat Allah

    (1 Kor 1:22-24). Perjumpaan dengan Yesus membuat hidup Paulus dijungkir-

    balikkan dan mengalami perubahan yang dahsyat (Lih. Flp 3:4-14). Perjumpaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    yang merupakan buah pertobatan membuat Paulus mengalami kepercayaan diri

    penuh terhadap suatu hal tanpa membutuhkan bukti lagi. Kalau dahulu Paulus

    bersemangat memegang Taurat sebagai satu-satunya keselamatan sehingga

    menganiaya pengikut Kristus, sekarang Paulus bersemangat memegang Kristus dan

    menolak Taurat. Paulus menjadi pewarta Kristus yang radikal. Paulus mewartakan

    Kristus ke tempat orang-orang yang belum mengenal-Nya. Kesadaran akan

    perutusannya membuat Paulus siap menghadapi segala tantangan yang datang

    kepadanya bahkan hingga dipenjara, diancam dan dibunuh sekalipun.

    Kesadaran bahwa panggilan menjadi katekis adalah panggilan Tuhan

    merupakan hal yang penting bagi katekis dalam hidup pelayanannya di segala

    tempat dan kondisi, agar para katekis mempunyai semangat pelayanan dan

    semangat juang yang tinggi. Tingginya semangat pelayanan akan menggerakkan

    katekis untuk melayani sepenuh hati, yakni dapat membawa orang mengenal

    Kristus, percaya kepada Kristus serta semakin hidup menurut kehendak Kristus.

    Oleh karena itu Pertemuan Nasional Katekis tahun 2010 merekomendasikan

    peningkatan motivasi dan semangat pelayanan mengingat perlunya pembaharuan

    semangat hidup pelayanan bagi katekis.

    Spiritualitas katekis menyangkut hubungan pribadi katekis itu sendiri dengan

    Allah. Sikap sedia diutus seperti yang dilakukan oleh Paulus sebagai buah refleksi

    dari pertobatannya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh Kristus sendiri.

    Pada zaman sekarang tidak mudah untuk bisa menjadi orang seperti Paulus.

    Kemajuan zaman dapat membuat orang lebih cenderung pada cara hidup yang

    dangkal. Spiritualitas pelayanan menjadi hal yang sulit dihidupi oleh para katekis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    karena belum menemukan api yang menggerakan mereka dalam menjalani

    panggilannya demi perkembangan Gereja masa kini. Sekarang ini katekis sedang

    menghadapi berbagai macam tantangan, baik yang bersifat internal maupun

    eksternal. Tantangan internal berasal dari dalam dirinya sendiri sedangkan eksternal

    berasal dari luar dirinya (masyarakat, arus zaman, Gereja, dll).

    Perubahan arus zaman menyebabkan tantangan pelayanan semakin rumit dan

    kompleks. Dari pengalaman pribadi, penulis mendapat kesan bahwa pelayanan

    katekis yang telah dilakukan belum relevan dengan situasi umat yang menghadapi

    tantangan arus-arus zaman yaitu sekularisme, hedonisme, perkembangan digital,

    pluralitas, fundamentalisme Direktorium Formatio Iman (art. 28). Secara tidak

    langsung, hal tersebut akan menghambat perkembangan kehidupan rohani umat.

    Untuk dapat menghadapi tantangan zaman, kiranya para katekis harus mempunyai

    spiritualitas yang mendalam. Spiritualitas yang mendalam dapat diwujudkan

    dengan hidup dalam Roh yang akan membantu para katekis untuk memperbaharui

    terus-menerus identitas khusus para katekis. Katekis juga membutuhkan panutan

    dan pegangan untuk dasar kepribadian dan semangat pelayanannya. Paus Yohanes

    Paulus II mengatakan “Misionaris sejati adalah santo” oleh karena itu katekis diajak

    untuk menghidupi panggilannya dengan semangat para santo (CEP, 1993: 22).

    Layaknya virus yang dapat dengan cepat menular, diharapkan semangat juang

    Paulus dapat menular dan menginspirasi para katekis agar selalu memiliki semangat

    juang yang tinggi demi pengembangan spiritualitas sebagai seorang katekis. Maka

    dari itu, penulis memberi judul skripsi ini, “MENGGALI INSPIRASI DARI

    PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”. Tujuannya adalah,

    supaya katekis terinspirasi dan dapat melakukan karya kerasulan sebagai

    konsekuensi dari pertobatannya serta memiliki api dalam dirinya sehingga dapat

    mengembangkan kepribadian dan spiritualitasnya sebagai katekis.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

    masalah, diantaranya adalah :

    1. Siapa Paulus dan bagaimana pengalaman pertobatannya?

    2. Seperti apa sosok dan spiritualitas katekis zaman sekarang?

    3. Inspirasi macam apa yang dapat digali dari pertobatan Paulus demi

    pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang?

    C. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, tujuan dilakukan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui :

    1. Menggambarkan tokoh Paulus serta pengalaman pertobatannya

    2. Menggambarkan sosok dan spiritualitas katekis zaman sekarang

    3. Menyampaikan inspirasi yang dapat dipetik dari pertobatan Paulus demi

    pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang.

    D. Manfaat Penulisan

    Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

    1. Menambah wawasan baru kepada para katekis tentang tokoh Paulus serta

    pengalaman pertobatannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Memberi pemahaman dan tolak ukur kepada katekis tentang sosok dan

    spiritualitas mereka di zaman sekarang

    3. Memberi inspirasi bagi para katekis dalam usaha mengembangkan

    spiritualitasnya sebagai pewarta dan saksi Kristus sehingga dapat semakin

    bersemangat melayani umat.

    E. Metode Penulisan

    Skripsi ini adalah studi pustaka. Penulis menggunakan metode deskripsi

    intepretatif. Dengan metode deskripsi intepretatif ini penulis mengemukakan

    pandangan para ahli, kemudian menjelaskan dan memaknainya. Berdasarkan judul

    yang dipilih, penulis akan menggali inspirasi yang diperoleh dari pertobatan Rasul

    Paulus kemudian memaknainya sebagai inspirasi yang diharapkan

    mengembangkan spiritualitas katekis di zaman sekarang.

    F. Sistematika Penulisan

    Judul Skripsi ini adalah “ MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN

    RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS

    DI ZAMAN SEKARANG” Dengan judul tersebut penulis ingin menggali

    inspirasi dari pertobatan Rasul Paulus demi pengembangan spiritualitas katekis-

    katekis di zaman sekarang. Untuk mencapai tujuan tersebut penulisan skripsi ini

    terdiri dari lima bab yang isinya sebagai berikut:

    Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

    Bab II membahas gambaran tokoh Paulus serta pengalaman pertobatannya

    yang mencakup pembahasan kisah hidup Paulus dari masa muda, kisah pewartaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    sampai pada wafatnya dan pengalaman pertobatan Paulus menurut Kisah Para

    Rasul dan Surat-suratnya.

    Bab III membahas spiritualitas katekis di zaman sekarang. Pembahasan dalam

    bab ini memberi gambaran tentang sosok dan spiritualitas katekis di zaman

    sekarang yang mencakup pembahasan tentang sosok katekis zaman sekarang,

    tantangan yang dihadapi katekis baik internal maupun eksternal, katekis yang

    diharapkan umat serta memaparkan arti spiritualitas katekis yang ditinjau dari 3

    perspektif yaitu spiritualitas katekis menurut Kitab Suci, menurut Dokumen Gereja

    dan menurut beberapa tokoh.

    Bab IV menyampaikan inspirasi-inspirasi yang dapat dipetik dari pertobatan

    Paulus. Penulis akan mengemukakan inspirasi yang menarik dari pertobatan Paulus

    dan memaknainya sebagai inspirasi bagi pengembangan spiritualitas katekis di

    zaman sekarang. Bab ini ditutup dengan penyampaian beberapa pokok inspirasi dari

    pertobatan Paulus yang dapat dikemukakan.

    Bab V berisi kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan penulis

    mengungkapkan beberapa hal penting berkenaan dengan pokok permasalahan

    penulisan skripsi ini. Penulis memberikan saran guna memanfaatkan hasil karya ini

    untuk mengembangkan spiritualitas katekis dengan belajar dan menggali inspirasi

    dari pertobatan Rasul Paulus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA

    Paulus merupakan tokoh besar dalam tradisi kekristenan sekaligus juga

    merupakan tokoh penting bagi perkembangan Gereja. Ia merintis terbentuknya umat,

    memelihara iman umat, membela umat melalui pengalamannya serta surat-suratnya

    yang sangat menginspirasi banyak orang. Pengalaman perjumpaannya dengan Kristus

    yang bangkit merupakan salah satu kekayaan rohani dari pengalaman Paulus. Hal ini

    tentu sangat menarik untuk didalami dan dipelajari oleh para katekis agar menjadi

    sumber inspirasi bagi spiritualitas mereka pada zaman sekarang.

    Pada bab II ini, penulis akan memaparkan pembahasan yang terdiri dari 2 bagian

    besar. Bagian pertama mengenai kisah hidup Paulus dan bagian kedua mengenai

    pengalaman pertobatannya. Bagian pertama dibagi menjadi 2 topik. Topik 1 menyoroti

    kisah hidup Paulus secara singkat, dari masa kecil Paulus hingga tua. Topik 2

    menyoroti pertobatan Paulus yakni karya-karyanya dan pengalamannya dalam

    mewartakan Injil. Sedangkan bagian kedua terdiri dari 2 topik, topik 1 yakni menggali

    pertobatan Paulus dari Kisah Para Rasul dan topik terakhir yang akan menggali hal-hal

    mendasar dari pertobatan Paulus yang menjadi inspirasi dalam pembahasan bab-bab

    selanjutnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    A. Kisah Hidup Paulus

    1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat

    a. Paulus dari Tarsus

    Hari Kustono dalam buku kecil tulisannya yang berjudul Paulus dari Tarsus

    mengisahkan kehidupan masa kecil Rasul Paulus. Paulus yang dahulu bernama Saulus

    lahir di Tarsus, propinsi Kilikia, di luar wilayah Palestina, wilayah Asia Kecil sebelah

    selatan (Kustono, 2012: 9). Kisah Para Rasul juga mengatakan bahwa Paulus berasal

    dari Tarsus, “Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di

    Kilikia…” (Kis 21:39 ; 22:3). Paulus lahir sekitar tahun 5-15 Masehi. Sejak kecil

    Paulus sudah disunat, sebagai tanda bahwa ia dimasukkan ke dalam lingkungan iman

    Abraham (Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).

    Terkadang orang sering menerka-nerka seperti apa Paulus itu, kemudian mulai

    membayangkan ciri-ciri dan bentuk fisik Paulus melalui gambarnya yang dipasang

    pada lukisan, buku ataupun patung. Mengenai hal ini, William Barclay (1985: 2)

    mengatakan bahwa Kitab Perjanjian Baru pun tidak menggambarkan bagaimana rupa

    Paulus. Barclay (1985:2) juga menceritakan bahwa sekitar tahun 160 T.M.(Tarikh

    Masehi) seorang Kristen dari Asia yang tidak disebutkan namanya menulis semacam

    novel sejarah yang berjudul “Kisah Paulus”. Novel tersebut secara singkat

    mengisahkan sosok Paulus. “Dia bertubuh pendek, rambutnya mulai menipis, kakinya

    agak bengkok, perawakannya kekar, alisnya lebat hingga saling bertemu, hidungnya

    sedikit lengkung dan tindak tanduknya anggun, kadang-kadang dia nampak sebagai

    manusia, dan kadang-kadang wajahnya mirip seorang malaikat”. Dengan mengetahui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    rupa dan ciri-ciri Paulus seperti di atas, umat semakin dibantu untuk mengenali tokoh

    Paulus dan ikut merasakan pengalaman Paulus dalam menjalani kehidupannya yang

    dengan gigih mewartakan Yesus.

    Paulus adalah seorang Yahudi, termasuk golongan orang Farisi. Dari ayahnya

    Paulus mewarisi kewarganegaraan Romawi, tetapi ia dididik dalam budaya Yunani

    (Helenis). Walaupun begitu, ia berpegang kuat pada imannya sebagai orang Yahudi

    (Hari Kustono, 2012: 10). Ayah Paulus berasal dari suku Benyamin, maka dari itu ia

    memberikan nama anak laki-lakinya Saulus, sama dengan nama raja pertama Israel

    yaitu Saul yang juga berasal dari suku Benyamin. Kewarganegaraan Romawi yang

    dimiliki orang tua Paulus barangkali karena bekerja untuk birokrasi di bawah

    pemerintahan Romawi. Pada saat itu, orang-orang yang memiliki kewarganegaraan

    Romawi memperoleh beberapa hak sipil seperti orang-orang keturunan Romawi,

    misalnya di bidang pengadilan berhak naik banding sampai Mahkamah Agung di Roma

    (Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).

    Mempelajari kisah hidup Paulus bukan hanya sekedar mengenal pribadinya saja

    tetapi juga diimbangi dengan mengetahui situasi yang membentuk diri Paulus. Oleh

    karena itu, Purwa Hadiwardoyo (2012: 11-12) menggambarkan situasinya demikian:

    Semenjak Israel utara dikalahkan Assyria pada abad ke-8 SM dan Israel selatan

    dikalahkan Babilonia pada abad ke-6 SM, banyak orang Yahudi yang menetap

    di luar Israel, salah satunya kedua orang tua Paulus. Mereka tinggal di Tarsus

    (dulu disebut Silisia, sekarang disebut Turki). Mayoritas penduduk di kota

    tersebut adalah orang-orang Yunani. Paulus serta kedua orang tuanya tetap

    beragama Yahudi tetapi fasih berbahasa Yunani.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Dalam hal ini terlihat jelas situasi yang membentuk pribadi Paulus. Kekalahan bangsa

    Israel oleh Assyria dan Babilonia ini membuat Paulus fasih berbahasa Yunani karena

    Paulus seketika itu menetap di Tarsus dan tinggal pada lingkungan yang mayoritas

    adalah orang-orang Yunani.

    Kota Tarsus berada di luar Israel. Setelah Israel Utara dan Selatan mengalami

    kekalahan, Paulus beserta keluarga menetap di Tarsus. Eko Riyadi (2012: 23-24) juga

    menggambarkan situasi tempat tinggal Paulus yang baru sebagai berikut:

    Tarsus pada masa itu merupakan sebuah kota pelabuhan internasional.

    Perdagangan internasional juga berkembang pesat di sana. Pada masa

    pemerintahan Markus Antonius, Tarsus dijadikan ibu kota Kilikia dan menjadi

    kota yang memiliki kebebasan. Banyak orang-orang Yahudi di Tarsus yang

    hidup dengan bebas. Orang Yunani, orang Timur, orang Yahudi dan kaum

    nomaden hidup berdampingan dalam kebebasan penuh. Selain perdagangan

    internasional, Tarsus juga terkenal sebagai kota yang memiliki tradisi pedagogik

    dan intelektual yang unggul. Pada abad pertama, kota Tarsus menjadi pusat

    sekolah filsafat yang terkenal.

    Dari sini kita tahu bahwa masyarakat Tarsus itu sangat maju. Kemajuan masyarakat

    Tarsus selain dari perdagangan internasionalnya juga dari sikap masyarakat Tarsus

    yang selalu dapat hidup bebas berdampingan dengan siapapun. Hal ini menunjukkan

    bahwa masyarakat Tarsus bersedia belajar dari siapapun dan memiliki sikap terbuka.

    Kota Tarsus pada abad pertama sudah mempunyai sekolah filsafat yang terkenal, maka

    Tarsus juga dikatakan sebagai kota yang memiliki tradisi pedagogik dan intelektual

    yang unggul karena Tarsus merupakan salah satu kota pelajar atau kota pendidikan

    Yunani pada zaman itu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    b. Pendidikan Paulus di Yerusalem

    Berkaitan dengan pendidikan Paulus di Yerusalem, Kardinal Augustinus Bea

    (1975: 9-10) mengatakan keluarga Paulus termasuk golongan orang Farisi yang sangat

    terkenal akan penghayatan secara cermat hukum Musa. Mereka menyadari bahwa

    hukum yang dihidupi masih terlalu keras dan kaku. Ayah Paulus melihat bahwa

    putranya sangat berbakat. Oleh sebab itu, ayahnya ingin memberikan putranya suatu

    pendidikan yang mendalam guna menjamin masa depan anaknya. Maka Pauluspun

    segera dikirim oleh ayahnya ke Yerusalem. Yerusalem merupakan kota suci dan pusat

    masyarakat Yahudi. Di daerah Yerusalem terdapat dua sekolah teologi yang terbaik,

    yakni Hillel dan Shammai. Jika dibandingkan, sekolah Hillel lebih banyak diminati

    oleh orang Yahudi saat itu, alasannya yakni sekolah Rabbi Shammai sangat keras dan

    kaku dan cenderung nasionalistis, sedangkan sekolah Hillel mempunyai pengaruh yang

    paling besar. Murid-murid Shammai yang keras menolak setiap kerja sama politik

    dengan Roma. Mereka selalu merasa dirinya terpanggil untuk membela hukum Yahudi

    dan memperjuangkan kemerdekaan Yahudi. Hal ini membuat murid-murid Shammai

    tidak disenangai oleh kedua imam agung Annas dan Kaifas. Annas dan Kaifas berusaha

    supaya disenangi dan mendapat penghargaan dari walinegeri yakni Ponsius Pilatus.

    Kaifas berusaha keras menciptakan pengaruh sekolah Hillel di dalam Sanhendrin. Oleh

    karena itu menjadi jelas mengapa para orang tua termasuk ayah Saulus lebih suka

    memasukkan anak mereka di sekolah Hillel meskipun hal itu mungkin bertentangan

    dengan wataknya dan pendidikannya dahulu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Sekolah Hillel mempunyai guru yang sangat terkenal yakni Rabbi Gamaliel.

    Ketika menjadi guru di sekolah Hillel, Rabbi Gamaliel sudah tidak lagi muda. Ia

    merupakan keponakan dari Hillel, pendiri sekolah itu. Bea (1975: 10) mengatakan

    bahwa dalam Kisah Para Rasul, Rabbi Gamaliel dikenal sebagai seorang tokoh yang

    bijaksana, saleh dan sangat dihormati oleh rakyat (Kis 5:34). Tetapi Paulus yang muda

    itu tidak mengikuti jejak gurunya yang toleran dan luwes terhadap jemaat Kristen.

    Kebencian Paulus terhadap jemaat Kristen cepat tumbuh dalam pribadi Paulus yang

    masih muda itu. Ternyata sudah lama Paulus menunggu kesempatan untuk membela

    hukum Musa terhadap para penganut Yesus yang Saulus yakini sebagai penghina

    hukum dan ajaran serta meremehkan tradisi para rabi.

    c. Paulus di Kalangan Orang Yahudi

    Di dalam Kisah Para Rasul, Saulus muncul pertama kali sebagai seorang Yahudi

    fanatik yang mengejar-ngejar jemaat Kristen untuk ditangkap dan diserahkan kepada

    pengadilan Mahkamah Agung Yahudi. Menurut Eko Riyadi (2012: 12) Paulus tampil

    pertama kalinya ketika ia hadir pada waktu orang-orang Yahudi membunuh Stefanus

    (Kis 7). Paulus menyetujui bahwa Stefanus mati dibunuh. Menurut Eko Riyadi (2012:

    13) Paulus setuju jika Stefanus dibunuh karena kemungkinan besar Paulus termasuk

    orang yang sangat tertusuk hatinya karena mendengar khotbah Stefanus.

    Pewartaan Stefanus yang bersemangat mengenai Kristus dan kritiknya terhadap

    penghormatan akan kenisah dan Taurat tampaknya terarah pada kelompok Yahudi

    hellenis yang lain (yang belum Kristen). Itulah sebabnya Stefanus mendapat tantangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    yang kuat bahkan kemudian diputuskan supaya Stefanus disingkirkan. Saulus

    mendapatkan tugas untuk menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan Stefanus

    (Darmawijaya, 1997: 38)

    Eko Riyadi (2012: 13) mengatakan bahwa mulai sejak itu, Saulus terlibat dalam

    pengejaran dan penganiayaan terhadap jemaat Kristen dari Yerusalem sampai ke luar

    wilayah Palestina. Hatinya berkobar untuk membunuh murid-murid Yesus (Kis 9:1).

    Lalu Saulus datang kepada Imam Besar supaya ia mempunyai kekuatan legal untuk

    menangkap pengikut Yesus. Saulus pun meminta surat kuasa yang akan dibawanya

    kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik.

    Eko Riyadi (2012: 14) mengatakan bahwa perhatian orang pada zaman dahulu

    lebih mengarah pada figur Paulus sebagai seorang Yunani (Hellenis) karena cara

    berfikir, cara hidup dan cara menulis Paulus merupakan cara-cara Yunani sehingga

    perhatian para peneliti lebih terpusat pada elemen-elemen Yunani yang membangun

    kekhasan diri Paulus. Tetapi sekarang, tekanan tidak lagi pada figur Paulus sebagai

    seorang hellenis tetapi sebagai seorang Yahudi. Walaupun dia hidup dalam kebudayaan

    dan cara hellenis tetapi Paulus pada dasarnya adalah seorang Yahudi.

    Para ahli kemudian mencermati surat-surat Paulus, misalnya dalam suratnya

    kepada jemaat di Filipi, ia menunjukkan identitasnya sebagai seorang Yahudi :

    Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku

    lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin,

    orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum aku orang Farisi, tentang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat

    aku tidak bercela” (Flp: 3:4-6).

    Dari ayat tersebut nampak bahwa Paulus menunjukkan hal-hal yang bersifat lahiriah

    yakni hal yang kelihatan yang dapat menunjukkan statusnya sebagai seorang Yahudi.

    Paulus juga mengatakan bahwa ia termasuk suku Benyamin (Rm 11:1; 2Kor 11:22).

    Suku Benyamin adalah suku paling kecil di antara dua belas suku Israel, tetapi suku

    Benyamin tetap setia kepada raja-raja dari wangsa Daud setelah perpecahan dua

    kerajaan Israel dan Yehuda. Setelah pembuangan Babilonia, Benyamin dan Yudea

    menjadi pusat keyahudian. Selanjutnya Paulus menyatakan diri sebagai orang Ibrani

    asli. Dalam tulisannya Eko Riyadi (2012:16-17) mengatakan bahwa maksud dari

    perkataan Paulus tersebut tidaklah langsung jelas, barangkali Paulus mau mengatakan

    bahwa ia adalah seorang Yahudi sejati meskipun dilahirkan di Tarsus-Kilikia.

    Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus juga menyatakan kualitas yang

    dimilikinya sebagai seorang Yahudi, misalnya: Paulus mengatakan bahwa ia disunat

    pada hari ke delapan. Eko Riyadi (2012:16) mengatakan bahwa sunat pada hari ke

    delapan merupakan ketaatan religius berdasarkan ketetapan dalam Kej 17:10-12. Di

    dalam kitab Kejadian itu, Allah menetapkan sunat sebagai tanda perjanjian antara Allah

    dan Abraham (Kej 17:12).

    Paulus adalah orang Yahudi yang berbahasa Ibrani yang dibedakan dari orang

    Yahudi yang berbahasa Yunani dan tidak lagi berbicara dengan bahasa Ibrani. Menurut

    Eko Riyadi (2012: 17) yang dimaksud dengan bahasa Ibrani adalah bahasa Aram yang

    sudah menjadi bahasa sehari-hari orang Israel pada zaman itu. Paulus merupakan orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Yahudi sinkretik atau hellenistik, yakni orang Yahudi yang dilahirkan di daerah

    diaspora (di luar Palestina). Sosok Paulus dibedakan dengan orang-orang Yahudi yang

    lahir di Palestina yang merasa diri menjadi Yahudi lebih asli. Tetapi Paulus di sini

    justru menyatakan diri sebagai orang Yahudi yang masih berbahasa Ibrani meskipun

    dia dilahirkan di luar Palestina. Inilah yang menjadi kekuatan Paulus.

    Di dalam suratnya, Paulus menulis bahwa ia seorang Farisi terkait dengan

    pendiriannya terhadap hukum Taurat (Flp 3:5). Menurut Eko Riyadi (2012:19) yang

    dimaksud Taurat disini bukan hanya yang tertulis, tetapi juga Taurat lisan yang menjadi

    pegangan bagi kelompok Farisi. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus

    menyatakan bahwa ia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya (Gal

    1:14). Eko Riyadi (2012: 19) menyatakan bahwa adat istiadat digunakan untuk

    menerjemahkan paradosis yang oleh orang Farisi dimengerti sebagai Taurat lisan.

    Dalam suratnya, Paulus juga menyatakan bahwa ia adalah penganiaya jemaat

    (Flp 3:6). Sebagai seorang Farisi, Paulus memusuhi Injil Yesus Kristus. Ia bahkan

    menganiaya pengikut Yesus. Hal ini disebabkan oleh ketaatan Paulus terhadap hukum

    Taurat serta keinginannya menjaga adat istiadat nenek moyang. Paulus menyatakan

    ketaatannya terhadap Taurat tidak bercela (Flp 3:6). Kehendaknya untuk memelihara

    adat istiadat nenek moyang mengantarnya pada konfrontasi total dengan inti iman

    Kristen yang mengakui Yesus Kristus sebagai mesias, anak Allah (Eko Riyadi, 2012:

    20)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus juga menulis tentang kualitas

    ke-Yahudiannya yang tidak sembarangan (Gal 1:14; Kis 22:3). Dalam hal ini Eko

    Riyadi (2012: 21) mengatakan :

    Dari beberapa pernyataan Paulus, bisa dimengerti bahwa sebelum ia berjumpa

    dengan iman Kristen, Paulus adalah seorang Yahudi yang unggul. Ia bukan orang

    Yahudi yang setengah-setengah. Ia unggul dibandingkan dengan teman

    sebayanya. Ia hidup dalam Yudaisme Perjanjian Lama. Allah yang imaninya

    adalah Allah para leluhur yang dikenal dalam sejarah perjalanan bangsa Israel

    sampai pada zamannya.

    Semasa mudanya Paulus dididik dalam semangat dan tradisi Yahudi. Tak ada teman

    sebayanya yang melebihi dia mengenai hukum Taurat dan ketaatannya. Kehebatan

    yang dimilikinya itu membuat semangat Paulus berkobar terhadap kehidupan

    agamanya sehingga ia dengan kejam menganiaya pengikut Kristus.

    Semua itu berubah ketika perjumpaannya dengan Kristus di jalan menuju

    Damsyik. Dan peristiwa itu ia tuliskan dalam suratnya kepada jemaat di Galatia “tetapi

    waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh

    kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku

    memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak

    minta pertimbangan kepada manusia (Gal 1:15-16)”. Di sini dapat dilihat bahwa Allah

    telah merencanakan untuk memakai Paulus menjadi jurubicara-Nya yang khusus sejak

    permulaan, sejak Paulus masih dalam kandungan. Paulus memahami bahwa semua ini

    sudah rencana Allah dan ia pun juga telah memahami arti sepenuhnya dari

    pengalamannya waktu bertobat. Ia harus mewartakan kabar gembira kepada orang

    bukan Yahudi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Pada saat itu Paulus mengalami kesulitan. Paulus harus bergulat melawan orang

    Kristen Yahudi yang konservatif (Jacobs, 2012: 24). Paulus juga mengalami penolakan

    sehingga diusir dan ia harus pergi ke tempat baru lagi, bahkan ia sampai dipenjarakan.

    Dengan mempunyai bekal iman akan Kristus yang kuat, Paulus tetap memberi

    kesaksian mengenai imannya. Walaupun banyak tantangan, Paulus percaya dan yakin

    bahwa Roh Kudus selalu menyertainya.

    d. Masa Tua Paulus

    Semua orang pasti mendambakan masa tua yang damai, tenang dan

    membahagiakan. Tetapi tidak dengan yang dirasakan Paulus. Suharyo (2012: 35)

    mengatakan bahwa Paulus mengalami masa tua yang kesepian. Suharyo mengajak

    pembaca untuk mencermati beberapa baris dalam surat Paulus yang kedua kepada

    Timotius :

    Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai

    dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah

    pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.

    Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku

    … Aleksander tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku.

    Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya … Pada waktu pembelaanku

    yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan

    aku (2Tim 4:9-16).

    Dalam kata-kata itu kita dapat merasakan kerinduan Paulus akan seorang teman ketika

    Paulus berada di penjara. Dalam ayat tersebut juga terlihat bahwa Paulus kecewa

    dengan teman-teman yang diharapkannya menyertai dia dalam keadaan sulit tetapi

    malah pergi meninggalkannya. Suharyo (2012:36) juga menuliskan bahwa kekecewaan

    Paulus yang pernah ia rasakan dahulu yakni harus sendirian membela diri dan teringat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Alexsander yang telah berbuat jahat kepadanya sehingga belum dapat mengampuni. Di

    sini Suharyo (2012: 36) ingin mengatakan bahwa Paulus tidak mampu menghilangkan

    ingatan tentang pengalaman ini dari lembaran hidupnya. Syukurlah Paulus mempunyai

    sahabat seperti Barnabas dan jemaat-jemaatnya yang memulihkan semangat hidupnya

    ketika Paulus merasa diri tidak berarti. Sahabat Paulus itu juga setia, menopangnya di

    dalam karyanya dan menemani ketika Paulus merasa sendirian. Dengan dukungan dari

    sahabatnya itulah, Paulus dapat memahami pengalaman ketidakberdayaannya itu.

    Menurut Suharyo, pengalaman ketidakberdayaan ini membantu Paulus untuk bebas

    dari kesombongan dan keterikatan pada masa lampau yang membelenggu dan

    menjeratnya.

    2. Paulus sebagai Pewarta Injil

    a. Karya Pelayanan Paulus

    Kardinal Augustinus Bea (1975: 13) mengajak pembaca untuk sejenak melihat

    karya misioner Paulus dari dekat, yakni : kegiatan yang total demi kebenaran, kejujuran

    radikal untuk membela keyakinannya, daya kerja yang tak kenal letih dalam usaha

    melaksanakan rencana-rencananya serta pandangan luas yang mendorong dia melintasi

    batas-batas kota atau wilayah. Menurut Kardinal Augustinus Bea (1975: 13) sifat-sifat

    manusiawi dari Paulus ini memang sudah ada dalam kepribadian Paulus. Allah sendiri

    yang telah memberikan sifat dan bakat tersebut sejak Paulus diciptakan. Paulus

    dikodratkan memang untuk memiliki banyak bakat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Di dalam Kisah Para Rasul, karya Paulus dijabarkan dengan sangat lengkap pada

    Kis 13-21:26. Suharyo (2012: 24) secara singkat mengatakan bahwa “pola hidup dan

    karyanya adalah: tiba di tempat baru, diterima untuk beberapa waktu, ditolak dan diusir

    sehingga harus pergi ke tempat yang baru lagi”. Pada masa karyanya ini, Paulus

    dihadapkan dengan berbagai macam tantangan yang harus ia hadapi demi menjadi

    jurubicara Yesus. Paulus sudah siap batin untuk menghadapi berbagai macam

    penderitaan. Bahkan Paulus pun sudah tahu sejak awal akan banyaknya penderitaan

    yang akan ia alami karena Yesus.

    Karya Paulus pasti akan dikaitkan dengan perjalanan misinya. Disini penulis

    menggunakan buku karangan Mgr. Suharyo yang berjudul “Menjadi Manusia Dewasa,

    Belajar dari Pengalaman Santo Paulus” sebagai sumber utama dalam mengisahkan

    perjalanan misi Paulus. Pada misi pertama, Paulus mengawali dengan kotbah di

    Antiokhia di Pisidia bersama dengan Barnabas (Kis 13:16-41). Suharyo (2012: 24)

    mengatakan bahwa kotbah pertama Paulus ini mendapatkan kesan bagus, bahkan dapat

    menarik perhatian. Bukti bahwa kotbah Paulus ini menarik yakni Paulus diminta untuk

    berkotbah lagi pada hari sabat berikutnya dan ketika waktunya tiba hampir seluruh

    masyarakat kota itu berkumpul untuk mendengarkan firman Allah (Kis 13:42-44). Ini

    merupakan awal yang sangat baik dan membanggakan serta mendukung bagi karya

    Paulus selanjutnya. Tetapi ternyata tidak begitu, tidak seperti yang dibayangkan.

    Dalam kisah dilanjutkan bahwa setelah itu orang-orang Yahudi melihat orang banyak

    yang berkumpul. Hal ini menimbulkan iri hati dan kecemburuan bagi orang-orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Yahudi terhadap Paulus. Kemudian orang Yahudi menghujat dan membantah

    perkataan Paulus, kemudian menghasut perempuan-perempuan terkemuka dan

    pembesar-pembesar di kota itu sehingga Paulus dan Barnabas dianiaya dan diusir dari

    situ (Kis 13:45.50).

    Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan ke Ikonium. “Tetapi orang-orang

    Yahudi yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak

    mengenal Allah dan membuat mereka gusar … mulailah orang-orang yang tidak

    mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin mereka

    menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua Rasul itu dengan

    batu” (Kis 14:2.5). Pengalaman ini membawa mereka ke Listra dan Derbe (ay. 6). Di

    sini Timotius juga turut serta dalam perjalanan Paulus (Kis 6:3). Tidak lama kemudian

    musuh-musuh yang membenci mereka dari Antiokhia dan Ikonium terus mengejar

    mereka. Kemudian musuh-musuh Paulus tersebut membujuk orang banyak untuk

    memihak mereka dan melempari Paulus dengan batu kemudian menyeretnya ke luar

    kota karena mereka mengira Paulus telah mati (ay. 19).

    Perjalanan misi kedua, Paulus sudah tidak bersama dengan Barnabas lagi.

    Walaupun sudah tidak bersama Barnabas lagi, Paulus tidak sendirian. Suharyo

    (2012:26) mengatakan bahwa Paulus kini bersama dengan Silas (Kis 15:40), Timotius

    (Kis 16:1-3), dan Lukas (Kis 16:10). Ketika mereka berada di Filipi, mereka duduk di

    tempat sembahyang orang-orang Yahudi dan berbicara kepada perempuan-perempuan

    yang berkumpul di situ (Kis 16:13-18). Suharyo (2012: 26) mengatakan bahwa hal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    tersebut merupakan suatu keberhasilan awal Paulus beserta teman-temannya. Tetapi

    setelah keberhasilan itu, Paulus mengalami nasib buruk lagi. Musuh Paulus menangkap

    Paulus dan Silas lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa lalu

    mendera mereka dan melemparkan ke dalam penjara (Kis 16:19-23).

    Setelah dibebaskan dari penjara dengan cara yang istimewa (Kis 25-26) Paulus

    dan Silas sampai di Tesalonika. Di kota ini Paulus dan Silas dicari untuk dihadapkan

    kepada sidang rakyat (Kis 17:5-9), sehingga mereka terpaksa lari lagi ke Berea dan

    Paulus diganggu (Kis 17:13). Paulus pergi ke Atena dan dilecehkan oleh orang-orang

    Atena (Kis 17:15-32). Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke Korintus dan di sini pun

    ia dihujat dan dimusuhi (Kis 18:1-6). Kemudian kembali ke Antiokhia (Kis 18:22).

    Suharyo (2012: 27) mengisahkan perjalanan misi ketiga Paulus yang dimulai

    tidak lama setelah Paulus sampai di Antiokhia dan mejelajah seluruh tanah Galatia dan

    Frigia untuk meneguhkan hati semua murid (Kis 18:23). Tidak semua orang mau

    mendengarkan Paulus, bahkan tidak sedikit orang juga yang mengumpatnya (Kis 19:9).

    Perjalanan selanjutnya tidak berbeda jauh. Ia melanjutkan perjalanan ke Makedonia

    dan orang Yahudi bermaksud untuk membunuh dia (Kis 20:3-4). Kemudian Paulus

    melanjutkan perjalanan ke Troas (Kis 20:6), kemudian ke Miletus (Kis 20:15), Tirus

    (Kis 21:3) dan akhirnya tiba di Kaisarea (Kis 21:8). Kemudian ia melanjutkan ke

    Yerusalem (Kis 21:15) dan perjalanan Misi berakhir dengan penangkapan.

    Buah misi Paulus adalah surat-suratnya yang oleh Purwa Hadiwardoyo (2012:20)

    disebut Warisan Paulus. Ada 11 surat yang ditulis oleh Rasul Paulus untuk para

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    jemaatnya di berbagai kota, masing-masing surat mempunyai kekhasannya. Ketujuh

    surat itu adalah, surat kepada jemaat di Tesalonika 1 dan 2, surat kepada jemaat di

    Galatia, surat kepada jemaat di Korintus 1 dan 2, surat kepada jemaat di Filipi, surat

    kepada jemaat di Roma, surat kepada jemaat di Efesus, surat kepada jemaat di Kolose

    dan di dalamnya terdapat ajaran iman, nasehat-nasehat pastoral dan nasehat-nasehat

    moral bagi jemaatnya yang dituju.

    b. Bangkit dari Kegagalan

    Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, begitu juga

    dengan Paulus. Paulus pernah mengalami penolakan hingga kegagalan dalam

    karyanya. Semua itu dapat dilihat dari surat-suratnya. Dalam suratnya itu Paulus

    berkata “sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang

    kami alami di Asia kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan

    begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami”(2Kor 1:8). Surat

    Paulus tersebut menunjukkan bahwa Paulus mengalami putus asa karena karyanya

    yang tidak berhasil. Sekuat apapun hati seseorang, kegagalam merupakan pengalaman

    yang menyesakkan dan sangat membebani.

    Ungkapan putus asa juga dapat ditemukan dalam Galatia bab 4 ayat 11 “Aku

    kawatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia”. Suharyo (2012:33)

    menuliskan pendapatnya mengenai ayat tersebut, menurutnya kata-kata tersebut

    merupakan ungkapan batin yang mencemaskan. Paulus berada di ambang

    keputusasaan total karena karya yang gagal. Kemudian Suharyo (2012: 33)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    menemukan kesamaan nada dan bahasa dengan Petrus dalam peristiwa ketika Petrus

    disuruh Yesus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Waktu itu

    Petrus menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak

    menangkap apa-apa”(Luk 5:5). Ternyata bukan menangkap ikannya, tetapi tugas

    perutusan yang tak kunjung tampak hasilnya. Melalui ayat ini, Suharyo (2012: 33)

    ingin mengatakan kepada pembaca bahwa Paulus juga pernah mengalami situasi krisis

    kerasulan yang amat mencekam. Sebelum menjadi murid Yesus, Paulus adalah orang

    yang selalu berhasil tetapi sekarang Paulus harus berhadapan dan menerima kenyataan

    yang berbeda. Ia tidak dapat berbuat lain kecuali menerima kenyataan yang pahit itu.

    Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa Paulus merupakan seorang Rasul yang

    tangguh dalam mewartakan Injil. Ketangguhannya terlihat dari cara Paulus

    menghadapi dan menyikapi penderitaannya. Kegagalan takkan membuat semangatnya

    padam untuk memberitakan Kristus. Di dalam Kisah Para Rasul terlihat jelas

    bagaimana Paulus berkali-kali mengalami penderitaan selama mewartakan Injil.

    Setelah pertobatannya, Paulus harus mengalami perlawanan dari pihak kaum

    Yahudi di Damsyik maupun di Yerusalem (Kis 9:23-30), di Listra Paulus dilempari

    batu dan diseret ke luar kota (Kis 14:19-20), pewartaannya di Athena ditolak (Kis

    17:15-33), bahkan di Filipi, Yerusalem dan Kaisarea Paulus dipenjara (Kis 16:21-23).

    Dari hal-hal semacam ini kita tahu bahwa Paulus mengalami kegagalan dalam

    karyanya. Kegagalan Paulus bukan merupakan kegagalan yang ringan. Kegagalan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    semacam ini jika Paulus tidak memiliki iman yang kuat kepada Allah dan percaya akan

    penyertaan Allah, pasti ia sudah putus asa dan tidak melanjutkan karyanya.

    c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman

    Pada misinya yang ketiga, Paulus sedang melakukan perjalanan menuju

    Yerusalem dengan maksud untuk memberikan bantuan (Rm 15:25). Tetapi rupanya

    masalah yang terjadi di masa lalu antara dirinya dengan orang-orang Yahudi maupun

    murid-murid Kristus belum selesai. Suharyo (2012:35) mengatakan bahwa Paulus

    ketakutan dengan suatu hal yang akan menimpa dirinya. Paulus takut kalau orang

    Yahudi yang pernah menuntut nyawanya akan menggunakan kesempatan ini untuk

    melaksanakan niat mereka. Ternyata yang ditakutkan Paulus terjadi, Paulus ditangkap

    di Yerusalem dan tidak ada sesama murid Kristus yang membela dirinya (Kis 21:27).

    Suharyo (2012:28) mengatakan bahwa setelah Paulus ditangkap di Yerusalem,

    Paulus tidak pernah menjadi orang yang bebas lagi. Tetapi Paulus tetap bersemangat

    dan tetap berusaha memberi kesaksian imannya walaupun sekarang ia telah menjadi

    tawanan. Tetapi orang-orang tidak mau menerima dan mengatakan “Enyahlah orang

    ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!” (Kis 22:22). Suharyo mengatakan Kisah

    Para Rasul bab 21-28 sering disebut sebagai kisah sengsara Paulus. Sebagai tawanan

    Paulus berusaha membela diri di hadapan Mahkamah Agama (Kis 23:1-11), diancam

    akan dibunuh (Kis 23:12-22), dipindahkan ke Kaisarea dan berusaha menjelaskan

    masalahnya di hadapan para penguasa Romawi (Kis 24-26) dan akhirnya naik banding

    kepada Kaisar (Kis 25:11). Karena itu Paulus dibawa ke Roma (Kis 27-28).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    d. Paulus Dipenjara demi Kristus

    Kisah Para Rasul dengan lengkap mengisahkan awal mula konflik Paulus

    sebelum dirinya dimasukkan ke dalam penjara. Dixon (1981: 159) mengungkapkan

    pandangannya tentang peristiwa sebelum Paulus dipenjara yang diawali dari usaha

    Paulus membela diri di Kaisarea. Pembelaan Paulus ini merupakan pembelaan dalam

    sidang pertama Rasul Paulus di hadapan Feliks (Kis 24:1-28; 28:11-31). Sidang

    tersebut diadakan agar Paulus dapat mengungkapkan pembelaan-pembelaan

    berdasarkan tuduhan-tuduhan yang dialami oleh Paulus di Kaisarea. Tuduhan-tuduhan

    tersebut di antaranya seperti yang dikatakan Dixon (1981:171) yaitu Paulus dianggap

    menimbulkan kekacauan, menyalahi ajaran resmi, dan juga dianggap sebagai orang

    yang melanggar kekudusan Bait Allah.

    Setelah peristiwa pertobatannya, Paulus kemudian mewartakan Kristus kepada

    orang-orang non Yahudi. Hal tersebut membuat orang Yahudi yang lain nampak iri

    hati. Bagaimana tidak, banyak orang yang menjadi Kristiani akibat pewartaan Paulus

    ini. Orang-orang Yahudi mengganggap bahwa Kristus sebagai tokoh utama dalam

    agama Kristen dianggap sebagai tokoh yang melanggar Taurat. Seperti Kristus, sebagai

    pengikutNya Paulus juga dianggap demikian. Paulus juga dianggap sebagai orang yang

    melanggar kekudusan Bait Allah. Paulus ditangkap dan dipenjara bukan karena Paulus

    berbuat kejahatan tetapi karena ajarannya tentang Kristus itu melanggar ajaran yang

    sudah berjalan baik disana.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Pada suatu saat Kaisar Nero menggantikan Feliks dengan Festus. Orang Yahudi

    kembali membawa perkaranya tersebut kepada Festus dan kemudian melakukan sidang

    yang kedua. Kali ini tuduhan orang-orang Yahudi kepada Paulus semakin meluas.

    Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Paulus menyebabkan banyak masalah di

    antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara yang salah, dan

    ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi. Karena ketidaktahuan Festus tentang

    permasalahan dan tuduhan Paulus, Festus meminta agar Paulus dibawa kepada

    Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Tetapi Paulus menolak karena Paulus sudah

    menduga bahwa dia tidak akan disidangkan secara adil di bawah pimpinan orang

    Yahudi. Berkat kewarganegaraan yang ia warisi dari ayahnya, Paulus berhak menolak

    untuk menghadap Mahkamah Agama. Paulus meminta naik banding kepada Kaisar.

    Kemudian Paulus dibawa menghadap sidang dan Agripa memimpin persidangan

    tersebut. Paulus berbicara dan menceritakan pengalamannya dari perjumpaannya

    dengan Yesus di Damsyik hingga saat itu (Kis 25:22-27). Paulus mulai memberitakan

    Firman tentang Yesus Kristus. Festus, Agripa dan semua yang hadir di situ menjadi

    terkesan dan setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan

    hukuman mati, bahkan raja Agripa berbicara “Paulus, hampir saja kau yakinkan aku

    menjadi seorang Kristen”(Kis 26:28).

    Paulus diizinkan oleh Festus untuk memulai perjalanannya ke Roma. Ketika

    mereka tiba di Roma semua tahanan kecuali Paulus dimasukkan ke dalam penjara.

    Paulus dirantai bersama dengan seorang prajurit. Tetapi Paulus tinggal di dalam rumah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    sendirian dan teman-temannya boleh mengunjungi dia. Pada waktu itu terdapat banyak

    orang Yahudi yang menetap di Roma. Tiga hari setelah Paulus tiba di kota itu, ia

    mengundang orang-orang terkemuka bangsa Yahudi. Di Roma Paulus terus

    memberitakan firman tentang Yesus Kristus (Kis 27:1-13).

    Seto Marsunu (2012:46) mengatakan bahwa “menurut Kisah Para Rasul Paulus

    pernah dipenjarakan di Filipi (Kis 16:23), Yerusalem (Kis 21:33-34), Kaisarea (Kis

    23:25), dan Roma (Kis 28:16). Pemenjaraannya di Filipi dan Yerusalem berlangsung

    singkat, hanya satu atau dua hari”. Paulus mengatakan bahwa pemenjaraannya itu

    adalah karena Kristus (Flp 1:13) dan pemenjaraannya itu adalah untuk membela Injil

    (Flp 1:16).

    Ketika Paulus di Roma, ia dipenjara selama dua tahun. Semenjak ia dipenjara, ia

    meluangkan banyak waktu menulis empat surat untuk menyapa umat-umatnya.

    Keempat surat tersebut yakni : surat kepada jemaat di Filipi, Surat kepada jemaat di

    Efesus, surat kepada jemaat di Kolose, surat kepada jemaat di Filemon. Surat-surat

    tersebut mengandung ajaran iman, nasihat nasihat pastoral dan moral untuk umat yang

    dituju dalam surat. Isi dari masing-masing pokok bahasan itu berbeda-beda

    menyesuaikan kondisi dan situasi umat di mana surat itu akan diberikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    B. Pertobatan Paulus

    Pertobatan merupakan proses pengubahan sikap yang meliputi: pengubahan hati,

    pikiran, niat, sikap batiniah, dan sikap lahiriah (Purwa Hadiwardoyo, 2011:7). Purwa

    Hadiwardoyo (2011:8) juga menyebutkan istilah umum yang sering digunakan dalam

    Perjanjian Lama yakni “shub” yang artinya berbaliknya seseorang dari kedosaan

    menuju Allah. Pertobatan semacam ini dapat terjadi hanya dengan bantuan dan

    penyelenggaraan Ilahi.

    Menurut Injil Markus (Mrk 1:15) dan Injil Matius (Mat 4:17), begitu tampil di

    depan umum, Tuhan Yesus segera menyerukan pertobatan untuk menyongsong

    kerajaan Allah yang mendekat. Purwa Hadiwardoyo (2011:17) mengatakan dari seruan

    itu, terdapat kesan bahwa ajakan Yesus untuk bertobat berarti ajakan untuk percaya

    kepadaNya. Inilah yang biasa disebut sebagai “pertobatan pertama” seorang Kristen,

    yakni mulai percaya kepada Yesus sebagai Penyelamat dan bersedia mengikutiNya.

    Pada bagian ini penulis akan mendalami peristiwa pertobatan Paulus menurut

    Lukas dalam Kisah Para Rasul. Penulis merasa bahwa Kisah Para Rasul (Kis 9:1-19a)

    dapat membantu penulis dalam mendalami pertobatan khas Paulus yang merupakan

    tokoh yang istimewa dan inspiratif. Bertolak dari peristiwa Damsyik, Rasul Paulus

    akhirnya percaya kepada Yesus dan bersedia mengikutiNya walaupun penuh dengan

    perjuangan dan tantangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    1. Pertobatan Paulus Menurut Kisah Para Rasul (Kis 9: 1-19a)

    Untuk menafsirkan pertobatan Paulus, penulis mengikuti struktur yang ada di

    dalam Kisah Para Rasul. Perikop ini dibagi menjadi 3 bagian dan dijabarkan demikian:

    a. Ayat 1 – 2 : Gambaran Paulus sedang menghadap Imam Besar dan

    meminta surat kuasa untuk menganiaya jemaat Kristus.

    b. Ayat 3 – 9 : Gambaran perjalanan Paulus menuju Damsyik.

    Struktur ini merupakan inti dari pertobatan Paulus.

    c. Ayat 10 – 19a : Gambaran Paulus dibaptis oleh Ananias

    a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar

    1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh

    murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar.

    2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis

    Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang

    mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke

    Yerusalem.

    Peristiwa ini diduga terjadi kira-kira lima tahun setelah kematian dan

    kebangkitan Yesus (Dixon, 1981: 60). Setelah meninggalnya Stefanus akibat dibunuh

    oleh orang Yahudi karena dianggap ajaran Stefanus bertentangan dengan ajaran Taurat,

    Saulus masih belum puas. Hati Saulus masih berkobar-kobar untuk membunuh murid-

    murid Yesus lainnya. Saulus menghadap imam besar untuk meminta surat pengantar

    supaya lebih berkuasa menganiaya orang-orang yang mengikuti Yesus. Menurut

    kesaksian Saulus sendiri (lih. Kis 26:11) ia ingin memasukkan pengikut Kristus ke

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    dalam penjara. Di Damsyik pada saat itu banyak orang Yahudi. Kepercayaan Imam

    Besar kepada Saulus dalam tugas ini berarti Saulus sudah berpengaruh besar di antara

    pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Imam Besar memerintahkan Saulus untuk

    memenjarakan pria dan wanita pengamat “jalan Tuhan” yang rupanya digunakan untuk

    menyebut orang Kristen pertama (Dianne Bergant, 2006: 227).

    b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik

    3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba

    cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

    4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata

    kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

    5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang

    kau aniaya itu.

    6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan

    kepadamu, apa yang harus kau perbuat."

    7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka

    memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.

    8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat

    apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

    9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan

    dan minum.

    Wiliam Barclay (1985:55) menjelaskan bahwa “Jarak Yerusalem ke Damsyik adalah

    225km. Dengan transportasi modern perjalanan itu memakan waktu kurang dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    setengah hari. Tetapi bagi Paulus jarak tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki dan

    perjalanan itu memakan waktu kurang lebih seminggu”.

    Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa tiba-tiba cahaya memancar dari langit.

    Cahaya yang memancar itu sangat menyilaukan (Kis 22:6). Cahaya itu menyebabkan

    Saulus rebah ke tanah dan kemudian ia mendengar suara. Dalam Kisah Para Rasul bab

    26 dikatakan “kami rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara”. Dalam

    mengisahkan bagian ini, Lukas menggunakan kata “kami” pada yang rebah, dan “aku”

    pada yang mendengar suara. Cahaya yang menyilaukan itu merebahkan Paulus beserta

    teman-temannya dan suara itu hanya didengarkan oleh Paulus sendiri. Hal ini ingin

    mengatakan bahwa betapa hebat cahaya yang memancar tersebut hingga merebahkan

    beberapa orang termasuk Saulus. Tampaknya ada dua unsur peristiwa di sini: cahaya

    dan suara. “Cahaya yang memancar dari langit barangkali memang dimengerti sebagai

    tanda kehadiran yang Ilahi. Orang menyebutnya sebagai kemuliaan Allah yang

    terpancar dan dikenali oleh manusia” (Eko Riyadi, 2012:46). Paulus yang hidup dalam

    tradisi bangsa Israel juga mengenali cahaya terang tersebut sebagai tanda kehadiran

    sosok Ilahi. Sebelum Saulus sempat mengerti akan pancaran cahaya yang ia alami itu,

    terdengarlah suara yang menyapanya. Paulus tidak mengenali suara siapakah itu.

    Menurut Eko Riyadi (2012:47) “Paulus juga belum sampai pada pengenalan akan

    Yesus yang bangkit”. Tetapi kedua unsur tersebut membuat Saulus mengalami

    kebutaan, kegelapan tentang apa yang terjadi.

    Unsur cahaya dan suara yang dialaminya ternyata membuat Paulus merumuskan

    pergulatannya dalam sebuah pertanyaan, “Siapakah Engkau Tuhan?”. Pertanyaan ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    menunjukkan kekurang-kenalan Saulus akan Tuhan yang bicara itu. Saulus yakin suara

    itu dari Tuhan, tapi Tuhan yang mana ia masih belum ada gambaran, sebab Paulus tidak

    merasa bahwa ia menganiaya Tuhan karena Saulus menganggap Yesus bukan Tuhan.

    Memang Saulus saat itu sedang dalam perjalanan untuk mengejar dan membinasakan

    jemaat Kristen di Damsyik. Tetapi yang dianiaya adalah jemaat Kristen, mengapa

    Yesus yang bangkit menyatakan dirinya sebagai Dia yang dianiaya itu? Mengenai

    peristiwa ini, Eko Riyadi (2012:48) mengatakan bahwa :

    Apakah pernyataan Yesus ini mengungkapkan gagasan Gereja sebagai tubuh

    Kristus yang nanti juga akan sangat diperkembangkan oleh Paulus? Barangkali

    peristiwa pernyataan diri Yesus yang bangkit itu menjadi fondamen bagi Paulus

    untuk mengerti Gereja sebagai tubuh Kristus. Ketika ia menganiaya jemaat, ia

    berarti menganiaya Kristus sendiri.

    Dengan demikian, Yesus yang bangkit mengidentifikasikan diri-Nya dengan jemaat

    yang sedang dianiaya oleh Paulus. Hal ini dibahas Paulus dalam surat-suratnya (1 Kor

    15:8-9; Gal 1:12.16).

    Dalam Kisah Para Rasul bab 9 ayat 7 dikatakan bahwa teman-temannya heran

    tentang peristiwa tersebut karena mereka juga mendengar suara yang didengar oleh

    Saulus tetapi tidak melihat apapun. Tidak tahu pasti apakah teman-teman seperjalanan

    Paulus mendengar suara itu, karena Kisah Para Rasul bab 22 mengatakan teman-teman

    Paulus tidak mendengar suara itu. Kisah Para Rasul bab 26 pun mengatakan bahwa

    Paulus mendengar sendiri suara tersebut. Hal ini tidak terlalu menjadi persoalan karena

    masing-masing bab pada Kisah Para Rasul mempunyai penekanannya. Kisah Para

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Rasul bab 22 dan Kisah Para Rasul bab 26 ingin menekankan bahwa suara tersebut

    merupakan panggilan Allah kepada Saulus dan juga merupakan awal perutusan Paulus.

    Selama Saulus jatuh terbaring di tanah, ia menutup mata karena takut. Tetapi

    ketika ia membuka matanya, ternyata Saulus buta. Saulus mengikuti perintah Tuhan,

    ia masuk ke Damsyik dan menunggu di situ selama tiga hari. Ia tidak makan atau

    minum, ini berarti ia puasa. Ia berpuasa dengan maksud tertentu yakni ingin

    mengetahui kehendak Allah.

    c. Paulus Dibaptis oleh Ananias

    10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan

    kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"

    11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah

    di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,

    12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias

    masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat

    melihat lagi."

    13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu,

    betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu

    di Yerusalem.

    14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk

    menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."

    15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan

    bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja

    dan orang-orang Israel.

    16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang

    harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan

    tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah

    menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku

    kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."

    18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia

    dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

    19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.

    Dari murid-murid Yesus di Damsyik, Yesus memilih Ananias. Tuhan berbicara

    dengan Ananias lewat suatu pengelihatan. Saulus menunggu di rumah teman Ananias.

    Tuhan memberi tahu Ananias tentang rumah temannya itu dan menyuruh Ananias pergi

    ke jalan lurus, mencari rumah Yudas dan bertemu dengan Saulus dari Tarsus. Dixon

    (1981:62) mengatakan Yesus memberitahu Ananias tentang pengalaman Saulus bahwa

    pada saat itu juga Saulus mendapat dua pengelihatan. Pengelihatan Saulus yang

    pertama yakni ketika cahaya yang menyilaukan merebahkan Saulus dalam perjalanan

    menuju Damsyik (Kis 9:3) dan pengelihatan yang kedua ketika Saulus melihat dalam

    suatu pengelihatan bahwa Ananias datang kemudian menumpangkan tangan di atasnya

    dan seketika itu ia dapat melihat lagi (Kis 9:12).

    Di sini Ananias juga sangat berperan terhadap pertobatan Paulus. Ananias

    memperoleh pengelihatan dari Yesus yaitu ditugaskan untuk menemui Saulus. Ananias

    merupakan perantara berkat Allah untuk Saulus. Tugas perutusan yang diberikan Yesus

    dalam ayat 11 adalah : Pergi ke jalan lurus, mencari rumah Yudas, bertemu dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Saulus dari Tarsus. Barclay (1985: 62) mengatakan bahwa ini merupakan kehormatan

    besar bagi Ananias untuk menyambut Paulus masuk dalam Gereja Kristen.

    Ananias berangkat menemui Saulus dengan penuh kasih. Kemudian Ananias

    menyapa Saulus dengan kata-kata indah “Saulus, saudaraku”. Barclay (1985:62)

    mengungkapkan bahwa kata-kata tersebut sangat mengesankan bagi Saulus. Saulus

    benar-benar merasakan bahwa Allah hadir melalui sapaan Ananias itu. Barclay (1985:

    62) mengatakan Ananias ingin memperlihatkan kepada Saulus bagaimana kehidupan

    Kristen yang dapat mengampuni.

    Ananias kemudian meletakkan tangannya ke atas Paulus dan Paulus pun sembuh.

    Tindakan penumpangan tangan merupakan lambang berkat rohani dari seseorang

    kepada yang lain. Penumpangan tangan (Kis 9:17) yang dilakukan Ananias kepada

    Saulus merupakan tanda bahwa Ananias menyalurkan berkat yang ia dapatkan dari

    Allah kepada Saulus. Tindakan penumpangan tangan yang dilakukan oleh Ananias

    kepada Saulus ini membuat Saulus dapat melihat lagi dan dipenuhi dengan Roh Kudus.

    Setelah itu Paulus pun dibaptis. “Baptisan pada masa itu berarti bahwa seorang

    mengaku kepercayaannya dan menyatakan bahwa sejak saat itu ia adalah pengikut

    Kristus” (Barclay, 1985:63). Kini Paulus lama yang merupakan penganiaya jemaat

    telah mati, Paulus baru pun bangkit bersumpah menjadi hamba Yesus dan

    menggantikan tempatnya (Rm 6:4-6).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    2. Hal-hal yang Mendasar dari Pertobatan Paulus

    Paulus merupakan tokoh yang sangat inspiratif dan mengagumkan. Pengalaman-

    pengalamannya yang luar biasa mampu dijadikan teladan dalam kehidupan rohani

    umat. Pengalaman yang dialami Paulus ketika dalam perjalanan menuju Damsyik

    sungguh menentukan kehidupannya. Lukas dalam Kisah Para Rasul mengisahkan

    pengalaman tersebut sampai tiga kali yakni dalam Kis 9, Kis 22 dan Kis 26. Hal ini

    menunjukkan bahwa betapa dalam dan kayanya misteri kasih Allah.

    Perjumpaan merupakan titik balik perubahan hidup Paulus. Eko Riyadi (2012:32)

    mengatakan bahwa pengalaman berjumpa dengan Yesus yang bangkit merupakan

    unsur paling dasar dari perjalanan spiritual Paulus. Iman Paulus berkembang saat

    berjumpa dengan Kristus. Perjumpaan ini menjadi fondamen bagi seluruh pengalaman

    rohani Saulus sampai akhir hidupnya. Dalam hal ini, Bea (1975: 13) mengatakan :

    rahmat perjumpaan telah menundukkan Paulus kepada suatu perubahan batin

    yang total dan terang Ilahi menyinari seluruh rohnya. Dengan berubahnya Saulus

    menjadi Paulus, seorang penganiaya jemaat menjadi rasul yang giat

    menunjukkan bahwa rahmat Ilahi memenuhi hati Paulus ketika perjumpaannya

    dengan Yesus yang bangkit. Rahmat ilahi tersebut menangkap Paulus pada saat

    yang tidak terduga.

    Karya Roh Kudus nampak nyata dalam perjumpaan Paulus dengan Kristus yang

    bangkit. Maka Bea (1975:15) menamakan peristiwa ini sebagai peristiwa

    tertangkapnya Saulus oleh Kristus. Rahmat Ilahi tentu saja bekerja dengan leluasa yang

    dapat menangkap siapa saja dan kapan saja dengan cara yang luar biasa dan tidak

    terduga. Rahmat Ilahi itu akan membawa manusia pada suatu misi besar yakni

    mewartakan Kerajaan Allah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri. “Peristiwa keselamatan

    dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya Allah, bukan

    usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono, 2012:19). Inisiatif Allah

    tersebut membuat Paulus menemukan api yang menggerakkannya. Yesus

    menyadarkan Paulus di jalan menuju Damsyik dengan caranya sendiri pada waktu yang

    tepat. Paulus dikelilingi cahaya (Kis 9:3) yang menyebabkan dirinya rebah ke tanah

    dan mendengar suara menyapanya (Kis 9:4). Tuhan membuatnya rebah dan tersungkur

    di hadapan kebenaran. Seketika itu Paulus menjadi buta dibuatnya (Kis 9:8).

    Kardinal Martini (1989:39) mengatakan bahwa kebutaan sebagai jalan

    pertobatan dan pantulan kecemerlangan Allah. Kebutaan y