menggali inspirasi dari pertobatan rasul paulus demi … · 2020. 1. 27. · inspirasi dari pribadi...
TRANSCRIPT
-
i
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Christina Picca Yusmasari
NIM: 131124007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
S K R I P S I
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
Oleh :
Christina Picca Yusmasari
NIM : 131124007
Telah Disetujui oleh :
Pembimbing
Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ. M.Ed Tanggal 12 Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
S K R I P S I
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Christina Picca Yusmasari
NIM : 131124007
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 12 Januari 2018
Dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda tangan
Ketua : Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..
Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..
Anggota : 1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed ……………..
: 2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..
: 3. Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..
Yogyakarta, 12 Januari 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada semua katekis yang masih berkarya dan
bersemangat untuk melayani Gereja, serta kepada orang tuaku Thomas Teguh
Sumardi dan Yustina Sri Lestari dan adikku Damianus Anang Setiawan
Yang selalu mendukung, peduli dan mendoakan usaha perjuanganku selama ini,
teman-teman PAK USD angkatan 2013, sahabat, dan pihak-pihak yang selalu
mendukung dalam memberikan semangat, perhatian dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah
ia menjadi hambamu”
(Mat 20:26-27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Desember 2017
Penulis
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Christina Picca Yusmasari
Nim : 131124007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
beserta perangkat lain yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Yogyakarta, 12 Januari 2018
Yang menyatakan,
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN
RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS
JAMAN SEKARANG”. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan keprihatinan
terhadap perubahan arus zaman yang menyebabkan tantangan pelayanan para
katekis semakin rumit dan kompleks. Tantangan zaman ini berakibat pada
menurunnya kesadaran bahwa panggilan Tuhan merupakan yang terpenting dalam
hidup pelayanan para katekis di segala tempat dan kondisi. Hal ini harus
ditanggapi secara bijaksana oleh para katekis. Bertolak dari kenyataan skripsi ini
dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para katekis.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa yang dapat
digali dari pertobatan Rasul Paulus untuk mengembangkan spiritualitas para
katekis zaman sekarang. Persoalan tersebut ditanggapi dengan menggunakan studi
pustaka terhadap kisah pertobatan Rasul Paulus guna memperoleh inspirasi-
inspirasi dari pribadi Rasul Paulus ketika mengalami pertobatan. Inspirasi-
inspirasi yang dipaparkan kiranya dapat berguna bagi para katekis untuk
meneguhkan dan meningkatkan spiritualitasnya sebagai seorang katekis.
Paulus merupakan tokoh penting perkembangan Gereja. Ia merintis
terbentuknya umat, memelihara iman umat, membela umat melalui
pengalamannya serta surat-suratnya yang sangat menginspirasi banyak orang.
Pengalaman perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit merupakan salah satu
kekayaan rohani Gereja. Hal ini sangat menarik untuk didalami dan dipelajari oleh
para katekis agar menjadi sumber inspirasi bagi spiritualitas mereka pada zaman
sekarang.
Katekis memiliki peran yang sangat vital bagi perkembangan Gereja.
Katekis akan menjadi sumur iman yang siap ditimba bagi umat. Maka pembinaan
dan pendampingan untuk katekis harus terus-menerus diupayakan. Oleh karena
itu, penulis menawarkan tugas akhir ini untuk menjadi bahan bacaan yang
membantu katekis agar dapat menemukan inspirasi-inspirasi yang mendukung
panggilannya sebagai katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis entitled “DIG INSPIRATION FROM ST
PAUL’S REPENTANCE FOR CATECHISTS SPIRITUAL DEVELOPMENT
TODAYS”. This title is chosen based on the concern of the change of the current
era which cause challenges to catechists services more complex. The challenges
in this era cause at the decreased consciousness that God vocation is the most
important thing in catechists services life at every places and conditions. This is
must be responded wisely by the catechists. Based on the fact, this thesis is
intended to bring inspiration to the catechists in order to develop their spirituality
as todays catechists.
The main problem in this thesis is what kind of inspiration which can be
digged from St Paul’s repentance to develop the spirituality as todays catechists.
The problem is processed by a literature study toward St Paul’s repentance
stories in order to gain some inspirations from St Paul while in his repentance.
Those inspirations might be useful to strengthen and improve the spirituality as
todays catechists.
Saint Paul is an important role model for the Church development. He
pioneered the formation of the people, keep the faith of the people, defended
people through his experience, and also his letters are very inspiring to many
people. His encounter experience with the Living Christ is the one of spiritual
wealth from St Paul’s experiences. This can be a very interesting thing to be
explored and learnt by the catechists in order to develop their spirituality as
todays catechists.
Catechists have the very vital role for the Church development. Catechists
will be the wells of faith which ready to be drawn for the people. Then the
coaching and mentoring for the catechists must be continuously pursued.
Therefore the author suggest this thesis to be reading material which helps the
catechists in order to find some inspirations which support their vocation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas kasih-
Nya yang besar memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS
DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS JAMAN
SEKARANG. Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis akan
menurunnya spiritualitas yang dihidupi oleh para para katekis di berbagai tempat
akibat tantangan zaman yang semakin rumit dan kompleks, maka katekis
membutuhkan inspirasi yang dapat mengembangkan spiritualitasnya.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh
banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan
tulus ikhlas menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku dosen utama yang
selalu memberikan perhatian dan motivasi. Dengan penuh kesabaran
mendampingi dan membimbing penulis dan selalu meluangkan waktunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik dan
sekaligus dosen penguji III yang telah bersedia membaca, memberikan
kritik dan masukan, serta memberi dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Yoseph Kristianto, SFK., M. Pd, selaku dosen penguji II sekaligus sebagai
dosen pembimbing akademik yang dengan sepenuh hati mendukung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
mendampingi, dan memberi semangat selama proses perkuliahan terkhusus
dalam proses penyelesaian skripsi.
4. Seluruh katekis-katekis yang sedang berkarya terkhusus para katekis di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu yang selalu menyemangati dan
memberikan inspirasi dalam proses penyelesaian skripsi
5. Orang tua Bapak Thomas Teguh Sumardi dan Ibu Yustina Sri Lestari, serta
adik Damianus Anang Setiawan yang selalu memberikan semangat, cinta,
perhatian dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan sampai
penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru dan Perpustakaan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang begitu murah hati untuk
meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan baik selama kuliah maupun
selama penulisan skripsi ini sampai selesai.
7. Sahabat-sahabat PAK USD angkatan 2013 yang selalu memberikan
semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama kuliah
hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Kepala Sekolah, bapak-ibu guru dan karyawan/i serta siswa-siswi SMP
Budi Mulia Minggir yang telah memberikan semangat dan perhatian serta
telah banyak membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
9. Teman berjuang penulis Winantu Ginanjar Langgeng, yang dengan sabar
memberikan motivasi, perhatian serta inspirasi dalam studi dan proses
penyusunan skripsi. Serta untuk adik Esti Kinanti yang telah banyak
memberikan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang dengan
tulus hati memberikan dukungan, memberi semangat dan perhatian sampai
selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 12 Desember 2017
Penulis
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5
E. Metode Penulisan ..................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB II. PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA ............................... 8
A. Kisah Hidup Paulus .................................................................................. 9
1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat ……………………… ................... 9
a. Paulus dari Tarsus …………………………………… ..................... 9
b. Pendidikan Paulus di Yerusalem …………………… ...................... 12
c. Paulus di kalangan Orang Yahudi …………………… .................... 13
d. Masa Tua Paulus ……………………………………. ...................... 18
2. Paulus sebagai Pewarta Injil …………………………… ...................... 19
a. Karya Pelayanan Paulus .................................................................. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
b. Bangkit dari Kegagalan ................................................................... 23
c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman ................................... 25
d. Paulus Dipenjara demi Kristus ......................................................... 26
B. Pertobatan Paulus ..................................................................................... 29
1. Pertobatan Paulus menurut Kisah Para Rasul 9: 1-19a .......................... 30
a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar ................................. 30
b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik ................................................. 31
c. Paulus Dibaptis oleh Ananias ........................................................... 34
2. Hal-hal Mendasar dari Pertobatan Paulus ............................................. 37
BAB III. SOSOK DAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG ...... 42
A. Sosok Katekis Zaman Sekarang .............................................................. 43
1. Identitas Katekis ............................................................................... 43
2. Panggilan Hidup Sebagai Katekis ..................................................... 46
3. Perutusan Katekis ............................................................................. 48
B. Spiritualitas Katekis Zaman Sekarang ..................................................... 50
1. Definisi Spiritualitas ......................................................................... 51
a. Spiritualitas menurut Dokumen Gereja ........................................ 51
1) Spiritualitas Katekis menurut Catechesi Trandendae ............. 51
2) Spitualitas Katekis menurut Evangelii Gaudium .................... 52
3) Spiritualitas Katekis menurut Redemptoris Missio ................. 52
4) Spiritualitas Katekis menurut hasil Pernas Katekis 2005 ....... 52
b. Spiritualitas menurut Para Tokoh ................................................ 55
2. Tantangan yang Dihadapi Katekis Zaman Sekarang .......................... 56
a. Sekularisasi dan Sekularisme ...................................................... 57
b. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ..................................... 58
c. Ateisme dan Relativisme ............................................................ 59
d. Dampak Teknologi Digital .......................................................... 60
e. Pluralitas yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme ...... 61
f. Pluralitas dan Globalisasi Budaya ............................................... 61
g. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup................... 62
h. Merebaknya Kemiskinan ......................................................... .. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
3. Spiritualitas Katekis ......................................................................... 63
a. Hidup di dalam Roh .................................................................... 63
b. Keterbukaan terhadap Dunia ....................................................... 64
c. Keutuhan dan Keaslian Hidup ..................................................... 66
d. Devosi kepada Maria .................................................................. 66
BAB IV.MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG .. 68
A. Katekis Menggali Inspirasi dari Pribadi Paulus dalam Pertobatannya ..... 69
1. Pribadi yang Tangguh ....................................................................... 70
2. Menjadi Saksi Iman yang Handal ..................................................... 71
3. Memiliki Kehidupan Rohani yang Mendalam ................................... 74
a. Berserah Diri kepada Tuhan ........................................................ 74
b. Memberi Diri Dipimpin oleh Roh ............................................... 76
c. Setia dalam Panggilan ................................................................. 77
d. Pribadi yang Mencintai Umat...................................................... 79
B. Pokok-pokok Spiritualitas Katekis di Zaman Sekarang yang dapat Ditemukan Berdasarkan Inspirasi Pertobatan Rasul Paulus ..................... 80
1. Katekis Mempunyai Iman yang Mendalam….………….. ................. 80
2. Katekis yang Mempunyai Integritas .................................................. 81
3. Katekis merupakan Saksi Iman yang Handal .................................... 82
4. Mengandalkan Karya Tuhan Bukan Kemampuan Diri ...................... 84
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 87
A. Kesimpulan ................................................................................... 87
B. Saran .............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab
Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia,
ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh
Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali
Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II
kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang
Sukacita Injil, 24 November 2013.
RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II tentang
Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.
KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik
dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja di Dunia Dewasa ini, 21 November 1964.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Lih : Lihat
PERNAS : Pertemuan Nasional
CEP : Congregation for Evangelization of Peoples, Kongregasi
Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, menerbitkan buku Pedoman
Untuk Katekis, 3 Desember 1993.
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Prodi : Program Studi
LBI : Lembaga Biblika Indonesia
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Kan : Kanon
PAK : Pendidikan Agama Katolik
KAS : Keuskupan Agung Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menindaklanjuti Seruan Bapa Suci Paus Benediktus XVI yang menetapkan
Tahun Paulus dari tanggal 28 Juni 2008-29 Juni 2009 untuk memperingati 2000
tahun kelahiran Paulus, Konferensi Waligereja Indonesia dengan LBI-nya telah
menjadikan BKSN 2008 sebagai kesempatan untuk menggali kekayaan rohani dari
Santo Paulus (Eko Riyadi, 2012:3). Hal ini sangat tepat karena Paulus merupakan
tokoh yang penting dalam perkembangan Gereja. Salah satu kekayaan Paulus yang
dapat digali untuk dijadikan inspirasi umat adalah pertobatan Paulus. Semua umat
Katolik pasti mengenal siapa itu Paulus, bahkan tidak jarang juga umat Katolik
menjadikan Paulus sebagai teladan.
Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri, “peristiwa keselamatan
dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya Allah, bukan
usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono, 2012:19). Perjumpaan
dengan Kristus merupakan titik balik perubahan hidup Paulus. Paulus berubah dari
seorang penganiaya jemaat yang radikal menjadi pewarta Kristus yang radikal pula.
Peristiwa ini mendadak, karya Allah nampak nyata dalam pengalaman ini.
Kisah pertobatan Paulus ini terjadi dalam perjalanannya untuk mengejar orang
Kristen dari Yerusalem ke Damsyik. Banyaknya jemaat Yahudi yang menjadi
Kristen membuat kebencian Paulus terhadap pengikut Kristus semakin berkobar.
Bagi orang Yahudi, kebenaran hanya kepada Taurat. Yesus dan pengikutnya
dianggap melanggar Taurat. Orang-orang Yahudi menganggap Yesus yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
disalib adalah kehinaan sebagai Mesias. Oleh karenanya Pauluspun memutuskan
untuk melakukan pengejaran terhadap warga Gereja Kristen perdana. Ketika
mendekati kota Damsyik, Paulus rebah ke tanah dan dikelilingi cahaya yang
menyilaukan (Kis 9:3). Saulus sendiri bersaksi bahwa cahaya itu ”menyilaukan”
(Kis 26:6) dan cahaya itu lebih terang dari cahaya matahari (Kis 26:13), serta
menyebabkan dirinya rebah ke tanah. Terdengarlah suara yang mengatakan
“Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Akulah Yesus yang kau aniaya
itu” (Kis 9:4-5). Dixon (1981: 61) mengatakan “suara itu memakai bahasa Ibrani,
yang dimaksudkan di sini ialah bahasa daerah, yaitu bahasa Aram. Tuhan Yesus
bicara kepada Saulus dalam bahasa Saulus sendiri”.
Perubahan terjadi seketika itu juga, Saulus rebah ke tanah sebagai seorang
penganiaya Kristus dan ia bangkit dalam keadaan berubah yakni taat kepada
kehendak Kristus. Ketaatannya kepada Kristus ditunjukkan saat ia masuk ke kota
Damsyik dengan matanya yang buta dan dibimbing oleh pengiringnya ke kota.
Saulus bergumul dengan diri sendiri (Kis 22:10), menunggu selama tiga hari tanpa
pengelihatan dan juga tanpa makan atau minum (Kis 9:9). Tanpa makan atau
minum ini Paulus lakukan untuk mengetahui kehendak Allah serta merupakan salah
satu unsur pokok dari pertobatan.
Setelah pengalaman Damsyik, Paulus berusaha mengubah cara pandangnya.
Salib yang dahulu dianggapnya sebagai kebodohan bagi orang Yunani dan batu
sandungan bagi orang Yahudi sekarang diyakini sebagai kekuatan dan hikmat Allah
(1 Kor 1:22-24). Perjumpaan dengan Yesus membuat hidup Paulus dijungkir-
balikkan dan mengalami perubahan yang dahsyat (Lih. Flp 3:4-14). Perjumpaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
yang merupakan buah pertobatan membuat Paulus mengalami kepercayaan diri
penuh terhadap suatu hal tanpa membutuhkan bukti lagi. Kalau dahulu Paulus
bersemangat memegang Taurat sebagai satu-satunya keselamatan sehingga
menganiaya pengikut Kristus, sekarang Paulus bersemangat memegang Kristus dan
menolak Taurat. Paulus menjadi pewarta Kristus yang radikal. Paulus mewartakan
Kristus ke tempat orang-orang yang belum mengenal-Nya. Kesadaran akan
perutusannya membuat Paulus siap menghadapi segala tantangan yang datang
kepadanya bahkan hingga dipenjara, diancam dan dibunuh sekalipun.
Kesadaran bahwa panggilan menjadi katekis adalah panggilan Tuhan
merupakan hal yang penting bagi katekis dalam hidup pelayanannya di segala
tempat dan kondisi, agar para katekis mempunyai semangat pelayanan dan
semangat juang yang tinggi. Tingginya semangat pelayanan akan menggerakkan
katekis untuk melayani sepenuh hati, yakni dapat membawa orang mengenal
Kristus, percaya kepada Kristus serta semakin hidup menurut kehendak Kristus.
Oleh karena itu Pertemuan Nasional Katekis tahun 2010 merekomendasikan
peningkatan motivasi dan semangat pelayanan mengingat perlunya pembaharuan
semangat hidup pelayanan bagi katekis.
Spiritualitas katekis menyangkut hubungan pribadi katekis itu sendiri dengan
Allah. Sikap sedia diutus seperti yang dilakukan oleh Paulus sebagai buah refleksi
dari pertobatannya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh Kristus sendiri.
Pada zaman sekarang tidak mudah untuk bisa menjadi orang seperti Paulus.
Kemajuan zaman dapat membuat orang lebih cenderung pada cara hidup yang
dangkal. Spiritualitas pelayanan menjadi hal yang sulit dihidupi oleh para katekis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
karena belum menemukan api yang menggerakan mereka dalam menjalani
panggilannya demi perkembangan Gereja masa kini. Sekarang ini katekis sedang
menghadapi berbagai macam tantangan, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Tantangan internal berasal dari dalam dirinya sendiri sedangkan eksternal
berasal dari luar dirinya (masyarakat, arus zaman, Gereja, dll).
Perubahan arus zaman menyebabkan tantangan pelayanan semakin rumit dan
kompleks. Dari pengalaman pribadi, penulis mendapat kesan bahwa pelayanan
katekis yang telah dilakukan belum relevan dengan situasi umat yang menghadapi
tantangan arus-arus zaman yaitu sekularisme, hedonisme, perkembangan digital,
pluralitas, fundamentalisme Direktorium Formatio Iman (art. 28). Secara tidak
langsung, hal tersebut akan menghambat perkembangan kehidupan rohani umat.
Untuk dapat menghadapi tantangan zaman, kiranya para katekis harus mempunyai
spiritualitas yang mendalam. Spiritualitas yang mendalam dapat diwujudkan
dengan hidup dalam Roh yang akan membantu para katekis untuk memperbaharui
terus-menerus identitas khusus para katekis. Katekis juga membutuhkan panutan
dan pegangan untuk dasar kepribadian dan semangat pelayanannya. Paus Yohanes
Paulus II mengatakan “Misionaris sejati adalah santo” oleh karena itu katekis diajak
untuk menghidupi panggilannya dengan semangat para santo (CEP, 1993: 22).
Layaknya virus yang dapat dengan cepat menular, diharapkan semangat juang
Paulus dapat menular dan menginspirasi para katekis agar selalu memiliki semangat
juang yang tinggi demi pengembangan spiritualitas sebagai seorang katekis. Maka
dari itu, penulis memberi judul skripsi ini, “MENGGALI INSPIRASI DARI
PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”. Tujuannya adalah,
supaya katekis terinspirasi dan dapat melakukan karya kerasulan sebagai
konsekuensi dari pertobatannya serta memiliki api dalam dirinya sehingga dapat
mengembangkan kepribadian dan spiritualitasnya sebagai katekis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah, diantaranya adalah :
1. Siapa Paulus dan bagaimana pengalaman pertobatannya?
2. Seperti apa sosok dan spiritualitas katekis zaman sekarang?
3. Inspirasi macam apa yang dapat digali dari pertobatan Paulus demi
pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Menggambarkan tokoh Paulus serta pengalaman pertobatannya
2. Menggambarkan sosok dan spiritualitas katekis zaman sekarang
3. Menyampaikan inspirasi yang dapat dipetik dari pertobatan Paulus demi
pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan baru kepada para katekis tentang tokoh Paulus serta
pengalaman pertobatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2. Memberi pemahaman dan tolak ukur kepada katekis tentang sosok dan
spiritualitas mereka di zaman sekarang
3. Memberi inspirasi bagi para katekis dalam usaha mengembangkan
spiritualitasnya sebagai pewarta dan saksi Kristus sehingga dapat semakin
bersemangat melayani umat.
E. Metode Penulisan
Skripsi ini adalah studi pustaka. Penulis menggunakan metode deskripsi
intepretatif. Dengan metode deskripsi intepretatif ini penulis mengemukakan
pandangan para ahli, kemudian menjelaskan dan memaknainya. Berdasarkan judul
yang dipilih, penulis akan menggali inspirasi yang diperoleh dari pertobatan Rasul
Paulus kemudian memaknainya sebagai inspirasi yang diharapkan
mengembangkan spiritualitas katekis di zaman sekarang.
F. Sistematika Penulisan
Judul Skripsi ini adalah “ MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN
RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS
DI ZAMAN SEKARANG” Dengan judul tersebut penulis ingin menggali
inspirasi dari pertobatan Rasul Paulus demi pengembangan spiritualitas katekis-
katekis di zaman sekarang. Untuk mencapai tujuan tersebut penulisan skripsi ini
terdiri dari lima bab yang isinya sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas gambaran tokoh Paulus serta pengalaman pertobatannya
yang mencakup pembahasan kisah hidup Paulus dari masa muda, kisah pewartaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
sampai pada wafatnya dan pengalaman pertobatan Paulus menurut Kisah Para
Rasul dan Surat-suratnya.
Bab III membahas spiritualitas katekis di zaman sekarang. Pembahasan dalam
bab ini memberi gambaran tentang sosok dan spiritualitas katekis di zaman
sekarang yang mencakup pembahasan tentang sosok katekis zaman sekarang,
tantangan yang dihadapi katekis baik internal maupun eksternal, katekis yang
diharapkan umat serta memaparkan arti spiritualitas katekis yang ditinjau dari 3
perspektif yaitu spiritualitas katekis menurut Kitab Suci, menurut Dokumen Gereja
dan menurut beberapa tokoh.
Bab IV menyampaikan inspirasi-inspirasi yang dapat dipetik dari pertobatan
Paulus. Penulis akan mengemukakan inspirasi yang menarik dari pertobatan Paulus
dan memaknainya sebagai inspirasi bagi pengembangan spiritualitas katekis di
zaman sekarang. Bab ini ditutup dengan penyampaian beberapa pokok inspirasi dari
pertobatan Paulus yang dapat dikemukakan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan penulis
mengungkapkan beberapa hal penting berkenaan dengan pokok permasalahan
penulisan skripsi ini. Penulis memberikan saran guna memanfaatkan hasil karya ini
untuk mengembangkan spiritualitas katekis dengan belajar dan menggali inspirasi
dari pertobatan Rasul Paulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA
Paulus merupakan tokoh besar dalam tradisi kekristenan sekaligus juga
merupakan tokoh penting bagi perkembangan Gereja. Ia merintis terbentuknya umat,
memelihara iman umat, membela umat melalui pengalamannya serta surat-suratnya
yang sangat menginspirasi banyak orang. Pengalaman perjumpaannya dengan Kristus
yang bangkit merupakan salah satu kekayaan rohani dari pengalaman Paulus. Hal ini
tentu sangat menarik untuk didalami dan dipelajari oleh para katekis agar menjadi
sumber inspirasi bagi spiritualitas mereka pada zaman sekarang.
Pada bab II ini, penulis akan memaparkan pembahasan yang terdiri dari 2 bagian
besar. Bagian pertama mengenai kisah hidup Paulus dan bagian kedua mengenai
pengalaman pertobatannya. Bagian pertama dibagi menjadi 2 topik. Topik 1 menyoroti
kisah hidup Paulus secara singkat, dari masa kecil Paulus hingga tua. Topik 2
menyoroti pertobatan Paulus yakni karya-karyanya dan pengalamannya dalam
mewartakan Injil. Sedangkan bagian kedua terdiri dari 2 topik, topik 1 yakni menggali
pertobatan Paulus dari Kisah Para Rasul dan topik terakhir yang akan menggali hal-hal
mendasar dari pertobatan Paulus yang menjadi inspirasi dalam pembahasan bab-bab
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
A. Kisah Hidup Paulus
1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat
a. Paulus dari Tarsus
Hari Kustono dalam buku kecil tulisannya yang berjudul Paulus dari Tarsus
mengisahkan kehidupan masa kecil Rasul Paulus. Paulus yang dahulu bernama Saulus
lahir di Tarsus, propinsi Kilikia, di luar wilayah Palestina, wilayah Asia Kecil sebelah
selatan (Kustono, 2012: 9). Kisah Para Rasul juga mengatakan bahwa Paulus berasal
dari Tarsus, “Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di
Kilikia…” (Kis 21:39 ; 22:3). Paulus lahir sekitar tahun 5-15 Masehi. Sejak kecil
Paulus sudah disunat, sebagai tanda bahwa ia dimasukkan ke dalam lingkungan iman
Abraham (Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).
Terkadang orang sering menerka-nerka seperti apa Paulus itu, kemudian mulai
membayangkan ciri-ciri dan bentuk fisik Paulus melalui gambarnya yang dipasang
pada lukisan, buku ataupun patung. Mengenai hal ini, William Barclay (1985: 2)
mengatakan bahwa Kitab Perjanjian Baru pun tidak menggambarkan bagaimana rupa
Paulus. Barclay (1985:2) juga menceritakan bahwa sekitar tahun 160 T.M.(Tarikh
Masehi) seorang Kristen dari Asia yang tidak disebutkan namanya menulis semacam
novel sejarah yang berjudul “Kisah Paulus”. Novel tersebut secara singkat
mengisahkan sosok Paulus. “Dia bertubuh pendek, rambutnya mulai menipis, kakinya
agak bengkok, perawakannya kekar, alisnya lebat hingga saling bertemu, hidungnya
sedikit lengkung dan tindak tanduknya anggun, kadang-kadang dia nampak sebagai
manusia, dan kadang-kadang wajahnya mirip seorang malaikat”. Dengan mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
rupa dan ciri-ciri Paulus seperti di atas, umat semakin dibantu untuk mengenali tokoh
Paulus dan ikut merasakan pengalaman Paulus dalam menjalani kehidupannya yang
dengan gigih mewartakan Yesus.
Paulus adalah seorang Yahudi, termasuk golongan orang Farisi. Dari ayahnya
Paulus mewarisi kewarganegaraan Romawi, tetapi ia dididik dalam budaya Yunani
(Helenis). Walaupun begitu, ia berpegang kuat pada imannya sebagai orang Yahudi
(Hari Kustono, 2012: 10). Ayah Paulus berasal dari suku Benyamin, maka dari itu ia
memberikan nama anak laki-lakinya Saulus, sama dengan nama raja pertama Israel
yaitu Saul yang juga berasal dari suku Benyamin. Kewarganegaraan Romawi yang
dimiliki orang tua Paulus barangkali karena bekerja untuk birokrasi di bawah
pemerintahan Romawi. Pada saat itu, orang-orang yang memiliki kewarganegaraan
Romawi memperoleh beberapa hak sipil seperti orang-orang keturunan Romawi,
misalnya di bidang pengadilan berhak naik banding sampai Mahkamah Agung di Roma
(Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).
Mempelajari kisah hidup Paulus bukan hanya sekedar mengenal pribadinya saja
tetapi juga diimbangi dengan mengetahui situasi yang membentuk diri Paulus. Oleh
karena itu, Purwa Hadiwardoyo (2012: 11-12) menggambarkan situasinya demikian:
Semenjak Israel utara dikalahkan Assyria pada abad ke-8 SM dan Israel selatan
dikalahkan Babilonia pada abad ke-6 SM, banyak orang Yahudi yang menetap
di luar Israel, salah satunya kedua orang tua Paulus. Mereka tinggal di Tarsus
(dulu disebut Silisia, sekarang disebut Turki). Mayoritas penduduk di kota
tersebut adalah orang-orang Yunani. Paulus serta kedua orang tuanya tetap
beragama Yahudi tetapi fasih berbahasa Yunani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Dalam hal ini terlihat jelas situasi yang membentuk pribadi Paulus. Kekalahan bangsa
Israel oleh Assyria dan Babilonia ini membuat Paulus fasih berbahasa Yunani karena
Paulus seketika itu menetap di Tarsus dan tinggal pada lingkungan yang mayoritas
adalah orang-orang Yunani.
Kota Tarsus berada di luar Israel. Setelah Israel Utara dan Selatan mengalami
kekalahan, Paulus beserta keluarga menetap di Tarsus. Eko Riyadi (2012: 23-24) juga
menggambarkan situasi tempat tinggal Paulus yang baru sebagai berikut:
Tarsus pada masa itu merupakan sebuah kota pelabuhan internasional.
Perdagangan internasional juga berkembang pesat di sana. Pada masa
pemerintahan Markus Antonius, Tarsus dijadikan ibu kota Kilikia dan menjadi
kota yang memiliki kebebasan. Banyak orang-orang Yahudi di Tarsus yang
hidup dengan bebas. Orang Yunani, orang Timur, orang Yahudi dan kaum
nomaden hidup berdampingan dalam kebebasan penuh. Selain perdagangan
internasional, Tarsus juga terkenal sebagai kota yang memiliki tradisi pedagogik
dan intelektual yang unggul. Pada abad pertama, kota Tarsus menjadi pusat
sekolah filsafat yang terkenal.
Dari sini kita tahu bahwa masyarakat Tarsus itu sangat maju. Kemajuan masyarakat
Tarsus selain dari perdagangan internasionalnya juga dari sikap masyarakat Tarsus
yang selalu dapat hidup bebas berdampingan dengan siapapun. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Tarsus bersedia belajar dari siapapun dan memiliki sikap terbuka.
Kota Tarsus pada abad pertama sudah mempunyai sekolah filsafat yang terkenal, maka
Tarsus juga dikatakan sebagai kota yang memiliki tradisi pedagogik dan intelektual
yang unggul karena Tarsus merupakan salah satu kota pelajar atau kota pendidikan
Yunani pada zaman itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
b. Pendidikan Paulus di Yerusalem
Berkaitan dengan pendidikan Paulus di Yerusalem, Kardinal Augustinus Bea
(1975: 9-10) mengatakan keluarga Paulus termasuk golongan orang Farisi yang sangat
terkenal akan penghayatan secara cermat hukum Musa. Mereka menyadari bahwa
hukum yang dihidupi masih terlalu keras dan kaku. Ayah Paulus melihat bahwa
putranya sangat berbakat. Oleh sebab itu, ayahnya ingin memberikan putranya suatu
pendidikan yang mendalam guna menjamin masa depan anaknya. Maka Pauluspun
segera dikirim oleh ayahnya ke Yerusalem. Yerusalem merupakan kota suci dan pusat
masyarakat Yahudi. Di daerah Yerusalem terdapat dua sekolah teologi yang terbaik,
yakni Hillel dan Shammai. Jika dibandingkan, sekolah Hillel lebih banyak diminati
oleh orang Yahudi saat itu, alasannya yakni sekolah Rabbi Shammai sangat keras dan
kaku dan cenderung nasionalistis, sedangkan sekolah Hillel mempunyai pengaruh yang
paling besar. Murid-murid Shammai yang keras menolak setiap kerja sama politik
dengan Roma. Mereka selalu merasa dirinya terpanggil untuk membela hukum Yahudi
dan memperjuangkan kemerdekaan Yahudi. Hal ini membuat murid-murid Shammai
tidak disenangai oleh kedua imam agung Annas dan Kaifas. Annas dan Kaifas berusaha
supaya disenangi dan mendapat penghargaan dari walinegeri yakni Ponsius Pilatus.
Kaifas berusaha keras menciptakan pengaruh sekolah Hillel di dalam Sanhendrin. Oleh
karena itu menjadi jelas mengapa para orang tua termasuk ayah Saulus lebih suka
memasukkan anak mereka di sekolah Hillel meskipun hal itu mungkin bertentangan
dengan wataknya dan pendidikannya dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Sekolah Hillel mempunyai guru yang sangat terkenal yakni Rabbi Gamaliel.
Ketika menjadi guru di sekolah Hillel, Rabbi Gamaliel sudah tidak lagi muda. Ia
merupakan keponakan dari Hillel, pendiri sekolah itu. Bea (1975: 10) mengatakan
bahwa dalam Kisah Para Rasul, Rabbi Gamaliel dikenal sebagai seorang tokoh yang
bijaksana, saleh dan sangat dihormati oleh rakyat (Kis 5:34). Tetapi Paulus yang muda
itu tidak mengikuti jejak gurunya yang toleran dan luwes terhadap jemaat Kristen.
Kebencian Paulus terhadap jemaat Kristen cepat tumbuh dalam pribadi Paulus yang
masih muda itu. Ternyata sudah lama Paulus menunggu kesempatan untuk membela
hukum Musa terhadap para penganut Yesus yang Saulus yakini sebagai penghina
hukum dan ajaran serta meremehkan tradisi para rabi.
c. Paulus di Kalangan Orang Yahudi
Di dalam Kisah Para Rasul, Saulus muncul pertama kali sebagai seorang Yahudi
fanatik yang mengejar-ngejar jemaat Kristen untuk ditangkap dan diserahkan kepada
pengadilan Mahkamah Agung Yahudi. Menurut Eko Riyadi (2012: 12) Paulus tampil
pertama kalinya ketika ia hadir pada waktu orang-orang Yahudi membunuh Stefanus
(Kis 7). Paulus menyetujui bahwa Stefanus mati dibunuh. Menurut Eko Riyadi (2012:
13) Paulus setuju jika Stefanus dibunuh karena kemungkinan besar Paulus termasuk
orang yang sangat tertusuk hatinya karena mendengar khotbah Stefanus.
Pewartaan Stefanus yang bersemangat mengenai Kristus dan kritiknya terhadap
penghormatan akan kenisah dan Taurat tampaknya terarah pada kelompok Yahudi
hellenis yang lain (yang belum Kristen). Itulah sebabnya Stefanus mendapat tantangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
yang kuat bahkan kemudian diputuskan supaya Stefanus disingkirkan. Saulus
mendapatkan tugas untuk menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan Stefanus
(Darmawijaya, 1997: 38)
Eko Riyadi (2012: 13) mengatakan bahwa mulai sejak itu, Saulus terlibat dalam
pengejaran dan penganiayaan terhadap jemaat Kristen dari Yerusalem sampai ke luar
wilayah Palestina. Hatinya berkobar untuk membunuh murid-murid Yesus (Kis 9:1).
Lalu Saulus datang kepada Imam Besar supaya ia mempunyai kekuatan legal untuk
menangkap pengikut Yesus. Saulus pun meminta surat kuasa yang akan dibawanya
kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik.
Eko Riyadi (2012: 14) mengatakan bahwa perhatian orang pada zaman dahulu
lebih mengarah pada figur Paulus sebagai seorang Yunani (Hellenis) karena cara
berfikir, cara hidup dan cara menulis Paulus merupakan cara-cara Yunani sehingga
perhatian para peneliti lebih terpusat pada elemen-elemen Yunani yang membangun
kekhasan diri Paulus. Tetapi sekarang, tekanan tidak lagi pada figur Paulus sebagai
seorang hellenis tetapi sebagai seorang Yahudi. Walaupun dia hidup dalam kebudayaan
dan cara hellenis tetapi Paulus pada dasarnya adalah seorang Yahudi.
Para ahli kemudian mencermati surat-surat Paulus, misalnya dalam suratnya
kepada jemaat di Filipi, ia menunjukkan identitasnya sebagai seorang Yahudi :
Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku
lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin,
orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum aku orang Farisi, tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat
aku tidak bercela” (Flp: 3:4-6).
Dari ayat tersebut nampak bahwa Paulus menunjukkan hal-hal yang bersifat lahiriah
yakni hal yang kelihatan yang dapat menunjukkan statusnya sebagai seorang Yahudi.
Paulus juga mengatakan bahwa ia termasuk suku Benyamin (Rm 11:1; 2Kor 11:22).
Suku Benyamin adalah suku paling kecil di antara dua belas suku Israel, tetapi suku
Benyamin tetap setia kepada raja-raja dari wangsa Daud setelah perpecahan dua
kerajaan Israel dan Yehuda. Setelah pembuangan Babilonia, Benyamin dan Yudea
menjadi pusat keyahudian. Selanjutnya Paulus menyatakan diri sebagai orang Ibrani
asli. Dalam tulisannya Eko Riyadi (2012:16-17) mengatakan bahwa maksud dari
perkataan Paulus tersebut tidaklah langsung jelas, barangkali Paulus mau mengatakan
bahwa ia adalah seorang Yahudi sejati meskipun dilahirkan di Tarsus-Kilikia.
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus juga menyatakan kualitas yang
dimilikinya sebagai seorang Yahudi, misalnya: Paulus mengatakan bahwa ia disunat
pada hari ke delapan. Eko Riyadi (2012:16) mengatakan bahwa sunat pada hari ke
delapan merupakan ketaatan religius berdasarkan ketetapan dalam Kej 17:10-12. Di
dalam kitab Kejadian itu, Allah menetapkan sunat sebagai tanda perjanjian antara Allah
dan Abraham (Kej 17:12).
Paulus adalah orang Yahudi yang berbahasa Ibrani yang dibedakan dari orang
Yahudi yang berbahasa Yunani dan tidak lagi berbicara dengan bahasa Ibrani. Menurut
Eko Riyadi (2012: 17) yang dimaksud dengan bahasa Ibrani adalah bahasa Aram yang
sudah menjadi bahasa sehari-hari orang Israel pada zaman itu. Paulus merupakan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Yahudi sinkretik atau hellenistik, yakni orang Yahudi yang dilahirkan di daerah
diaspora (di luar Palestina). Sosok Paulus dibedakan dengan orang-orang Yahudi yang
lahir di Palestina yang merasa diri menjadi Yahudi lebih asli. Tetapi Paulus di sini
justru menyatakan diri sebagai orang Yahudi yang masih berbahasa Ibrani meskipun
dia dilahirkan di luar Palestina. Inilah yang menjadi kekuatan Paulus.
Di dalam suratnya, Paulus menulis bahwa ia seorang Farisi terkait dengan
pendiriannya terhadap hukum Taurat (Flp 3:5). Menurut Eko Riyadi (2012:19) yang
dimaksud Taurat disini bukan hanya yang tertulis, tetapi juga Taurat lisan yang menjadi
pegangan bagi kelompok Farisi. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus
menyatakan bahwa ia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya (Gal
1:14). Eko Riyadi (2012: 19) menyatakan bahwa adat istiadat digunakan untuk
menerjemahkan paradosis yang oleh orang Farisi dimengerti sebagai Taurat lisan.
Dalam suratnya, Paulus juga menyatakan bahwa ia adalah penganiaya jemaat
(Flp 3:6). Sebagai seorang Farisi, Paulus memusuhi Injil Yesus Kristus. Ia bahkan
menganiaya pengikut Yesus. Hal ini disebabkan oleh ketaatan Paulus terhadap hukum
Taurat serta keinginannya menjaga adat istiadat nenek moyang. Paulus menyatakan
ketaatannya terhadap Taurat tidak bercela (Flp 3:6). Kehendaknya untuk memelihara
adat istiadat nenek moyang mengantarnya pada konfrontasi total dengan inti iman
Kristen yang mengakui Yesus Kristus sebagai mesias, anak Allah (Eko Riyadi, 2012:
20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus juga menulis tentang kualitas
ke-Yahudiannya yang tidak sembarangan (Gal 1:14; Kis 22:3). Dalam hal ini Eko
Riyadi (2012: 21) mengatakan :
Dari beberapa pernyataan Paulus, bisa dimengerti bahwa sebelum ia berjumpa
dengan iman Kristen, Paulus adalah seorang Yahudi yang unggul. Ia bukan orang
Yahudi yang setengah-setengah. Ia unggul dibandingkan dengan teman
sebayanya. Ia hidup dalam Yudaisme Perjanjian Lama. Allah yang imaninya
adalah Allah para leluhur yang dikenal dalam sejarah perjalanan bangsa Israel
sampai pada zamannya.
Semasa mudanya Paulus dididik dalam semangat dan tradisi Yahudi. Tak ada teman
sebayanya yang melebihi dia mengenai hukum Taurat dan ketaatannya. Kehebatan
yang dimilikinya itu membuat semangat Paulus berkobar terhadap kehidupan
agamanya sehingga ia dengan kejam menganiaya pengikut Kristus.
Semua itu berubah ketika perjumpaannya dengan Kristus di jalan menuju
Damsyik. Dan peristiwa itu ia tuliskan dalam suratnya kepada jemaat di Galatia “tetapi
waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh
kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak
minta pertimbangan kepada manusia (Gal 1:15-16)”. Di sini dapat dilihat bahwa Allah
telah merencanakan untuk memakai Paulus menjadi jurubicara-Nya yang khusus sejak
permulaan, sejak Paulus masih dalam kandungan. Paulus memahami bahwa semua ini
sudah rencana Allah dan ia pun juga telah memahami arti sepenuhnya dari
pengalamannya waktu bertobat. Ia harus mewartakan kabar gembira kepada orang
bukan Yahudi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Pada saat itu Paulus mengalami kesulitan. Paulus harus bergulat melawan orang
Kristen Yahudi yang konservatif (Jacobs, 2012: 24). Paulus juga mengalami penolakan
sehingga diusir dan ia harus pergi ke tempat baru lagi, bahkan ia sampai dipenjarakan.
Dengan mempunyai bekal iman akan Kristus yang kuat, Paulus tetap memberi
kesaksian mengenai imannya. Walaupun banyak tantangan, Paulus percaya dan yakin
bahwa Roh Kudus selalu menyertainya.
d. Masa Tua Paulus
Semua orang pasti mendambakan masa tua yang damai, tenang dan
membahagiakan. Tetapi tidak dengan yang dirasakan Paulus. Suharyo (2012: 35)
mengatakan bahwa Paulus mengalami masa tua yang kesepian. Suharyo mengajak
pembaca untuk mencermati beberapa baris dalam surat Paulus yang kedua kepada
Timotius :
Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai
dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah
pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.
Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku
… Aleksander tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku.
Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya … Pada waktu pembelaanku
yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan
aku (2Tim 4:9-16).
Dalam kata-kata itu kita dapat merasakan kerinduan Paulus akan seorang teman ketika
Paulus berada di penjara. Dalam ayat tersebut juga terlihat bahwa Paulus kecewa
dengan teman-teman yang diharapkannya menyertai dia dalam keadaan sulit tetapi
malah pergi meninggalkannya. Suharyo (2012:36) juga menuliskan bahwa kekecewaan
Paulus yang pernah ia rasakan dahulu yakni harus sendirian membela diri dan teringat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Alexsander yang telah berbuat jahat kepadanya sehingga belum dapat mengampuni. Di
sini Suharyo (2012: 36) ingin mengatakan bahwa Paulus tidak mampu menghilangkan
ingatan tentang pengalaman ini dari lembaran hidupnya. Syukurlah Paulus mempunyai
sahabat seperti Barnabas dan jemaat-jemaatnya yang memulihkan semangat hidupnya
ketika Paulus merasa diri tidak berarti. Sahabat Paulus itu juga setia, menopangnya di
dalam karyanya dan menemani ketika Paulus merasa sendirian. Dengan dukungan dari
sahabatnya itulah, Paulus dapat memahami pengalaman ketidakberdayaannya itu.
Menurut Suharyo, pengalaman ketidakberdayaan ini membantu Paulus untuk bebas
dari kesombongan dan keterikatan pada masa lampau yang membelenggu dan
menjeratnya.
2. Paulus sebagai Pewarta Injil
a. Karya Pelayanan Paulus
Kardinal Augustinus Bea (1975: 13) mengajak pembaca untuk sejenak melihat
karya misioner Paulus dari dekat, yakni : kegiatan yang total demi kebenaran, kejujuran
radikal untuk membela keyakinannya, daya kerja yang tak kenal letih dalam usaha
melaksanakan rencana-rencananya serta pandangan luas yang mendorong dia melintasi
batas-batas kota atau wilayah. Menurut Kardinal Augustinus Bea (1975: 13) sifat-sifat
manusiawi dari Paulus ini memang sudah ada dalam kepribadian Paulus. Allah sendiri
yang telah memberikan sifat dan bakat tersebut sejak Paulus diciptakan. Paulus
dikodratkan memang untuk memiliki banyak bakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Di dalam Kisah Para Rasul, karya Paulus dijabarkan dengan sangat lengkap pada
Kis 13-21:26. Suharyo (2012: 24) secara singkat mengatakan bahwa “pola hidup dan
karyanya adalah: tiba di tempat baru, diterima untuk beberapa waktu, ditolak dan diusir
sehingga harus pergi ke tempat yang baru lagi”. Pada masa karyanya ini, Paulus
dihadapkan dengan berbagai macam tantangan yang harus ia hadapi demi menjadi
jurubicara Yesus. Paulus sudah siap batin untuk menghadapi berbagai macam
penderitaan. Bahkan Paulus pun sudah tahu sejak awal akan banyaknya penderitaan
yang akan ia alami karena Yesus.
Karya Paulus pasti akan dikaitkan dengan perjalanan misinya. Disini penulis
menggunakan buku karangan Mgr. Suharyo yang berjudul “Menjadi Manusia Dewasa,
Belajar dari Pengalaman Santo Paulus” sebagai sumber utama dalam mengisahkan
perjalanan misi Paulus. Pada misi pertama, Paulus mengawali dengan kotbah di
Antiokhia di Pisidia bersama dengan Barnabas (Kis 13:16-41). Suharyo (2012: 24)
mengatakan bahwa kotbah pertama Paulus ini mendapatkan kesan bagus, bahkan dapat
menarik perhatian. Bukti bahwa kotbah Paulus ini menarik yakni Paulus diminta untuk
berkotbah lagi pada hari sabat berikutnya dan ketika waktunya tiba hampir seluruh
masyarakat kota itu berkumpul untuk mendengarkan firman Allah (Kis 13:42-44). Ini
merupakan awal yang sangat baik dan membanggakan serta mendukung bagi karya
Paulus selanjutnya. Tetapi ternyata tidak begitu, tidak seperti yang dibayangkan.
Dalam kisah dilanjutkan bahwa setelah itu orang-orang Yahudi melihat orang banyak
yang berkumpul. Hal ini menimbulkan iri hati dan kecemburuan bagi orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Yahudi terhadap Paulus. Kemudian orang Yahudi menghujat dan membantah
perkataan Paulus, kemudian menghasut perempuan-perempuan terkemuka dan
pembesar-pembesar di kota itu sehingga Paulus dan Barnabas dianiaya dan diusir dari
situ (Kis 13:45.50).
Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan ke Ikonium. “Tetapi orang-orang
Yahudi yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak
mengenal Allah dan membuat mereka gusar … mulailah orang-orang yang tidak
mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin mereka
menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua Rasul itu dengan
batu” (Kis 14:2.5). Pengalaman ini membawa mereka ke Listra dan Derbe (ay. 6). Di
sini Timotius juga turut serta dalam perjalanan Paulus (Kis 6:3). Tidak lama kemudian
musuh-musuh yang membenci mereka dari Antiokhia dan Ikonium terus mengejar
mereka. Kemudian musuh-musuh Paulus tersebut membujuk orang banyak untuk
memihak mereka dan melempari Paulus dengan batu kemudian menyeretnya ke luar
kota karena mereka mengira Paulus telah mati (ay. 19).
Perjalanan misi kedua, Paulus sudah tidak bersama dengan Barnabas lagi.
Walaupun sudah tidak bersama Barnabas lagi, Paulus tidak sendirian. Suharyo
(2012:26) mengatakan bahwa Paulus kini bersama dengan Silas (Kis 15:40), Timotius
(Kis 16:1-3), dan Lukas (Kis 16:10). Ketika mereka berada di Filipi, mereka duduk di
tempat sembahyang orang-orang Yahudi dan berbicara kepada perempuan-perempuan
yang berkumpul di situ (Kis 16:13-18). Suharyo (2012: 26) mengatakan bahwa hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
tersebut merupakan suatu keberhasilan awal Paulus beserta teman-temannya. Tetapi
setelah keberhasilan itu, Paulus mengalami nasib buruk lagi. Musuh Paulus menangkap
Paulus dan Silas lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa lalu
mendera mereka dan melemparkan ke dalam penjara (Kis 16:19-23).
Setelah dibebaskan dari penjara dengan cara yang istimewa (Kis 25-26) Paulus
dan Silas sampai di Tesalonika. Di kota ini Paulus dan Silas dicari untuk dihadapkan
kepada sidang rakyat (Kis 17:5-9), sehingga mereka terpaksa lari lagi ke Berea dan
Paulus diganggu (Kis 17:13). Paulus pergi ke Atena dan dilecehkan oleh orang-orang
Atena (Kis 17:15-32). Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke Korintus dan di sini pun
ia dihujat dan dimusuhi (Kis 18:1-6). Kemudian kembali ke Antiokhia (Kis 18:22).
Suharyo (2012: 27) mengisahkan perjalanan misi ketiga Paulus yang dimulai
tidak lama setelah Paulus sampai di Antiokhia dan mejelajah seluruh tanah Galatia dan
Frigia untuk meneguhkan hati semua murid (Kis 18:23). Tidak semua orang mau
mendengarkan Paulus, bahkan tidak sedikit orang juga yang mengumpatnya (Kis 19:9).
Perjalanan selanjutnya tidak berbeda jauh. Ia melanjutkan perjalanan ke Makedonia
dan orang Yahudi bermaksud untuk membunuh dia (Kis 20:3-4). Kemudian Paulus
melanjutkan perjalanan ke Troas (Kis 20:6), kemudian ke Miletus (Kis 20:15), Tirus
(Kis 21:3) dan akhirnya tiba di Kaisarea (Kis 21:8). Kemudian ia melanjutkan ke
Yerusalem (Kis 21:15) dan perjalanan Misi berakhir dengan penangkapan.
Buah misi Paulus adalah surat-suratnya yang oleh Purwa Hadiwardoyo (2012:20)
disebut Warisan Paulus. Ada 11 surat yang ditulis oleh Rasul Paulus untuk para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
jemaatnya di berbagai kota, masing-masing surat mempunyai kekhasannya. Ketujuh
surat itu adalah, surat kepada jemaat di Tesalonika 1 dan 2, surat kepada jemaat di
Galatia, surat kepada jemaat di Korintus 1 dan 2, surat kepada jemaat di Filipi, surat
kepada jemaat di Roma, surat kepada jemaat di Efesus, surat kepada jemaat di Kolose
dan di dalamnya terdapat ajaran iman, nasehat-nasehat pastoral dan nasehat-nasehat
moral bagi jemaatnya yang dituju.
b. Bangkit dari Kegagalan
Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, begitu juga
dengan Paulus. Paulus pernah mengalami penolakan hingga kegagalan dalam
karyanya. Semua itu dapat dilihat dari surat-suratnya. Dalam suratnya itu Paulus
berkata “sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang
kami alami di Asia kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan
begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami”(2Kor 1:8). Surat
Paulus tersebut menunjukkan bahwa Paulus mengalami putus asa karena karyanya
yang tidak berhasil. Sekuat apapun hati seseorang, kegagalam merupakan pengalaman
yang menyesakkan dan sangat membebani.
Ungkapan putus asa juga dapat ditemukan dalam Galatia bab 4 ayat 11 “Aku
kawatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia”. Suharyo (2012:33)
menuliskan pendapatnya mengenai ayat tersebut, menurutnya kata-kata tersebut
merupakan ungkapan batin yang mencemaskan. Paulus berada di ambang
keputusasaan total karena karya yang gagal. Kemudian Suharyo (2012: 33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
menemukan kesamaan nada dan bahasa dengan Petrus dalam peristiwa ketika Petrus
disuruh Yesus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan jala. Waktu itu
Petrus menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa”(Luk 5:5). Ternyata bukan menangkap ikannya, tetapi tugas
perutusan yang tak kunjung tampak hasilnya. Melalui ayat ini, Suharyo (2012: 33)
ingin mengatakan kepada pembaca bahwa Paulus juga pernah mengalami situasi krisis
kerasulan yang amat mencekam. Sebelum menjadi murid Yesus, Paulus adalah orang
yang selalu berhasil tetapi sekarang Paulus harus berhadapan dan menerima kenyataan
yang berbeda. Ia tidak dapat berbuat lain kecuali menerima kenyataan yang pahit itu.
Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa Paulus merupakan seorang Rasul yang
tangguh dalam mewartakan Injil. Ketangguhannya terlihat dari cara Paulus
menghadapi dan menyikapi penderitaannya. Kegagalan takkan membuat semangatnya
padam untuk memberitakan Kristus. Di dalam Kisah Para Rasul terlihat jelas
bagaimana Paulus berkali-kali mengalami penderitaan selama mewartakan Injil.
Setelah pertobatannya, Paulus harus mengalami perlawanan dari pihak kaum
Yahudi di Damsyik maupun di Yerusalem (Kis 9:23-30), di Listra Paulus dilempari
batu dan diseret ke luar kota (Kis 14:19-20), pewartaannya di Athena ditolak (Kis
17:15-33), bahkan di Filipi, Yerusalem dan Kaisarea Paulus dipenjara (Kis 16:21-23).
Dari hal-hal semacam ini kita tahu bahwa Paulus mengalami kegagalan dalam
karyanya. Kegagalan Paulus bukan merupakan kegagalan yang ringan. Kegagalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
semacam ini jika Paulus tidak memiliki iman yang kuat kepada Allah dan percaya akan
penyertaan Allah, pasti ia sudah putus asa dan tidak melanjutkan karyanya.
c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman
Pada misinya yang ketiga, Paulus sedang melakukan perjalanan menuju
Yerusalem dengan maksud untuk memberikan bantuan (Rm 15:25). Tetapi rupanya
masalah yang terjadi di masa lalu antara dirinya dengan orang-orang Yahudi maupun
murid-murid Kristus belum selesai. Suharyo (2012:35) mengatakan bahwa Paulus
ketakutan dengan suatu hal yang akan menimpa dirinya. Paulus takut kalau orang
Yahudi yang pernah menuntut nyawanya akan menggunakan kesempatan ini untuk
melaksanakan niat mereka. Ternyata yang ditakutkan Paulus terjadi, Paulus ditangkap
di Yerusalem dan tidak ada sesama murid Kristus yang membela dirinya (Kis 21:27).
Suharyo (2012:28) mengatakan bahwa setelah Paulus ditangkap di Yerusalem,
Paulus tidak pernah menjadi orang yang bebas lagi. Tetapi Paulus tetap bersemangat
dan tetap berusaha memberi kesaksian imannya walaupun sekarang ia telah menjadi
tawanan. Tetapi orang-orang tidak mau menerima dan mengatakan “Enyahlah orang
ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!” (Kis 22:22). Suharyo mengatakan Kisah
Para Rasul bab 21-28 sering disebut sebagai kisah sengsara Paulus. Sebagai tawanan
Paulus berusaha membela diri di hadapan Mahkamah Agama (Kis 23:1-11), diancam
akan dibunuh (Kis 23:12-22), dipindahkan ke Kaisarea dan berusaha menjelaskan
masalahnya di hadapan para penguasa Romawi (Kis 24-26) dan akhirnya naik banding
kepada Kaisar (Kis 25:11). Karena itu Paulus dibawa ke Roma (Kis 27-28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
d. Paulus Dipenjara demi Kristus
Kisah Para Rasul dengan lengkap mengisahkan awal mula konflik Paulus
sebelum dirinya dimasukkan ke dalam penjara. Dixon (1981: 159) mengungkapkan
pandangannya tentang peristiwa sebelum Paulus dipenjara yang diawali dari usaha
Paulus membela diri di Kaisarea. Pembelaan Paulus ini merupakan pembelaan dalam
sidang pertama Rasul Paulus di hadapan Feliks (Kis 24:1-28; 28:11-31). Sidang
tersebut diadakan agar Paulus dapat mengungkapkan pembelaan-pembelaan
berdasarkan tuduhan-tuduhan yang dialami oleh Paulus di Kaisarea. Tuduhan-tuduhan
tersebut di antaranya seperti yang dikatakan Dixon (1981:171) yaitu Paulus dianggap
menimbulkan kekacauan, menyalahi ajaran resmi, dan juga dianggap sebagai orang
yang melanggar kekudusan Bait Allah.
Setelah peristiwa pertobatannya, Paulus kemudian mewartakan Kristus kepada
orang-orang non Yahudi. Hal tersebut membuat orang Yahudi yang lain nampak iri
hati. Bagaimana tidak, banyak orang yang menjadi Kristiani akibat pewartaan Paulus
ini. Orang-orang Yahudi mengganggap bahwa Kristus sebagai tokoh utama dalam
agama Kristen dianggap sebagai tokoh yang melanggar Taurat. Seperti Kristus, sebagai
pengikutNya Paulus juga dianggap demikian. Paulus juga dianggap sebagai orang yang
melanggar kekudusan Bait Allah. Paulus ditangkap dan dipenjara bukan karena Paulus
berbuat kejahatan tetapi karena ajarannya tentang Kristus itu melanggar ajaran yang
sudah berjalan baik disana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Pada suatu saat Kaisar Nero menggantikan Feliks dengan Festus. Orang Yahudi
kembali membawa perkaranya tersebut kepada Festus dan kemudian melakukan sidang
yang kedua. Kali ini tuduhan orang-orang Yahudi kepada Paulus semakin meluas.
Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Paulus menyebabkan banyak masalah di
antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara yang salah, dan
ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi. Karena ketidaktahuan Festus tentang
permasalahan dan tuduhan Paulus, Festus meminta agar Paulus dibawa kepada
Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Tetapi Paulus menolak karena Paulus sudah
menduga bahwa dia tidak akan disidangkan secara adil di bawah pimpinan orang
Yahudi. Berkat kewarganegaraan yang ia warisi dari ayahnya, Paulus berhak menolak
untuk menghadap Mahkamah Agama. Paulus meminta naik banding kepada Kaisar.
Kemudian Paulus dibawa menghadap sidang dan Agripa memimpin persidangan
tersebut. Paulus berbicara dan menceritakan pengalamannya dari perjumpaannya
dengan Yesus di Damsyik hingga saat itu (Kis 25:22-27). Paulus mulai memberitakan
Firman tentang Yesus Kristus. Festus, Agripa dan semua yang hadir di situ menjadi
terkesan dan setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan
hukuman mati, bahkan raja Agripa berbicara “Paulus, hampir saja kau yakinkan aku
menjadi seorang Kristen”(Kis 26:28).
Paulus diizinkan oleh Festus untuk memulai perjalanannya ke Roma. Ketika
mereka tiba di Roma semua tahanan kecuali Paulus dimasukkan ke dalam penjara.
Paulus dirantai bersama dengan seorang prajurit. Tetapi Paulus tinggal di dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
sendirian dan teman-temannya boleh mengunjungi dia. Pada waktu itu terdapat banyak
orang Yahudi yang menetap di Roma. Tiga hari setelah Paulus tiba di kota itu, ia
mengundang orang-orang terkemuka bangsa Yahudi. Di Roma Paulus terus
memberitakan firman tentang Yesus Kristus (Kis 27:1-13).
Seto Marsunu (2012:46) mengatakan bahwa “menurut Kisah Para Rasul Paulus
pernah dipenjarakan di Filipi (Kis 16:23), Yerusalem (Kis 21:33-34), Kaisarea (Kis
23:25), dan Roma (Kis 28:16). Pemenjaraannya di Filipi dan Yerusalem berlangsung
singkat, hanya satu atau dua hari”. Paulus mengatakan bahwa pemenjaraannya itu
adalah karena Kristus (Flp 1:13) dan pemenjaraannya itu adalah untuk membela Injil
(Flp 1:16).
Ketika Paulus di Roma, ia dipenjara selama dua tahun. Semenjak ia dipenjara, ia
meluangkan banyak waktu menulis empat surat untuk menyapa umat-umatnya.
Keempat surat tersebut yakni : surat kepada jemaat di Filipi, Surat kepada jemaat di
Efesus, surat kepada jemaat di Kolose, surat kepada jemaat di Filemon. Surat-surat
tersebut mengandung ajaran iman, nasihat nasihat pastoral dan moral untuk umat yang
dituju dalam surat. Isi dari masing-masing pokok bahasan itu berbeda-beda
menyesuaikan kondisi dan situasi umat di mana surat itu akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
B. Pertobatan Paulus
Pertobatan merupakan proses pengubahan sikap yang meliputi: pengubahan hati,
pikiran, niat, sikap batiniah, dan sikap lahiriah (Purwa Hadiwardoyo, 2011:7). Purwa
Hadiwardoyo (2011:8) juga menyebutkan istilah umum yang sering digunakan dalam
Perjanjian Lama yakni “shub” yang artinya berbaliknya seseorang dari kedosaan
menuju Allah. Pertobatan semacam ini dapat terjadi hanya dengan bantuan dan
penyelenggaraan Ilahi.
Menurut Injil Markus (Mrk 1:15) dan Injil Matius (Mat 4:17), begitu tampil di
depan umum, Tuhan Yesus segera menyerukan pertobatan untuk menyongsong
kerajaan Allah yang mendekat. Purwa Hadiwardoyo (2011:17) mengatakan dari seruan
itu, terdapat kesan bahwa ajakan Yesus untuk bertobat berarti ajakan untuk percaya
kepadaNya. Inilah yang biasa disebut sebagai “pertobatan pertama” seorang Kristen,
yakni mulai percaya kepada Yesus sebagai Penyelamat dan bersedia mengikutiNya.
Pada bagian ini penulis akan mendalami peristiwa pertobatan Paulus menurut
Lukas dalam Kisah Para Rasul. Penulis merasa bahwa Kisah Para Rasul (Kis 9:1-19a)
dapat membantu penulis dalam mendalami pertobatan khas Paulus yang merupakan
tokoh yang istimewa dan inspiratif. Bertolak dari peristiwa Damsyik, Rasul Paulus
akhirnya percaya kepada Yesus dan bersedia mengikutiNya walaupun penuh dengan
perjuangan dan tantangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
1. Pertobatan Paulus Menurut Kisah Para Rasul (Kis 9: 1-19a)
Untuk menafsirkan pertobatan Paulus, penulis mengikuti struktur yang ada di
dalam Kisah Para Rasul. Perikop ini dibagi menjadi 3 bagian dan dijabarkan demikian:
a. Ayat 1 – 2 : Gambaran Paulus sedang menghadap Imam Besar dan
meminta surat kuasa untuk menganiaya jemaat Kristus.
b. Ayat 3 – 9 : Gambaran perjalanan Paulus menuju Damsyik.
Struktur ini merupakan inti dari pertobatan Paulus.
c. Ayat 10 – 19a : Gambaran Paulus dibaptis oleh Ananias
a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar
1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh
murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar.
2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis
Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang
mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke
Yerusalem.
Peristiwa ini diduga terjadi kira-kira lima tahun setelah kematian dan
kebangkitan Yesus (Dixon, 1981: 60). Setelah meninggalnya Stefanus akibat dibunuh
oleh orang Yahudi karena dianggap ajaran Stefanus bertentangan dengan ajaran Taurat,
Saulus masih belum puas. Hati Saulus masih berkobar-kobar untuk membunuh murid-
murid Yesus lainnya. Saulus menghadap imam besar untuk meminta surat pengantar
supaya lebih berkuasa menganiaya orang-orang yang mengikuti Yesus. Menurut
kesaksian Saulus sendiri (lih. Kis 26:11) ia ingin memasukkan pengikut Kristus ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
dalam penjara. Di Damsyik pada saat itu banyak orang Yahudi. Kepercayaan Imam
Besar kepada Saulus dalam tugas ini berarti Saulus sudah berpengaruh besar di antara
pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Imam Besar memerintahkan Saulus untuk
memenjarakan pria dan wanita pengamat “jalan Tuhan” yang rupanya digunakan untuk
menyebut orang Kristen pertama (Dianne Bergant, 2006: 227).
b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik
3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba
cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata
kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang
kau aniaya itu.
6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan
kepadamu, apa yang harus kau perbuat."
7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka
memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat
apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan
dan minum.
Wiliam Barclay (1985:55) menjelaskan bahwa “Jarak Yerusalem ke Damsyik adalah
225km. Dengan transportasi modern perjalanan itu memakan waktu kurang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
setengah hari. Tetapi bagi Paulus jarak tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki dan
perjalanan itu memakan waktu kurang lebih seminggu”.
Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa tiba-tiba cahaya memancar dari langit.
Cahaya yang memancar itu sangat menyilaukan (Kis 22:6). Cahaya itu menyebabkan
Saulus rebah ke tanah dan kemudian ia mendengar suara. Dalam Kisah Para Rasul bab
26 dikatakan “kami rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara”. Dalam
mengisahkan bagian ini, Lukas menggunakan kata “kami” pada yang rebah, dan “aku”
pada yang mendengar suara. Cahaya yang menyilaukan itu merebahkan Paulus beserta
teman-temannya dan suara itu hanya didengarkan oleh Paulus sendiri. Hal ini ingin
mengatakan bahwa betapa hebat cahaya yang memancar tersebut hingga merebahkan
beberapa orang termasuk Saulus. Tampaknya ada dua unsur peristiwa di sini: cahaya
dan suara. “Cahaya yang memancar dari langit barangkali memang dimengerti sebagai
tanda kehadiran yang Ilahi. Orang menyebutnya sebagai kemuliaan Allah yang
terpancar dan dikenali oleh manusia” (Eko Riyadi, 2012:46). Paulus yang hidup dalam
tradisi bangsa Israel juga mengenali cahaya terang tersebut sebagai tanda kehadiran
sosok Ilahi. Sebelum Saulus sempat mengerti akan pancaran cahaya yang ia alami itu,
terdengarlah suara yang menyapanya. Paulus tidak mengenali suara siapakah itu.
Menurut Eko Riyadi (2012:47) “Paulus juga belum sampai pada pengenalan akan
Yesus yang bangkit”. Tetapi kedua unsur tersebut membuat Saulus mengalami
kebutaan, kegelapan tentang apa yang terjadi.
Unsur cahaya dan suara yang dialaminya ternyata membuat Paulus merumuskan
pergulatannya dalam sebuah pertanyaan, “Siapakah Engkau Tuhan?”. Pertanyaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
menunjukkan kekurang-kenalan Saulus akan Tuhan yang bicara itu. Saulus yakin suara
itu dari Tuhan, tapi Tuhan yang mana ia masih belum ada gambaran, sebab Paulus tidak
merasa bahwa ia menganiaya Tuhan karena Saulus menganggap Yesus bukan Tuhan.
Memang Saulus saat itu sedang dalam perjalanan untuk mengejar dan membinasakan
jemaat Kristen di Damsyik. Tetapi yang dianiaya adalah jemaat Kristen, mengapa
Yesus yang bangkit menyatakan dirinya sebagai Dia yang dianiaya itu? Mengenai
peristiwa ini, Eko Riyadi (2012:48) mengatakan bahwa :
Apakah pernyataan Yesus ini mengungkapkan gagasan Gereja sebagai tubuh
Kristus yang nanti juga akan sangat diperkembangkan oleh Paulus? Barangkali
peristiwa pernyataan diri Yesus yang bangkit itu menjadi fondamen bagi Paulus
untuk mengerti Gereja sebagai tubuh Kristus. Ketika ia menganiaya jemaat, ia
berarti menganiaya Kristus sendiri.
Dengan demikian, Yesus yang bangkit mengidentifikasikan diri-Nya dengan jemaat
yang sedang dianiaya oleh Paulus. Hal ini dibahas Paulus dalam surat-suratnya (1 Kor
15:8-9; Gal 1:12.16).
Dalam Kisah Para Rasul bab 9 ayat 7 dikatakan bahwa teman-temannya heran
tentang peristiwa tersebut karena mereka juga mendengar suara yang didengar oleh
Saulus tetapi tidak melihat apapun. Tidak tahu pasti apakah teman-teman seperjalanan
Paulus mendengar suara itu, karena Kisah Para Rasul bab 22 mengatakan teman-teman
Paulus tidak mendengar suara itu. Kisah Para Rasul bab 26 pun mengatakan bahwa
Paulus mendengar sendiri suara tersebut. Hal ini tidak terlalu menjadi persoalan karena
masing-masing bab pada Kisah Para Rasul mempunyai penekanannya. Kisah Para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Rasul bab 22 dan Kisah Para Rasul bab 26 ingin menekankan bahwa suara tersebut
merupakan panggilan Allah kepada Saulus dan juga merupakan awal perutusan Paulus.
Selama Saulus jatuh terbaring di tanah, ia menutup mata karena takut. Tetapi
ketika ia membuka matanya, ternyata Saulus buta. Saulus mengikuti perintah Tuhan,
ia masuk ke Damsyik dan menunggu di situ selama tiga hari. Ia tidak makan atau
minum, ini berarti ia puasa. Ia berpuasa dengan maksud tertentu yakni ingin
mengetahui kehendak Allah.
c. Paulus Dibaptis oleh Ananias
10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan
kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah
di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias
masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat
melihat lagi."
13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu,
betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu
di Yerusalem.
14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk
menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan
bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja
dan orang-orang Israel.
16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang
harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan
tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah
menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku
kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia
dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
Dari murid-murid Yesus di Damsyik, Yesus memilih Ananias. Tuhan berbicara
dengan Ananias lewat suatu pengelihatan. Saulus menunggu di rumah teman Ananias.
Tuhan memberi tahu Ananias tentang rumah temannya itu dan menyuruh Ananias pergi
ke jalan lurus, mencari rumah Yudas dan bertemu dengan Saulus dari Tarsus. Dixon
(1981:62) mengatakan Yesus memberitahu Ananias tentang pengalaman Saulus bahwa
pada saat itu juga Saulus mendapat dua pengelihatan. Pengelihatan Saulus yang
pertama yakni ketika cahaya yang menyilaukan merebahkan Saulus dalam perjalanan
menuju Damsyik (Kis 9:3) dan pengelihatan yang kedua ketika Saulus melihat dalam
suatu pengelihatan bahwa Ananias datang kemudian menumpangkan tangan di atasnya
dan seketika itu ia dapat melihat lagi (Kis 9:12).
Di sini Ananias juga sangat berperan terhadap pertobatan Paulus. Ananias
memperoleh pengelihatan dari Yesus yaitu ditugaskan untuk menemui Saulus. Ananias
merupakan perantara berkat Allah untuk Saulus. Tugas perutusan yang diberikan Yesus
dalam ayat 11 adalah : Pergi ke jalan lurus, mencari rumah Yudas, bertemu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Saulus dari Tarsus. Barclay (1985: 62) mengatakan bahwa ini merupakan kehormatan
besar bagi Ananias untuk menyambut Paulus masuk dalam Gereja Kristen.
Ananias berangkat menemui Saulus dengan penuh kasih. Kemudian Ananias
menyapa Saulus dengan kata-kata indah “Saulus, saudaraku”. Barclay (1985:62)
mengungkapkan bahwa kata-kata tersebut sangat mengesankan bagi Saulus. Saulus
benar-benar merasakan bahwa Allah hadir melalui sapaan Ananias itu. Barclay (1985:
62) mengatakan Ananias ingin memperlihatkan kepada Saulus bagaimana kehidupan
Kristen yang dapat mengampuni.
Ananias kemudian meletakkan tangannya ke atas Paulus dan Paulus pun sembuh.
Tindakan penumpangan tangan merupakan lambang berkat rohani dari seseorang
kepada yang lain. Penumpangan tangan (Kis 9:17) yang dilakukan Ananias kepada
Saulus merupakan tanda bahwa Ananias menyalurkan berkat yang ia dapatkan dari
Allah kepada Saulus. Tindakan penumpangan tangan yang dilakukan oleh Ananias
kepada Saulus ini membuat Saulus dapat melihat lagi dan dipenuhi dengan Roh Kudus.
Setelah itu Paulus pun dibaptis. “Baptisan pada masa itu berarti bahwa seorang
mengaku kepercayaannya dan menyatakan bahwa sejak saat itu ia adalah pengikut
Kristus” (Barclay, 1985:63). Kini Paulus lama yang merupakan penganiaya jemaat
telah mati, Paulus baru pun bangkit bersumpah menjadi hamba Yesus dan
menggantikan tempatnya (Rm 6:4-6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
2. Hal-hal yang Mendasar dari Pertobatan Paulus
Paulus merupakan tokoh yang sangat inspiratif dan mengagumkan. Pengalaman-
pengalamannya yang luar biasa mampu dijadikan teladan dalam kehidupan rohani
umat. Pengalaman yang dialami Paulus ketika dalam perjalanan menuju Damsyik
sungguh menentukan kehidupannya. Lukas dalam Kisah Para Rasul mengisahkan
pengalaman tersebut sampai tiga kali yakni dalam Kis 9, Kis 22 dan Kis 26. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa dalam dan kayanya misteri kasih Allah.
Perjumpaan merupakan titik balik perubahan hidup Paulus. Eko Riyadi (2012:32)
mengatakan bahwa pengalaman berjumpa dengan Yesus yang bangkit merupakan
unsur paling dasar dari perjalanan spiritual Paulus. Iman Paulus berkembang saat
berjumpa dengan Kristus. Perjumpaan ini menjadi fondamen bagi seluruh pengalaman
rohani Saulus sampai akhir hidupnya. Dalam hal ini, Bea (1975: 13) mengatakan :
rahmat perjumpaan telah menundukkan Paulus kepada suatu perubahan batin
yang total dan terang Ilahi menyinari seluruh rohnya. Dengan berubahnya Saulus
menjadi Paulus, seorang penganiaya jemaat menjadi rasul yang giat
menunjukkan bahwa rahmat Ilahi memenuhi hati Paulus ketika perjumpaannya
dengan Yesus yang bangkit. Rahmat ilahi tersebut menangkap Paulus pada saat
yang tidak terduga.
Karya Roh Kudus nampak nyata dalam perjumpaan Paulus dengan Kristus yang
bangkit. Maka Bea (1975:15) menamakan peristiwa ini sebagai peristiwa
tertangkapnya Saulus oleh Kristus. Rahmat Ilahi tentu saja bekerja dengan leluasa yang
dapat menangkap siapa saja dan kapan saja dengan cara yang luar biasa dan tidak
terduga. Rahmat Ilahi itu akan membawa manusia pada suatu misi besar yakni
mewartakan Kerajaan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri. “Peristiwa keselamatan
dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya Allah, bukan
usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono, 2012:19). Inisiatif Allah
tersebut membuat Paulus menemukan api yang menggerakkannya. Yesus
menyadarkan Paulus di jalan menuju Damsyik dengan caranya sendiri pada waktu yang
tepat. Paulus dikelilingi cahaya (Kis 9:3) yang menyebabkan dirinya rebah ke tanah
dan mendengar suara menyapanya (Kis 9:4). Tuhan membuatnya rebah dan tersungkur
di hadapan kebenaran. Seketika itu Paulus menjadi buta dibuatnya (Kis 9:8).
Kardinal Martini (1989:39) mengatakan bahwa kebutaan sebagai jalan
pertobatan dan pantulan kecemerlangan Allah. Kebutaan y