menentukan variable kurang widia.doc
TRANSCRIPT
MENENTUKAN VARIABLE
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Metodelogi PenelitianYang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si
Oleh1. Rina Rizki Amalia 1403416001512. Stevany Dea Shima 1403416050523. Widiawati Suharto 140341603690
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGIOktober 2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI………………………………………………………………..i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………... 31.1 Topik Bahasan …………………………………….... 31.2 Tujuan ………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Macam Variable…………….……..... 42.1 Variable dan Data………………………………..…... 62.2 Varable Sebagai Objek Penelitian………….………....72.3 Pentingnya Memahami Variable....…………………...82.4 Memahami Variable yang Bermakna..........................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan
secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka ketika
seseorang melakukan penelitian memerlukan penentuan variable yang beanar.
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis
variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan inilah yang
mendasari Sebagai seorang akademis biologi yang sangat erat dengan dunia penelitian
di perlukan pemahaman materi untuk mecapai hal tersebut, sehingga perlu di bahas
dalam makalah ini.
1.2 Topik Bahasan
Dalam pembahasan ini pemakalah membahas tentang menentukan variable, yang
nantinya mampu membantu pembaca untuk mengetahui lebih dalam tentang
pengertian dan macam variable, variable dan data, variable sebagai objek penelitian,
pentingnya memahami variable, dan memahami variable yang bermakna.
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang menentukan variable yang terdiri
atas pengertian dan macam variable, variable dan data, variable sebagai objek
penelitian, pentingnya memahami variable, dan memahami variable yang bermakna
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Macam Variable
a. Pengertian variable
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi
yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian.
Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut,
dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian
berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu
ditetapkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan
bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang akan digunakan.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah
diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu
sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu
sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga
dapat diukur dan dipergunakan secara operasional. Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut beberapa ahli variable dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1. Menurut Hatch dan Farhady(1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain.
2. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk(constructs)
atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
3. Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Menurut Sugiyono (2009) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
a. Macam macam variable
Variable dapat di bedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variable
kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalm sehari, dan sebagainya. Contoh
variable kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian. Variable kualitatif diklasifikasikan
menjadi dua kelompok. Yaitu variable dikstit dan kontinum.
1. Variable dikrit disebut juga dengan variable nominal atau variable kategori. Karena
hanya di kategorikan dua kutub yang berlawanan yakni “ya” “tidak”. Misalnya ya
wanita atau dengan kata lain : wanita – pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya.
Maka angka dinyatakan sebagai frekuensi.
2. Variable kontinum dipisah menjadi 3 variable kecil yaitu :
a. Variable ordinal
Variable yang menunjukkan tingkatan tingkatan misalnya panjang, kurang
panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variable “lebih kurang” karena yang
satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain.
Contoh : ani terpandai, siti pandai, nono tidak pandai.
b. Variable interval
Yaitu variable yang mempunyai jarak, jika dibandingkan dengan variable lain,
sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pastinya. Misalnya :
Suhu udara luat 31 derajat Celcius, suhu tubuh kita 37 derajat Celcius, Maka
selisih suhu adalah 6 derajat Celcius.
Jarak semarang- magelang 70km, sedangkan Magelang - Jogja 101 km. Maka
selisih jarak magelang –jogja yaitu 131km.
Dibandingkan dengan variable ordinal, jarak variable ordinal tidak jelas. Karena
kepandaian dan kepintara tidak dapat diukur.
c. Variable ratio
Yaitu variable perbandingan. Variable ini dalam hubungan antar sesamanya
merupakan “sekali kali”
Contoh : berat pak karto 70kg, sedangkan anaknya 35kg. maka pak karto
beratnya duakali berat anaknya.
Kembali kepada variable diskrit, variable yang bukan hanya hasil hitungan,
tetapi juga penomoram. Nomor telpo misalnya, dapat digolongkan dalam
variable diskrit. Tinjauannya adalah karena nomor telvon tidak menunjukkan
“lebih kurang”, “jarak” atau sekian lagi” jika nomor telepon Pak Sosro 8000 dan
nomor telepon Pak Noto 4000, tidak dapat diartikan ;
• Nomor telepon Pak Sosro lebih banyak daripada
nomor telepon Pak Noto.
• Nomor telepon Pak Sosro berjarak 4000 dari nomor
telepon Pak Noto.
• Nomor telepon Pak Sosro dua kali nomor telepon Pak Noto.
Berdasarkan uraian tersebut untuk mudah mengingatnya :
Variabel diskrit diberi simbol laki-laki perempuan, dan gambar telepon .
Variabel ordinal diberi simbol gambar 3 orang yang berbeda tingginya.
Variabel interval diberi simbol gambar termometer.
Variabel ration diberi simbol gambar kayu penggaris.
Variabel kontinum dapat diubah menjadi variable diskrit, yaitu dengan cara
mengklasifikasikannya menjadi ‘ya’ dan ‘tidak’.
Caranya :
Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas
rata-rata diberi ‘ya’, dan rata-rata ke bawah diberi ‘tidak’.
Mengambil satu nilai dan kemudian diberi ‘ya’, dan selain itu
diberi ‘tidak’
2.2 Variable dan Data
SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa
data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai
untuk suatu keperluan.
Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga
mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Dengan demikian, maka :
Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, yang berupa frekuensi.
Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, yang berupa
tigkatan, angka berjarak atau ukuran.
2.3 Variable Sebagai Objek Penelitian
Variable merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian. Misalnya seseorang ingin menyelidiki apakah susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang akan menjadi objek penelitianadalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan orang merupakan variable penelitian.
Untuk penelitian seperti ini pendekatan yang digunakan sebaiknya adalah pendekatan eksperimen. Dengan orang yang minum susu adalah kelompok eksperimen dan kelompok pembandingnya adalah orang-orang yang tidak minum susu.
Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa tujuannya adalah melihat pengaruh suatu treatment. Dengan demikian aka nada variable yang mempengaruhi dan variable akibat. Variable penyebab atau variable bebas adalah variable yang mempengaruhi sedangkan variabel akibat atau variabel terikat adalah variabel yang muncul akibat adanya variabel bebas. Penelitian diatas merupakan contoh dari penelitian dengan variabel tunggal.
Ada pula penelitian dengan variabel bebas lebih dari satu. Misalnya pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid. Lingkungan belajar siswa dalam kasus ini bisa diartikan lingkungan belajar dirumah, lingkungan belajar disekolah atau bahkan lingkungan belajar di masyarakat.
Selain penelitian dengan variabel bebas lebih dari satu, ada juga penelitian dengan variabel terikat lebih dari satu. Contohnya pengeruh frekuensi mengikuti praktikum terhadap kemampuan mengajar. Kemampuan mengajar dapat mencakup kemampuan membuat persiapan tertulis, kemampuan membuka pelajaran, kemampuan mengajarkan materi innti, kemampuan menutup pelajaran, kemampuan menggunakan alat peraga, kemampuan mengelola kelas, dan juga kemampuan mengevaluasi.
Pentingnya Memahami Variabel
Memahami variabel sangat dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Proses identifikasi variabel menjadi variabel-variabel yang lebih kecil atau sub variabel atau bisa juga disebut dengan kategosisasi. Kategorisasi ini penting dilakukan agar peneliti memahami dengan jelas permasalah yang sedang diteliti. Selain itu kategorisasi ini dapat diartikan sebagai indikator data-data yang harus diperoleh. Misalnya penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid. Maka variabel bebasnya adalah kualitas guru dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar murid.
Dengan demikian dapat dirumusakan sub variabel dari variabel bebas yaitu :
1. Pendidikan guru ( dapat diperoleh dari dokumen)2. Pengalaman mengajar ( dapat diperoleh dari dokumen)3. Banyaknya penataran (dokumen)4. Usia(dokumen)5. Minat menjadi guru (kuesioner guru)6. Penguasaan terhadap materi pembelajaran (Kuesioner murid)7. Pendekatan/cara mengajar (observasi atau kuesioner murid)8. Cara memilih alat dan cara menggunakannya (Observasi dan kuesioner murid)
Sedangkan unntuk sub variabel dari variabel terikat yaitu:
1. Nilai harian siswa (dokumen)2. Nilai ulangan umum (dokumen)3. Nilai tugas-tugas (dokumen)4. Cara menjawab pertanyaan dikelas (observasi)5. Cara menyususn laporan ( dokumen)6. Nilai ketelitian catatan (dokumen)
2.4 Pentingnya Memahami Variable
Mmahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel)merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel ini tidak mudah karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah – mecah variabel menjadi sub variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori – kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori –kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh kesadaran bermasyarakat, jika akan mengukur apakah seseorang cukup besar atau tidak kesdaran bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda – tandanya, indikatornya, bukti-buktinya.
Kategori , indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub variabel atau kategori, akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil – kecil)
Ada kalanya penelitian memilih sedikit variabel tetapi besar – besar. Ini berarti bahwa peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian semakin menjadi teliti.
Berhubung bentingnya kategorisasi variabel penelitian, maka berikut ini disajikan contoh penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperolehnya.Contoh:Sebuah penelitian dengan judul : Pengruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar
MuridVariabel bebas : kualitas guruVariabel teriakat : prestasi belajar murid
Yang ditulis dalam tanda kurung adalah cara atau metode bagaimana yang diperoleh.NO VARIABEL BEBAS
Kualitas Guru(sub variabel)
VARIABEL TERIKATPrestasi Belajar Murid(sub variabel)
1 Pendidikan guru (dokumen) Nilai Harian (Dokumen)
2 Pengalaman Mengajar (Dokumen) Nilai ulangan umum (dokumen)
3 Banyaknya Penataran (Dokumen) Nilai tugas – tugas (dokumen)
4 Usia (Dokumen) Cara menjawab pertanyaan di kelas (observasi)
5 Minat Menjadi Guru (Kuisioner Murid) Cara menyusun laporan (dokumen)
6 Penguasaan terhadap materi pelajaran (kuisioner murid)
Nilai ketelitian catatan (dokumen)Dapat pula diperimbangkan
7 Pendekatan / Cara mengajar (observasi/ kusioner murid)
Ketekunan, keuletan (observasi)
8 Cara memilih alat dan cara menggunakannya(observasi/ kusioner murid)
Usaha (observasi)
9 Hubungan guru – murid (kuisioner murid)
10 Pribadi guru (wawancara dan kuisioner sebagai pihak)
11 Keluarga guru (kuisioner atau wawancara)
12 Cara memberi PR atau pekerjaan rumah (kuisioner guru atau murid)
Pada waktu menentukan sub variabel ini peneliti harus selalu sambil berfikir, bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatiakan maka dapat terjadi diketemukan variabelnya, kelihatannya menarik, tetapi mungkin tidak ada datanya. Misalnya:
Perlakuan guru – gurunya, dalam tinjauan guru tersebut pada wakti ia sekolah.Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub variabel adalah disebutnya sub variabel akibat dari variabel terikat, misalnya cita – cita orang tua, sang guru (yang berpengaruh terhadap minat si guru menjadi guru).
Ada lagi kesalahan, yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab terpengaruhinya variabel terikat. Misalya IQ siswa, lingkungan belajar, dan sebagainya. Variabel ini bukan variabel bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya kejadian pada variabel terikat. Variabel – variabel semacam ini disebut intervening variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel pengganggu, karena mengotori pengaruh guru terhadap prestasi belajar.
Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang sedang diteliti. Kerlingert dalam hal ini menjelaskan pendapatnya adalah sebagai berikut:
The must define the variable they use in hyphothesis so that hiphothesis can be tasted. They do this by using are as known as operasional definition.Sudah disebutkan dalam bab terdahulu bahwa makin terperinci kita memahami
permasalahn kita, maka makin bermutu pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai dengan penjabaran variabelnya.
2.5 Memahami Variable yang Bermakna
Di bagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan dari penelitian berupa dana, tenaga, dan waktu. Oleh karena, itu hasil penelitian harus memiliki kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Di dalam pembicaraan bab V mengenai kegunaan hasil penelitian sudah dijelaskan bahwa bermanfaat tidaknya, atau besar kecilnya manfaat penelitian merupakan bahan pertimbangan penting bagi perlu tidaknya penelitian tersebut dilakukan. Selanjutnya bermanfaat tidaknya hasil penelitian diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh penelitia. Tentang variabel penelitian ada dua hal yang diperhatikan, yaitu:
1. Sifat variabel2. Status variabel
1. Sifat Variabel Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel statis dan variabel dinamis. a. Variabel Statis
Variabel yang tidak dapat dirubah keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal dan lain-lain. Andaikata hasil penelitian menunjukan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel – variabel tersebut peneliti tidak mampu merubah atau mengusulkan untuk merubah variabel yang dimaksud. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat – ingat, kita sebut saja variabe tersebut dengan variabel tidak berdaya.
b. Variabel dinamisVariabel yang dapat diubah kebenarannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan.Contoh variabel dinamis adalah: kedisiplinan, motivasi kepedulian, pengaturan dan sebagainya. Andaikata hasil penelitian menunjukan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel – variabel tersebut, maka peneliti dapat mengubah atau mengusulkan untuk merubahnya. Oleh karena itu untuk mempermudah mengingat – ingat, kita sebut saja variabel ini dengan variabel terubah.
Contoh – contoh aplikasi dalam penelitian:
1. Penelitian tentang perbedaan keberhasilan berdagang antara laki – laki dengan perempuan. Dari penelitian tersebut misalnya diketahui bahwa pedagang laki –laki lebih berhasil dibandingkan dengan pedagang perempuan, lalu apa manfaat penelitian ini? Tindak lanjut apa dan apa yang dapat dilakukan? Apakah kita sarankan agar pedagang perempuan diubah kelaminnya menjadi laki – laki? Atau disarankan yang berdagang hanya laki – laki saja, sementara perempuan mencari pekerjaan lain?Mungkin anda ingin membantah dan mengusulkan saran yang berguna, misalnya: perempuan yang berdagang akan ditingkatkan keterampilan supaya lebih berhasil. Usul tersebut baik, namun apakah jenis kelamin menunjukan bakat untuk bidang – bidang tertentu? Alasan jenis kelamin akan lebih jelas lagi apabila dikaitkan dengan kegiatan – kegiatan mengasuh anak.Masih inginkan meningkatkan kemampuan laki – laki agar dependent variable.
2. Penelitian tentang faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa. Dari makna penelitian yang tersirat dari penelitian ini, peneliti mencoba mengungkapkan faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa dengan harapan memperoleh manfaat dapat mingkatkan peranan faktor – faktor yang ternyata besar terhadap minat baca mahasiswa. Pembaca, cukup bermanfaat penelitian ini? Dibandingkan dengan penelitian pertama, manakah yang lebih besar kemanfaatannya untuk melakukan penelitiannya, tentu peneliti menentukan faktor – faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa, kemudian melalui kegiatan penelitiannya ia mencari dana untuk melihat faktor – faktor mana yang lebi berpengaruh.
Coba anda pilih dan berikan peringkat (berdasarkan sifat variabel)1) Kondisi sosil ekonomi mahasiswa2) Kepedulian orang tua mahasiswa3) Tugas – tugas yang diberikan oleh dosen4) Tersedianya dan pengaturan buku diperpustakaan 5) Jurusan yang dipilih mahasiswa
Bagaimanakah jawab anda ? variabel manakah yang merupakan variabel tidak berdaya, dan manakah yang merupakan variabel terubah? Jika jawaban anda nomor 1 dan 5 sebagai variabel tidak berdaya dan nomor 2, 3, dan 4 sebagai variabel berubah maka anda sudah memahami sifat variabel. Kondisi ekonomi seseorang memang berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa, tetapi jika kita ingin meningkatkan minat baca mahasiswa, mampukah kita meningkatkan status sosial ekonomi mereka? Demikian juga dengan jurusan mahasiswa. Mungkin jurusan mahasiswa mewarnai minat baca mahasiswa, mungkin mahasiswa jurusan X terpaksa mempunyai minat baca yang besar karena dosen – dosen mereka selalu menuntut membaca buku, sedang mahasiswa dari jurusan Y tidak suka membaca buku karena tidak dibiasakan dosennya untuk membaca. Dalam hal ini yang berperan terhadap minat baca bukanlah jurusannya tetapi dosen-dosennya, dan itu berarti variabel nomor 3 bukan nomor 5.
3. Status VariabelDalam membicarakan status variabel kita perlu melihat 1 variabel dalam hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika dibandingkan dengan 2 status dibawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih bermakna dalam penelitian. a. Kebiasaan hidup sehari – hari ------------ motivasi berprestasib. Motivasi berprestasi ------------- etos kerjac. Etos kerja -------------- keberhasilan kerja
Dapatkah anda melanjutkan hubungan dua variabel dengan variabel lain? Dapatkah anda menyebutkan perbedaan status variabel yang disebutkan pertama dengan disebutkan yang kedua? Dari variabel yang manakah kemanfaatkan penelitian disebutkan? Didalam setiap kaitan dua variabel yang disebutkan diatas, variabel yang disebutkan pertama merupakan penyebab untuk variabel kedua. Variabel pertama berstatus sebagai sesuatu yang akan dilihat peranannya terhadap variabel yang disebutkan kedua.
Kemanfaatan penelitian selalu dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat dilakukan oleh peneliti? Atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain agar tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai manfaat yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel dibedakan menjadi kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan atas: variabel deskrib dan variabel kontinu. Pemisahan ini sangat penting untuk menentukan teknik analisis datanya, karena jenis variabel menentukan jenis data.
Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatmen terhadap variabel penyebab X atau variabel bebas dan variabel akibat Y, tergantung variabel atau dependent variable.
Selanjutnya variabel dapat luas dapatpula sempit. Seorang peneliti dituttut untuk mampu menjabarkan variabel penelitian karena banyak dan sempitnya sub variabel akan menentuka hipothesis, aspek dalam instrumen, dan banyaknya ragam data yang dikumpulkan, yang selanjutnya akan mencerminkan halus kasarnya atau luas sempitnya kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta