mata merah.ppt
TRANSCRIPT
Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
Rektus superior Ke atas III
Rektus inferior Ke bawah III
Rektus medialis Ke dalam arah hidung III
Rektus lateralis Jauh dari hidung VI
Oblique superior Ke bawah dan masuk IV
Oblique inferior Ke atas dan keluar III
Kelainan kelopak mata
Infeksi kelopak atau blefaritis• Radang yg sering terjadi pd kelopak merupakan radang kelopak
dan radang tepi.Biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut• Etiologi blefaritis infeksi dan alergi, biasanya kronis atau
menahun– Blefaritis alergi debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik– Blefaritis infeksi streptococcus α & β, pneumococcus dan pseudomonas
• Bentuk-bentuk blefaritis : blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, blefaritis angularis
• Blefaritis sering disertai dg konjungtivitis & keratitis• Penatalaksanaan sebelum diobati dibersihkan dg garam
fisiologik hangat, kemudian diberi antibiotik.• Penyulit konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazion,
madarosis
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :1. Blefaritis anterior :
mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata). E/ adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik.
2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). E/ adalah kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).
GAMBARAN KLINIKGejala :
1. kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.2. penderita merasa ada sesuatu di matanya.Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
Tanda :• Skuama pada tepi kelopak• Jumlah bulu mata berkurang• Obstruksi dan sumbatan duktus meibom• Sekresi Meibom keruh• Injeksi pada tepi kelopak• Abnormalitas film air mata
Blefaritis bakterial
• Dapat ringan sampai sangat berat• Sebagian besar disebabkan streptococcus• Bentuk infesi kelopak dikenal folikulitis,
impetigo, dermatitis eksematoid• Pengobatan infeksi ringan diberi antibiotik
lokal dan kompres basah dg asam borat• Infeksi berat antibiotik sistemik
Blefaritis superfisial
• Bila disebabkan staphylococcus, pengobatan terbaik salep antibiotik (sulfasetamid dan sulfisoksazol)
• Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dg kapas basah
• Blefaritis menahun dilakukan penekanan manual kel. Meibom (meibomianitis) yg biasanya menertainya
Blefaritis sebore
• Biasanya terjadi pd laki” usia lanjut (50th), dg keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan
• Gejala sekret yg keluar dr kel.meibom, air mata berbusa pd kantus lateral, hiperemia dan hipertrofi.
• Pd kelopak dpt terbentuk klazion, hordeolum, madarosis, poliosis, & jaringan keropeng
• Merupakan peradangan menahun, pengobatannya memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak mata dr kotoran, antibiotik diberikan lokal dan sistemik.
• Penyulit flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis
Blefaritis skuamosa
• Blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pd pangkal bulu mata yg bila dikupas tdk mengakibatkan terjadinya luka kulit.
• Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yg mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu mata dan sering trdpt pd org dg kulit berminyak
• Berjalan bersama dermatitis sebore• Etiologi kelainan metabolik ataupun oleh jamur• Gejala panas dan gatal, terdapat sisik berwarna halu2 &
penebalan margo palpebra diserta madarosis• Pengobatan membersihkan tepi kelopak dg shampo bayi,
salep mata, & steroid setempat disertai dg memperbaiki metabolisme pasien
• Penyulit keratitis & konjungtivitis
Blefaritis ulseratif
• Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dg tukak akibat infeksi staphylococcus
• Terdapat keropeng berwarna kekuning2an yg bila diangkat akan terlihat ulkus yg kecil & mengeluarkan darah di sekitar bulu mata.
• Ulserasi berjalan lanjut dan lebih daam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok, penyakit yg bersifat sangan infeksius
• Pegobatan antibiotik (sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin) dan higiene yg baik. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotuk sistemik dan diberi roboransia
• Penyulit madarosis, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum, kalazion.
• Bila ulkus kelopak sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yg jg dapat berakibat trikiasis
Blefaritis angularis
• Merupakan infeksi staphilococcus pd tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus.
• Blefaritis angularis yg mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan ggg pd fungsi pungtum lakrimal, kelianan bersifat rekuren
• Etiologi staphilococcus aureus atau Morax Axenfeld• Pengobatan sulfa, tet rasiklin dan sengsulfat
Meibomianitis
• Merupakan infeksi pd kelenjar Meibom yg mengakibatkan peradangan lokal pd kelenjar tersebut.
• Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalamnya berulang kali isertai antibiotik loka
Hordeolum• Merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata,
biasanya merupakan infeksi staphilococcus pd kelenjar sebasea kelopak dan biasanya sembuh sendiri.
• Dikenal Hordeolum internum dan eksternum.– Hordeolum internum infeksi kelenjar Meibom yg terletak di dalam
tarsus, penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal, biasanya berukuran besar dibanding hondeolum eksternum
– Hordeolum eksternum infeksi pd kelenjar Zeis atau Moll, menunjukan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak, nanah dapat keluar dari pangkal rambut
• Hordeolum merupakan abses didalam kelenjar tersebut dan peah dg sendirinya
• Adanya pseudoptosis atau ptosis bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat
• Kelenjar preaurikel biasanya turut membesar
• Pengobatan– u/ mempercepat peradangan kelenjar dpt diberikan
kompres hangat, 3xsehari selama 10 menit sampai nanah keluar
– Pengangkatan bulu mata dpt memberikan jalan u/ drainase nanah. Diberi antibiotik lokal atau antibiotik sistemik
• Penyulit selulitis palpebra dan abses palpebra• Dd selulitis preseptal, konjungtivitis
adenovirus, dan granuloma pyogenik
• Insisi hordeolum– Nanah dr kantung nanah yg tdk dpt dikeluarkan dilakukan
insisi– Pd hordeolum internum dan eksternum kadang perlu
dilakukan insisi pd daerah abses dg fluktasi terbesar.– Pd insisi hordeolum terlenih dulu diberikan anastesi
topikal dg patokain tetes mata. Dilakukan anastesia filtrasi dg prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yg bila:
• Hordeolum internum dibuat insisi pd daerah fluktiasi pus, tegak lurus pd margo palpebra
• Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dg margo palpebra.
– Setelah insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
Hordeolum internum dan externum
Kalazion • Merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yg
tersumbat• Terjadi penyumbatan kelenjar meibom dg infeksi ringan yg
mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut.• Gejala adanya benjolan pd kelopak, tdk hiperemi, tdk
adanya nyeri tekan dan adanya pseudoptosis.• Kelenjar periaulikel tdk membesar• Kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata
kelainan refraksi pd mata• Kadang sembuh dan hilang dg sendirinya• Pengobatan kompres hangan, antibiotik lokal atau sistemik• u/ mengurangi gejala dilakukakn ekskokleasi isi abses dr dalam
atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti hordeolum internum
• Ekskokleasi kalazion– Terlebih dulu mata ditetes dg anastesi topikal pantokain,
obat anastesi infiltratif disuntikan di bawa kulit di depan kalazion
– Kalazion dijepit dg klem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat
– Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih
– Klem kalazion dilepas dan beri salep mata
Blefaritis virusherpes zoster
• HZV dpt memberikan infeksi pd ganglion gaseri saraf trigeminus.• Biasanya mengenai usia lanjut• Bila yg terkena cabang oftalmik maka terlihat gejala pd kelopak
mata atas• Gejala rasa sakit pd daerah yg terkena dan badan berasa
demam, pd kelopak mata terlihat vesikel da infiltrat pd kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pd cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala khas
• Pengobatan tdk merupakan oabat spesifik tp simtomatil, pengobatan steroid dosis tinggi akan mengurangi gejala yg berat, diberikan analgesik u/ mengurangi rasa sakit
• Penyulit uveitis, parese otot penggerak mata, glaukoma dan neuritis optik
Herpes simpleks• Vesikel kecil dikelilingi eritema yg dpt disertai dg
keadaan yg sama pd bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak.
• Blefaritis simpleks merupakan radang tepi kelopak ringan dg terbentuknya krusta kuning basag pd tepi bulu mata, yg mengakibatkan kedua kelopak lengket.
• Tdk terdapat pengobatan spesifik. Bila terdapat infeksi sekunder dpt diberi antibiotik sistemik atau topikal.
• Kosrtikosteroid merupakan kontraindikasi, karena dpt mengakibatkan menularnya herpes pd kornea.
Vaksinia
• Pd infeksi vaksinia akan terdapat kelainan pd kelopak beripastula dg indentasi pada bagian sentral
• Tidak terdapat pengobatan spesifik untuk kelainan ini
Moluskum kontagiosum
• Moluskum kontagiosum pd kelopak mata akan terlihat sebagai benjolan sg penggaungan ditengah yg biasanya terletak di tepi kelopak
• Dapat ditemukan kelainan berupa konjungtivitis yg bentuknya seperti konjungtivitis inklusi klamidia atau trakoma
• Pengobatan Moluskum kontagiosum tdk ada yg spesifik atau dilakukan ekstirpasi benjolan, antibiotik lokal diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.
Blefaritis jamur
Blefaritis jamur
Blefariis pedikulosisBlefariis pedikulosis
Infeksi jamur dalamInfeksi jamur dalam
Infeksi superfisialInfeksi superfisial
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.
Alergi kelopak
Alergi kelopakAlergi kelopak
Blefaritis urtikariaMasuknya obat atau
makanan pd pasien yg rentan
t/steroid topikal / sistemik. Dan obat
histamin bisa mengurangi alerginya.
Blefaritis urtikariaMasuknya obat atau
makanan pd pasien yg rentan
t/steroid topikal / sistemik. Dan obat
histamin bisa mengurangi alerginya.
Dermatitis kontake/ suatu bahan yg
berkontak dgn kelopakt/cuci kelopak dgn
larutan garam fisiologik +salep steroid
Dermatitis kontake/ suatu bahan yg
berkontak dgn kelopakt/cuci kelopak dgn
larutan garam fisiologik +salep steroid
Trichiasis • Keadaan pertumbuhan bulu
mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva (berpotensi melukai bola mata)
Penyulit :Erosi kornea dan tukak korneaEtiologi :
1. Kelainan arah tumbuh bulu mata2. Kelemahan musculus levator palpebra sehingga kelopak mata sedikit
masuk ke dalam
Gejala
• Konjungitva kemotik • Hiperaemi• Pada kornea terdapat erosi, keratopati, dan
ulkus• Fotofobia • Lakrimasi • Seperti kelilipan
DD
• Trichiasis • Districhiasis
Penatalaksanaan
• Epilasi : mencabut bulu mata, namun bulu mata akan tumbuh kembali dalam beberapa minggu
• Elektrolisis : mencabut bulu mata sekaligus merusak akar bulu mata dengan listrik sehingga bulu mata tidak tumbuh kembali
• Operasi : Untuk mengangkat kelopak mata yang cenderung masuk ke dalam
Komplikasi
• corneal abrasion• corneal scarring• microbial keratitis
Lagophtlamus
• Mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea konjungtiva dan selaput bening menjadi kering dan terjadi infeksi (konjungtivitis dan keratitis)
• Suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola mata dengan sempurna
Etiologi • Sikatrik yang menatik kelopak mata• Ektoprion • Paralisis orbikularis okuli• Eksoftalmus goiter• Tumor retrobulbar
Penatalaksanan • < 6 bulan : tetes mata mengandung gizi,
pelumas untuk mata• Permanen : operasi, pemberat
Epicanthus (Plica palpebronasalis)
• Sebuah lipatan dari kulit di sudut dalam mata• Ditemukan pada keadaan:
– Down syndrome– Fetal alcohol syndrome – Turner syndrome– Phenylketonuria (PKU)– Williams syndrome– Noonan syndrome – Rubinstein-Taybi syndrome– Blepharophimosis syndrome
Ptosis
• adalah kondisi kelopak mata yang tidak dapat membuka dengan optimal seperti mata normal ketika memandang lurus ke depan
• biasanya mengindikasikan lemahnya fungsi dari m. levator palpebra superior, lumpuhnya N.III, jar. Penyokong mata yang tidak sempurna
• e/ Kongenital Didapat :Miogenik,Neurogenik
Gejala
• Jatuhnya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak normal
• Kesulitan membuka mata secara normal• Peningkatan produksi air mata• Adanya gangguan penglihatan• Iritasi pada mata karena kornea terus tertekan
kelopak mata• Pada anak akan terlihat guliran kepala ke arah
belakang untuk mengangkat kelopak mata agar dapat melihat jelas
Pemerikasaan • Tes tajam penglihatan, tes kelainan refraksi• Kelainan strabismus• Produksi air mata (Schirmer test)• Diameter pupil dan perbedaan warna iris pada kedua mata
harus diperiksa pada kasus Horner Syndrome.• Tinggi kelopak mata, di ukur berapa besar mata terbuka pada
saat melihat lurus / kedepan, melihat ke atas dan kebawah.• Foto lama dari wajah dan mata pasien dapat dijadikan
dokumentasi untuk melihat perubahan pada mata.
Penatalaksanaan • Ptosis biasanya tidak terperbaiki dengan waktu, dan membutuhkan
operasi sebagai penyembuhan, khususnya operasi plastic dan reconstructive. Operasi ini ditujukan untuk mempernaiki fungsi otot levator palpebra.
• Koreksi ptosis dengan operasi pada kasus congenital ptosis dapat dilakukan pada berbagai usia, tergantung dari keparahan penyakitnya. Intervensi awal dibutuhkan jika terdapat tanda – tanda amblyopia dan ocular torticollis.
• Beberapa kasus ocular torticollis menghambat pergerakan (mobility) pada bayi dan anak – anak disebabkan masalah keseimbangan pada posture kepala dan dagu yang terangkat. Jika tidak terlalu mendesak /urgent, operasi dapat ditunda hingga usia 3 atau 4 tahun.
Xanthelasma
• Terdapat penonjolan ringan kulit kelopak bulat atau lonjong yang berwarna kuning, biasanya terletak dekat kantus internus
• Merupakan bentuk degenerasi lemak pada kulit kelopak nasal bawah dan atas sehingga memberikan gambaran kupu – kupu yang berwarna kuning jingga pada pangkal hidung
ETIOLOGI• Gangguan lipid
( kadar kolestrol dalam serum, hiperlipidemia esensial, pasien DM)
PREVALENSI• Usia : 15 – 73 tahun, puncak pada dekade IV & V• JK : wanita 32%, pria 17,4%
LOKASI• Salah satu atau kedua kelopak mata bagian atas, terutama di
dekat hidung • Salah satu atau kedua kelopak mata bawah
Penatalaksanaan
• Pembedahan untuk memperbaiki kosmetik dapat dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan akan terjadinya ektoprion
• Pengobatan dapat dengan pengontrolan pada hiperlipidemia yang akan regresi lambat daripada xanthelasma
Entoprion
Definisi
• Suatu keadaan melipatnya margo palpebra (berwarna kemerahan, sisik-sisik terlihat melekat pada bulu mata, sisik tersebut berminyak) ke arah dalam sehingga silia akan tumbuh mengarah ke dalam dan menyebabkan komplikasi ke konjungtiva dan kornea.
Etiologi
• Akibat terbentuknya jar parut pd trakoma• Akibat mekanik dan spasme otot orbikular
Faktor Resiko• Penuaan• Terbakar bahan kimia• Infeksi trachoma
GEJALA
• Penurunan visus jika kornea rusak • Air mata keluar terus • Ketidaknyamanan mata atau rasa sakit • Iritasi mata • Kemerahan
Tatalaksana• Operasi plastik
Komplikasi • Kornea luka• Ulkus kornea • Infeksi mata
Prognosis
• prospek biasanya baik jika kondisi ini diobati sebelum terjadi kerusakan kornea
Trauma Kelopak
• Trauma edema dan ekimosis kemerahan-coklat-kuning-hijau
• Darah diserap spontan dalam wktu 1 – 3 minggu tanpa penyulit
• Kadang terbentuk jaringan parut kelumpuhan otot penggerak mata ptosis
• Penanganan : pada 48 jam pertama kompres dengan air dingin
Mata Merah
Injeksi konjungtival Injeksi siliar / perikorneal
Injeksi episkleral
Asal A. Konjungtiva posterior
A. siliar A. Siliar longus
Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen anterior
Intraokular
Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera
Warna Merah Ungu Merah gelap
Arah aliran/lebar Ke perifer Ke sentral Ke sentral
Konjungtiva digerakan Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak
Dgn epinefrin 1 : 1000 Menciut Tidak menciut Tidak menciut
Penyakit Konjungtiva Kornea, iris, glaukoma Glaukoma, endoftalmitis, panoftalmitis
Sekret + - -
Penglihatan Normal Menurun Sangat menurun
• Mata merah akibat injeksi siliar / injeksi konjugtival dpt memberi gejala dgn keluhan & gejala tambahan lain :
1.Penglihatan menurun2.Terdapat atau tidaknya sekret3.Ada atau tidaknya peningkatan tekanan bola
mata .
Mata Merah dengan Penglihatan Normal
• Mata merah dengan penglihatan normal dan tidak kotor atau belek– Pterigium - pseudopterigium– Pingekuela dan pingekuela iritans– Hematoma subkonjungtiva– Episkleritis - Skleritis
Mata Merah dengan Penglihatan Normal
• Mata merah dengan penglihaan normal dan Kotor atau Belek– Mata kotor atau belek– Konjungtivitis– Konjungtivitis bakteri– Konjungtivitis bakteri akut– Konjungtivitis gonore– Oftalmia neonatorum– Konjungtivitis angular– Konjungtivitis mukopurulen– Konjungtivitis virus akut– Konjungtivitis Herpetik
Mata Merah dengan Penglihatan Normal
• Konjungtivitis Menahun• Konjungtivitis Folikularis Kronis• Trakoma• Konjungtiva dry eyes• Defisiensi Vitamin A• Toksik konjuntivitis folikular• Penyakit konjungtiva etiologi tak jelas• Keratokonjungtivitis limbus superior• Konjungtivitis membranosa
Mata merah dengan penglihatan turun mendadak
• KeratitisKeratitis pungtata Keratitis pungtata superfisial Keratitis pungtata subepitel
• Keratitis marginal• Keratitis interstisial• Keratitis bakterial• Keratitis jamur• Keratitis virus
Keratitis herpetikInfeksi herpes zosterKeratitis dendritikKeratitis disformis
• Keratokunjungtivitis epidemi• Keratitis dimmer / keratitis numularis• Keratitis filamentosa• Keratitis alergi
Keratokonjungtivitis fliktenTukak / ulkus fliktenularKeratitis fasikularisKeratokonjungtivits vernal
• Keratitis lagoftalmus• Keratitis neuroparalitik• Keratokonjungtivitis sika• Keratitis sklerotikan
• Tukak (ulkus) kornea• Tukak (ulkus) marginal• Ulkus Mooren• Ulkus sentral• Ulkus neuroparalitik• Ulkus serpens akut• Ulkus korne pseudomonas aerugenosa• Keratomikosis • Ulkus ateromatosis• Glaukoma akut• Uveitis
Uveitis anteriorogt Koyanagi – harada• Endoftalmitis
Endoftalmitis fakoanafilaktik, uveitis fakoantigenik• Oftalmika simpatika• Panoftalmitis
MATA MERAH DENGAN PENGLIHATAN NORMAL
Pterigium• Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yg
bersifat degeneratif & invasif.• Tumbuh dari celah kelopak bag.nasal / temporal
konjungtiva meluas ke kornea.• Berbentuk segitiga dgn puncak di kornea, mudah
meradang, bila iritasi merah.• Diduga terjadi karena terpapar UV light, debu,
angin, dan kering.• DD : pseudopterigium, pannus, kista dermoid.• Terapi : tetes mata steroid/dekongestan, air
mata buatan ( bila meradang) pembedahan.
• Jenis – jenis pterigiumVaskuler : pterigium tebal, merah, progresif,
ditemukan pada anak muda (tumbuh cepat krn >> pembuluh darah).
Membrannaceus : pterygium tipis spt plastik, tidak terlalu merah, ada pada orang tua.
• Stadium pterigyium1 : belum melewati limbus2 : sudah melewati limbus, belum mencapai pupil3 : sudah menutupi pupil4 : sudah melewati pupil
Pinguekula
• Sangat umum pada orang dewasa• Tampak seperti nodul kuning pada kedua tepi
kornea terutama di bagian nasal• Nodulnya mengandung jaringan hialin dan
elastin berwarna kuning• Umumnya terdapat peradangan• Bila meradang terlihat pd. melebar• Dapat diobati dengan steroid topikal ringan
( prednisolone 0.12% )ataupun AINS
Hematoma subkonjungtiva
• Terjadi karena adanya pembuluh darah pada lapisan konjungtiva yang pecah
• Terjadi pada pd. Rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivits hemoragik, anemia, pemakaian anikoagulan, batuk rejan), trauma langsung.
• Dapat diserap spontan dalam waktu 1-3 minggu.
EPISKLERITIS
Episkleritis• Peradangan pada lapisan terluar sklera yang
mengandung vaskularisasi• Umumnya terjadi pada rentang usia 30 – 40 thn• Wanita : pria = 3 : 1• Penyebab pasti tidak diketahui, namun nampaknya
berhubungan dengan penyakit sistemik seperti gout, atopi, dan infeksi
• Tanda dan gejalanya berupa hiperemi dan iritasi ringan atau rasa tidak nyaman
• Dapat ditemukan injeksi pada lapisan episklera dengan pola noduler, sektoral, atau diffus
• Dibedakan dengan konjungtivitis dengan tidak adanya sekret konjuntiva
Skleritis• Kelainan yang bersifat jarang• Penampakan tipikalnya berupa infiltrasi seluler,
destruksi kolagen, dan remodelling vaskular• Diduga karena proses imun dan mungkin infeksi• Wanita >> ; biasanya umur 50 – 60 thn• Gejala yang paling umum adalah nyeri pada bola mata
yang terus menerus, kadang-kadang terdapat penurunan pengelihatan, dan peningkatan TIO
• Tampaknya berkaitan dengan pasien dengan uveitis dan keratitis berulang
• Tanda khusus berupa diskolorasi bola mata karena kerusakan plexus vaskuler yang dibagi noduler, sektoral, dan difus
Konjungtivitis
Radang konjungtiva atau selaput lendir yang menutupi belakang kelopak & bola mataDalam bentuk :KronisAkut
Etiologi • Bakteri (konjungtivitis gonokok)• Virus• Klamidia • Alergi toksik• Molluscum contagiosum• Infeksi• Toxin• Trauma• Autoimmune• Degeneratif• Alergi• Metabolik
Gambaran klinis
• Hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva)
• Lakrimasi • Eksudat dengan sekret
yang lebih nyata pada pagi hari
• Pseudoptosis (akibat kelopak membengkak)
• Kemosis• Hipertrofi papil
• Folikel• Membran• Pseudomembran• Granulasi • Flikten• Mata terasa seperti ada
benda asin• Adenopati preaurikular• Bilik mata & pupil dalam
bentuk normal
Diagnosis banding konjungtivitis gambaran klinis
Tanda Bakterial Viral Alergik Toksik TRIC
Injeksi konjungtivitis
Mencolok Sedang Ringan-sedang
ringan_-sedang
Sedang
Hemoragi + + - - -
Kemosis ++ +/- ++ +/- +/-
Eksudat Purulen atau mukopurulen
Jarang, air Berserabut(lengket) putih
- Berserabut lengket
Pseudomembran
+/- (strep, C.diptheri)
+/- - - -
Papil +/- - + - +/-
Folikel - + - + (medikasi) +
Nodus preaurikular
+ ++ - - +/-
Panus - - - - +
Diagnosis banding tipe konjungtivitis yang lazim
Klinik & sitologi Viral Bakteri Klamidia Atopik (alergi)
Gatal Minim Minim Minim Hebat
Hiperemi Umum Umum Umum umum
Air mata Profuse Sedang Sedang sedang
Eksudasi Minim Mengucur Mengucur minim
Adenopati-preurikular
Lazim Jarang Lazim hanya konjungtivitis inklusi
Tak ada
Pewarnaan Kerokan & eksudat
monosit Bakteri, PMN PMN, plasma sel badan-badan inklusi
Eosinofil
Sakit tenggorokan, panas yang menyertai
Kadang-kadang
Kadang-kadang Tak pernah Tidak pernah
Diagnosis banding konjungtivitis bayi
Penyebab Serangan Sitologi Kultur
Naisseria 2-4 hari Diplokoki intra-selularGram-negatif
Darah, agar, agar coklat (37*, 10% CO2)
Bakteri lain 1-30 hari Organism gram negatif atau gram positif
Agar darah
Blenore inklusi 2-14 hari Inklusi intra-sitoplasmikGeimsa positif
negatif
Kimiawi 1-2 hari Negatif negatif
Perbedaan konjungtivitis dgn keratitis/irits
Tanda Konjungtivitis Keratitis/iritis
Tajam penglihatan Normal Turun nyata
Silau Tidak ada Nyata
Sakit Pedes, rasa kelilipan Sakit
Mata merah Injeksi konjungtival Injeksi siliar
Sekret Serous, mukosa, purulen Tidak ada
Lengket kelopak Terutama pagi hari Tidak ada
Pupil Normal Mengecil
Nama Penyakit Trachoma Keratoconjunctivitis HSV VZV Hay Fever
Hiperemi + + + + +
Folikel + + + + -
Papil + - - + -
Fotofobi + + + - +
Gatal + + + - +
Tidak nyaman + - + + +
Eksudasi + + + + +
Chemosis + + - - +
Edema palpebra + + + + -
Lymphadenopathy + + + - -
Pseudomembran / membran - + (+) + -
Konjungtivitis bakteri
Etiologi • Gonokok• Meningokok• Staphilococcus aureus• Streptococcus pneumoniae• Hemophilus influenza• Escherichia coli
Gejala • Sekret mukopurulen &
purulen• Kemosis konjungtiva• Edema kelopak mata• Kadang-kadang disertai
keratitis & blefaritis• Terdapat papil pada
konjungtiva & mata merah
Gambaran klinisKonjungtivitis mukopurulen & purulenPerjalan penyakit akut dapat menjadi penyakit
kronis dengan tanda:– Hiperemi konjungtiva– Edema kelopak– Papil– Kornea yang jernih
Pengobatan Sebelum pemeriksaan mikrobiologik
• Antibiotik tunggal:– Neosporin– Basitrasin– Gentamisin– Kloramfenicol– Tobramisin– Eritromisin – Sulfa
• Bila pengobatan tidak memberikan hasil dengan antibiotik setelah 3-5 hari maka pengobatan ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik
Jika tidak diketahui kumam penyebabnya
• Berikan antibiotik dengan spektrum yang luas dlm bentuk:– tetes mata tiap jam – Salep mata 4-5x sehari
Bila terjadi penyulit pada kornea maka diberikan sikloplegik
Konjungtivitis gonore
• Merupakan radang konjungtiva akut atau hebat yang disertai dengan sekret purulen
Etiologi • Gonokok merupakan kuman yang sangat
patogen, virulen & bersifat invasif sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat
• Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada jalan kelahiran, sedang pada bayi penyakit ini ditularkan melalui ibunya yang sedang menderita penyakit tersebut
• Pada dewasa penyakit ini didapatkan dari penularan penyakit kelamin sendiri
• Di klinik kita akan melihat penyakit ini dalam bentuk oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari)
• Konjungtivitis gonore infantum (usia lebih dari 10 hari)• Konjungtivitis gonore adultorum• Memberikan sekret purulen padat dengan masa inkubaswi
antara 12 jam- 5 hari , disertai perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik
• Pada orang dewasa mempunyai 3 stadium– Penyakit infiltratif– Supuratif– Penyembuhan
Infiltratif Supuratif penyembuhan
• ditemukan kelopak & konjungtiva yang kaku (sakit pada perabaan)• Kelopak mata bengkak & kaku sehingga sukar di buka• terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior & konjungtiva bulbi merah• Kemotik• Menebal
• terdapat sekret yang kental (bayi : sekret kuning kental kadang sekret terdapat sereus. Dewasa : sekret tidak kental sekali)• pseudomembran yang merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungtiva
Pada dewasa penyakit ini berlangsung 6 minggu dan tidak jarang ditemukan pembesaran disertai rasa sakit kelenjar preaurikul
Diagnosis
• Pemeriksaan sekret (pewarnaan metilen biru, dimana akan terlihat diplokok di dalam sel leukosit. Pewarnaan gram negatif akan terdapat sel intarselular atau ekstra selular dengan sifat gram negatif
• Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah & coklat
Pengobatan
• Pasien dirawat dan di beri pengobatan dengan penisilin salep & suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari
• Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit-30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit-30 menit. Disusul pemberian salep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari
Pencegahan• Cara yang lebih aman ialah membersihkan mata bayi
setelah lahir dengan larutan borisi & memberikan salep kloramfenikol
Konjungtivitis Virus Akut• Disebabkan infeksi virus• Memberikan gejala demam, faringitis, sekret berair dan
sedikit, yang mengenai satu atau kedua mata• Biasanya disebabkan adeno virus tipe 3 dan 7, terutama
mengenai remaja, yang disebarkan melalui droplet atau kolam renang
• Masa inkubasi 5-12 hari, yang menularkan selama 12 hari, dan bersifat epidemik. Mengenai satu mata yang akan mengenai mata lainnya dalam minggu berikutnya
• Pengobatannya suportif karena bisa sembuh sendiri. Diberikan kompres, astringen, lubrikaasi, pada kasus yang berat dapat diberikan antibiotik dengan steroid topikal. Pengobatan biasanya simtomatik dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
Konjungtivitis Herpetik• Manifestasi primer herpes dan terdapat pada anak-
anak yang mendapat infeksi dari pembawa virus• Akan terdapat limfadenopati preurikel an vesikel
pada kornea yang dapat meluas membentuk gambaran dendrit
• Perjalanan penyakitnya biasanya akut dengan folikel yang besar disertai terbentuknya jaringan parut besar pada kornea
• Konjungtivitis Herpetik :– Herpes simpleks disertai infeksi kulit dengan
pembesaran kelenjar preurikel beri antivirus
Konjungtivitis Herpetik• Konjungtivitis varisela zoster memberikan infeksi pada ganglion Gaseri
saraf trigeminus; pada usia 50 tahun; gejala : mata hiperemia, vesikel dan pseudomembran pada konjungtiva, papil, dengan pembesaran kelenjar preurikel; diagnosissel raksasa pada pewarnaan Giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranuklear; pengobatan : – kompres dingin, – acyclovir 400 mg/hari untuk selama 5 hari pengobatan umum, – 2 minggu pertama dapat diberi analgetik– Tetrasiklin kelainan permukaan– Steroid tetes deksametason 0,1% episkleritis, skleritis, dan iritis
Penyulit yang dapat terjadi berupa parut pada kelopak, neuralgia, katarak, glaukoma, kelumpuhan saraf III,IV, atrofi saraf optik dan kebutaan
Konjungtivitis Menahun(konjungtivitis alergi)
• Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti pada reaksi terhadap obat, bakteri dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Biasanya dengan riwayat atopi
• Gejala utama penyakit alergi radangmerah,sakit, bengkak dan panas), gatal, silau dan menahun
• Tanda karakteristik papil besar pada konjungtiva, datang bermusim, yang dapat mengganggu penglihatan
• Pemeriksaan laboratorium sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil• Pengobatan menghindarkan pencetus penyakit, memberkan astrinen,
sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah yang kemudian disusul dengan kompres dingin dan yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik
Konjungtivitis Alergi
• Konjungtivitis vermal• Konjungtivitis filkten• Konjungtivitis iatrogenik• Sindrom Steven Johnson• Konjungtivitis atopik
Trakoma
• Suqtu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh clamydia trachomatis
• Lebih sering pada orang muda dan anak-anak• Daerah yang sering terkena semenanjung Balkan.
Ras yang banyak terkena ditemukan pada ras Yahudi, penduduk asli Australia dan Indian Amerika atau dareha dengan higiene kurang
• Cara penularan : kontak langsung• Masa inkubasi : 5-14 hari
Trakoma
• Keluhan pasien adalah fotofobia, mata gatal, da mata berair
• Menurut klasifikasi Mac Callan ada 4 stadium :– Stadium insipien– Stadium established– Stadium parut– Stadium Sembuh
Konjungtivitis Dry Eyes• Konjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea n
konjungtiva akibat dari kurangnya fungsi mata• Kelainan ini terjadi akibat penyakit2:
– Defisiensi lemak kelopak mata• Blefaritismenahun• Distikiasis• Akibat pembedahan kelopak mata
– Defisiensi kelenjar kelopak mata• Sindrom syogen• Sindrom riley day• Alakrimia kongenital• Aplasi kongenital saraf trigeminus• Sarkoidosis• Limfoma kelenjar air mata• Obat diuretik• Atropin• Usia tua
– Defisiensi komponen musim• Benign ocular pempigoid
– Penguapan yg berlebih• Kerattis logaftalmus
– Parut pada kornea/ hilangnya mikrovili kornea
• Gejala :– Mata gatal– Mata seperti berpasir– Silau– Penglihatan kabur– Sekresi berlebih– Mata tampak kering– Erosi kornea– Konjungtiva bulbi edem– Hiperemik menebal n kusam– Kadang terdapat benang mukus kekuningan pada forniks konjungtiva
bag bawah• Pemeriksaan :
– Uji scheimer• Pengobatan :
– Tergantung penyebab n pemberian air mata buatan• Komplikasi :
– Ulkus kornea– Infeksi sekunder bakteri– Neovaskularisasi kornea
Defisiensi Vit A• Biasa pada anak umur 6 bln – 4 thn• Ada 2 macam
– Primer = kurang vit A krn diet– Sekunder = kurang vit A karena masalah absorpsi
• Gejala:– Mata kering, kelilipan, sakit, buta senja, penglihatan turun
perlahan• 2 kelainan:
– Niktalopia– Atrofi serta keratinisasi jar epitel n mukosa– Keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiva,bercakbitot,
xerosis kornea, tukak kornea, berakhir dg kerato malasia (ketidakmampuan air mata membasahi)
• Klasifikasi:– Ten doeschate
• X0= HEMERALOPIA• X1= hemeralopia dg xerosis konjungtiva n bitot• X2= xerosis kornea• X3= keratomalasia• X4= stafiloma,ftisis bulbi• X0-X2= reversibel• X3-X4= ireversibel
– WHO• X1-A= xerosis konjungtiva• X1-B= bercak bitot dg xerosis konjungtiva• X2= xerosis kornea• X3= xerosis dg tukak kornea• X3-B= keratomalasia• XN= buta senja• XF= fundus xeroftalmia• XS= parut xeroftalmia
• Xerosis yg terjadi adalah xerosis epitel disertai dengan penebalan n pergeseran, ketika mata digerakkan maka terlihat lipatan pada konjungtiva bulbi
• Bercak bitot yg terbentuk mengkilap seperti mutiara n berbentuk segitiga n seperti terdapat busa diatasnya (busa-> corynebacterium xerosis)
• Keratomalasia n tukak korneabiasa disertai dengan difiensi protein
• Keratomalasialanjut akan disertai dengan vaskularisasi ke dalam
• Pada folikel mata ada hiperkeratosis• Def vit A akan menimbulkan gejala sistemik :
retardasi mental, terhambat perkembangan tubuh, apatia,kulit kering, keratinisasi mukosa
• Pemeriksaan:– Tes adaptasi gelap– Kadar vit A dalam darah
• Pengobatan – Vit A 200.000 IU (hr ke 1,2 n biladiperlukan hari ke
3)– Pengobatan pada malnutrisi (bila ada)
Keratokonjungtivitis Limbus superior
• Merupakan peradangan konjuntiva bulbi n konjungtiva tarsus superior yg tidak diketahui sebabnya disertai kelainan pada limbus bag atas
• Penyakit ini biasa bilateral,simetristerletakdi bag limbus jam 12, bisa juga unilateral
• Biasa mengenai wanita; umur 4-61 tahun• Kelainan ini bersifat menahun disertai remisi dan eksaserbasi diduga
ada hub dg hipertiroid• Prognosis baik• keadaan ringan
– Rasa tidak enak pada mata– Peradangan papiler – hipertrofi papil pada bag tengah konjungtiva tarsus superior– Injeksi konjungtiva dan episklera ditemukan pada konjungtiva bulbi– Pada konjungtiva bulbi terjadi penebalan n hipertrofi– Pada perwarnaan kornea didapatkan filamen2 pada 1/3 bag atas kornea
• Keadaan berat– Blefarospasme n terasa ada benda asing– seolah2 terbentuk lengkung limbus baru
• Pengobatan – Belum ada pengobatan yang tepat karena penyebab
belum jelas– Dapat diberikan pengobatan simtomatik :
• Tetes mata dekongestan• Zinc sulfat• Meril selulosa• Polivinil alkohol• kortikosteroid• Alkohol• AgNO3
• Dapat terjadiremisi cepat n keadaan patologis dapat hilang dalam waktu sehari
Konjungtivitis Membranosa• Konjungtivitis dengan pembentukan membran yg menempel
erat dengan jaringan di bawah konjungtiva• Pengangkatan membran akan menyebabkan perdarahan• Penyebab:
– Differia , pneumokok, stafilokok, adenovirus• Epidemiologi : ditemukan pada anak tanpa imunisasi• Gejala n tanda:
– Sekret mukoporulen– Kelopak bengkak– Nekrosis– Tukak kornea– Dapat terjadi pelekatan antara konjungtiva
• Pengobatan :– Penisilin n serumantidifteri
MATA MERAH DENGAN PENGLIHATAN TURUN MENDADAK
Keratitis
• Radang kornea biasanya diklasifikasi dalam lapis kornea yang terkena: keratitis superfisial, interstisial, atau profunda
• Etiologi:- bakteri, virus, jamur, plg sering : HSV 1 - kurangnya air mata- keracunan obat- reaksi alergi- reaksi terhadap konjungtivitis menahun
Gejala keratitis antara lain: • Keluar air mata yang berlebihan • Nyeri • Penurunan tajam penglihatan • Radang pada kelopak mata (bengkak, merah) • Mata merah • Sensitif terhadap cahaya
Faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian terjadinyakeratitis antara lain :• Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa
kontak yang berlebihan • Herpes genital atau infeksi virus lain • Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain • Higienis yang tidak baik • Nutrisi yang kurang baik (terutama kekurangan vitamin A)
Pengobatan : - Antibiotika- air mata buatan- sikloplegik
Pencegahan• Pemakai lensa kontak harus menggunakan cairan desinfektan
pembersih yang steril untk membersihkan lensa kontak. • Jangan terlalu sering memakai lensa kontak. Lepas lensa
kontak bila mata menjadi merah atau iritasi. • Makan makanan bergizi dan memakai kacamata pelindung
ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya keratitis.
• Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu menahan kerusakan mata dari sinar ultraviolet.
KERATITIS
Keratitis Bakterial
• Penyebab: Staphylococus, Pseudomonas, dan Enterobacteriacea
• Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini
• Gram negatif: tobramisin, gentamisin, polimiksin• Gram positif: cefazolin, vancomyxin, basitrasin• Pengobatan diberikan setiap 1 jam• Sikloplegik diberikan untuk istirahat mata
Keratitis Jamur• Biasa dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea
oleh ranting pohon, daun, dan bagian tumbuh-tumbuhan
• Penyebab: Fusarium, Cephalocepharium, Curvularia.• Juga dianggap sebagai akibat sampingan pemakaian
antibiotik dan kortikosteroid yang tidak cepat• Keluhan baru timbul setelah 5 hari rudapaksa atau 3
minggu kemudian.• Keluhan: sakit mata yang hebat, berair dan silau
• Pada mata akan terlihat: infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam stroma.
• Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan plaque tampak becabang-cabang, dengan endotelium plaque, gambaran satelit pada kornea dan lipatan Descemet
• Diagnosis pasti: dengan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea yang menunjukan adanya hifa
• Pengobatan: dirawat dan diberi natamisin 5% setiap 1-2jam saat bangun saat anti jamur lain seperti miconazol, amfoterisin, nistatin dll.
• Diberikan sikloplegik disertai obat oral antiglaukoma bila timbul peningkatan TIO.
• Bila tidak berhasil keratoplasti• Penyulit: endoftalmitis
Keratitis Virus
• Keratitis herpetik• Keratitis dendritik• Keratitis disiformis
Keratitis Herpetik
• Disebabkan oleh herpes simpleks dan herper zoster• Yang disebabkan herpes simpleks ada 2 bentuk:
epiteliel dan stromal• Hal yang murni epitelial adalah dendritik• Stromal adalah disiformis• Biasanya infeksi herpes simpleks ini berupa
campuran epitelial dan stroma
• Pada epitelial kerusakan terjadi akibat: pembelahan
virus di dalam sel epitel kerusakan sel dan membentuk tukak kornea superfisial
• Stromal diakibatkan reaksi momoligic tubuh pasien sendiri terhadap virus yang menyerang
• Pengobatan yang epitelial dilakukan terhadap virus dan pembelahan dirinya, sedangkan pada keratitis stromal dilakukan pengobatan menyerang virus dan reaksi radangnya
• Pengobatan:- IDU menghambat sintesis virus DNA dan
manusia dan tidak boleh digunakan lebih dari 2 minggu, terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam. Salep 0.5% diberikan setiap 4 jam.
- Vibrabin hanya dalam bentuk salep- TFT diberikan setiap 1% setiap 4 jam- Asiklofir dalam bentuk salep 3% dan diberikan
setiap 4 jam
Infeksi Herpes Zoster
• Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus
• Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik terlihat gejala-gejala pada mata
• Biasanya mengenai orang dengan usia lanjut• Dapat mengakibatkan keratitis fesikular
• Gejala yang terlihat pada mata: rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan berasa hangat, penglihatan berkurang dan merah
• Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea
• Vesikel tersebar, dapat progesif dengan terbentuknya jaringan parut
• Pengobatannya biaasanya tidak spesifik dan hanya simtomatik
• Diberikan asiklovir dan pada usia lanjut dapat diberi steroid
• Penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster
oftamik: uveitis, parese otot penggerak mata, glaukoma dan neuritis optik
• Pada mata dapat disertai dengan konjungtivitis, keratitis pungtata, neurotrofik keratitis, uveitis, glaukoma, skleritis dan neuritis
Keratitis Alergi
• Keratokonjungtivitis flikten• Tukak atau ulkus fliktenular• Keratitis fasikularis
KERATOCONJUCTIVITIS
Keratokonjungtivitis Vernal
• Merupan penyakit rekuren dengan peradangan tarsus dan konjungtiva bilateral
• Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti terutama pada musim panas dan mengenai anak sebelum berusia 14 tahun, laki-laki lebih sering terkena
• Konjungtiva dikenai pada daerah limbus berupa hipertropipapil yang kadang-kadang berbentuk cobble stone
Tukak (Ulkus) Kornea• Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian
jaringan kornea• Biasanya terjadi sesudah terdapat trauma ringan yang merusak epitel• Etiologi :
– Bakteri, jamur, akantamuba, herpes simpleks.• Ciri khas :
– Bila disebakan jamur & bakteri : • Ada defek epitel yang dikelilingi leukosit PMN
– Bila disebabkan virus : • Terlihat reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
• Perjalanan penyakitnya dapat :– Progresif : terlihat infiltrasi sel leukosit & limfosit yang memakan bakteri
atau jaringan nekrotik yang terbentuk– Membentuk jaringan parut : terdapat epitel, jaringan kolagen baru, dan
fibroblas– Regresi : terlihat berkurangnya rasa sakit, fotofobia, berkurangnya infiltrat
pada tukak, dan defek epitel kornea mengecil
• Gejala & Tanda :– Penipisan kornea, lipatan Descemet, reaksi jaringan
uvea, hipopion, hifema, & sinekia posterior• Diagnosis Lab :
– Keratomalasia– Infiltrat sisa benda asing
• Pemeriksaan :– Agar darah– Saboraud– Triglikolat– Agar coklat
• Tatalaksana :– Tidak boleh dibebat– Sekret dibersihkan 4x/hari– Diperhatikan kemungkinan jadinya glaukoma
sekunder– Debridement sangat membantu penyembuhan– Antibiotik sesuai kausa (biasa diberikan lokal)– Pembedahan dilakukan bila :
• Pengobatan tidak sembuh• Terbentuk jaringan parut yang mengganggu penglihatan
Tukak (Ulkus) Marginal
• Merupakan peradangan kornea bagian perifer, bentuk khas : daerah jernih antara limbus kornea dengan tempat kelainannya.
• Dasar kelainan :– Reaksi hipersensitivitas terhadap eksotoksin ya.– Dapat juga terjadi bersama-sama dengan radang
konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil Koch Weeks atau Proteus vulgaris
– Bisa juga berhubungan dengan alergi makanan• Perjalanan penyakit dapat berubah-ubah
• Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan timbunan kompleks antigen-antibodi
• Secara histopatologik terlihat sebagai ulkus atau abses yang epitelial atau subepitelial
• Gejala :– Penglihatan menurun disertai rasa sakit, fotofobia, dan
lakrimasi• Pengobatan :
– Antibiotik dan steroid lokal diberikan sesudah kemungkinan infeksi virus herpes simpleks disingkirkan
– Pemberian steroid sebaiknya dalam waktu yang singkat disertai pemberian vitamin B dosis tinggi
Ulkus Mooren
• Adalah suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya bergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderungan perforasi
• Etiologi :– idiopatik– Diduga akibat hipersensitivitas terhadap protein
tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap toksin ankilostoma
• Di klinik dikenal 2 bentuk (unilateral & binokular)
• Patofisiologi :– Kematian sel yang disusul dengan pengeluaran kolagenase– Tukak ini menghancurkan membran Bowman dan stroma
kornea– Neovaskularisasi tidak terlihat pada bagian yang sedang
aktif, bila kronik akan terlihat jaringan parut dengan jaringan vaskualrisasi
– Jarang terjadi perforasi ataupun hipopion• Pengobatan :
– steroid, entibiotik, antivirus, antijamur, kolagenase inhibitor, heparin, dan pembedahan keratektomi, lameler keratoplasti, dan eksisi konjungtiva.
Ulkus Sentral
• Etiologi : – Bakteri
• Pseudomonas, Pneumokok, Moraxela liquefaciens, Streptokok β hemolitik, klebsiella pneumoni, E.coli, Proteus
– Jamur • Candida albicans, Fusarium solani, Nocardia sp.,
Sefalosporium, & Aspergillus
• Dalam keadaan epitel yang sehat, mikroorganisme ini tidak mudah masuk ke dalam kornea
• Faktor prediposisi :– Erosi kornea– Keratitis neurotrofik– Pemakai kortikosteroid atau imunosupresif– Pemakai obat lokal anestetika– Pemakai IDU– Pasien DM– Usia tua
DD TUKAK KORNEAKondisi Infeksi bakteri/jamur Infeksi virus
Sakit Tak ada sampai hebat Rasa benda asing
Fotofobia Bervariasi Sedang
Visus Biasanya menurun mencolok Menurun ringan
Infeksi okular Difus Ringan - sedang
Keratomikosis• Adalah infeksi kornea oleh jamur• Tukak terlihat menonjol di tengah kornea & bercabang-
cabang dengan endothelium plaque• Pada kornea terdapat lesi gambaran satelit & lipatan
Descement disertai hipopion• Pemeriksaan :
– mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea --> hifa (+)
• Tatalaksana : – antimikosis (amfoterisin, nistatin, dll)– Keratoplasti
• Penyulit : endoftalmitis
KERATOMIKOSIS
Glaukoma • Kelainan mata dgn meningkatnya TIO, atrofi
papil saraf optik, menciutnya lapang pandang.• Disebabkan oleh :Bertambahnya produksi cairan mata o/badan
siliarBerkurangnya pengeluaran cairan mata di sudur
bilik mata atau celah pupil.
Glaukoma akut• Mata merah, penglihatan turun mendadak
glaukoma sudut tertutup akut.• Cairan di belakang iris tdk dpt mengalir mll
pupil mendorong iris ke depan mencegah keluarnya cairan mata mll sudut bilik mata.
• 1 : 1000 dari populasi usia > 40th.
• Pemeriksaan TIO dengan tonometri
• Stadium :1. Subakut ( disebabkan o/penutupan sudut mata scr
intermiten. Gejala : penglihatan kabur sementara, melihat halo di sekitar sumber cahaya, sakit kepala).
2. Akut (didahului serangan subakut. Gejala : kehilangan seluruh penglihatan, nyeri hebat, muntah. Px.mata : keras, injeksi siliar, edema kornea, pupil lonjong, setengah melebar & terfiksir, bilik mata depan dangkal.
3. Menahun (akibat penutupan sudut yg berlangsung progresif lambat)
4. Absolut (hasil akhir serangan akut yg tdk ditangani, mata buta)
• Penatalaksanaan :Serangan akut TIO diturunkan dgn pilokarpin 2%
tiap 5mnt,lalu tiap 1 jam selama 1 hari. u/ merendahkan TIO.
Setelah TIO normal, mata tenang pembedahan.• Nasihat u/pasien :1. Emosi dpt menimbulkan serangan akut2. Membca dekat miosis/pupil kecil serangan
akut3. Simpatomimetik yg melebarkan pupil, berbahaya4. Antihistamin & antispasme berbahya i/ sudut
sempit dgn hipermetropia & bilik mata dangkal.
Uveitis (radang uvea) • Iritis : peradangan yang mengenai selaput
pelangi / iris.• Siklitis : peradangan yang mengenai bagian
tengah/ badan siliar.• Koroiditis : peradangan yg mengenai selaput
hitam bagian belakang mata• Iritis + siklitis = uveitis anterior (iridosiklitis)
• Uveitis anteriorAtau iridosiklitis dibedakan dlm bentuk :Granulomatosa akut-kronis.Non-granulomatosa akut-kronis.Merupakan manifestasi klinik rx.imunologik
terlambat, dini, sel mediated thd jar.uvea ant.Etiologi :Non-granulomatosa akut trauma, diare kronis,
penyakit reiter, herpes simpleks, sindrom bechet, sindrom posner schlosman, pascabedah, infeksi adenovirus, parotitis, influenza, klamidia.
Non-granulomatosa kronik artritis reumatoid, fuchs heterokromik iridosiklitis.
Granulomatosa akut : sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis, virus, jamur(histoplasmosis), parasit (toksoplasmosis).
Uveitis anterior dpt tjd mendadak (mata merah, sakit), atau perlahan (mata merah, sakit ringan, penglihatan turun perlahan-lahan.
Tanda & gejala : mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun & mata berair, sukar melihat dekat.
Endoftalmitis • Peradangan berat bola mata.• Terjadi akibat infeksi setelah trauma / bedah
(endoftalmitis eksogen)atau endogen akibat sepsis (endoftalmitis endogen).Bakteri : Stafilococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis.Jamur :Actinomyces, Aspergillus, Phycomyecetes, Sporotrichium, Coccididides
• Gambaran klinik Endoftalmitis akibat bakteri :Sangat sakit, kelopak mata merah & bengkak, kelopak
mata sulit dibuka, konjungtiva kemotik & merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh & kadang disertai hipopion.
Endoftalmitis akibat jamur :Dalam badan kaca tdpt masa putih abu2, hipopion
ringan, abses satelit, proyeksi sinar baik.
• Penatalaksanaan Antibiotika sebagaiSuntikan operiokular / subkonjungtivaSistemik, ampisilin 2gr/hr & kloramfenikol 3gr/hrSikloplegik 3x1 tetes mata
Sesuai kausa :Stafilococcus basitrasin topikal, metisilim subkonjungtiva & IV.Pneumococcus, srteptococcus, stafilococcus penisilin G topikal,
subkonjungtiva, IV.Neiseria penisilin topikal, subkonjungtiva, IVPseudomonas gentamisin, tobaramisin & karbasilin topikal,
subkonjungtiva & IV.Batang gram (-) lain : gentamisinJamur amfoterisin IV, subkonjungtiva.
Pembedahan :Eviserasi (mengeluarkan seluruh isi bola mata & abses dlm bola mata, bila
pengobatan gagal).Enukleasi (mengeluarkan bola mata dgn memotong otot penggerak mata &
saraf optik, bila mata sudah tenang & tjd ftisis bulbi.
Komplikasi : panoftalmitis
Prognosis :Sangat buruk bila e/jamur atau parasitBaik bila e/bakteri dgn pengobatan maksimal.
Panoftalmitis • Peradangan seluruh bola mata, termasuk kapsul tenon
& sklera bola mata merupakan rongga abses.• Infeksi dapat tjd mll : peredaran darah (endogen),
perforasi bola mata (eksogen), tukak kornea perforasi.• Gejala : kemunduran tajam penglihatan, rasa sakit,
mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mat dgn hipopion , refleks putih di fundus & okuli.
• Penatalaksanaan :Antibiotik dosis tinggiEviserasi isi bola mataPenyulit : jaringan granulasi disertai vaskukarisasi koroidTerbentuknya fibrosis ftisis bulbi.
KESIMPULAN
• Penderita kemungkinan mengalami :– Konjungtivitis– Pterygium dengan infeksi– HordeolumYang disebabkan akibat paparan sinar matahari dan
debu.
SARAN
• Jaga higiene mata (misalnya mencuci tangan sebelum & setelah menyentuh mata, mengenakan pelindung mata.)
• Lakukan tatalaksana sesuai diagnosa