laporan mata

53
SKENARIO Seorang anak wanita, 9 tahun di antar oleh ibunya ke poliklinik mata dengan keluhan sulit membaca tulisan di papan tulis. Kakak dan ibunya memakai kaca mata. Kata kunci : 1. Anak wanita 9 tahun 2. Sulit membaca tulisan di papan tulis 3. Kakak dan ibu memakai kaca mata. Pertanyaan : 1. Anatomi, histologi, dan fisiologi dari organ penglihatan? 2. Bagaimana mekanisme terjadinya penglihatan (fisiologi) ? 3. Bagaimana fisiologi perkembangan penglihatan anak? 4. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan ? 5. Adakah hubungan riwayat keuarga dengan keluhan? 6. Differential diagnosis? a. Epidemiologi DD? b. Etiologi dan factor resiko DD? c. Gambaran klinis dari DD? d. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis? e. Bagaimana penatalaksanaannya? f. Bagaimana pencegahannya? g. Bagaimana Komplikasinya? h. Bagaimana prognosisnya? JAWABAN

Upload: ika-elyana

Post on 18-Dec-2014

82 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan mata fakultas kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mata

SKENARIO

Seorang anak wanita, 9 tahun di antar oleh ibunya ke poliklinik mata dengan keluhan sulit

membaca tulisan di papan tulis. Kakak dan ibunya memakai kaca mata.

Kata kunci :

1. Anak wanita 9 tahun

2. Sulit membaca tulisan di papan tulis

3. Kakak dan ibu memakai kaca mata.

Pertanyaan :

1. Anatomi, histologi, dan fisiologi dari organ penglihatan?

2. Bagaimana mekanisme terjadinya penglihatan (fisiologi) ?

3. Bagaimana fisiologi perkembangan penglihatan anak?

4. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan ?

5. Adakah hubungan riwayat keuarga dengan keluhan?

6. Differential diagnosis?

a. Epidemiologi DD?

b. Etiologi dan factor resiko DD?

c. Gambaran klinis dari DD?

d. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis?

e. Bagaimana penatalaksanaannya?

f. Bagaimana pencegahannya?

g. Bagaimana Komplikasinya?

h. Bagaimana prognosisnya?

JAWABAN

1. anatomi mata

mata terletak di dalam cavum orbita. Cavum orbita merupakan Suatu ruang berbentuk

LIMAS/Pyramid dengan APEX pada bagian dalam.

Dibentuk oleh bagian dari tulang-tulang CRANIUM:

1. Os Frontale

2. Os Ethmoidale

3. Os Sphenoidale

Page 2: Laporan Mata

4. Os Zygomaticum

5. Os Lacrimale

6. Maxilla

Bagian depannya à LUBANG = ADITUS ORBITAE

Tepi sekeliling Aditus Orbitae à MARGO ORBITALIS

Organ visual Terdiri :

1. Bulbus Oculi ( = Bola Mata )

2. Alat Accessoria Oculi ( Alat Tambahan Mata )

o Palpebrae ( kelopak mata )

o Conjunctiva

o Otot-otot mata

o Apparatus lacrimalis

3. Struktur Penunjang

o Septum Orbitae

o Corpus Adiposum Orbitae

o Fascia Balbi

Terletak à dalam cavum orbita

Bulbus oculi Terdiri dari 3 lapisan, dari luar ke dalam :

1. Tunica Fibrosa ( SCornea dan sclera )

2. Tunica Vasculosa ( = Uvea / Chorioidea, Cilliary body dan iris )

3. Retina

Page 3: Laporan Mata

SCLERA

o Suatu jaringan ikat fibrosa à keras, kuat, putih

o Ada lubang pada :

─ Posterior à masuk N. OPTICUS + Pembuluh darah

(av. Centralis Retinae)

─ Anterior à berhubungan dengan Ruang CAMERA POSTERIOR

o Tempat melekatnya otot-otot mata

Bagian luar Sclera dibungkus oleh Fascia Bulbi kecuali Cornea dan N. Opticus

UVEA ( CHORIOIDEA )

o Suatu lapisan pembuluh darah + muscular

o Kedepan membentuk

─ Corpus Ciliare + Processus Ciliaris

─ Iris

o Corpus Ciliare + Processus Ciliare

─ Dari Proe. Ciliare terdapat serabut-serabut yang Menggantung

Lensa Mata à Zonula Ciliare

─ Atur Akomodasi Lensa

o Iris

Page 4: Laporan Mata

─ Terdapat otot sirkuler (m. sphincter pupillae) + radier (m. dilator

pupillae)

─ Terdapat lubang à Pupil

─ Atur Akomodasi Cahaya

RETINA

o Suatu lapisan sel-sel nervosa sebagai fotoreseptor

o Pada bagian dalam posterior ( Fundus Oculi ), terdapat :

─ Tonjolan à papilla n. Opticus (blind spot )

─ Macula Lutea à tonjolan dilateral papilla, oval, terdiri sel cone,

sensitif cahaya

─ Fovea Centralis à lekukan pada Central Macula Lutea, paling

sensitif cahaya

Bagian ANTERIOR Bulbus Oculi, terdiri :

1. Cornea

2. Camera anterior ( ruang antara cornea – iris )

3. Iris

4. Camera posterior ( ruang antara iris – lensa )

Lensa Crystalina

o Struktur Bening Bikonkaf, Lebih Cembung Pada Bagian Anterior

o Terletak:

• Antara Camera Post Terhadap Corpus Vitreus

• Digantung / Fiksasi Oleh Zonula Ciliare Terhadap Processus Ciliare

Otot Bulbus Oculi + Gerakan

1. M. Rectus Superior Elevasi (+ Adduksi)

2. M. Rectus Inferior Depresi (+ Adduksi)

3. M. Rectus Lateralis Abduksi

4. M. Rectus Medialis Adduksi

5. M. Obliquus Superior Rotasi medial (abd + depr)

6. M. Obliquus Inferior Rotasi lateral (abd + elev)

o Menggerakkan Bulbus Oculi

Page 5: Laporan Mata

o Insertio pada sclera bulbus Oculi dan melalui Anulus tendineus ke sekeliling For.

Opticum

o Dibungkus oleh Fascia Bulbi

o Semua otot bola mata diinnervasi N. III, kecuali m. Rectus Lat (N. VI) dan m.

Obliquus Inferior (N. IV)

Apparatus Lacrimalis

1. Glandula Lacrimalis

o Terletak Di Sudut Craniolateral Cavum Orbita

o Terdiri Dari 2 Bagian

• Terletak Di Atas Palpebra — Pars Orbitalis

• Terletak Di Bawah Palpebra — Pars Palpebralis

o Produksi Air Mata à Disalurkan Ke Fornix Conjunctivalis Sup

2. Ductus & Saccus Lacrimalis

o Suatu Saluran + Kantong Di Sudut Medial Mata

o Terdapat 2 Canaliculus (Sup + Inf)

o Pada Ujung Bebas (Lateral) Canaliculus Terdapat Lubang à Punctum Lacrimalis

o Menampung + Mengalirkan Air Mata

3. Ductus Nasolacrimalis

o Saluran Dari Saccus Lacrimalis Ke Cavum Nasi (Pada Meatus Nasi Inferior)

o Terletak Dalam Maxilla

Arteri Dalam Orbita, Berasal Dari:

1. A. Ophthalmica (Arteri Utama)

o Masuk Cavum Orbita Melalui For. Opticum

o Bercabang:

1. A. Centralis Retinae

2. A. Supraorbitalis

3. A. Supratrochlearis

4. A. Lacrimalis

5. A. Dorsalis Nasi

6. A. Ethmoidalis Anterior

7. A. Ethmoidalis Posterior

Page 6: Laporan Mata

8. A. Ciliaris Anterior

9. A. Ciliaris Posterior Longi

1. A. Infraorbitalis

o Cabang A. Maxillaris

o Masuk Ke Cavum Orbita Pada Fissura Orbitale Inferior

Vena Dalam Orbita

Terdapat 2 Vena Utama:

1. V. Ophthalmica Superior — Via Fissura Orbitale Sup.

2. V. Ophthalmica Inferior — Via Fissura Orbitale Inf.

V. Ophthalmica Inferior

1. Ke V. Ophth. Sup + Plexus Pterygoideus

2. Anastomose Dengan V. Angularis / V. Facialis

V. Ophthalmica Superior à Sinus Cavernosus

Page 7: Laporan Mata

Saraf Dalam Orbita

Ke dalam orbita, masuk:

1. N. Opticus — via for. Opticum

2. N. Ophthalmicus (cabang n. V) — via fissura orbitale superior

N. Opticus à masuk dalam bulbus oculi

N. Ophthalmicus bercabang intraorbital:

1. N. Frontalis

2. N. Lacrimalis

3. N. Nasociliaris, cabang

• N. Ethmoidalis ant

• N. Ethmoidalis post

• N. Ciliaris breves

• N. Ciliaris longus

N. Oculomotoris (iii), n. Trochlearis (iv), n. Abducens (vi) — via fissura orbitale inferior

Innervasi bulbus oculi oleh n. Nasociliaris via n. Ciliaris longus + breves

1. Sensoris dari cornea

2. Motoris sympathis + parasympathis

Sympathis à m. Dilator pupillae, vasoconstrictor, m. Tarsalis

Parasympathis à m. Sphincter pupillae & corpus ciliare

3. Serabut parasympathis berasal dari n. Iii yang bergabung ke n. Nasociliaris via

ganglion ciliare.

Innervasi motoris otot mata — n. iii, iv, vi

Page 8: Laporan Mata

Fisiologi Mata

Dari luar, mata itu tampak berbentuk bulat dan dilindungi oleh kelopak mata.

Conjunctiva, yang mengandung banyak pembuluh darah, adalah selaput lendir

yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan bola mata hingga ke cornea.

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa

kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata.

Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini

turut menjaga agar cornea tidak kering. Air mata mempunyai fungsi yang penting sebagai

minyak pelumas dan turut mencegah kekeringan pada mata. Kelebihan air mata dibuang

melalui lubang-lubang kecil pada kelopak mata dan mengalir ke dalam hidung.

Bulu mata (pada bagian luar kelopak mata) serupa fungsinya dengan kumis pada

kucing, yang bereaksi cepat terhadap rangsangan eksternal, yang menyebabkan mata

berkedip dengan cepat untuk menghindari cedera.

Dinding keras atau "putih" mata disebut sclera. sclera ini buram dan melindungi

bagian-bagian mata yang lebih peka. Pada bagian depan mata, yang sinambung dengan

sclera, terdapat cornea, yang merupakan jendela bagi mata, yang berbentuk bulat. Cornea

tidak mengandung pembuluh darah dan bening, berfungsi mengarahkan cahaya ke dalam

mata. Meskipun lebih tipis daripada lensa yang terdapat di bagian dalam mata, cornea

merupakan lensa cembung yang sangat kuat.

Bersama-sama dengan lensa, cornea memfokuskan citra optik pada retina yang

terletak di bagian belakang mata. Cornea, yang mengandung banyak serabut syaraf,

merupakan bagian dari tubuh manusia yang paling peka, sehingga iritasi yang kecil sekali

Page 9: Laporan Mata

pun dapat menimbulkan rasa nyeri yang parah padanya. Cornea dapat menjadi buram jika

mengalami kerusakan atau terinfeksi.

Lensa, seperti halnya cornea, bening bila sehat. Lensa berbentuk cembung pada

kedua permukaannya, dan mengandung air dan protein. Lensa tidak mengandung syaraf

ataupun pembuluh darah dan strukturnya elastis. Akan tetapi, elastisitasnya berkurang

seiring dengan bertambahnya usia, yang mengakibatkan orang berkesulitan membaca

tulisan kecil pada usiapertengahan (presbyopia). Lensa membagi mata menjadi dua

segmen: bagian mata yang berada di depan lensa disebut anterior chamber (rongga

depan) dan berisi cairan bening, aqueous, yang senantiasa diproduksi oleh ciliary body.

Aqueous memberikan gizi yang penting bagi lensa, membantu membersihkan kotoran

dan mengatur tekanan di dalam bola mata serta memelihara bentuk  mata. Kelebihan

aqueous dikeluarkan oleh trabeculum yaitu jaringan saluran penyaring yang terdapat di

sudut anterior chamber Di samping berfungsi memproduksi aqueous, ciliary body

mempunyai tiga macam otot yang membantu memfokuskan lensa, agar citra yang

terbentuk pada retina tetap jelas.

Bagian mata yang terletak di belakang lensa, yang dibatasi oleh retina, kadang-

kadang disebut posterior chamber (rongga belakang). Rongga ini berisi vitreous, zat

bening yang menyerupai jeli, yang memenuhi empat perlima bagian dari mata. Seperti

aqueous, vitreous tidak berisi pembuluh darah ataupun serabut syaraf, dan sebagian besar

(99%) berupa air. Satu persen lainnya terdiri dari collagen dan asam hyaluronic yang

berfungsi memelihara konsistensi vitreous agar bentuknya tetap selaras dengan mata.

Jika karena sebab tertentu kebeningan vitreous itu berkurang, misalnya karena

infeksi, maka ketajaman penglihatan menjadi terganggu. Cahaya masuk melalui lensa dan

vitreous menuju ke lapisan mata paling dalam, yaitu retina. Retina terdiri dari beberapa

lapisan yang berisi dua jenis sel, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda

dalam responnya terhadap rangsangan visual, yang bekerja berdasarkan reaksi fotokimia.

Informasi yang dihasilkannya masuk ke otak melalui syaraf optik.

Bagian yang paling peka dari retina ini disebut macula, yang bagian tengahnya

disebut fovea. Fovea terdiri dari sel-sel berbentuk roket yang disebut "cones", yang peka

terhadap citra visual yang rinci dan warna, dan karenanya bertanggung jawab untuk

ketajaman penglihatan. Sel-sel berbentuk seperti rokok yang disebut "rods" sebagian

Page 10: Laporan Mata

besar terdapat di bagian tepi retina, dan hanya sedikit saja yang terdapat pada bagian

tengah. Sel-sel ini terutama peka terhadap pergerakan dan sangat peka terhadap cahaya,

sehingga bekerjanya lebih baik dalam keadaan cahaya yang lebih redup. Di antara retina

dan sclera terdapat choroid, yang merupakan lapisan lingkaran utama mata, yang

berfungsi mengalirkan darah untuk memberi makanan kepada berbagai bagian mata

(terutama kepala syaraf optik). Di depan lensa adalah iris, yang berupa bagian mata yang

berwarna, berisi jaringan otot yang dapat mengerut atau mengembang, sehingga

berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk melalui pupil, yaitu bagian tengah iris,

terus ke retina. The Ciliary body terletak di antara iris dan choroid, dan ketiga struktur ini

membentuk uvea.

Histology mata

bola mata terdiri dari 3 Lapisan utama

Tunika Fibrosa : kornea dan sklera

Tunika Vaskulosa : iris, korpos siliaris dan koroid

Tunika Nervosa : retina

S klera

Membran kuat, kenyal, melindungi 5/6 bgn posterior bola mata

1. Episklera : Jaringan ikat jarang a serat kolagen & elastin

2. Stroma Sklera (Subst Propria Sklera): Jaringan ikat padat kolagen a serat kolagen

tebal, sedikit sel fibroblast dg inti kecil & cab sitoplasma yg panjang

3. Lamina Fuska : Serat kolagen; khas : melanosit & makrofag yg berisi melanin

Page 11: Laporan Mata

Kornea

Membran transparan, avaskuler, terdiri dari 5 lapisan

1. Epitel

• Ep berlapis gepeng tdk bertanduk, 5 – 7 lapis sel

• Sel-sel dihubungkan o/ desmosom & fasia ocluden, pd permukaan terdpt mikrovili

• Lapisan basal a sel kolumnair, mitosis

• Lap peralihan a 2-3 lapis sel polihedral

• Lap superf a sel-sel gepeng

Page 12: Laporan Mata

2. Membrana Bowman

Tebal 4-8 µm

Fibril kolagen halus tersusun acak

Berlubang-lubang a dilalui oleh serabut saraf

3. Stroma / Substansi propria

• Bgn yg paling tebal dr kornea

• Lamel-lamel kolagen tersusun sejajar dg permukaan kornea

• Tebal lamel ± 35 nm

• Keratosit di antara lamel diduga menghasilkan mikrofibril kolagen

4. Membrana Descemet

• Lap homogen

• Elastis, tipis

• Transparan

• Terdiri dr mikrofibril kolagen

• Tebal 5 – 10 nm

5. Endotel

• 1 lapis sel btk heksagonal

• Tebal 5 nm

• Nukleus di sentral

• Zonula occluden

Iris

Bgn terdepan dr tunika vaskulosa, fungsi sbg diafragma, permukaan ant dibagi 2 oleh kolaret a zona dalam & zona luar.

1. Lapisan batas anterior

Terdiri dr fibroblast & melanosit

Fibroblast a sel gepeng yg bercab2, beranastomose membtk jala-jala

Melanosit a bercabang-cabang, saling berhub dgn cab2 fibroblast

Page 13: Laporan Mata

2. Stroma iris

• Jar. ikat longgar & serat kolagen halus, fibroblast, melanosit, mast sel, p. drh

• Warna iris a sel-sel pigmen

• M. sphincter pupillae a neuroektoderm, otot polos yg sirkuler

3. Epitel anterior

• Lap. nonpigmen di ant

• M. dilatator pupillae a neuroektoderm, otot polos berjln radier, miofilamen & melanosom

4. Epitel posterior

• Sel-sel kolumnar, berpigmen

Korpus Siliaris

• Btk segitiga (pot. melintang)

• Menghubungkan segmen anteerior & posterior bola mata

• Fungsi utama :

• Produksi humor akuos

• Proses akomodasi

• Terdiri dari 2 bagian :

• Pars plana

• Pars plikata

1. Lamina suprasiliaris

• Dibtk oleh lamina suprakoroid

• Peralihan korpus siliaris dgn sklera

2. Otot siliaris

• 3 lapis otot polos a longitudinal, radier & sirkuler

• Ketiga otot berfungsi sbg 1 kesatuan dlm proses akomodasi

3. Stroma siliaris

• Banyak kapiler

• Memisahkan m. siliaris dgn epitel siliaris

Page 14: Laporan Mata

4. Lamina basalis

5. Epitel berpigmen

Sel-sel kubis

Nukleus besar

Sitoplasma mengandung granula melanin, desmosom & makula okluden

6. Epitel nonpigmen

Sel-sel kubis & kolumnar, nukleus besar.

Retikulum endoplasma & app. golgi berperanan dlm produksi humor akuos

Koroid

o Membran tipis dgn tebal rata-rata 0.25 mm

o Terletak antara sklera & retina

o Fungsi utama sbg sumber nutrisi utk lap. luar retina

1. Lamina suprakoroid

• Tebal ± 30 µm

• Jar. ikat longgar

• Serat kolagen & elastik

• Fibroblast & melanosit

Page 15: Laporan Mata

2. Stroma koroid

o Banyak vena & arteriole

o Bgn terluar (lap. Haller) terdiri dr vena besar

o Bgn dalam (lap. Sattler) terdiri dr vena sedang & arteriole

o Ruang antar p. darah a jar. ikat jarang berisi serat kolagen & elastis

3. Koriokapiler

• Lap. dgn kapiler2 berdiameter 40 – 60 µm

• Dinding tipis

4. Membrana Bruch

• Lap. homogen, tebal 2.5 µm

• Memisahkan epitel pigmen retina dgn koriokapiler, dikelilingi oleh

membran elastis

Page 16: Laporan Mata

Retina

Terdiri dr 10 lapisan

1. Lap. epitel pigmen

2. Lap. Sel batang & kerucut

3. Membrana limitan eksterna

4. Lap. nuklear luar

5. Lap. pleksiform luar

6. Lap. nuklear dalam

7. Lap. pleksiform dalam

8. Lap. sel-sel ganglion

9. Lap. serabut-serabut saraf

10. Membrana limitan interna

Page 17: Laporan Mata

F isiologi penglihatan

Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-

struktur lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang

mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut

kesalahan refraksi.

Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya

bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Pemglihatan dekat memerlukan

kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan

ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih

cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina. Penglihatan yang terus menerus

dapat menimbulkan ketegangan mata karena kontraksi yang menetap (konstan) dari

otot-otot ciliary. Hal ini dapat dikurangi dengan seringnya mengganti jarak antara

objek dengan mata. Akomodasi juga dinbantu dengan perubahan ukuran pupil.

Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa

yang tebal.

Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik

diteruskan ke kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma

(persilangan saraf mata kanan dan kiri), bagian medial dari masing-masing saraf

bersilangan pada sisi yang berlawanan dan impuls diteruskan ke korteks visual.

Mekanisme Penglihatan Normal

Page 18: Laporan Mata

Bagaimana fisiologi perkembangan penglihatan anak?

Saat lahir, bola mata anak relatif lebih besar dibandingkan dengan sisa tubuh

lainnya daripada dewasa. Mata juga relatif lebih pendek dan akan mencapai ukuran yang

sebenarnya sekitar umur 7-8 tahun. Ini akan membuat mata itu sangat hipermetropik.

Pada anak yang normal biasanya ketajaman penglihatannya tidak akan mencapai 20/20

sampai usia 3-6 tahun.8,9

Sebagian besar bayi saat lahir mengalami hipermetropia ringan. Hipermetropia

tersebut secara perlahan-lahan berkurang sampai saat remaja, untuk mencapai emetropia

(mata normal). Kelengkungan kornea jauh lebih curam dan mendatar saat lahir dan

mendekati kelengkungan dewasa pada usia sekitar 1 tahun. Lensa jauh lebih sferis pada

saat lahir dan mencapai bentuk dewasa pada usia sekitar 6 tahun. Panjang sumbu saat

lahir adalah pendek (17,3 mm), kemudian terus memanjang dan stabil pada usia sekitar

10-15 tahun.8

Perkembangan normal mekanisme fisiologi retina dan korteks penglihatan

ditentukan oleh pengalaman visual pasca lahir. Penglihatan sentral berkembang sejak

lahir sampai usia 6-7 tahun, apabila penglihatan belum juga berkembang sampai saat itu

maka kecil kemungkinan bahwa perkembangan akan terjadi.

Gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi selama periode kritis

perkembangan (berlangsung kira-kira sampai usia 8 tahun) akan menghambat

pembentukan penglihatan normal sehingga terjadi ambliopia. Pada ambliopia terjadi

penurunan ketajaman penglihatan tanpa penyakit mata organik sehingga tidak dapat

dikoreksi dengan kacamata.

Page 19: Laporan Mata

Baru lahir - Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar

6 Minggu - Mulai melakukan fiksasi gerakan mata tidak teratur ke arah sinar

3 bulan - Dapat menggerakan mata kearah benda bergerak

4-6 bulan - Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata,

dapat melihat dan mengambil objek

9 bulan - Tajam penglihatan 20/200

1 tahun - Tajam penglihatan 20/100

2 tahun - Tajam penglihatan 20/40

3 tahun - Tajam penglihatan 20/30

5 tahun - Tajam penglihatan 2/20

Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada perkembangan tumbuh

anak pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan sampai pada kemampuan menilai

pengertian melihat. Walaupun perkembangan bola mata sudah lengkap waktu lahir,

mielinisasi berjalan terus sesudah lahir. Demikian pula ERG mulai dengan gelombang

rendah berkembang terus sampai dewasa. Tajam penglihatan anak baru dapat diukur

secara kuantitatif pada usia 2 tahun.

Myopia

Page 20: Laporan Mata

Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat

melihat dekat dengan lebih baik. Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa

(kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar

yang dibiaskan akan terletak di depan retina.

Klasifikasi

Dikenal beberapa bentuk myopia:

a. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada

katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih

kuat.

Peningkatan indeks refraksi daripada lensa berhubungan dengan permulaan

dini atau moderate dari katarak nuklear sklerotik. Merupakan penyebab umum

terjadinya Miopia pada usia tua. Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks

refraksi, dengan demikian membuat mata menjadi myopik.

b. Myopia aksial, myopia akibat panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan

kornea dan lensa normal.

Diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari normal,

walaupun kornea dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi anatominya

normal. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis sebagai hasil dari tidak

normalnya besar segmen anterior, peripapillary myopic crescent dan exaggerated

cincin skleral, dan stafiloma posterior.

c.    Myopia kurvatura, besar bola mata normal tetapi kurvatura kornea dan lensa lebih

besar dari normal.

Mata memiliki diameter antero-posterior normal, tetapi kelengkungan dari

kornea lebih curam dari rata-rata, misal : pembawaan sejak lahir atau

keratokonus, atau kelengkungan lensa bertambah seperti pada hiperglikemia

sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar.

Menurut derajat beratnya myopia dibagi dalam:

Page 21: Laporan Mata

a. Myopia ringan, miopianya 1-3 dioptri

b. Miopia sedang, miopinya 3-6 dioptri

c. Miopia berat atau tinggi, miopinya lebih besar dari 6 dioptri

Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk :

a. Myopia stasioner, myopia menetap setelah dewasa

b. Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat

bertambah panjangnya bola mata

c. Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan

ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa/myopia

maligna/miopiadegeneratif. Biasanya terjadi bila myopia lebih dari 6 dioptri

disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai

terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai

dengan atrofi korioretina.

Epidemiologi

Miopia memiliki insiden 2,1% di Amerika Serikat dan peringkat ke tujuh yang

menyebabkan kebutaan, serta tampak memiliki predileksi tinggi pada keturunan Cina, Yahudi,

dan Jepang. Angka kejadiannya lebih sering 2 kali lipat pada perempuan dibanding laki-laki.

Keturunan kulit hitam biasanya bebas dari kelainan ini.

Menurut “National Eye Institute Study”, miopia merupakan penyebab kelima tersering

yang mengganggu penglihatan dan merupakan penyebab kutujuh yang tersering kebutaan di

Amerika Serikat, sedangkan di Inggris merupakan penyebab kebutaan tersering.

Etiologi

Miopia tinggi dapat diturunkan, baik secara autosomal dominan maupun autosomal

resesif. Penurunan secara sex linked sangat jarang terjadi, biasanya terjadi pada miopia yang

berhubungan dengan penyakit mata lain atau penyakit sistemik. Pada ras oriental, kebanyakan

miopia tinggi diturunkan secara autosomal resesif.

Page 22: Laporan Mata

Etiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat

menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan,

herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium,

kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone, 1997).

Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar yang

masuk ke dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa koreksi

melihat ke objek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai retina sehingga bayangan

menjadi kabur. Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat atau sumbu mata terlalu

panjang (Hoolwich, 1993).

Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah bayangan jatuh

di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia aksial adalah

perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal

kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan kurvatura kornea atau lensa,

kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita cit Slone, 1997).

Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :

1. Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.

2. Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan tekanan yang

dihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari posisi tubuh yang

membungkuk.

3. Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang berlebihan

(Desvianita cit Perera, 1997).

Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan pada

bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa bertambah

cembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa ( Desvianita cit Slone, 1997).

Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya akibat

kadar gula yang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein yang meninggi

pada peradangan mata. Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari otot siliaris

Page 23: Laporan Mata

(spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang dekat. Keadaan ini

menimbulkan kelainan yang disebut pseudo miopia (Sastradiwiria, 1989).

Gejala klinis

Gejala umum miopia antara lain:

-    Mata kabur bila melihat jauh

-    Sering sakit kepala

-    Menyipitkan mata bila melihat jauh (squinting / narrowing lids)

-   Lebih menyukai pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat dibanding  

pekerjaan yang memerlukan penglihatan jauh.

-    Pada mata didapatkan:

-    Kamera Okuli Anterior lebih dalam

-    Pupil biasanya lebih besar

-    Sklera tipis

-    Vitreus lebih cair

-    Fundus tigroid

-    Miopi crescent pada pemeriksaan funduskopi

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis

A. Cara Subyektif

Cara subyektif ini penderita aktif menyatakan kabur terangnya saat di periksa.

Pemeriksaan dilakukan guns mengetahui derajat lensa negatif yang diperlukan untuk

memperbaiki tajam penglihatan sehingga menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan

terbaik. Alat yang digunakan adalah kartu Snellen, bingkai percobaan dan sebuah set lensa coba.

Tehnik pemeriksaan :

1. Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter.

2. Pada mata dipasang bingkai percobaan dan satu mata ditutup.

Page 24: Laporan Mata

3. Penderita di suruh membaca kartu Snellen mulai huruf terbesar dan diteruskan sampai

huruf terkecil yang masih dapat dibaca.

4. Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila tajam penglihatan menjadi lebih

baik ditambahkan kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat di baca huruf pada baris

terbawah.

5. Sampai terbaca basis 6/6.

1. Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama (Ilyas, 2003).

B. Cara Obyektif

Cara ini untuk anomali refraksi tanpa harus menanyakan bagaimana tambah atau

kurangnya kejelasan yang di periksa, dengan menggunakan alat-alat tertentu yaitu retinoskop.

Cara objektif ini dinilai keadaan refraksi mata dengan cara mengamati gerakan bayangan cahaya

dalam pupil yang dipantulkan kembali oleh retina. Pada saat pemeriksaan retinoskop tanpa

sikloplegik (untuk melumpuhkan akomodasi), pasien harus menatap jauh. Mata kiri diperiksa

dengan mata kiri, mata kanan dengan mata kanan dan jangan terlalu jauh arahnya dengan poros

visuil mata. Jarak pemeriksaan biasanya ½ meter dan dipakai sinar yang sejajar atau sedikit

divergen berkas cahayanya. Bila sinar yang terpantul dari mata dan tampak di pupil bergerak

searah dengan gerakan retinoskop, tambahkan lensa plus. Terus tambah sampai tampak hampir

diam atau hampir terbalik arahnya. Keadaan ini dikatakan point of reversal (POR), sebaliknya

bila terbalik tambahkan lensa minus sampai diam. Nilai refraksi sama dengan nilai POR

dikurangi dengan ekivalen dioptri untuk jarak tersebut, misalnya untuk jarak ½ meter dikurangi 2

dioptri (Sastrawiria, 1989).

Cara pemeriksaan subyektif dan obyektif  biasanya dilakukan pada setiap pasien. Cara ini

sering dilakukan pada anak kecil dan pada orang yang tidak kooperatif, cukup dengan

pemeriksaan objektif. Untuk yang tidak terbiasa, pemeriksaan subjektif saja pada umumnya bisa

dilakukan (Sastrawiria, 1989).

Penatalakasanaan

Koreksi terhadap miopia dapat dilakukan diantaranya dengan :

•    Kacamata

Page 25: Laporan Mata

Kacamata masih merupakan metode paling aman untuk memperbaiki refraksi. Koreksi

miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf

(cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar.

Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata

terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan

lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas

cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke

arah retina         

•    Lensa kontak

Lensa kontak yang biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa kontak keras yang

terbuat dari bahan plastik polimetilmetacrilat (PMMA) dan lensa kontak lunak terbuat

dari bermacam-macam plastik hidrogen. Lensa kontak keras secara spesifik diindikasikan

untuk koreksi astigmatisma ireguler, sedangkan lensa kontak lunak digunakan untuk

mengobati gangguan permukaan kornea.

Salah satu indikasi penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi miopia tinggi,

dimana lensa ini menghasilkan kualitas bayangan lebih baik dari kacamata. Namun

komplikasi dari penggunaan lensa kontak dapat mengakibatkan iritasi kornea,

pembentukan pembuluh darah kornea atau melengkungkan permukaan kornea. Oleh

karena itu, harus dilakukan pemeriksaan berkala pada pemakai lensa kontak.

•    Bedah keratoretraktif

Bedah keratoretraktifmencakup serangkaian metode untuk mengubah

kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratotomy radial,

keratomileusis, keratofakia, epikeratofakia.

•    Lensa intraocular

Penanaman lensa intraokuler merupakan metode pilihan untk koreksi kesalahan

refraksi.

•    Ekstraksi lensa jernih

Ekstraksi lensa bening telah banyak dicobakan oleh ahli bedah di dunia pada

pasien dengan miopia berat karena resiko tindakan yang minimal

Pencegahan

Page 26: Laporan Mata

Kebanyakan anak-anak miopia hanya dengan miopia tingkat rendah hingga menengah,

tapi beberapa akan tumbuh secara progresif menjadi miopia tinggi. Faktor resiko terjadinya hal

tersebut antara lain faktor etnik, refraksi orangtua, dan tingkat progresi miopia. Pada anak-anak

tersebut, intervensi harus diperhitungkan.

Pengontrolan miopia antara lain dengan:

-        Zat Sikloplegik

Berdasarkan laporan penelitian, pemberian harian atropin dan cyclopentolate mengurangi

tingkat progresi miopia pada anak-anak. Meskipun demikian, hal ini tidak sebanding dengan

ketidaknyamanan, toksisitas dan resiko yang berkaitan dengan sikloplegia kronis. Selain itu,

penambahan lensa plus ukuran tinggi (contoh: 2,50 D) diperlukan untuk melihat dekat karena

inaktivasi otot silier. Meskipun progresi melambat selama terapi, efek jangka panjang tidak lebih

dari 1-2 D.

-        Lensa plus untuk melihat dekat

Efektivitas pemakaian lensa bifokus untuk mengontrol miopia pada anak-anak masih

kontroversial, beberapa penelitian tidak menunjukkan reduksi progresi miopia yang bermakna

namun ada juga penelitian yang menemukan bahwa pemakaian lensa bifokus dapat mengontrol

miopia. Ukuran adisi dekat yang efektif masih diperdebatkan.

-        Bila membaca atau melakukan kerja jarak dekat secara intensif, istirahatlah tiap 30

menit. Selama istirahat, berdirilah dan memandang ke luar jendela.

-        Bila membaca, pertahankan jarak baca yang cukup dari buku.

-        Pencahayaan yang cukup untuk membaca.

-        Batasi waktu bila menonton televisi dan video game. Duduk 5-6 kaki dari televisi.

-        Jenis-jenis intervensi lain seperti pemakaian vitamin, bedah sklera, obat penurun

tekanan bola mata, teknik relaksasi mata, akupunktur. Namun, efektivitasnya belum teruji

dalam penelitian.

Komplikasi

-    Abalasio retina

Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0D – (- 4,75) D sekitar 1/6662. Sedangkan

pada (- 5)D – (-9,75) D resiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari (-10) D resiko ini menjadi

Page 27: Laporan Mata

1/148. Dengan kata lain penambahan factor resiko pada miopia rendah tiga kali sedangkan

miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali.

-    Vitreal Liquefaction dan Detachment

Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air dan 2% serat

kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan, namun proses ini

akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan denga hilangnya struktur

normal kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil (floaters).

Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus sehingga kehilangan kontak dengan

retina. Keadaan ini nantinya akan beresiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan

retina. Vitreus detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi

akibat memanjangnya bola mata.

-    Miopic makulopaty

Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada

mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapanagn pandang berkurang. Dapat juga

terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan kurangnya lapangan pandang. Miop

vaskular koroid/degenerasi makular miopic juga merupakan konsekuensi dari degenerasi

makular normal, dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di bawah

sentral retina.

-    Glaukoma

Resiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia sedang 4,2%,

dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan stress akomodasi dan

konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula.

-    Katarak

Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada orang dengan miopia

onset katarak muncul lebih cepat.

Prognosis

Diagnosis awal pada penderita miopia adalah sangat penting karena seorang anak yang sudah

positif miopia tidak mungkin dapat melihat dengan baik dalam jarak jauh.

Page 28: Laporan Mata

Hipermetropia

Hipermetropia adalah Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar aksis visual tanpa

akomodasi difokuskan pd satu titik di belakang retina.

Epidemiologi

Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin.

Klasifikasi

o    Berdasarkan klinik :

   1. Hipermetrop total

- tanpa akomodasi

- diperoleh dengan cara melumpuhkan m. ciliar dengan siklopegik

2. Hipermetrop manifest

- dengan akomodasi

- diperoleh tanpa melumpuhkan m. ciliar

Hipermetrop manifest tdd :

-    Hipermetrop manifest fakultatif :

•    akomodasi  mata  mampu  memfokuskan sinar sejajar aksis visual tepat di

retina.

Page 29: Laporan Mata

•    ketajaman visus yg diperoleh: 5/5 tanpa koreksi

-    Hipermetrop manifest absolut :

•    akomodasi  mata  tidak  mampu  memfokuskan sinar tepat di retina

•    ketajaman visus yg diperoleh:<5/5, dengan koreksi lensa sferis konveks

diperoleh visus 5/5

3.    Hipermetrop latent ( Hl )

Diperoleh dari selisih antara  hipermetrop total (Ht) dan hipermetrop manifest

(Hm),

      rumus  :                    

Ht  = Hm  +  Hl

-    besarnya Hm dan Hl tidak konstan tergantung umur dan kegiatan akomodasi

seseorang.

Etiologi

Sumbu bola mata yang pendek, kelengkungan kornea kurang, indeks bias yang kurang ,

kebiasaan membaca yg buruk.

o    Berdasarkan kausanya :

1. Hipermetrop kurvatur

Disebabkan lengkung kurvatur media refrakta berkurang , ditemukan pada : kornea yang

datar

2. Hipermetrop indeks

Disebabkan berkurangnya indeks refraksi, ditemukan pada : subluksasi  lensa  post,

dislokasi lensa, afakia, lensa tipis

3. Hipermetrop aksial

Disebabkan berkurangnya jarak kornea  dan   fokus bayangan retina, ditemukan pada :

mikroftalmi, ablasi retina

Page 30: Laporan Mata

Gejala klinis

-    Sebagian besar tanpa keluhan

-    Biasanya penglihatan jauh baik, penglihatan dkt memberi gejala astenopia akomodatif

- Rasa nyeri di mata/atas mata

- Rasa sakit kepala bag. Frontal/Occipita

- Lakrimasi

- Fotofobia

- Rasa terbakar dan berat di mata

- BMD dangkal

-  Funduskopi :

pseudopapil edem

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis

Secara subyektif

Dalam hal ini penderita aktif menyatakan lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf

pada kartu uji snellen, baik cara coba-coba atau pengabutan (fogging)

Pemeriksaan obyektif

Dengan menggunakan alat-alat tertentu, ditentukan keadaan refraksi tanpa

menanya pasien. Cara ini baik digunakan pada pasien yang kurang kooperatif dan anak-

anak. Alat ini dapat juga dipakai untuk menilai ada atau tidaknya kekeruhan media dan

ada tidaknya astigmatisme.

Salah satu alat yang dapat digunakan adalah oftalmoskop direk, gambar fundus

yang dihasilkan akan tampak kabur bila pasien mengalami kelainan refraksi. Dengan cara

memutar cakram yang berisi lensa dengan pelbagai ukuran pada oftalmoskop maka

gambaran akan terlihat jelas dan kekuatan lensa yang memberikan gambaran fundus yang

paling jelas adalah kelainan refraksi.

Penatalaksanaan

1.    Menambah kekuatan dioptri dengan lensa sferis konveks (positif) terkuat → visus  terbaik,

dalam bentuk : kaca mata, lensa kontak, IOL

Page 31: Laporan Mata

2.    Menambah derajat lengkung / curvatur lensa berupa tindakan : Epikeratopakia,

keratomileusis, keratopakia,komb. keratopaki & keratomileusis

Pencegahan

Bermain di luar rumah. Menurut penelitian di Boston, Amerika Serikat, jika anak-anak

seusia kita banyak bermain di luar rumah, akan lebih sedikit terkena gangguan mata seperti

miopi. Misalnya bermain sepeda, bola kai, basket dan lain-lain. Permainan di luar rumah akan

mencegah terlalu banyak menonton televise dan computer. Karena, jika bermain dalam rumah

akan banyak menonton televise atau bermain computer.

Keuntungan lainnya bermain di luar rumah adalah mata mendapat sinar matahari yang

cukup untuk tubuh dan mata. Untuk tubuh, sinar matahari yang mengandung vitamin D sangat

penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan untuk mata, cahaya matahari dapat

mengecilkan pupil, yaitu bagian mata yang mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk ke lensa

mata, sehingga mata kita dapat melihat lebih jelas atau lebih focus.

-    Duduk dengan posisi tegak ketika menulis.

-    Istirahatkan mata setiap 30-60 menit setelah menoton TV, computer atau setelah

membaca.

-    Aturlah jarak baca yang tepat (> 30 cm)

-    Gunakan penerangan yang cukup

-    Jangan membaca dengan posisi tidur.

Komplikasi

-    Strabismus konvergen

-    Glaukoma sekunder

Prognosis

Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang diberikan

dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya matang

(biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.

Page 32: Laporan Mata

Astigmatisma

Suatu kelainan refraksi dimana tiap meridian kurvatur mempunyai kekuatan refraksi yang

berbeda → sinar-sinar sejajar tidak difokuskan pada satu titik.

Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang lengkung, arah dari kelengkungan yang

terbesar dan yang terkecil selalu terpisah 90 derajat tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu

titik ke titik yang lain. Bila meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang konstan

Page 33: Laporan Mata

pada setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran astigmatisma ini sama pada setiap titik.

Kondisi refraktif ini dikenal sebagai astigmatisma regular. Dan ini bisa dikoreksi dengan

kacamata lensa silindris.

Klasifikasi

   Astigmat regular

Sinar yang sejajar dengan aksis visual difokuskan pada titik dalam bentuk satu garis di

belakang kornea. Terutama disbbkan oleh kelainan kurvatur kornea

Pembagian :

a) berdasarkan letak/posisi prinsipel meridian :

- astigmat with the rule

Suatu astigmatisma dimana meridian vertical lebih curam dari horizontal,

dikoreksi dengan lensa silindris positif dengan axis 90O±20O atau lensa

silindris negatif dengan axis 180 O ±20 O.

- Astigmat against the rule

Suatu astigmatisma dimana meridian horizontalnya lebih curam dari meridian

vertical. Koreksinya dengan lensa silindris positif dengan axis 180O±20o atau

lensa silindris negatif dengan axis 90 O ±20 O.

- Astigmat obliq ( jarang ditemukan )

Suatu bentuk regular astigmatisma dimana garis meridian utamanya tidak

tegak lurus tapi miring dengan axis 45O dan 135O.

b) berdsrkan letak fokus bayangan sinar kedua prinsipel meridian :

- Simpel astigmat:

Page 34: Laporan Mata

Berkas cahaya pada satu meridian terfokus tepat did retina, dan cahaya pada

meridian yang lain terfokus pada titik didepan retina disebut simple myopic

astigmatisma. Jika cahaya itu terfokus dibelakang retina disebut simple

hypermetropic astigmatisma.

1. simpel miop astigmat → koreksi: lensa C (-)

2. simpel hipermetrop astigmat → koreksi :  C (+)

- compound astigmat :

Pada jenis ini, berkas cahaya pada kedua meridian terfokus didepan retina disebut

astigmatisma Miopia compound dan jika terfokus dibelakang retina disebut astigmatisma

Hipermetropia compound.

1. compound miop astig. → koreksi : S(-) C(-)

2.  compound  hipermetrop  astig. →  koreksi :  S(+) C(+)

-  Mixed astigmat

                Koreksi :  - Lensa S (-) C (+) atau Lensa S (+) C (-)

Astigmat Ireguler

    Sinar-sinar yang sejajar denan aksis visual difokuskan pada titik berbeda-beda, tidak teratur di

belakang kornea.    Terutama oleh kelainan curvatur kornea dan lensa.   Meridian bentuknya

bukan sferis, bukan cilinder.

Suatu astigmatisma dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang dibias tidak teratur.

Astigmatisma irregular ini bersifat / mempunyai perubahan-perubahan irregular dari tenaga

refraksinya pada meridian-meridian yang berbeda. Terdapat multi meridian yang tidak dapat

dianalisa secara geometris. Lensa silindris hanya sedikit memperbaiki penglihatan dalam kasus-

kasus ini, tapi dapat diterapi dengan lensa kontak rigid.

Koreksi: tidak mungkin dengan lensa Sferis lensa cilinder atau kombinasi hanya dapat

dilakukan dengan cara merubah bentuk permukaan media refraksi dengan Hard contact lens.

Epidemiologi

Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin.

Page 35: Laporan Mata

Etiologi

Tekanan yang berlebihan pada kornea, kebiasaan membaca yang buruk dan kebiasaan

menggunakan mata untuk melihat objek yang terlalu dekat.

Pemeriksaan untuk menegakkakn diagnosis

1. Pemeriksaan pin hole

Uji lubang kecil ini dilakukan untuk mengetahui apakah berkurangnya tajam penglihatan diakibatkan oleh kelainan refraksi atau kelainan pada media penglihatan, atau kelainan retina lainnya. Bila ketajaman penglihatan bertambah setelah dilakukan pin hole berarti pada pasien tersebut terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi baik. Bila ketajaman penglihatan berkurang berarti pada pasien terdapat kekeruhan media penglihatan atau pun

Tanda Dan Gejala

Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatismus

gejala-gejala sebagai berikut :

- Memiringkan kepala atau disebut dengan ³titling his head´, pada umunya

keluhan ini sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang

- Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.

tinggi menyebabkan

- Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan

untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita

astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti

membaca.

- Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan

mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk

memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.

Sedang pada penderita astigmatismusrendah, biasa ditandai dengan gejalagejala

sebagai ber ikut :

tinggi.

- Sakit kepala pada bagian frontal.

- Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya

penderita akan mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau

Page 36: Laporan Mata

retina yang menggangu penglihatan

2. Uji refraksi

a. Subjektif

Optotipe dari Snellen & Trial lens

Metode yang digunakan adalah dengan Metoda trial and error

b. Objektif

- Autorefraktometer

- Keratometri

- Uji pengaburan

Setelah pasien dikoreksi untuk myopia yang ada, maka tajam

penglihatannya dikaburkan dengan lensa positif, sehingga tajam penglihatan

berkurang 2 baris pada kartu Snellen, misalnya dengan menambah lensa

spheris positif 3. Pasien diminta melihat kisi-kisi juring astigmat, dan

ditanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Bila garis juring pada 90°

yang jelas, maka tegak lurus padanya ditentukan sumbu lensa silinder, atau

lensa silinder ditempatkan dengan sumbu 180°.

Perlahan-lahan kekuatan lensa silinder negatif ini dinaikkan sampai

garis juring kisi-kisi astigmat vertikal sama tegasnya atau kaburnya dengan

juring horizontal atau semua juring sama jelasnya bila dilihat dengan lensa

silinder ditentukan yang ditambahkan. Kemudian pasien diminta melihat kartu

Snellen dan perlahan-lahan ditar uh lensa negatif sampai pasien melihat jelas

Keratoskop

Penatalaksanaan

o    simpel astigmat:

Page 37: Laporan Mata

a.    simpel miop astigmat → koreksi: lensa C (-)

b.    simpel hipermetrop astigmat → koreksi :  C (+)

o    compound astigmat :

b. compound miop astig. → koreksi : S(-) C(-)

c. compound  hipermetrop  astig. →  koreksi :  S(+) C(+)

o    mixed astigmat , koreksi :  - Lensa S (-) C (+) atau Lensa S (+) C (-)

Pencegahan

o    hindari ketegangan mata dan stress

o    membaca di lingkungan dengan pencahayaan yang sesuai

o    hindari menggosok mata

o    mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin A, D, lutein dan zeaxhantin.

Prognosis

Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang

diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya

matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.

LAPORAN LENGKAP

TUTORIAL 1 SISTEM INDERA KHUSUS

MODUL 3 : GANGGUAN PENGLIHATAN JAUH

Page 38: Laporan Mata

OLEH :

KELOMPOK 3 dan 6

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2011

KELOMPOK 3

1. DILLAH HARFADILLAH (F1E1 09 005)2. AL HASYR SARMIN (F1E1 09 011)3. RIZKA PURNAMA MULYA (F1E1 09 017)

Page 39: Laporan Mata

4. MUH. ASRAN ADAM (F1E1 09 023)5. MUH. ELYAS (F1E1 09 029)6. ASPITA RISKIANA (F1E1 09 035)7. MUH. FAJRIN SHADDIQ (F1E1 09 041)8. MUH. HASBUL (F1E1 09 047)9. LM. DIRMAN RADEN (F1E1 09 053)10. SAFRINA DWIYUNIARTI (F1E1 09 059)11. IKA ELYANA (F1E1 09 065)

KELOMPOK 6

1. ARNILLA TRINANDA B. (F1E1 09 008)2. MUH. ZULKIFLI (F1E1 09 014)3. AISYAH MUHRINI SOFYAN (F1E1 09 020)4. ELISABETH GRETY (F1E1 09 026)5. MUH. RIZAL ARDIANSYAH (F1E1 09 032)6. ANDI RAFSAN IBRAHIM (F1E1 09 038)7. DESI ESTI HANDAYANI (F1E1 09 044)8. ESTIANI NINGSIH (F1E1 09 050)9. YULIANA DIADI (F1E1 09 056)10. INEZ TIENEKE (F1E1 09 062)