masalah keenam-dalil kafirnya berhukum dengan selain hukum allah

93
Masalah Keenam: Penulis: Syaikh ‘Abdul Qoodir Bin ‘Abdul ‘Aziiz Penerjemah: Abu Musa Ath Thoyyaar Serial Al Jaami’ Fii Al Jaami’ : XIII/8 7 - 109

Upload: -

Post on 03-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Masalah Keenam:

Penulis:

Syaikh ‘Abdul Qoodir Bin ‘Abdul ‘Aziiz

Penerjemah:Abu Musa Ath Thoyyaar

Serial Al Jaami’ Fii Tholabil ‘Ilmisy

Al Jaami’:

XIII/87 - 109

Al Jaami’:

XIII/87 - 109

Page 2: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Judul Asli:

Al Adillah An Nashiyyah

Ala Kufri Al Hakim Bighori ma Anzalloh

Penulis:

Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz

Edisi Indonesia:

Dalil-dalil atas kafirnya

Orang-orang yang berhukum sengan selain hokum Alloh

Alih Bahasa:

Abu Musa Ath Thoyyar

Publikasi:

Maktab Nidaa-ul Jihad

© All Right ReservedSilahkan memperbanyak tanpa merubah isi, pergunakanlah

untuk kepentingan kaum Muslimin !

“Demi Kembalinya seluruh Dien hanya milik Allah Ta’ala”

2

Page 3: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

MASALAH KEENAM:

Dalil-Dalil Nash Yang Menunjukkan Kafirnya Orang-Orang Yang

Memutuskan Perkara Dengan Selain Apa Yang Diturunkan Alloh.

3

Page 4: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Pendahuluan:

Wajib Memahami Peristiwa Yang Akan Difatwakan.

Ibnul Qoyyim rh berkata: “Seorang mufti dan hakim tidak akan bisa berfatwa dan memutuskan perkara kecuali dengan memahami dua hal:

Pertama: memahami dan mengerti peristiwa dan menyimpulkan apa yang terjadi sebenarnya dari qoriinah-qoriinah, tanda-tanda dan indikasi-indikasinya sampai dia memahami betul peristiwa tersebut.

Yang kedua: Memahami hukum yang wajib diterapkan terhadap peristiwa tersebut. Yaitu memahami hukum Alloh yang Alloh tetapkan dalam kitabNya (Al Qur’an) atau Alloh tetapkan melalui lidah RosulNya mengenai peristiwa tersebut kemudian mengklopkan antara keduanya.

Maka barangsiapa telah mengerahkan segala kemampuannya untuk merealisasikannya maka dia pasti mendapatkan dua pahala atau satu pahala. Maka orang alim (ulama’) itu adalah orang yang dengan pengertian dan pemahamannya terhadap peristiwa dia gunakan untuk memahami hukum Alloh dan RosulNya.” (A’laamul Muwaqqi’iin I/87-88).

Dan yang serupa juga dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika dia ditanya tentang Tartar dan tentang hukum memerangi mereka, ia menjawab: “Al Hamdu Lillaahi robbil ‘Aalamiin, Ya, wajib hukumnya memerangi mereka berdasarkan Kitabulloh (Al Qur’an), Sunnah Rosululloh dan

4

Page 5: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

kesepakatan seluruh imam kaum muslimin. Dan ini dibangun di atas dua dasar; pertama: memahami kondisi mereka dan yang kedua: memahami hukum Alloh terhadap orang-orang seperti mereka.” (Majmuu’ Fataawaa XVIII/510).

Dan pelajaran yang dapat diambil dari perkataan Syaikhul Islam dan muridnya, Ibnul Qoyyim adalah bahwasanya seorang mufti itu tidak akan mampu berfatwa secara benar pada suatu permasalahan sampai dia memahami keadaan masalah tersebut yang sebenarnya supaya dengan pemahamannya itu dia dapat menentukan hukum Alloh dalam permasalahan tersebut. Atas dasar ini maka fatwa itu tidak syah jika tidak memahami peristiwanya.

Oleh karena itu maka sebelum berfatwa dalam masalah penguasa yang menjalankan hukum ciptaan manusia tersebut kita wajib memahami keadaan mereka secara detil. Dan telah saya jelaskan dalam masalah pertama sampai keempat bagaimana undang-undang tersebut bisa menggantikan posisi syariat Islam. Dan juga telah saya jelaskan kaitannya masalah ini dengan tauhid selain itu juga telah saya jelaskan secara ringkas dampak-dampak memutuskan perkara dengan undang-undang tersebut.

Adapun dalam masalah ini harus diingat bahwa memutuskan perkara dengan hukum ciptaan manusia tersebut mengandung tiga manaath mukaffir (penyebab kekafiran) yang masing-masing merupakan mukaffir dengan sendirinya. Namun pada sebagian orang manaath-manaath tersebut berkumpul padanya, dan kadang pada sebagian yang

5

Page 6: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

lain hanya terdapat satu manaath. Manaath-manaath tersebut adalah:

1. Tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Alloh: Karena memutuskan perkara dengan hukum ciptaan manusia dalam suatu permasalahan tidak selalu dibarengi dengan tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Alloh. Dan tidak ada satu permasalahanpun kecuali Alloh mempunyai hukum padanya sebagaimana yang telah saya terangkan pada masalah ketiga.

2. Membuat hukum yang menyelisihi hukum Alloh: yaitu hukum ciptaan manusia itu sendiri.

3. Memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh: yaitu dengan hukum yang menyelisishi hukum Alloh tersebut.

Masing-masing dari 3 manaath di atas merupakan mukaffir dengan sendirinya. Dan kami akan sampaikan dalil-dalilnya insya Alloh. Dan para pelaksana hukum ciptaan manusia tersebut berbeda-beda manaath yang ada pada masing-masing personalnya. Sebagian terdapat pada dirinya tiga-tiganya dan sebagian lagi hanya terdapat satu atau sebagian saja. Dan berikut keterangannya:

1. Pemimpin negara, yaitu kepala pemerintahan (Dewan Eksekutif) padanya terkumpul tiga manaath karena dialah yang memerintahkan dan mewajibkan untuk melaksanakan hukum ciptaan manusia tersebut secara keseluruhan. Selain itu dialah yang membenarkan (mengesahkan) keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh penguasa perundang-undangan (Dewan Legislatif) untuk diperbolehkan berlaku di negara (manaath

6

Page 7: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

kedua) selain itu kadang dia mengesahkan keputusan pengadilan untuk dilaksanakan (manaath pertama dan ketiga).

2. Begitu pula Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat, yang merupakan penguasa perundang-undangan (Dewan Legislatif) padanya terkumpul tiga manaath. Dialah yang membuat undang-undang baru (manaath kedua). Selain itu dia yang bertanggung jawab untuk mengesahkan berlakunya politik negara secara umum yang diantaranya adalah memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh (manaath pertama dan ketiga).

Dan yang sama hukumnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada manaath kedua (yaitu menetapkan undang-undang) adalah: Lembaga-lembaga tertentu yang dinamakan dengan Menteri Hukum, karena sebenarnya dialah yang membuat undang-undang. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat hanya berperan untuk mendiskusikan dan mengesahkan undang-undang. Dan yang sama hukumnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat tersebut adalah setiap orang yang mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan ketetapan-ketetapan berdasarkan undang-undang di negara tersebut.

3. Adapun para hakim dan orang-orang yang seperti mereka: pada mereka terkumpul dua manaath, yang pertama dan yang ketiga, yaitu meninggalkan hukum Alloh dan menggunakan hukum yang lain. Apabila dia memutuskan untuk memenjarakan pencuri: maka dia telah meninggalkan hukum Alloh yang berupa potong tangan, dan dia telah memutuskan perkara

7

Page 8: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

dengan selain hukum Alloh yaitu dengan memenjarakannya. Dan demikian pula pada seluruh kasus. Para hakim ini biasanya tidak berkaitan dengan manaath kedua, yaitu tasyrii’ (menetapkan undang-undang). Akan tetapi mereka hanya memutuskan perkara berdasarkan hukum yang ditetapkan orang lain. Kecuali di negara-negara yang menganggap proses-proses awal pengadilan itu sebagai hukum yang harus diikuti, maka dalam keadaan seperti ini keputusan-keputusan sebagai hakim dianggap sebagai tasyrii’.

Inilah penjelasan yang berkaitan dengan apa yang terjadi di negara-negara yang menjalankan hukum ciptaan manusia. Setelah itu tinggallah saya akan terangkan hukum yang harus ditetapkan terhadap apa yang terjadi tersebut. Artinya adalah menerangkan hukum yang Alloh tetapkan terhadap kejadian tersebut. Atau dengan kata lain mengajukan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa tiga manaath tersebut adalah mukaffir sehingga setiap orang yang pada dirinya terdapat sebuah manaath dari manaath-manaath tersebut maka dia kafir.

8

Page 9: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Manaath Mukaffir Pertama:

Tidak Memutuskan Perkara Dengan Hukum Yang Diturunkan Alloh.

Dalil yang menunjukkan bahwa manaath tersebut mukaffir adalah firman Alloh SWT:

JمH وEمEن Lم ل EحHك لE ي EنزE VمEآأ VكE اللهL ب Eئ وHالL هLمL فEأ

Eون LرVافE Hك الDan barang siapa tidak memutuskan perkara dengan

apa yang diturunkan Alloh maka mereka adalah orang-orang kafir. (QS. Al Maa-idah: 44).

Di sini Alloh memvonis kafir orang yang hanya sekedar tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Alloh, dan bukan karena dia memutuskan perkara dengan yang lain. Nash dalam ayat ini bersifat umum dan kata kafir dalam ayat ini ditandai

dengan ( ال ) ta’riif, maka yang dimaksud adalah kufur akbar. Atas dasar ini maka setiap orang yang tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Alloh pada sebuah kasus, maka dia kafir sama saja apakah dia itu qoodliy (hakim) syar’iy atau bukan qoodliy syar’iy. Dan tidak ada yang terbebas dari vonis kafir ini kecuali mujtahid yang salah berijtihad. Karena melihat adanya perselisihan dalam penafsiran ayat ini, dan karena melihat adanya perdebatan seputar ayat ini di kalangan mu’aashiriin (ulama’ zaman sekarang), saya akan membahasnya tersendiri secara detail setelah memaparkan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa tiga manaath tersebut mukaffir, insya Alloh.

9

Page 10: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Manaath Mukaffir Kedua:

Membuat Syariat (Hukum) Yang Tidak Diijinkan Alloh.

Maksudnya adalah menetapkan syariat yang menyelisihi syariat Alloh, Karena sebagaimana yang anda pahami dari apa yang telah saya jelaskan dalam masalah kedua pada tema ini bahwasanya tasyrii’ (menetapkan syariat) untuk manusia itu merupakan perbuatan (sifat) Alloh Ta’aalaa sehingga tauhid itu tidak akan syah kecuali dengan mengesakan Alloh dalam masalah ini, sebagaimana firman Alloh:

VنV HمL إ HحLك J ال Vال للهV إ“Sesungguhnya hukum itu hanyalah milih Alloh”.

Dan Alloh Ta’aalaa berfirman:

LكVر HشL Eي HمVهV فVي وEال EحEدkا حLك أ“Dan tidak ada yang bersekutu dalam hukumNya

seorangpun.”

Atas dasar ini maka barang siapa membuat syariat (hukum) untuk manusia berarti dia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Alloh dalam rubuubiyah dan uluuhiyahNya, dan berarti dia telah mengangkat dirinya sebagai robb (tuhan) bagi manusia dan dengan begitu dia telah kafir. Dan begitulah Alloh menyebut, sebagaimana dalam dalil-dalil berikut:

1. Firman Alloh Ta’aalaa:

10

Page 11: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

HمE EهLمH أ H ل EآؤLا ك Eر Lوا شLع Eر Eم شLهE EمH الدtينV مtنE ل مEال HذEن Eأ VهV ي اللهL ب

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang menetapkan syariat yang berupa diin bagi mereka

yang tidak diijinkan Alloh.” (QS.Asy-Syuro:21).

Berdasarkan nash ayat ini maka barangsiapa yang membuat syariat yang tidak diijinkan Alloh untuk manusia berarti dia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Alloh dalam RubuubiyahNya dan barang siapa mentaati dan mengikuti syariat yang menyelisihi syariat Alloh tersebut maka dia telah menyekutukan Alloh.

Dan firman Alloh Ta’aalaa yang berbunyi من) ( الدين “dari diin” artinya adalah tata cara yang diikuti, syariat yang diberlakukan dan sistem yang berkuasa, sebagaimana yang telah saya

terangkan tentang arti ( ( الvvدين pada kata pengantar pertama dalam masalah kelima. Dan

sama saja apakah ( ) dalam firmanNya ( من من ( الvvدين tab’iidliyyah sehingga artinya: mereka membuat syariat untuk manusia beberapa diin atau beberapa syariat yang menyelisihi, atau bayaaniyah sehingga artinya: mereka membuat syariat untuk manusia berupa diin yang batil, kesimpulannya sama.

Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsiir rh berkata: “Dan firman Alloh Ta’aalaa yang berbunyi:

11

Page 12: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

HمE EهLمH أ H ل EآؤLا ك Eر Lوا شLع Eر Eم شLهE EمH الدtينV مtنE ل مEال HذEن Eأ VهV ي اللهL ب

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang membuat syariat untuk mereka berupa diin yang

tidak diijinkan Alloh”.

Artinya adalah; mereka tidak mengikuti apa yang disyariatkan Alloh kepadamu yang merupakan diin yang lurus. Akan tetapi mereka mengikuti apa yang disyariatkan syetan-syetan mereka dari kalangan jin dan manusia yaitu berupa mengharamkan kepada mereka, bahiiroh, saa-ibah, washiilah dan haam, dan menghalalkan makan bangkai, darah, judi dan lain-lain yang berupa kesesatan-kesesatan dan kebatilan-kebatilan yang mereka buat pada masa jahiliyah yang berupa penghalalan, pengharaman, ibadah-ibadah yang batil dan harta-harta yang rusak.” (Tafsiir Ibnu Katsiir IV/111).

Dan Ibnu Taimiyyah berkata: “Alloh Ta’aalaa berfirman:

HمE EهLمH أ H ل EآؤLا ك Eر Lوا شLع Eر Eم شLهE EمH الدtينV مtنE ل مEال HذEن Eأ VهV ي اللهL ب

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang membuat syariat untuk mereka berupa diin yang

tidak diijinkan Alloh” (QS.Asy Syuro:21).

Maka barang siapa mengajak berbuat sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Alloh, atau mewajibkannya dengan perkataan atau perbuatannya yang tidak disyariatkan Alloh maka dia telah mensyariatkan diin yang tidak diijinkan

12

Page 13: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Alloh. Dan barang siapa mengikutinya untuk itu semua maka dia telah menjadikannya sebagai sekutu Alloh yang mensyariatkan kepadanya diin yang tidak diijinkan Alloh.” (Iqtidloo-ush Shiroothil Mustaqiim, hal. 267 cet. Al Madaniy)

2. Firman Alloh Ta’aalaa:

LكVر HشL Eي HمVهV فVي وEال EحEدkا حLك أ“Dan tidak ada seorangpun yang bersekutu

denganNya dalam hukumNya” (QS. Al Kahfi: 26).

Ayat ini sama dengan ayat sebelumnya, yaitu barang siapa membuat syariat untuk manusia yang tidak diijinkan oleh Alloh maka dia telah bersekutu dengan Alloh dalam membuat hukum untuk makhluqNya dan dia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Alloh. Maha Tinggi Alloh dari persekutuan itu. Dan Alloh Ta’aalaa secara syar’iy telah memerintahkan agar tidak ada seorangpun yang bersekutu denganNya dalam membuat hukum dan syariat, yang mana (menetapkan hukum dan syariat itu) merupakan hak tunggalNya, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa:

VنV HمL إ HحLك J ال Vال للهV إ“Sesungguhnya hukum itu hanyalah hak Alloh”

(QS. Yusuf: 40).

Dan Alloh berfirman:

LكVر HشL Eي HمVهV فVي وEال EحEدkا حLك أ“Dan tidak ada seorangpun yang bersekutu

denganNya dalam hukumNya” (QS.Al Kahfi: 26).

13

Page 14: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan akan ada penjelasan tambahan dari perkataan Asy Syinqiithiy tentang ayat ini dalam masalah kedelapan insya Alloh.

3. Firman Alloh Ta’aalaa:

أوالدهم قتل المشركين من لكثير زين وكذلك شركاؤهم

“Dan demikianlah kebanyakan orang-orang musyrik dijadikan oleh sekutu-sekutu mereka

memandang baik membunuh anak-anak mereka.” (QS.Al An’aam:137)

Ayat ini terletak diantara firman Alloh yang berbunyi:

واألنعام الحرث من ذرأ مما لله وجعلوا وهذا بزعمهم لله هذا فقالوا نصيبا الذين خسر --- قد قوله --- إلى لشركائنا

ما وحرموا علم بغير سفها أوالدهم قتلوا وما ضلوا قد الله، على افتراء الله رزقهم

مهتدين كانوا“Dan mereka jadikan diantara tanaman dan ternak

yang Alloh ciptakan sebagian untuk Alloh, lalu mereka mengatakan berdasarkan pengakuan

mereka: Yang ini untuk Alloh dan yang ini untuk sekutu-sekutu kami. --- sampai ---- sungguh

merugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena bodoh tidak berdasarkan

ilmu dan mereka haramkan apa yang Alloh anugrahkan kepada mereka lantaran mengada-ada kepada Alloh. Sungguh mereka telah sesat

14

Page 15: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

dan tidaklah mereka itu mendapat petunjuk.” (QS. Al An’aam:136-140).

Ibnu ‘Abbaas ra. Berkata: “Jika kamu ingin mengetahui kebodohan orang-orang Arab maka bacalah surat Al An’aam di atas ayat 130, yang berbunyi:

--- --- إلى أوالدهم قتلوا الذين خسر قد مهتدين

“Sungguh telah merugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka –-- sampai ---. Dan

mereka bukanlah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Atsar ini diriwayatkan oleh Al Bukhooriy. Yang dimaksud oleh Ibnu ‘Abbaas adalah kebodohan dan kesyirikan orang Arab di masa jahiliyah. Hal itu karena sekutu-sekutu mereka yang berupa syetan-syetan dari kalangan manusia menghalalkan dan mengharamkan bagi mereka apa-apa yang tidak diijinkan Alloh yang diantaranya adalah membunuh anak-anak laki-laki karena takut miskin dan mengubur hidup-hidup anak perempuan karena takut hina. (Lihat Tafsiir Ibnu Katsiir II/179-181). Dan orang yang pertama kali menetapkan kepada mereka syariat-syariat batil ini adalah ‘Amr bin Luhay Al Khuzaa’iy. Sebagaimana yang akan saya sebutkan dalam menjelaskan dalil berikutnya insya Alloh. Dan kita jadikan landasan dalam ayat ini adalah kalimat “

sekutu-sekutu) ” شvvvvركاؤهم mereka). Alloh menyebut orang yang membuat syariat untuk manusia apa-apa yang tidak diijinkan oleh Alloh sebagai sekutu Alloh, sebagaimana ayat yang

15

Page 16: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

terdapat dalam surat Asy Syuro dan Al Kahfi di atas. Dan barang siapa menjadikan dirinya sebagai sekutu Alloh maka dia telah kafir sebagaimana yang ditunjukkan di dalam dalil berikut:

4. Firman Alloh Ta’aalaa:

EلEعEاجEم Lن اللهVة� م EيرVحE Eة� ب Vب آئ EسE E وEال Eة� وEال وEصVيلE � وEال EكVنJ حEام JذVينE وEل وا ال LرEفE ونE ك LرE EفHت عEلEى ي

Vالله EبVذE Hك هLمH ال LرE Hث كE EعHقVلLونE وEأ Eي ال

“Alloh tidaklah menetapkan bahiiroh, saibah, washiilah dan haam akan tetapi orang-orang

kafirlah yang mengada-ada atas nama Alloh suatu kebohongan dan kebanyakan mereka tidak

berakal.”(QS.Al Maa-idah: 103).

Ibnu Katsiir rh. berkata: “Al Bukhooriy berkata: Musa bin Ismail bercerita kepada kami, ia mengatakan: Ibrohim bercerita kepada kami dari Shoolih bin Kirsaan dari Ibnu Syihaab dari Sa’iid Ibnul Musayyab, ia berkata: Al Bahiiroh adalah binatang yang air susunya dipersembahkan untuk thoghut sehingga tidak boleh seorangpun memerahnya, dan As Saa-ibah adalah binatang yang mereka biarkan untuk ilaah-ilaah (tuhan-tuhan) mereka sehingga mereka tidak naikkan sesuatupun di atasnya. Dia mengatakanbahwa Abu Huroiroh berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda:

قصبه يجر الخزاعي عامر بن عمرو رأيت السوائب سيب من أول كان النار في

16

Page 17: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Aku melihat ‘Amr bin ‘Aamir Al Khuzaa’iy menarik ususnya di Naar (Neraka). Dia adalah

orang yang pertama kali mengadakan saa-ibah”.

Sedangkan al washiilah adalah onta betina yang lahir pertama kali kemudian kelahiran setelahnya juga betina yang mereka biarkan untuk thoghut (berhala) mereka, apabila keduanya berurutan dan tidak diselingi dengan onta jantan. Sedangkan al haam adalah onta pejantan yang ditetapkan untuk membuntingkan onta betina dalam jumlah tertentu, maka apabila dia telah mencapai bilangan yang telah ditentukan tersebut dia dibiarkan untuk thoghut (berhala) dan dibebaskan untuk tidak membawa beban apapun. Mereka menyebut onta tersebut dengan sebutan al haamiy. Dan begitu pula yang diriwayatkan oleh Muslim dan An Nasaa-iy –-- sampai Ibnu Katsiir mengatakan --– Maka ‘Amr ini adalah Ibnu Luhay Ibnu Qom’ah salah satu pembesar Khuzaa’ah yang mengurusi Ka’bah setelah Jurhum. Dan dia adalah orang yang pertama kali merubah diin (ajaran) Nabi Ibrohim Al Kholiil. Dia membawa berhala masuk ke Hijaz dan mengajak manusia-manusia rendahan untuk menyembah dan mendekatkan diri dengan perantaraannya. Dan dia mensyariatkan kepada mereka syariat jahiliyah pada binatang ternak dan yang lain, sebagaimana yang Alloh sebutkan dalam surat Al An’aam yang berbunyi:

واألنعام الحرث من ذرأ مما لله وجعلوا نصيبا

17

Page 18: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Dan diantara tanaman dan binatang ternak yang Alloh ciptakan mereka menjadikan sebagian untuk

Alloh.”

Sampai akhir ayat yang menerangkan masalah tersebut. --- sampai Ibnu Katsiir mengatakan --- Dan firman Alloh Ta’aalaa yang berbunyi:

JنVكE JذVينE وEل وا ال LرEفE ونE ك LرE EفHت اللهV عEلEى ي EبVذE Hك هLمH ال LرE Hث ك

E EعHقVلLونE وEأ Eي ال“Akan tetapi orang-orang kafir mengada-adakan

kedustaan terhadap Alloh dan kebanyakan mereka tidak berakal.”

Maksudnya Alloh tidak mensyariatkan hal-hal tersebut dan hal-hal tersebut bukanlah ibadah di sisi Alloh akan tetapi orang-orang musyrik mengada-adakan hal-hal tersebut dan menjadikannya sebagai syariat buat mereka dan sebagai ibadah yang mereka gunakan untuk mendekatkan diri kepada Alloh dan apa yang mereka inginkan itu tidak akan mereka dapatkan akan tetapi yang akan mereka dapatkan adalah bencana.” (Tafsiir Ibnu Katsiir II/107-108). Dan yang kita jadikan dalil adalah vonis yang Alloh tetapkan bagi orang yang membuat syariat-syariat batil untuk manusia bahwasanya dia adalah orang kafir yang mengada-adakan kedustaan.

JنVكE JذVينE وEل وا ال LرEفE ونE ك LرE EفHت اللهV عEلEى ي EبVذE Hك هLمH ال LرE Hث ك

E EعHقVلLونE وEأ Eي ال“Akan tetapi orang-orang kafir mengada-adakan

kedustaan terhadap Alloh”.

18

Page 19: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan Alloh juga memvonisnya kafir dalam dalil berikut:

5. Firman Alloh Ta’aalaa:

JمEا Vن JسVىءL إ EادEةLL الن LفHرV فVي زVي Hك LضEل� ال VهV ي ب EينVذJ وا ال LرEفE EهL ك �ون ل VحL EهL عEامkا ي مLون tرEحL عEامkا وEي

Lوا LوEاطVئ Vي مE عVدJةE ل JرEاحEم Lوا الله� ل VحL مE فEي JرEاحEم Lالله Eنt ي Lز HمLهE وءL ل Lس HمVهV EعHمEال EهHدVي وEاللهL أ Eي ال

EمHوEقH EافVرVينE ال Hك ال“Sesungguhnya mengundur-undur bulan harom adalah menambah kekafiran, yang dengannya

orang kafir disesatkan, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada

tahun yang lain agar mereka menyesuaikan bulan-bulan yang diharamkan Alloh. Sehingga mereka

menghalalkan apa yang diharamkan Alloh. Mereka dijadikan memandang baik terhadap amalan-

amalan buruk mereka. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kaum yang kafir.” (QS.At Taubah: 37).

Nasii’ (mengundur-undur bulan haram) itu adalah tasyrii’ (syariat) yang menyelisihi syariat yang Alloh tetapkan tentang bulan-bulan haram –-- yaitu Rojab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharrom --– dan Alloh mengharamkan perang pada bulan-bulan tersebut. Maka dahulu pada masa jahiliyah apabila ingin berperang pada salah satu bulan-bulan haram tersebut mereka tetapkan bulan tersebut sebagai bulan halal lalu mereka mengharamkan bulan halal sebagai ganti jumlah bulan yang diharamkan Alloh. Artinya supaya jumlah bulan haram itu sesuai yang telah Alloh haramkan. Lalu Alloh menerangkan bahwa syariat

19

Page 20: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

yang menyelisihi syariat Alloh ini merupakan tambahan kekafiran, dan tambahan kekafiran adalah kekafiran, atas dasar ini maka orang yang menetapkan syariat yang menyelisihi syariat yang ditetapkan Alloh adalah kafir. Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Katsiir mengatakan: “Inilah diantara tindakan orang-orang musyrik yang Alloh cela, yaitu merubah syariat Alloh dengan pikiran-pikiran mereka yang rusak, mengganti hukum-hukum Alloh dengan hawa nafsu mereka yang lemah, menghalalkan apa yang Alloh haramkan dan mengharamkan apa yang Alloh halalkan --- sampai --- mereka dahulu beberapa saat sebelum Islam menghalalkan bulan yang haram lalu mereka undur sampai bulan shafar.Maka mereka menghalalkan bulan haram dan mengharamkan bula halal. Untuk memenuhi bilangan bulan-bulan yang diharamkan Alloh yaitu 4 bulan. (Tafsiir Ibnu Katsiir II/356). Dan Ustadz Abu Manshur Al Baghdaadiy dalam bukunya yang berjudul Al-Farqu Bainal Firoq mengatakan tentang ciri-ciri kelompok yang keluar dari Islam : “… atau memberikan apa yang dinyatakan haram dalam Al Qur’an atau mengharamkan apa yang diperbolehkan oleh Al Qur’an dengan nash yang tidak membuka peluang untuk ditakwilkan. Maka dia bukanlah termasuk umat Islam dan tidak ada kemuliaan baginya.“ (Al Farqu Bainal Firoq hal. 14 cet. Mu’assasah Al Halabiy). Dan pada masalah keempat dan pada kata pengantar ketujuh belas dalam masalah kelima bahwa hukum-hukum ciptaan manusia itu mengandung unsur membolehkan apa-apa yang diharamkan secara qot’iy seperti riba, zina atas dasar saling suka, khomer dan judi ditempat-tempat yang tidak

20

Page 21: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

ditentukan (lokasi) untuk itu. Ini belum lagi dengan memperbolehkan murtad dan kafir kepada Alloh yang dengan tidak menganggap kemurtadan itu sebuah kejahatan dan tidak menghukum orang yang murtad. Maka barangsiapa yang membuat hukum tersebut. Atau memperbolehkan berlakunya hukm tersebut. Maka dia bukanlah termasuk Umaat Islam dan tidak ada kemuliaan baginya. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mewajibkan untuk memutuskan hukum berdasarkan undang-undang tersebut?

6. Firman Alloh Ta’aalaa :

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE دLوHنV مVنH أ

Vالله EحH ي VسEمH HنE وEال EمE اب ي HرEا مHو LرVمL J وEمEآأ Vال إLدLوHا EعHب Vي Eهkا ل Vل EهE وEاحVدkا إ Vل J آلإ Vال EهL هLوE إ ان EحH ب Lا سJمEع

EنHوL رVك HشL ي“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-

rahib mereka sebagai rabb-rabb (tuhan-tuhan) selain Alloh dan juga menjadikan Isa anak Maryam sebagai rabb padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada ilah yang satu,

tidak ada ilah kecuali Dia, maha suci Dia dari apa yang mereka sekutukan. (QS. At Taubah: 31)

Ibnu Katsiir rh berkata : “Dan firman Alloh :

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE دLوHنV مVنH أ

Vالله EحH ي VسEمH HنE وEال EمE اب ي HرEم“Dan mereka menjadikan pendeta-pendeta serta Al Masih Isa Ibnu Maryam sebagai robb-robb

(tuhan-tuhan) selain Alloh.”

21

Page 22: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Imam Ahmad, At Tirmidziy dan Ath Thobariy meriwayatkan darin jalur ‘Adiy bin Haatim r.a, ketika dia mendengar dakwah Nabi SAW, dia lari ke syam. Dan dahulu pada masa jahiliyah dia beragama Nasrani. Lalu saudara perempuannya dan sekelompok orang darin kaumnya tertawan, kemudian Rosululloh SAW membebaskan saaudara perempuannya itu. Lalu ia pulang kepada saudara laki-lakinya dan mendorongnya untuk masuk Islam. Dan untuk datang kepada Rosululloh SAW. Maka dia pergi ke Madinah dan ketika itu dia adalah kepala suku Thii’. Dan bapaknya adalah Haatim At-Thoo’iy yang terkenal dermawan. Maka manusiapun pada membicarakan kedatangannya. Lalu dia masuk Kerumah Rosululloh SAW sedangkan dilehernya ada salib dari perak. Sedangkan Rosululloh membaca ayat ini :

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE دLوHنV مVنH أ

Vالله“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebaagai robb-robb (tuhan-tuhan)

selain Alloh”

‘Adiy bin Haatim mengatakan : “Mereka tidak menyembah mereka wahai Rosululloh. “Maka Rosululloh bersabda :

لهم وأحلوا الحالل عليهم حرموا إنهم بلى، إياهم عبادتهم فذلك فاتبعوهم، الحرام

“Ya, mereka mengharamkan yang halal bagi mereka dan menghalalkan yang haram bagi

22

Page 23: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

mereka lalu mengikutinya. Itulah bentuk ibadah mereka.“Al Hadiits,

--- sampai Ibnu Katsiir mengatakan --- Hal semacam ini juga dikatakan oleh Hudzaifah Ibnul Yaman, ‘Abdulloh bin ‘Abbaas dan yang lainnya dalam menafsirkan ayat :

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE اللهV دLوHنV مVنH أ

“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan)

selain Alloh.”

Bahwasanya mereka mengikuti apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan oleh pendeta-pendeta dan rahib-rahib tersebut. Dan As Suddiy mengatakan: Mereka meminta nasehat kepada manusia dan mencampakkan kitaabulloh dibelakang punggung mereka. Oleh karena itu Alloh ta’aalaa :

وHا LرVمL J وEمEآأ Vال LدLوHا إ EعHب Vي Eهkا ل Vل وEاحVدkا إ “Dan mereka tidaklah diperintahkan kecuali untuk

beribadah kepada ilaah yang yang satu”

Artinya adalah ilaah yang apabila mengharamkan sesuatu maka sesuatu itu haram dan apa yang dihalalkannya maka ia halal dan apa yang disyari’atkan diikuti dan apa yang menjadi ketetapan hukumnya dilaksanakan.

EهE Vل J آلإ Vال EهL هLوE إ ان EحH ب Lا سJمEع EنHوL رVك HشL ي“Tidaklah ada ilaah kecuali Dia, Maha suci Dia dari

apa yang mereka sekutukan”

23

Page 24: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Artinya adalah Maha Tinggi, Maha Suci dan Maha Bersih dari sekutu, pesaing, pembantu, penentang dan anak. Tidak ada ilaah kecuali Dia dan tidak ada robb selain Dia.” (Tafsiir Ibnu Katsiir II/ 348-349). Hadits ‘Adiy bin Haatim tersebut dinyatakan hasan oleh At Tirmidziy dan dinyatakan hasan juga oleh Ibnu Taimiyyah (Majmuu’ Fataawaa VII/ 67). Dan yang menjadi dalil dalam ayat tersebut dan dalam hadits yang menjadikan penafsiran adalah manaath yang tengah kita bahas sekarang yaitu: “Membuat Syari’at Selain Alloh” Bahwasanya barangsiapa melakukan hal ini, ia menghalalkan yang haram, mengharamkan yang halal dan membuat syari’at yang tidak diizinkan oleh Alloh maka dai telah menjadikan dirinya sebagai robb (tuhan) bagi manusia selain Alloh dan hal ini cukup sebagai kekafiran yang nyata dan yang semakna dengan ayat ini juga adalah :

7. Firman Alloh Ta’aalaa :

HلLق EلHهE Eاأ EابV ي Vت Hك EوHا ال EعEال VلEى ت VمEة� إ Eل وEآء� ك Eس Eا Eن Hن Eي LمH ب Eك Hن Eي J وEب Eال LدE أ EعHب J ن Vال E اللهE إ رVكE وEال HشL VهV ن ب kا Hئ ي Eش E JخVذE وEال Eت Eا ي EعHضLن EعHضkا ب kا ب Eاب ب Hر

E دLونV مtن أ Vن اللهV JوHا فEإ EوEل Lوا ت هEدLوا فEقLول Hا اشJ Eن Vأ VمLونE ب ل HسLم

“Katakanlah, wahai ahlul kitaab kemarilah kepada kalimat (ajaran) yang sama antara kami dan

antara kalian yaitu hendaknya kita tak beribadah kecuali kapada Alloh, kita tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan sebagian kita tidak

menjadikan sebagian yang lain sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh. Maka jika mereka

berpaling katakanlah: Saksikanlah bahwa kami

24

Page 25: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

adalah orang-orang yang berserah diri. (Ali ‘Imroon: 64)

Win32.anf

wi Dalam menafsirkan ayat ini Al Quthubiy mengatakan : “Alloh berfirman :

E رVكE وEال HشL VهV ن kا ب Hئ ي Eش E JخVذE وEال Eت Eا ي EعHضLن EعHضkا ب ب kا Eاب ب Hر

E اللهV دLونV مtن أ“Dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian

yang lain sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh.”

Artinya kita mengikutinya dalam menghalalkan atau mengharamkan sesuatu kecuali dengan dihalalkan Alloh Ta’aalaa. Ini mirip dengan firman Alloh Ta’aalaa:

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE اللهV دLوHنV مVنH أ

“”Mereka menjadiakan pendeta-pendeta dan rahib-rahib (tuhan-tuhan) selain Alloh.”

Artinya mereka mendudukan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb mereka dalam menerima apa yang mereka halalkan terhadap apa-apa yang tidak diharamkan atau dihalalkan Alloh.

Ayat ini merupakan nash bahwasanya barangsiapa membuat syari’at untuk manusia selain Alloh maka dia telah menjadikan dirinya sebagai robb bagi manusia.

25

Page 26: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan saya nikilkan perkataan Sayyid Quth-b secara ringkas dalam menafsirkanayat ini, beliau mengatakan: “Sesungguhnya jagat raya ini urusannya tidak akan lurus dan kondisinya tidak akan baik kecuali jika hanya ada satu ilaah saja yang mengaturnya :

لفسدتا الله إال آلهة فيهما لوكان“Seandainya dilangit dan dibumi itu ada ilaah-

ilaah selain Alloh tentu keduanya rusak”

Dan ciri khas uluuhiyah (ketuhanan) yang paling menonjol, jika dikiyaskan kepada manusia adalah beribadah kepada hamba (manusia), membuat syari’at untuk mereka dalam kehidupan mereka dan membuat timbangan-timbangan (ketentuan-ketentuan) untuk mereka. Maka barangsiapa melakukan perbuatan tersebut berarti dia telah mengaku memilki sifat uluhiyah (keta’atan) yang paling meenonjol dan telah mengangkat dirinya sebagai ilaah (tuhan) selain Alloh. Dan tidak akan terjadi kerusakan dibumi sebagaimana yang telah terjadi kecuali jika ilaah (tuhan) itu berbilang, seperti ini. Yaitu ketika manusia menyembah (beribadah kapada) manusia dan ketika sebagian manusia mengaku mempunyai hak untuk dita’ati secara mutlak oleh manusia yang lain dan bahwasanya dia mempunyai hak untuk membuat syari’at untuk mereka secara mutlak dan bahwasanya dia mempunyai hak secara mutlak untuk menentukan nilai-nilai dan ketentuan-ketentuan. Sesunguhnya ini merupakan sebuah pengakuan sebagai ilaah (tuhan) meskipun dia tidak mengatakan apa yang dikatakan oleh fir’aun :

26

Page 27: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

األعلى ربكم أنا“Aku adalah robb (tuhan) kalian yang paling

tinggi.”

Dan menyetujui ini semua adalah kesyirikan atau kekafiran kepada Alloh … Dan ini adalah kerusakan yang paling parah di muka bumi … Alloh berfirman :

HلLق EلHهE Eاأ EابV ي Vت Hك EوHا ال EعEال VلEى ت VمEة� إ Eل وEآء� ك Eس Eا Eن Hن Eي LمH ب Eك Hن Eي J وEب Eال LدE أ EعHب J ن Vال E اللهE إ رVكE وEال HشL VهV ن بkا Hئ ي Eش E JخVذE وEال Eت Eا ي EعHضLن EعHضkا ب kا ب Eاب ب Hر

E دLونV مtن أVن اللهV JوHا فEإ EوEل Lوا ت هEدLوا فEقLول Hا اشJ Eن Vأ VمLونE ب ل HسLم

“Katakanlah: “Wahai ahlul kitab, kemarilah kepada kalimat (ajaran) yang sama antara kami dan

antara kalian yaitu hendaknya kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Alloh, tidak

menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain

sebagai robb-robb selain Alloh. Jika mereka bepaling maka katakanlah:”Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

berserah diri.” (QS.Ali ‘Imroon: 54).

… sesungguhnya ini adalah seruan untuk beribadah hanya kepada Alloh saja dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, baik berupa manusia atau berupa batu. Dan ajakan sebagian agar sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai robb-robb selain Alloh, baik dia itu Nabi ataupun Rosul. Sesungguhnya Alloh memilih mereka hanya untuk menyampaikan

27

Page 28: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

risalah dari Alloh, bukan untuk bersekutu denganNya dalam uluhiyah dan rubuubiyah.

Vن JوHا فEإ EوEل Lوا ت هEدLوا فEقLول Hا اشJ Eن Vأ VمLونE ب ل HسLم“Jika mereka berpaling maka

katakanlah:”Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.”

Ini adalah dialog antara orang-orang Islam dan orang-orang yang sebagian mereka menjadikan sebagian yang lain sebagai robb-robb (tuhan) selain Alloh, yang menerangkan dengan sangat jelas siapakah orang Islam itu. Orang Islam adalah orang-orang yang beribadah hanya untuk Alloh semata. Sebagian mereka tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh. Inilah ciri khas yang membedakan mereka dengan seluruh agama dan golongan, dan yang membedakan manhaj hidup mereka dengan manhaj hidup seluruh manusia. Maka kalau ciri khas ini terwujud berarti mereka muslim dan kalau ciri khas ini tidak terwujud maka mereka bukanlah orang muslim meskipun mereka mengaku muslim.. Sesungguhnya manusia itu dalam berbagai sistem buatan manusia, sebagian mereka menjadikan sebagian yang lain sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh … Ini terjadi pada sistem demokrasi yang paling tinggi sama dengan yang terjadi pada sistem diktator yang paling rendah … Sesungguhnya ciri khas rubuubiyah (ketuhanan) yang paling menonjol adalah hak untuk diibadahi oleh menusia, hak untuk menegakkan berbagai sistem, manhaj, syariat, undang-undang, nilai dan timbangan … Dan hak ini semua di seluruh sistem buatan

28

Page 29: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

manusia, diakui oleh sebagian manusia --- dalam salah satu bentuknya --- Dan yang memegang kendali dalam hal ini diserahkan kepada sekelompok manusia dalam suatu keadaan tertentu. Dan sekelompok manusia ini, yang menundukkan orang lain di bawah undang-undangnya, nilai-nilainya, timbangan-timbangannya dan pola pikir-pola pikirnya adalah robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh dan dibiarkan untuk mengaku punya ciri uluhiyah dan rubuubiyah oleh sebagian manusia. Dan yang demikian mereka beribadah (menyembah) kepada sekelompok manusia tersebut. Selain Alloh, meskipun mereka tidak sujud atau ruku kepada sekelompok tersebut. Maka ubudiyah adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Alloh … Dan Islam --- dengan pengertian ini --- adalah diin yang diterima disisi Alloh…Dan inilah diin yang disampaikan oleh setiap Rasul dari Alloh. Sesungguhnya Alloh telah mengutus para rasul dengan membawa diin ini untuk mengentaskan manusia dari peribadatan kepada manusia munuju peribadatan kepada Alloh, dan dari kelaliman manusia kepada keadilan Alloh dan barangsiapa berpaling dari diin ini maka dia bukanlah orang islam berdasarkan kesaksian Alloh, meskipun pentakwilan dan penyesatan apapun yang dilakukan oleh orang …

اإلسالم الله عند الدين إن“Sesungguhnya diin yang diterima disisi Alloh itu

hanyalah Islam.”

(Fii Dhilaalil Qur-aan I/ 406-407)

29

Page 30: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Nash ini menerangkan dengan jelas bahwasanya barangsiapa membuat syari’at (undang-undang) untuk manisia selain Alloh maka berarti dia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu Alloh dan menjadikan dirinya sebagai robb (tuhan) bagi manusia dan dengan demikian dia telah kafir. Hal ini juga dijelaskan dalam perkataan Yusuf as :

VيE ب VاحEاصE جHنV ي tاب­ السE ب HرE قLونE ءEأ tرEفE Hر­ م�ت ي Eخ V م

E أLالله LدVاحEوH HقEهJارL ال LدLونE ال EعHب Vه مVنH مEات Vآل دLون إ

kآءEم HسE LمLوهEآ أ Hت مJي Eس HمL Eنت Lم أ EآؤLك لE وEءEاب EنزE اللهL مJآأ

VهEا لHطEان� مVن ب Lس VنV HمL إ HحLك J ال Vال مEرE للهV إE أ

LدLوا EعHب Jت Eال JاهL أ Vي °إ Vآل VكE إ tمL الدtينL ذEل HقEي EكVنJ ال EرE وEل Hث كE أ

VاسJ EمLونE الن EعHل Eي ال“Wahai dua sahabtku dalam penjara apakah robb-robb (tuhan) yang bermacam-macam itu lebih baik

dari pada Alloh Al-Wahid (yang maha Esa) Al-Qohhaar (yang maha kuasa). Kalian tidak

beribadah (menyembah) keuali kepada nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian

namakan yang tidak Alloh turunkan keterangannya tentangnya. Sesungguhnya hukum

itu hanyalah hak Alloh. Ia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepadaNya. Itulah diin yang lurus akan tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui” (QS.Yusuf : 39-40)

Robb yang bermacam-macam itu diantaranya adalah orang-orang yang membuat syari’at (undang-undang) untuk manusia selain Alloh seperti para pemimpin negara, anggota-anggota parlemen dalam sistim demokrasi dan yang

30

Page 31: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

lainnya yang membuat undang-undang. Dan perhatikanlah firman Alloh :

لله إال الحكم إن“Sesungguhnya hukum itu hanyalah hak Alloh”.

Hal ini menunjukkan hash-r (pembatasan) hak hukum dan membuat undang-undang hanya untuk Alloh semata. Yang disebutkan setelah firman Alloh yang berbunyi :

Eاب­ ب HرE قLونE ءEأ tرEفE م�ت

“Apakah robb-robb yang bermacam-macam itu …”

… supaya engkau memahami bahwa orang-orang yang paling masuk dalam maksud robb-robb yang disebutkan dalam ayat ini, adalah mereka yang merampas hak membuat syari’at-syari’at (undang-undang) dari Alloh.

Wa ba’du: Ini semua adalah penjelasan bahwasanya membua syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh adalah manaath mukaffir (penyebab kekafiran). Maka setiap orang yang melakukan manaath ini dia kafir. Kemudian kita lanjutkan kepada pembahasan tentang manaath yang ketiga.

31

Page 32: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Manaath Mukaffir Ketiga:

Memutuskan Perkara Dengan Selain Hukum Yang Diturunkan Alloh.

Maksudnya adalah memutuskan perkara berdasarkan syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh atau memutuskan perkara berdasarkan hukum ciptaan manusia. Maka barangsiapa memutuskan perkara berdasarkan hukum tersebut. Seperti para pemimpin negara, para hakim dan orang-orang yang semacam mereka atau barangsiapa mengesahkan berjalannya hukum tersebut seperti para pemimpin negara yang memrintahkan untuk memutuskan perkara berdasarkan hkum tersebut. Dan seperti para anggota parlemen yang bertanggung jawab untuk mengesahkan politik yang digunakan oleh negara secara umum. Mereka semua ini kafir karena melakukan sebuah manaath mukaffir –-- yaitu memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh --– Baik mereka sendiri yang memutuskan perkara secara langsung berdasarkan hukum tersebut atau mereka mengesahkan perbuatan tersebut atau mereka memerintahkan untuk memutuskan perkara dengan hukum tersebut.

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hal ini (memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh) merupakan mukaffir adalah:

1. Firman Alloh Ta’aalaa:

HمE EهLمH أ H ل EآؤLا ك Eر Lوا شLع Eر Eم شLهE EمH الدtينV مtنE ل مEال HذEن Eأ VهV ي اللهL ب

32

Page 33: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang membuat syariat diin untuk mereka yang tidak

diijinkan Alloh.” (QS.Asy Syuro: 21)

Telah kita kaji kandungan ayat ini dalam perubahan pada manaath sebelumnya. Yaitu bahwasanya ayat ini menunjukkan bahwa barang siapa membuat syariat untuk manusia selain Alloh berarti dia telah menjadikan dirinya sebagai sekutu bagi Alloh, dan barang siapa mengikuti syariatnya yang menyelisihi syariat Alloh berarti dia telah menjadikan orang yang membuat syariat tersebut sebagai sekutu Alloh, dengan demikian dia telah menyekutukan Alloh (musyrik).

Syaikh Asy Syinqiithiy berkata: ”Dan oleh karena membuat syariat dan seluruh hukum baik hukum syar’iy atau hukum qodariy adalah bagian dari sifat khas rubuubiyah, sebagaimana yang diterangkan oleh ayat-ayat tersebut, maka setiap orang yang mengikuti syariat selain syariat Alloh berarti dia telah menjadikan orang yang membuat syariat tersebut sebagai robb (tuhan) dan dia sekutukan bersama Alloh.” Sampai terakhir penjelasannya dalam Adlwaa-ul Bayaan VII/169)

2. Firman Alloh Ta’aalaa:

LكVر HشL Eي HمVهV فVي وEال EحEدkا حLك أ“Dan tidak ada seorangpun yang bersekutu

dengannya dalam hukumnya.” (QS. Al Kahfi: 26).

Ayat ini sama dengan ayat yang di atasnya. Dan Asy Syinqiithiy rh berkata: “Dan dapat dipahami dari ayat-ayat ini, seperti firman Alloh:

LكVر HشL Eي HمVهV فVي وEال EحEدkا حLك أ

33

Page 34: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Dan tidak ada seorangpun yang bersekutu dengannya dalam hukumnya.”

Bahwasanya orang-orang yang mengikuti hukum orang-orang yang membuat syariat selain apa yang disyariatkan Alloh, sesungguhnya mereka adalah orang-orang musyrik kepada Alloh.” (Adlwaa-ul Bayaan IV/82-83). Dan kelanjutan perkataan Asy Syinqiithiy secara detail akan kami cantumkan dalam masalah kedelapan insya Alloh.

3. Firman Alloh Ta’aalaa:

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE دLوHنV مVنH أ

Vالله EحH ي VسEمH HنE وEال EمE اب ي HرEا مHو LرVمL J وEمEآأ Vال إ LدLوHا EعHب Vي Eهkا ل Vل EهE وEاحVدkا إ Vل J آلإ Vال EهL هLوE إ ان EحH ب Lس

LوHنE عEمJا رVك HشL ي“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb selain Alloh, dan

juga Al-Masih Ibnu Maryam (mereka menjadikannya sebagai robb). Padahal mereka

tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada ilaah yang satu. Tidak ada ilaah kecuali

Dia, Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At Taubah: 31)

Penafsiran ayat ini telah kami sebutkan dalam manaath sebelumnya, dan juga telah kami sebutkan hadits ‘Adiy bin Haatim yang menjelaskan tentang penafsiran ayat ini. Dan intinya adalah barang siapa menghalalkan, mengharamkan dan mensyariatkan apa-apa yang menyelisihi syariat Alloh berarti dia telah mengangkat dirinya sebagai robb (tuhan) bagi

34

Page 35: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

manusia selain Alloh. Dan barangsiapa mentaatinya dengan cara mengikuti syariatnya yang menyelisihi syariat Alloh --– sebagaimana yang dilakukan para penguasa yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh --– berarti dia telah menjadikannya sebagai robb dan dia menjadi orang yang musyrik kepada Alloh sebagaimana yang ditunjukkan dalam akhir ayat, yaitu firmanNya yang berbunyi:

LهE ان EحH ب Lا سJمEع EنHوL رVك HشL ي“Maha Suci Dia dari apa yang mereka sekutukan.”

… dan dia menjadi orang kafir sebagaimana yang ditunjukkan dalam firman Alloh yang berbunyi:

E LمH وEال ك EرLمH Eأ Eن ي JخVذLوا أ Eت EةE ت Vك Eئ HمEال tينE ال Vي Jب وEالن

kا Eاب ب HرE Lم أ ك LرLم

H Eأ Eي LفHرV أ Hك Vال EعHدE ب VذH ب Lم إ Eنت VمLونE أ ل Hم�س“….dan tidak layak dia memerintahkan kalian untuk menjadikan para malaikat dan para nabi

sebagai robb-robb (tuhan). Apakah dia memerintahkan kalian untuk kafir setelah kalian

Islam (berserah diri)” (QS. Ali ‘Imroon: 80).

Maka apabila menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai Robb (tuhan) saja kekafiran, tidak diragukan lagi atas kafirnya orang yang menjadikan orang-orang yang membuat undang-undang yang menyelisihi hukum Alloh itu sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) dengan cara mengikuti hukum yang mereka telah mereka tetapkan.

Oleh karena itu Syaikh ‘Abdur Rohmaan bin Hasan Aalisy Syaikh dalam mengomentari ayat yang terdapat dalam surat At Taubah tersebut

35

Page 36: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

beliau mengatakan: ”Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini menerangkan bahwa barangsiapa taat kepada selain Alloh dan RosulNya, dan berpaling dari Al Qur’an dan As Sunnah dalam menghalalkan apa yang diharamkan Alloh dan mengharamkan apa yang dihalalkan Alloh, dalam bermaksiat kepada Alloh dan mengikuti apa-apa yang tidak diijinkan Alloh maka dia telah menjadikannya sebagai robb (tuhan) yang diibadahi dan menjadikannya sebagai sebagai sekutu bagi Alloh. Dan hal ini bertentangan dengan tauhid yang merupakan diin Alloh yang diterangkan dalam kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallooh”. Karena sesungguhnya ilaah itu adalah ma’buud (yang diibadahi). Dan Alloh menyebut taat kepada mereka sebagai ibadah kepada mereka, dan menyebut mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan). Sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa dalam surat Ali ‘Imroon: 80:

E LمH وEال ك EرLمH Eأ Eن ي JخVذLوا أ Eت EةE ت Vك Eئ HمEال tينE ال Vي Jب وEالن

kا Eاب ب HرE أ

“Dan tidak patut dia memerintahkan kalian untuk menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai

robb-robb.”

Maksudnya adalah sekutu-sekutu bagi Alloh Ta’aalaa dalam beribadah.

Lم ك LرLمH Eأ Eي LفHرV أ Hك Vال EعHدE ب VذH ب Lم إ Eنت VمLونE أ ل Hم�س

“Apakah dia memerintahkan kalian untuk kafir setelah kalian Islam”.

Dan ini adalah kesyirikan. Karena segala sesuatu yang diibadahi itu adalah robb (tuhan) dan segala

36

Page 37: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

sesuatu yang ditaati dan diikuti pada apa-apa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Alloh dan RosulNya berarti dia telah dijadikan oleh orang yang mentaati dan mengikutinya sebagai robb (tuhan) yang diibadahi, sebagaimana firman Alloh dalam surat Al An’aam:

لمشركون إنكم أطعتموهم وإن“Dan jika kalian mentaati mereka maka sungguh

kalian benar-benar musyrik.”.

Inilah hubungan ayat ini dengan tema pembahasan. Dan yang mirip dengan makna ayat ini adalah firman Alloh Ta’aalaa:

HمE EهLمH أ H ل EآؤLا ك Eر Lوا شLع Eر Eم شLهE الدtينV مtنE ل HمE HذEن مEال Eأ VهV ي اللهL ب

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang membuat syariat berupa diin yang tidak diijinkan

oleh Alloh.”

Walloohu A’lam.” (Fat-hul Majiid , hal.110-111, cet. Daarul Fikri).

37

Page 38: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Peringatan:

Disebutkan dalam perkataan Ibnu Taimiyyah rh tentang ayat di atas, yang dinukil oleh penulis Fat-hul Majiid dengan tanpa memberi ta’liiq (komentar), padahal perkataan tersebut perlu untuk dikomentari. Oleh karena itu di sini saya nukil perkataan tersebut, kemudian saya beri komentar. Ibnu Taimiyyah berkata: ”Dan mereka yang menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) --– dengan cara mentaati mereka dalam menghalalkan apa yang diharamkan Alloh dan mengharamkan apa yang dihalalkan Alloh --– mereka ini ada 2 macam:

Pertama: Mereka mengetahui bahwa para pendeta itu telah merubah diin Alloh lalu mereka mengikuti perubahan yang dilakukan oleh para pendeta tersebut. Lalu mereka meyakini penghalalan apa yang diharamkan Alloh dan pengharaman apa yang dihalalkan Alloh karena mengikuti pemimpin –pemimpin mereka padahal mereka tahu bahwa pemimpin-pemimpin mereka tersebut menyelisihi diin para rosul. Maka yang seperti ini kafir dan telah Alloh dan RosulNya jadikan sebagai kesyirikan –-- meskipun mereka tidak sholat dan sujud kepada para pemimpin tersebut. --- Maka barang siapa yang mengikuti orang lain dalam hal yang menyelisihi diin padahal dia mengetahui bahwasanya yang ia ikuti tersebut menyelisihi diin, dan dia menyakini apa yang dikatakan orang tersebut dan tidak meyakini apa yang dikatakan oleh Alloh dan RosulNya, maka dia telah musyrik seperti mereka.

38

Page 39: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Kedua: Mereka meyakini dan mengimani terhadap pengharaman yang halal dan penghalalan yang haram, akan tetapi mereka mentaati karena bermaksiat kepada Alloh sebagaimana kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh orang Islam dengan menyakini bahwa apa yang dia lakukan itu adalah maksiat. Maka mereka ini hukumnya sama dengan orang-orang yang berdosa lainnya.” (Majmuu’ Fataawaa VII/70).

Sebelumnya saya ingatkan bahwa perkataan ini berkenaan dengan orang-orang yang mengikuti para pembuat syariat selain Alloh. Adapun para pembuat syariat yang menjadikan diri mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh, kekafiran mereka adalah nyata dan tidak diperselisihkan lagi.

Dan perkataan Syaikhul Islam ini yang membedakan antara dua macam orang tersebut --– orang yang mengikuti para pembuat syariat selain Alloh --– secara global adalah benar. Yaitu seandainya ada seseorang membujuk orang Islam untuk minum khomer lalu orang Islam tersebut mentaatinya dan ia meminum khomer tentu ia bermaksiat, dan ini adalah macam yang kedua dalam perkataan Syaikhul Islam. Adapun jika orang tersebut mengatakan bahwa ia telah menjadikan khomer itu halal dan meminumnya tidak dosa. Lalu orang muslim tersebut mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti hukumnya tersebut dan bahwa setiap kali datang kepadanya orang yang mabuk karena minum khomer maka dia akan dihukumi bahwa orang tersebut tidak harus dihukum maka orang Islam

39

Page 40: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

tersebut telah kafir. Dan inilah macam yang pertama dari perkataan Ibnu Taimiyyah. Dan inilah yang dimaksud oleh ayat dan hadits ‘Adiy bin Haatim. Adapun macam kedua ia sebutkan sesungguhnya bukan yang dimaksud dalam ayat tersebut. Maka penyebutannya disini menimbulkan keracunan.

Adapun perkataan Ibnu Taimiyyah pada macam pertama yang berbunyi: “Lalu mereka meyakini penghalalan apa yang diharamkan Alloh …. Dan dia meyakini apa yang dikatakan orang tersebut.” Perkataan ini salah jika yang dimaksud adalah tidak kafir orang yang mengikuti syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh kecuali jika dia meyakini bahwa syari’at tersebut benar dan lebih layak untuk diikuti. Dan inilah yang dhohir dari perkataan syiakhul Islam. Dan dalil yang menunjukkan bahwa perkataan beliau ini salah dari dua sisi :

Pertama : Sesungguhnya perkataan tersebut berarti berpaling dari manaath mukaffir (penyebab kekafiran) yang terkandung dalam nash ayat tersebut. Manaath mukaffir tersebut adalah mengikuti syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh dan menta’atinya, dan bukan meyakini bahwa syari’at yang menyelisihi Alloh tersebut. Benar atau salah. Hal ini ditunjukkan oleh firman Alloh yang berbunyi:

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE --- إلى أ

EهL--- قوله ان EحH ب Lا سJمEع EنHوL رVك HشL ي“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) –--

40

Page 41: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

sampai --- Maha Suci Dia dari apa yang mereka sekutukan”.

Maka syirik itu diakibatkan karena mereka menjadikan pendeta-pendeta tersebut sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) dan Rosululloh SAW telah menerangkan bahwa yang dimaksud dengan menjadikan mereka sebagai robb adalah mengikuti dan mentaati mereka dalam syariat yang menyelisihi syariat Alloh. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW:

لهم وأحلوا الحالل عليهم حرموا إنهم بلى، فاتبعوهم الحرام

“Ya, sesungguhnya mereka (para pendeta tersebut) mengharamkan kepada mereka yang halal dan menghalalkan kepada mereka yang

haram, lalu mereka mengikutinya” (Al Hadiits).

Dan Ibnu Katsiir berkata: “Dan demikianlah yang dikatakan Hudzaifah Ibnul Yaman, ‘Abdulloh bin ‘Abbaas dan yang lainnya: ”Yaitu sesungguhnya mereka mengikuti para pendeta tersebut pada apa-apa yang mereka halalkan dan yang mereka haramkan”. Dan semua ini telah saya nukil sebelumnya dari Tafsiir Ibnu Katsiir II/ 348-349.

Dan diantara yang memperkuat manaath mukaffir (penyebab kekafiran) nya adalah mengikuti dan mentaati syariat yang menyelisihi syariat Alloh adalah firman Alloh yang berbunyi:

أوليائهم إلى ليوحون الشياطين وإن مشركون إنكم أطعتموهم وإن ليجادلوكم

41

Page 42: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar membisikkan kepada para wali-wali

(pengikut-pengikut) mereka supaya membantah kalian. Dan jika kalian mentaati mereka,

sesungguhnya kalian benar-benar musyrik” (QS.Al An’aam:121).

Dan ayat ini akan saya terangkan setelah ta’liiq (komentar) ini insya Alloh. Dan di sini kami hanya akan menunjukkan yang menjadi landasan dalil, yaitu firman Alloh yang berbunyi:

مشركون إنكم أطعتموهم وإن“Dan jika kalian mentaati mereka, sesungguhnya

kalian benar-benar musyrik.”

Maka syirik itu diakibatkan hanya sekedar taat kepada wali-wali syetan – yaitu orang-orang kafir – pada syariat yang mereka buat yang menyelisihi syariat Alloh. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Katsiir, dan Alloh Ta’aalaa berfirman:

مشركون إنكم أطعتموهم وإن“Dan jika kalian mentaati mereka, sesungguhnya

kalian benar-benar musyrik.”

Maksudnya adalah karena kalian berpaling dari perintah dan syariat Alloh untuk kalian, kepada perkataan orang lain lalu kalian lebih mengutamakannya daripada syariat Alloh, maka ini adalah kesyirikan. Sebagaimana firman Alloh:

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE الله دون من أ

“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan)

selain Alloh.”.

42

Page 43: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan Ibnu Katsiir menyebutkan hadits ‘Ady bin Haatim dalam menafsirkan ayat ini (Tafsiir Ibnu Katsiir II/171), di sini Ibnu Katsiir menerangkan bahwa manaath yang terdapat dalam 2 ayat tersebut adalah satu yaitu kepada orang-orang kafir dalam syariat yang mereka tetapkan yang menyelisihi syariat Alloh dan bahwa ini adalah syirik. Alloh berfirman dalam surat Al An’aam:

مشركون إنكم أطعتموهم وإن“Dan jika kalian mentaati mereka, sesungguhnya

kalian benar-benar musyrik.”

Dan dalam surat At Taubah, Alloh berfirman:

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE --- إلى أ

EهL--- قوله ان EحH ب Lا سJمEع EنHوL رVك HشL ي“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) –

sampai Maha Suci Dia dari apa yang mereka sekutukan.”.

Maka menjadikan robb (tuhan) dalam surat At Taubah ditafsirkan dalam surat Al An’aam dengan mentaati. Sedangkan sebaik-baik penafsiran adalah menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an itu sendiri. Sebagaimana yang telah saya terangkan dalam kata pengantar kedua pada Masalah Kelima, oleh karena itu menggantungkan kafirnya orang yang mengikuti syariat yang bertentangan dengan syariat Alloh, dengan keyakinan --- sebagaimana yang dikatakan Ibnu Taimiyyah --- adalah menyelisihi dan berpaling dari nash.

43

Page 44: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Sisi kedua pada kesalahan Ibnu Taimiyyah adalah: sebagaimana yang telah saya terangkan dalam definisi riddah (murtad) – dalam pembahasan I’tiqood – bahwasanya riddah (murtad) itu adalah memutuskan Islam atau keluar dari Islam dengan perkataan atau perbuatan atau keyakinan yang telah dinyatakan berdasarkan dalil bahwa pelakunya kafir. Hal ini tidak diperselisihkan di kalangan orang-orang Islam dari kalangan Ahlus Sunnah dan dari kalangan seluruh kelompok Ahlul Bid’ah meskipun mereka berselisih pendapat pada penyebab kekafirannya sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam pembahasan I’tiqood. Dan di sana saya terangkan bahwa menggantungkan kekafiran dengan keyakinan adalah madzhab Murji’ah yang mereka sendiri masih berselisih pendapat. Diantara mereka ada yang menjadikan keyakinan sebagai kelaziman (hal yang selalu menyertai) dan mereka adalah Murji-atul Fuqohaa’ dan Mutakallimiin. Dan diantara mereka ada yang menjadikan keyakinan sebagai syariat tersendiri dan mereka ini adalah Ghulaatul Murji-ah yang dikafirkan oleh salaf. Silahkan kaji keterangan saya dalam pembahasan I’tiqood khususnya tentang kesalahan-kesalahan dalam mengkafirkan. Dan intinya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah: “Intinya barangsiapa mengucapkan atau melakukan suatu kekafiran maka dia kafir, meskipun dia tidak bermaksud untuk kafir, karena tidak ada seorangpun yang bermaksud untuk kafir kecuali orang yang dikehendaki Alloh.” (Ash Shoorimul Masluul hal. 177-178). Adapun pada permasalahan yang sedang kita bahas ini Alloh

44

Page 45: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

menjatuhkan vonis kafir kepada orang yang sekedar mengikuti syariat yang menyelisihi syariat Alloh dan mengamalkannya bukan kepada orang yang meyakininya. Maka menggantungkan kekafiran dengan keyakinan pada permasalahan ini tidak ada dasarnya dan dalam menerangkan firman Alloh:

Vن Eئ EهLمH وEل Hت لE أ Eس JنL EقLول Eي JمEا ل Vن ²ا إ Lن EخLوضL ك ن

LبEعH Eل VاللهV قLلH وEن بE VهV أ Eات VهV وEءEاي ول Lس EرEو HمL Lنت كEونLءVزHهE ت HسE وا ت LرVذE EعHت Eت Lم قEدH ال ت HرEفE EعHدE ك ب

HمL Vك VيمEان إ“Dan jika kamu tanya mereka pasti mereka

menjawab:”sesungguhnya kami hanya bergurau dan bermain. Katakanlah: ”Apakah dengan Alloh, ayat-ayatNya dan RosulNya kalian mengolok-olok.

Janganlah kalian beralasan, kalian telah kafir setelah beriman.” (QS.At Taubah: 65-66).

Ibnu Taimiyyah mengatakan:”Bahwa mereka telah kafir setelah beriman meskipun mereka mengatakan: ”Sesungguhnya kami mengucapkan kata-kata kafir dengan tanpa meyakininya akan tetapi kami hanya bergurau dan bermain. Dan Alloh menerangkan bahwasanya mengolok-olok ayat Alloh itu adalah kekafiran.” (Majmuu’ Fataawaa VII/220). Dan dia mengatakan ayat yang sama: ”Alloh menunjukkan bahwa menurut mereka, mereka tidak melakukan kekafiran, akan tetapi mereka menyangka bahwa apa yang mereka lakukan itu bukanlah kekafiran. Maka Alloh menerangkan bahwa mengolok-olok Alloh, ayat-ayatNya dan RosulNya adalah kekafiran yang barangsiapa melakukannya maka dia kafir

45

Page 46: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

setelah dia beriman. Di sini Alloh menunjukkan bahwa mereka sebelumnya mempunyai iman yang lemah lalu mereka melakukan perbuatan haram yang telah mereka ketahui keharamannya. Akan tetapi mereka tidak mengira bahwa perbuatan tersebut adalah kekafiran, padahal perbuatan tersebut kekafiran yang telah menyebabkan mereka kafir. Maka sesungguhnya mereka tidak meyakini bahwa perbuatan tersebut boleh dilakukan.” (Majmuu’ Fataawaa VII/273). Dari perkataan Syaikhul Islam ini, anda dapat memahami bahwa barangsiapa mengucapkan atau melakukan sesuatu yang telah dinyatakan kafir berdasarkan dalil, maka dia kafir meskipun tidak dibarengi dengan keyakinan mukaffir (yang menyebabkan kafir) sebagaimana yang beliau katakan dalam perkataannya sebelumnya: --- dengan tanpa meyakininya –-- dan beliau juga mengatakan: “… maka sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa perbuatan tersebut boleh dilakukan.” --– saya nukil dari Syaikhul Islam pada lebih dari satu tempat –-- dalam pembahasan I’tiqood dan dalam kata pengantar ke 15 –-- perkataannya yang menyatakan bahwa barangsiapa mencela Alloh atau Rosul, maka dia kafir baik lahir maupun batin meskipun dia meyakini bahwa perbuatannya itu haram, dan bahwasanya ini adalah pendapat Ahlus sunnah. Silahkan kaji teks perkataannya dalam Kata Pengantar ke-15 yang saya nukil dari Ash Shoorimul Masluul hal. 512. Yang demikian karena telah ditetapkan berdasarkan dalil bahwa orang yang mencela Alloh dan Rosul itu kafir –-- dan mencela itu adalah ucapan --- maka keyakinan tidak diperhitungkan lagi pada sesuatu

46

Page 47: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

yang telah ditetapkan berdasarkan dalil bahwa orang yang mengucapkannya atau melakukannya kafir, sampai meskipun dia mengatakan bahwa apa yang dilakukan itu batil, haram dan tidak boleh dilakukan. Ini semua tidak dapat menghalanginya dari vonis kafir. Bahkan pengakuannya itu dusta, sebagaimana yang Ibnu Taimiyyah katakan tentang orang yang meninggalkan sholat: “Dia diperintahkan sholat oleh waliyul amri (penguasa) lalu dia menolak sehingga dia dibunuh ketika itu tidak mungkin hatinya beriman. Tidak ada dalam hatinya kecuali kekafiran. Dan jika ia mengatakan: (Saya mengakui wajibnya sholat akan tetapi saya tidak melakukannya), maka perkataannya ini dusta, ketika kondisinya seperti itu. Sebagaimana apabila dia melemparkan Al Qur’an ke dalam kotoran, lalu dia mengatakan: (Saya bersaksi bahwa di dalamnya firman Alloh), atau dia membunuh seorang nabi lalu dia mengatakan: (Saya bersaksi bahwasanya dia adalah Rosululloh), dan perbuatan-perbuatan seperti itu yang menggugurkan iman dalam hati. Maka apabila dia mengatakan: (Hatiku beriman) padahal perbuatannya seperti itu maka ucapan yang dia kemukakan itu dusta. (Majmuu’ Fataawaa VII/615-616). Perhatikanlah perkataan beliau yang berbunyi: “--- dalam perbuatan seperti itu --- yaitu perbuatan-perbuatan mukaffir (yang menyebabkan kafir) sama saja disertai dengan pernyataan keyakinan mukaffir atau tidak. Dan Syaikh Muhammad Ibrohim Alusy Syaikh mengatakan: ”Dan seandainya orang yang menjadikan undang-undang tersebut sebagai landasan hukum itu mengatakan: (saya

47

Page 48: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

meyakini bahwa undang-undang tersebut batil), perkataan ini tidak ada pengaruhnya. Bahkan ia telah menyingkirkan syariat. Sebagaimana orang yang mengatakan: (Saya menyembah berhala, tapi saya meyakini bahwa berhala itu batil).” (dari Fataawaa Wa Maqoolaatusy Syaikh Muhammad Ibnu Ibrohim VI/189).

Ringkasnya: sesungguhnya barangsiapa mengikuti syariat selain syariat Alloh lalu dia mentaati dan mengamalkannya maka dia kafir tanpa melihat kepada keyakinannya. Dan Ibnu Taimiyyah sendiri mengatakan: --- “Setelah perkataannya menggantungkan kekafiran dengan keyakinan --– barangsiapa mengetahui bahwa ini salah tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Rosul kemudian dia mengikuti kesalahannya dan berpaling dari ajaran Rosul, maka ini termasuk kesyirikan yang dicela Alloh tersebut. Apalagi jika hal ini diikuti dengan hawa nafsu dan didukung dengan lisan dan tangannya padahal dia mengetahui bahwa hal itu menyelisihi Rosul, maka ini adalah kesyirikan yang pelakunya berhak mendapatkan hukuman. (Majmuu’ Fataawaa VII/71). Perhatikanlah bagaimana beliau di sini memvonis syirik hanya sekedar karena mengikuti, beliau mengatakan:”--- kemudian dia mengikuti kesalahannya --– dan bagaimana sebelumnya beliau menggantungkannya dengan keyakinan. Beliau berkata:”--- dan dia meyakini apa yang dikatakan orang tersebut --- ? Dengan demikian perkataan Syaikhul Islam ini bertentangan dengan dirinya sendiri. Dan yang benar di sini adalah: bahwasanya syirik itu muncul sekedar karena mengikuti syariat yang menyelisihi syariat Alloh

48

Page 49: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

dengan cara mengamalkannya, sebagaimana yang dilakukan oleh para penguasa yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh, seperti para pemimpin Negara, para hakim dan yang lainnya pada zaman kita sekarang ini dan setiap orang itu perkataannya bisa diambil dan bisa ditinggalkan kecuali Rosululloh SAW, dan yang menjadi patokan untuk menerima perkataan orang adalah yang sesuai dengan dalil, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa :

Vن LمH فEإ عHت EازE Eن ىHء� فVي ت Eش Lد�وه LرEى فEلV اللهV إ VولLس JالرEو

“Dan jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Alloh dan Rasul.” (An

Nisaa’ : 59).

Demikianlah, wa billaahit taufiiq.

Kemudian kita lanjutkan kepada dalil berikutnya yang semakin memperkuat bahwa apa yang kami nyatakan disini adalah benar yaitu kafirnya orang yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh itu diakibatkan karena sekedar mengukuti syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh lalu dia melakukannya dan bukan karena dia meyakininya.

4. Yaitu firman Alloh Ta’aalaa :

وإنه عليه الله اسم يذكر لم مما تأكلوا وال إلى ليوحون الشياطين وإن لفسق،

إنكم أطعتموهم وإن ليجادلوكم أوليائهم لمشركون

49

Page 50: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Dan janganlah kalian makan binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Alloh

sesungguhnya itu adalah perbuatan fasiq. Dan sesungguhnya syetan-syetan benar-benar membisikkan kepada wali-wali (pengikut-

pengikut) mereka supaya membantah kalian dan jika kalian menta’ati mereka. Sesungguhnya

kalian benar-benar musyrik. (QS.Al An’aam : 121)

Ibnu Katsiir rh berkata: “Ayat yang mulia ini dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat bahwa binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Alloh itu tidak halal meskipun yang menyembelih orang muslim --- sampai beliau mengatakan --- dan At Thobrooniy mengatakan: “’Aliy Ibnul Mubaarok telah bercerita kapada kami; ia mengatakan: Zaid Ibnul Mubaarok telah bercerita kepada kami; ia mengatakan: Musa bin ‘Abdul ‘Aziiz telah bercerita kepada kami; ia mengatakan: Al Haakim bin Abaan telah bercerita kepada kami; ia mengatakan dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbaas; Ibnu ‘Abbaas mengatakan: Ketika turun ayat :

عليه الله اسم يذكر لم مما تأكلوا وال“Dan janganlah kalian makan binatang yang

disembelih tanpa menyebut nama Alloh.”

Orang-orang Persi mengirim surat kepada oran-orang Quraisy, dalam suraat itu mereka mengatakan: Bantahlah Muhammad dan katakan kepadanya: Apakah yang kamu sembelih dengan tanganmu menggunakan pisau itu halal sedangkan apa yang disembelih Alloh ‘Azza wa Jalla dengan syamsiir dari emas, yaitu bangkai, itu haram. Maka turunlah ayat ini :

50

Page 51: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

أوليائهم إلى ليوحون الشياطين وإن لمشركون إنكم أطعتموهم وإن ليجادلوكم

“Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar membisikkan kepada wali-wali (kawan-

kawan) mreka supaya membantah kalian dan jika kalian menta’ati mereka sesungguhnya kalian

benar-benar musyrik.”

Maksudnya: Dan sesungguhnya syeten-syetan dari Persi itu benar-benar membisikkan kepada wali-wali (kawan-kawan) mereka darai quraisy --- sampai Ibnu Katsiir mengatakan --- Dan dalam beberapa lafadz dari Ibnu ‘Abbaas berbunyi: Sesungguhnya yang kalian bunuh itu telah disebut padanya nama Alloh dan sesungguhnya yang telah mati itu tidak disebutkan padanya nama Alloh --- sampai ia mengatakan --- dan dalam menafsirkan ayat ini As Suddiy mengatakan: Sesungguhnya orang-orang musyrik mengatakan kepada orang-orang Islam: Bagaimana kalian mengaku mencari ridho Alloh tidak kalian makan dan apa yang kalian sembelih kalian makan? Maka Alloh berfirman:

أطعتموهم وإن“Dan jika kalian mentaati mereka ….”

… untuk memakan bangkai

لمشركون إنكم“Sungguh kalian benar-benar musyrik.”

Dan beginilah yang dikatakn oleh Mujahid Adl Dlohaak dan ulama’-ulama’ salaf lainnya.

51

Page 52: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan firman Alloh Ta’aalaa yang berbunyi :

لمشركون إنكم أطعتموهم وإن“Dan jika kalian menta’ati mereka sungguh kalian

benar-benar musyrik.”

Artinya adalah karena kalian berpaling dari perintah dan syari’at Alloh untuk kalian kapada perkataan orang lain, maka ini adalah syirik. Seperti firman Alloh Ta’aalaa :

JخEذLوHا Vت هLمH ا EارE ب HحE EهLمH أ Eان هHب LرEا وk Eاب ب HرE الله دون من أ

“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rohib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan)

selain Alloh.”

Dalam tafsiran ayat ini At Tirmidziy meriwayatkan hadits dari ‘Adiy bin Haatim bahwasanya dia menatakan: Wahai Rosululloh mereka tidak beribadah (menyembah) kepada pendeta-pendeta tersebut. Maka Rosululloh bersabda :

لهم وأحلوا الحالل عليهم حرموا إنهم بلى، إياهم عبادتهم فذلك فاتبعوهم، الحرام

“Ya, sesungguhnya mereka (pendeta-pendeta) menghalalkan yang haram dan mengharamkan

yang halal untuk mereka lalu, mereka mengikutinya. Itulah bentuk ibadah mereka

pendeta-pendeta itu.”

(Dari Tafsiir Ibnu Katsiir II/ 169-171) dan hadits Ibnu ‘Abbaas di atas diriwayatkan oleh Ibnu Maajah, Ibnu Abiy Haatim dan Al Haakim dengan sanad shohiih.

52

Page 53: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan Syaikh Asy Syinqiitiy rh mengatakan: “Dan diantara petunjuk Al Qur’an yang merupakan petunjuk yang paling lurus adalah bahwasanya setiap orang yang mengikuti syari’at selain syari’at yang dibawa oleh sayyid (pemuka) anak Adam yaitu Muhammad bin ‘Abdillah SAW, maka dia telah kafir dangan kekafiran yang nyata (kufrun bawwaah) yang menyebabkan keluar dari millah Islam. Dan ketika orang-orang kafir mengatakan kepada Nabi SAW : Domba apabila menjadi bangkai siapa yang membunuhnya? Maka beliau menjawab: yang membunuh Alloh. Maka mereka mengatakan kepada beliau: yang kalian sembelih dengan tangan kalian halal dan yang disembelih Alloh dengan tangan-Nya yang mulia kalian katakan harom! Kalau begitu kalian lebih baik dari pada Alloh? Maka Alloh menurunkan ayat berkenaan dengan mereka :

وإنه عليه الله اسم يذكر لم مما تأكلوا وال إلى ليوحون الشياطين وإن لفسق،

إنكم أطعتموهم وإن ليجادلوكم أوليائهم لمشركون

“Dan janganlah kalian memakan binatang yang disembelih dengan tanpa menyebut nama Alloh. Sesungguhnya itu adalah perbuatan fasiq. Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar membisikkan kepada wali-wali (teman-teman)

mereka supaya membantah kalian dan jika kalian mentaati mereka sungguh kalian benar-benar

musyrik.

–-- sampai ia mengatakan –-- ini adalah sumpah Alloh Jalla wa ‘ala bahwasanya barangsiapa

53

Page 54: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

mengikuti syetan dalam menghalalkan bangkai, sungguh dia telah musyrik. Dan syirik semacam ini menyebabkan keluar dari millah (Islam) berdasarkan ijma’ kaum muslimin. Dan pada hari qiyamat Alloh akan mencela orang yang melakukannya dengan berfirman:

تعبدوا أال آدم بني يا إليكم أعهد ألم مبين عدو لكم إنه الشيطان

“Bukankah telah Aku pesankan kepada kalian wahai keturunan Adam agar kalian jangan

beribadah (menyembah) syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kalian. “

Karena mentaati syariatnya yang dia tetapkan yang menyelisihi wahyu adalah bentuk ibadah kepadanya.” (Adlwaa-ul Bayaan III/439-440).

Ayat dalam surat Al An’aam tersebut dan juga penafsirannya menerangkan dengan jelas tanpa ada kerancuan bahwasanya setiap orang yang mengikuti syariat selain syariat Alloh dan mengamalkannya karena dia lebih mengutamakannya daripada syariat Alloh maka sungguh dia telah musyrik kepada Alloh. Dan sebenarnya beginilah keadaan orang-orang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh akan tetapi undang-undang buatan manusia. Seperti para pemimpin negara, para hakim dan yang lainnya. Selain itu tanpa menyisakan keraguan lagi ayat dalam surat Al An’aam ini juga menerangkan bahwa manaath takfiir (sebab dikafirkannya) para penguasa yang menjalankan hukum selain hukum yang diturunkan Alloh tersebut adalah sekedar

54

Page 55: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

ketaatan mereka terhadap syariat yang menyelisihi syariat Alloh ( أطعتموهم وإن ) “Dan jika kalian mentaati mereka” dan sekedar mengikuti syariat mereka tersebut (Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits ‘Adiy bin Haatim). Dan manaathut takfiirnya bukanlah meyakini bahwa syariat yang menyelisihi syariat Alloh tersebut lebih utama atau lebih benar. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah dan yang diikuti oleh banyak dari kalangan mu’aashiriin. Dan ini adalah salah sebagaimana yang telah saya terangkan sebelumnya.

5. Firman Alloh Ta’aalaa :

واألرض السماوات خلق الذي لله الحمد كفروا الذين ثم والنور الظلمات وجعل

يعدلون بربهم “Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dan membuat kegelapan dan

cahaya kemudian orang-orang kafir kepada robb (tuhan) mereka menyekutukan-Nya. (Al An’aam :

1)

Dalam mukhtashor Shahih “Ar Rooziy mengatakan: ( بفالن فالنا عدلت ) “Artinya adalah saya menyamakan antara keduanya” Dan Al ‘adlu artinya sesuatu yang sama dari luar jenisnya.

(Mukhtashorush Shihaah, materi .hal عvvدل 417-118)

Maka arti : ( يعvدلون بvربهم كفروا الذين ثم ) Artinya adalah mereka menjadikan saingan dan sekutu bagi

55

Page 56: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Alloh, sebagaimana yang dikatakan oleh Al Qurthubiy dan Ibnu Katsiir dalam menafsirkan ayat ini. Dan Ibnul Qoyyim berkata: “Az Zujaaj berkata: Alloh memberitahukan bahwa IA subhaanahu yang menciptakan apa-apa yang disebutkan dalam ayat ini dan bahwasanya Alloh yang menciptakannya tidak ada yang menyainginya, dan Alloh memberi tahukan bahwasanya orang-orang kafir menjadikan saingan bagi Alloh. Dan Al ‘Adlu (

( العvvدل artinya ( ( التسvvوية menyamakan jika dikatakan: ( بالشvvيء الشvvيء عvvدل ) “maka artinya adalah menyamakannya.

Dan : ( به يعدلون ) Artinya : adalah menyekutukan dengan yang lain. --- sampai dia mengatakan --- yang mirip dengan ini adalah firman Alloh Ta’aalaa yang menerangkan bahwa para musybbi’iin (orang-orang yang menyerupakan Alloh dengan yang lain) itu mengatakan kepada ilaah-ilaah (tuhan-tuhan) mereka di naar (neraka):

برب نسويكم إذ مبين ضالل لفي كنا إن تالله العالمين

“Demi Alloh sungguh kami dalam kesesatan yang nyata karena kami menyamakan kalian dengan robbul ‘aalamiin (tuhan semesta alam). (QS. As

Syu’aroo’ :97-98).

Maka mereka mengakui bahwa mereka berada dalam kesesatan yang paling besar dan paling nyata karena mereka menjadikan tandingan dan saingan untuk Alloh dari makhluq-Nya, yang mereka samakan mereka dalam beribadah dan pengagungan.

56

Page 57: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

(Ighootsatul Lahfaan, karangan Ibnul Qoyyim II/ 245-246)

Dengan ini anda dapat fahami bahwasanya setiap orang yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh artinya memutuskan perkara dengan selain syari’at Alloh maka dia telaah menjadikan orang yang membuat syari’at tersebut sebagai saingan dan tandingan bagi Alloh yang mempunyai hak membuat syari’at untuk makhluq-Nya. Dan barangsiapa menjadikan sesuatu sebagai tandingan Alloh maka dia telah menjadikan nya sebagai sekutu dan dengan begitu dia telah kafir sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa :

يعدلون بربهم كفروا الذين ثم“Kemudian orang-orang yang kafir kepada robb,

mereka membuat tandingan.”

Dan Syaikh Muhammad Haamid Al Faqiy berkata : “Mereka menyamakan sekutu-sekutu itu dengan Alloh pada sifat-sifat khas rubuubiyah (ketuhanan) yaitu tasyrii’ (membuat undang-undang/ syari’at). Sebagaimana firman Alloh tentang mereka :

الله دون من أربابا ورهبانهم أحبارهم اتخذوا“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-

rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain Alloh”

Dan dalam firman Alloh yang berbunyi :

مالم الدين من لهم شرعوا شركاء لهم أم الله به يأذن

57

Page 58: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang membuat syari’at untuk mereka berupa diin yang

tidak diizinkan oleh Alloh.”

Dan dalam hadits ‘Adiy bin Haatim yang menyebutkan bahwa Rosululloh SAW menerangkan hal itu. Dan Al Faruqiy juga mengatakan: “Dan mereka membuat tandingan Alloh dalam hal ketaatan dan tasyri’ (membuat syari’at). (lihat catatan kaki Madaarijus Saalikiin III/ 21 karangan Ibnul Qoyyim yang ditahqiiq oleh Al Faruqiy).

Demikianlah anda lihat dalil-dalil saling menguatkan bahwasanya setiap orang yang mengikuti tasyri’ selain syari’at Alloh maka dia telah menjadikan orang yang membuat syari’at tersebut. Sebagai sekutu dan robb, dan telah menyamakan orang tersebut dengan Alloh Ta’aalaa dan dengan demikian dia telah kafir. Dan ternmasuk dalam masalah kedua pada tema ini juga yaitu keterkaitan antara tasyri’ (membuat syari’at), memutuskan hukum dengan berhukum, dengan tauhid dan kewajiban mengesakan Alloh yang tidak ada sekutu baginya dalam semua permkasalahan ini.

Kemudian kita lanjutkan pemaparan dalil yang menunjukkan kafirnya orang yang memutuskan perkara dengan selain hukum yang diturunkan Alloh.

6. Firman Alloh Ta’aalaa :

HمE Eل VىE أ إل EرE JذVينE ت عLمLونE ال HزE JهLمH ي نE Lوا أ LنزVلE ءEامEن VمEآأ ب

EكH Eي Vل LنزVلE إ HلVكE مVن وEمEآأ LرVيدLونE قEب Eن ي EمLوا أ Eك Eحا Eت ي VلEى وا وEقEدH الطJاغLوتV إ LرVمL Eن أ وا أ LرLفH Eك VهV ي LرVيدL ب وEي

LانEطH ي Jن الشE JهLمH أ LضVل k ي Eال EعVيدkا ضEال قوله --- إلى ب

58

Page 59: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

---E tكE فEال ب EرEو EونL LؤHمVن Eي Jى ال ت Eح EوكLمt LحEك فVيمEا ي EرEج Eش HمLهE Hن Eي LمJ ب E ث H ال EجVدLوا هVمH فVي ي VسLنفE ا أ kج EرEح

HتE مtمJا tمLوا قEضEي ل EسL Vيمkا وEي ل HسE ت“Tidakkah kamu melihat kepada orang-orang yang

menyangka bahwa diri mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan

kepada sebelum kamu, mereka mau berhukum kepada thoghut pada hal mereka telah diperintahkan

untuk mengkufuri (mengingkari) nya. Dan syetan telah hendak menyesatkan mereka sejauh-jauhnya

---- sampai ---- Maka demi robb(tuhan) mu, sekali-kali mereka tidak beriman sampai mereka memutuskan

perkara yang mereka perselisihkan kepadamu, kemudian hati mereka tidak keberatan terhadap apa yang kamu putuskan dan mereka menerima dengan

sepenuhnya. (An Nisaa’ : 60-65).

Dan penjelasan tentang definisi thoghut telah saya terangkan secara terperinci ketika mengkritisi buku : Ar Risaalah Al Liimaaniyyah Fil Muwaalaah, diakhir pembahasan I’tiqood, maka silahkan kaji disana. Dan intinya adalah bahwaanya berdasarkan hakekatnya thoghut itu adalah syetan yang mengajak melakukan segala perbuatan kafir kepada Alloh dan berdasarkan dhohirnya thoghut itu ada dua macam yaitu: Thoghut dalam bidang ibadah, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa:

EينVذJ Lوا وEال Eب Eن ت Hاج EوتLاغJن الطE LدLوهEا أ EعHب ي“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari

beribadah kepada thoghut. (QS. Az Zumar : 17).

Dan thoghut dalam bidang hukum, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa :

59

Page 60: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

EونLيدVرL Eن ي EمLوا أ Eك Eحا Eت VلEى ي الطJاغLوتV إ“Mereka hendak berhukum kepada kepada thoghut.

(QS. An Nisaa’ : 60)

Sedangkan memutuskan perkara dan berhukum itu juga merupakan ibadah, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa :

VنV HمL إ HحLك J ال Vال مEرE للهV إE LدLوا أ EعHب Jت Eال JاهL أ Vي °إ Vآل إ

“Sesungguhnya hukum itu adalah hak Alloh, Dia mermerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali

hanya kepada-Nya. (QS. Yusuf : 40)

Atas dasar ini maka thoghut itu berdasarkan hakekatnya adalah syetan yang mengajak berbuat semua kekafiran, dan berdasarkan dhohirnya adalah segala yang diibadahi selain Alloh yang diantaranya adalah sesuatu yang dijadikan tempat berhukum selain Alloh Ta’aalaa.

Dan orang-orang yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh --- seperti para pemimpin negara, para hakim dan yang lainnya --- dengan berhukumnya mereka dengan hukum ciptaan manusia itu sebenarnya mereka itu berhukum kepada orang yang membuat hokum tersebut. Mereka mengikuti syariat yang dia buat dengan cara memutuskan perkara di kalangan manusia dengan berdasarkan hokum tersebut. Dan barangsiapa memutuskan perkara kepada selain syariat Alloh berarti dia telah memutuskan perkara kepada thoghut. Dan barangsiapa memutuskan perkara kepada thoghut berarti dia telah beribadah (menyembah) kepadanya, karena memutuskan perkara itu termasuk ibadah sebagaimana yang telah

60

Page 61: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

kami jelaskan. Dan barangsiapa beribadah kepada thoghut berarti dia telah kafir kepada Alloh. Tidakkah engkau melihat bagaimana Alloh mendustakan mereka dalam pengakuan mereka bahwa mereka beriman, dalam firmanNya:

EونLمLع HزE JهLمH ي نE Lوا أ ءEامEن

“….mereka menyangka bahwa diri mereka beriman ...”

Kemudian Alloh bersumpah dengan diriNya bahwasanya mereka itu bukanlah orang-orang beriman”.

Allah Ta’aalaa berfirman:

E tكE فEال ب EرEو EونL LؤHمVن Eي ال“Maka demi robb (tuhan)mu mereka itu tidaklah

beriman”.

Selama mereka berhukum kepada thoghut sampai mereka berhukum kepada syariat Alloh Ta’aalaa.

Dan orang-orang yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh itu selain mereka berhukum kepada thoghut, sesungguhnya mereka itu sendiri adalah thoghut, karena mereka adalah tempat orang-orang memutuskan perkara, selain Alloh.

Dan dalam menafsirkan firman Alloh Ta’aalaa yang berbunyi:

JنV EغHفVرL اللهE إ Eي Eن ال كE أ Eر HشL VهV ي EغHفVرL ب مEادLونE وEيEكVلEن ذEمV آءL ل EشE رVكH وEمEن ي HشL VاللهV ي ضEلJ فEقEدH ب

61

Page 62: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

k Eال EعVيدkا ضEال Vن ب EدHعLونE إ VهV مVن ي k دLون Eثا Vا Jإن Vآل Vن إ وEإEونLعHدE kا ي HطEان ي EشJ Vال مJرVيدEا إ

“Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni kalau disekutukan dan ia mengampuni selain itu bagi siapa

saja yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa menyekutukan Alloh dengan sesuatu maka dia

tersesat sejauh-jauhnya. Yang mereka seru selain Alloh itu bukan lain hanyalah (berhala-berhala)

wanita dan bukan bukan lain hanyalah syetan yang membangkang” (QS.An Nisaa’:116-117).

Asy Syinqiithiy rh mengatakan: “Alloh Ta’aalaa berfiman:

EعVيدkا Vن ب EدHعLونE وEإ kا ي HطEان ي EشJ Vال مJرVيدEا إ“Dan mereka tidak menyeru melainkan syetan yang

durhaka”

Yang dimaksud menyeru syetan yang durhaka dalam ayat ini adalah mereka beribadah kepadanya, dan yang mirip dengan ayat ini adalah firman Alloh Ta’aalaa:

الشيطان تعبدوا أال آدم يابني إليكم أعهد ألم“Bukankah telah Aku pesankan kepada kalian wahai

anak Adam agar kalian jangan beribadah kepada syetan”.

Dan firmanNya tentang persekutuanNya terhadap perkataan kekasihNya Ibrohim:

الشيطان التعبد ياأبت“Wahai bapakku janganlah engkau beribadah kepada

syetan”.

62

Page 63: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan firman Alloh tentang perkataan malaikat:

الجن يعبدون كانوا بل“Akan tetapi mereka beribadah kepada jin”.

Dan firman Alloh Ta’aalaa:

أوالدهم قبل المشركين من لكثير زين وكذلك شركاؤهم

“Dan demikianlah sekutu-sekutunya orang-orang musyrik menjadikan mereka memandang baik

membunuh anak-anak mereka.”

Dalam ayat-ayat ini Alloh tidak menerangkan apa bentuk ibadah mereka kepada syetan. Akan tetapi Alloh menerangkan dalam ayat-ayat lain bahwa yang dimaksud mereka beribadah kepada syetan itu adalah mereka mentaatinya, mengikuti syariatnya dan lebih mengutamakan syariat tersebut daripada apa yang disampaikan para Rosul dari Alloh Ta’aalaa sebagaimana dalam firmanNya:

أوليائهم إلى ليوحون الشياطين وإن لمشركون إنكم أطعتموهم وإن ليجادلوكم

“Dan sesungguhnya syetan-syetan benar-benar membisikkan kepada wali-wali (kawan-kawan)

mereka supaya membantah kalian dan jika kalian mentaati mereka sesungguhnya kalian benar-benar

musyrik”.

Dan dalam firmanNya:

الله دون من أربابا ورهبانهم أحبارهم اتخذوا

63

Page 64: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

“Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) selain

Alloh.”

Karena sesungguhnya ‘Adiy bin Haatim ra. ketika bertanya kepada Nabi SAW bagaimana cara mereka menjadikan pendeta-pendeta mereka sebagai robb-robb (tuhan-tuhan)? Beliau menjawab:

ما عليهم وحرموا الله ماحرم لهم أحلوا إنهم فاتبعوهم الله أحل

“Sesungguhnya para pendeta itu menghalalkan kepada mereka apa yang diharamkan Alloh dan

mengharamkan kepada mereka apa yang dihalalkan Alloh lalu mereka mengikutinya”.

Inilah yang dimaksud dengan mereka menjadikan para pendeta-pendeta tersebut sebagai robb-robb (tuhan-tuhan) mereka dan dari ayat-ayat ini dapat dipahami secara jelas dan tidak ada kesamaran lagi bahwa barangsiapa yang mengikuti syariat yang dibuat oleh syetan dan lebih mengutamakannya daripada ajaran para Rosul maka dia telah kafir kepada Alloh, telah beribadah kepada syetan dan menjadikan syetan sebagai robb (tuhan) meskipun ia menyebut mengikutinya dia kepada syetan itu dengan nama apapun. Karena suatu hakekat itu tidak dapat berubah meskipun namanya dirubah, sebagaimana yang telah maklum (Adlwaa-ul Bayaan I/476).

Wa ba’du, demikianlah, semua dalil di atas menunjukkan atas kafirnya orang yang memutuskan atas kafirnya orang yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh. Semuanya menerangkan kekafiran mereka dari sisi karena

64

Page 65: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

mereka mengikuti syariat yang dibuat oleh selain Alloh itu dalah kesyirikan dan kekafiran lantaran mereka menjadikan sekutu-sekutu dan robb-robb selain Alloh dalam membuat syariat dan sesungguhnya semua ini pada hakekatnya mengikuti syariat syetan dan beribadah kepadanya dengan cara memutuskan perkara kepadanya. Dan masih ada alasan lain atas kafirnya para penguasa yang menjalankan hukum dengan selain apa yang diturunkan Alloh, yaitu yang diterangkan oleh dalil berikut:

7. Firman Alloh Ta’aalaa :

�هEا يE Eاأ JذVينE ي Lوا ال E ءEامEن JخVذLوا ال Eت EهLودE ت Hي ى ال EارEصJ وEالن

EآءE Vي وHلE EعHضLهLمH أ EآءL ب Vي وHل

E EعHض� أ JهLم وEمEن ب EوEل Eت LمH ي مtنك LهJ Vن HهLمH فEإ VنJ مVن EهHدVي اللهE إ Eي HقEوHمE ال VمVينE ال الظJال

“Wahai orang-orang beriman janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai

wali-wali. Sebagian mereka adalah wali sebagian yang lain. Dan baransiapa diantara kalian berwala’

(loyal) kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh

tidak memberi petunjuk kepada orang-orang dholim” (QS.Al Maa-idah: 51).

Penafsiran ayat ini bersama dengan penjelasan arti Al-Muwaalaah dari segi bahasa dan syariat telah kami bahas ketika mengkritisi buku Ar Risaalah Al Liimaaniyah Fil Muwaalaah pada akhir pembahasan I’tiqood. Maka kajilah di sana. Dan diantara yang saya jelaskan di sana bahwasanya Al-Muwaalaah itu dari segi bahasa berarti al qurbu wad dunuw (dekat) dan Al Mutaaba’ah (mengikuti).

65

Page 66: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Dan telah saya jelaskan dalam masalah pertama pada tema ini, bahwasanya semua hukum buatan manusia yang berlaku pada hari ini di berbagai negara yang mengaku sebagai negara Islam, kebanyakan adalah undang-undang Eropa yang berhasil dipaksakan dengan kekuatan penjajahan bersenjata. Artinya sesungguhnya undang-undang tersebut merupakan diin (agama) orang-orang Eropa, karena diin artinya adalah aturan yang diikuti baik aturan itu benar atau salah –-- sebagaimana yang telah saya terangkan dalam pengantar pertama pada masalah kelima --– atau dengan kata lain: “Sesungguhnya undang-undang tersebut adalah diin orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi penduduk Eropa, sehingga mengikuti undang-undang mereka yang merupakan syariat dan diin mereka jelas-jelas termasuk Al-Muwaalaah (loyal) sedangkan berwala’ (loyal) kepada mereka adalah kekafiran, sebagaimana firman Alloh Ta’aalaa:

JهLم وEمEن EوEل Eت LمH ي JهL مtنك Vن HهLمH فEإ مVن“Dan barangsiapa diantara kalian berwalaa’ (loyal) kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk

golongan mereka”.

Inilah alasan lain atas kafirnya para penguasa yang menjalankan hokum selain hokum yang diturunkan Alloh. Karena sesungguhnya berhukumnya mereka dengan undang-undang tersebut merupakan bentuk walaa’ (loyal) mereka kepada orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang kafir lainnya yang mereka ikuti undang-undan mereka.

Dan Ustadz Muhammad Nu’aim Yaasiin menerangkan dalam bentuk-bentuk berwalaa’ kepada orang-orang kafir: “Menjiplak undang-undang

66

Page 67: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

dan pedoman-pedoman mereka dalam mengatur rakyat dan mendidik anak bangsa –-- sampai perkataannya --– maka barangsiapa melakukan unsur-unsur tersebut atau sebagiannya lalu menjadi karakter dan kebiasaannya maka berarti dia telah membuktikan bahwa dirinya telah ridlo dengan kekafiran orang-orang kafir sehingga dia statusnya sama dengan mereka bahkan dia termasuk golongan mereka. Dan tidak ada yang dapat menyelamatkan dari kekafiran kecuali memperbaharui iman dan melepaskan diri dari walaa’ (loyal) kepada orang-orang kafir (Al Iiman, karangan Muhammad Nu’aim Yaasiin, hal. 110-111, cet. Daaru ‘Umar Ibnul Khoththoob).

Dan Syaikh Ahmad bin Ash Shiddiiq Al Ghimaariy dalam bukunya yang berjudul Al Istinfaar Li Ghozwit Tasyabbuh Bil Kuffaar berkata: “Diantara dampak tasyabbuh (meniru) dengan orang-orang kafir adalah mengikuti mereka dalam menolak din dan syariat Alloh sebagai aturan hidup kaum muslimin baik pemerintah maupun rakyat dan menggunakan undang-undang buatan manusia sebagai ganti syariat dalam hukum dan pendidikan. Dan dengan begitu mereka telah berbalik kembali kehidupan sebelum Islam --- sampai perkataannya --– Dan mengikuti barat berarti adalah kemurtadan. Oleh karena itu kaum muslimin sendiri melecehkan hal-hal yang diberi penghormatan dan disucikan oleh Alloh dengan alasan demi kemajuan. Maka dihalalkanlah riba, khomer, mujuun (melawak dengan tanpa malu), ibaahah (aliran kebebasan/liberalisme), tabarruj (mempertotonkan kecantikan), ikhthilaath (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan), merajalelanya perzinaan, dan hubungan-hubungan yang diharamkan dengan cara

67

Page 68: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

membebaskan wanita untuk menempati seluruh bidang kehidupan. Dan muncullah berbagai aliran kafir dan menyimpang di negara-negara Islam yang mengajak untuk bergabung dengannya dengan terang-terangan dan melaksanakan aktivitas-aktivitasnya dengan bebas dan tenang –-- sampai perkataannya --- Dan hendaknya mereka dan semua orang imperialis mengerti bahwasanya Arab itu tidak ada nilainya dalam dunia manusia tanpa diin. Dan bukankah bencana yang menimpa Andalusia (Spanyol) yang hilang masih dalam ingatan. Maka hendaknya orang-orang gila itu waspada agar tidak mengulangi bencana itu. Dan hendaknya mereka waspada agar jangan sampai mereka menyerahkan bangsa dan negeri mereka kepada barat. Dan sungguh barat benar-benar menunggu masa-masa itu! Dan barat tetaplah barat, dulu maupun sekarang sama saja. Dan baratlah yang dimaksud dalam ayat yang berbunyi:

ضEى وEلEن HرE EهLودL عEنكE ت Hي E ال ى وEال EارEصJ Jى الن ت Eح EعV Jب Eت ت HمLهE Jت مVل

“Dan sekali-kali orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridlo kepadamu sampai kamu mengikuti

millah (agama) mereka” (QS.Al Baqoroh:120)

(Hal. 82-83, cet. Daarul Basyaa’ir Al Islaamiyyah 1409 H).

Wa ba’du:

Inilah beberapa dalil yang menunjukkan kafirnya para penguasa yang menjalankan hokum selain hukum yang diturunkan Alloh. Dan ini adalah dalil-dalilnya secara global. Dan di sana masih ada dalil-dalil terperinci yang menunjukkan kafirnya

68

Page 69: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

mereka yang semuanya kembali kepada isi kandungan hukum-hukum buatan manusia tersebut yang berupa penghalalan terhadap apa-apa yang diharamkan seperti diperbolehkannya riba, diperbolehkannya zina atas dasar suka sama suka, diperbolehkannya khomer dan judi di tempat-tempat tertentu, dihalalkannya harta orang Islam tanpa alasan yang benar sebagaimana yang dilakukan di negara-negara sosialis, dihalalkannya membunuh orang Islam dengan tanpa alasan yang benar berdasarkan undang-undang mereka yang bathil yang menghalalkan untuk membunuh orang Islam Mujahid yang memberontak penguasa kafir dengan tuduhan mengulingkan pemerintah dan bentuk-bentuk penghalalan lainnya terhadap hal-hal yang diharamkan secara qoth’iy. Dan ini merupakan hal-hal yang mukaffir (penyebab kekafiran) berdasarkan ijma’. Dan dalam masalah ini silahkan kaji penjelasan saya dalam kata pengantar ke- 17. Selain itu juga saya singgung pada akhir peringatan penting yang terdapat setelah ta’liiq (catatan) ku terhadap perkataan Ath-Thohaawiy yang berbunyi : “Dan seseorang tidak keluar dari iman kecuali dengan juhud (ingkar) terhadap apa yang memasukkannya. Yaitu dalam pembahasan i’tiqood.

Dan dengan demikian saya cukupkan pembahasan tentang dalil-dalil nash-nash yang menunjukkan kafirnya para penguasa yang menjalankan hukum selain hukum Alloh. Dan dari apa yang saya jelaskan dalam masalah ini anda dapat memahami bahwa masalah memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh itu mencakup tiga manaath mukaffir (penyebeb kekafiran) yang masing-masing manaath (penyebab) semuanya mukaffir, yaitu : meninggalkan hukum

69

Page 70: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Alloh, membuat syari’at yang tidak sesuai dengan hukumNya, dan memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Alloh, yaitu dengan syari’at yang menyelisihi syari’at Alloh.

Selain itu anda juga dapat pahami bahwasanya para pelaksan hukum ciptaan manusia di negara-negara kaum muslimin tersebut yang terdiri dari hukkaam (dewan eksekutif dan yudikatif) dan musyarri’iin dewan legislatif) diantara merek ada yang terdapat padanya tiga manaath mukaffir dan ada yang kurang dari itu.

Dengan demikian anda lihat kafirnya para penguasa yang menjalankan hukum dengan selain hukum yang diturunkan Alloh itu tidak hanya berdasarkan satu dalil, akan tetapi banyak dalil yang saling memperkuat atas kafirnya mereka dari berbagai segi. Hal itu dikarenakan masalah tasyrii’, hukum dan berhukum itu termasuk permasalahan besar dalam diin yang masuk dalam ash-lul iiman (pokok iman) dan dalam merealisasikan tauhid. Karena Alloh menerangkan kafirnya orang yang menyeleweng dalam permasalahan ini dengan lebih dari satu dalil yang qoth’iyud dalaalah sehingga anda paham bahwa kekafiran mereka itu adalah kekafiran di atas kekafiran dan bukanlah kekafiran di bawah kekafiran (kufrun duuna kaafrin) sebagaimana yang disangka oleh orang-orang yang tidak punya ilmu.

بعض فوقها بعضها ظلمات“Kegelapan yang mana sebagiannya di atas sebagian

yang lain”.

(Al-Jaami’ XIII/87-109)

70

Page 71: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

Cipinang, 27 Mei 2005 M18 Robiul Akhir 1426 H

71

Perhatian:Dipersilahkan kepada siapa saja untuk memperbanyak atau menukil isi buku ini baik sebagian maupun secara keseluruhan dengan cara apapun, tanpa merubahnya. Semoga Alloh memberi balasan kepada siapa saja yang membantu tersebarnya buku ini.

Page 72: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

72

Page 73: MASALAH KEENAM-Dalil Kafirnya Berhukum Dengan Selain Hukum Allah

73

Perhatian:Dipersilahkan kepada siapa saja untuk memperbanyak atau menukil isi buku ini baik sebagian maupun secara keseluruhan dengan cara apapun, tanpa merobah isinya. Semoga Alloh memberi balasan kepada siapa saja yang membantu tersebarnya buku ini