marfuatun 1102282 - uas arsling penurunan muka air tanah

Upload: marfuatunuti

Post on 09-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penurunan air muka tanah

TRANSCRIPT

UJIAN AKHIR SEMESTERARSITEKTUR DAN LINGKUNGANPENURUNAN MUKA AIR TANAHDosen : Dr. Sri Handayani, M. Pd / Riskha Mardiana

NAMA : MARFUATUNNIM : 1102282

JURUSANPENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTURFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2012KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ujian Akhir Semester Arsitektur Lingkungan Penurunan Muka Air Tanah.

Makalah ini kiranya dapat membantu para mahasiswa nantinya. Dalam makalah ini penyusun menyusun isi makalah secara sistematis dan terencana sesuai temanya, tujuannya agar lebih mudah dimengerti dan dipahami.

Penyusun menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih sarat dengan kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari mahasiswa-mahasiswi ataupun dosen-dosen akan penyusun terima dengan lapang hati agar kelak apabila penyusun mendapat tugas semacam ini, penyusun akan lebih bisa menyempurnakannya. Tidak hanya itu penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak, baik dosen maupun mahasiswa yang telah membantu penyusun menyelesaikan tugas makalah ini.

Bandung, Januari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar isiiiBAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 11.3 Maksud dan Tujuan 2BAB II ISI 32.1 Definisi Penurunan Muka Air Tanah 32.2 Faktor penyebab Penurunan Muka Air Tanah 32.3 Dampak dampak yang disebabkan oleh penurunan muka air tanah 62.4 Solusi Penurunan Muka Air Tanah12BAB III PEMBAHASAN20BAB IV ANALISIS213.1 Kasus Penurunan Muka Air Tanah di Bandung213.2 Analisi Teoritis293.3 Analisis Individual31PENUTUP33DAFTAR PUSTAKA34

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKetidakpedulian terhadap lingkungan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan. Hal ini patut dikritisi seiring pembangunan yang terus menerus berlangsung. Maka dari itu, diperlukanlah suatu usaha yang sifatnya mengembalikan lingkungan dan menyadarkan pengguna serta memeilhara lingkungan yang ada. Pembangunan yang terjadi tanpa memperhatikan kondisi lingkungan bisa berdampak buruk dan akhirnya membahayakan manusia selaku penggunannya. Langkah ini dapat dimulai dengan melakukan suatu pembangunan (arsitektur) yang memperhatikan lingkungan tanapa mengurangi sifat dari bangunan itu sendiri. Salah satu contoh kasus yang berdampak dari ketidakpedulian terhadap lingkungan adalah penurunan muka air tanah. Hal ini dapat menjadi suatu koreksi bagi kita semua.Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan muka air tanah, salah satunya ulah manusia. Untuk mengurangi berbagai dampak yang terjadi karena hal ini maka dicetuskanlah berbagai cara salah satunya dengan pembuatan lubang biopori, sumur resapan, penanaman kembali pohon dan lain lain. Cara cara tersebut dianggap mampu mengurangi dampak yang terjadi.1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : Apa yang dimaksud dengan penurunan muka air tanah ? Faktor faktor apa saja yang yang mempengaruhi penurunan muka air tanah ? Dampak dampak apa saja yang terjadi karena penurunan muka air tanah? Solusi apa yang dianggap mampu mengurangi penurunan muka air tanah ? Contoh kasus penurunan muka air tanah ?1.3 Maksud dan Tujuana.Memberikan informasi mengenai penurunan muka air tanah.b.Memberikan analisis kasus yang terjadi dan memberikan solusi alternatifnya.c. Memenuhi ujian akhir semester mata kuliah Arsitektur dan Lingkungan.

BAB IIISI

2.1 Penurunan Muka Air TanahPenurunan Muka Air Tanah (land subsidence) adalah fenomena alam yang terjadi karena berkurangnnya air tanah sehingga menyebabkan massa tanah atas tertekanan yang berdampak turunnya posisi tanah. Proses ini terjadi begitu lamban sehingga tidak terasa. Penurunan muka air tanah (land subsidence) banyak terjadi di kota kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta, Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo.2.2 Faktor penyebab penurunan muka air tanahPenurunan tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah yang luas atau terjadi secara lokal yaitu hanya sebagian kecil permukaan tanah. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya rongga di bawah permukaan tanah, biasanya terjadi didaerah yang berkapur (Whittaker and Reddish, 1989). Berbagai penyebab terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan menjadi:1. Siklus geologi.2. Sedimentasi daerah cekungan (sedimentary basin).3. Adanya rongga diabawah permukaan tanah sehingga atap rongga runtuh dan hasil runtuhan atap rongga membentuk lubang yang disebut sink hole.4. Adanya aktifitas vulkanik dan tektonik.Secara garis besar penurunan tanah bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain (Whittaker and Reddish, 1989), sebagai berikut:1. Penurunan muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh proses-proses geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga di bawah permukaan tanah dan sebagainya.

Pengaruh TektonikLapisan kulit bumi dengan ketebalan 100 km mempunyai temperatur relatif jauh lebih rendah dibanding dengan lapisan dalamnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran konveksi dimana massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah temperatur rendah atau sebaliknya.Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembang untuk menerangkan pergeseran lempeng tektonik yang menjadi penyebab utama terjadinya gempa bumi tektonik. Disamping itu kita kenal juga gempa vulkanik, gempa runtuhan, gempa imbasan dan gempa buatan. Gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan, gempa runtuhan banyak terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air dam, sedangkan gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk mencari bahan mineral. Skala gempa tektonik jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis gempa lainnya sehingga efeknya lebih banyak terhadap bangunan.Contoh hubungan keterdapatan air tanah dengan struktur geologi adalah Potensi air tanh di daerah sedimen terlipat atau terpatahkan umumnya kecil hal ini mengingat batuan penyusunnya berupa serpih, napal, atau lempung yang bersifat kedap air. Batupasir jika ada umumnya berupa sisipan dan sangat kompak karena berumur tua dan telah mengalami proses tektonik kuat sehingga sedikit kemungkinannya lapisan batupasir tua dapat bertindak sebagai akifer yang baik Potensi air tanah pada daerah gunung api dijumpai akifer-akifer dengan system rekahan yang banyak dijumpai pada lava. Rekahan tersebut terbentuk oleh kekar-kekar yang terjadi akibat proses pada pembekuaan ataupun akibat tektonik/vulkanik Terbentuknya mata air rekahan (fracture artesian spring) adalah mata air yang dihasilkan oleh akifer tertekan yang terpotong oleh struktur impermeable.Siklus HidrologiBerdasarkan posisinya, Indonesia terletak disepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng yang menyebabkan wilayahnya mengalami kondisi tektonik yang sangat kuat. Kondisikondisi tersebut memberikan deformasi terhadap satuan-satuan geologinya. Untuk itu dengan mengetahui zonasi struktur kita dapat mengetahui apakah struktur tersebut merupakan zonasi impermeable atau merupakan nilai permebilitas lapisan batuan. Simulasi penurunan muka air tanah akibat gempaGempa akan membentuk crack atau rekahan-rekahan. Pada saat gempa terjadi goyangan - goyangan yang di beberapa tempat justru terlihat air yang menyembur. Namun setelah goyangan gempa reda banyak dilaporkan sumur-sumur kering, dan mata air yang sudah tidak mengeluarkan air lagi.Mata-air (sumur) banyak yang menjadi kering. Hal ini disebabkan karena ada crack atau rekahan yang membuat air tanah dangkal jatuh ke lapisan dibawahnya, terjadi equilibrium dimana ada air yang masuk ke zona lain yang bertekanan lebih rendah (tinggi muka airnya lebih rendah). 2. Penurunan muka tanah yang disebabkan oleh pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.Pemompaan air tanah dalam skala besarTingginya laju pembangunan Kota Metropolitan serta banyaknya sumur bor di kota-kota besar, mempercepat penurunan permukaan tanah yang tingkat kekerasannya masih rendah. Selain itu, Ahli Geologi Dinas Pertambangan DKI Bowo Saroso mengatakan, penyedotan air tanah berlebihan dengan pompa juga menjadi salah satu penyebab turunnya permukaan tanah. Antara 17,5-18 persen penurunan tanah disebabkan oleh adanya sumur bor, sisanya (sekitar 82 persen) disebabkan oleh kondisi alam, beban bangunan, serta kendaraan. Disebutkan, pengambilan air tanah dengan pompa berkapasitas lebih dari 100 meter kubik (m3) sangat dikhawatirkan mempercepat laju penurunan tanah. Seperti diketahui, saat ini 40 persen permukaan tanah DKI sudah berada di bawah permukaan laut seperti Penjaringan, Pluit, dan sebagian Tanjung Priok, sehingga apabila terjadi pasang air laut ditambah dengan curah hujan yang tinggi, banjir di Jakarta tak dapat dielakkan.

Kondisi muka air tanah tampa pemompaan3. Penurunan muka tanah yang disebabkan oleh adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan muka tanah ini sering juga disebut dengan settlement.Peta penurunan permukaan tanah di DKI antara tahun 1982-1999 yang disusun Dinas Pertambangan menunjukkan, akibat beban bangunan dan faktor teknis, geologi kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat bagian utara merupakan kawasan dengan zona penurunan terparah, yakni antara 100-200 Cm.4. Penurunan muka tanah akibat pengambilan bahan padat dari tanah (aktifitas penambangan).Berdasarkan tinjauan berbagai macam pustaka, faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan muka tanah dapat didefnisikan, sebagai berikut:1. Pengambilan air tanah yang berlebihan (Burbey J.T., 2005).2. Penurunan karena beban bangunan (Quaxiang, 2001).3. Konsolidasi alamiah lapisan tanah (Wei,Q., 2006).4. Gaya-gaya tektonik (Chang, C.P., 2005).5. Ekstraksi gas dan minyak bumi (Odijk, D., 2005).6. Penambangan bawah tanah (Rizos, C., 2007).7. Ekstraksi lumpur (Deguchi, T., 2007).8. Patahan kerak bumi (Rahtje et al., 2003)9. Konstraksi panas bumi di lapisan litosfer (Hamdani et al., 1994)2.3 Dampak dampak yang disebabkan oleh penurunan muka air tanah1. Instrusi air lautIntrusi diartikan sebagai perembesan air laut ke daratan, bahkan sungai sungai. Suatu kawasan yang awalnya air tanahnya tawar kemudian berubah menjadi lagang dan asin seperti air laut. Intrusi dapat berakibat rusaknya air tanah yang tawar dan berganti menjadi asin. Penyebabnya, antara lain penebangan pohon bakau, penggalian karang laut untuk dijadikan bahan bangunan dan kerikil jalan. Pembuatan tambak udang dan ikan yang memberikan peluang besar masuknya air laut jauh ke daratan.Apabila keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah tawar dan air bawah tanah asin didaerah pantai terganggu,maka akan terjadi pergerakan air bawah tanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut.Terminologi intrusi pada hakekatnya hanya setelah ada aksi, yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik. Adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah.Air bawah tanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena adanya intrusi air laut, maka terjadi gradasi mutu, sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum.Penyusupan air asin ini dapat terjadi antara lain akibat :1. Penurunan muka air tanah atau bidang pisometrik di daerah pantai2. Pemompaan air bawah tanah yang berlebihan didaerah pantai3. Masuknya air laut kedaratan melaui sungai, kanal, saluran, rawa, ataupun cekungan lainnya

Hukum Ghyben-HerzbergHubungan antara air laut dengan air bawah tanah tawar pada akuifer pantai pada keadaan statis dapat diterangkan dengan hukum Ghyben Herzberg.Dengan adanya perbedaan berat jenis antara air laut dengan air bawah tanah tawar,maka bidang batas (interface) tegantug pada keseimbangan keduanya.hubungan antara air asin dengan air bawah tanah tawar pada akuifer bebas di daerah pantai.Persamaan tersebut hanya berlaku : Muka air bawah tanah (bid.pisometrik) berada di atas muka laut Muka air bawah tanah (bid.pisometrik) miring ke arah lautPada kondisi dinamis , hukum Ghyben Herzberg tidak sepenuhnya berlaku.2. Banjir bila musim penghujan tibaDengan menurunnya permukaan tanah, air hujan yang harusnya mampu diserap ke dalam tanah dengan kadar yang tinggi sekarang hanya mampu menyerap beberapa persen kadar air hujan. Berbanding jauh dengan kondisi sebelumnya. Dengan kata lain, kemampuan tanah untuk menyerap air hujan menurun. 3. Berkurangnya air tanahPenurunan muka air tanah menyebabkan kondisi air tanah akan semakin tertekan oleh massa tanah di atasnya sehingga hal tersebut menimbulkan kesulitan dalam mendapatkan air tanah. Dengan kondisi seperti ini kebutuhan masyarakat akan air semakin besar karena tidak dapat diimbangi oleh ketersediaan air.4. Amblesnya tanahAmblesnya tanah menyebabkan bangunan dan fasilitas baik umum maupun khusus rusak. Hal ini disebabkan turunnya permukaan tanah. Hal ini menyebabkan kerugian baik psikis maupun material.5. Banjir robPenurunan muka air tanah menyebabkan penurunan air laut lebih tinggi dibandingkan permukaan tanah. Sehingga dengan mudahnya air laut mampu naik ke daratana dan menyebabkan banjir.

6. Kerugian ekonomi langsung (direct losses) dan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses)

Selain kerugian ekonomi langsung (direct losses), penurunan muka tanah juga menyebabkan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses) seperti berkurangnya pendapatan, hilangnya mata pencaharian penduduk, guncangan bisnis, bahkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi.7. Menurunnya kualitas hidup dan lingkunganDengan berkurangnya air tanah maka kualitas hidup dan lingkungan juga ikut menurun. Dapat terlihat dari sanitasi dan kesehatan.

2.4Solusi Penurunan Muka Air Tanah1. Melakukan penghematan air :a. Menggunakan air dengan hemat Kurangi mencuci mobil dengan selang, cukup dengan air seember. Jangan langsung membuang air cucian tetapi gunakanlah untuk menyiram tanaman agar molekul air kembali ke dalam tanah.b. Memakai mesin cuci dengan bijakDengan menggunakan mesin cuci artinya kita membutuhkan air yang lebih banyak maka dari itu pilah pilihlah pakaian pakaian yang benar benar perlu dicuci menggunakan mesin cuci.c.Matikan keran saat menyikat gigi2.Pemanfaatan kelembaban udaraTidak semua industri atau bangunan tinggi memanfaatkan air tanah. Salah satu sumber air yang jumlahnya juga berlimpah di Indonesia adalah kelembaban air. Karena Indonesia adalah negara Kepulauan di mana sebagian besar permukaannya adalah laut, maka kelembaban udara di Indonesia dapat digunakan sebagai sumber air. Sebuah perusahan telah mengembangkan teknik pemanfaatan kelembaban udara, teknik perpaduan antara tekanan udara, temperatur udara, dan aliran udara untuk mengekstrak kelembabannya, dan menjadi sumber air, baik air minum murni, maupun keperluan lainnya. Proses SDP (Systemized Dew Process) ini dilengkapi dengan penyaring udara mikro (Micro Particle Separator System) yang memisahkan kontaminasi, polutan, dsb. untuk memasuki alat proses utama, serta proses sterilisasi. SDP sebagai mesin penangkap kelembaban udara di atmosfer menjadi sumber air bersih. Dengan sistem ini konstruksi gedung-gedung dapat dilengkapi dengan pengolahan kelembaban udara sebagai sumber air bersih. 3. Hijaukan halaman rumah dengan pohon dan tanaman yang mampu menahan molekul air dalam lapisan tanah.4. Tidak menutupi seluruh permukaan rumah dengan semen atau beton sediakan sedikit ruang berupa tanah biasa sehingga rumah memiliki daerah resapan bagi air hujan atau embun.5. Jika tidak terlalu diperlukan, hindarilah membuat bangunan bertingkat. Lebih baik membuat bangunan horizontal sehingga menambah beban berat bumi.6. Membuat sumur resapanSumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.Manfaat sumur resapan adalah:1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.3. Mengurangi erosi dan sedimentasi4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong)2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk.3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan struktur tanah).Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.Pada tanah / batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata / batu kali / batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar sumur saja.Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).

Sumur Resapan. Sumber: PU Cipta KaryaDitjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air y sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2) Ukuran pipa masuk diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm, (4) Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, (6) Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm, (7) Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur resapan dari bidang tadah.Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan bangunan sekitarnya;4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang berwenang.Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah 2,0 cm/jam.3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi bangunan 1 meter.7. Membuat lubang bioporiBiopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan.

Fungsi dan Tujuan:1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Cara Membuat:1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.

2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.

3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.

4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).

alatnya:

Ilustrasinya:

8. Desalinasi airDesalinasi adalah proses merubah air laut menjadi air tawar. Ada beberapa metode untuk melakukan desalinasi air yaitu : Vacuum destillationSecara sederhana desalinasi dapat dilakukan dengan metode vacumm distillation prinsipnya memanaskan air laut sehingga menghasilkan uap air yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Reverse OrmosisPrinsip metode ini adalah menembakan atau mendesak air laut agar agar melalui membran membran semipermeabel untuk memisahkan kandungan garam. Metode ini adalah metod paling umum untuk melakukan desalinasi air secara besar.

9. Melakukan pemantauan penurunan tanah (land subsidence) secara rutinTeknik pemantauan penurunan muka air tanah (land subsidence)Pada prinsipnya, penurunan tanah dari suatu wilayah dapat dipantau dengan menggunakan beberapa metode, baik itu metode-metode hidrogeologis (e.g. pengamatan level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan piezometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah) dan metode geoteknik, maupun metode-metode geodetik seperti survei sipat datar (leveling), survei gaya berat mikro, survei GPS (Global Positioning System), dan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar).Teknik pemantauan land subsindence dengan gpsGPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-satelit Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997]. Prinsip studi penurunan tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristik penurunan tanah akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.GPS memberikan nilai vektor pergerakan tanah dalam tiga dimensi (dua komponen horisontal dan satu komponen vertikal). Jadi disamping memberikan informasi tentang besarnya penurunan muka tanah, GPS juga sekaligus memberikan informasi tentang pergerakan tanah dalam arah horisontal.GPS memberikan nilai vektor pergerakan dan penurunan tanah dalam suatu sistem koordinat referensi yang tunggal. Dengan itu maka GPS dapat digunakan untuk memantau pergerakan suatu wilayah secara regional secara efektif dan efisien.GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal. Dengan tingkat presisi yang tinggi dan konsisten ini maka diharapkan besarnya pergerakan dan penurunan tanah yang kecil sekalipun akan dapat terdeteksi dengan baik.GPS dapat dimanfaatkan secara kontinyu tanpa tergantung waktu (siang maupun malam), dalam segala kondisi cuaca. Dengan karakteristik semacam ini maka pelaksanaan survei GPS untuk pemantauan pergerakan dan penurunan muka tanah dapat dilaksanakan secara efektif dan fleksibel.10. Mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintahPemerintah daerah tengah menggodok beberapa kebijakan mengenai pemakaian air tanah. Di antaranya merumuskan penetapan satuan harga untuk pemakaian air tanah. Selama ini yang sudah ada adalah permumusan satuan harga untuk pemakaian air permukaan. Langkah lainnya, secara bertahap mengurangi titik-titik pengeboran air tanah yang sudah ada sebanyak 10 persen dari jumlah yang ada setiap tahunnya.

BAB IIIPEMBAHASAN

Pengambilan air tanah yang berlebihan menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan seperti penurunan muka air tanah,instrusi air laut, penurunan muka air sungai pada musim kemarau dan amblesan tanah.Agar hal ini tidak terjadi maka dilakukan kegiatan konservasi air tanah untuk menjaga kelestarian, kesinambungan ketersediaan, daya dukung, fungsi air tanah,serta mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan air tanah.Dengan meningkatnya kebutuhan air bersih yang mengandalkan air tanah di seluruh cekungan air tanah di Indonesia, yang tidak dilakukan dengan mempertimbangankan konservasi air tanah, maka dalam masa mendatang akan terjadi bencana nasional, Ketika semua bencana ini terjadi bersamaan maka potensi sumber daya air di Indonesia menjadi rusak sehingga menurunkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Bukan hanya kualitas hidup manusia yang mengalami gangguan, sektor pertanian, peternakan, dan industri yang membutuhkan air dalam kegiatannya juga akan mengalami gangguan.

BAB IVANALISIS

Untuk memberikan gambaran mengenai Penurunan air muka tanah di Indonesia, saya mengambil contoh kasus penurunan muka air tanah di Bandung.3.1 Penurunan muka air tanah di BandungPenduduk kawasan Bandung Raya pada tahun 2005, diperkirakan mencapai 7 juta orang. Jika kebutuhan air bersih per hari perorang sebanyak 125 liter, maka kebutuhan air yang harus tersedia sekira 350 juta m3/tahun. Kebutuhan air bersih untuk industri diperkirakan mencapai 132 juta m3/tahun, sedangkan untuk keperluan sosial (tempat ibadah, dsb) dan perkantoran diperkirakan mencapai 30 juta m3/tahun. Dengan demikian, kebutuhan air bersih di kawasan ini mencapai 512 juta m3/tahun. Pemenuhan kebutuhan air bersih yag disediakan melalui PDAM masing-masing adalah PDAM Kota Bandung baru bisa menyediakan sekira 560 liter/detik atau 17 juta m3/tahun. Sedangkan PDAM Kab. Bandung Cimahi mencapai 613 liter/detik atau sekira 19 juta m3/tahun. Secara keseluruhan, pemenuhannya mencapai 36,5 juta m3/tahun dengan proporsi sumber air bakunya 40% berasal dari air permukaan dan 60% dari air tanah. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang langsung berasal dari air permukaan cukup kecil. Terlebih, di daerah perkotaan hampir semua air permukaan sudah mengalami pencemaran. Oleh karena itu, pengguna berpaling ke air tanah sehingga sumber ini menjadi andalan di dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Alasan lain, masyarakat lebih banyak menggunakan air tanah di antaranya mudah didapat, tidak memerlukan tempat yang luas, misalnya cukup dengan pipa ukuran diameter satu inchi, air yang didapat umumnya bersih dan biaya untuk mendapatkannya relatif murah dan menurut badan geologi energi dan sumber daya mineral. dan ini foto lansat citra satelit penurunan daerah bandung

(foto lansat citra satelit penurunan daerah bandung)

Pada tahun 1980, kedudukan muka air tanah di Cimahi mencapai 15 meter di atas permukaan tanah (+15 m), Kebon Kawung +22 m, Rancaekek +1 m, Margahayu (Lanud Sulaeman) + 7 m, Dayeuh Kolot +2 m, Banjaran +2 m, dan Majalaya +3 m. Namun, pada tahun 2004 permukaan air tanah di tujuh lokasi tersebut jauh menurun. Di Cimahi mencapai 86 m di bawah permukaan tanah (-86 m), Kebon Kawung -36 m, Rancaekek -39 m, Margahayu (Lanud Sulaeman) -14 m, Dayeuh Kolot -55 m, Banjaran -20 m, dan Majalaya -41 m.Kalau kita perbandingkan kondisi tahun 1980 dan tahun 2004-2005, sebelum tahun delapan puluhan masyarakat di tatar Bandung tidak mengalami kesulitan. Dengan cara membuat sumur bor pantek dengan kedalaman sekitar 40 m dari permukaan tanah, air tanahnya sudah bisa keluar sediri tanpa dipompa (masyarakat mengatakan air artetis). Air tanah bisa menyembur sampai sampai setinggi 20 meteran di atas permukaan tanah.

Permukaan Tanah Menurun 4 cm Setiap Tahun. Kepala Pusat Lingkungan Geologi (PLG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir. Danaryanto, M.Sc. mengingatkan, agar pemerintah daerah setempat tidak berleha-leha dan harus benar-benar melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan air tanah."Jangan sampai kejadian di Pacitan, Jawa Timur, terjadi di kita. Di sana, air sangat sulit. Untuk mendapatkan air, masyarakat harus mengambil dari tempat yang sangat jauh. Kalaupun ada yang menjual, harganya mahal. Banyak penduduk terpaksa menjual sapi atau kambing hanya untuk mendapatkan air," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di PLG, Jln. Dipenogoro, Bandung Menurut Danaryanto, wilayah Kota Bandung yang harus diwaspadai penurunan air tanahnya, di antaranya Moh. Toha, Andir, Cicendo, dan Sukajadi. Sejumlah wilayah tersebut dikategorikan air tanahnya rusak. "Memang di sana tidak semuanya, tetapi dalam beberapa titik saja. Kendati demikian, harus segera diantisipasi. Jika tidak, bencana air tanah akan terjadi di beberapa wilayah tersebut," tuturnya. Danaryanto menambahkan, sejumlah wilayah yang sudah dikategorikan kritis air tanah adalah Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bojongloa Kaler, Kiaracondong, dan Batunung-gal. Sedangkan selebihnya, dikategorikan rawan dan aman. "Wilayah yang dikategorikan rusak harus dilakukan pengawasan ketat terhadap pengambilan air tanah. Selain itu harus dilakukan konservasi, misalnya membuat resapan tanah," ujarnya.Faktor inilah yang menyebabkan terjadinya pemakaian air tanah menjadi boros, merasa air tanah sebagai barang temuan, dan ada anggapan seolah-olah tidak berharga. Padahal, jika ditinjau dari dampak negatif yang akan terjadi, perlakuan tersebut bertentangan dengan makna pembangunan yang diinginkan. Terbukti, kondisi air tanah di beberapa tempat sudah masuh ke daerah rawan sampai rusak. Kawasan Bandung termasuk empat daerah di Indonesia yang mengalami parah kerusakan air tanahnya.

Kondisi air tanah Bandung

Secara topografi kawasan Bandung Raya membentuk satu cekungan. Akan tetapi, jika ditinjau dari keberadaan air tanahnya, di dalam cekungan tersebut terbagi menjadi tiga cekungan air tanah (CAT), yaitu CAT Bandung Soreang yang melampar di Kab.Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kab. Sumedang. Setelah itu, CAT Lembang dan CAT Batujajar. Keduanya berada di Kab. Bandung. Potensi ketiga CAT tersebut sebesar 1.196 juta m3/tahun yang terdiri dari 1.062 juta m3/tahun berada pada akuifer tidak tertekan atau lebih populer di masyarakat sebagai air tanah dangkal. Sisanya, 134 juta m3/tahun berada pada akuifer tertekan atau lebih populer disebut air tanah dalam.

Air tanah dangkal

Air tanah dangkal di kawasan Bandung, umumnya berada pada kedalaman kurang dari 40 meter dari permukaan tanah. Akuifer air tanah ini bersifat tidak tertekan, sangat mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat. Hal ini disebabkan karena antara air tanah pada akuifer dan air yang ada di permukaan tanah tidak dipisahkan oleh lapisan batuan yang kedap (tidak tembus air). Jika terjadi hujan, air yang meresap ke dalam tanah akan langsung menambah air tanah ini. Perubahan air tanah ini akan terlihat jelas pada sumur gali, di mana pada musim hujan air tanah selalu lebih dangkal daripada muka air tanah pada musim kemarau. Selain itu, air tanah ini mudah terkontaminasi kotoran, terlebih kotoran yang berasal dariseptictankdi daerah padat penduduk.

Air tanah dalam

Air tanah ini disebut air tanah dalam karena keberadaannya cukup dalam, sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan alat bor besar. Air tanah ini berada pada akuifer kedalaman antara 40-150 m dan di bawah 150 m. Akuifer ini bersifat tertekan dan tidak dipengaruhi oleh kondisi air permukaan setempat karena antara air tanah pada akuifer dan air yang ada di permukaan tanah dipisahkan oleh lapisan batuan yang kedap. Air tanah ini mengalir dari daerah resapannya di daerah yang bertopografi tinggi, sekitar Takubanparahu, Dago Atas, Ciwidey, Pangalengan, Gunung Malabar, dan sebagian kecil dari timur Cicalengka. Perubahan kondisi air tanah pada musim hujan dan pada musim kemarau tidak kentara.

Cara Pengambilan air tanah

Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan industri, sementara pada sisi lain kemampuan pasok PDAM baru 7 persen saja, pengambilan air tanah dipastikan terus meningkat. Hal ini menjadi dilematis karena untuk memenuhi kebutuhan air, proses pengambilan air tanah dilakukan secara besar-besaran dan tak terkendali. Dampak negatif yang timbul adalah perubahan lingkungan seperti muka air tanah makin dalam, sehingga untuk mendapatkan air kian sulit dan mahal. Selain itu, terjadi pula pencemaran air tanah, terutama pada air tanah dangkal. Terjadi pula penurunan muka tanah (landsubsidence). Semestinya, air tanah tidak boleh diambil semua atau dikuras dari akuifer yang ada. Batas aman adalah 30 40 persen dari potensi yang ada. Sedangkan yang lainnya harus dipertahankan di dalam tanah sebagai penyeimbang lingkungan.Sejak tahun 1972, setiap tahun terjadi penurunan muka air tanah antara 0,05 sampai 7,3 meter. Dengan penurunan muka air tanah sebanyak itu, disinyalir hingga tahun 2002 muka air tanah turun lebih dari seratus meter. Akibatnya, air tercemar dan tahun 2007 mendatang Bandung terancam kekurangan air. Demikian dikatakan Kepala Subdirektorat (Subdit) Konservasi Air Tanah Direktorat Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan Danaryanto, di Bandung, Senin (21/4). Hingga tahun 2002, muka air tanah di Bandung berada sekitar 100 meter di bawah muka tanah (BMT) kata Danaryanto. Tingginya tingkat penurunan muka air tanah di Kota Bandung, tambah Danaryanto, akibat penggunaan air tanah yang tidak terkendali. Misalnya, pembangunan industri pada beberapa daerah dengan kondisi air tanah yang relatif baik. Selain itu, daerah resapan air yang semakin berkurang juga menyebabkan muka air tanah semakin menurun. Pada daerah-daerah industri memang terjadi penurunan muka air tanah yang tinggi. Selain itu, penggunaan air tanah yang berlebihan dari rumah tangga membuat muka air tanah semakin turun tak terkendali, jelasnya. Data yang diperoleh Kompas dari Direktorat Tata Geologi Lingkungan menunjukkan, terjadi peningkatan pengambilan air tanah dari tahun ke tahun. Tahun 1998 misalnya, air tanah yang diambil 41,7 juta meter kubik melalui 2.397 sumur bor. Sementara volume air tanah yang diambil tahun 1999 mencapai 45,4 juta meter kubik melalui 2.401 sumur bor. Kemudian tahun 2000 pengambilan air tanah diperkirakan 46,6 juta meter kubik melalui 2.484 sumur bor. Menurut Danaryanto, akibat menurunnya muka air tanah, di beberapa tempat akan terjadi amblasan tanah. Selain itu, pencemaran air di beberapa daerah relatif tinggi. Dampak penurunan muka air tanah yang lain adalah terjadinya kekeringan terutama di daerah sekitar tempat pengambilan air. Dari hasil pengamatan Kompas di beberapa daerah di Bandung, kondisi air di beberapa daerah kurang baik. Di Kopo, misalnya, air yang digunakan berwarna kekuningan dan berbau karat. Eka (28), salah seorang penduduk Kopo, mengaku harus memasang saringan di keran air untuk mengurangi kekeruhan air. Dia juga membeli air minum kemasan karena air di daerahnya tidak layak minum. Menurut Danaryanto, untuk mengembalikan kondisi air tanah di Kota Bandung dibutuhkan waktu lama. Untuk mengalirkan air dari daerah resapan ke daerah yang lebih rendah secara alami akan menampungnya dibutuhkan waktu 500 hingga 600 tahun. Untuk mengembalikan kondisi air tanah dalam waktu singkat secara alami tidak mungkin. Oleh karena itu, dibutuhkan sumur resapan di daerah yang memiliki sumur bor. Selain itu, dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menggunakan air tanah sewajarnya, katanya. Danaryanto menambahkan, seharusnya tidak seluruh air tanah yang tersedia digunakan. Maksimal air tanah yang dapat digunakan antara 50 hingga 60 persen. Jika masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sebaiknya juga menggunakan air permukaan, misalnya air sungai. Sementara Direktur Eksekutif Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) David Sutasurya mengatakan, masyarakat kurang memahami pentingnya air permukaan seperti sungai karena terlalu banyak menggunakan air tanah. Akibatnya, fungsi sungai sebagai sumber air bergeser menjadi tempat membuang sampah dan lain-lain.

3.2 Analisis Teoritis

Penurunan muka air tanah sangat signifikan terjadi, terutama pada akuifer dalam. Sumber air tanah berasal dari daerah resapan air yang lokasinya jauh dan pengalirannya sampai ke daerah pengambilan air memerlukan waktu hingga ratusan tahun. Bahkan air tanah di Cekungan Bandung-Soreang umurnya mencapai ribuan tahun. Penurunan muka air tanah pada akuifer dangkal tidak separah pada akuifer dalam. Hal itu bisa terjadi karena air tanah lebih cepat terisi kembali oleh air permukaan di sekitarnya, terutama air hujan di musim hujan. Penurunan muka air tanah yang drastis terjadi terutama sejak tahun 1980-an. Hal itu seiring dengan pesatnya perkembangan industri dan permukiman penduduk. Oleh karena itu, penurunan muka air tanah paling parah terjadi di daerah industri, seperti Cimahi (sekitar Leuwigajah), Batujajar, sekitar Jln. Moh. Toha, Dayeuhkolot, Rancaekek-Cicalengka, Ujungberung, Cicaheum, dan Kiaracondong. Di daerah permukiman dan perumahan, penurunan terjadi pada muka air tanah dangkal, terlihat dari sulitnya penduduk mendapatkan air tanah dari sumur mereka.Selama 25 tahun terjadi penurunan muka air tanah sampai puluhan meter, bahkan ada yang mendekati 100 meter

Penurunan muka air tanah ini terletak di daerah dengan kegiatan ekonomi tinggi seperti daerah daerah yang menjadi pusat pusat industri. Sedangkan penurunan muka tanah atau amblesan merupakan dampak susulan akibat terjadinya penurunan muka air tanah, yang kemudian mempengaruhi daya dukung mekanik tanah terhadap beban di atasnya berkurang, sehingga terjadi amblesan. Terjadinya amblesan ini akan menyebabkan ketidakstabilan pondasi bangunan sehingga dasar bangunan menjadi retak retak dan mempercepat usia pakai gedung tersebut.

Selain itu pencemaran dari limbah limbah industri juga telah mengakibatkan masuknya air permukaan yang telah tercemar ke air dangkal di sekitarnya. Sehingga secara bersamaan diperlukan waktu yang cukup untuk melakukan pemulihan kembali menurunnya muka air tanah dan kualitas air tanah yang telah tercemar. Berbagai langkah telah dilakukan seperti konservasi terhadap daerah resapan alami cekungan air tanah Bandung. Selain itu juga peresapan buatan telah dilakukan dalam upaya untuk mengantisipasi semakin berkurangnya lahan resapan atau lahan terbuka akibat semakin berkembangnya pembangunan yang dilakukan.

3.2 Analisis Individual

Penurunan muka air tanah di Bandung disebakan oleh berbagai faktor, salah satu faktor terbesar penyebab penurunan muka air tanah di Bandung adalah pengambilan air tanah yang tidak terkendali. Hal tersebut terjadi karena PDAM tidak mampu memenuhi kebutuhan air di Kota Bandung, selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi pada pengambilan air tanah. Harga air PDAM yang dinilai lebih mahal, mempengaruhi animo masyarakat untuk mengambil air tanah secara berlebihan yang notabenenya gratis tanpa memperdulikan akibatnya. Dengan turunnya muka air tanah, dampaknya akan sangat terasa bagi masyarakat. Pasokan air akan sangat kecil, dan sumber airnya menjadi sangat jauh di bawah tanah. Terlebih lagi, jika permukaan tanah amblas, karena lapisan tanah dibawahnya turun akibat penurunan muka air tanah.Pada dasarnya, solusi yang tepat untuk menagani masalah ini adalah dengan mengubah kebiasaan kebiasaan buruk dalam menggunakan air. Dengan demikian maka sikap disiplin akan tertanamkan sehingga berkurangnya persentase penggunaan air secara belebihan. Selain itu solusi solusi lain yang telah dicanangkan pemerintah wajib kita dukung dan laksanakan misalnya dengan menanam pohon, membuat lubang resapan biopori, sumur resapan, memberikan ruang terbuka di rumah yang bukan perkerasan, dll. Walaupun untuk mengembalikan kondisi muka air tanah di kota Bandung membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak ada salahnya kita terus berusaha untuk ikut berkontribusi dalam perbaikan tersebut. Meskipun melalui hal hal kecil.Langkah langkah arsitektural untuk mengurangi penurunan muka air tanah : Jika tidak terlalu diperlukan kurangi membangun bangunan vertikal dengan cara membangun bangunan horizontal agar tidak menambah beban bumi. Menyediakan suatu lahan di rumah tanpa perkerasan maksudnya lahan tanah alami Menerapkan 1 rumah 1 pohon, dan memberikan lahan hijau pada bangunan Menanamkan jiwa sadar lingkungan pada klien sebagai arsitek Mendesain sanitasi dengan baik dan benar sehingga tidak ada air yang terbuang percuma.

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai isu dan kasus yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya mungkin masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan kami dan kemungkinan para pembaca memiliki pendapat yang berbeda dengan apa yang saya paparkan dalam makalah kami ini.

Saya banyak berharap kepada para pembaca yang budiman, sudi untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dalam penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Tony. 2012. Desalinasi air laut (online)Tersedia di : http://tonyworkes.wordpress.com/2012/04/16/desalinasi-air-laut/ (diunduh 14 Januari 2012)

Yudo.2009.Faktor faktor penyebab penurunan muka tanah (online)Tersedia di : http://yudopotter.wordpress.com/2009/05/06/faktor-faktor-penyebab-penurunan-muka-tanah-land-subsidence/ (diunduh 14 Januari 2012)

Fikri, Ahmad. 2008. Penurunan Muka Air Tanah Bandung Dinilai Paling Parah (online)Tersedia di : http://www.tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/2008/01/04/brk,20080104-114803,id.html (diunduh 14 Januari 2012)

Anita. 2010. Pemanfaatan kelembaban udara sebagai solusi penurunan muka air tanah (online) Tersedia di : http://groups.yahoo.com/group/milis_ampl/message/4597 (diunduh 14 Januari 2012)

Ahira, Anne.Penurunan permukaan tanah dalam tinjauan ilmu fisika tanah (online) Tersedia di : http://www.anneahira.com/fisika-tanah.htm (diunduh 14 Januari 2012)

Ibnu. Pemantauan penurunan tanah land subsidence (online)Tersedia di : http://www.ibnurusydy.com/pemantauan-penurunan-tanah-land-subsidence/ (diunduh 14 Januari 2012)Achmadin. 2010. Penurunan muka air tanah (online)Tersedia di : http://achmadinblog.wordpress.com/2010/09/23/penurunan-muka-air-tanah-terhadap-faktor-tektonik/ (diunduh 14 Januari 2012)

Zanuzi.2008. Muka air tanah di Bandung (online)Tersedia di : http://zanuzi.wordpress.com/2008/08/14/muka-air-tanah-di-bandung-turun-100-meter/ (diunduh 14 Januari 2012)

Sukastri, Murni. 2010. Penurunan air tanah di daerah Bandung (online)Tersedia di : http://delapan09.blogspot.com/2010/12/penurunan-air-tahan-di-daerah-bandung.html (diunduh 14 Januari 2012)

http://kitadanbumi.blogspot.com/2011/06/membuat-biopori-di-halaman-rumah.html (diunduh 14 Januari 2012)http://bebasbanjir2015.blogspot.com/ (diunduh 14 Januari 2012)http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=dampak%20penurunan%20muka%20air%20tanah%20di%20bandung&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CG4QFjAI&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F21585%2F1%2F23.pdf&ei=ppfzUMDkMtCmkgXn5oGgBg&usg=AFQjCNHJKhsG6xY5VSZoKSm5geZ1wVF4qQ&bvm=bv.1357700187,d.dGI (diunduh 14 Januari 2012)http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=dampak%20penurunan%20muka%20air%20tanah%20di%20bandung&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CFAQFjAE&url=http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F123201-GEO.038-08-Wilayah%2520Penurunan-Literatur.pdf&ei=ppfzUMDkMtCmkgXn5oGgBg&usg=AFQjCNH60SPCkYDsKoRivxHIP-QW89ceAA&bvm=bv.1357700187,d.dGI (diunduh 14 Januari 2012)