analisis kaidah (uas usfiq)

Upload: miftahul-huda

Post on 10-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 Analisis Kaidah : Tasharruful Imam Ala Al-Raiyyah Manutun Bil Maslahah A.Pendahuluan SepertiyangdiketahuibahwafiqhsiyasahadalahhukumIslamyang obyekbahasannyamengenaikekuasaandanbagaimanamenjalankan kekuasaan tersebut.Apabila disederhanakan, fiqh siyasah meliputi Hukum Tata Negara,HukumAdministrasiNegara,HukumInternasional. Apabiladilihatdari sisihubungan,FiqihSiyasahberbicaratentanghubunganantararakyatdengan pemimpinnyasebagaipenguasayangkonkretdidalamsebuahNegaraatau antarnegaraataudalamkebijakan-kebijakanekonominyabaiknasionalmaupun internasional1. Dalam analisis mengenai kaidah ini, terdapat dua kata yang saling terkait, yangpertamayaitutasharrufulimam(kebijakanpemimpin)danyang keduaadalahalmaslahat(maslahat).Tetapidariduahaltersebutterdapat kata kunci yang menentukan arah dari konsep kebijakan tersebut, yaitu maslahat. Olehkarenaitu,halpokokyangmenjadikajiandalampermasalahaniniadalah bagaimanasebenarnyakonsepmaslahat,dimanamaslahatinilahyangnantinya akanmembawadanmengantarkankepadasebuahmunculnyakebijakanyang akandibuatolehseorangpemimpin.Ketikakitamemperhatikankaidah tasharrufulimamalaalraiyyahmanutunbialmalahatyangberartibahwa kebijakanseorangpemimpinterhadaprakyatnyabergantungpada kemaslahatan,makaadaduakatayangtidakhanyamemberikanmaknasecara

1H.A.Jazuli.2006.Kaidah-KaidahFikih,Kaidah-kaidahHukumIslamdalamMenyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis. Jakarta: Kencana Pernada Media group, hal; 147 2 retorik saja, tetapi dua kata yang sekaligus memberikan gambaran dan batasan sertasuatukonsepyangdimaksud.Duakatatersebutadalahtasharrufulimam (kebijakandariseorangpemimpin)danalmaslahat(kemaslahatan).Maka dalamhaliniakanlebihbanyakmengkajitentangbagaimanakonsep kemaslahatanyangakandijadikansebagailandasantehadappembuatansuatu kebijakan. B.AnalisisKaidahFiqihTasharrufulImamAlaAlRaiyyahManutunBi Al Maslahah Sebagaimanatelahdijelaskandiatasbahwakaidahinimerupakankaidah yangmempunyaiaspekhorizontal,karenadalamimplementasinya memerlukan hubunganantara seorang pemimpin dengan masyarakat atau rakyat yangdipimpin.Perludiketahuimaknadarikaidahtersebut,yangberbunyi tasharrufulimamalaalraiyyatimanuutunbialmaslahatmempunyai pengertianretorik(harfiyyah)kebijakanseorangpemimpinterhadaprakyatnya bergantung pada maslahat. Lebihjauhdarisekedarpengetianretoriktersebut,makaada pengertianyanglebihluasadalahsegalaaspekkehidupanyangmeliputi kepentinganrakyatdalamsuatukelompokataugolongantertentuharus ditetapkandenganmekanismesyura(musyawarah).Halinisebagai terjemahandaripernyataankaidahtesebutyangmenekankanpadaaspek kemaslahatan,karenametodemusyawarahadalahsalahsatubentukyangriil untuk mencapai dan medapatkan suatu kemaslahatan untuk bersama. Hal ini yang juga ditekankan dalam firman Allah QS. As Syura ayat 38 yang berbunyi ; 3 4g~-.-4 W-O+E4-c-jgj4Og W-ON`~4E_OUO- -NO^`4 O4OO7-4LuO4 Og`4 _4L^~Ee4O4pOgLNC ^@g Dan(bagi)orang-orangyangmenerima(mematuhi)seruanTuhannyadan mendirikanshalat,sedangurusanmereka(diputuskan)denganmusyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Sebuahcontohyangbisadijadikansebagaireferensibagiberlakunyaasas tersebut adalah apa yang dikatakan oleh Umar bin Khattab yang diriwayatkan oleh Sain bin Mansur;sungguh aku menempatkan diri dalam mengurus harta Allah sepertikedudukan seorang wali anak yatim, jika aku membutuhkan makaakumengambildaripadanya,jikaakudalamkemudahanaku mengembalikannya, dan jika akuberkecukupan maka aku menjauhinya2.Kaidahinimenegaskanbahwaseorangpemimpinharusmengedepankan aspekkemaslahatanrakyatbukanmengikutikeinginanhawanafsunya,atau keinginginan keluarganya atau kelompoknya.Kaidah ini juga diperkuat dengan QS. An-Nisa ayat 58 yang berbunyi ; Ep) -.- 7NON`4C pW-1E> ge4L4`- -O)E_)Uu- -O)4 +;EO4u-4 +EEL- p W-O7^4`;E^) _ Ep) -.-+gg^ 7Og4C gO) Ep)-.- 4p~E OgE- -LOO4^)g Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

2 Ibid 4 menerimanya,dan(menyuruhkamu)apabilamenetapkanhukumdiantara manusiasupayakamumenetapkandenganadil.SesungguhnyaAllahmemberi pengajaranyangsebaik-baiknyakepadamu.SesungguhnyaAllahadalahMaha mendengar lagi Maha melihat. Salahsatucontohlaindijelaskandalamkitabal-asybahwaal-nadhair.SyeikhImamJalaluddinAbdurrrahmanbinAbiBakrAs-Suyuti mengungkapkancontohyangsederhana,bahwadalamsuatuNegaraapabila adakeinginanuntukmenghilangkantentaradalamanggaranprogram kenegaraandenganalasanyangdibolehkanmakahalitudiperbolehkan,tetapi kalausekiranyaalasanyangakandigunakansebagailandasanpeniadaanhal tesebut tidak diperbolehkan atau bahkan tidak dalam kategori penting dan darurat makapeniadaantersebuttidakdiperbolehkan.Kemudiancontohyanglain adalahsoalpembagianzakat,seorangimamataupemimpinyangmasihdalam keadaanmamputidakbolehmengutamakandirinyadalammenerimazakatdari pada rakyat yang notabene lebih membutuhkan3. Dalamkontekskontemporer,kaidahtersebuttentunyatidakboleh terlepasdarijiwaseorangpemimpin.Olehkarenaitulahsetiapkebijakanyang mengandungmanfaatdanmaslahatbagirakyatmakaitulahyangdirencanakan, dilaksanakan,diorganisasikan,dandinilai/dievaluasikemajuannya. Sebaliknyakebijakanyangmendatangkanmudharatdanmafsadahbagi rakyat,itulahyangharusdisingkirkandandijauhi.Dalamupaya-upaya pembangunanmisalnya,membuatirigasiuntukpetani,membukalapangankerja

3 Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr As sutuyi. 1965. Al asybah wa al nadhair. Surabaya: Al Hidayah, hal; 83 5 yangpadatkarya,melindungihutanlindung,menjagalingkungan, mengangkatpegawaiyangbenar-benaramanahdanprofessionaldanlain sebagainya. Dalammendukungkaidahtersebut,tentudiperlukankaidahpelengkap yang bisa mendukung dan sejalan dalam pemaknaan terhadap kaidah tersebut. Diantarakaidah-kaidahyangdiperkukanuntukmendukungkaidahtersebut adalahkaidahyangberbunyi;ikhtiyarulamstalfalalstal(memilihyang representativedanlebihrepresentativelagi)4.Kai dahi ni member i kan gambar ankepadas i kapyanghar usdi ambi l dandiimplementasikan olehseorangpemimpindalammembuatsebuahkebijakan,yaituharusdilakukan dandipilihmanayangrepresentativeuntukbisadilaksanakanterlebihdahulu. Artinyamemangkebutuhanmasyarakatyangsedemikianbanyak,manayang lebih representative untuk dilaksanakan dan diprioritaskan lebih dulu. Disampingmengenaisubstansiyanghendakdicapaidarisebuah kemaslahatanyangada,makapadadasarnyaterdapatfaktorlainyang memberikan kontribusi terhadap tercapainya sebuah maslahat. Diantaranya adalah faktormekanismesistemkekuasaandanjalannyapemerintahanyangsistematis. Misalnyadalamfiqhsiyasah,terdapatpembagiankekuasaansejakzaman kekhalifahan.Pembagiankekuasaanituterusberkembangmakakemudian munculberbagailembagakekuasaandalamsebuahNegara.Adakhalifah (presiden)sebagailembagakekuasaaneksekutif(alhaiahaltanfidhiyyah),dan lembagalegislativeatauahlalhalliwaalaqdi(alhaiahaltasyriiyah)dan

4Ibnu Taimiyyah. 1967. Al siyasah al sariyyah fi islahi wa al rayah.Saudi Arabia: Dar Al kutub Al arabi, hal ; 14 6 lembagayudikatif(alhaiahalqadhaiyyah),bahkanlembagapengawasan(al haiah al muraqabah). Mengenaipermasalahanini,makadalamkaidahhukumIslamterdapat kaidahyangberbunyialwilayahalkhassahaqwaminalwilayahalammah (kekuasaanyanglebihkhususlebihkuat(kedudukannya)daripadakekuasaan umum)5.Maksudkaidahtersebutadalahbahwalembaga-lembagayangkhusus lebihkuatkekuasaannyadaripadalembaga-lembagayangumum.Contohnya: camatlebihkuatkekuasaanyadalamwilayahnyadaripadagubernur,walinasab lebihkuatkekuasaannyaterhadapanak-anaknyadaripadapengadilanagamadan seterusnya. Padaintinyadalamkaidahintiyangtertulisdalamjudulmakalahini adalahbahwasegalasesuatuyangmenyangkutkepentinganumum,makaharus dicarikansolusiterbaiknyademikemaslahatan.Solusiterbaikyangdapat ditawarkanbisameliputisubstansidaripermasalahanyangsedangdibahasdan mekanismedalampelaksanaannya.Ibaratdalamsebuahsistemhukummakaada hukumformildanhukummateriilyangtidakbolehlepassalahsatunya.Lalu kemudianpertanyaannyaadalah,maslahatyangsepertiapayangmengikat seorang pemimpin untuk selalu memasukkan konsep tersebut dalam pertimbangan utama atau prioritas utama dalam mengambil setiap kebijakan? C.Analisis Konsep Maslahat 1.Teori At Tufi tentang Maslahat

5 Asymuni A Rahman. 1976. Kaidah-kaidah Fiqh, cet 1. Jakarta: bulan bintang, hal, 132. 7 Beberapa pandangan dan konsep mengenai maslahat yang ada sebenarnya telahdisampaikanolehbanyakdarikalanganparapakardibidangnya,tetapi karenabatasanyangadamakadalamkesempatankaliinikajianakanlebih difokuskan pada salah satu konsep atauteori tentang maslahatyang disampaikan dandikemukakanolehNajmuddinAnTufi.Diantarabeberapapandanganbeliau tentang konsep maslahat adalah sebagai berikut. Pengertian Maslahat. Dalampandanganat-TufiBahasanlafazmaslahatberdasarkanwazan maf'alatundarikatasalah.Artinya,bentuksesuatudibuatsedemikian rupasesuaidengankegunaannya.Misalnya,penadibuatsedemikianrupa agardapatdigunakanuntukmenulis. Pedang dibikin sedemikian rupa sehingga bisadipakaiuntukmemenggal.Sedangkandefinisimaslahatadalahsarana yangmenyebabkanadanyamaslahatdanmanfaat.Misalnya,perdagangan adalah sarana untuk mencapai keuntungan. Pengertian berdasarkan syari'at adalah sesuatuyangmenjadipenyebabuntuksampaikepadamaksudsyar'i,baikberupa ibadatmaupunadat.Kemudian,maslahatiniterbagimenjadiduabagian,yaitu perbuatanyangmemangmerupakankehendaksyari',yakniibadatdanapayang dimaksudkanuntukkemanfaatansemuaumatmanusiadantatanankehidupan, seperti adat istiadat6. Bidang Hukum Berlakunya Maslahat at-Tufi Mengenai lapanganhukum mu'amalatdanyangsejenisnya,dalilyang diikuti adalah maslahat. Maslahat dan dalil-dalil syari'at lainnya, terkadang senada

6NajamuddinatTufi.1954.Syarhal-HadisArba'inan-NawaiyahdalamMustafaZaid.al-Maslahatfiat-Tasyri'ial-IslamiwaNajmuddinat-Tufi.(BagianLampiran)Mesir:Daral-Fikral-Arabi, hal; 243. 8 danterkadangbertentangan.Jikasenada,memanghalitubaiksepertisenadanya antara nas, ijma' dan maslahat mengenai ketetapan hukum dharuri yang berjumlah lima.Hukum-hukumkulliyangdaruriituialahdibunuhnyaorangyang membunuh,dibunuhnyaorangyangmurtad,pencuridipotongtangannya, peminumdihukumderadanorangyangmenuduhorangbaikberbuatzina harusdijatuhihukumanhadd,dancontoh-contohlainyangserupadalamhal dalil-dalilsyari'atsenadadenganmaslahat.Jikaternyatatidaksenadadan bertentangan,jikaadakemungkinandipadukanharusdilakukanperpaduan antaranas,ijma'danmaslahat.Misalnya,jikaterdapatsebagiandalilyang mempunyaikemiripandenganmaslahat,lakukanlahantaradalildanmaslahatitu sesuatupemaduan.Syaratnya,tidakbolehmempermainkandalil,danmaslahat yang dituju harus benar-benar hakiki. Jika ternyata di antara keduanya tidak bisa dipadukan,yangdidahulukanadalahmaslahatatasdalil-dalilsyari'atlainnya. Sebab,Rasulullahsaw.bersabda,ladararawaladirara.Maknahadisinikhusus dimaksudkanuntukmenghilangkanmudaratuntukmemeliharamaslahatyang menjaditujuanutamahukumsyari'at,sehinggawajibdidahulukan. Sedangkan dalil-dalil lainnya,tidak ubahnya sebagai sarana. Jadi, tujuan harus didahulukan daripada sarana. At-Tufimenganggapbahwamaslahathanyaadapadamasalah-masalah yang berkaitan dengan mu'amalat dan yang sejenis - bukan pada masalah-masalah yangberhubungandenganibadatatauyangserupa.Sebab,masalahibadathanya hakSyari'.Tidakmungkinseseorangmengetahuihakekatyangterkandungdi dalamibadat,baikkualitasmaupunkuantitas,waktuatautempat,kecualihanya 9 berdasarkanpetujukresmiSyari'.Kewajibanhambahanyalahmenjalankanapa sajayang telah diperintahkan olehTuhannya.Sebab,seseorangpembantutidak akandikatakansebagaiseorangyangtaatjikatidakmenjalankanperintahyang telahdiucapkanolehtuannya,ataumengerjakanapasajayangsudahmenjadi tugasnya. Demikian halnya dalam masalah ibadat. Karenanya, ketika para filosof telahmulaimempertuhankanakal,danmulaimenolaksyari'at,Allahswt.amat murkaterhadapmereka.Merekatersesatjauhdarikebenaran.Bahkanmereka sangatmenyesatkan.Berbedahalnyadengankaummukallaf,hak-hakmerekadi dalammemutuskanhukumadalahperpaduanantarasiyasahdansyari'ahyang sengajaolehpenciptadicanangkanuntukmaslahatumatmanusia.Itulahyang menjadi ukuran berpikir mereka. Kamitidakmengatakanbahwasyari'atlebihmengetahuimaslahat -maslahatmanusiakarenadalil-dalilnyaharusdiambildandiamalkansesuai dengan pengertiannya. Kamimenetapkanbahwamaslahatadalahtermasuksalahsatudalil syari'at, bahkan boleh dikatakan sebagai dalil terkuat dan teristimewa. Karenanya kami lebih mendahulukan maslahat. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah menurut at-Tufi bahwa maslahat-maslahat yangtidakdapatdiketahuiadalahmaslahatyangterkandungdidalammasalah ibadat. Namun, mengenai maslahat yang bertalian dengan kehidupan sosial kaum mukallafdanhak-hakmereka,halinidapatdiketahuiolehmerekamelaluiakal pikiran mereka. Dengan kata lain, jika kami tidak melihat dalil syari'at yang tidak menyebutkanmaslahatnya,kamiberpegangbahwasyari'attelahmembolehkan 10 kami untuk mencari maslahat sendiri. 2.Kriteria dan Batasan Maslahat Kemaslahatanmembawamanfaatbagikehidupanmanusia,sedangkan mafsadah mengakibatkan kemudharatan bagi kehidupan manusia. Apayang disebutdenganmaslahatperlumendapatcriteriadanbatasan-batasan tertentusehinggakeberadaanmaslahattidakdijadikansebagaisatutempat lindunguntukbisamelegalisasipermasalahan-permaslahanyangsebenarnya tidak masuk dalam kategori maslahat.Menurut jumhur ulama, untukkriteria maslahat apabila dilihat akan muncul sebagaiberikut. 1.kemaslahatanituharusdiukurkesesuaiannyadenganmaqashidalsyariah, dalil-dalilkulli,(generaldariAlQurandanAsSunnah),semangatajaran, dan kaidah kulliyah hukum Islam. 2.kemaslahatanituharusmeyakinkan,dalamartiharusberdasarkanpenelitian yang akurat, hinga tidak meragukan lagi. 3.kemaslahatanituharusmemberikemanfaatanbagisebagianbesar masyarakat Indonesia, bukan sebagian masyarakat kecil. 4.kemaslahatanitumemberikankemudahan,bukanmendatangkankesulitan dalam arti dapat dilaksanakan. TetapidalammusyawarahNasionalMUIyangkeVIItahun2005,dalam keputusannyaNo.6/MUNAS/VII/MUI/10/2005memberikankriteriasebagai berikut. 1.kemaslahatanmenuruthukumIslamadalahterciptanyatujuansyariah 11 (maqashidalsyariah),yangdiwujudkandalambentukterpeliharanyalima kebutuhanprimer(aldharuriyyatalkhamsah),yaitu:agama,jiwa,akal, harta, dan keturunan. 2.kemaslahatanyangdibenarkanolehsyariatadalahkemslahatan yang tidak betentangan dengan nash 3. yangberhakmenentukanmaslahatatautidaknyasesuaumenurutsyariah adalahlembagayanfmempunyaikompetensidibidangsyariahdan dilakukan melalui ijtihad 'am. Maslahat dan Batasan- Batasannya Paraahliushulfiqhmembagimaslahatmenjaditigamacam,yaitu: maslahahmu'tabarah,maslahahmulghahdanmaslahahmursalah.Maslahah mu'tabarah adalah maslahat yang terdapat pada hukum yang ditetapkan oleh nash, sepertimaslahatpadahukumqishash.HukuminiditetapkanolehsuratAl-Baqarahayat 178 dan 179. Hikmah dari maslahatyang ditimbulkan olehqishash ialahmeles-tarikanhidupmanusia.Begitujugamaslahatyangterdapatpada hukum potong tangan pencuri dan maslahatyang ada pada hukum Had al-qadzaf (hukuman seseorang yang menuduh berzina). SemuamaslahatinitelahditerangkandalamNashAl-Qur'an.Jadi, memotong tangan pencuri itu sendiri merupakan maslahat dan ia disebut maslahat mu'tabarah karena maslahat itu bersumber dari syariah. Sedangkan maslahah mulghah adalah maslahat yang dianggap invalid oleh syariahataudengankatalainbahwamaslahatitumerupakanmaslahatyang keberadaanyadiingkariolehsyariah,sepertimaslahatzina.Kenikmatanyang 12 didapatdarizina,secaramaterialbisadisebutmaslahahtetapiiadibatalkanoleh sya-riahmelaluinash-nashyangada.Demikianjugamaslahatriba,minumarak dan lain sebagainya. Adapunmaslahahmursalahialahmaslahatyangkeberadaanyasecara langsungtidakditetapkanolehnashtetapisekaligusjugatidakadanashyang dengan jelas membatalkannya. Seperti keharusan untuk membuat akte nikah bagi kedua pasangan yang melakukan akad nikah. Karena tanpa akte nikah, hakim atau pemerintahtidakmenerimagugatanterhadaphal-halyangberkaitandengan pernikahan.Aktenikahdalamhalinidisebutmaslahatmursalah.Contohlain ialahpengumpulanAl-Qur'anolehAbuBakaryangkemudiandibukukanoleh penerusnya, Utsman. Diantaraketigamaslahatinihanyamaslahatmu'tabarahsajayang disepakatiulamasebagaimaslahatyangdapatdipakaiuntukmenetapkansuatu hukum. Sedangkandalammaslahatmursalah,paraulamaterbagidalamtiga golongan.Golonganpertamaberpendapatbahwamaslahatmursalahtidakboleh menjadidalil(argumentasi)suatuhukum.Golongankeduaberpendapatbahwa maslahat mursalah boleh dijadikan dalil suatu hukum. Sedangkan golongan ketiga berpendapatbahwamaslahatmursalahbolehdijadikansebagaidalildarisuatu hukum dengan syarat bahwa suatu maslahat terkandung dalam maslahat dharuriat (primer), qhathiyah (pasti) dan kulliyah (menyeluruh)7. Yangdimaksuddharuriatialahmaslahatyangmasukdalambagian

7 A. Jazuli. Op Cit, hal; 168 13 maqashid syariah yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Dan yang dimaksuddenganqhatiyyahialahmaslahatyangterjadidenganpastidantanpa diragukanlagi.Sedangkanmaslahatkulliyahialahsuatumaslahatyangluasdan menyeluruh daya jangkaunya. Contoh dari maslahah mursalah yang dharuriah qath'iyah kulliyah ini ialah suatukasusdimanapasukankafirmengepungwilayahIslam.Untukberlindung dariserangantentaraIslam,merekamenjadikanparatawananmuslimsebagai perisaihidup.Dalamkasussepertiini,membunuhparatawananmuslimyang dijadikan perisai hidup disebut maslahah mursalah. Kasus ini telah memenuhi tiga kriteria yang disyaratkan di atas. Kriteriadharurahdalamkasustersebutadalahmemeliharaagama. PenyeranganorangkafirterhadapnegaraIslamsudahbarangtentuakan mengganggueksistensiagamadanumatIslam.Kriteriaqath'iyyahjugaterdapat dalamkasusini,yaituperkiraanbahwaseandainyaparatawananmuslimdan tentarakafirtidakdibunuh,sudahpastipasukankafirtersebutakanmenguasai semua wilayah Islam. Dan yang terakhir adalah kriteria kulliyah, yaitu seandainya paratawananmuslimtidakdibunuh,makajustruketikaberhasilmengu-asai wilayah Islam, orang-orang kafir itu akan membunuh semua umat Islam termasuk para tawanan muslim tadi. Untukmengetahuikapansuatumaslahatitudianggapvalid(mu'tabarah) dan bisa dijadikan landasan suatu hukum,adalima syarat atau batasanyang bisa dijadikan titik tolak. Kelima syarat tersebut ialah: 1.Maslahat tidak bertentangan dengan maqasid syariah. 14 2.Maslahat tidak bertentangan dengan nash Al-Quran. 3.Maslahah tidak bertentangan hadits Nabi. 4.Maslahat tidak bertentangan dengan qiyas (analogi). 5.Maslahattidakbertentangandenganmaslahatlainnyayanglebihpenting atau maslahat yang sejajar dengannya. Kelimasyaratinimerupakanbatasanataustandaryangdigunakanuntuk membedakan antara maslahah mu'tabarah (yang dapat dijadikan dasar hukum) dan maslahahmulghah(yangtidakdapatdijadikandasarhukum).Seorangmujtahid harusbenar-benarmenguasaidanmendalamibatasan-batasandiatas.Dandi sinilahtingkatkejeniusanseorangmujtahiddiuji.Petapenguasaannyaterhadap nashdapatdiukurdarisejauhmanaiabisamenggunakanbatasan-batasanitu dalam beristinbath sebagaimana mestinya. Kitaseringmendengarkesimpulanparaahliushulfiqhyangmengatakan bahwasetiaphukumpastiakanberujungpadasuatumaslahat.Hukummemang tidak pernah lepas dari maslahat, tetapi maslahat tidaklah merupakan dasar hukum yangberdirisendiri.KedudukanmaslahattidaksepertikedudukanAl-Quran, SunnahNabawiyah,ijmadanqiyassebagaidalilmustaqil(berdirisendiri). Mengapa?Karenamaslahatpadadasarnyahanyalahmerupakanmaknaumum yangsecaraimplisitberadadibalikhukum-hukumjuziy(parsial).Sementara hukum-hukum juziy itu sendiri tidak akan ada tanpa melalui proses istinbath. Sedangkanyangdimaksuddenganistinbathialahprosespengambilan hukum dari dalil-dalil syar'i. Maka, secara simpel bisa dikatakan bahwa maslahat merupakanekspresidarihukumdanhukummerupakanekspresidarinash(dalil 15 syara'). Karenanya, wujud dan keberadaan maslahat sangat tergantung pada dalil-dalilsyara'.Untukitumaslahattidakbisamenjadidasarhukumyangberdiri sendirisebagaimanahalnyadalilsyaralainnya.Lebihdariitu,keberadaan maslahatdalamhukum-hukumsyari'atituditemukanlewatistiqra'terhadap semuahukumfar'iyah.Dariistiqra'tersebut,paraulamamendapatkansuatu kesimpulanbahwasemuahukumsyariatpastiakankembalikepadasatutujuan yaitu menjaga kemaslahatan umat manusia di dunia dan akherat. D.ImplementasiKaidahFiqihdalamRealitasKontemporerContoh Aplikasi Maslahat at-Tufi tentang Ketentuan Bagian Waris Syari'atsepertitersuratdalamayatAlquranyangmenyatakanbagian masing-masing adalah 2:1 antara pewaris pria dan wanita, secara teoritis bisa saja diubah,dimodifikasi.Dalamkenyataan,halitusudahbanyakterjadidandiakui sah bahkan oleh kalangan ortodoksi sendiri, melalui terobosan wasiyat dalam pola perbandinganmanasajayangdikehendaki.Bolehjadi,sesuaidenganadanya ketentuanyanglebihtegasbahwapolaperbandinganwarisansecarapositif ditentukan2:2sesuaidengan,kenyataanmasyarakatdimanakontribusipihak wanita (istri) dalam perekonomian rumah tangga kini acap kali sama besar dengan kontribusipria(suami)sendiri.Jikaituyangdituntut,makaperbandinganpositif 2:2saja,tanpamemberikanpeluanguntukpolaperbandinganlainsepertidalam terobosanwasiyat,akanjauhlebihsulitdankakuuntukmeraihkeadilan.Sebab, padakasus-kasustertentu,misalnyapihakpewarispriaadalahorangkayaraya 16 sedangpewariswanitanyamasihsangatsengsara,perbandinganyangadilpasti bukan sekedar 2:2 tetapi bahkan 2:0 untuk pewaris wanita. Sementaraitu,ayattentangpembagianwarisyangdipersoalkanitu dipahamimenurutsemangatutamanyaketentuanusulal-fiqhbahwaayat-ayat mufasardanmuhkam(qat'iad-dalalah)harusdipegangisebagaidasarkonstitutif hukumsyar'iadajugamendapatgugatan.MisalnyaKassimAhmadmengatakan bahwajustruayat-ayatmufassaryangterperinciituhanyacontohpenerapan sezamanyangbolehsajaberubah.Yangmenjadidasarpokokadalahayat-ayat mujmal.Misalnyadalamkasuswaris,ayatyangmenyatakanbahwawanitadan lelaki mendapat bagian dari peninggalan orang tua dan kerabat mereka (Q.S. 4:7) adalah prinsip umum. Sedang ayat bahwa bagian wanita separoh lelaki (Q. S.4:11-12)adalahcontohpenerapanpadawaktuituterhadapprinsipumumitu.Jadi Kassim Ahmad ingin membalikkan kaidah usul sehingga ayat mufassar tidak qat'i dan yang qat'i adalah ayat mujmal8. Di samping itu ada juga yang memasukkan hadis itu ke dalam kaidah fiqh. Ruanglingkupkaidahinisangatluas,mencakupsebagianbesardarimasalah-masalahfiqh,bahkanmerupakanpokokdalamsyari'atIslam,seorangyangakan meng-istinbat-kansuatuhukumharusberpegangpadakaidahini,karenaia merupakandasarbagimenghilangkankerusakandanmenarikmaslahat.Banyak hukum yamg di-istinbat-kan dari kaidah ini. Berdasarkan contoh-contoh hukum yang ditetapkan berdasarkan kaidah la darara wa la dirara, menunjukkan bahwa hukum mu'amalat Islam sangat berusaha

8 Kassim Ahmad. 1986. Hadis Satu Penilaian Semula. Selangor: Media Intelek SDN BHD, hal; 67 17 menjauhkankemudaratanmanusiabaikbersifatperoranganmaupunkolektif, gunamewujudkanmaslahat.Keteranganinimenunjukkanpulabahwaladarara waladirara,baikkedudukannyasebagaihadismaupunkaidahfiqhtelah diamalkanparaulamagunamewujudkanmaslahat,bahkanmerupakanpegangan pokok bagi setiap orang yang akan meng-istinbat-kan suatu hukum dalam bidang mu'amalat. Bahkanada pulayang berpendapat bahwa hadis tersebut harus diletakkan padaakhirsetiapnas,sebagaipengecualian,sehingganasituberarti:"jangan kamukerjakanini,melainkanjikamaslahatnyatamenghendaki.Jangankamu berbuat demikian, melainkan bila maslahat menghendaki". Pendirian at-Tufi, bahwa apabila maslahat yang bersumber dari hadis yang telah disebutkan dan didukung pula oleh nas-nas syara' lainnya, jika bertentangan dengandalil-dalilsyara'-terutamanasdantidakdapatdikompromikan- hendaklahmaslahatlebihdiutamakan,dengancaratakhsisatautabyinnasdan ijma' atau dalil-dalil syara' lainnya, bukan dengan cara mempermainkan dalil-dalil itu. Pendirianat-Tufiini,padahakekatnyamendahulukansuatuhadisyang didukungolehnas-nassyara'lainnyaatasdalil-dalilsyara'lainnya.Atau meninggalkandalilsyara'karenaadadalilsyara'yanglebihkuat.Dapatpula dikatakan,bahwahadisdiatasyangdidukungolehnas-nassyara'lainnya,dapat dijadikansebagaidaliluntukpengecualianterhadapdalil-dalilsyara'lainnya dalamrangkamewujudkandanmemeliharamaslahat.Teorimeninggalkansuatu dalilkarenaadadalilyanglebihkuatataumengecualikandalilyangbersifat 18 umumdengandalilyangbersifatkhusus,olehparaulamausulal-fiqhdisebut istihsan.Metodeistihsaninitelahdipraktekkanolehparaulamausul,terutama yangpalingterkenalbanyakmempergunakannyaadalahmazhabHanafi.Istihsan inidipergunakandalampenetapanhukumdalambidangperdagangan,peradilan atau urusan kemasyarakatan, politik dan lapangan hukumyang serupa. Oleh para ulama'usul,hukum-hukumtersebutdisebuthukummu'amalah.Demikianpula halnyaat-Tufidenganteorinyaitu,hanyatertujupadalapanganmu'amalahdan yang sejenisnya. Tujuansegalahukumsyara'baikyangbersumberdarinasatauqiyas maupunlainnya,ialahmemeliharamaslahatmanusia.Apabilamaslahatitu bertentangandengannasataudenganqiyas,berartilahpertentanganantaradua maslahatyangkedua-duanyadii'tibarkansyara'.Kitatelahmengetahuibahwa menurutkebiasaansyara'mendahulukanyanglebihkuatmaslahatnyaketika berlawanan.. Sebagaimanadiketahuimenurutat-Tufibahwadalamlapanganibadah merupakanhakmutlakAllahuntukmenentukansegalasesuatunyadanmanusia hanyamelaksanakanibadahitusesuaidenganpetunjukyangtelahditetapkan. Dengandemikiandalildalambidangibadahtidakdapatatautidakperludiubah. Berbedadengandalildalamlapanganibadah,dalil-dalilsyara'dalambidang mu'amalatdanyangsejenisnya,dalampandanganat-Tufinilaiefektivitasnya sebagaisaranadapatdiukurolehakalpikiranmanusia.Jikadalamsaattertentu (waktu) dan kondisi tertentu (ruang), apabila suatu sarana tidak lagi efektif untuk mencapaitujuan,perludiadakanperubahan,sehinggatujuansemulatetap 19 tercapai,yaitumaslahat.Pandangandemikian,merujukpadakondisisosialdan pertimbanganperubahansosial(socialchange)sebagaisaranauntukmencapai maslahatyangmerupakantujuanAllahdalammenetapkanhukum-hukum-Nya. At-Tufiyangmembedakansyari'atmenjadiibadat,muqaddaratdanmu'amalat, memberikanjalankeluarbahwadalammasalahmu'amalat,penentuanboleh tidaknyasesuatuditekankanpadamaslahatumumdenganmempertimbangkan unsur-unsur darurat, illat-illat, adat, syarat karena situasi tertentu. Pendapatyangmengatakanbahwahukummu'amalahIslamdalam kehidupanmasyarakatmodernyangdijadikanukuranadalahsubstantifmakna yangterkandungdalamsuatuhukum.Hukummu'amalahIslamdapatditerapkan apabilasuatumasalahitusamaataumasihsamaantarayangdimaksudkanoleh dalildanmasalahbarudimanahukumhendakditerapkan.Metodeinilahyang dikenaldengankonseptahqiqal-manatdalamusulal-fiqh,suatumetode penerapanAl-Qurandenganpermasalahanyangsedangdihadapi.Iasangaterat hubungannya dengan ijtihad tatbiqi. Ijtihadtatbiqi,dapatberlakupadasetiaphukum,baikyangdinilaiqat'i, terincimaupunyangbersifatzanni.Iamerupakanpraktekdaripraktisihukum dalammenerapkanhukumyangsiappakai,baiksecaralangsungdariwahyu maupunyangmelaluiijtihadmujtahid.Dalampenerapannyaseorangpelaksana hukumdituntutkejeliannyaapakahmaknahukumyangsiappakaiitusama denganmasalahyangsedangdihadapi.Apabiladinilaitidaksama,makahukum tidakdapatdilaksanakan.Dengandemikianyangmenjadiobyekkajianadalah perbuatanmanusiadengansegalabentukobyekperbuatanitu,jugamanusiaitu 20 sendiri sebagai pelaku perbuatan dengan segala kondisi dan perubahannya. BertitiktolakdaripernyataanbahwatujuanhukumIslamadalahuntuk maslahat hidup manusia menimbulkan persoalan tentang hubungan nas Al-Quran atauSunnahRasuldenganmaslahatmerupakansalahsatupermasalahanyang pelikdanpenting.IjtihadatasdasarmaslahatsebagaitujuanhukumIslamsering memungkinkantidakditerapkannyaketentuannasmenurutapaadanya,tetapi diterapkan dengan cara lain atau bahkan tidak diterapkan sama sekali. UntukpengembanganmaslahatdalamlegislasiIndonesiakontemporer eratkaitannyadenganpengembanganbudayahukumIslam.Dalam pengembanganbudayahukumIslamdiIndonesiakaummuslimindihadapkan padakemungkinan,yaituhukumpositifIslamyangterbataspada mempermasalahkanhukumyangberlakubagikaummuslimin,dannilai-nilai hukumIslam,yangakanberlakubagiseluruhwarganegara,bahkanmungkin seluruh penduduk (termasuk yang bukan warga negara). Kedua alternatif tersebut akan mempengaruhi pembentukan hukum nasional pada masa yang akan datang. BerpangkaltolakdarikerangkapemikiranbahwahukumpositifIslam pada masa mendatang adalah hukum yang bersumber dari nilai-nilai agama Islam dandihubungkanpuladenganteoriperingkatanhukum,maslahatdalamhukum Islamdapatditerjemahkansebagaimaslahatrakyatdalamsegalaaspeknya, mencakupbidangyangbegituluas,sepertiekonomi,hukum,politikdan sebagainya (mu'amalah). Dan maslahat menempati posisi sebagai nilai-nilai Islam (normahukum)yangabstrakataucita-citahukum.Olehkarenaitu,dibutuhkan formulasi asas-asas, peraturan (perundang-undangan) atau bentuk legislasi lainnya 21 sebagai norma antara yang merupakan kreativitas ijtihad yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, budaya dan kurun waktu . Semua hasil penerapan dan penegakan normaantaratersebutmenjadihukumpositifyangmerupakannormakonkret (living law) masyarakat. Apabilaformulasidanaplikasisuatuperaturanperundang-undangan dalamberbagaibidangsepertiekonomi,politik,hukum(normaantara)mampu mewujudkanmaslahatrakyatbanyakdalamartisebenarnyadandapatpula merekayasatercapainyacita-citakehidupanrakyatbanyak,berartiaturan-aturan tersebutmasihmungkindandapatdipertahankan.Akantetapi,jikasebaliknya, justruformulasidanaplikasiberbagaiperaturanperundang-undangandalam berbagailapangankehidupanrakyatbanyakitutidakmampulagimenampung aspirasikerakyatandikarenakanadanyafaktorperubahansituasidankondisi, perludigantidenganaturan-aturanyangbaruyangbetul-betulaspiratif.Dengan demikian,maslahatrakyatmerupakancita-citaatautujuanyanghendak diwujudkan,sedangkanperaturan-peraturanundang-undangmerupakansarana untukmewujudkancita-citakerakyatan.Olehkarenaituefektivitassuatusarana dapatdipantauolehmasyarakat.Dalamkaitanini,yangterpentingadalah bagaimananilai-nilaiIslamdapatterpatridalamkehidupanbernegara, masyarakat, bangsa, keluarga dan individu, kemudian mengakkan keadilan sosial danmenciptakansuatumasyarakategalitarian,jauhdarieksploitasimanusiaatas manusialainmaupuneksploitasigolonganatasgolonganlain.Dengankatalain, hukum Islam tidak dalam norma, melainkan dalam substansinya. 22 E.Penutup Maslahatmenjadisyaratutamadalampengambilansetiapkebijakanyang diambilolehparapenguasaataupemimpin.Maslahatyangbisadikategorikan sebagailandasandalampengambilanhukummempunyaibeberapasyaratyang harusterpenuhi,diantarasyarat-syarattersebutdikemukakanolehMUIdan jumhurulamasendiri.Diantarakonsepmaslahatyangbanyakdipakaiadalah konsepyangdigagasdarinajmuddinAttufi.Dalampemikirannya,At-Tufi berpendirianbahwamaslahatadalahtujuanpenetapanhukumIslamdalam lapanganmu'amalah,apabilapenerapannasatauijma'sesuaidenganbunyi tekstualnyabertentangandenganmaslahatdantidakdapat dikompromikan,maslahathendaklahlebihdiutamakandaripadadalil-dalil syara',karenamaslahatmerupakantujuansedangkandalil-dalilsyara' merupakansaranauntukmencapaitujuan,karenaitutujuanhendaklahlebih diutamakandaripadasarana.Ketiga,dalamperspektifpembaruan(reaktualisasi) hukumIslamdalambidangmu'amalahdewasaini,maslahattokohtersebut dapatdijadikanrujukandengancaramendasarkankonsep maslahattersebut sebagaisubstansiyangdisarikandariAl-Qurandanhadissertadapat dipertanggungjawabkansecarakeagamaan.Konseptersebutmemberikanjalan keluarbahwadalammasalahmu'amalahumatIslam,sepertikehidupansosial, ekonomi, politik dan lain-lain, penentuan boleh tidaknya sesuatu ditekankan pada maslahatumumdenganmempertimbangkansituasidankondisikehidupan manusia sebagai praktisi hukum. 23 DAFTAR PUSTAKA Ahmad,Kassim.1986.HadisSatuPenilaianSemula.Selangor:Media Intelek SDN BHD AsSuyuti,JalaluddinAbdurrahmanbinAbiBakr.1965.Alasybahwaal nadhair. Surabaya: Al Hidayah Attufi,Najamuddin.1954.Syarhal-HadisArba'inan-NawaiyahdalamMustafa Zaid.al-Maslahatfiat-Tasyri'ial-IslamiwaNajmuddinat-Tufi. Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi Jazuli, H. A. 2006.Kaidah-KaidahFikih, Kaidah-kaidahHukum IslamdalamMenyelesaikanMasalah-masalahyangPraktis.Jakarta: Kencana Pernada Media group Al Jazuli. 2003. Fiqh siyasah, cetakan kdua. Jakarta: Prenada Media. Rahman, Asymuni A. 1976. Kaidah-kaidah Fiqh, cet 1. Jakarta: bulan bintang SekretarisMUI.2005.HimpunanKeputusanMusyawarahNasionalVIIMUI tahun 2005 Taimiyyah,Ibnu.1967.AlsiyasahalSariyyahfiIslahiwaalrayah.Saudi Arabia: Dar Al kutub Al Arabi