psikologi eksperimen

24
Review TESIS Program Jari Peri untuk Meningkatkan Ef ikasi Guru Sekolah Dasar (SD) dalam Men gajarkan Prevensi Kekerasan Seksual Ana k Afranisa 14/PPS/373368/2910 Puti Ayu Setiani 14/PPS/373444/2938 Silvia Wulandari 14/PPS/373393/2918 Zaldhi Yusuf A 14/PPS/373297/2906 Bidang Psikologi Pendidikan Program Studi Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada 2014

Upload: lily-biru

Post on 15-Nov-2015

97 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • Review TESISProgram Jari Peri untuk Meningkatkan Efikasi Guru Sekolah Dasar (SD) dalam Mengajarkan Prevensi Kekerasan Seksual AnakAfranisa 14/PPS/373368/2910Puti Ayu Setiani14/PPS/373444/2938Silvia Wulandari14/PPS/373393/2918Zaldhi Yusuf A14/PPS/373297/2906Bidang Psikologi PendidikanProgram Studi Magister Psikologi ProfesiFakultas PsikologiUniversitas Gadjah Mada2014

  • LATARBELAKANGKekerasan Seksual terhadap Anak (KSA) di Indonesia terus meningkat setiap tahun (Komisi Nasional Perlindungan Anak [Komnas PA], 2011)

    2007 --> 527 angka kejadian KSA2008 --> 626 angka kejadian KSA2009 --> 705 angka kejadian KSA2010 --> 926 angka kejadian KSA2011 --> 1480 angka kejadian KSA202 --> 1635 angka kejadian KSA

    Pertengahan tahun 2013 --> 54% dari kasus kekerasan anak di Indonesia adalah kasus KSA, yaitu sebanyak 557 kasus (Rahmaningtyas, 2013).

  • LATARBELAKANGKSA?Segala bentuk aktivitas seksual terhadap anak yang dilakukan baik oleh orang dewasa, anak yang lebih tua usianya, maupun anak yang berusia sebaya dengan korban (Allgeier & Allgeier, 2009; Finkelhor, 2009; Kinnear, 2007)

    (Kinnear, 2007; Olafson, 2011, Vivolo, dkk., 2010)

  • LATARBELAKANG(Stanley, 2011; Tuscic, Flander, & Mateskovic, 2013)KSA harus DICEGAH!PREVENSI PRIMERSekolah telah dijadikan sebagai basis untuk prevensi KSA (Daro, 1994; Kenny, dkk., 2008)Efek Positif KSA(Currier dkk, 2007)

  • meningkatkan pengetahuan anakPREVENSI PRIMERLingkungan Sekitar(Agen Penting)AnakGuruOrangtuaSekolahLATAR BELAKANG

  • LATARBELAKANGPrevensi KSA melalui pengembangan guru sebagai agen prevensi KSA juga telah banyak dilakukan (Baginsky & Macpherson, 2005; Finkelhor, 2009; Kinnear, 2007; Paramastri, Prawitasari, Prabandari, & Ekowarni, 2011)(Kinnear, 2007; Olafson, 2011, Vivolo, dkk., 2010)Pengembangan guru sebagai agen prevensi KSA dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai peran dan fungsi guru dalam mencegah terjadinya KSA di sekolah.Hasil penelitian Paramastri, dkk. (2011) :Secara praktis guru dapat menjadi agen pengubah untuk prevensi terhadap KSA

  • LATAR BELAKANGGuru sebagai agen prevensi KSA?

  • Efikasi Diri: Keyakinan terhadap kemampuan dalam mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecakapan tertentu. (Bandura, 1986)

    Dalam mengajar:Efikasi adalah keyakinan guru akan kemampuannya untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan dari proses belajar siswa, bahkan jika siswa yang diajar merupakan siswa yang tidak termotivasi (Bandura, 1997; Cerit, 2010).

    Efikasi yang dimaksud dalam penelitian ini:Efikasi guru mengajar prevensi KSA, yaitu keyakinan terhadap kemampuan dalam mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang dibutuhkan agar siswa dapat menguasai topik prevensi KSA.

  • Efikasi >> Ranah kognitif

    Perubahan pikiran (efikasi) dan perilaku manusia dapat dijelaskan melalui pendekatan observational learning dari Bandura (1986). Proses belajar manusia melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain. Manusia dapat mempelajari pola perilaku baru, standar penilaian, kompetensi kognitif, dan aturan-aturan umum pembentukan perilaku. Efikasi DAPAT diubah atau ditingkatkan melalui satu atau lebih dari empat sumber efikasi, yaitu:

    Enactive attainment (pengalaman diri sendiri),

    Vicarious experience (pengalaman orang lain yang dianggap setara),

    Verbal persuasion (persuasi atau pengaruh verbal), dan

    Physiological state (keadaan fisiologis)

  • Penelitian ini menggunakan pendekatan observational learning yang telah terbukti dapat meningkatkan efikasi sebagai tanggapan psikologis (Suharjana, 2007).

  • Materi dalam program ini disusun berdasarkan materi pengembangan guru sebagai agen prevensi KSA (Baginsky, 2005), yaitu informasi, respon, dan refleksi.

    Materi informasi dan respon berisi peningkatan aspek pengetahuan prevensi KSA, mencakup segala informasi mengenai KSA, peran dan fungsi guru, materi pengajaran prevensi KSA kepada siswa, dan metode mengajar prevensi KSA kepada siswa. Materi refleksi berisi aspek peningkatan keterampilan dalam mengajarkan prevensi KSA kepada siswa, yaitu keterampilan verbal dan non-verbal versi Brown & Manogue (2001).

    Aspek pengetahuan dan keterampilan tersebut dituangkan dalam empat sesi program Jari Peri Sesi 1 memuat materi informasiSesi 2 dan 3 memuat materi responSesi 4 memuat materi refleksi

  • Tujuan Penelitianmeningkatkan efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA kepada siswa melalui program Jari Peri. Hipotesisprogram Jari Peri dapat meningkatkan efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA kepada siswa. Efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

  • Intervensi

    InformasiResponRefleksiMateri pengembangan Guru (Baginsky, 2005)

  • Subjek Penelitian

    Guru pada dua SD di Kota Yogyakarta

    Dipilih secara puporsif, yaitu guru yang belum pernah mendapatkan psikoedukasi mengenai prevensi KSA dan memiliki efikasi yang rendah dalam mengajar prevensi KSA kepada siswa.

    Kelompok eksperimen berjumlah 13 orangKontrol melalui berjumlah 20 orangNonrandom assignment

    Desain eksperimenMenggunakan desain eksperimen kuasi yakni The Untreated Control Group Design with Dependent Pretest and Postest Sample

  • VariabelVariabel TergantungEfikasi guru dalam mengajar prevensi KSA

    Variabel bebasProgram psikoedukasi pelatihan "Jari Peri"

  • Uji modul:5 Oktober 2013 dengan peserta dari perwakilan 5 sekolah

    Pretes: Desember 2013

    Intervensi: 1 minggu setelah pretes Januari 2014

    Posttes:1 minggu setelah intervensi

    Proses Pelaksanaan Penelitian

  • Intrumen Pengukuran1. Skala Efikasi Guru dalam Mengajarkan Prevensi KSA yang dimodifikasi dari Skala Efikasi Mengajar (SEM) yang disusun oleh Hadjam dan Widhiarso (2011) 12 aitem pernyataan yang berbentuk skala Likert Koef. Alpha Cronbach 0,931 (Rix 0,30).

    2. Pengukuran pengetahuan peserta mengenai prevensi KSA 35 aitem menggunakan pilihan jawaban benar (skor 1) dan salah (skor 0) Koef. Alpha Cronbach 0,965 (Rix 0,30)

  • Modul Pelatihan "Jari Peri"Setelah uji coba, program dari lima sesi menjadi empat sesi yaitu:

    a. Sesi KSA (Materi informasi)b. Sesi peran guru sebagai agen prevensi KSA (Materi respon)c. Kurikulum prevensi KSA (Materi respon)d. Sesi guru mengajar prevensi KSA (Materi refleksi)e. (Satu sesi tidak dijelaskan oleh peneliti > Dihilangkan atau dipadatkan?)

  • HASIL PENELITIAN DAN DISKUSIKSA pada kelompok eksperimenRerata efikasi prates=19,23 Rerata efikasi postes=34,31 >> Adanya peningkatan skor efikasi guru mengajar prevensi KSA pada kelompok eksperimen setelah diberikan pelatihan.

    KSA pada kelompok kontrolRerata efikasi prates=19,20Rerata postes=19,60>> Adanya sedikit peningkatan skor efikasi guru mengajar prevensi KSA pada kelompok kontrol.PERUBAHAN SKOR EFIKASI MENGAJAR PREVENSI KSA Pra ke pos antara kelompok eksperimen dan kontrol adalah berbeda secara signifikan dengan F= 59,806 (p

  • Hasil Penelitian

    Efikasi Diri(antara pre dan pos tes)Pengetahuan(antara pre dan pos tes)Kel. EksperimenF= 59,806Signifikan F=495,329SignifikanKel. KontrolTidak signifikanTidak signifikanKesimpulanHasil analisis data efikasi mengajar prevensi KSA didukung dengan pengetahuan prevensi KSA: program Jari Peri dapat meningkatkan efikasi guru mengajar prevensi KSA

  • utos - UTOS - *UTOS

    Ket.utosUTOS*UTOSUnit33 guru di dua Sekolah Dasar (SD) di Kota YogyakartaSeluruh guru SD di Kota Yogyakarta Orangtua siswa SD di Kota Yogyakarta Treat-mentProgram pelatihan Jari Peri untuk meningkatkan efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA kepada siswa. Desain eksperimen kuasi the unthreated control group design with dependent pretest an posttest sample. Program pelatihan Jari Peri untuk meningkatkan efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA kepada siswa.Program seminar berupa materi prevensi KSA terhadap anakObservationPengukuran variabel tergantung: Skala Efikasi Guru Mengajar Prevensi KSA yang dimodifikasi dari Skala Efikasi Mengajar (SEM)

    Pengukuran pengetahuan peserta mengenai prevensi KSA (sebagai cek manipulasi). Cek manipulasi: untuk mengetahui apakah intervensi berdampak pada variabel selain variabel tergantung.Pengukuran variabel tergantung: Skala Efikasi Guru Mengajar Prevensi KSA yang dimodifikasi dari Skala Efikasi Mengajar (SEM)

    Pengukuran pengetahuan peserta mengenai prevensi KSA (sebagai cek manipulasi).

    Follow up pengukuran setelah 2 bulan perlakuan diberikan.Pengukuran pengetahuan orangtua mengenai KSA.SettingDua SD di Kota YogyakartaSeluruh SD di Kota YogyakartaOrangtua siswa pada setiap SD di Kota Yogyakarta

  • PENILAIAN PENELITIANAnalisis data yang menggunakan ANAVA campuran sudah sesuai dillakukan dengan kaidah penelitian, dalam hal tersebut telah mempertimbangkan dua hal yaitu teknik intervensi (setiap kelompok diberikan perlakuan yang berbeda) dan time (pengukuran yang dilakukan dua kali). Reliabilitas alat ukur baik (setelah uji coba).

    Peneliti tidak menampilkan dan menjelaskan mengenai pengurangan jumlah alat ukur SEM, yang berjumlah 12 aitem menjadi 10 aitem.

    Peneliti tidak menjelaskan mengenai penyusunan modul Jari Peri yang hanya berdasarkan pada tiga dari empat sumber efikasi. Pada penyusunan modul didasarkan pada model pengembangan guru dari Baginsky (2005) yang tidak ada penjelasan mengenai keterkaitan antara 3 sumber informasi efikasi dengan materi yang digunakan dalam modul pelatihan.

  • 4. Peneliti tidak menjelaskan mengenai alasan pengurangan sesi setelah uji coba, yaitu 5 sesi menjadi 4 sesi pelatihan. Termasuk keterangan sesi kegiatan yang dihilangkan

    5. Pengukuran efikasi dilakukan setelah satu minggu dilaksanakannya program Jari Peri". Pada satu minggu tersebut tidak diketahui apakah guru sudah mengaplikasikan pengajaran prevensi KSA kepada siswa, sehingga tidak dapat diketahui pula skor yang diperoleh dari hasil pengukuran (pos tes) merupakan benar-benar hasil dari pelatihan.

    6. Peneliti tidak melakukan follow-up Program Jari Peri dalam jangka panjang (hanya jangka pendek saja). Follow-up menjadi pertimbangan yang penting untuk dilakukan dengan alasan untuk mengetahui apakah peningkatan yang dicapai oleh subjek selama proses intervensi dapat bertahan atau tidak, karena sebuah permasalahan tidak dapat dikatakan selesai bila peningkatan yang telah dicapai tidak dapat bertahan (Martin & Pear, 2003).Follow-up pada penelitian ini tidak mungkin untuk dilakukan karena pada saat peneliti selasai melakukan postes, pemerintah menyelenggarakan acara bagi guru dengan tema pencegahan kekerasan pada anak. Jika peneliti melakukan follow-up, maka validitas internal penelitian akan terancam.

  • 7. Prevensi dengan tujuan meningkatkan efikasi guru tidak didasarkan pada permasalahan apakah efikasi guru yang rendah memang akan menyebabkan penurunan KSA. Selain itu tidak adanya standar norma seberapa besar efikasi guru yang rendah akan menyebabkan pengajaran yang tidak maksimal.

    8. Pemilihan karakteristik subjek penelitian pada guru yang memiliki efikasi diri yang rendah, akan lebih baik menggunakan subjek penelitian pada guru yang memiliki efikasi yang sedang, sehingga peneliti dapat melihat peningkatan atau penurunan suatu hasil intervensi yang diberikan.

    9. Tidak dijelaskannya alasan pemberian nama "Jari Peri". Konstruk yang tidak jelas ini menyebabkan validitas internal dari penelitian menjadi rendah.

    10. Manipulation Check tidak jelas karena tidak menunjukkan apakah efikasi yang tinggi akan meningkatkan pengajaran guru dalam mengajarkan program "Jari peri".

    11.Validitas internal rendah. Peneliti tidak membatasi interaksi antara kelompok kontrol dan eksperimen.