makalah psikologi

Upload: zainudinramli

Post on 08-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Inventarisasi

TRANSCRIPT

MAKALAH PSIKOLOGIPROSES ADAPTASI PERKEMBANGAN AKHIR ANAK - ANAK

Oleh: Linda Mulfita S. Saidi

JURUSAN PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berisikan tentang Masa adaptasi perkembanagn pertumbuhan anak kami harapkan makalah ini dapat mberikan informasi kepada kita semua. Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman dan kaka-kaka sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moral maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saya akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua teman teman dan kaka-kaka yang telah memberikan saran dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang 4 September 2014

i

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan A. Latar BelakangBAB II PembahasanA. Pengertian Psikologi PerkembanganB. Masa Anak Anak AkhirC. Aspek Aspek Perkembangan Proses Adaptasi Psikologi Pada Anak Sesuai Tahap PerkembanganD. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi dan Perkembanagn Akhir AnakE. Perkembangan Pikiran dan Ingantan Anak Anak AkhirF. Perubahan Perubahan Dalam Hubungan Keluarga Pada Masa Anak Anak AkhirG. Perubahan Perubahan Kepribaian Anak Anak AkhirBAB III PenutupA. Kesimpulan Daftar Pustaka

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan masa akhir kanak-kanak merupakan kelanjutan dalam masa awal anak-anak. Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat mengakibatkna terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Dalam studi ilmu jiwa perkembangan dapat di lacak dan dipahami perkembangan dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan yang lain. Dalam memahami hal ihwalnya dalam dunia pendidikan misalnya, maka dapat disusun kurikulum, materi, metode, sarana, dan alat-alat yang sesuai dengan situasi dan kondisi diri anak didik menurut jengjang pendidikan yang ada. Demikian juga bagi orang tua, akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta model-modelpelayanannya. Sehingga setiap individu diharapkan bisa menjalani tugas perkembangan dengan baik sekaligus beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik pula. Dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai bagaiamana proses perkembangan pada masa anak - anak akhir. Dan akan dibahas pula mengenai perkembangan anak pada aspek kognitif, emosi, bahasa, perubahan fisiologi, fisik, bicara, minat membaca, moral, emosi, sosial.

iiiBAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Psikologi Perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi Perkembangan terdiri dari dua kata Psikologi dan Perkembangan, Psikologi berasal dari kata Pscyche dan logos,Pscyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psychology berarti ilmu jiwa. Dapat dikatakan psyche ialah sesuatu yang abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi segala tingkah laku seseorang, baik tingkah laku yang termasuk perbuatan, maupun tingkah laku yang termasuk penghayatan, tingkah laku perbuatan ialah tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, misalnya berlari, berjala, bercakap-cakapdan tingkah laku motorik yang lain, sedangkan tingkah laku penghayatan ialah tingkah laku yang tidak dapat secara langsung dapat diamati, misalnya perasaan, pikiran, motivasi, reaksi berbagai kelenjar, dan sebagainya. Maka Ilmu Jiwa dapat dikatakan sebagai ilmu yang membahas situasi batin manusia yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia selama hidup didunia sampai pasca kematian. Menurut Elizabeth B. Hurlock istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele (III), perkembangan berarti perubahan secara kualitatif, ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi komplek. Menurut Aliah B. Purwakania, perkembangan menunjukkan adanya tahapan pola, prinsip, aspek dan faktor yang terlibat dalam perkembangan manusia. Jadi Psikologi perkembangan adalah ilmu yang membahas tentang perubahan-perubahan progrsif situasi batin manusia yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia selama hidup di dunia dan sampai pasca kematian.

1Menurut Siti Partini Suadirman dalam bukunya Psikologi Perkembangan: Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari prubahan pada individu, baik perubahan fungsi fisik, mental dan sosial yang terjadi sepanjang rentang kehidupan, semenjak konsepsi sampai akhir hayat atau meninggal dunia.B. MASA ANAK ANAK AKHIRMasa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa sekolah atau masa sekolah dasar. Masa kanak-kanak akhir berjalan dari umur 6 atau 7 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Seorang anak dapat dikatakan matang untuk bersekolah apabila anak telah mencapai kematangan (fisik, intelektual, moral, dan sosial). Matang secara fisik maksudnya, apabila anak telah menuruti secara jasmaniah tata sekolah. Misalnya, dapat duduk tenang, tidak makan didalam kelas, tidak bergurau dengan teman waktu diajar, dan lain sebagainya. Matang secara intelektual maksudnya, apabila anak telah sanggup menerima pelajaran secara sistematis, terus-menerus, dapat menyimpannya dan nantinya dapat memproduksi pelajaran tersebut. Matang secara moral adalah jika anak telah sanggup menerima pelajaran moral, misal pelajaran budi perkerti, etiket, serta telah sanggup untuk melaksanakannya. Telah juga ada rasa tanggungjawab untuk melaksanakan peraturan sekolah sebaik-baiknya. Matang secara sosial, maksudnya apabila anak telah sanggup untuk hidup menyesuaikan diri dengan masyarakat sekolah. Masa akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah, pada usia Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa anak sudah diperintahkan untuk melakukan shalat sebagaimana Hadist Nabi: Artinya: ...Perintahlah anak-anak kalian melakukan shalat ketika ia berusia tujuh tahun, dan pukulah ia jika meninggalkannya apabila berusia sepuluh tahun dan pisahkan ranjangnya (HR. Abu Dawud dan al-Haki dari Abd Allah ibn Amar) Hadis tersebut mengisyaratkan ketika anak berusia tujuh tahun memerintahkan orang tua untuk memukul anaknya yang meninggalkan shalat, makna memukul tidak berarti bersifat biologis tetapi secara psikologis dengan mengingatkan yang dapat menggugah kesadarannya untuk melakukan shalat.2Pada masa ini, anak anak umumnya akan menunjukan reaksi emosional yang semakin kompleks, seperti : perilaku yang semakin ingin bebas mudah terpengaruh oleh perilaku teman sebaya mulai bertengkar dengan teman sebayaPada masa ini anak juga akan mengalami perkembangan kemampuan berupa kemajuan dalam kreativitas sebagai bentuk adapatasi dengan lingkungan sekitarnya.Masa ini juga merupakan masa terpenting dalam pembentukan kebiasaan dan kedispilinan anak.Namun cara pengajaran disiplin yang terlalu otoriter tidak bisa diterapkan pada masa ini, karena bisa menimbulkan sikap ingin bebas anak semakin besar.C. ASPEK ASPEK PERKEMBANGAN1. Perkembangan KognitifSeiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalamai perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Pada usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (membaca, menulis, dan berhitung).Dengan keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berpikir ke arah daya pikir konkrit, rasional, dan obyektif. Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami dan mampu memecahkan masalah. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis.

3Egosentrisme artinya, anak belum mampu membedakan antara perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang secara langsung dialami dengan perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang hanya ada dalam pikirannya. Misalnya, ketika kepada anak diberikan soal, ia tidak akan mulai dari sudut objeknya, melainkan ia akan mulai dari dirinya sendiri. Egosentrisme pada anak terlihat dari ketidakmampuan anak untuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai kedua gejala yang masing-masing berdiri sendiri.Ditinjau dari perkembangan kognitif Jean Piaget, anak sekolah dasar memasuki tahap operasi kongkret dan berpikir. Suatu masa dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi konkret dan tertentu. Tahap operasi kongkret tetap ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/kongkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang kongkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Anak masih kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mempunyai banyak variabel. Oleh karena itu, meskipun intelegensi pada tahap ini sudah sangat maju, namun cara berpikirnya masih terbatas yakni berdasarkan sesuatu yang kongkret.

2. Perkembangan EmosiEmosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk konsentrasi terhadap aktivitas belajar. Sebaliknya, jika emosi negatif seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan. Anak usia SD sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Penumbuhan perasaan ini tergantung dari bagaimana sikap orang tua mendisiplinkan anak. Di samping itu, melalui permainan dan olahraga dimungkinkan anak mengeluarkan emosinya secara wajar.

4Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh dari meniru dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak berkembang dalam lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil. Emosi-emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu dan kegembiraan.

3. Perkembangan Bahasa Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata anak meningkat dan cara anak-anak menggunakan kata dan kalimat bertambah kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Dari berbagai pelajaran yang diberikan disekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain, serta melalui radio dan televisi, anak-anak menambah perbendaharaan kosa kata yang ia pergunakan dalam percakapan dan tulisan. Dengan dikuasainya ketrampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini, karena dibarengi dengan taraf berpikir yang sudah maju maka dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Di samping peningkatan dalam jumlah perbendaharaan kosa kata, perkembangan bahasa anak usia sekolah juga terlihat dalam cara anak berpikir tentang kata-kata. Peningkatan kemampuan anak sekolah dasar dalam menganalisis kata-kata, menolong mereka memahami kata-kata yang tidak berkaitan langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadinya. Ini memungkinkan anak menambah kosa kata mereka. Misalnya, batu-batuan berharga dapat dipahami melalui pemahaman tentang ciri-ciri umum berlian atau zamrud.Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:a. Proses jadi matang dalam hal organ-organ suara/bicara sudah berfungsi untuk berkata-kata.

5b. Proses belajar, maksudnya bahwa anak telah matang untuk berbicara, lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan atau kata-kata yang didengarnya.Kedua proses tersebut berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga pada saat masuk SD anak sudah sampai pada tingkat dapat membuat kalimat yang mendekati sempurna, dapat membuat kalimat majemuk, dan dapt menyusun dan mengajukan pertanyaan. Dengan demikian cakrawala anak-anak, mereka menemukan bahwa berbicara 4. Perubahan PsikologiPada masa akhir perkembangan periode anak anak, psikologi anak akan mengalami perubahan berupa : Perubahan bicara sebagai akibat dari interaksi anak yang semakin luas dan semakin sering dengan lingkungan sekitarnya Perubahan emosi, dimana pada masa ini anak mulai belajar untuk mengendalikan emosinya dan mengekspresikannya dengan lebih jelas Perkembangan ketrampilan anak yang didapatnya dari proses belajar yang dilaluinya di sekolah dan lingkungan Perkembangan dalam membedakan mana hal yang benar dan salah, pada tahap ini anak akan mulai mengerti dan memahami rasa bersalah dan belajar untuk meminta maaf Perkembangan sikap sosial anak yang ditujukan dengan mengambil figur atau seseorang yang dicontohnya dari kelompok bermainnya bukan lagi orang tua Perkembangan minat yang semakin jelas seiring semakin intensnya interaksi yang terjalin antara anak dan lingkungan5. Perkembangan FisikPertumbuhan fisik cendrung lebih stabil atau tenang. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Perubahan nyata terlihat pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda main sepatu roda adalah kegiatan fisik dan keteampilan gerak yang banyak dilakukan anak. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak nampak. 66. Perkembangan BicaraBerbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan dengan orang lain. Bertambahnya kisa kata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada pada tahap mengobrol, maka kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada umumnya anak perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-laki karena anak laki-laki berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-laki.

7. Minat MembacaSampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tetang cerita-cerita khayal. Pada usia 10 12 tahun perhatian membaca mencapai puncaknya. Sifat ingin tahu pada anak laki-laki lebih menonjol daripada anak perempuan. Itulah sebabnya anak laki-laki cendrung menyukai hal-hal ang sifatnya menggemparkan, misterius dan kisah-kisah petualangan, sejarah, hobi dan sport. Sebaliknya anak perempuan lebih menyukai cerita kehidupan seputar rumahtangga, binatang, meskipun sifatnya lebih realistis dari sebelumnya, puisi, cerita dari kitab suci dan sebagainya.

8. Perkembangan MoralPerkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asih orang tuanya serta perilaku moral dari orang-orang disekitarnya. Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agam merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak, misalnya mengenalkan anak pada nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan terhadap anak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela. Enam tahap perkembangan moral:1. Tahap Pra-konvensionalPada tahap pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan.72. Tahap KonvensionalPada tahap konevensional, memnuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharg pada dirinya sendiri, anak tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang terjadi. Sikap yang Nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan member justifikasi pada ketertiban. 3. Tahap Pasca-KonvensionalPada tahap pasca-konevnsional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinisp-prinisp tersebut, terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.

9. Perkembangan EmosiEmosi peran penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Pegaulan yang semakin luas membawa anak belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak diterima oleh teman-temannya. Anak belajar mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima, seperti: amarah, menyakiti perasaan teman, ketakutan dan sebagainya.Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial. Orang-orang disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda pada masa ini. Interaklsi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru memiliki peran yang pentingdalam hidup anak. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.Ciri-ciri Emosi Masa kanak-kanak:1. Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang Nampak, sehingga 82. menghasilkan emosi yang pendek, tidak seperti pada orang dewasa yang dapat berangsung lama. Emosi yang khusus pada anak-anak adalah: kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, humor dan sebagainya3. Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini yterlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersenda gurau. Mereka akan tampak marah seklai, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepat hilang. 4. Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menagis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat. 5. Emosi anak Nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kea rah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Anak sering menagis, sering marah, sering takut. Mungkin anak sehari menagis 7 kali, marah 5 kali dan seterusnya.6. Respon emosi anak berbeda-beda. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur , pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual. Misalnya: anak yang dibawa ke dokter giri, responnya ada yang tertawa, ada yang menangis, ada yang tidak memperliahtkan reaksi apapun.7. Emosi anak dapat diketahui atai dideteksi dari gejala tingkah lakunya. Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang Nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering menagis dan sebagainya. 8. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika emosi itu begiti kuat, kemudian berkuarng. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian beribah menjadi kuat. Misalnya: seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing. Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan hilang. 99. Perubahan dalam ungkapan ungkapan emosional.Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan.Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu merupakan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orangtuanya. Bila keinginannya tidak terpenuhi ia akan marah. Sebaliknya jika ia merasa senang, bahagia, tanpa melihat tempat dan waktu ia akan tersenyum atau tertawa, meskipun orang lain kadang-kadang tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh anak. 10. Perkembangan sosialBermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai cendrung bermain kelompok. Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang bersifat positif seperti pengembagan konsep diri dan pembentukan diri maupun negative. Guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.

D. PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI PADA ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGANPara orang tua seyogyanya tidak melewatkan masa keemasan anak mereka begitu saja. Mereka semestinya selalu berusaha memberi anak stimulasi, memberi pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, mendidik yang sebaik-baiknya, dan memberi keteladanan. Hal ini dapat menjadi fondasi bagi pembentukan kepribadian anak ketika anak dewasa kelak. Dalam rangka memberikan yang terbaik untuk anak ini, memahami psikologi perkembangan anak menjadi sangat penting. Pemahaman ini akan membantu orang tua menemukan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan kecerdasan anak, juga menemukan metode pembelajaran yang pas untuk anak.

10Berikut ini adalah tahap-tahap psikologi perkembangan anak, yang meliputi perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial.Tahap perkembangan kognitif meliputi tahap perkembangan sensori motor, tahap perkembangan praoperasional, tahap perkembangan operasional konkret, dan tahap perkembanga operasional formal.

1. Tahap perkembangan sensori motorTerjadi pada anak usia 0-2 tahun. Refleks, mulai dapat berinteraksi, kebiasaan yang mulai terlihat, mulai memahami sesuatu yang kecil, dan kreativitas yang muali terbentuk adalah hal-hal yang menandai tahap perkembangan ini.

2. Tahap perkembangan praoperasionalTerjadi pada anak 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai dapat menggunakan bahasanya sendiri untuk menggambarkan objek yang dia lihat. Mereka mulai mengenal warna dan bentuk.

3. Tahap perkembangan operasional konkretTerjadi pada anak usia 7-11 tahun. Pada tahap perkembangan ini, anak mulai dapat berpikir logis.

4. Tahap perkembangan operasional formalTerjadi pada anak usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, dapat berpikir lebih logis, penalaran mereka pun sudah mulai bekerja dengan baik. Pada tahap ini, perasaan anak juga mulai bekerja.Perkembangan psikososial menurut Erick Erikckson meliputi delapan tahap, empat di antaranya, yang sesuai dengan batasan anak adalah 4 tahapan berikut ini.

1. Kepercayaan versus ketidakpercayaanTerjadi pada anak yang masih bayi. Pada tahap ini, anak membutuhkan pola pengasuhan yang hangat sehingga akan merasa nyaman. Ketidakpercayaan akan tumbuh jika anak diabaikan atau diperlakukan secara negatif.

112. Otonomi versus malu dan raguTerjadi pada masa bayi akhir dan belajar berjalan. Pada tahap ini, anak mulai menyadari kehendaknya sendiri. Jika terlalu dibatasi atau dihukum terlalu keras, anak akan mengembangkan rasa malu dan ragu.

3. Inisiatif versus rasa bersalahTerjadi pada masa kanak-kanak awal (3-5 tahun). Pada tahap ini, anak mulai merasakan dunia sosial yang lebih luas dan orang tua mulai menyuruhnya mengemban beberapa tanggung jawab. Anak akan mengembangkan rasa bersalah jika ia tidak bertanggung jawab.

4. Upaya versus inferioritasTerjadi pada anak usia sekolah dasar. Pada tahap ini, anak siap untuk menerima pengetahuan yang baru dan menerima tantangan atas sebuah ide baru dan menarik. Pada usia ini, perasaan rendah diri dapat muncul pada diri anak.E. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN PERKEMBANGAN AKHIR ANAK

Faktor yang dapat mempengarui pertumbuhan dan perkembangan anak adalah sebagai berikut:1. Faktor heredokonstitusionil2. Faktor lingkungan (pranatal dan pascanatal)1.Faktor heredokonstusionilFaktor herekonstusionil dalahGen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal.

12Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi.Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.1.Jenis kelamin, Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.2.Ras atau bangsa, Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.3.Keluarga, Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.4. Umur, Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.2. Faktor lingkungana). Gizi (defisiensi vitamin, jodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakanThe most serious congenital malformation is never to be conceived at all.13b). Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidroamnion).Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.c). Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain).Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus, distosis kranial.d). Endokrin (diabetes mellitus pada ibu, hormon yang dimakan, umur tua dan lain-lain).Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasi pulau Langherhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.e). Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain).Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardsai mental, kelainan kongenital mata dan jantungf). Infeksi (trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu-tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung.

14Kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin hingga terjadi gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan retinitis.g). Imunitas (eritroblastosis fetalis,kernicterus)Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.h). Anoksia embrio (gangguan fungsu plasenta)Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.F. PERKEMBANGAN PIKIRAN DAN INGATAN ANAK ANAK AKHIRDalam keadaan Normal, pikiran anak usia sekolah dasar ini berkembang secara berangsur-angsur dan secara tenang. Anak betul-betul berada dalam stadium belajar. Di samping keluarga, sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak. Pengetahuannya bertambah secara pesat. Banyaknya ketrampilan mulai dikuasai, dan kebiasaan-kebiasaan terbentuk mulai dikembangkannya.Minat anak pada periode tersebut terutama sekali tercurah pada segala sesuatu yang dinamis bergerak. Anak pada usia ini sangat aktif dinamis; dan segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat perhatian anak. Lagi pula minatnya banyak tertuju pada macam-macam aktivitas. Dan makin banyak dia berbuat, makin bergunalah aktivitas tersebut bagi usaha pengembangan kepribadiannya.Ingatan anak pada usia 8 12 tahun ini mencapai intensitas paling besar, dan paling kuat. Daya mengahafal dan daya memorisasi (dengan sengaja memasukan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.15

G. PERUBAHAN PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA PADA MASA ANAK ANAK AKHIRKemerosotan dalam hubungan keluarga yang di mulai pada bagian akhir masa bayi terus berlangsung pada akhir masa kanak-kanak, hal ini yang menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak bahagia. Dimana terjadi hubungan baik terhadap anak dan orangtua dan sanak saudara, dan tampaknya anak lebih menyukai pertemuan-pertemuan dalam keluarga. Namun sebenarnya anak lebih senang berhubungan dengan teman-temannya sendiri dan bersikap kritis serta membenci orang tua dan sanak keluarga yang lain.Efek dari hubungan keluargaPengaruh yang mendalam dari hubungan anak dan keluarga jelas terlihat dalam bidang lehidupan sebagai berikut :1. Pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Hubungan keluarga sehat dapat menimbulkan dorongan untuk berprestasi, sedangkan hubungan keluarga yang tidak sehat dapat memberi efek yang buruk terhadap kemampuan berkonsentrasi anak.2. Hubungan keluarga dapat mempengaruhi penyesuaian diri secara social di luar rumah.3. Peran yang dimainkan di rumah menentukan peran di luar rumah.4. Jenis metode pelatihan anak yang digunakan di rumah mempengaruhi peran anak.5. Cita-cita dan prestasi anak di berbagai bidang sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua.6. Apakah anak akan bersikap kreatif atau bersikapkonformistisdalam perilaku sangat di pengaruhi oleh pelatihan di rumah.7. Hubungan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kepribadian anak-anak. Pendangan anak-anak tentang diri mereka sendiri merupakan cerminan langusng dari apa yang di nilai dan cara mereka di perlakukan oleh anggota-anggota keluarga.

16H. PERUBAHAN PERUBAHAN KEPRIBADIAN ANAK ANAK AKHIRDengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Perubahan ini tidak hanya terjadi ada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang di nilai dan di kagumi dan juga perubahan-perubahan yang terjadi pada sifat anak itu sendiri. Konsep diri idealMenjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal, kemudian anak membentuk konsep diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya. Mencari IdentitasAnak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat ingin menyesuaikan mulai dari gaya berbicara sampai dengan standar penampilan yang di tetapkan kelompok tersebut. Karena mereka takut kehilangan dukungan dari anggota kelompok, mereka berusaha meniru namun kadang-kadang berlebihan. Bahaya pada akhir masa kanak-kanak1. Bahaya fisik2. Perubahan bentuk tubuh3. Bentuk tubuh yang tidak sesuai4. Kecelakaan5. Ketidakmampuan fisik6. Rasa canggung7. Kesederhanaan8. Bahaya Psikologi9. Cemas10. Emosinya tidak stabil11. Tidak percaya diri12. Selalu membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain13. Kebahagiaan pada masa akhir kanak-kanak

17Akhir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode bahgaia dalam rentang kehidupan. Meskipun periode ini bukan masa yang sepenuhnya gembira karena anak di harapkan memikul tambahan tanggung jawab di sekolah dan tambahan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini, terlebih yang dianggap penting oleh orang-orang akan menambah kebahagiaan.Anak memiliki kesempatan yang luas untuk bermain dan untuk memperoleh alat bermain yang dibutuhkan seperti teman-teman sebayanya, kecuali kalau timbul kondisi yang luar biasa.Anak yang berbahagia pada akhir masa kanak-kanak belum tentu merasa bahagia pada tahap-tahap selanjutnya, tetapi kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagiaan dalam periode ini juga akan menimbulkan kebahagiaan pada periode berikutnya.Sekalipun kebahagiaan yang dialami pada periode ini tidak menjamin kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagiaann akan terus memberikan kebahagiaan pada tahun-tahun berikutnya, terutama bila tiga faktor kebahagiaan terpenuhi, yaitu penerimaan/dukungan, kasih sayang, dan prestasi.

18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam masa perkembangan kanak-kanak akhir anak sudah mengalami banyak kemajuan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dalam aspek perkembangan kognitif anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya sudah tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya, dalam usia ini anak sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Sedangkan perkembangan dalam aspek bahasa, usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Mereka juga mulai menyadari bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok.

19

DAFTAR PUSTAKA

http://kartika-d.blogspot.com/2013/01/psikologi-perkembangan-masa-kanak-kanak.htmlhttp://agus-suroto.blogspot.com/2012/09/perkembangan-masa-kanak-kanak-akhir.htmlhttp://indobeta.com/masa-akhir-perkembangan-anak/10462/Kartini Kartono.(2007).Psikologi Anak(Psikologi Perkembangan).Bandung:Mandar Maju.

20