makalah alkalosis respiratorik uas

34
KARYA TULIS ILMIAH TINJAUAN KEPUSTAKAAN ALKALOSIS RESPIRATORIK TIM PENULIS: SELVA JUWITA ( 10-135 ) DIYA TRIUTAMI ( 10-129 ) PEMBIMBING: dr. Rahma Triyana FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

Upload: ongko-setunggal

Post on 24-Oct-2015

1.134 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ALKALOSIS RESPIRATORIK

TIM PENULIS:

SELVA JUWITA ( 10-135 )

DIYA TRIUTAMI ( 10-129 )

PEMBIMBING:

dr. Rahma Triyana

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2013

Page 2: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT penguasa segala sesuatu. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada rasul kita, Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya

yang setia hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya karya tulis yang

berjudul “Alkalosis Respiratorik” ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan, baik secara moril

maupun materiil dari berbagai pihak. Tidak ada hal lain yang bisa diberikan selain ucapan terima

kasih yang penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan

karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini mesih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi dan langkah

menuju masa depan yang lebih baik.

Akhir kata, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua Amin.

Penulis

28 Januari 2013

Page 3: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Abstract

Acid is anything that produces hydrogen ions in a solution of water (proton donor). Base

are all things that produces hydroxide ions in aqueous solutions (aseptor protons). Acid and

Base is two group of chemical substance that more important in our life. Maintain acid-base

homeostasis is important for living organisms. Initiated by acid-base abnormalities: PaCO2

changes in respiratory abnormalities and plasma bicarbonate changes in metabolic

abnormalities. The system acts as a buffer system or system of retaining a buffer against changes

in pH. This buffer consists of a weak acid as hydrogen donor and a weak base ion as an acceptor

of hydrogen ions. Abnormalities of acid-base can be asidosi respiratory, respiratory alkalosis,

metabolic acidosis and alkalosis metabolic. In this paper, the author will focus on the problem of

respiratory alkalosis.

Respiratory alkalosis (lack of carbonic acid) is a primary decrease in PaCO2

(hypocapnia), resulting in a decrease in pH. PaCO2 < 35 mmHg and pH > 7.45 with

compensation in the form of decreased renal excretion of H +, resulting in less absorption of

HCO3-. Decrease of HCO3- serum depend on circumstances that acute or chronic. As if it leads

to symptoms of respiratory system, the complaint that is often expressed is not able to get enough

air to breathe, despite being redundant. Other noticeable symptoms are head feels light, tingling

and numbness in the fingers and toes.

Page 4: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Abstrak

Asam adalah segala sesuatu yang mengasilkan ion hidrogen dalam larutan air (donor

proton). Basa adalah segala sesuatu yang mengasilkan ion hidroksida dalam larutan air

(aseptor proton). Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam

kehidupan. Menjaga homeostasis asam basa penting utk kehidupan organisme. Kelainan

asam basa dimulai oleh : perubahan PaCO2 kelainan respirasi dan perubahan bikarbonat

plasma kelainan metabolik . Adapun system buffer berperan sebagai sistim penahan atau sistim

penyangga terhadap perubahan pH. Buffer ini terdiri dari asam lemah sebagai donor ion

hidrogen dan basa lemah sebagai akseptor ion hidrogen. Kelainan asam basa dapat berupa

asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolic, dan alkalosis metabolic. Dalam

hal ini, penulis akan memfokuskan masalah pada alkalosis respiratorik.

Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat ) adalah penurunan primer PaCO2

(hipokapnia), sehingga terjadi penurunan ph. PaCO2 <35 mmhg dan ph >7,45 degan

kompensasi ginjal berupa penurunan eksresi H+, dengan akibat lebih sedikit absorbsi HCO3-.

Penurunan HCO3- serum bergantung pada keadaannya yang akut atau kronis. Adapun gejala

jika menjurus ke system pernafasan , maka keluhan yang sering diutarakan adalah tidak dapat

memperoleh udara yang cukup walaupun sudah bernafas berlebihan. Gejala mencolok lainnya

adalah kepala terasa ringan, kesemutan dan rasa baal di jari tangan dan kaki.

Page 5: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

DAFTAR ISI

Halaman Kulit…………………………………………………………. i

Kata pengantar………………………………………………………… ii

Abstrak ………………………………………………………………… iii-iv

Daftar Isi……………………………………………………………….. v

Bab I. Pendahuluan………………………………………………. …..

1.1 Latar Belakang……………………………………………...

1.2 Tujuan………………………………………………………

1.3 Manfaat…………………………………………………….

Bab II. Tinjauan Pustaka……………………………………………

2.1 Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa

2.2 Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

2.3 Alkalosis Respiratorik

2.3.1 Definisi……………………………………………………

2.3.2 Etiologi……………………………………………………

2.3.3 Gejala klinis…………………………………………………

2.3.4 Patogenesa…………………………………………………

2.3.5 Diagnosa…………………………………………………..

2.3.5.1. Pemeriksaan fisik……………………………….

2.5.3.2. Pemeriksaan penunjang …………………………

2.3.6. Diagnosa Banding…………………………………………...

2.3.7. Penatalaksanaan…………………………………………………..

2.3.8. Komplikasi……………………………………………………..

2.3.9. Pencegahan…………………………………………………….

Bab III. Kesimpulan dan Saran…………………………………………..

Bab IV. Daftar Pustaka……………………………………………………

Page 6: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam-basa, larutan dikelompokkan menjadi tiga

golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral. Larutan asam memiliki pH < 7,35 ; larutan basa

memiliki pH > 7,45 dan larutan netral memiliki pH = 7,35-7,45.

Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (donor proton).

Sedangkan Basa/alkali adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (akseptor proton).

Pengaturan keseimbangan ion hydrogen (H+) dalam beberapa hal sama dengan pengaturan ion

lain dalam tubuh. Untuk mencapai homeostasis harus ada keseimbangan antara produksi H+ dan

pembuangan H+ dari tubuh. Pengaturan H+ yang tepat sangatlah penting, misalnya sebagai

pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang akan menghasilkan ATP dan

hampir semua aktivitas system enzim dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi H+. Karena

enzim mempunyai fungsi yang sangat banyak di dalam tubuh, maka gangguan konsentrasi ion

hydrogen dapat menyebabkan gangguan system tubuh yang sangat luas. Di bandingkan dengan

ion-ion lain, konsentrasi H+ dalam cairan tubuh normalnya dipertahankan pada tingkat yang

rendah. Perubahan konsentrasi ion hydrogen akan merubah derajat ionisasi protein sehingga

protein tidak akan berfungsi. Perubahan konsentrasi hydrogen sesungguhnya akan mengubah

fungsi seluruh sel tubuh. Oleh karena itu keseimbangan asam-basa darah harus dikendalikan

secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius

terhadap beberapa organ. Contoh gangguan keseimbangan asam-basa salah satunya adalah

Alkalosis Respiratorik yang akan dibahas secara khusus pada Karya Tulis Ilmiah ini.

.

Page 7: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

1.2 Tujuan penulisan :

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Alkalosis Respiratorik” ini yaitu:

1. Agar mahasiswa dapat memahami konsep dari keseimbangan asam basa.

2. Mahasiswa dapat mampu memahami pengaturan keseimbangan asam basa.

3. Mahasiswa mampu memahami gangguan-gangguan keseimbangan asam basa khususnya Alkalosis Respiratorik.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alkalosis respiratorik.

1.3 Manfaat penulisan :

Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kami mengharapkan kepada

masyarakat umum khususnya mahasiswa yang membaca dapat memahami hal-hal yang

berkaitan dengan keseimbangan asam basa (khususnya mengenai pengaturan serta

gangguan Alkalosis Respiratorik) dan menjadikan referensi untuk melakukan

pengamatan selanjutnya.

Page 8: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengaturan Keseimbangan Asam Basa :

Keseimbangan asam-basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion H+ yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang dikeluarkan oleh sel. Walaupun produksi asam akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen tetap dipertahankan pada kadar rendah sebesar pH 7,4. Cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan pH melalui system pengaturan keseimbangan asam-basa karena sebagian besar enzim sangat peka terhadap perubahan pH.

Pengaturan keseimbangan asam-basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga system, yaitu :

a. Sistem BufferDisebut juga system penahan atau system penyangga, karena dapat menahan perubahan pH . Fungsi utama system buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan extraseluler. Sebagai buffer, system ini memiliki keterbatasan, yaitu :

- Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan extraselular yang disebabkan karena peningkatan CO2.

- System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali pernafasan bekerja normal.

- Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.

Dalam tubuh terdapat beberapa system buffer yaitu :

1. Sistem Buffer Asam Karbonat-BikarbonatMerupakan system buffer di cairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.

Page 9: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

2. Sistem Buffer ProteinMerupakan system buffer di cairan ekstrasel dan intrasel.

3. Sistem Buffer HemoglobinMerupakan system buffer di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan CO2 (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan sedikit CO2, dan begitu sebaliknya.

4. Sistem Buffer FosfatMerupakan system buffer di system perkemihan dan cairan intrasel.

Page 10: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

b. Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ParuSistem respirasi berperan dalam mempertahankan agar PCO2 selalu konstan walaupun terdapat perubahan kadar CO2 akibat proses metabolisme tubuh. Keseimbangan asam-basa oleh system respirasi bergantung pada keseimbangan produksi dan ekskresi CO2. Jumlah CO2 yang berada di dalam darah tergantung pada metabolic rate (laju metabolism) sedangkan proses ekskresi CO2 bergantung pada fungsi Paru. Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah CO2 yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar CO2 darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Begitu pula jika pernafasan menurun, kadar CO2

darah akan meningkat dan darah menjadi lebih asam.

c. Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh GinjalGinjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal sebagian besar dalam bentuk ammonia. Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini berperan tiga system buffer asam karbonat-bikarbonat , buffer fosfat, dan buffer pembentukan ammonia.

2.2 Gangguan Keseimbangan Asam-Basa :

Gangguan keseimbangan asam-basa disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan asam-basa seperti system buffer, system respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular, maupun gangguan fungsi susunan saraf pusat.

Faktor-faktor tersebut misalnya :

Konsentrasi ion hydrogen (H+) Konsentrasi ion bikarbonat (HCO3

-) PCO2

Klassifikasi umum yang digunakan untuk gangguan keseimbangan asam-basa meliputi:

- Gangguan keseimbangan asam-basa respiratorik :Terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer dengan eksresinya di Paru, ditandai oleh peningkatan atau penurunan konsentrasi CO2. Yang berperan dalam hal ini adalah Paru.

Contoh :

Page 11: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

a. Asidosis RespiratorikTanda :

- Konsentrasi H+ meningkat- pH darah turun- Kadar PCO2 meningkat

b. Alkalosis RespiratorikTanda :

- Konsentrasi H+ menurun- pH darah meningkat- Kadar PCO2 menurun

- Gangguan keseimbangan asam-basa metabolic :Terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler. Yang berperan dalam hal ini adalah Ginjal.

Contoh :

a. Asidosis MetabolikTanda :

- Konsentrasi H+ meningkat- pH darah turun- Kadar bikarbonat menurun

b. Alkalosis MetabolikTanda :

- Konsentrasi H+ menurun- pH darah meningkat- Kadar bikarbonat meningkat

2.3 Alkalosis Respiratorik :

2.3.1 Pengertian :

Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa. Terjadi pada

gangguan sistem respirasi dengan mengeluarkan CO2 yang berlebihan sebagai kompensasi untuk

mengurangi hypoxia yang ditandai dengan bernafas cepat dan dalam agar kadar CO2 menjadi

rendah dalam darah. Kelainan ini diawali oleh penurunan kadar PCO2 sehingga ion H+ rendah

Page 12: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

akan mengasilkan peningkatan pH (PCO2 < 35 dan pH > 7,45). Kompensasi ginjal berupa

penurunan ekresi H+ dengan akibat lebih sedikit absorbsi HCO3-.

2.3.2 Etiologi :

Penyebab dasarnya adalah hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2 tubuh menurun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3

- berkurang. Penyebab hiperventilasi yang sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lainnya :

Rangsangan pusat pernafasan :- Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stress emosional (penyebab

tersering)- Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis gangguan CNS- Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, intoksikasi

salisilat (awal)

Hipoksia Pneumoni, asma, edema paru Gagal jantung kongestif Fibrosis paru Tinggal ditempat yang tinggi (oleh karena kadar oksigen yang rendah) Ventilasi mekanis yang berlebihan Sepsis gram negative Sirosis hepatis Latihan fisik Overdosis aspirin

2.3.3 Gejala klinis :

Pasien sering menguap Nafas cepat dan dalam Kepala terasa ringan Parestesi (kesemutan) sekitar mulut Kesemutan dan terasa kebas dijari tangan dan kaki Apabila alkalosisnya sudah cukup parah dapat timbul kelelahan kronis, berdebar debar,

cemas, mulut terasa kering, tidak bisa tidur. Telapak tangan dan kaki teraba dingin dan lembab

Page 13: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Ketegangan emosi Gangguan konsentrasi, kekacauan mental, dan sinkop

2.3.4 Patogenesa :

Pada keadaan hiperventilasi seperti saat mengalami stress,maka terjadi pengeluaran CO2

yang berlebihan sehingga kadar ion H+ dalam darah menurun dan hal ini menyebabkan

terjadinya peningkatan pH. Pada keadaan inilah yang akan meyebabkan terjadinya alkalosis

respiratorik.

Hipoksia adalah penyebab lazim terjadinya hiperventilasi.hiperventilasi kronis terjadi

sebagai respon penyesuain terhadap ketinggian (tekanan oksigen lingkungan yang

rendah ).alkalosis respiratorik juga dapat disebabkan oleh factor iatrogenic akibat fentilasi

mekanis dengan fentilator siklus volume atau tekanan. Alkalosis respiratorik sering terjadi pada

sepsis gram negative dan serosis hati.hiper pnea pada latihan fisik yang berat kadang juga dapat

menimbulkan alkalosis respiratorik untuk semantara

Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat didalam sel dan

membantu pelepasan H+ lebih banyak kedalam cairan ekstra sel (ECF). Bafer ekstra sel oleh

protein plasma hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma. Efek mekanisme bafer ECF dan ICF

sedikit menurunkan HCO3_ plasma.apabila hipokapnia tetap berlangsung,maka penyesuain

ginjal mengakibatkan lebih banyak HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi hambatan reabrsobsi

tubulus ginjal dan pembentukan HCO3- baru.kompensasi pada alkalosis respiratorik kronik jauh

lebih sempurna dibandikangkan pada keadaan akut.pada keadaan akut,penurunan kadar HCO3-

plasma diperkirakan sebesar 2mEq/L untuk setiap penurunan PCO2 sebesar 10mmHg.

Page 14: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

2.3.5 Diagnosa :

Pada alkalosis respiratorik Diagnosis pasti yaitu dengan penurunan kadar CO2 yang

rendah. Peningkatan frekuensi dan dalam pernafasan umumnya meningkat bermakna terutama

bila disebabkan oleh kelainan otak atau metabolic. Keluhan pasien umumnya adalah rasa cemas

berlebihan dan sesak atau nyeri dada. Hal lain yang mungkin terjadi dalam kaitan dengan

alkalosis respiretorik adalah tetani,parestasia sirkumoral atau sinkop.diagnosis alkalosis

respiratorik dapat dipastikan dengan kadar PCO2 yanng rendah.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk melihat apakah terdapat gejala-gejala alkalosis

yang dapat dilihat melalui inspeksi,palpasi dan auskultasi.

Pada inspeksi akan ditemukan parestesia circum oral dan digitalis, iritabilitas, spasme

carpopedal, tetani dan ganguan gerak pernafasan.

Pada palpasi akan didapatkan disritmia ventricular dan supra ventricular akibat

hipokapnea.

Pada auskultasi akan didapatkan peningkatan frekuansi dan volume ventilasi.Pada

alkalosis respiratorik akut dapat terjadi takipnea yang tampak jelas, dan pada respiratorik kronik

gejala takipnea dapat digantikan oleh peningkatan dalamnya ventilasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium pada alkalosis respiratorik akut adalah PH yang lebih dari 7,45

dan PaCO2 yang kurang dari 35 mmHg. Pada alkalosis respiratorik akut maupun kronis akan

terjadi penurunan kompensasi dari kadar bikarbonat plasma sebesar 2,0 meq/L(akut) dan 5,0

Page 15: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

meq/L (kronik) untuk tiap 10 mmHg penurunan Paco2 yang akan menyebabkan kenaikan pH

darah.

Pemeriksaan laboratorium lainnya hiperkloremia timbal balik. Diagnosis alkalosis

respiratorik ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, gejala dan tanda, serta dipastikan dengan

bukti hasil pemeriksaan laboratorium.

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pada alkalosis respiratorik akut maupun kronis akan terjadi penurunan kompensasi dari

kadar bikarbonat plasma sebesar 2,0 meq/L(akut) dan 5,0 meq/L (kronik) untuk tiap 10 mmHg

penurunan Pco2 yang akan menyebabkan kenaikan pH.

Analisa Gas Darah

Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap / interaksi darah dengan gas yang

dihirup lewat pernafasan. sampel darah diambil langsung dari arteri. Adapun prosedur nya yaitu :

Elektrolit, ph dan co2 diukur dengan menggunakan elektroda spesifik untuk masing

masing parameter.

kadar Na dan K diukur dengan metode fotometrik nyala api atau ion selective

electrode.kadar cl diukur dengan metode ftokolimetrik, cuolometry (titrasi berdasarkan

pembentukan agcl/perak clorida) atau ion selective electrode.

pengukuran pH dilakukan dengan electrode ph

pengukuran pCO2 dilakukan elekroda CO2.elektroda berada dalam lingkungan buffer

bikarbonat dan dipisahkan dari sampel darah oleh suatu memebran semipermeabel

untuk CO2.CO2 yang berdifusi kedalam buffer menyebabkan perubahan ph dan nilai ini

yang di ukur oleh elekroda.

pengukuran pO2 di ukur dengan elektroda 02.

Saat ini pengukuran ph darah dilakukan bersamaan dengan parameter lain seperti pco2 ,hco3-,

na, k, cl, glukosa, aseton, ureum, kreatinin dan osmolaritas. Penetapan hco3 dilakukan melalui

Page 16: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

perhitungan ph dan dan pco2 berdasarkan persaaman Henderson-haselbalch. Nilai co2 total adalah

sesuai dengan jumlah asam karbonat ditambah bikarbonat.pengukuran co2 total umumnya sesuai

dengan kadar hco3-.

Nilai normal

Darah arteri atau kapiler

Parameter Neonates dan bayi Anak dan dewasa

Ph 7.32-7,49 7,35-7,43

PCO2(mmHg) 26,4-41,2 35-45

HCO3-(mEq/L) 16-24 21-28

PO2(%) 95-99 95-99

Darah vena

Parameter Anak dan dewasa

Ph 7,32-7,43

PCO2(mmHg) 38-50

HCO3-( mEq/L) 22-29

Persamaan Henderson hasselbalch

Persamaaan ini menggambarkan hubungan antara bikarbonat(HCO3-) dengan CO2 yang

merupakan system buffer ubuh utama.Rasio normal HCO3- dengan CO2 adalah 20:1. Perubahan masing-

masing variable akan mengakibatkan perubahan Ph.

Anion gap

PH = PK +log(HCO3-)

PCO2 X 0,03

Page 17: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Gangguan keseimbangan asam-basa dapat berupa dua atau tiga jenis kelainan yang terjadi

secara bersamaan atau mungkin suatu kasus gangguan keseimbangan asam-basa dengan nilai Ph,

PCO2, HCO3- normal dan satu-satunya pertanda gangguan keseimbangan adalah peningkatan

perbedaan nilai anion (anion gap, AG ).

Normal 12 3 mEq/L

b. Pemeriksaan saturasi oksigen

Pemeriksaan saturasi oksigen perlu dilakukan untuk mengetahui kadar oksigen dalam tubuh. Untuk

mengetahuinya diperlukan peralatan yaitu pulse oximetri.

2.3.6 Diagnosa Banding :

Definisi Gejala Tes laboratoriumAsidosis respiratorik

Peningkatan PCO2 dan terjadi penurunan pH

Sesak nafas, nyeri kepala,iritabilitas,delirium,mengantuk dan koma.

Peningkatan kompensasi dari kadar bikarbonat, Pco2 (penurunan 0,9 mmHg untuk tiap peningkatan 1,0 mEq/L kadar bikarbonat),hipokalemia, kemih yang asam dan hipokloremia

Asidosis metabolik

Turun kadar ion HCO3

diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri

Hipokalemia,hiperkalemia,penurunan volume,demikian pula hiperventilasi

Penurunan pH serum, penurunan kadar bikarbonat plasma, penurunan Pco2(yaitu,penurunan Pco2 sebesar 1,2 mmHg untuk setiap penurunan kadar bikarbonat 1,0 meq/l)

Alkalosis metabolic

Peningkatan primer bikarbonat dalam arteri

Gejala-gejala penurunan volume dan hipokalemia

Ph serum yang lebih tinggi, meningkatkan kadar bikarbonat, Pco2(penurunan 0,9

AG= Na - Cl + HCO3-

Page 18: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

sehingga PCO2

meningkat di arteri dan meningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin.

mmHg untuk tiap peningkatan 1,0 meq/L kadar bikarbonat), hipokalemia,kemih yang asam dan hipokloremia

2.3.7 Penatalaksanaan :

Pengobatan yang dilakukan adalah memperlambat pernafasan.jika penyebabnya adalah

kecemasan, memeperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah

rasa nyeri,maka diberikan pereda nyeri.menghembuskan nafas dalam kantung kertas bisa

membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali

karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk

menahan nafasnya selama mungkin,kemudian menarik nafasnya selama mungkin.Hal ini

dilakukan beerulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida menigkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi

kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

Pada kondisi normal, PH darah berkisar antara 7,35-7,45. Pada kondisi PH<7, terjadi kerusakan

struktur ikatan kimiawi dan perubahan bentuk protein yang menyebabkan kerusakan jaringan

dan perubahan fungsi selular. Bila PH>7, terjadi kontraksi otot skelet yang tidak terkendali.

Tata laksana alkalosis respiratorik ditujukan terhadap kelainan primernya. Alkalosis yang

disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan member terapi oksigen. Alkalosis respiratorik yang

disebabkan oleh serangan panik diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan

pernafasan menggunakan system air rebreathing. Overventilasi pada pasien dengan ventilasi

mekanik diatasi dengan mengurangi minute ventilation atau dengan menambahkan dead space.

Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diterapi dengan oksigen dan

memperbaiki penyebab gangguan pertukara gas. Koreksi alkalosis respiratorik dengan

menggunakan rebreathing mask harus berhati-hati, terutama pada pasien dengan kelainan

Page 19: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

susunan saraf pusat,untuk menghindari ketidakseimbangan PH cairan serebrospinal dan PH

perifer.

Jika hipoksia yang menjadi penyebabnya lakukan koreksi secepatnya dengan

memberikan oksigen tambahan

Carilah dan obati setiap penyeban dasar terutama emboli paru

Untuk hiperventilasi psikogenik gunakan kantong kertas untuk penghisapan

kembali CO2 atau berikan diazepam 5-10mg secara oral atau secara intravena

sesuai indikasi

2.3.8 Komplikasi :

Pada kondisi PH<7, terjadi kerusakan struktur ikatan kimiawi dan perubahan bentuk

protein yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perubahan fungsi selular. Bila PH>7, terjadi

kontraksi otot skelet yang tidak terkendali.

1. gagal nafas akut

2. gagal jantung

3. gagal ginjal kronik

4. kerusakan otak

5. kematian

2.3.9 Pencegahan :

Mengurangi aktivitas yang menyebabkan factor pencetus/kelainan primer

1. Selalu sediakan OKSIGEN

2. Mengetahui cara system air rebreathin

Page 20: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

BAB III

Kesimpulan dan Saran

KESIMPULAN

Page 21: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Alkalosis respiratorik adalah gangguan sistem respirasi akibat pengeluaran co2 yang berlebihan pada hiperventilasi yang ditandai dengan penurunan kadar paC02 sehingga ion H rendah dan menyebabkan peningkatan PH.adapun gejala dari alkalosis respiratorik ini adalah sesak nafas,nyeri dada,rasa ringan dikepala(pusing),parestesia,circumoral numbness dan kesemutan. Pengobatan yang dapat dilakukan dengan menenangkan pasien,terapi oksigen dan memberikan pernafasan dengan menggunakan system air rebreathing.

SARAN

Perlu penambahan tinjauan kepustakaan agar karya tulis ilmiah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Page 22: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

DAFTAR PUSTAKA

Utama,Hendra.dr.dkk. 2010. GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM BASA. Jakarta: balai penerbit FKUI.

Mark H. Swartz. 1995. BUKU AJAR DIAGNOSTIK FISIK. Jakarta : EGC

Mengel, mark B.MD.MPH. L peter schwiebert.MD. 2001. REFERENSI MANUAL KEDOKTERAN KELUARGA. Jakarta: Hipokrates.

Guyton , Arthur C. 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN . Jakarta : Hipokrates.

A prince , Sylvia, Wilson Loraine. 2006. PATOFISIOLOGI VOL.2. Jakarta : EGC.

Gan Gunawan, Sulistia, dkk. 2009. FARMAKO DAN TERAPI, Ed-5. Jakarta : balai penerbit FK-UI.

Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. ILMU PENYAKIT DALAM, Jil-2. Jakarta : Interna Publishing.

Lynn, Pamella. 2009. BIOKIMIA HARPER. Jakarta :EGC.

Baron, Dn. 1990. KAPITA SELEKTA PATOLOGI KLINIK. Jakarta : EGC.

Soebrata, 2009. LABORATORIUM KLINIK. Jakarta : Dian Rakyat.

Eliastam, Michelle. 1998. PENUNTUN KEDARURATAN MEDIS. Jakarta : EGC

Kumala, Poppy. 1998. KAMUS SAKU KEDOKTERAN DORLAND. Jakarta : EGC.

Page 23: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Asam lemah yaitu asam yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air (berdisosiasi tidak

sempurna), asam karbonat hanya akan berdisosiasi sebagian menjadi ion H⁺ dan HCO₃ ⁻ (H₂CO₃ + H₂O ↔ H₃O⁺ + HCO₃ ⁻). Asam kuat yaitu asam yang berdisosiasi sempurna

dalam air . Contoh HCL akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion H⁺ dan CL⁻(HCL → H⁺ +

CL⁻) (HCL + H₂O → H₃O⁺ + CL⁻). Basa lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi

sebagian / tidak sempurna. Reaksi asam lemah dan basa lemah merupakan reaksi keseimbangan

antara NH₄OH + H⁺ ↔ NH4⁺ + H₂O. Basa kuat adalah persenyawaan yang berdisosiasi

sempurna antara NaOH → Na⁺ + OH .

Page 24: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa

darah, yaitu:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.

Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang

biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap

perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.

Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu

larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida

(suatu komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih

banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih

banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3. Pembuangan karbondioksida.

Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus

menerus yang dihasilkan oleh sel.

Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut

dikeluarkan (dihembuskan).

Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan

mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.

Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi

lebih basa.

Page 25: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih

asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-

paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

Nilai pH dapat dilihat dari darah arterial dengan rentang normal 7,35-7,45. Harga normal hasil

pemeriksaan laboratorium analisis gas darah adalah sbb:

pH 7,35-7,45

pO2 80-100 mmHg

pCO2 35-45 mmHg

[HCO3-] 21-25 mmol/L

Base excess -2 s/d +2

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan

salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :

1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]

2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]

3. pCO2

Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis gangguan asam basa :

Asidosis bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun

Alkalosis bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik

- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan metabolik

- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan respiratorik

Dari konsep tersebut, didapatkan empat kondisi, yaitu :

Page 26: Makalah Alkalosis Respiratorik Uas

1. Asidosis metabolik

2. Asidosis respiratorik

3. Alkalosis metabolik

4. Alkalosis respiratorik

Penurunan PaCO2 berakibat Penurunan H2CO3, penurunan H+ dan HCO3 -, serta

meningkatkan PH darah sehingga AGD: PH naik, PaCO2 turun dan HCO3 turun

Meningkatnya K+ dalam serum, H+ intrasel keluar dan diganti K yang ada dalam

ekstrasel. H+ bergabung dengan HCO3- menjadi H2CO3 yang berakibat PH semakin

rendah. AGD: PH turun, HCO3 naik dan K turun

Hipokapnia akan merangsang Carotik dan aortik dan aortic bodiea----- frekuensi denyut

jantung naik tanpa naiknya tekanan darah, perubahan EKG dan kelelahan

Pada saat yang bersamaan, terjadi vasokonstriksi cerebral dan tururnnya perfusi darah ke

otak dengan gejala: Kecemasan, dispnea, keringat dingin, pernafasan cheyne stokes

pusing dan kesemutan.

Jika hipokapnia lebih dari 6 jam, ginjal akan meningkatkan sekresi HCO3 dan

menurunkan ekskresi H+

Keadaan PaCO2 yang turun terus menerus menyebabkan vasokonstriksi --- meningkatkan

hipoxia serebral dan perifer.

Alkalosis berat, Hambatan ionisasi Ca meningkatkan eksitasi syaraf dan konstraksi otot

dengan gejala: Kejang, hiperefleksi, koma.