luka akibat trauma tumpul

Upload: dojihatori

Post on 10-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    1/17

    Luka Akibat Trauma Tumpul

    Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:

    1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjutterdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Organ atau jaringan padatubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan objek ataualat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka yakni:

    1. Abrasi2. Laserasi3. Kontusi/ruptur4. Fraktur5. Kompresi6. Perdarahan

    a. Abrasi

    Abrasi per definisi adalah pengelupasan kulit. Dapat terjadi superfisial jika hanyaepidermis saja yang terkena, lebih dalam ke lapisan bawah kulit (dermis)ataulebih dalam lagi sampai ke jaringan lunak bawah kulit. Jika abrasi terjadi lebihdalam dari lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi

    perdarahan. Arah dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka.Dua tanda yang dapat digunakan. Tanda yang pertama adalah arah dimanaepidermis bergulung, tanda yang kedua adalah hubungan kedalaman pada lukayang menandakan ketidakteraturan benda yang mengenainya.

    Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya.Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perkiraan kasarusia luka dapat ditentukan secara mikroskopik. Kategori yang digunakan untukmenentukan usia luka adalah saat ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi(beberapa jam sebelum sampai beberapa hari), beberapa hari lau, lebih dari

    benerapa hari. Efek lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi

    pada abrasi yang luas.

    b. Kontusio Superfisial.

    Kata lazim yang digunakan adalah memar, terjadi karena tekanan yang besardalam waktu yang singkat. Penekanan ini menyebabkan kerusakan pada

    pembuluh darah kecil dan dapat menimbulkan perdarahan pada jaringan bawahkulit atau organ dibawahnya. Pada orang dengan kulit berwarna memar sulitdilihat sehingga lebih mudah terlihat dari nyeri tekan yang ditimbulkannya.

    Perubahan warna pada memar berhubungan dengan waktu lamanya luka, namun

    waktu tersebut bervariasi tergantung jenis luka dan individu yang terkena. Tidak

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    2/17

    ada standart pasti untuk menentukan lamanya luka dari warna yang terlihat secarapemeriksaan fisik.

    Pada mayat waktu antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan

    menentukan juga karekteristik memar yang timbul. Semakin lama waktu antarakematian dan pemeriksaan luka akan semakin membuat luka memar menjadigelap.

    Pemeriksaan mikroskopik adalah sarana yang dapat digunakan untuk menentukanwaktu terjadinya luka sebelum kematian. Namun sulit menentukan secara pastikarena hal tersebut pun bergantung pada keahlian pemeriksa.

    Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunandarah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapatmenyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang kedua adalah

    terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu aliran balik venapada organ yang terkena sehingga dapat menyebabkan ganggren dan kematianjaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat media berkembang biakkuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darahsirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerobdapat hidup, kuman tersering adalah golongan clostridium yang dapatmemproduksi gas gangren.

    Efek lanjut lain dapat timbul pada tekanan mendadak dan luas pada jaringansubkutan. Tekanan yang mendadak menyebabkan pecahnya sel sel lemak,cairan lemak kemudian memasuki peredaran darah pada luka dan bergerak besertaaliran darah dapat menyebabkan emboli lemak pulmoner atau emboli pada organlain termasuk otak. Pada mayat dengan kulit yang gelap sehingga memar sulitdinilai sayatan pada kulit untuk mengetahui resapan darah pada jaringan subkutandapat dilakukan dan dilegalkan.

    c. Kontusio pada organ dan jaringan dalam.

    Semua organ dapat terjadi kontusio. Kontusio pada tiap organ memilikikarakteristik yang berbeda. Pada organ vital seperti jantung dan otak jika terjadikontusio dapat menyebabkan kelainan fungsi dan bahkan kematian.

    Kontusio pada otak, dengan perdarahan pada otak, dapat menyebabkan terjadiperadangan dengan akumulasi bertahap produk asam yang dapat menyebabkanreaksi peradangan bertambah hebat. Peradangan ini dapat menyebabkan

    penurunan kesadaran, koma dan kematian. Kontusio dan perangan yang kecilpada otak dapat menyebabkan gangguan fungsi organ lain yang luas dan kematianjika terkena pada bagian vital yang mengontrol pernapasan dan peredaran darah.

    Jantung juga sangat rentan jika terjadi kontusio. Kontusio ringan dan sempit padadaeran yang bertanggungjawab pada inisiasi dan hantaran impuls dapatmenyebabkan gannguan pada irama jantung atau henti jantung. Kontusio luas

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    3/17

    yang mengenai kerja otot jantung dapat menghambat pengosongan jantung danmenyebabkan gagal jantung.

    Kontusio pada organ lain dapat menyebabkan ruptur organ yang menyebabkan

    perdarahan pada rongga tubuh.

    d. Laserasi

    Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkankontusio dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa,

    permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulityang menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannyaruncing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulitdan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasiireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian

    yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.

    Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringandibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan,tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan lukaoleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arahterjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landaimenunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar jugamenunjukkan arah awal kekerasan.

    Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasantersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihanterjadi sebelum robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena

    palu tidak harus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang berbentuksemisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya berbedadengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan swallow tails. Beberapa

    benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.

    Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahantersebut tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan daridarah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau

    membran mukosa. Bekuan darah yang bercampur dengan bekuan dari cairanjaringan bergabung membentuk eskar atau krusta. Jaringan parut pertama kalitumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran luka.Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan penyembuhanselesai. Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat,rambut dan struktur lain.

    Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak sepertiluka atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, danlebih dari beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakanddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    4/17

    Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanyarobekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terusmenerus. Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapatmenyebabkan perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan

    kematian. Adanya diskontinuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkankuman yang berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang lukamasuk ke dalam jaringan. Port d entree tersebut tetap ada sampai denganterjadinya penyembuhan luka yang sempurna. Bila luka terjadi dekat persendianmaka akan terasa nyeri, khususnya pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arahlaserasi tersebut sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari sendi tersebut.Benturan yang terjadi pada jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemakdapat menyebabkan emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik. Laserasi jugadapat terjadi pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi

    pada organ jantung, aorta, hati dan limpa.

    Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit yangdapat terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan

    perdarahan hebat.

    e. Kombinasi dari luka lecet, memar dan laserasi.

    Luka leceet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama dapatmenyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnyadan lecet pada pukulan selanjutnya. Tetapi ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi

    bersamaan pada satu pukulan.

    f. Fraktur

    Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada bedah hanyamemiliki sedikit makna pada ilmu forensik. Pada bedah, fraktur dibagi menjadifraktur sederhana dan komplit atau terbuka.

    Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi beberapafaktor seperti komposisi tulang tersebut. Anak-anak tulangnya masih lunak,sehingga apabila terjadi trauma khususnya pada tulang tengkorak dapatmenyebabkan kerusakan otak yang hebat tanpa menyebabkan fraktur tulang

    tengkorak. Wanita usia tua sering kali telah mengalami osteoporosis, dimanadapat terjadi fraktur pada trauma yang ringan.

    Pada kasus dimana tidak terlihat adanya deformitas maka untuk mengetahui adatidaknya fraktur dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar X, mulai darifluoroskopi, foto polos. Xero radiografi merupakan teknik lain dalammendiagnosa adanya fraktur.

    Fraktur mempunyai makna pada pemeriksaan forensik. Bentuk dari fraktur dapatmenggambarkan benda penyebabnya (khususnya fraktur tulang tengkorak), arahkekerasan. Fraktur yang terjadi pada tulang yang sedang mengalami

    penyembuhan berbeda dengan fraktur biasanya. Jangka waktu penyembuhan

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    5/17

    tulang berbeda-beda setiap orang. Dari penampang makros dapat dibedakanmenjadi fraktur yang baru, sedang dalam penyembuhan, sebagian telah sembuh,dan telah sembuh sempurna. Secara radiologis dapat dibedakan berdasarkanakumulasi kalsium pada kalus. Mikroskopis dapat dibedakan daerah yang fraktur

    dan daerah penyembuhan. Penggabungan dari metode diatas menjadikan akurasiyang cukup tinggi. Daerah fraktur yang sudah sembuh tidaklah dapat menjadiseperti tulang aslinya.

    Perdarahan merupakan salah satu komplikasi dari fraktur. Bila perdarahan subperiosteum terjadi dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan disfungsi organtersebut. Apabila terjadi robekan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan darahterbendung disekitar jaringan lunak yang menyebabkan pembengkakan dan alirandarah balik dapat berkurang. Apabila terjadi robekan pada arteri yang besar terjadikehilangan darah yang banyak dan dapat menyebabkan pasien shok sampaimeninggal. Shok yang terjadi pada pasien fraktur tidaklah selalu sebanding

    dengan fraktur yang dialaminya.

    Selain itu juga dapat terjadi emboli lemak pada paru dan jaringan lain. Gejalapada emboli lemak di sereberal dapat terjadi 2-4 hari setelah terjadinya fraktur dandapat menyebabkan kematian. Gejala pada emboli lemak di paru berupa distres

    pernafasan dapat terjadi 14-16 jam setelah terjadinya fraktur yang juga dapatmenyebabkan kematian. Emboli sumsum tulan atau lemak merupakan tandaantemortem dari sebuah fraktur.

    Fraktur linier yang terjadi pada tulang tengkorak tanpa adanya fraktur depresitidaklah begitu berat kecuali terdapat robekan pembuluh darah yang dapatmembuat hematom ekstra dural, sehingga diperlukan depresi tulang secepatnya.Apabila ujung tulang mengenai otak dapat merusak otak tersebut, sehingga dapatterjadi penurunan kesadaran, kejang, koma hingga kematian.

    7. Kompresi

    Kompresi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek lokalmaupun sistemik yaitu asfiksia traumatik sehingga dapat terjadi kematiaan akibattidak terjadi pertukaran udara.

    8. Perdarahan

    Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi, fraktur, dan kompresi.Kehilangan 1/10 volume darah tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.Kehilangan volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun dalamkondisi berbaring. Kehilangan volume darah dan mendadak dapatmenyebabkan syok yang berakhir pada kematian. Kecepatan perdarahan yangterjadi tergantung pada ukuran dari pembuluh darah yang terpotong dan jenis

    perlukaan yang mengakibatkan terjadinya perdarahan. Pada arteri besar yangterpotong, akan terjadi perdarahan banyak yang sulit dikontrol oleh tubuhsendiri.Apabila luka pada arteri besar berupa sayatan, seperti luka yang

    disebabkan oleh pisau, perdarahan akan berlangsung lambat dan mungkin

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    6/17

    intermiten. Luka pada arteri besar yang disebabkan oleh tembakan akanmengakibatkan luka yang sulit untuk dihentikan oleh mekanisme penghentiandarah dari dinding pembuluh darah sendiri. Hal ini sesuai dengan prinsip yangtelah diketahui, yaitu perdarahan yang berasal dari arteri lebih berisiko

    dibandingkan perdarahan yang berasal dari vena.

    Hipertensi dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan cepat apabila terjadiperlukaan pada arteri. Adanya gangguan pembekuan darah juga dapatmenyebabkan perdarahan yang lama. Kondisi ini terdapat pada orang-orangdengan penyakit hemofili dan gangguan pembekuan darah, serta orang-orangyang mendapat terapi antikoagulan. Pecandu alcohol biasanya tidak memilikimekanisme pembekuan darah yang normal, sehingga cenderung memiliki

    perdarahan yang berisiko. Investigasi terhadap kematian yang diakibatkan olehperdarahan memerlukan pemeriksaan lengkap seluruh tubuh untuk mencaripenyakit atau kondisi lain yang turut berperan dalam menciptakan atau

    memperberat situasi perdarahan.

    Klasifikasi Trauma Tumpul Berdasarkan Jaringan atau Organ yang

    Terkena

    Klasifikasi luka akibat benda tumpul meurut jaringan atau organ yang terkenaadalah sebagai berikut :

    1. Kulit

    1. Luka Lecet2. Luka Memar3. Luka Robek

    2. Kepala

    1. Tengkorak2. Jaringan Otak

    3. Leher dan Tulang Belakang

    4. Dada

    1. Tulang2. Organ dalam dada

    5. Perut

    1. Organ Parenchym2. Organ berongga

    6. Anggota Gerak

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    7/17

    Kekerasan benda tumpul pada kulit dan jaringan bawah kulit

    A. Luka Lecet (Abrasion)

    Adalah luka akibat kekerasan benda yang memiliki permukaan yang kasarsehingga sebagian atau seluruh lapisan epidermis hilang..

    Contohnya :

    Benda kasar : terseret di jalan aspal Tali tampar : gantung diri Benda runcing : duri, kuku Meninggalkan bekas : ban mobil

    Ciri luka lecet :

    1. Sebagian/seluruh epitel hilang2. Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)3. Timbul reaksi radang (Sel PMN)4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut

    Memperkirakan umur luka lecet:

    Hari ke 13 : warna coklat kemerahan Hari ke 46 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram Hari ke 714 : pembentukan epidermis baru Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap

    Perbedaan luka lecet ante motem dan post mortem

    ANTE MORTEM POST MORTEM1. Coklat kemerahan2. Terdapat sisa sisa-sisa epitel1. Tanda intravital (+)2. Sembarang tempat

    1. Kekuningan2. Epidermis terpisah sempurna dari

    dermis3. Tanda intravital (-)4. Pada daerah yang ada penonjolan

    tulang

    B. Luka Memar (Contusion)

    Adalah kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecahsehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi

    bengkak, berwarna merah kebiruan.

    Memperkirakan umur luka memar :

    Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    8/17

    Hari ke 23 : warna biru kehitaman Hari ke 46 : biru kehijauancoklat > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh

    Perbedaan Luka Memar dan Lebam mayat

    Luka Memar Lebam mayat

    1. Di sembarang tempat2. Pembengkakan (+)3. Tanda Intravital (+)4. Ditekan tidak menghilang5. Diiris : tidak menghilang

    1. Bagian tubuh yang terendah2. Pembengkakan (-)3. Tanda Intravital (-)4. Ditekan Menghilang5. Diiris : dibersihkan dengan kapas

    menjadi bersih

    C. Luka Robek, Retak, Koyak (Laceration)

    Adalah kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit yang mudah terjadipada kulit yang ada tulang di bawahnya dan biasanya pada penyembuhanmeninggalkan jaringan parut

    Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala

    1. Kulit

    L. Lecet L. Memar L. Robek

    2. Tengkorak

    Fraktur Basis Cranii Fraktur Calvaria

    3. Otak

    Contusio Cerebri Laceratio Cerebri Oedema Cerebri Commotio Cerebri

    4. Selaput Otak

    Epidural Haemorrhage Sub dural Haemorrhage Sub arachnoid Haemorrhage

    Fraktur Calvaria

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    9/17

    Sifat Atap Tengkorak :

    Terdiri dari tulang melengkung dan tebalnya kurang lebih sama Ada bagian-bagian yang lemah, yaitu : Sutura, Os temporalis

    Bentuk Fraktur :

    1. Fracture Linear2. Fracture Compositum3. Fracture Berbentuk (depressed Fracture )4. Ring Fracture

    Fraktur Basis Cranii

    Gejala :

    Keluar darah dari hidung, mulut, telinga Brill Haematoma

    Sifat Basis Cranii :

    Posisi kurang lebih mendatar Terdiri dari tulang-tulang yang tebalnya tidak sama Tulangnya tipis dan mudah patah Berlubang-lubang

    Contusio Cerebri

    Hampir seluruh kontusio otak superfisial, hanya mengenai daerah abu-abu.Beberapa dapat lebih dalam, mengenai daerah putih otak. Kontusio pada bagiansuperfisial atau daerah abu-abu sangat penting dalam ilmu forensik. Rupturnya

    pembuluh darah dengan terhambatnya aliran darah menuju otak menyebabkanadanya pembengkakan dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lingkarankekerasan dapat terbentuk apabila kontusio yang terbentuk cukup besar, edemaotak dapat menghambat sirkulasi darah yang menyebabkan kematian otak, koma,dan kematian total. Poin kedua terpenting dalam hal medikolegal adalah

    penyembuhan kontusio tersebut yang dapat menyebabkan jaringan parut yangakan menyebabkan adanya fokus epilepsi.

    Yang harus dipertimbangan adalah lokasi kontusio tipe superfisial yangberhubungan dengan arah kekerasan yang terjadi. Hal ini bermakna jika pola lukaditemukan dalam pemeriksaan kepala dan komponen yang terkena pada traumasepeti pada kulit kepala, kranium, dan otak.

    Ketika bagian kepala terkena benda yang keras dan berat seperti palu atau botolbir, hasilnya dapat berupa, kurang lebihnya, yaitu abrasi, kontusio, dan laserasidari kulit kepala. Kranium dapat patah atau tidak. Jika jaringan dibawahnya

    terkena, hal ini disebut coup. Hal ini terjadi saat kepala relatif tidak bergerak.

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    10/17

    Kita juga harus mempertimbangkan situasi lainnya dimana kepala yang bergerakmengenai benda yang padat dan diam. Pada keadaan ini kerusakan pada kulitkepala dan pada kranium dapat serupa dengan apa yang ditemukan pada bendayang bergerak-kepala yang diam. Namun, kontusio yang terjadi, bukan pada

    tempat trauma melainkan pada sisi yang berlawanan. Hal ini disebut kontusiocontra-coup.

    Pemeriksaan kepala penting untuk mengetahui pola trauma. Karena foto darisemua komponen trauma kepala dari berbagai tipe kadang tidak tepat sesuaidengan demontrasi yang ada., diagram dapat menjelaskan hubungan trauma yangterjadi.

    Kadang-kadang dapat terjadi hal yang membingungkan, dapat saja kepala yangdiam dan terkena benda yang bergerak pada akhirnya akan jatuh atau mengenai

    benda keras lainnya, sehingga gambaran yang ada akan tercampur,

    membingungkan, yang tidak memerlukan penjelasan mendetail.

    Tipe lain kontusio adalah penetrasi yang lebih dalam, biasanya mengenai daerahputih atau abu-abu, diliputi oleh lapisan normal otak, dengan perdarahan kecilatau besar. Perdarahan kecil dinamakan ball hemorrhages sesuai dengan

    bentuknya yang bulat. Hal tersebut dapat serupa dengan perdarahan fokal yangdisebabkan hipertensi. Perdarahan yang lebih besar dan dalam biasanya berbentukireguler dan hampir serupa dengan perdarahan apopletik atau stroke. Anamnesisyang cukup mengenai keadaan saat kematian, ada atau tiadanya tanda traumakepala, serta adanya penyakit penyerta dapat membedakan trauma dengan kasuslain yang menyebabkan perdarahan.

    Perdarahan intraserebral tipe apopletik tidak berhubungan dengan traumabiasanya melibatkan daerah dengan perdarahan yang dalam. Tempat predileksinyaadalah ganglia basal, pons, dan serebelum. Perdahan tersebut berhubungandengan malformasi arteri vena. Biasanya mengenai orang yang lebih muda dantidak mempunyai riwayat hipertensi.

    Edema paru tipe neurogenik biasanya menyertai trauma kepala. Manifestasieksternal yang dapat ditemui adalah foam cone busa berwarna putih ataumerah muda pada mulut dan hidung. Hal tersebut dapat ditemui pada kematian

    akibat tenggelam, overdosis, penyakit jantung yang didahului dekompensasiokordis. Keberadaan gelembung tidak membuktikan adanya trauma kepala.

    Laceratio Cerebri (Robek Otak)

    Merupakan kerusakan jaringan otak (white and grey mater) disertai robeknyaArachnoid.

    Ada 2 macam :

    1. Direct Laceration (Coup)2. Countre Coup Laceration

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    11/17

    Bagian yang mengalami kekerasan langsung dengan benda tumpul adalah Coupsedangkan yang berlawanan adalah Counter-Coup. Counter-Coup terjadi bila adaOscilasi (getaran) otak yang membentur duramater dan ini terjadi bila kepaladalam keadaan bergerak atau bebas bergerak.

    Mekanisme Terjadinya Countre-Coup :

    Pada trauma tumpul kepala terdapat Acelerasi dan Decelerasi.

    Pada waktu Acelerasi terjadi gerakan tengkorak ke arah impact dan gerakan otakberlawanan dengan arah impact

    Pada waktu Decelerasi kepala bergerak tiba-tiba membentur benda tumpul.sedang otak bergerak ke arah berlawanan dgn bagian kepala yang mengalamikekerasan tadi, sehingga otak membentur bagian berlawanan dgn bagian kepala

    yang mengalami kekerasan langsung.

    Oedema Cerebri

    Tanda-tandanya :

    Permukaan gyri menjadi lebih rata Sulci menjadi lebih dangkal Otak bertambah berat Ventrikel-ventrikel mengecil Karena adanya kompresi maka terjadi bekas cetakan Foramen Magnum

    pada Cerebellum bagian bawah Mikroskopis terdapat timbunan cairan intra cellular, peri cellular, dan

    peri vascular

    Commotio Cerebri (Gegar Otak)

    Merupakan gangguan fungsi otak akibat trauma kepala, tanpa dapat ditentukankelainan anatomisnya pada otak. Gegar otak merupakan pengertian klinis dengangejala :

    1. Pingsan : sebentar s/d 15 menit2. Muntah3. Amnesia4. Pusing kepala5. Tidak ada kelainan neurologi

    Cedera Kepala pada Penutup Otak

    Jaringan otak dilindungi oleh 3 lapisan jaringan. Lapisan paling luar disebutduramater, atau sering dikenal sebagai dura. Lapisan ini tebal dan lebih dekat

    berhubungan dengan tengkorak kepala dibandingakan otak. Antara tengkorak dan

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    12/17

    dura terdapat ruang yang disebut ruang epidural atau ekstradural. Ruang inipenting dalam bidang forensik.

    Lapisan yang melekat langsung ke otak disebut piamater. Lapisan ini sangat

    rapuh, melekat pada otak dan meluas masuk ke dalam sulkus-sulkus otak. Lapisanini tidak terlalu penting dalam bidang forensik.

    Lapisan berikutnya yang terletak antara dura mater dan pia mater disebutarakhnoid. Ruang yang dibentuk antara lapisan dura mater dan arakhnoid inidisebut ruang subdural. Kedalaman ruang ini bervariasi di beberapa tempat. Perludiingat, cairan otak terdapat pada ruang subarakhnoid, bukan di ruang subdural.

    Perdarahan kepala dapat terjadi pada ketiga ruang yaitu ruang epidural, subduralatau ruang subarakhnoid, atau pada otak itu sendiri.

    Perdarahan Epidural (Hematoma)

    Merupakan perdarahan di atas selaput tebal otak

    Penyebabnya : Fraktura tengkorak yang merobek P.Darah di luar duramater.

    a. Meningica Media (tersering) a. Meningica anterior a. Meningica posterior (jarang) Sinus Lateralis (jarang)

    Darah merembes di antara tulang dan duramater dan membeku. Timbul gejalakompresi otak. Jumlah yang mematikan kurang lebih 125 gram. Ada : PERIODELATENT. Pada anak anak-anak/bayi : jarang dapat terjadi EpiduralHaemorrhage.

    Perdarahan jenis ini berhubungan erat dengan fraktur pada tulang tengkorak.Apabila fraktur mengenai jalinan pembuluh darah kecil yang dekat dengan bagiandalam tengkorak, umumnya arteri meningea media, dapat menyebabkan arteriterkoyak dan terjadi perdarahan yang cepat. Kumpulan darah akhirnya mendoronglapisan dura menjauh dari tengkorak dan ruang epidural menjadi lebih luas.

    Akibat dari lapisan dura yang terdorong ke dalam, otak mendapatkan kompresiatau tekanan yang akhirnya menimbulkan gejala-gejala seperti nyeri kepala,penurunan kesadaran bertahap mulai dari letargi, stupor dan akhirnya koma.Kematian akan terjadi bila tidak dilakukan terapi dekompresi segera. Waktuantara timbulnya cedera kepala sampai munculnya gejala-gejala yang diakibatkan

    perdarahan epidural disebut sebagai lucid interval

    Perdarahan Subdural (Hematoma)

    Merupakan perdarahan di bawah selaput tebal otak.

    Mekanisme terjadinya :

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    13/17

    1. Laceratio jaringan otak dam arachnoid2. Pecahnya pembuluh.darah di permukaan3. Perlukaan kembali dari lacerasi lama4. Fraktura daerah parietal dan temporal yang merobek duramater dan

    meningica media5. Jumlah perdarahan yang mematikan 60 gramPerdarahan ini timbul apabila terjadi bridging vein yang pecah dan darah

    berkumpul di ruang subdural. Perdarahan ini juga dapat menyebabkan kompresipada otak yang terletak di bawahnya. Karena perdarahan yang timbul berlangsungperlahan, maka lucid interval juga lebih lama dibandingkan perdarahanepidural, berkisar dari beberapa jam sampai beberapa hari. Jumlah perdarahan

    pada ruang ini berkisar dibawah 120 cc, sehingga tidak menyebabkan perdarahansubdural yang fatal.

    Tidak semua perdarahan epidural atau subdural bersifat letal. Pada beberapakasus, perdarahan tidak berlanjut mencapai ukuran yang dapat menyebabkankompresi pada otak, sehingga hanya menimbulkan gejala-gejala yang ringan.Pada beberapa kasus yang lain, memerlukan tindakan operatif segera untukdekompresi otak.

    Penyembuhan pada perdarahan subdural dimulai dengan terjadinya pembekuanpada perdarahan. Pembentukan skar dimulai dari sisi dura dan secara bertahapmeluas ke seluruh permukaan bekuan. Pada waktu yang bersamaan, darahmengalami degradasi. Hasil akhir dari penyembuhan tersebut adalah terbentuknya

    jaringan skar yang lunak dan tipis yang menempel pada dura. Sering kali,pembuluh dara besar menetap pada skar, sehingga membuat skar tersebut rentanterhadap perlukaan berikutnya yang dapat menimbulkan perdarahan kembali.Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan pada perdarahan subdural ini

    bervariasi antar individu, tergantung pada kemampuan reparasi tubuh setiapindividu sendiri.

    Hampir semua kasus perdarahan subdural berhubungan dengan trauma, meskipundapat tidak berhubungan dengan trauma. Perdarahan ini dapat terjadi pada orang-orang dengan gangguan mekanisme pembekuan darah atau pada pecandu alcoholkronik, meskipun tidak menyebabkan perdarahan yang besar dan berbahaya. Pada

    kasus-kasus perdarahan subdural akibat trauma, dapat timbul persarahan kecilyang tidak berisiko apabila terjadi pada orang normal. Akan tetapi, pada orang-orang yang memiliki gangguan pada mekanisme pembekuan darah, dapat bersifatfatal.

    Adakalanya juga perdarahan subdural terjadi akibat perluasan dari perdarahan ditempat lain. Salah satu contohnya adalah perdarahan intraserebral yang keluar darisubstansi otak melewati pia mater, kemudian masuk dan menembus lapisanarakhnoid dan mencapai ruang subdural.

    Perdarahan Subarakhnoid

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    14/17

    Merupakan perdarahan di bawah selaput laba-laba otak.

    Dapat diakibatkan karena :

    1. Trauma2. Penyakit/spontan seperti pecahnya aneurysma circulus willisiPenyebab perdarahan subarakhnoid yang tersering ada 5, dan terbagi menjadi 2kelompok besar, yaitu yang disebabkan trauma dan yang tidak berhubungandengan trauma. Penyebabnya antara lain:

    1. Nontraumatik:1. Ruptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak2. Perdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki

    subarakhnoid

    2. Traumatik:1. Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya

    menyebabkan perdarahan subarakhnoid2. Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal

    yang menyebabkan robeknya arteri vertebralis3. Robeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang

    diakibatkan gerakan hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.

    Arteri yang lemah dan membengkak seperti pada aneurisma, sangat rapuhdindingnya dibandingkan arteri yang normal. Akibatnya, trauma yang ringan pundapat menyebabkan ruptur pada aneurisma yang mengakibatkan banjirnya ruangsubarakhnoid dengan darah dan akhirnya menimbulkan disfungsi yang serius atau

    bahkan kematian.

    Yang menjadi teka-teki pada bagian forensik adalah, apakah trauma yangmenyebabkan ruptur pada aneurisma yang sudah ada, atau seseorang mengalaminyeri kepala lebih dahulu akibat mulai pecahnya aneurisma yang menyebabkangangguan tingkah laku berupa perilaku mudah berkelahi yang berujung padatrauma. Contoh yang lain, apakah seseorang yang jatuh dari ketinggian tertentumenyebabkan ruptur aneurisma, atau seseorang tersebut mengalami rupturaneurisma terlebih dahulu yang menyebabkan perdarahan subarakhnoid dan

    akhirnya kehilangan kesadaran dan terjatuh. Pada beberapa kasus, investigasiyang teliti disertai dengan otopsi yang cermat dapat memecahkan teka-tekitersebut.

    Perdarahan subarakhnoid ringan yang terlokalisir dihasilkan dari tekanan terhadapkepala yang disertai goncangan pada otak dan penutupnya yang ada di dalamtengkorak. Tekanan dan goncangan ini menyebabkan robeknya pembuluh-

    pembuluh darah kecil pada lapisan subarakhnoid, dan umumnya bukanmerupakan perdarahan yang berat. Apabila tidak ditemukan faktor pemberat lainseperti kemampuan pembekuan darah yang buruk, perdarahan ini dapatmenceritakan atau mengungkapkan tekanan trauma yang terjadi pada kepala.

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    15/17

    Jarang sekali, tamparan pada pada sisi samping kepala dan leher dapatmengakibatkan fraktur pada prosesus lateralis salah satu tulang cervical superior.Karena arteri vertebralis melewati bagian atas prosesus lateralis dari vertebra didaerah leher, maka fraktur pada daerah tersebut dapat menyebabkan robeknya

    arteri yang menimbulkan perdarahan masif yang biasanya menembus sampailapisan subarakhnoid pada bagian atas tulang belakang dan akhirnya terjadipenggenangan pada ruang subarakhnoid oleh darah. Aliran darah ke atasmeningkat dan perdarahan meluas sampai ke dasar otak dan sisi lateral hemisferserebri. Pada beberapa kasus, kondisi ini sulit dibedakan dengan perdarahannontraumatikyang mungkin disebabkan oleh ruptur aneurisma.

    Tipe perdarahan subarakhnoid traumatic yang akan dibicarakan kali inimerupakan tipe perdarahan yang massif. Perdarahan ini melibatkan dasar otak danmeluas hingga ke sisi lateral otak sehingga serupa dengan perdarahan yang

    berhubungan dengan aneurisma pada arteri besar yang terdapat di dasar otak.

    Akan tetapi, pada pemeriksaan yang cermat dan teliti, tidak ditemukan adanyaaneurisma, sedangkan arteri vertebralis tetap intak. Penyebab terjadinya

    perdarahan diduga akibat pecahnya pembuluh darah berdinding tipis pada bagianbawah otak, serta tidak terdapat aneurisma. Terdapat 2 bukti, meskipun tidakselalu ada, yang bisa mendukung dugaan apakah kejadian ini murni dimulai olehtrauma terlebih dahulu. Bukti pertama yaitu adanya riwayat gerakan hiperekstensitiba-tiba pada daerah kepala dan leher, yang nantinya dapat menyebabkan kolapsdan bahkan kematian.

    Kekerasan Benda Tumpul Pada Leher

    Berakibat :

    Patah tulang leher Robek P. darah, otot, oesophagus, trachea/larynx Kerusakan syaraf

    Kekerasan Benda Tumpul Pada Dada

    Berakibat :

    Patah os costae, sternum, scapula, clavicula

    Robek organ jantung, paru, pericardiumKekerasan Benda Tumpul Pada Perut

    Berakibat :

    Patah os pubis, os sacrum, symphysiolysis, Luxatio sendi sacro iliaca Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung, usus,

    kandung seni

    Kekerasan Benda Tumpul Pada Vertebra

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    16/17

    Dapat berakibat :

    Fraktura, dislokasi os vertebrae

    Dapat karena :

    1. Trauma langsung2. Tidak langsung karena tarikan / tekukan

    Kekerasan benda Tumpul Pada Anggota Gerak

    Berakibat :

    Patah tulang, dislokasi sendi Robek otot, P.darah, kerusakan saraf

    Pola Trauma Tumpul

    Terdapat beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dapat dikenali, yangmengarah kepada kepentingan medikolegal. Contohnya :

    1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada saatterjadi kecelakaan, Ketika terjadi benturan, kaca spion tersebut akanmenjadi fragmen-fagmen kecil. Luka yang terjadi dapat berupa abrasi,kontusio, dan laserasi yang berbentuk segiempat atau sudut.

    2. Pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor biasanya mendapatkanfraktur tulang panjang kaki. Hal ini disebut bumper fractures. Adanyafraktur tersebut yang disertai luka lainnya pada tubuh yang ditemukan di

    pinggir jalan, memperlihatkan bahwa korban adalah pejalan kaki yangditabrak oleh kendaraan bermotor dan dapat diketahui tinggi bempernya.Karena hampir seluruh kendaraan bermotor nose dive ketika mengeremmendadak, pengukuran ketinggian bemper dan tinggi fraktur dari telapakkaki, dapat mengindikasikan usaha pengendara kendaraan bermotor untukmengerem pada saat kecelakaan terjadi.

    3. Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat diketahui dengan adanyapola luka pada dan di bawah area hat band dan biasanya terbatas pada

    satu sisi wajah. Dengan adanya pola tersebut mengindikasikan jatuhsebagai penyebab, bukan karena dipukul.4. Pukulan pada daerah mulut dapat lebih terlihat dari dalam. Pukulan yang

    kepalan tangan, luka tumpul yang terjadi dapat tidak begitu terlihat dariluar, namun menimbulkan edem jaringan pada bagian dalam, tepat didepan gigi geligi. Frenum pada bibir atas kadang rusak, terutama bilakorban adalah bayi yang sering mendapat pukulan pada kepala

    Pola trauma banyak macamnya dan dapat bercerita pada pemeriksa medikolegal.Kadangkala sukar dikenali, bukan karena korban tidak diperiksa, namun karena

    pemeriksa cenderung memeriksa area per area, dan gagal mengenali polanya. Foto

    korban dari depan maupun belakang cukup berguna untuk menetukan pola

  • 7/22/2019 Luka Akibat Trauma Tumpul

    17/17

    trauma. Persiapan diagram tubuh yang memperlihatkan grafik lokasi danpenyebab trauma adalah latihan yang yang baik untuk mengungkapkan polatrauma.

    DAFTAR PUSTAKA

    Apuranto Hariadi. Luka Akibat Benda Tumpul. Diunduh dariwww.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen//LUKA%20TUMPUL.pdf

    Traumatologi Forensik. Diunduh dari

    http://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htm

    Amir Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. 1995. Medan :Percetakan Ramadhan. Hal 72-90

    http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdfhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdfhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdf