!lui{ ][{ooudinatif -...

71
]\U .• J]<}J\!lUI{ ][{OOUDINATIF HUBUNGAN PEJ\!lILUL\N J)ALA1"\tI SURA'I' jiLl IJ\!lItAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Smjana Sastra ofeli: Abdul Kodir Jailani NIM: 102024024399 .JURUSAJ'J 'I'lULJAMAH liJUUJIII'ASAnA.B nAN IIlTi"lANIOIM. lJNIVlERSrrAS ISI.Ai"l NEHERI SYAltH' .JAIB.RTA 14,28 H/2007lVI

Upload: vanquynh

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

Al~AJLISIS IiJU~liVLiT ]\U.•J]<}J\!lUI{ ][{OOUDINATIF

HUBUNGAN PEJ\!lILUL\N J)ALA1"\tI SURA'I' jiLl IJ\!lItAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan HumanioraGuna Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Smjana Sastra

ofeli:

Abdul Kodir JailaniNIM: 102024024399

.JURUSAJ'J 'I'lULJAMAH

liJUUJIII'ASAnA.B nAN IIlTi"lANIOIM.

lJNIVlERSrrAS ISI.Ai"l NEHERI SYAltH' IUDAYArI'UI~I~AH

.JAIB.RTA

14,28 H/2007lVI

Page 2: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

ANALISIS KALiMAT MAJEMUK I\:OOJlDINATJIf'

UUBUNGAN PEMILlUAN DALAM SURAT ALI IMRAN

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Guna Memenuhi Syarat MencapaiGelar Sarj ana Sastra

arcfi :

Atkt «,cAJ~NIM: 102024024399

JURUSAN TARJAMAIiFAKULTAS ADAB DAN UUMANIOIM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF lilDAYATULLAUJAI{ARTA

1427 Hl2007 M

Page 3: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang beljudul ANALISIS KALIMAT MAJEMUK

KOORDINATIF HUBUNGAN PEMILIHAN DALAM SlJRAT ALI IMRAN

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Maret 2007. Skripsi telah

diterima sebagai salah satu untuk memperoleh gelar smjana Program Strata 1 (S 1)

pada Jurusan Tarjamah.

Jakarta, 14 Maret 2007

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Ikhwan Azizi, MANIP. 150268589

Ahmad Syaekhuddin, M.AgNIP. 150 303 001

Anggota

Pembimbing

CPenguji

Dr. H. A.~i Ismail, MANIP. 150274620

Page 4: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ll11 menggunakan transliterasi yang bersumber dari pedoman

transliterasi arab-indonesia atas keputusan bersama menteri agama dan menteri

pendidikan dan kebudayaan RI, tertanggal 22 Janum'i 1998 NO: 158/1987 dan No,

0543 b/U/1987 dengan sedikit modifikasi pada system penulisan, sebagaimana

dijelaskan di bawah:

I. Konsonan Tunggal

Alif tidak dilambangkan

L...l Ba' b be

W Ta' t te

:' Tsa' ts es titile di atasL...l

c:::Jim J Je

LHa' h ha titik di bawah

LKha' kh ka elan ha

.J Dal d de

.J Dzal elz zet titik eli atas

.)Ra' r er

.)Zai z zet

iY'Sin s es

:' Syin sy es dan yeiY'

0""shad s es titik eli bawah

u.a elhad el de titik di bawah

Page 5: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

.b Tha t te titik di bawah

J:, Dza z zet titik di bawah

t ayn koma terbatik di atas

t ghain g ge

~Fa f ef

.' Qaf q qlL9

ccl Kaf k ka

J lam el

r mUll m em

0 nun n en

-3waw w we

0 ha h ha

"hamzah apostrof

r.?ya y ye

II. Konsonan rangkap km'ena tasydid ditulis rangkap:

III

ditulis

ditulis

mula 'aqqidiin

'iddah

III. Ta marbuthah di akhir kata:

I. bila dimatikan, ditulis "h"

ditulis hibah

Page 6: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

ditulis jizyah

iv

2. bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain, ditulis "t"

oil \4...o:u ditulis

~\ ;;\.Sj ditulis

IV. Vokal pendek:

ni'matullah

zakaatul;fitr

(fathah) ditulis "a", contoh '-:-l~ ditulis dharaba

(kasrah) ditulis "i", contoh ~ ditulisfahima

(dhammah) ditulis "u", contoh~ ditulis kutiba

V. Vokal panjang:

I. fathah + alif, ditulis "a" (garis atas)

4.ill.l::.." . ditulis jaahiliyyah

2. fathah + alifmaqsur, ditulis "a" (garis atas)

ditulis yas'a

3. kasrah + ya' mati, ditulis "i" (garis atas)

ditulis majiid

4. dhammah + wau mati, ditulis "u" (garis atas)

ditulis filruudh

Page 7: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

v

VI. Vokal rangkap:

1. fathah + ya mati, ditulis "ay"

ditulis baynakuln

2. fathah + wau mati, ditulis "au"

J~ ditulis qaul

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan

apostrof.

"'\I~ ditulis

ditulis

ditulis

a'antuin

u'iddat

la 'in syakartuin

VIII. Kata sandang + lam

1. bila didukung huruf qamariyah ditulis "al-"

US\\lY' "

ditulis

ditulis

ai-quI' 'an

al-qiyas

2. bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandeng huruf

syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan Imruh 1- nya:

ditulis as-san/a

Page 8: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

~I ditulis my-syams'

VI

IX. Huruf besar dalam tulisan latin digunakan seSUal dengan eJaan yang

diperbaharui (EYD).

X. Penulisan kata-kata daIam rangkaian kaIimat dapat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya dan penulisannya.

ditulis zawil-filruudh atau zawi al-fill"uudh

Page 9: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Ilahi Rabbi, Sang pencipta alam semesta, Penguasa

jiwa dan raga, Allah Ta'ala. Semoga kita senantiasa mendapat limpahan dan curahan

rahmat-Nya. Salawat serta salam semoga selalu disampaikan kepada insan pilihan,

insan teladan dan idaman, yaitu Nabi Muhammad Saw., juga kepada para keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya yang setia. Amin!

Selain karena rahmat-Nya, skripsi ini dapat dirampungkan berkat dorongan,

bimbingan, bantuan, dan cucuran cinta serta doa dari berbagai pihak. Tanpa semua

itu, upaya penulis tak akan pernah berarti apa-apa. Penulis mungkin hanya bisa

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

I. Bapak. Dr. Abdul Chaer, Dekml Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. IkJlwan Azizi, MA selaku Ketua Jurusan Tarjamah.

3. Bapak Ahmad Syaekhuddin, M. Ag selaku Sekretaris Jurllsan Tarjamah.

4. Bapak Drs. H. Ahmad Syatibi, MA., selaku Dosen Pembimbing Materi

dan Teknis dalam penyusuan skripsi ini.

5. Para Dosen dan seluruh staf Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan

Terjemah yang telah memberikan pencerahan bagi saya.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Universitas Indonesia, dan Universitas Katolik Atmajaya.

Terima kasih atas layanan dan buku-bukunya.

7. Kedua orangtlla tercinta, yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang

dan do'anya untuk penulis. Karya yang sangat sederhana ini tidaklah

seberapa, guna membahagian Baba dan enya serta kakak-kakakku

tercinta. Tapi, anak ini akan berupaya sekuat tenaga untuk selalu

Page 10: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

viii

membahagiakan kalian berdua. Doakanlah anak ini supaya mampu

belaj ar dan mempraktikkan bagaimana eamnya berbakti serta

mendapatkan ridha kalian!

8. Bapak Nendy Otong sekeluarga yang selalu mendukung penulis, terima

kasih atas komputernya. Juga buat Lia yang udah ngasih Fleshdis,

makasih banget.

9. Sahabat-sahabat kelas: Bang Anis makasih atas motivasi dan

bantuannya, Ust. Peiy, Fadli, Windi, Hamid, Elang yang selalu

menemani, leha, Shofa, Mala, dan semua sahabat seperjuangan di

kampus, khususnya ternan-ternan Teljemah 2002. Semoga persahabatan

ini tetap telj alin.

10. Keluarga Besar Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo; Mbah Satria, Mas

Boim, Cak Rosyid, Djenong, Roby, Ueup, Asep, dB. Thanks for all.

Mudah-mudahan segala bantuan yang telah diberikan untuk penulis dibalas

Allah Swt. dengan ganjaran yang setimpal. Semoga skripsi ini berguna dan

bermanfaat untuk semua pihak. Selain itu, penulis berharap bahwa limpahan hidayah

dan taufik-Nya senantiasa dieurahkan kepada kita semua. Amini

Jakarta, 14 Februari 2007

Penulis

Abdul Kodir Jailani

Page 11: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

DAFTARISI

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .

PEDOMAN TRANSLITERASI ii

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR lSI ix

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C. Tuj uan Penelitian 6

D. Metodologi Penulisan 6

E. Sistematika Penulisan 7

BAB II: JENIS KALIMAT MA.TEMUK DAN PEMBAGIANNYA 8

A. Pengertian Kalimat Majemuk 8

B. Jenis-jenis Kalimat Majemuk dan Ciri-cirinya 13

1. Kalimat Majemuk Koordinatif 13

a. Ciri-ciri Sintaksis Kalimat Majemuk Koordinatif 15

b. Ciri-ciri Semantis Kalimat Majemuk Koordinatif 16

2. Kalimat Majemuk Subordinatif 16

a. Ciri-ciri Sintaksis Kalimat Majemuk Subordinatif 19

b. Ciri-ciri Semantis Kalimat Majemuk Subordinatif 20

3. Kalimat Majemuk Campuran 21

Page 12: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

x

C. Hubungan Sernantis Antarklausa dalarn Kalirnat

Majemuk Koordinatif 22

a. Hubungan Penjurnlahan 23

b. Hubungan Perlawanan 25

c. Hubungan Pemilihan 26

BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

PEMILIHAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

ARAB 27

A. Kalimat Majernuk KoordinatifHubungan Pemilihan dalam Bahasa

Indonesia 27

B. Kalimat Majernuk Koordinatif Hubungan Pemilihan dalam Bahasa

Arab 30

C. 'Athaf 33

a. Partikelrl Serta Syarat-syarat Berlakunya .. 39

b. Partikel) Serta Syarat-syarat Berlakunya 41

BAB IV: ANALISIS KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF

HUBUNGAN PEMILIHAN DALAM SlJRAT ALI IMRAN 44

BAB V: PENlJTlJP SS

A. Kesimpulan 55

B. Rekomendasi 57

DAFTAR PlJSTAKA S9

Page 13: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu, mereka membutuhkan alat

komunikasi yang bisa menghubungkan maksud dan tujuan yang mereka ingin

sampaikan kepada yang lain. Alat komunikasi inilah yang bisa kita kenai dengan

"bahasa". Dan memang, sebagaimana yang dijelaskan dalam Cermal Berbahasa

Indonesia, salah satu fungsi bahasa adalah alat penghubung antarwarga, antardaerah,

dan antarbudaya. I

Karena fungsinya sebagai alat penghubullg, maka mau tidak mausetiap

manusia perlu memahami secara baik dan benar alat ini. Tujuannya agar tidak terjadi

kesalahpahaman antara mereka. Tentunya, ini juga berlaku bagi masyarakat Indonesia

yang memiliki bahasanya sendiri.

Tidak berbeda dengan menerjemahkan teks dari bahasa sumber ke bahasa

sasaran, unsur kalimat hams tetap diperhatikan. Kanona, pada hakikatnya menerjemah

adalah mereproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan paclanan

I Zainal Arifin clan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akaderl1ikaPrasindo, 2003), h. 10

Page 14: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

2

yang wajar2. Begitu pula dalam membentuk kalimat kedalam bahasa sasaran haruslah

Memahami bahasa dengan baik harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan,

khususnya yang berkaitan dengan ilmu bahasa. Dalam hal bahasa Indonesia,

penuturnya harus banyak memahami sejumlah kaidahnya yang biasa digunakan, tidak

terkecuali mengenai kalimat. Apalagi, kalimat merupakan bagian yang teramat

penting dalam bahasa.

Kalimat-sebagaimana yang kita ketahui-adalah sacuan yang merupakan

suatu keseluruhan, yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan

itu4 Artinya, suatu kalimat haruslah diakhiri dengan pemarkah akhir yang berupa

tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanpa salah satu dari ketiga tanda

ini, suatu konstituen dasar tidak bisa disebut sebagai kalimat. Ketiga tanda inilah

yang kemudian disebut dalam definisi di atas sebagai "intonasi tertentu sebagai

pemarkah keseluruhan", atau dalam sejumlah definisi yang lain disebut sebagai

"intonasi final"s ataupun "intonasi akhir,,6.

Namun, definisi umum yang biasa ditemui ialah bahwa kalimat itu susunan

kata-kata teratur yang berisi pikiran lengkap. Definisi ini tidak jauh berbeda dengan

definisi kalimat dalam sintaksis bahasa Arab, yaitu suatu satuan yang terkonstruksi

2 Anton, M Moeliono, Kembara Bahasa, (Jakmia : Gramedia, 1989), h, 195J Nurachman Hanafi, Teori dan Seni kfeneljemahkan, (Endc Flores-NTT: Nusa tndah, 1986),

h.244 J.W.M. Verhaar, Asas-Asas Lhlg1dsfik Umll111, (Yogykarla: Gadjah Mada Universty Press,

2004), h. 1615 Abdul Chael', Linguistik Umum, (Jakarta: Rincka Cipta, 2003), h. 2406 Hasan Alwi, et af.. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakm1a: Balai Pustaka, 2003),

Edisi Ketiga, h. 31

Page 15: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

3

dari dna kata atan lebih yang memberikan makna ntnh. 7 Hanya saja kalimat dalam

bahasa Arab tidaklah hal'lls disertai dengan intonasi final sebagaimana kalimat yang

terdapat dalam bahasa Indonesia. Karena itu, nyaris semua kalimat dalam sejumlah

naskah klasik Arab tidak diserlai dengan inlonasi final yang tidak jarang menyulitkan

penutur non-Arab nntuk memahaminya. Namun, bal'll saat-saat ini saja kalimat yang

terdapat dalam naskah Arab disertai dengan intonasi final-alau lebih lengkapnya

dengan landa baea-yang memudahkan untuk memahaminya.

Menurut jumlah klausanya, kalimat dalam bahasa Indonesia dapat bel'llpa

kalimat tunggal dan kalimat rnajernuk. Kalirnat tunggal adalah kalirnat yang terdiri

alas satu klausa, sedangkan kalirnat majernllk adalah kalirnat yang terdiri atas lebih

dari satu klausa. Berkenaan dengan sifat hubungan klausa"klausa dalam kalirnat

majernuk, maka ia dibedakan rnenjadi: (I) kalirnal majernuk koordinatif; (2) kalirnat

rnajernuk subordinalif; (3) kalirnat majemuk kompleks (subordinatif-koordinatifi.

Kalirnat rnajemuk koordinatif adalah kalirnat rnajernuk yang klausa-kiausanya

memiliki status yang sama, yang selara, atau yang sederajat. Kalimat rnajemuk

subordinatif adalah kalimat rnajemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak

setara alau sederajat: klausa yang satu mel'llpakan klausa atasan, dan klausa yang lain

rnel'llpakan klausa bawahan. Adapun kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang

terdiri atas tiga klausa atau lebih, ada yang dihubungkan seeara koordinatif dan ada

7 Musthafa al-Ghulayaini, Jami ad-Dunis al-Arabiyyah, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,2002), h. 12

g Abdul Chaer, op. cit., h. 243

Page 16: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

4

pula yang dihubungkan secara subordinatif. Artinya, kalimat majemuk ini merupakan

campuran dari kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majernuk subordinatif.

Dalarn penelitian ini, penulis akan mengkaji salah satu hubungan semantis

dalam kalimat majemuk koordinatif. Dalam kalimat majemuk koordinatif terdapat

sejumlah hubungan semantis antarklausa. Hubungan antarklausa ini diapit oleh

konjungsi koordinatif yang kemudian menyiratkan suatu makna yang bisa kita ambil.

Salah satu di antaranya adalah "hubungan pemilihan".

Yang dimaksud hubungan pemilihan ialah hubungan ya.ng menyatakan pilihan

di antara dua kemungkinan atau lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang

dihubungkan. Koordinator yang dipakai untuk menyatakan hubungan ini ialah

partikel alau9 Contohnya yaitu:

010 Dia sedang melamun alau sedang memikirkan pacarnya?

Dalam bahasa Arab, hubungan pemilihan ini biasa digunakan dengan partikel

) atau 1'\. Partikel ) digunakan untuk kalimat yang berbentuk khabariyah, sementara

partikel 1'\ digunakan pada kalimat yang diawali dengan hmuf hamzah iSlifham.

Untuk lebihjelasnya, berikut ini contohnya.

'"Ayal mana selja yang Kami nasakhkan, alau Kami jadikan (manusia)

lupa kepadanya, Kami dalangkan yang lebih baik daripadanya atau yang

sebanding dengannya." (QS. Al-Baqarah [02]: 106).

, Hasan Alwi, et al..op. Cit, h. 403

Page 17: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

5

"Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan i/u ia dapa/ berjalan,

a/au mempunyai /angan yang dengan i/u ia dapa/ memegang dengan keras,

a/au mempunyai mata yang dengan ilu ia dapat meliha/, a/au mempunyai

telinga yang dengan itu ia dapa/ mendengar?" (QS. AI..A'raf [07]: 195).

Dari sekilas penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa partikel yang

digunakan untuk hubungan pel11ilihan dalam bahasa Indonesia hanya satu. Padahal,

dalam bahasa Arab bisa digunakan dua partikel untuk menyatakan hubungan ini.

Inilah yang l11enarik. Karena itu kemuclian, penulis merasa perlu menganalisis

partikel hubungan pemilihan 1111 guna mengetahui lebih jauh persamaan clan

perbedaan antara bahasa Indonesia clengan bahasa Arab. lvlengenai anal isis ini,

penulis memberi judul: ANALISIS KALIMAT MA,JEMUK KOORDINATIF

HUBUNGAN PEMILIHAN DALAM SURAT ALI IMRAN.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang clirumuskan clalal11 penelitian ini aclalah:

I. Apa perbedaan dan persamaan kalimat majemuk koorclinatif hubungan

pemilihan dalam bahasa Inclonesia clengan bahasa Arab khususnya yang ada

clalam surat Ali Imran?

Page 18: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

6

2. Konjungsi apa saJa yang digunakan dalam kalimat majemuk koordinatif,

khususnya hubungan pemilihan yang ada dalam surat Ali Imran?

3. Bagaimana menerjemahkan/menyepadankan konjungsi hubungan pemilihan

tersebut ke dalam bahasa Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

I. Mengetahui perbedaan dan persamaan kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab khususnya yang ada

dalam surat Ali Imran

2. Mengetahui konjungsi kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab khususnya yang ada dalam surat Ali

Imran

3. Mengetahui bagaimana cara atau kata yang tepat dalam menerjemahkan atau

menyepadankan konjungsi tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

D. METODOLOGI PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui metode analisis

ko/pus. Caranya yaitu dengan membaca dan mencari kalimat majemuk koordinatif

hubungan pemilihan dalam Alquran surat Ali Imran teljemahan Departemen Agama

RI.

Page 19: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

7

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Diserlasi yang diterbitkan oleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

E. SISTEMATlKA PENULISAN

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas:

BABI

BAB II

BAB III

BABIY

BABY

Pendahuluan meliputi; latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan

penulisan, serta sistematika penulisan.

Kalimat majemuk dan pembagiannya mencakup pengertian kalimat

majemuk, kalimat majemuk koordinatif dan subordinatif serta ciri­

ciri yang dimilikinya, jenis kalimat majemuk koordinatif dintinjau

dari hubungan semantis antar klusanya.

: Kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan ditinjau dari sudut

bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

: Analisis semantis kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan

dalam surat Ali lmran.

: Penutup meliputi kesimpulan dan rekomendasi.

Page 20: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

BABII

KALIMAT MAJEMUK DAN PEMBAGIANNYA

A. PENGERTIAN KALIMAT MAJEMUK

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikimn yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan

suam naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi final. Dalam wujud

tulisan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri intonasi akhir atau dengan

tancla titik (.), tanda tanya (7), dan tancla sel'Ll (!).I di clalam sebuah kalimat juga

clisertakan berbagai tancla baca seperti koma (,), titik dua (:), tancla pisah (-), tancla

titik, tanda tanya, clan tancla sel'Ll sepaclan dengan intonasi akhir, sedangkan tancla

baca lain sepaclan clengan jecla.2

Kalimat, baik lisan maupun tulisan, minimal harns memiliki satu unsur subjek

(8) clan preclikat (P). Bila ticlak memiliki unsur subjek clan predikat, pernyataan itu

bukanlah kalimat, cleretan kata tersebut hanya clapat clisebut sebagaifi'asa.

Jenis kalimat clalam bahasa Inclonesia dapat ditinjau berclasarkan berbagai

kriteria. Karena itu, clalam kepustakaan linguistik clan berbagai buku tata bahasa kita

dapati banyak sekali istilah untuk menamakan jenis-jenis kalimat. Kalimat dapat

Zainal Arifin, et aI., Cermal Berbahasa Indonesia. (Jakartn : Akademika Presindo,2003). cet. Kc-6, h. 56

2 Hasan Alwi, et aI., Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), eet. Ke-S, h. 3 J J

Page 21: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

9

c1ibecla-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b)

fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek clan predikatnya3

Untuk lebih memfokuskan pembahasan ini, Penulis hanya akan membahas

kalimat menurut jumlah klausa pembentuknya saja, kalimat ini c1apat dibedakan

menjacli dua macam, yaitu (I) kalimat tunggal, dan (2) kalimat majemuk.4 Kalimat

tunggal c1apat di beda-beclakan lagi menurut kategori preclikatnya (a) kalimat

berpreclikat verbal, (b) kalimat berpredikat adjektival (c) kalimat berpredikat nominal

(termasuk pronominal), (d) kalimat berpreclikat numeral, dan (e) kalimat berpredikat

frasa prcposisional. Sedangkan kalimat majemuk terbagi menjadi dua yaitu kalimat

majemuk setara (koorclinatif) dan kalimat majemuk bertingkat (suborclinatif).

Istilah 'kalimat tunggal' biasanya dipakai sebagai padanan istilah bahasa

Inggris kernal sentence yang diperkcnalkan olch Chomskey atau atomic sentence

yang diperkenalkan oleh Stockwell. Kalimat dasar adalah kalimat deklaratif afim1atif

yang paling sederhana dan mempunyai struktur predikasi. Menurut Stockwell kalimat

dasar itu harus harus memenuhi kondisi: (a) kalimat itu harus mempunyai satu verba,

(b) kalimat itu tidak mengandung unsur yang dihubungkan oleh konjungsi dengan

unsur yang lain, (c) subjek, objek, clan prcdikat kalimat dasar mempunyai spesifikasi

2005), h.1374

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Media,

Ibid.. h. 138

Page 22: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

10

minimal, clan (cl) kalimat seclerhana ticlak menganclung operator sekunder seperti

negara, pemerintah, pertanyaan, clan moclalitas. 5

Kalimat tunggal aclalah kalimat yang tercliri atas satu klausa6 yaitu tercliri atas

satu subjek dan satu preclikat. Kalau clilihat clari unsur-unsurnya, kalimat yang

panjang-panjang clalam bahasa Inclonesia dapat dikembalikan dalam kalimat-kalimat

clasar yang sederhana. Kalimat tungga1 yang seclerhana itu tercliri atas satu subjek clan

satu preclikat. Sehubungan clengan itu, ka1imat-kalimat yang panjang clapat pula

dite1usuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang climaksucl dengan pola

kalimat clasar. Pola-pola kalimat clasar itu aclalah sebagai berikm7

1. KB+KK : Mahasiswa bercliskusi.

11. KB+KS : Dosen itu sangat cerclas.

ill. KB + Kbil : Harga motor itu sepu1uh ]uta rupiah.

IV. KB + (KD + I(3) : Tinggalnya cli Surabaya.

v. KBI +KK+KB2 : Mereka menonton film.

VI. KB 1 + KK + KB2 + KB3 : Ayah membelikan saya mobil.

Vil. KBI + KB2 : Hamicl peneliti.

Kalimat majemuk aclalah kalimat yang tercliri atas dua klausa atau 1ebih.8

Klausa-klausa yang leita temukan dalam kalimat majemuk aclalah klausa yang

Hans Lapoliwa, Klausa Pemerlengkap Da/am Bahasa Indonesia: finjal/on SinlaktikDan Semantik, (Jakarta: Kanisius, 1990). Cet Pertama, h. 21-22

6 Hasan Alwi, et aI., op. cit.. h. 338Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa indonesia, (JakaI1a:

Akademika Prasindo, 2003), h. 638 J.W.M. Verhaar, op. cit., h.275

Page 23: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

9

II

bergabung sama dengan yang lainnya. Dalam hal ini, berkenaan dengan sifat

hubungan klausa-klausa di dalam kalimat itu, dibedakan adanya kalimat majemuk

setara atau kalimat majemuk koordinatif, kalimat m'0emuk b,~rtingkat atau kalimat

majemuk subordinatif; dan kalimat majemuk campuran atau kalimat majemuk

kompleks

Ada beberapa penjelasan dari para pakar bahasa mengenai kalimat

majemuk, diantara mereka; Alisjahbana, Keraf, dan Ramlan9

• Alisjahbana

Alisjahbana memaparkan pengertian kalimat majemuk setara dan kalimat

majemuk bertingkat dengan memberikan keterangan mengenai macam hubungan

antara klausa yang satu dengan klausa yang lain. Menurutnya, kalimat majemuk

setara adalah hubungan antara klausa yang satu dengan klausa yang lain masing-

masing mempunyai tingkatan yang sama.mengenai perbedaan dari keduannya, ia

menjelaskan bahwa klausa-klausa yang merupakan bagian dari kalimat majemuk

setara masing-masing sama tingkatannya, seclangkan pacla kalimat majemuk

bertingkat klausa-klausanya tidaklah clemikian; maksudnya, salah satu klausanya

dapat diganti dengan kata atau rangkaian kata (yang menclucluki jabatan tertentu pada

kalimat). la pun ticlak ticlak mengaitkan kalimat itu kepada majemuk dan bertingkat

dengan istilah "koorclinatif clan suborclinatif", tapi seCaI'a halus ia menyatakan bahwa

Bambang Kaswanti, Purbo, Pragmatik dan Pengcyaran Bahasa klenyibakKlIriklltu/Il t 984, (jogyakarta: Kanisius, 1990), 11., 1SO

Page 24: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

12

kalil11at l11ajel11uk bertingkat dapat disejajarkan dengan kalimat yang l11engandung

klausa yang beljalinan secara subordinatif.

• Keraf

Dengan tegas Keraf l11enyatakan bahwa hubungan klausa pada kalil11at

l11ajel1111k setara adalah koordinatif, sedangkan dalal11 kalil11at l11najel1111k beliingkat

aclalah sliborclinatif. Nal11un ia l11enal11bahkan satu istilah lagi selain setara clan

bertingkat, ia l11enal11bahkan istilah l11ajel11uk call1puran.

• Ramlan

Istilah "kalil11at luas" yang cligunakan oleh Ramlan untuk l11enyebut

"kalil11at l11ajel11uk" sebagail11ana yang clisebutkan oleh Alisjahbana clan Keraf. Ia pun

ticlak l11enggunakan istilah "bertingkat" sebagai gantinya ia l11enyebutnya dengan

"tidak setara". Penjelasan Ral111an tidak berbeda clengan Alisjahbana clan Keraf, Ia

menyatakan bahwa kalimat majemuk setara adalah koordinatif, seclangkan clalam

kalimat majemuk bertingkat aclalah sllbordinatif. JO

Dari keterangan para ahli tata bahasa tersebut belumlah lengkap pengertian

clari kalil11at l11ajemuk yang sebenarnya, clari itu bisa clilihat clari contoh-contoh

masing-masing kalimat majemuk itu.

10 Ibid.. 11., 156

Page 25: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

13

B. Jenis-jenis Kalimat Majemuk dan Ciri-eirinya

1. Kalimat Majemuk Koordinatif

Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya

memiliki status yang sarna, yang setara, atau yang sederajat. Hubungan antar klausa-

klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk hierarki karena klausa yang

satu bukanlah konstituen dari klausa yang lain. I I Klausa-klausa dalam kalimat

majemuk koordinatif secara eksplisit dihubungkan dengan konjungsi koordinatif,

seperti dan, alau, lelapi, dan lalu. Namun, tak jarang hubungan itu secara implisit,

artinya tanpa menggunakan konjungsi.

Sesuai dengan bagan (I), pembentukan kalimat dapat dijelaskan dalam bagan

(II). Pada bagan (II), dapat dilihat bahwa kedua klausanya sederajat. Klausa yang satu

bukan merupakan bagian dari klausa yang lain: kedua-duanya rnempunyai kedudukan

yang sama dan clihubungkan clengan konjungsi dan. Selain dan, acla pula konjungsi

lain yang mengikuti hubungan mejemuk koordinatif ini.

Kalimat

I ~L__K_a_l_im_at___ C Kalimat

Bagan I: Kalirnat majemuk koorclinatifl2

II

12Hasan Alwi, et aI., Gp. cit., h. 386Ibid, h. 387

Page 26: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

14

Untuk mempeljelas bagan cli atas, mari kita perhatikan contoh berikut ini.

1. Pengurus Dharma Wanita mengunjungi panti asuhan.

2. Mereka memberi penghuninya hacliah.

3. Pengurus Dharma wanita mengunjungi panti asuhan dan mereka memberi

penghuninya hacliah.

Klausa (I) clan (2) eligabungkan clengan cara setara sehingga terbentuklah

kalimat majemnk koorclinatif (3). Karena klausa-klausa clalal11 kalil11at l11ajemuk yang

clisusun clengan cara setara mempunyai kecluelukan yang sarna, maka klausa-klausa itu

semuanya merupakan klausa utama. Bagan (I) eli atas clapat lebih jelas untuk kita

pahami elalam bagan berikut ini.

el.

Kalimat ]

I Klausa Utama I Konjungtor [ Klausa Utal11a

II I I I I I IS P 0 S P 0 P

I I I I I I IPengurusDharmaWanita

mengun­jungi

paoti asuhan dan mereka memberi peng- hadiahhuninya

Bagan II

Page 27: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

13

14

15

a. Ciri-ciri Sintaksis Kalimat Majemuk Koordinatif. 13

Acla empat ciri sintaksis kalimat majemuk koorclinatif.

1. Kalimat majemuk koorclinatif menggabungkan clua klausa atau lebih yang

bersifat setara.

11. Pacla umumnya, posisi klausa yang cliawali oleh konjungsi dan, atau, clan

tetapi ticlak clapat cliubah. Apabila cliubah, perubahan itu akan mengakibatkan

munculnya kalimat majemuk koorclinatif yang ticlak berterima. Mari kita

perhatikan contoh berikut ini.

Dahlin pengungsian Uu saya sering melihat orang ditembak musuh dan mayatnya

dibuang begitll saja. Jika urutan klausa pacla contoh tersebut cliubah, maka akan

menjacli kalimat berikut ini. Dan mayatnya dibuang begitu saja, dalam

pengungsian Uu saya sering melihat orang dUembak musuh.

Ill. Urutan klausa yang tetap clalam kalimat majemuk koorclinatif yang telah

clibicarakan di atas berhubungan erat dengan pronominalisasi. Acuan kataforis

(pronominal yang menclahului nomina yang cliacunya. Tidak diperoleh clalam

kalimat majemuk koordinatif. Perhatikanlah contoh berikut ini. Dia suka lagu

keroncong, tetapi Hasan tidak mau membeli kaset itu. Pronomina dia tidak

mengacu pada Hasan. Walaupun kalimat tersebut bcrterima, hubungan antara

pronomina dia dan nomina nama diri Hasan bukanlah hubungan kataforis. 14

Ibid., h. 393I-Iubungan kataforis adalah hubuangan penunjukkan ke s,;:suatu yang disebut di

belakang; misalnya: Dengan gayanya yang berapi-api flU Sukarno berhasil menarik massa; bentuknya adalah kalafora yang menllnjllk ke Sukarno (Harimllrti Kridalaksana: 1993)

Page 28: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

16

IV. Sebuah konjungsi dapat didahului dengan konjungsi lain untuk memperjelas

atau mempertegas hubungan antara kedua klausa yang digabungkan. Mari

perhatikan contoh berikut ini. Sidang mempel'timbangkan usul salah seorang

peserta dan kemudian menerimanya dengan suara bulat. Penggunaan

konjungsi kemudian setelah konjungsi dan pada kalimat tersebut adalah untuk

memperjelas gabungan klausa yang menunjukkan hubungan waktu.

b. Ciri-ciri Semantis Kalimat Majemuk Koordinatif 15

Klausa-klausa dalam kalimat majemuk koordinatif tidak menyatakan tingkat

perbedaan pesan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.

• Tetanggaku dicerai suaminya dan ditinggal anaknya.

• Mahasiswa itu belajar giat dan hl1us ujian.

Dalam kalimat peliama, informasi yang dinyatakan dalam klausa tetanggaku

dicerai suaminya mempunyai peranan yang sama penting dengan klausa (tetanggaku)

ditinggal anaknya. Kedua klausa itu menunjukkan hubungan urutan waktu.

Ciri semantis dalam kalimat majemuk koordinatif ditentukan oleh makna

konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa-klausanya ataupun makna

leksikal dan makna gramatikal dari klausa dan kata yang memhentuknya.

2. Kalimat Majemuk Subordinatif

Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang hubungan antara

klausa-klausanya tidak setara atau sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa

15 Ibid. h. 397

Page 29: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

17

atasan, sementara klausa yang lain merupakan klausa bawahan. Di antm'a kedua

klausa itu terdapat konjungsi, clan konjungsi inilah yang membeclakan struktur

kalimat majemuk subordinatif clengan kalimat majemuk koordinatif.16 Keclua klausa

itu biasanya dihubungkan clengan klausa suborclinasi, seperti kalau, ketika, meskipun,

dan karena. Namun, konjungsi itu pun tidak jarang yang dihubungkan secara

implisit. IJ

Proses terbentuknya kalimat majemuk subordinatif ini clapat dilihat clari clua

sudut yang bertentangan. Pertama, dipanclang sebagai hasil proses menggabungkan

dua buah klausa atau lebih, di mana klausa yang satu clianggap sebagai klausa atasan

atau klausa utama (dalam peristilahan tradisional disebut induk kalimat), seclangkan

yang lain disebut klausa bawahan (clalam peristilahan traclisional disebut anak

kalimal).

Perhatikan contoh penggabungan klausa dengan cara majemuk sllborclinatif

berikut ini.

(I) Orang itu mengatakan sesuatll

(2) Anak gadisnya mencintai pemuda itu sepenuh hati.

(3) Orang tua itu mengatakan bahwa anaknya mencintai gadis itu sepenuh

hati.

Klausa (I) dan klausa (2) cligabungkan clengan cara bertingkat sehingga membentuk

kalimat majemuk suborclinatif (3).

h. 153

16

17

Dendy Sugono, Berbahasa Indonesia dengan Benar, (Jakarta: Puspa Suara, 1999),

Abdul Chacr. Op. cit., h. 244

Page 30: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

18

Kalimal majemuk suborclinalif clapal cligambarkan pacla bagan (I). Dalam

bagan (I), clapal clilihal bahwa klausa (2) menjacli konsliluen klausa (1). Klausa (2)

yang berkecluclukan sebagai konsliluen klausa (I) clisebul sebagai klausa suborclinalif

alau bawahan, seclangkan klausa (1), lempal lelaknya klausa (2) clisebul klausa utama.

Sesuai clengan bagan (I), pembenlukan kalimat majemuk suborclinatif clapal

clijelaskan clalam bagan (II).

Pacla bagan II clapat clilihat bahwa klausa ulama orang Iua i1u mengalakan

cligabungkan elengan klausa bawahan anak gadisnya mencintai pemuda i1u sepenuh

hati clengan menggunakan konjungsi bahwa. Pacla kalimal eli alas, klausa bawahan

mengisi fungsi objek. Dengan kala lain, klausa bawahan ilu merupakan klausa

nominal karena mengisi fungsi yang biasa eliisi oleh fungsi objek.

Klausa bawahan ialah suatu komponen kalimal mejemuk yang menyerupai

kalimal maneliri serla lergantung pacla komponen lain, yaitu klallsa lltama yang

merupakall salu keutuhan struktural, alau melaksanakan fungsi sllalu kalimat.

Kalimat

- II

Klausa I

Klausa II

Bagan 118

18 Hasan Alwi, et a1., op. cil., h. 389

Page 31: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

19

I Kalimat (3)

I Kalimat Utama

Is P o

Orang tua itu

Ket--r-

o

pe~~J ,--s_e_p_en_u_h_l_la_t_i-,

[ Klausa subordinasi

IP

mencintai

C:lengatakan

Is

anak gadisnya

IKonj

I bah~aJ

Bagan II

a. Ciri-ciri Sintaksis Kalimat Ma,jemuk SuboJrdinatif

Ada tiga ciri sintaksis kalimat majemuk suborelinatif, yaitu: 19

1. Kalimat majemuk suborelinatif menghubungkan dlIa klausa yang salah satu

eli antaranya merupakan bagian elari klausa yang lain,

11. Pada umumnya, posisi klausa yang diawali oleh konjungsi dapat berubah.

Perhatikan contoh berikut ini.

(I) Para pejuang itu pantang menyerah selama hayat di kanelung badan.

(2) Kau jangan pergi meninggalkanku sebelum aku kembali.

fbid., h. 395

Page 32: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

20

Urutan klausa-klausa pada contoh pertama dan kedua dapat diubah, yaitu dengan

meletakkan klausa yang diawali oleh konjungsi pada awal kalimat. Perubahan

posisi urutan klausa itu akan menghasilkan kalimat yang l11asih berteril11a seperti

terlihat pada kalimat berikut ini.

(I) Selama hayat masih dikandung badan, para pejuang itu pantang menyerah.

(2) Sebelul11 aku kembali, kau jangan pergi meninggalkanku.

Ill. Kalimat majemuk subordinatif memungkinkan adanya acuan kataforis.

Dalam kalimat berikut ini, pronomina dia dapat mengacu pada nomina diri

Hasan, walaupun tidak harus demikian.

I) Walaupun dia suka lagu keroncong, Hasan tidak mau mel11beli kaset itu.

2) Meskipun mereka tidak puas, para demons/ran itu dapat memahami

kebij akan perusahaan.

b. Ciri-ciri Semantis Kalimat Majemuk SUbol'dinatifO

Ada dua ciri semantis pada kalimat majemuk subordinatif. Per/ama, dalam

kalimat majemuk subordinatif, klausa yang mengikuti konjungsi memuat informasi

atau pernyataan yang dianggap sekunder oleh pemakai bahasa, sedangkan klausa

yang lain memuat pesan utama kalimat tersebut. Perhatikan c:ontoh kalimat berikut

1111.

(i) Orang tua itu bunuh diri Imrena putus asa.

(ii) Syafei berhasil karena dia bekelja keras.

20 /bid.h.397

Page 33: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

21

Dalam kalimat (i), pesan atau informasi klausa peliama lebih diutamakan daripada

klausa kedua. Maksudnya yaitu babwa matinya orang tua itl.l (dengan bunub diri)

lebih diutamakan, sedangkan keputusasaannya dianggap sebagai keterangan

tambahan. Demikian pula dalam kalimat (ii), keberbasilan Syafei lebib cliutamakan

claripacla kerja kerasnya.

Kedua, klausa bawahan yang clihubungkan oleh konjungsi, umumnya clapat

diganti clengan kata atau frasa tertentu, sesuai clengan makna anak kalimat itu. lika

klausa bawahan menunjukkan waktu maka kata atau frasa yang mengacu kepada

waktu dapat dipakai sebagai pengganti. Banclingkan (i) clan (ii) pada contoh kalimat

berikut. Pacla (ii) klausa bawahan telab diganti clengan frasa.

(i) Kami harus pergi sebelum dia datang.

(ii) Kami harus pergi pulmllima.

3. Kalimat Majemuk Kompleks

Kalimat majemuk kompleks aclalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau

lebih, cli mana acla yang dihubungkan secara koorclinatif clan ada pula yang

clibubungkan secara suborclinatif. lacli, kalimat majemuk ini merupakan campuran

clari kalimat majemuk koordinatif clan kalimat majemuk subordinatif. Karena itu, ada

juga yang menyebut kalimat majemuk jenis ini dengan kalimat majemuk campuran.

Berikut ini contohnya.

Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karen a tugasnya belum selesai.S P S, p, S, p,

Page 34: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

22

Contoh kalimat di atas terdiri atas tiga klausa, yaitu (I) kam! pulang, (2)

mereka mas!h bekelja, dan (3) tugasnya belum selesa!. Klausa (I) dan klausa (2)

dihubungkan secara koorclinatif, sementara klausa (2) clan klausa (3) clihubungkan

secara suborclinatif.

C. HUBUNGAN SEMANTIS ANTARKLAUSA D>ALAM KALIMAT

MAJEMUK KOORDINATIF

Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat l11ajemuk koordinatif

clitentukan oleh dua hal, yaitu arti koorclinator dan ani klausa-klausa yang

clihubungkan. 21 Perhatikan contoh kalimat berikut:

a. Engkau harus menjacli orang kaya dan tetap renclah hati.

b. Engkau harus l11enjacli orang kaya, tetap! tetap rendah hati

Perbeclaan koordinator yang digunakan untuk menggabungkan klausa-klausa

ke clalal11 masing-masing kalimat itu berpengaruh terhaclap artia hubungan

semantisnya. Kalimat (a) menyiratkan hubungan semantik yang menggabungkan

suatu pernyataan dengan pemyataan lain, akan tetapi, kalimat (b) menyatakan arti

semantic yang kontras, yaitu karakteristik orang yang kaya yang clikontraskan dengan

orang yang renclah hati. Dalam kalimat (b) arti hubungan sel11antik kontras terasakan

sebagai syarat.

Begitupula arti hubungan semantis antarklausa dalam kalil11at majemuk

koorclinatif juga ditentukan oleh arti klausa-klausa yang dihubungkan. Keterkaitan

21 Ibid.h.398

Page 35: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

23

makna memungkinkan kedua klausa teersebut digabungkan untuk membentuk

kalimat majemuk koordinatifyang seCaI'a gramatikal benar dan berterima. Namun ada

pula arti kedua klausa tidak memungkinkan digabungkantlya menjadi kalimat

majemuk koordinatif yang secaI'a gramatikal benar tetapi tidak berterima secara

semantis.

Jika dilihat dari segi arti koordinatornya, hubungan semantis antarklausa

dalam kalimat majemuk koordinatif ada tiga macam: (a) hubungan penjumlahan, (b)

hubungan perlawanan, dan (c) hubungan pemilihan. Tiap hubungan itu berkaitan erat

dengan koordinatornya.

a) Hubungall Penjllmlahan

Yang dimaksud hubungan penjumlahan ialah hllbungan yang menyatakan

penjumlahan atau gabllngan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubllngan ini

ditandai oleh koordinator dan, serla, atau baik....maupun. kOl~jungtor ini bersifat

manasuka, yakni boleh dipakai dan boleh tidak. Jika kita perhatikan konteksnya,

hubungan ini dapat menyatakan (i) sebab-akibat, (ii) urutan waktu, (iii) pertentangan,

atau (iv) perluasan. 22

I. Penjumlaltan yang Menyatllklln Sebab-Akibal

Dalam hubungan sepertiii, klausa kedua merupakan akibat dari klausa

pCl1ama. Perhatikan contoh berikut.

22 Ibid.hAOO

Page 36: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

24

" Pada hari yang naas itu, gempa menggoncang bumi dan rumah-rumah jadi

berantakan.

11. Penjumlahan yallg menyatakan urlltall waktu

Klausa kedua merupakan urutan dad peristiwa yang terjadi pada klausa

pertama. koordinator yang dipakai antara lain adalah dan, kemlldian, dan lalu.

Perhatikan contoh berikut.

D Ibu hanya mengangguk-angguk dan air matanya terus mengalir.

D Mereka dating menitipkan anaknya, lalu pergi begitu saja.

lll. Pelljumlalwn yang Menyatakan Pertentangall

Klausa kedua menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang

dinyatakan dalam klausa pel1ama. Koordinator yang dipakai adalah, sedallgkan, dan

padahal. Perhatikan contoh berikut ini.

D Ia selalu makan yang enak-enak,sedangkan anak dan istrinya kelaparan.

" Rambutnya sudah banyak yang putih,padahal ia masih muda

iv. Pelljumlahall yallg Menyatakall Per/uasall

Klausa kedua memberikan informasi atau penjelasan tambahan untuk

melengkapi pernyataan pada klausa pertama. Koordinator yang dipakai adalah, dall,

serta, dan baik... maupun ... perhatikan contoh berikut.

" Dia menggeleng dan mengatakan "tidak" serta memalingkan mukanya.

" Dia raj in membaca baik waktu dia menjadi mahasiswa maupun setelah dia

bekerja

Page 37: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

25

b) Hubungan Perlawanan

Hubungan perlawanan ialah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang

dinyatakan dalam klusa pertama berlawanan, atau tidak sarna dengan apa yang

dinyatakan c1alam klausa kedua. Hubungan ini c1itanclai c1engan koorclinator tetapi,

melainkan, clan namun. Hubungan perlawanan itu c1apat dibeclakan atas hubungan

yang menyatakan (1) penguatan, (2) implikasi, clan (3) perluasan. 23

i. Perlawanan yang Menyatakan Penguatan

Klausa keclua memuat informasi yang menguatkan clan menanclaskan

informasi yang c1inyatakan c1alam klausa pertama. Dalam klausa pertama biasanya

terclapat tidak/bukan saja ataupun tidak/bukan hanya, tidak/bukan sekadar clan pada

klausa keclua terclapat tetapi/melainkan juga. Perhatikan contoh berikut.

(2) Masalah kemiskinan tidak hanya masalah nasional, tetapi juga masalah

kemanusiaan

(3) Dunia anak kampong tidak saja bebas, melainkanjuga lebih terbuka.

Dalam bahasa Inclonesia yang tidak baku, bentuk hanya sering diganti c1engan Cuma.

ii. Perlawanan yang Menyatakan Implikasi

Klausa keclua menyatakan sesuatu yang mcrupakan perlawanan terhaclap

implikasi Klausa pertama. Koorclinator yang umum c1ipakai aclalah tetapi, clan

jangankan. perbeclaannya kalau konjungtor jangankan ticlak c1igunakan c1i antara dua

klausa, tetapi eli awal klausa pertama. Perhatikan contoh berikut.

•23

Aelikku belum bersekolah, tetapi elia suelah bisa membaca.

fbicl.h 401

Page 38: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

26

G Jangankan beljalan, dudukpun ia belum bias.

iii. Perlawallan yang Menyatakan Perillasall

Berlainan dengan hubungan yang menyatakan hubungan perluaanpada

kalimat majemuk setm'a yang memakai dan, hubungan perluasan yang memakai

tetapi menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam klusa kedua hanya

merupakan informasi tambahanuntuk melengkapi apa yang dinyatakan oleh klausa

pertama, dan kadang-kadang malah memperlemahnya. Perhatikan contoh berikut.

G Adat dipertahankan agar tidak berubah, tetapi unsur dari luar yang

dianggap baik perlu dimasukkan.

c) Hubungan Pcmilihan

Hubungan pemilihan adalah hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua

kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan.

Koordinator yang dipakai ialah atau. Hubungan pemilihan itu sering juga

menyatakan pertentangan. 24 Perhatikan contoh berikut.

G Dia sedang melamun atau sedang memikirkan pacarnya?

• Saya tidak tahu apakah dia akan menjual mobilnya atau meminjam uang

dari bank.

Kalimat pe11ama adalah kalimat yang mempunyai hubungan pemilihan yang

tidak menyatakan pertentangan, dan kalimat kedua memiliki hubungan pemililhan

juga, namun menyatakan pertentangan.

24 Ibid.h.403

Page 39: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

BABIU

Kalimat Majemuk Koordinatif

Hubungan Pemilihan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab

A. Kalimat Majemuk Koordinatif Hubungan Pemilibtan Dalam Bahasa

Indonesia

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa kalimat, baik lisan

maupun tulisan, minimal harus memiliki satu unsur subjek (S) clan preclikat (P). Bila

ticlak memiliki unsur subjek dan preclikat, pernyataan itu bukanlah kalimat, deretan

kata tersebut hanya clapat clisebut sebagaifrasa.

Dalam clefinisi lain, kalimat aclalah susunan sintaksis yang disusun dad

konstituen clasar, yang biasanya berupa klausa, clilengkapi clengan konjungsi bila

cliperlukan, serta clisertai intonasi final.

Sementara itu clefinisi kalimat majemuk koorclinatif aclalah kalimat majemuk

yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang seclerajat.

Hubungan antar klausa-klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk

hierarki, karena klausa yang satu bukanlah konstituen clari klausa yang lain. Klausa­

klausa dalam kalimat majemuk koorclinatif secara eksplisit dihubungkan dengan

konjungsi koorclinatif, seperti dan, alau, lelapi, clan lalu. Namun, tak jarang

hubungan itu secara implisit, artinya tanpa menggunakan konjungsi.

Dari sini dapat clisimpulkan bahwa yang penting atau yang menjacli clasar

kalimat aclalah konstituen clasar clan intonasi final, sebab konjungsi hanya ada kalau

Page 40: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

28

diperlukan.

Seperti yang sudah dinyatakan pada bab kedua, hubungan semantis antar

klausa dalam kalimat majemuk koordinatif ditentukan oleh dua hal, yaitu arti

koordinator dan arti klausa-klausa yang dihubungkan. Tiap hubungan itu berkaitan

erat dengan koordinatornya.

Hubungan pemilihan adalah hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua

kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan.

koordinator yang dipakai ialah atau. Adanya pemilihan dapat ditegaskan dengan

pemakaian kata penghubung atau atau ataukah pada klausa kedua. Hubungan

pemilihan itu seringjuga menyatakan pertentangan. Perhatikan Gontoh berikut.

• Dia seclang melamun atau sedang memikirkan pacamya?

• Saya ticlak tahu apakah clia akan menjual mobilnya atau meminjam uang

dari bank.

Kalimat pertama aclalah kalimat yang mempunyai hubungan pemilihan yang

tidak menyatakan pertentangan, clan kalimat kedua memiliki hubungan pemililhan

juga, namun menyatakan pertentangan.

Konjungsi atau pada konstruksi koordinatif dapat digunakan pula untuk

menyatakan alternatif. Secara rinci, makna semantik hubungan klausa dengan

konjungsi atau clapat clinyatakan sebagai berikut:

a) Menyatakan hal atau kejaclian yang hanya satu kemungkinan saJa yang

mungkin teljadi (altematif) contohnya:

Page 41: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

29

• Dalam keadaan seperti itu dia terpaksa membunuh musuh a/au

dibunuh musuh.

b) Menyatakan kombinasi alternatif yang dapat clipilih kedua-cluanya. Untuk ini

secara eksplisit dapat dimasukkan kemungkinan ketiga pacla klausa ketiga.

Contohnya:

• Apakah dalam bidang yang formal kita harns sanggup berbicara lugas

dan terns terang a/au sebaliknya tetap berbasa-basi?

Dalam hal konjungsi, A/au dapat mengkoorclinasikan lebih dari dua klausa,

clengan clemikian konjungsi a/au menempati posisi sebelum klausa terakhir,

sedangkan pacla ldausa sebelumnya konjungsi a/au dapat dilesapkan, dan cliantara

klausa-klausanya cliletakkan tanda koma sebagai pemisah klallsa yang satu clengan

yang lain. Dengan kata lain kehadiran konjungsi a/au sebagai konjungsi alternatif

bersifat wajib clalam klausa terakhir, sedangkan pada klausa-klausa sebelumnya

konjungsi a/au dapat clilesapkan.

Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,

terclapat aturan tentang pemakaian tanda koma yang berbunyi demikian:

Tancla koma dipakai dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu clarikalimat setara berikutnya yang clidahului oleh kata seperti te/api, melainkan.Misalnya: Saya ingin clatang, tetapi hari hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

Di dalam aturan itu hanya disebutkan konjungsi /e/api dan melainkan. Tidak

clisebutkan konjungsi-konjungsi setara lainnya seperti dan, ser/a, bahkan, a/au, maka,

lalu, di sini dianggap diperlakllkan sama seperti /etapi dan melainkan.

Page 42: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

30

B. Kalimat Majemuk Koordinatif Hubungan Pemilihan dalam Bahasa Arab

Definisi umum yang biasa ditemui ialah bahwa kalimm itu susunan kata-kata

teratur yang berisi pikiran lengkap. Definisi ini tidak jauh berbeda dengan definisi

kalimat dalam sintaksis bahasa Arab, yaitu suatu satuan yang terkonstruksi dari dua

kata atau lebih yang memberikan makna utuh. Dalam kitab AI-Ajurumiyyah karangan

AI-Imam As-Shonhaji dikatakan bahwa kalimat adalah lafadz yang tersllsun, yang

memberi faedah dengan disengaja atau dengan menggunakan bahasa arab. Sementara

dalam kitab Alfiyyah karya Imam Muhammad Ibn Malik, Kalimat didefinisikan

dengan lafadz yang dapat memberi pesan memahamkan, sebagaimana kata ~1

Lafadz ini walaupun satu lafadz akan tetapi mampu memahamkan dalam artian kata

yang eukup punya arti dan tidak mengandung pertanyaan lagi. Lafadz tersebut

menurut Imam Malik dapat dikatakan kalimat. Jadi yang menjadi patokan dalam tata

bahasa arab dalam menjelaskan tentang kalimat adalah apakah kata tersebut mampu

memahamkan kepada pembieara dan pendengar dalam pembiearaan yang dimaksud.

Kalimat dalam pengertian bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki

perbedaan istilah. Dalam bahasa Indonesia disebut kalimat sedangkan dalam bahasa

Arab diistilahkan dengan sebutan ka/am. Sedangkan kalimah (kata) dalam tata bahasa

Arab dibagi menjadi tiga:

1. 181m

Definisi kalimah 181m adalah kalimah yang menunjukan makna dengan

sendirinya (tanpa membutuhkan lafadz lain) dan tidak disertai zaman seeara

Page 43: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

31

wadha '. Dari pengertian tersebut, bisa diambil contoh la/adz <.f"'1 yang

maknanya kemarin adalah termasuk kalimah isim. Karena l({[adz tersebut

menunjukkan makna berupa zaman.

Adapun hukum asal dalam kalimah isim adalah mu'rab (berubah akhirnya),

sedangkan jika ada isim yang mubni (tetap akhirnya), itu dihukurni

menyimpang dari asalnya.

2. Fi'il

Yaitu kalimah yang menunjukkan makna dengan sendiri dengan disertai salah

satu tiga zaman (madhi, hal, is/Iqbal) seCaI'a wadha '.

3. Hun![

Yaitu kalimah yang menunjukkan makna dengan membutuhkan kalimah lain,

dan tidak disertai zaman.

Contoh: cr . lafadz ini bisa menunjukkan makna ibtida' (memulai) jika

dihubungkan dengan lajadz lain.

Dengan kata lain, Kalimah hung tidak bisa bennakna manakala

keberadaannya sendiri, sehingga cliperlukan kata yang lain untuk mencapai

pemahaman yang cliinginkan. Demikian juga dengan huruj 'a/haj yang dalam

gramatikal bahasa Arab sering cligunakan sebagai partikel penghubung atau

konjungsi. Dan dalam kalimat majemuk koorclinatif hubungan pemilihan konjungsi

Page 44: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

32

yang digunakan adalah it dan i

Untuk lebih jelasnya lagi dibawah ini penulis akan rnemaparkan beberapa

fungsi 'alhaj dan huruf apa saja yang bisa digunakan sebagai konjungsi dalam

bahasa Arab.

C. 'Athllf

Dalam gramatikal bahasa Arab 'athaf dibagi menjadi dua yaitu: 'AlhajBayan

dan 'Alhaj Nasaq. Definisi dari 'alhaj bayan adalah lafadz yang mengikuti (tabi)

pada malbu 'nya (di dalam i'rab) yang menyerupai pada sifat (na 'at) di dalam

menjelaskan matbu 'nya jika berupa isim mala'ifat, dan mentahsis pada malbu 'nya jika

nakirah.

Mengingat 'alhaj bayan itu mirip dengan sifatl na 'ai, rnaka malbu 'nya harus

disesuaikan seperti na 'ai, baik dalam masalah la'rif atau lankirnya, ladzkir dan

la 'nisnya dan masalah iJrad, lasniyah atau jamalmya. Sebagian ulama nahwu

berpendapat, bahwa kalau 'alhaj bayan dan malbu 'nya nakirah, adalah hal yang

dilarang. Sedangkan segolongan ahli nahwu antllra lain adalah Ibnu Malik

berpendapat bahwa hal itu diperbolehkan. Dengan demiklan berarti keduanya

memperbolehkan dalam bentuk nakirah, sebagaimana boleh keduanya dalam bentuk

makrifal. Menurut suatu pendapat di antara contoh 'alhaj dan malbu 'nya kedua­

duanya nakirah, adalah finnan Allah swt.:

Page 45: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

33

"Yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu)

pohon zaitul1. " (QS. An Nur: 35)

"Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air

nanah. " (QS. Ibrahim: 16)

Lafaelz ;;..=;~j aelalah "alh(v'bayan bagi lafaelz ;;.i elan lafaelz ..l<~ aelalah "alhal

bayan bagi lafaelz J.':.

Namun elari keterangan eli atas, penulis beranggapan bahwa 'athafbayan tielak

bisa elisepaelankan elan eligunakan layaknya konjungsi elalam bahasa Inelonesia. Dan

yang bisa elisamakan elengan konjungsi seperti elalam bahasa inelonesia aelalah 'athaf

nasaq seperti yang akan elijelaskan eli bawah ini.

'Athaf Nasaq aelalah lafaelz yang mengikuti lafaelz yang eliikutinya elengan

memakai huruf atau labi' yang eliantaranya elitengahi oleh salah satu humf 'athaf

yaitu: hJI (Waawu), { (Isumma), "WI (ja), ~ (hatta), II (an;U, )\ (aw), J (bal), '1

(leta), C!J (wa immaa), elan -:r<J (laakin).

Berikut ini Penulis akan memaparkan seelikit tentang penggunaan humf-huruf

'athafterkecuali humf Am elan Au yang akan elijelaskan secaJ'a terpisah.

Page 46: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

34

1. Huruf )I}i (Wawu) untuk menunjukkan muthlaqul jam'i artinya memutlakkan

ketunggalan hukum, tanpa ada petunjuk mana yang lebih dulu atau lebih akhir.

Jadi tielak berfaeelah teliib elan tielak pula Ta 'qib (mengiringi). Apabila diucapkan

"Ali dan Kholid telah datang" maka malmanya ialah Ali clan Kholiel sama-sama

datang. Baik Ali itu elatang sebelum Kholiel, atau sebaliknya, ataukah datang

bersama. Baik aela senggang waktu atau tidak. Dalam hal ini sudah pasti tidak

jelas, keeuali ada qarinah yang menunjukkan hal ini, seperti: -"'! (ba'da), j,'

(qabla), atau C' (rna 'a).

2. Huruf <i.AlI (fa) berfaedah Tartib wa Ta 'qib (tertib elan mengiringi) untuk

menunjukkan keterbelakangan ma'tuf atas ma'tur 'alaih-nya seeara muttashil

(langsung) tanpa ada tenggang waktu. Seperti dalam firman-Nya

"Yang iVJenciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)." (QS. Al A'la: 2)

3. J-1uruf { (tslIInma) berfaedah Tartib wa Tarakhi (berurutan elan aela senggang

waktu), untuk menunjukkan keterbelakangan ma'thuf atas ma'thuf 'alaih-nya

seent'a terpisah

Page 47: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

35

"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian

dia menjadikan kamu berpasangan (laki-Iaki dan perempuan). "CQS. Fathir: II)

4. Huruf Jr- (hatta) , 'athaf dengan hatta ini sedikit pemakaianya, karena hatta

hanya masuk pada ma'thuj"yang menjadi akhir dari suatu peristiwa. Syarat untuk

meng'athafkanya hendaknya ma 'rujberupa isim zahir, dan merupakan bagian dari

ma 'tuj" 'alaih atau seperti bagian darinya. Contohnya:

"Manusia pasti mati hingga para Nabi. "

5. Huruf J Cbal) berfaedah idhrab miinya meminclahkan hukum dari sesuahl kepada

yang lain. Contohnya:

"Arau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakitgila." Sebenarnya dia Telah membawa kebenaran kepada mereka, dankebanyakan mereka bend kepada kebenaran itu." CQS Al Mu'minun: 70)

6. Huruf c:fJ (laakin) memiliki makna dan faedah sepelii Bal yang setelah nafi atau

nahi. Contohnya:

"Aku ridak bertemu dengan seorang lelah yangjasik, tetapi lelaki yang shaleh."

Page 48: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

36

I-Iuruf laakin diberlakukan sebagai huruf 'athqf, jika memenuhi tiga syarat

berikut:

a) Memufradkan pada ma 'thujdan ma 'thuj 'alaih

b) Tidak bersamaan dengan wawu

c) Terletak setelah kalam nafi atau nahi

7. I-Iuruf'J (laa) berfaedah meniadakan dan menghubungkan. Yang dimaksud ialah

metetapkan hukum untuk lafadz yang terletak sebelumnya dan meniadakan

hukum untuk lajadz sesudahnya. Syarat ma 'tufilya adalah merupakan lajadz yang

mu/i-ad, bukanjumlah, dan hendaknya setelah kalam ijab dan amar. Contohnya:

"Said telah datang, bukan Khalid. "

8. I-Iuruf L:!J (wa immaa) memiliki beberapa makna yaitu:

a. Takhyir (memilih diantara muta'athifain) yaitu apabila terletak setelah kalam

thalab. Sepelti contoh:

"Nikahilah adakalanya hindun, adakalanya dengan saudaranya. "

Page 49: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

37

b. Taqsim (membagi) yaitu apabila terletak setelah kalam khabar. Contohnya:

J.r ely j..i ely r--I (.j ,...,J5:J1

"Kalimah adakalanya isim, jiil, dan huruf"

c. Syak (ragu-ragu) contolmya:

"Adakalanya Zaid dan adakalanya 'Umar lelah datang . " (hal ini jika yang

dalang lidak dikelahui.)

d. Ibham, yaitu membuat samar pada mukhattab. Contohnya:

r ely ..\.;j (.1 ob

hal ini jika mUlakallimnya sudah tahu orang yang datang.

e. Ibahah. Contohnya:

"Belajarlah adakalanya ilmujiqih dan adakalanya nahwu".

Adapun huruf aw dan am akan dijelaskan secara lebih khusus di bawah ini

1. Partikcl Am

J-luruf 'alhal am biasa eliterjemahkan ke elalam bahasa Indonesia dengan

alaukah elan berfaedah untuk menentukan satu eli antara beberapa objek.

Huruf 'alhal am ada elua jenis yaitu am munqalhi 'ah dan am muttashilah.

Page 50: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

38

Am MUllashilah aelalah am yang terletak sesuelah hamzah iSlifham atau hamzah

laswiyah contohnya:

"Sama saja bagi kila, apakah kila mengeluh alaukah bersabar. sekali-kali kila lidak

mempunyai lempal unluk melarikan diri. " (QS. Ibrahim: 21)

Begitu juga am yang terletak sesuelah hamzah yang tielak membutuhkan 1afaelz ayyun

contohnya:

"Apakah Zaid yang ada di sisimu alaukah Umar?"

Makna yang e1imaksuel aelalah:

"Manakah di anlm'a keduanya yang berada di sisimu?"

Terkaelang hamzah laswiyah elan hamzah yang menggantikan ayyun ini e1ibuang

apabila hal ini tielak menimbulkan suatu kesalahan e1alam pernahaman. Keeluelukan

am tetap muttashilah sama halnya ketika hamzah masih aela. sepelii qira 'ah Ibnu

Muhaishin. Contoh:

Asalnya

Page 51: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

39

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagl mereka, kamu beri

peringalan alau lidak kamu beri peringalan, mereka lidak juga akan beriman. " (QS

Al Baqarah [2]: 6)

Bacaan ini dengan menggugurkan hamzah dari lafadz ~)l:,l

Dengan kata lain, apabila am tidak didahului oleh hamzah taswiyah dan tidak

pula didahului oleh hamzah yang mengandung makna ayyun maka ia adalah am

munqalhi 'ah. Kala itu malma menunjukan idhrab sarna dengan makna yang dirniliki

oleh lafadz bal seperti yang terdapat dalam firman-Nya:

"Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesla alamo

Alau (palulkah) mereka mengalakan "Muhammad membual-buarnya" (QS. Yunus:

37-38)

Mengapa dimaknai ba!? Ayat di atas memberikan informasi tegas bahwa

AI-Qur'an tiada keraguan, dan diturunkan Sang Tuhan Semesta Alam. Yang

demikian adalah realita yang didustakan oleh para kl!ffar dengan berkata

"Muhammad membuat-buat karangan palsu berupa Al qur'an."

Page 52: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

40

2. Partikel All

Huruf 'athaf au mempunyai berbagai maeam makna dan ketentuan dalam

penggunaanya seperti yang akru1 dijelaskan sebagai berikut:

1.) Au dapat dipakai untuk makna takhyir (memilih) eontohnya:

I}-", )11/J' JL. .:.r' ..\>.

"Ambillah bagian dari hartaku, dirham atau dinar. "

"Kawinilah Hindun atau saudara perempuanya!"

2.) Au dapat pula dipakai untuk makna ibahah (membolehkan) eontohnya:

,LA)I ) ,L...W\ crlk

"Bergurulah pada para ulama atau para ahli zuhud. "

"Bergaulah dengan AI-Hasan atau lbnu Sirrin. "

Perbedaan antm'a ibahah dan takhyir ialah bahwa ibahah mempunyai

pengertian boleh mengumpulkan antara dua perkara. Mengambil eontoh di atas,

jikalau diueapkan Bergurulah kepada para Ulama atau para ahli Zuhud, maka

diperbolehkan mengumpulklli1 antara berguru dengan ulama dal1 para ahli Zuhud.

Dan juga boleh berguru pada satu kelompok, tidak berguru pada kelompok yang lain.

Adapun takhyir pengertianya adalah tidak boleh mengumpulkan antara dua

Page 53: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

41

perkara. Mengambil contoh di atas pula, mengumpulkan antara dua wanita

bersaudara dalam perkawinan hukumnya tidak boleh.

3.) Au dapat dipakai pula untuk tujuan ibham terhadap pendengar (menyembunyikan

maksud yang sebenarnya terhadap pendengar). Hal tersebut dikatakan apabila

telah diketahui yang sebenarnya dengan maksud menyembunyikan hal yang

sesungguhnya terhadap si pendengar. Seperti dalam firman- Nya:

"Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang mu.\yrik), pasti berada dalam

kebenaran atau dalelln kesesatan yang nyala." (QS. Saba': 24)

4.) Huruf 'athaf au dapat pula dipakai untuk makna syak (ragu-ragu) contoh:

"Mereka menjawab, 'Kita berada (di sini) sehari alau setengah hari. ", (QS. AI

Kahfi: 19)

5.) Au dapat pula berfaedah laqsim artinya membagi-bagi contohnya:

Kalimat itu isim, fi 'il, alau hun(/.'

6.) Au bisa juga berfaedah la/shit artinya memerinci setebh adanya globalitas.

Contohnya:

Page 54: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

42

"lvJereka mengatakan, 'Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. '"

(QS. Adz Dzariyat: 52)

Demikianlah macam-macam faedah dan makna huruf-huruf 'athaf yang

Penulis kutip dari beberapa sumber, lalu untuk menentukan makna pm1ikel )1 itu

untuk Takhyir, Ibahah, Ibham, atau Syak, adalah kehendak sang pembicara (pihak

pertama).

Page 55: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

BABIV

ANALISIS KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

PEMILIHAN DALAM SURAT ALI 'IMRAN

Dalam pembahasan bab IV ini, Penulis berupaya menganalisis kalimat

majemuk koordinatif hubungan pemilihan dalam surat Ali 'Imran, yang biasa

dihubungkan dengan partikel atau konjungsi dan dan dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan dengan kata a/au. Meskipun dalam analisis ini kuantitasnya tidak

seberapa, namun penulis berharap analisis ini dapat mewakili kqjian dan terjemahan

kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan yang tidak jarang kita jumpai

dalam Alqur'an.

Setelah membaca dan menelaah secar'a seksama pada surat Ali 'Imran, Penulis

menemukan ada I I ayat yang mengandung kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan, baik yang menggunakan konjungsi atau Selain itu, penulis akan

mencantumkan teljemahan altematif pada setiap ayat yang menurut Penulis kurang

sesuai, khususnya dari teknik penulisan dan akan disesuaikan dengan Ejaan Bahasa

Indonesia yang disempurnakan pada catatan kaki dalam bab ini. Berikut ini akan

diuraikan hasil analisis penulis sebagai berikut.

Page 56: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

45

"Katakanlah, 'Jika kamll menyembllnyikan apa yang ada dalam hatimll!!J!!Ji kamll melahirkannya, pasti Allah mengetahlli, , Allah mengetahui apa-apayang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segalasesllatu." (QS. Ali 'Imran [3]: 29)

Dalam ayat di atas jelas terdapat kalimat koordinatif hubungan pemilihan

karena terdapat konjungsi yang bermakna ibahah, karena setiap jumlah yang

terdapat konjungsi pasti merupakan hubungan pemilihan, dan dalam hubungan

pemilihan ini tidak menyatakan pertentangan Adapun jumlah klausa koordinatifnya

ada dua dan sejajar, yang pertama yaitu pada kalimat ~-!J~J L: 1~ 0J

sedangkan klausa keduanya ada yang dilesapkan dan hanya disebutkan

Adapun penerjemahannya, menurut penulis, sudah sesuai.

, ',J..l;.i.

"(Allah menolong kamu dalam perang Badal' dan memberi bala bantuan itu)untuk membinasakan segolong{l1l orang-orang yang kafir, atou untuk menjadikan

Page 57: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

46

mereka /tina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa. " (QS. Ali'Imran [3]: 127)

Da1am ayat ke 127 ini mengandung satu kalimat koordinatif hubungan

pemilihan, yaitu pada jumlah yang di garisbawahi. Keclua klausanyapun setara, klausa

]...- ..- "'''''''~ '" "'.,.pertamanya yaitu paclajumlah 1)j;S' ';j;UI~ (1»~ dan klausa kecluanya pacla

jum1ah~ . Aclapun konjungsi yang digunakan aclalah yang bermakna /akhyir

Mengenai peneljemahannya, Penulis menganggap sudah sesuai.

"Tak ada sed/kit pun campur /anganmu dalam unlsan mereka itu a/au Alla/tmenerima tal/bat mereka, atal/ mengazab mereka Karena Sesungguhnya mereka ituorang-orang yang zalim. " (QS. Ali 'Imran [3]: 128)

Dalam ayat dia atas (Ali 'Imran: 128) terdapat kalimat majemuk koorclinatif

hubungan pemi1ihan yaitu dengan aclanya penggunaan konjungsi bahkan ada dua,

yang berarti terdapat tiga klausa. Klausa pertamanya pacla jum/ah ;.\[Tu-;-'-.JJcrJ

;:;. 'cJail klausa kecluanya pacla jumlah r,;£y;'; sedangkan klausa ketiganya

Page 58: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

47

." ,..-'~, .-')

~~. Namun menurut hemat Penulis, pada klausa pertama tidak terdapat

kesepadanan maksud dengan klausa kedua dan ketiga. Adapun penerjemahannya,

menurut penulis, konjungsi pada klausa pertama perlll diubah. 1

"Dan Ouga) orang-orang yang apabila mengerjakanperbuatan keji ataumenganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadapdosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari padaAllah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang merekaMengetahui. "(QS. Ali 'Imran [3]: 135)

Ayat di atas (Ali 'Imran: 135) kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan terdapat pada kedua klausa yang sudah digarisbawahi. Klausa pertamanya

.'" --,. " -- ~...adalah pada jumlah ~lyWl~j J0Jlj dan klausa keduanya padajumlah

~flj ~Ij;" semantara konjungsi yang cligunakan tetap yang bermakna ibahah.

Aclapun mengenai peneljemahan dalam hubungan pemilihan ini suclah sesuai.

I "Tak ada sedikit pun campur tanganmu cia/am urman mereka illl, dan Allah meneril11fI ((mbatmereka, atau mengazab mere!w KarenC1 Sesungguhnya mereka ilu orang-orang yang za/im. "

Page 59: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

48

"Muhammad itu lidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalusebelumnya beberapa orang rasu!. Apaka!z jika dia wa!at alau dibllnll!z kamllberbalik ke belakang (mllrtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ialidak dapal mendalangkan mudharal kepada Allah sedikilpun, dan Allah akanmemberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. "(QS. Ali '!Jnran [3]: 144)

Ayat di atas jelas mengandung kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan karena dalam ayat tersebut terdapat partikel yang bermakna ibahah, dan

setiap jumlah yang terdapat partikel maka ia akan menjadi hubungan pemilihan,

dalam hal ini hubungan yang tidak menyatakan pertentangan. Adapun klausa yang

terclapat clalam ayat ini ada dua dan merupakan klausa yang sejajar atau sepadan,

namun klausa pertamanya hanya disebutkan vL:d,l,;f yang selanjutnya dilesapkan

dan dijelaskan pacla klausa kecluanya yaitu mengenai

peneljemahannya clalam ayat ini, Penu1is menganggap sudah sesuai.

Page 60: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

49

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kajir(orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara merekaapabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atall mereka berperang:"Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidakdibunuh. " Akibar (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allahmenimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allahmenghidupkan dan mematikan. dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. " (QS.Ali 'Imran [3]: 156)

Pada ayat ini (Ali imran: 156) jumlahf- "J • } __

,-"",J'lIJlyJ-,O I~j adalah menempati

klausa pertama dalam kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan, dan klausa

keduanya adalah pada jumlah <.>):.1; is' yang di koordinasikan dengan

menggunakan konjungsi koordinatif yang bermakna takhyir. Adapun mengenaJ

peneljemahan hubungan pemilihannya sudah sesuai.

Page 61: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

50

"Dan sunggull kalall kamu gugur di jalan Allah alau meninggal, tentulallampunan Allah dan rallmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yangmel'eka kumpulkan." (QS. Ali 'Imran [3]: 157)

Pada ayat ini, kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan jelas adanya,

karena kedua klausanya sepadan, partikel yang bermakna ibahah dipakai untuk

".-;.... ).'). ~

memisahkan klausa pertama yaitu pada jumlah ilJlJ.,;:,J ;ilijLr}j dan klausa..- ~" -'

keduanya padajumlah ~. Mengenai penetjemahannya, sudah sesuai.

"Dan sunggull jika kamu meninggal alau gugur, lenlulah kepada Allah sajakamu dikumpulkan. "(QS. Ali 'Imran [3]: 158)

Ayat di atas jelas mengandung kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan karena dalam ayat tersebut terdapat partikel yang bennakna ibahah, dan

setiap j umlah yang terdapat partikel maka ia akan menjadi hubungan pemilihan,

yang dalam hal tnt tidak menyatakan pe11entangan. Adapun klausa yang terdapat

Page 62: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

51

dalam ayat ini ada dua clan merupakan klausa yang sejajar atau sepadan, klausa

pertamanya aclalah ~qij, dan klausa kedunya mulai jumlah I' ~;:~ sampai aldlir

ayat. Masalah penerjemahannyapun Penulis l11enganggap sudah sesuai.

"Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. kepadamereka dikatakan, 'Marilah belperallg di jalall Allah filau pertahallkalllalt(dirimu). . Mereka berkata, 'Sekiranya kami mengetahui akan teljadi peperangan,tentulah kami mengikuti kamu. ' Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafirandari pada keimanan. mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang !idakterkandung dalam hatinya. dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. dan Allahlebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. " (QS. Ali '1l11ran [3]: 167)

Pacla ayat ini, kalil11at majemuk koordinatif hubungan pel11ilihan jelas aclanya,

keclua klausanyapun sepadan, partikel yang bermakna takhyir clipakai untuk

mel11isahkan klausa pertama yaitu paclajumlah JJJI ~J 1):3 ljJ~ dan klausa.' .

Page 63: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

52

keduanya pada jumlah i;';~1. Mengenai peneljemahannya, Penulis menganggap

sudah sesuai .

.. (Yaitu) orang-orang yang lIlengingat Allah sambi! berdiri alau dlldllk alaudalam keadan berbaring dan mereka memikirkan lenlang penciplaan langil danbumi (seraya berkala), 'fa Tuhan kami, liadalah Engkall menciptakan lni dengansia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. '" (QS. Ali'Imran [3]: 191)

Pada ayat ini memang terdapat kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan, karena klausa-klausanya sepadan. Namun konjungsi yang digunakan

dalam ayat ini adalah bukanlah namun dalam penerjemahan bahasa Indonesia

digunakan partikel alau. Adapun masalah penerjemahannya, Penulis menganggap ada

yang kurang sesuai dari segi penlliisan, yaitll pada konjllngsi atau yang pertama,

Sebaiknya konjungsi alau yang pertama diganti dengan tanda baca koma (,).2

2 "(Yail1l) orang-orang yang mengingat Allah sambi! herdir!, dudl/ka/au da/am keadanberbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langi! dan bum! (sel'aya berkata), 'Ya Tuhankomi, !ladalah Engkau menciptakan In! dengcm sia-sia, Maha Sue! Engkau, l\1aka peliharalah kamidan' siksa neraka. '"

Page 64: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

53

"lv/aka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antarakamu, balk lakl-lakl atau perempllan, (karena) sebagian kamu adalah turunan darisebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampllnghalamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh,Pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan Pastilah Aku masukkanmereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala disisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik. '" (QS. Ali' Imran [3]: 195)

Pada ayat ini kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan jelas terlihat,

karena adanya konjungsi yang bermakna taqshim dalam ayal ini clan keclua

klausanyapun selara. Klausa pertamanya aclalah dari awal ayat sampai kata fl, dan

-

, ~

klausa kecluanya aclalah ,:pI. Mengenai penerjemahannya, Penulis menganggap suclah

sesuaJ.

Page 65: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

54

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyatabagi Allah orang-orang yang be/jihad di antaramu dan be/um nyata orang-orangyang sabar. "(QS. Ali 'Imran [3]: 142)

Pacla ayat ini terclapat partikel pacla awal ayat, namun partikel ini bukanlah

termasuk partikel penghubung atau konjungsi koorclinatif hubungan pemilihan clalam

kalimat tersebut, partikel ini lebih sesuai bila masuk clalam kategori partikel yang

cligunakan untuk pertanyaan (lstifham). Dengan kata lain ayat ini ticlak termasuk

clalam kalimat majemuk koorclinatif hubungan pemilihan yang Penulis seclang

analisa.

Page 66: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

BABV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membahas dan menelaah kalimat majemuk koordinatif hubungan

pemilihan dan peneljemahannya dalam bahasa Indonesia, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

I. Persamaan kalimat majemuk koordinatif hubungan pemilihan dalam bahasa

Indonesia dana bahasa Arab.

a). Terdiri dari dua buah klausa yang mana klausa pertama dan klausa kedua

sepadan atau sejajar. Diantara kedua klausa tersebu1 dihubungkan dengan

konjungsi koordinatif. Dalam bahasa Indonesia, konjungsi yang digunakan

adalah partikel alau, sedangkan dalam bahasa Arab berupa partikel au dan

am. Namun terkadang ada konjungsi wawu yang diterjemahkan menjadi

alau.

b). Klausa-klausa yang dihubungkan oleh konjungsi koordinatif mempunyai

fungsi sintaksis yang sarna, namun dari salah satu klausa tersebut ada yang

dilesapkan.

2. Perbedaan kalimat majemuk koordinatif hubungan pernilihan dalam bahasa

Arab dan bahasa Indonesia.

Page 67: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

56

a) Dalam bahasa Indonesia, konjungsi koordinatif hubungan pemilihan

hanya ada satu macam, yaitu atau. Sementara dalam bahasa Arab,

konjungsi tersebut terdapat dua macam yaitu au dan am, yang dalam

penggunaanya memiliki aturan masing-masing.

b) Konjungsi yang digunakan ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat

manasuka. Dalam bahasa Indonesia, konjungsi Atau dapat

mengkoordinasikan lebih dari dua klausa, maka konjungsi atau

menempati posisi sebelum klausa terakhir, sedangkan pada klausa

sebelumnya konjungsi atau dapat dilesapkan, dan diantara klausa­

klausanya diletakkan tanda koma sebagai pemisah Idausa yang satu

dengan klausa yang lain. Sementara dalam bahasa Arab penggunaan

konjungsi tetap dihadirkan walaupun lebih dari dua klausa.

c). Kehadiran konjungsi atau sebagai konjungsi altematif bersifat wajib dalam

klausa terakhir, sedangkan pada klausa-klausa sebelumnya atau dapat

dilesapkan. Adapun dalam bahasa Arab aturan menggunakan konjungsi

tetap wajib ditulis walaupun lebih dari dari tiga klam:a.

2. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan konjungsi dalam

suatu kalimat tergantung pada konteks dan pilihan kata yang tepat. Dengan

kata lain, tidak ada padanan pasti untuk setiap partikel penghubung. Karena

itu, banyak alternatif terjemahan dalam sejumlah ayat, dan yang paling

Page 68: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

57

penting adalah harus sesuai dengan EYD. Hal 1111 terkait dengan penutur

bahasa ataupun pengguna bahasa.

B. REKOMENDASI

"Tak ada gading yang tak retak" Semaksimal apapun yang telah diupayakan oleh

seorang manusia, pasti ada saja kelemahan dan kekurangannya. Tidak berbeda

dengan skripsi 1111, yang masih jauh dari nilai sempurna. Karena itu upaya

penyempurnaan skripsi ini merupakan suatu keharusan demi menghasilkan suatu

karya yang kian hari kian sempurna.

Pembahasan selanjutnya yang Penulis harapkan dari sIapapun yang berkenan,

yaitu menelaah dan menganalisa konjungsi-konjungsi lain yang menitik beratkan

pada sudut semantis bukan hanya sintaksis. Dengan anaHsa tersebut, Penulis

harapkan segala persoalan yang menyangkut konjungsi dalam kalimat koordinatif

maupun subordinatif dapat diselesaikan secm'a tuntas, dan bukan hanya sampai di sini

saja, tetapi skripsi yang telah disempurnakan ini akan bisa ditindak lanjuti dengan

mengajukannya kepada Tim Pentashih Al Qur'an Departemen Agama Republik

Indonesia. Dengan tujuan agar kekeliruan yang tidak jarang kita temukan dalam

Al Qur'an Teljemahan Departeman Agama -paling tidak- dapat climinimalisir,

sehingga dapat memuclahkan para pembacanya clalam lllemahallli dan mencerna

segala yang terkandung clalalll kitab suci ini. Hal ini pula yang melatarbelakangi

penulisan skripsi yang masih sederhana ini

Page 69: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

58

Harapan Penulis dengan karya yang sederana ini, semoga dapat memberikan

sumbangsih dan manfaat yang cuImp berarti bagi siapa saja yang ikut menyelami

dunia linguistik yang cukup luas ini, dan juga bagi siapa saja yang yang ikut berkarya

dalam dunia penerjemahan.

Page 70: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

AI-Ghulayaini, Musthafa, .lami ad-Durus al-Arabiyyah, Beirut: Dar al-Kutub al­

Ilmiyyah, 2002.

Alwi, Hasan et aI., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

2003, Edisi Ke 3.

Arifin, Zainal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika

Prasindo,2003.

As-Shonhaji, AI-Imam, Muhtasar .liddan, Surabaya: Al Hidayah, tt.

Bahauddin Abdullah ibnu Aqil, Aljiyyah Syarah Ibnu 'Aqil, (terj), Bandung: Sinal'

Baru, 1992.

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Dahlan, Imam Zaini, Tasywiqul Khallan, Surabaya: Al I-Iidayah, tt.

Departemen Agama RI, Al QUI' 'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1990.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka,2003.

Djuha, Djawahir, Tata Bahasa Arab, Bandung: Sinal' Baru, 1989.

Eman, A. Rahman, dan Sudarno, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi, Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah.

Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Media, 2005

Hanafi, Nurachman, Teori dan Seni AIeneljemahkan, Ende Flores: Nusa Indah, 1986.

Page 71: !lUI{ ][{OOUDINATIF - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17032/1/ABDUL... · c. Hubungan Pemilihan 26 BAB III: KALIMAT MAJEMUK KOORDINATIF HUBUNGAN

60

Lapoliwa, Hans, Klausa Pemerlengkap dalam Bahasa Indonesia: Tinjauan Sintaktik

dan Semantik, Jakm1a: Kanisius, 1990. Cel. Pertama.

Moeliono, Anton M, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1988.

____, Kembara Bahasa, Jakarta: Gramedia, 1989.

Pateda, Mansoer, Linguistik Sebuah Pengantar, Jakarta: Angka:;a, 1988, Cel. Ke-10.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dalam Pengajaran

Bahasa dan Sastrq. Tahun I NomoI' 4,1976. juga terdapat lampiran dalam\

buku Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia, terbitan Balai Pustaka, 1988.

Purbo, Bambang Kaswanti, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyibak Kurikulum

1984, Jogyakarta: Kanisius, 1990.

Shofwan, M. Sholihuddin, Maqasid al Nahwiyah: Pengantar Memahami Alfiyah

Ibnu Malik Jombang: Daml Hikmah, 2002.

Sugono, Dendy, Bel'bahasa Indonesia dengan Benal', Jakarta: Pnspa Snara, 1999.

Verhaar, J.W.M, Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada Universty

Press, 2004.

Wafi M. dan A. Bahauddin, Khazanah Andalus: Menguak Karya Monumental Alfiah

Ibn Malik, Yogyakm1a: Titian Ilahi Press, 2003.

Widyamartaya A. Seni Menggayakan Kalimat, Yogyakarta: Kanisius 1995.

Zaim, M,. "Pelesapan Frasa Nomina pada Konstruksi Koordinatif Bahasa Inggris"

(Tesis Pascasarjana), Depok: Perpustakaan Universitas Indonesia, 1993.