lp bblr

15
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Bayi Berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. Pada BBLR sering ditemui refleks menghisap atau menelan lemah, bahkan kadang-kadang tidak ada. Bayi cepat lelah, saat menyusu sering tersedak atau malas menghisap dll (Mansjoer, 2000). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah semua bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2.499) tanpa melihat usia kehamilan. (Saifudin, 2002). BBLR adalah setiap bayi yang beratnya hanya 2.500 gram atau di bawahnya pada saat lahir. (Denis Tiran, 2003). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004) 1

Upload: febria-cahya

Post on 27-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP BBLR

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Bayi Berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. Pada BBLR

sering ditemui refleks menghisap atau menelan lemah, bahkan kadang-

kadang tidak ada. Bayi cepat lelah, saat menyusu sering tersedak atau

malas menghisap dll (Mansjoer, 2000).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah semua bayi yang

dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram (sampai dengan

2.499) tanpa melihat usia kehamilan. (Saifudin, 2002).

BBLR adalah setiap bayi yang beratnya hanya 2.500 gram atau di

bawahnya pada saat lahir. (Denis Tiran, 2003).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter

Anak Indonesia, 2004).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia

gestasi (Wong, 2004)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang

lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau 2499 gram

(Hidayat, 2005).

Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang bulan menurut usia

kehamilannya (gestasi). Cukup bulan adalah usia kehamilan 37 hingga 42

minggu lebih atau kurang dari 2 minggu (Rahmi,2008).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2500 gram pada saat kelahirannya (Indrasanto, dkk, 2008)

Jadi dapat disimpulkan Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi

dengan berat lahir < 2500gr tanpa memandang masa gestasi.

1

Page 2: LP BBLR

Klasifikasi

BBLR dibagi menjadi 2 golongan :

a. Prematuritas murni

Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang

dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan

untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai

masa kehamilan (MKB-SMK).

Gejala klinis (karakteristik):

         Berat badan <2500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkar kepala

<33 cm, lingkar dada <30 cm

         Masa gestasi <37 minggu

         Kepala lebih besar dari badan

         Kulit tipis transparan

         Lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan

lengan

         Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia

mayora (wanita), pada laki-laki testis belum turun

         Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat

         Rambut tipis, halus dan teranyam

         Tulang rawan dan daun telinga

         Putting susu belum terbentuk dengan baik

         Pergerakan kurang dan lemah

         Banyak tidur, tangis lemah, pernapasan belum teratur dan sering

mengalami apnea

         Refleks tonus leher lemah, refleks menghisap dan menelan serta

refleks batuk belum sempurna

         Kulit tampak mengkilat dan licin

2.      Dismaturitas

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan

pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam pre term (< 38 minggu), term

(38-42 minggu), dan post term (> 42 minggu).

Gejala klinis (karakteristik):

2

Page 3: LP BBLR

a. Pre term :

Sama dengan bayi prematuritas murni

b.      Term dan post term :

         Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tidak ada

         Kulit pucat/bernoda mekonium, kering keriput tipis

         Jaringan lemak di bawah kulit tipis

         Bayi tampak gesit, aktif dan kuat

         Tali pusat berwarna kuning kehijauan

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir

rendah dibedakan:

a. Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 – 2500 gram

b. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram

c. Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.

Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain.

a. Faktor ibu

Penyakit, seperti malaria, anemia, sipilis

Komplikasi pada kehamilan, seperti perdarahan antepartum, pre-

eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.

Usia Ibu dan paritas, angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada

bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun dan jarak hamil-bersalin terlalu dekat.

Faktor kebiasaan ibu seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu

pengguna narkotika.

b. Faktor Janin

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan

kromosom.

c. Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan

tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun (Ikatan Dokter

Anak Indonesia, 2004)

Patofisiologi

3

Page 4: LP BBLR

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang

belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.

Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan

(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai

2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan

bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti

adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang

menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin

tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat

normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak

menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat

hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu

dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi

kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah

dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di

bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang

paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi

besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk

metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada

saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat

mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,

BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu

hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas

maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan

prematur juga lebih besar.

B. PATHWAY

4

Page 5: LP BBLR

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

5

Page 6: LP BBLR

X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya

abnormalitas

Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ

Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia

Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada

prematur lebih peka terhadap hiperbilirubinemia)

Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah,

urinalisis, analisis feses dan lain sebagainya.

Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Riwayat Maternal

Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)

Kehamilan ganda ( gemeli)

Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang

Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll

Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll

Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok

2. Riwayat Kelahiran

Gestasi : 24- 37 minggu

BB : < 2500 gram

APGAR SKORE

3. Sistem kardiovaskuler

HR : 120-160 x/menit

Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri

dan tekanan paru yang masih tinggi atau adanya atelektasis

4. Sistem gastrointestinal

Abdomen menonjol

Pengeluaran mekonium: 12-24 jam

Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah

Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital

Berat badan kurang 2500

6

Page 7: LP BBLR

5. Sistem integumen

Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan

Kulit tipis, transparan, halus dan licin

Lanugo banyak

Kuku pendek

Rambut sedikit dan halus

Garis tangan sedikit dan halus

6. Sistem muskuloskeletal

Tulang rawan telinga belum berkembang, telinga halus dan lunak

Tulang kepala dan tulang rusuk lunak

Reflek kurang dan letargi

7. Neuroensori

Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran

kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh. Edema kelopak mata

umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi).

8. Pernafasan

Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak

teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).

Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan

substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi

“ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress

pernafasan (RDS).

9. Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.

Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.

muda/kebiruan, sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi secara luas

diseluruh tubuh.

10. Seksualitas

Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia

mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun,

rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

7

Page 8: LP BBLR

1. Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan kurangnya

jaringan lemak subkutan, sistem termoregulator imatur, tidak adanya

jaringan adiposa cokelat.

Mempertahankan temperatur pada aksila (36,5-37,2o C) dengan

cara mengkaji temperatur aksila tiap 1-4 jam

Pertahankan suhu lingkungan yang netral (25oC)

Mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji

status respiratory

Mencegah lingkungan terhadap peralatan dingin, kain basah.

Menyediakan selimut atau pakaian hangat

Mempertahankan suhu bayi ke dalam inkubator. Pengaturan suhu

inkubator:

Berat badan lahir

(gr)

0-24 jam 2-3 hari 4-7 hari 8 hari

1500

1501-2000

2001-2500

>2500

34-36oC

33-34 oC

33 oC

32-33 oC

33-35 oC

33 oC

32-33 oC

34 oC

33-34 oC

32-33 oC

32 oC

31-32 oC

32-33 oC

32 oC

32 oC

32 oC

2. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan imaturitas kulit 

dan adanya mobilitas.

Kaji keadaan kulit dan membran mukosa tiap 2-4 jam

Mengatur posisi tiap 2-4 jam

Hindari penggunaan lotion, krim atau powder yang berlebihan

3. Potensial infeksi berhubungan dengan sistem imunitas yang imatur,

prosedur invasif.

Kaji tanda vital tiap 1-2 jam

Mempertahankan lingkungan dalam suhu normal

Mempertahankan prinsip aseptic sebelum kontak dengan klien

4. Potensial kurang cairan berhubungan dengan sensible dan insensible

kehilangan cairan

8

Page 9: LP BBLR

Kaji berat badan tiap hari dengan menggunakan skala yang sama

Monitor keseimbangan cairan, elektrolit

Kaji haluaran urine tiap 2-4 jam

Kaji adanya glukosuria tiap 4-8 jam

Monitor hasil pemeriksaan elektrolit Na, K. Laporkan segera jika

ada penyimpangan.

5. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan penyimpanan glikogen, Ca, Fe inadekuat

Kaji berat badan tiap hari dengan menggunakan skala yang sama

Perhatikan setiap kenaikan pemberian makanan sesuai permintaan

Monitor terhadap keadaan yang menunjukkan hipoglikemi. Kaji

adanya letargi, penurunan tonus otot. Monitor glukosa darah.

Monitor terhadap keadaan yang menunjukkan hipokalsemia.

Observasi terhadap irritability, tremor. Monitor level serum Ca.

Kalkulasi kebutuhan kalori. Berikan glukosa IV atau TPN sesuai

permintaan

Tingkatkan pemberian nutrisi melalui botol atau ASI sesuai

indikasi   

6. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan policitemia, infeksi

pernapasan

Monitor status respiratory tiap 2-4 jam ataus sesuai indikasi.

Gunakan pulse oximetri dan/atau transcutaneous monitor,

laporkan jika terdapat penyimpangan

Monitor hasil pemeriksaan BGA

Deteksi adanya episode apnea

7. Intoleran aktivitas berhubungan dengan prematuritas, sistem susunan

saraf imatur

Mempertahankan kestabilan oksigen dengan melakukan

monitoring terhadap nadi

Mengkondisikan lingkungan yang nyaman

Menyediakan monitoring jantung dan paru

Mengurangi stimulasi dengan mengkaji selama aktivitas

F. DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: LP BBLR

Ladewig,patricia,dkk. 2006. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi

Baru Lahir Edisi 5. Jakarta: EGC

Ngatisyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC

Surasmi,Asrining,dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta:

EGC

Doengoes, M.E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta:

EGC

Hidayat, A.A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta:

Salemba Medika

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (untuk perawat

dan bidan). Jakarta: Salemba Medika

Bobak Jensen, Lowdermik. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Jakarta : EGC

Wong, Donna L. 2003. Perawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar

Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

10