long life education

21
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (Long life education) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan dibina oleh Dr. Syaad Patmanthara Oleh: Ratna Ayu Indrawati 100534406802 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Upload: r3ezch4

Post on 30-Jun-2015

391 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Long life education

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

(Long life education)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan

dibina oleh Dr. Syaad Patmanthara

Oleh:

Ratna Ayu Indrawati 100534406802

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Februari, 2011

Page 2: Long life education

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain,

manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.

Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan

bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya

pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani

dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi

pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai

sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk

mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-

kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat

benar adanya didalam kehidupan kita.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian, dan dasar pendidikan seumur hidup

2. Tujuan pendidikan seumur hidup

3. Alasan diperlukannya pendidikan seumur hidup

4. Menjadi manusia pembelajar

5. Kecerdasan manusia, martabat hidup dan kemajuan masyarakat

Page 3: Long life education

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian, dan dasar

Pendidikan seumur hidup bukan suatu system pendidikan yang berstruktur,

melainkan suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi system

pendidikan yang ada. Dalam kenyataan hidup dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa

hakikatnya orang belajar seumur hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui

proses yang tidak sama.

Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses

pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan

hingga meninggal dunia. Pendeknya tidak ada batas usia yang menunjukkan seseorang

tidak mungkin dan tidak dapat belajar. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk

belajar secara informal, non formal maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga,

disekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Jika seorang petani tua

berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan

hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntungkan itu adalah pertanda bawa belajar

itu tidak dibatasi oleh usia.

Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai

dimasyarakat melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/

MPR / 1978 Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional,

antara lain :

1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka

panjang )

2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah

tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab

bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian

pendidikan, butir (d) ).

Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa

proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

Page 4: Long life education

Dasar-dasar pemikiran long life education :

1. Tinjauan ideologis

Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri,

untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan

ketrampilan hidup.

2. Tinjauan ekonomis

Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :

a. Meningkatkan produktivitasnya

b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya

c. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan

d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat

3. Tinjauan sosiologis

Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk

memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak

mereka juga bersekolah.

4. Tinjauan Filosofis

Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

5. Tinjauan Teknologis

Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula

sebaliknya.

Page 5: Long life education

6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis

Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu

pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi

pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu

yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

2. TujuanPendidikan Seumur Hidup

Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :

1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan

hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.

2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia

bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

3. Alasan Pendidikan Seumur Hidup diperlukan

a. Alasan Keadilan

Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan

masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya

keadilan social. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya

persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan

social, ekonomi, dan politik. Hinsen menunjukkan konteks yang lebih luas yaitu

dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih baik akan membuka

peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional

(Cropley : 33). Dalam hubungan ini Bowle mengemukakan statemen bahwa

pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah

sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan social (Cropley : 33).

b. Alasan Ekonomi

Persoalan pendididkan seumur hidup dikaitkan dengan biaya

penyelenggaraan pendidikan, produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di Negara

sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas

Page 6: Long life education

pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar

keterlambatan pembangunan dirasakan , sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya

dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di Negara yang sudah maju

teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan

dan jenis-jenis pendidikan. Beberapa Negara maju merasakan beratnya beban biaya

penyelenggaraan pendidikan itu. Beberapa alternative dilakukan untuk mengatasi

mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain dengan cara memperbesar daya serap

sekolah misalnya dengan system double shift, memperpendek masa pendidikan,

meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan, mendiseminasikan inovasi-

inovasi pendidikan, dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan masalah tersebut

pendidikan seumur hidup yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru

dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih

luas dan lebih longgar(Cropley : 35).

Pertanyaan yang diajukan oleh pakar ekonomi lazimnya ialah apakah

pendidikan seumur hidup dapat meningkatkan rate of return pendidikan? Misalnya

dengan biaya pendidikan sebesar 1 juta rupiah maka sebagai hasil pendidikan akan

meningkatkan GNP 4 juta rupiah. Terhadap persoalan tersebur para pendukung

pendidikan seumur hidup menyatakan secara lebih berhati-hati, yakni bahwa

keuntungan yang diperoleh dari pendidikan seumur hidup terutama berupa

peningkatan kualitas hidup, kemaknaan diri (self fullfilment), melepaskan diri dari

belenggu kebodohan, kemiskinan dan eksploitasi, kalaupun bukan peningkatan

produksi kerja dan GNP (Cropley : 35-36).

c. Alasan Perkembangan IPTEK

Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi

yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka

kematian. Di segi lain muncul pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi

dalam proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah tingkah laku,

perubahan peran guru dan siswa, munculnya berbagai tenaga kependidikan nonguru,

pendayagunaan sumber belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain.

Kesemuanya itu mengandung potensi yang kaya bagi terselenggaranya pendidikan

sepanjang hidup.

Page 7: Long life education

d. Alasan Faktor Sosial yang berhubungan denga perubahan peranan keluarga,

remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek

Perkembangan iptek yang demikian pesat yang telahmelanda Negara maju

dan Negara-negara berkembang memberi dampak yang besar terhadap terjadinya

perubahan-perubahan kehidupan social ekonomi dan nilai budaya.

Fungsi pendidikan yang seharusnya diperankan oleh keluarga, dan juga

fungsi lainnya seperti fungsi ekonomi, rekreasi dan lain-lain, lebih banyak diambil

alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi di luar lingkungan keluarg,

khususnya oleh sekolah. Dengan diambil alihnya sebagian tigas pendidikan oleh

sekolah, banyak orang tua yang mengira bahwa seluruh tugas pendidikan sudah

ditangani secara tuntas oleh sekolah, sehingga orang tua hanya tinggal menunggu

hasilnya. Sebaliknya sekolah menganggap bahwa pendidikan afektif sepenuhnya

menjad tanggung jawab orang tua. Ketidaksinkronan konsep pendidikan di

lingkungan keluarga dengan pendidikan di sekolah tersebut menimbulkan

kesenjangan. Kesenjangan tersebut dapat diisi melalui penyelenggaraan pendidikan

seumur hidup yang bersifat menembus batas-batas kelembagaan.

Jika dahulu masa anak dan remaja diartikan sebagai masa belajar dalam

dunia persekolahan, sedangkan dunia orang dewasa adalah dunia kerja, kini garis

batas yang memisahkan kedua kelompok usia tersebut sudah menjadi kabur. Semakin

hari banyak remaja yang berumah tangga dan bekerja, sedangkan di pihak lain

semakin banyak orang dewasa yang bersekolah. Garis pemisah yang kukuh antara

kedua macam kelompok tersebut berabad-abad telah dipertahankan di dalam

kiehidupan bermasyarakat. Berkat kemajuan perkembangan iptek banyak hal yang

dahulunya hanya menjadi hak istimewa kelompok dewasa, seperti hak untuk

membuat keputusan atas sesuatu yang menjadi pilihan anak, telah beralih kepada

kelompok anak dan remaja sendiri.

Situasi demikian juga terdapat pada hubungan antara pekerjaan dengan

pimpinan. Pola umum tentang hubungan social antara pekerja dengan pimpinan yang

dahulu harus dipegang ketat sudah menjadi longgar. Pekerja di masa mendatang

mungkin harus melakukan peran social yang saat ini dianggap hanya cocok untuk

atasan.

Page 8: Long life education

Gejala social lain yang juga memiliki arti penting, yaitu meningkatnya

emansipasi wanita. Emansipasi wanita yang telah berlangsung demikian pesat telah

mengubah konsep tentang dunia dan peran wanita, demikian pula peran pria sebagai

pencari nafkah. Banyak posisi yang dahulu hanya cocok untuk pria, sekarang diisi

oleh wanita, dan sebaliknya.

e. Alasan Sifat Pekerjaan

Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan iptek di satu sisi dalam

skala besar meminta pekerjaan tangan diganti dengan mesin, tetapi disisi yang lain

juga member andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang banyak

menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses pekerjaan.

Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah.

Untuk dapat menangani pekerjaan-pekerjaan yang menuntut persyaratan-

persyaratan baru seseorang harus berkemauan untuk selalu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan secara terus-menerus. Kondisi seperti ini mengandung

implikasi bahwa pendidikan seumur hidup merupakan alternative yang dapat

mengantisipasi pemecahan masalah-maslah yang dihadapi oleh pekerja-pekerja di

masa depan.

4. Menjadi manusia pembelajar

Belajar adalah proses yang sadar atau tidak dilakukan oleh manusia hingga

akhir hayatnya kelak. Proses yang senantiasa dilakukan untuk meng-upgrade diri menuju

pribadi yang ideal.

Manusia pembelajar adalah setiap orang (manusia) yang bersedia menerima

tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting, yakni:

pertama, berusaha mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dengan

selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik tentang beberapa pertanyaan

eksistensial seperti:

Siapakah aku ini?; Dari mana aku datang?; Kemanakah aku akan pergi?; Apa

yang menjadi tanggung jawabku dalam hidup ini?; Kepada siapa aku percaya?;

Page 9: Long life education

kedua, berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya itu,

mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh-penuhnya, seutuh-utuhnya,

dengan cara menjadi dirinya sendiri dan menolak untuk dibanding-bandingkan

dengan sesuatu yang “bukan dirinya”.

5. Kecerdasan manusia, martabat hidup dan kemajuan masyarakat

Manusia memiliki kecerdasan yang dapat dibedakan menjadi 8. Dalam istilah

yang lebih populer, kedelapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia itu adalah :

a. Kecerdasan Linguistik : Word Smart

Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini

sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara

hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan

politik. Coba anda periksa kepribadian di bawah ini, mana yang merupakan

kepribadian anda:

Suka menulis kreatif di rumah.

Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.

Menikmati membaca buku di waktu senggang.

Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.

Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.

Yang manakah kemampuan linguistik anda ??

Jika kamu di sekolah, kampus banyak bicara dan kurang memperhatikan

pelajaran atau menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak mengerjakan PR, senang

bercerita. Kamu mepunyai kecerdasan linguistik. Kembangkanlah potensimu terus.

Suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang hebat.

b. Kecerdasan Logis- Matematis : Number Smart

Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan

kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan

ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen.

Page 10: Long life education

Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan

ahli matematika.

Coba periksa ketrampilan yang ada pada anda saat ini:

Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.

Menikmati menggunakan bahasa komputer atau progam software logika

Ahli bermain catur, dan permainan strategi lainnya

Menjelaskan masalah secara logis

Merancang Eksperimen

Suka bermain teka-teki logika

Mudah memahami sebab-akibat

Menikmati pelajaran matematika dan IPA serta mendapatkan prestasi yang

bagus

Kemampuan logis yang manakah yang saya miliki ??

Inilah kecerdasan yang dikaitkan dengan kecerdasan dalam bersekolah.

Jika kamu memiliki kecenderungan kutu buku, mendapat nilai tinggi IPA, menikmati

dan berinteraksi dengan komputer, mencoba mencari jawaban yang sulit, maka Kamu

berbakat besar dalam kecerdasan ini. Kembangkan terus, suatu saat kamu akan

menjadi seorang ilmuwan, akuntan, insinyur, ahli pemrogaman komputer atau

mungkin filosofi.

c. Kecerdasan Spasial : Picture Smart

Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini

melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang

atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta

pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.

Coba periksa ketrampilan yang menurut kamu ada pada diri kamu:

Menonjol dalam kelas seni kelas.

Mudah membaca peta, grafik dan diagram.

Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya

Mencoret-coret diatas kertas

Page 11: Long life education

Lebih mudah memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang

membaca.

Jadi yang manakah kemampuan spasial yang anda miliki ??

Seandaianya kamu menonjol dalam kecerdasan ini, kembangkanlah.

Karena suatu saat kamu bisa jadi pelukis, pemahat, designer, dan perancang bangun.

d. Kecerdasan Kinestetik- Jasmani : Body Smart

Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari,

seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay,

ahli bedah)

Coba anda pilih ketrampilan yang ada pada diri anda:

Bergerak-gerak ketika sedang duduk

Terlibat dalam kegiatan fisik seperti renang, bersepeda, hiking atau bermain

skate board.

Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.

Menikmati melompat, gulat dan lari.

Memperlihatkan kerampilan dalam kerajinan tangan seperti kayu, menjahit,

mengukir.

Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan

“kotor” lainnya.

Suka membongkar sebuah benda kemudian menyusunnya lagi

Lalu kemampuan kinestetik jasmani apa yang anda miliki sekarang ??

Jika anda tidak betah duduk lama-lama dan lebih suka bergerak, menyukai

studi lapangan, maka kamu menonjol dalam kecerdasan ini. Maka kembangkanlah

terus.

e. Kecerdasan Musikal: Music Smart

Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu,

mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik.

Page 12: Long life education

Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan

virtuoso piano di dunia seni dan budaya.

Bakat musik adalah sesuatu bakat yang selam ini dibiarkan atau

ditelantarkan di sekolah. Jikalau kamu memiliki bakat ini maka ada baiknya

mengembangkan di luar lingkungan sekolah.

f. Kecerdasan Antar Pribadi: People Smart

Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerj untuk

orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati,

kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.

Nah jika kalian sangat populer di kalangan teman-temanmu dan mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cepat. Maka kamu berbakat dalam

kecerdasan ini. Kembangkanlah, suatu saat kamu akan menjadi seorang pemimpin,

konselor, pengusaha atau organiser komunitas.

g. Kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart

Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri,

kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat

penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan

disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis

baru.

Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai

menargetkan dan menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak

pemalu, maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan

ini karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.

h. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart

Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-

bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna

Page 13: Long life education

lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga

hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan diatas dan

setiap harinya digunakan dan dikombinasikannya. Contohnya saja bila pemain sepak

bola menggiring bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik-jasmani

untuk menggiring bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola

setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan

anggota tim lainnya. Akan tetapi mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling

dominan yaitu kinestik-jasmani.

Page 14: Long life education

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, Drs. S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan. Rineka

Cipta, 2005

www.Google.com