larutan analitik +++

27
Laporan Praktikum Larutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya.[1] Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalu pembuatannya secara langsung. Disamping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder, larutan ini

Upload: balqis-nilnaizar-ramadhan

Post on 03-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Larutan analitik +++

Laporan Praktikum Larutan

BAB I

                                                  PENDAHULUAN                             

A.    Latar belakang

Kata larutan (solution) sering dijumpai.  Larutan merupakan campuran homogen antar

dua atau lebih zat berbeda jenis.  Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat

terlarut (solution), dan pelarut  (solvent).  Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat

bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan.  Apabila fase larutan dan fase zat-

zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut

sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya.[1]

Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi

larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar

diperoleh melalu pembuatannya secara langsung.  Disamping larutan baku primer, dikenal juga

larutan baku sekunder, larutan ini kebekuannya (kapasitas molaritasnya) ditetapkan langsung

terhadap larutan baku primer.[2]

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan ini, untuk mengetahu pembuatan

larutan dan standarisasi suatu larutan.

B.       Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

1.    Bagaiman cara mengetahui pembuatan larutan baku asam klorida (HCl) 0,1N.

Page 2: Larutan analitik +++

2.    Bagaimana cara pembakuan larutan asam klorida (HCl) 0,1N dengan  natrium karbonat

(Na2CO3).

C.      Tujuan

 Tujuan dalam pecobaan ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N.

2.       Untuk mengetahui cara pembakuan larutan asam klorida( HCl) 0,1N dengan natrium karbonat

(Na2CO3).

D.      Manfaat Percobaan

Manfaat dalam percobaan ini yaitu:

1.    Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N

2.    Mahasiswa dapat membedakan larutan baku primer dengan larutan baku sekunder.

3.    Mahasiswa dapat mengetahui cara menstandarisasi suatu larutan.

                                                   

                                                    BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Larutan

Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata

atau serba sama di seluruh volumenya.  Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih

Page 3: Larutan analitik +++

dari satu pelarut.  Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut

adalah komponene yang terdapat dalam jumlah yang banyak.  Suatu larutan dengan jumlah

maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh.  Sebelum mencapai titik

jenuh, larutan tidak jenuh.[3]

Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair atau fasa padat yang bergantung pada sifat

kedua komponen pembentuk larutan.  Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentukannya

sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya

sebagai zat terlarutnya.

Tabel 1. Jenis-jenis Larutan

Jenis larutan Zat penyusun1.      Larutan gas campuran antar gas antar uap (dalam semua

perbandingan).Contoh: ”udara” dengan N2 sebagai pelarut

2.      Larutan cair Zat padat, zat cair, atau gas melarut kedalam pelarut pelarut cair.Contoh: iod dalam alkohhol; asam asetat dalam air, O2 dalam air dan seterusnya

3.      Larutan padata.       Gas terlarut dalam zat padatb.      Zat cair terlarut dalam zat padatc.       Zat padat terlarut dalam zat

padat (disebut aliasi)

Gas H2 dalam logam paladium; gas N2 dalam logam titanium.  Raksa dalam logam emas (amalgam),

Seng dalam tembaga (disebut kuningan); karbon dalam besi (disebut baja); timah dalam tembaga (disebut perunggu); dan sebagainya.

Selain itu, masih ada  beberapa macam penggolongan lain teradap larutan.  Berdasarkan banyak

jenis zat yang menyusun larutan, dikenal larutan biner (tersusun dari dua jenis zat); larutan

terner (3 jenis zat  penyusun); larutan kuarterner (4 jenis zat penyusun).[4]

Page 4: Larutan analitik +++

Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal larutan elektrolit (larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit (larutan yang tidak dapat mengantarkan

arus listrik).  Sedangkan ditinjau dari kemampuan suatu zat melarut ke dalam sejumlah pelarut

pada suhu tertentu, dikenal:

1.      Larutan tak jenuh (unsaturated-solution); larutan yang masih dapat melarutkan sejumlah zat

terlarutnya.

2.      Larutan jenuh (saturated-solution); larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah

maksimal  pada suhu tertentu.

3.      Larutan lewat jenuh (supersaturated-solution); larutan yang mengandung zat terlarut melebii

jumlah maksimalnya.

B.     Konsentrasi Larutan

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau

pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau

satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.

Tabel 3. Satuan konsentrasi

Lambang Nama DefinisaSatuan fisika:% W/W persen berat gram zat

terlarut  gram larutan      X 100

% V/V persen volume mL zat terlarut    mL larutan        X 100

% W/V Persen gram zat terlarut   mL larutan         X 100

% mg persen miligram mg zat terlarut100 mL larutan     X 100

Ppm parts per million 1 mg zat

Page 5: Larutan analitik +++

terlarut    1L larutan         X 100

Ppb parts per billion 1 µ g zat terlarut     1L larutan        X 100

Sifat kimia:X fraksi mol mol zat terlarut

mol zat terlarut+mol pelarut

F Formal massa rumus zat terlarutlit

er larutanM Molar mol zat

terlarutkg pelarut

M Molal mol zat terlarut   kg

pelarutN Normal Ekivalen zat terlarut

       Liter larutan

m Eq Miliekivalen Seperseribu mol muatanOsm Osmolar       Osmols

   liter larutan     

Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat, % W/W, persen volume %

V/V, persen berat-volume %W/V, gram zat terlarut dalam satu liter larutan, milligram zat terlarut

dalam satu milliliter larutan, parts per mllion, ppm (bagian per sejuta), parts per billion, ppb

(bagian per milliard).  Cara menyatakan konsentrasi  dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M),

kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m) dan fraksi mol.[5]

C.    Larutan Baku

Larutan baku adalah larutan yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat

dibuat melalui dua cara.  Kedua cara tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan

baku.  Bahan baku adalah bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk membuat larutan baku

Page 6: Larutan analitik +++

primer (primary standary solution) dan untuk menetapkan kenormalan larutan baku sekunder

(secondary standard solution).[6]

Menurut Tim Kimia dalam penuntun kimia anorganik (2011), h. 1, syarat-syarat yang

harus dimiliki bahan baku adalah sebagai berikut;

1.      Harus murni atau mudah dimurnikan

2.      Harus dapat dikeringkan dan tidak higroskopik

3.      Harus mantap dalam keadaan murni maupun dalam larutan

4.      Harus dapat larut dalam pelarut yang cocok.

5.      Harus dapat bereaksi secara stoikiometri dengan larutan yang akan distandarisasikan atau zat

yang akan ditetapkan kadarnya,

6.      Bobot setara hendaknya besar, agar pengaruh kekurangan ketelitian sewaktu penimbangan

menjadi sekecil-kecilnya.

D.    Larutan Baku Primer dan Sekunder

Larutan  baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan

konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya

sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung.  Larutan yang sukar dibuat secara

kuantitatif ini selanjutnya dapat berfungsi sebagai larutan baku (disebut larutan baku sekunder)

setelah dibakukan jika larutan tersebut bersifat stabil sehingga dapat digunakan untuk

menetapkan konsentrasi larutan lain atau kadar suatu cuplikan.[7]

Page 7: Larutan analitik +++

Larutan baku primer harus dibuat seteliti dan setepat mungkin (secara kuantitatif).  Zat

yang dapat digunakan sebagai zat baku primer arus memenuhi persyaratan seperti berikut:

1.      Kemurniannya tinggi (pengotornys tidak melebihi 0,02%)

2.      Stabil (tidak menyerap H2O dan CO2; tidak bereaksi dengan udara, tidak mudah menguap, tidak

terurai, mudah dan tidak berubah pada pengeringan).  Zat yang stabil berarti memiliki rumus

kimia dan akan memudahkan  penimbangan.

3.      Memiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi.

4.      Larutannya bersifat stabil.[8]

Dalam hal tingkat kemurnian, reagen yang digunakan untuk analisis kuantitatif harus

mempunyai spesifikasi reagen-analar (AR).  Selain syarat-syarat tersebut harus dipenuhi,

kesalahan-kesalahan selama proses pembuatan seperti pengeringan, pengukuran (penimbangan)

dan pemindahan zat juga harus dihindarkan kecuali karena kesalahan alat, dengan demikian,

larutan yang diperoleh akan terukur secara teliti dan tepat dan melalui pengemasan atau

penyimpanan yang baik akan bertahan lama.[9]

Suatu zat yang memenuhi syarat-syarat diatas, dapat dilarutkan dan menghasilkan

larutan baku (molaritas atau normalitasnya) disebut larutan larutan baku primer.  Disamping

larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder. Larutan sekunder kebakuannya

(kapasitas molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer, jika suatu larutan

baku sekunder bersifat stabil dan dikemas atau disimpan dengan benar, maka larutan ini dapat

berfungsi sebagai larutan baku dan langsung dapat digunakan tanpa harus dibakukan lagi.[10]

Larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan

jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh:

perak nitrat (AgNO3), KMnO4, besi (II) sulfat (Fe(SO4)2). Syarat-syarat larutan baku sekunder:

Page 8: Larutan analitik +++

a.         Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer

b.        Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan

c.         Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.[11]

E.       Analisi Volumetri

Megukur volume larutan adalah jauh lebih cepat  dibandingkan dengan menimbang

berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri.  Akurasinya sama dengan metode gravimetri,

analisi volumetric juga dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan

bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dalam buret dalam bentuk

larutan.  Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung, maka syaratnya

adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi

samping, selain itu jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih, maka harus dapat diketahui

dengan suhu indicator.[12]

F.       Indikator Methyl Orange (MO)

Metil Orange (Methyl Orange) MO adalah senyawa organik dengan rumus

C14H14N3NaO3S dan biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator  metal

orange (MO) ini berubah warna dari merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning

pada pH diatas 4,4 jadi warna transisinya adalah orange. Struktur indikator ini adalah sebagai

berikut:

Page 9: Larutan analitik +++

                      .[13]                      Indikator metil orange (methyl orange) MO merupakan indikator asam-basa yang

berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna jingga dalam suasana basa, dengan trayek pH

3,1 – 4,4.  Penggunaan methyl orange (MO) dalam titrasi :

1.         Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen tidak

tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini disebabakan karena titrasi ini saling

menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7.

2.         Titrasi asam lemah oleh basa kuat. Jelas tidak boleh digunakan karena pada pH + 9, untuk

konsentrasi 0,1 M.

3.         Titrasi basa lemah oleh asam kuat, dapat dipakai, tetapi harus hati-hati, titrasi harus dihentikan

asal sudah terjadi perubahan warna.

Page 10: Larutan analitik +++

4.         Titrasi garam dari asam lemah oleh asam kuat.  Metil orange (MO) dapat dipakai tetapi titrasi

harus dihentikan setelah warna berubah.[14]

G.      Asam Klorida (HCl)

Asam klorida (HCl) adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (H Cl ).   asam

kuat  merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas

dalam industri.  Asam klorida (HCl) harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat

karena merupakan cairan yang sangat korosif.  Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik 

yang berarti dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali.  Dalam larutan asam klorida, H+

ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium (H3O+).

HCl + H2O → H3O+ + Cl−

Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida (Cl−).  Asam klorida (HCl) oleh karenanya dapat

digunakan untuk membuat garam klorida (Cl-), seperti natrium klorida  (NaCl).  Asam klorida

(HCl) adalah asam kuat karena berdisosiasi penuh dalam air.[15]

H.      Natrium Karbonat (Na2CO3)

Natrium karbonat (Na2CO3) atau soda.  Soda adalah bahan dasar penting bukan hanya

untuk keperluan sehari-hari (seperti sabun) tetapi juga untuk produk industri yang lebih canggih

(seperti gelas).  Soda didapatkan dari sumber alam dan kalium karbonat (K2CO3), yang juga

digunakan dalam sabun dan dapatkan dalam bentuk abu kayu.  Soda dan garam  natrium klorida

(NaCl) mengandung unsur yang sama.  Natrium dan penemuan ini mengakibatkan banyak orang

berusaha membuat soda dari garam.[16]

Page 11: Larutan analitik +++

BAB III

METODE PERCOBAAN

A.    Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakanya percobaan ini adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal         : Jumat, 29 April 2011

      Waktu                   : PukuL 08.00-11.00 WITA

      Tempat                  : Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Sains dan

                          Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,

                          Samata Gowa.

B.     Alat dan Bahan

1.      Alat

Page 12: Larutan analitik +++

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu oven, eksikator, neraca analitik, buret

asam 50 mL,labu ukur 500 mL, labu ukur 50 mL, erlemeyer 250 mL, pipet volume 25 mL, gelas

kimia 300 mL, gelas kimia 100 mL, pipet skala 5 mL, gelas kimia 300 mL, gelas kimia 250 mL,

cawan petri, corong, statif, gegep besi, kasa asbes, pipet tetes, spatula,  batang pengaduk dan labu

semprot.

2.      Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, asam klorida (HCl) pekat, aquades,

metil orange (MO), natrium karbonat (Na2CO3), dan  tissue.

C.    Prosedur Kerja

1.      Pembuatan larutan  asam klorida (HCl) 0,1N

a.       Memipet 4,1459 mL HCl pekat 37% ke dalam labu ukur 500 ml

b.      Menghimpitkan dengan aquades sampai tanda batas, dan menghomongenkan.

2.      Pembuatan standarisasi asam klorida (HCl) 0,1N dengan natrium karbonat (Na2CO3)

a.       Mengeringkan natrium karbonat (Na2CO3) dalam oven selama 30 menit dengan suhu 250oC. Ke

mudian mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.

b.      Menimbang natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 gram, kemudian memasukkan ke dalam erlemeyer

dan larutkan dengan aquades 25 mL.

c.       Menambahkan 2 tetes indikator metil orange (MO) warna kuning,  selanjutnya menitrasi dengan

asam klorida (HCl) 0,1N, hingga berwarna kuning pucat, kemudian menambahkan sedikit

Page 13: Larutan analitik +++

aquades dan titrasi kembali dilanjutkan hingga terjadi perubahan warna merah muda sampai

konstan dan menentukan volume titrasi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAASAN

A.    Hasil Pengamatan

1.      Pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N

4,1459 mL HCL pekat 37%                     

dipipet                                   

                                                 dimasukkan dalam labu ukur  500 mL

larutan HCl 0,1N

2.      Standarisasi larutan asam klorida (HCl0 0,1N dengan natrium karbonat (Na2CO3) anh

0,1 gr Na2CO3 (kering)                      ditimbang

                                              dilarutkan dengan 25 ml aquades

larutan Na2CO3 (bening)                      ditimbang

                                              tambah 2 tetes indikator MO

larutan kuning         dititrasi            larutan kuning pucat  

ditambahkan

                                                                                              aquades

larutan kuning pucat      dititrasi            larutan merah muda konstan

Berlaku secara duplo.

V1 = 20,1 mL

V2 = 20,2 mL

B.     Reaksi

2HCl (l) + Na2CO3 (s)                       2NaCl(aq) + CO2 (g) + H2O (aq)

Page 14: Larutan analitik +++

C.     Perhitungan

1.      Pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N dalam 500 mL

Diketahui: % HCl  = 37%

                      BST  = 36,5 gr/mol

                         BJ  = 1,19 gr/L

    V1  = 500 mL

Ditanyakan V2 . . . . .?

Penyelesaian: N = % x BJ x 1000                                    BM

                           = 37% x 1,19 gr/L x 1000                                          36,5  gr/mol

                      N2 = 12,06 N

V1 . N1 = V2 . N2

500 mL . 0,1N = V2 . 12,06 N

        50 ml . N = V2 . 12,06 N

                   V2 =     50 ml . N                                12,06 N

                        = 4,1459 mL

Jadi, untuk membuat larutan asam klorida (HCl) 0,1N dipipet 4,1459 mL HCl pekat 37% dan

dilarutka dalam labu ukur 500 mL, kemudian mengimpitkannya.

2.      Standarisasi larutan asam klorida (HCl) 0,1N dengan  natrium karbonat (Na2CO3) anh

Diketahui : V1 (HCl) = 20,1 mL

                   V1 (HCl) = 20,2 mL

                   Vrata-rata (HCl) = 20,15 mL = 0,02015 L

                   Massa Na2CO3 = 0,1 gr

Page 15: Larutan analitik +++

                   BM Na2CO3 = 106 gr/mol

                   Bst Na2CO3 = 53 gr/mol

Ditanyakan :N(HCl) setalah standarisasi. . . ?

Penyelesaian: G = L x N x Bst

                       N(HCl) =          G                                              L x Bst

                                 =           0,1 gr                                       0,02015 L x 53 gr

                                 = 0,0936 mol/L

                                 = 0,0936 N

D.      Pembahasan

Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis.  Ada

dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut  (solvent). 

Dalam pembuatan larutan, dikenal larutan baku, dimana larutan baku   adalah larutan

yang kepekaannya diketahui dengan tepat dan dapat dibuat melalui dua cara.  Kedua cara

tersebut masing-masing tergantung dari penggunaan bahan baku.  Bahan baku adalah bahan

kimia yang dapat dipergunakan untuk membuat larutan baku primer dan untuk menetapkan

kenormalan larutan baku sekunder.   Larutan baku primer adalah suatu larutan yang telah

diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri, sedangkan larutan baku

sekunder

Page 16: Larutan analitik +++

adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan

larutan baku primer dan biasanya melalui metode titrimetri.

Pada percobaan ini,  yang bertindak sebagai larutan baku primer adalah asam klorida

(HCl) karena berat molekulnya lebih kecil dan derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan

baku primer,  larutannya relatif stabil dalam penyimpanan,  Sedangkan yang bertindak sebagai

larutan baku primer adalah natrium karbonat (Na2CO3), karena berat molekulnya lebih besar,

mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni,  tidak bersifat

higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.

Pada pembuatan larutan asam klorida (HCl) O,1N.  Hal yang pertama yang dilakukan

yaitu, memipet 4, 1459 mL asam klorida (HCl) pekat dan memasukkan ke dalam labu ukur 500

mL dan menghimpitkannya sampai tanda batas, serta menghomogenkan.  

Pada pembuatan larutan asam klorida (HCl) 0,1N dan standarisasi larutan HCl dengan

natrium karbonat (Na2CO3).  Hal yang pertama yang dilakukan mengeringkan natrium karbonat

(Na2CO3.10H2O) selama 30 menit pada suhu 250oC.  Pengeringan ini dilakukan agar H2O yang

mengikat natrium karbonat (Na2CO3) bias hilang.  Selanjutnya menimbang 0,1 gr natrium

karbonat (Na2CO3) dan melarutkannya ke dalam erlemeyer 250 mL dengan penambahan 25mL

aquades, kemudian menambahkan 2 tetes indikator metil orange (MO) dan larutan berwarna

kuning.  penambahan indikator metil orange (MO) berfungsi sebagai larutan penunjuk. Larutan

asam klorida (HCl) yang dibuat dalam 500 mL, dimasukkan ke dalam buret asam 50 mL,

kemudian larutan natrium karbonat (Na2CO3) yang dilarutkan dan ditambahkan indikator metil

orange (MO) dititrasi dengan asam klorida (HCl) hingga warna larutan berubah menjadi kuning

pucat.  Setelah kuning pucat maka ditambahkan lagi aquades sedikit demi sedikit agar warna

Page 17: Larutan analitik +++

larutan cepat memudar, kemudian melanjutkankan lagi titrasi, hingga didapatkan titik ekivalen

dan titik akhir titrasi.  Hal ini dilakukan secara duplo dan V1 : 20,1 mL dan V2 : 20,2 mL

sehingga volume rata-ratanya adalah 20,15 mL atau 0,02015 L. Konsentrasi  asam klorida

setelah standarisasi dengan natrium karbonat (Na2CO3) yaitu 0,0936 N. Hal ini menandakan

bahwa tingkat kesalahan dalam percobaan ini sangat kecil karena hasil perhitungan dan hasil

teori hampir mendekati 0,1N.

BAB V

PENUTUP

Page 18: Larutan analitik +++

A.    Kesimpulan

Kesimpulan dalam percobaan ini yaitu, pada pembuatan larutan HCl O,1N

menggunakan voleme titrasi 20,15 mL atau 0,02015 L dan kosentrasi normalitas asam klorida

(HCl) setelah standarisasi adalah 0,0936 N.

B.     Saran

Saran dalam percobaan ini, sebaiknya menggunakan indikator metal orange (MO) camin

indigo (merah tua) yang mengubah campuran dari hijau ke abu-abu netral yang dapat

memudahkan terjadinya titik akhir titrasi.

Page 19: Larutan analitik +++

DAFTAR PUSTAKA

Hiskia Achmad, Kimia Larutan, Bandung: PT Citra Aditiya Bakti, 1996

Mulyono HAM, Membuat Reagen Kimia, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

S.M.  Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press, 2008

Tim Kimia, Penuntun Kimia Anorganik. Makassar: UIN, 2011

Ripani,“Indikator Asam Basa”,09 Februari 2011), http:///F:/Praktek Analitik /referensi/ refensi  larutan / indikator-MO..html. (03 Mei 2011)

“Asam Klorida”,  http:///F:/Praktek Analitik / referensi / refensi larutan / Asam klorida. html. (03 Mei 2011)

“LarutanBaku”. 09 Februari 2010. http: /// /Praktekanalitik /Referensi /Refensi larutan /Index.php.htm, (03 Mei 2011)

“Metil Orange (Methyl Orange) MO”. 15 Juli 2010. http:///F:/Praktek Analitik /referensi/refensi larutan/Metil Orange (Methyl Orange) MO.html (03 Mei 2011).

“Sintesi Bahan Anorganik”, http:///F:/Praktek Analitik / referensi / refensi larutan / Natrium karbonat html. (03 Mei 2011)