laporan praktikum analitik instrumen polari

23

Click here to load reader

Upload: endang-yuniarti

Post on 17-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALITIK INSTRUMENPOLARIMETRI DAN REFRAKTOMETRIDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analitik Instrumen

Dosen Pembimbing : Dra. Mentik Hulupi, MT

OlehKelompok 3Endang Yuniarti NIM 141411009Faisal RiadiNIM 141411010Filipi OrlandoNIM 141411011

Kelas 1A

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015

POLARIMETRI

I. TUJUAN1) Mengenal metode penentuan sudut putar untuk pennetuan konsentrasi suatu senyawa yang bersifat optic aktif2) Mengukur sudut putar bidang polarisasi larutan gula3) Menentukan kadar gula dalam larutan cuplikan

II. DASAR TEORICahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnitnya bergetar kesemua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear).Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Sukrosa ialah gula kristal yang manis rasanya, dibuat dari tebu atau beet, mempunyai rumus kimia C12H22O11, mempunyai sifat aktif optik (memutar bidang polarisasi). Dengan adanya sifat ini maka kadar gula (sukrosa, atau zat aktif optik lainnya) dalam suatu larutan gula dapat ditentukan kadarnya dengan cara polarisasi. [Catatan: Pada panjang gelombang 589,44 nm (sinar Natrium), larutan sukrosa dengan konsentrasi 26,00 sukrosa per 100 ml larutan pada suhu 20,0 oC dan ketebalan larutan 2 dm memutar bidang polarisasi sebesar 34,620 derajat busur].Polarisasi atau pol didefinisikan sebagai jumlah gula (gram) yang terlarut dalam 100 gram larutan yang mempunyai kesamaan putaran optik dengan sukrosa murni terlarut dalam air. Alat yang digunakan untuk mengukur pol suatu larutan gula dinamakan polarimeter atau sakarimeter. Satuan polarisasi ialah oS (sugar scale, skala gula).Pengukuran pol dengan polarimeter didasarkan pada putaran optik larutan sukrosa di mana penunjukkan angka 100 oS pada polarimeter didapat dari mengukur larutan sukrosa murni yang mengandung 26,00 g sukrosa setiap 100 ml larutan. Pengukuran ini dilakukan pada panjang gelombang 589,44 nm pada suhu pengukuran 20 oC panjang tabung 2 dm.Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.

Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro). Jika sudut putar jenis (specific rotation) diketahui, maka konsentrasi larutan dapat dihitung dengan persamaan berikut :C = 100 / ( l x []tD]Ket. :C= konsentrasi larutan (g/mL)= nilai pengukuran (sudut pemutaran bidang polarisasi)l = panjang tabung polarimeter (dm)[]tD] = sudut putar jenis (specific rotation)t= temperaturD= cahaya monokromatis pada panjang gelombang sinar lampu DSudut putar jenis (specific rotation) ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam 1,00 mL larutan yang berada dalam tabung dengan panjang jalan (cahaya) 1,00 dm pada temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3 nm (garis D natrium). Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 20oC dapat dihitung dari sudut putar yang diamati, dengan menggunakan persamaan :[]tD] = / l x C

Ket. : = sudut putar teramati pada 20oCl = panjang tabung (dm)C= konsentrasi larutan cuplikan (g/mL)

III. ALAT DAN BAHANALATBAHAN

Alat polarimeter dengan tabungya Labu takar 25 ml 5 buah Pipet tetes 1 buah Pipet volume 10 ml 1 buah Gelas kimia 250 ml 3buah Botol semprot Batang pengaduk Neraca analitik Corong gelas Glukosa Aquades Larutan sampel

IV. LANGKAH KERJAa. Membuat Larutan Sukrosa`25 gram glukosa Gelas kimia100 mL aquadestEncerkan menjadi 2%; 4%; 6%; 8% dan 10%

b. Kalibrasi Alat

c. Pengukuran dan Penentuan Konsentrasi SampelMenimbang + melarutkan sampel(Sampel glukosa 2%, 4%, 6%, 8%, 10%)Memasukkan sampel ke tabung polarimeterMemasukkan tabung ke polarimeterMengamati tampilan cahaya di dalam polarimeterJika sisi kanan terangJika sisi kiri terangMenekan tombol rotasi kanan hingga tampilan cahaya kiri dan kanan samaMenekan tombol rotasi kiri hingga tampilan cahaya kiri dan kanan samaCatat angka yang muncul pada displayUlangi langkah 3-4 kali untuk masing- masing sampel dengan variasi konsentrasi berbeda

V. Data PengamatanPenetuan kadar glukosa berdasarkan sudut putar optis aktif larutan standar

NoKonsentrasi larutan glukosa (g/mL)Pembacaan sudut putar optic aktif (o)Sudut Putar

1Aquades52,60,00

2Glukosa 2%72,119,5

3Glukosa 4%104,151,5

4Glukosa 6%106,854,2

5Glukosa 8%118,565,9

6Glukosa 10%12471,4

7Sampel 1104,451,8

8Sampel 2106,654

Dari Grafik tersebut, diperoleh konsentrasi :Sampel 1y = 8,2336x51,8 = 8,2336xx = 6,29 %

Sampel 2y= 8,2336x54 = 8,2336xx = 6,56 %

VI. Pembahasan

VII. Simpulan 1. Sudut putar dari larutan glukosa yaitu NoKonsentrasi larutan glukosa (g/mL)Pembacaan sudut putar optic aktif (o)Sudut Putar

1Aquades52,60,00

2Glukosa 2%72,119,5

3Glukosa 4%104,151,5

4Glukosa 6%106,854,2

5Glukosa 8%118,565,9

6Glukosa 10%12471,4

7Sampel 1104,451,8

8Sampel 2106,654

2. Konsentrasi sampel dengan sudut putar 51,8 adalah 6,29 % dan konsentrasi sampel dengan sudut putar 54 adalah 6,56 %.

REFRAKTOMETRII. Tujuan1. Memahami prinsip Refraktimetri dan dapat mengoperasikan Refraktometer dengan benar.2. Menentukan indeks bias.3. Menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan harga indeks biasnya.

II. Dasar TeoriRefraktometri adalah suatu analisis yang berdasarkan pada penentuan indeks bias suatu zat. Refraktometer Abbe adalah sebuah alat yang ditemukan oleh orang Jerman yang bernama Zeiss Abbe, yang digunakan untuk mengukur indeks biasa suatu zat cair, zat padat yang transparan, film dan serbuk. Prinsip pengukuran dapat dibedakan, oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adalah pembiasan (refraksi) atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan semua tiga prinsip, satu dengan indeks bias dikenal (prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan defleksi cahaya. Alat refraktometer ini dilengkapi dengan bak thermostat yang berfungsi untuk menjaga dan mengatur suhu saat pengukuran indeks bias.Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan gelas. Yang akan diamati adalah bidang terang dan bidang gelap yang terpisah menurut garis yang jelas. Tempat perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan dan gelas. Terjadinya bidang batas antara gelap dan terang bila cahaya dijatuhkan pada prisma kerja dengan berbagai sudut datang mulai dari 0o 90o, maka cahaya dibiaskan keluar dengan berbagai sudut yang besarnya berlainan untuk setiap warna cahaya.Pengukuran indeks bias suatu cairan adalah penting bagi penilaian sifat dan kemurnian cairan, konsentrasi larutan-larutan dan perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair atau kadar zat yang diekstraksikan dalam pelarutnya. Ciri khas Refraktometer adalah dapat dugunakan untuk mengukur secara cepat dan sederhana, memerlukan zat yang sedikit, yaitu kira-kira 0,1 mL dan dengan ketelitian yang tinggi.

III. Alat dan Bahan 1. Alat Refraktometer Gelas Kimia Labu takar 25 mL Pipet Tetes Pipet Ukur Pipet Volume Corong Batang Pengaduk Bola Hisap

2. Bahan Aquadest Larutan sukrosa 25%

IV. Langkah Kerja

V. Data Hasil Pengamatan

No.Nama CuplikanIndeks bias (n)

12345678AquadesEtanol 2 %Etanol 4 %Etanol 6 %Etanol 8 %Etanol 10 %Sampel 1Sampel 21,33421,33461,33501,33541,33581,33611,33501,3357

Dari grafik diatas diperoleh konsentrasi dari : Sampel 1y = 0,0002x + 1,33421,3350= 0,0002x + 1,3342x = 4 %Sampel 2y = 0,0002x + 1,33421,3357 = 0,0002x + 1,3342x= 7,5 %

VI. Pembahasan

VII. Simpulan 1. Semakin besar konsentrasi, maka indeks biasnya semakin besar.2. Aquadest memiliki indeks bias terkecil karena tidak ada zat terlarut didalamnya.3. Grafik Refraktometri membentuk linier, baik dengan zat yang diuji maupun sampel.