laporan vitamin c selesai

Upload: iamatauputz

Post on 13-Oct-2015

253 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    1/11

    LAPORAN PRAKTIKUM

    ANALISIS HASIL PERTANIAN

    PENENTUAN KADAR VITAMIN C

    DISUSUN OLEH :

    NAMA : MUHAMMAD ILHAM

    NIM : D1C012033

    KELAS : B

    PRODI : TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    DOSEN : - Ir. Surhaini.M.P.

    - Dr. Mursalin. S,TP., M,Si.

    ASISTEN : JAUHARIE

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2014

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    2/11

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangVitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah

    kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan

    penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Vitamin

    dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut

    prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak

    beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin,

    asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebutgolongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya

    alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh.

    Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus

    molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 192oC. Bersifat

    larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul

    rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Asam askorbat

    sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih mempunyai

    keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat

    mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki

    keaktifan sebagai vitamin C lagi.

    Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri

    merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2

    untuk mengoksidasi analatnya.

    AReduksi + I2AOksidasi + I-

    Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang

    merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah

    amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru.

    1.2Tujuan PratikumAdapun tujuan pratikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C pada

    suatu komoditi bahan dan buah ( pepaya, jeruk, nanas dan mangga ).

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    3/11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektifmengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa

    dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi. Status vitamin C seseorang sangat

    tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan adsorbs, dan

    ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi

    asupan vitamin C karena bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan

    sumber vitamin C. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila

    tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asamdihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).

    Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan

    dalam berbagai buah-buahan dan sayuran. Vitamin C berwarna putih, berbentuk kristal

    senyawa oganik, dan dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari sumber-sumber alam

    tertentu seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk nipis oleh GyorgySzent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen, nitrogen, dan sulfur

    yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat

    mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membrane dan protein. Pengobatan dengan

    vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh (Harjadi, W. 1990).

    Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar vitamin C

    diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis dan metode iodimetri. Metode

    Spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spectrum yangtumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah

    http://1.bp.blogspot.com/-70SxBdV1_Sk/UsqtpDYhqQI/AAAAAAAAAB4/gUXfhFggaAI/s1600/Vitamin+C.png
  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    4/11

    digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri banyak

    digunakan di bidang analisis kimia sedangkan iodimetri merupakan metode yang

    sederhana dan mudah diterapkan dalam suatu penelitian (Harjadi, W. 1990).

    Titrasi iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi

    oksidasi reduksi . iodimetri merupakan titrasi terhadap zat-zat reduktor yang dilakukan

    secara langsung. Titrasi iodimetri ini dapat dilakukan untuk menentukan kadar zat-zat

    oksidator secara langsung, seperti kadar yang terdapat dalam serbuk vitamin C. Dalam

    bidang farmasi metode ini dapat juga digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang

    mengandung oksidator lainnya. Dari uraian di atas , penulis tertarik untuk membahas

    mengenai analisis kadar vitamin C dengan metode iodimetri (Basset, J. Dkk. 1994).

    Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada

    perpindahan electron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan

    potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Istilah oksidasi mengacu pada setiap

    perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan

    untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya

    electron sedangkan reduksi memperoleh electron (Basset, J. Dkk. 1994).

    Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial

    oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium iodide, sehingga zat tersebut akan

    teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa

    pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan larutan

    iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif

    pada titim ekuivalennya. Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi

    dengan menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari dua yaitu iodimetri metode

    langsung yaitu bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku iodium

    (Poedjiadi, Anna. 1994).

    Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan

    menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa sifat

    vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan

    larutan I2 0,1 N sebagai titran. Sampel yang dipergunakan saat praktikum adalah minuman

    penyegar untuk panas dalam dengan kemasan yang banyak dijual di pasaran dengan merk

    dagang adem sari. Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut

    kaya akan vitamin C (Poedjiadi, Anna. 1994).

    Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin Cdapat hilang karena hal-hal seperti :

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    5/11

    1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,

    2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,

    3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan

    4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi

    yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994).

    Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri

    merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2

    untuk mengoksidasi analatnya (Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989).

    AReduksi + I2 AOksidasi + I-

    Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang

    merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah

    amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru (Sudarmaji, Slamet. Dkk.

    1989).

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    6/11

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat

    Pratikum dilaksanakan pada hari jumat 06 juni 2014 pukul 08.30 10.30 diLaboratorium Kimia Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi Pondok Meja.

    3.2 Alat dan Bahan

    Adapun alat yang digunakan dalam pratikum adalah timbangan, pisau, gelas ukur,

    erlemenyer, gelas piala, corong kaca, biuret, kaki tiga (statis), pemanas, labu ukur, mortal

    dan alu dan batang pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pepaya, nanas,

    jeruk, mangga, iodin 0,01 N, aquadest, dan larutan amilum 1 %.3.3 Prosedur Kerja

    Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Kupas dan timbang buah yang telah bersih

    menggunakan timbangan sebanyak 200 gr. Haluskan menggunakan mortal dan alu hingga

    diperoleh slurry kemudian timbang sebanyak 20 gr menggunakan timbangan analitik dan

    masukkan kedalam labu ukur 250 ml. Tambahkan aquadest hingga batas miniskus pada

    labu ukur 250 ml dan homogenkan hingga homogen. Ambil larutan yang telah homogen

    sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur dan masukkan kedalam erlemeyer tambahkan

    aquadest sebanyak 70 ml.

    Tambahkan larutan amilum kedalam erlemeyer sebanyak 1 ml menggunakan pipet

    dan lakukan titrasi. Isi biuret dengan larutan iodin 0,01 N untuk digunakan mentitrasi

    larutan yang akan dianalisa vitamin C-nya. Catat volume yang digunakan dalam mentitrasi

    hingga larutan berubah warna. Hitung menggunakan rumus sebagai berikut untuk

    mengetahui jumlah kadar vitamin C-nya.

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    7/11

    3.4 Diagram Alir

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    8/11

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    KELOMPOK SAMPEL ml IODIN KADAR VITAMIN C1

    2

    3

    4

    4.2 Pembahasan

    Vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhandan fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup. Berhubung vitamin tidak disintesa dalam

    tubuh maka vitamin harus ada dalam makanan yang dikonsumsi. Vitamin C atau asam

    askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk

    kristal tidak berwarna, titik cair 190-192oC, bersifat larut dalam air sedikit larut dalam

    aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam

    chloroform, ether, dan benzene. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi.

    Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan denganmenggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa sifat

    vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan

    larutan I2 0,01 N sebagai titran dan amilum sebagai indikator. titrasi iodimetri adalah

    reduksi analat oleh I2 menjadi I-. Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat,

    sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi.

    Sehingga penerapannya tidak terlalu luas, salah satu penerapan titrasi dengan metode

    iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod minyak dan lemak juga vitamin C.

    Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi

    langsung). Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I2.

    Reaksi :

    Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang

    terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    9/11

    karena pereaksi yang berlebih. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan 1 ml larutan

    amilum yang berperan sebagai indikator. Larutan amilum bereaksi dengan iod, dengan

    adanya iodida membentuk suatu kompleks yang berwarna biru yang akan terlihat pada

    konsentrasi iod yang sangat rendah.

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    10/11

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut : Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan titrasi iodimetri ( titrasi langsung)

    yang menggunakan larutan I2 0,01 N sebagai larutan baku dan larutan amilum sebagai

    indikator. Sampel yang digunakan ialah sampel dari buah pepaya, mangga, nanas dan

    jeruk. Hasil tidak terdeteksi karena Iodin yang digunakan terlalu encer yang seharusnya

    digunakan 0,1 N sedangkan yang digunakan adalah 0,01 N.

  • 5/23/2018 Laporan Vitamin C Selesai

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar VogelKimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :

    Penerbit Buku Kedokteran.

    Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

    Poedjiadi, Anna. 1994. DasarDasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

    Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :

    Penerbit Liberty.