laporan tut stoma 1 ke 3

44
i LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 : PROSES MENUA SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 BLOK STOMATOGNASI 1 OLEH KELOMPOK 6 : Kanwangwang Dwi N.A 141610101036 Novia Fisca Liliany 141610101042 Najla Irhamni P. 141610101056 Indah Putri A. D 141610101057 Aisha Rahma F. 141610101058 Zakiyya Ulpiyah 141610101061 Anisa Hilda B. 141610101063 M. Nadhir A. 141610101064 Citrayuli N. 141610101065 Grace Valencia H. 141610101066

Upload: novia-fisca-liliany

Post on 07-Feb-2016

275 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

i

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 3 : PROSES MENUA

SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BLOK STOMATOGNASI 1

OLEH KELOMPOK 6 :

Kanwangwang Dwi N.A 141610101036

Novia Fisca Liliany 141610101042

Najla Irhamni P. 141610101056

Indah Putri A. D 141610101057

Aisha Rahma F. 141610101058

Zakiyya Ulpiyah 141610101061

Anisa Hilda B. 141610101063

M. Nadhir A. 141610101064

Citrayuli N. 141610101065

Grace Valencia H. 141610101066

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2014

Page 2: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

ii

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nyalah laporan skenario 3 blok Stomatognasi 1 yang

berjudul “PROSES MENUA” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi

kelompok tutorial.

Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimakasih

kepada :

1. drg. Pujiana Endah Lestari, M.Kes selaku tutor kelompok 6 yang telah

membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok tutorial di

blok Stomatognasi 1 skenario 3.

2. Dosen-dosen yang telah mengajarkan materi perkuliahan kepada kami,

sehingga dapat membantu dalam penyelesaian laporan tutorial ini.

3. Teman-teman kelompok 6 yang telah mencurahkan pikiran dan

tenaganya sehingga laporan tutorial ini dapat berjalan dengan baik dan

laporan ini dapat terselesaikan pada waktunya.

4. Teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember angkatan

2014 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dan tentunya kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat

berguna baik bagi penyusun maupun bagi para pembaca dikemudian hari. Laporan

ini sangat jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penyusun harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi

laporan hasil tutorial ini.

Page 3: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

iii

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................ 1

1.2 Skenario ............................................................................................. 4

STEP 1 : Mendefinisikan Istilah ........................................................ 5

STEP 2 : Identifikasi Masalah ........................................................... 5

STEP 3 : Rumusan Masalah .............................................................. 6

STEP 4 : Kerangka Konsep ............................................................... 11

STEP 5 : Learning Objective ............................................................. 11

STEP 6 : Belajar Mandiri ................................................................... 11

STEP 7 : Pembahasan ...................................................................... 12

A. Proses Penuaan Pada Jaringan Keras RM..................................... 12

B. Proses Penuaan Pada Jaringan Lunak RM.................................. 17

C. Faktor Mempengaruhi Penuaan RM.............................................24

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

Page 4: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

iii

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu

hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang.

Hanya lambat cepatnya proses tersebut tergantung pada masing-masing

individu yang bersangkutan. Proses menua merupakan proses yang terjadi

terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan

umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho, 2000).

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang

terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai

mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,

pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi

lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di

perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-

kemampuan lognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap

waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal/ide baru (Maryam,

2008).

1.2 Tujuan

Penyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa mampu

memahami tentang proses menua pada jaringan keras maupun jaringan

lunak rongga mulut serta faktor yang mempengaruhi penuaan tersebut.

1.3 Skenario

SKENARIO 1 :

Proses Menua

Mieke, seorang artis senior berusia 60 tahun tampak khawatir dengan

kondisi giginya. Saat melihat hasil foto yang digunakan untuk iklan, dia

merasa giginya terlihat lebih gelap dan memanjang. Saat melihat dicermin, ia

juga melihat giginya banyak yang aus. Mieke segera berkonsultasi dengan

Page 5: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

5

4

dokter giginya untuk mengatasi masalah tersebut. Mieke selalu merasa

merawat kebersihan giginya dengan baik. Dokter menjelaskan bahwa kondisi

tersebut berkaitan dengan faktor usia.

Step 2

1. Bagaimana ciri-ciri masing masing jaringan rongga mulut ketika terjadi

penuaan ?

2. Apa pengaruh atau dampak dari proses penuaan pada rongga mulut ?

3. Apa faktor penyebab dari penuaan ?

4. Mengapa gigi ibu mieke terlihat lebih gelap dan meninggi ?

Step 3

1. Mukosa rongga mulut

Struktur , fungsi, dan elastisitas dari rongga mulut menjadi lebih

tipis, lebih mengkilat, dan hilangnya lapisan keratin sehingga lebih

mudah mengalami iritasi

Epitel pada rongga mulut digantikan oleh keratinasi, kemampuan

mitosis dari sel basal juga menurun sehingga terjadi penurunan

fungsi terhadap mukosa rongga mulut.

Enamel gigi

Terjadinya abrasi yang menyebabkan terkikisnya lapisan email gigi

karena faktor mekanik. Disebabkan oleh cara menyikat gigi yang

tidak tepat, kebiasaan buruk seperti mengunyah tembakau,

menggunakan tusuk gigi yang berlebihan di antara gigi dan

penataan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram. Abrasi

disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan

objek eksternal, atau karena gaya friksi antara gigi yang berkontak

dengan benda abrasive.

Terjadi erosi menyebabkan melarutnya email gigi dan dan tidak

melibatkan bakteri. Penyebabnya adalah makanan dan minuman

yang mengandung asam, asam yang timbul akibat gangguan

pencernaan, dan asam dengan PH < 5,5.

Page 6: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

6

5

Terjadi atrisi yang merupakan hilangnya suatu subtansi gigi secara

bertahap akibat pengunyahan. Penyebabnya adalah proses

pengunyahan didukung oleh kebiasaan buruk seperti mengunyah

sirih.

Kelenjar saliva

Berkurangnya aliran saliva karena sel-sel acini yang berfungsi

dalam sekresi saliva digantikan oleh lemak. Hal ini menyebabkan

mulut kering, terganggunya proses pencernaan karena sedikitnya

enzim ptyalin yang terkandung di dalam saliva, terganggunya

proses penelanan, dan juga mukosa mudah mengalami iritasi

Dentin

Lapisan enamel terkikis sehingga dentin timbul ke permukaan , hal

ini menyebabkan warna dari gigi terlihatb lebih kusam, hal ini

menyebabkan gigi terasa nyilu karena terbukanya tubulus dentin

Pulpa

Terjadi proses kalsifikasi pada pulpa , pengapuran pada pulpa tidak

teratur

Penurunan vaskularisasi karena penebalan kolagen di sekitar

pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menyempit dan

mengganggu vaskularisasi.

Ruang pulpa menjadi semakin kecil karena pertumbuhan dentin

Lidah

Penurunan sensitivitas pengecapan dari lidah disebabkan karena

taste bud yang terdapat pada papilla circum vallata, papilla

fungiformis, dan papilla foliate berkurang seiring dengan

bertambahnya umur

Page 7: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

6

7

Kekakuan pada lidah yang disebabkan karena penebalan jaringan

kolagen dan peningkatan jaringan lemak pada serabut otot lidah

sehingga kontraksi otot lidah menurun

Sementum

Terjadi penebalan pada lapisan sementum seiring dengan

bertambahnya usia

Penebalan yang mengarah ke apikal mengakibatkan akar gigi

bertambah panjang

Tulang alveolar dan TMJ

Pada saat gigi tanggal, maka soket atau tulang alveolar gigi akan

mengalami resorpsi, resorpsi pada maksila lebih besar daripada

pada mandibula

Resorpsi tulang alveolar terutama pada mandibula mengakibatkan

pipi menjadi kempong

Ketebalan fibro kartilago berkurang seiring dengan bertambahnya

usia sehingga permukaan kondil sendi menipis

Mandibula bergerak ke depan

Resorpsi tulang alveolar menyebabkan tinggi wajah vertikal

berkurang

2. Faktor penyebab penuaan

a. Faktor endogenik

Faktor genetik

DNA yang terdapat pada setiap sel telah memprogramkan sel

tersebut untuk memiliki kemampuan membelah sebanyak

jumlah tertentu, sehingga ketika sel tersebut telah membelah

sebanyak jumlah yang telah di programkan maka sel tersebut

tidak dapat memperbaiki jaringan yang rusak sehingga jaringan

tersebut menuju penuaan

Page 8: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

8

7

Hormone esterogen yang diproduksi akan semakin berkurang

sehingga menyebabkan aliran darah berkurang dan kulit

menjadi keriput karena sel-selnya tidak dapat meregenerasi

Menurunnya sistem imun seiring dengan meningkatnya umur

sehingga lebih mudah terkena penyakit yang kemudian

mengganggu fungsi organ tertentu dan meningkatkan proses

penuaan

Jenis kelamin , wanita lebih cepat mengalami penuaan karena

menghasilkan hormon-hormon tertentu

Jenis Ras, biasanya orang yang berkulit putih lebih cepat

mengalami penuaan di bandingkan dengan orang berkulit hitam

karena orang berkulit putih lebih tidak tahan terhadap radiasi

matahari akibat lebih sedikitnya kandungan melanin pada

kulitnya

Kepribadian seseorang, orang yang lebih mudah emosi

biasanya akan lebih cepat mengalami penuaan karena lebih

banyak dalam menghasilkan hormon-hormon tertentu

Intelegensi seseorang berperan penting dalam penuaan karena,

orang yang lebih berpendidikan lebih memikirkan pola

hidupnya sehingga dapat lebih menjaga tubuhnya

Keadan psikologis seseorang, orang yang lebih banyak stress

akan lebih cepat menua. Hal ini karena menurunnya sistem

imun dan menurunnya produksi beberapa hormon.

Jenis kulit, seseorang dengan kulit kering lebih cepat menua

karena sedikitnya kelenjar lemak pada kulit yang dapat

mengakibatkan kulit tersebut berkerut karena kurangnya

kelembapan

b. Faktor eksergonik

Asupan zat gizi, nutrisi yang baik akan membantu sel sel untuk

meregenerasi dan memperbaiki jaringan yang rusak. Seperti

contohnya kandungan vitamin c yang baik dapat mencegah

Page 9: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

9

8

terjadinya pembengkakan pada ginggiva, B12 dan hipoflavin

yang berperan dalam mencegah radang pada mukosa

Gaya hidup yang kurang baik seperti merokok karena akan

terjadi penumpukan racun dari kandungan rokok tersebut dan

terjadinya interaksi kandungan yang berbahaya dari rokok

tersebut dengan sel-sel tubuh sehingga dapat menyebabkan

kerusakan bahkan kematian pada sel-sel tubuh

Bahan-bahan kimia seperti produk obat-obatan dan make up

dapat berpengaruh terhadap proses penuaan karena dapat

mengakibatkan kerusakan pada sel-sel dalam tubuh sehingga

akhirnya tidak dapat beregenerasi

Radikal bebas yang merupakan electron bebas dapat

berinteraksi dengan molekul molekul dalam sel sehingga dapat

merusak molekul-molekul sehat dalam tubuh dan menyebabkan

penuaan

Olahraga, olahraga dapat memperlancar aliran darah sehingga

proses sirkulasi berjalan dengan baik dan juga dapat

meningkatkan regenerasi sel yang rusak sehingga meremajakan

kulit

3. Beberapa dampak dari penuaan

Tanggalnya gigi pada rongga mulut menyebabkan terjadinya

resorpsi akar, hal ini dapat juga mengganggu fungsi

pengunyahan dan bicara , terutama pada pelafalan huruf

konsonan

Terjadinya abrasi, erosi, dan atrisi pada lapisan enamel dan

dentin dapat mengakibatkan kontak oklusal tidak tercapai

sehingga pengunyahan terganggu dan juga mengakibatkan gigi

menjadi lebih sensitif karena terbuka dentin

Tanggalnya gigi terutama gigi posterior mengakibatkan suatu

kebiasaan untuk mengunyah menggunakan satu sisi , hal ini

akan memberatkan kerja TMJ ( Temporo Mandibular Joint) di

Page 10: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

10

9

salah satu sisi sehingga kondilus aus dan akhirnya akan

menyulitkan pada saat membuka maupun menutup mulut

Terganggunya TMJ juga diakibatnya oleh menurunnya cairan

synovial yang di produksi

Susah dalam menalan, hal ini dikarenakan otot lidah yang

mengalami kekakuan akibat menebalnya serabut kolagen pada

otot lidah

Mulut kering (xerostomia) akibat penurunan pada produksi

cairan saliva sehngga penelanan terganggu

Terganggunya protesa dalam melekat terhadap mukosa karena

terjadinya atropi padav jaringan ikat

Degradasi pada kondrosit dan menurunnya lapisan fibro

kartilago

Memanjangnya akar karena penebalan sementum ke arah apical

Resesi gingiva yang merupakan penurunan penempelan

gingival gigi, gingival menempel sampai CEJ (cement enamel

junction) dan ligament periodontal yang menempel pada akar

juga berkurang sehingga gigi menjadi mudah goyah dan

mengganggu proses pengunyahan karena tidak dapat memakan

makanan yang keras

Terjadi penebalan sementum setelah erupsi

Tanggalnya salah satu gigi dalam rahang menyebabkan gigi

yang berada disebelahnya atau gigi tetangganya bergerak ke

arah mesial

Perubahan lengkung rahang akibat resorpsi

4. Gigi ibu mieke mengalami diskloroliasi dan juga pengikisan lapisan

enamel sehingga berwarna gelap. Selain itu, gigi ibu mieke yang

memanjang juga merupakan akibat dari resesi gingiva atau turunnya

permukaan gingiva sehingga mencapai CEJ (cement enamel junction) hal

ini dikarenakan kebiasaan dari menyikat gigi yang kurang tepat.

Page 11: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

11

10

STEP 4

Step 5

Learning Object

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses penuaan pada rongga mulut dan akibatnya

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor pada proses penuaan terutama pada rongga mulut

BAB II

Proses Penuaan pada Rongga Mulut

Faktor

Endogenik

Eksogenik

Ciri-ciri

Jaringan

Keras

Jaringan

Lunak

Dampak

Page 12: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

12

11

ISI

2.1 Proses Penuaan pada Jaringan Keras Rongga Mulut

1. Penuaan gigi

Berkaitan dengan proses fisiologis normal dan proses patologis

akibat tekanan fungsional dan lingkungan. Gigi geligi mengalami

diskolorasi menjadi lebih gelap dan kehilangan email akibat abrasi, erosi,

dan atrisi.

Gigi-gigi biasanya menunjukkan tanda-tanda perubahan dengan

bertambahnya usia perubahan ini bukanlah sebagai akibat dari usia tetapi

disebabkan oleh refleks, keausan, penyakit, kebersihan mulut, dan

kebiasaan. Email mengalami perubahan pada yang nyata karena

pertanbahan usia, termasuk kenaikan konsetrasi nitrogen dan fluoride

sejalan usia.

EMAIL

Erosi :  Melarutnya email gigi (kalsium) oleh asam.Erosi merupakan

kelinan yang disebabkan hilangnya jaringan keras gigi karena

proses kimiawi dan tidak melibatkan bakeri.

Penyebab utama larutnya email gigi adalah

makanan atu minuman yang mengandung

asam, asam yang timbul akibat gangguan

pencernaan yaitu hasil metabolisme sisa

makanan oleh kuman, asm yang

mempunyai PH kurang dari 5,5.

Abrasi : terkikisnya lapisan email gigi sehingga email menjadi

berkurang atau hilang hingga mencapi dentin .

Penyebab yaitu gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi yang

berkontak dengan objek eksternal karena cara menyikat gigi yang

Page 13: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

13

12

tidak tepat, kebiasaan buruk seperti menggigit pensil, mengunyah

tembakau, menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara

gigi, serta pemakaian gigi tiruan lepasan yang menggunakan

cengkeraman.

Atrisi : hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap (keausan) pada

permukaan oklusal, incisal, dan proksimal gigi karena proses

mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan.

Penyebabnya yaitu proses pengunyahan didukung oleh kebiasaan

buruk seperti mrngunyah sirih, kontak premature dan makanan

yang bersifat abrasive, serta proses fisiologis pengunyahan pada

manula.

DENTIN

Page 14: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

14

13

Karena adanya perubahan pada enamel (ex. Atrisi). Perubahan

pada dentin. Stimulasi odontoblas menghasilkan pola pelapisan dentin

yang jarang - jarang, sehingga serat matriks orientasinya menjadi

berjauhan dan susunan tubulus menjadi kacau. Reaksi kedua dapat

terbentuk dentin sklerotik pada tubulus yang terekspos di area atrisi.

Material yang terdeposisi pada dentin sklerotik lebih mengandung apatit

ke dalam tubulus dentin. Prosesnya dimulai dari akar ke korona pada

dentin yang sudah tua terbentuk perluasan batas permukaan pulpa pada

dentin yang menunjukkan konsentrasi tertinggi flouride disebabkan

penggabungan fluoride dari cairan jaringan pulpa pada pembentukan

dentin yang lambat.

Selain itu juga terjadinya proses pembentukan:

a. Dentin sekunder : kelanjutan dentinogenesis, reduksi jumlah

odontoblas.

b. Dentin tersier : adanya respon ransangan, odontoblas berdesakan, dan

tubulus dentin bengkok.

c. Dentin skelrotik : karies terhenti/berjalan sangat lambat, tubulus dentin

menghilang, dan merupakan system pertahanan tubuh ketika ada

karies.

d. Dead tracks (saluran mati ) : tubulus dentin kosong.

PULPA

a. Peningkatan kalsifikasi jaringan pulpa.

b. Penurunan komponen vaskuler dan seluler.

c. Reduksi ukuran ruang pulpa, pembentukan dentin yang berlanjut

sejalan dengan usia menyebabkan reduksi secara bertahap pada ukuran

kamar pulpa.

d. Peningkatan jaringan kolagen pulpa

SEMENTUM

Page 15: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

15

14

Seiring usia sementum menjadi kurang permeable pada molekul

bahan celup dan ion. Lapisan dalam sementum tidak punya sel sementosit

yang hidup karena molekul nutrisi tidak dapat mencapai flouride saat

bertambahnya ketebalan secara lambat selama hidup dan menjadi batas

dengan ligamen periodonsium. Penebalan sementum disepanjang seluruh

permukaan akar meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan

penebalan ini lebih terlihat pada sepertiga apikal akar.

TULANG ALVEOLAR

Terjadi resorbsi dari processus alveolaris, terutama setelah

pencabutan gigi, sehingga tinggi wajah berkurang pipi dan labium oris tidak

terdukung sehingga wajah menjadi keriput.

Resorbsi tulang alveolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang

akibat kerusakan tulang karena adanya peningkatan osteoklast (fungsinya :

perusakan tulang) sehingga terjadi proses osteolisis dan peningkatan

vaskularisasi.

Akibat penuaan mengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang

saat menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks. Terjadi

resorbsi pada caput mandibula, membatasi ruang gerak membuka

danmenutup mandibula.Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak

oklusal sehingga mengacaukan fungsi kunyah.

TMJ

Penambahan usia menunjukkan perubahan umum dari otot karena

hilangnya serabut otot untuk gerakan mandibula. Reduksi lebih lanjut pada

ketebalan otot rahang ditemukan pada orang tidak bergigi dibanding yang

masih bergigi.  Perubahan ini terjadi akibat dari proses degenerasi

sehingga melemahnya otot-otot mengunyah yang mengakibatkan sukar

membuka mulut secara lebar. Sehingga dapat mengakibatkan:

Page 16: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

16

15

1. Pengurangan jumlah gigi akibat penaan, terutama di gigi posterior

telah diindikasikan sebagai penyabab gangguan TMJ. Hal ini karena

condilust mandibula akan mencari posisi yang nyaman pada saat

menutup mulut. Inilah yang memicu perubahan letak condilust pada

fossa glenoid dan menyebabkan kelainan pada TMJ.

2. Akibat penuaan mengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang saat

menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks.

3. Penuaan mengakibatkan remodeling.

MANDIBULA

Penuaan pada mandibula terjadi karena adanya resorpsi tulang

alveolar.Resorbsialveolar sampai setinggi 1 cm terutama pada rahang

tanpa gigi atau setelah pencabutan.

Pengaruh perubahan usia pada gigi geligi : 

Pergerakan ke mesial (kea rah depan) dari gigi geligi. Pada tiap arcus

dentalis yang berhubungan dengan ausnya facies aproximalis (daerah

kontak) dari gigi geligi tetangganya (proses penyesuaian local untuk

gigi sebelahnya).

Atrisi enamel, diikuti dengan terbukanya dentin pada facies occlusalis

dan edge insisal. Proses ini berhubungan dengan reduksi besar cavitas

pulparis karena dentin sekunder yang mengalami atrisi yang hebat.

Pergerakan mandibula ke depan dalam hubungan dengan maksila.

Diakibatkan karena atrisi bonjol-bonjol gigi belakang cenderung

menimbulkan kontak gigitan tepi dari insisivus atas dan bawah

bertemu.

Resesi gingiva, menyebabkan CEJ pada cavum oris sehingga

perlekatan ligamentum periodonsium akan berkurang dan tepi soket

tereabsorpsi. Terjadi rasa ngilu/ karies serviko fasial, menganggu

estetika karena gigi terlihat panjang, dinding poket meradang, jumlah

sel fibrobrast ligament periodontal menurun.

Page 17: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

17

16

Akar gigi memanjang karena deposisi cementum pada regio apicalis

sehingga kompensasi resesi gusi ke arah akar menyebabkan erupsi

aktif.

Penyempitan rongga pulpa dan penebalan sementum

2.2 Proses Penuaan pada Jaringan Periodontal Rongga Mulut

a)   Epithelium Gingiva.

Penipisan dan penurunan keratinisasi pada epithelium

gingiva dilaporkan dengan usia. Penemuan-penemuan yang

significan tersebut dapat berisi sebuah peningkatan dalam

permeabilitas epithelium pada antigens bacterial, penurunan

resistensi pada trauma fungsional atau keduanya. Perubahan

dengan aging termasuk flattening (pendataran) atau pengumpulan

retepeg dan merubah densitas sel.

Efek aging pada daerah junctional epithelium telah menjadi

subjek pada banyak spekulasi. Migrasi junctional epithelium dari

posisinya, sebagai contoh pada enamel, ke posisi apical lainnya

pada permukaan akar dengan disertai resesi gingiva. Luas dari

attached gingiva akan diharapkan berkurang dengan usia, namun

sebaliknya muncul sebagai suatu kebenaran. Migrasi pada

junctional epithelium dipermukaan akar dapat disebabkan oleh

erupsi gigi melalui gingiva pada suatu pertahanan kontak oklusal

dengan gigi lawannya (erupsi pasif) sebagai suatu hasil pada

Page 18: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

18

17

permukaan gigi yang hilang dari atrisi. Resesi gingiva bukan

merupakan proses fisiologi dari aging namun dijelaskan oleh efek

kumulatif inflamasi atau trauma pada periodonsium.

b)  Jaringan Ikat Gingiva.

Meningkatnya usia menyebabkan kekasaran serta penebalan

pada jaringan ikat gingival. Perubahan kualitatif dan kuantitatif pada

kolagen termasuk peningkatan rata-rata soluble menjadi insoluble

collagen. Meningkatnya mekanis, kekuatan dan denaturasi suhu. Akibat

rtersebut berindikasi pada meningkatnya stabilisasi kolagen yang

disebabkan oleh karena perubahan dalam konformasi molekuler.

c)  Ligamentum Periodontal.

Perubahan pada ligamentum periodontal karena usia tua

(penuaan) atau aging termasuk meningkatnya jumlah fibroblast dan

suatu struktur irregular berlebih membuat perubahan pada jaringan ikat

gingiva. Penemuan lain menyebutkan adanya penurunan produksi

matriks organic dan resting cell epithelium serta meningkatnya jumlah

dari sabut elastic. Lebarnya celah akan menurun apabila gigi tidak

berfungsi. Hal ini bisa menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal dan

hilang.

d)  Cementum.

Penebalan cementum paling sering ditemukan. Peningkatannya

bisa 5-10 kali lipat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini terjadi

karena adanya deposisi yang terus berlanjut setelah gigi erupsi.

Penebalan terjadi biasanya pada permukaan apical dan lingual.

e)  Tulang Alveolar

Perubahan morfologenik pada tulang alveolar mencerminkan

adanya perubahan usia dalam situs yang menyerupai tulang. Secara

spesifik pada periodonsium ditemukan adanya permukaan periodontal

Page 19: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

19

18

yang lebih ireguler dan lebih sedikit inserti regular sabut-sabut kolagen.

Meskipun usia adalah factor yang beresiko osteoporosis, hal tersebut

tidak kausatif dan selanjutnya seharusnya dikenal dalam proses

fisiologis menua.

f) Proses Penuaan pada Mukosa Mulut.

Pada mukosa terjadi perubahan baik pada struktur, fungsi dan

elastisitas jaringan mukosa mulut. Gambaran klinis jaringan mukosa

mulut lansia tidak berbeda jauh dengan individu muda, tetapi riwayat

adanya trauma, penyakit mukosa, kebiasaan merokok, dan adanya

gangguan pada kelenjar ludah dapat mengubh gambran klinis

Gambaran histologis jaringan mukosa mulut yaitu trjadi

penipisan epitel, penurunan proliferasi seluler, hilangnya lemak dan

elastisitas submukosa, meningkatnya jaringan ikat fibrotik yang

disertai perubahan degenerati kolagen. Penipisan epitel diakibatkan

rendahnya kemampuan sel sel epitel untuk memperbaiki diri. Hal ini

berhubungan dengan terganggunya asupan nutrisi pada mukosa.

Pada proses penuaan, penumpukan serat kolagen akan semakin

bertambah pada pembuluh darah. Ini akan berakibat pada hilangnya

elastisitas pembuluh darah, sehingga pembuluh darah akan semakin

kaku. Aliran darahpun juga akan terganggu, sehingga asupan nutrisi

untuk sel sel epitel akan memburuk.

Perubahan struktural, tampak mukosa makin pucat,

tipis,halus,kering dan hilangnya stipling. Hilangnya stipling karena

behubungan dengan hilangnya keratin akibat proses penuaan.

Karakteristik penuaan mukosa mulut :

- Terlihat pucat dan kering

- Hilangnya stippling

- Terjadinya Oedema

- Elastisitas jaringan berkurang

Page 20: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

20

19

- Jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh

- Kemunduran lamina propria

- Epitel mengalami penipisan

- Keratinisasi berkurang

- Vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi

- Penebalan serabut kolagen pada lamina propia.

g) Lidah

Pada lidah, proses penuaan akan berakibat berkurangnya tonus

lidahh. Hal ini disebabkan karena serabut – serabut otot mulai digantikan

oleh jaringan kolagen dan lemak, sehingga kekuatan dan kelenturan otot

menurun yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan kontraksi pada

lidah. Lidah nampak bercelah dan beralur atau ada pula yang tampak

berambut .Varikositas pada ventral lidah tampak jelas. Manifestasi yang

sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya fisura-fisura.

Sehubungan dengan ini maka terjadi perubahan persepsiterhadap

pengecapan. Akibatnya orang tua sering mengeluh tentang kelainan yang

dirasakan terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah

biasanya membesar dan akibat kehilangan sebagian besar gigi, lidah

besentuhan dengan pipi waktu mengunyah, menelan dan berbicara.

h) Kelenjar Saliva

Pada kelenjar saliva terjadi pengurangan pada produksi saliva. Ini

disebabkan oleh adanya degenerasi sel asini, yaitu sel yang bertugas untuk

sekresi saliva. Selain itu, terjadi penumpukanfibrosa pada sel sel kelenjar

saliva. Terganggunya proses produksi saliva tentunya akan mengganggu

proses pengunyahan,penelanan, dan pencernaan,dapat pula menimbulkan

xerostomia . Saliva yang mengandung enzyme ptyalin tentunya akan

mempengaruhi dari proses pemecahan polisakarida pada makanan. Selain

itu, akan mempersulit fungsi bicara,dan menaikkan angka kemungkinan

terjadinya karies gigi.

Page 21: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

21

20

PENGARUH PENUAAN TERHADAP SISTEM STOMATOGNASI

1. Pengaruh Penuaan Terhadap Pengecapan dan Penelanan

Orang tua biasanya mengeluh tidak adanya rasa makanan, ini

dapat disebabkan bertambahnya usia mempengaruhi kepekaan rasa

akibat berkurangnya jumlah pengecap pada lidah. Permukaan lidah

ditutupi oleh banyak papilla pengecap dimana terdapat empat tipe

papilla yaitu papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliate.

Sebagian papilla pengecap terletak dilidah dan beberapa ditemukan

pada palatum, epiglottis, laring dan faring. Pada manusia terdapat

sekitar 10,000 putik kecap, dan jumlahnya berkurang secara drastis

dengan bertambahnya usia. Kesulitan untuk menelan (Dysphagia)

biasanya muncul pada manula dan perlu diberikan perhatian karena

populasi manula semakin meningkat setiap tahun. Dalam sistem

pencernaan, terdapat beberapa fase penting yang berkait erat dengan

rongga mulut yaitu pengunyahan, pergerakan lidah dan kebolehan

membuka serta menutup mulut (bibir). Sistem pencernaan di rongga

mulut menunjukkan penurunan fungsi dengan meningkatnya umur.

Robbins dkk (cit. Al-Drees) menyatakan bahwa fungsi penelanan

(berkaitan dengan tekanan) menurun dengan meningkatnya umur

sehingga manula terpaksa bekerja lebih keras untuk menghasilkan

efek tekanan yang adekuat dan dapat menelan makanan, seterusnya

akan meningkatkan resiko untuk berkembangnya dysphagia.

Fungsi penelanan pasti akan mengalami penurunan pada

manula walaupun mempunyai rongga mulut yang sehat. Aksi

pergerakan lidah akan berubah dengan meningkatnya umur.

Perubahan yang terjadi adalah perlambatan dalam mencapai tekanan

otot dan pergerakan yang efektif pada lidah, gangguan pada ketepatan

waktu kontraksi otot lidah sehingga menganggu fungsi pencernaan di

rongga mulut secara keseluruhannya. Akibat gangguan pada sistem

pencernaan dan kehilangan sensori pengecapan sehingga

Page 22: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

22

21

menyebabkan kehilangan selera makan, manula kehilangan berat

badan merupakan keadaan umum yang sering terjadi.

2. Pengaruh Penuaan Terhadap Sistem Mastikasi dan Fungsi Bicara

Pada seseorang yang sudah tua fungsi mastikasi akan

menurun, hal ini disebabkan karena jaringan oto pada seseorang yang

sudah tua akan mengalam degenarasi dan sebagian akan digantikan

oleh jaringan lemak dan jaringan ikat, sehingga kemampuan kontraksi

otot pada seseorang yang sudah tua akan menurun. Selain karena

kontraksi otot yang munurun, fungsi mastikasi pada orang yang sudah

tua akan menurun disebabkan kehilangan banyak gigi geligi serta

pengaruh atrisi, abrasi dan erosi yang akan menyebabkan gigi terkikis

dan tentunya akan mengganggu fungsi mastikasi. Penurunan fungsi

ligamen periodontal akan menyebabkan seseorang yang sudah tua

tidak dapat mengunyah makanan yang keras hal ini disebabkan,

karena kemampuan gigi untuk menahan tekanan oklusal akan

menurun. Penurunan Kelenjar saliva juga mendukung penurunan

fungsi dari sistem mastikasi, karena hilangnya fungsi lubrikasi pada

rongga mulut.

Kehilangan gigi selain dapat mengganggu fungsi mastikasi

juga dapat mengganggu fungsi bicara, terutama pada pengucapan

huruf konsonan hal ini dikarenakan gigi geligi merupakan salah satu

organ artikulasi yang berperan penting pada pengucapan huruf

konsonan. Penurunan sekresi kelenjar saliva juga akan sangat

berpengaruh terhadap fungsi pengucapan, karena penurunan kelenjar

saliva akan menyebabkan mulut menjadi kering (xerostomia) yang

akan menghambat proses bicara.

Secara umum dapat disimpulakn dampak yang terjadi saat rongga

mulit mengalami penuaan adalah :

Perubahan umum, meliputi :

Page 23: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

23

22

berkurangnya kemampuan proliferasi sel secara keseluruhan

( kematian     sel, kemampuan reparasi/perbaikan)

penurunan kemampuan reaksi jaringan ( rangsangan pertambahan, respon

imun, pembentukan protein

Perubahan pada jaringan tulang rawan sendi pada kartilagosendi,

meliputi :

Pengurangan ketebalan lapisan fibro-kartilago pada permukaan kondilus

sendi

Degenerasi kondrosit  penurunan kemampuan kartilago terhadap

rangsanagn tekanan

Perubahan protein

Pengurangan jumlah, ukuran dan BM inti protein dari perioglikan

Perubahan komposisi dari glikosaminoglikan

Perubahan kedua jenis protein menurunkan kemampuan tulang rawan

sendi

Perubahan pada jaringan synovial

cairan synovial berkurang mempengaruhi kelancaran pergerakkan dari

diskus articularis

lebih lanjut krepitari pada gerak sendi

Keadaan lebih parah diskus artikularis robek/mengalami kerusakan

Perubahan pada ligamentum sendi

Pengurangan ketebalan dari kapsula sendi

Pengurangan daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk

ligamentum TMJ

Sintesa kolagen juga akan menurun kerusakan ligamentum proses reparasi

melambat

ketahanan regangan penurunan keleluasaan artikulasi sendi TMJ

Page 24: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

24

23

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penuaan Rongga Mulut

a) Faktor instrinsik

a) Faktor genetic, DNA yang terdapat pada setiap sel telah

memprogramkan sel tersebut untuk memiliki kemampuan

membelah sebanyak jumlah tertentu, sehingga ketika sel tersebut

telah membelah sebanyak jumlah yang telah di programkan maka

sel tersebut tidak dapat memperbaiki jaringan yang rusak sehingga

jaringan tersebut menuju penuaan

b) Hormone esterogen yang diproduksi akan semakin berkurang

sehingga menyebabkan aliran darah berkurang dan kulit menjadi

keriput karena sel-selnya tidak dapat meregenerasi

c) Menurunnya sistem imun seiring dengan meningkatnya umur

sehingga lebih mudah terkena penyakit yang kemudian

mengganggu fungsi organ tertentu dan meningkatkan proses

penuaan

d) Jenis kelamin , wanita lebih cepat mengalami penuaan karena

menghasilkan hormon-hormon tertentu

e) Jenis Ras, biasanya orang yang berkulit putih lebih cepat

mengalami penuaan di bandingkan dengan orang berkulit hitam

karena orang berkulit putih lebih tidak tahan terhadap radiasi

matahari akibat lebih sedikitnya kandungan melanin pada kulitnya

f) Kepribadian seseorang, orang yang lebih mudah emosi biasanya

akan lebih cepat mengalami penuaan karena lebih banyak dalam

menghasilkan hormon-hormon tertentu

g) Intelegensi seseorang berperan penting dalam penuaan karena,

orang yang lebih berpendidikan lebih memikirkan pola hidupnya

sehingga dapat lebih menjaga tubuhnya

h) Keadan psikologis seseorang, orang yang lebih banyak stress akan

lebih cepat menua. Hal ini karena menurunnya sistem imun dan

menurunnya produksi beberapa hormon.

Page 25: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

25

24

i) Jenis kulit, seseorang dengan kulit kering lebih cepat menua karena

sedikitnya kelenjar lemak pada kulit yang dapat mengakibatkan

kulit tersebut berkerut karena kurangnya kelembapan

b) Faktor ekstrinsik

a. Diet/asupan zat gizi

Pengaruh diet terhadap penuaan rongga mulut antara lain:

- Radang mukosa dapat dikaitkan dengan kekurangan vitamin B12,

riboflavin dan zat besi pada diet pasien lanjut usia.

- Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan lambatnya penyembuhan

luka, kerapuhan kapiler, dan perdarahan serta pembengkakan pada

gingiva.

- Protein berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan lunak

dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino yang diperoleh dari protein

sangat diperlukan untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan

hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitnya

dengan degenerasi jaringan ikat gingiva, membaran periodontal dan

mukosa. Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan

kemunduran tulang alveolus.

b. Defisiensi ion Zn dapat menyebabkan gangguan fungsi imun dan

pengecapan.

c. Gaya hidup

Beberapa gaya hidup sehat yang diterapkan oleh seseorang akan

mampu memperlambat proses penuaan rongga mulut. Misalnya, menyikat

gigi dengan arah yang benar akan menghindarkan seseorang dari

kerusakan jaringan gigi sehingga proses penuaan dapat diperlambat.

d. Kebiasaan Merokok

Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat

merokok. Mulut merupakan tempat awal terjadinya penyerapan zat-zat

hasil pembakaran rokok. Asap panas yang berhembus terus menerus

Page 26: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

26

25

kedalam rongga mulut merupakan rangsangan yang menyebabkan

perubahan aliran darah dan mengurangi sekresi saliva akibatnya rongga

mulut menjadi kering dan lebih anaerob, sehingga memberikan lingkungan

yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam plak. Selain itu

merokok juga dapat memggangu vaskularisasi rongga mulut sehingga

mempercepat penuaan rongga mulut.

e. Radiasi

Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan

mengikutsertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan

akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang

dirasa pasien sebagai nyeri pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya

cita rasa (taste). Keadaan ini seringkali diperparah oleh timbulnya infeksi

jamur pada mukosa lidah serta palatum. Pada minggu kedua terapi

sebelum terapi berakhir, beberapa sel tersebut mati, membrane mukosa

mulai kemerahan dan mengalami inflamasi (mukositis). Jika terapi

dilanjutkan, membrane mukosa yang terkena radiasi mulai mengalami

kerusakan, dengan membentuk lapisan, membran yang putih kekuning-

kuningan (lapisan epitel terdesquamasi). Kerusakan sel inilah yang

kemudian disebut degenerasi yang menyebabkan penuaan rongga mulut.

f. Faktor lingkungan

Berbagai macam kondisi lingkungan yang menjadi tempat hidup

seseorang akan mempengaruhi proses penuaan seseorang. Kondisi

lingkungan akan menyebabkan tubuh berusaha menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Semakin buruk kondisi lingkungan akan semakin keras pula

tubuh berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Semakin nbesar

tubuh beradaptasi akan mengakibatkan tubuh cepat mengalami kerusakan

dan kemunduran fungsi.

Page 27: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

27

26

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Proses menua adalah suatu proses yang alami dimana terjadi

kemunduran dan berkurangnya kemampuan sel dalam melaksanakan

berbagai fungsinya. Begitu juga penuaan yang terjadi di dalam rongga

mulut. Yaitu pada jaringan keras dan jaringan lunak di dalam rongga

mulut. Penuaan ini sendiri dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Dan dengan terjadinya penuaan ini akan membuat damapak

serta kelainan pada rongga mulut itu sendiri.

Page 28: Laporan Tut Stoma 1 Ke 3

28

27

DAFTAR PUSTAKA

Amar, Nazrul. 2011. Analisa Perubahan – Perubahan pada Mukosa Rongga

Mulut Akibat Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45

– 69 tahun di Medan Denai (Skripsi). Medan : USU.

F Peter, R Arthur, & L Jhon. 2005. Silabus Periodonti. Jakarta: EGC.

George, A., dkk. 1994. Buku Ajar Prostodonti Untuk Pasien Tak Bergigi Menurut

Boucher Edisi 10. Jakarta : EGC.

Greenberg, M.S ; A. Garfunkel. 2003. Burket’s Oral Medicine 10th edition.

Philadelphia : J.B. Lippincott Company.

Ian E.B ; Angus W. 1995. Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia. Jakarta : EGC.

Lestari S, dkk. 2005. Gambaran Perilaku dan Status Keseshatan Gigi dan Mulut

Lansia di Puskesmas Kemayoran Jakarta Pusat. Majalah Ilmiah

Kedokteran Gigi.

Loesche WJ, et al. 1995. Dental Findings in Geriatric Population with Diverse

Medical Backgrounds. Oral Surg Oral Med Oral Pathol.

J Hendra Eri. 2002. Proses Menua Sendi Temporomandibula pada Pemakai Gigi

tiruan Lengkap. Makassar : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

Kuntari, Dewi. 2002. Kelainan Jaringan Rongga Mulut pada Manula. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Miller, Carol A. 1999. Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice.

Philadepia: Lippincott.

Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan

Gerontik, ed 2. Jakarta: EGC.

Toni Setiabudhi dan Hardiwinoto. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari

Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.