laporan tugas eptm saidatul adnin 1311015046
DESCRIPTION
Matriks Laporan Tugas Epidemiologi Penyakit Tidak MenularTRANSCRIPT
LAPORAN TUGAS
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
“Kasus Penyakit Degeneratif Fibroadenoma mamae dan
Diabestes Mellitus”
Dosen Pengampu: Siswanto, M.Kes
Disusun Oleh:
Saidatul Adnin
1311015046
B 2013
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2015
RESPONDEN IAlamat : Jl. Pramuka 13 Rt.4 No.28A , Samarinda
JK : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Usia : 20 tahun (2015)
Status : Belum Menikah
Suku : Kutai
No Hp : 0852500158xx
Masalah : Tumor Payudara / Fibroadenoma Mamae (FAM)
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT (RAP)
Tahap Manusia Agent Lingkungan
Pra
Fibroadenome
Mamae
Responden merupakan seorang
siswa yang tergolong sibuk.
Karena itu pola hidup responden
yang tidak baik seperti jarang
berolahraga, kemudian
kesukaan makanan yang kurang
baik (tidak suka makan buah-
sayur, lebih menyukai soto dan
Responden memiliki bakat
terkena FAM karena faktor
keturunan yang diturunkan dari
nenek responden. Faktor genetik
tersebut belum menunjukkan
tanda-tanda kemunculan.
Sehingga responden masih
sehat.
Responden masih hidup
dilingkungan yang sehat, namun
telah terpapar oleh lingkungan,
seperti pola hidup yang tidak
sehat dan pola makan yang
kurang mengkonsumsi sayur
dan buah-buahan, namun
responden masih dalam
makanan ringan), membuat
responden lebih terpapar lagi
dengan resiko terkenanya FAM
namun dalam perjalanan tahap
ini responden belum merasa
sakit ataupun terdiagnosis
terkena FAM.
keadaan sehat dan tidak merasa
sakit sama sekali.
Saat
Fibroadenome
Mamae
Perjalanan tahap ini dimulai saat
responden berada di sekolah
tingkat pertama atau SMP,
responden masih memiliki
kesukaan makanan berupa soto,
padahal dirumah, orang tua
responden telah memasak
sayur-sayuran dan disediakan
buah-buahan. Hal ini lah yang
menjadi salah satu faktor timbul
dan berkembangnya tumor
pada tubuh responden.
Semakin hari benjolan di
payudara kanan responden
terus membesar, terutama saat
responden mengalami
mentruasi, benjolan tersebut
akan sangat cepat berubah
ukuran, hal ini disebabkan oleh
banyaknya hormon estrogen
yang diproduksi pada masa
menstruasi. Namun pada masa
setelah menstruasi
perkembangan jaringan tumor
Lingkungan responden juga
mempengaruhi timbulnya
penyakit FAM ini, dimana pada
masa SMA responden tidak
tinggal dengan orang tuanya,
responden yang jauh dari orang
tua terpapar oleh lingkungan
yang kurang sehat dan
makanan yang kurang sehat
pula, karena responden tinggal
di kos-kos an jadi responden
kebanyakan mengkonsumsi
Responden telah menyadari
adanya benjolan disekitar
payudara kanan, namun
responden tidak menganggap
hal tersebut adalah sebuah
penyakit. Karena pembiaran
yang dilakukan oleh responden
mengakibatkan pertumbuhan
tumor semakin besar, dan
ketika responden sudah
berkuliah,responden sudah
menyadari bahwa hal tersebut
adalah sebuah penyakit.
itu menjadi melambat. makanan dari luar, kemudian
akibat lingkungan yang sibuk
(jadwal sekolah padat)
responden juga jarang
berolahraga. Kemudian
responden juga mengalami
gangguan kecemasaan saat iya
jauh dari orang tuanya. Hal ini
lah yang memperparah keadaan
tubuh responden.
Pasca
Fibroadenome
Mamae
Setelah responden menyadari
bahwa hal tersebut adalah
sebuah kelainan yang bisa jadi
adalah sebuah penyakit.
Responden mengambil tindakan
memeriksakan diri ke dokter
dan setelah terdiagnosis,
Faktor genetik dari nenek
responden berperan aktif
menjadi pemicu muncul dan
makin berkembangnya tumor
yang ada di dalam tubuh
responden. Kemudian makanan
yang mengandung banyak
Lingkungan sekitar responden
berperan positif dalam
pemulihan pasca sakit yang
diderita responden, karena
lingkungan sosial responden
mendukung kesembuhan
responden, dan responden pun
responden melakukan operasi
pengangkatan tumor tersebut.
Hingga saat ini responden
dalam keadaan sehat dan dapat
melakukan aktivitas sepeti sedia
kala.
minyak dan lemak, seperti
goreng-gorengan juga membuat
penyakit ini akan muncul
kembali, maka responden
menjaga baikbaik pola hidup
dan pola makannya.
berada diantara orang-orang
yang berpengetahuan tnggi
sehingga dapat membantu
proses penyembuhan.
LEVEL PREVENTIONTahap Manusia Agent Lingkungan
Pra
Fibroadenome
Mamae
Responden melakukan
pencarian informasi mengenai
penyakit FAM dan bagaimana
pencegahannya. Selain itu
responden melakukan olahraga
dengan rutin dan menjaga pola
hidup. Pembinaan dari orang tua
dan dosen sangat membantu
pencegahan penyakit yang
kemungkinan menyerang
dirinya.
Karena responden memiliki
bakat tumor yang diturunkan
oleh nenek responden, maka
responden rutin melakukan
SADARI (periksa payudara
sendiri) paling tidak tiga bulan
sekali agar ketika muncul tanda-
tanda awal kelainan patologis
pada dareah yang mungkin
terserang tumor, responden
dapat cepat mengambil
Lingkungan yang berpendidikan
kesehatan dan banyaknya
sumber informasi baik dari
teman maupun dosen membuat
responden paham akan faktor
resiko, gejala, pencegahan
hingga pengobatan tumor yang
mungkin akan menyerangnya.
tindakan yang tepat untuk
menanggulanginya.
Saat
Fibroadenome
Mamae
Setelah responden tahu bahwa
ada tanda-tanda kelainan pada
jaringan payudara, maka
responden ke dokter untuk
memeriksakan kelainan
tersebut. Di lakukan tiga
pemeriksaan yaitu; cek darah,
mammografi dan FNAC. Setelah
diketahui bahwa ia terkena FAM,
maka responden mengikuti kata
dokter untuk dilakukan operasi
pengangkatan tumor payudara.
Setelah dilakukan operasi,
responden juga mulai merubah
kebiasaan makannya dengan
sedikit demi sedikit mengubah
kebiasaan tidak suka makan
buah - sayur menjadi sedikit
Jaringan tumor yang ada di
payudara kanan responden di
operasi agar tidak menyebar
dan berkembang lebih besar.
Keluarga sangat mendukung
responden agar responden mau
melakukan pemeriksaan dan
pengangkatan tumor yang ada
di dalam tubuh responden,
sehingga tumor tersebut tidak
bertambah parah dan
menimbulkan gangguan
kesehatan.
demi sedikit mau mengkonsumsi
buah-buahan dan sayur-
sayuran.
Pasca
Fibroadenome
Mamae
Responden yang telah berbekal
pengetahuan dari bangku
sekolah dan perkuliahannya
membuat responden lebih
berhati-hati terhadap pola hidup
dan konsumsi makanannya.
Responden saat ini lebih banyak
mengkonsumsi makanan sehat
seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan
Menyadari bahwa tidak
selamanya genetik akan
menimbulkan penyakit, hal ini
karena jika responden menjaga
pola hidup dan makan, maka
genetik tadi tidak akan timbul
menjadi penyakit. Kemudian
responden juga mengkonsumsi
suplemen dan obat dari dokter
untuk menunjang kesembuhan
dan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
Setelah dilakukannya operasi,
responden diberikan konseling
dan motivasi dari dokter agar
tetap semangat dalam
memulihkan kesehatan.
Keluarga juga melakukan
pengontrolan terhadap bahan
konsumsi yang dimakan oleh
responden dan menyarankan
responden untuk banyak
beristirahat.
FAKTOR RESIKO, FAKTOR PENCETUS, FAKTOR PENDORONGTahap Manusia Agent Lingkungan
Pra
Fibroadeno
me Mamae
Faktor
risiko
a) Kurang / tidak tahu Informasi
mengenai penyakit FAM
b) Pola konsumsi makanan yang
banyak mengandung kolesterol
dan lemak
c) Usia. Dimana usia remaja (<21
tahun) rentan terhadap tumor
d) Responden banyak
mengkonsumsi makan ber MSG
e) Responden tidak suka makan
buah dan sayur
a) Faktor keturunan dari
nenek responden
a) Lingkungan yang sibuk
dan tempat tinggal yang
jauh dari orang tua
membuat responden
stress
b) Kebersihan lingkungan
dan tubuh yang kurang
dijaga
Faktor
pencetus
a) Faktor kelalahan karena
padatnya jadwal sekolah
b) Daya tahan tubuh responden
melemah
a) Banyaknya jumlah
hormon estrogen
yang diproduksi saat
menstruasi
a) Perilaku hidup tidak
sehat karena lingkungan
sekitar yang sangat
sibuk mengakibatkan
responden kurang
olahraga sehingga daya
tahan tubuh lemah
b) Masa menunggu
pengumuman UN
membuat responden
stress dan kurang
menjaga kesehatan
Faktor
pendoron
g
a) Responden mencoba untuk
tidak panik saat mendekati
pengumuman hasil UN
- -
Saat
Fibroadeno
me Mamae Faktor
risiko
a) Kurangnya bekal pengetahuan
tentang tanda dan gejala FAM
b) Responden sering begadang
mengerjakan tugas
a) Konsumsi makan
berlemak dan
berkolesterol
a) Lingkungan sosial di
sekitar responden yang
tidak membiasakan diri
untuk memasak
menyebabkan pasien
selalu cari makan diluar
Faktor
pencetus
a) Tidak menyadari perubahan
fisiologis payudara
b) Menganggap benjolan pada
payudara kanan bukan penyakit
c) Daya tahan tubuh responden
menurun
a) Cepatnya jaringan
tumor
berkembangbiak
terutama pada masa
menstruasi
mengakibatkan
a) Ajakan teman-teman
untuk selalu jajan diluar
semakin besarnya
tumor yang ada pada
payudara responden
Faktor
pendoron
g
a) Responden mulai mencari
informasi mengenai apa itu FAM
b) Responden melakukan SADARI
c) Memeriksakan diri ke dokter
d) Lakukan cek darah, mamografi
dan FNAC
a) Makanan berlemak
dan berkolesterol
dihindari
a) Lingkungan yang
mendukung akses
informasi mudah
b) Mudahnya pelayanan
kesehatan untuk
dijangkau
c) Pelayanan rumah sakit
yang memuaskan
Pasca
Fibroadeno
me
Mamae(Kela
njutan
kehidupan)
Faktor
risiko
a) Masih seringnya responden
bergedang untuk
menyelesaikan tugas kuliah
a) Kemungkinan genetik
tumor masih ada
dalam diri responden
a) Responden yang masih
tinggal sendiri di kost-
kos’an
b) Masih cukup jauhnya
rumah sakit untuk
berkonsultasi
c) Lingkungan kuliah
(sibuk) yang memaksa
responden untuk terus
beraktivitas sehingga
dapat membuat
responden kelelahan
Faktor
pencetus- - -
Faktor
pendoron
g
a) Mengurangi makan makanan
yang ber MSG
b) Konsumsi makanan yang sehat
seperti sayur dan buah
c) Konsumsi vitamin dan
suplemen serta obat yang
diberikan dokter
a) Ketersediaan pelayanan
untuk berkonsultasi
b) Ajakan teman-teman
untuk berolahraga
c) Adanya UKM olahraga di
kampus responden
d) Alat komunikasi yang
canggih memudahkan
responden mengakses
informasi mengenai
pencegahan penyakit ini
RESPONDEN II
Nama : Aminah
Alamat : Jl. Jelawat, RT.23 No.73,Samarinda
JK : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Usia : 65 tahun (2015)
Status : Menikah
Suku : Banjar
No Hp : -
Masalah : Diabetes Mellitus
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT (RAP)Tahap Manusia Agent Lingkungan
Pra Diabetes
Mellitus
Responden adalah seorang ibu
rumah tangga, membuka jasa
catering dan merangkap
sebagai tukang jahit, hal ini
tentu membuat si responden
menjadi orang yang sangat
sibuk. Pola hidup responden
yang tidak baik seperti malas
berolahraga, kemudian
Responden dan kita semua
memiliki bakat terkena diabetes
karena di dalam tubuh kita
terdapat molekul-molekul
glukosa yang sewaktu-waktu
dapat meningkat drastis
tergantung dari pola prilaku,
kemudian makanan yang manis
merupakan agent utama yang
Responden hidup dilingkungan
yang sehat, namun telah
terpapar oleh berbagai faktor
yang dapat mengakibatkan si
responden sakit, seperti pola
hidup yang tidak sehat dan pola
makan yang sangat suka
mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak
kesukaan makanan yang
dominan manis seperti kue,
gemar minum teh, membuat
responden lebih terpapar lagi
dengan resiko terkenanya
penyakit diabetes, namun
dalam perjalanan tahap ini
responden belum merasa sakit
ataupun terdiagnosis terkena
diabetes.
dapat meiakkan kadar gula
dalam darah. Dalam tahap ini
belum menunjukkan tanda-
tanda kemunculan. Sehingga
responden masih sehat.
gula,kemudian tuntutan dari
lingkungan yaitu responden
adalah seorang ibu rumah
tangga dan wiraswasta catering
membuat responden kelelahan,
namun di tahap ini responden
masih dalam keadaan sehat dan
tidak merasa sakit sama sekali.
Saat Diabetes
Mellitus
Perjalanan tahap ini dimulai saat
responden berusia sekitar 30
tahunan, kesukaan responden
terhadap makanan manis tidak
juga berhenti, ditambah lagi
responden membuka jasa
catering, sehingga makanan
yang responden makan juga
kebanyakan adalah hasil
cateringan yang dominan manis
Karena kebiasaan responden
yang tidak berubah dalam
konsumsi makanan yang
mengandung banyak gula,
maka kadar gula dalam darah
meningkat secara drastis. Saat
gula darah dicek, terlihat bahwa
gula darah berada di kisaran
mencapai 700an mg/dl.
Lingkungan responden yang
tepat disebelah rumahnya
menjual berbagai macam kue,
menyebabkan responden tidak
dapat berhenti mengkonsumsi
kue-kue manis, dan lingkungan
adat (kebiasaan) orang
indonesia yang harus
mengkonsumsi nasi juga
memperparah diabetes
dan berkarbohidrat tinggi.
Sampai pada suatu saat setelah
responden mengkonsumsi kue
dan teh manis, tiba-tiba
responden merasa ada yang
aneh dengan tubuhnya. Ia
merasa seperti tubuhnya keram,
sering BAK, cepat merasa haus
dan berat badan menurun
drastis.
responden. Selain itu,
responden memiliki beban berat
sebagai ibu rumah tangga, ia
juga memiliki hipertensi yang
dapat memicu terjadinya
diabetes. setelah ia
terdiagnosis, para keluarga dan
kerabat, memberi dukungan
kepeda responden untuk
melakukan pengobatan medis
maupun alternatif
Pasca Diabetes
Mellitus
Karena responden dengan cepat
menyadari penyakitnya,
responden melakukan pencarian
pengobatan alternatif maupun
medis. Responden pun
mematuhi aturan dokter dan
mengikuti saran yang dberikan.
Keinginan yang kuat untuk
sembuh membuat responden
Gula darah yang awalnya
sangat tinggi (mencapai 700an
mg/dl), saat ini berkisar antara
160-18- mg/dl. Hal ini
menunjukkan ada kemajuan
dalam kadar gula dalam darah
responden. Hal ini karena
responden membatasi konsumsi
makanan yang mengandung
Lingkungan sekitar responden
berperan positif dalam
pemulihan pasca sakit yang
diderita responden, karena
lingkungan sosial responden
mendukung kesembuhan
responden, responden juga
berada dilingkungan yang
mudah untuk mengakses
memperbaiki poa makan dan
pola hidupnya, ia sekarang rajin
berolahraga dan mengurangi
konsumsi yang manis-manis,
responden juga menganti
makanan pokoknya dari nasi
menjadi kentang yang
kandungan gulanya kurang dll.
tinggi gula. pengetahuan tambahan serta
orang-orang disekitar responden
yang selalu mengingatkan
responden untuk menjaga kadar
gulanya. Sehingga saat ini
responden dapat beraktivitas
sebagaimana mestinya.
LEVEL PREVENTIONTahap Manusia Agent Lingkungan
Pra Diabetes
Mellitus
Responden melakukan
pencarian informasi mengenai
penyakit diabetes mellitus dan
bagaimana pencegahannya.
Selain itu responden
melakukan olahraga dengan
rutin dan menjaga pola makan
dengan tidak mengkonsumsi
makanan yang banyak
Karena semua orang memiliki
kadar gula darah yang dapat
berubah sewaktu-waktu maka,
responden harus menjaga pola
makannya, tidak erlalu banyak
mengkonsumsi makanan
bergua seperti batasi
pengkonsumsian teh dengan
gula dan juga kue-kue manis.
Respnden melakukan
pencegahan dengan tidak
tergiur oleh makanan / kue
yang dijual oleh tetangganya,
bukan berarti tidak boleh sama
sekali memakan kue, tapi
batasi jumlah konsumsi
makanan yang mengandung
gula.
mengandung gula.jjjj jjjjjjjjj
Saat Diabetes
Mellitus
Setelah responden tahu bahwa
ada gejala penyakit diabetes
mellitus, maka responden ke
dokter untuk memeriksakan
kadar gula dalam darahny,
agak tidak timbul penyakit
penyerta lainnya. Setelah itu,
responden diberi obat dan
responden pun mengikuti
perintah dokter untuk
mengkonsumsi obat tersebut.
Saat kadar gula dalam darah
responden tinggi, maka
responden langsung meminum
obat glibenclamit yang
diberkan dokter
Keluarga menyarankan
responden untuk segera
melakukan pemeriksaan kadar
gula dalam darah dan
pengobatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan
kesehatan lainnya yang akan
timbul .
Pasca Diabetes
Mellitus
Responden yang telah berbekal
pengetahuan dari berbagai
sumber membuat responden
lebih berhati-hati terhadap pola
hidup dan konsumsi
makanannya. Responden saat
ini lebih banyak mengkonsumsi
makanan rendah gula, seperti
Tidak lagi memakanan
makanan yang mengandung
kadar gula tinggi, seperti: kue-
kue manis, teh manis.
Setelah kadar gula dalam
darah responden menurun,
maka keluarga dan kerabat
membantu responden untu
menghindari makanan dan
faktor yang dapat membuat
penyakit tersebut datang
kembali, walaupun diketahui
kentang, buah-buahan dan jika
pun responden ingin
mengkonsumsi teh manis, ia
menggunakan gula yang
diperuntukkan khusus
penderita DM
bahwa DM tidak dapat sembuh
secara total.
FAKTOR RESIKO, FAKTOR PENCETUS, FAKTOR PENDORONGTahap Manusia Agent Lingkungan
Pra Diabetes
Mellitus
Faktor
risiko
a) Kurang / tidak tahu Informasi
mengenai penyakit DM
b) Pola konsumsi makanan yang
banyak mengandung gula
c) Usia. Dimana usia (>45 tahun)
rentan terhadap penyakit DM
d) Responden kurang berolahraga
a) Makanan yang
mengandung banyak
gula
a) Lingkungan yang sibuk
dan tuntutan pekerjaan
membuat responden
stress
b) Tuntutan pekerjaan
sebagai tukang jahit
yang mengharuskan
responden untuk duduk
terus
Faktor a) Faktor kelalahan karena a) Makanan manis; kue, a) Pekerjaan yang
pencetus
padatnya pesanan catering
b) Daya tahan tubuh responden
melemah
c) Tidak mendengarkan nasehat
dari keluarga sekitar
teh manis, sirup, dll mengharuskan
responden untuk cepat
menyelesaikan pesanan
catering yang memaksa
responden bekerja
duduk terus.
b) Kurang tegasnya
keluarga dalam
menasehati responden
Faktor
pendoron
g
- -
a) Lingkungan keluarga
yang berpendidikan
Saat
Diabetes
Mellitus Faktor
risiko
a) Kurangnya bekal pengetahuan
tentang gejala DM
a) Kebiasaan konsumsi
makanan manis yang
susah berubah
walaupun responden
sudah terdiagnosis
DM
a) Lingkungan pekerjaan
sebagai pengusaha
catering memebuat
responden sering
memakan kue yang
dibuatnya
Faktor
pencetus
a) Responden sering kerja lembur
dalam menyelesaikan jahitan
a) Konsumsi teh dan
kue-kue manis
b) Acara-acara arisan yang
disuguhkan kue-kue
b) Daya tahan tubuh responden
menurun
c) Hipertensi kambuh
yang manis
Faktor
pendoron
g
a) Responden mulai mencari
informasi mengenai
penanganan DM
b) Melakukan pengecekan gula
darah ke dokter -
a) Lingkungan yang
mendukung akses
informasi mudah
b) Mudahnya pelayanan
kesehatan untuk
dijangkau
c) Keluarga yang peduli
akan kesehatan
responden
Pasca
Diabetes
Mellitus(Kela
njutan
kehidupan)
Faktor
risiko
a) Kemungkinan
mengkonsumsi
makanan manis
masih tinggi sebab
responden masih
membuka jasa
catering
a) Tuntutan pekerjaan yang
memaksa responden
untuk terus beraktivitas
sehingga dapat
membuat responden
kelelahan
Faktor - - a) Anggota keluarga yang
pencetus
sibuk kerja sehingga
tidak ada yang
mengingatkan
responden membatasi
makan
Faktor
pendoron
g
d) Mengurangi makan makanan
yang mengandung banyak gula
e) Konsumsi obat yang diberikan
dokter
e) Ketersediaan pelayanan
kesehatan yang
memadai untuk
berkonsultasi
f) Dukungan dari keluarga
dan kerabat untuk
penyembuhan DM
g) Alat komunikasi yang
canggih
LAMPIRANResponden I
Alamat : Jl. Pramuka 13 Rt.4 No.28A , Samarinda
JK : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Usia : 20 tahun (2015)
Status : Belum Menikah
Suku : Kutai
No Hp : 0852500158xx
Masalah : Tumor Payudara / Fibroadenoma Mamae (FAM)
Faktor Resiko:
Keadaan responden yang sering stress Keturunan (Genetik)
Kurang olahraga Pengetahuan yang kurang
Faktor Pencetus:
Camilan berlemak dan digoreng KelelahanMSG
Tidak suka makan buah dan sayur
Faktor Pendorong:
Rajin olahraga Konsumsi buah & sayur Konsumsi vitamin
Motivasi keluarga Memeriksakan diri ke medisResponden II
Nama : Aminah
Alamat : Jl. Jelawat, RT.23 No.73,Samarinda
JK : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Usia : 65 tahun (2015)
Status : Menikah
Suku : Banjar
No Hp : -
Masalah : Diabetes Mellitus
Faktor Resiko:
Usia
Kurang gerak & olahraga Stress
Faktor Pencetus:
Makanan berkalori & bergula tinggi (kue & teh)
Hipertensi
Kelelahan
Faktor Pendorong:
Konsumsi makanan yang rendah gula
Konsumsi buah-buahan Rajin berolahraga Rutin ke dokt
Menambah pengetahuan Dukungan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M. N. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular cetakan ke-3.
Jakarta: Rineka Cipta
Lanywati, E. 2011. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Prasetyono, Dwi.2013. Daftar Tanda & Gejala Ragam Penyakit.
Yogyakarta: Flash book